SKRIPSI
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN
LABA PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
Endy Diyanta Sitepu
100523029
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
ABSTRACT
FINANCIAL RATIO EFFECT ON GROWTH EARNINGS IN THE MINING COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study aimed to examine the effect of financial ratios to earnings growth in the mining company listed on the Indonesia Stock Exchange. The population used in this study are all mining companies listed on the Indonesian Stock Exchange by 17 companies while the samples were taken by 9 companies. The sampling technique is done by purposive sampling. Data collection techniques using the documentation , where the financial report fiscal year 2008 to 2011 are used to calculate the changes in financial ratios and changes in earnings growth.
The data in this study is a type of panel data is analyzed using panel data regression model of the Fixed Effect Model ( FEM ) is considered appropriate in this study because the model has an intercept different equations or constant on each individual. Through Eviews 7 software, first tested for normality and test redundant fixed effect to determine whether the data are normally distributed and used to determine the suitability of the fixed effect model for this study. Further data processing is done to obtain the results of this study.
The results showed that simultaneous variables Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover and Return on Equity significant effect on earnings growth in mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Partial, only the variable current ratio and return on equity that significantly influence earnings growth. Addition of value on show through the coefficient of determination indicates that the variable Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover and Return on Equity afford members an explanation for the variable profit growth of 44.81 % .
ABSTRAK
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi yang digunakan didalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 17 perusahaan sedangkan sampel diambil sebanyak 9 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, dimana data laporan keuangan tahun buku 2008 sampai dengan 2011 digunakan untuk menghitung perubahan rasio keuangan dan perubahan pertumbuhan laba.
Data didalam penelitian ini merupakan jenis data panel yang dianalisis dengan menggunakan model regresi data panel yakni model Fixed Effect (FEM) yang dinilai sesuai dalam penelitian ini oleh karena model tersebut memiliki intercept persamaan yang berbeda-beda atau tidak konstan pada setiap individu. Melalui software Eviews 7, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji redundant fixed effect untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal dan untuk mengetahui kesesuaian model fixed effect terhadap penelitian ini. Selanjutnya proses pengolahan data dilakukan untuk memperoleh hasil dari penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return on Equity berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Secara Parsial, hanya variabel Current Ratio dan Return On Equity yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Selain itu dari nilai yang di tunjukkan melalui koefisien determinasi menunjukkan bahwa variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return on Equity mampu member penjelasan terhadap variabel pertumbuhan laba sebesar 44,81%.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan pada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh
karena berkat dan rahmatNya saya dibantu untuk menyelesaikan skripsi yang
merupakan tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana dalam unversitas dimana
saya menimba ilmu. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat krusial bagi
mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana pada program strata 1 Fakultas
Ekonomi Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Rasio
Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
Tentunya tanpa ada dukungan yang baik, baik dari segi material maupun
rohani maka proses penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan semestinya.
Oleh karena itu, izinkan saya untuk menyampaikan rasa terima kasih saya kepada
berbagai pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan proses penulisan
skripsi ini terutama:
1) Ayah saya Maslan Sitepu dan Ibu saya Katarina Sembiring yang telah
memberikan dukungan baik berupa moril maupun materil kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
2) Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M, Ec.Ac, Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3) Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec dan Bapak Drs. Syahrir Hakim
Nasution, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Ekonomi
4) Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D dan bapak Paidi Hidayat, SE,
M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi
Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5) Bapak Syarif Fauzie, SE, M.Ak, Ak selaku Dosen Pembimbing penulis
yang telah bersedia meluangkan banyak waktu dengan memberikan
masukan dan saran dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
6) Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, M.Si sebagai Dosen pembaca Penilai
yang telah memberikan saran dan masukan bagi penulis dalam
penyempurnaan skripsi ini.
7) Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M. Si selaku Dosen Wali yang telah
memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.
8) Ibu Dr. Murni Daulay, SE, M.Si selaku Dosen Penasehat Akademik.
9) Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Departemen Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yang telah mendidik dan
memberikan banyak ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi
penulis.
10) Seluruh Pegawai dan Staff Administrasi Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah
membantu penulis dalam peneyelesaian kelengkapan administrasi skripsi
ini.
11) Teman-teman angkatan 2010 di ekonomi Pembangunan yang memberikan
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan peneliti selanjutnya.
Medan, September2013
Penulis
Endy Diyanta Sitepu
DAFTAR ISI
ABSTRACT……….… i
KATA PENGANTAR ……… iii
DAFTAR ISI ……….….. v
DAFTAR TABEL ………...…………...… viii
DAFTAR GAMBAR ……….. ix
DAFTAR LAMPIRAN ……….………. x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1
1.2 Perumusan Masalah ………... 5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ………... 7
2.1.1 Pengertian Laba ... 7
2.1.2 Jenis-Jenis Laba ... 7
2.1.3 Pengertian Pertumbuhan Laba ... 8
2.2 Rasio Keuangan ... 8
2.2.1 Pengertian Rasio Keuangan ... 8
2.2.2 Manfaat Rasio Keuangan ... 9
2.3 Analisis Rasio Keuangan ... 12
2.3.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 12
2.3.2 Kegunaan Analisis Rasio Keuangan ... 13
2.3.3 Keterbatasan Rasio Keuangan ... 13
2.4 Penelitian Terdahulu ... 14
2.5 Kerangka Konseptual ... 17
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ... 19
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 19
3.3 Batasan Operasional ... 19
3.4 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Peneliti... 20
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 23
3.6 Jenis dan Sumber Data ... 24
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 25
3.8 Metode Analisis Data ... 25
3.9 Uji Redundant Fixed Effect ... 29
3.10 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 29
3.10.1 Uji Normalitas ... 30
3.10.2 Multikolinieritas ... 31
3.10.3 Autokorelasi ... 31
3.10.4 Heterokedastisitas ... 32
3.11 Test of Good Fit ... 33
3.11.1 Koefisien Determinasi ... 33
3.11.2 Uji F-Statistik ... 33
3.11.3 Uji T-Statistik ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 37
4.2 Analisis Deskriptif Statistik ... 37
4.3 Uji Redundant Fixed Effect ... 41
4.4 Uji Asumsi Klasik ... 41
4.4.1 Uji Normalitas ... 41
4.4.2 Uji Multikolinieritas ... 42
4.4.3 Uji Heterokedastisitas ... 43
4.4.4 Uji Autokorelasi ... 43
4.5 Intepretasi Hasil Estimasi ... 43
4.5.1 Pengaruh Variabel Current Ratio terhadap Variabel Pertumbuhan Laba…... 44
4.5.2Pengaruh Variabel Debt to Equity Ratio terhadap Variabel Pertumbuhan Laba ... 44
4.5.3Pengaruh Variabel Inventory Turnover terhadap Variabel pertumbuhan laba... 44
4.6 Test of Good Fit ... 45
4.6.1 Koefisien Determinasi ... 45
4.6.2 Uji F-Statistik ... 45
4.6.3 Uji T-Statistik ... 47
4.6.3.1 Variabel Current Ratio ... 48
4.6.3.2 Variabel Debt to Equity Ratio... 49
4.6.3.3 Variabel Inventory Turnover ... 50
4.6.3.4 Variabel Return on Equity ... 52
4.7 Analisis Pembahasan ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 57
5.2 Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 60
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
2.1 Daftar Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 16
3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 22
3.2 Daftar Sampel Perusahaan ... 24
4.1 Analisis Deskriptif Statistik ... 38
4.2 Tabel Uji Redundant Fixed Effect ... 41
4.3 Tabel Uji Normalitas ... 42
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1 Gambar Kerangka Konseptual ... 17
3.1 Gambar Pengambilan Keputusan Uji F-Statistik ... 34
3.2 Gambar Pengambilan Keputusan Uji T-Statistik ... 36
4.1 Gambar Pengambilan Hasil Uji F-Statistik ... 47
4.2 Gambar Pengambilan Hasil Uji T-Statistik (CR) ... 49
4.3 Gambar Pengambilan Hasil Uji T-Statistik (DER) ... 50
4.4 Gambar Pengambilan Hasil Uji T-Statistik (IT) ... 51
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Judul Halaman
1 Data Penelitian ... 61
2 Analisis Deskriptif ... 63
3 Uji Normalitas ... 64
4 Uji Redundant Fixed Effect ... 65
5 Model Regresi FEM ... 66
ABSTRACT
FINANCIAL RATIO EFFECT ON GROWTH EARNINGS IN THE MINING COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study aimed to examine the effect of financial ratios to earnings growth in the mining company listed on the Indonesia Stock Exchange. The population used in this study are all mining companies listed on the Indonesian Stock Exchange by 17 companies while the samples were taken by 9 companies. The sampling technique is done by purposive sampling. Data collection techniques using the documentation , where the financial report fiscal year 2008 to 2011 are used to calculate the changes in financial ratios and changes in earnings growth.
The data in this study is a type of panel data is analyzed using panel data regression model of the Fixed Effect Model ( FEM ) is considered appropriate in this study because the model has an intercept different equations or constant on each individual. Through Eviews 7 software, first tested for normality and test redundant fixed effect to determine whether the data are normally distributed and used to determine the suitability of the fixed effect model for this study. Further data processing is done to obtain the results of this study.
The results showed that simultaneous variables Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover and Return on Equity significant effect on earnings growth in mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Partial, only the variable current ratio and return on equity that significantly influence earnings growth. Addition of value on show through the coefficient of determination indicates that the variable Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover and Return on Equity afford members an explanation for the variable profit growth of 44.81 % .
ABSTRAK
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi yang digunakan didalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 17 perusahaan sedangkan sampel diambil sebanyak 9 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, dimana data laporan keuangan tahun buku 2008 sampai dengan 2011 digunakan untuk menghitung perubahan rasio keuangan dan perubahan pertumbuhan laba.
Data didalam penelitian ini merupakan jenis data panel yang dianalisis dengan menggunakan model regresi data panel yakni model Fixed Effect (FEM) yang dinilai sesuai dalam penelitian ini oleh karena model tersebut memiliki intercept persamaan yang berbeda-beda atau tidak konstan pada setiap individu. Melalui software Eviews 7, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji redundant fixed effect untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal dan untuk mengetahui kesesuaian model fixed effect terhadap penelitian ini. Selanjutnya proses pengolahan data dilakukan untuk memperoleh hasil dari penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return on Equity berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Secara Parsial, hanya variabel Current Ratio dan Return On Equity yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Selain itu dari nilai yang di tunjukkan melalui koefisien determinasi menunjukkan bahwa variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return on Equity mampu member penjelasan terhadap variabel pertumbuhan laba sebesar 44,81%.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan yang di buat oleh perusahaan
terdiri dari berberapa jenis, tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan
keuangan tersebut. Penyusanan laporan keuangan terkadang disesuaikan juga
dengan kondisi perubahan kebutuhan perusahaan perusahaan artinya jika tidak
ada perubahan dalam laporan tersebut tidak perlu dibuat serta laporan keuangan
menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu
periode. Sebagai contoh laporan dalam peraktiknya secara umum ada 5 macam
jenis laporan keuangan yang bisa disusun, terdiri; 1) Neraca,2) Laporan laba
rugi,3) Laporan perubahan modal,4) Laporan arus kas,5) Laporan catatan atas
laporan keuangan.
Laporan keuangan dibuat agar dapat digunakan untuk suatu kegunaan
yang penting dalam menganalisis kesehatan ekonomi perusahaan
Menurut Jumingan (2006:4) hasil dari tindakan pembuatan ringkasan data
keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan di tafsirkan untuk
kepentingan manajemen.
Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk
menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah yang lain.
Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor
untuk membuat keputusan atau perimbangan tentang pencapaian perusahaan dan
prospek pada masa yang akan datang. Salah satu cara proses dan
penginterprestasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relative
maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu
dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.
Menurut Kasmir (2008:104) rasio keuangan merupakan kegiatan
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara
membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara
satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar
komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang di
perbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun berberapa
periode. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio
keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan
datang. Pengukuran dan hubungan satu pos lain dalam laporan keuangan yang
tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti
dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya
memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula
analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan.
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah memperoleh laba. Akan tetapi
(2008:113) pengertian laba adalah kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu
periode akuntansi. Kemampuan menghasilkan laba yang maksimal pada suatu
perusahaan sangat penting karena pada dasarnya pihak-pihak yang berkepentingan
misalnya investor dan kreditor mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan
kemampuan perusahaan yang terlihat dari kinerja manajemen dalam
menghasilkan laba dimasa mendatang. Pertumbuhan laba diperoleh akan
mengindikasikan adanya peningkatan kinerja perusahaan. Penting bagi pemakai
laporan keuangan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan laba karena akan
menetukan besarnya tingkat pengembalian kepada pemegang saham atau bagi
calon investor untuk mengambil keputusan apakah akan melakukan investasi di
perusahaan tersebut.
Adapun rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kefektivan
dan koefisienan dari aktivitas perusahaan sehingga dapat memprediksi
pertumbuhan laba di Tahun ini, rasio yang digunakan adalah Current Ratio, Debt
to Equity Ratio, Inventory Turnover dan Return to Equity.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain oleh Indah Widya
Ningsih (2010), menguji pengaruh rasio lancar (current ratio) debt to asset ratio,
debt to equity ratio, perputaran total aktiva (return on assets), gross profit margin
dan perputaran persediaan (inventory turnover) terhadap pertumbuhan laba
perusahaan manufaktur industri makanan dan minuman periode 2006 sampai
dengan 2009. Hasil penelitian menunjukkan current ratio, debt to equity ratio,
debt to asset ratio, total asset turn over, return on asset, return on equity, gross
pertumbuhan laba secara simultan dan secara parsial hanya current ratio, total
asset turnover dan inventory turnover yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
laba.
Evy Melinda (2010) meneliti pengaruh rasio keuangan terhadap
pertumbuhan laba perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Rasio yang digunakan adalah Debt ratio, Net Profit
Margin, Inventory Turnover dan Return On equity. Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2006 sampai dengan 2008 yang berjumlah 35 perusahaan.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling
dan diperoleh 33 perusahaan sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan Debt
Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover dan Return On equity berpengaruh
terhadap pertumbuhan laba dan secara parsial hanya Debt Ratio yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan laba.
Meythi (2005) meneliti rasio keuangan yang paling baik untuk
memprediksi pertumbuhan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ.
Rasio yang di gunakan adalah Total asset turnover, Net Profit Margin, Gross
Profit Margin dan Return On Equity, Sampel yang digunakan adalah perusahaan
sektor basik dan chemical periode 2000 sampai dengan 2003, Hasil faktor analisis
menunjukkan bahwa Return On Equity berpengaruh positif signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Rasio Turn Asset Turnover, Net Profit Margin dan Gross
Dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut temuan-temuan
empiris mengenai rasio keuangan dalam Current Ratio, Debt to Equity Ratio,
Inventory Turnover dan Return on Equity.
Sampel yang di pilih adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2008 s/d 2011. Untuk itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia “.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut, apakah rasio keuangan (Current
Ratio,Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover dan Return on Equity)
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba naik yang akan datang secara simultan
maupun parsial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh Current Ratio,
Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover dan Return On Equity. Terhadap
pertumbuhan laba secara simultan maupun secara parsial pada perusahaan
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini berguna untuk :
a) Penulis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai masalah yang di
teliti sehingga di peroleh gambaran yang lebih jelas dalam penerapan teori
ekonomi dengan yang terjadi di lapangan.
b) Investor
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan sebelum melakukan investasi.
c) Perusahaan
Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menjalankan operasi
perusahaan yang dapat memperngaruhi laba perusahaan.
d) Penelitian
Dapat menjadi bahan referensi yang dapat dipergunakan sebagai dasar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Laba
Laba merupakan elemen yang paling penting menjadi perhatian pemakai
karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja
perusahaan secara keseluruhan. Menurut Harahap (2001:267) yang di maksud
dengan laba adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari
transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu.
Sedangkan pengertian laba menurut Suwardjono (2008:464) laba dimaknai
sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti
laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat
kegiatan produksi dan penyerahan barang / jasa)
2.1.2 Jenis-jenis laba
Laba merupakan salah satu hal yang paling penting dalam sebuah
perusahaan, Chariri dan Ghozali (2003:214) menyebutkan bahwa laba memiliki
beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:
1. Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi.
2. Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi
perusahaan pada periode tertentu,
3. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman
4. Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis
yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu, dan
5. Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan
dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.
2.1.3 Pengertian Pertumbuhan Laba
Pertumbuhan laba dapat digunakan untuk menilai bagaimana kinerja suatu
perusahaan. Pertumbuhan laba merupakan merupakan kenaikan laba atau
penurunan laba per tahun. Indikator perubahan laba yang digunakan dalam
penelitian ini adalah laba sebelum pajak, tidak termasuk item extra ordinary dan
discontinued operation. Penggunaan laba sebelum pajak sebagai indikator
perubahan laba dimaksudkan untuk menghindari pengaruh penggunaan tarif pajak
yang berbeda antar periode yang dianalisis, Alasan mengeluarkan item extra
ordinary dan discontinued operation dari laba sebelum pajak adalah untuk
menghilangkan elemen yang mungkin meningkatkan perubahan laba yang
mungkin tidak akan timbul dalam periode yang lainnya.
Maka dalam memprediksi pertumbuhan laba dalam penelitian ini
menggunakan rumus pertumbuhan laba bersih.
��������ℎ��
����
=
���� ����� ℎ��ℎ�� �−���� ����� ℎ��ℎ�� �−1���� ����� ℎ��ℎ�� �−1
2.2. Rasio Keuangan
2.2.1 Pengertian Rasio Keuangan
Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan
angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun dalam mata uang
asing. Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti jika
hanya dilihat satu sisi saja, artinya jika hanya dengan melihat apa adanya.
Angka-angka ini akan menjadi lebih baik apabila dapat kita bandingkan Angka-angka-Angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan setelah melakukan perbandingan, dapat
disimpulkan posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode tertentu,
Perbandingan ini kita kenal dengan nama analisis rasio keuangan.
Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering
digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraaan yang terdapat
pada laporan keuangan sehingga kondisi keuangan dan hasil operasi suatu
perusahaan dapat di interpretasikan.
2.2.2 Manfaat Rasio Keuangan
1. Rasio Likuiditas
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka pendek yang berupa
hutang-hutang jangka pendek. Fungsi lain resiko likuiditas adalah untuk
menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan
maupun di dalam perusahaan.
Untuk mengukur rasio keuangan secara lengkap, dapat menggunakan
jenis-jenis rasio likuiditas yang ada. Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat
digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan, yaitu :
2) Rasio sangat lancar (quick ratio)
3) Rasio kas (cash ratio)
4) Rasio perputaran kas
5) Inventory to net working capital
Salah satu rasio likuiditas yang menjadi fokus penelitian ini adalah
Current Ratio. Rumus untuk menghitungnya adalah :
Current Ratio =
������ ������ ������ ������2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan di biayai dengan utang. Artinya berapa besar
beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam
arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan.
Dalam praktik nya, terdapat beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering
digunakan perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas
yaitu :
a) Debt to asset ratio (debt rasio)
b) Debt to equity ratio
c) Long term debt to equity ratio
d) Current liabilities to net worth
e) Times interest earned
g) Fixed charge coverage
Salah satu rasio solvabilitas yang menjadi fokus penelitian ini adalah Debt
to equity ratio. Rumus untuk menghitungnya adalah :
Debt to Equity Ratio=
����� ����� �������3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam
menggunakan atau memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Misalnya, kita
mengukur efektivitas sebuah perusahaan dalam memanfaatkan asetnya.
Singkatnya dengan rasio ini kita bisa mengukur tingkat efisiensi perusahaan
dalam memanfaatkan asset untuk menghasilkan pendapatan.
Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio aktivitas, yaitu :
a) Perputaran piutang (Receivable turn over)
b) Hari rata-rata penagihan piutang (Days of Receivable)
c) Perputaran persediaan (Inventory turn over)
d) Hari rata-rata penagihan persediaan (Days of inventory)
Rasio aktivitas yang menjadi fokus dalam penelitian inventory turn over.
Rumus yang digunakan adalah :
Inventory Turnover =
����� ����� ��������� ���� −���� ����������4. Rasio Profitabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan
tersebut. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari
pendapatan investasi.
Dalam praktiknya, jenis-jenis rasio profitabilitas yang digunakan di dalam
perusahaan adalah :
a) Profit margin (profit margin on sales)
b) Return on investment (ROI)
c) Return on equity (ROE)
d) Laba per lembar saham
e) Rasio profitabilitas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Return
On Equity (ROE), Rumus untuk menghitungnya adalah :
Return On Equity = ���� ����� ℎ
����� �������
2.3 Analisis Rasio Keuangan
2.3.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan salah satu teknik dalam menganalisa
laporan keuangan yang banyak digunakan untuk menilai kinerja keuangan yang
banyak digunakan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Analisis
rasio keuangan dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang
terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Rasio keuangan
dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa mengenai baik
atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Setelah itu kita
dapat menilai kinerja Manajemen dalam periode tertentu apakah mencapai target
2.3.2 Kegunaan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio tidak hanya berguna untuk pihak intern perusahaan, tetapi
juga untuk pihak luar. Analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab
berbagai pertanyaan tentang keadaan perusahaan. Selain itu, dengan
membandingkan rasio keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau
terhadap rata-rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya
penyimpangan. Menurut Alwi (1998) ada 3 kelompok utama pengguna laporan
keuangan, yaitu ;
a) Bagi pihak intern (perusahaan), analisis rasio keuangan akan memberikan
sebuah informasi bermanfaat mengenai kelemahan dan kekuatan
perusahaan di bidang financial, sehingga perusahaan dapat
menggunakannya untuk mengatasi kelemahan dan memaksimalkan
kekuatan.
b) Bagi calon investor, analisis rasio keuangan akan membantu dalam
melakukan pengambilan keputusan investasi secara tepat (layak atau tidak
untuk membeli saham perusahaan).
c) Bagi calon kreditur, analisis rasio keuangan akan membantu dalam
melakukan pengambilan keputusan kredit secara tepat (layak atau tidak
untuk memberikan kredit kepada perusahaan).
2.3.3 Keterbatasan Rasio Keuangan
Walaupun rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi dan kegunaan
yang cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, bukan berarti
yang sesungguhnya. Artinya kondisi sesungguhnya belum tentu terjadi seperti
hasil perhitungan dibuat. Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan
juga memiliki keterbatasan dan kelemahan. Menurut Syahyunan (2004:82-83) ada
beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan, yaitu :
a) Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang
di analisis apabila perusahaan tersebut bergerak di berberapa bidang usaha.
b) Perbedaaan medote akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang
berbeda. Misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian
persediaan.
c) Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi
oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil maipulasi.
d) Informasi rata-rata industry adalah data umum dan hanya merupakan hasil
manipulasi.
2.4 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain oleh Indah Widya
Ningsih (2010) dengan menguji pengaruh rasio lancar (current ratio), debt to
equity ratio, perputaran total aktiva (return on assets). Margin laba kotor dan
perputaran persediaan terhadap pertumbuhan laba perusahaan manufaktur industri
manufaktur industri makanan dan minuman periode 2006-2009. Hasil penelitian
menunjukkan current ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, total asset
turnover, dan return on asset, return on equity, gross profit margin dan inventory
secara parsial hanya current ratio, total asset turnover dan inventory turnover
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Evy Melinda (2010) meneliti pengaruh rasio keuangan terhadap
pertumbuhan laba perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Rasio yang digunakan adalah Debt ratio, Net Profit
Margin, Inventory Turnover dan Return On equity. Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2006 sampai dengan 2008 yang berjumlah 35 perusahaan.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling
dan diperoleh 33 perusahaan sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan Debt
Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover dan Return On equity berpengaruh
simultan terhadap pertumbuhan laba dan secara parsial hanya Debt Ratio yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Penelitian yang terdahulu yang dilakukan oleh Meythi (2005) meneliti
rasio keuangan untuk memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Rasio yang digunakan adalah
Total Asset Turnover, Net Profit Margin, Margin Laba Kotor, dan Return On
Equity. Sampel yang digunakan adalah perusahaan sector basik dan chemical
periode 2000-2003. Hasil analisis menunjukan bahwa Return on Equity
berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan laba. Rasio Total asset
turnover, Net profit margin dan Gross profit margin berpengaruh secara simultan
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
NO Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian Variabel yang digunakan
Hasil Penelitian
1 Widya
Ningsih (2010) Pengaruh Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI
Current Ratio, Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets
Turnover, Return on Assets, Gross Profit Margin, Return on Equity, dan
Inventory Turnover
Hasil penelitian
menunjukkan current ratio , debt to equity ratio, debt to asset ratio, total asset turn over, return on asset , return on equity , gross profit margin dan inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba secara simultan dan secara parsial hanya current ratio, total asset turn over dan inventory turnover yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
2 Evy
melinda (2010) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Debt Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, dan Return on Equity
Hasil penelitian
menunjukkan Debt Ratio, Net Profit Margin,
Inventory Turnover dan Return On equity berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan laba dan secara parsial hanya Debt Ratio yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
3 Meythi
(2005)
Rasio Keuangan yang Paling Baik untuk
Memprediksi Pertumbuhan Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEJ
Total Asset
Turnover, Net Profit Margin, Gross Profit Margin, dan Return on Equity
2.5 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Rasio Likuiditas(Current Ratio)
(X1)
Rasio Solvabilitas(Debt to Equity Ratio)
(X2)
Rasio Aktivitas(Inventory Turn over)
(X3)
Rasio Profitabilitas(Return On Equity)
(X4)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Setiap perusahaan wajib menerbitkan laporan keuangan setiap tahunnya
karena laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan. Kinerja perusahaan yang baik salah satunya dapat dilihat dari
kemampuannya dalam menghasilkan laba yang tinggi. Untuk dapat menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba maka dilakukan analisis Pertumbuhan Laba
[image:31.595.102.524.176.565.2]terhadap laporan keuangan perusahaan salah satunya adalah analisis rasio.
Analisis rasio menunjukkan hubungan antara pos-pos yang terpilih dari data
laporan keuangan sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan
secara finansial. Dalam penelitian ini yang menjadi variable independen adalah
analisis rasio keuangan yang terdiri dari Current Ratio, Debt to Equity Ratio,
Inventory Turnover dan Return On Equity. Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah pertumbuhan laba.
2.6 Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara atas perumusan masalah dimana masih
diperlukan uji empiris (empirical test) atas tingkat kebenarannya.
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penulis membuat hipotesis
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H1: Variabel Current Ratio berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan
laba.
2. H2: Variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap variabel
pertumbuhan laba.
3. H3: Variabel Inventory Turnover berpengaruh terhadap variabel
pertumbuhan laba.
4. H4: Variabel Return On Equity berpengaruh terhadap variabel
pertumbuhan laba.
5. H5: Variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian
Metode penelitian merupakan suatu metode yang di dalamnya terkandung
langkah-langkah dan prosedur yang digunakan untuk pemecahan masalah melalui
pengujian hipotesis secara empiris terhadap informasi yang diterima. Informasi
dan data yang tepat sesuai dengan permasalahan yang dibahas akan
memungkinkan penggambaran hasil kesimpulan yang lebih presisi dan berkualitas
(Evriyanti,2012). Proses pengolahan data akan dijelaskan secara rinci pada bab
ini.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2008 sampai dengan 2011. Peneliti
mengumpulkan data melalui website Bursa Efek Indonesia yait
dan website perusahaan terkait.
3.3 Batasan Operasional
Penelitian ini memiliki berberapa keterbatasan baik dari jumlah sampel
yang digunakan, periode penelitian, namun faktor-faktor yang di teliti.
1. Penelitian ini terbatas hanya menganalisis perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Periode penelitian yang diamati terbatas karena hanya mencakup tahun
2008 sampai dengan 2011.
3.4 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba bersih dari
setiap perusahaan yang dipilih menjadi sampel. Pertumbuhan laba perusahaan
menyatakan berapa besar peningkatan laba perusahaan setiap tahun.
Pertumbuhan Laba= ��������� ℎ��ℎ�� t−���� ����� ℎ��ℎ���−1
��������� ℎ��ℎ���−1
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variable yang menjadi sebab terjadinya atau
terpengaruhnya variable dependen. Dalam penelitian ini, variable independen
yang digunakan peneliti adalah rasio keuangan yang terdiri dari Current Ratio,
Debt to Equity Ratio, Inventory Turnover dan Return On Equity
a. Current Ratio (Variable independen X1)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya atau utang yang segera
jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan (Kasmir,2008). Current Ratio
dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Current Ratio =
������ ������ ������ ������b. Debt to Equity Ratio(Variable independen X2)
Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.
Rasio di cari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang
modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir,2008). Rasio ini dapat
dihitung dengan rumus yaitu :
Debt To Equity Ratio =
����� ����� ������� (������)c. Inventory Turnover (variable independen X3)
Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam
sediaan ini berputar dalam suatu periode. Rasio ini dikenal dengan nama rasio
perputaran sediaan. Semakin kecil rasio ini, semakin jelek demikian pula
sebaliknya (Kasmir,2008). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Inventory Turnover =
����� ����� ��������� ���� −���� ����������d. Return On Equity (variabel independen X4)
Rasio yang mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri,
rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio
ini, semakin baik. Artinya pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula
sebaliknya (Kasmir,2008). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Tabel 3.1
Defenisi Operasional dan Pengukuran variable Penelitian
Jenis Variabel
Nama Variabel
Defenisi Pengukuran Skala
Variabel Dependen Pertumbu han Laba Kenaikan laba atau penurunan laba pertahun
Laba bersih tahunt-1
Laba bersih tahunt-Laba bersih tahunt-1 Rasio
Variabel Independen Current Ratio (QR) Debt to Equity Ratio Inventory Turnover Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid.
Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio di cari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini membandingkan antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan.
Current Ratio
=
������ ������ ������ ������Debt to Equity Ratio = ����������
�������
Inventory Turnover =
����� ����� ��������� ���� −���� ����������
Rasio
Rasio
Return On Equity
Rasio yang mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen.
Return On Equity = ���������ℎ ������������
Rasio
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Metode pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan teknik purposive sampling. Menurut (Sugiyono,2006) Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kuantitas
dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI selama tahun 2008 sampai
dengan 2011 yaitu sebanyak 17 perusahaan. Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Kriteria pengambilan
sampel penelitian adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008 sampai
dengan 2011.
2. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor
independen dan telah dipublikasikan pada tahun 2008 sampai dengan
3. Perusahaan tersebut memperoleh laba selama tahun 2008 sampai dengan
2011
Berdasarkan Kriteria yang telah ditetapkan diatas, maka diperoleh
perusahaan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 9 perusahaan. Dari 17
perusahaan yang dijadikan populasi yang memenuhi kriteria sebanyak 9, maka
sampel yang digunakan sebanyak 9 perusahaan, sampel tersebut dapat terlihat
[image:38.595.115.510.313.482.2]pada tabel dibawah ini ;
Tabel 3.2
Daftar Sampel Perusahaan
No Kode Nama Perusahaan
1 ADRO Adaro Energy Tbk
2 ANTM Aneka Tambang (persero) 3 BYAN Bayan Resources Tbk 4 INCO Vale Indonesia Tbk
5 ITMG Indo Tambangnya Megah Tbk 6 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk 7 MEDC Medco Energi International Tbk 8 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 9 PTRO Petrosea Tbk
3.6 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan berupa data sekunder yaitu data yang diperoleh
dalam bentuk yang sudah jadi dan tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut
seperti laporan keuangan tahunan. Data sekunder yang diperoleh meliputi studi
pustaka yaitu melakukan pengumpulan data pendukung dari bursa efek Indonesia.
Menurut (Umar,2003). data sekunder merupakan data primer yang telah diolah
lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya
sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain. Data sekunder diperoleh
3.7 Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan peneliti adalah
studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa catatan –
catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan
penelitian ini. Data penelitian diperoleh dari media internet dengan cara
mengunduh laporan keuangan perusahaan – perusahaan pertambangan yang
diperlukan dalam penelitian ini melalui situs
3.8 Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis dengan
bantuan software Eviews 7, dengan terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik
sebelum melakukan pengujian hipotesis. Tujuan utama dari analisis data adalah
meringkas data dalam bentuk yang mudah dipahami dan mudah ditafsirkan,
sehingga hubungan antar problem penelitian dapat dipelajari dan diuji.
1. Metode Analisis Deskriptif Statistik
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
mengumpulkan, mengklasifikasikan dan meninterpretasikan data penelitian
sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai keadaaan perusahaan
yang sedang diteliti.
2. Metode Analisis Data Panel
Nama lain dari panel data adalah poll data, kombinasi data time series dan
cross section, micropanel data, longitudinal data, analisis even history dan
analisis cohort (Gurajati, 2003). Data panel atau pooled data merupakan
informasi baik yang terkait dengan variable-variabel cross section maupun time
series, data panel secara substansial mampu menurunkan masalah omitted
variables, model yang mengabaikan variabel yang relevan (Wibisono, 2005).
Untuk mengatasi interkorelasi di antara variabel-variabel bebas yang pada
akhirnya dapat mengakibatkan tidak tepatnya penaksiran regresi, metode data
panel lebih tepat untuk digunakan (Griffiths, 2001).
Data panel memiliki beberapa kelebihan dibanding data time series
maupun data cross section. Kelebihan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Panel data memiliki tingkat heterogenitas yang lebih tinggi. Hal ini karena
data tersebut melibatkan beberapa individu dalam beberapa waktu.
Dengan data panel kita dapat mengestimasi karakteristik untuk setiap
individu berdasarkan heterogenitasnya.
2. Data panel mampu memberikan data yang lebih bervariasi dan memiliki
tingkat kolienaritas yang rendah. Hal ini karena menggabungkan data time
series dan data cross section.
3. Data panel cocok untuk studi perubahan dinamis karena data panel pada
dasarnya adalah data cross section yang diulang-ulang(series).
4. Data panel mampu mendeteksi dan mengukur pengaruh yang tidak dapat
di observasi dengan data time series murni atau data cross section murni.
5. Data panel mampu mempelajari model perilaku yang lebih kompleks.
Untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel – variabel independen
terhadap variabel dependen dalam data panel, maka terdapat beberapa model
1. Fixed Effect Model (FEM)
Metode ini memungkinkan adanya perubahan pada intercept (α) pada
setiap I (individu). Sementara itu, slope koefisien dari regresi tidak berbeda pada
setiap individu dan waktu.
Yit = α + βXit+ γ2W2t + γ3W3t + … + γNWNt + δ2Zi2+ δ3Zi3+ … + δTZiT + εit
Dimana :
Yit : Variabel terikat untuk individu ke-I dan waktu ke-t
Xit : Variabel bebas untuk individu ke-I dan waktu ke-t
Wit dan Yit : Variabel Dummy2
2. Random Effect Model (REM)
Random effect model (REM) menunjukkan perbedaan karakteristik antara
individu dan waktu yang diakomodasikan pada error dari model. Mengingat
komponen yang mempunyai kontribusi pada pembentukan error, yaitu individu
dan waktu, maka random error pada REM juga perlu diurai menjadi error untuk
komponen individu, error komponen waktu dan error gabungan.
Persamaan REM diformulasikan sebagai berikut :
Yit = α+βXit + εit ;
εit = ų1 + νt + Wit
Dimana :
νt` : Komponen error time series ~ N (0, σν2);
Wit : Komponen error gabungan ~ N (0, σW2);
REM bisa di estimasi dengan OLS bila σų2 = σν2 = 0. Kalau tidak
demikian, REM perlu diestimasi dengan metode lain. Pada umumnya dalam suatu
penelitian model yang dimasukkan dalam pengujian data panel hanya
menggunakan satu model saja, apakah FEM atau REM ?
Dengan demikian model fixed efect merupakan model yang dipilih dalam
penelitian ini, alasannya karena keunggulan dari model ini adalah model ini dapat
membedakan efek individual dan efek waktu, ditambah model ini memiliki
asumsi bebas dari gejala autokorelasi.
Dalam penelitian ini model regresi fixed effect yang digunakan adalah:
Y = f (X1,X2,X3,X4)………(1)
Kemudian fungsi tersebut ditransformasikan kedalam model persamaan
regresi linear berganda (multiple regression) dengan spesifikasi sebagai berikut:
Yi t = α + βX1it+ βX2it + βX3it + βX4it + µ ………..…(2)
Dimana:
i : perusahaan sektor pertambangan t : tahun (2008 sampai dengan 2011)
Y : Pertumbuhan laba
α : Intercept
β1, β2,β3, β4 : Koefisien regresi
X1 : Current ratio
X2 : Debt to equity ratio
X3 : Inventory turnover
X4 : Return on equity
Bentuk hipotesisnya secara sistematis adalah sebagai berikut:
δY > 0, artinya jika kenaikan pada X1 (current ratio), maka Y (pertumbuhan
δX1 laba) mengalami kenaikan.
δY > 0, artinya jika kenaikan pada X2 (debt to equity ratio), maka Y
δX2 (pertumbuhan laba) mengalami kenaikan.
δY > 0, artinya jika kenaikan pada X3 (inventory turnover), maka Y
δX3 (pertumbuhan laba) mengalami kenaikan.
δY
3.9 Uji Redundant Fixed Effect
> 0, artinya jika kenaikan pada X4 (return on equity), maka Y
δX4 (pertumbuhan laba) mengalami kenaikan.
Dikarenakan model yang dipilih dalam penelitian ini adalah model fixed
effect, maka perlu diketahui apakah model ini baik digunakan dalam penelitin ini
melalui uji Redundant Fixed Effects–Likelihood Ratio. Model fixed effect dapat
disimpulkan sesuai dalam penelitian ini jika hasil uji tersebut menunjukkan hasil
antara lain koefisien chi-square signifikan pada α = 10 % (koefisien chi-square <
0.10)
3.10 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Bukan merupakan sesuatu yang mengherankan jika pada saat penelitian
terdapat masalah pada analisis regresi. Gujarati (2003) dalam Wibisono (2012)
berpendapat bahwa agar suatu hasil estimasi regresi linear tersebut tidak bias dan
efisien maka terdapat beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi sebagaimana
dengan yang dijabarkan dibawah ini :
2. Terdapat nilai rata-rata nol (zero mean value of disturbance) pada residual
variabel penggangu (µ).
3. Homoskedastisitas yang konstan pada varian dari µ.
4. Diantara variabel penggangu (µ) tidak terdapat gejala autokorelasi.
5. Tidak boleh terdapat gejala multikolinieritas.
6. Distribusi dari variabel penganggu (µ) harus bersifat normal atau
stokastik.
7. Kovarian antara variabel independen (Xi) dan variabel penggangu (µ)
adalah nol.
3.10.1 Uji Normalitas
Model regresi yang memiliki kriteria BLUE (Best Linier Unbiased
Estimator) adalah metode regresi dengan pola distribusi data yang normal atau
yang mendekati mormal. Maka untuk mengetahui pola persebaran data variabel
dependen dan independen maka dilakukanlah uji normalitas terhadap data
penelitian. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode
Jarque-Berra Test yang dilakukan dengan menghitung skewness dan kurtosis. Untuk
memperoleh nilai JB hitung, maka digunakan rumus:
J-B hitung =
���+
�
�−� ���
�
Dimana :
S = Skewness
K = Kurtosis
Jika nilai propability Jarque-Berra hitung > 0.10 maka Ha diterima, artinya
3.10.2 Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah alat untuk mendeteksi gejala korelasi antar
variabel independen. Nilai R-square, F-hitung, t-hitung serta standart error dapat
dijadikan acuan untuk mendeteksi gejala multikolinieritas (Evriyanti,2012).
Multikolinieritas dapat dideteksi dengan :
1. Standart error tidak terhingga
2. Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori
3. R2 sangat tinggi akan tetapi tidak ada satupun t-statistik yang signifikan
pada α = 5%, α = 10% dan α = 1%
3.10.3 Autokorelasi
Jika terjadinya autokorelasi dalam model regresi disebabkan bahwa
terdapatnya korelasi antara variabel error term (µ) antar waktu. Asumsi dari
model regresi linier klasik adalah error term pada pengamatan lain tidak
berpengaruh terhadap error term yang berhubungan dengan observasi.
E(uiuj) = 0 i≠j
Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala autokolerasi dalam suatu model
regresi, maka terdapat cara-cara dibawah ini:
1. Dengan menggunakan atau memplot grafik (scatter-plot).
2. Dengan uji Durbin-Watson (D-W test).
Rumus D-W test adalah sebagai berikut:
D-hitung
=
∑(��−��−1)2
∑ �2�
H0= ρ = 0 (tidak ada autokorelasi)
Ha = ρ ≠ 0 (ada autokorelasi)
Dalam uji D-W terlebih dahulu harus ditentukan besarnya nilai kritis dari
Du dan d1. Berdasarkan jumlah dari variabel independen, jika hipotesis nol
menyatakan bahwa tidak terjadi autokorelasi, maka:
1. Jika DW < dt, maka H0 ditolak, terdapat gejala autokorelasi dalam suatu
model regresi.
2. Jika du < DW < 4 – du, maka H0 diterima, berarti tidak terdapat gejala
autokorelasi dalam suatu model regresi.
3. Jika d1 ≤ DW ≤ du atau 4 – du ≤ DW 4 – d1, berarti tidak terdapat
kesimpulan dalam pengujian ini.
Akan tetapi, karena model regresi yang dipilih dalam penelitian ini adalah
model FEM, maka uji autokorelasi tidak perlu dilakukan karena model FEM
menganut asumsi bebas dari masalah autokorelasi (Pratomo dan Hidayat,2007)
3.10.4 Heterokedastisitas
Terkadang dalam estimasi OLS terdapat penyimpangan yang
menyebabkan error term yang dihasilkan tidak konstan, penyimpangan ini
dinamakan gejala heterokesdastisitas. Akibatnya, model regresi yang dihasilkan
tidak efisien dan mampu memberikan gambaran yang tidak benar dalam
perumusan kesimpulan hasil penelitian. Jadi untuk mengetahui ada tidaknya
gejala heterokesdastisitas maka dapat dilakukan dengan metode uji White (White
test). Model regresi diasumsikan mengandung gejala heterokedastisitas jika nilai
kepercayaan tertentu (α). Akan tetapi pada model data panel, estimasi yang
dihasilkan pada model persamaan menggunakan metode coefficient Covariance
Method – White Cross Section, sehingga hasil estimasi yang ditunjukkan terbebas
dari gejala heterokedastisitas.
3.11 Test of Goodness Fit (Uji Kesesuaian) 3.11.1 Koefisien Determinasi (R-Square)
Koefisien determinasi (R-Square) dilakukan untuk melihat seberapa besar
kemampuan variabel independen secara bersama mampu memberi penjelasan
terhadap variabel dependen dimana nilai R2 berkisar 0 sampai 1 (0<R2<1).
3.11.2 Uji F-Statistik
Uji F-Statistik (Uji Serentak) ini adalah pengujian yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh antara seluruh variabel independen secara serentak
(bersama-sama) terhadap variabel dependen. Untuk pengujian ini digunakan
prosedur sebagai berikut :
Hipotesis :
Ho : β1 =β2= β3 = β4 = 0 (tidak berpengaruh)
Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0 (berpengaruh)
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai hitung dengan
F-tabel. Jika F-hitung > F-tabel maka Ho ditolak, yang berarti variabel independen
secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-hitung dapat
diperoleh dengan rumus :
F
*=
�� / (k – 1)
Dimana : R2 = koefisien determinasi
k = jumlah variabel independen ditambah intercept dari suatu model
persamaan
n = jumlah sampel
Kriteria pengambilan keputusan :
Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, Ho diterima (F*<Ftabel) artinya variabel independen
secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata
terhadap variabel dependen.
Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0, Ha diterima (F*>Ftabel) artinya variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap
variabel dependen.
Ho diterima
Ha diterima
Gambar 3.1
3.11.3 Test t-Statistik
Uji t-Statistik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk
mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak
terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan. Dalam
uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut :
Ho: bi = b
Ha : bi ≠ b
Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke-I nilai parameter
hipotesis, b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel Xi terhadap Yi.
Bila nilai hitung > t-tabel maka tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal ini
berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata
(signifikan) terhadap variabel dependen. Nilai t-hitung diperoleh dengan :
t
*=
(��−�) ���
Dimana :
Bi : koefisien variabel ke-i
b : nilai koefisien nol
Sbi : simpangan buku dari variabel independen ke-i
Kriteria pengambilan keputusan :
Ho : β1 = 0, Ho diterima (t* < ttabel) artinya variabel independen secara parsial
tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Ha : β1 ≠ 0, Ho diterima (t* > ttabel) artinya variabel independen secara parsial
Ha diterima Ha diterima
Ho diterima
0 Gambar 3.2
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian yang dilakukan setelah
permasalahan diidentifikasi dan telah melewati segala tahap-tahap pengolahan
data untuk menciptakan suatu model permasalahan untuk dianalisis lebih lanjut.
Didalam penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan sektor pertambangan dari
populasi perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI selama 2008
sampai dengan 2011 setelah dilakukan purposive sampling untuk di teliti
pengaruh Current ratio (CR), Debt to equity ratio (DER) , Inventory Turnover
(IT) dan Return on equity (ROE) terhadap Pertumbuhan laba.
4.2 Analisis Deskriptif Statistik
Metode analisis deskriptif statistik terlebih dahulu digunakan guna
memberikan gambaran dari data statistik yang diperoleh dari hasil estimasi
melalui software eviews 7. Deskripsi data statistik perusahaan sektor
pertambangan selama periode 2008 sampai dengan 2011 akan disajikan dalam
analisis ini.
Didalam penelitian ini, metode analisis deskriptif ini memberikan
gambaran melalui penyajian nilai mean, median, nilai minimum, nilai maksimum
dan nilai standar deviasi dari masing-masing variabel. Melalui tabel dibawah ini
Tabel 4.1
Tabel Analisis Deskriptif Statistik Keterangan Pertumbuhan
laba
Current ratio
Debt to equity ratio
Invenroty Turnover
Return on equity
Mean 1.1201 3.0408 0.9355 17.401 24.771
Median 0.5178 2.0500 0.7650 10.875 23.120
Maksimum 10.304 10.640 2.3800 63.490 68.510
Minimum -0.8983 0.5600 0.2100 4.3400 1.0400
Standard Deviasi 2.1369 2.3671 0.6161 15.744 16.569
Sumber: data olahan eviews 7 , lampiran 2
1. Variabel Pertumbuhan Laba (Y)
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa jumlah pengamatan
pada sampel perusahaan sektor pertambangan yang telah terdaftar di BEI dalam
penelitian ini selama periode 2008 sampai dengan 2011 yang terdiri dari 4 time
series dan 9 cross section. Mean atau nilai rata-rata variabel pertumbuhan laba
pada perusahaan sektor pertambangan dari tahun 2009 sampai dengan 2011
adalah sebesar 1.1201. Perusahaan sektor pertambangan yang memiliki
pertumbuhan laba terbesar adalah PTRO pada tahun 2010 dengan nilai maksimum
10.3043 dan perusahaan dengan pertumbuhan laba terkecil adalah MEDC pada
tahun 2011 dengan nilai minimum sebesar -0.0072. Nilai mean pada variabel
pertumbuhan laba pada perusahaan sektor pertambangan yakni 1.1201 lebih kecil
dari nilai standard deviasinya yang sebesar 2.1369. akan tetapi karena terdapat
perbedaaan (gap) yang tidak terlalu jauh anatar nilai mean dengan standar deviasi
ditambah dengan hasil uji normalitas yang menunjukkan bahwa data variabel ini
berdistribusi normal, jadi masih bisa disimpulkan bahwa data variabel
pertumbuhan laba masih merupakan data yang baik dan cocok untuk dimasukkan
2. Variabel Current Ratio (CR) (X1)
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa mean atau nilai
rata-rata variabel CR pada perusahaan pertambangan dari tahun 2008 sampai dengan
2011 adalah sebesar 3.0408. Perusahaan sektor pertambangan yang memiliki CR
terbesar adalah ANTM pada tahun 2011 dengan nilai maksimum sebesar 10.64
dan perusahaan dengan CR terkecil adalah BYAN pada tahun 2008 dengan nilai
minimum sebesar 0.56. Nilai mean pada variabel CR pada sektor pertambangan
yakni 3.0408 lebih besar dari nilai standar deviasinya yang sebesar 2.3671.
Artinya data variabel CR dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan
merupakan data yang baik dan cocok untuk dimasukkan dalam model estimasi.
3. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) (X2)
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa mean atau variabel
DER pada perusahaan sektor pertambangan dari tahun 2008 sampai dengan 2011
adalah sebesar 0.9355. Perusahaan sektor pertambangan yang memiliki DER
terbesar adalah BYAN pada tahun 2008 dengan nilai maksimum sebesar 2.38 dan
perusahaan dengan DER terkecil adalah INCO pada tahun 2010 dengan nilai
minimum sebesar 0.3. Nilai mean pada variabel DER pada perusahaan
pertambangan sektor pertambangan yakni 0.9355 lebih besar dari nilai standar
deviasinya yang sebesar 0.6161. Artinya data variabel DER dapat disimpulkan
bahwa data yang digunakan merupakan data yang baik dan cocok untuk
4. Variabel Inventory Turnover (IT) (X3)
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa mean atau variabel IT
pada perusahaan sektor pertambangan dari tahun 2008 sampai dengan 2011
adalah sebesar 17.401. Perusahaan sektor pertambangan yang memiliki IT
terbesar adalah ADRO pada tahun 2009 dengan nilai maksimum sebesar 63.49
dan perusahaan dengan IT terkecil adalah ANTM pada tahun 2011 dengan nilai
minimum sebesar 4.34. Nilai mean pada variabel DER pada perusahaan
pertambangan sektor pertambangan yakni 17.401 lebih besar dari nilai standar
deviasinya yang sebesar 15.744. Artinya data variabel IT dapat disimpulkan
bahwa data yang digunakan merupakan data yang baik dan cocok untuk
dimasukkan dalam model estimasi.
5. Variabel Return On Equity (ROE) (X4)
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa mean atau variabel
ROE pada perusahaan sektor pertambangan dari tahun 2008 sampai dengan 2011
adalah sebesar 24.771. Perusahaan sektor pertambangan yang memiliki ROE
terbesar adalah KKGI pada tahun 2011 dengan nilai maksimum sebesar 68.51 dan
p