• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN SITUS PRASEJARAH GOA KAMPRET SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH BAGI SISWA SMA SWASTA SWAKARYA SESUAI KTSP DI KABUPATEN LANGKAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN SITUS PRASEJARAH GOA KAMPRET SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH BAGI SISWA SMA SWASTA SWAKARYA SESUAI KTSP DI KABUPATEN LANGKAT."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN SITUS PRASEJARAH GOA KAMPRET

SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH BAGI SISWA SMA

SWASTA SWAKARYA SESUAI KTSP DI KABUPATEN

LANGKAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

JULIANI

NIM. 3112121001

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Juliani, NIM 3112121001, Pemanfaatan Situs Prasejarah Goa Kampret Sebagai Sumber Belajar Sejarah Bagi Siswa SMA Swasta Swakarya Sesuai KTSP di Kabupaten Langkat. Jurusan Pendidikan Sejarah. Program Studi Pendidikan Sejarah/S1 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena telah memberikan rahmat dan kasih-Nya, sehingga penulis akhirnya dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pemanfaatan Situs Prasejarah Goa Kampret Sebagai Sumber Belajar Sejarah Bagi Siswa SMA Swasta Swakarya

Sesuai KTSP di Kabupaten Langkat” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan memberikan motivasi, dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: Sejarah yang telah memberikan kelancaran dalam urusan akademik sehingga saya sebagai peneliti dapat menyelesaikan semuanya dengan sangat baik.

4. Bapak Syahrul Nizar S, M.Hum, M.A selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah memberikan kemudahan, kelancaran untuk urusan akademik dari awal kuliah sampai akhir perkuliahan.

5. Bapak Dr. Phil Ichwan Azhari, M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi penulis yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, masukan, kritik, pemikiran dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

(7)

7. Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A selaku Dosen Penguji ahli yang telah memberikan masukan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

8. Ibu Dra. Hafnita SD Lubis, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan baik.

9. Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan serta saran sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan baik.

10.Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta administrasi di Jurusan Pendidikan Sejarah UNIMED yang telah berbagi ilmu melalui proses belajar mengajar selama beberapa tahun ini, penulis ucapkan banyak terima kasih atas bimbingannya.

11.Teristimewa kepada kedua orangtuaku tercinta: Gimin dan Seni Wati terima kasih atas doa, harapan, dukungan, bimbingan, biaya, dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis selama ini. Kepada adikku: Isma Wati yang telah memberi doa dan semangat serta motivasi pada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

12.Kepada Kepala Sekolah SMA Swasta Swakarya Bapak Syahfrizal Tarigan, M.Pd beserta Dewan Guru SMA Swasta Swakarya dan Siswa/i SMA Swasta Swakarya khusunya Kelas X SMA.

13.Kepada informan penulis: Ibu Atek selaku Guru Sejarah, M. Imbran Penjaga Situs Goa Kampret, Bapak Ketut Wiradnyana yang sangat berjasa karena telah bersedia memberikan informasi yang membantu penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.

14.Kepada orang teristimewa saya Ahmad Awal Luddin, yang selalu ada disaat susah maupun senang, yang selalu ada menemani. Terimakasih atas waktu dan perhatiannya, dan juga kebersamaanya dan dukungannya selama ini.

(8)

Desi Jumanisa, S.Pd, Yusni Zubariah Silangit, S.Pd, Kurniawan Adha Soka, S.Pd, Wulan Agustini, S.Pd, Berkat Gea, S.Pd, Regina Siburian, S.Pd, Sister L Togatorop, S.Pd yang selalu menjadi tempat berbagi cerita dan berbagi kebahagiaan dan kesusahan dan selalu memberikan dukungan serta motivasi serta teman-teman lainnya Stambuk 2011 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namanya yang telah mengisi hari-hari penulis selama masa perkuliahan.

Skripsi ini bisa terselesaikan berkat doa, dukungan dan bantuan dari semua pihak. Kepada teman-teman dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu penulis ucapkan banyak terima kasih. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Penulis minta maaf atas kekurangan dan keterbatasan pada skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi pada penelitian selanjutnya.

Medan, Maret 2016

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 25

1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Langkat ... 25

2. Kependudukan ... 26

(10)

4. Pariwisata ... 27

5. Letak Situs Goa Kampret ... 28

B. Sejarah Situs Goa Kampret ... 30

Temuan di Situs Goa Kampret Berdasarkan Dari Hail Ekskavasi tahun 1990 oleh Tim BALAR ... 36

C. Cara Memanfaatkan Situs Prasejarah Goa Kampret Sebagai Sumber Belajar Sejarah Bagi Siswa SMA Swasta Swakarya Sesuai KTSP di Kabupaten Langkat ... 41

D. Pendapat Siswa Terhadap Pemanfaatan Situs Prasejarah Goa Kampret Sebagai Sumber Belajar Sejarah Bagi Siswa SMA Swasta Swakarya Sesuai KTSP di Kabupaten Langkat ... 56

1. Pendapat Siswa Terhadap Pemanfaatan Situs Prasejarah Goa Kampret Sebagai Sumber Belajar Sejarah Bagi Siswa SMA Swasta Swakarya Kelas X Diambil Dari Hasil Angket Yang Diberikan Kepada Siswa ... 56

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Situs adalah lokasi yang berada di darat atau di air yang mengandung Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan Struktur Cagar Budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu. Maka dari itu situs harus dilindungi, dipelihara dan dilestarikan.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh tim Balai Arkeologi Medan dengan melakukan penggalian (ekskavasi) oleh Ketut Wiradnyana dkk pada tahun 1999: Terdapat Situs Hoabinh yang ditemukan di dataran tinggi letaknya di Desa Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat tepatnya di lereng pegunungan bukit barisan. Situs yang terletak pada ketinggian 180 mdpl ini berada di sekitar Goa Kampret. Menyisakan tinggalan alat batu yang memiliki ciri morfologis dan teknologis sama dengan budaya Hoabinh. Keletakan Goa Kampret berada pada lereng pegunungan Bukit Barisan dan di sekitarnya berupa lingkungan hutan dengan Sungai Bahorok yang berjarak sekitar 100 meter. Yang merupakan kehidupan manusia pada masa Praaksara pada zaman mesolitik sampai ke zaman neolitik.

(12)

para wisatawan yang selama ini hanya sekedar mengunjungi goa tersebut dengan hanya melihat-melihat saja atau untuk tempat kemping atau hal lainnya tetapi diharapkan wisatawan dapat juga dapat memahami sejarah dari situs Goa Kampret tersebut.

Selain itu dapat juga bermanfaat dalam instansi pendidikan untuk menumbuhkan jati diri atau berbagai hal lainnya dengan melakukan kunjungan langung ke situs Goa Kampret oleh para guru, siswa/i ataupun mahasiswa/i yang sampai sekarang belum pernah dilakukan. Maka dalam hal ini, perlu adanya diselenggarakan kujungan bagi para guru, siswa/i untuk melakukan kunjungan langsung ke situs Goa Kampret.

Dengan adanya situs tersebut selain sebagai objek pariwisata dapat juga dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah, maka dalam hal ini jika dikaitkan antara kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan adanya Situs Prasejarah Goa Kampret berdasarkan silabus SMA kelas X, Situs Goa Kampret ini masuk kedalam Standar Kompetensi (SK): Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah, Kompetensi Dasar (KD): Mendeskripsikan Tradisi Sejarah dalam Masyarakat Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara dan Indikator Pencapaian: Mengidentifikasi Tradisi Masyarakat Masa Praaksara.

(13)

maupun masyarakat umum, dengan melakukan kunjungan langsung ke situs Goa Kampret yang terletak di Desa Bukit Lawang.

Peserta didik atau siswa/i dapat melihat dan merasakan gambaran dari kehidupan manusia pada masa praaksara serta mengetahui dan memahami secara jelas bagaimana kehidupan manusia pada masa praaksara. Mengingat menentukan strategi pembelajaran adalah suatu hal yang penting bagi proses belajar mengajar agar terwujudnya pembelajaran yang efektif.

Dalam proses belajar mengajar ada saatnya siswa perlu diajak keluar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. Hal ini bukan sekedar rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajaran dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan sebagai karya wisata ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari/menyelidiki sesuatu seperti meninjau museum, situs dan perkebunan.

Teknik ini digunakan karena memiliki tujuan diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihat dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran. Roestiyah (2008:85-86)

(14)

menyukseskan implementasi kurikulum. Pertama: membawa sumber belajar kedalam kelas dan kedua: membawa kelas ke lapangan tempat sumber belajar berada.

Dalam pemanfaatan sumber belajar yang kedua ini maka dapat diambil contoh misalnya situs, apabila kita mau menggunakan situs sebagai sumber belajar tidak mungkin membawa situs tersebut ke dalam kelas, oleh karenanya ita harus mendatangi situs tersebut. Pemanfaatan sumber belajar dengan cara yang kedua ini dapat dilakukan dengan metode karyawisata, hal ini dilakukan terutama untuk mengefektifkan biaya yang dikeluarkan.

Pada awal 2006 uji coba KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) di hentikan, kemudian muncullah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran). Disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang selanjutnya ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Pemendiknas) nomor 22, 23 dan 24 tahun 2006.

(15)

Berdasarkan masalah tersebut penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang “Pemanfaatan Situs Prasejarah Goa Kampret Sebagai

Sumber Belajar Sejarah Bagi Siswa SMA Swasta Swakarya Sesuai KTSP Di Kabupaten Langkat”

B. Identifikasi Masalah

1. Pengetahuan masyarakat lokal mengenai sejarah situs Goa Kampret yang terletak di Desa Bukit Lawang.

2. Peranan masyarakat atas pemeliharan dan pemanfaatan situs Goa Kampret yang terletak di Desa Bukit Lawang.

3. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka melestarikan peninggalan bersejarah di Desa Bukit Lawang.

4. Pengembangan situs Goa Kampret sebagai objek pariwisata dan dalam dunia pendidikan.

5. Persepsi siswa/i terhadap pemanfaatan Situs Goa Kampret Di Desa Bukit Lawang.

6. Pemanfaatan situs Goa Kampret sebagai sumber belajar sejarah bagi Siswa SMA.

C. Pembatasan Masalah

(16)

Sebagai Sumber Belajar Sejarah Bagi Siswa SMA Swasta Swakarya Sesuai KTSP Di Kabupaten Langkat”.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah situs Goa Kampret di Desa Bukit Lawang?

2. Bagaimana cara memanfaatkan situs prasejarah Goa Kampret sebagai sumber belajar sejarah bagi Siswa SMA Swasta Swakrya di Kabupaten Langkat?

3. Bagaimana pendapat siswa terhadap pemanfaatan situs Goa Kampret sebagai sumber belajar sejarah bagi Siswa SMA Swasta Swakrya di Kabupaten Langkat?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan penulis di atas, adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah situs Goa Kampret di Desa Bukit Lawang.

2. Untuk memanfaatkan Situs Goa Kampret di Desa Bukit Lawang Sebagai Sumber belajar sejarah.

(17)

F. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian jika tujuan diatas tercapai adalah untuk :

1. Memberi gambaran dan informasi kepada siapapun tentang sejarah Goa Kampret yang akan dapat digunakan bagi pengetahuan masyarakat tempatan akan muatan lokal mengenai sejarah Goa Kampret.

2. Untuk membuka kepedulian pemerintah dan masyarakat dalam melindungi, memelihara, dan mengelola situs Goa Kampret.

3. Memperkenalkan Situs Goa Kampret di Desa Bukit Lawang kepada masyarakat umum dan masyarakat setempat pada khusunya bahwa ada peninggalan bersejarah yang sangat berharga.

4. Untuk membangun kecintaan bagi siapapun terhadap peninggalan bersejarah yaitu Situs Goa Kampret di Desa Bukit Lawang.

5. Sebagai penambah wawasan dan bahan pembelajaran bagi para guru bahwa di Kabupaten Langkat terdapat Situs berupa Goa yang terletak di Desa Bukit Lawang yang merupakan bekas tempat tinggal atau aktifitas manusia purba pada masa praaksara.

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan, sebagai berikut:

1. Goa Kampret merupakan tempat aktifitas manusia pada masa praksara pada zaman mesolitik sampai ke neolitik dibuktikan dengan ditemukannya artefak, tulang serta gerabah dan memiliki ciri berbudaya hoabinh. Mengingat pada zaman praaksara manusia sering bertempat tinggal di goa-goa dan pinggir pantai serta hidup berpindah-pindah. Goa Kampret tergolong pada periode masa mesolitik sampai ke masa neolitik. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya artefak yang menunjukkan ciri budaya mesolitik (kapak batu) sampai kepada ciri budaya neolitik (gerabah). Selain itu sebaran situs ini diindikasikan berbudaya Hoabinh dengan ditemukannya artefak batu yang ditemukan di permukaan situs. Dari morfologis dan teknologi artefak batu yang ditemukan tersebut memiliki kesamaan dengan morfologi dan teknologi peralatan batu yang berbudaya Hoabinh.

(19)

melakukan pembelajaran dengan metode karyawisata agar penggunaan metode karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, masa persiapan guru perlu menetapkan; perumusan tujuan harus jelas, keperluan menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi, untuk merundingkan segala sesuatu, penyusunan perencanaan yang matang, membagi tugas dan menyiapkan sarana. Kedua, Masa pelaksanaan karya wisata; memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama, memberi petunjuk, pengarahan serta penyampaian materi, mengawasi siswa serta siswa harus memenuhi tugas sesuai tanggung jawabnya. Dan Ketiga, masa kembali dari karya wisata; mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil dari karya wisata, Mengerjakan tugas serta menarik kesimpulan yang diperoleh.

(20)

Praaksara. Sehingga Situs Goa Kampret dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah bagi siswa SMA sesuai KTSP khusunya di kelas X.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan hasil penelitian berikut ini diuraikan saran penelitian:

1. Untuk meningkatkan peranan situs Goa Kampret agar dapat dikenal oleh masyarakat luas, sebaiknya perlu kerja sama antara pemerintah dan masyarakat setempat untuk memperkenalkan dan mengembangkannya. 2. Dari hasil penelitian yang dilakukan perlu banyak hal yang dilakukan

untuk menjadikan situs prasejarah Goa Kampret dijadikan sebagai sumber belajar sejarah. Mengingat kondisi didalam goa tersebut tidak terawat. Serta jalan menuju ke situs Goa Kampret mencapai 45 menit, dan kondisi jalan menuju Goa Kampret untuk masuk kedalam juga sangat sulit. Maka dalam hal ini, untuk melestarikan situs Goa Kampret tersebut tidak dapat dilakukan seorang saja.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2008. Metode Penelitian Arkeologi. Jakarta Selatan : Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional Ketut Wiradnyana, dkk. 1998. Laporan Penelitian Arkeologi Survey Gua-gua

di Bukit Lawang dan Sekitarnya, Kecamatan Bahorok, Kabupaten

Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Medan : BALAR

Ketut Wiradnyana, dkk. 1999. Laporan Penelitian Arkeologi Ekskavasi situs

Gua Kampret Tahap II di Desa Bukit Lawang Kec. Bahorok,

Kab.Langkat, Sumatera Utara. Medan : BALAR

Koentjaraningrat. 2010. Manusia dan Kebudayaan di Indnesia. Jakarta : Djambatan

Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Muzamiroh, Mida Latifatul. 2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013: Kelebihan

dan kekurangan kurikulum 2013. Kata Pena

Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana

Sjamsuddin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Penerbit Ombak Sugiono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : ALFABETA

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cgar Budaya

Wiradnyana, Ketut. 2011. Pra Sejarah : Sumatera Bagian Utara Kontribusinya

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan situs makam Ki Ageng Selo dalam kegiatan pembelajaran sejarah berbasis sejarah lokal terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMA

Maka dapat disimpulkan bahwa museum Lingga dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah bagi Siswa SMA sesuai Kurikulum 2013 di Kabupaten Dairi... Latar

Hasil penelitian menunjukkan: (1) pemanfaatan situs sejarah Loyang Mendale sebagai sumber belajar dengan menggunakan metode karya wisata yaitu metode atau cara

ABSTRAK PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL SEJARAH LOKAL BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH BAGI SISWA SMA NEGERI 2 NGAGLIK SLEMAN Noveriska Arningsih Daeli

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) koleksi di Museum Prasejarah Trinil yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber dan media pembelajaran sejarah dan

Penyadaran makna nilai-nilai sejarah kepada siswa-siswa Sekolah Dasar terhadap peninggalan purbakala Situs Gua Pawon melalui jalur media massa seperti surat kabar, radio,

Situs Sanghyang Permana Balaniksa merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Galuh Kawasen yang memiliki nilai sejarah. Situs ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar oleh

Strategi pemanfaatan situs tersebut sebagai sumber belajar sejarah di SMA Kabupaten Demak dapat dilakukan dengan cara survey, field trip dan mengundang narasumber, factor-faktor yang