Angkasa Pura II (2011). Laporan Tahunan. Angkasa Pura II (2012). Laporan Tahunan. Angkasa Pura II (2013). Laporan Tahunan. Angkasa Pura II (2014). Laporan Tahunan
Badan Pusat Statistik (2016) [Online]. Tersedia: http://www.bps.go.id/ [27 Februari 2016]
Direktorat Jendral Penataan Ruang Kementrian Pekerjaan Umum (2011) ,
Metropolitan Mebidangro -Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo- Visi 2027, Jakarta.
Fortunata, Katarina Stevina (2009). Apartemen Dosen Di Yogyakarta. (Skripsi S1
tidak diterbitkan). Program Studi Arsitektur Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
Harian Bisnis Tempo (2015) [Online]. Tersedia:
https://bisnis.tempo.co/read/news/2015/09/28/090704340/pengembangan-bandara-kualanamu-jadi-kawasan-aerotropolis [27 Februari 2016].
Info Gaji Pegawai (2016) [Online]. Tersedia: https://id.jobplanet.com/ [28 Februari 2016]
Jenis – jenis Pekerjaan di Bandara (2015) [Online]. Tersedia:
https://kerjadibandara.wordpress.com/ [27 Februari 2016].
Juwana, Jimmy S (2005), Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Jakarta : Erlangga. Pengertian Dan Konsep Arsitektur Tropis (2016) [Online]. Tersedia:
http://cv- yufakaryamandiri.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-dan-konsep-arsitektur-tropis.html [29 Februari 2016]
PT. Angkasa Pura II (2016) [Online]. Tersedia: http://www.bps.go.id/ [28 Februari 2016]
Rencana Tata Ruang Metropolitan Mebidangro (Perpres No.62 Tahun 2011). Sunoko, Tri S. (2014). Rencana Detail Tata Ruang Kualanamu. The Future Airport
City and Aerotropolis in Indonesia – case : Kualanamu International Airport.
Undang Undang No. 1 Tentang Penerbangan dan PM.69 Tahun 2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional.
Wikipedia. (2016). Bandar Udara Internasional Kuala Namu, [Online]. Tersedia:https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Internasional_Kuala namu [27 Februari 2016].
xiv
3.1. Metode Perancangan
Metode perancangan merupakan upaya untuk menemukan komponen fisik yang tepat dari sebuah struktur fisik (Christopher Alexander, 1983). Ada dua jenis metode perancangan dalam Arsitektur yaitu metode tradisional yang disebut sebagai Black box dan metode rasional yang disebut sebagai Glass box. Metode yang digunakan dalam perancangan Apartemen Khusus Karyawan
Operasional Bandara Kualanamu adalah Glass Box, yaitu metode yang bersifat
rasional dimana setiap tahapan maupun prosesnya direncanakan secara sistematis dan matang serta sesuai dengan tahapan-tahapan dalam proses perancangan Arsitektur.
Beberapa tahapan dalam merancang dengan menggunakan metode Glass Box, antara lain:
- Metoda eksplorasi situasi/permasalahan desain (Divergensi)
- Metoda penelitian dan penemuan idea desain (Divergensi dan transformasi)
- Metoda eksplorasi pemecahan masalah (Transformasi)
- Metoda evaluasi (Konvergensi)
Metoda perancangan ini digunakan untuk mencapai tujuan penilitian yaitu merancang sebuah Apartemen Khusus Karyawan Operasional Bandara
Kualanamu di kawasan Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis,
Kabupaten Deli Serdang.
3.2. Tahapan Analisis Data
55
dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa langkah awal dari analisis data adalah mengumpulkan data yang ada, menyusun secara sistematis, kemudian mempresentasikan hasil penelitiannya kepada orang lain. Tahapan analisis data yang akan dilakukan untuk menyelesaikan rancangan penelitian ini adalah :
1. Pegumpulan data
Pada tahap ini, dilakukan penetapan latar penelitian dan penentuan strategi dan teknik pengumpulan data.
2. Pengolahan dan pemaknaan data
Pada tahap ini, dilakukan pengolahan data dengan analisis data kualitatif yang dilakukan sampai tidak diperoleh informasi baru
3. Pemunculan konsep
Tahap ini menggunakan hasil analisis tahap sebelumnya dan hasil tersebut akan memunculkan teori/landasan yang dapat menyelesaikan permsalahan perancangan dan menyediakan keterangan terhadap fenomena yang ditemui 4. Pelaporan hasil penelitian
Laporan hasil penelitian merupakan kelengkapan proses penelitian yang harus dipenuhi oleh para peneliti dalam kegiatan penelitian
3.3. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, yakni subjek penelitan atau informan yang berkenaan dengan variabel yang diteliti atau data yang diperoleh dari responden secara langsung (Arikunto, 2010:22).
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yang menunjang data primer. Dalam penelitian ini diperoleh dari hasil
observasi yang dilakukan oleh penulis serta dari studi pustaka. Dapat dikatakan data sekunder ini bisa berasal dari dokumen-dokumen grafis seperti tabel, catatan,SMS, foto dan lainlain (Arikunto, 2010:22).
3.4. Teknik Pengumpulan Data
- Metoda Pengumpulan Data
Dalam rangka mengumpulkan data yang diperlukan, beberapa metoda pengumpulan data digunakan, yaitu :
a. Survey lapangan (observasi visual)
Dilakukan dengan mengumpulkan data-data tapak lokasi perancangan berupa foto-foto eksisting keadaan tapak yang bertujuan untuk mendapatkan data otentik pada lokasi perancangan dimana lokasi perancangan berada di Jl. Bandara Udara Kualanamu, Kab. Deli Serdang.
b. Studi literatur
Dilakukan dengan cara mencari informasi dan data aktual dalam bentuk buku, arsip, dokumen atau jurnal yang berkaitan dengan perancangan apartemen.
c. Studi kasus
Dilakukan dengan cara meneliti atau menyelidiki kasus yang sama secara mendalam sehingga diperoleh informasi lengkap mengenai kasus guna memecahkan persoalan yang dihadapi dalam perancangan apartemen.
- Prosedur/Pelaksanaan Pengumpulan Data
Prosedur/pelaksanaan pengumpulan data dimulai dengan penetuan karakteristik dan fungsi bangunan yang akan dirancang dan dilanjutkan dengan penentuan lokasi tapak perancangan. Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan survey lapangan (observasi visual) tapak perancangan unutk mengumpulkan data mengenai kondisi eksisting, dan observasi kegiatan pengunjung. Suvey lapangan tersebut telah dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu:
57
Waktu : 11.00 WIB – selesai
Lokasi : Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang
Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang
2. Hari : Selasa, 15 Maret 2016
Waktu : 10.30 – selesai
Lokasi : Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang
3. Hari : Kamis, 21 April 2016
Waktu : 10.00 – selesai
Lokasi : Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang
4.1. Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan 4.1.1. Analisa Lokasi
Lokasi yang dipilih sebagai lokasi perancangan Apartemen Khusus Karyawan Operasional Bandara Kualanamu terletak di Jalan Lingkungan I, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dan letak
geografis site berada di 3º35’ LU dan 98º48’ BT.
Gambar 4.1 Lokasi Site
Sumber: https://www.google.com/earth/
Potensi yang ada pada lokasi site antara lain :
1. Berada tidak jauh dari pemukiman warga
2. Mudah diakses dari Bandar Udara Internasional Kualanamu
3. Dekat dengan fasilitas pendukung seperti rumah ibadah dan pasar tradisional
4. Memiliki arus lalu lintas dan tingkat kebisingan yang rendah
59
Gambar 4.2 Analisa Lokasi
Sumber: Dokumentasi Pribadi
4.1.2. Analisa Eksisting Site
Lokasi Tapak : Jalan Lingkungan I,
Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Batas Tapak
Utara : Lahan kosong
Timur : Lahan kosong
Barat : Lahan kosong
Selatan : Lahan kosong
Luas Lahan : 1 Ha
Kontur : Relatif Datar
KDB : 70 % Gambar 4.3 Peta Eksisting
GSB : 5 m Sumber: Dokumentasi Pribadi
Ketinggian Maksimal : 46 m
Gambar 4.4 Kondisi Sekitar Site
Sumber: Dokumentasi Pribadi A (Jalan lingkungan
I menuju site)
B (Jalan lingkungan I di depan site)
C (Jalan lingkungan I setelah site)
D (Jalan lokal yang merupakan akses ke Jalan Bandara
E (Kebun jagung) F (Kebun jagung)
G (Ujung jalan lokal yang menuju Jalan Bandara Kualanamu)
61
4.1.3. Analisa Tata Guna Lahan dan Intensitas Bangunan Analisa Tata Guna Lahan
Gambar 4.5 Analisa Tata Guna Lahan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Legenda :
Pemukiman Komersil Instansi
Kondisi :
Site berada pada pengembangan
kawasan hunian (residential
park)
Bangunan di sekitar site adalah
bangunan dengan fungsi hunian
Usulan :
Perancangan Apartemen tepat berada di kawasan ini karena sesuai dengan ketenteuan tata ruang kawasan dan rencana penggunaan lahan
Potensi :
Dengan adanya perancangan apartemen di kawasan ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dari para karyawan Bandara Kualanamu yang memiliki tempat tinggal jauh dari kawasan bandara.
Intensitas Bangunan
Gambar 4.6 Analisa Intensitas Bangunan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.7 Potongan Ketinggian Bangunan
63
4.1.4. Analisa Matahari dan Angin Analisa Matahari
Gambar 4.8 Analisa Matahari
Sumber: Dokumentasi Pribadi Kondisi :
Lokasi site memiliki garis
langit (skyline) yang relatif datar
Ketinggian bangunan
sekitar site 1-2 lantai
Usulan :
Tinggi bangunan yang dirancang dapat disesuaikan dengan bangunan sekitar sehingga bangunan tidak terlalu kontras dengan bangunan sekitarnya
Analisa Angin
Gambar 4.9 Analisa Angin
Sumber: Dokumentasi Pribadi Kondisi :
Angin berhembus dari arah barat laut menuju tenggara. Potensi :
Angin dapat dimanfaatkan untuk mengalirkan udara yang baik pada bangunan, dan bentuk massa bangunan dapat disesuaikan dengan arah sirkulasi angin.
Kondisi :
Sinar matahari pada site tidak begitu mengganggu karena adanya pepohonan di sekitar site.
Usulan :
Bagian bangunan yang
memanjang di orientasi kan kearah utara atau selatan
Sisi bangunan yang
mendapatkan sinar matahari pagi difungsikan sebagai area privat
Sisi bangunan yang
menghadap barat difungsikan sebagai area parkir
Potensi :
65
4.1.5. Analisa Sirkulasi
Deskripsi Jalan di Sekitar Site
Gambar 4.10 Deskripsi Jalan di Sekitar Site
Sumber: Dokumentasi Pribadi Usulan :
Bangunan dapat didesain memiliki area terbuka ditengahnya yang berorientasi dengan arah sirkulasi angin. Sehingga tercipta suatu ruang terbuka yang nyaman.
Bangunan dapat memiliki bukaan lebih besar di bagian yang mendapat sirkulasi angin yang lebih banyak.
Pola Sirkulasi Eksisting
Gambar 4.11 Analisa Pola Sirkulasi Eksisting
Sumber: Dokumentasi Pribadi Legenda :
Jalan Lokal
Jalan Lingkungan II
Jalan Lingkungan I
Sirkulasi kendaraan yang berada di Jalan Lingkungan II memiliki tingkat kepadatan rendah.
Sirkulasi kendaraan yang berada di Jalan Lingkungan I memiliki tingkat kepadatan rendah.
Sirkulasi kendaraan yang berada di Jalan Lokal memiliki tingkat kepadatan sedang.
Potensi :
Pada bahu jalan lingkungan I dan II dapat dirancang sebuah pedestrian yang baik karena didukung oleh lebar bahu jalan yang memadai.
Jalan lingkungan II dapat menjadi akses keluar masuk bagi karyawan yang bekerja di apartemen.
Jalan lokal merupakan jalan penghubung site dengan Jalan Bandara
67
Pencapaian
Gambar 4.12 Analisa Pencapaian
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Legenda :
Akses dari medan melalui Jalan Raya Medan Akses dari Jalan Tol Balmerah
Akses dari simpang kayu besar (Simpang Tol Balmerah) melalui jalan Batang Kuis Site
Pencapaian ke lokasi site dapat di akses melalui :
Medan-Jalan Raya
Medan-Jalan Batang Kuis
Medan Jalan Tol
Balmerah-Jalan Batang Kuis
4.1.6. Analisa Kebisingan
Gambar 4.13 Analisa Kebisingan
Sumber: Dokumentasi Pribadi Jalan Bandara Kualanamu,
yang merupakan jalan kolektor dengan kebisingan pada taraf sedang, karena arus kendaraan yang lancar dan tidak menimbulkan banyak kebisingan.
Jalan Bandara Kualanamu, akan ditanami vegetasi untuk mengurangi kadar kebisingan yang ditimbulkan oleh jalan ini. Vegetasi dapat meredam kebisingan pada jalan. Bagian bangunan yang menghadap jalan ini
difungsikan sebagai ruangan publik
Jalan lingkungan sekitar site yang merupakan akses pejalan kaki, karena itu kebisingan yang ditimbulkan pada jalan ini rendah.
Bagian bangunan yang bersifat privat di rancang agar
69
Tabel 4.1 Deskripsi Penanganan Kebisingan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
4.1.7. Analisa Prasarana
Prasarana yang mendukung site ini antara lain:
Jalan lokal yang merupakan akses ke Jalan Bandara Kualanamu
Fasilitas riol kota
Fasilitas listrik
Fasilitas telepon
Cara Jenis Sifat Kelemahan Keterangan
Bangunan menjauhi kebisingan
Ruang luar
Melemahkan Menghabis
kan jarak antara bangunan dengan sumber kebisingan Sebagai ruang peralihan Menggunakan Buffer
Vegetasi Meredam Membufer
hawa alami dan view dari luar site Dimulai dari area terdekat dengan kebisingan
Pagar Memantulkan
Penyelesaian teknis Bahan bangunan Memantulkan, meredam Peralatan yang mahal Pada selubung bangunan
Kolam Melemahkan Pada
areal taman
Gambar 4.14 Prasarana Sekitar Site
Sumber: Dokumentasi Pribadi
4.1.8. Analisa Vegetasi
Gambar 4.15 Analisa Vegetasi
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Kondisi : Didepan site banyak terdapat pohon pohon rindang. Dan di sekitarnya terdapat pohon yang ukurannya relatif sedang.
Potensi : Vegetasi yang berada di depan site dapat dimanfaatkan sebagai area teduh bagi pejalan kaki karena pohonnya yang rindang.
71
4.1.9. Analisa View
Analisa View ke luar Site
Gambar 4.16 Analisa View ke luar Site
Sumber: Dokumentasi Pribadi A. View menghadap
Jalan Lingkungan I dan kebun jagung
B. View menghadap Jalan Lingkungan I dan lahan kosong
View menghadap Jalan Lokal
Kondisi : View di sekitar site hanya jalan dan kebun jagung Potensi : View yang menghadap ke kebun jagung dapat menjadi view utama karena dapat mendukung hunian yang nyaman dan asri.
Analisa View ke dalam Site
Gambar 4.17 Analisa View ke dalam Site
Sumber: Dokumentasi Pribadi
View ke dalam site bagian ini harus di rancang menjorok kedalam agar tidak mengganggu sirkulasi jalan didepannya.
C. View ke dalam site bagian ini harus di rancang dengan maksimal agar tidak terlalu kontras dan menonjol jika dilihat dari jalan lingkungan yang berada di samping site A. View ke dalam site
bagian ini harus di rancang dengan maksimal agar dapat menyatu dengan
Potensi :
Bagian site yang menghadap jalan lingkungan II dapat dijadikan area masuk bagi karyawan yang bekerja di sana.
Bagian site yang berada di sisi A dapat dijadikan bagian hunian karena berada jauh dari jangkauan jalan yang menimbulkan
73
4.2. Analisa Fungsional
4.2.1. Analisa Kapasitas Penghuni Apartemen
Berdasarkan Laporan keberlanjutan PT Angkasa Pura II tahun 2014 terdapat
405 orang karyawan yang bekerja di Bandara Kualanamu. Karyawan – karyawan
ini terbagi menjadi tiga jabatan, yaitu Manajer sebanyak 51 orang, Administrasi sebanyak 66 orang dan Operasional bandara sebanyak 288 orang. Penghuni apartemen ini, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dikhususkan kepada karyawan operasional bandara.
Apartemen ini seharusnya dapat menampung 288 orang karyawan operasional bandara tersebut, akan tetapi karena adanya keterbatasan lahan dan peraturan mengenai luasan bangunan, maka apartemen ini hanya dapat menampung sebanyak 168 orang, yang merupakan 58.3% dari jumlah seluruh karyawan operasional bandara.
4.2.2. Analisa Jumlah Unit Apartemen
Berdasarkan Laporan keberlanjutan PT Angkasa Pura II tahun 2014, tercatat jumlah karyawan bandara kualanamu yang berusia dibawah 30 tahun sebanyak 188 orang dan 30-55 tahun sebanyak 217 orang. Dapat diasumsikan bahwa karyawan yang berusia dibawah 30 tahun belum berkeluarga dan yang berusia 30-55 tahun sudah berkeluarga. Berikut ini adalah rumusan perbandingan jumlah karyawan yang belum berkeluarga dengan yang sudah berkeluarga:
Karyawan yang belum berkeluarga :
× % = %
Karyawan yang sudah berkeluarga :
× % = %
Dari perhitungan diatas, didapat bahwa perbandingan karyawan yang belum berkeluarga dengan yang sudah berkeluarga adalah :
Diagram 4.1
Perbandingan Karyawan yang Belum Berkeluarga dengan yang Sudah Berkeluarga
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Apartemen ini terdiri dari unit tipe studio dan tipe family. Tipe studio dirancang untuk karyawan yang belum berkeluarga, sedangkan tipe family dirancang untuk karyawan yang sudah berkeluarga. Sesuai dengan jumlah kapasitas yaitu 168, maka jumlah unit apartemen ini berjumlah 65 unit. Jumlah kebutuhan tipe unit apartemen untuk karyawan yang sudah berkeluarga dan yang belum berkeluarga dari total 65 unit apartemen yang ada dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
Jumlah unit apartemen untuk yang belum berkeluarga (tipe studio) = 7/7+9 x 65 unit = 28 unit
Jumlah unit apartemen untuk yang sudah berkeluarga (tipe family) = 9/7+9 x 65 unit = 37 unit
46 % : 54 % = 7 : 9
46% 54%
75
Dari perhitungan diatas, didapatkan jumlah unit apartemen untuk yang belum berkeluarga yang dibutuhkan sebanyak 28 unit dan yang sudah berkeluarga sebanyak 37 unit. Akan tetapi, karena keterbatasan pemilihan desain apartemen dan layout ruang, unit apartemen untuk yang belum berkeluarga dapat dibangun sebanyak 40 unit dan yang belum berkeluarga sebanyak 25 unit.
Tipe unit apartemen ini pun dibagi menjadi empat bagian, yaitu :
Unit Tipe Studio I sebanyak 26 unit
Unit Tipe Studio II sebanyak 14 unit
Unit Tipe Family I sebanyak 21 unit
Unit Tipe Family II sebanyak 4 unit
4.2.3. Analisa Kegiatan Penghuni Apartemen
Penghuni apartemen yang merupakan karyawan Bandara Kualanamu memulai pekerjaannya di bandara pukul 04.30 WIB dan selesai hingga pukul 22.00 WIB. Karyawan bandara ini pulang ke apartemen mulai pukul 22.00 WIB untuk beristirahat.
Diagram 4.1 Kegiatan Penghuni Apartemen
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Perilaku Pengelola Apartemen
Pengelola apartemen yang juga merupakan manager dari apartemen itu
sendiri, datang untuk mengontrol dan mengawasi hal – hal yang dibutuhkan
untuk perkembangan apartemen. Pergi bekerja (04.00 WIB) Pulang bekerja (22.00 WIB) Parkir Kembali ke unit apartemen Istirahat
Diagram 4.2 Kegiatan Pengelola Apartemen
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Perilaku Karyawan yang Bekerja di Apartemen
Karyawan yang bekerja di apartemen adalah staff administrasi, staff pemasaran, teknisi, cleaning service, dan petugas keamanan. Mereka bekerja mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 17.00 dari Senin hingga Jumat.
Diagram 4.3 Kegiatan Karyawan Apartemen
Sumber: Dokumentasi Pribadi
4.2.4. Diagram Hubungan Antar Ruang
Aktivitas Berdasarkan Ruang - Penghuni
Diagram 4.4 Aktivitas Berdasarkan Ruang-Penghuni
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Datang Parkir Bekerja Istirahat Parkir Pulang
77
Aktivitas Berdasarkan Ruang – Pengelola/Karyawan
Diagram 4.5 Aktivitas Berdasarkan Ruang-Pengelola/Karyawan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Aktivitas Berdasarkan Ruang – Teknisi
Diagram 4.6 Aktivitas Berdasarkan Ruang-Teknisi
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Skematik Hubungan Ruang di Apartemen
Diagram 4.7 Hubungan Ruang Apartemen
Sumber: Dokumentasi Pribadi
4.2.5. Program Ruang
Program Ruang Unit Apartemen Tabel 4.2 Program Ruang Unit Apartemen
No. Tipe Standard Luas (M2)
1. One bedroom Apartemen : 36 – 54 m2 24
- 1 Ruang Tidur - Ruang Tamu
- Dapur + Ruang Makan - Kamar Mandi
- Ruang Cuci-Jemur
8 4 6 3 3 Kapasitas Penghuni Total Unit 1-2 org 40 unit
2. Two-Bedroom Apartemen : 45 – 90 m2 48
- 2 ruang tidur - Ruang Tamu
- Dapur + Ruang Makan - Kamar mandi
- Ruang Cuci-Jemur
20 5 8 4 3 Kapasitas Penghuni Total Unit 2-4 orang 21 unit
3. Three-Bedroom Apartemen : 85 – 140 m2 96
-1 ruang tidur + kamar mandi
-2 ruang tidur
-Ruang Tamu
-Ruang Tengah
-Dapur + Ruang Makan
-Kamar mandi
-Ruang Cuci-Jemur
18 23 12 8 28 4 3 Kapasitas Penghuni Total Unit 3-4 orang 4
Total Kapasitas Penghuni maksimum
168 orang
Total Unit Seluruh Tipe 65 unit
Luasan Seluruh Tipe Apartemen
2352 m2
79
Program Ruang Pengelola Apartemen Tabel 4.3 Program Ruang Pengelola Apartemen
No. Ruang Standard Kapasitas Luas
(M2)
Sumber
1. Ruang
Manager 0,15 m2 x
jumlah unit (90 unit)
1 unit 12 P
2. Ruang Staff
Administrasi 5 m2/orang
3 orang 12 P
3. Ruang
Pemasaran 0,12 m2 x jumlah unit (90 unit)
1 unit 12 P
4. Ruang
Personalia 0,12 m2 x jumlah unit (90 unit)
1 unit 12 P
5. Ruang
Pertemuan
1 unit 20 P
6. Kamar
Mandi/Wc
Kantor dengan 5 ruang kerja cukup 1 WC (minimal) 16 m2/unit
1 unit 40 DA
Total Luas Bagian Pengelola Apartemen
108 m2
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Program Ruang Kegiatan Pelayanan Tabel 4.4 Program Ruang Kegiatan Pelayanan
No. Ruang Standard Kapasitas Luas
(M2)
Sumber
1. Ruang Karyawan
(Asumsi 18 orang):
- R. Seragam &
Locker
- Pantry
0,6 m2 x jumlah karyawan 25 m2/unit 30 m2/unit
1 unit 1 unit 2 unit 24 24 40 P TS P
- Musholah
- Kamar
Mandi/WC
16-30 pekerja membutuhkan 2 unit kamar mandi 16 m2/unit
2 unit 48 Peratura
n Menteri Perburuh an No. 7 Tahun 1964 Pasal 6 136
2. Ruang Mekanikal
:
- Ruang
penampung air bersih
- Ruang
pengolah air kotor
- Ruang pompa
- Ruang genset
- Ruang pre
laundry
- Ruang pre
sampah
- Ruang panel
- Ruang mesin
Lift
135-225 liter/orang/hari 225 liter x 280 orang = 63000 liter/hari 63000 liter = 0,063 m3 Asumsi : 0,063 m3/tinggi bak penampung (3 m) = 0,021 m2/280 org/hari
8 m2 25 m2 24 m2 3 m2 3 m2
6 m2
15 m2 /unit
1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 2 unit/lantai = 14 2 unit/lantai = 14 7 unit 2 unit 32 16 16 16 84 84 42 30 SBT Asumsi HPD HPD Asumsi Asumsi Asumsi SBT
3. Ruang
Keamanan/Securi
ty
8 m2/unit 1 unit 24 Asumsi
Total Luas
Bagian Pelayanan
480 m2
81
Program Ruang Kegiatan Penunjang Tabel 4.5 Program Ruang Kegiatan Penunjang
No. Ruang Standard Kapasitas Luas (M2)
Sumber
1. Ruang
Komunal
0,7 m2/orang
4 unit 48 Asumsi
2. Klinik dan
Toko Obat
0,9 m2/orang
1 unit 72 Asumsi
3. ATM Center 0,6
m2/orang
1 unit 32 Asumsi
4. Minimarket 0,9
m2/orang
1 unit 64 Asumsi
Total Luas Bagian Penunjang
216 m2
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Ruang Parkir Tabel 4.6 Program Ruang Parkir
No. Ruang Standard Kapasitas Luas
(M2)
Sumber
1. Parkir
Apartemen : Mobil
Sepeda Motor
2,3 m x 5,5 m/mobil
Satu mobil setiap satu unit
apartemen 65 unit = 65 mobil 0,75 m x 2 m/motor Diperkirakan lebih 50% dari jumlah mobil 65 mobil = 65 + 50%65 = 97 motor 65 mobil 97 motor 822,25 145.5 SBT Total Luas Parkir 967,75 m2
Total program ruang yang dibutuhkan adalah :
Tabel 4.7 Total Program Ruang yang di Butuhkan
No. Kelompok Ruang Luas
1. Tipe Apartemen 2352 m2
2. Pengelola Apartemen 108 m2
3. Kegiatan Pelayanan 480 m2
4. Kegiatan Penunjang 216 m2
5. Parkir 967,75 m2
Total Luas 4123,75 m2
Sirkulasi (36%) 1484,55 m2
TOTAL 8400,72 m2
Sumber: Dokumentasi Pribadi
[image:31.595.188.439.397.666.2]4.2.6. Analisa Zoning
Gambar 4.18 Analisa Zoning
83
4.3. Analisa Teknologi
4.3.1. Analisa Stuktur dan Konstruksi Analisa Struktur
Struktur bangunan terdiri dari:
a. Pondasi bangunan (Sub Structure)
Dalam memilih pondasi yang sesuai untuk Apartemen Khusus
Karyawan Operasional Bandara Kualanamu,ada beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan, yaitu:
Keadaan tanah pondasi
- Bila tanah pendukung pondasi terletak pada 2-3 meter di bawah
permukaan tanah, maka pondasinya yaitu pondasi telapak.
- Bila tanah pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 meter di
bawah permukaan tanah maka pondasi yang dipakai ialah pondasi tiang / tiang apung.
- Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar
20 meter di bawah permukaan tanah maka pondasi yang dipakai ialah pondasi tiang pancang.
- Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman 30 meter
di bawah permukaan tanah, maka pondasi yang dipakai ialah tiang baja atau tiang yang dicor ditempat.
Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya, harus memperhatikan:
- Kondisi beban
- Sifat dinamis bangunan
- Kegunaan dan kepentingan bangunan
Batasan-batasan dari sekelilingnya
Ditinjau dari segi pelaksanaannya, khususnya bila ada di dalam kota, ada beberapa keadaan dimana diusahakan dengan cara apapun untuk memasukkan kondisi lingkungan ke dalam pertimbangan perancangan.
b. Badan dan Atap Bangunan (Upper Structure)
Struktur Badan
Pemilihan struktur badan berdasarkan pertimbangan dapat memenuhi fungsi bangunan serta ekonomis, tahan gempa, dan mudah dalam pelaksanaannya.
Rangka Atap
Struktur atap merupakan struktur atap yang menggunakan truss atau rangka kaku yang ringan, efisien, dan dapat mengekspresikan bentuk bangunan dengan bebas.
Analisa Konstruksi
Metode konstruksi yang dilakukan untuk pembangunan apartemen ini antara lain sebagai berikut :
Sebelum melakukan pembangunan, yang pertama dilakukan adalah:
1. Pembersihan lahan
2. Pemasangan pagar pembatas area pembangunan
3. Pembangunan dan pemasangan direksi kit
4. Pemasangan blow plank
Alat berat yang digunakan dalam pekerjaan lahan adalah shovel dan
excavator.
Setelah pekerjaan lahan, dilakukan pencegahan bahaya longsor
dengan struktur dinding penahan tanah, kemudian dimulailah pekerjaan galian.
Pengecoran dasar basement, kolom, balok, dan plat lantai
dikerjakan secara bertahap dari lantai terbawah ke lantai teratas setelah pekerjaan galian selesai.
Setelah itu dilakukan pekerjaan pondasi, dimana pada bangunan ini
menggunakan pondasi tiang pancang dan pondasi rakit.
Setelah pekerjaan pondasi selesai, dilakukan pekerjaan struktur
85
Kolom dan balok bangunan dengan struktur baja disiapkan di
pabrik kemudian dipasang di lapangan dengan menggunakan baut tegangan tinggi.
Selanjutnya, diatas balok baja dipasang plat baja dan tulangan baja
yang berbentuk jarring kemudian dicor dengan adukan beton.
Profil baja juga diberikan pelindung terhadap api.
Pengecoran beton dilakukan dengan mengangkut adukan beton dari
bawah ke elevasi lantai dengan ember semen ukuran besar.
Setelah itu dimulailah pekerjaan instalasi bangunan.
Rangkuman urutan tahapan pekerjaan diatas adalah:
1. Pekerjaan lahan/site
2. Penggalian tanah dan pekerjaan basement
3. Pekerjaan pondasi (dengan kolom dan balok baja yang dicetak di
pabrik)
4. Pemasangan kolom dan balok
5. Pemasangan plat baja, jarring dan tulangan geser
6. Pengecoran plat baja yang berfungsi sebagai plat lantai
7. Instalasi
8. Finishing
4.3.2. Analisa Utilitas 4.3.2.1. Elektrikal
Sumber arus dari PLN dan dari generator sebagai energi
cadangan. Jika arus dari PLN padam, sebelum generator bekerja, digunakan satu daya bebas gangguan Uninterupted
Power Supply ( UPS ).
Penempatan generator di ground.
Penempatan Shaft Elektrikal pada Core.
Diagram 4.8 Skematik Sistem Elektrikal
Sumber: Dokumentasi Pribadi
4.3.2.2. Sanitasi
Air Kotor
Sebelum dibuang ke saluran pembuangan kota, air kotor harus melewati proses treatment terlebih dahulu
Diagram 4.9 Skematik Sistem Sanitasi Air Kotor
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Kloset Urinoir
Septic Tank R. Chlorinasi Pompa
Saluran Pembuangan
Kota PLN u/TraGard
fo Metera n Main Panel Panel Lighting Generato Panel Power
Panel Distrib usi
87
Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM, bila mengalami kerusakan, maka sumur bor akan digunakan sebagai sumber air cadangan.
Diagram 4.10 Skematik Sistem Sanitasi Air Bersih
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Air Buangan
Sebelum dibuang ke saluran pembuangan kota, air buangan harus terlebih dahulu melalui proses treatment.
Diagram 4.11 Skematik Sistem Sanitasi Air Buangan
Sumber: Dokumentasi Pribadi Reservoir Atas Toilet Sprinkler Chiller Fire extinguser Pompa Reservoir Bawah Pompa Sumur Bor
Pompa Fire
Hydrant Meteran
PDA
Dapur Toilet Washtafel
Penampungan Water
Treatment Pompa
Saluran Pembuangan
Kota
4.3.2.3. Pengkondisian Udara
Sistem penghawaan dapat dibagi dua yaitu :
- Penghawaan alami
[image:37.595.116.513.260.518.2]- Penghawaan buatan
Tabel 4.8 Analisa Sistem Penghawaan
Penghawaan alami Penghawaan buatan
Keuntungan - Biaya lebih murah
- Dapat dimodifikasi
untuk membentuk estetis bangunan
- Dapat merata disetiap
ruangan
- Tingkat kelembaban
dan suhu dapat dikontrol.
- Udara yang dialirkan
Kerugian - Kenyamanan yang
tercipta tidsk dapat dikontrol.
- Tidak dapat merata
disetiap ruang
- Bergantung terhadap
- Biaya lebih mahal
- Dibutuhkan ruang yang
besar sebagai tempat
peletakan peralatan
penghawaan.
- Membutuhkan bantuan
energi.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Kenyamanan thermal secara alami dapat diperoleh dengan cara :
- Penggunaan sun screen dan shading
- Penggunaan kaca reflektif
- Penggunaan sistem kaca ganda
- Penggunaan air pendingin
- Penggunaan blower (roof fan) untuk
89
Kenyamanan thermal secara buatan dapat diperoleh dengan cara:
- Penghawaan sistem AC Central
- Penghawaan sistem AC Packege (split)
4.3.2.4. Pencahayaan
Pencahayaan alami
Dengan pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan alami pada ruang- ruang yang memungkinkan diberi bukaan jendela.
Pencahayaan buatan
Untuk ruang-ruang yang tertutup, dan juga pada ruang-ruang tertentu yang bertujuan untuk menimbulkan suasana ruangan seperti lampu sorot (spot
light).
Tabel 4.9 Analisa Pencahayaan
Pencahayaan alami Pencahayaan buatan
- Biaya murah
- Pengaturan intensitas cahaya sulit
- Bergantung terhadap iklim dan
cuaca
- Baik digunakan untuk ruangan
dengan dimensi yang besar (hall atau area publik)
- Biaya lebih mahal
- Intensitas cahaya dapat diatur
- Sudut pencahayaan dapat
dikontrol
- Baik digunakan untuk
ruang-ruang khusus dan ruang-ruang dengan dimensi kecil
Sumber: Dokumentasi Pribadi
4.3.2.5. Sistem kebakaran
Sistem pemadam kebakaran terbagi atas tiga yaitu:
1. Pencegahan
a. Deteksi asap
b. Deteksi panas
2. Penanggulangan
a. Fire hydrant : Melayani area seluas 500-800 m2
b. Fire extinguser : Melayani area seluas 200-250 m2
c. Pilar hydrant : Diletakan di luar bangunan
d. Sprinkler : Melayani area seluas 10-25 m2/spinkler yang bekerja secara
otomatis untuk memadamkan api sedini mungkin
Penyelamatan dengan menggunakan tangga kebakaran. Syarat tangga kebakaran adalah:
- Terbuat dari bahan tahan api
- Terdapat penekanan asap
- Di lantai dasar langsung ke luar ke alam bebas
- Radius penempatan kira-kira 40 m
4.3.3. Analisa dan Penerapan Tema
Arsitektur tropis adalah sebuah konsep desain yang beradaptasi dengan lingkungan yang tropis tetapi tidak melupakan sisi estetika. Hal yang paling utama adalah sebuah respon positif dari efek iklim tropis itu sendiri, selain itu juga harus diperhatikan segi material, sirkulasi udara, dan pencahayaan alami. Lingkungan yang tropis memiliki iklim dengan panas yang menyengat, pergerakan udara, dan curah hujan yang cukup tinggi, oleh karena itu dalam konsep arsitektur tropis ada upaya yang harus dicegah dari timbulnya efek iklim tropis. Seperti faktor kelembaban, perubahan suhu, dan kesehatan udara.
Permasalahan iklim tropis Matahari
91
Gambar 4.19 Orientasi Bangunan
Sumber:http://en.wikipedia.org/wiki/File:30_St_Mary_Axe,_%27Gherkin%27.JPG)
Panas matahari pagi sangatlah baik untuk kesehatan, maka bagian timur
cenderung dibuka untuk memasukan sinar matahari, akan tetapi dibatasi hanya sampai jam 09.00 selebihnya dari itu sifatnya terik dan menyengat, sedangkan sinar matahari di barat membawa pengaruh buruk untuk bangunan, sebaiknya diantisipasi, dengan tritisan atau double layer (titik puncak panas 14.00 jam 2 siang).
Parameter Arsitektur Tropis
Faktor kenyamanan dalam bangunan di daerah beriklim tropis merupakan hal terpenting, kendala utama pada iklim tropis adalah temperatur dan kelembaban udara yang tinggi sepanjang tahun, maka perlu antisipasi untuk mencapai kenyamanan thermal yang ideal.
Temperatur efektif sekitar 20°C - 26°C
kelembaban udara sekitar 60%
Pergerakan udara 0,25 – 0,5 m/s
Beberapa parameter yang juga perlu diperhatikan selain kenyamanan thermal: 1. Orientasi
Orientasi bangunan terhadap mata angin mempengaruhi perletakan lubang - lubang permukaan dinding, perencanaan yang tepat dapat menghinadari masuknya sinar dan panas matahari tapi dapat menggunakan sky light sebagai pencahayaan alami dan aliran udara sebagai penetralisir
kelembaban udara. 2. Isolasi
Isolasi terhadap panas, hujan dan partikel-partikel yang dibawa oleh angina sangat diperlukan bagi bangunan di daerah tropis.
Shading
Shading atau pembayangan adalah upaya mematahkan sinar matahari, karna sinar matahari membawa panas yang tidak baik untuk thermal bangunan
High Cross Ventilation
Aliran udara yang baik dalam bangunan selain menetralisir udara juga dapat menetralisir kelembaban udara
Pemanfaatan Tanaman
Tanaman biasanya juga dapat berfungsi sebagai barier, pemecah udara maupun filter debu, pemilihan tanaman yang tepat dapat mempengaruhi iklim mikro dan dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik karena hasil dari fotosintesisnya
Roof Ventilation
93
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1. Konsep Dasar (Penerapan Tema dalam Bangunan)
Gambar 5.1 Konsep Dasar
[image:42.595.139.532.214.499.2]Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 5.2 Konsep Dasar Bangunan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 5.3 Fasad Bangunan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
5.2. Konsep Perancangan Tapak 5.2.1. Konsep Sirkulasi Kendaraan
Konsep perletakkan masuk dan keluar untuk kendaraan muncul sebagai respon dari hasil analisa pencapaian ke arah site.
Gambar 5.4 Konsep Sirkulasi Kendaraan
95
5.2.2. Konsep Sirkulasi Pejalan Kaki
[image:44.595.149.494.181.409.2]Sirkulasi pejalan kaki di desain mengelilingi bangunan, agar mempermudah akses pejalan kaki yang ingin berjalan disekitaran bangunan.
Gambar 5.5 Konsep Sirkulasi Pejalan Kaki
Sumber: Dokumentasi Pribadi
5.3. Konsep Perancangan Bangunan
Gambar 5.6 Konsep Ruang dalam Bangunan (lantai I)
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Zonasi ruang dalam bangunan meliputi zonasi vertikal ataupun horizontal. Bangunan terdiri dari 8 lantai. Pembagian area utilitas (servis), parkir, publik, semi
publik, dan privat sebagian besar secara jelas terlihat pada zonasi vertikal. Area utilitas (servis) berada di bagian belakang bangunan yang mempunyai massa terpisah dari bangunan. Lantai 1 merupakan area publik dan semi publik, dan lantai 2 sampai dengan lantai 8 merupakan privat.
Gambar 5.7 Konsep Rang dalam Bangunan (lantai hunian)
Sumber: Dokumentasi Pribadi
5.4. Konsep Perancangan Struktur Bangunan
97
Gambar 5.8 Konsep Struktur Bangunan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
5.5. Konsep Perancangan Utilitas Bangunan 5.5.1. Sistem Penyediaan Air Bersih
Sistem penyediaan air bersih berasal dari sumber air bersih PAM (Perusahaan Air Minum). Air bersih didistribusikan dengan menggunakan sistem pompa ke atas dari lantai dasar yang selanjutnya disalurkan ke setiap lantai bawahnya dengan memanfaatkan gravitasi dan dibantu oleh pompa.
Gambar 5.9 Skematik Suplai Air Bersih
Sumber: Dokumentasi Pribadi
5.5.2. Pengolahan Limbah
[image:47.595.189.387.249.429.2]Penanggulangan air kotor memerlukan pengolahan yang baik dengan mempertimbangkan kesehatan lingkungan dalam dan luar bangunan (terutama bau tak sedap atau polusi udara), efektifitas dan efisiensi pengolahan, keamanan dan kenyamanan pemakai bangunan.
Gambar 5.10 Skematik Pengolahan Limbah
Sumber: Dokumentasi Pribadi
5.5.3. Sistem Perancangan Kebakaran
Gambar 5.11 Skematik Perancangan Kebakaran
[image:47.595.198.373.538.713.2]99
5.5.4. Sistem Elektrikal
[image:48.595.206.395.193.420.2]Sumber daya listrik utama bangunan berasal dari PLN melalui jaringan listrik kota.
Gambar 5.12 Skematik Suplai Listrik
Sumber: Dokumentasi Pribadi
6.1. GAMBAR ARSITEKTURAL 6.1.1. LOKASI PERANCANGAN
101
6.1.2. MASTER PLAN
Gambar 6.2 Master Plan Sumber: Dokumentasi Pribadi
6.1.3. PERSPEKTIF
103
[image:52.1191.219.1012.144.701.2]6.1.4. SITE PLAN
Gambar 6.4 Site Plan Sumber: Dokumentasi Pribadi
6.1.5. GROUND PLAN
105
[image:54.1191.262.1023.190.718.2]6.1.6. DENAH
Gambar 6.6 Denah Lantai 1 dan 2 Sumber: Dokumentasi Pribadi
107
Gambar 6.8 Denah Lantai 5-8
Sumber: Dokumentasi Pribadi
109
Gambar 6.10 Detail Denah Unit Sumber: Dokumentasi Pribadi
6.1.7. TAMPAK
111
Gambar 6.12 Tampak Samping Sumber: Dokumentasi Pribadi
113
6.1.8. POTONGAN
Gambar 6.14 Potongan AA’ Sumber: Dokumentasi Pribadi
[image:62.1191.204.1016.131.706.2]115
6.2. GAMBAR STRUKTURAL
[image:64.1191.215.994.166.725.2]6.2.1. PONDASI DAN PEMBALOKAN
Gambar 6.16 Rencana Pondasi dan Pembalokan Lantai 1 Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 6.17 Rencana Pembalokan Lantai 3 dan 4
117
Gambar 6.18 Rencana Pembalokan Lantai 5-7 Sumber: Dokumentasi Pribadi
119
[image:68.1191.232.1035.148.709.2]6.2.2. DETAIL
Gambar 6.20 Detail Pondasi Sumber: Dokumentasi Pribadi
121
Gambar 6.22 Detail Secondary Skin Sumber: Dokumentasi Pribadi
6.3. GAMBAR UTILITAS 6.3.1. SANITASI
123
Gambar 6.24 Rencana Sanitasi Lantai 3 dan 4 Sumber: Dokumentasi Pribadi
125
Gambar 6.26 Rencana Sanitasi Lantai Atap Sumber: Dokumentasi Pribadi
6.3.2. ELEKTRIKAL
127
Gambar 6.28 Rencana Elektrikal Lantai 3 dan 4 Sumber: Dokumentasi Pribadi
129
6.3.3. KEBAKARAN
Gambar 6.30 Rencana Proteksi Kebakaran Lantai 1 dan 2 Sumber: Dokumentasi Pribadi
131
Gambar 6.32 Rencana Proteksi Kebakaran Lantai 5-8 Sumber: Dokumentasi Pribadi
6.3.4. TELEPON
133
Gambar 6.34 Rencana Telepon Lantai 3 dan 4 Sumber: Dokumentasi Pribadi
135
6.3.5. PENGHAWAAN UDARA
Gambar 6.36 Rencana Penghawaan Udara Lantai 1 dan 2 Sumber: Dokumentasi Pribadi
137
Gambar 6.38 Rencana Penghawaan Udara Lantai 5-8 Sumber: Dokumentasi Pribadi
6.4. FOTO MAKET
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Terminologi Judul
Judul dari perancangan ini adalah Apartemen Khusus Karyawan
Operasional Bandara Kualanamu. Berikut merupakan penjelasan terhadap judul
perancangan tersebut :
Apartemen
Apartemen adalah bangunan hunian yang dipisahkan secara horizontal dan vertikal, agar tersedia hunian yang berdiri sendiri dan mencakup bangunan bertingkat rendah atau bertingkat tinggi, dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan standart yang telah ditentukan. Dengan ciri-ciri umum sebagai berikut :
1. Memiliki jumlah lantai lebih dari satu
2. Terdiri atas beberapa unit hunian dalam satu lantai
3. Setiap unit hunian terdiri atas minimal 3 macam ruang yaitu ruang tidur, dapur
dan kamar mandi
4. Setiap penghuni akan saling berbagi fasilitas yang ada pada apartemen
5. Sirkulasi vertikal berupa tangga atau lift, sedangkan sirkulasi horizontalnya berupa koridor
6. Setiap unit mendapatkan jendela yang menghadap ke luar bangunan.
Apartemen Khusus merupakan apartemen yang hanya dipakai oleh kalangan tertentu saja, dan biasanya dimiliki suatu perusahaan atau instansi yang dipergunakan oleh para pegawai maupun tamu yang berhubungan dengan pekerjaan.
Karyawan
Karyawan adalah setiap orang yang menyediakan jasa (baik dalam bentuk pikiran maupun dalam bentuk tenaga) dan mendapatkan balas jasa ataupun kompensasi yang besarannya telah ditentukan terlebih dahulu (Hasibuan, 2002).
Karyawan Operasional Bandara
Karyawan yang memastikan proses keberangkatan dan kedatangan pesawat berjalan lancar, mengatur pelayanan penumpang di terminal dan kargo, serta pos di
cargo area. Karyawan ini berada dibawah pengelolaan PT. Gapura Angkasa.
Bandara Kualanamu (Kualanamu International Airport/KNIA)
Bandara Kualanamu adalah bandar yang terletak di kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 39 km dari pusat kota Medan, dan dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Angkasa Pura II.
Berdasarkan pengertian diatas, maka Apartemen Khusus Karyawan
Operasional Bandara Kualanamu adalah sebuah bangunan hunian vertikal yang
hanya dipakai oleh kalangan tertentu saja, yaitu karyawan operasional Bandara Kualanamu, dan dimiliki suatu perusahaan atau instansi, yaitu PT. Gapura Angkasa, yang dipergunakan oleh para pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan.
2.2. Tinjauan Umum Proyek
Pembangunan proyek apartemen untuk karyawan ini memiliki prospek yang sangat baik. Kebutuhan akan karyawan khususnya karyawan operasional yang bekerja di Bandara Kualanamu akan semakin meningkat seiring dengan penerapan konsep aerotropolis pada bandara tersebut.
Diagram 2.1 Peningkatan jumlah karyawan di bandara dari tahun 2008-2012
9
Diagram 2.2 Peningkatan jumlah karyawan di bandara dari tahun 2009-2013
Sumber: Laporan Tahunan PT. Angkasa Pura II
Diagram 2.3 Peningkatan jumlah karyawan di bandara dari tahun 2010-2014
Sumber: Laporan Tahunan PT. Angkasa Pura II
Dari diagram diatas, dapat dilihat bahwa jumlah karyawan cenderung meningkat. Rata – rata peningkatan jumlah karyawan dari tahun 2008 – 2014 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 2.1 Peningkatan Jumlah karyawan per Tahun 2008-2014
Tahun Jumlah Karyawan Peningkatan
2008 7024
2009 7394 370
2010 7783 389
2011 8193 380
2012 8301 108
2013 7900 -401
2014 8471 571
Jumlah 1417
Rata - rata 202
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Dari tabel diatas didapat rata – rata peningkatan jumlah karyawan sebanyak 202 orang per tahunnya, walaupun pada tahun 2013 ke-2014 terjadi penurunan yang disebabkan pemindahan bandara dari Bandara Polonia ke Bandara Kualanamu. Jumlah karyawan pada batas maksimum yaitu tahun 2025, tahun dimana Bandara Kualanmu berada pada fase pembangunan terakhir, dapat dihitung sebagai berikut:
2025-2014 = 11 tahun
11 tahun x 202 = 2222 orang
2014 + 11 tahun = 8471 + 2222
= 10693 orang
Dapat disimpulkan bahwa pertambahan karyawan yang semakin banyak
menjadi salah satu alasan akan berkembangnya hunian – hunian untuk karyawan
yang bekerja di bandara.
2.2.1. Tinjauan Fungsi 2.2.1.1. Pengertian Apartemen
Apartemen adalah suatu ruang atau rangkaian ruang yang dilengkapi dengan fasilitas serta perlengkapan rumah tangga dan digunakan sebagai tempat tinggal. (Harris; 1975; 20). Menurut buku Site Planning (1984 : 252), apartemen
11
indoor) access and are enclosed by a common structural envelope...”, yang berarti
beberapa unit hunian yang saling berbagi akses yang sama dan dilingkupi oleh struktur kulit bangunan yang sama. Menurut Time Saver Standard (1983) satu unit apartemen setidaknya terdiri dari kamar tidur, kamar mandi, runag tamu, dapur dan ruang santai.
Menurut Stein (1967), sebuah ruangan atau beberapa susunan dalam beberapa jenis yang memiliki kesamaan dalam suatu bangunan yang digunakan sebagai rumah tinggal. Menurut Endy Marlina (2008: 86) dalam bukunya yang berjudul Perancangan Bangunan Komersial mengatakan bahwa, apartemen adalah bangunan yang membuat beberapa grup hunian, yang berupa rumah flat atau petak bertingkat yang diwujudkan untuk mengatasi masalah perumahan akibat kepadatan tingkat hunian dari keterbatasan lahan dengan harga yang terjangkau di perkotaan.
2.2.1.2. Fungsi Apartemen
Apartemen sebagai sebuah bangunan hunian mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut :
1. Fungsi Hunian
Apartemen sebagai fungsi hunian ditandai dengan adanya ruang yang meliputi kamar tidur, ruang keluarga, ruang makan, dapur, dan ruang-ruang yang dapat mewadahi aktivitas penghuni yang berlangsung secara rutin.
2. Fungsi Sosial
Di dalam sebuah apartemen, seorang penghuni yang satu dengan yang lain akan saling berinteraksi, sehingga dapat menimbulkan interaksi sosial dalam lingkungan apartemen.
3. Fungsi Pendukung
Fungsi ini merupakan sebuah fungsi sekunder sebagai sebuah pendukung yang dapat menambah tingkat kenyamanan pada fungsi utama hunian. Fungsi pendukung yang biasanya ditambahkan dalam sebuah apartemen dapat berupa:
- layanan olahraga : kolam renang, fitness center, jogging track, lapangan badminton, dan lapangan volley
- layanan komersial : minimarket, cafeteria dan lain-lain
- layanan kesehatan : poliklinik, apotik
4. Fungsi Rekreasi
Sebuah apartemen juga mempunyai fungsi rekreasi, yaitu dalam lingkungan apartemen biasanya terdapat taman ataupun ruang terbuka bagi para penghuninya.
2.2.1.3. Klasifikasi Apartemen
a. Apartemen berdasarkan kategori jenis dan besar bangunan (Imelda
Akmal, 2007) :
1. High-rise Apartemen
Bangunan apartemen yang terdiri atas lebih dari sepuluh lantai yang dilengkapi area parkir bawah tanah, sistem keamanan dan servis penuh.
2. Mid-Rise Apartemen
Bangunan apartemen yang terdiri dari 7-10 lantai.
3. Low-Rise Apartemen
Apartemen dengan ketinggian kurang dari 7 lantai dan penggunaan tangga sebagai sirkulasi transportasi vertikal.
4. Walked-Up Apartemen
Apartemen yang terdiri dari 3 sampai 6 lantai, terkadang memiliki lift. Apartemen ini lebih disukai oleh keluarga besar dan biasanya 1 gedung apartemen hanya terdiri dari 2-3 unit apartemen.
5. Garden Apartemen
Bangunan Apartemen yang terdiri dari 2-4 lantai. Apartemen ini memiliki halaman dan taman disekitar bangunan. Berdasarkan buku
13
Apartemen juga termasuk dalam kategori Apartemen Low-Rise karena memiliki ketinggiannya antara 2-4 lantai. Ciri-ciri lainnya adalah :
Tiap unit hunian memiliki teras dan balkon tersendiri
Memiliki banyak ruang terbuka hijau dan tempat parkir yang dekat
dengan bangunan
Antara Massa Bangunan satu dengan bangunan lain terdapat ruang terbuka yang cukup luas
Biasanya dibangun didaerah kepadatan rendah dan memiliki
maksimal 30 keluarga per hektar
b. Apartemen berdasarkan tipe unitnya (Imelda Akmal, 2007) :
1. Studio
Unit apartemen ini hanya memiliki satu ruang, ruang ini sifatnya multifungsi sebagai ruang duduk, kamar tidur dan dapur yang semula terbuka tanpa partisi. Satu-satunya ruang yang terpisah biasanya hanya kamar mandi. Apartemen tipe studio relatif kecil. Tipe ini sesuai dihuni oleh satu orang atau pasangan tanpa anak. Luas unit ini minimal 20-35 m².
2. Apartemen 1,2,3 kamar/apartemen keluarga
Pembagian ruang apartemen ini mirip rumah biasa. Memiliki kamar tidur terpisah serta ruang duduk, ruang makan, dan dapur. Luas apartemen tipe ini sangat beragam tergantung ruang yang dimiliki serta jumlah kamarnya. Luas minimal untuk satu kamar tidur adalah 25 m², 2 kamar tidur 30 m², 3 kamar tidur 85², dan 4 kamar tidur 140m².
3. Loft
Loft adalah bangunan bekas gudang atau pabrik yang kemudian
dialihfungsikan sebagai apartemen dengan menyekat-nyekat
bangunan besar ini menjadi beberapa unit hunian. Keunikan loft apartment adalah biasanya memiliki ruang yang tinggi, mezzanine
atau dua lantai dalam satu unit. Bentuk bangunannya cenderung berpenampilan industrial. Tetapi, beberapa pengembang kini menggunakan istilah loft untuk apartemen dengan mezzanine atau dua lantai tetapi dalam bangunan yang baru.
4. Penthouse
Unit hunian ini berada di lantai paling atas sebuah bangunan apartemen. Luasnya lebih besar daripada unit-unit dibawahnya. Bahkan, terkadang satu lantai hanya ada satu atau dua unit saja. Selain lebih mewah, penthouse juga sangat privat karena memiliki lift khusus untuk penghuninya. Luas minimumnya adalah 300 m².
c. Apartemen berdasarkan tujuan pembangunan (Imelda Akmal, 2007) :
1. Komersial
Apartemen ini ditujukan untuk bisnis komersial yang mengejar keuntungan atau profit.
2. Umum
Apartemen ini ditujukan untuk semua lapisan masyarakat, akan tetapi biasanya hanya dihuni oleh lapisan masyarakat kalangan menengah kebawah.
3. Khusus
Apartemen yang hanya dipakai oleh kalangan tertentu saja, dan biasanya dimiliki suatu perusahaan atau instansi yang dipergunakan oleh para pegawai maupun tamu yang berhubungna dengan pekerjaan.
d. Apartemen berdasarkan golongan sosial (Savitri dan Ignatius dan
Budihardjo dan Anwar dan Rahwidyasa, 2007) :
1. Apartemen Sederhana
2. Apartemen Menengah
3. Apartemen Mewah
15
Yang membedakan keempat tipe tersebut adalah fasilitas yang terdapat dalam apartemen tersebut. Semakin lengkap fasilitas dalam sebuah apartemen, maka semakin mewah apartemen tersebut. Pemilihan bahan bangunan dan sistem apartemen juga berpengaruh. Semakin baik kualitas material dan semakin banyak pelayanannya, semakin mewah apartemen tersebut.
e. Apartemen berdasarkan penghuni (savitri dan Ignatius dan Budihardjo dan Anwar dan Rahwidyasa, 2007) :
1. Apartemen Keluarga
Apartemen ini dihuni oleh keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anaknya. Bahkan tidak jarang orang tua dari ayah atau ibu tinggal bersama. Terdiri dari 2 hingga 4 kamar tidur, belum termasuk kamar tidur pembantu yang tidak selalu ada. Biasanya dilengkapi dengan balkon untuk interaksi dengan dunia luar.
2. Apartemen Lajang
Apartemen ini dihuni oleh pria atau wanita yang belum menikah dan biasanya tinggal bersama teman mereka. Mereka menggunakan apartemen sebagai tempat tinggal, bekerja, dan beraktivitas lain diluar jam kerja.
3. Apartemen Pebisnis/Ekspatrial
Apartemen ini digunakan oleh para pengusaha untuk bekerja karena mereka telah mempunyai hunian sendiri di luar apartemen ini. Biasanya terletak dekat dengan tempat kerja sehingga memberi kemudahan bagi pengusaha untuk mengontrol pekerjaannya.
4. Apartemen Manula
Apartemen ini merupakan suatu hal yang baru di Indonesia, bahkan bisa dikatakan tidak ada meskipun sudah menjadi sebuah kebutuhan. Di luar negeri seperti Amerika, China, Jepang, dan lain-lain telah banyak dijumpai apartemen untuk hunian manusia usia lanjut. Desain
apartemen disesuaikan dengan kondisi fisik para manula dan mengakomodasi manula dengan alat bantu jalan.
f. Apartemen berdasarkan kepemilikan (Chiara, 1986) :
1. Apartemen Sewa
Pemilik membangun dan membiayai operasi serta perawatan bangunan, penghuni membayar uang sewa selama jangka waktu tertentu.
2. Apartemen Kondominium
Penghuni membeli dan mengelola unit yang menjadi haknya, tidak ada batasan bagi penghuni untuk menjual kembali atau menyewakan unit miliknya. Penghuni biasanya membayar uang pengelolaan ruang bersama yang dikelola oleh pemilik gedung.
3. Apartemen Koperasi
Apartemen ini dimiliki oleh koperasi, penghuni memiliki saham didalamnya sesuai dengan unit yang ditempatinya. Bila penghuni pindah, dapat menjual sahamnya kepada koperasi atau calon penghuni baru dengan persetujuan koperasi. Biaya operasional dan pemeliharaan ditanggung oleh koperasi.
g. Apartemen berdasarkan pelayanannya (Chiara, 1986) :
1. Apartemen Fully Service
Apartemen yang menyediakan layanan standar hotel bagi penghuninya, seperti laundry, catering, kebersihan, dan sebagainya.
2. Apartemen Fully Furnished
Apartemen yang menyediakan perabot dalam unit apartemen.
3. Apartemen Fully Furnished and Fully Service
Apartemen yang menyediakan perabot dalam unit apartemennya dan menyediakan layanan standart hotel bagi penghuninya.
17
Apartemen yang hanya menyediakan ruangan atau unit apartemennya saja.
h. Apartemen berdasarkan jumlah lantai per unit (Chiara, 1986) :
1. Simpleks Apartemen
Apartemen yang seluruh ruangannya terdapat dalam satu lantai.
2. Dupleks Apartemen
Apartemen yang ruangannya terdapat dalam dua lantai.
3. Tripleks Apartemen
Apartemen yang ruangannya terdapat dalam tiga lantai
2.2.1.4. Sejarah dan Perkembangan Apartemen di Indonesia
Apartemen pertama kali di perkenalkan di Indonesia pada tahun 1974 yang dimulai dengan terbangunnya apartemen Ratu Plaza di Jakarta, sebuah apartemen mix-used yang memiliki 54 unit apartemen. Kemudian diikuti oleh apartemen Taman Rasuna yang berada di jalan Taman Rasuna Said di kawasan Kuningan Jakarta Selatan. Kawasan Kuningan merupakan kawasan yang dikelilingi gedung perkantoran sehingga apartemen yang berada di kawasan ini banyak dihuni oleh pekerja. Perkembangan apartemen kemudian semakin meningkat, di Jakarta contohnya, kita dapat melihat banyak apartemen yang sudah dibangun. Di Sumatera Utara sendiri sudah berdiri apartemen beberapa apartemen, contohnya Cambridge
Apartment, Aston dan masih banyak lagi.
Gedung perkantoran yang umumnya berada di kota membuat masyarakat berdatangan ke kota untuk mencari kehidupan yang lebih baik sehingga permintaan akan hunian pun meningkat. Akan tetapi, lahan yang berada di kota tidak cukup untuk memenuhi permintaan rumah bagi tiap-tiap masyarakat sehingga apartemen merupakan pilihan yang tepat untuk memenuhi permintaan akan hunian. Masyarakat kemudian melihat efisiensi akan hunian vertikal ini, selain dapat menjadi tempat tinggal, apartemen yang dekat dengan tempat mereka bekerja juga menambah minat mereka untuk tinggal di sana.
Perkembangan apartemen yang semakin signifikan membuat para pengembang bangunan apartemen mulai bersaing menjadikan apartemen tidak lagi mempunyai fungsi sebagai tempat tinggal saja melainkan juga sebagai penanda strata sosial. Semakin lengkap fasilitas yang diberikan sebuah apartemen, semakin mewah apartemen tersebut. Tidak jarang suatu apartemen juga digabungkan dengan mall sehingga penghuni apartemen mudah memenuhi kebutuhan sehari- hari dan tidak perlu berjalan jauh untuk berbelanja. Inilah alasan mengapa apartemen sekarang umumnya dihuni oleh masyarakat menengah ke atas yang menginginkan kemudahan dalam mewujudkan kebutuhannya. Akan tetapi pembangunan apartemen untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah juga sangat dibutuhkan karena pada umumnya masyarakat golongan ini belum memiliki tempat tinggal yang layak dan tidak mempunyai penghasilan yang cukup untuk membeli sebuah rumah. Harga rumah dan lahan yang mahal di perkotaan membuat masyarakat golongan ini kesulitan, sehingga dengan adanya apartemen untuk masyarakat golongan menengah ke bawah akan sangat membantu mereka.
2.2.1.5. Studi Banding Proyek Sejenis UBM Housing
Arsitek : ID-EA
Lokasi : Jakarta, Indonesia
Arsitek Desain : Elsye Alam
19
Gambar 2.1 Tampak Depan Bangunan
Sumber: http://www.archdaily.com/769550/ubm-housing-id-ea
Gambar 2.2 Tampak Dalam Bangunan
Sumber: http://www.archdaily.com/769550/ubm-housing-id-ea
Proyek UBM Perumahan Universitas Bunda Mulia menanggapi masalah lalu lintas terburuk Jakarta dunia sebagai salah satu kota besar dengan penduduk lebih dari 10 juta dan meningkatnya jumlah out-of-kota siswa yang mendaftar ke universitas setiap tahun. Terletak dengan hanya menempuh lima menit berjalan kaki
dari kampus, seluas 17.600 meter persegi fasilitas perumahan mahasiswa termasuk di tempat mini market, ruang serbaguna, ruang siswa, kantin, laundry, ATM dan garasi parkir bawah halaman dalam.
Gambar 2.3 Halaman dalam Bangunan
Sumber: http://www.archdaily.com/769550/ubm-housing-id-ea
Proyek ini merujuk ke permasalahan kepadatan dan biaya perumahan perkotaan dengan mengembangkan pusat perkotaan yang hidup dalam lingkungan layak huni dan mendorong semangat masyarakat dengan menyediakan ruang interaksi dan koneksi visual tanpa menghilangkan privasi.
Gambar 2.4 Ground Plan
21
Gambar 2.5 Floor Plan
Sumber: http://www.archdaily.com/769550/ubm-housing-id-ea
Unit apartemen terhubung dengan sistem double-loaded koridor yang memiliki bukaan ke arah sudut selatan untuk lobi lift, sudut utara untuk dapur dan bukaan ke arah halaman untuk ruang-ruang bersama yang memungkinkan ventilasi silang. Pemakaian jendela yang tinggi dan sempit mulai dari lantai ke langit-langit dipilih untuk memancarkan cahaya.
Apartemen Adhigrya Pangestu Exclusively For Women
Pengelola : PT Graha Loka Pangestu
Lokasi : Depok, Jawa Barat, Indonesia
Gambar 2.6 Perspektif Bangunan
Sumber : http://apartemenadhigryapangestu.com/
Adhigriya Pangestu Apartemen terletak di Jalan Margonda Raya merupakan Gerbang Utama kota Depok yang sangat strategis dengan akses langsung Ke Universitas Indonesia, Margo City, Universitas Gunadarma dan Rumah sakit Bunda Depok. Sebelum berkembang menjadi Adhigrya Pangestu, perusahaan Griya Pangestu, selama 30 tahun telah menyediakan akomodasi eksklusif khusus bagi para mahasiswi dan wanita secara umum.
Sebagai Adhigrya Pangestu, Griya Pangestu telah menambah pelayanan untuk terus menjaga tradisi memberikan katering kepada pelanggan wanita. Peningkatan pelayanan termasuk konsep baru dari sebuah gedung apartemen dengan banyak lantai untuk mengakomodir kebutuhan wanita yang mencari unit untuk disewa di kota Depok baik untuk jangka waktu menengah sampai panjang. Bangunan yang baru ini akan menawarkan berbagai fasilitas dengan cakupan yang luas seperti salon wanita, pusat fitness modern, kolam renang eksklusif, lounge umum yang luas, skylounge pribadi dan banyak fasilitas lainnya.
Adhigirya Pangestu yang bermakna ” Hunian Adi (megah) yang di
23
Gambar 2.7 Lobi Apartemen
Sumber : http://apartemenadhigryapangestu.com/
Gambar 2.8 Ruang Komunal