http://aerotropolisbusinessconcepts.aero/
Akmal, Imelda. 2007. Menata Apartemen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Allsopp, Bruce. 1977 . A Modern theory of Architecture, Routledge & Kegan Paul
Ltd,London
Angkasa Pura II. 2013. Laporan Tahunan Tahun 2013 Angkasa Pura II. 2014. Laporan Tahunan Tahun 2014
Anonim. 2001. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan
Anonim. 2002. Keputusan Mentreri Perhubungan Nomor KM. 44 Tahun 2002 tentang Tatanan Kebandaraudaraan
Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang. Diunduh dari http://deliserdangkab.bps.go.id/frontend/Subjek/view/id/6 Bahra, Al bin Ladjamudin. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Boim. 2010. Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Diunduh dari
http://budaya-indonesia-sekarang.blogspot.co.id/2010/10/kabupaten-deli-serdang-sumatera-utara.html
Caudill, William Wayne and Pena, William M. 1978. Architecture and you. New York: Whitney Library of Design
bandara-internasional-kualanamu-tingkatkan-daya-saing-sumatera-utara-1048
De Ciara, Joseph & Callender, John Hancock. 1990. Time Saver Standart for Building Types. Texas: Mcgraw-Hill
De Ciara, Joseph. 1984. Time Saver Standard for Residential Developement. Penerbit McGraw-Hill, Universitas Michigan
Enno, Abel. 1994. “Low-energy Building”. Energy and Building Science Journal Frick, Heinz. 2007. Dasar-dasar Arsitektur Ekologi Volume 1 dari Seri
Eko-Arsitektur. Penerbit Kanisius
Harreld, Heather. 2010. Aerotropolis: The Way We’ll Live Next. Diunduh dari http://blogs.kenan-flagler.unc.edu/2010/12/17/aerotropolis-the-way-well-live-next/
Juwana, Jimmy S. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga
Karyono, Tri Harso. 2010. Arsitektur Hijau
Kibert, Charles J. 2012. Sustainable Construction : Green Building Design and Delivery, John Wiley and Sons, 3rd Edition.
Koppleman, Lee & de Chiara, Joseph. 1978. Standar Perencanaan Tapak. Jakarta: Penerbit Erlangga
Kualanamu Airport of Indonesia. Diunduh dari
http://kualanamuairport.co.id/id/general/about-us
Bentuk Arsitektur, Buku Arsitektur
Marlina, Endy. 2008. Panduan Perancangan Bangunan Komersial. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Neufert, Ernest. 1980. Architect Data 1st Edition. London: Granda Publishing Neufert, Ernest. 1996. Data Arsitek Jilid 1 ed ; 3. Jakarta: Erlangga.
Neufert, Ernest. 2002. Data Arsitek Jilid 2 ed; 3. Jakarta: Erlangga. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang. Diunduh dari
http://www.deliserdangkab.go.id/statis-29-kependudukan.html
Poerwadarminta, Wilfridus J.S. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Priatman, Jimmy. 2002. Energy-efficient Architectute, Paradigma dan Manifestasi Arsitektur Hijau
Rapoport, Amos. 1981. Identity and environment: A cross-cultural perspective. In Housing and Identity: Cross-Cultural Perspecrives. Edited by J. S,
Duncan, London: Croom Helm
Tribun Medan. 2014. Konsep Aerotropolis Bandara Kualanamu Disosialisasikan September. Diunduh dari
http://medan.tribunnews.com/2014/08/27/konsep-aerotropolis-bandara-kualanamu-disosialisasikan-september
Vale, Brenda and Robert. 1991. Green Architecture Design fo Sustainable Future Vitruvius, Marcus Pollio. 1486. De Architectura
BAB III
DESKRIPSI PROYEK
3.1Terminologi Judul
Judul dari proyek ini adalah Perancangan Apartemen Hijau di Kawasan Bandara Kualanamu. Dibawah ini adalah beberapa penjelasan tentang judul:
Perancangan adalah tahapan perancangan (desain) yang memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. (Al-Bahra bin Ladjamudin, 2005)
Apartemen adalah suatu ruang atau rangkaian ruang yang dilengkapi dengan fasilitas serta perlengkapan rumah tangga dan digunakan sebagai tempat tinggal.
Hijau yang dimaksud pada judul adalah makna hijau pada bangunan yang dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan),earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan performa sangat baik).
Kawasan adalah daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu, seperti tempat tinggal, pertokoan, industri, dan sebagainya. (KBBI)
Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.
(Undang Undang Republik Indonesia No. 1 Tentang Penerbangan dan PM.69 Tahun 2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional)
lingkungan guna menciptakan kepuasan kepada konsumen dengan kualitas ruang yang maksimal, layak, nyaman dan sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen disertai dengan fasilitas penunjang.
3.2Lokasi
3.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
Penentuan Lokasi Apartemen ditentukan berdasarkan pertimbangan dari faktor– faktor yang mendukung, dalam hal ini lokasi pembangunan fisik Apartemen harus sesuai dengan fungsinya.
Faktor – faktor yang merupakan dasar pertimbangan tersebut adalah: a. Tinjauan terhadap struktur kota
Lokasi memenuhi tinjauan terhadap struktur kota dan sesuai dengan rencana pembangunan daerah, serta sesuai dengan peraturan pembangunan kawasan bandara.
b. Aksesibilitas
Lokasi memenuhi syarat aksesibilitas tinggi dengan tingkat jaringan jalan yang baik, mudah dapat diakses baik dari pusat kota maupun luar kota).
c. Area Pelayanan
Lokasi yang terpilih memiliki akses yang dekat dari pusat kota sebagai pusat kegiatan ekonomi, bisnis, dan pemerintahan.
d. Sarana dan prasarana kota
Lokasi yang dipilih harus dilalui oleh sarana kota seperti jalan, transportasi umum, jaringan utilitas kota.
e. Persyaratan lain : status kepemilikan, nilai tanah, dan peraturan.
Persyaratan lain yang mendukung untuk tercapainya rancangan sesuai dengan peraturan daerah dan nilai tanah di sekitar lahan.
Berdasarkan dasar pertimbangan maka diperoleh kriteria penentu sebagai berikut:
c. Kemudahan transportasi d. Utilitas umum
e. Ketersediaan lahan
Dari dasar pertimbangan dan kriteria penentu diatas diperoleh beberapa alternatif lokasi yaitu:
Alternatif 1 (jl. Bandara Kualanamu, arah menuju pintu masuk Bandara Kualanamu)
Alternatif 2 (jl. Bandara Kualanamu, arah menuju jl. Batang Kuis dari pintu keluar Bandara Kualanamu)
Alternatif 3 (jl. Bandara Kualanamu, arah menuju jl. Batang Kuis dari pintu keluar Bandara Kualanamu)
Gambar 3.1. Peta Beberapa Lokasi Site (Sumber: earth.google.com)
1) Lingkungan :
Nilai dukung daerah sekitar segi pengembangan fungsi bangunan, prospek daerah sekitar pada masa yang akan datang,dan kondisi daerah aman.
2) Ukuran tapak :
Ketersediaan luasan lahan yang memadai.
3) Pencapaian dan sirkulasi :
Pencapaian bagi umum yang bebas dari bahaya jalan masuk dan jalan keluar, Kelayakan pencapaian oleh kendaraan umum dan pejalan kaki.
4) Sifat khas tapak :
Bentuk tapak, pengaruh tapak terhadap perancangan bangunan, kemungkinan orientasi yang diinginkan setiap ruangan.
5) Pelayanan utilitas :
Dari kriteria site yang telah ditentukan, maka untuk menentukan site yang sesuai dengan kondisi yang di harapkan berdasarkan pemilihan alternatif site bagi Apartemen dengan konsep green architecture di kawasan bandara Kualanamu sesuai gambar di bawah ini:
Alternatif A :
Gambar 3.2. Tapak alternatif site 1
Alternatif B :
Gambar 3.3. Tapak alternatif site 2
Terletak di jalan arteri yaitu jl. Bandara Kualanamu (arah menuju jl. Batang Kuis dari pintu keluar Bandara Kualanamu) yang dapat diakses dari jalan arteri lainnya, yaitu jl. Batang Kuis.
Alternatif C :
Gambar3.4. Tapak alternatif site 3
Tabel 3.1. Analisa Pemilihan Lokasi
Lokasi Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
Perniagaan/
Pemerintah Pemerintah Pemerintah
3.2.2 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi sebagai Tapak Rancangan
Tinjauan site terpilih: a) Keadaan Lahan
Lahan = 25.000 m² (2,5 Ha) Kontur lahan = relatif datar
Tinggi lahan = setara jl. Bandara Kualanamu Status proyek = fiktif
Kepemilikan = pemerintah
Lokasi = jl. Bandara Kualanamu (arah menuju pintu masuk Bandara Kualanamu)
Gambar3.5. Tapak terpilih
KDB = 60%
KLB = 4 (max 5 lantai)
GSB = 9 m pada jalan Bandara Kualanamu b) Batas-batas Tapak
Site terletak pada wilayah Kabupaten Deli Serdang dengan batas-batas fisik, sebagai berikut:
1) Sebelah utara : Perkebunan
2) Sebelah selatan : Perkebunan jagung 3) Sebelah timur : Lahan kosong
3.3Tinjauan Fungsi
3.3.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan
Pada suatu bangunan, terdapat penghuni ataupun pengguna bangunan yang akan melakukan aktifitas di dalam maupun di luar bangunan tersebut nantinya. Secara garis besar, penulis membagi pelaku kegiatan di bangunan apartemen ini ke dalam 6 macam yaitu :
1. Penghuni Apartemen
2. Pengunjung Apartemen (tamu) 3. Tenant Pusat Perbelanjaan 4. Pengelola Bangunan 5. Pemasaran
6. Pegawai
Berikut adalah pengertian dan penjabaran para pelaku kegiatan yang tetulis di atas :
Penghuni Apartemen : Merupakan pemilik/ penyewa unit hunian dalam
apartemen. Kegiatan utama penghuni terjadi didalam unit hunian masing- masing, sedangkan interaksi sosial baik antar penghuni maupun dengan masyarakat dapat dilakukan di ruang- ruang terbuka atau pada fasilitas- fasilitas penunjang pada bangunan apartemen.
Masyarakat menengah keatas secara umum merupakan keluarga muda/ kecil, dengan jumlah anak maksimum 3 orang.
Komposisi keluarga dapat diterapkan pada unit hunian berdasarkan jumlah anggota keluarga adalah :
1 orang (single) membutuhkan tipe studio
2 orang (suami- istri) membutuhkan 1 kamar tidur
Pengunjung Apartement : Merupakan orang atau sekelompok orang yang
datang ke apartemen untuk menanyakan informasi atau mengunjungi penghuni apartemen. Pengunjung melakukan kegiatannya baik dengan pihak staff pengelola yaitu pada fasilitas- fasilitas yang dapat digunakan oleh masyarakat umum, maupun penghuni yang dilakukan didalam unit hunian penghuni.
Tenant Pusat Perbelanjaan : Tenant pusat perbelanjaan yaitu penyewa dan
karyawan toko retail, restaurant, atau cafe pada pusat perbelanjaan. Orang yang nenyewa berbagai fasilitas penunjang yang ada di apartemen itu, seperti fasilitas kesehatan (apotik dan
klinik), fasilitas olahraga (fitness center), restaurant, minimarket, dan lain- lain.
Pengelola Bangunan : Pengelola bangunan merupakan sekelompok orang
yang bertugas mengatur operasional bangunan serta berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan administrasi.
Pemasaran : Pemasaran merupakan sekelompok orang yang mengelola event
yang akan diselenggarakan, dan juga sebagai perantara penjualan/penyewaan unit hunian dan unit dagang.
Pegawai Apartemen : Yang dikategorikan sebagai pegawai adalah pekerja
selain pengelola dan pemasaran yang bertugas sebagai cleaning service bangunan, petugas keamanan, petugas parkir, dan driver.
Kegiatan utama yang dilakukan oleh penghuni apartemen adalah beristirahat dan bersantai. Kegiatan utama yang di lakukan pengunjung pusat belanja adalah berbelanja. Kegiatan utama yang dilakukan oleh pedagang adalah berjualan, sedangkan kegiatan utama yang dilakukan oleh pengelola apartemen adalah bekerja untuk mengelola pengoprasian
Berdasarkan jenjang fungsinya, apartemen dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Fungsi utama, yaitu fungsi yang paling besar dari sebuah bangunan. Fungsi utama sebuah apartemen adalah hunian/ pemukiman. Kegiatan yang dilakukan penghuni apartemen relatif sama dengan kegiatan yang dilakukan penghuni pemukiman pada umumnya, hanya saja sedikit berbeda pada penekanan aktivitas, misalnya pada aspek efisiensi. Seperti pada hunian lain, apartemen harus memenuhi kebutuhan ruang untuk mewadadahi aktivitas-aktivitas penghuni yang berlangsung secara rutin. Jenis aktivitas-aktivitas tersebut antara lain, tidur, makan, menerima tamu, berinteraksi sosial, melakukan hobi, bekerja, dan lain-lain.
b. Fungsi pendukung, yaitu fungsi sekunder yang ditambahkan pada sebuah apartemen guna mendukung kenyamanan dari fungsi utaman. Selain itu, hal ini juga dapat membantu aspek pemasaran dari apartemen itu sendiri. Tidak jarang kegiatan pendukung tersebut ditujukan pula untuk menarik kunjungan masyarakat umum (nonpenghuni) ke bangunan apartemen tersebut, meskipun hal ini bergantung pada peruntukan sasaran apartemennya. Fungsi pendukung pada sebuah apartemen dapat dibedakan di antaranya sebagai berikut:
- Layangan olahraga: fitness center, kolam renang, aerobik, dan lain-lain. - Layanan kesehatan: poliklinik, apotek, dan lain-lain.
- Layanan komersial: minimarket, restoran, salon, dan lain-lain.. - Layanan anak: tempat penitipan anak, area bermain, dan lain-lain.
aman dalam melakukan kegiatan utamanya. Ruang tersebut misalnya ruang administrasi, ruang cleaning service, dan ruang satpam.
Sistem Pelayanan dan Aktifitas
Sistem pelayanan yang direncanakan dengan mempertimbangkan faktor- faktor seperti :
- Kenyamanan privasi dan keamanan - Ciri sosial budaya penghuni
- Memberi kebebasan yang terkordinir pada penghuni untuk memilih alternatif sistem pelayan yang disukai, karena pada dasarnya manusia yang berbeda menghendaki kebutuhan pelayanan yang berbeda pula.
Kegiatan yang membutuhkan sistem pelayanan yaitu seperti : 1) Kegiatan parkir penghuni
Pencapaian penghuni. Penghuni mengendarai mobil menuju entrance – penghuni keluar – mobil dikemudikan oleh petugas menuju parkiran (kunci mobil dititipkan di bell captain).
Penghuni ingin menggunakan kendaraan menuju bell captain – pemanggil mobil – dikemudikan petugas – entrance bangunan hunian – pemilik memperoleh mobilnya – keluar.
Untuk penghuni yang tidak merasa bebas dengan sistem tersebut, dapat memarkir mobilnya sendiri.
Pendekatan dengan perancangan:
Setiap tower unit hunian dapat dicapai kendaraan penghuni. Disediakannya ruang Bell Captain.
2) Menerima Tamu
Tamu yang memiliki janji terlebih dahulu
Mencari hunian yang dituju – hall hunian – tekan tombol penghuni melihat tamu dari CCTV – buka pintu.
Tamu yang belum mempunyai janji
Tamu hanya menjemput penghuni (tidak mempunyai kekerabatan yang dekat dengan tamu ), tekan tombol – penghuni turun, sementara itu tamu menunggu di ruang tunggu.
Tamu diterima langsung pada unit hunian (untuk tamu yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan penghuni), penghuni melihat tamu dari CCTV – menerima tamu.
Pengantar kiriman bunga/ kiriman
Hall utama – petugas recepsionist menghubungi penghuni. Penghuni dapat mengambil langsung atau meminta petugas mengantarkannya.
Pendekatan di dalam perancangan:
Ruang tunggu
Ruang penerangan (ruang tombol) Counter informasi pada hall utama
3) Pembantu rumah tangga
Dapat membedakan nilai kenyamanan bagi penghuni karena pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh pembantu.
Privacy dapat diatur dalam perancangan ruang.
Pendekatan dalam perancangan :
4) Mencuci pakaian
Kegiatan mencuci pakaian dapat dilakukan dengan : Mesin cuci yang dapat juga mengeringkan pakaian Pelayanan laundry
Pendekatan perancangan :
Membutuhkan laundry, dan tidak terlalu membutuhkan tempat berjemur.
5) Penitipan anak
Anak dititipkan di ruang baby sitter.
Ibu dapat meminta baby sitter ke unit huniannya.
3.3.2 Deskripsi Perilaku
Berdasarkan sifat aktivitas yang dilakukan perilaku pengguna bangunan Apartemen dapat dikategorikan menjadi 2 kategori, yaitu :
o Bersifat Statis
Perilaku pengguna bangunan yang lebih bersifat menetap pada satu tempat atau ruang. Kebiasaan pengguna ini merupakan kegiatan yang menjadi rutinitas atau sementara dengan intensitas waktu yang lebih lama seperti aktifitas penghuni apartemen, pengelola bangunan apartemen, pekerja di bangunan apartemen, dan karyawan pusat perbelanjaan.
o Bersifat Dinamis
3.3.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
Tabel 3.2. Kebutuhan Ruang Berdasarkan Aktivitas yang Diwadahi
No Fungsi Aktivitas Kebutuhan
Ruang Karakter Ruang
1 Fungsi Utama
Hunian
Tidur Ruang tidur nonformal, rutin Buang air
besar/ buang air kecil
KM/ WC nonformal, rutin
Menyiapkan
makanan Dapur/ Pantry nonformal, bersih
Makan Ruang makan nonformal,
semiprivat, intim
sosial Ruang keluarga
nonformal, semiprivat, intim Bersantai Ruang duduk nonformal,
semiprivat, intim Bekerja Ruang kerja non formal, privat 2 Fungsi Pendukung
Perbelanjaan Minimarket Ruang minimarket, rekreatif, publik
Gudang, privat
Kasir disiplin, privat Layanan
kesehatan
Apotek Ruang pembuatan
obat, privat, bersih
Ruang penyajian
obat, publik, nonformal
Layanan kesehatan
Poliklinik Ruang pendaftaran
pasien, publik, nonformal Ruang tunggu, privat
Ruang periksa semiformal Layanan
makanan
Restoran Dapur, Gudang, privat, nonformal Ruang saji, publik, nonformal
Ruang makan,
publik, nonformal, rekreatif
Kasir privat, nonformal
Layanan penitipan anak
Tempat
penitipan anak Ruang bermain anak,
publik, nonformal, rekreatif Ruang istirahat, privat
Ruang administrasi privat, disiplin Olahraga Olahraga
berenang
Kolam renang, publik, rekreatif Ruang ganti, privat
KM/WC privat
Olahraga
fitness Ruang fitness,
publik, nonformal, rekreatif
Gudang, privat
Ruang administrasi disiplin, privat 3 Fungsi
Pelengkap
Koordinasi
pengelolaan Ruang manager
privat, disiplin, formal
Administrasi pengelolaan
Ruang
Promosi
Ruang rapat, privat, disiplin Pemeliharaan
kebersihan
Ruang cleaning
service, privat, disiplin
Gudang privat
Pengamanan bangunan
Ruang security, privat, disiplin Ruang kontrol/
monitor privat, disiplin
3.3.4 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Persyaratan Bangunan Apartemen
Perencanaan harus memperhatikan kehidupan individual dan kolektif yang merupakan rangkaian macam- macam aktifitas baik yang bersifat rutin maupun yang insidenatil. Apartemen membutuhkan ruang- ruang dengan skala yang manusiawi, kenyamanan dan keamanan.
a. Keamanan
Merupakan suatu keadaan yang bebas dari rasa takut dan bebas dari bahaya yang akan menyebabkan kecelakaan atau penyakit. Tinggal di bangunan vertical dimana kegiatan banyak dilakukan jauh diatas tanah, perlu memberikan pengamanan pada bangunan sebagai kelancaran kegiatan sehari- hari dapat terlihat dari susunan bangunan majemuk yang terdiri dari ruang- ruang pembagi lalu lintas (daerah umum). Sedangkan daerah pribadi menuntut keterpisahan yang satu dengan yang lainnya.
1). Pengamanan hak pribadi agar orang lain (bukan kelompoknya) tidak mendapat kemungkinan pencapaian untuk menjamah benda atau yang dianggap benda milik pribadi.
pribadi dengan daerah umum/ pembagi lalu lintas). Dalam perencanaan keamanan bangunan, perlu pertimbangan-pertimbangan berikut :
1. Komunikasi pos- pos kemanan dengan pusat keamanan 2. Pengawasan dan openerimaan barang
3. Penerimaan dan pelayanan tamu 4. Pemakaian sarana fasilitas umum 5. Perbaikan kerusakan utilitas bangunan 6. Kualitas bangunan
b. Privasi
Privasi adalah kebebasan untuk melakukan aktifitas tertentu tanpa adanya gangguan dari pihak lain. Tingkat privasi dari tiap orang berbeda- beda, biasanya tergantung pada tingkat ekonomi seseorang. Golongan ekonomi menengah keatas mempunyai tingkat privasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan golongan ekonomi bawah.
Layout dan privasi: seluruh bagian unit hunian sebaiknya diatur sedemikian sehingga setiap ruang dapat berfungsi dengan baik tanpa mengganggu ruang yang dapat lain. Suatu kondisi kehidupan yang memberikan kebebasan bagi seseorang tanpa terganggu ruang atau campur tangan pihak lain, baik brupa pandangan mauoun suara (American Public Health Association, Housing, Washington, Tpen 1971). Gangguan terhadap privasi dapat berasal dari dalam bangunan maupun luar bangunan dan dapat membentuk pandangan visual yang langsung/ suara kebisingan polusi getaran.
c. Kenyamanan Bunyi (Akustik)
yang sangat keras, di atas 85 dB, dapat menyebabkan kemunduran yang serius pada kondisi kesehatan seseorang pada umumnya, dan bila berlangsung lama maka kehilangan pendengaran sementara atau permanent dapat terjadi.
d. Fasilitas
Fasilitas merupakan pendukung apartemen untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi penyewa atau penghuni, baik secara membayar lagi ataupun tanpa dipungut biaya tambahan untk fasilitas yang digunakan tersebut. Untuk menambah daya tarik apartemen bagi calon penyewa, maka dapat diberikan suatu fasilitas khusus. Fasilitas tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu :
1) Fasilitas olahraga dan rekreasi
Fasilitas olahraga dan rekreasi yang biasanya terdapat dalam apartemen dengan standar internasional adalah:
Out door : kolam renang, Tennis court, jogging track, taman bermain, dll In door : fitness dan health centre,squash, dll.
2) Fasilitas perkantoran
Pada masa yang akan dating aka nada kecenderungan untuk mengoprasikan pekerjaan dari tempat tinggal (rumah). Untuk mengatisipasi hal tersebut. Maka fasilitas perkantoran yang biasa disediakan adalah, world trade centre, bussines centre, dll.
3) Fasilitas hiburan
Selain berfungsi untuk memenuhi kebutuhan refreshing sehari- hari penghuni, fasilitas hiburan ini juga mempunyai fungsi dalam inyeraksi sosial penghuni, fasilitas tersebut biasanya berupa café, tempat karaoke, dll.
4) Fasilitas kesehatan
Fasilitas ini lebih merupakan sarana untuk pertolongan pertama seperti apotik danklinik.
5) Fasilitas ruang serba guna
Merupakan fasilitas yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan penyewa akan belanja barang maupun bahan makanan untuk kebutuhan sehari- hari.
7) Fasilitas laundry
Fasilitas yang menyediakan jasa pencucian pakaian untuk para penyewa. 8) Fasilitas parkir
Fasilitas ini terbagi dalam tiga peruntukan yaitu untuk tamu, penghuni dan pengelola.
Persyaratan ruang
A) Pencahayaan, bertujuan untuk :
1) Mencapai kenyamanan dan suasanan rileks untuk penglihatan 2) Menunjang penampilan elemen.
3) Menunjang kegiatan yang ada, dalam hal penglihatan.
Penerapan sistem pencahayaan dalam bangunan dapat terdiri atas 2 sistem, yaitu :
1) Pencahayaan alami
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pencahayaan alami :
(a) Menghindari cahaya matahari masuk langsung dalam ruangan dengan cara :
- Pemanfaataan level dan overstek
- Penjaringan sinar matahari dengan sunscreen dan kaca anti ultraviolet. - Pemanfaatan tata hijau( vegetasi )
(b) Sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan - Matahari pagi maksimum pada sudut 45 º - Matahari sore dihindari sampai pada sudut 135º (c) Luas bukaan disesuaikan dengan fungsi ruang : - Unit hunian : 1/8 – 1/6 luas lantai
- Ruang persiapan : 1/8 – 1/6 luas lantai - Lavatory : 1/10 – 1/15 luas lantai - Gudang : 1/10 – 1/5 luas lantai
(sumber : Joseph De Chiara , 1975)
2) Pencahayaan buatan
Sistem pencahayaan buatan di pergunakan apabila : - Penerangan alami tidak dapat memenuhi kebutuhan. - Pada malam hari sebagai penunjang kegiatan.
- Pada ruang- ruang tertentu yang dituntut memiliki efek- efek pencahayaan khusus yang sulit diperoleh jika menggunakan pencahayaan alami.
Kebutuhan pencahayaan untuk bangunan dan fasilitas lingkungannya adalah : (a) Unit hunian : 10 – 20 watt/ m²
(b) Kantor : 20 – 40 watt/ m² (c) Hiburan : 20 – 40 watt/ m²
(d) Ruang mekanik : 20 – 30 watt/ m² (e) Ruang terbuka/ selasar : 15 – 30 watt/m² (f) Lavatory : 5 – 15 watt/ m²
B) Penghawaaan 1) Penghawaan alami
Kenyamanan lingkungan dan ruang- ruang dalam bangunan serta pemenuhan udara segar akan terpenuhi dengan acuan ketentuan- ketentuan :
(a) Perencanaan tata hijau yang baik sehingga mampu menjadi penghalang gerak udara untuk mengurangi pergerakan dan kecepatan angin yang kemungkinan mengganggu aktivitas dalam bangunan.
(b) Menggunakan sistem vebtilasi silang dengan mengutamakan ruang pusat konsentrasi kerja dengan pertimbangan besaran lubang ventilasi. (c) Penggunaan jalusi untuk mengatur udara keatas atau kebawah yang berguna untuk menghilangkan area udara netral.
(d) Memperhatikan perletakan bangunan secara benar dalam hubungannya dengan arah mata angi, kecepatan angin, temperatur serta kelembaban udara.
2) Penghawaan buatan
Sistem penghawaan buatan dimaksudkan untuk mengatur temperatur udara dalam ruang agar tetap terjaga kestabilanny, sehingga dapat menciptakan kenyamanan. Sistem penghawaan buatan merupakan sistem pengkondisianudara untuk mencapai tingkat kelembaban udara yang diinginkan. Untuk kenyamanan ruang secara optimal, misalnya ruang yang digunakan secara kontinyu dan ruangan yang diunakan secara berlaka. Dalam hal pemilihan jenis penghawaaan udara perlu diperhatikan adalah pemeliharaan dan pengoperasian yang lebih mudah dan ekonomis.
BAB IV
METODOLOGI
4.1 Identifikasi Masalah
Mengidentifikasi masalah yang terdapat pada lahan perancangan guna mencari solusi terbaik bagi desain arsitektur.
4.2 Rumusan Masalah
Merumuskan masalah-masalah yang teridentifikasi dan menjadikan potensi lahan perancanagan untuk dianalisa menjadi sebuah keuntungan bagi desain.
4.3 Tujuan Perancangan
Memahami maksud dan tujuan perancangan guna memperoleh pedoman dan orientasi perancangan yang ingin dicapai baik bagi pengguna dan lingkungan sekitarnya.
4.4 Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan perancangan. Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam metodologi ilmiah, karena pada umunya data yang dikumpulkan akan digunakan. Dalam proses ini, diperlukan analisa yang teliti, semakin rumit permasalahan yang dihadapi maka semakin kompleks pula analisis yang akan dilakukan. Untuk dapat melakukan analisis yang baik, diperlukan data / informasi, teori konsep dasar dan alat bantu memadai, sehingga kebutuhan data sangat mutlak diperlukan.
4.4.1 Survei Lapangan/Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer pada dasarnya dapat dilakukan dengan mengumpulkan data yang berkaitan dengan kondisi faktual lapangan maka dilakukan metoda observasi lapangan yaitu melakukan peninjauan langsung ke lokasi wilayah studi/lapangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat observasi lapangan adalah:
- Potensi Fisik Tata Ruang wilayah perencanaan;
- Kondisi sosial budaya, ekonomi dan keuangan;
- Kondisi topografi, kemiringan, daerah genangan dan daya dukung pengembangan fisik kawasan;
- Penggunaan lahan eksisting;
- Pemanfaatan ruang dan kecenderungan perubahan lahan; - Penyebaran fasilitas umum dan sosial;
- Jaringan pergerakan (aksessibilitas/transportasi/sirkulasi); - Jaringan utilitas;
- Kondisi perumahan dan permukiman;
- Kondisi bangunan (bangunan tunggal, rendeng, kopel, tidak bertingkat, bertingkat dan lain sebagainya.)
4.4.2 Studi Literatur/Pengumpulan Data Sekunder
Studi literatur atau pengumpulan data sekunder adalah metoda pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil data sekunder dari berbagai instansi atau dari laporan beberapa instansi terkait. Misalnya data dari kantor/instansi/dinas/badan yang ada dilingkungan Pemerintah Kota Medan, instansi vertikal lainnya, dan sebagainya.
Data-data sekunder yang akan dikumpulkan pada tahap ini antara lain: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara;
Rencana Tata Ruang Kawasan Metropolitan Mebidang;
Deli Serdang Dalam Angka;
Dokumen perencanaan lainnya yang berkaitan dengan wilayah perencanaan.
4.5 Analisa Perancangan
Analisa perancangan dilakukan dengan cara melihat langsung keadaan eksisting yang berada di kabupaten Deli Serdang. Dengan adanya analisa, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah perancangan.
4.5.1 Analisa tapak
4.5.2 Analisa Fungsi
Menganalisa kebutuhan ruang guna memperoleh ruang-ruang yang berfungsi dengan baik dan benar.
4.5.3 Analisa Aktivitas
Menganalisa aktivitas penghuni yang terjadi di ruang luar dan dalam guna memperoleh tata letak yang baik bagi ruang luar dan ruang dalam arsitektur.
4.5.4 Analisa Pengguna
Menganalisa pengguna bangunan yang menggunakan bangunan guna memperoleh ruang-ruang yang diperlukan dalam bangunan.
4.5.5 Analisa Ruang
Menganalisa ruang-ruang yang diperlukan guna memperoleh kesatuan tata letak dan zonasi ruang yang baik dan benar.
4.5.6 Analisa Bentuk
Menganalisa bentuk bangunan guna memperoleh fasade yang baik dan bentuk ruang yang lebih baik bagi pengguna bangunan.
4.5.7 Analisa Struktur
Menganalisa struktur bangunan guna memperoleh bentuk bangunan yang maksimal baik dari segi bentuk maupun luasan.
4.5.8 Analisa Utilitas
Menganalisa utilitas bangunan guna memperoleh utilitas yang berfungsi secara optimal dan tata letak yang baik dan benar.
4.6 Konsep perancangan
Mengumpulkan semua data analisa dan potensi lahan perancangan untuk memperoleh solusi desain yang dijadikan sebagai konsep perancangan.
4.7 Pra-Desain
Membentuk bangunan dasar yang berpedoman pada konsep perancangan dan tema arsitektur yang diambil guna memperoleh bentuk dasar desain arsitektur.
4.8 Desain Akhir
BAB V
ANALISA PERANCANGAN
5.1 Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan
5.1.1 Analisa Intensitas
Gambar 5.1. Analisa Intensitas
Dengan jarak 4,27 km dari bandara Kualanamu, maka lahan perancangan berada di zona 2 kawasan keselamatan operasional penerbangan (KKOP) yang
merupakan zona permukaan kerucut dengan tinggi bangunan mulai dari
46m –150m dengan sudut 15’.
Gambar 5.2. Tinggi Bangunan pada KKOP
Data Intensitas untuk lokasi perancangan adalah
Lokasi tapak : Jl. Bandara Kualanamu, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara Luas lahan : 25.000 m2
KDB : 60%
GSB : 9m pada jl.Bandara Kualanamu Tinggi Bangunan: 6 Lantai
Berdasarkan bangunan sekitar, perancang dapat mengkaji tinggi bangunan yang sesuai dengan KKOP, yaitu bangunan The Crew Hotel yang dibangun di jl. Bandara Kualanamu tepat diseberang lahan perancangan dengan fungsi mixed-use building.
Gambar 5.2. Tinggi Bangunan The Crew Hotel
The Crew Hotel memiliki tinggi 6 lantai bangunan dengan tinggi per
5.1.2 Analisa Matahari
Gambar 5.3. Analisa Matahari
Pada lokasi perancangan terdapat beberapa permasalah dari sinar matahari yang dapat dilihat dari tabel 5.1.
Tabel 5.1. Permasalahan Sinar Matahari
No. Permasalahan Lambang Keterangan
1 Silau
Sinar matahari dapat memberikan sinar yang mengganggu jika bangunan menghadap ke arah
matahari
2 Suhu Panas
Matahari yang terbit dari timur dan terbenam di barat memberikan sinar radiasi panas yang cukup
menyengat di kawasan bandara Kualanamu
Tabel 5.2. Rekomendasi Perancangan Terhadap Sinar Matahari
No. Rekomendasi Gambar Keterangan
1 Orientasi Bangunan
Menghindari posisi bangunan menghadap arah sinar matahari dengan memperkecil luasan gedung yang terkena paparan sinar matahari
2
Pengaturan Pohon dan Lansekap
Mengatur letak vegetasi dan lansekap dengan baik dan benar agar sinar radiasi matahari yang terkena pada
bangunan berkurang dan menjadi lebih sejuk
3 Sunshading
Mengurangi radiasi sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan dengan pemasangan sunshading pada
fasade dan balkon
4 Pergola pada Sidewalk
Menyediakan pergola sebagai solusi pedestrian nyaman dan terhindar panas matahari bagi pejalan kaki
5 Passive Colling
Memberi bukaan pada sisi bangunan dengan void di tengah bangunan sebagai syarat cross ventilation dan
passive colling
6 Water
Feature
Membuat pengairan di sekeliling bangunan dapat berupa kolam ikan dan kolam renang guna menyejukkan
udara di sekitar bangunan
7 Solar Panel
Penggunaan panel surya guna memanfaatkan sinar matahari sebagai
5.1.3 Analisa Angin
Gambar 5.4. Analisa Angin
Pada lokasi perancangan terdapat masalah yaitu angin yang bergerak dengan kecepatan 10km/jam ke Tenggara ini tidak terarah dikarenakan vegetasi tidak beraturan. Angin ini dapat menjadi potensi pendingin bagi bangunan dan penyejuk area sekitar bangunan yang dapat dilakukan dengan mengatur bentuk bangunan, posisi bukaan, dan tanaman pada lansekap. Rekomendasi perancangan dapat dilihat dalam tabel 5.3.
Tabel 5.3. Rekomendasi Perancangan Terhadap Angin
No. Rekomendasi Gambar Keterangan
1 Orientasi Bangunan
Mengatur posisi bangunan menghadap arah angin dengan memperbesar luasan gedung yang
2
Pengaturan Pohon dan Lansekap
Mengatur letak vegetasi dan lansekap dengan baik dan benar agar dapat
mengarahkan angin pada bukaan bangunan untuk pendinginan
3 Kulit
Pelindung
Menggunakan kulit pelindung sebagai pengarah dan pengatur besarnya jumlah angin yang ingin
dimasukkan ke dalam bangunan dapat berupa sunshading
4 Passive Colling
Memberi bukaan pada sisi bangunan dengan void di tengah bangunan
sebagai pendingin pasif pada bangunan
5 Area Hijau
Pemberian area hijau di sekitar bangunan guna sebagai penyejuk
pada bangunan
6 Croos
Ventilation
Memberi bukaan pada sisi bangunan dengan void di tengah bangunan
sebagai syarat terjadinya
Menggunakan balkon sebagai ruang transisi antara kamar dengan ruang luar juga sebagai penangkap angin
8 Bukaan Tiap Lantai
5.1.4 Analisa Kebisingan
Gambar 5.5. Analisa Kebisingan
Pada lokasi perancangan permasalahan yang ada adalah lalu lalang kendaraan menuju dan dari bandara Kualanamu yang menyebabkan kebisingan. Hal ini tidak dapat dihindari karena lahan lokasi perancangan berada di tepi jalan raya Bandara Kualanamu. Adapun Rekomendasi perancangan terhadap kebisingan dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4. Rekomendasi Perancangan Terhadap Kebisingan
No. Rekomendasi Gambar Keterangan
1 Area
Komersial
Mengatur posisi bangunan menghadap arah angin dengan memperbesar luasan
gedung yang terkena angin
2 Buffer berupa vegetasi
Meletakkan vegetasi pada lansekap dekat jalan sebagai pagar penghalang dan peredam kebisingan dari kendaraan
3
Elemen Secondary
Skin
Menggunakan kulit pelindung sebagai pengarah dan pengatur besarnya jumlah
5.1.5 Analisa Pencapaian dan Sirkulasi
Gambar 5.6. Analisa Pencapaian
Bandara Kualanamu merupakan bandara yang berada dekat dengan laut dan dikelilingi oleh beberapa kabupaten. Dalam hal ini Bandara Kualanamu dapat diakses dari 3 wilayah, yaitu Kota Medan, Tanjung Morawa, dan Lubuk Pakam. Untuk melihat jarak dan waktu pencapaian ke bandara Kualanamu dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5. Tabel Pencapaian ke Bandara Kualanamu
No. Nama Gambar Keterangan
1 Kota Medan
Dari Medan menuju bandara
Kualanamu berjarak kira-kira
2 Tanjung Morawa
Dari Tanjung Morawa menuju
bandara Kualanamu berjarak kira-kira
27 km dan membutuhkan waktu 41 menit
3 Lubuk Pakam
Dari Lubuk Pakam menuju bandara
Kualanamu berjarak kira-kira
15 km dan membutuhkan waktu 22 menit
Lahan perancangan berada pada jl. Bandara Kualanamu yang mengarah ke Bandara Kualanamu. Lahan perancangan hanya memiliki 1 akses jalan seperti yang terlihat pada gambar 5.7 sehingga memerlukan pengaturan dalam
Gambar 5.7. Analisa Sirkulasi
Pada lokasi perancangan permasalahan sirkulasi yang dihadapi adalah adanya lalu lalang kendaraan menuju dan dari bandara Kualanamu ditambah dengan adanya pemutaran (lingkaran merah pada gambar 5.7) tepat di depan lahan perancangan membuat kemungkinan terjadinya macet semakin besar.
Tabel 5.6. Permasalahan Sirkulasi
No. Rekomendasi Gambar Keterangan
1
Pedestrian Buruk dan
Tidak Nyaman
Banyaknya pedestrian yang buruk pada lahan perancangan membuat pejalan kaki menjadi tidak nyaman
2 Tidak Ada Zebracross
Tidak adanya lambang penyebrangan menyusahkan pejalan kaki untuk
menyebrang
3 Tidak Ada Halte
Tidak adanya halte pemberhentian baik bus maupun kendaraan umum menyebabkan kekacauan berkendara
4
Minimnya Tempat
Parkir
Kurangnya lahan parki di sekitar laha perancangan akan menyebabkan
banyak parkir liar di bahu jalan
Tabel 5.7. Rekomendasi Perancangan Terhadap Angin
No. Rekomendasi Gambar Keterangan
1 Pedestrian Membuat pedestrian way yang baik
dan benar
2 Zebracross Penempatan zebracross yang tepat
3 Halte Penempatan halte yang benar
4 Tempat Parkir
Luas lahan parkir yang efisien dan sarana basement pada area rancangan
5 Rambu Lalu
5.1.6 Analisa Utilitas
Berdasarkan analisa pencapaian dan sirkulasi yang dilakukan maka rekommendasi perancangan yang didapat adalah pedestrian, zebracross yang baik, penempatan halte yang tepat, tempat parkir, dan rambu lalu lintas.
Gambar 5.8. Analisa Utilitas
(a) (b) (c) (d)
Gambar 5.9. Utilitas di sekitar Lahan Perancangan
Pada lokasi perancangan, utilitas yang tersedia adalah air bersih (a), listrik (b), telepon (b), lampu penerangan jalan (c), dan riol pembuangan air (d) yang penampakannya dapat dilihat pada gambar 5.9 dan tata letaknya dapat dilihat pada gambar 5.8.
sehingga diperlukan beberapa solusi desain yang mengurangi konsumsi energi listrik dan air yang dapat dilihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.8. Rekomendasi Perancangan Terhadap Utilitas
No. Rekomendasi Gambar Keterangan
1 Solar Panel
\
Penggunaan solar panel sebagai solusi desain penghematan energi listrik dapat
digunakan sebagai pasokan listrik bantuan atau cadangan
2 Wetland
Air hujan juga digunakan untuk mengairi halaman dan tanaman serta
dapat dijadikan biopori yang menghasilkan pupuk bagi tanah dan
menjadikan lahan subur
3 Rain Water Harvest
Menampung air hujan dan menggunakannya sebagai air penyiram tanaman, pencuci kendaraan, dan toilet
memberikan dampak besar bagi pengurangan konsumsi air sehari-hari
5.1.7 Analisa View Keluar Site
Gambar 5.10. Analisa View keluar Lahan Perancangan
(1) (2) (3) (4) (5) Gambar 5.11. Gambar Keadaan di sekitar Lahan Perancangan
Pada Gambar 5.11 terdapat beberapa gambar yang menunjukkan view keluar yang arahnya dapat dilihat pada gambar 5.10. Berikut penjelasan gambar 5.11 : 1. Gambar nomor 1 adalah tampak view jalan ke arah barat,
2. Gambar nomor 2 adalah tampak view ke arah barat daya yang adalah kebun, 3. Gambar nomor 3 adalah tampak view ke arah selatan yang akan dibangun replika istana Sultan Deli yang dapat menjadi nilai positif pada view,
4. Gambar nomor 4 adalah tampak view ke arah tenggara yang menampilkan The Crew Hotel, dan
5. Gambar nomor 5 adalah tampak view jalan ke arah timur. 1
2
3
4
5.1.8 Analisa View Kedalam Site
Gambar 5.12. Analisa View ke dalam Lahan Perancangan
Keadaan di dalam site berupa lahan kosong dan perkebunan dan terdapat berbagai tanaman terutama pohon mahoni. View ke arah dalam lahan perancangan kurang baik karena selain ditutupi oleh tembok, tanaman juga menghalangi
sebagian besar view ke lahan yang dapat dilihat pada gambar 5.13.
(1) (2) (3) (4) (5) Gambar 5.13. View Ke Dalam Lahan Perancangan
5.1.9 Analisa Vegetasi
Gambar 5.14. Analisa Vegetasi dalam Lahan Perancangan
Kawasan lahan perancangan yang merupakan perkebunan memiliki banyak vegetasi terutama pohon mahoni yang tampak seperti pada gambar 5.15.
Kesemuanya itu harus disusun untuk membuat keadaan di dalam lahan menjadi lebih baik dan memperjelas batas masuk dan keluar lahan seperti gambar 5.14.
Gambar 5.15. Gambar Vegetasi dalam Lahan Perancangan
Masalah vegetasi yang timbul adalah vegetasi yang berada di tengah lahan perancangan mengganggu bangunan, sedangkan potensi yang terdesia adalah vegetasi yang berada di depan lahan perancangan dapat dimanfaatkan sebagai penghalang kebisingan dan debu, juga dapat menjadi area peneduh bagi pejala kaki.
5.2Analisa Fungsional
5.2.1 Analisa Kapasitas Penghuni Apartemen
Berdasarkan Laporan Tahunan PT Angkasa Pura II tahun 2014 terdapat 405 orang karyawan yang bekerja di Bandara Kualanamu. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.9 yang menunjukkan jumlah sumber daya manusia PT Angkasa Pura II.
Tabel 5.9. Jumlah SDM PT Angkasa Pura II Tahun 2014
Diagram 5.1. Komposisi Karyawan pada PT Angkasa Pura II
Sedangkan pada Bandara Kualanamu jumlah pegawai Berdasarkan kelompok jabatan adalah : manajerial sebanyak 51 orang atau 12,6%, administrasi sebanyak 66 orang atau 16,3% dan operasional sebanyak 288 orang atau 71,1% yang dapat dilihat pada tabel 5.10.
Diagram 5.2. Jumlah SDM PT Angkasa Pura II Tahun 2008-2014 (Sumber: Pengembangan SDM PT Angkasa Pura II Tahun 2012 dan 2014)
Jumlah pegawai REAL PT Angkasa Pura II pada tahun 2014 adalah 4.594 orang, Sedangkan pada tahun 2008 adalah 3595 orang. Data tersebut dapat dilihat pada diagram 5.2 yang menunjukkan pertumbuhan jumlah SDM PT Angkasa Pura II. Dalam kurun waktu 6 tahun pegawai PT Angkasa Pura II naik sebesar 999 orang. Sehingga terdapat 166,5 orang/ tahun.
Untuk bandara Kualanamu sendiri terdapat 405 pegawai dari 4.594 orang pegawai yang merupakan 8,815% dari jumlah seluruh pegawai berdasarkan tabel 5.10.
Maka dari 166,5 pegawai PT Angkasa Pura II yang bertambah tiap tahunnya, 8,815% nya adalah pegawai Kualanamu sejumlah 14,67 pegawai. Pada tahun 2025, maka jumlah pegawai dikalikan 11 tahun = 161,45 orang. Dalam hal ini jumlah pegawai digenapkan menjadi 160 orang.
Tabel 5.11. Jumlah SDM PT Angkasa Pura II Tahun 2013
Tabel 5.12. Tabel Kelompok Jabatan Pegawai PT Angkasa Pura II Tahun 2013
jumlah pegawai manajerial yang dijadikan konsumen seperti yang dapat dilihat pada tabel 5.13.
Tabel 5.13. Pencarian Jumlah Manajerial yang Bertambah dalam 11 Tahun
TAHUN 2013 2014
Berdasarkan Pertumbuhan pegawai manajerial REAL dan RKAP dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2014, maka pada tahun 2025 jumlah karyawan jabatan manajerial bertambah sebanyak 43-482 orang karyawan jabatan manajerial. Dalam hal ini jumlah yang didapat adalah 160 manajer.
5.2.2 Analisa Jumlah dan Pembagian Unit Apartemen
Apartemen dibagi menjadi 2, yaitu Apartemen Milik dan Sewa yang dengan pertimbangan cara pembayaran dan penggunaan. Dengan jumlah 96 unit, tiap apartemen mendapat 48 unit kamar.
Tipe unit hunian yang direncanakan adalah :
a. Studio : 1 ruang tidur (untuk penghuni lajang).
b. Deluxe (1 BR) : 1 ruang tidur (untuk keluarga kecil dengan 1 anak). c. Suite (2BR) : 2 ruang tidur (untuk keluarga kecil dengan 1-2 anak). d. Penthouse (3BR) : 3 ruang tidur (untuk keluarga dengan 2 anak dewasa).
Hal ini berdasarkan pertimbangan target pasar yang akan di capai yaitu kalangan pekerja yang sudah berkeluarga ataupun belum berkeluarga di kawasan bandara Kualanamu. Standart luasan yang dijadikan acuan berdasarkan data-data survey dan literatur yang dapat dilihat pada tabel 5.14.
Tabel 5.14. Komposisi Karyawan Berdasarkan Usia PT Angkasa Pura II Tahun 2014
Diagram 5.3.
Persentase Karyawan pada PT Angkasa Pura II Berdasarkan Usia
Tabel 5.15. Percarian Jumlah Masing-masing Tipe Kamar
Studio 1 Bedroom 2 Bedroom 3 Bedroom dalam pengaturan bentuk desain denah. Maka kamar yang berjumlah ganjil akan digantikan ke sesama jumlah ganjil yaitu kamar studio berjumlah 21 dan kamar dengan 3 kamar tidur yang berjumlah 3. Dengan konsep cut n fill maka jumlah kamar studio dikurangi 1 menjadi 20 dan kamar dengan 3 tempat tidur ditambahi 1 menjadi 4 buah.
Unit Kamar Per
5.2.3 Analisa Kegiatan
Penghuni Apartemen : Merupakan pemilik/ penyewa unit hunian dalam
apartemen. Bekerja mulai pukul 05.00 WIB dan pulang pukul 22.00 WIB untuk beristirahat.
Pengunjung Apartement : Merupakan orang atau sekelompok orang yang
datang ke apartemen untuk menanyakan informasi atau mengunjungi penghuni apartemen.
Tenant Pusat Perbelanjaan : Tenant pusat perbelanjaan yaitu penyewa dan
karyawan toko retail, restaurant, atau cafe pada pusat perbelanjaan.
Pengelola Bangunan : Pengelola bangunan merupakan sekelompok orang
yang bertugas mengatur operasional bangunan serta berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan administrasi, pemasaran dan pegawai/ pekerja.
Pergi bekerja Pulang bekerja Parkir Ke unit Hunian Istirahat
Datang Parkir Entrance Resepsionis Ke unit Hunian
Datang Parkir Bekerja Istirahat Parkir Pulang R. Tunggu
5.2.4 Analisa Hubungan Antar-Ruang
5.2.4.1 Hubungan Antar Ruang Secara Mikro
Fasilitas Penunjang Indoor Apartemen
Fasilitas Penunjang Outdoor Apartemen
HUBUNGAN LANGSUNG
Ruang Servis
5.2.4.2.Hubungan Antar Ruang Secara Makro
HUBUNGAN LANGSUNG
5.2.6 Program Ruang
Tabel 5.16. Standar Minimal Ukuran Ruang Tiap Unit
Kamar mandi (2 bh) 2,6 NAD 8
Sirkulasi 30% 1.324,8
LUAS KESELURUHAN HUNIAN 5.740,8
Jumlah unit apartemen yang akan dibangun direncanakan 96 unit dengan 2 tower. Maka berdasarkan data ini dapat di perkirakan jumlah unit masing-masing tipe adalah :
Tipe Studio : 40 unit Tipe Deluxe : 32 unit Tipe Suite : 16 unit Tipe Penthouse : 8 unit
Maka jumlah luasan minimum unit apartemen
= (40 x 24) + (32 x 48) + (16 x 72) + (8 x 96) = 960 + 1.536 + 1.152 + 768 m2
= 4.416 m2 Sirkulasi 30% = 1.324,8 m2 +
Total = 5.740,8 m2
Tabel 5.17. Standar Minimal Ukuran Ruang Berdasarkan Kelompok Ruang
Laundry and Dry
LUAS TOTAL RUANG FASILITAS INDOOR 1.855,92
Pantry 18 DM 2 10,8
Gudang 25 TS - 6
Lavatory 6 DA 8
Sirkulasi 20% 61,88
LUAS TOTAL RUANG PENGELOLA 371,4
Jumlah Luasan Indoor = Luas keseluruhan hunian + Luas Fasilitas Indoor + Luas Ruang Pengelola
= 5.740,8 m2 + 1.855,92 m2 + 371,4 m2
Children Playground Asumsi
Parkir
Sirkulasi 20% 326,4
Parkir Pengelola
LUAS KELOMPOK AKTIVITAS PARKIR 2.538,2
TOTAL LUAS BANGUNAN = Luas Bangunan Tower + Fasilitas Penunjang Outdoor + Ruang Servis + Parkir
= 9.561,744 + 1.575,36 + 803 + 2.538,2m2
= 14.478,304m2
5.3Analisa Teknologi
5.3.1 Analisa Struktur dan Konstruksi
Struktur dan Konstruksi pada bangunan tinggi dapat menggunakan bermacam-macam dimaulai dari jenis bahan dan material, teknik pemasangan, mutu dan kualitas, sampai pada struktur yang mungkin dan paling tepat digunakan. Semuanya dapat dilihat pada tabel 5.18 yang menjelaskan struktur dan kronstruksi yang mungkin digunakan pada bangunan yang dirancang.
Tabel 5.18. Standar Minimal Ukuran Ruang Tiap Unit
STRUKTUR NAMA GAMBAR DAN KETERANGAN
PONDASI
Pondasi
Bored Pile atau Strauss
Pile Pondasi Bored pile digunakan untuk banguna berlantai banyak seperti rumah susun yang
memiliki lantai 4-8 lantai. Pondasi ini berbentuk
seperti paku yang kemudian di tancapkan
kedalam tanah dengan menggunakan alat berat
Pondasi
Tiang
Pancang
atau Paku
Bumi
Pondasi berikut ini merupakan pondasi yang
banyak digunakan untuk pembangunan gedung
berlantai banyak seperti Apartment,
Kondominium, Rent Office dan sebagainya.
Pondasi ini hampir sama dengan pondasi bored
pile. Namun pondasi tiang pancang memiliki
kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan
pondasi bored pile. Berikut contoh pondasi tiang
pancang.
STRUKTUR
Kolom dan balok dapat berupa, tulangan baja
yang dirangkai kemudian dicor beton melalui
cetakan dari bekisting, dapat berbentuk persegi
maupun lingkarann.
Kolom dan balok juga dapat dirangkai
menggunakan baja I yang setelah bersatu dan
terbanguun kemudian akan dibalut oleh cor
beton dengan bantuan bekisting.
Sebagai elemen struktur pengaku. Core juga
dapat berisikan elemen utllitas, shaft, dan
transportasi vertikal.
Core dapat terletak di pusat bangunan/ inti, sisi
bangunan, maupun ganda di kedua sisi
bangunan. Hal ini tidak menutup kemungkinan
terdapat lebih dari 1 core pada bangunan.
Lift terbagi atas 2 buah, yaitu lif penumpang dan lift barang. Keduanya dibutuhkan dalam perancangan bangunan guna mendukung
sirkulasi vertikal bangunan
TANGGA KEBAKAR
AN
Bentuk tangga kebakaran dapat disesuaikan dengan bentuk bangunan maupun berdasarkan wadah dimana tangga diletakkan, contohnya core
5.3.2 Analisa Utilitas dan Tata Lingkungan
5.3.2.1 Sistem Penyediaan Air
Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM air hujan. Air PDAM digunakan untuk kebutuhan sehari-hari yang dipompa ke tangki atap dan dialirkan ke unit-unit apartemen. Untuk air hujan, air berasal dari atap bangunan yang menampung air hujan dan dialirkan ke tangki penampungan bawah dan dipompa kembali ke tangki penampungan atas. Dari tangki penampungan atas air dialirkan ke dalam unit-unti apartemen berupa closet toilet dan tanaman-tanaman di ruang-ruang hijau bangunan apartemen.
Septictank STP Peresapan STP Toilet
Dapur
5.3.2.2 Sistem Jaringan Listrik
Sumber listrik utama bangunan berasal dari PLN yang dialirkan ke trafo menuju panel listrik dan didistribusikan ke unit-unit apartemen.
Sumber listrik cadangan berasal dari genset yang digunakan sebagai back up atau cadangan ketika listrik utama padam.
Sumber listrik bantuan berasal dari panel surya yang diletakkan di atap bangunan. Arus yang dihasilkan kemudian di-charge menuju ke baterai-baterai yang kemudian dapat digunakan untuk kebutuhan bangunan, dalam hal ini listrik hanya digunakan untuk penggunaan umum seperti lampu taman, teras bangunan penunjang, dll. Untuk lebih mengefisiensikan listrik, maka listrik hasil solar panel cukup digunakan ketika malam hari/ untuk memenuhi listrik mlam hari yang cukup besar, sehingga pada siang hari dapat digunakan sebagai waktu untuk mengisi ulang baterai dengan tenaga panel surya selama 5-10 jam.
Gambar 5.15. Penggunaan Panel Surya untuk Hunian
PLN Trafo
Genset Baterai
Panel
Listrik Distribusi Panel
5.4Analisa dan Penerapan Tema
Penjabaran prinsi-prinsip green architecture beserta langkah-langkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert Vale, 1991, Green
Architecture Design fo Sustainable Future:
1. Conserving Energy (Hemat Energi)
Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan agar hemat energi, antara lain:
1. Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energi listrik.
2. Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaic yang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal.
3. Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol pengurangan intensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu. 4. Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat
mengatur intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.
6. Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi.
7. Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift.
2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami) Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara:
1. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.
2. Menggunakan sistem air pump dan cross ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan. 3. Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya
dengan membuat kolam air di sekitar bangunan.
4. Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.
3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
1. Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut.
2. Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak yang ada.
3. Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain bangunan secara vertikal.
4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)
Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.
5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)
Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.
6. Holistic (Penerapan Secara Keseluruhan)
Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecture pada dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam lahan.
5.5Kesimpulan
Perancangan apartemen hijau yang berada di kawasan kualanamu ini akan
menerapkan tema “green architecture” dengan prinsip hemat energi, pemanfaatan
BAB VI
KONSEP PERANCANGAN
6.1Konsep Dasar
6.1.1 Konsep Gubahan Massa
- Bangunan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energi listrik berdasarkan orientasi bangunan terhadap matahari.
- Bangunan tidak menggunakan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi.
Tabel 6.1. Tabel Konsep Gubahan Massa
No. Konsep Keterangan Gambar
6.1.2. Konsep Dasar Tema pada Bangunan
Konsep dasar tema pada bangunan adalah arsitektur hijau yang memungkinkan bangunan memperkecil konsumsi energi yang digunakan. Hal itu dapat tercapai dengan menerapkan beberapa konsep ataupun solusi desain seperti yang ada pada tabel 6.1 yang menghemat energi dan mengurangi konsumsi energi listrik maupun air.
Tabel 6.2. Konsep Arsitektur Hijau pada Bangunan
No Penjelasan Konsep Gambar
1
Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan membuat area hijau diantara
unit-unit apartemen guna menurunkan suhu termal di dalam
bangunan dan area komunal (sebagai tempat bersantai dan bercengkrama) di tepi bangunan yang menghadap matahari guna menghalau radiasi matahari dari
unit-unit hunian apartemen.
2
Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan Modul Panel Surya yang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari
atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan arah
peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang
3
Memberikan bukaan berupa void antar lantai yang memberikan kesempatan untuk udara bersirkulasi
dalam bangunan. Dengan adanya bantuan ruang
komunal dan area hijau maka
kesempatan untuk terjadinya cross ventilation semakin besar sehingga
menyegarkan udara di dalam bangunan.
4
Penutup void pada atap berupa penutup atap berbahan Polycarbonate yang memungkinkan
cahaya untuk masuk ke celah bangunan sehingga mengurangi
konsumsi listrik di siang hari.
Bahan polycarbonate meredam panas tanpa mengurangi cahaya yang masuk, tembus cahaya, bening
seperti kaca, mudah pemasangan, dan tahan terhadap perubahan suhu
6.2Konsep Perancangan Tapak
Tapak dirancang dengan mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak yang ada. Bentuk site yang memanjang memberikan kecenderungan bangunan yang memanjang pula mengikuti bentuk tapak. Agar tapak terlihat lebih luas maka luas permukaan dasar bangunan harus dirancang kecil, yaitu dengan pertimbangan mendesain bangunan secara vertikal. Konsep perancangan tapak tidak lain adalah perancangan yang berhubungan dengan sirkulasi tapak yang dapat dijelaskan pada tabel 6.3.
Tabel 6.3. Konsep Sirkulasi Lahan Perancangan
No. Sirkulasi dan Keterangan Gambar
1
Penghuni (Mobil)
Penghuni masuk dari sebelah kiri dan keluar dari sebelah kanan tapak. Parkir penghuni apartemen berada di basement masing-masing tower yang dapat diakses
melalui jalur dengan lingkaran oranye, sedangkan drop off dinyatakan oleh
lingkaran merah
2
Tamu (Mobil)
3
Pengelola (Mobil)
Pengelola masuk ke lahan langsung menuju parkir khusus pengelola yang ada
di samping bangunan dan dapat masuk menuju ke dalam bangunan melalui pintu
samping bangunan yang khusus untuk penghuni, pengelola, dan pengguna
sepeda motor
4
Artis (Mobil)
Artis yang akan tampil di gedung serbaguna dapat masuk melalui drop-off
ataupun drop-off backstage yang ada di sebelah drop-off utama. Artis dapat parkir di samping bangunan dekat dengan
parkir pengelola
5
Servis (Mobil/Truk)
Servis dapat masuk dari pintu utama langsung menuju belakang bangunan menuju loading dock dan memutar untuk
keluar kembali ke jalan raya
6
Sepeda Motor
Parkir sepeda motor berada di samping belakang bangunan agar lebih aman dan
tertutup. Penghuni, tamu maupun pengelola yang menggunakan sepeda motor dapat masuk ke bangunan melalui
6.3Konsep Perancangan Bangunan
Gambar 6.1. Konsep Perancangan Bangunan
Gambar 6.2. Konsep Zona Vertikal Bangunan
1. Parkir apartemen dibuat untuk masing-masing apartemen, yaitu parkir apartemen milik dan sewa.
2. Fasilitas indoor dan outdoor diapit oleh kedua bangunan guna memudahkan bagi kedua pengguna bangunan apartemen.
3. Ruang servis berada di basement bangunan yang menghubungkan kedua tower, tetapi tetap membedakan parkir bangunan.
4. Bagi tamu, bangunan hanya dapat diakses melalui hall/lobby entrance di fasilitas indoor sebelum menemui atau memasuki bangunan apartemen.
5. Tipe kamar didasarkan pada harga jual dan jumlah kamar tidur, dimana kamar semakin besar berbanding lurus dengan harga lebih mahal berbanding lurus dengan dekat dengan ground.
Konsep sirkulasi horizontal pada bangunan :
Gambar 6.3. Konsep Zona Horizontal Bangunan
1. Menerapkan sistem sirkulasi double loaded pada bangunan apartemen yang memberikan akses lebih besar pada hunian.
2. Menerapkan sistem sirkulasi double loaded pada bangunan apartemen yang memberikan akses lebih besar pada hunian.
3. Bentuk berupa seperempat lingkaran pada ruang
komunal memberikan kesan dan view yang lebih luas bagi penghuni.
Konsep Interior:
1. Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.
2. Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan. 3. Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak
6.4Konsep Perancangan Utilitas
6.4.1 Konsep Sistem Penyediaan Air Bersih
1. Air bersih berasal dari PDAM, ditampung di ground water tank dan roof water tank yang diolah menjadi air panas dan kebutuhan untuk pendingin udara.
2. Untuk air hujan dapat diolah kembali sehingga dapat digunakan sebagai air penyiram kloset dan penyiram tanaman.
6.4.2 Konsep Sistem Pengolahan Limbah, Air Hujan dan Drainase
1. Menggunakan sistem pengolahan limbah sehingga limbah kotor yang telah diolah dari WC dapat dialirkan ke riol kota tanpa memberikan dampak pada lingkungan.
Air Kotor
Air Berat Closet
Urinal
Septictank STP Peresapan STP Toilet
Dapur
6.4.3 Konsep Sistem Penanggulangan Kebakaran
1. Pada Fire Fighting System, Detector yang digunakan adalah, Smoke dan Heat detector.