• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH

INDAH PERMATA SARI

082102007

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : INDAH PERMATA SARI NIM : 082102007

JURUSAN : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA BADAN KETAHANAN PANGAN POVINSI SUMATERA UTARA

Tanggal : ... 2011 Dosen Pembimbing,

Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak) NIP. 19600110 198603 1 003

Tanggal : ... 2011 Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi,

(Drs. Rustam, M.Si, Ak) NIP. 19511114 198203 1 002

Tanggal : ... 2011 Dekan,

(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Sistem Pengawasan Intern Aktiva Tetap pada BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Program Diploma III Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, baik materil maupun moril, maka dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam,M.Si.Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan waktu dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini..

(4)

5. Bapak Ir.Setyo Puwadi, MMA, selaku Pimpinan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara dan seluruh staf karyawan yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk mengadakan penelitian dan memberikan data yang diperlukan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

6. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis Ayahanda Edi Anto dan Ibunda Suprayetni yang telah membesarkan, mendidik dan memberikan kasih sayang yang begitu besar hingga akhirnya penulis menjadi seperti sekarang ini. Tiada ada kata yang pantas diucapkan selain terima kasih untuk semua ini.

7. Kepada kakanda Denok, Oni, Reza dan adinda Dina, Ica yang telah setia mendukung penulis.

8. Kepada tema-temanku tersayang Rizka, dan Evi Rahayu yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk penulis dan telah banyak mendukung penulis.

Akhirnya, semoga apa yang tertuang dalam tugas akhir ini dapat berguna bagi penulis dan pihak lain yang memerlukan.

Medan, Juni 2011 Penulis

(5)

Halaman

KATA PENGANTAR ………. i

DAFTAR ISI ……… iii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Permasalahan………... 3

C. Tujuan &Manfaat Penelitian……… 3

D. Laporan Tugas Akhir……….. 3

1. Jadwal Penelitian……….. 3

2. Laporan Penelitian ……… 5

BAB II : BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Singkat Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara ……… 6

B. Jenis Kegiatan ………... 10

C. Struktur Organisasi …………... 13

D. Kinerja Kegiatan Terkini ………... 15

E. Uraian Tugas ………... 15

BAB III : TOPIK PENELITIAN A. Aktiva Tetap ... 20

B. Jenis- jenis Aktiva Tetap ………. 22

(6)

Tetap ………. 24 b. Elemen-elemen Sistem Pengawasan Intern Aktiva

Tetap ………. 26 c. Prosedur dan Teknik Pengawasan Intern Aktiva

Tetap ………. 27

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan……….…… 30 B. Saran………...…… 31

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sektor perekonomian suatu negara mempengaruhi perkembangan negara tersebut dengan perekonomian yang sehat dan stabil mempermudah masyarakat menuju cita- cita yang diinginkan sebagai masyarakat adil dan makmur. Oleh karena itu perekonomian memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap negara. Setiap perusahaan/badan/instansi pemerintah, baik perusahaan industri, perusahaan jasa, maupun perusahaan dagang tentu memiliki aktiva tetap. Perkiraan aktiva tetap merupakan salah satu unsur yang terdapat di dalam neraca yang sifatnya permanen dan dapat digunakan terus-menerus dalam proses produksi, selama taksiran umur ekonomis aktiva tersebut.

(8)

kerusakan karena kurangnya perhatian dari pihak perusahaan atau kurangnya pengawasan aktiva tetap menyebabkan terganggunya kegiatan perusahaan/badan/instansi pemerintah.

Untuk itu aktiva tetap yang ada pada suatu perusahaan/badan/instansi pemerintah haruslah benar-benar diperhatikan karena bila ditinjau dari segi pengolahan dan pembuatannya memakan waktu yang cukup lama serta pengawasan rumit. Sistem pengawasan dimulai dari saat dibuatnya komitmen terhadap pengadaan aktiva tetap sampai disposisi terakhir melalui penjualan aktiva tetap. Pengawasan dilaksanakan untuk menguji kebenaran aktiva tetap, apakah dipertanggungjawabkan, dipergunakan secara jujur, diasumsikan secukupnya dan ditangani dengan cara lain sebagaimana yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengelola aktiva tetap yang terdapat dalam perusahaan seperti kesalahan dalam penafsiran umur ekonomis, kesalahan penyusutan aktiva tetap dan pemeliharaan aktiva tetap yang tidak benar akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan sehingga aktiva tetap yang dimiliki perusahaan perlu dibuat pengawasan intern yang benar sesuai dengan standar akuntansi yang berterima secara umum.

Dari uraian di atas, maka peneliti memilih topik skirpsi minor ini dengan judul “Sistem Pengawasan Intern Aktiva Tetap pada BADAN

(9)

B. Permasalahan

Pengelolaan aktiva tetap seringkali tidak terlalu diperhatikan oleh sebagian perusahaan yang mempunyai aktiva tetap yang hanya untuk mendukung operasi perusahaan. Berdasarkan hal tersebut maka penulis mencoba merumuskan masalah Apakah internal kontrol terhadap aktiva tetap pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara telah dilaksanakan secara efektif dan efisien?

A.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah pengawasan intern terhadap aktiva tetap telah dilaksanakan secara efektif.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yaitu :

a. Sebagai bahan masukan untuk dapat terciptanya kebijakan dan penilaian yang baik terhadap aktiva tetap,

b. Sebagai bahan masukan bagi peneliti-peneliti berikutnya untuk menyempurnakan penelitian pada topik yang sama agar hasil penelitian menjadi lebih baik pada masa yang akan datang.

B.Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian terdiri atas Jadwal penelitian dan Laporan penelitian.

1. Jadwal Penelitian

(10)

kegiatan. Kegiatan dimulai dari berbagai persiapan melaksanakan survei, pelaksanaan bimbingan untuk pengolahan data, pelaporan bimbingan untuk penulisan tugas akhir, serta penyempurnaan tugas akhir. Jadwal penelitian untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel jadwal penelitian berikut ini :

Tabel 1.1

Kegiatan Penulisan Tugas Akhir

NO Kegiatan

Mei Juni

Minggu Minggu

I II III IV I II III IV A. Persiapan

1. Pelaksanaan survei untuk mendapatkan topik tugas akhir. 2. Bimbingan untuk pelaksanaan

tugas akhir.

B. Pelaksanaan

3. Bimbingan untuk pengolahan data perusahaan.

4. Pengolahan data perusahaan dalam penyusunan tugas akhir.

C. Pelaporan

5. Bimbingan Tahap Akhir dalam penyusunan tugas akhir.

(11)

2. Laporan Penelitian

(12)

BAB II

BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara yang awal mulanya sebelumnya dilaksanakannya Undang-undang Otonomi Daerah peleburan dari dua unit kerja yakni Satuan Pengendalian Bimas Departemen Pertanian dan Kantor Wilayah Departemen Pertanian yang terbentuk pada tahun 2001 di bawah naungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang pangan telah mengamanatkan bahwa Pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab mewujudkan ketahanan pangan. Oleh karena itu Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara telah menetapkan pembentukan Badan Ketahanan Pangan yang mempunyai tugas membantu kepala daerah dalam pemeliharaan ketahanan pangan. Disamping sebagai salah satu lembaga teknis provinsi sumatera utara, Badan Ketahanan Pangan juga berperan secara ex-office sebagai sekretariat dari Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara yang diketuai oleh Gubenur (Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 188.44/250/K/Tahun 2002). Hal ini sesuai dan mengacu kepada Keputusan Presiden R.I. No. 132 Tahun 2001 tentang Dewan Ketahanan Pangan yang ketuanya adalah Presiden R.I.

(13)

bermutu, bergizi, dan beragam serta tersebar merata diseluuh wilayah indonesia dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.

Karena indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang banyak dan tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan merupakan tantangan yang harus mendapatakan prioritas untuk kesejahteraan bangsa. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim dengan sumber daya alam dan sosisal budaya yang beragam, harus dipandang sebagai karunia ilahi untuk mewujudkan ketahanan pangan.

Berdasarkan dengan hal tersebut di atas dan dengan adanya peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonomi, pemerintah provinsi sumatera utara turut ambil bagian dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan di daerahnya dengan keluarnya Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 2001 tanggal 31 Juli 2001 tentang lembaga teknis daerah provinsi sumatera utara. Dengan keluarnya peraturan tersebut dibentuklah Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara berkantor di Jalan Jenderal Besar Dr.Abdul Haris Nasution No.24 Gedung Johor Medan, yang dahulunya merupakan kantor Wilayah Departemen Pertanian Provinsi Sumatera Utara. Adapun pegawai Badan Ketahanan Pangan adalah peleburan dari pegawai Kantor Wilayah Departemen Provinsi Sumatera Utara dan pegawai Bimas Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara.

(14)

mengamanatkan bahwa pemerintah bersama masyarakat mewujudkan ketahanan pangan diseluruh indonesia, maka keluaran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan.

Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, maka seluruh sektor harus berperan secara aktif dan berkoordinasi secara rapi dengan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, pemerintah desa dan masyarakat untuk meningkatkan strategi demi mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Berikut ini akan dijelaskan visi dan misi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara.

Visi dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara adalah terwujudnya ketahanan pangan masyarakat yang berbasis kepada sumber daya lokal yang dimiiki secara efisien dan berkelanjutan menuju masyarakat yang berkualitas dan sejahtera.

Adapun misi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berbasis sumber daya lokal yang dimiliki.

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat.

(15)

Badan Ketahanan Pangan mempunyai tugas membantu kepala daerah dalam bidang pemeliharaan pangan.

Fungsi Badan ketahanan Pangan adalah:

1. Menyiapkan bahan dalam perumusan kebijakan teknis dalam lingkup ketahanan pangan.

2. Menyelenggarakan evaluasi, ketersediaan dan kerawanan pangan, pembinaan distribusi dan akses pangan serta pembinaan penyeragaman konsumsi mutu dan keamanan pangan sumber daya dalam ketahanan pangan.

3. Melaksanakan tugas lain yang terakait dengan ketahanan pangan sesuai dengan ketetapan kepala daerah.

4. Mengkoordinasikan perumusan kebijakan dan perencanaan program peningkatan ketahanan pangan daerah yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a. Aspek ketersediaan yang bersumber dari produksi, cadangan dan import. b. Aspek distribusi yang berbasis kepada stabilitas harga pangan, aman dan

terjangkau

c. Aspek konsumsi yang berbasis kepada penganekaragaman konsumsi nonberas, bermutu, bergizi dan aman.

5. Mengkoordinasikan monitoring program peningkatan ketahanan pangan melalui rapat dewan ketahanan pangan, guna mengantisipasi dalam memecahkan masalah yang dihadapi melalui hal-hal sebagai berikut:

(16)

c. Monitoring harga bahan pangan strategis dan lokal.

d. Monitoring pengadaan/penyimpanan/penyaluran cadangan pangan. e. Monitoring daerah rawan pangan.

f. Monitoring kewaspadaan pangan (bencana alam). g. Monitoring penganekaagaman konsumsi bahan pangan. h. Monitoring mutu dan keamanan pangan.

i. Supevisi yang terkoodinasi ke lapangan.

6. Melaksanakan pengkajian, analisis dan pembinaan terhadap aspek-aspek ketahanan pangan (ketersediaan, distribusi, penganekaragaman konsumsi dan kewaspadaan pangan).

7. Memantau dan mengendalikan ketersediaan dan distribusi bahan pangan, terutama 9 (sembilan) bahan pokok.

8. Mengkoordinasikan pelaporann dan evaluasi program peningkatan ketahanan pangan yang meliputi aspek ketersediaan, mutu dan keamanan pangan.

B. Jenis Kegiatan

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara adalah unsur pelaksana kontroling dalam hal ketersediaan pangan di daerah sumatera utara.Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara merupakan sebuah instansi yang menghasillakan jasa non-profit(tidak berorientasi pada perolehan laba).

(17)

1. Program Aksi Gerakan Masyarakat Mandiri Pangan (GEMA PANGAN)

Program Aksi Gema Pangan dilaksanakan berdasarkan Pergub No. 25 tahun 2009 tentang Pengembangan Gerakan Mandiri Pangan dan Swasembada Pangan. Program ini mulai dilaksanakan pada tahun 2010 dan selama tahun 2010 s/d 2013 akan diimplementasikan ke 150 desa pada 33 Kab./Kota setiap tahunnya.Dengan demikian pada tahun 2013 akan terbina 600 desa/kelurahan Gema Pangan.

Kegiatan Gema Pangan antara lain:

a. Melaksanakan sosialisasi dan bimbingan teknis kepada Pendamping, Pengurus kelompok dan aparat Kab/Kota guna memberdayakan serta meningkatkan SDM yang menangani Gema Pangan.

b. Melaksanakan identifikasi desa/kelurahan Gema Pangan untuk diimplementasikan.

c. Penengembangan Desa Mandiri Pangan, merupakan strategi khusus untuk mempercepat pembangunan di pedesaan. Khususnya untuk memantapkan ketahanan pangan pada daerah-daerah yang berpotensi rawaan pangan.

2. Kerawanan Pangan

(18)

a. Pembinaan daerah rawan pangan pada daerah yang mengalami bencana alam dengan pemberian bantuan pangan dan penguatan modal usaha kelompok.

b. Membedayakan daerah rawan pangan.

3. Akses Pangan Masyarakatkan

Kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Sosialisasi kepada kelompok masyarakat dalam rangka menciptakan pemenuhan pangan tentang konsep akses pangan.

b. Pemantauan distribusi harga pangan strategis yang berguna untuk mengetahui ketersediaan pasokan, permintaan, kelancaran distribusi pangan dan kondisi bahan pangandi tingkat petani.

4. Pola Konsumsi Pangan

Dalam rangka untuk memenuhi tingkat konsumsi pangan yang beragam, begizi dan berimbang, maka kegiatan ini terdiri dari:

a. Melaksanakan sosialisasi.

b. Pengembangan pemanfaatan lahan pekarangan dalam rangka perbaikan Bantuan Langsung Masyarakat kepada kelompok tani.

5. Pengelolaan Mutu dan Keamanan Pangan Buah dan Sayuran Segar

(19)

a. Sosialisasi, pengawasan, serat setifikai produk pangan segar kepada produsen dan konsumen, sosialisasi tentang akibat dari penggunaan bahan pengawet yang berbahaya pada pangan lokal.

6. Pengembangan Agribisnis Pangan

Kegiatan ini antara lain:

a. Melaksanakan pelatihan pengolahan pangan lokal berbasis tepung-tepungan kepada petani yang mengelola Industri Pangan Lokal. b. Pengembangan Integrasi Ternak Sapi dan Kedelai dalam rangka

pengembangan kemitraan agro industri di kawasan Sentra Produksi Padi.

b. Pengembangan Industri tepung-tepungan melalui pengembangan kemitraan pelaku industri pangan bebasis ubi jalar dan ubi kayu.

7. Promosi dan Informasi Ketahanan Pangan

Untuk mempromosikan dan menginformasikan Program Ketahanan Pangan kepada masyarakat luas, maka kegiatan ini antara lain:

a. Mengikuti pameran pangan-pangan unggulan Sumatera Utara, seperti Pameran di PRSU, Pekan Raya Jakarta, Sumut Expo, dan lain-lain.

b. Menyebarluasakan informasi melalui media cetak, elektronik dan website.

C. Struktur Organisasi Perusahaan

(20)

struktur organisasi yang secara sistematis yang menunjukkan kedudukan, wewenang, tanggung jawab, dan tugas yang berbeda-beda dalam organisasi. Pengorganisasian berguna untuk mempersatukan orang-orang dan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam mencapai tujuan perusahaan harus ditentukan alat-alat mana yang sesuai, siapa pemegang kunci atau jabatan yang melakukannya dan setiap manajer memiliki wewenang untuk mengatur devisi masing-masing. Untuk kelancaran tugas-tugas direksi dalam memimpin dan mengelola perusahaan maka telah diatur tentang pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota direksi.

Sebagaimana yang tertera pada bagan struktur organisasi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, dalam melaksanakan tugas membantu gubernur dalam menyelenggarakan pemantapan ketahanan pangan, berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 061.-493.K/Tahun 2002 tentang tugas,fungsi dan tata kerja Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagia berikut :

a. Kepala Badan

b. Sekretaris, terdiri dari : 1. Kepala Subbag Umum 2. Kepala Subbag Keuangan 3. Kepala Subbag Program

c. Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, terdiri dari : 1. Kepala Sub Bidang Ketersediaan Pangan

(21)

d. Kepala Bidang Distribusi dan Akses Pangan 1. Kepala Sub Bidang Distribusi Pangan 2. Kepala Sub Bidang Akses Pangan

e. Kepala Bidang Konsumsi Mutu dan Keamanan Pangan 1. Kepala Sub Bidang Konsumsi

2. Kepala Sub Bidang Mutu dan Keamanan Pangan f. Koordinator Kelompok Jabatan Fungsional

D. Kinerja Kegiatan Terkini

Setiap perusahaan/badan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan dengan tujuan perusahaan/badan, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, Badan terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, displin dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang mengasilkan diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan perusahaan/badan adalah menyelenggarakan kontroling ketahanan pangan, memotivasi masyarakat agar dapat mandiri dalm hal ketahanan pangan.

E. Uraian Tugas

(22)

1. Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara

a. Membantu Gubernur dalam penyelengaraan pemantapan ketahanan pangan.

b. Untuk melaksanakan tugasnya Kepala Badan menyelenggarakan fungsi:

• Penyiapan konsep kebijakan daerah dan standar pelaksanaan kewenangan daerah kabupaten/kota sert standar pelaksanaan tugas-tugas badan dibidang ketersediaan dan kerawanan pangan.

• Pelaksanaan tugas-tugas Dewan Ketahanan Pangan Daerah, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapakan.

• Penyelenggaraan kerjasama, koordinasi, monitoring, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan kebijakan dan penerapan standar pelaksaan ketersediaan dan kerawanan pangan, distribusi dan akses pangan, konsumsi mutu dan keamanan pangan.

c. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, kepala badan dibantu oleh :

 Sekretaris

 Kepala Bidang dan Kerawanan Pangan  Kepala Bidang Distribusi dan Akses Pangan

 Kepala Bidang Konsumsi Mutu dan Keamanan Pangan  Kelompok Jabatan Fungsional

(23)

a. Membantu Kepala Badan dibidang pembinaan penyelenggaraan Umum/Kerumahtanggaan, Keuangan/Kepegawaian dan, Program Kerja.

b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas Sekretaris Badan menyelenggarakan fungsi:

• Pengkoordinasian perumusan rencana kerja jangka menengah, dan tahunan badan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapakan.

• Perencanaan kebutuhan, pengadaan, pengelolaan, dan pendayagunaan sarana prasarana Badan, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapakan

• Pembeian masukan yang perlu kepada kepala badan, sesuai bidang tugas dan fungsinya.

• Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada kepala badan sesuai bidang tugas dan fungsinya. c. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana dimaksud di atas, Sekretaris dibantu oleh :

 Kepala Sub Bagian Umum  Kepala Sub Bagian Keuangan  Kepala Sub Bagian Program

3. Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Mempunyai tugas sebagai berikut

(24)

b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan menyelenggarakan fungsi:

• Perencanaan pelaksanaan dan pengkoordinasian ketersediaan pangan dan kerawanan pangan, sesuai ketentuan dan standar yang ditentukan.

• Penyusunan dan penyempurnaan standar pelaksanaan dan kebijakan teknis tentang ketersediaan pangan, dan kerawanan pangan sesuai ketentuan dan standar yang ditentukan.

c. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan dibantu oleh:

• Kepala Sub Bidang Ketersediaan Pangan

• Kepala Sub Bidang Kerawanan Pangan 4. Kepala Bidang Distribusi dan Akses Pangan

Mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

a. Membantu Kepala Badan dalam disribusi dan akses pangan

b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimanan dimaksud diatas Kepala Bidang Distribusi dan Akses Pangan menyelenggarakan fungsi :

• Perencanaan pelaksanaan dan pengkoordinasian distiribusi dan akses pangan, sesuai ketentuan dan standar yang ditentukan.

(25)

c. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Kepala Bidang Distribusi dan Akses Pangan dibantu oleh:

 Kepala Sub Bidang Distribusi Pangan  Kepala Sub Bidang Akses Pangan

5. Kepala Bidang Konsumsi Mutu dan Keamanan Pangan Mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:

a. Membantu Kepala Badan dalam bidang konsumsi mutu dan keamanan pangan.

b. Untuk melaksanakan tugasnya Kepala Bidang Konsumsi Mutu dan Keamanan Pangan menyelenggarakan fungsi:

• Perencanaan pelaksanaan dan pengkoordinasian mutu dan keamanan.

• Penyusunan dan penyempurnaan standar pelaksanaan dan kebijakan teknis tentang konsumsi mutu dan keamanan pangan.

• Pemberian masukan yang perlu diberikan kepada Kepala Badan.

• Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Badan.

c. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya Kepala Bidang Konsumsi Mutu dan Keamanan Pangan dibantu oleh:

(26)

BAB III PENUTUP

Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan kemajuan perusahaan yang diambil dari hasil pembahasan.

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Makanan Ringan Kacang Telur adalah usaha kecil yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin mengkonsumsi makanan ringan sehat. Produk yang dihasilkan memiliki harga yang terjangkau sehingga target pasar tidak hanya berfokus pada satu kelompok individu saja tetapi produk ini dapat dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat. b. Dengan melihat analisis pasar dapat disimpulkan bahwa bisnis makanan

ringan ini layak untuk dijalankan sebagai usaha yang tergolong sukses yang dapat ditinjau dari beberapa aspek diantaranya :

1. Modal awal akan kembali setelah bulan keempat dengan saldo akhir bulan keempat sebesar Rp. 16.890.000, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengembalikan modal awal

(27)

3. Pangsa pasar yang besar karena harga produk yang terjangkau sehingga keuntungan tiap bulan meningkat sesuai dengan peningkatan penjualan.

4. Lokasi usaha yang strategis dan dekat dengan konsumen.

5. Makanan Ringan Kacang Telur ini merupakan produk makanan yang dapat dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat dan dapat dikonsumsi kapan saja dan dimana saja.

c. Rencana arus kas dari bisnis makanan ringan ini menjadi tumpuan akan berkembangnya usaha ini untuk kedepannya.

d. Gambaran pasar untuk bisnis ini sangat bagus sehingga dapat dilihat proyeksi permintaan dan keuntungan dari produk ini.

3.2Saran

Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk kemajuan dan perkembangan usaha “Makanan Ringan Kacang Telur” yaitu sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan suatu usaha hendaknya membuat suatu perencanaan. b. Bisnis terlebih dahulu untuk dapat memudahkan penanganan usaha

tersebut agar dapat berkembang maju dimasa yang akan datang. c. Lakukan analisa pasar dengan mengadakan atau melakukan berbagai

survey untuk mengetahui minat pasar terhadap produk yang ditawarkan. d. Perlunya penangan biaya operasional sekecil mungkin,terutama yang

(28)

e. Penanganan biaya produksi sekecil mungkin

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Sarsimi. 2002. Metopel Teori dan Aplikasi, Edisi Revisi Kelima. Penerbit: Rineka Cipta IKIP, Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. 1994. Akuntansi Aktiva Tetap. Penerbit: Raja Grafik Persada, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit: Salemba Empat, Jakarta.

Kieso, Donald E, Jerry J. Weygant, and Paul D. Kimmel. 2005. Pengantar

Akuntansi. Edisi Ketujuh. Penerbit: Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi. 2002. Sistem Akuntansi. Penerbit: Salemba Empat, Jakarta.

Gambar

Tabel 1.1

Referensi

Dokumen terkait

Jika bintang mengalami habis bahan bakar di pusatnya, maka tekanan gravitasi akan memampatkan bintang sehingga materi menjadi sangat mampat gt gr/cm dan elektron yang berada

Keenam,Tesis dari Wahyu Marsito Syahputra yang berjudul “Tinjauan hukum islam terhadap perkawinan semarga dilarang pada masyarakat muslim adat Batak Toba: studi di

Lebih lanjut berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2005), stimulasi verbal yang dapat dilakukan orang tua untuk mengembangkan kemampuan bicara

Kegiatan yang akan dilakukan meliputi: pengecilan ukuran jerami padi, optimisasi parameter- parameter proses hidrolisa sellulosa menjadi glukosa, Hasil penelitian menunjukkan

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

kesiapan industri kecil dan menengah mainan yang berada di DIY terkait dengan.. penerapan

Perkembangan Ekonomi Masyarakat Desa Gunungpring Dalam Kaitan Dengan Keberadaan Makam Kyai Raden Santri Tahun 2009-2016 .... Peningkatan

Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa media ini Dari hasil analisis di atas juga diketahui bahwa pemilihan bentuk tombol dinyatakan