Daftar Pustaka
Sumber Buku:
Azwar, Azrul. 1980. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara.
Faisal, Sanapiah. 1995. Format-Format Penelitian Sosial. Rajawali Pers: Jakarta.
Hartono, B. 2010. Manajemen Pemasaran Untuk Rumah Sakit. Jakarta: Rineka Cipta.
Istianto, Bambang. 2011. Manajemen Pemerintahan (Dalam Perspektif Pelayanan
Publik). Jakata: Mitra Wacana Media.
Moleong, Lexi J.2006. Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Ramaja
Rosdakarya.
Pasolong, Harbani.2007. Teori Administrasi Publik.Jakarta: Alfabeta.
Pearch, Robinson, 1997. Manajemen Strategis.Jakarta: Binarupa Aksara.
Satrianegara, M. Fais. 2009. Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Sebarguna, B.S. 2008. Manajemen Kinerja Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: Sagung
Seto.
Serbaguna, B.S.2003. Sistem Informasi Pemasaran RS Berbasis Rekam Medis.
Yogyakarta: Gama Press.
Serbaguna, B.S. 2008. Quality Assurance Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: Sagung
Seto.
Implementasi. PT. Bumi Aksara: Jakarta.
Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES
Siswandoko, Tjatjuk. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21. Jakarta:
Nusantara Consulting.
Terry G.R. 1986. Azas-Azas Manajemen. Bandung: Alumni.
Trisnantoro, L. 2005. Aspek Strategis Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta: ANDI.
Wahyudi, Agustinus Sri. 1996. Manajemen Stratejik Pengantar Proses Berpikir
Stratejik. Jakarta: Binarupa Aksara.
Zuriah, Nurul. 2006. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sumber Internet:
http://repository.usu.ac.id/bitstream diakses pada tanggal 17 Januari 2016 pukul
11.30 WIB.
http://www.slideshare.net/f1smed/kepmenkesno129tahun2008standarpelayananminas
pada tanggal 17 Januari 2016 pukul 12.20 WIB.
karyatulisilmiah.com diakses 4 januari 2016 pada pukul 19.45WIB.
https://mardajie.wordpress.com/perilakuorganisasi/pendekatanpendekatanorganisas/
diakses pada tanggal 17 Januari 2016 pukul 16.22 WIB.
http://ilmukeolahragaan.blogspot.co.id/2011/05/efektivitas-dalam-organisasi.html
diakses pada tanggal 17 Januari 2016 pukul 16.38 WIB.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28829/4/Chapter%20II.pdf
pada tanggal 18 Januari 2016 pukul 20.55 WIB.
http://perpustakaanpekerja.blogspot.co.id/2012/07/standardoperatingprocedureshtml
yang diakses pada tanggal 20 januari 2016 pukul 19.58 WIB.
http://www.ssbelajar.net/2012/11/pengolahan-data-kualitatif.html
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah, penelitian dengan
menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan
gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara akurat dan sistematis
mengenai sifat-sifat populasi dari daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif
cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dan menguji
hipotesis.
Ada pun menurut Bogdan dan Taylor (Moeleong, 2006), penelitian kualitatif
dan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan peristilahannya.
3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit TNI-AL Dr. Komang Makes yang
terletak di Jalan Bengkalis Nomor 1 Belawan. Penelitian ini dilakukan kurang lebih 3
3.3 Informan Penelitian
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil
penelitiannya. Oleh karena itu pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi
dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam foks penelitian tidak
ditentukan secara sengaja. Informan penelitian ini meliputi dua macam yaitu:
1. Informan Kunci, adalah mereka yang mengetahui dan memahami lebih dalam
serta memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam proses
penelitian ini adalah KARUMKITAL
2. Informan Utama, adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi
sosial yang diteliti. Adapun yang menjadi informan utama dalam penelitian
ini adalah pasien rawat inap.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini diperlukan data atau keterangan dan informasi. Untuk itu
penelitian menggunkan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Teknik Pengumpulan Data Primer
Teknik pengumpulan data primer adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan langsung pada pihak yang terkait dengan suatu tujuan untuk
b. Observasi, yaitu pengamatan mendalam secara langsung suatu kegiatan yang
sedang dilakukan. Melalui observasi peneliti dapat memperoleh pandangan
mengenai apa yang sebenarnya dilakukan dan meluhat langsung keterkaitan
yang terdapat didalamnya dan kemudian mencatat gejala-gejala yang
ditemukan dilapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai
acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.
2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui pengumpulan kepustakaan yang dapat mendukung data primer.
Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen
sebagai berikut:
a. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan
catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada dilokasi penelitian atau
sumber-sumber lain yang terkait dengan objek penelitian.
b. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,
karya ilmiah, dan pendapat dari para ahli yang berkompetensi, serta memiliki
3.5 Teknik Analisa Data
Menurut Bogdan, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain, sehingga dapat dipahami dengan mudah, dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain.
http://www.ssbelajar.net/2012/11/pengolahan-data-kualitatif.html diakses pada Tanggal 21 Januari 2016 pukul 21.00 WIB.
Menurut Moleong, teknik analisa data kualitatif dilakukan dengan cara
menyajikan data dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, menyusun dalam
satuan-satuannya yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa
keabsahan dan menafsirkannya dengan analisis kemapuan nalar peneliti untuk
membuat sebuah kesimpulan.
Menurut S. Nasution proses analisis data penelitian kualitatif dijabarkan
seperti berikut:
1. Analisis Sebelum Dilapangan
Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum kita melakukan
penelitian sebenarnya atau dengan kata lain sebelum kita terjun untuk mengumpulkan
data di lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil dari studi pendahuluan atau
data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian.
Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan
sementara, dan akan berkembang setelah di lapangan. Karena itu tepat sekali jika
analisis data dalam penelitian kualitatif berlangsung selama proses penelitian.
2. Analisis Selama dan Setelah Dilapangan
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada
saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban dari informan.
Apabila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan,
maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu sehingga
diperoleh data yang kredibel.
Secara umum, penelitian kualitatif dalam melakukan analisis data banyak
menggunakan model analisis yang dicetuskan oleh Miles dan Huberman yang sering
disebut dengan metode analisis data interaktif. Mereka mengungkapkan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam
analisis data kualitatif ada tiga, yaitu tahap reduksi data, display data, dan kesimpulan
atau verifikasi. (Dikutip dalam
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah Rumah Sakit
Pada tahun 1950 di daerah Belawan terdapat satuan TNI Angkatan Laut yang
disebut Komando Daerah Maritim (KMD). Seiring dengan terbentuknya KMD di
Belawan, maka dalam mendukung opersional tersebut didirikan poliklinik berupa
Tempat Perawatan Sementara (TPS) yang diresmikan pada tahun 1952 oleh Letkol
Dr. Oepomo. Poliklinik tersebut pertama kali dijalankan oleh Mayor Dr. Komang
Makes dan dibantu oleh Dr. Chasmir dan Sersan Wat sa’an. Lokasi dari Tempat
Perawatan Sementara Belawan pada awalnya berada di Komplek Penampungan Uni
Kampung Belawan kemudian pindah ke Jalan Rokan Belawan (sekarang menjadi
mess perawat) dan selanjutnya pindah ke Jalan Bengkalis Nomor 1 Belawan sampai
sekarang.
Sejalan dengan berkembangnya Pangkalan TNI Angkatan Laut Belawan maka
poliklinik Belawan ditingkatkan menjadi Rumah Sakit TNI Angkatan Laut tingkat IV
dengan nama Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Belawan (Rumkital Belawan). Pada
tanggal 12 Agustus 1996 melalui SKEP KASAL Nomor Skep 7107/VIII/1996
tanggal 12 Agustus 1996 tentang penyempurnaan klasifikasi, standarisasi dan
dislokasi fasilitas kesehatan di lingkungan TNI Angkatan Laut Rumkital Belawan
Kemudian pada tahun 2002 diadakan renovasi dan penambahan bangunan
serta pembangunan kantor Dinas Kesehatan Lantamal I Belawan di lantai 2 yang
semula berasa di lingkungan kantor Satuan Kapal Patroli Armada Barat. Pada tanggal
15 Maret 2002 maka renovasi dan penambahan bangunan tersebut diresmikan oleh
Panglima Armada Barat yaitu Laksamana Muda TNI Sumarjono di Belawan. Pada
tanggal 21 September 2005 melalui Skep Kasal No. Skep 4832/IX/2005 tentang
pemberinan nama fasilitas kesehatan TNI Angkatan Laut, maka nama Rumkital
Belawan secara sah diganti namanya menjadi Rumkital Dr. Komang Makes.
Pada tanggal 18 Januari 2006 pelaksanaan peresmian nama Rumkital Dr.
Komang Makes ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pembukaan selubung
nama Rumkital Dr. Komang Makes oleh Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan
Laut yaitu Brigadir Jendral TNI Halim A Hermanto, SH. Sekarang setelah
dilaksanakan penandatanganan prasasti dan pembukaan selubung maka Rumkital Dr.
Komang Makes yang mempunyai tingkat III B berkembang dalam hal peningkatan
mutu pelayanan kesehatan agar dapat melaksanakan tugas pelayanan di bidang
kesehatan bagi anggota TNI Angkatan Laut di wilayah LANTAMAL 1 dan
keluarganya maupun masyarakat umum. Rumkital Dr. Komang Makes mampu
memberikan fasilitas pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat inap, spesialis,
penunjang medis dan sarana prasarana pendukung lainnya. Saat ini Rumkital Dr.
Komang Makes berupaya untuk mendapatkan penetapan kelas rumah sakit dari
4.2 Visi, Misi, dan Motto
Visi
Menjadi Rumah Sakit Angkatan Laut yang berkualitas dan mampu
melaksanakan dukungan dan pelayanan kesehatan yang professional.
Misi
1. Menyiapkan sarana dan prasarana guna terlaksananya dukungan kesehatan bagi
satuan operasi serta pelayanan kesehatan bagi anggota TNI Angkatan Laut beserta
keluarganya di wilayah Lantamal 1 serta masyarakat umum yang memerlukan.
2. Melaksanakan fungsi sebagai pusat rujukan kesehatan TNI Angkatan Laut di
Lantamal 1.
3. Meningkatkan sumber daya manusia agar dapat mencapai sasaran program secara
berhasil guna dan berdaya guna.
Motto
Kami ada disini dan siap melayani .
Nilai-Nilai
1. Senyum
2. Salam
4. Sentuh
5. Sembuh
Tujuan
Melaksanakan dukungan kesehatan kepada satuan operasional serta pelayanan
kesehatan bagi anggota TNI Angkatan Laut beserta keluarga di wilayah Lantamal 1.
4.3 Keuangan/Tarif
Tarif Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Komang Makes diatur dalam surat
edaran Karumkital Dr. Komang Makes Nomor: SE/03/XII/2009 tentang ketentuan
dan penetapan tarif pelayanan kesehatan Rumkital Dr. Komang Makes tahun 2010.
1. Untuk dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Rumkital Dr.
Komang Makes Lantamal 1, maka diperlukan adanya penyesuaian tariff terhadap
pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum.
2. Tujuan penyusunan tarif ini adalah untuk menyusuaikan dengan kebutuhan biaya
operasional pelayanan kesehatan sehingga pelayanan tersebut dapat diselenggarakan
dengan lancer dan berkualitas.
3. Tarif baru pelayanan kesehatan untuk masyarakat umum ini sesuai lampiran surat
edaran ini dan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2010 sampai dengan adanya
4. Demikian ketentuan dan penetapan tarif pelayanan kesehatan Rumkitan Dr.
Komang Makes ini untuk dilaksanakan di Rumkital Dr. Komang Makes.
Tabel 1 : Tarif Pelayanan Poliklinik
NOMOR URAIAN KODE TARIF
PEMERIKSAAN
(RP)
1 Poliklinik Umum JP01 Rp. 15.000
2 Poliklinik Gigi dan
Mulut
JP01 Rp. 20.000
3 Poliklinik Spesialis JP01 Rp. 35.000
4 Poliklinik KIA-KB
oleh Bidan
JP01 Rp. 5.000
5 Poliklinik
Fisioterapi
JP01 Rp. 5.000
Tabel 2 : Tarif Ruangan Rawat Inap
7 Ruang Bersalin RRI04 Rp.45.000/hari
4.4 Pelayanan
Kemampuan pelayanan yang ada di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr.
Komang Makes.
A. Pelayanan Rawat Jalan Sebagai Berikut
1. UGD
2. Poli Umum
3. Poli Spesialis
a. Penyakit Dalam
b. Penyakit Anak
c. Kebidanan dan Kandungan
d. Bedah
e. Mata
f. Neurologi
4. Poli Gigi dan Mulut
a. Umum
b. VIP
6. Fisioterapi
7. Radiologi
B. Pelayanan Rawat Inap sebagai berikut:
Terdiri dari 18 kamar, 84 Tempat Tidur
1. Paviliun Anggrek:
a. Ruang Wanita : 6 Tempat Tidur
b. Ruang Anak : 6 Tempat Tidur
c. Ruang Laki-Laki : 14 Tempat Tidur
2. Pavilun Boungeville:
a. VIP A : 1 Tempat Tidur
b. VIP B : 1 Tempat Tidur
c. Kelas 1 A : 1 Tempat Tidur
d. Kelas 1 B : 1 Tempat Tidur
e. Kelas II A : 2 Tempat Tidur
f. Kelas II B : 2 Tempat Tidur
g. Kelas III : 6 Tempat Tidur
3. Paviliun Cempaka:
a. Kebidanan : 8 Tempat Tidur
b. Ruangan Wanita : 6 Tempat Tidur
e. Ruangan Isolasi I : 6 Tempat Tidur
f. Ruangan Isolasi II : 3 Tempat Tidur
4. Ruang Kulit : 5 Tempat Tidur
5. Ruang ICU : 2 Tempat Tidur
C. Pelayanan Pendukung
1. Apotek : 2 Unit (Anggota dan Umum)
2. Ruang Operasi : 2 Ruang (2 Meja Operasi)
3. Kamar Bersalin : 1 Unit (1 Tempat Tidur)
D. Sarana dan Prasarana
1. Ambulance : 3 Buah
2. Kerta Merta : 1 Buah
3. Mobil Operasional : 2 Buah
4. Lapangan Parkiran
5. Musollah
6. Gardu Telepon 24 jam
4.5 Sekilas Tentang Pemanfaat Fasilitas Rumah Sakit
Rumah Sakit Dr. Komang Makes sebagai salah satu fasilitas kesehatan
memiliki andil besar dalam fungsinya sebagai tempat rujukan kasus yang tidak dapat
ditangani baik tingkat balai pengobatan maupun rumah sakit di lanal-lanal. Oleh
karenanya, diperlukan keberadaan rumah sakit dengan kelengkapan sumber daya
manusia, fasilitas dan sarana lainnya yang memadai.
Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan rumah sakit antara
lain dengan melihat fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan tempat tidurnya,
yaitu dengan membandingkan jumlah tempat tidur per 100.000 penduduk. Secara
umum, ratio idel adalah sebesarnya 75 tempat tidur per 100.000 penduduk.
A. Bed Ocupation Rate (BOR)
Yaitu, presentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan
tempat tidur rumah sakit
B. Length Of Stay (LOS)
Yaitu, rata-rata lama perawat seorang pasien. Indikator ini digunakan
untuk mengukur tingkat efisensi dan memberikan gambaran mutu
pelayanan rumah sakit.
C. Bed Turn Over (BTO)
Yaitu, frekuensi pemakaian tempat tidur, berapa kali dalam satu waktu
D. Turn Over Interval (TOI)
Yaitu, interval pengunaan tempat tidur dari saat kosong sampai terisi
berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi dari
penggunaan tempat tidur.
E. Net Death Rate (NDR) dan Gros Death Rate (GDR)
NDR yaitu angka kematian lebih dari 48 jam setelah dirawat untuk setiap
1000 penderita keluar, sedangkan GDR adalah angka kematian umum
BAB V
PENYAJIAN DATA
Bab ini berisikan uraian data hasil penelitian yang dilakukan mengenai
efektivitas penerapan standar operasional prosedur administrasi dalam meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan masyarakat di Belawan. Penyajian data diperoleh
melalui wawancara, observasi secara langsung dan berbagai dokumen yang berkaitan
dengan masalah yang penulis teliti. Adapun wawacara dilakukan oleh Kepala Rumah
Sakit Angkatan Laut (KARUMKITAL) dan dua orang pasien rawat inap.
5.1 Karakteristik Informan
Penyajian data karakteristik informan bertujuan untuk mengidntifikasi
informan sehingga memudahkan penulis dalam mengadakan analisis data.
Karakteristik informan dapat dilihat sebagai berikut:
5.1.1 Informan Kunci (Key Informan)
Informan kunci yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai
informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Adapun yang menjadi informan
kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Rumah Sakit Angkatan Laut
5.1.2 Informan Utama
Informan utama yaitu mereka yang terlibat secara lagsung dalam interaksi
sosial yang diteliti. Adapun yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah
pasien rawat inap yaitu Ibu Sihombing, Nenek Legiem, dan anggota TNI-AL Serda
Edy Murpy Siregar.
5.2 Temuan Lapangan
5.2.1 Efektivitas Penerapan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Banyak cara yang digunakan untuk mengukur efektivitas suatu unit kerja.
Cara mengukur efektivitas tersebut dapat dilihat melalui kualitas, produktivitas,
kesiangaan, efisiensi, penghasilan, pertumbuhan, stabilitas, kecelakaan, semangat
kerja, motivasi, kepaduan dan keluwesan. Efektivitas dalam penerapan standar
operasional prosedur administrasi dapat diketahui melalui cakupannya yakni
perencanaan program/kegiatan, keuangan, perlengkapan, kepegawaian.
Untuk mengetahui standar operasional prosedur administrasi RUMKITAL
peneliti melakukan wawancara kepada Mayor Yeti Triatni selaku Kepala Rumah
Sakit Angkatan Laut (KARUMKITAL) dan sekaligus menjadi informan kunci pada
penelitian ini. Wawancara dilakukan pada tanggal 5 Februari 2016. Hasil wawancara
disajikan dengan menyesuaikan antara teori tentang standar operasional prosedur
5.2.1.1 Perencanaan Program/Kegiatan
Dari berbagai fungsi administrasi yang dikenal, dan yang terpenting
diantaranya adalah fungsi peencanaan. Hal tersebut dikatakan terpenting kerena
setiap kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi atau suatu unit kerja akan
berjalan dengan baik jika berpedoman pada perencanaan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Dalam kehidupan masyarakat modern kedudukan dan peran perencaaan telah
sedemikian pentingnya. Kemajemukan hidup yang ditemukan pada masyarakat
modern, sangat memerlukan adanya berbagai pengaturan. Keadaan seperti ini akan
dapat terwujud, antara lain apabila pekerjaan perencanaan dapat dilakukan dengan
sebaik-baiknya.
Pentingnya perencanaan juga ditemukan pada bidang kesehatan. Luasnya
pengertian sehat yang menjadi subjek dan objek upaya kesehatan, menyebabkan
pelaksanaan berbagai upaya kesehatan sangat membutuhkan adanya perencanaan.
Secara umum disebutkan apabila pelaksanaan upaya kesehatan tidak didukung
adanya suatu perencanaan yang baik, maka akan sulit tercapainya suatu tujuan dari
upaya kesehatan untuk masyarakat. Karena pentingnya kedudukan dan peran
perencanaan tersebut, hal tersebut merupakan kewajiban bagi semua pihak yang
bergerak dalam bidang kesehatan untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
Ada beberapa perencanaa program yang akan dilakukan pada RUMKITAL
seperti yang dikemukakan oleh Mayor Yeti Triatni selaku KARUMKITAL, yakni
seperti mengaktifkan kembali pelayanan untuk skin care, mengaktifkan kembali
dokter spesialis obgyn, penambahan dokter spesialis yang dibutukan, penambahan
kamar serta jumlah tempat tidur untuk memenuhi kebutuhan pelayanan terhadap
kesehatan masyarakat. Tetapi hal tersebut masih tahap wacana perencanaan
mengingat program tersebut baru diajukan pada tahun 2016 dan kemungkinan akan
terealisasikan pada tahun 2017.
“Kalau program untuk waktu dekat ini masih proses pengembangan seperti mengaktifkan kembali pelayanan untuk skin care, mengaktifkan kembali dokter spesialis obgyn dan penambahaan dokter-dokter spesialis lainnya, penambahan jumlah kamar dan tempat tidur. Hal tersebut dilakukan juga agar masyarakat disekitaran Belawan ini tidak kesulitan lagi untuk berobat, jika dana yang diajukan pada tahun ini cair seluruh program yang direncanakan akan berjalan sekitar awal tahun 2017” (Hasil Wawancara tanggal 5 Februari 2016 pada pukul 10.00 WIB).
Selain beberapa perencanaan progam/kegiatan yang akan dilakukan pada
tahun mendatang, RUMKITAL memiliki kegiatan rutin yang menjadi program untuk
memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat. Program
kegiatan tersebut seperti dukungan kesehatan untuk para pegawai dan perawat yang
dilakukan pada hari selasa dan jumat, bakti sosial yang baru dilaksanakan di Serdang
Bedagai, dan banyak kegiatan sosial lainnya yang dilakukan di RUMKITAL akan
tetapi dilakukan sesuai dengan kegiatan yang ada di kesatuan Angkatan Laut,
“Kegiatan yang rutin diadakan setiap bulannya ya seperti dukes (dukungan kesehatan) setiap hari selasa dan jumat olahraga bersama di Lantamal setelah olahraga bersama mulai pelayanan lagi, baksos kami juga sering adakan bulan januari RUMKITAL bekerjsama dengan Dinas Potensi Maritim membuat desa binaan di serdang bedagai disana kami melakukan banyak pelayanan kesehatan secara gratis, penanaman mangrove dan lain sebagainya. Karena RUMKITAL ini di bawah naungan angkatan laut jadi sebagian besar kegiatan yang dilakukan mengikuti mereka, misalnya kalau ada hari-hari besar seperti HUT TNI, HUT KOWAL, HUT POMAL, HUT ARMADA pada hari-hari tersebut banyak dilakukan kegiatan-kegiatan sosial yang menyangkut pelayanan kesehatan dan hal tersebut dipergunaakan untuk bisa menyatu dengan masyrakat umum” (Hasil Wawancara tanggal 5 Februari 2016 pada pukul 10.00 WIB).
Dalam hal memberikan pelayanan kesehatan pihak RUMKITAL juga tidak
membedakan antara masyarakat umum dan prajurit TNI. Pelayanan kesehatan yang
diberikan tetap sama karena setiap pasien yang menjalani pengobatan di RUMKITAL
memakai kartu BPJS hanya saja jika dari kalangan prajurit fasilitas yang di dapat
tergantung tingkat jabatan/pangkat.
“Tidak berbeda, disini semuanya kita sama kan baik prosesnya sampai tahap pengobatannya, karena semua menggunakan BPJS sehingga pelayanan yang diberikan sama”
5.2.1.2 Perlengkapan
Perlengakapan yang mencakup pelayanan yang sangat minim yakni
terbatasnya jumlah komputer dan sarana medis lainnya. Untuk proses pelayanan
RUMKITAL belum sepenuhnya memiliki teknologi yang canggih seperti yang
dimiliki rumah sakit swasta pada umumnya. Terbatasnya ketersedian komputer
harus menunggu dalam proses pelayanan yang diberikan hal tersebut disebab kan cara
kerja yang dimiliki RUMKITAL sebagian masih ada yang manual.
“Perlengkapan yang kurang di RUKITAL ini yang membuat pelayanan menjadi kurang efektif dan efisien saya rasa kurangnya persedian komputer sehingga membuat pelayanan yang di berikan menjadi lambat karena sebagian kegiatan yang menyangkut dengan pelayanan masih manual” (Hasil Wawancara tanggal 5 Februari 2016 pada pukul 10.00 WIB).
Peralatan yang mendukung pada rumah sakit akan membuat setiap pelayanan
kesehatan yang diberikan dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Ketersediaan
perlengkapan peralatan medis juga harus di penuhi agar tidak ada pasien yang selalu
dirujuk kerumah sakit lain yang lebih memadai fasilitasnya.
5.2.1.3 Kepegawaian
Kepegawaian adalah seluruh aktivitas atau kegiatan yang berkaitan dengan
masalah penggunaan tenaga kerja untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya
kepegawaian melakukan dua fungsi diantaranya fungsi manajerial dan fungsi teknis.
Fungsi manajerial berkaitan dengan menggunakan fikiran, seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Sedangkan fungsi teknis berkaitan
dengan berbagai macam kegiatan yang dilakukan menggunakan fisik, seperti
pengadaan, konpensasi, pengembangan, pemeliharaan, maupun pemensiunan.
Di RUMKITAL untuk masalah pegawai semuanya tertata dengan baik dan
melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang yang telah ditentukan. Baik dari PNS atau
kepada masyarkat. Kedisiplinan pegawai kunci utama di RUMKITAL untuk
menjalankan pekerjaan dengan baik.
“Di Kaur Taud udah ada daftar setiap kelakuan-kelakuan pegawai, jika pegawai yang tidak baik kelakuannya setiap apel pagi akan saya sebut namanya dan saya suruh ngadap keruangan saya. Gunanya apel juga untuk memeriksa kelengkapan anggota jika ada pegawai yang tidak ada kita langsung mengetahuinya. Kalau pegawainya dari prajurit dan mereka menyalahgunakan wewenang semua kelakuannya ditindak lanjuti oleh pomal, apa pun sangsi yang diberikan itu semua udah dari pomal jadi tidak melalui saya lagi” (Hasil Wawancara tanggal 5 Februari 2016 pada pukul 10.00 WIB).
5.2.2 Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Untuk mengetahui kualitas pelayanan yang diberikan RUMKITAL kepada
masyarakat peneliti mewawancarai tiga pasien rawat inap yang yaitu ibu Sihombing
dan Nenek Legiem merupakan masyarakat umum, dan Serda Edy Murpy Siregar
merupakan anggota TNI-AL. Wawancara tersebut dilakukan pada tanggal 3 Februari
2016. Berkualitas atau tidaknya suatu pelayanan dapat kita ketahui dari mereka yang
merasakan langsung pelayanan yang diberikan RUMKITAL.
Mayoritas yang selalu mendatangi RUMKITAL untuk menjalani pengobatan
adalah masyarakat pesisir yang ada di Belawan, mereka yang datang biasanya dari
kalangan masyarakat kurang mampu dan menganggap pelayanan yang diberikan
RUMKITAL sudah cukup baik. Selain dari masyarakat umum ada juga anggota
TNI-AL yang menggunakan fasilitas RUMKITTNI-AL untuk menjalani pengobatan.
5.2.2.1 Aspek Pelayanan
Menurut Ibu Sihombing, pelayanan yang diberikan pihak RUMKITAL baik
dari pelayanan dokter atau pun perawatnya cukup baik, dan Ibu Sihombing
menuturkan bahwa dari segi pelayan yang diberikan tidak ada masalah.
1. Ibu Sihombing
“Pelayanan yang diberikan perawat dan dokter disini cukup bagus dan saya rasa tidak ada masalah dalam pelayanannya.” (Hasil Wawancara 3 Februari 2016 pada pukul 09.00 WIB).
Sementara pendapat yang sama diungkapkan oleh Nenek Legiem salah satu
pasien yang berbeda ruangan dengan Ibu Sihombing, Nenek Legiem mengatakan
bahwa pelayanan yang diberikan cukup baik dan para dokter serta perawat sangat
menghargai pasien tanpa melihat status sosial mereka. Nenek Legiem juga berasal
dari keluarga yang kurang mampu jadi menurutnya RUMKITAL sudah cukup baik
dalam hal pelayanan.
2. Nenek Legiem
“Menurut saya sudah cukup bagus apalagi untuk saya pasien yang kurang mampu, pelayanan yang seperti ini sudah sangat baik, dokter dan perawatnya masih mau menghargai pasien yang kurang mampu seperti saya.” (Hasil Wawancara 3 Februari 2016 pada pukul 10.30 WIB).
Dan pendapat yang sama diungkapkan juga oleh seorang anggota TNI-AL
Serda Edy Murpy Siregar yang sedang di rawat di ruangan berbeda di RUMKITAL,
pelayanan yang diberikan pihak RUMKITAL terutama dokter dan perawatnya dapat
3. Edy Murpy Siregar
“Menurut saya pelayanan disini untuk dokter dan perawatnya sudah
dikategorikan baik, dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien.” (Hasil Wawancara 25 Februari 2016 pada pukul 11.30 WIB).
5.2.2.2 Aspek Fasilitas Ruangan
Rumah sakit seharusnya memberikan fasilitas yang nyaman untuk pasien
sebab fasilitas yang diberikan juga sebagai pendorong atas kesembuhan seorang
pasien. Fasilitas yang kurang baik membuat kesembuhan pasien akan sangat lambat.
Fasilitas yang diberikan juga harus steril dan tidak membahayakan untuk kesembuhan
pasien.
Ibu Sihombing mengatakan fasilitas yang diberikan RUMKITAL memuaskan
karena ibu Sihombing mendapatkan fasilitas yang baik dan layak seperti, kamar
mandi yang bersih, kamar yang nyaman, ruangan yang berAC dan ada hiburan berupa
televisi yang berada dikamar ibu Sihombing.
1. Ibu Sihombing
“Fasilitas yang saya dapatkan disini dapat dikatakan memuaskan seperti kamar mandi yang bersih, kamar yang nyaman, ruangan yang berAC dan ada hiburan berupa telivisi serta dokter yang perhatian terhadap kesehatan saya.” (Hasil Wawancara 3 Februari 2016 pada pukul 09.00 WIB).
Sementara itu Nenek Legiem mendapatkan fasilitas yang sangat berbeda
dengan Ibu Sihombing yaitu kipas angin, tempat tidur yang nyaman dan kamar mandi
2. Nenek Legiem
“Saya mendapatkan fasilitas seperti kipas angin, tempat tidur yang nyaman dan kamar mandi yang bersih.” (Hasil Wawancara 3 Februari 2016 pada pukul 10.30 WIB).
Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Serda Edy Murpy Siregar dan dengan
beberapa penjelasannya tentang fasilitas yang beliau lihat. Serda Edy Murpy Siregar
mendapatkan fasilitas yang sama dengan Ibu Sihombing Informan pertama. Serda
Edy Murpy Siregar mengungkapkan bahwa RUMKITAL memiliki fasilitas yang
kurang baik dari pada Rumkit lainnya milik pemerintah. Beliau mengungkapkan
bahwa fasilitas di RUMKITAL tidak sepenuhnya menunjang kesembuhan pasien.
3. Serda Edy Murpy Siregar
“Fasilitas yang saya dapatkan disini seperti ruangan yang nyaman, ada hiburan seperti televisi. Fasilitas disini sangat kurang apabila dibandingkan Rumkit milik pemerintah lainnya misalkan saja masih ada sebagian kamar yang ditempati untuk empat orang pasien yang memiliki penyakit yang berbeda-beda jadi untuk kesembuhan pasien sendiri mungkin tidak akan bisa terjamin” (Hasil Wawancara 25 Februari 2016 pada pukul 11.30 WIB).
5.2.2.3 Aspek Administrasi
Dalam pelayanan publik, hal yang tidak dapat dipisahkan adalah bagaimana
sistem administrasi dalam pelayanan tersebut. Rumah sakit sebagai pelayanan yang
harus sangat di perhatikan sistem administrasinya sebab menyangkut dengan
kesehatan pasien, jika sistem administrasinya berbelit-belit akan membuat pasien
Ibu Sihombing menyatakan sistem administrasi di RUMKITAL cukup baik
dan tidak menyulitkan pasien untuk berobat.
1. Ibu Sihombing
“Administrasinya tergolong baik dan memudahkan pasien untuk berobat kemari” (Hasil Wawancara 3 Februari 2016 pada pukul 09.00 WIB).
Pendapat Nenek Legiem tentang administrasi di RUMKITAL yakni sangat
baik dan pihak RUMKITAL hanya meminta beberapa biodata pasien dan
menunjukan kartu BPJS mereka dan selanjutnya diproses oleh pihak RUMKITAL.
2. Nenek Legiem
“Bagus karena ketika saya di rawat inap disini mereka hanya minta salah satu anggota keluarga saya mengisi biodata saya dan memberikan beberapa persyaratan seperti fotocopy KTP dan menunjukan kartu BPJS saya,” (Hasil Wawancara 3 Februari 2016 pada pukul 10.30 WIB).
Menurut Serda Edy Murpy Siregar mengenai administrasi RUMKITAL sudah
sesuai prosedur dan tidak menyulitkan pasien ketika mau berobat jalan maupun inap
karena tinggal menunjukan kartu BPJS yang dimiliki oleh pasien.
3. Serda Edy Murpy Siregar
5.2.2.4 Aspek Peralatan Kesehatan
Setiap pelayanan yang diberikan pasti juga ada keluhan yang dirasakan.
Begitu juga pasien yang berada di RUMKITAL mereka juga pasti memiliki beberapa
keluhan tentang rumah sakit ini.
Ibu Sihombing hanya mengeluhkan beberapa alat kesehatan yang kurang
seperti peralatan untuk scanning yang tidak ada, sehingga untuk pasien yang akan
scanning harus ke Rumkit lain yang memiliki fasilitas tersebut.
1. Ibu Sihombing
“keluhan dari saya hanya dari peralatan medisnya saja yang kurang seperti alat scanningnya yang tidak ada sehingga jika ada pasien yang membutuhkan alat tersebut harus dirujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas scanning” (Hasil Wawancara 3 Februari 2016 pada pukul 09.00 WIB).
Berbeda dengan keluhan Ibu Sihombing, Nenek Legiem mengeluhkan sikap
perawat yang tidak ramah dengan pasien, dan Nenek Legiem beranggapan karena
beliau dari pasien yang kurang mampu sehingga perawat bersikap tidak baik
terhadapnya.
2. Nenek Legiem
“Perawatnya yang kurang ramah terhadap pasien, dan ada salah satu dari perawat yang sangat galak, saya berfikir mungkin saya masyarakat kurang mampu sehingga salah satu dari mereka semena-mena dengan saya” (Hasil Wawancara 3 Februari 2016 pada pukul 10.30 WIB).
Berbeda dengan pendapat Ibu Sihombing dan Nenek Legiem, Serda Edy
Murpy Siregar mengatakan keluhannya yakni menunggu dokter yang sangat lama
ketersediaan obat di apotik yang kurang lengkap sehingga membuat pasien untuk
mencari obat di luar RUMKITAL hal tersebut sangat menyulitkan pasien.
3. Serda Edy Murpy Siregar
“Keluhan yang saya rasakan hanya menunggu dokter nya saja, karena dokter disini jarang ada ditempat, ada pun tetapi mesti menunggu kedatangannya sampai satu harian, dan dalam hal ketersediaan obat di apotiknya rumah sakit ini saya rasa sangat kurang terkadang banyak yang tidak adanya sehingga membuat pasien mencari obat keluar lagi.” (Hasil Wawancara 25 Februari 2016 pada pukul 11.30 WIB).
5.2.2.5 Aspek Kepercayaan
Kualitas pelayanan yang diberikan pihak RUMKITAL menjadi pertimbangan
setiap pasien untuk memilih RUMKITAL tersebut sebagai mitra kesehatan mereka.
Jika pelayanan yang diberikan baik dan sesuai dengan harapan pasien, RUMKITAL
tersebut akan menjadi mitra kesehatan masyarakat luas dan jadi kepercayaan bagi
pasien.
Ibu Sihombing mengatakan tidak akan memilih RUMKITAL untuk menjadi
mitra kesehatannya, dan akan ke RUMKITAL jika keadaan kesehatan beliau sangat
membutuhkan pertolongan pertama.
1. Ibu Sihombing
Berbeda dengan jawaban Ibu Sihombing, Nenek Legiem menyatakan memilih
RUMKITAL menjadi mitra kesehatannya karena menurut Nenek Legiem jarak
RUMKITAL dari rumahnya terjangkau dan tidak memakan banyak biaya untuk
transportasi.
2. Nenek Legiem
“iya, karena tidak ada pilihan lain lagi RUMKITAL ini sangat dekat dengan
rumah saya dan tidak memakan biaya untuk menempuh jarak” (Hasil
Wawancara 3 Februari 2016 pada pukul 10.30 WIB).
Pernyataan yang sama dengan Ibu Sihombing juga diungkapkan oleh Serda
Edy Murpy Siregar, tidak akan memilih RUMKITAL sebagai mitra kesehatan, akan
datang ke RUMKITAL jika mengalami keadaan yang sangat terdesak dan jika
membutuhkan pertolongan pertama.
3. Serda Edy Murpy Siregar
“Mungkin dalam keadaan terdesak saya akan memilih rumah sakit ini sebagai pertolongan pertama, tetapi tidak untuk dijadikan mitra kesehatan saya.” (Hasil Wawancara 25 Februari 2016 pada pukul 11.30 WIB).
5.2.2.6 Asepek Ekspektasi Pasien Terhadap Pelayanan RUMKITAL
Masyarakat sebagai penilai pelayanan yang berkualitas atau tidak dan sudah
efektif atau tidaknya suatu pelayanan. Masyarakat juga memiliki harapan kedepannya
untuk sebuah pelayanan yang mereka dapatkan. Harapan tersebut yang nantinya
menjadi perbaikan untuk RUMKITAL tersebut. Harapan Pasien untuk pelayanan
1. Ibu Sihombing
“Harapan saya RUMKITAL ini semakin baik kedepannnya dalam hal pelayanan, lebih mengedepankan kesehatan pasien.” (Hasil Wawancara 3 Februari 2016 pada pukul 09.00 WIB).
2. Nenek Legiem
“Harapan saya semoga kedepannya RUMKITAL lebih baik kedepannya,
perawatnya lebih ramah lagi terhadap pasien dan bisa melayani pasien tanpa melihat status dan golongan yang berobat” (Hasil Wawancara 3 Februari 2016 pada pukul 10.30 WIB).
3. Serda Edy Murpy Siregar
“Harapan saya semoga kedepannya rumah sakit ini pelayanannya lebih baik lagi, lebih mengutamakan keselamatan pasien dan mampu bersaing dengan RUMKITAL Dr.Mintoharjo di Jakarta yang memiliki fasilitas dan pelayanan yang sangat baik.” (Hasil Wawancara 25 Februari 2016 pada pukul 11.30 WIB).
Keluhan dan harapan pasien merupakan suatu motivasi untuk RUMKITAL
agar dapat memperbaharui setiap sistem oprasional prosedur yang ada. Rumah sakit
harus bersifat terbuka untuk menerima kemajuan teknologi yang ada serta
RUMKITAL harus mampu bersaing dengan rumah sakit lainnya. Seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya RUMKITAL memiliki posisi yang dikelilingi masyarakat
yang penghasilannya rendah. Untuk masalah kesehatan hampir keseluruhannya
memilih RUMKITAL menjadi tempat untuk menjalankan pengobatan, maka dari itu
RUMKITAL harus mampu melayani masyarakat tanpa melihat status dan melakukan
BAB VI
ANALISIS DATA
Sesuai dengan penyajian data pada bab sebelumnya, maka analisis data yang
akan diinterprestasikan berdasarkan tujuan peneliti yang telah dibahas pada bab-bab
sebelumnya yaitu untuk mengetahui bagaimana efektivitas penerapan standar
operasional prosedur administrasi yang dilakukan pihak Rumah Sakit Angkatan Laut
Dr. Komang Makes dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat
dan untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi serta usaha-usaha apa saja
yang dilakukan pihak Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Komang Makes Belawan
dalam memberikan pelayanan kesehatan.
6.1 Efektivitas Penerapan Standar Operasional Administrasi
Untuk peningkatan efisiensi dan efektifitas administrasi dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain adanya suatu guideline atau Standart Operasional
Prosedur administrasi. Standar operasional prosedur administrasi mengatur tata cara
setiap kegiatan dalam organisasi termasuk hubungan antar unit kerja dan
kegiatan-kegiatan non medis lainnya.
Perencanaan pengadaan sarana dan alat kesehatan yang matang sesuai
kebutuhan baik dari sisi provider maupun konsumen akan meningkatkan pemanfaatan
secara optimal. Sebaliknya, jika tata laksana rumah sakit tidak sesuai dengan standart
pengunjung, bahkan pihak rumah sakit. Efektivitas atau tidaknya suatu penerapan
standar operasional prosedur administrasi yang ada di RUMKITAL dapat kita lihat
melalui setiap perencanaan program yang dilakukan, perlengkapan yang tersedia, dan
kepegawaiannya.
6.1.1 Perencanaan Program/Kegiatan
Perencaan program yang dilakukan pihak RUMKITAL baru dilakukan awal
tahun 2016 ini. Perencanaan yang akan dilakukan seperti menambah
peralatan-peralatan medis yang kurang, penambahan ruangan untuk pasien rawat inap,
mengaktifkan kembali beberapa dokter spesialis, penambahan dokter dari luar, dan
ada beberapa pembenahan administrasi yang akan dilakukan pihaknya.
Perencanaan-perencanaan tersebut akan berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan apabila
anggaran yang dibutuhkan RUMKITAL dapat dicairkan oleh pemerintah. Mengingat
RUMKITAL ini milik pemerintah dan berada dibawah naungan angkatan laut maka
seluruh program yang akan dilakukan mengenai pelayanan kesehatan masyarakat
harus persetujuan dari pusat dan anggaran yang didapat juga berasal dari pusat,
Untuk menunggu program yang akan terlaksana pada tahun 2017,
RUMKITAL memiliki kegiatan yang rutin di adakan. Dari wawancara yang
dilakukan peneliti pada pihak yang bersangkutan seperti KARUMKITAL dan pasien,
menjelaskan beberapa kegiatan yang rutin dilakukan seperti kegitan dukes atau
dukungan kesehatan kepada para pegawai dilakukan pada setiap hari selasa dan jumat
melakukan kegiatan di RUMKITAL seperti biasanya. Selain dukes RUMKITAL juga
aktif melakukan sosialisasi kesehatan, sosialisasi tersebut dilakukan di halaman
RUMKITAL dan memberikan pelayanan gratis. RUMKITAL juga bekerjasama
dengan pihak Dinas Potensi Maritim untuk membentuk suatu desa binaan yang
berada di Serdang Bedagai dalam membentuk desa binaan tersebut pihak
RUMKITAL juga memebrikan pelayanan kesehatan secara gratis kepada masyarakat
desa binaan tersebut salah satunya pihaknya melakukan operasi katarak dan
memberika pelayanan-pelayanan kesehatan lainnya, dan kegiatan rutin lainnya yang
dilakukan sesuai dengan hari-hari besar TNI-AL.
6.1.2 Perlengkapan
Untuk mendukung proses pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat, perlengkapan salah satu syarat untuk melihat segi kualitas rumah sakit
tersebut. RUMKITAL sangat terbatas dengan perlengakapan baik secara medis
maupun non medis. Dari wawancara yang dilakukan pihak RUMKITAL sendiri
mengakui kurangnya perlengakapan tersebut.
Perlengkapan yang sangat terbatas dari segi non medis yakni kurangnya
ketersediaan komputer yang menghambat kerja pegawai untuk mendata maupun
melakukan kegiatan-kegiatan administrasi lainnya. Sementara untuk hal medis
RUMKITAL sendiri terbatas alat scanning dan selebihnya RUMKITAL perlu
peremajaan alat-alat medis terutama untuk keperluan bedah.
Selain dari hasil wawancara peneliti juga melihat langsung bagaimana kondisi
berbeda-beda fasilitas yang diberikan. Fasilitas yang ada di ruangan kelas 1, 2, 3 dan
VIP sangat berbeda. Kelas 1, 2 dan VIP tergolong sudah memenuhi syarat, tetapi
berbeda jauh dengan kondisi ruangan di kelas 3. Terlihat banyak peralatan yang
kurang dan mungkin sangat menunjang kesehatan pasien yang ada di kelas 3. Pada
ruangan kelas tiga terdapat 4 tempat tidur untuk pasien dan tanpa adanya bed screen
(pemisah), tidak tersedianya foot stool (untuk beranjak naik ketempat tidur), tidak
adanya lemari untuk menyimpan barang pasien, dan peralatan medis yang ada
diruangan kelas 3 terlihat sudah berkarat. Terlihat sangat mudah pihak RUMKITAL
menanggapi hal tersebut. Padahal jika kita perhatikan akan banyak hal negatif yang
akan dialami pasien rawat inap yang berada di ruangan kelas 3. Kemungkinan tertular
penyakit dari pasien yang lain sangat besar karena mengingat jumlah pasien yang ada
diruangan tersebut sebanyak 4 orang dan memiliki penyakit yang berbeda-beda.
Dari data dan observasi yang dilakukan penulis, perlatan yang ada di
RUMITAL sangat terbatas dan kurang layak hal tersebut membuat RUMKITAL
tidak dapat bersaing dengan rumah sakit milik pemerintah lainnya. Pemenuhan
peralatan untuk menunjang kesembuhan pasien harus diperhatikan oleh pihak
RUMKITAL. Masalah peralatan yang ada diruangan pasien terlihat biasa akan tetapi
berdampak nagatif terhadap kesembuhan setiap pasien. Jika dibandingkan
kepegwaian RUMKITAL Dr. Komang Makes dengan RUMKITAL Dr. Mintoharjo
Jakarta sangat jauh berbeda, RUMKITAL Dr. Mintoharjo sistem kepegawaiannya
sangat baik, para pegawai juga disiplin dalam melakukan tugasnya masing-masing
6.1.3 Kepegawaian
Suatu kegiatan tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ada pegawai yang
menjalankannya. Adanya pegawai untuk menjalankan seluruh program yang ada di
suatu organisasi atau disuatu unit kerja. Pegawai yang ada di RUMKITAL melakukan
pekerjaannya sesuai dengan prosedur untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Hasil wawancara KARUMKITAL mengaku jika pegawainya sangat menjaga
kedisiplinannya. Mereka selalu melakukan apel pagi dan siang untuk melihat
kelengkapan anggotanya. Untuk pegawai yang melakukan kesalahan atau
menyalahgunakan wewenang akan ditindak lanjuti oleh POMAL, karena untuk
memberikan sangsi kepada pegawai yang sangat berwenang adalah pihak dari
POMAL.
Selain hasil dari wawancara yang dilakukan, peneliti juga melihat secara
langsung setiap kegiatan pegawai. Peneliti melihat masih banyak pegawai yang tidak
ada di ruangan ketika jam kerja dengan alasan berbagai jenis dan seluruhnya
menyangkut urusan pribadi para pegawai tersebut. Para pegawai selalu
memanfaatkan waktu ketika KARUMKITAL ketika tidak berada ditempat disitu juga
pegawai memanfaatkan situasi untuk melakukan urusan pribadi masing-masing.
RUMKITAL di bawah naungan TNI-AL dan seharusnya KARUMKIT bersikap lebih
otoriter terhadap pegawai yang bermalas-malasan agar kedisiplinan terwujud dengan
6.2 Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Menurut Undang-Undang No 44 tahun 2009, Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan, kesehatan, kemajuan, teknologi,
kehidupan sosial, ekonomi masyarakat, dan harus tetap mampu meningkatkan
pelayanan yang lebih berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat. Rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorang
dan menyediakan ruang rawat inap, rawat jalan dan ruang gawat darurat.
Untuk menjalankan fungsi sesuai undang-undang diatas, selama ini
RUMKITAL tidak terlepas dari berbagai faktor-faktor pedukung maupun
penghambat. Faktor pendukung di RUMKITAL antara lain:
1. Kerjasama yang baik dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara,
Dinas Kesehatan kota Medan, Kesdam 1/BB, Rumkit Putri Hijau, Puskesmas
Kecamatan Belawan, perangkat desa kecamatan Medan Belawan dan ormas
lainnya sehingga pelayanan kesehatan rujukan dapat terselenggara dengan
baik.
2. Kerjasama dengan dokter spesialis tamu antara lain spesialis
kebidanan/kandungan, penyakit dalam, spesialis anak dan dokter bedah untuk
meningkatkan pelayanan terhadap pasien.
3. Adanya respon yang baik dari masyarakat umum sehingga pelayanan
kesehatan kepada masyarakat umum sebagai kepedulian TNI-AL dalam
4. Adanya peningkatan kesadaran anggota TNI-AL dan keluarga akan
pentingnya kesehatan sehingga meringankan beban tugas dan tanggung jawab
RUMKITAL dalam bidang kesehatan.
Faktor yang menghambat antara lain:
1. Tidak adanya personel organik 4 spesialis dasar selama tahun 2011 hal
tersebut mempengaruhi kemampuan pelayanan kesehatan dan mengakibatkan
masih cukup tinggi rujukan pasien.
2. Dokter umum jumlahnya terbatas hanya 4 orang.
3. Terbatasnya alat kesehatan karena kemampuan dukungan anggaran.
Diharapkan bahwa pengajuan permohanan alat kesehatan terutama untuk
kamar bedah yang sudah diajukan pada tahun 2016 dapat terelisir pada tahun
anggaran berikutnya.
4. Kurangnya Sumber Daya Manusia dan dana yang menghambat kualitas
pelayanan.
Untuk melihat sejauh mana kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan
pihak RUMKITAL kepada masyarakat, ada beberapa dimensi yang sangat penting
diperhatikan (Zeithami,2000:45) yaitu:
6.2.1 Sifat yang Dapat Diraba (Tangibility)
Berupa tampilan fisik, peralatan, penggunaan alat bantu yang dimiliki pemberi
layanan. Hal ini sangat penting sekali mengingat masyarakat akan merasa lebih
nyaman berada dalam sarana fisik yang bersih, rapi, dan nyaman serta mudah dalam
Berdasarkan penyajian data yang diperoleh pada bab sebelumnya, dapat
dikatakan bahwa tampilan fisik, peralatan dan alat bantu yang dimiliki RUMKITAL
tergolong baik. Hal ini dapat dilihat dari jawaban dari beberapa pasien yang
mengatakan peralatan yag tersedia cukup baik walaupun ada beberapa hal yang
kurang dari peralatan medis yang tersedia di RUMKITAL. Sebenarnya dari observasi
yang dilakukan penulis, peralatan yang tersedia kurang layak untuk pasien, tidak
adanya peremajaan alat-alat medis, serta untuk kebersihannya tergolong kurang baik.
Untuk ruangan kelas 3 banyak fasilitas yang tidak mendukung untuk pasien misalnya
tidak tersedianya bed screen (pemisah), tidak tersedianya foot stool (untuk beranjak
naik ketempat tidur), tidak adanya lemari untuk menyimpan barang pasien, dan
peralatan medis yang ada diruangan kelas 3 terlihat sudah terlihat berkarat.
Mengenai kenyamanan RUMKITAL dari beberapa pasien yang diwawancarai
mereka menjawab cukup memuaskan karena menurut mereka RUMKITAL bersih,
tentram dan fasilitas yang didapat juga tergolong cukup memuaskan. Selanjutnya
mengenai kondisi ruangan pasien mereka berpendapat ruangan kondisinya bersih
dengan fasilitas yang ada didalamnya. Seperti yang terlihat oleh penulis kondisi
lingkungan di RUMITAL kurang baik karena masih terlihat tempat sampah yang
masih digabung antara sampah organik dan non organik, terlihat juga banyak ruangan
yang tidak dipergunakan dengan baik, dan kamar mandi umum untuk pasien rawat
jalan terlihat sangat kotor dan lantainya sangat licin hal tersebut membahayakan
pasien ataupun pengunjung. Seharusnya rumah sakit lebih memperhatikan kebersihan
pasien yang berada didalam ruangan atau pasien yang dirawat jalan lebih merasa
nyaman.
6.2.2 Kesesuaian Kenyataan (Reability)
Kesesuaian antara kenyataan pelayanan yang diberikan dengan pelayanan
yang dijanjikan. Hal ini penting karena mempengaruhi perencanaan usaha dan
kepastian dari masyarakat dalam mendapatkan pelayanan.
Dalam temuan dilapangan, dari beberapa orang pasien yang diwawancarai
mereka mengatakan bahwa prosedur administrasi untuk berobat ke RUMKITAL
mudah, hal itu sesuai denga motto RUMKITAL “kami ada disini dan siap melayani”.
RUMKITAL selalu siap melayani masyarakat yang membutuhkan dengan cepat
sesuai kemampuan.
Meskipun pasien yang berada di RUMKITAL mengeluh mengenai minimnya
tenaga dokter, dapat kita lihat bahwa pelayanan yang mereka berikan tergolong cepat
mengingat jawaban-jawaban dari informan tersebut, jika kita kaji lebih jauh, apabila
jumlah tenaga medisnya ditambah maka akan semakin meningkatkan kualitas
pelayanan RUMKITAL terhadap anggota maupun masyarakat sekitarnya.
Sebenarnya di RUMKITAL lebih banyak waktu pasien untuk menunggu dokter
apalagi untuk dokter spesialis. Pelayanan yang diberikan tergolong lambat sebab
tidak kedisiplinan para pegawai di RUMKITAL sangat kurang. Pasien lebih banyak
menunggu dokter sampai tengah hari. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pasien
yang berasal dari anggota TNI-AL sendiri yang mengungkapkan selalu menunggu
6.2.3 Sifat Tanggap (Responsiveness)
Kemampuan dalam pemberian pelayanan secara tepat dan cepat. Pemberi
layanan harus bertanggung jawab dalam memberikan penyelesaian masalah-masalah
yang dihadapi masyarakat.
Jika penulis melihat kenyataan pelayanan yang diberikan, responsiveness
pihak RUMKITAL masih kurang dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Pihak
RUMKITAL sebaiknya lebih mengutamakan setiap pasien yang berada di
RUMKITAL. Menurut penulis pihak RUMKITAL lebih mengutamakan kepentingan
pribadi dari pada urusan pasien. Banyak pihak RUMKITAL yang tidak ada ditempat
ketika jam kerja. Mereka manfaatkan keadaan untuk mengurus urusan pribadi
masing-masing sehingga pelayanan yang diberikan untuk pasien terhambat. Selalu
ada kata menunggu untuk berobat di RUMIKTAL ini dengan alasan dokter sedang
mengadakan rapat dan disitu para perawat memanfaatkan keadaan untuk keluar
RUMKITAL sejenak.
Sementara pengakuan informan kunci kedisiplinan di RUMKITAL selalu
diutamakan, tetapi masih banyak para dokter dan perawatnya yang tidak siap ada
ditempat ketika jam kerja. RUMKITAL akan cepat tanggap terhadap pasien yang
sedang membutuhkan pertolongan pertama saja semntara untuk pasien yang sedang
berobat jalan atau yang rawat inap pihaknya hanya terlihat biasa saja dan tanggapan
yang keluar selalu kata menunggu terkadang pasien harus menunggu lebih dari 2 jam
6.2.4 Jaminan (Assurance)
Keahlian yang diperlukan dalam memberikan pelayanan sehingga pelanggan
atau masyarakat merasa terbebas dari resiko atau kerugian karena gagalnya
pelayanan.
Jika dilihat dari data mengenai jumlah dokter RUMKITAL dan pengakuan
informan kunci, jumlah tenaga medis khususnya dokter spesialis masih sangat minim.
Hal tersebut mengakibatkan tingginya jumlah rujukan ke Rumah Sakit yang memiliki
tenaga medis lebih lengkap. Ketidak mampuan RUMKITAL untuk melakukan
pelayanan bagi pasien yang memiliki penyakit yang tidak ada tenaga medisnya
membuat para pasien harus dirujuk dengan segera ke rumah sakit yang memiliki
tenaga medis yang dibutuhkan. Hal tersebut membuat pasien terkadang terlambat
untuk mendapatkan pertolongan pertama karena ketidak mampuan RUMKITAL dan
membutuhkan banyak waktu untuk melakukan rujukan tersebut. Kurang tanggapnya
pihak RUMKITAL terhadap keselamatan pasien membuat para masyarakat yang
tidak memilih RUMKITAL sebagai mitra kesehatan kecuali masayarakat sekitar yang
kurang mampu yang hanya mengandalkan RUMKITAL untuk jaminan kesehatan
mereka.
Mengenai tempat rujukan khususnya bagi anggota TNI-AL, RUMKITAL
bekerjasama dengan Rumkit Putri Hijau, bagi yang masyarakat umum akan dirujuk
sesuai dengan permintaan pasien dan pasien juga harus mengeluarkan biaya sendiri
6.2.5 Peduli (Emphaty)
Adanya kedekatan dan pemahaman baik antara pemberi pelayanan dengan
masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan memuat akses komunikasi yang dapat
memudahkan komunikasi antara pemberi pelayanan dapat mengenal masyarakat
dalam proses pelayanan dapat dimengerti.
Dalam pelaksanaannya dilapangan, peneliti menyimpulkan bahwa kejelasan
informasi dari pihak RUMKITAL cukup memuaskan karena pihak RUMKITAL
terbuka dan selalu menjelaskan kepada keluarga pasien secara detail mengenai
penyakit yang diderita pasien dan mengenai informasi yang dibutuhkan keluarga
pasien. RUMKITAL selalu menjelaskan secara detail tentang pemakaian obat untuk
proses pemulihan pasien. Penulis juga melihat RUMKITAL selalu memberikan
informasi yang jelas walaupun terkadang sangat lambat. Menurut penulis informasi
yang jelas harus didukung cepat tanggapnya pihak RUMKITAL sendiri agar
komunikasi dan tindakan dapat berjalan lebih sinkron. Rumah sakit seharusnya lebih
mengutamakan keselamatan serta kesehatan pasien dan selalu tanggap dengan
BAB VII
PENUTUP
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana
penerapan standar operasional prosedur administrasi yang dilakukan pihak Rumah
Sakit Angkatan Laut Dr. Komang Makes Belawan dalam meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan masyarakat dan untuk mengetahui kedala-kendala apa saja yang
dihadapi serta usaha-usaha apa saja yang dilakukan pihak Rumah Sakit Angkatan
Laut Dr. Komang Makes Belawan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Setelah penulis menyajikan data dan juga menganalisis data tentang
penerapan standar operasional prosedur administrasi dalam meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan masyarakat, maka selanjutnya penulis memberikan kesimpulan
dan saran guna kesempurnaan penerapan standar operasional prosedur administrasi
dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat.
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulis di PDAM Tirtanadi Kantor Cabang
Padang Bulan maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Sistem Administrasi pada RUMKITAL terlihat belum efektif dan masih
2. Kurangnya dokter spesialis, obgyn, bedah dan penyakit dalam dari organik
(militer atau PNS), untuk pelayanan dan dukungan kesehatan serta kegiatan
lainnya
3. Bangunan RUMKITAL yang sudah tua serta fasilitas kamar yang sudah
kurang layak.
4. Terbatasan alat-alat kesehatan penunjang diagnostik yang tersedia di
RUMKITAL sehingga banyak jumlah pasien yang dirujuk.
5. Pegawaian di RUMKITAL masih kurang disiplin terlihat masih banyak
pegawai yang keluar ketika jam kerja dan masih terlihat pegawai yang
bersantai di ruangan.
Rumah Sakit Angkatan Laut adalah Rumah Sakit milik pemerintah yang
memiliki peran untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi anggota TNI-AL dan
keluarganya serta masyarakat sekitar. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan
kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu pengetahuan, kesehatan, kemajuan teknologi, kehidupan sosial,
ekonomi masyarakat, dan harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih
bermutu dan harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih berkualitas dan
terjangkau oleh masyarakat.
Selama tahun 2015 RUMKITAL Dr. Komang Makes Belawan telah
melaksanakan pelayanan kesehatan bagi anggota TNI-AL dan PNS beserta keluarga
masih banyak jumlah pasien yang harus dirujuk kerena ketidak mampuan pihak
RUMKITAL untuk melayani dengan maksimal. Kenyataannya RUMKITAL telah
berusaha member pelayanan sesuai kemampuan yang dimiliki.
7.2 Saran
Saran yang dapat diberikan penulis untuk RUMKITAL sebagai berikut:
1. Perlunya tindakan cepat dari pihak RUMKITAL untuk penambahan tenaga
ahli medis seperti dokter spesialis dan perawat, peralatan medis sehingga
mampu melayani seluruh komponen masyarakat, bukan hanya dari kalangan
prajurit saja. Pihak RUMKITAL harus memperluas kerjasama dengan pihak
Rumah Sakit lainnya untuk mempermudah kegiatan dan program yang akan
dilakukan.
2. Kedisiplinan pegawai harus selalu diperhatikan agar pelayanan yang diberikan
lebih efektif dan efisien.
3. Perlu adanya penambahan perlengkapan penunjang medis agar tidak ada lagi
pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain karena kurangnya peralatan medis.
4. Perlu adanya renovasi bangunan dan peremajaan alat medis serta penambahan
fasilitas untuk pasien.
5. Memperbaiki sistem administrasi RUMKITAL Dr. Komang Makes agar dapat
bersaing dengan rumah sakit milik pemerintah lainnya dengan cara
memanfaatkan teknologi digital untuk data base, medical record, menerapkan
BAB II
URAIAN TEORITIS
Teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasi adanya
hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah
fenomena. Sehingga dapat dikatakan bahwa suatu teori merupakan suatu kerangka
kerja konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru
untuk melakukan beberapa tindakan selanjutnya. Menurut Singarimbun (1989) teori
adalah serangkaian asumsi, konsep, kontrak, defenisi, dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antar konsep. Dengan adanya teori, peneliti mencoba menerangkan
fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya berdasarkan
unsur ilmu dan teori.
Untuk memperoleh pemahaman yang sama atas konsep-konsep yang
digunakan dalam penelitian ini dan kerangka berfikir bagi peneliti, maka berikut
beberapa konsep yang dianggap relevan dengan kasus penelitian yang dibahas.
2.1 Efektivitas
Setiap organisasi ingin mencapai taraf efektivitas yang tinggi dalam kegiatan
operasionalnya, kerena dengan efektivitas yang tinggi diharapkan semua kegiatan
organisasi dapat berjalan dengan lancar dan dapat pula mencapai tujuan yang telah
ditetapkan karyatulisilmiah.com diakses 4 januari 2016 pada pukul 19.45WIB.
adalah konsep yang luas mencakup berbagai faktor didalam maupun diluar
organisasi, yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha
untuk mencapai tujuan atau sasaran organisasi.
Menurut Sondang P Siagian (2001:24) mendefinisikan efektivitas sebagai
pemanfaataan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara
sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang dan jasa atas
kegiatan yang dijalankan. Efektivitas dalam hal ini menunjukan dari segi tercapai
tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. James L. Gibson dkk Pasolong (2007:3)
mendefinisikan Efektivitas adalah pencapaian sasaran dari upaya bersama. Derajat
pencapaian sasaran menunjukan derajat efektivitas. Sedangkan menurut Keban
(2004:140) mengatakan bahwa suatu organisasi dapat dikatakan efektivitas apabila
tujuan organisasi atau nilai-nilai sebagaimana ditetapkan visi tercapai.
Dari pengertian efektivitas yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan
bahwa efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana rencana
dapat tercapai.
2.1.1 Pendekatan Efektivitas
Efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting karena mampu
memberikan gambaran mengenai keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai
sasarannya atau dapat dikatakan bahwa efektivitas merupakan tingkat ketercapaian
tujuan dari aktivasi-aktivasi yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan target
dalam https://mardajie.wordpress.com/perilaku-organisasi/pendekatan-pendekatan
organisasi/ diakses pada tanggal 17 Januari 2016 pukul 16.22 WIB:
1. Pendekatan pencapaian tujuan
Pendekatan pencapaian tujuan mengasumsi bahwa organisasi adalah kesatuan
yang dibuat dengan sengaja, rasional, dan mencari tujuan. Oleh karena itu,
pencapaian tujuan yang berhasil menjadi sebuah ukuran yang tepat tentang
keefektifan. Namun demikian agar pencapaian tujuan bisa menjadi ukuran yang sah
dalam mengukur keefektifan organisasi, asumsi-asumsi lain juga harus diperhatikan :
a. Organisasi harus mempunyai tujuan akhir.
b. Tujuan-tujuan tersebut harus diidentifikasi dan ditetapkan dengan baik agar
dapat dimengerti.
c. Tujuan-tujuan tersebut harus sedikit saja agar mudah dikelola.
d. Harus ada konsensus atau (kesepakatan umum mengenai tujuan-tujuan
tersebut),
Oleh karena itu empat asumsi diatas menyatakan bahwa keefektifan sebuah
organisasi harus dinilai dengan pencapaian tujuan ketimbang caranya.
2. Pendekatan sistem
Pendekatan sistem terhadap pendekatan organisasi mengimplikasikan bahwa
organisasi terdiri dari sub-sub bagian yang saling berhubungan. Jika salah satu sub
bagian ini mempunyai performa yang buruk, maka akan timbul dampak yang
negative terhadap performa keseluruhan sistem. Keefektifan membutuhkan kesadaran
Manajemen tidak boleh gagal dalam mempertahankan hubungan yang baik
dengan para pelanggan, pemasok, lembaga pemerintahan, serikat buruh, dan
konstituensi sejenis yang mempunyai kekuatan untuk mengacaukan operasi
organisasi yang stabil. Kekurangan yang paling menonjol dari pendekatan system
adalah hubungannya dengan pengukuran dan masalah apakah cara-cara itu memang
benar-benar penting. Keunggulan akhir dari pendekatan sistem adalah
kemampuannya untuk diaplikasikan jika tujuan akhir sangat samara atau tidak dapat
diukur. Dapat disimpulan bahwa organisasi terdiri sub bagian yang saling
berhubungan, oleh karena itu dinilai berdasarkan kemampuannya untuk dan
mempertahankan stabilitas dan keseimbangan.
3. Pendekatan stakeholders
Dikatakan sudah efektif apabila dapat memenuhi bagi pemilik adalah laba
atau investasi, pertumbuhan penghasilan, pegawai adalah kompensasi, tunjangan
tambahan, kepuasaan pada kondisi kerja, pelanggan adalah kepuasan terhadap harga,
kualitas, pelayanan, kreditur adalah kemampuan untuk membayar hutang.
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas
Organisasi akan berjalan terarah jika memiliki tujuan yang jelas. Adanya
tujuan akan memberikan motivasi untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Selanjutnya tujuan organisasi mencakup beberapa fungsi diantaranya yaitu
memberikan pengarahan dengan cara menggambarkan keadaan yang akan datang
yang senantiasa dikejar dan diwujudkan oleh organisasi.Faktor-faktor yang