• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP SUBROGASI DALAM PERJANJIAN (POLIS) ASURANSI KERUGIAN DITINJAU DARI HUKUM PERASURANSIAN DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PRINSIP SUBROGASI DALAM PERJANJIAN (POLIS) ASURANSI KERUGIAN DITINJAU DARI HUKUM PERASURANSIAN DI INDONESIA"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

Loading

Referensi

Dokumen terkait

Sedangan pada Pasal 265 KUH Dagang menetapkan bahwa dalam polis harus disebut dengan jelas apakah pertanggugan untuk kepentingan pihak ketiga ini dibuat berdasarkan kuasa dari

Atau tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembeyaran

Dalam suatu polis asuransi profesi ini haruslah polis tersebut bersifat retro aktif, yang artinya selama pihak tertanggung memperpanjang suatu polis maka untuk peristiwa yang

merupakan pembelokan pelaksanaan kontrak, sehingga menimbulkan kerugian yang disebabkan oleh kesalahan oleh salah satu atau para pihak. 18 Seseorang dapat

kesimpulan awal mediator tidak sependapat dengan penolakan klaim oleh pihak asuransi, maka mediator akan segera menghubungi pihak asuransi untuk membahas kasus

Memberikan penggantian kepada tertangung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga

Salah satu lembaga yang dibentuk oleh Undang-undangan adalah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), walaupun bersifat independen dan tidak ada intervensi dari pihak

Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan tersebut di atas dalam serangkaian ketiga perjanjian tersebut pada prinsipnya tujuan para pihak yaitu sepakat untuk