• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Profitabilitas dan Nilai Pasar terhadap Harga Saham dengan Struktur Modal sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Property, Real Estate dan Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Profitabilitas dan Nilai Pasar terhadap Harga Saham dengan Struktur Modal sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Property, Real Estate dan Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PROFITABILITAS DAN NILAI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI

VARIABEL PEMODERASI PADA PERUSAHAAN PROPERTY, REAL ESTATE DAN BUILDING

CONSTRUCTION YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

WINNY 110503152

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Pengaruh Profitabilitas dan Nilai Pasar terhadap Harga Saham dengan Struktur Modal sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Property, Real Estate dan Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 24 Maret 2015 Yang membuat pernyataan,

Winny

(3)

ABSTRAK

PENGARUH PROFITABILITAS DAN NILAI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL

PEMODERASI PADA PERUSAHAAN PROPERTY, REAL

ESTATE DAN BUILDING CONSTRUCTION YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas dan nilai pasar terhadap harga saham dengan struktur modal sebagai variabel pemoderasi pada perusahaan property, real estate dan building construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan property, real estate dan building construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian tahun 2011, 2012, dan 2013. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 37 perusahaan. Data diperoleh dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia mengenai data perusahaan, laporan kinerja perusahaan, laporan keuangan dan tahunan, serta buku-buku referensi internet, dan literatur ilmiah yang berhubungan dengan penelitian.

Variabel yang digunakan adalah Profitabilitas (diproksikan dengan Net Profit Margin) dan nilai pasar (diproksikan dengan Price Earning Ratio dan Price to Book Value) sebagai variabel independen, harga saham sebagai variabel dependen, dan struktur modal sebagai variabel pemoderasi. Pengujian hipotesis pertama diuji dengan metode uji statistik regresi linier berganda dan hipotesis kedua diuji dengan uji residual dengan menggunakan software SPSS.

Hasil penelitian ini membuktikan pada hipotesis pertama bahwa Net Profit Margin, Price Earning Ratio, dan Price to Book Value secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Selanjutnya hasil penelitian juga menunjukkan bahwa secara parsial Price Earning Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham, Price to Book Value berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan Net Profit Margin tidak berpengaruh terhadap harga saham. Ketika struktur modal digunakan sebagai variabel pemoderasi pada hipotesis kedua, struktur modal bukan merupakan variabel pemoderasi yang dapat memoderasi hubungan antara profitabilitas dan nilai pasar terhadap harga saham pada perusahaan property, real estate dan building construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(4)

ABSTRACT

THE IMPACT OF PROFITABILITY AND MARKET VALUE ON STOCK PRICE WITH CAPITAL STRUCTURE AS MODERATING VARIABLE

ON PROPERTY, REAL ESTATE AND BUILDING CONSTRUCTION COMPANY LISTED ON

INDONESIA STOCK EXCHANGE

The Purpose of this study was to test and analyze the influence of profitability and market value on stock price with capital structure as moderating variable on property, real estate and building construction companies listed in Indonesia Stock Exchange. The population in this study was all of the property, real estate and building construction companies listed in Indonesia Stock Exchange in the period of the study in 2011, 2012, and 2013. The samples were selected using purposive sampling method totaling 37 companies. Data was obtained from the publication of Indonesia Stock Exchange on corporate data, company performance reports, financial statements and annual reports, as well as reference books, the Internet articles, and the scientific literatures related to the study.

The variables used are profitability (represented by Net Profit Margin) and market value (represented by Price Earning Ratio and Price to Book Value) as independent variables, stock price as dependent variable, and capital structure as moderating variable. The first hypothesis was statistically tested through multiple linear regression test and the second hypothesis was tested through residual test by using SPSS program.

The result of this study showed that, in the first hypothesis, Net Profit Margin, Price Earning Ratio, and Price to Book Value simultaneously have significant influence on stock price. Further research also showed that partially Price Earning Ratio has significant negative influence on stock price, Price to Book Value has significant positive influence on stock price, meanwhile Net Profit Margin has no significant influence on stock price. When capital structure was used as a moderating variable in the second test, the capital structure was not a moderating variable which could moderate the relationship between profitability and market value towards stock price of property, real estate and building construction companies listed in Indonesia Stock Exchange.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa atas segala

rahmat, anugerah, dan karuniaNya yang menyertai, membimbing dan memberikan

kekuatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Profitabilitas dan Nilai Pasar terhadap Harga Saham dengan Struktur

Modal sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Property, Real Estate dan

Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” sebagai salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1

Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama masa perkuliahan dan dalam proses penyusunan skripsi, penulis

menemui berbagai macam kesulitan, kendala dan hambatan. Pada kesempatan ini,

dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberikan motivasi, dukungan, bantuan, dan bimbingan

selama masa perkuliahan dan penyusunan skripsi, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Acc., Ak., CA., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., CPA dan Drs. Hotmal

Ja’far, MM., Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak.,

selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi

(6)

4. Ibu Dra. Salbiah, M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Bapak Drs. M. Utama Nasution, MM., Ak., selaku Dosen Pembanding penulis

yang selalu memberikan masukan atas penulisan skripsi ini.

5. Kedua Orangtua tercinta penulis, Bapak Alvin Cendekiawan dan Ibu Ng. Lie

Mei, Adik tersayang, Winda dan Goldwin Chantesuta serta Tante tercinta,

Julia Evan Wijaya, S.H., yang telah memberikan dukungan material dan moril

dengan penuh kasih sayang kepada penulis. Serta semua Keluarga besar

penulis yang telah memberikan doa, perhatian, motivasi dan semangat kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan studi S1 Akuntansi ini.

6. Para Sahabat tersayang (Anita, Evelyn, Khaterine, Meryana, Monica, Yenni),

sahabat Geng Saboteur (Agung, Evi, Feisal, Sandey, Topan), Nadia, Yudith,

dan rekan-rekan mahasiswa S1 Akuntansi stambuk 2011 yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu yang telah memberi semangat, dan menghibur

selama ini. Terima kasih atas kebersamaannya, semoga dapat menyelesaikan

studi dengan baik dan sukses di kemudian hari.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 24 Maret 2015 Penulis,

Winny

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN………... i

ABSTRAK……….…….. ii

ABSTRACT………...…….. iii

KATA PENGANTAR………. iv

DAFTAR ISI……… vi

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR GAMBAR………... ix

DAFTAR LAMPIRAN………... x

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1. Latar Belakang Masalah ……….………...….……… 1

1.2. Rumusan Masalah ………... 8

1.3. Tujuan Penelitian ……….. 8

1.4. Manfaat Penelitian ……… 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 11

2.1. Landasan Teori………... 11

2.1.1. Signalling Theory………… ….………. 11

2.1.2.Saham………. ..……….. 12

2.1.2.1. Harga Saham………...……. 14

2.1.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham.…… 15

2.1.3. Penilaian dan Analisis Harga Saham...……… 16

2.1.3.1. Penilaian Saham………. 16

2.1.3.2. Analisis Saham……….……. 17

2.1.4. Keuntungan dan Resiko Investasi Saham.………... 20

2.1.4.1. Keuntungan Investasi Saham……… 20

2.1.4.2. Resiko Investasi Saham……….... 21

2.1.5. Analisis Laporan Keuangan...…………..……….... 23

2.1.6. Analisis Rasio Keuangan...……….. 25

2.1.7. Profitabilitas ………...………. 26

2.1.7.1. Net Profit Margin (NPM)……….. 27

2.1.8. Nilai Pasar……… 28

2.1.8.1. Price Earning Ratio (PER)……… 28

2.1.8.2. Price to Book Value (PBV) .……….. 29

2.1.9. Struktur Modal ……… 30

2.2. Tinjauan Penelitian terdahulu ……… 31

2.3. Kerangka Konseptual ……… 34

2.4. Hipotesis Penelitian………. 38

BAB III METODE PENELITIAN ………... 44

3.1. Desain Penelitian……… 44

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian………... 44

3.3.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel……….. 44

3.3.1 Variabel Dependen ……….. 44

3.3.2 Variabel Independen ……… 45

(8)

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian ……… 47

3.5. Jenis dan Sumber Data ………... 49

3.6. Metode Pengumpulan Data ………... 50

3.7. Metode Analisis Data ……… 50

3.7.1. Analisis Statistik Deskriptif………. 51

3.7.2. Uji Asumsi Klasik...……… ………. 51

3.7.2.1. Uji Normalitas……… 51

3.7.2.2. Uji Multikolonieritas………. 52

3.7.2.3. Uji Heterokedastisitas……… 53

3.7.2.4. Uji Autokorelasi………. 54

3.7.3. Pengujian Hipotesis Penelitian...……. 55

3.7.3.1. Pengujian Hipotesis Pertama(H1)……….. 55

3.7.3.2. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)……… 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 59

4.1. Hasil Penelitian ………. 59

4.1.1. Statistik Deskriptif………... 59

4.1.2. Uji Asumsi Klasik Hipotesis Pertama Sebelum Transformasi 61 4.1.2.1. Uji Normalitas Sebelum Transformasi……….. 61

4.1.2.2. Uji Multikolonieritas Sebelum Transformasi………… 63

4.1.2.3. Uji Heterokedastisitas Sebelum Transformasi……….. 64

4.1.2.4. Uji Autokorelasi Sebelum Transformasi……… 65

4.1.3. Uji Asumsi Klasik Hipotesis Pertama Setelah Transformasi... 66

4.1.3.1. Uji Normalitas Setelah Transformasi……… 67

4.1.3.2. Uji Multikolonieritas Setelah Transformasi………….. 69

4.1.3.3. Uji Heterokedastisitas Setelah Transformasi…………. 70

4.1.3.4. Uji Autokorelasi Setelah Transformasi………. 70

4.1.4. Uji Asumsi Klasik Hipotesis Kedua ……….. 71

4.1.4.1. Uji Normalitas Hipotesis Kedua……… 71

4.1.4.2. Uji Multikolonieritas Hipotesis Kedua………. 73

4.1.4.3. Uji Heterokedastisitas Hipotesis Kedua……… 74

4.1.4.4. Uji Autokorelasi Hipotesis Kedua………. 75

4.2. Pengujian Hipotesis………..……. 75

4.2.1. Pengujian Hipotesis Pertama (H1) .………... 75

4.2.1.1. Persamaan Regresi Model Pertama ……….. 75

4.2.1.2. Koefisien Determinasi ………..……… 77

4.2.1.3. Uji Signifikan Simultan (Uji F).……… 78

4.2.1.4. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)………. 79

4.2.2. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)……….. 80

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..……… 85

5.1. Kesimpulan……… 85

5.2. Keterbatasan Penelitian ……… 86

5.3. Saran………. 86

DAFTAR PUSTAKA ………. 88

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Kinerja Bursa Efek Indonesia 2009-2013...…………...… 1

2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu……… 34

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel...……….… ... 46

3.2 Daftar Sampel Penelitian……….. 48

3.3 Kriteria Autokorelasi……… 54

4.1 Statistik Deskriptif Penelitian……… 59

4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test Sebelum Transformasi….. 63

4.3 Hasil Uji Multikolonieritas Sebelum Transformasi……….. 64

4.4 Hasil Uji Autokorelasi Sebelum Transformasi………. 66

4.5 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test Setelah Transformasi….… 68 4.6 Hasil Uji Multikolonieritas Setelah Transformasi……… 69

4.7 Hasil Uji Autokorelasi Setelah Transformasi……… 70

4.8 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test Hipotesis Kedua………… 73

4.9 Hasil Uji Multikolonieritas Hipotesis Kedua……… 73

4.10 Hasil Uji Autokorelasi Hipotesis Kedua ……….. 75

4.11 Hasil Analisis Regresi Hipotesis Pertama………. 76

4.12 Uji Koefisien Determinasi (R2)………. 77

4.13 Uji Signifikan Simultan (Uji F)………. 78

4.14 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)………. 79

4.15 Hasil Pengujian Pengaruh Profitabilitas dan Nilai Pasar terhadap Struktur Modal….. ……..……….. 80

(10)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ……….. 38

4.1 Grafik Histogram(sebelum data di transformasi)………. 62

4.2 Grafik Normal P-Plot (sebelum data di transformasi)………. 62

4.3 Grafik Scatterplot (sebelum data di transformasi)……… 65

4.4 Grafik Histogram (setelah data di transformasi)……….. 67

4.5 Grafik Normal P-Plot (setelah data di transformasi)………… 67

4.6 Grafik Scatterplot (setelah data di transformasi)……….. 70

4.7 Grafik Histogram Hipotesis Kedua……….. 71

4.8 Grafik Normal P-Plot Hipotesis Kedua……… 72

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian……….... ... 92 2 Daftar Variabel Dependen, Indepeden, dan Pemoderasi

2011-SebelumTranformasi………..……… 94 3 Daftar Variabel Dependen, Indepeden, dan Pemoderasi

2012-SebelumTranformasi………..……… 95 4 Daftar Variabel Dependen, Indepeden, dan Pemoderasi

2013-SebelumTranformasi.……….. ….. 96

5 Daftar Variabel Dependen, Indepeden, dan Pemoderasi

2011-SetelahTranformasi……….……… 97 6 Daftar Variabel Dependen, Indepeden, dan Pemoderasi

2012-SetelahTranformasi……… 98

7 Daftar Variabel Dependen , Indepeden, dan Pemoderasi

2013-SetelahTranformasi……… 99

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dunia investasi dan pasar modal sudah menjadi bagian dari fundamental ekonomi suatu negara, tidak hanya di negara maju, namun juga di

negara berkembang. Perkembangan pasar modal tersebut tidak lepas dari kerja

keras regulator dan pelaku industri serta dukungan pemerintah melalui kebijakan

ekonomi dan politik yang mampu menciptakan keadaan yang kondusif bagi

industri pasar modal. Secara umum pasar modal Indonesia mengalami

peningkatan kinerja dari waktu ke waktu, walaupun cenderung berfluktuasi. Hal

ini dapat dilihat dari beberapa indikator pasar saham di Bursa Efek Indonesia

yaitu: nilai kapitalisasi pasar saham, nilai perdagangan saham, indeks harga saham

gabungan (IHSG), dan jumlah emiten (Warsono, 2008).

Tabel 1.1

Kinerja Bursa Efek Indonesia 2009-2013

Indikator 2009 2010 2011 2012 2013

Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) 2.534,36 3.703,51 3.821,99 4.316,69 4.274,18

Perusahaan Tercatat 398 420 440 462 483

Emiten Baru 12 24 25 24 30

Perusahaan Delisted 12 1 5 4 7

Kapitalisasi Pasar Saham

(Rp. Triliun) 2.019,38 3.247,10 3.537,29 4.126,99 4.219,02 Volume Transaksi (Miliar

Saham) 1.467,66 1.330,87 1.203,55 1.053,76 1.342,66

Nilai Perdagangan Saham

(Rp. Triliun) 975,13 1.176,24 1.223,44 1.116,11 1.522,12

(13)

Berdasarkan data pada tabel 1.1, perdagangan saham di Bursa Efek

Indonesia hingga tahun 2013 menunjukkan track record yang positif. Indeks

harga saham gabungan (IHSG) merupakan indikator pergerakan harga saham

keseluruhan. IHSG tahun 2013 menyentuh 4.274,18 turun 0,98% dibanding tahun

2012, yakni 4.316,69. Meski IHSG menurun, likuiditas pasar saham naik ditandai

dengan nilai perdagangan saham tahun 2013 meningkat 36,38%. Pada 2012,

nilainya Rp 1.116,11 triliun, tahun 2013 naik menjadi Rp 1.522,12 triliun

Bursa efek Indonesia juga mencatat kenaikan nilai kapitalisasi pasar saham.

Bertambahnya 30 emiten baru berhasil mendongkrak kapitalisasi pasar saham

sebesar 2,23%, dari Rp 4.126,99 triliun pada akhir 2012 menjadi Rp 4.219,02

pada akhir tahun 2013.

Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 menyatakan

bahwa Pasar Modal ialah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum

dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar

modal menjadi sarana efektif untuk mempercepat akumulasi dana bagi

pembiayaan pembangunan melalui mekanisme pengumpulan dana dari

masyarakat dan menyalurkan dana tersebut ke sektor-sektor produktif. Hal ini

membuka peluang bagi perusahaan untuk memperoleh dana jangka panjang untuk

pengembangan dan ekspansi bisnis selain dana pinjaman dari perbankan

konvensional.

Dengan berkembangnya pasar modal Indonesia, alternatif investasi kini

(14)

dapat menanamkan dananya di pasar modal. Efek yang sering diperjualbelikan

dalam pasar modal adalah saham. Pengembalian yang diharapkan oleh investor

dari investasi saham dapat berupa dividen yang dibagikan kepada para pemegang

saham maupun capital gain yang diperoleh dari perubahan harga saham tersebut.

Harga saham merupakan cerminan dari ekspektasi investor terhadap

faktor-faktor earning, aliran kas, dan tingkat return yang disyaratkan investor, yang

mana ketiga faktor tersebut juga sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro

suatu negara serta kondisi ekonomi global (Tandelilin, 2010:341). Fluktuasi harga

saham yang terjadi di pasar modal sangat berperan bagi seorang investor untuk

menentukan pilihan investasi yang akan dimasukkan ke dalam portofolio.

Penanaman modal dalam bentuk saham memiliki potensi keuntungan yang lebih

besar dibandingkan bentuk investasi lainnya, namun juga merupakan suatu jenis

investasi yang mengandung resiko relatif tinggi, sehingga diperlukan analisis yang

akurat untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya fluktuasi

harga saham yang akan dibeli.

Pada dasarnya, investasi dalam saham terbagi menjadi dua, yaitu untuk

tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan investasi jangka pendek

atau jangka panjang memiliki konsekuensi berdasar pada pemilihan analisis yang

berbeda. Untuk tujuan investasi jangka pendek, investor cenderung menggunakan

analisis teknikal, yaitu metode untuk mengevaluasi efek dengan menganalisis

statistik yang dihasilkan oleh aktivitas pasar, seperti harga saham terakhir dan

volume perdagangan. Analisis teknikal menggunakan grafik dan data-data pasar

(15)

menganalisa harga saham yang mungkin akan terbentuk karenanya. Sedangkan

untuk tujuan investasi jangka panjang, analisis fundamental akan menjadi dasar

penilaian yang lebih tepat untuk memutuskan apakah suatu saham layak dibeli.

Analisis fundamental berdasar pada informasi-informasi yang diterbitkan oleh

perusahaan yang dikaitkan dengan faktor-faktor fundamental seperti

perekonomian makro dan kondisi sektor industri serta kinerja perusahaan.

Analisis fundamental digunakan untuk memastikan bahwa saham yang dibeli

merupakan saham yang berkinerja baik.

Kinerja keuangan perusahaan adalah suatu tampilan mengenai kondisi

keuangan perusahaan selama periode tertentu. Menurut Keputusan Menteri

Keuangan No: 740/KMK.00/1989 tanggal 28 Juni 1989, pengertian kinerja itu

sendiri adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu yang

mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut. Penilaian terhadap

kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisis laporan

keuangan. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah

rasio. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu

jumlah tertentu dengan jumlah lain, dan dengan menggunakan rasio akan dapat

memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan

posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila dibandingkan dengan angka

rasio pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir, 2007:64).

Informasi dari rasio keuangan yang mengindikasikan profitabilitas dan

tingkat resiko perusahaan akan direspon oleh investor, baik secara positif maupun

(16)

Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan rasio profitabilitas dan rasio nilai

pasar untuk memprediksi harga saham. Rasio profitabilitas mencerminkan hasil

akhir dari seluruh kebijakan keuangan dan keputusan operasional sedangkan rasio

nilai pasar memberikan indikasi bagi manajemen tentang bagaimana pandangan

investor terhadap resiko dan prospek perusahaan di masa depan (Brigham dan

Houston, 2010:146).

Hal terpenting yang perlu diperhatikan perusahaan adalah mengenai struktur

modal. Perbaikan struktur permodalan dunia usaha merupakan keharusan untuk

meningkatkan efisiensi dan memperkokoh daya saing perusahaan dalam

menghadapi persaingan yang semakin tajam terutama dalam era globalisasi.

Penyusunan struktur modal yang baik akan membuat kinerja perusahaan semakin

baik.

Penelitian mengenai harga saham telah dilakukan oleh beberapa peneliti

sebelumnya. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wulandari (2012)

menunjukkan bahwa secara parsial Net Profit Margin dan Debt to Equity Ratio

tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut bertolak belakang dengan

penelitian Dewi (2014) yang menguji pengaruh Net Profit Margin dan Debt to

Equity Ratio terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman,

menunjukkan bahwa secara parsial baik Net Profit Margin maupun Debt to Equity

Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian Pranggana

dan Winarno (2012) juga menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh

(17)

Willianove (2013) dalam penelitiannya pada perusahaan LQ45 menyatakan

bahwa secara parsial Price Earning Ratio berpengaruh terhadap harga saham

sementara Price to Book Value tidak berpengaruh terhadap harga saham. Berbeda

dengan penelitian Salman (2012) pada perusahaan Real Estate dan Properti yang

menyatakan Price Earning Ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham serta

penelitian Chandra (2013) pada perusahaan pertambangan yang menyatakan Price

to Book Value berpengaruh terhadap harga saham perusahaan pertambangan.

Seiring dengan perkembangan ekonomi nasional, industri properti pada

umumnya juga mengalami peningkatan yang searah. Seluruh kegiatan ekonomi

baik dalam bidang jasa maupun barang pada dasarnya akan selalu membutuhkan

produk properti sebagai salah satu faktor produksi. Sebagai contoh, kegiatan jasa

perbankan yang memberikan jasa keuangan juga masih memerlukan adanya

produk properti secara aktif sebagai tempat atau sarana untuk melakukan

transaksi. Demikian pula, kegiatan produksi atau perdagangan maupun

perkebunan/pertanian akan selalu membutuhkan produk properti sebagai sarana

kegiatannya. Dengan demikian, kebutuhan akan produk properti akan terus

meningkat sejalan dengan perkembangan ekonomi (Wuryandani et.al, 2005).

Berdasarkan data Lembaga Penelitian Ekonomi Universitas Indonesia (LPEUI)

ada sebanyak 175 industri dan jasa yang terkait pertumbuhan industri properti

nasional.(www.properti.kompas.com

Pasar properti Indonesia dipandang masih sangat menjanjikan, terutama jika

dilihat dari segi jumlah populasi usia produktif yang lebih dari 30 juta jiwa.

(18)

unit. Populasi dan backlog sebanyak itu merupakan potensi bagi pengembang

untuk terus membangun hunian. Sepanjang tahun 2013, nilai kapitalisasi pasar

properti Nasional mencapai Rp 219 triliun. Nilai kapitalisasi tumbuh 15 persen

dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 186,150 trili

Fenomena perkembangan dunia investasi dan pasar modal yang diikuti

dengan pertumbuhan sektor property, real estate dan building construction serta

mengingat pentingnya analisis fundamental perusahaan bagi investor dalam

mengambil keputusan investasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi

pergerakan harga saham, menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian

mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan property,

real estate dan building construction di Indonesia. Ketertarikan peneliti didukung

dengan bukti-bukti adanya ketidak-konsistenan antar hasil penelitian sebelumnya,

dengan topik harga saham. Peneliti mereplikasi penelitian yang dilakukan

Wulandari (2012) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi

Harga Saham dengan Dividend Per Share sebagai variabel moderating pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Replikasi tidak

dilakukan secara utuh, melainkan hanya pada penggunaan 1 (satu) variabel

independen (Net Profit Margin) dan keterkaitannya dengan variabel dependen

(Harga Saham), serta pengubahan variabel independen (Debt to Equity Ratio)

menjadi variabel pemoderasi. Struktur modal yang diukur dengan Debt to Equity

Ratio digunakan sebagai variabel pemoderasi untuk melihat pengaruh penggunaan

hutang dalam hubungan antara profitabilitas dan nilai pasar terhadap harga saham.

(19)

dengan judul “Pengaruh Profitabilitas dan Nilai Pasar terhadap Harga Saham dengan Struktur Modal sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Property, Real Estate dan Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan,

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah profitabilitas (diproksikan dengan Net Profit Margin) dan nilai

pasar (diproksikan dengan Price Earning Ratio dan Price to Book Value)

berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap harga saham perusahaan

Property, Real Estate dan Building Construction yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia?

2. Apakah struktur modal (diproksikan dengan Debt to Equity Ratio) sebagai

variabel pemoderasi mampu memoderasi hubungan antara variabel

profitabilitas (diproksikan dengan Net Profit Margin) dan nilai pasar

(diproksikan dengan Price Earning Ratio dan Price to Book Value)

terhadap harga saham perusahaan Property, Real Estate dan Building

Construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas (diproksikan dengan Net Profit

Margin) dan nilai pasar (diproksikan dengan Price Earning Ratio dan

(20)

perusahaan Property, Real Estate dan Building Construction yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk menganalisis kemampuan struktur modal (diproksikan dengan Debt

to Equity Ratio) dalam memoderasi hubungan antara profitabilitas

(diproksikan dengan Net Profit Margin) dan nilai pasar (diproksikan

dengan Price Earning Ratio dan Price to Book Value) terhadap harga

saham perusahaan Property, Real Estate dan Building Construction yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain

sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pemahaman mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga

saham di pasar modal dan juga sebagai media guna menunjang

pembelajaran peneliti ke arah yang lebih baik.

2. Bagi Investor, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menjadi bahan

pertimbangan dalam melakukan analisis investasi saham suatu perusahaan

terutama pada perusahaan property, real estate dan building construction

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga mampu menentukan

pilihan yang tepat untuk dimasukkan ke dalam alternatif portfolio.

3. Bagi Perusahaan, penelitian ini diharapkan bisa menjadi suatu informasi

yang bermanfaat bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja

(21)

4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian

untuk penelitian berikutnya mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan

terhadap harga saham yang terdaftar di BEI, atau penelitian-penelitian

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teoritis 2.1.1. Signalling Theory

Signal adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk

memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang

prospek perusahaan (Brigham dan Houston, 2001:36). Signaling theory

menjelaskan alasan perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan

informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Teori sinyal menunjukkan

adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak

yang berkepentingan. Menurut Scott (2003:7), asimetri informasi adalah

“suatu kondisi di mana suatu pihak memiliki informasi lebih banyak dari

pihak lain.” Perusahaan (agent) mengetahui lebih banyak mengenai

perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor,

kreditor). Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan

menyebabkan mereka kesulitan untuk menilai prospek perusahaan dan

melindungi diri dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan.

Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan

mengurangi asimetri informasi. Salah satu cara untuk mengurangi asimetri

informasi adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya

berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan dapat mengurangi

ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Wolk et al.,

(23)

keandalan informasi keuangan yang disampaikan pihak perusahaan maka

diperlukan keterlibatan pihak lain yang independen dalam memberikan

pendapat tentang laporan keuangan.

Informasi keuangan yang dipublikasikan akan memberikan signal

bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Reaksi pasar terhadap

informasi keuangan yang dipublikasikan dapat mempengaruhi harga saham

dan volume perdagangan saham perusahaan yang bersangkutan. Jika

publikasi tersebut mengandung informasi positif, maka investor diharapkan

akan bereaksi positif pada saat informasi tersebut diterima pasar. Sebaliknya

apabila publikasi mengandung informasi negatif, maka investor juga akan

bereaksi secara negatif. Dengan demikian, reaksi pasar akan tercermin dari

adanya perubahan harga dan volume transaksi saham perusahaan yang

bersangkutan dan diukur dengan menggunakan harga saham pada saat

penutupan.

2.1.2. Saham

Saham merupakan surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal

pada suatu perseroan terbatas. Dengan memiliki saham suatu perusahaan,

investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan

perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban

perusahaan. Saham dapat dibedakan menjadi saham preferen dan saham

biasa.

1. Saham preferen adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan

(24)

preferen memiliki nilai nominal dan dividen dalam jumlah tetap yang

tidak akan bertambah walaupun perusahaan mengalami keuntungan.

Seperti saham biasa, jika suatu ketika perusahaan mengalami kerugian,

maka pemegang saham preferen bisa tidak menerima pembayaran

dividen yang sudah ditetapkan sebelumnya. Pemegang saham preferen

mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan

dengan pemegang saham biasa. Pemegang saham preferen juga

memiliki prioritas untuk memperoleh aktiva perusahaan terlebih dahulu

pada saat terjadinya likuidasi perusahaan.

2. Saham biasa adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan

dalam suatu perusahaan. Saham biasa tidak memiliki tanggal jatuh

tempo dan tetap ada sepanjang perusahaan aktif (Arthur J, 2004:228

dalam Dita and Murtaqi, 2014). Pemegang saham biasa mempunyai hak

suara dan ikut berperan dalam pengambilan keputusan penting

perusahaan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Menurut

Lubis (2008:61), berdasarkan fundamental dan kondisi perekonomian,

klasifikasi dari saham biasa meliputi:

1. Blue Chips. Merupakan klasifikasi dari saham yang penerbitannya memiliki reputasi yang baik. Emiten mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi dan konsisten membayar dividen yang tinggi. Di sini emiten sudah dalam keadaan stabil.

(25)

3. Growth Stock (Well Known). Hal ini terjadi bila emiten merupakan pemimpin di dalam industrinya. Dalam beberapa tahun, perusahaan mampu mendapatkan hasil di atas rata-rata.

4. Growth Stock (Lesser Known). Emiten saham ini umumnya bukan merupakan pemimpin dalam industrinya, namun demikian saham ini tetap mempunyai ciri-ciri seperti growth stock well known, yaitu mampu mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari penghasilan rata-rata tahun terakhir.

5. Speculative Stock. Merupakan saham yang emitennya tidak dapat menghasilkan dividen/penghasilannya konsisten dari tahun ke tahun. Tetapi emiten ini mempunyai potensi untuk mendapatkan penghasilan yang baik di masa-masa mendatang.

6. Cyclical Stocks. Perkembangan saham jenis ini sesuai dengan perkembangan dan pergerakan kondisi ekonomi makro dan kondisi bisnis secara umum. Penerbit saham jenis ini biasanya bergerak dalam bidang ekonomi dasar, perumahan, otomotif, baja dan industri.

7. Defensive Stocks atau Counter Cyclical Stocks. Harga saham ini tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi ekonomi makro dan kondisi bisnis pada umumnya. Emiten ini bergerak dalam penjualan/memproduksi produk yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen, misalnya rokok, sabun, dan sebagainya.

2.1.2.1. Harga Saham

Harga saham menurut Jogiyanto (2006:8) adalah “harga yang

terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar

dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan

di pasar modal”.

Harga saham menurut Widoatmojo (2005:91) dapat dibedakan

menjadi sebagai berikut:

a. Harga Nominal

(26)

b. Harga Perdana

Harga perdana merupakan harga pada waktu saham tersebut dicatat di bursa efek dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana yang disebut dengan Initial Public Offering (IPO). Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi dan emiten. Dengan demikian, akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat.

c. Harga Pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa efek. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga inilah yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan merupakan harga yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali kemungkinan terjadi negosiasi harga antara investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar yang tercatat pada waktu penutupan aktivitas di Bursa Efek Indonesia.

2.1.2.2.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga

saham adalah sebagai berikut :

a. Faktor internal

Faktor internal dapat berupa berbagai pengumuman yang

dikeluarkan perusahaan seperti pengumuman laporan

keuangan yang berisi laba akhir tahun, laba per saham,

dividen per saham dan sebagainya. Selain itu, pengumuman

mengenai rencana investasi ataupun rencana lain yang dapat

berdampak pada pendapatan perusahaan di masa depan juga

(27)

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal dapat berupa keadaan politik suatu negara,

kebijakan pemerintahan yang baru, fluktuasi nilai tukar mata

uang, berbagai isu baik yang berasal dari luar maupun dalam

negeri serta perubahan tingkat suku bunga. Apabila tingkat

suku bunga perbankan naik, maka investor akan terdorong

untuk menjual sahamnya sehingga berdampak pada

menurunnya harga saham dan begitu pula sebaliknya.

2.1.3. Penilaian dan Analisis Harga Saham 2.1.3.1. Penilaian Saham

Dalam penilaian saham, dikenal tiga jenis nilai yakni nilai buku,

nilai pasar dan nilai intrinsik. Nilai buku merupakan nilai yang dihitung

berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham. Nilai pasar adalah

nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham di pasar. Nilai

intrinsik atau nilai fundamental adalah nilai saham yang sebenarnya atau

seharusnya.

Secara umum, keputusan membeli, menjual atau mempertahankan

saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik

dengan harga pasarnya (Halim, 2005:31), dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika nilai intrinsik > dari harga pasar saham, maka saham tersebut undervalued artinya saham tersebut dinilai terlalu rendah. Oleh karena itu, saham tersebut sebaiknya dibeli atau ditahan sementara.

(28)

3. Jika nilai intrinsik < harga pasar saham, maka saham tersebut overvalued, artinya saham tersebut dinilai terlalu tinggi. Oleh karena itu, saham tersebut sebaiknya dijual.

Dengan menggunakan penilaian saham ini, para investor dapat

mengambil keputusan dalam menentukan strategi investasi yang tepat

baik dengan membeli, menjual atau mempertahankan saham.

2.1.3.2. Analisis Saham

Analisis saham dibutuhkan untuk menentukan kelas resiko dan

perolehan surat berharga sebagai dasar keputusan investasi. Analisis

tersebut dilakukan dengan dasar sejumlah informasi yang diterima

investor atas suatu jenis saham tertentu. Keputusan investasi akan

berbeda apabila merupakan hasil analisis yang berbeda, dari susunan

informasi yang berbeda, dengan kondisi yang berbeda, dengan preferensi

resiko yang relevan untuk berbagai investor. Terdapat dua pendekatan

dalam penilaian saham, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental.

1. Analisis Teknikal

Analisis teknikal menganggap bahwa saham adalah komoditas

perdagangan yang pada gilirannya, permintaan dan penawarannya

merupakan manifestasi kondisi psikologis dari pemodal (Kamaruddin,

2004:79).

Pendekatan ini menekankan pentingnya perilaku investor di masa

yang akan datang dan berdasarkan masa lalu sehingga para analisis

(29)

historis perdagangan. Penilaian saham dalam analisis teknikal

menggunakan data-data statistik yang dihasilkan dari aktivitas

perdagangan saham seperti harga saham, volume perdagangan,

permintaan dan penawaran saham tertentu maupun pasar secara

keseluruhan. Para analis melakukan studi dengan menggunakan grafik

dengan harapan dapat menemukan suatu pola pergerakan harga saham.

Ketepatan waktu dalam memprediksi harga jangka pendek suatu saham

merupakan sasaran yang ingin dicapai dari analisis ini.

Ada tiga prinsip yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan

analisis teknikal, yaitu :

a. Market Price Discounts Everything

Yaitu harga yang terbentuk di pasar merupakan refleksi dari

seluruh faktor yang ada di pasar. Analisis teknikal hanya peduli

pada apa yang terjadi dengan harga yaitu jika permintaan

meningkat dan penawaran menurun atau tetap, maka harga akan

naik, begitu juga sebaliknya, mereka tidak peduli dengan

kenaikan inflasi atau hal lain karena semua itu sudah tercermin

dalam harga.

b. Price Moves in Trend

Analisis teknikal tidak berkeyakinan bahwa pergerakan harga

adalah acak dan tidak dapat diprediksi karena harga akan bergerak

dalam suatu arah (trend) tertentu dan akan berlanjut selama

(30)

c. History Repeats Itself

Analisis teknikal percaya bahwa perilaku investor di masa lalu

terjadi secara berulang-ulang dan dapat digunakan sebagai acuan

dalam memprediksi perilaku investor di masa yang akan datang.

2. Analisis Fundamental

Analisis fundamental adalah suatu pendekatan untuk menghitung

nilai intrinsik saham biasa dengan menggunakan data keuangan

perusahaan (Kamaruddin, 2004:81).

Analisis fundamental fokus pada data laporan keuangan perusahaan

untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasikan secara

akurat. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006: 189), “analisis

fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham

dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi

makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan, termasuk berbagai

indikator keuangan dan manajemen perusahaan”. Dengan demikian,

analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada berbagai

data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksi nilai suatu saham.

Analisis fundamental akan meminimalkan resiko kemungkinan membeli

saham yang berpotensi untuk di-delisting dari bursa saham. Secara

umum, untuk menganalisis perusahaan dengan menggunakan analisa

fundamental terdiri dari empat langkah (Anoraga, 2001:63) yaitu:

1) Menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan

(31)

2) Menghitung kondisi industri secara keseluruhan

Industri perusahaan secara langsung mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut. Saham yang paling baik pun dapat menghasilkan pengembalian yang tidak menguntungkan jika kondisi industri secara keseluruhan lemah

3) Menghitung kondisi perusahaan

Karena pasar saham adalah pasar ekspektasi dimana seluruh pemegang saham mengharapkan perusahannya selalu menghasilkan laba yang pada akhirnya mempengaruhi dividen maka perlu diperhitungkan kesahatan keuangan perusahaan tersebut. Menghitung kondisi perusahaan biasanya dilakukan dengan menggunkana rasio-rasio keuangan.

4) Menghitung nilai saham perusahaan

Setelah memperhitungkan kondisi ekonomi, industri dan perusahaan selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung apakah saham suatu perusahaan overvalued, undervalued ataupun pas harganya.

2.1.4. Keuntungan dan Resiko Investasi Saham 2.1.4.1. Keuntungan Investasi Saham

Pada dasarnya terdapat dua keuntungan yang diperoleh pemodal

dengan membeli atau memiliki saham perusahaan go public, yaitu:

a. Dividen

Dividen adalah keuntungan bersih setelah dikurangi pajak

yang diberikan perusahaan penerbit saham kepada para

pemegang saham (Simatupang, 2010:39). Pembagian dividen

tergantung pada hasil RUPS.

b. Capital Gain

Capital Gain merupakan keuntungan yang diperoleh para

investor di pasar modal dari selisih antara harga beli dan harga

jual (Simatupang, 2010:39). Data-data transaksi di Bursa Efek

(32)

investasi saham lebih memprioritaskan mendapatkan capital

gain daripada dividen. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya

investor melakukan investasi jangka pendek.

2.1.4.2. Resiko Investasi Saham

a. Resiko Sistematik dan Non Sistematik

Resiko Sistematik mengacu pada resiko pasar sehingga sering

disebut sebagai resiko pasar, yaitu ketidakpastian hasil

perolehan investasi yang dipengaruhi oleh faktor inflasi,

pertumbuhan ekonomi, perubahan tingkat suku bunga dan

kondisi politik.

Resiko nonsistematik sering disebut sebagai resiko unik adalah

resiko yang terkait dengan fluktuasi dan siklus bisnis dari

industri tertentu. Contoh resiko nonsistematik yaitu resiko

finansial, resiko industri dan resiko negara.

b. Resiko Investasi Saham Lainnya.

1) Tidak mendapatkan dividen.

Perusahaan yang mengalami kerugian tidak dapat

membagikan laba atau dividen kepada para pemegang

sahamnya.

2) Capital Loss

Capital Loss, yaitu kerugian dari hasil jual/beli saham,

berupa selisih antara nilai jual yang lebih rendah daripada

(33)

terjadi antara lain misalnya harga saham yang dimiliki

investor mengalami penurunan di satu sisi dan di sisi lain,

investor terdesak oleh kebutuhan uang tunai, sehingga

walaupun harga saham yang dimiliki lagi mengalami

penurunan, saham tetap dijual untuk memperoleh uang

tunai. Kemungkinan kedua timbulnya resiko capital loss

yang dihadapi investor saham dikarenakan investor menjual

saham untuk menghindarkan kerugian yang lebih besar (Cut

Lost) mengingat kecenderungan harga-harga saham di bursa

sedang mengalami penurunan (Bearish).

3) Saham Perusahaan Dilikuidasi (Bangkrut)

Kondisi suatu perusahaan yang dilikuidasi karena

kebangkrutan pada umumnya sering terjadi bahwa hutang

perusahaan jauh melebihi asset perusahaan, sehingga sangat

sulit diharapkan adanya sisa pembagian asset yang setara

dengan nilai dari suatu perusahaan yang dilikuidasi.

4) Saham Perusahaan Di-delisting

Resiko bagi investor yang memiliki saham di-delist yaitu

harga saham umumnya akan turun secara drastis dan saham

sulit ditransaksikan (tidak likuid). Sesuai ketentuan pasar

modal bahwa suatu saham di-delist dapat terjadi karena

(34)

5) Saham Di-Suspend

Saham di-suspend artinya aktivitas perdagangan suatu

saham dihentikan perdagangannya oleh otoritas bursa.

Resiko atas saham yang di-suspend maka investor tidak

dapat menjual sahamnya tersebut sampai suspend dicabut.

Suspend atau pemberhentian transaksi suatu saham pada

umumnya terjadi karena adanya lonjakan harga yang naik

atau turun secara drastis serta bersifat sementara yaitu satu

atau dua sesi perdagangan. Selanjutnya suspend akan

dicabut oleh otoritas bursa dan saham dapat diperdagangkan

kembai seperti semula setelah pihak manajemen perusahaan

telah memberikan informasi yang jelas terhadap berita atau

rumor yang terjadi yang menyebabkan kepanikan bagi

masyarakat investor.

2.1.5. Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan produk atau hasil akhir dari suatu

proses akuntansi. Akuntansi mampu memberikan informasi tentang kondisi

keuangan dan hasil operasi perusahaan seperti tercermin pada laporan

keuangan perusahaan yang bersangkutan. Informasi laporan keuangan

sebagai pertanggungjawaban manajemen dan menggambarkan indikator

(35)

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 (2009):

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Menurut Warren (2005:24), laporan keuangan suatu entitas bisnis

terdiri atas:

a. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep perbandingan atau pengaitan. Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban yang terjadi yang disebut laba bersih. b. Laporan Ekuitas Pemilik

Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu tertentu. Laporan tersebut disiapkan setelah laporan laba rugi karena laba bersih ataupun rugi bersih dalam periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Laporan ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena julah ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan didalam neraca.

c. Neraca

Neraca merupakan suatu daftra aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Pada bagian aktiva dalam neraca biasanya disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aktiva tersebut dikonversikan kedalam kas atau digunakan dalam operasi.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan suatu ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode tertentu. Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1(2009):

(36)

dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

Menurut Wild et.al (2005:16), analisis laporan keuangan merupakan

“penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja

perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan.”

Kasmir (2008 : 68) mengungkapkan secara lengkap tujuan dan

manfaat analisis laporan keuangan adalah :

a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.

b. Untuk mengetahui kelemahan – kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.

c. Untuk mengetahui kekuatan – kekuatan yang dimiliki.

d. Untuk mengetahui langkah – langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

f. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

2.1.6. Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi

dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk

dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk

rasio (Wild et al., 2005:36). Analisis rasio keuangan dilakukan dengan

membandingkan data-data keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan

atau antar laporan keuangan.

Rasio keuangan harus menunjukkan hubungan yang sistematis dalam

(37)

hal menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan, maka diperlukan

adanya pembanding.

Ada dua metode pembanding rasio keuangan perusahaan menurut

Syamsuddin (2000:39), yaitu :

1. Cross- sectional approach

Cross- sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio – rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lannya yang sejenis pada saat bersamaan.

2. Time series analysis

Time series analysis dilakukan dengan jalan membandingkan rasio- rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.

Menurut Harahap (2008:298), analisis rasio mempunyai keunggulan

sebagai berikut:

a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.

e. Menstandarisir ukuran perusahaan.

f. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time series

g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

2.1.7. Profitabilitas

Profitabilitas menunjukkan kombinasi dari pengaruh likuiditas,

manajemen aset, dan hutang pada hasil operasi (Brigham dan Houston,

2010:146). Profitabilitas mengukur efektivitas manajemen dalam

(38)

menghasilkan laba merupakan signal positif bagi investor, karena dapat

mengindikasikan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang.

Dalam penelitian ini, profitabilitas diproksikan dengan rasio net profit

margin.

2.1.7.1. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang diukur dari

perbandingan antara laba bersih dengan penjualan bersih. Net profit

margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu (Kodrat dan

Kurniawan, 2010:31).

Rumus untuk menghitung Net Profit Margin sebagai berikut:

NPM = Net Income

Sales x 100%

Net profit margin menginterpretasikan tingkat efisiensi

perusahaan, yakni sejauh mana kemampuan perusahaan menekan

biaya-biaya operasional yang ada di perusahaan. Profit margin yang tinggi

menunjukkan perusahaan dapat mengendalikan biaya atau memiliki

posisi kompetitif yang kuat dalam industri. Nilai NPM yang tinggi juga

memberi sinyal bagi investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut

dimana NPM yang tinggi mengindikasikan kemampuan perusahaan

untuk meningkatkan laba bersih (Dita and Murtaqi, 2014). Laba Bersih

(39)

dananya dan pada akhirnya dapat meningkatkan harga saham di pasar

saham.

2.1.8. Nilai Pasar

Nilai pasar menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba,

arus kas, dan nilai buku per sahaamnya. Nilai pasar memberi indikasi bagi

manajemen tentang bagaimana pandangan investor terhadap risiko dan

prospek perusahaan di masa depan (Brigham dan Houston, 2010:150).

Dalam penelitian ini, nilai pasar diproksikan dengan rasio Price Earning

Ratio dan Price to Book Value.

2.1.8.1. Price Earning Ratio (PER)

Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio antara harga pasar

per lembar saham dengan laba per saham. Darmadji dan Fakhrudin

(2006:198) menyatakan bahwa “Price earning ratio menggambarkan

apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba.” Dengan mengetahui besarnya PER, investor dapat memperkirakan

jangka waktu pengembalian investasi pada saham tersebut serta dapat

membandingkannya dengan saham lainnya.

Rumus untuk menghitung Price Earning Ratio sebagai berikut:

PER= Market Price per Share

Earning Per Share

PER menjadi ukuran penting yang menjadi landasan pertimbangan

investor dalam membeli atau menjual saham suatu perusahaan. Jika PER

(40)

tersebut adalah lima kali dari EPS. Artinya, modal investasi saham

tersebut akan kembali dalam waktu lima tahun sebab EPS pada

umumnya dibagikan tiap tahun. Dengan demikian, secara teoritis dapat

dinyatakan semakin kecil PER akan semakin baik dimana tingkat

pengembalian investasi saham tersebut akan semakin cepat.

Pengembalian yang besar secara konsisten dapat dicapai dari nilai

investasi pada saham PER yang rendah (Truong,2009).

2.1.8.2. Price to Book Value (PBV)

Price to Book Value (PBV) merupakan rasio antara harga pasar

per lembar saham dengan nilai buku per saham. Rasio price to book

value menunjukkan sudah berapa kali market value suatu saham dihargai

dari book value-nya. Sihombing (2008:95) berpendapat bahwa “price to

book value merupakan suatu nilai yang dapat digunakan untuk

membandingkan apakah sebuah saham lebih mahal atau lebih murah

dibandingkan dengan saham lainnya.” Untuk membandingkannya, kedua

perusahaan harus berasal dari satu kelompok usaha yang memiliki sifat

bisnis yang sama. Sawir (2000:22) berpendapat bahwa “rasio price to

book value menggambarkan nilai pasar keuangan terhadap manajemen

dan organisasi dari perusahaan yang sedang berjalan.”

Rumus untuk menghitung Price to Book Value sebagai berikut:

PBV= Market Price per Share

Book Value per Share

Rasio price to book value dapat memberikan gambaran potensi

(41)

berarti semakin tinggi apresiasi pasar terhadap prospek perusahaan,

namun di sisi lain juga meningkatkan resiko bagi investor, karena harga

saham dengan PBV yang tinggi juga berpotensi untuk turun dikarenakan

kinerja keuangan yang sangat buruk sehingga nilai buku saham tersebut

menjadi rendah. Jika saham suatu perusahaan yang berkinerja baik

memiliki PBV yang masih rendah, harga saham tersebut masih

berpotensi untuk naik, dan sebaliknya. Menurut Simatupang (2010:68),

“secara teoritis rasio PBV yang wajar adalah sebesar dua kali atau

dengan kata lain harga saham dikategorikan masih wajar dalam kaitannya

dengan tingkat resiko investasi, apabila harga saham perusahaan adalah

dua kali nilai buku suatu perusahaan”

2.1.9. Struktur Modal

Struktur modal adalah pertimbangan antara pemakaian modal asing

atau hutang dengan modal sendiri. Struktur modal dproksikan dengan rasio

Debt to Equity Ratio. Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang

mengukur proporsi antara total hutang dengan total modal yang dimiliki

perusahaan.

Rumus untuk menghitung Debt to Equity Ratio sebagai berikut:

DER = Total Debt

Total Equity x 100%

Struktur modal terkait dengan harga saham. Penentuan struktur

modal merupakan kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam

(42)

operasional perusahaan. Ketika manajer memiliki keyakinan kuat atas

propek perusahaan kedepan dan ingin agar harga saham meningkat, maka

manajer dapat menggunakan hutang sebagai sinyal yang lebih dapat

dipercaya oleh calon investor. Penilaian investor terhadap keberadaan

hutang sebuah perusahaan sangat tergantung dari bagaimana perusahaan

tersebut mampu mengelola hutangnya dan peruntukkan dari hutang itu

sendiri, maka investor akan menilai positif keberadaan hutang tersebut.

Struktur modal erat kaitannya dengan harga saham, hal ini dikarenakan

salah satu unsur yang membentuk harga saham adalah persepsi investor atas

kinerja perusahaan, dan struktur modal adalah salah satu unsur yang

menentukan baik buruknya kinerja perusahaan, karena struktur modal akan

menentukan sumber pembiayaan dan pembelanjaan yang dilakukan oleh

perusahaan atas kegiatan operasionalnya.

2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Salman (2011) dalam penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan

terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Metode analisis data dengan menggunakan analisis regresi

linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel

independen Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio

tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan Return On Equity

berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan Debt to Equity

Ratio, Return On Equity, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio

(43)

Penelitian Pranggana dan Winarno (2012) mengenai pengaruh faktor

fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham pada industri Properti

dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011. Desain penelitian ini

menggunakan pendekatan studi ex post facto. Metode analisis data menggunakan

uji regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis data secara parsial, hanya

variabel Book Value, Return On Asset, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio

yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham Secara

simultan, variabel Earning Per Share, Book Value, Return On Asset, Return On

Equity, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Beta mempunyai pengaruh

signifikan terhadap harga saham.

Wulandari (2012) dalam penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi harga saham dengan dividend per share sebagai variabel

pemoderasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(44)

Penelitian Chandra (2013) menganalisis pengaruh kinerja keuangan

terhadap harga saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil

penelitian menunjukan bahwa secara parsial hanya Total Assets Turnover yang

tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian secara simultant

menunjukan Return On Assets , Total Assets Turnover , Earning Per Share and

Price to Book Value berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Willianove (2013) meneliti pengaruh laba bersih akuntansi, arus kas operasi,

dan rasio keuangan terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 di Bursa Efek

Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi linear berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, Current Ratio, Price Earning Ratio, Price to Book Value secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, hanya variabel Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, dan Price Earning Ratio yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan Current Ratio dan Price to Book Value tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Dewi (2014) meneliti pengaruh margin laba bersih dan rasio hutang pada modal terhadap harga saham. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Model analisis yang digunakan adalah

analisis regresi linier berganda. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa

margin laba bersih dan rasio hutang pada modal berpengaruh signifikan terhadap

(45)

margin laba bersih dan rasio hutang pada modal berpengaruh signifikan terhadap

harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

Penelitian Baker dan Wurgler (2002) mengenai market timing and capital

structure. Penelitian menyatakan struktur modal saat ini terkait dengan nilai pasar

historis. Perusahaan dengan leverage rendah cenderung meningkatkan pendanaan

saat nilai pasar tinggi. Fluktuasi nilai pasar memiliki dampak besar terhadap

struktur modal yang berlangsung setidaknya satu decade.

Gunawan (2011) meneliti pengaruh profitabilitas dan perputaran aktiva

terhadap struktur modal. Hasil pengujian membuktikan bahwa variabel Net Profit

Margin dan Total Assets Turn Over secara parsial berpengaruh positif terhadap

Debt to Equity Ratio. Net Profit Margin dan Total Assets Turn Over secara

[image:45.595.106.517.498.713.2]

simultan juga berpengaruh terhadap Debt to Equity Ratio.

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Peneliti Terdahulu No Nama

Peneliti

Judul Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian

1 Salman

(2011) Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Variabel Independen:

Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS)dan Price Earing Ratio (PER)

Variabel Dependen:

Harga Saham

1. Secara simultan

DER, ROE,EPS dan PER berpengaruh terhadap Harga Saham.

2. Secara parsial ROE berpengaruh

signifikan

(46)

2 Pranggana dan Winarno (2012) Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham pada Industri Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011 Variabel Independen:

Earnings Per Share (EPS), Book Value (BV), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER),dan risiko sistematik (Beta)

Variabel Dependen:

Harga Saham

1. Secara simultan,

ketujuh variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham.

2. Berdasarkan hasil

analisis data secara parsial, variabel BV, ROA, PER dan DER mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap

harga saham.

Sedangkan variabel EPS, ROE dan Beta tidak berpengaruh terhadap harga saham

3 Wulandari

(2012) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaru hi Harga Saham Dengan Dividend Per Share Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen:

Current ratio (CR), Return On Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR), Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan Variabel Pemoderasi:

Dividend Per Share

Variabel Dependen:

Harga Saham

1. Secara simultan,

variabel CR, ROE,

DER, NPM berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

2. Secara parsial hanya

variabel CR berpengaruh

terhadap harga saham. Sedangkan variabel dividend per share tidak memoderasi

hubungan antara variabel independen dan dependen.

4 Chandra

(2013) Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham Variabel Independen:

Return on Assets (ROA), Total Asset Turnover (TATO),

1. ROA, TATO, EPS

dan PBV secara

simultan berpengaruh

(47)

Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Earning Per Share (EPS), dan Price to Book Value (PBV)

Variabel Dependen:

Harga Saham

harga saham.

2. Secara parsial,

ROA, TATO, dan PBV berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Hanya TATO yang secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap Harga Saham

5 Willia nove (2013) Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, dan Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) Variabel

Independen: Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, Current Ratio (CR), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV)

Variabel Dependen: Harga Saham 1. Variabel-variabel independen (Laba Bersih Akuntansi, arus kas operasi, CR, PER dan PBV) secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

2. Secara parsial,

variabel Laba Bersih Akuntansi, Arus Kas Operasi, dan PER berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

6 Dewi

(2014) Pengaruh margin Laba Bersih dan Rasio Hutang pada Modal terhadap Harga Saham (Studi Kasus Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI 2009-2012) Variabel Independen:

Net Profit Margin (NPM) dan Debt to Equity Ratio (DER)

Variabel Dependen:

Harga Saham

1. Uji t test

menunjukkan bahwa secara parsial NPM dan DER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

2. secara simultan,

(48)

7 Baker and Wurgler (2002) Market Timing and Ca

Gambar

Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Peneliti Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Leverage Keuangan, Sruktur Aktiva, Profitabilitas dan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ Pengaruh Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset dan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ Pengaruh Profitabilitas Dan Umur Perusahaan Terhadap Audit

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ Pengaruh Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset dan

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Investasi Terhadap Minat Mahasiswa Berinvestasi di

Untuk menganalisis kemampuan struktur modal (diproksikan dengan Debt to Equity Ratio ) dalam memoderasi hubungan antara profitabilitas (diproksikan dengan Net Profit Margin )

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ Analisis Kausalitas Antara Volatilitas Saham dengan Variabel Makroekonomi

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur