• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Administrasi Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Administrasi Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

Daftar Pustaka

Sumber Buku:

Azwar, Azrul. 1980. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara.

Faisal, Sanapiah. 1995. Format-Format Penelitian Sosial. Rajawali Pers: Jakarta.

Hartono, B. 2010. Manajemen Pemasaran Untuk Rumah Sakit. Jakarta: Rineka Cipta.

Istianto, Bambang. 2011. Manajemen Pemerintahan (Dalam Perspektif Pelayanan

Publik). Jakata: Mitra Wacana Media.

Moleong, Lexi J.2006. Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Ramaja

Rosdakarya.

Pasolong, Harbani.2007. Teori Administrasi Publik.Jakarta: Alfabeta.

Pearch, Robinson, 1997. Manajemen Strategis.Jakarta: Binarupa Aksara.

Satrianegara, M. Fais. 2009. Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan

Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Sebarguna, B.S. 2008. Manajemen Kinerja Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: Sagung

Seto.

Serbaguna, B.S.2003. Sistem Informasi Pemasaran RS Berbasis Rekam Medis.

Yogyakarta: Gama Press.

Serbaguna, B.S. 2008. Quality Assurance Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: Sagung

Seto.

(2)

Implementasi. PT. Bumi Aksara: Jakarta.

Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES

Siswandoko, Tjatjuk. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21. Jakarta:

Nusantara Consulting.

Terry G.R. 1986. Azas-Azas Manajemen. Bandung: Alumni.

Trisnantoro, L. 2005. Aspek Strategis Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta: ANDI.

Wahyudi, Agustinus Sri. 1996. Manajemen Stratejik Pengantar Proses Berpikir

Stratejik. Jakarta: Binarupa Aksara.

Zuriah, Nurul. 2006. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Sumber Internet:

http://repository.usu.ac.id/bitstream diakses pada tanggal 17 Januari 2016 pukul

11.30 WIB.

http://www.slideshare.net/f1smed/kepmenkesno129tahun2008standarpelayananminas

pada tanggal 17 Januari 2016 pukul 12.20 WIB.

karyatulisilmiah.com diakses 4 januari 2016 pada pukul 19.45WIB.

https://mardajie.wordpress.com/perilakuorganisasi/pendekatanpendekatanorganisas/

diakses pada tanggal 17 Januari 2016 pukul 16.22 WIB.

http://ilmukeolahragaan.blogspot.co.id/2011/05/efektivitas-dalam-organisasi.html

diakses pada tanggal 17 Januari 2016 pukul 16.38 WIB.

(3)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28829/4/Chapter%20II.pdf

pada tanggal 18 Januari 2016 pukul 20.55 WIB.

http://perpustakaanpekerja.blogspot.co.id/2012/07/standardoperatingprocedureshtml

yang diakses pada tanggal 20 januari 2016 pukul 19.58 WIB.

http://www.ssbelajar.net/2012/11/pengolahan-data-kualitatif.html

(4)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah, penelitian dengan

menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan

gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara akurat dan sistematis

mengenai sifat-sifat populasi dari daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif

cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dan menguji

hipotesis.

Ada pun menurut Bogdan dan Taylor (Moeleong, 2006), penelitian kualitatif

dan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental

bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan

berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan peristilahannya.

3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit TNI-AL Dr. Komang Makes yang

terletak di Jalan Bengkalis Nomor 1 Belawan. Penelitian ini dilakukan kurang lebih 3

(5)

3.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil

penelitiannya. Oleh karena itu pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi

dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam foks penelitian tidak

ditentukan secara sengaja. Informan penelitian ini meliputi dua macam yaitu:

1. Informan Kunci, adalah mereka yang mengetahui dan memahami lebih dalam

serta memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam proses

penelitian ini adalah KARUMKITAL

2. Informan Utama, adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi

sosial yang diteliti. Adapun yang menjadi informan utama dalam penelitian

ini adalah pasien rawat inap.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini diperlukan data atau keterangan dan informasi. Untuk itu

penelitian menggunkan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut

dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan langsung pada pihak yang terkait dengan suatu tujuan untuk

(6)

b. Observasi, yaitu pengamatan mendalam secara langsung suatu kegiatan yang

sedang dilakukan. Melalui observasi peneliti dapat memperoleh pandangan

mengenai apa yang sebenarnya dilakukan dan meluhat langsung keterkaitan

yang terdapat didalamnya dan kemudian mencatat gejala-gejala yang

ditemukan dilapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai

acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan melalui pengumpulan kepustakaan yang dapat mendukung data primer.

Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen

sebagai berikut:

a. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan

catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada dilokasi penelitian atau

sumber-sumber lain yang terkait dengan objek penelitian.

b. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,

karya ilmiah, dan pendapat dari para ahli yang berkompetensi, serta memiliki

(7)

3.5 Teknik Analisa Data

Menurut Bogdan, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

bahan-bahan lain, sehingga dapat dipahami dengan mudah, dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain.

http://www.ssbelajar.net/2012/11/pengolahan-data-kualitatif.html diakses pada Tanggal 21 Januari 2016 pukul 21.00 WIB.

Menurut Moleong, teknik analisa data kualitatif dilakukan dengan cara

menyajikan data dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, menyusun dalam

satuan-satuannya yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa

keabsahan dan menafsirkannya dengan analisis kemapuan nalar peneliti untuk

membuat sebuah kesimpulan.

Menurut S. Nasution proses analisis data penelitian kualitatif dijabarkan

seperti berikut:

1. Analisis Sebelum Dilapangan

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum kita melakukan

penelitian sebenarnya atau dengan kata lain sebelum kita terjun untuk mengumpulkan

data di lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil dari studi pendahuluan atau

data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian.

Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan

(8)

sementara, dan akan berkembang setelah di lapangan. Karena itu tepat sekali jika

analisis data dalam penelitian kualitatif berlangsung selama proses penelitian.

2. Analisis Selama dan Setelah Dilapangan

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada

saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban dari informan.

Apabila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan,

maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu sehingga

diperoleh data yang kredibel.

Secara umum, penelitian kualitatif dalam melakukan analisis data banyak

menggunakan model analisis yang dicetuskan oleh Miles dan Huberman yang sering

disebut dengan metode analisis data interaktif. Mereka mengungkapkan bahwa

aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam

analisis data kualitatif ada tiga, yaitu tahap reduksi data, display data, dan kesimpulan

atau verifikasi. (Dikutip dalam

(9)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Rumah Sakit

Pada tahun 1950 di daerah Belawan terdapat satuan TNI Angkatan Laut yang

disebut Komando Daerah Maritim (KMD). Seiring dengan terbentuknya KMD di

Belawan, maka dalam mendukung opersional tersebut didirikan poliklinik berupa

Tempat Perawatan Sementara (TPS) yang diresmikan pada tahun 1952 oleh Letkol

Dr. Oepomo. Poliklinik tersebut pertama kali dijalankan oleh Mayor Dr. Komang

Makes dan dibantu oleh Dr. Chasmir dan Sersan Wat sa’an. Lokasi dari Tempat

Perawatan Sementara Belawan pada awalnya berada di Komplek Penampungan Uni

Kampung Belawan kemudian pindah ke Jalan Rokan Belawan (sekarang menjadi

mess perawat) dan selanjutnya pindah ke Jalan Bengkalis Nomor 1 Belawan sampai

sekarang.

Sejalan dengan berkembangnya Pangkalan TNI Angkatan Laut Belawan maka

poliklinik Belawan ditingkatkan menjadi Rumah Sakit TNI Angkatan Laut tingkat IV

dengan nama Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Belawan (Rumkital Belawan). Pada

tanggal 12 Agustus 1996 melalui SKEP KASAL Nomor Skep 7107/VIII/1996

tanggal 12 Agustus 1996 tentang penyempurnaan klasifikasi, standarisasi dan

dislokasi fasilitas kesehatan di lingkungan TNI Angkatan Laut Rumkital Belawan

(10)

Kemudian pada tahun 2002 diadakan renovasi dan penambahan bangunan

serta pembangunan kantor Dinas Kesehatan Lantamal I Belawan di lantai 2 yang

semula berasa di lingkungan kantor Satuan Kapal Patroli Armada Barat. Pada tanggal

15 Maret 2002 maka renovasi dan penambahan bangunan tersebut diresmikan oleh

Panglima Armada Barat yaitu Laksamana Muda TNI Sumarjono di Belawan. Pada

tanggal 21 September 2005 melalui Skep Kasal No. Skep 4832/IX/2005 tentang

pemberinan nama fasilitas kesehatan TNI Angkatan Laut, maka nama Rumkital

Belawan secara sah diganti namanya menjadi Rumkital Dr. Komang Makes.

Pada tanggal 18 Januari 2006 pelaksanaan peresmian nama Rumkital Dr.

Komang Makes ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pembukaan selubung

nama Rumkital Dr. Komang Makes oleh Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan

Laut yaitu Brigadir Jendral TNI Halim A Hermanto, SH. Sekarang setelah

dilaksanakan penandatanganan prasasti dan pembukaan selubung maka Rumkital Dr.

Komang Makes yang mempunyai tingkat III B berkembang dalam hal peningkatan

mutu pelayanan kesehatan agar dapat melaksanakan tugas pelayanan di bidang

kesehatan bagi anggota TNI Angkatan Laut di wilayah LANTAMAL 1 dan

keluarganya maupun masyarakat umum. Rumkital Dr. Komang Makes mampu

memberikan fasilitas pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat inap, spesialis,

penunjang medis dan sarana prasarana pendukung lainnya. Saat ini Rumkital Dr.

Komang Makes berupaya untuk mendapatkan penetapan kelas rumah sakit dari

(11)

4.2 Visi, Misi, dan Motto

Visi

Menjadi Rumah Sakit Angkatan Laut yang berkualitas dan mampu

melaksanakan dukungan dan pelayanan kesehatan yang professional.

Misi

1. Menyiapkan sarana dan prasarana guna terlaksananya dukungan kesehatan bagi

satuan operasi serta pelayanan kesehatan bagi anggota TNI Angkatan Laut beserta

keluarganya di wilayah Lantamal 1 serta masyarakat umum yang memerlukan.

2. Melaksanakan fungsi sebagai pusat rujukan kesehatan TNI Angkatan Laut di

Lantamal 1.

3. Meningkatkan sumber daya manusia agar dapat mencapai sasaran program secara

berhasil guna dan berdaya guna.

Motto

Kami ada disini dan siap melayani .

Nilai-Nilai

1. Senyum

2. Salam

(12)

4. Sentuh

5. Sembuh

Tujuan

Melaksanakan dukungan kesehatan kepada satuan operasional serta pelayanan

kesehatan bagi anggota TNI Angkatan Laut beserta keluarga di wilayah Lantamal 1.

4.3 Keuangan/Tarif

Tarif Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Komang Makes diatur dalam surat

edaran Karumkital Dr. Komang Makes Nomor: SE/03/XII/2009 tentang ketentuan

dan penetapan tarif pelayanan kesehatan Rumkital Dr. Komang Makes tahun 2010.

1. Untuk dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Rumkital Dr.

Komang Makes Lantamal 1, maka diperlukan adanya penyesuaian tariff terhadap

pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum.

2. Tujuan penyusunan tarif ini adalah untuk menyusuaikan dengan kebutuhan biaya

operasional pelayanan kesehatan sehingga pelayanan tersebut dapat diselenggarakan

dengan lancer dan berkualitas.

3. Tarif baru pelayanan kesehatan untuk masyarakat umum ini sesuai lampiran surat

edaran ini dan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2010 sampai dengan adanya

(13)

4. Demikian ketentuan dan penetapan tarif pelayanan kesehatan Rumkitan Dr.

Komang Makes ini untuk dilaksanakan di Rumkital Dr. Komang Makes.

Tabel 1 : Tarif Pelayanan Poliklinik

NOMOR URAIAN KODE TARIF

PEMERIKSAAN

(RP)

1 Poliklinik Umum JP01 Rp. 15.000

2 Poliklinik Gigi dan

Mulut

JP01 Rp. 20.000

3 Poliklinik Spesialis JP01 Rp. 35.000

4 Poliklinik KIA-KB

oleh Bidan

JP01 Rp. 5.000

5 Poliklinik

Fisioterapi

JP01 Rp. 5.000

(14)

Tabel 2 : Tarif Ruangan Rawat Inap

7 Ruang Bersalin RRI04 Rp.45.000/hari

(15)

4.4 Pelayanan

Kemampuan pelayanan yang ada di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr.

Komang Makes.

A. Pelayanan Rawat Jalan Sebagai Berikut

1. UGD

2. Poli Umum

3. Poli Spesialis

a. Penyakit Dalam

b. Penyakit Anak

c. Kebidanan dan Kandungan

d. Bedah

e. Mata

f. Neurologi

4. Poli Gigi dan Mulut

a. Umum

b. VIP

(16)

6. Fisioterapi

7. Radiologi

B. Pelayanan Rawat Inap sebagai berikut:

Terdiri dari 18 kamar, 84 Tempat Tidur

1. Paviliun Anggrek:

a. Ruang Wanita : 6 Tempat Tidur

b. Ruang Anak : 6 Tempat Tidur

c. Ruang Laki-Laki : 14 Tempat Tidur

2. Pavilun Boungeville:

a. VIP A : 1 Tempat Tidur

b. VIP B : 1 Tempat Tidur

c. Kelas 1 A : 1 Tempat Tidur

d. Kelas 1 B : 1 Tempat Tidur

e. Kelas II A : 2 Tempat Tidur

f. Kelas II B : 2 Tempat Tidur

g. Kelas III : 6 Tempat Tidur

3. Paviliun Cempaka:

a. Kebidanan : 8 Tempat Tidur

b. Ruangan Wanita : 6 Tempat Tidur

(17)

e. Ruangan Isolasi I : 6 Tempat Tidur

f. Ruangan Isolasi II : 3 Tempat Tidur

4. Ruang Kulit : 5 Tempat Tidur

5. Ruang ICU : 2 Tempat Tidur

C. Pelayanan Pendukung

1. Apotek : 2 Unit (Anggota dan Umum)

2. Ruang Operasi : 2 Ruang (2 Meja Operasi)

3. Kamar Bersalin : 1 Unit (1 Tempat Tidur)

D. Sarana dan Prasarana

1. Ambulance : 3 Buah

2. Kerta Merta : 1 Buah

3. Mobil Operasional : 2 Buah

4. Lapangan Parkiran

5. Musollah

6. Gardu Telepon 24 jam

(18)

4.5 Sekilas Tentang Pemanfaat Fasilitas Rumah Sakit

Rumah Sakit Dr. Komang Makes sebagai salah satu fasilitas kesehatan

memiliki andil besar dalam fungsinya sebagai tempat rujukan kasus yang tidak dapat

ditangani baik tingkat balai pengobatan maupun rumah sakit di lanal-lanal. Oleh

karenanya, diperlukan keberadaan rumah sakit dengan kelengkapan sumber daya

manusia, fasilitas dan sarana lainnya yang memadai.

Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan rumah sakit antara

lain dengan melihat fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan tempat tidurnya,

yaitu dengan membandingkan jumlah tempat tidur per 100.000 penduduk. Secara

umum, ratio idel adalah sebesarnya 75 tempat tidur per 100.000 penduduk.

A. Bed Ocupation Rate (BOR)

Yaitu, presentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu.

Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan

tempat tidur rumah sakit

B. Length Of Stay (LOS)

Yaitu, rata-rata lama perawat seorang pasien. Indikator ini digunakan

untuk mengukur tingkat efisensi dan memberikan gambaran mutu

pelayanan rumah sakit.

C. Bed Turn Over (BTO)

Yaitu, frekuensi pemakaian tempat tidur, berapa kali dalam satu waktu

(19)

D. Turn Over Interval (TOI)

Yaitu, interval pengunaan tempat tidur dari saat kosong sampai terisi

berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi dari

penggunaan tempat tidur.

E. Net Death Rate (NDR) dan Gros Death Rate (GDR)

NDR yaitu angka kematian lebih dari 48 jam setelah dirawat untuk setiap

1000 penderita keluar, sedangkan GDR adalah angka kematian umum

(20)

BAB V

PENYAJIAN DATA

Bab ini berisikan uraian data hasil penelitian yang dilakukan mengenai

efektivitas penerapan standar operasional prosedur administrasi dalam meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan masyarakat di Belawan. Penyajian data diperoleh

melalui wawancara, observasi secara langsung dan berbagai dokumen yang berkaitan

dengan masalah yang penulis teliti. Adapun wawacara dilakukan oleh Kepala Rumah

Sakit Angkatan Laut (KARUMKITAL) dan dua orang pasien rawat inap.

5.1 Karakteristik Informan

Penyajian data karakteristik informan bertujuan untuk mengidntifikasi

informan sehingga memudahkan penulis dalam mengadakan analisis data.

Karakteristik informan dapat dilihat sebagai berikut:

5.1.1 Informan Kunci (Key Informan)

Informan kunci yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai

informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Adapun yang menjadi informan

kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Rumah Sakit Angkatan Laut

(21)

5.1.2 Informan Utama

Informan utama yaitu mereka yang terlibat secara lagsung dalam interaksi

sosial yang diteliti. Adapun yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah

pasien rawat inap yaitu Ibu Sihombing, Nenek Legiem, dan anggota TNI-AL Serda

Edy Murpy Siregar.

5.2 Temuan Lapangan

5.2.1 Efektivitas Penerapan Standar Operasional Prosedur Administrasi

Banyak cara yang digunakan untuk mengukur efektivitas suatu unit kerja.

Cara mengukur efektivitas tersebut dapat dilihat melalui kualitas, produktivitas,

kesiangaan, efisiensi, penghasilan, pertumbuhan, stabilitas, kecelakaan, semangat

kerja, motivasi, kepaduan dan keluwesan. Efektivitas dalam penerapan standar

operasional prosedur administrasi dapat diketahui melalui cakupannya yakni

perencanaan program/kegiatan, keuangan, perlengkapan, kepegawaian.

Untuk mengetahui standar operasional prosedur administrasi RUMKITAL

peneliti melakukan wawancara kepada Mayor Yeti Triatni selaku Kepala Rumah

Sakit Angkatan Laut (KARUMKITAL) dan sekaligus menjadi informan kunci pada

penelitian ini. Wawancara dilakukan pada tanggal 5 Februari 2016. Hasil wawancara

disajikan dengan menyesuaikan antara teori tentang standar operasional prosedur

(22)

5.2.1.1 Perencanaan Program/Kegiatan

Dari berbagai fungsi administrasi yang dikenal, dan yang terpenting

diantaranya adalah fungsi peencanaan. Hal tersebut dikatakan terpenting kerena

setiap kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi atau suatu unit kerja akan

berjalan dengan baik jika berpedoman pada perencanaan yang telah ditentukan

sebelumnya.

Dalam kehidupan masyarakat modern kedudukan dan peran perencaaan telah

sedemikian pentingnya. Kemajemukan hidup yang ditemukan pada masyarakat

modern, sangat memerlukan adanya berbagai pengaturan. Keadaan seperti ini akan

dapat terwujud, antara lain apabila pekerjaan perencanaan dapat dilakukan dengan

sebaik-baiknya.

Pentingnya perencanaan juga ditemukan pada bidang kesehatan. Luasnya

pengertian sehat yang menjadi subjek dan objek upaya kesehatan, menyebabkan

pelaksanaan berbagai upaya kesehatan sangat membutuhkan adanya perencanaan.

Secara umum disebutkan apabila pelaksanaan upaya kesehatan tidak didukung

adanya suatu perencanaan yang baik, maka akan sulit tercapainya suatu tujuan dari

upaya kesehatan untuk masyarakat. Karena pentingnya kedudukan dan peran

perencanaan tersebut, hal tersebut merupakan kewajiban bagi semua pihak yang

bergerak dalam bidang kesehatan untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang

(23)

Ada beberapa perencanaa program yang akan dilakukan pada RUMKITAL

seperti yang dikemukakan oleh Mayor Yeti Triatni selaku KARUMKITAL, yakni

seperti mengaktifkan kembali pelayanan untuk skin care, mengaktifkan kembali

dokter spesialis obgyn, penambahan dokter spesialis yang dibutukan, penambahan

kamar serta jumlah tempat tidur untuk memenuhi kebutuhan pelayanan terhadap

kesehatan masyarakat. Tetapi hal tersebut masih tahap wacana perencanaan

mengingat program tersebut baru diajukan pada tahun 2016 dan kemungkinan akan

terealisasikan pada tahun 2017.

“Kalau program untuk waktu dekat ini masih proses pengembangan seperti mengaktifkan kembali pelayanan untuk skin care, mengaktifkan kembali dokter spesialis obgyn dan penambahaan dokter-dokter spesialis lainnya, penambahan jumlah kamar dan tempat tidur. Hal tersebut dilakukan juga agar masyarakat disekitaran Belawan ini tidak kesulitan lagi untuk berobat, jika dana yang diajukan pada tahun ini cair seluruh program yang direncanakan akan berjalan sekitar awal tahun 2017” (Hasil Wawancara tanggal 5 Februari 2016 pada pukul 10.00 WIB).

Selain beberapa perencanaan progam/kegiatan yang akan dilakukan pada

tahun mendatang, RUMKITAL memiliki kegiatan rutin yang menjadi program untuk

memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat. Program

kegiatan tersebut seperti dukungan kesehatan untuk para pegawai dan perawat yang

dilakukan pada hari selasa dan jumat, bakti sosial yang baru dilaksanakan di Serdang

Bedagai, dan banyak kegiatan sosial lainnya yang dilakukan di RUMKITAL akan

tetapi dilakukan sesuai dengan kegiatan yang ada di kesatuan Angkatan Laut,

(24)

“Kegiatan yang rutin diadakan setiap bulannya ya seperti dukes (dukungan kesehatan) setiap hari selasa dan jumat olahraga bersama di Lantamal setelah olahraga bersama mulai pelayanan lagi, baksos kami juga sering adakan bulan januari RUMKITAL bekerjsama dengan Dinas Potensi Maritim membuat desa binaan di serdang bedagai disana kami melakukan banyak pelayanan kesehatan secara gratis, penanaman mangrove dan lain sebagainya. Karena RUMKITAL ini di bawah naungan angkatan laut jadi sebagian besar kegiatan yang dilakukan mengikuti mereka, misalnya kalau ada hari-hari besar seperti HUT TNI, HUT KOWAL, HUT POMAL, HUT ARMADA pada hari-hari tersebut banyak dilakukan kegiatan-kegiatan sosial yang menyangkut pelayanan kesehatan dan hal tersebut dipergunaakan untuk bisa menyatu dengan masyrakat umum” (Hasil Wawancara tanggal 5 Februari 2016 pada pukul 10.00 WIB).

Dalam hal memberikan pelayanan kesehatan pihak RUMKITAL juga tidak

membedakan antara masyarakat umum dan prajurit TNI. Pelayanan kesehatan yang

diberikan tetap sama karena setiap pasien yang menjalani pengobatan di RUMKITAL

memakai kartu BPJS hanya saja jika dari kalangan prajurit fasilitas yang di dapat

tergantung tingkat jabatan/pangkat.

“Tidak berbeda, disini semuanya kita sama kan baik prosesnya sampai tahap pengobatannya, karena semua menggunakan BPJS sehingga pelayanan yang diberikan sama”

5.2.1.2 Perlengkapan

Perlengakapan yang mencakup pelayanan yang sangat minim yakni

terbatasnya jumlah komputer dan sarana medis lainnya. Untuk proses pelayanan

RUMKITAL belum sepenuhnya memiliki teknologi yang canggih seperti yang

dimiliki rumah sakit swasta pada umumnya. Terbatasnya ketersedian komputer

(25)

harus menunggu dalam proses pelayanan yang diberikan hal tersebut disebab kan cara

kerja yang dimiliki RUMKITAL sebagian masih ada yang manual.

“Perlengkapan yang kurang di RUKITAL ini yang membuat pelayanan menjadi kurang efektif dan efisien saya rasa kurangnya persedian komputer sehingga membuat pelayanan yang di berikan menjadi lambat karena sebagian kegiatan yang menyangkut dengan pelayanan masih manual” (Hasil Wawancara tanggal 5 Februari 2016 pada pukul 10.00 WIB).

Peralatan yang mendukung pada rumah sakit akan membuat setiap pelayanan

kesehatan yang diberikan dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Ketersediaan

perlengkapan peralatan medis juga harus di penuhi agar tidak ada pasien yang selalu

dirujuk kerumah sakit lain yang lebih memadai fasilitasnya.

5.2.1.3 Kepegawaian

Kepegawaian adalah seluruh aktivitas atau kegiatan yang berkaitan dengan

masalah penggunaan tenaga kerja untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya

kepegawaian melakukan dua fungsi diantaranya fungsi manajerial dan fungsi teknis.

Fungsi manajerial berkaitan dengan menggunakan fikiran, seperti perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Sedangkan fungsi teknis berkaitan

dengan berbagai macam kegiatan yang dilakukan menggunakan fisik, seperti

pengadaan, konpensasi, pengembangan, pemeliharaan, maupun pemensiunan.

Di RUMKITAL untuk masalah pegawai semuanya tertata dengan baik dan

melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang yang telah ditentukan. Baik dari PNS atau

(26)

kepada masyarkat. Kedisiplinan pegawai kunci utama di RUMKITAL untuk

menjalankan pekerjaan dengan baik.

“Di Kaur Taud udah ada daftar setiap kelakuan-kelakuan pegawai, jika pegawai yang tidak baik kelakuannya setiap apel pagi akan saya sebut namanya dan saya suruh ngadap keruangan saya. Gunanya apel juga untuk memeriksa kelengkapan anggota jika ada pegawai yang tidak ada kita langsung mengetahuinya. Kalau pegawainya dari prajurit dan mereka menyalahgunakan wewenang semua kelakuannya ditindak lanjuti oleh pomal, apa pun sangsi yang diberikan itu semua udah dari pomal jadi tidak melalui saya lagi” (Hasil Wawancara tanggal 5 Februari 2016 pada pukul 10.00 WIB).

5.2.2 Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Untuk mengetahui kualitas pelayanan yang diberikan RUMKITAL kepada

masyarakat peneliti mewawancarai tiga pasien rawat inap yang yaitu ibu Sihombing

dan Nenek Legiem merupakan masyarakat umum, dan Serda Edy Murpy Siregar

merupakan anggota TNI-AL. Wawancara tersebut dilakukan pada tanggal 3 Februari

2016. Berkualitas atau tidaknya suatu pelayanan dapat kita ketahui dari mereka yang

merasakan langsung pelayanan yang diberikan RUMKITAL.

Mayoritas yang selalu mendatangi RUMKITAL untuk menjalani pengobatan

adalah masyarakat pesisir yang ada di Belawan, mereka yang datang biasanya dari

kalangan masyarakat kurang mampu dan menganggap pelayanan yang diberikan

RUMKITAL sudah cukup baik. Selain dari masyarakat umum ada juga anggota

TNI-AL yang menggunakan fasilitas RUMKITTNI-AL untuk menjalani pengobatan.

(27)

5.2.2.1 Aspek Pelayanan

Menurut Ibu Sihombing, pelayanan yang diberikan pihak RUMKITAL baik

dari pelayanan dokter atau pun perawatnya cukup baik, dan Ibu Sihombing

menuturkan bahwa dari segi pelayan yang diberikan tidak ada masalah.

1. Ibu Sihombing

“Pelayanan yang diberikan perawat dan dokter disini cukup bagus dan saya rasa tidak ada masalah dalam pelayanannya.” (Hasil Wawancara 3 Februari 2016 pada pukul 09.00 WIB).

Sementara pendapat yang sama diungkapkan oleh Nenek Legiem salah satu

pasien yang berbeda ruangan dengan Ibu Sihombing, Nenek Legiem mengatakan

bahwa pelayanan yang diberikan cukup baik dan para dokter serta perawat sangat

menghargai pasien tanpa melihat status sosial mereka. Nenek Legiem juga berasal

dari keluarga yang kurang mampu jadi menurutnya RUMKITAL sudah cukup baik

dalam hal pelayanan.

2. Nenek Legiem

“Menurut saya sudah cukup bagus apalagi untuk saya pasien yang kurang mampu, pelayanan yang seperti ini sudah sangat baik, dokter dan perawatnya masih mau menghargai pasien yang kurang mampu seperti saya.” (Hasil Wawancara 3 Februari 2016 pada pukul 10.30 WIB).

Dan pendapat yang sama diungkapkan juga oleh seorang anggota TNI-AL

Serda Edy Murpy Siregar yang sedang di rawat di ruangan berbeda di RUMKITAL,

pelayanan yang diberikan pihak RUMKITAL terutama dokter dan perawatnya dapat

(28)

3. Edy Murpy Siregar

“Menurut saya pelayanan disini untuk dokter dan perawatnya sudah

dikategorikan baik, dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien.” (Hasil Wawancara 25 Februari 2016 pada pukul 11.30 WIB).

5.2.2.2 Aspek Fasilitas Ruangan

Rumah sakit seharusnya memberikan fasilitas yang nyaman untuk pasien

sebab fasilitas yang diberikan juga sebagai pendorong atas kesembuhan seorang

pasien. Fasilitas yang kurang baik membuat kesembuhan pasien akan sangat lambat.

Fasilitas yang diberikan juga harus steril dan tidak membahayakan untuk kesembuhan

pasien.

Ibu Sihombing mengatakan fasilitas yang diberikan RUMKITAL memuaskan

karena ibu Sihombing mendapatkan fasilitas yang baik dan layak seperti, kamar

mandi yang bersih, kamar yang nyaman, ruangan yang berAC dan ada hiburan berupa

televisi yang berada dikamar ibu Sihombing.

1. Ibu Sihombing

“Fasilitas yang saya dapatkan disini dapat dikatakan memuaskan seperti kamar mandi yang bersih, kamar yang nyaman, ruangan yang berAC dan ada hiburan berupa telivisi serta dokter yang perhatian terhadap kesehatan saya.” (Hasil Wawancara 3 Februari 2016 pada pukul 09.00 WIB).

Sementara itu Nenek Legiem mendapatkan fasilitas yang sangat berbeda

dengan Ibu Sihombing yaitu kipas angin, tempat tidur yang nyaman dan kamar mandi

(29)

2. Nenek Legiem

“Saya mendapatkan fasilitas seperti kipas angin, tempat tidur yang nyaman dan kamar mandi yang bersih.” (Hasil Wawancara 3 Februari 2016 pada pukul 10.30 WIB).

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Serda Edy Murpy Siregar dan dengan

beberapa penjelasannya tentang fasilitas yang beliau lihat. Serda Edy Murpy Siregar

mendapatkan fasilitas yang sama dengan Ibu Sihombing Informan pertama. Serda

Edy Murpy Siregar mengungkapkan bahwa RUMKITAL memiliki fasilitas yang

kurang baik dari pada Rumkit lainnya milik pemerintah. Beliau mengungkapkan

bahwa fasilitas di RUMKITAL tidak sepenuhnya menunjang kesembuhan pasien.

3. Serda Edy Murpy Siregar

“Fasilitas yang saya dapatkan disini seperti ruangan yang nyaman, ada hiburan seperti televisi. Fasilitas disini sangat kurang apabila dibandingkan Rumkit milik pemerintah lainnya misalkan saja masih ada sebagian kamar yang ditempati untuk empat orang pasien yang memiliki penyakit yang berbeda-beda jadi untuk kesembuhan pasien sendiri mungkin tidak akan bisa terjamin” (Hasil Wawancara 25 Februari 2016 pada pukul 11.30 WIB).

5.2.2.3 Aspek Administrasi

Dalam pelayanan publik, hal yang tidak dapat dipisahkan adalah bagaimana

sistem administrasi dalam pelayanan tersebut. Rumah sakit sebagai pelayanan yang

harus sangat di perhatikan sistem administrasinya sebab menyangkut dengan

kesehatan pasien, jika sistem administrasinya berbelit-belit akan membuat pasien

(30)

Ibu Sihombing menyatakan sistem administrasi di RUMKITAL cukup baik

dan tidak menyulitkan pasien untuk berobat.

1. Ibu Sihombing

“Administrasinya tergolong baik dan memudahkan pasien untuk berobat kemari” (Hasil Wawancara 3 Februari 2016 pada pukul 09.00 WIB).

Pendapat Nenek Legiem tentang administrasi di RUMKITAL yakni sangat

baik dan pihak RUMKITAL hanya meminta beberapa biodata pasien dan

menunjukan kartu BPJS mereka dan selanjutnya diproses oleh pihak RUMKITAL.

2. Nenek Legiem

“Bagus karena ketika saya di rawat inap disini mereka hanya minta salah satu anggota keluarga saya mengisi biodata saya dan memberikan beberapa persyaratan seperti fotocopy KTP dan menunjukan kartu BPJS saya,” (Hasil Wawancara 3 Februari 2016 pada pukul 10.30 WIB).

Menurut Serda Edy Murpy Siregar mengenai administrasi RUMKITAL sudah

sesuai prosedur dan tidak menyulitkan pasien ketika mau berobat jalan maupun inap

karena tinggal menunjukan kartu BPJS yang dimiliki oleh pasien.

3. Serda Edy Murpy Siregar

(31)

5.2.2.4 Aspek Peralatan Kesehatan

Setiap pelayanan yang diberikan pasti juga ada keluhan yang dirasakan.

Begitu juga pasien yang berada di RUMKITAL mereka juga pasti memiliki beberapa

keluhan tentang rumah sakit ini.

Ibu Sihombing hanya mengeluhkan beberapa alat kesehatan yang kurang

seperti peralatan untuk scanning yang tidak ada, sehingga untuk pasien yang akan

scanning harus ke Rumkit lain yang memiliki fasilitas tersebut.

1. Ibu Sihombing

“keluhan dari saya hanya dari peralatan medisnya saja yang kurang seperti alat scanningnya yang tidak ada sehingga jika ada pasien yang membutuhkan alat tersebut harus dirujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas scanning” (Hasil Wawancara 3 Februari 2016 pada pukul 09.00 WIB).

Berbeda dengan keluhan Ibu Sihombing, Nenek Legiem mengeluhkan sikap

perawat yang tidak ramah dengan pasien, dan Nenek Legiem beranggapan karena

beliau dari pasien yang kurang mampu sehingga perawat bersikap tidak baik

terhadapnya.

2. Nenek Legiem

“Perawatnya yang kurang ramah terhadap pasien, dan ada salah satu dari perawat yang sangat galak, saya berfikir mungkin saya masyarakat kurang mampu sehingga salah satu dari mereka semena-mena dengan saya” (Hasil Wawancara 3 Februari 2016 pada pukul 10.30 WIB).

Berbeda dengan pendapat Ibu Sihombing dan Nenek Legiem, Serda Edy

Murpy Siregar mengatakan keluhannya yakni menunggu dokter yang sangat lama

(32)

ketersediaan obat di apotik yang kurang lengkap sehingga membuat pasien untuk

mencari obat di luar RUMKITAL hal tersebut sangat menyulitkan pasien.

3. Serda Edy Murpy Siregar

“Keluhan yang saya rasakan hanya menunggu dokter nya saja, karena dokter disini jarang ada ditempat, ada pun tetapi mesti menunggu kedatangannya sampai satu harian, dan dalam hal ketersediaan obat di apotiknya rumah sakit ini saya rasa sangat kurang terkadang banyak yang tidak adanya sehingga membuat pasien mencari obat keluar lagi.” (Hasil Wawancara 25 Februari 2016 pada pukul 11.30 WIB).

5.2.2.5 Aspek Kepercayaan

Kualitas pelayanan yang diberikan pihak RUMKITAL menjadi pertimbangan

setiap pasien untuk memilih RUMKITAL tersebut sebagai mitra kesehatan mereka.

Jika pelayanan yang diberikan baik dan sesuai dengan harapan pasien, RUMKITAL

tersebut akan menjadi mitra kesehatan masyarakat luas dan jadi kepercayaan bagi

pasien.

Ibu Sihombing mengatakan tidak akan memilih RUMKITAL untuk menjadi

mitra kesehatannya, dan akan ke RUMKITAL jika keadaan kesehatan beliau sangat

membutuhkan pertolongan pertama.

1. Ibu Sihombing

(33)

Berbeda dengan jawaban Ibu Sihombing, Nenek Legiem menyatakan memilih

RUMKITAL menjadi mitra kesehatannya karena menurut Nenek Legiem jarak

RUMKITAL dari rumahnya terjangkau dan tidak memakan banyak biaya untuk

transportasi.

2. Nenek Legiem

“iya, karena tidak ada pilihan lain lagi RUMKITAL ini sangat dekat dengan

rumah saya dan tidak memakan biaya untuk menempuh jarak” (Hasil

Wawancara 3 Februari 2016 pada pukul 10.30 WIB).

Pernyataan yang sama dengan Ibu Sihombing juga diungkapkan oleh Serda

Edy Murpy Siregar, tidak akan memilih RUMKITAL sebagai mitra kesehatan, akan

datang ke RUMKITAL jika mengalami keadaan yang sangat terdesak dan jika

membutuhkan pertolongan pertama.

3. Serda Edy Murpy Siregar

“Mungkin dalam keadaan terdesak saya akan memilih rumah sakit ini sebagai pertolongan pertama, tetapi tidak untuk dijadikan mitra kesehatan saya.” (Hasil Wawancara 25 Februari 2016 pada pukul 11.30 WIB).

5.2.2.6 Asepek Ekspektasi Pasien Terhadap Pelayanan RUMKITAL

Masyarakat sebagai penilai pelayanan yang berkualitas atau tidak dan sudah

efektif atau tidaknya suatu pelayanan. Masyarakat juga memiliki harapan kedepannya

untuk sebuah pelayanan yang mereka dapatkan. Harapan tersebut yang nantinya

menjadi perbaikan untuk RUMKITAL tersebut. Harapan Pasien untuk pelayanan

(34)

1. Ibu Sihombing

“Harapan saya RUMKITAL ini semakin baik kedepannnya dalam hal pelayanan, lebih mengedepankan kesehatan pasien.” (Hasil Wawancara 3 Februari 2016 pada pukul 09.00 WIB).

2. Nenek Legiem

“Harapan saya semoga kedepannya RUMKITAL lebih baik kedepannya,

perawatnya lebih ramah lagi terhadap pasien dan bisa melayani pasien tanpa melihat status dan golongan yang berobat” (Hasil Wawancara 3 Februari 2016 pada pukul 10.30 WIB).

3. Serda Edy Murpy Siregar

“Harapan saya semoga kedepannya rumah sakit ini pelayanannya lebih baik lagi, lebih mengutamakan keselamatan pasien dan mampu bersaing dengan RUMKITAL Dr.Mintoharjo di Jakarta yang memiliki fasilitas dan pelayanan yang sangat baik.” (Hasil Wawancara 25 Februari 2016 pada pukul 11.30 WIB).

Keluhan dan harapan pasien merupakan suatu motivasi untuk RUMKITAL

agar dapat memperbaharui setiap sistem oprasional prosedur yang ada. Rumah sakit

harus bersifat terbuka untuk menerima kemajuan teknologi yang ada serta

RUMKITAL harus mampu bersaing dengan rumah sakit lainnya. Seperti yang sudah

dijelaskan sebelumnya RUMKITAL memiliki posisi yang dikelilingi masyarakat

yang penghasilannya rendah. Untuk masalah kesehatan hampir keseluruhannya

memilih RUMKITAL menjadi tempat untuk menjalankan pengobatan, maka dari itu

RUMKITAL harus mampu melayani masyarakat tanpa melihat status dan melakukan

(35)

BAB VI

ANALISIS DATA

Sesuai dengan penyajian data pada bab sebelumnya, maka analisis data yang

akan diinterprestasikan berdasarkan tujuan peneliti yang telah dibahas pada bab-bab

sebelumnya yaitu untuk mengetahui bagaimana efektivitas penerapan standar

operasional prosedur administrasi yang dilakukan pihak Rumah Sakit Angkatan Laut

Dr. Komang Makes dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat

dan untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi serta usaha-usaha apa saja

yang dilakukan pihak Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Komang Makes Belawan

dalam memberikan pelayanan kesehatan.

6.1 Efektivitas Penerapan Standar Operasional Administrasi

Untuk peningkatan efisiensi dan efektifitas administrasi dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain adanya suatu guideline atau Standart Operasional

Prosedur administrasi. Standar operasional prosedur administrasi mengatur tata cara

setiap kegiatan dalam organisasi termasuk hubungan antar unit kerja dan

kegiatan-kegiatan non medis lainnya.

Perencanaan pengadaan sarana dan alat kesehatan yang matang sesuai

kebutuhan baik dari sisi provider maupun konsumen akan meningkatkan pemanfaatan

secara optimal. Sebaliknya, jika tata laksana rumah sakit tidak sesuai dengan standart

(36)

pengunjung, bahkan pihak rumah sakit. Efektivitas atau tidaknya suatu penerapan

standar operasional prosedur administrasi yang ada di RUMKITAL dapat kita lihat

melalui setiap perencanaan program yang dilakukan, perlengkapan yang tersedia, dan

kepegawaiannya.

6.1.1 Perencanaan Program/Kegiatan

Perencaan program yang dilakukan pihak RUMKITAL baru dilakukan awal

tahun 2016 ini. Perencanaan yang akan dilakukan seperti menambah

peralatan-peralatan medis yang kurang, penambahan ruangan untuk pasien rawat inap,

mengaktifkan kembali beberapa dokter spesialis, penambahan dokter dari luar, dan

ada beberapa pembenahan administrasi yang akan dilakukan pihaknya.

Perencanaan-perencanaan tersebut akan berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan apabila

anggaran yang dibutuhkan RUMKITAL dapat dicairkan oleh pemerintah. Mengingat

RUMKITAL ini milik pemerintah dan berada dibawah naungan angkatan laut maka

seluruh program yang akan dilakukan mengenai pelayanan kesehatan masyarakat

harus persetujuan dari pusat dan anggaran yang didapat juga berasal dari pusat,

Untuk menunggu program yang akan terlaksana pada tahun 2017,

RUMKITAL memiliki kegiatan yang rutin di adakan. Dari wawancara yang

dilakukan peneliti pada pihak yang bersangkutan seperti KARUMKITAL dan pasien,

menjelaskan beberapa kegiatan yang rutin dilakukan seperti kegitan dukes atau

dukungan kesehatan kepada para pegawai dilakukan pada setiap hari selasa dan jumat

(37)

melakukan kegiatan di RUMKITAL seperti biasanya. Selain dukes RUMKITAL juga

aktif melakukan sosialisasi kesehatan, sosialisasi tersebut dilakukan di halaman

RUMKITAL dan memberikan pelayanan gratis. RUMKITAL juga bekerjasama

dengan pihak Dinas Potensi Maritim untuk membentuk suatu desa binaan yang

berada di Serdang Bedagai dalam membentuk desa binaan tersebut pihak

RUMKITAL juga memebrikan pelayanan kesehatan secara gratis kepada masyarakat

desa binaan tersebut salah satunya pihaknya melakukan operasi katarak dan

memberika pelayanan-pelayanan kesehatan lainnya, dan kegiatan rutin lainnya yang

dilakukan sesuai dengan hari-hari besar TNI-AL.

6.1.2 Perlengkapan

Untuk mendukung proses pelayanan kesehatan yang diberikan kepada

masyarakat, perlengkapan salah satu syarat untuk melihat segi kualitas rumah sakit

tersebut. RUMKITAL sangat terbatas dengan perlengakapan baik secara medis

maupun non medis. Dari wawancara yang dilakukan pihak RUMKITAL sendiri

mengakui kurangnya perlengakapan tersebut.

Perlengkapan yang sangat terbatas dari segi non medis yakni kurangnya

ketersediaan komputer yang menghambat kerja pegawai untuk mendata maupun

melakukan kegiatan-kegiatan administrasi lainnya. Sementara untuk hal medis

RUMKITAL sendiri terbatas alat scanning dan selebihnya RUMKITAL perlu

peremajaan alat-alat medis terutama untuk keperluan bedah.

Selain dari hasil wawancara peneliti juga melihat langsung bagaimana kondisi

(38)

berbeda-beda fasilitas yang diberikan. Fasilitas yang ada di ruangan kelas 1, 2, 3 dan

VIP sangat berbeda. Kelas 1, 2 dan VIP tergolong sudah memenuhi syarat, tetapi

berbeda jauh dengan kondisi ruangan di kelas 3. Terlihat banyak peralatan yang

kurang dan mungkin sangat menunjang kesehatan pasien yang ada di kelas 3. Pada

ruangan kelas tiga terdapat 4 tempat tidur untuk pasien dan tanpa adanya bed screen

(pemisah), tidak tersedianya foot stool (untuk beranjak naik ketempat tidur), tidak

adanya lemari untuk menyimpan barang pasien, dan peralatan medis yang ada

diruangan kelas 3 terlihat sudah berkarat. Terlihat sangat mudah pihak RUMKITAL

menanggapi hal tersebut. Padahal jika kita perhatikan akan banyak hal negatif yang

akan dialami pasien rawat inap yang berada di ruangan kelas 3. Kemungkinan tertular

penyakit dari pasien yang lain sangat besar karena mengingat jumlah pasien yang ada

diruangan tersebut sebanyak 4 orang dan memiliki penyakit yang berbeda-beda.

Dari data dan observasi yang dilakukan penulis, perlatan yang ada di

RUMITAL sangat terbatas dan kurang layak hal tersebut membuat RUMKITAL

tidak dapat bersaing dengan rumah sakit milik pemerintah lainnya. Pemenuhan

peralatan untuk menunjang kesembuhan pasien harus diperhatikan oleh pihak

RUMKITAL. Masalah peralatan yang ada diruangan pasien terlihat biasa akan tetapi

berdampak nagatif terhadap kesembuhan setiap pasien. Jika dibandingkan

kepegwaian RUMKITAL Dr. Komang Makes dengan RUMKITAL Dr. Mintoharjo

Jakarta sangat jauh berbeda, RUMKITAL Dr. Mintoharjo sistem kepegawaiannya

sangat baik, para pegawai juga disiplin dalam melakukan tugasnya masing-masing

(39)

6.1.3 Kepegawaian

Suatu kegiatan tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ada pegawai yang

menjalankannya. Adanya pegawai untuk menjalankan seluruh program yang ada di

suatu organisasi atau disuatu unit kerja. Pegawai yang ada di RUMKITAL melakukan

pekerjaannya sesuai dengan prosedur untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Hasil wawancara KARUMKITAL mengaku jika pegawainya sangat menjaga

kedisiplinannya. Mereka selalu melakukan apel pagi dan siang untuk melihat

kelengkapan anggotanya. Untuk pegawai yang melakukan kesalahan atau

menyalahgunakan wewenang akan ditindak lanjuti oleh POMAL, karena untuk

memberikan sangsi kepada pegawai yang sangat berwenang adalah pihak dari

POMAL.

Selain hasil dari wawancara yang dilakukan, peneliti juga melihat secara

langsung setiap kegiatan pegawai. Peneliti melihat masih banyak pegawai yang tidak

ada di ruangan ketika jam kerja dengan alasan berbagai jenis dan seluruhnya

menyangkut urusan pribadi para pegawai tersebut. Para pegawai selalu

memanfaatkan waktu ketika KARUMKITAL ketika tidak berada ditempat disitu juga

pegawai memanfaatkan situasi untuk melakukan urusan pribadi masing-masing.

RUMKITAL di bawah naungan TNI-AL dan seharusnya KARUMKIT bersikap lebih

otoriter terhadap pegawai yang bermalas-malasan agar kedisiplinan terwujud dengan

(40)

6.2 Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Menurut Undang-Undang No 44 tahun 2009, Rumah Sakit adalah institusi

pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan, kesehatan, kemajuan, teknologi,

kehidupan sosial, ekonomi masyarakat, dan harus tetap mampu meningkatkan

pelayanan yang lebih berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat. Rumah sakit adalah

institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorang

dan menyediakan ruang rawat inap, rawat jalan dan ruang gawat darurat.

Untuk menjalankan fungsi sesuai undang-undang diatas, selama ini

RUMKITAL tidak terlepas dari berbagai faktor-faktor pedukung maupun

penghambat. Faktor pendukung di RUMKITAL antara lain:

1. Kerjasama yang baik dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara,

Dinas Kesehatan kota Medan, Kesdam 1/BB, Rumkit Putri Hijau, Puskesmas

Kecamatan Belawan, perangkat desa kecamatan Medan Belawan dan ormas

lainnya sehingga pelayanan kesehatan rujukan dapat terselenggara dengan

baik.

2. Kerjasama dengan dokter spesialis tamu antara lain spesialis

kebidanan/kandungan, penyakit dalam, spesialis anak dan dokter bedah untuk

meningkatkan pelayanan terhadap pasien.

3. Adanya respon yang baik dari masyarakat umum sehingga pelayanan

kesehatan kepada masyarakat umum sebagai kepedulian TNI-AL dalam

(41)

4. Adanya peningkatan kesadaran anggota TNI-AL dan keluarga akan

pentingnya kesehatan sehingga meringankan beban tugas dan tanggung jawab

RUMKITAL dalam bidang kesehatan.

Faktor yang menghambat antara lain:

1. Tidak adanya personel organik 4 spesialis dasar selama tahun 2011 hal

tersebut mempengaruhi kemampuan pelayanan kesehatan dan mengakibatkan

masih cukup tinggi rujukan pasien.

2. Dokter umum jumlahnya terbatas hanya 4 orang.

3. Terbatasnya alat kesehatan karena kemampuan dukungan anggaran.

Diharapkan bahwa pengajuan permohanan alat kesehatan terutama untuk

kamar bedah yang sudah diajukan pada tahun 2016 dapat terelisir pada tahun

anggaran berikutnya.

4. Kurangnya Sumber Daya Manusia dan dana yang menghambat kualitas

pelayanan.

Untuk melihat sejauh mana kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan

pihak RUMKITAL kepada masyarakat, ada beberapa dimensi yang sangat penting

diperhatikan (Zeithami,2000:45) yaitu:

6.2.1 Sifat yang Dapat Diraba (Tangibility)

Berupa tampilan fisik, peralatan, penggunaan alat bantu yang dimiliki pemberi

layanan. Hal ini sangat penting sekali mengingat masyarakat akan merasa lebih

nyaman berada dalam sarana fisik yang bersih, rapi, dan nyaman serta mudah dalam

(42)

Berdasarkan penyajian data yang diperoleh pada bab sebelumnya, dapat

dikatakan bahwa tampilan fisik, peralatan dan alat bantu yang dimiliki RUMKITAL

tergolong baik. Hal ini dapat dilihat dari jawaban dari beberapa pasien yang

mengatakan peralatan yag tersedia cukup baik walaupun ada beberapa hal yang

kurang dari peralatan medis yang tersedia di RUMKITAL. Sebenarnya dari observasi

yang dilakukan penulis, peralatan yang tersedia kurang layak untuk pasien, tidak

adanya peremajaan alat-alat medis, serta untuk kebersihannya tergolong kurang baik.

Untuk ruangan kelas 3 banyak fasilitas yang tidak mendukung untuk pasien misalnya

tidak tersedianya bed screen (pemisah), tidak tersedianya foot stool (untuk beranjak

naik ketempat tidur), tidak adanya lemari untuk menyimpan barang pasien, dan

peralatan medis yang ada diruangan kelas 3 terlihat sudah terlihat berkarat.

Mengenai kenyamanan RUMKITAL dari beberapa pasien yang diwawancarai

mereka menjawab cukup memuaskan karena menurut mereka RUMKITAL bersih,

tentram dan fasilitas yang didapat juga tergolong cukup memuaskan. Selanjutnya

mengenai kondisi ruangan pasien mereka berpendapat ruangan kondisinya bersih

dengan fasilitas yang ada didalamnya. Seperti yang terlihat oleh penulis kondisi

lingkungan di RUMITAL kurang baik karena masih terlihat tempat sampah yang

masih digabung antara sampah organik dan non organik, terlihat juga banyak ruangan

yang tidak dipergunakan dengan baik, dan kamar mandi umum untuk pasien rawat

jalan terlihat sangat kotor dan lantainya sangat licin hal tersebut membahayakan

pasien ataupun pengunjung. Seharusnya rumah sakit lebih memperhatikan kebersihan

(43)

pasien yang berada didalam ruangan atau pasien yang dirawat jalan lebih merasa

nyaman.

6.2.2 Kesesuaian Kenyataan (Reability)

Kesesuaian antara kenyataan pelayanan yang diberikan dengan pelayanan

yang dijanjikan. Hal ini penting karena mempengaruhi perencanaan usaha dan

kepastian dari masyarakat dalam mendapatkan pelayanan.

Dalam temuan dilapangan, dari beberapa orang pasien yang diwawancarai

mereka mengatakan bahwa prosedur administrasi untuk berobat ke RUMKITAL

mudah, hal itu sesuai denga motto RUMKITAL “kami ada disini dan siap melayani”.

RUMKITAL selalu siap melayani masyarakat yang membutuhkan dengan cepat

sesuai kemampuan.

Meskipun pasien yang berada di RUMKITAL mengeluh mengenai minimnya

tenaga dokter, dapat kita lihat bahwa pelayanan yang mereka berikan tergolong cepat

mengingat jawaban-jawaban dari informan tersebut, jika kita kaji lebih jauh, apabila

jumlah tenaga medisnya ditambah maka akan semakin meningkatkan kualitas

pelayanan RUMKITAL terhadap anggota maupun masyarakat sekitarnya.

Sebenarnya di RUMKITAL lebih banyak waktu pasien untuk menunggu dokter

apalagi untuk dokter spesialis. Pelayanan yang diberikan tergolong lambat sebab

tidak kedisiplinan para pegawai di RUMKITAL sangat kurang. Pasien lebih banyak

menunggu dokter sampai tengah hari. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pasien

yang berasal dari anggota TNI-AL sendiri yang mengungkapkan selalu menunggu

(44)

6.2.3 Sifat Tanggap (Responsiveness)

Kemampuan dalam pemberian pelayanan secara tepat dan cepat. Pemberi

layanan harus bertanggung jawab dalam memberikan penyelesaian masalah-masalah

yang dihadapi masyarakat.

Jika penulis melihat kenyataan pelayanan yang diberikan, responsiveness

pihak RUMKITAL masih kurang dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Pihak

RUMKITAL sebaiknya lebih mengutamakan setiap pasien yang berada di

RUMKITAL. Menurut penulis pihak RUMKITAL lebih mengutamakan kepentingan

pribadi dari pada urusan pasien. Banyak pihak RUMKITAL yang tidak ada ditempat

ketika jam kerja. Mereka manfaatkan keadaan untuk mengurus urusan pribadi

masing-masing sehingga pelayanan yang diberikan untuk pasien terhambat. Selalu

ada kata menunggu untuk berobat di RUMIKTAL ini dengan alasan dokter sedang

mengadakan rapat dan disitu para perawat memanfaatkan keadaan untuk keluar

RUMKITAL sejenak.

Sementara pengakuan informan kunci kedisiplinan di RUMKITAL selalu

diutamakan, tetapi masih banyak para dokter dan perawatnya yang tidak siap ada

ditempat ketika jam kerja. RUMKITAL akan cepat tanggap terhadap pasien yang

sedang membutuhkan pertolongan pertama saja semntara untuk pasien yang sedang

berobat jalan atau yang rawat inap pihaknya hanya terlihat biasa saja dan tanggapan

yang keluar selalu kata menunggu terkadang pasien harus menunggu lebih dari 2 jam

(45)

6.2.4 Jaminan (Assurance)

Keahlian yang diperlukan dalam memberikan pelayanan sehingga pelanggan

atau masyarakat merasa terbebas dari resiko atau kerugian karena gagalnya

pelayanan.

Jika dilihat dari data mengenai jumlah dokter RUMKITAL dan pengakuan

informan kunci, jumlah tenaga medis khususnya dokter spesialis masih sangat minim.

Hal tersebut mengakibatkan tingginya jumlah rujukan ke Rumah Sakit yang memiliki

tenaga medis lebih lengkap. Ketidak mampuan RUMKITAL untuk melakukan

pelayanan bagi pasien yang memiliki penyakit yang tidak ada tenaga medisnya

membuat para pasien harus dirujuk dengan segera ke rumah sakit yang memiliki

tenaga medis yang dibutuhkan. Hal tersebut membuat pasien terkadang terlambat

untuk mendapatkan pertolongan pertama karena ketidak mampuan RUMKITAL dan

membutuhkan banyak waktu untuk melakukan rujukan tersebut. Kurang tanggapnya

pihak RUMKITAL terhadap keselamatan pasien membuat para masyarakat yang

tidak memilih RUMKITAL sebagai mitra kesehatan kecuali masayarakat sekitar yang

kurang mampu yang hanya mengandalkan RUMKITAL untuk jaminan kesehatan

mereka.

Mengenai tempat rujukan khususnya bagi anggota TNI-AL, RUMKITAL

bekerjasama dengan Rumkit Putri Hijau, bagi yang masyarakat umum akan dirujuk

sesuai dengan permintaan pasien dan pasien juga harus mengeluarkan biaya sendiri

(46)

6.2.5 Peduli (Emphaty)

Adanya kedekatan dan pemahaman baik antara pemberi pelayanan dengan

masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan memuat akses komunikasi yang dapat

memudahkan komunikasi antara pemberi pelayanan dapat mengenal masyarakat

dalam proses pelayanan dapat dimengerti.

Dalam pelaksanaannya dilapangan, peneliti menyimpulkan bahwa kejelasan

informasi dari pihak RUMKITAL cukup memuaskan karena pihak RUMKITAL

terbuka dan selalu menjelaskan kepada keluarga pasien secara detail mengenai

penyakit yang diderita pasien dan mengenai informasi yang dibutuhkan keluarga

pasien. RUMKITAL selalu menjelaskan secara detail tentang pemakaian obat untuk

proses pemulihan pasien. Penulis juga melihat RUMKITAL selalu memberikan

informasi yang jelas walaupun terkadang sangat lambat. Menurut penulis informasi

yang jelas harus didukung cepat tanggapnya pihak RUMKITAL sendiri agar

komunikasi dan tindakan dapat berjalan lebih sinkron. Rumah sakit seharusnya lebih

mengutamakan keselamatan serta kesehatan pasien dan selalu tanggap dengan

(47)

BAB VII

PENUTUP

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana

penerapan standar operasional prosedur administrasi yang dilakukan pihak Rumah

Sakit Angkatan Laut Dr. Komang Makes Belawan dalam meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan masyarakat dan untuk mengetahui kedala-kendala apa saja yang

dihadapi serta usaha-usaha apa saja yang dilakukan pihak Rumah Sakit Angkatan

Laut Dr. Komang Makes Belawan dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Setelah penulis menyajikan data dan juga menganalisis data tentang

penerapan standar operasional prosedur administrasi dalam meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan masyarakat, maka selanjutnya penulis memberikan kesimpulan

dan saran guna kesempurnaan penerapan standar operasional prosedur administrasi

dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat.

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis di PDAM Tirtanadi Kantor Cabang

Padang Bulan maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Sistem Administrasi pada RUMKITAL terlihat belum efektif dan masih

(48)

2. Kurangnya dokter spesialis, obgyn, bedah dan penyakit dalam dari organik

(militer atau PNS), untuk pelayanan dan dukungan kesehatan serta kegiatan

lainnya

3. Bangunan RUMKITAL yang sudah tua serta fasilitas kamar yang sudah

kurang layak.

4. Terbatasan alat-alat kesehatan penunjang diagnostik yang tersedia di

RUMKITAL sehingga banyak jumlah pasien yang dirujuk.

5. Pegawaian di RUMKITAL masih kurang disiplin terlihat masih banyak

pegawai yang keluar ketika jam kerja dan masih terlihat pegawai yang

bersantai di ruangan.

Rumah Sakit Angkatan Laut adalah Rumah Sakit milik pemerintah yang

memiliki peran untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi anggota TNI-AL dan

keluarganya serta masyarakat sekitar. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan

kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh

perkembangan ilmu pengetahuan, kesehatan, kemajuan teknologi, kehidupan sosial,

ekonomi masyarakat, dan harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih

bermutu dan harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih berkualitas dan

terjangkau oleh masyarakat.

Selama tahun 2015 RUMKITAL Dr. Komang Makes Belawan telah

melaksanakan pelayanan kesehatan bagi anggota TNI-AL dan PNS beserta keluarga

(49)

masih banyak jumlah pasien yang harus dirujuk kerena ketidak mampuan pihak

RUMKITAL untuk melayani dengan maksimal. Kenyataannya RUMKITAL telah

berusaha member pelayanan sesuai kemampuan yang dimiliki.

7.2 Saran

Saran yang dapat diberikan penulis untuk RUMKITAL sebagai berikut:

1. Perlunya tindakan cepat dari pihak RUMKITAL untuk penambahan tenaga

ahli medis seperti dokter spesialis dan perawat, peralatan medis sehingga

mampu melayani seluruh komponen masyarakat, bukan hanya dari kalangan

prajurit saja. Pihak RUMKITAL harus memperluas kerjasama dengan pihak

Rumah Sakit lainnya untuk mempermudah kegiatan dan program yang akan

dilakukan.

2. Kedisiplinan pegawai harus selalu diperhatikan agar pelayanan yang diberikan

lebih efektif dan efisien.

3. Perlu adanya penambahan perlengkapan penunjang medis agar tidak ada lagi

pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain karena kurangnya peralatan medis.

4. Perlu adanya renovasi bangunan dan peremajaan alat medis serta penambahan

fasilitas untuk pasien.

5. Memperbaiki sistem administrasi RUMKITAL Dr. Komang Makes agar dapat

bersaing dengan rumah sakit milik pemerintah lainnya dengan cara

memanfaatkan teknologi digital untuk data base, medical record, menerapkan

(50)

BAB II

URAIAN TEORITIS

Teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasi adanya

hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah

fenomena. Sehingga dapat dikatakan bahwa suatu teori merupakan suatu kerangka

kerja konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru

untuk melakukan beberapa tindakan selanjutnya. Menurut Singarimbun (1989) teori

adalah serangkaian asumsi, konsep, kontrak, defenisi, dan proposisi untuk

menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan

hubungan antar konsep. Dengan adanya teori, peneliti mencoba menerangkan

fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya berdasarkan

unsur ilmu dan teori.

Untuk memperoleh pemahaman yang sama atas konsep-konsep yang

digunakan dalam penelitian ini dan kerangka berfikir bagi peneliti, maka berikut

beberapa konsep yang dianggap relevan dengan kasus penelitian yang dibahas.

2.1 Efektivitas

Setiap organisasi ingin mencapai taraf efektivitas yang tinggi dalam kegiatan

operasionalnya, kerena dengan efektivitas yang tinggi diharapkan semua kegiatan

organisasi dapat berjalan dengan lancar dan dapat pula mencapai tujuan yang telah

ditetapkan karyatulisilmiah.com diakses 4 januari 2016 pada pukul 19.45WIB.

(51)

adalah konsep yang luas mencakup berbagai faktor didalam maupun diluar

organisasi, yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha

untuk mencapai tujuan atau sasaran organisasi.

Menurut Sondang P Siagian (2001:24) mendefinisikan efektivitas sebagai

pemanfaataan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara

sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang dan jasa atas

kegiatan yang dijalankan. Efektivitas dalam hal ini menunjukan dari segi tercapai

tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. James L. Gibson dkk Pasolong (2007:3)

mendefinisikan Efektivitas adalah pencapaian sasaran dari upaya bersama. Derajat

pencapaian sasaran menunjukan derajat efektivitas. Sedangkan menurut Keban

(2004:140) mengatakan bahwa suatu organisasi dapat dikatakan efektivitas apabila

tujuan organisasi atau nilai-nilai sebagaimana ditetapkan visi tercapai.

Dari pengertian efektivitas yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan

bahwa efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana rencana

dapat tercapai.

2.1.1 Pendekatan Efektivitas

Efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting karena mampu

memberikan gambaran mengenai keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai

sasarannya atau dapat dikatakan bahwa efektivitas merupakan tingkat ketercapaian

tujuan dari aktivasi-aktivasi yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan target

(52)

dalam https://mardajie.wordpress.com/perilaku-organisasi/pendekatan-pendekatan

organisasi/ diakses pada tanggal 17 Januari 2016 pukul 16.22 WIB:

1. Pendekatan pencapaian tujuan

Pendekatan pencapaian tujuan mengasumsi bahwa organisasi adalah kesatuan

yang dibuat dengan sengaja, rasional, dan mencari tujuan. Oleh karena itu,

pencapaian tujuan yang berhasil menjadi sebuah ukuran yang tepat tentang

keefektifan. Namun demikian agar pencapaian tujuan bisa menjadi ukuran yang sah

dalam mengukur keefektifan organisasi, asumsi-asumsi lain juga harus diperhatikan :

a. Organisasi harus mempunyai tujuan akhir.

b. Tujuan-tujuan tersebut harus diidentifikasi dan ditetapkan dengan baik agar

dapat dimengerti.

c. Tujuan-tujuan tersebut harus sedikit saja agar mudah dikelola.

d. Harus ada konsensus atau (kesepakatan umum mengenai tujuan-tujuan

tersebut),

Oleh karena itu empat asumsi diatas menyatakan bahwa keefektifan sebuah

organisasi harus dinilai dengan pencapaian tujuan ketimbang caranya.

2. Pendekatan sistem

Pendekatan sistem terhadap pendekatan organisasi mengimplikasikan bahwa

organisasi terdiri dari sub-sub bagian yang saling berhubungan. Jika salah satu sub

bagian ini mempunyai performa yang buruk, maka akan timbul dampak yang

negative terhadap performa keseluruhan sistem. Keefektifan membutuhkan kesadaran

(53)

Manajemen tidak boleh gagal dalam mempertahankan hubungan yang baik

dengan para pelanggan, pemasok, lembaga pemerintahan, serikat buruh, dan

konstituensi sejenis yang mempunyai kekuatan untuk mengacaukan operasi

organisasi yang stabil. Kekurangan yang paling menonjol dari pendekatan system

adalah hubungannya dengan pengukuran dan masalah apakah cara-cara itu memang

benar-benar penting. Keunggulan akhir dari pendekatan sistem adalah

kemampuannya untuk diaplikasikan jika tujuan akhir sangat samara atau tidak dapat

diukur. Dapat disimpulan bahwa organisasi terdiri sub bagian yang saling

berhubungan, oleh karena itu dinilai berdasarkan kemampuannya untuk dan

mempertahankan stabilitas dan keseimbangan.

3. Pendekatan stakeholders

Dikatakan sudah efektif apabila dapat memenuhi bagi pemilik adalah laba

atau investasi, pertumbuhan penghasilan, pegawai adalah kompensasi, tunjangan

tambahan, kepuasaan pada kondisi kerja, pelanggan adalah kepuasan terhadap harga,

kualitas, pelayanan, kreditur adalah kemampuan untuk membayar hutang.

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas

Organisasi akan berjalan terarah jika memiliki tujuan yang jelas. Adanya

tujuan akan memberikan motivasi untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Selanjutnya tujuan organisasi mencakup beberapa fungsi diantaranya yaitu

memberikan pengarahan dengan cara menggambarkan keadaan yang akan datang

yang senantiasa dikejar dan diwujudkan oleh organisasi.Faktor-faktor yang

Gambar

Tabel 1  :
Tabel 2  :

Referensi

Dokumen terkait

Efektivitas penerapan Standar Operasional Prosedur usahatani padi secara organik lebih efektif dengan rata-rata 71,26% yang artinya tingkat pencapaian tinggi dengan

“Pengaruh Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Serta Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Tingkat Kecelakaan Kerja Pada Karyawan” guna memenuhi

Contoh SOP Standar Operasional Prosedur Perusahaan Dalam mengimplementasikan suatu Standar Operasional Prosedur (SOP) di suatu organisasi baik swasta maupun pemerintah,

Standar Operasional Prosedur Administrasi pelayanan pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang mengandung standar kualitas mutu tertentu yang

1.1 Standar Operasional Prosedur (S.O.P) Protokol Kesehatan pada Pelayanan Publik ini ditetapkan berdasarkan situasi dan kondisi terbaru di Indonesia yang sedang

Persamaan dari penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian sebelumnya adalah kesamaan topik dalam meneliti bagaimana penerapan Standar Operasional Prosedur yang

Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Informasi Publik ini sebagai acuan mengenai ruang lingkup, tanggungjawab dan wewenang Pejabat Pengelola Informasi dan

Maksud Standar Operasional Prosedur SOP Pelayanan Informasi Publik ini sebagai acuan mengenai ruang lingkup, tanggungjawab dan wewenang Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi PPID