DAFTAR PUSTAKA
Antoniades , Anthony C. (1990). Poetics of Architecture, New York: Van Nostrand Reinhold.
Badan Pusat Statistik. (2006). Banyaknya Perusahaan / Usaha Sektor Perdagangan di Lokasi Tempat Tetap (L2) di Kabupaten Deli Serdang /
Estabilishment By Type Of Activity An Sub Regency 2006, Medan.
De Chiara , Joseph. (1984). Time Saver Standards, Mc. Graw Hill Book Comp, New York.
El-Adly, Mohammed. (2007). Shopping mall attractiveness: a segmentation approach , International Journal of Retail & Distribution Management, Vol
35 iss: 11, pp.936-950, United Arab Emirates [Online]. [Akses tanggal 19 Agustus 2016]. Tersedia di World Wide Web :
http://www.emeraldinsight.com/doi/pdfplus/10.1108/09590550710828245
Neufert, Ernst. (1997). Data Arsitek, Edisi 33 Jilid 2, Erlangga, Jakarta. Sukirno, (2014). Angkasa Pura Jadikan Bandara Kualanamu Kawasan
Aerotropolis [Online]. [Akses tanggal 12 Maret 2016]. Tersedia di World
Wide Web: http://industri.bisnis.com/read/20140922/98/259088/angkasa-pura-jadikan-bandara-kuala-namu-kawasan-aerotropolis ]. [Akses tanggal 12 Maret 2016].
http://www.sumutprov.go.id/ [Akses tanggal 12 Maret 2016].
http://www.aerotropolis.com/ [Akses tanggal 12 Maret 2016].
https://en.wikipedia.org/wiki/Aerotropolis [Akses tanggal 12 Maret 2016].
https://en.wikipedia.org/wiki/Shopping_mall [Akses tanggal 12 Maret 2016].
http://www.icsc.org/uploads/research/general/US_CENTER_CLASSIFICA
BAB III
METODOLOGI
Berikut beberapa tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan dalam mencari pemecahan arsitektur terhadap masalah perancangan yang ada:
1. Mencari data literature, jurnal, maupun buku-buku yang terkait dengan judul proyek.
2. Pemilihan lokasi site berdasarkan peraturan-peraturan dari pemerintahan. 3. Membuat urutan kerja berdasarkan waktu, yang dibentuk dalam time
scedule sehingga pengerjaan dapat dikerjakan dalam bertahap.
4. Survey lokasi site untuk mendapatkan gambaran umum mengenai permasalahan yang ditinjau.
5. Mengurutkan pekerjaan berdasarkan waktu dan membentuknya menjadi time schedule.
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang diterapkan pada skripsi ini merupakan metode perancangan. Metode Perancangan merupakan tahapan dimana peneliti/perancang menjalani progress awal seperti survey lapangan, studi literatur, studi banding, yang pada akhirnya menghasilkan sebuah produk desain. Pada perancangan ini produk desain yang akan dihasilkan berupa desain bangunan Pusat Perbelanjaan di Kawasan
3.2 Jenis Data
3.2.1 Data Prime r
Data Primer yang dimaksudkan pada penelitian/perancangan Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu ini berupa survey lapangan. Survey lapangan yang dilakukan merupakan survey kawasan perancangan yang terletak di Jl. Bandara Kualanamu. Data yang dapat dihasilkan pada survey lapangan berupa:
1. Data eksisting lokasi perancangan (berupa data sejarah site, iklim, tata guna lahan, sirkulasi, pencapaian, vegetasi, utilitas, skyline tapak dan keistimewaan site)
2. Data potensi lokasi perancangan ( berupa data polusi; polusi udara dan polusi suara, view kedalam dan keluar site)
3.2.2 Data Sekunder
Data Sekunder yang dimaksudkan adalah data yang berupa jurnal, peraturan di kawasan perancangan, topografi, serta data statistik lainnya. Data tersebut menjadi acuan dalam merancang bangunan yang tanggap terhadap peraturan serta kebutuhan masyarakat di sekitar kawasan tersebut.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
Yaitu dengan melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan cara: studi pustaka / studi literatur, data dari instansi terkait, dan observasi lapangan serta mengakses jurnal maupun media online.
2. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan salah satu jenis metode yang sering digunakan dalam metodologi penelitian sosial yang berkaitan dengan teknik pengumpulan datanya. Terutama sekali metode ini banyak digunakan dalam lingkup kajian sejarah. Namun sekarang ini studi dokumen banyak digunakan oleh lapangan ilmu sosial lainnya dalam metodologi penelitiannya, karena sebagian besar fakta dan data sosial banyak tersimpan dalam bahan-bahan yang berbentuk dokumenter. Oleh karenanya ilmu- ilmu sosial saat ini serius menjadikan studi dokumen dalam teknik pengumpulan datanya.
3. Metode komparatif
Yaitu dengan mengadakan studi banding terhadap Pusat Perbelanjaan lainnya maupun Bangunan fungsi lain dengan tema yang sama.
3.3.2 Prosedur/pelaksanaan pengumpulan data
Prosedur/pelaksanaan pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data dengan cara observasi, studi pustaka dan kajian dokumen.
Survey lapangan yaitu pengamatan dan pencatatan secara langsung terhadap hal yang tampak pada objek penelitian yaitu site perancangan yang terletak di Kualanamu. Teknik pelaksanaan survey lapangan ini dilakukan secara langsung, yaitu pengamat berada langsung bersama objek yang di selidiki, dan tidak langsung yakni pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang
diselidikimengalaminya, menangkap, merasakan fenomena sesuai pengertian subyek dan obyek yang diteliti. (Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian , 1958)
2. Studi Pustaka
Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi, laporan- laporan, majalah- majalah, jurnal- jurnal dan media lainnya yang berkaitan dengan pusat perbelanjaan.
3. Kajian Dokumen
Menurut Sugiyono (2005; 83) studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan / menggunakan studi dokumen ini dalam metode penelitian kualitatif. Hal senada diungkapkan Bogdan (seperti dikutip Sugiyono) “in most tradition of qualitative research, the phrase personal
tersebut, peneliti dapat mengenal budaya dan nilai-nilai yang dianut oleh obyek yang diteliti.
3.3.3 Rancangan Analisis Data
Rancangan analisis data merupakan tahapan-tahapan yang pengerjaan akan dilakukan dalam perancangan yang berupa deskripsi mengenai data-data yang diperoleh, dimana tahapan-tahapan proses analisa data dimulai dengan penelitian data-data seabagai berikut:
1. Menentukan lokasi proyek yang akan di rencanakan beserta dengan alternatif lokasi.
2. Melakukan pengumpulan data-data dan peraturan yang terkait dengan lokasi dan judul proyek.
3. Melakukan survey ke lapangan untuk mencari data-data eksisting lahan dan pengambilan foto.
4. Menganalisa kondisi fisik site berupa data-data kondisi iklim, sirkulasi, utilitas, view, kebisingan, vegetasi, polusi udara, dll.
5. Menganalisa kebutuhan ruang dan besaran ruang yang dibutuhkan. 6. Membuat konsep perancangan yang terkait dengan tema.
7. Membuat gambar kerja bangunan dan menerapkan konsep bangunan yang di inginkan.
3.4 Lokasi Penelitian
Desa/Kelurahan (380 desa dan 14 kelurahan), dengan jumlah penduduk 1.738.431 jiwa (Deli Serdang Dalam Angka 2008).Kabupaten Deli Serdang terletak diantara 2°57” - 3°16” Lintang Utara serta pada 98°33 - 99°27¨ Bujur Timur merupakan bagian dari wilayah pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan luas wilayah 2.497,72 Km² (249,772 Ha) atau merupakan 3,34% dari luas Propinsi Sumatera Utara.
Tabel 3.1 RencanaSistem Perkotaan di Kabupaten Deli Serdang 2025
NO HIRARKI KOTA FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN
1 Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
Tanjung Morawa
Perdagangan dan jasa lokal;
Industri;
Perumahan dan permukiman.
Batang Kuis
Perdagangan dan jasa lokal;
Pengolahan pertanian dan perkebunan;
TOD
Perumahan dan permukiman;
Kota transit
Wisata
Percut Sei Tuan
Perdagangan dan jasa regional;
NO HIRARKI KOTA FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN
Perumahan dan permukiman.
Industri;
Pusat pendidikan dan olah raga;
Hamparan Perak
Perdagangan dan jasa;
Industri;
Kawasan konservasi (Kawasan Suaka Alam);
Pariwisata, dan
Kegiatan Militer
Perumahan dan permukiman.
Sunggal Perdagangan dan jasa lokal;
Industri;
Perumahan dan permukiman.
Deli Tua Perdagangan dan jasa regional (pasar induk sayuran);
TOD
NO HIRARKI KOTA FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN
Perumahan dan permukiman.
Pagar Merbau
Perdagangan dan jasa lokal;
Pengolahan pertanian dan perkebunan;
Perumahan dan permukiman.
Tembung Perdagangan dan jasa;
Industri;
Perumahan dan permukiman.
Galang Perdagangan dan jasa lokal;
Pengolahan pertanian dan perkebunan;
TOD
Militer
Perumahan dan permukiman.
Sibolangit Perdagangan dan jasa lokal;
Pariwisata;
Agropolitan
NO HIRARKI KOTA FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN
Perumahan dan permukiman.
Gunung Meriah
Pengolahan pertanian;
Kehutanan
Namo Rambe
Pengolahan pertanian;
Perumahan
Pariwisata
Bangun Purba
Pengolahan pertanian dan perkebunan;
Perumahan dan permukiman;
Patumbak Pengolahan pertanian dan perkebunan;
Perumahan;
Industri;
Perdagangan dan jasa.
3.4.1 Krite ria Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi site berdasarkan atas beberapa kriteria, seperti:
6. Berdasarkan peraturan KKOP Bandara Kualanamu yang terletak pada ring 2.
7. Lokasi site berpotensi sebagai pengembangan Aerotropolis.
8. Aksesbilitas lokasi site yang berada di jalan arteri ke arah Kualanamu sehingga mudah dicapai dari arah bandara Kualanmu maupun dari Kota Medan
Berikut beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu:
3. Berdasarkan konsep Aerotropolis
Menurut konsep kota aerotropolis, area perdagangan barang/jasa (khususnya pusat perbelanjaan) harus berada dekat dengan bandara dimana terdapat peraturan jarak tempuh Bandara ke Kawasan Aerotropolis yaitu 2,5 mil, 5 mil, dan 10 mil. Lokasi Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu ini berada pada radius 2,5 mil (4 Km)
4. Pencapaian yang dekat dengan Bandara
dalam menunggu jadwal penerbangan ataupun menjadi destinasi belanja bagi para turis yang datang melalui Bandara Kualanamu.
3.4.2. Alte rnatif Lokasi Proyek Alte rnatif 1
Lokasi berada pada Kecamatan Batang Kuis di jalan Bandara Kualanamu. Site berada di daerah perindustrian dan komersil. Rencana Sistem Perkotaan di Kubupaten Deli Serdang, kawasan ini merupakan kawasan Pedangangan jasa dan Kawasan wisata aktif. Lokasi site ini sangat cocok untuk dijadikan pusat perbelanjaan dikarenakan aksesbilitas yang baik dari Bandara Kualanamu.
Gambar 3.1 Alternatif Site 1 Jl. Bandara Kualanamu
Kasus Proyek : Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu Status Proyek : Fiktif
Batas Timur : Crew Hotel Batas Selatan : Pondok Pesantren Batas Barat : Sawah
Luas Lahan : 18 Ha (180.000 m2) Kontur : Datar
KDB : 60%
KLB : 4 (max. 8) Ketinggian (KKOP) : Maksimum 45 m GSB : Jln. Bandara Kualanamu : 9 m
Potensi Lahan : - Lokasi Site dekat dengan bandara
- Aksesbilitas yang baik karena dekat dengan jalan besar
- Memiliki jalur service di samping site
- Berada pada kawasan komersil dan wisata
- Transportasi lancar dan baik
- memiliki jalur utilitas yang baik Alte rnatif 2
Gambar 3.2 Alternatif Site 2 Jl. Batang Kuis
Kasus Proyek : Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu Status Proyek : Fiktif
Lokasi Proyek : Jln. Batang Kuis, Kecamatan Tanjung morawa, Deli Serdang Batas Utara : Perumahan
Batas Timur : Kantor PTPN Batas Selatan : Area komersil Batas Barat : Perumahan TNI Luas Lahan : 18 Ha (180.000 m2) Kontur : Datar
KLB : 4 (max. 8)
Ketinggian(KKOP) : Maksimum 145 m GSB : Jln. Batang Kuis : 9 m
Potensi Lahan : - Lokasi site berada dekat dengan jalan tol - Lokasi site berada di lahan hook
- Dekat dengan perumahan penduduk
Tabel 3.2. Tabel pemilihan site berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
No. Krite ria Jalan Bandara Kualanamu Jalan Batang Kuis
1. Luas Site 18 Ha 18 Ha
2. Aksesbilitas :
Jaringan tranportasi Jumlah angkutan umum Jalur pejalan kaki
3 1 2 3 3 2
3. Tingkatan jalan 3
Arteri primer
3
Arteri primer
4. Pencapaian menuju site 3
Baik, angkutan umum yang lewat hanyalah taksi dan bus,
dan juga kendaraan pribadi
3
Baik, angkutan umum yang lewat
angkot, dan juga kendaraan pribadi
5. Fungsi eksisting 3
Baik, karena lokasi site pada tahap pengembangan menjadi
kawasan Aerotropolis
1
Kurang baik, terdapat perumahan
dan kantor PTPN
6. Suasana sekitar site 3
Tenang
1
Kurang baik, dikarenakan terdapat lampu merah di depan site
sehingga suasana sangan bising
7. Tingkat kemacetan 3
Baik, dikarenakan jalan arteri primer yang besar sehingga
terhindar dari kemacetan
8. Potensi alam pada eksisting 3
Baik, banyak vegetasi
1 Kurang Baik, kurangnya vegetasi dikarenakan sudah banyak pembangunan
9. Sesuai dengan KKOP 3
Sesuai
3
Sesuai
10. Sesuai dengan RUTRK 3
Sesuai
-
Tidak sesuai
TOTAL 30 21
(1) : kurang
(2) : cukup
(3) : baik
3.4.3. Deskripsi Lokasi Proyek
Batang Kuis merupakan salah satukecamatan di Kabupaten Deli Serdang.Di sebelah Utara, kecamatan iniberbatasan dengan Kecamatan PantaiLabu, di sebelah Selatan denganKecamatan Tanjung Morawa, di sebelahBarat dengan Kecamatan Batang Kuisdan di sebelah Timur denganKecamatan Pantai Labu.Kecamatan ini terletak di 3o35 – 3o 41 LU dan 41o – 46o BT dengan ketinggian 4 – 30 meter diatas permukaan laut. Curah hujan di Kecamatan Batang kuis sebesar 1.821 mm/tahun dan kecepatan angin 1,33 mm/tahun. Rata-rata iklim di kecamatan ini maksimum 32oC dan minimum 22,4oC dengan tingkat penguapan 4,08 mm/tahun.Pada umumnya keadaan tanah di Kecamatan Batang Kuis putih bercampur pasir dan memiliki topografi yang relatif datar.
Kasus Proyek : Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu Status Proyek : Fiktif
Lokasi Proyek : Jln. Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, DeliSerdang Batas Utara : Pabrik batu
Batas Timur : Crew Hotel Batas Selatan : Pondok Pesantren Batas Barat : Sawah
Luas Lahan : 1,5 Ha (30.000 m2) Kontur : Datar
Ketinggian (KKOP) : Maksimum 45 m GSB : Jln. Bandara Kualanamu : 9 m
Potensi Lahan : - Lokasi Site dekat dengan bandara
- Aksesbilitas yang baik karena dekat dengan jalan besar
- Memiliki jalur service di samping site
- Berada pada kawasan komersil dan wisata
- Transportasi lancar dan baik
- Memiliki jalur utilitas yang baik
3.5 Rangkuman
Rancangan Penelitian yang diterapkan pada skripsi ini merupakan Metode Perancangan, dimana peneliti/perancang menjalani progress awal seperti survey lapangan, studi literatur, studi banding, yang pada akhirnya menghasilkan sebuah produk desain.
Jenis Data yang diambil pada penelitian/ perancangan ini yaitu Data Primer, dimana penelitian dilakukan dengan cara survey lapangan di sekitar kawasan perancangan (Data eksisting dan Data potensi lokasi perancangan), dan Data Sekunder, yang berupa jurnal, peraturan di kawasan perancangan, topografi, serta data statistik lainnya yang menjadi acuan dalam merancang bangunan yang tanggap terhadap peraturan serta kebutuhan masyarakat sekitar.
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
Bab ini berisikan mengenai penjelasan kerangka pendekatan, metode, dan teknik diagnosis/analisis yang akan digunakan untuk menghasilkan desain/perancangan bangunan.
4.1 Analisa Eksisting 4.1.1 Analisa Lokasi
Lokasi Pusat Perbelanjaan di kawasan Kualanamu berada Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Lokasi proyek terletak di dekat Bandara Kualanamu yang merupakan sebuah daerah yang masih dalam tahap pengembangan sebagai area perdagangan dan jasa, kota transit, dan area wisata menurut rencana sistem perkotaan di Kabupaten Deli Serdang. Kecamatan Batang Kuis ini terletak di 3o35 – 3o 41 LU dan 41o – 46o BT dengan ketinggian 4 – 30 meter diatas permukaan laut. Curah hujan di Kecamatan Batang kuis sebesar 1.821 mm/tahun dan kecepatan angin 1,33 mm/tahun. Rata-rata suhu di kecamatan ini maksimum 32oC dan minimum 22,4oC dengan tingkat penguapan 4,08 mm/tahun.
4.1.2 Kondisi Lahan Eksisting
Kasus Proyek : Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu Status Proyek : Fiktif
Lokasi Proyek : Jln. Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Deli Serdang Batas Utara : Pabrik batu
Batas Timur : Crew Hotel
Batas Selatan : Pondok Pesantren Batas Barat : Sawah
Luas Lahan : 18 Ha (180.000 m2) Kontur : Datar
KDB : 60% KLB : 4 (max. 8) Ketinggian (KKOP) : Maksimum 45 m
Potensi Lahan : - Lokasi Site dekat dengan bandara
- Aksesbilitas yang baik karena dekat dengan jalan besar
- Memiliki jalur service di samping site
- Berada pada kawasan komersil dan wisata
- Transportasi lancar dan baik
- memiliki jalur utilitas yang baik
Gambar 4.2 Peta Tata Guna Lahan Sekitar Site Perancangan 4.1.4 Batas-Batas Tapak
4.1.5 Skyline Tapak
Gambar 4.4 Potongan Skyline
Gambar 4.5Skyline AA
Rekomendasi:
Bentukan sky line bangunan menggambarkan tinggi bangunan di sektar site perancangan mencapai 32m atau 8 lantai. jika dilihat dari keempat bentukan skyline tinggi bangunan optimal bisa mencapai 8 lantai, sehingga ketinggian maksimal bangunan yang bisa dirancang nantinya mencapai 8 lantai. Hal ini sesuai dengan arahan RDTRK kawasan bandara Kualanamu yang mengatur tentang ketinggian bangunan maksimal yaitu 8 lantai.
4.2 Analisa Potensi Dan Kondisi Site
4.2.1. Analisa Sirkulasi Dan Pencapaian
a. Analisa Sirkulasi
Tabel 4.1 Data Jalan di Sekitar Site
A. Jalan Bandara Kualanamu merupakan jalan arteri yang memiliki kepadatan sedang. Jalur ini merupakan jalur dua arah yang memiliki lebar 8 m di kedua sisinya. Kepadatan biasanya terjadi pada pukul 15.00-20.00.
B. Jalan ini merupakan jalan alternatif menuju jalan batang kuis. jalur ini memiliki lebar 5 m dan memiliki tingkat kepadatan sedang karena merupakan akses bagi penduduk yang bermukim di sekitar jalan ini.
C. Jalan ini adalah jalur dua arah yang merupakan jalur alternatif menuju jalan lintas batang kuis - lubuk pakam dan memiliki lebar 4M
D. Jalan utomo merupakan jalur dua arah menuju lokasi lahan cassava plantation. jalan ini memiliki lebar sebesar 5 meter dengan tingkat kepadatan rendah karena jarang dilalui kendaran bermotor. jalan ini cocok dijadikan jalur service
menuju site.
Permasalahan:
Pada jam tertentu, jalan bandara kualanamu memiliki tingkat kepadatan sedang.
Jalan c memiliki lebar jalan 4 meter, sehingga tidak berpotensi untuk dijadikan service entrance.
Tidak adanya akses pedestrian yang mengintegrasi kedua sisi site Letak U - Turn yang berada di depan the crew hotel menyulitkan
Rekomendasi:
Jalan MTS Umar yang awalnya buntu diteruskan sampai jalan C agar memudahkan sirkulasi service.
Entrance masuk dan keluar diletakkan di kedua sisi jalan Bandara Kualanamu, karena jalan tersebut merupakan jalan arteri utama.
Jalan C yang memiliki lebar 4 meter diperlebar agar tidak terjadi kemacetan pada jalan tersebut.
Service entrance diletakkan pada jalan B dan D karena potensi kepadatan pada jalur ini relatif kecil.
Kedua site ini dihubungkan oleh sky-cross untuk pejalan kaki sehingga site tersebut saling terintegrasi.
b. Analisa Pencapaian
[image:30.596.90.533.450.703.2]Gambar 4.9 Arah Pencapaian Menuju Site
Gambar 4.10 Sarana Transportasi Untuk Mencapai Site site
MOBIL PRIBADI
KERETA API
BUS TAXI BECAK
4.2.2 Analisa View
[image:31.596.114.531.170.474.2]a. Vie w Ke Dalam Site
Gambar 4.11 View ke Dalam Site
A : View ke dalam terdapat perkebunan kayu jati yang dibatasi oleh tembok dikarenakan site daerah perkebunan, seihngga pada pembangunan proyek nanti pohon-pohon yang menghalangi view kedalam akan di singkirkan.
B : View pada titik B terdapat pohon-pohon pisang yang berjejer sehingga menghalagi view kedalam site.
D :View pada titik D terdapat juga pohon-pohon pisang sama seperti di titik B yang menghalagi pandangan ke dalam.
E : View pada titik E terletak di depan site di Jln Bandara Kualanamu, view kedalam juga dibatasi oleh tembok beton dimana sebagai area perkebunan kayu jati.
F : View pada titik F terdapat tembok pembatas dan rumah perkebunan.
G : View pada titik G terdapat tembok pembatas dan perkebunan pohon jati.
[image:32.596.85.561.337.658.2]b. Vie w Ke Luar Site
A : View keluar pada titik A terdapat perkebunan sawit dan ubi kayu
B : View keluar pada titik B terdapat perkebunan sawit dan perkebunan pohon pisang
C : View keluar pada titik C terdapat perkebunan pohon jati
D : View keluar pada titik D terdapat hotel crew, rumah mana sederhana dan kfc
E : View keluar pada titik E terdapat jalan besat yaitu Jl. Bandara Kulanamu
F : View keluar pada titk F terdapat perkebunan swasta
G : View keluar pada titik G terdapat lahan kosong
4.2.3 Analisa Iklim
[image:33.596.162.503.438.686.2]a. Analisa Matahari
Matahari bergerak dari arah kanan site ke arah kiri site, pergerakan matahari dapat jadi pertimbangan dalam mendesain mulai dari bentuk gubahan massa, orientasi, elemen-elemen desain maupun dalam pertimbangan pemanfaatan energi matahari sebagai energi alternatif dan mandiri.
[image:34.596.151.491.255.477.2]b. Analisa Angin
Gambar 4.14 Arah Pergerakan Angin
4.2.4 Analisa Polusi
a. Analisa Polusi Udara
Permasalahan:
[image:35.596.142.454.319.646.2]Intensitas polusi udara yang paling tinggi pada site terdapat di jalan Bandara Kualanamu. Hal ini disebabkan oleh lalu lalang kendaraan baik yang menuju maupun yang keluar dari Bandara Kualanamu.
Gambar 4.16 Jenis Vegetasi Yang Dapat Mengurangi Polusi Udara b. Analisa Polusi Suara
[image:36.596.152.443.435.711.2]Tabel 4.2 Kondisi Kebisingan Pada Site
A. Pada batas site di bagian utara terdapat sebuah pabrik batu. Intensitas suara yang ditimbulkan saat pabrik tersebut beroperasi relatif tinggi.
B. Sisi ini merupakan jalan arteri yang terdapat di depan site dan dilalui oleh banyak kendaraan bermotor. Lalu lalang kendaraan bermotor pada jalan ini menyebabkan banyak polusi suara.
C. Site ini terleta 4 km dari Bandar Udara Internasional Kualanamu. Hal ini membuat daerah sekitar bandara (termasuk site perancangan) menjadi jalur yang sering dilewati oleh kegiatan penerbangan.
D. Intensitas kebisingan pada jalan ini sedang, karena kendaraan yang keluar/masuk melalui jalan ini relatif sedikit.
Rekomendasi:
Pada titik-titik yang memiliki kontribusi bagi polusi udara ke dalam site ditanami beberapa macam vegetasi yang dapat mengurangi polusi udara yang timbul.
[image:38.596.129.472.298.733.2] Pembagian Zonasi dari fungsi bangunan yang dirancang disesuaikan dengan intensitas polusi suara yang terdapat pada sisi-sisi site perancangan
4.3 Analisa Fungsional
4.3.1 Ruang
Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsiruang pusat perbelanjaan seperti berikut:
1. Fungsi Perbelanjaan (Pertokoan)
Yaitu fungsi ruang pada bangunan pusat perbelanjaan sebagai tempat masyarakat sekitar untuk melakukan transaksi jual-beli untuk memenuhi berbagai kebutuhan, baik kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier. Yang berbentuk pertokoan adalahSupe rmarket, Food Court, Restoran, Departement Store,Book Store, Retail, dan lainnya.
2. Fungsi Rekreasi
Sebagai sarana masyarakat sekitar untuk menghabiskan waktu dan melakukan kegiatan yang dapat memenuhi kepuasan jasmani dan rohani. Yang berbentuk sarana rekreasi adalah Bioskop, Game Center, Barber Shop, Fitness Club (Gymnasium), dan lainnya.
3. Fungsi Pengelola
4. Fungsi Pendukung
Yaitu fungsi ruang pada bangunan pusat perbelanjaan yang mendukung kegiatan pengunjung. Yang merupakan fungsi pendukung meliputi Information Cente r, Atm Center, Toilet, Mushola, Parkir dan lainnya.
Tabel 4.3 Kelompok Kegiatan Perbelanjaan
KELOMPOK KEGIATAN
FUNGSI RUANG
PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN
RUANG Perbelanjaan Supermarket Pengunjung Berbelanja,
menitipkan barang Ruang display Ruang penitipan Ruang troli Kasir Pengelola Bekerja,
melayani pengunjung, menata barang, administrasi, beristirahat, keamanan Ruang karyawan Ruang pengelola Loading dock
Karyawan Gudang
Security Toilet Food Court Pengunjung Memesan
makanan, makan/minum, duduk, membayar Areal makan (Indoor & Outdoor) Kasir Washtafel Toilet Counter Karyawan Memasak,
mencuci, melayani konsumen, pembayaran, sanitari Ruang makan Kasir Counter Pantry Gudang Departement Store
Pengunjung Menitipkan barang, mencoba (fitting), melihat- lihat, membayar Ruang display Ruang penitipan Fitting room Kasir Pengelola Bekerja,
melayani pengunjung, menata barang, administrasi, Ruang display Ruang penitipan Kasir Ruang karyawan
beristirahat, keamanan
Gudang Toilet Security Unit Retail Pengunjung Melihat-lihat,
mencoba, membayar Ruang display Fitting room Kasir Gudang Karyawan Menata barang,
melayani pengunjung, pembayaran
Restaurant / Cafe
Pengunjung Memesan makanan, makan / minum, duduk, membayar
Ruang makan Display Kasir
Ruang Makan Karyawan Memasak,
mencuci, melayani pengunjung, mengelola, pembayaran, sanitari Display Dapur Ruang Manager Ruang Peralatan Kasir Pastry (Pattiserie)
Pengunjug Melihat-lihat, memesan kue, membayar
Display Kasir Karyawan Melayani
4.3.2. Bentuk Bangunan
Analisa bentuk merupakan suatu analisa terhadap karakter maupun visualisasi yang akan ditampilkan pada bangunan, bentuk merupakan penghubung ruang dalam dengan lingkungan luar bangunan. Bentuk terdiri dari elemen-elemen seperti ukuran, warna, dan tektur, posisi, orientasi, massa. Semua elemen memiliki tujuan untuk mewujudkan citra dan tampilan bentuk bangunan.
Jenis bentuk-bentuk dasar geometri yang digunakan dalam sebuah perancangan:
a. Segitiga : bentuk yang dapat menunjukkan stabilitas. Apabila terletak pada salah satu sisinya, segitiga merupakan bentuk yang sangat stabil. Jika diletakkkan berdiri pada salah satu sudutnya, dapat menjadi seimbang bila terletak dalam posisi yang tepat pada suatu keseimbangan, atau menjadi tidak stabil dan cenderung jatuh ke salah satu sisinya.
b. Bujur sangkar : bentuk yang menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional. Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta tidak memiliki arah tertentu. Bentuk- bentuk segi empat lainnya dapat dianggap sebagai variasi dari bentuk bujur sangkar.
Kesimpulan : Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan berbagai bentuk dari keterangan di atas diambil kesimpulan bahwa bentuk yang digunakan pada bangunan Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu menggunakan gabungan antara bentuk Bujur Sangkar dan Lingkaran untuk menyesuaikan dengan tema arsitektur metafora dari sayap pesawat Jenis High-Wing Aircraft.
4.4Analisa Teknologi
4.4.1Struktur
Pada prinsipnya, elemen struktur berfungsi untuk mendukung keberadaan elemen nonstruktur yang meliputi elemen tampak, interior, dan detail arsitektur
Kriteria
Bentuk Dasar Bangunan
Kesesuaian Bentuk
Site Baik Baik Kurang Baik
Orientasi Bangunan Baik, Orientasi Jelas
Baik, Orientasi Ke
Segala Arah Tidak Jelas Efesiensi Ruang Efisien Kurang Efisien Tidak Efisien Efisiensi Struktur dan
Konstruksi Bangunan Lebih Mudah Cukup Sulit Mudah Kesan Yang Ingin
Dicapai Baik Baik Kurang Baik
[image:43.596.79.517.147.437.2]sehingga membentuk satu kesatuan. Setiap bagian struktur bangunan tersebut juga mempunyai fungsi dan peranannya masing- masing.
Penekanan desain yang digunakan dalam perancangan Bangunan Shopping mall di kawasan Kualanamu ini menggunakan material Hi- Tech untuk menghasilkan desain yang menarik dan atraktif sesuai dengan tema bangunan komersial.
Gambar 4.19 Wollongong Central, Salah Satu Bangunan Shopping Mall Dengan Konsep Hi-Tech
Penerapan Arsitektur Hi Tech Meliputi :
A. Struktur Rangka.
Sturktur yang digunakan menerapkan stuktur grid, dimana merupakan perpaduankolom dan balok. Untuk aplikasi pada material kaca stuktur menggunakan sturkturbesi/baja.
Salah satu ciri Arsitektur Hi- tech yang paling memonjol dalam penerapanya adalahtingkat transparasi yang tinggi terutama pada bagian fasadbangunan.
C. Teknologi dan Struktur.
Bangunan Shopping Mall menggunakan material dan teknologi yang modern dalampengolahan interior maupun eksterior.
Terdapat tiga bagian dari struktur bangunan antara lain :
1. Struktur atas (superstruktur) yaitu bagian-bagian bangunan yang terbentuk memanjang ke atas untuk menopang atap. Struktur atas bangunan antara lain rangka dan kuda-kuda.
2. Struktur bawah (substruktur) adalah bagian-bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah. Struktur bawah ini meliputi pondasi dan sloof.
3. Struktur tengah merupakan bagian-bagian bangunan yang terletak di atas permukaan tanah dan di bawah atap, serta layak ditinggali oleh manusia. Yang dimaksud struktur tengah di antaranya dinding, kolom, dan ring.
Tabel 4.5Struktur Atas & Struktur Tengah
Objek Kelemahan Kelebihan
Rangka batang Refleksi besar bila diterpa angin
Fleksibilitas ruang tinggi, bentangan relatif besar (14 -22
Dinding pe mikul
Fleksibilitas ruang kurang, perlu keahlian
khusus
Tidak menggunakan kolom, waktu pengerjaan
cepat. Balok Induk dan
Pendukung
Ruang plafon relatif kecil (1/20 -1/24 bentang)
Bentang 9-18 meter, rangka penguat lantai
Kabel baja
Bukan sebagai rangka utama, ruang gaya tarik
yang besar
Daya tarik yang tinggi, bentangan 100-300 meter, fleksibilitas tinggi.
Plat Lantai Precast Selisih ketinggian relatif kecil
Praktis dalam pengerjaan, bentangan 4-10 meter, ruang plafon
[image:46.596.77.520.110.366.2]lebih tinggi.
Tabel 4.6Keterangan Struktur Bawah
Objek Keterangan
Pondasi Tiang Pancang
a. Cukup aman untuk menahan gaya, baik itu gaya 5ertikal maupun horizontal
b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (8-20 meter)
c. Pengerjaan cepat dan mudah d. Bahan dari beton, baja, dan kayu
e. Menimbulkan getaran dan bunyi yang relatif besar
Pondasi Sumuran
a. Digunakan pada tanah rawa-rawa atau lunak b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (4-8 meter)
d. Aman dan ekonomis untuk tipe bangunan tingkat rendah
Pondasi Bore Pile
a. Cukup aman untuk menahan gaya 5ertikal b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (>10 meter)
c. Pengeboran untuk pengecoran pondasi d. Digunakan pada tanah yang tidak keras e. Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar
[image:47.596.77.518.114.390.2]f. Tidak memakan waktu yang lama g. Memerlukan keahlian khusus h. Tidak ekonomis
Tabel 4.7Jenis Bahan Struktur
Kriteria Beton Baja Komposit
Unsur
Agregat kasar/halus, air
dan semen
Besi, karbon,
oksigen Beton dan Baja
Sifat Mudah dibentuk,
praktis Kaku Relatif fleksibel
Kekuatan Gaya tekan Gaya tarik Gaya tekan dan tarik Daya tahan
(api/cuaca)
100-450 oC/non
korosi 250
oC/ korosi 100-450 oC/non korosi Pengontrolan
Pelaksanaan Bertahap, di
lapangan Singkat, pabrikan
Singkat, pabrikan atau lapangan
Jenis Bertulang, praktekan
5 variasi rangka
dan profil 5 variasi
Contoh Balok, kolom, lantai, dinding core Balok, kolom, kabel struktur Balok, kolom, lantai, dinding core.
Tabel 4.8Bahan Bangunan
Objek Keterangan
Kayu a. Digunakan untuk bangunan kecil dan rendah b. Sebagai struktur rangka dan balok
c. Jenis bahan pabrikan d. Tidak tahan terhadap rayap e. Perawatan intensif
f. Gaya sesuai arah serat Aluminium a. Sebagai struktur pendukung
b. Jenis bahan pabrikan c. Perlu keahlian khusus d. Tahan cuaca tropis e. Penghantar panas f. Ringan
Gipsum a. Tingkat stabilitas tinggi b. Daya tahan tinggi c. Kedap suara d. Anti serangga
Kaca a. Sebagai sturktur pelingkup b. Perlu keahlian khusus
c. Permukaan yang rentan terhadap cuaca d. Tahan terhadap kelembaban
e. Ringan & Transparan f. Kuat pada fungsi tertentu
4.4.2 Utilitas
Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakanuntuk menunjang tercapainya unsur- unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan,kominikasi dan mobilitas dalam bangunan.
Perancanganbangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti perancangan arsitektur, perancangan struktur, perancangan interior dan perancangan lainnya. Utilitas merupakan sistem yang mengatur perangkat keras fungsi bangunan seperti keamanan, penghawaan, pencahayaan, dan penanggulangan kebakaran, sanitasi, elektrikal, penangkal petir, pembuangan sampah, dan termasuk juga sistem akustik. Berikut adalah sistem utilitas yang di terapkan di dalam bangunan Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu:
A. Sistem Pencahayaan Pencahayaan Alami
memanfaatkan bukaan-bukaan pada bangunan Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu ini.
Pencahayaan Buatan
Digunakan pada malam hari untuk retail, koridor dan ruangan lain di dalam shopping mall ini, sedangkan area luar dapat menggunakan lampu taman sebagai sumber.
B. Sistem Pengkondisian Udara
Penggunaan AC untuk ruangan di dalam shopping mall ini meliputi seluruh koridor, atrium, kantor pengelola,retail store dan anchor.Untuk area luar sendiriseperti open plaza,walking area dan konsepSky-Dining sendiri menggunakanpenghawaan alami.
C. Sistem Penyediaan dan Distribusi Listrik
Listrik bersumber dari PLN yang d isalurkan ke gardu utama setelah melaluitransformator, aliran listrik didistribusikan ke tiap-tiap lantai melalui SubDistribution Panel (SDP). Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu ini direncanakanmemiliki Genset yang digunakan apabila aliran listrik terputus.
D. Sistem Penyediaan Air Bersih
E. Sistem Pembuangan Air Kotor(Drainase)
Drainase untuk air kotor langsung dialirkan melalui pipa-pipa untuk dibuang kesaluran lingkungan,sedangkan untuk air kotor yang bercampur limbah dialirkanmelalui pipa-pipa untuk dibuang ke septictank.
F. Sistem Penangkal Petir
Untuk bangunan shopping mall dengan ketinggian 4 lantai menggunakan sistemsangkar faraday.
G. Sistem Pemadam Kebakaran
Pencegahan kebakaran dapat dilakukan dengan pemakaian struktur dari bahan bangunan yang tahan api misalnya beton. Sedangkan untuk penanggulanganmenggunakan tindakan pendeteksian awal,pemadaman api,pengendalian asap,danpenyelamatan pengunjung melalui prosedur evakuasi.Untuk sarana deteksi dan alarm kebakaran menggunakan heat and smokedetector.Sedangkan sistem pemadaman api menggunakan hydrant dan sprinkler.
Hydrant terbagi menjadi Hydrant di dalam gedung dan di luar gedung,untuk diluar gedung dilengkapi dengan Siamese connection.
Sprinkler diletakkan pada koridor shopping mall ini serta basement parkir,dan
ruang-ruangan lainnya di dalam bangunan shopping mall ini,untuk jarak duasprinkler biasanya 4 meter di dalam ruangan,dan 6 meter di koridor.
Komunikasi Internal
Merupakan sistem komunikasi yang menghubungkan antarruang di dalam bangunan shopping mall ini,media yang digunakan antara laintelepon de ngan sistem pararel dan intercom.
Komunikasi Eksternal
Merupakan sistem komunikasi yang menghubungkanbangunan dengan lingkungan luar bangunan shopping mall ini, media yangdigunakan meliputi telepon,faksimil dan koneksi internet.
I. Sistem Audio dan Komunikasi Visual
Menggunakan sistem public address untuk mengumumkan informasi di dalambangunan.Penggunaan public address tersebut dapat dicontohkan denganpenggunaan microphone dan speaker sebagai alat pengeras suara untuk berbagaikegiatan yang ada hubungannya dalam menyebarluaskan informasi.
J. Sistem Transportasi
Untuk transportasi vertikal menggunakan escalator, tangga, dan lift.Sedangkan untuksistem transportasi horizontal melalui koridor,hall, dan pedestrian ways.
K. Sistem Keamanan
shopping mallini.Diletakkan di tempat-tempat tertentu yang dipadati oleh banyakpengunjung,CCTV ini dapat diamati dari ruang pengawas dan dilengkapi denganalarm jika ada yang merusak sistem ini.
L. Sistem Pengelolaan Sampah
Pembuangan sampah dibuang secara manual dimana disediakan bak penampungansampah di tiap unit retail pertokoan maupun di bagian tertentu di dalam shoppingmall tersebut yang kemudian diambil oleh staff bagian kebersihan untuk dibuangmenjadi satu pada bak penampungan sampah utama yang ukurannya lebihbesar,selanjutnya sampah tersebut akan dialihkan ke luar tapak oleh DinasKebersihan Kota untuk dibuang ke Te mpat Pembuangan Akhir.
4.5 Analisa Pene rapan Te ma
Analisa tema dari segi bangunan
Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu merupakan satu fasilitas perbelanjaan terbaru yang dibangun di kawasan Kualanamu. Kawasan Kualanamu yang direncanakan sebagai kota aerotropolis yang memiliki potensi ekonomi tinggi tentunya memerlukan sebuah fasilitas perbelanjaan yang dapat bersaing dengan kota besar disekitarnya.
Penerapan tema
pusat perbelanjaan didasari oleh bentuk sayap pesawat yang sederhana dan dinamis, namun memiliki peran vital bagi keseimbangan pesawat itu sendiri.
4.6 Rangkuman
Analisa Pe rancangan yang dilakukan mencangkup beberapa analisa, yaitu Analisa Eksisting, Analisa Potensi, Analisa Fungsional, dan Analisa Struktur. Analisis tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi yang mempengaruhi desain bangunan pusat perbelanjaan (shopping mall) sehingga dapat mengatasi permasalahan dan kebutuhan masyarakat di sekitar kawasan perancangan, yait u kawasan sekitar Bandara Kualanamu.
BAB V
KONSEP PERAN CANGAN
Pada bab ini akan dijabarkan penerapan dari hasil analisis komprehensif yang akan diaplikasikan pada bangunan Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu sebagi alternatif dari pemecahan masalah perancangan.
5.1 Konsep Dasar
Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu dirancang dengan menganalogikan karakter fisik dari komponen pesawatberjenis high-wing aircraftsebagai identitas utama daerah Kualanamu saat ini. Karakter fisik komponen pesawat tersebut diterapkan pada tipologi denah dan bentukan atap pada bangunan shopping mall ini. Selain itu, penerapan lengkungan pada dinding dan pola bukaan kecil yang berulang pada sky cross yang terdapat pada shopping mall ini menerapkan po la dinding dan bukaan seperti yang terdapat di pesawat terbangpada umumnya. Secondary skin yang diterapkan juga memiliki bentuk aerodinamis pesawat terbang. Penerapan bentuk turbin pesawat terbang pada main entrance memperkuat gagasan bahwa pembangunan Pusat Perbelanjaan di Kualanamu melibatkan identitas kawasan tersebut, yaitu kawasan bandar udara.
Gambar 5.3 KonsepBentukan Massa Dengan Tema Metafora Sayap Pesawat Terbang
5.2 Konsep Ruang Luar
5.2.1 Konsep Entrance dan Sirkulasi Bangunan
Entrance utama dibuat di Jalan yang ada di dalam Kawasan perancangan karena pertimbangan alur sirkulasi pada kawasan ini.
Untuk jalur keluar pegawai dibedakan dengan jalur keluar pengunjung. Jalur keluar pegawai langsung menuju Jl. Bandara Kualanamu.
Untuk servis, terlebih dahulu masuk ke dalam kawasan melalui jalan di samping The Crew Hotel. Kemudian masuk ke dalam bangunan Pusat Perbelanjaan melalui jalur servis yang sudah disediakan.
Jalur keluar servis langsung menuju jalan di samping The Crew Hotel
Untuk pejalan kaki disediakan pedestrian yang terdapat di samping bangunan Untuk pejalan kaki yang ada di kawasan rekreasi, disediakan sebuah sky cross
[image:57.596.93.496.412.701.2]yang menyeberangi Jl. Bandara Kualanamu dan langsung terintegrasi dengan lantai 2 bangunan Pusat Perbelanjaan.
5.2.3 Konsep Parkir Kendaraan Bermotor Pada Bangunan
Gambar 5.5 Konsep Parkiran Pada Bangunan
5.3Konsep Perancangan Bangunan
5.3.1 Konsep Sirkulasi Ruang Dalam
A. Sirkulasi Horizontal
Sirkulasi horizontal pada bangunan menggunakan jenis sirkulasi linear. Alasan memilih linear adalah karena jalan lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama untuk sederet ruang ruang. Di samping itu, jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain, bercabang cabang dan membentuk putaran (loop).
Gambar 5.6 Jenis Sirkulasi Horizontal
B. Sirkulasi Vertikal
Bangunan Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu yang dirancang terdiri dari beberapa level / lantai. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa alternatif fasilitas sirkulasi vertikal yang memadai. Fasilitas fasilitas tersebut antara lain :
Kelebihan menggunakan escalator antara lain: Escalator mampu mengangkat banyak orang Lebih hemat listrik daripada lift
Tidak melelahkan, cepat, kecepatan konstan
2. Lift
Kelebihan menggunakan lift antara lain: Pencapaian langsung ke tiap lantai Waktu tempuh lebih singkat
Kapasitas bergantung pada ukuran, jumlah, dan kecepatan lift Mampu mengangkat banyak orang sekaligus dan tidak melelahkan.
3. Tangga
Pencapaian dengan tangga terbatas Waktu tempuh relatif lama
Alternatif pencapaian padasaat darurat dan memerlukan tenaga. Hemat biaya
5.3.2 Konsep Zoning Ruang Dalam
Setelah dilakukan zoning secara mendasar pada bangunan, dapat diperoleh pembagian area tapak menurut zona tersebut:
Area publik diletakkan dibagian depan, sisi bagian tersebut merupakan bagian yang pertama dilihat oleh pengunjung.
Area servis diletakkan dibagian belakang karena bagian ini lebih tenang dan tidak begitu menarik perhatian masyarakat.
[image:61.596.114.505.266.765.2] Area ME diletakkan di bagian belakang agar tidak mengganggu pengunjung.
5.4. Konsep Pe rancangan Struktur Bangunan
Konsep perancangan stuktur bangunan merupakan sebuah metoda yang digunakan dalam bangunan yang akan dirancang, yang mana struktur berfungsi sebagai penyalur beban dari atas hingga ke bawah tanah.
5.4.1. Konsep Dasar Stuktur dan Konstruksi
Konsep struktur utama yang akan di gunakan pada Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu adalah menggunakan struktur rangka kaku (rigid frame), dimana konsep ini kolom dan balok akan saling menyambung untuk dapat mengalirkan beban tersebut yang mana memiliki joints sebagai sambungan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pergeseran antara elemen-elemen yang saling terhubung, sehingga beban dapat disalurkan secara sempurna ke tanah.
a. Pondasi
Pondasi pada bangunan Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu menggunakan pondasi tiang pancang (bore pile). Hal ini didasari oleh pertimbangan ketinggian bangunan shopping mall sebesar 18 M dari permukaan tanah (4 lantai).
b. Sloff
Sloff pada bangunan shopping mall ini menggunakan sloff beton betulang, dimana tulanganya dapat menambah kekuatan gaya tekan pada bangunan.
c. Kolom
tulangannya. Grid pada shopping mall ini adalah 6 m x 8 m, dan 6 m x 6 m, menyesuaikan dengan kebutuhan ruang yang ada.
d. Dinding
Dinding bangunan Pusat perbelanjaan di Kawasan Kualanamu menggunakan bahan batako. Dinding batako yang dimaksud merupakan dinding yang terbuat dari campuran pasir dan semen dengan agregat yang sudah ditentukan. Penggunaan batako ini lebih efisien dan memiliki ketahanan yang baik, serta ketebalan yang dapat diatur saat batu tersebut dicetak. Selain batako, dinding pada shopping mall juga menggunakan temperated glass(kaca yang dipanaskan) pada bagian tertentu untuk memaksimalkan cahaya yang masuk dan menambah nilai estetika pada bangunan.
e. Plat lantai
Plat lantai pada bangunan menggunakan plat lantai betulang yang mana pembuatannya dicor langgsung bersama dengan balok dan kolom yang mana bersifat kuat dan awet.
f. Konstrusi Rangka Atap
Konstruksi rangka atap menggunakan beberapa jenis; truss frame dan dak beton. Rangka atap truss- frame diterapkan pada bagian bioskop yang merupakan bentang lebar (memiliki bentangan sebesar 18 M), sedangkan penggunaan atap dak beton diterapkan di sisi lainnya.
5.4.2. Konsep Pe milihan Jenis Struktur, Bahan dan Sistem Konstruksi
(rigid frame) yaitu konsep sruktur yang standart digunakan dalam bangunan. Struktur rangka kaku pada umumnya berupa grid persegi yang teratur dimana terdapat ukuran jarak bentang yang telah ditentukan berdasarkan ruang didalam bangunan, dan terdiri dari balok horizintal dan kolom vertikal yang bertugas menerima dan menyebarkan beban secara merata ke tanah.
5.5 Rangkuman
Selain dari penerapan tema, Bentukan Dasar Bangunan (Konsep Massa) diterapkan sesuai dengan rekomendasi dari proses analisa yang dilakukan, dimana massa bangunan dibagi menjadi 2 zona, yaitu Wing A (retail-retail, coffee shop, restaurant) dan Wing B (Anchor Tenant/ Penyewa Besar).
BAB VI
GAMBAR PERAN CANGAN
Pada Bab ini akan dilampirkan Hasil Perancangan dalam bentuk gambar kerja dari Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu yang meliputi:
1. Master Plan 2. Denah 3. Tampak 4. Potongan
5. 3D Suasana Eksterior 6. 3D Suasana Interior
7. Detail Eksterior dan Interior 8. Rencana Struktural
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi mengenai Terminologi Judul, Tinjauan Fungsi, Elaborasi Tema, dan Rangkuman.
2.1 Terminologi Judul
Adapun judul proyek perancangan yang berjenis fiktif ini adalah Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu.
Arti kata dari judul :
Pusat Perbelanjaan, adalah sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa toko
eceran, yang umumnya dengan satu atau lebih toko serba ada, toko grosir dan tempat parkir.
Kawasan, adalah daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu, seperti tempat tinggal, pertokoan, industri, dan sebagainya.
Berdasarkan batasan pengertian di atas, diambil kesimpulan bahwa Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu sebuah pusat perbelanjaan yang mencakup banyak kegiatan baik berbelanja, berjalan-jalan, berkumpul, makan, maupun rekreasi yang berada di dekat bandara Kuala Namu
2.2 Konsep Aerotropolis
Aerotropolis dapat didefinisikan sebagai sebuah kota dimana tata letak, infrastruktur, dan ekonomi berpusat pada bandar udara (bandara). Hal ini membuat aerotropolis kerap dikenal sebagai kota bandara. Seperti konsep kota metropolis, bandara sebagai pusat aerotropolis juga memiliki kawasan pinggir kota (suburban) yang terhubung oleh infrastruktur dan transportasi massal.
Istilah aerotropolis pertama kali dikemukakan oleh seorang seniman asal New York, Nicholas De Santis. Pada November 1939, gambar karya De Santis berupa atap gedung pencakar langit Bandara di tengah kota itu ditayangkan dalam Popular Science.
Konsep aerotropolis kemudian dicetuskan oleh John D. Kasarda pada tahun 2000dan telah menjadi “Ideas of 2006” pada majalah New York Times
(CapitalAlliance, (2007).“The aerotropolis has emerged because of the advantages
2.2.1. Jarak dan Lokasi Aerotropolis Secara Umum
Lokasi kota yang memiliki konseo Aerotropolis secara umum terletak di luar pagar Bandara, namun memiliki akses yang dekat ke Bandara. Sampai saat ini belum ada batasan-batasan yang mengatur dan menetapkan standar letak kota Aerotropolis terhadap Bandara, namun waktu 20-30 menit biasanya digunakan sebagai acuan untuk mengatur batas luar sebuah kota ya ng berkonsep Aerotropolis dalam beberapa studi rencana pengembangan kota aerotropolis.
2.2.2. Bangunan-Bangunan di Kawasan Aerotropolis
Beberapa fungsi bangunan yang biasanya ada pada kawasan Aerotropolis meliputi:, Pertokoan
Restoran
Kegiatan entertaiment dan kebudayaan Hotel dan akomodasinya
Bank dan penukaran mata uang asing Gedung perkantoran
Convention dan exhibition center Hiburan, rekreasi dan pusat kebugaran Logistik dab distribusi
Factory outlet
Pelayanan keluarga seperti klinik kesehatan dan penitipan anak
2.2.3. Tema dan Karakteristik Bangunan di Kawasan Aerotropolis
Pada dasarnya belum ada peraturan yang mengharuskan tema bangunan yang dirancang oada kawasan Aerotropolis. Namun menurut beberapa studi banding kawasan Aerotropolis di beberapa negara luar, tema perancangan kebanyakan pada kawasan Bandar Udara adalah Hi-Tech, dimana bangunan yang ada berkarakter futuristik.
2.2.4. Studi Banding Kota Aerotropolis
Berikut merupakan beberapa kota yang dikembangkan dengan konsep kota Aerotropolis, beberapa diantaranya adalah:
A. Schiphol Aiport, Amsterdam, Nederland
Bandara Udara Internasional Schiphol dengan kode IATA AMS dan ICAO EHAM adalah bandara utama di Belanda yang terletak di selatan Amsterdam, persisnya di gemeente Haarlemmermeer. Schiphol adalah salah satu dari bandara-bandara di Eropa yang bersaing menjadi pintu masuk utama ke benua tersebut bersama Bandara London Heathrow di London, Britania Raya; Bandara Internasional Frankfurt di Frankfurt am Main, Jerman; dan Bandara Internasional Charles de Gaulle di Paris (Roissy), Perancis. Pada 2004, Schiphol meraih urutan keempat di Eropa untuk jumlah penumpang sebesar 42.541.000 orang, setelah bandara-bandara tersebut.
Menurut Kasarda pada majalah “Atlantis Magazine by Polis | Platform for
Urbanism” (2011), Schiphol Airport merupakan contoh bandara dengan konsep pengembangan kota aerotropolis. “ Kawasan itu (Schiphol Airport) menampilkan semua
karakteristik kota aerotropolis melalui observasi yang dilakukan; mulai dari berbagai bentuk sektor komersil multimodal sampai bagian-bagian pengembangan bangunan yang terintegrasi dengan bandara yang tersebar di berbagai batas bandara itu sendiri”.
Master Plan Amsterdam Airport Schiphol (AAS) terdiri dari: Commercial Real Estate Zone
Residential Business Zone (Hotel dan Apartment) Cargo & Logistics
Exhibition Complexes Offices and Trade Centre
a. Lokasi
Amsterdam Schiphol Aerotropolis terletak di antara dua jalur jalan raya utama yang menghubungkan bandara ke pusat kota Amsterdam dan daerah perkotaan di sekitarnya. Schiphol memiliki sebuah stasiun kereta api modern yang berada di bawah terminal bandara, yang menghubungkan para wisatawan ke pusat kota Amsterdam, kota-kota lain di Belanda, serta Eropa Barat.
b. Jarak Dari Bandara
Amsterdam Schiphol Aerotropolis memiliki jarak 4 km dari bandara, dan 21,7 km menuju pusat Kota Amsterdam dengan waktu tempuh 28 menit.
c. Bangunan
Fungsi bangunan yang berada pada kawasan Amsterdam Schiphol Aerotropolis diantaranya Hotel New Hilton Schiphol, Hotel Sheraton, SHG (Schiphol Group‟s Head
Metafora. Hal ini dimaksudkan untuk merefleksikan konsep desain Bandar Udara
Internasional Schiphol.
B. Aerotropolis Songdo IBD, Incheon, Korea Selatan
Aerotropolis Songdo IBD merupakan Aerotropolis yang berada di Korea Selatan, pembangunan Aerotropolis berada dekat dengan bandara Incheon yang dibangun di-atas pulau buatan yang dihubungkan dengan sebuah jembatan sepanjang 13 mil, Terletak di 1.500 hektare di dekat Seoul, Korea Selatan, Songdo Distrik Bisnis Internasional (IBD) adalah salah satu proyek real estate swasta terbesar di dunia, dan merupakan contoh utama dari sebuah kota tepi aerotropolis. Diposisikan untuk menjadi pusat bisnis baru di Asia Timur Laut, Cina, pasar regional Rusia dan Jepang mudah diakses dari Bandara Internasional Incheon, yang telah menerima berbagai penghargaan.
Perusahaan-perusahaan ini juga membantu dalam pengembangan dan pengoperasian infrastruktur kota Songdo cerdas dan berkelanjutan.
Gambar 2.3 Bird-Eye View kawasan CBD Schiphol
a. Lokasi
Songdo IBD terletak di jantung daerah perkotaan yang lebih besar: Songdo City, Yeonsu-gu, Incheon, Korea Selatan, yang terletak di dalam yang lebih besar Incheon Metropolitan City.
b. Jarak dari bandara
Jarak Aerotropolis Songdo IBD dengan bandara adalah 20 km yang dimana menempuh waktu 18 menit perjalanan dari Bandara Incheon
c. Bangunan
2.2.5. Rangkuman Konsep Aerotropolis
Tabel 2.1 Rangkuman Konsep Kota Aerotropolis
Konsep Aerotropolis Aerotropolis A (Schiphol Aerotropolis)
Aerotropolis B (Songdo IBD)
Lokasi Amsterdam Airport Schiphol Songdo-dong, Yeonsu- gu, Incheon, Korea Selatan
Jarak Dari Bandara 4kmdari bandara dan 21,7 kmmenuju pusat Kota Amsterdam
20 kilometer dari Bandara Internasional Incheon. 26 kilometer dari Seoul
Bangunan Schiphol CBD
Hotel New Hilton Schiphol
Hotel Sheraton
Schiphol Real-Estate
Schiphol Group‟s Head Office
Schiphol Airport Shopping Centre
Central Parking
Avioport
Landmark Songdo,
Pusat Konvensi Songdo, Hotel Oakwood, Taman Biopark,
Taman Teknologi,
Karakteristik Lainnya (jika ada)
Memiliki Fasilitas Stasiun Kereta Api modern yang dapat menghubungkan para wisatawan ke pusat kota Amsterdam, kota-kota lain di Belanda, serta Eropa Barat.
Antara bandara dan IBD dihubungkan lewat suatu jalan tol laut
Keterangan Tambahan
Kawasan Bandara sudah dibangun dan masuk ke dalam tahapan pembangunan yang dinamakan “ Schiphol CBD New
Method”
Bandara masih 50 % dalam proses pembangunan
[image:129.596.78.517.112.479.2]Berdasarkan studi banding kedua Aerotropolis, ada beberapa kriteria menjadi sebuah dasar pemikiran dalam pemilihan lokasi, dan fungsi dari bangunan yang akan dirancang.
Tabel 2.2 Konsep Perencanaan Aerotropolis
Konsep perencanaan aerotropolis
pada sebuah daerah maupun kawasan pusat kegiatan nasional (PKN) ataupun daerah pusat-pusat pertumbuhan ekomomi utama.
Jarak dari bandara Jarak yang didapat dari studi banding adalah kisaran 4 km sampai dengan 20 km
Bangunan Fungsi bangunan menurut studi banding diatas adalah bangunan yang memiliki fungsi sbb:
Indsutri
Perdangangan dan jasa Pariwisata
Cargo dan logistik
Berdasarkan Tabel 2.2 beberapa fungsi bangunan yang dapat dipilih untuk dirancang pada kawasan Aerotropolis di Bandara Kualanamu adalah bangunan dengan fungsi komersil dimana sebagai penyedia kawasan bisnis dan dalam bent uk akomodasi seperti hotel transit, dan juga sebagai area pariwisata.
2.3 Lokasi Perancangan
Lokasi perancangan berada di Kabupaten deli serdang dimana lokasi berada dekat dengan Bandara Kualanamu, dikarenakan konsep yang digunakan dalam perancagan adalah Aerotropolis sehinggan lokasi proyek harus berada dekat dengan Bandara Kualanamu. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara, secara administratif terdiri dari 22 Kecamatan dan 394 Desa/Kelurahan (380 desa dan 14 kelurahan).
[image:131.596.73.520.471.706.2]Pada pemilihan lokasi di Kabupaten deli serdang terdapat beberapa pertimbanagan berupa dari konsep Aerotropolis dan pertimbangan peraturan-peraturan berupa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk mengetahui tata guna lahan supaya proyek yang akan direncanakan sesuai dengan peraturan, lalu Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) Bandara Kualanamu.
Site perancangan Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu berada pada ring 2 dimana ketinggian bangunan 46 m.
2.3.1. Krite ria Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi site berdasarkan atas beberapa kriteria, seperti:
1. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel diatas.
2. Berdasarkan peraturan KKOP Bandara Kualanamu yang terletak pada ring 2. 3. Lokasi site berpotensi sebagai pengembangan Aerotropolis.
4. Aksesbilitas lokasi site yang berada di jalan arteri ke arah Kualanamu sehingga mudah dicapai dari arah bandara Kualanamu maupun dari Kota Medan
Beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan konsep Aerotropolis
Menurut konsep kota aerotropolis, area perdagangan barang/jasa (khususnya pusat perbelanjaan) harus berada dekat dengan bandara dimana terdapat peraturan jarak tempuh Bandara ke Kawasan Aerotropolis yaitu 2,5 mil, 5 mil, dan 10 mil. Lokasi Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu ini berada pada radius 2,5 mil (4 Km)
2. Pencapaian yang dekat dengan Bandara
Kualanamu, dimana pusat perbelanjaan ini dapat menjadi rest area, sehingga para pengguna Bandara Kualanamu dapat menghabiskan waktu dalam menunggu jadwal penerbangan ataupun menjadi destinasi belanja bagi para turis yang datang melalui Bandara Kualanamu.
2.3.2. Alte rnatif Pe milihan Lokasi Alte rnatif 1
[image:133.596.90.503.426.719.2]Lokasi berada pada Kecamatan Batang Kuis di jalan Bandara Kualanamu. Site berada di daerah perindustrian dan komersil. Rencana Sistem Perkotaan di K ubupaten Deli Serdang, kawasan ini merupakan kawasan Pedangangan jasa dan Kawasan wisata aktif. Lokasi site ini sangat cocok untuk kawasan wisata dan pusat oleh-oleh dikarenakan aksesbilitas yang baik dari Bandara Kualanamu.
Kasus Proyek : Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu Status Proyek : Fiktif
Lokasi Proyek : Jln. Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Deli Serdang Batas Utara : Pabrik batu
Batas Timur : Crew Hotel Batas Selatan : Pondok Pesantren Batas Barat : Sawah
Luas Lahan : 18 Ha (180.000 m2) Kontur : Datar
KDB : 60% KLB : 4 (max. 8)
Ketinggian(KKOP) : Maksimum 45 m GSB : Jln. Bandara Kualanamu : 9 m
Potensi Lahan: : - Lokasi Site dekat dengan bandara
- Aksesbilitas yang baik karena dekat dengan jalan besar
- Memiliki jalur service di samping site
- Berada pada kawasan komersil dan wisata
- Transportasi lancar dan baik