• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMBAGIAN KERJA DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. POS INDONESIA SURAKARTA TAHUN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PEMBAGIAN KERJA DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. POS INDONESIA SURAKARTA TAHUN 2010 2011"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

ANALISIS PEMBAGIAN KERJA DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN

BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. POS INDONESIA SURAKARTA

TAHUN 2010/2011

SKRIPSI OLEH :

DIVYA AMRITA K7407175

P.IPS / PAP

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

ANALISIS PEMBAGIAN KERJA DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN

BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. POS INDONESIA SURAKARTA

TAHUN 2010/2011

OLEH : DIVYA AMRITA

K7407175

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

commit to user

(4)

commit to user

(5)

commit to user

v ABSTRAK

Divya Amrita. ANALISIS PEMBAGIAN KERJA DALAM RANGKA

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. POS INDONESIA SURAKARTA TAHUN 2010/2011. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguran dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Juni. 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Pelaksanaan pembagian

kerja dalam meningkatkan efektivitas kerja karyawan Bagian Sumber Daya

Manusia PT. Pos Indonesia Surakarta Tahun 2010/2011. (2) Kendala-kendala apa

yang yang terjadi pada saat pembagian kerja dalam meningkatkan efektivitas kerja

karyawan Bagian Sumber Daya Manusia PT. Pos Indonesia Surakarta Tahun

2010/2011. (3) Upaya-upaya yang dilakukan guna mengatasi kendala-kendala

pelaksanaan pembagian kerja dalam meningkatkan efektivitas kerja karyawan

Bagian Sumber Daya Manusia PT. Pos Indonesia Surakarta Tahun 2010/2011.

Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif, metode penelitian

deskriptif, strategi penelitian tunggal terpancang. Teknik sampling yang

digunakan purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data

yang digunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Validitas data dengan

menggunakan teknik trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis

data yang digunakan teknik analisis model interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa : 1. Pelaksanaan

pembagian kerja Bagian Sumber Daya Manusia PT. Pos Indonesia Surakarta

Tahun 2010/2011 meliputi : a. Waktu pelaksanaan pembagian kerja. Pelaksanaan

pembagian kerja dilakukan pada saat pekerjaan itu ada, baik pekerjaan rutin

maupun pekerjaan insidental. b. Hal-hal yang diperhatikan dalam pembagian

kerja, meliputi : 1) Penempatan karyawan yang tepat. 2) Rincian aktivitas. 3)

Beban pekerjaan. 4) Penciptaan Sistem Informasi Manajemen. 2. Kendala-kendala

dalam pelaksanaan pembagian kerja adalah : a. Karyawan menolak pemberian

tugas karena merasa sulit. b. Timbul pandangan Territorial Imperative. 3.

Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala pembagian kerja adalah :

a.Dilaksanakan pelatihan dan pengarah kerja. b.Meningkatkan kerja sama diantara

(6)

commit to user

vi ABSTRACT

Divya Amrita. AN ANALYSIS OF LABOR DIVISION IN THE ATTEMPT

OF IMPROVING THE EFFECTIVENESS OF EMPLOYEE PERFORMANCE IN HUMAN RESOURCE DIVISION OF PT. POS INDONESIA SURAKARTA IN 2010/2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. June. 2011.

The objective of research is to find out: (1) the implementation of labor

division in improving the effectiveness of employee performance in Human

Resource Division of PT. Pos Indonesia Surakarta in 2010/2011, (2) the obstacles emerging during the labor division in improving the effectiveness of employee

performance in Human Resource Division of PT. Pos Indonesia Surakarta in

2010/2011, and (3) the attempts taken to cope with such the obstacle in the

implementation of labor division in improving the effectiveness of employee

performance in Human Resource Division of PT. Pos Indonesia Surakarta in

2010/2011.

This research employed a qualitative approach, descriptive method, and

single embedded research strategy. The sampling techniques used were purposive

sampling and snowball sampling. Techniques of collecting data used were

interview, observation, and documentation. The data validation was done using

data and method triangulation. Technique of analyzing data used was an interactive model of analysis one.

Considering the result of research, it can be concluded that: 1. The

implementation of labor division in Human Resource Division of PT. Pos

Indonesia Surakarta in 2010/2011 includes: a. labor division implementation time.

The labor division is carried out when the work exists, both routine and incidental

works. b. the points taken into account in labor division, include: 1) appropriate

employee assignment. 2) Activity details. 3) Workload. 4) Management

Information System Creation. 2. The obstacles in the labor division are: a. the

employees refuse the task assignment because they feel that is difficult. b. the rise

of Territorial Imperative perspective. 3. The attempts taken to cope with the

obstacles in labor division are: a. to hold work practice and direction. b. to

(7)

commit to user

vii MOTTO

Lihat. Tunggu. Waktu akan datang dan memenuhi tujuannya

(Marianne Williamson)

Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan,

kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran

(Kolose 3 : 12)

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari

awal sampai akhir

(Pengkhotbah 3 : 1)

Selalu ada pengharapan di dalam Bapa, sekalipun tidak ada harapan di dalam dunia

(8)

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan Yesus.

Karya ini penulis persembahkan kepada :

Mami, Papi, yang selalu suport dengan doa,

Jesus Bless....

Mba Chi, terima kasih do’a, semangat, dan

kebaikannya

“Bebybu” spirit of hunny

(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas

kasih setia dan penyertaan-Nya yang sempurna melingkupi peneliti sehingga

dapat menyelesaiakan penyusunan skripsi dengan judul : “Analisis Pembagian

Kerja Dalam Rangka Meningkatkan Efektivitas Kerja Karyawan Bagian Sumber

Daya Manusi Pada PT. Pos Indonesia Surakarta Tahun 2010/2011”, sebagai

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi

Perkantoran.

Selama penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini peneliti ingin mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan yang telah banyak memberikan

bantuan baik moril maupun materiil kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

Ucapan terimakasih peneliti ucapkan kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan

penelitian.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNS

Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.

3. Ketua Program Pendidikan Ekonomi Jurusan P.IPS FKIP UNS

Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.

4. Ketua BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran Program Pendidikan

Ekonomi Jurusan P.IPS FKIP UNS Surakarta yang telah memberikan

ijin untuk menyusun skripsi.

5. Bapak Drs. Sutaryadi, M.Pd selaku pembimbing I yang telah dengan

sabar memberikan bimbingan dan pegarahan kepada peneliti dalam

penyelesaian skripsi.

6. Ibu Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd selaku pembimbing II yang telah

dengan sabar memberikan bimbingan dan pegarahan kepada peneliti

(10)

commit to user

x

7. Bapak dan Ibu Dosen BKK PAP Program Pendidikan Ekonomi Jurusan

P.IPS FKIP UNS Surakarta yang telah mendidik dan membimbing

selama masa perkuliahan.

8. Bapak Sakiman, S.E, selaku Supervisor Summber Daya Manusia PT.

Pos Indonesia Surakarta dengan segenap karyawan Bagian Sumber

Daya Manusia PT. Pos Indonesia Surakarta yang telah memberikan

informasi dan keterangan guna membantu peneliti dalam menyusun

skripsi.

9. Mami, Papi, Asa, tercinta, terima kasih atas segala kasih sayang, do’a,

semangat yang tak pernah berhenti mengalir, God bless...

10. Mba Chi, terima kasih atas do’a. semangat, materi, dan kebaikannya

untukku, Tuhan memberkati.

11. Bebybu Poetra Candi, terima kasih untuk semuanya, biar Tuhan yang

membalas semua kebaikanmu, sukses selalu.

12. Anin Adinda, terima kasih untuk kebersamaannya dalam penyusunan

skripsi dan persahabatan yang solid ini, Friend Forever....

13. Novianti Fazrin, terima kasih untuk persahabatan selama ini,

persahabatan ini akan tetap abadi.

14. Teman-teman seperjuangan, Innaya, Novi kecil, Della, Susi, terima

kasih untuk dukungannya.

15. Semua teman-teman “Kos Kunthi” Elysa, Anisa, semuanya terus

semangat pantang menyerah.

16. Semua pihak yang telah membatu peneliti dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca

sekalian dan besar harapan skripsi ini dapat bermanfaat.

Surakarta, Juni 2011

(11)

commit to user

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN ABSTRAK ... v

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A.Tinjauan Pustaka ... 7

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 38

C.Kerangka Berpikir ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

B.Bentuk dan Strategi Penelitian ... 43

(12)

commit to user

xii

D.Teknik Pengumpulan Data ... 46

E. Teknik Sampling ... 49

F. Validasi Data ... 50

G.Analisis Data ... 52

H.Prosedur Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN A.Deskripsi Lokasi Penelitian ... 57

B.Deskripsi Permasalahan Penelitian ... 73

C.Temuan Studi Yang Dihubungkan Dengan Kajian Teori ... 91

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A.Kesimpulan ... 101

B.Implikasi ... 103

C.Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran ... 41

Gambar 2. Skema Model Analisis Interaktif ... 54

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian dan Penyusunan Skripsi ... 108

Lampiran 2. Data Penelitian ... 109

Lampiran 3. Pedoman Wawancara ... 110

Lampiran 4. Field Note ... 114

Lampiran 5. Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia Surakarta ... 120

Lampiran 6. Daftar Perincian Tugas Bagian Sumber Daya Manusia ... 121

Lampiran 7. Daftar Nama Karyawan PT. Pos Indonesia Surakarta ... 124

Lampiran 8. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia ... 137

Lampiran 9. Perijinan ... 145

(15)

commit to user ABSTRAK

Divya Amrita. ANALISIS PEMBAGIAN KERJA DALAM RANGKA

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. POS INDONESIA SURAKARTA TAHUN 2010/2011. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguran dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Juni. 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Pelaksanaan pembagian

kerja dalam meningkatkan efektivitas kerja karyawan Bagian Sumber Daya

Manusia PT. Pos Indonesia Surakarta Tahun 2010/2011. (2) Kendala-kendala apa

yang yang terjadi pada saat pembagian kerja dalam meningkatkan efektivitas kerja

karyawan Bagian Sumber Daya Manusia PT. Pos Indonesia Surakarta Tahun

2010/2011. (3) Upaya-upaya yang dilakukan guna mengatasi kendala-kendala

pelaksanaan pembagian kerja dalam meningkatkan efektivitas kerja karyawan

Bagian Sumber Daya Manusia PT. Pos Indonesia Surakarta Tahun 2010/2011.

Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif, metode penelitian

deskriptif, strategi penelitian tunggal terpancang. Teknik sampling yang

digunakan purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data

yang digunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Validitas data dengan

menggunakan teknik trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis

data yang digunakan teknik analisis model interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa : 1. Pelaksanaan

pembagian kerja Bagian Sumber Daya Manusia PT. Pos Indonesia Surakarta

Tahun 2010/2011 meliputi : a. Waktu pelaksanaan pembagian kerja. Pelaksanaan

pembagian kerja dilakukan pada saat pekerjaan itu ada, baik pekerjaan rutin

maupun pekerjaan insidental. b. Hal-hal yang diperhatikan dalam pembagian

kerja, meliputi : 1) Penempatan karyawan yang tepat. 2) Rincian aktivitas. 3)

Beban pekerjaan. 4) Penciptaan Sistem Informasi Manajemen. 2. Kendala-kendala

dalam pelaksanaan pembagian kerja adalah : a. Karyawan menolak pemberian

tugas karena merasa sulit. b. Timbul pandangan Territorial Imperative. 3.

Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala pembagian kerja adalah :

a.Dilaksanakan pelatihan dan pengarah kerja. b.Meningkatkan kerja sama diantara

(16)

commit to user ABSTRACT

Divya Amrita. AN ANALYSIS OF LABOR DIVISION IN THE ATTEMPT

OF IMPROVING THE EFFECTIVENESS OF EMPLOYEE PERFORMANCE IN HUMAN RESOURCE DIVISION OF PT. POS INDONESIA SURAKARTA IN 2010/2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. June. 2011.

The objective of research is to find out: (1) the implementation of labor

division in improving the effectiveness of employee performance in Human

Resource Division of PT. Pos Indonesia Surakarta in 2010/2011, (2) the obstacles emerging during the labor division in improving the effectiveness of employee

performance in Human Resource Division of PT. Pos Indonesia Surakarta in

2010/2011, and (3) the attempts taken to cope with such the obstacle in the

implementation of labor division in improving the effectiveness of employee

performance in Human Resource Division of PT. Pos Indonesia Surakarta in

2010/2011.

This research employed a qualitative approach, descriptive method, and

single embedded research strategy. The sampling techniques used were purposive

sampling and snowball sampling. Techniques of collecting data used were

interview, observation, and documentation. The data validation was done using

data and method triangulation. Technique of analyzing data used was an interactive model of analysis one.

Considering the result of research, it can be concluded that: 1. The

implementation of labor division in Human Resource Division of PT. Pos

Indonesia Surakarta in 2010/2011 includes: a. labor division implementation time.

The labor division is carried out when the work exists, both routine and incidental

works. b. the points taken into account in labor division, include: 1) appropriate

employee assignment. 2) Activity details. 3) Workload. 4) Management

Information System Creation. 2. The obstacles in the labor division are: a. the

employees refuse the task assignment because they feel that is difficult. b. the rise

of Territorial Imperative perspective. 3. The attempts taken to cope with the

obstacles in labor division are: a. to hold work practice and direction. b. to

(17)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Organisasi didirikan adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu

dan dalam pencapaian tujuan tersebut, perusahaan berusaha untuk dapat

mengerahkan seluruh sumber daya yang dimilikinya. Secara umum sumber daya

yang dimiliki organisasi dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni sumber daya

manusia dan sumber daya non manusia. Kelompok yang termasuk dalam sumber

daya manusia ini adalah semua orang yang melakukan aktivitas dalam organisasi

tersebut, sedangkan yang termasuk dalam kelompok sumber daya non manusia

antara lain : modal, mesin, teknologi, dan bahan material.

Dari keseluruhan sumber daya yang tersedia dalam suatu perusahaan,

sumber daya manusialah yang paling penting, dan sangat menentukan dengan

tidak mengabaikan fungsi dari sumber daya lainnya. Faustino Cardoso Gomes

(1997:2) mengatakan “Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber

daya yang memiliki akal, perasaan, kemampuan, ketrampilan, pengetahuan,

dorongan, daya dan karsa”. Sedangkan Malayu SP. Hasibuan (2001:10)

mengemukakan bahwa “Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap

kegiatan organisasi karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu

terwujudnya tujuan organisasi”. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif

karyawan meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan begitu canggih.

Perusahaan tentunya ingin mendapatkan karyawan yang berkualitas atau

bermutu tinggi. Mutu sumber daya manusia meliputi mutu potensi diri, mutu

proses, dan mutu kinerja : mutu potensi diri antara lain tingkat pengetahuan, etos

kerja, sikap, ketrampilan, kesehatan, kedisiplinan, loyalitas kerja, kejujuran; mutu

proses antara lain dilihat dari komitmen, tingkat kerusakan produk, tingkat

keamanan kerja pribadi, dan mutu kehidupan kerja karyawan; mutu kinerja dilihat

dari output, antara lain berupa produktivitas kerja, produktivitas perusahaan, dan

(18)

commit to user

dengan standar mutu dan kompetensi yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Dengan kata lain, mutu diartikan sebagai adanya kesesuaian dengan kebutuhan

pasar kerja atau produsen. Mutu memiliki karakteristik kondisi yang dinamis

sejalan dengan perubahan pasar kerja, teknologi, waktu, dan dinamika sosial

masyarakat.

Istilah sumber daya manusia dalam perusahaan dikenal dengan sebutan

karyawan yang nantinya akan menjalankan peranannya di perusahaan, yaitu

sebagai pelaksana yang berusaha untuk mengkombinasikan potensi yang

dimilikinya dengan sumber daya yang lain untuk menghasilkan nilai lebih bagi

perusahaan. Karyawan semakin dipandang sebagai aset yang sangat penting dari

suatu perusahaan. Semakin banyak tantangan bisnis yang dihadapi perusahaan

maka kedudukan karyawan menjadi sangat strategis. Keunggulan kompetitif suatu

perusahaan sangat bergantung pada mutu sumber daya manusia karyawan.

Perusahaan akan selalu memikat, mengembangkan, dan mempertahankan

karyawan yang berketrampilan inovatif. Sehingga perlu diketahui bahwa arti

penting sumber daya manusia terletak pada kemampuan karyawan untuk

melaksanakan tugasnya dengan baik dan sesuai dengan bidang tugasnya

masing-masing. Dengan karyawan yang bermutu tinggi, maka dapat memberikan

kontribusi yang positif bagi perusahaan. Dalam rangka usaha pencapaian tujuan

organisasi, setiap karyawan diserahi tugas, atau pekerjaan tertentu yang harus

dikerjakan dengan sebaik-baiknya dan penentuan tugas bagi masing-masing

karyawan tersebut dilakukan melalui proses pembagian kerja.

Di dalam organisasi peran pimpinan sangat penting, pimpinan harus bisa

mengarahkan dan menggerakkan para bawahan atau karyawan untuk

melaksanakan aktivitas kerjanya yaitu dengan melakukan pembagian kerja

sehingga tiap-tiap karyawan mendapatkan tugas yang harus dikerjakan dan

dipertanggungjawabkan. Menurut Siswanto Sastrohadiwiryo (2003:128) bahwa

“Pembagian kerja adalah rincian pekerjaan yang berisi informasi menyeluruh

tentang tugas atau kewajiban, tanggung jawab, dan kondisi-kondisi yang

diperlukan apabila pekerjaan tersebut dikerjakan”. Dengan demikian pembagian

(19)

commit to user

banyak berhubungan dengan pekerjaan dari pada unsur manusianya atau

karyawan.

Dalam pencapaian tujuan organisasi, yang harus dijadikan pijakan oleh

setiap karyawan adalah orientasi kerja yang meliputi efisiensi, efektivitas, dan

produktivitas kerja. Ketiga hal tersebut sebagai orientasi kerja pada dasarnya

berarti bahwa dalam menjalankan tugasnya, karyawan harus mencegah terjadinya

penyimpangan, pemborosan dan segala tindakan yang dapat merugikan

organisasi. Pembagian kerja merupakan hal yang mutlak diperlukan, apalagi kalau

organisasi tersebut besar dan komplek dimana tujuan yang akan dicapai bukanlah

tujuan yang sederhana sehingga pembagian kerja adalah suatu keharusan.

Dengan adanya pembagian kerja, karyawan dapat dilatih sesuai dengan

bidangnya karena melalui keahlian yang dimilikinya tersebut, maka karyawan

dapat memberi sumbangan maksimal terhadap pencapaian tujuan. Pembagian

kerja juga dapat membantu dalam penempatan karyawan dengan menggunakan

prinsip the right man in the right place yaitu orang yang ditempatkan pada tempat

yang tepat, berdasarkan pada latar belakang pendidikan, pengalaman kerja,

ketrampilan, jenis kelamin, dan lain sebagainya. Pembagian kerja harus

rasional/obyektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas “like and

dislike” atau suka dan tidak suka. Selain itu, dengan pembagian kerja juga dapat

diketahui dengan siapa mereka bekerja sama, kepada siapa mereka bertanggung

jawab, sampai dimana batas-batas tanggung jawab dan wewenang yang diberikan

sehingga akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran, dan

efektivitas kerja.

Masalah efektivitas kerja merupakan hal yang sangat penting, dan perlu

diusahakan oleh setiap bentuk kerja sama, mengingat fasilitas, sumber daya, dan

dana yang ada memiliki keterbatasan. Efektivitas organisasi di dalam

hubungannya dengan peranan masing-masing karyawan dalam melaksanakan

pekerjaannya menunjukkan efektivitas organisasi dapat tercapai apabila setiap

unit kerja pada organisasi tersebut melakukan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi

(20)

commit to user

Dengan demikian pembagian kerja akan memberikan ketegasan dan

standar tugas yang harus dicapai oleh seorang karyawan, sehingga dapat menjadi

dasar spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan. Pembagian kerja harus ada

kejelasan tugas, batasan tugas, wewenang dan tanggung jawab sehingga karyawan

merasa mempunyai tanggung jawab sebatas wewenang yang diberikan sehingga

bekerja tanpa menunggu perintah atasan. Pembagian kerja juga perlu dilaksanakan

dengan penuh perimbangan, yang mana dalam pembagian kerja harus diadakan

penyesuaian kemampuan dan keahlian karyawan dengan jenis pekerjaan yang

akan ditangani disertai dengan penentuan prosedur kerja yang sederhana dan

mudah dipahami yang akan menjadikan karyawan yang bersangkutan dapat

melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban atau tanggung jawabnya secara efektif

atau berdaya guna menuju profesionalisme.

Namun demikian pada saat peneliti mengadakan pra observasi di PT. Pos

Indonesia Surakarta peneliti mendapati suatu kendala dalam pelaksanaan

pembagian kerja. Kendala yang ada di PT. Pos Indonesia Surakarta antara lain

terdapat karyawan yang menolak adanya pembagian tugas dikarenakan karyawan

merasa sulit dengan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan. Selain itu juga

timbul pandangan territorial imperative pada karyawan yaitu suatu pandangan

bahwa pekerjaan yang sudah diemban menjadi daerah teritorialnya sendiri

sehingga tidak dapat dimasuki oleh karyawan yang lainnya.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pembagian kerja merupakan

faktor yang mempengaruhi efektifitas kerja dan merupakan upaya pengkhususan

tugas yang disesuaikan dengan kondisi karyawan. Untuk itu perlu perencanaan

dengan baik yang dituangkan dalam daftar perincian tugas. Dengan pembagian

kerja yang tepat, akan dihasilkan karyawan, yang mempunyai tanggung jawab

yang tinggi karena mereka bisa mengambil keputusan sendiri sebatas wewenang

yang dimilikinya. Titik tolak pembagian kerja adalah prinsip fungsionalisme,

karena dengan demikian ditetapkan fungsi, tugas, wewenang, dan aktivitas

(21)

commit to user

Berdasarkan uraian di atas, mendorong peneliti untuk mengkaji lebih

dalam tentang permasalahan “ANALISIS PEMBAGIAN KERJA DALAM

RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN

BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. POS INDONESIA

SURAKARTA TAHUN 2010/2011”.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan pertanyaan peneliti mengenai ruang

lingkup permasalahan yang diteliti. Adapun masalah pokok yang dikaji dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan pembagian kerja dalam rangka meningkatkan

efektivitas kerja karyawan bagian Sumber Daya Manusia pada PT. Pos

Indonesia Surakarta Tahun 2010/2011 ?

2. Faktor-faktor apa yang menjadi kendala pembagian kerja dalam rangka

meningkatkan efektivitas kerja karyawan bagian Sumber Daya Manusia

pada PT. Pos Indonesia Surakarta Tahun 2010/2011?

3. Bagaimana cara memecahkan masalah yang menghambat pelaksanaan

pembagian kerja dalam rangka meningkatkan efektivitas kerja karyawan

bagian Sumber Daya Manusia pada PT. Pos Indonesia Surakarta Tahun

2010/2011 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini merupakan jawaban masalah yang dikaji oleh

peneliti. Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembagian kerja dalam rangka

meningkatkan efektivitas kerja karyawan bagian Sumber Daya Manusia

(22)

commit to user

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menjadi kendala pembagian

kerja dalam rangka meningkatkan efektivitas kerja karyawan bagian

Sumber Daya Manusia pada PT. Pos Indonesia Surakarta Tahun

2010/2011.

3. Untuk mengetahui cara memecahkan masalah yang menghambat

pelaksanaan pembagian kerja dalam rangka meningkatkan efektivitas kerja

karyawan bagian Sumber Daya Manusia pada PT. Pos Indonesia Surakarta

Tahun 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan informasi yang nyata sesuai dengan keadaan

yang sedang terjadi. Dengan adanya penelitian ini maka memberikan manfaat

secara teoritis maupun praktis, dalam penelitian ini, manfaatnya adalah sebagai

berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Mengkaji secara ilmiah pembagian kerja dalam kaitannya dengan

efektivitas kerja karyawan.

b. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dalam bidang Sumber Daya

Manusia bagi mahasiswa khususnya program pendidikan

administrasi perkantoran

2. Manfaat Praktis

a. Untuk memberikan bahan masukan dan sumbangan pemikiran

kepada pimpinan dalam menyusun strategi pembagian kerja di PT.

Pos Indonesia Surakarta.

b. Memberikan masukan dan informasi kepada karyawan PT. Pos

Indonesia Surakarta khususnya kepada bagian sumber daya

manusia akan pentingnya pembagian kerja guna meningkatkan

efektivitas kerja.

c. Memberikan pengetahuan bagi pembaca serta dapat dijadikan

(23)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Pembagian Kerja

a. Pengertian Pembagian Kerja

Suatu organisasi pada hakikatnya didirikan adalah sebagai alat atau

sarana untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut tidak dapat tercapai jika

tidak dengan sistem kerja yang efisien dan efektif. Oleh sebab itu, untuk

mencapai keefektivan kerja di dalam sebuah organisasi perlu diperhatikan

prinsip-prinsip yang mendasari sebuah organisasi tersebut. Menurut Henri

Fayol, ahli manajemen mengenalkan prinsip-prinsip organisasi yang tertuang

dalam karyanya, Administration Industrielle et Generale, merumuskan 14

prinsip administrasi yang dalam adaptasi luas bisa diterapkan sebagai prinsip

manajemen atau organisasi, yaitu sebagai berikut :

1. Pembagian Kerja

Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja untuk meraih tujuan

bersama. Sebuah organisasi terdiri atas bagian-bagian tertentu yang

masing-masing memiliki tanggung jawab. Oleh karena itu, harus ada pembagian

kerja yang jelas antara tiap-tiap bagian. Pembagian kerja yang jelas

memberi perngaruh positif pada efisiensi dan efektivitas organisasi.

Pembagian itu menghindarkan sekelompok orang terkonsentrasi pada

pekerjaan tertentu, sementara pekerjaan yang lain terbengkalai.

2. Pendelegasian Wewenang

Pendelegasian wewenang sangat penting agar setiap elemen dalam

organisasi memiliki rasa tanggung jawab. Pendelegasian wewenang di satu

sisi merupakan bagian dari pembagian kerja dan di sisi lain merupakan

pelimpahan tanggung jawab. Di samping itu, pendelegasian wewenang

(24)

commit to user 3. Disiplin

Setiap organisasi pasti memiliki tata tertib dan peraturan-peraturan

menyangkut sistem kerja. Namun, semua tata tertib dan peraturan itu

menjadi tidak ada artinya jika tidak ditunjang dengan kedisiplinan para

pelaksananya. Oleh karena itu, disiplin dalam suatu organisasi adalah

prinsip sangat mendasar yang mempengaruhi kinerja organisasi secara

keseluruhan.

4. Kesatuan Komando

Komando dalam hal ini adalah kepemimpinan dalam menjalankan visi dan

misi organisasi. Dalam pelaksanaan lapangan, komando dan wewenang bisa

didelegasikan kepada struktur di bawahnya. Namun, hakikatnya, komando

tetap harus tunggal. Adanya lebih dari satu komando akan membuat

organisasi bergerak tidak fokus pada tujuan.

5. Kesatuan Tujuan

Organisasi tanpa tujuan yang jelas adalah omong kosong. Tujuan organisasi

harus tergambar dengan jelas dalam visi dan misi organisasi tersebut. Sebab,

tujuan organisasi ini menjadi acuan gerak dan program kerja. Kesatuan

tujuan dari seluruh jenjang organisasi merupakan kunci pokok keberhasilan

organisasi tersebut dalam mengorganisasi elemen-elemennya.

6. Prioritas

Setiap anggota organisasi pasti memiliki kepentingan masing-masing.

Kadang-kadang, kepentingan individu itu berjalan selaras dengan

kepentingan organisasi. Namun, saat kepentingan tersebut bertentangan,

setiap anggota organisasi semestinya mendahulukan kepentingan

organisasinya.

7. Penghargaan atas Prestasi dan Sanksi Kesalahan

Penghargaan dan sanksi adalah semacam stimulasi bagi setiap anggota

organisasi. Ini merupakan bentuk apresiasi. Bentuknya tidak harus selalu

uang atau nilai-nilai nominal. Tiap-tiap organisasi perlu menerapkan

penghargaan dan sanksi ini dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan

(25)

commit to user

8. Sentralisasi dan Desentralisasi Pengambilan Keputusan

Sentralisasi dan desentralisasi dalam pengambilan keputusan sangat erat

hubungannya dengan efektivitas dan efisiensi organisasi. Organisasi yang

baik menerapkan keduanya secara proporsional. Ada hal-hal yang tidak bisa

disentralisasikan kepada pemimpin manajemen dan begitu juga sebaliknya.

Tidak semua keputusan harus diambil dengan musyawarah yang melibatkan

seluruh elemen. Tingkat-tingkat keputusan itu dikembangkan sesuai jenjang

dan kapasitas masing-masing.

9. Garis Wewenang

Garis wewenang dari atas sampai ke bawah merupakan rujukan dalam

pelaksanaan program. Setiap elemen organisasi harus memahami garis

wewenang sehingga tidak terjadi kelambatan birokratis atau sebaliknya.

Garis wewenang ini juga berfungsi menegaskan kembali kesatuan komando.

10. Tata Tertib

Tata tertib dalam organisasi berfungsi untuk meletakkan orang yang tepat

pada posisi yang tepat. Dengan demikian, kinerja organisasi akan berjalan

dengan optimal.

11. Keadilan dan Kejujuran

Keadilan dalam segala elemen merupakan syarat mutlak dalam organisasi.

Di samping itu, jenjang atas harus jujur dan terbuka kepada

jenjang-jenjang di bawahnya sampai level akar rumput. Kejujuran ini akan

membawa dampak pada kepercayaan bawahan kepada atasan.

12. Stabilitas dan Regulasi

Harus diperhatikan masa kerja yang efektif dan efisien, mengatur

perputaran dan peralihan tugas untuk menghindari kejenuhan dan

merangsang pembaruan-pembaruan. Namun, harus dipikirkan agar

regulasi tersebut tidak menjadi beban bagi organisasi. Sebab, perputaran

dan pergantian jabatan yang terlalu tinggi pun berpengaruh buruk pada

(26)

commit to user 13. Inisiatif

Organisasi yang baik harus mampu menumbuhkan inisiatif anggotanya

dalam pengelolaan organisasi. Iklim organisasi juga harus dibangun

sedemikian rupa agar mampu menstimulasi munculnya ide dan inisiatif

anggota dari berbagai jenjang.

14. Keselarasan dan Persatuan

Hubungan interpersonal antaranggota organisasi memiliki pengaruh sangat

besar dalam kinerja anggota. Tanpa hubungan yang baik dan selaras,

organisasi tidak akan berjalan baik. Di samping itu, keselarasan tersebut

sangat penting perannya dalam memelihara persatuan dan kesatuan

anggota.

Pembagian kerja (division of labor) berkenaan dengan tingkat sejauh

mana pekerjaan dispesialisasi dalam organisasi tersebut. Para manajer harus

dapat membagi seluruh kerja organisasi itu ke dalam beberapa kerja tertentu

yang mempunyai kegiatan tertentu. Dalam pencapaian tujuan dalam bidang

manajemen sumber daya manusia ialah keseluruhan langkah yang harus

ditempuh oleh satuan kerja yang mengelola sumber daya manusia dalam

organisasi sedemikian rupa sehingga sumber daya manusia yang terdapat

dalam organisasi mampu memberikan kontribusinya yang maksimal.

Pembagian kerja merupakan salah satu prinsip organisasi, sehingga

antara pembagian kerja dan organisasi terdapat hubungan yang erat sekali.

Sedangkan menurut James L.Gibson (1996:236) pembagian kerja mempunyai

dua keunggulan, sebagai berikut :

· Jika sebuah pekerjaan mengandung sedikit tugas, maka melatih personalia baru yang menggantikan posisi personalia lama yang berhenti atau pindah dapat dilakukan dengan cepat. Kegiatan pelatihan yang minimal dapat menghemat biaya pelatihan.

· Bila sebuah pekerjaan hanya terdiri dari tugas-tugas yang

terbatasjumlahnya, seorang karyawan bisa menjadi sangat trampil

melaksanakan tugas-tugas tersebut. Ketrampilan ini bisa

(27)

commit to user

Dengan demikian untuk mencapai tujuan organisasi harus tersedianya

sumber daya manusia yang ahli, trampil serta penempatan atau pembagian

pekerjaan yang tepat bagi karyawan. Terjadinya pertanggungjawaban atas

dasar pendelegasian wewenang atau tanggung jawab dari atasan kepada

bawahan, baik kelompok kerja tenaga kerja maupun individual atau perorangan

dapat diketahui melalui pembagian kerja.

Menurut Sutarto (2000:104) bahwa pembagian kerja dapat diartikan dua

macam, yaitu :

1) Pembagian kerja adalah rincian serta pengelompokan aktivitas-aktivitas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh satuan organisasi tertentu. Misalnya Sekretariat Jendral, Biro Perencanaan, Biro Kepegawaian, Biro Keuangan, Biro Perbekalan, Biro Tatawarkat, Biro Humas, Biro O &M, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Direktorat Perguruan Tinggi Swata, Subdirektorat Pembinaan, Seksi Bantuan Tenaga/Fasilitas, Jawatan Periklanan, Inspektorat Jendral, Inspektorat Daerah, Fakultas, Lembaga, Badab, Balai, semua ini mempunyai rincian aktivitas. 2) Pembagian kerja adalah rincian serta pengelompokan tugas-tugas

yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh seorang pejabat tertentu. Misalnya Sekretaris, Bendahara, Kepala Seksi, Ketua Panitia, Juru Bayar, Direktur, Menteri, Presiden semua ini memiliki rincian tugas.

Sedangkan menurut T.Hani Handoko (2000:47) bahwa “Pembagian kerja

adalah suatu pernyataan tertulis yang menguraikan fungsi, tugas-tugas,

tanggung jawab, wewenang, kondisi kerja dan aspek-aspek pekerjaan tertentu

lainnya”. Pengertian pembagian kerja ini hampir sama dengan yang

diungkapkan oleh H.Malayu S.P. Hasibuan (2003:32) dimana “Pembagian

kerja adalah informasi tertulis yang menguraikan tugas dan tanggung jawab,

kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan, dan aspek-aspek pekerjaan pada suatu

jabatan tertentu dalam organisasi.” Pengertian pembagian kerja tersebut juga

tidak jauh berbeda dari yang diungkapkan oleh B. Siswanto Sastrohadiwiryo

(28)

commit to user

tugas atau kewajiban, tanggung jawab dan kondisi-kondisi yang diperlukan

apabila pekerjaan tersebut dikerjakan.”

Dan menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003:151) bahwa “Pembagian kerja

adalah merupakan daftar kegiatan atau tugas yang harus dilakukan oleh setiap

karyawan dalam organisasi, sesuai dengan jabatan atau pekerjaan karyawan

yang bersangkutan.”

Dari pengertian pembagian kerja yang disampaikan oleh beberapa ahli di

atas, maka peneliti dapat memberikan kesimpulan bahwa pembagian kerja

adalah suatu pernyataan atau informasi yang sifatnya tertulis yang

menguraikan mengenai fungsi, tugas, wewenang, kondisi pekerjaan, hubungan

pekerjaan, dan aspek-aspek pekerjaan tertentu lainnya, yang dapat dijadikan

sebagai pedoman bagi karyawan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

tugas dan tanggungjawabnya, sehingga tujuan organisasi tercapai.

b. Macam-macam Pembagian Kerja

Menurut Sutarto (2000:127), bahwa pembagian berdasarkan rangkaian

kerja dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :

1) Pembagian kerja berdasarkan rangkaian kerja berupa seri 2) Pembagian kerja berdasarkan rangkaian kerja berupa paralel

3) Pembagian kerja berdasarkan rangkaian kerja berupa gabungan seri dan paralel

Dari macam pembagian kerja di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Yang dimaksud dengan pembagian kerja berdasarkan rangkaian

kerja seri adalah aktivitas dalam organisasi dirinci menjadi urutan

tugas yang penyelesaiannya dilakukan secara berturutan dari pejabat

yang satu ke pejabat yang berikutnya sehingga pekerjaan selesai.

2) Yang dimaksud dengan pembagian kerja berdasarkan rangkaian

kerja paralel adalah aktivitas dalam organisasi dirinci menjadi

beberapa kelompok urutan tugas yang semacam yang untuk

(29)

commit to user

seorang pejabat atau beberapa orang pejabat sehingga beberapa

kelompok urutan tugas akan berjalan bersama.

3) Yang dimaksud pembagian kerja berdasarkan rangkaian kerja berupa

gabungan seri dan paralel adalah aktivitas dalam organisasi dirinci

menjadi beberapa urutan tugas yang penyelesaiannya dilakukan

secara serentak, tugas yang satu tidak perlu menunggu selesainya

tugas yang lain.

Sedangkan menurut George R. Terry & Leslie W. Rue (2001:84-85)

bahwa pembagian kerja dapat dibagi-bagi secara garis tegak maupun garis

mendatar, yaitu :

1) Pembagian kerja secara vertikal atau tegak, didasarkan atas penetapan, garis-garis kekuasaan dan menentukan tingkat-tingkat yang membentuk banguna organisasi itu secara tegak.

2) Pembagian kerja secara horisontal atau mendatar, didasarkan atas spesialisasi kerja dengan asumsi dasar membuat setiap tugas pekerja menjadi terperinci, makin banyak pekerjaan yang dapat dihasilkan dengan usaha yang sama melalui peningkatan efisiensi dan kualitas.

Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa pembagian kerja vertikal

atau tegak selain dari menetapkan kekuasaan, juga dapat memudahkan arus

komunikasi dalam organisasi. Pembagian kerja secara horisontal atau datar

terdapat dua dimensi kerja yaitu scope and depth (lingkup dan kedalaman),

job-scope atau lingkup kerja mengacu kepada banyaknya jenis yang berbeda-beda

dari operasi yang dilakukan. Dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan

lingkup yang sempit, maka pekerja akan melakukan lebih sedikit

operasi-operasi dan mengulang-ulangi lingkaran itu berkali-kali. Sedangkan job-depth

atau kedalaman kerja mengacu kepada kebebasan pekerja-pekerja untuk

merencanakan dan mengorganisir pekerjaan mereka sendiri, bergerak dan

berkomunikasi seperti yang diinginkan.

Dari pendapat kedua ahli di atas mengenai macam pembagian kerja,

maka peneliti dapat memberikan kesimpulan bahwa pembagian kerja dapat

(30)

commit to user

berdasarkan rangkaian kerja berupa seri, paralel, serta gabungan seri dan

paralel, yang hal ini perlu dilakukan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang

ada dalam setiap organisasi atau perusahaan untuk meningkatkan efektivitas

kerja karyawan dalam mencapai tujuan.

c. Pentingnya Pembagian Kerja

Menurut Sutarto (2000:104) bahwa pentingnya pembagian kerja adalah :

1) Karena orang berbeda dalam pembawaan kemampuan serta

kecakapan dan mencapai ketangkasan yang besar dengan spesialisasi

2) Karena orang yang sama tidak dapat berada di dua tempat pada saat

yang bersamaan

3) Karena seseorang tidak dapat melakukan dua hal pada saat yang sama

4) Karena bidang pengetahuan dan keahlian yang begitu luas, sehingga

seseorang dalam rentang hidupnya tidak mungkin dapat mengetahui lebih banyak dari pada sebagian sangat kecil dari padanya.

Dari pentingnya pembagian kerja di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Seseorang mempunyai kecakapan dan kelebihan tersendiri yang

dapat dikembangkan menjadi suatu keahlian yang bermanfaat. Hal

ini apabila dikaitkan dengan pekerjaan di suatu perusahaan, ada

orang yang ahli dalam operasional komputer namun ada juga orang

yang hanya bekerja mengandalkan tenaganya saja tanpa

menggunakan pikiran dan sebagainya.

2) Manusia diciptakan hanya berjumlah tunggal walaupun kembar,

masing-masing mempunyai spesifikasi tersendiri, sehingga manusia

tidak dapat berada pada saat yang sama di dua tempat yang berbeda.

3) Manusia diciptakan dengan keterbatasan-keterbatasan kemampuan,

mengingat manusia adalah makhluk Tuhan yang tidak sempurna,

sehingga manusia tidak dapat melakukan pekerjaan yang berbeda

pada waktu yang sama. Kalaupun itu terjadi pasti hasil akhir yang

(31)

commit to user

4) Ilmu pengetahuan saat ini berkembang sangat pesat dan manusia

tidak dapat menguasai itu semua. Karena pasti manusia adalah

makhluk yang kurang sempurna yang senantiasa memiliki

kekurangan.

Sedangkan George R. Terry & Leslie W. Rue (2001:84-85) menguraikan

tentang pentingnya pembagian kerja, yaitu :

1) Menetapkan kekuasaan

2) Memudahkan arus komunikasi dalam organisasi

3) Lebih sedikit kecakapan yang diperlukan oleh seseorang atau karyawan

4) Lebih mudah untuk memperinci kecakapan-kecakapan yang

diperlukan untuk penyaringan atau tujuan-tujuan latihan

5) Mengulangi atau mempraktekkan kerja yang sama, mengembangkan

kemahiran

6) Penggunaan kecakapan-kecakapan secara efisien terutama sekali dengan menggunakan kecakapan-kecakapan terbaik setiap pekerja

7) Kemampuan untuk beroperasi bersama-sama

8) Lebih banyak terdapat keseragaman dalam produksi akhir, jika setiap potong selalu diproduksikan oleh orang yang sama

Pentingnya pembagian kerja tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Dengan pembagian kerja, maka setiap karyawan akan mengetahui

dengan siapa mereka bertanggungjawab, sampai dimana batas

tanggungjawab dan wewenang yang diberikan sehingga setiap

karyawan hanya melaksanakan tugas sebatas tanggung jawab dan

wewenang yang diberikan tersebut.

2) Karena dengan pembagian kerja, dapat diketahui siapa setiap

karyawan akan bekerja sama dalam melaksanakan tugas-tugas yang

diberikan, yang hal ini akan dapat membantu dalam memudahkan

arus komunikasi.

3) Dengan pembagian kerja, kecakapan yang diperlukan oleh seseorang

lebih sedikit karena setiap orang atau setiap karyawan hanya bekerja

(32)

commit to user

4) Adanya pembagian kerja dapat diketahui kecakapan-kecakapan dari

masing-masing karyawan sesuai dengan jabatan yang menjadi

tanggung jawabnya dan hal ini akan memudahkan dalam

memperinci kecakapan-kecakapan yang diperlukan untuk

penyaringan atau tujuan-tujuan latihan.

5) Dengan pembagian kerja, setiap karyawan hanya melakukan

pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, maka setiap karyawan

tersebut mengulangi atau mempraktekkan kerja yang sama sehingga

dapat mengembangkan kemahiran bagi karyawan.

6) Dengan pembagian kerja, maka tidak akan terjadi kesemrawutan dan

tumpang tindih dalam pelaksanaan kerja sehingga efektivitas kerja

dapat tercapai.

7) Adanya pembagian kerja, maka harus ada koordinasi atau kerja sama

diantara para karyawan dan hal ini bertujuan untuk menghindari

terjadinya pengkotaan tugas sehingga tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

8) Karena dengan pembagian kerja, setiap karyawan hanya bekerja

sesuai yang menjadi tanggung jawabnya, maka akan menjadikan

keseragaman dalam produksi akhir karena diproduksi oleh orang

yang sama.

Dan menurut Malayu SP. Hasibun (2003:33) bahwa pentingnya

pembagian kerja meliputi :

1) Pembagian kerja akan memberikan ketegasan dan standar tugas yang

harus dicapai oleh seorang pejabat yang memegang jabatan tersebut

2) Pembagian kerja menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi

(33)

commit to user

Pentingnya pembagian kerja tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Pembagian kerja harus ditetapkan secara jelas untuk setiap jabatan,

supaya pejabat tersebut mengetahui tugas dan tanggung jawab yang

harus dilakukannya.

2) Dengan pembagian kerja, maka setiap pejabat akan mengetahui

dimana kedudukannya, apa yang harus dikerjakan, bagaimana

mengerjakannya, dan sebagainya yang akhirnya dapat diketahui

apakah pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan efektif atau tidak.

Dari pedapat di atas mengenai pentingnya pembagian kerja, maka

peneliti dapat memberikan kesimpulan bahwa:

· Pembagian kerja dalam organisasi atau perusahaan sangat penting

untuk dilakukan, karena tidak ada seorang pun yang dapat

menyelesaikan semua tugas atau pekerjaan di dalam organisasi atau

perusahaan dengan bekerja sendirian dan pada saat yang bersamaan.

· Pembagian kerja yang jelas dan tepat, akan membuat setiap

karyawan mengetahui tugas, tanggung jawab, dan standar prestasi

yang harus dicapai di dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang

telah menjadi kewajibannya.

d. Pedoman Pembagian Kerja

Menurut Sutarto (2000:126) bahwa beberapa pedoman pembagian kerja,

antara lain :

1) Pembagian kerja berdasarkan fungsi

2) Pembagian kerja berdasarkan produksi

3) Pembagian kerja berdasarkan rangkaian kerja

4) Pembagian kerja berdasarkan langganan

5) Pembagian kerja berdasarkan jasa

6) Pembagian kerja berdasarkan alat

7) Pembagian kerja berdasarkan wilayah

8) Pembagian kerja berdasarkan waktu

(34)

commit to user

Dari pedoman pembagian kerja di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Yaitu rincian serta pengelompokan tugas yang sejenis atau erat

hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh seorang pejabat

tertentu yang masing-masing mendasarkan sekelompok aktivitas

sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaannya, atau rincian serta

pengelompokan aktivitas yang semacam atau erat hubungannya satu

sama lain untuk dilakukan oleh satuan organisasi tertentu yang

masing-masing mendasarkan sekelompok aktivitas sejenis menurut

sifatnya atau pelaksanaannya.

2) Yaitu rincian serta pengelompokan tugas yang semacam atau erat

hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu

yang masing-masing menghasilkan jenis barang tertentu, atau rincian

serta pengelompokan aktivitas yang semacam atau erat hubungannya

satu sama lain untuk dilakukan oleh satuan organisasi tertentu yang

masing-masing menghasilkan jenis barang tertentu.

3) Yaitu rincian serta pengelompokan tugas yang semacam atau erat

hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu

yang masing-masing secara berturutan harus dilalui, sehingga

pekerjaan selesai dengan sempurna, atau rincian serta

pengelompokan aktivitas yang semacam atau erat hubungannya satu

sama lain untuk dilakukan oleh satuan organisasi tertentu yang

masing-masing harus dilalui secara berturutan, sehingga pekerjaan

selesai dengan sempurna.

4) Yaitu rincian serta pengelompokan tugas yang semacam atau erat

hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu

yang masing-masing memberikan pelayanan kepada orang-orang

atau badan-badan tertentu yang datang secara tetap, atau rincian serta

pengelompokan aktivitas yang semacam atau erat hubungannya satu

(35)

commit to user

masing-masing memberikan pelayanan kepada orang-orang atau

badan-badan tertentu yang datang secara tetap.

5) Yaitu rincian serta pengelompokan tugas yang semacam atau erat

hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu

yang masing-masing memberikan jenis jasa tertentu, atau rincian

serta pengelompokan aktivitas yang semacam atau erat hubungannya

satu sama lain untuk dilakukan oleh satuan organisasi tertentu yang

masing-masing memberikan jenis jasa tertentu.

6) Yaitu rincian serta pengelompokan tugas yang semacam atau erat

hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu

yang masing-masing memakai alat tertentu, atau rincian serta

pengelompokan aktivitas yang semacam atau erat hubungannya satu

sama lain untuk dilakukan oleh satuan organisasi tertentu yang

masing-masing menggunakan alat tertentu.

7) Yaitu rincian serta pengelompokan tugas yang semacam atau erat

hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu

yang masing-masing mengurusi atau menguasai satuan daerah

tertentu, atau rincian serta pengelompokan aktivitas yang semacam

atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh satuan

organisasi tertentu yang masing-masing mengurusi atau menguasai

satuan daerah tertentu.

8) Yaitu rincian serta pengelompokan tugas yang semacam atau erat

hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu

yang masing-masing dilakukan sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan, atau rincian serta pengelompokan aktivitas yang

semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh

satuan organisasi tertentu yang masing-masing dilakukan pada waktu

yang telah ditentukan.

9) Yaitu rincian serta pengelompokan tugas yang semacam atau erat

hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh sejumlah orang

(36)

commit to user

atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh satuan

organisasi tertentu yang beranggotakan sejumlah orang tertentu.

Sedangkan menurut George R. Terry & Leslie W. Rue (2001:95) bahwa

pedoman pembagian kerja meliputi :

1) Pembagian kerja berdasarkan fungsi

2) Pembagian kerja berdasarkan hasil produksi

3) Pembagian kerja berdasarkan wilayah atau geografi

4) Pembagian kerja berdasarkan pelanggan

5) Pembagian kerja berdasarkan regu tugas

Dari pedoman pembagian kerja tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Kegiatan-kegiatan biasa atau seragam ditempatkan dalam satuan

organisasi yang biasa

2) Suatu tingkat spesialisasi yang wajar didorong dengan pembagian

kerja menurut hasil produksi yaitu dengan pengetahuan atau

keahlian, kalau ia berguna untuk suatu hasil produksi serta

syarat-syaratnya, maka dapat digunakan secara efektif.

3) Pembagian dalam wilayah memungkinkan pemasaran untuk

mengurangi waktu perjalanan dan biaya, dan lebih memungkinkan

bagi kondisi-kondisi setempat. Terdapat sekedar tumpang tindih

fungsi-fungsi, tetapi pemindahan pegawai atau karyawan pemasaran

dapat dipercepat dan pengawasan-pengawasan yang serupa dapat

dilakukan untuk masing-masing satuan menurut wilayah.

4) Pembagian menurut jenis pelanggan memberi penekanan pada

pemberian pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan-pelanggan.

5) Suatu proyek khusus atau sekelompok pekerjaan dapat ditugaskan

kepada suatu kelompok kecil, yang beroperasi sebagai sebuah satuan

yang berdiri sendiri dan meliputi semua kecakapan yang diminta

(37)

commit to user

Sedangkan Sondang P. Siagian (2002:42) mengemukakan beberapa

pedoman yang dijadikan sebagai dasar pembagian kerja, yaitu :

1) Pembagian kerja berdasarkan jenis produk

2) Pembagian kerja berdasarkan fungsi

3) Pembagian kerja berdasarkan tipologi konsumen dikaitkan dengan produk tertentu

4) Pembagian kerja berdasarkan kawasan geografis

5) Pembagian kerja berdasarkan proses

Dari pedoman pembagian kerja tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Perincian serta pengelompokan tugas atau aktivitas yang semacam

atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh seorang

pejabat atau satuan organisasi tertentu yang masing-masing

menghasilkan jenis produk atau barang tertentu, bahkan seolah sudah

menjadi perusahaan sendiri tetapi tetap berkaitan dengan perusahaan

induk.

2) Perincian serta pengelompokan tugas atau aktivitas yang semacam

atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh seorang

pejabat atau satuan organisasi tertentu yang masing-masing

mendasarkan fungsi tertentu sesuai dengan keperluan

organisasi/perusahaan.

3) Perincian serta pengelompokan tugas atau aktivitas yang semacam

atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh seorang

pejabat atau satuan organisasi tertentu yang masing-masing

memberikan pelayanan kepada konsumen tertentu yang datang

untuk membeli produk tertentu.

4) Perincian serta pengelompokan tugas atau aktivitas yang semacam

atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh seorang

pejabat atau satuan organisasi tertentu yang masing-masing

mengurusi atau menguasai satuan daerah atau wilayah tertentu.

(38)

commit to user

mungkin satu wilayah tertentu mempunyai karakteristik yang khas

sehingga perlu perlakuan secara khusus pula.

5) Perincian serta pengelompokan tugas atau aktivitas yang semacam

atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh seorang

pejabat atau satuan organisasi tertentu yang masing-masing secara

berurutan harus dilalui atau langkah-langkah yang biasanya diambil

dalam proses penyelesaian sesuatu berdasarkan urutan

langkah-langkah tertentu sehingga pekerjaan selesai dengan sempurna.

Dari pendapat di atas mengenai pedoman pembagian kerja, maka peneliti

dapat memberikan kesimpulan bahwa di dalam melakukan pembagian kerja

harus berdasarkan pedoman yang ada,agar tidak terjadi tumpang tindih dalam

pelaksanaan pekerjaan. Pedoman pembagian kerja secara umum meliputi

pembagian kerja berdasarkan wilayah, produk, jumlah, fungsi namun demikian

masing-masing perusahaan menetapkan pembagian kerja sesuai dengan kondisi

perusahaan demi kelancaran dan ketertiban dalam pelaksanaan kerja tersebut

agar dapat mencapai tujuan yang dikehendaki.

e. Hal-Hal Yang Diperhatikan Dalam Melakukan Pembagian Kerja

Menurut Sutarto (2000:105) bahwa dalam melakukan pembagian kerja

hendaknya diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

1) Tiap-tiap satuan organisasi hendaknya mempunyai rincian aktifitas yang jelas tertulis pada daftar rincian aktivitas.

2) Tiap-tiap pejabat dari pucuk pimpinan sampai dengan pejabat yang berkedudukan paling rendah harus memiliki rincian tugas yang jelas dalam suatu daftar rincian tugas.

3) Jumlah tugas yang sebaiknya dibebankan kepada seorang pejabat sebaiknya berkisar antara empat macam sampai dengan dua belas macam.

4) Variasi tugas bagi seorang pejabat hendaknya diusahakan yang sejenis atau erat hubungannya satu sama lain.

(39)

commit to user

bertumpuk-tumpuk tugasnya dan ada pejabat yang sangat sedikit tugasnya sehingga nampak terlalu banyak menganggur.

6) Penempatan para pejabatnya hendaknya tepat.

7) Penambahan atau pengurangan pegawai hendaknya berdasarkan

volume kerja.

8) Pembagian kerja terutama yang menyangkut para jabatan dalam sesuatu satuan organisasi jangan sampai menimbulkan “pegkotaan pejabat”

9) Penggolongan tugas.

10) Dalam melakukan pembagian kerja harus memperhatikan pada

adanya beberapa macam dasar pembagian kerja.

11) Setiap pejabat dalam organisasi atau satuan organisasi yang ada seharusnya sudah pasti memiliki daftar rincian tugas atau daftar rincian aktivitas.

12) Untuk membantu ketepatan beban kerja pejabat terutama yang bersifat kerja phisik dapat dilakukan dengan jalan melakukan perhitungan kerja.

Dari hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembagian kerja tersebut,

dapat dijelaskan ebagai berikut :

1) Dengan telah dimilikinya daftar rincian aktivitas yang jelas pada

daftar rincian aktivitas, maka dapat dihindarkan terjadinya satuan

organisasi yang bekerja dengan tanpa arahan atau petunjuk, sehingga

setiap satuan organisasi dapat menyelesaikan pekerjaan dengan

lancar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2) Dengan telah dimilikinya daftar rincian tugas bagi para pejabat,

maka dapat dihindarkan terjadinya pejabat yang bekerja hanya

sekedar menunggu perintah saja dan dapat dihindarkan pula adanya

pejabat yang hanya memenuhi syarat formal datang di kantor tetapi

tidak mengerjakan apa-apa.

3) Apabila seorang pejabat hanya diserahi satu macam tugas pada suatu

saat akan jemu. Tiap pejabat sebagai layaknya seorang manusia pada

umumnya membutuhkan variasi, empat macam tugas diperkirakan

merupakan variasi yang tidak menjemukan.

4) Sebab apabila seorang pejabat diserahi beban kerja yang sangat jauh

(40)

commit to user

5) Beban kerja yang merata ini tidak berarti bahwa setiap satuan

organisasi yang ada atau setiap pejabat yang ada harus tepat sama

jumlah aktivitasnya atau jumlah tugasnya. Beban kerja merata berarti

kurang lebih sama, meskipun ada perbedaan tetapi tidak menyolok.

6) Yang dapat dijadikan dasar tepat tidak hanya kecakapan dan

kepandaian saja, tetapi lebih luas dari itu antara lain keberanian,

jenis kelamin, kekuatan, umur, kesehatan, kejujuran, dan lain-lain.

7) Bila volume kerja bertambah banyak dan pejabat yang ada sudah

tidak dapat menampungnya adalah wajar bila pegawainya juga

ditambah, sebaliknya bila volume kerja susut maka jumlah pegawai

juga dapat dikurangi.

8) Pembagian tugas hendaknya hanya sekedar menunjukkan rincian

tugas yang menjadi tanggung jawab pejabat itu sebagai anggota dari

satuan organisasi sebagai keseluruhan.

9) Penggolongan tugas berdasarkan penting dan urgensinya dapat

dibedakan menjadi tugas-tugas yang harus dikerjakan seketika,

segera, dan berjangka panjang, sedangkan berdasarkan sulitnya dan

pemakaian waktu dapat dibedakan menjadi tugas yang mudah

dikerjakan dan yang sulit dikerjakan, dan berdasarkan siapa yang

mengerjakannya dapat dibedakan pekerjaan rutin, khusus, dan kreatif

atau tugas dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu pekerjaan

rutin, khusus, dan kreatif.

10) Pembagian kerja berdasarkan fungsi, produksi, rangkaian kerja,

langganan, jasa, alat, wilayah, waktu, dan jumlah.

11) Dapat menilai apakah sesuatu pembagian kerja telah tepat atau

belum dapat dilakukan dengan mengisi formulir daftar pekerjaan,

mempelajari daftar pekerjaan yang kemudian dibuat daftar tugas,

mempelajari daftar rincian tugas dan menyusun daftar pembagian

kerja serta menguji daftar tersebut dengan beberapa pertanyaan

untuk menentukan apakah daftar pembagian kerja itu sudah tepat

(41)

commit to user

12) Yang dimaksud dengan penghitungan kerja adalah suatu cara untuk

menghitung atau mengukur banyaknya pekerjaan yang dilakukan

oleh seorang pejabat. Tujuannya adalah untuk mencapai

keseimbangan antara beban kerja dengan tata kerja.

Sedangkan menurut Malayu SP. Hasibuan (2003:32-34) bahwa

pembagian kerja harus jelas dan persepsinya mudah dipahami, serta

menguraikan hal-hal berikut :

1) Identifikasi pekerjaan atau jabatan yakni memberikan nama jabatan. 2) Hubungan tugas dan tanggung jawab yakni perincian tugas dan

tanggung jawab secara nyata diuraikan secara terpisah agar jelas diketahui. Rumusan hubungan hendaknya menunjukkan hubungan antara pejabat dengan orang lain di dalam maupun di luar organisasi. 3) Standar wewenang dan pekerjaan, yakni kewenangan dan prestasi

yang harus dicapai oleh setiap pejabat harus jelas.

4) Syarat kerja harus diuraikan dengan jelas, seperti alat-alat, mesin-mesin dan bahan baku yang akan dipergunakan untuk melakukan pekerjaan tersebut.

5) Ringkasan pekerjaan atau jabatan, hendaknya menguraikan bentuk umum pekerjaan dengan hanya mencantumkan fungsi-fungsi dan aktivitas utamanya.

6) Penjelasan tentang jabatan di bawah dan di atasnya, yaitu harus dijelaskan jabatan dari mana si petugas dipromosikan dan ke jabatan mana si petugas akan dipromosikan.

Dengan demikian pembagian kerja harus diuraikan secara jelas agar

pejabat yang menduduki jabatan tersebut mengetahui tugas, tanggung jawab,

dan standar prestasi yang harus dicapai. Selain itu pembagian kerja juga

menjadi dasar dalam menetapkan spesifikasi pekerjaan sehingga

mismanajemen dapat dihindarkan.

Dan menurut Sondang P. Siagian (2002:38-39), bahwa berbagai hal yang

penting mendapat perhatian dalam pembagian tugas adalah sebagai berikut :

(42)

commit to user

2) Manajemen mutakhir menekankan bahwa disamping menyoroti

organisasi sebagai wadah, tidak kalah pentingnya ialah melihat organisasi sebagai wahana yang dinamis.

3) Penyelenggaraan berbagai bidang fungsional dalam organisasi

modern pada umumnya menuntut pengetahuan dan ketrampilan yang bersifat spesialisasi

4) Diperlukan penciptaan dan pemeliharaan “sistem informasi

manajemen” yang andal, khususnya yang berisikan klasifikasi jabatan, deskripsi jabatan, spesifikasi jabatan dan standar penyelesaian pekerjaan.

Dari berbagai hal yang harus diperhatikan dalam pembagian kerja

tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Penggambaran penempatan berbagai kegiatan itu pada tempat

tertentu dikenal dengan istilah bagan organisasi atau organogram.

Penggambaran tersebut berupa “kotak-kotak” yang sekaligus

menunjukkan posisi setiap kotak dalam hierarkhi organisasi.

2) Artinya sebagai proses interaksi, interrelasi, dan interdependensi

antara berbagai komponen organisasi termasuk pada tingkat

individual. Hal ini untuk mendapat perhatian karena kenyataan

menunjukkan bahwa terlepas dari tingkat loyalitas, dedikasi,

pengetahuan, ketrampilan dan komitmen para anggota organisasi,

tidak ada lagi tugas yang dapat diselesaikan sendiri oleh yang

bersangkutan tanpa bekerjasama dengan pihak-pihak lain.

3) Seperti dimaklumi, seorang spesialis biasanya memiliki pengetahuan

dan ketrampilan yang mendalam tentang bidang yang ditekuninya.

Keadaan demikian merupakan hal yang baik, akan tetapi

kemungkinan terjadinya “efek sampingan” spesialis itu, misalnya

cara bepikir dan bertindak yang berkotak-kotak dan hal ini harus

selalu diwaspadai.

4) Klasifikasi jabatan penting untuk ditekankan bahwa setiap orang

dalam organisasi mempunyai jabatan, deskripsi jabatan mengandung

informasi menyangkut apa yang harus dikerjakan, bagaimana cara

(43)

commit to user

kaitannya dengan pekerjaan lain dalam satuan kerja yang menjadi

induknya dan dalam organisasi sebagai keseluruhan. Spesifikasi

pekerjaan adalah informasi tentang berbagai persyaratan yang harus

dipenuhi oleh setiap pemangku dari setiap jabatan dan mengenai

standar hasil pekerjaan, hal-hal yang biasanya dicantumkan antara

lain ialah teknik atau cara yang digunakan oleh orang lain terutama

para penyedia dan manajer untuk menilai apakah hasil pekerjaan

seseorang “sangat memuaskan”, “memuaskan”, ” sedang”, ”cukup”,

”kurang”, ”tidak memuaskan”, atau cara lain yang diterapkan dalam

organisasi.

Dari pendapat di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam

pembagian kerja perlu adanya hal-hal yang diperhatikan untuk dapat

memperlancar dalam melaksanakan pekerjaan bagi tiap-tiap karyawan.

Tanggung jawab, wewenang, perincian pekerjaan sangat penting karena

karyawan dapat mengetahui batasan-batasan, serta pekerjaan apa yang harus

dikerjakan tanpa adanya perintah dari pimpinan. Dengan demikian maka

kulifikasi yang harus dipenuhi, serta prestasi yang harus dicapai karyawan

dapat diketahui secara detail. Sehingga memudahkan dalam pelaksanaan

pekerjaan antar satu karyawan dengan karyawan yang lain. Dengan demikian

tujuan organisasi dalam meningkatkan efektivitas kerja akan dapat tercapai.

f. Kendala-kendala Pembagian Kerja

Pembagian kerja sangat erat kaitannya dengan tugas, tanggung jawab dan

wewenang, oleh karena itu setiap pejabat

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran ...........................................................
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Gambaran tersebut dipaparkan secara rinci dalam arti tidak hanya sampai pada
Gambar 2. Skema Model Analisis Interaktif
+3

Referensi

Dokumen terkait

Perkebunan Nusantara III (persero) Medan terdapat beberapa fasilitas kerja yang berguna untuk membantu para karyawan dalam mengerjakan pekerjaannya, dan untuk membantu efektivitas

Dari hasil uji hipotesis diperoleh bahwa pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) berpengaruh terhadap efektivitas kerja karyawan pada Bagian Penagihan di PDAM Tirtawening

Sekalipun para karyawannya sangat beragam atau heterogen (ras, suku, bangsa, dan agama) tetapi tidak menjadi hambatan dalam melakukan tugas pada posisi masing-masing, setiap

tenaga kerja yang lulus dalam tes tertulis berhak mengikuti tes selanjutnyayaitu tes wawancara, e) Tes psikologi, Tes psikologi dilakukan untuk menguji tingkat kecerdasan

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan. Ekonomi dan