• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEBERADAAN BANDARA KUALANAMU TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KAWASAN KECAMATAN BATANGKUIS TESIS OLEH:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH KEBERADAAN BANDARA KUALANAMU TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KAWASAN KECAMATAN BATANGKUIS TESIS OLEH:"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)PENGARUH KEBERADAAN BANDARA KUALANAMU TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KAWASAN KECAMATAN BATANGKUIS. TESIS. OLEH:. SYAHLAN JUKHRI NASUTION 117020019/AR. FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017. Universitas Sumatera Utara.

(2) PENGARUH KEBERADAAN BANDARA KUALANAMU TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KAWASAN KECAMATAN BATANGKUIS. TESIS. Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik Dalam Program Studi Teknik Arsitektur Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. OLEH. SYAHLAN JUKHRI NASUTION 117020019/AR. FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017. Universitas Sumatera Utara.

(3) PERNYATAAN PENGARUH KEBERADAAN BANDARA KUALANAMU TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KAWASAN KECAMATAN BATANGKUIS. TESIS. Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah disebutkan dalam daftar pustaka.. Medan, Februari 2017. ( Syahlan Jukhri Nasution ). Universitas Sumatera Utara.

(4) Judul Tesis. Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi Bidang Kekhususan. : PENGARUH KEBERADAAN BANDARA KUALANAMU TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KAWASAN KECAMATAN BATANGKUIS : SYAHLAN JUKHRI NASUTION : 117020019/AR : TEKNIK ARSITEKTUR : MANAJEMEN PEMBANGUNAN KOTA. Menyetujui Komisi Pembimbing,. (Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc, IPM) Ketua. (Ir.Samsul Bahri, MT) Anggota. Ketua Program Studi,. Dekan,. (Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc, PhD, IPM). (Ir. Seri Maulina, Msi, PhD). Tanggal Lulus: 10 Februari 2017. Universitas Sumatera Utara.

(5) Telah Diuji Pada Tanggal: 10 Februari 2017. Panitia Penguji Kolokium Ketua Komisi Penguji Anggota Komisi Penguji. : Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc, IPM : 1. Ir. Samsul Bahri, MT 2. Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc, PhD, IPM 3. Hilma Tamiami Fachruddin, ST, M.Sc, PhD 4. Ir. Dwi Lindarto, MT. Universitas Sumatera Utara.

(6) ABSTRAK Pembangunan Bandara Internasional Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang ini ternyata telah memberikan pengaruh terhadap perubahan kawasan sekitarnya. Perubahan yang dirasakan pada saat ini adalah semakin berkurangnya lahan pertanian yang disebabkan karena terjadinya ahli fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman, perdagangan dan jasa. Selain adanya pengaruh dari perubahan yang terjadi secara fisik, ternyata dari keberadaan Bandara Kualanamu juga mulai memberikan pengaruh terhadap perubahan sosial dan ekonomi masyarakat berupa bertambahnya jumlah penduduk dan berubahnya mata pencaharian penduduk sekitarnya. Dari pengaruh perubahan-perubahan yang mulai terjadi di kawasan sekitar Bandara Kualanamu ini pun ternyata mengarah kepada perkembangan wilayahnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi perkembangan permukiman di Kecamatan Batangkuis dan mengkaji pengaruh keberadaan Bandara Kualanamu terhadap perkembangan permukiman di Kecamatan Batang Kuis. Metode penelitian yang akan dilaksanakan yaitu melakukan survei keadaan lapangan dan memudahkan dalam penyusunan mengumpulkan data primer yang diperlukan. Survei dilakukan melalui wawancara dengan pihak terkait untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan permukiman di Kecamatan Batangkuis. Pengolahan data dilakukan dengan cara mentabulasi data yang didapat dan dikaitkan dengan studi literatur. Kesimpulan yang didapat yaitu keberadaan Bandara Kualanamu memberi pengaruh terhadap perkembangan permukiman. Hal tersebut terlihat dari adanya alih fungsi lahan dari pertanian menjadi permukiman, fasilitas sosial dan fasilitas ekonomi, sehingga penggunaan lahan permukiman semakin meningkat serta ketersediaan fasilitas sosial dan fasilitas ekonomi juga meningkat. Selain itu perkembangan permukiman akibat adanya bandara terlihat dari aksesibilitas dari bandara ke permukiman dengan kondisi yang baik. Begitu juga dengan kondisi prasarana lingkungan/utilitas yang semakin baik dan dilakukan perbaikan. Kata Kunci: Perkembangan Permukiman, Bandar Udara. i Universitas Sumatera Utara.

(7) ABSTRACT The construction of Kualanamu International Airport in Deli Serdang Regency has influenced the changing in its environment. It can be seen from the decrease in agricultural areas because of the shift of function lf land from farming land to residences, commerce, and services. Besides physical change, the existence of the airport also influences people’s socio-economic condition such as the increasing number of people and their changing business activities. These changes have also led to the regional development. The objective of this research was to identify the residence development in Batang Kuis Subdistrict and to analyze the influence of the existence of Kualanamu International Airport on residence development in Batang Kuis Subdistrict. The research was a field survey and used primary data. The data were gathered by conducting interviews in order to obtain information about residence development in Batang Kuis Subdistrict and processed by conducting tabulation which was related to library research. The conclusion of the research was that the existence of Kualanamu International Airport influenced residence development. It could be seen from the shift of function of agricultural land to residences and to socio-economic facilities so that there was the increase in the use of residential land and in the availability of socio-economic facilities. Besides that, the development of residence due to the existence of the airport can be seen from good accessibility from the airport to the residences. The same is true to better environmental facility/utility which is improving. Keywords: Residence Development, Airport. ii Universitas Sumatera Utara.

(8) KATA PENGANTAR. Dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis mampu menempuh dan menyelesaikan Tesis Magister Teknik Program Studi Teknik Arsitektur. Rasa syukur dan terima kasih bahwa beberapa kendala dan hambatan yang dijumpai dalam penulisan tesis ini dapat diatasi dengan baik. Disamping itu, penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan lainnya. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun dari semua pihak akan menjadi masukan yang sangat diharapkan. Penulis menghaturkan banyak terima kasih, khususnya kepada Ir. Seri Maulina, MSi, PhD selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc, PhD, IPM selaku Ketua Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara, Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc, IPM selaku Dosen Pembimbing I, Ir. Samsul Bahri, MT selaku Dosen Pembimbing II serta keluarga besar dan rekan-rekan yang banyak memberikan dorongan dan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Penulis juga berterima kasih atas bantuan dan perhatian dari semua pihak dalam penelitian ini yang mungkin tidak dapat disebutkan satu persatu dan semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan dengan berkat yang melimpah dan damai sejahtera selalu.. iii Universitas Sumatera Utara.

(9) Akhir kata, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.. Medan, Februari 2017. Penulis. iv Universitas Sumatera Utara.

(10) DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Nama Lengkap. : Syahlan Jukhri Nasution, ST, IAI. Tempat/Tanggal Lahir. : Tanah Gambus/04 Oktober 1976. Jenis Kelamin. : Laki-Laki. Kewarganegaraan. : Indonesia. Suku. : Mandailing. Golongan Darah. :B. Agama. : Islam. Status. : Menikah. Alamat. : Jl. Karya Lingk. X Gg. Bersama No. 26A Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat Medan 20117. Telepon/Hp. : 061-6636587/08126535375/082160838898. Email. : syahlan_naurah@yahoo.com. I.. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN FORMAL A. 1995-2000. : Sarjana Teknik (ST) Program Studi Arsitektur Universitas Sumatera Utara. B.. 1992-1995. C. 1990-1992. : SMA Negeri 3 Jl. Budi Kemasyarakatan Medan : SMP Negeri 14 Jl. Karya Kelurahan Karang Berombak Medan. D. 1989-1990. : SMP Negeri 1 Lima Puluh Asaahan. E.. : SD Negeri 010198 Tanah Gambus Asahan. 1982-1989. v Universitas Sumatera Utara.

(11) II. PENGALAMAN BEKERJA A. 2011-Sekarang. : Auditor di LPPOM MUI Sumatera Utara. B.. : Direktur pada perusahaan konsultan arsitektur CV.. 2007-Sekarang. Arkade Enam Pilar C. 2007. : Anggota Bidang Perencanaan pada Tim Persiapan Perencanaan Pembangunan Medan Islamic Center (TP3MIC). D. 1999-2000. : Arsitek Junior pada perusahaan konsultan Jd Studio di Jl. Masjid Syuhada Pasar III Padang Bulan Medan. E.. 1999-2000. : Arsitek junior konsultan CV. Putri Design Jl. Sei Batang Hari Medan. Medan, Februari 2017. Penulis. vi Universitas Sumatera Utara.

(12) DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK. ...................................................................................................... i. ABSTRACT ...................................................................................................... ii. KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii. DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... v. DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii. DAFTAR TABEL ............................................................................................. x. DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii. BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1. 1.1. Latar Belakang..................................................................................... 1. 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 6. 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7. 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7. 1.5. Kerangka Berfikir ................................................................................ 8. 1.6. Sistematika Pembahasan ..................................................................... 9. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 11. 2.1. Bandar Udara ...................................................................................... 2.1.1 Peran bandar udara ................................................................. 2.1.2 Pengaruh pembangunan bandar udara ..................................... 11 12 14. vii Universitas Sumatera Utara.

(13) 2.2. Perumahan dan Permukiman ............................................................... 16. 2.3. Perkembangan Perumahan ................................................................. 2.3.1 Penggunaan lahan untuk permukiman dan permukiman ........ 2.3.2 Ketersediaan sarana dan prasarana ......................................... 2.3.3 Aksesibilitas ............................................................................. 18 21 22 23. 2.4. Rangkuman Literatur ............................................................................. 24. BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 27. 3.1. Jenis Penelitian .................................................................................... 27. 3.2. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 27. 3.3. Kebutuhan Data ................................................................................... 30. 3.4. Jenis Variabel ...................................................................................... 30. 3.5. Populasi dan Sampel............................................................................ 32. 3.6. Teknik Analisa Data ........................................................................... 3.6.1 Pendekatan kualitatif .............................................................. 3.6.2 Pendekatan kuantitatif ............................................................. 35 35 36. 3.7. Hipotesa ............................................................................................... 36. 3.8. Kerangka Penelitian ............................................................................. 37. BAB IV TINJAUAN KAWASAN................................................................... 38. 4.1. Karakteristik Kecamatan Batang Kuis ............................................... 4.1.1 Kondisi geografis .................................................................... 4.1.2 Kependudukan ........................................................................ 4.1.3 Fasilitas umum dan sosial ........................................................ 38 38 41 41. 4.2. Bandar Udara International Kulanamu, Latar Belakang dan Sejarah. 44. 4.3. Permukiman di Kecamatan Batang Kuis ............................................. 47. viii Universitas Sumatera Utara.

(14) BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 49. 5.1. Karakteristik Responden..................................................................... 5.1.1 Jenis kelamin .......................................................................... 5.1.2 Usia ......................................................................................... 5.1.3 Tingkat pendidikan ................................................................. 5.1.4 Mata pencaharian .................................................................... 5.1.5 Tingkat penghasilan ................................................................ 5.1.6 Lama bermukim ....................................................................... 49 49 50 51 52 54 55. 5.2. Keberadaan Bandara Kualanamu ........................................................ 56. 5.3. Perkembangan Permukiman di Kecamatan Batang Kuis .................. 5.3.1. Penggunaan lahan untuk permukiman .................................... 5.3.2 Ketersediaan fasilitas sosial dan ekonomi .............................. 5.3.3 Aksesibilitas ............................................................................ 5.3.4 Prasarana lingkungan/Utilitas .................................................. 58 58 62 64 66. 5.4. Analisa Pengaruh Keberadaan Bandara Kualanamu Terhadap Perkembangan Permukiman ............................................................... 5.4.1 Pengaruh keberadaan Bandara Kuala Namu terhadap Penggunaan lahan untuk permukiman ................................... 5.4.2 Pengaruh keberadaan Bandara Kuala Namu terhadap ketersediaan fasilitas sosial dan ekonomi .............................. 5.4.3 Pengaruh keberadaan Bandara Kuala Namu terhadap aksesibilitas ............................................................................ 5.4.4 Pengaruh keberadaan Bandara Kuala Namu terhadap Prasarana lingkungan/utilitas .................................................. 5.5. 67 67 70 71 72. Pengaruh Keberadaan Bandara Kualanamu Terhadap Perkembangan Permukiman ................................................................ 73. BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ........................................ 78. 6.1. Kesimpulan ......................................................................................... 78. 6.2. Rekomendasi ....................................................................................... 79. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 81. ix Universitas Sumatera Utara.

(15) DAFTAR TABEL No. Judul. Halaman. 2.1. Rangkuman Literatur ............................................................................... 24. 3.1. Kebutuhan Data ........................................................................................ 30. 3.2. Variabel dan Indikator Penelitian ............................................................. 31. 3.3. Penentuan Jumlah Sampel Dari Populasi Tertentu dengan Taraf Kesalahan 1% dan 5% .............................................................................. 33. 4.1. Luas Wilayah Dirinci Menurut Desa Di Kecamatan Batang Kuis .......... 38. 4.2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Batang Kuis ................ 41. 4.3. Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Batang Kuis ..................................... 42. 4.4. Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Batang Kuis..................................... 42. 4.5. Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Batang Kuis ....................................... 43. 4.6. Type Pembangunan Permukiman dari Tahun 2010-2015 ........................ 48. 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 49. 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ............................................. 50. 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..................... 51. 5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Mata Pencaharian ....................... 53. 5.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan ................... 54. 5.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bermukim ......................... 55. 5.7. Tanggapan Responden Terhadap Keberadaan Bandara Kualanamu ....... 57. 5.8. Tanggapan Responden Terhadap Penggunaan Lahan Untuk Permukiman Sejak Adanya Bandara Kuala Namu ....................................................... 59. x Universitas Sumatera Utara.

(16) 5.9. Tanggapan Responden Terhadap Ketersediaan Fasilitas Sosial dan Ekonomi ................................................................................................... 63. 5.10. Tanggapan Responden Terhadap Aksesbilitas......................................... 64. 5.11. Tanggapan Responden Terhadap Prasarana Lingkungan/Utilitas ........... 66. xi Universitas Sumatera Utara.

(17) DAFTAR GAMBAR No. Judul. Halaman. 1.1. Kemajuan Transportasi ............................................................................ 1. 1.2. Aktifitas di Kawasan Hinterland .............................................................. 2. 1.3. Kuala Namu Internasional Airport ........................................................... 2. 1.4. Akses Menuju Bandara Kuala Namu ....................................................... 3. 1.5. Aktifitas Non Penerbangan ...................................................................... 4. 1.6. Kawasan Permukiman dan Permukiman.................................................. 4. 1.7. Kecamatan Batang Kuis ........................................................................... 5. 1.8. Kerangka Berpikir .................................................................................... 8. 3.1. Kerangka Analisis .................................................................................... 37. 4.1. Peta Orientasi Kecamatan Batang Kuis ................................................... 39. 4.2. Peta Administrasi Kecamatan Batang Kuis ............................................. 40. 4.3. Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kecamatan Batang Kuis .................... 43. 4.4. Bandara Kuala Namu ............................................................................... 46. 4.5. Perumahan yang ada di Kawasan Batang Kuis ........................................ 47. 4.6. Grafik Klasifikasi/type Rumah................................................................. 48. 5.1. Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............. 49. 5.2. Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .............................. 50. 5.3. Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...... 52. 5.4. Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Mata Pencaharian......... 53. xii Universitas Sumatera Utara.

(18) 5.5. Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan..... 54. 5.6. Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bermukim .......... 56. 5.7. Diagram Tanggapan Responden terhadap Keberadaan Bandara Kualanamu ............................................................................................... 57. Diagram Tanggapan Responden Terhadap Penggunaan Lahan Untuk Permukiman Sejak Adanya Bandara Kualanamu .................................... 59. 5.9. Grafik Perkembangan Jumlah Permukiman ............................................. 60. 5.10. Peta Penggunaan Lahan Untuk Permukiman dari Tahun 2010-2015 ..... 61. 5.11. Diagram Ketersediaan Fasilitas Sosial dan Ekonomi .............................. 63. 5.12. Peta Ketersediaan Fasilitas Sosial dan Ekonomi di Kecamatan Batang Kuis .............................................................................................. 63. Diagram Aksesibilitas di Kecamatan Batang Kuis Sejak Adanya Bandara Kuala Namu ............................................................................... 65. 5.14. Aksesibilitas di Kecamatan Batang Kuis ................................................ 65. 5.15. Diagram Prasarana Lingkungan/Utilitas di Kecamatan Batang Kuis ..... 66. 5.16. Prasarana Lingkungan/Utilitas di Kecamatan Batang Kuis .................... 66. 5.17. Grafik Desa yang Mengalami Peningkatan Pembangunan Permukiman. 68. 5.18. Desa yang Mengalami Peningkatan Pembangunan Permukiman di Kecamatan Batang Kuis .......................................................................... 69. 5.19. Peningkatan Fasilitas Sosial dan Ekonomi di Kecamatan Batang Kuis ... 70. 5.20. Akses Transportasi di Kecamatan Batang Kuis ....................................... 72. 5.21. Prasarana Lingkungan di Kecamatan Batang Kuis .................................. 72. 5.22. Diagram Perkembangan Warung-Toko.................................................... 74. 5.23. Diagram Lokasi Perkembangan Bangunan Usaha ................................... 75. 5.8. 5.13. xiii Universitas Sumatera Utara.

(19) 5.24. Diagram Prioritas Pembangunan .............................................................. 76. 5.25. Diagram Pembangunan Fasum/Fasos ...................................................... 76. xiv Universitas Sumatera Utara.

(20) ABSTRAK Pembangunan Bandara Internasional Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang ini ternyata telah memberikan pengaruh terhadap perubahan kawasan sekitarnya. Perubahan yang dirasakan pada saat ini adalah semakin berkurangnya lahan pertanian yang disebabkan karena terjadinya ahli fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman, perdagangan dan jasa. Selain adanya pengaruh dari perubahan yang terjadi secara fisik, ternyata dari keberadaan Bandara Kualanamu juga mulai memberikan pengaruh terhadap perubahan sosial dan ekonomi masyarakat berupa bertambahnya jumlah penduduk dan berubahnya mata pencaharian penduduk sekitarnya. Dari pengaruh perubahan-perubahan yang mulai terjadi di kawasan sekitar Bandara Kualanamu ini pun ternyata mengarah kepada perkembangan wilayahnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi perkembangan permukiman di Kecamatan Batangkuis dan mengkaji pengaruh keberadaan Bandara Kualanamu terhadap perkembangan permukiman di Kecamatan Batang Kuis. Metode penelitian yang akan dilaksanakan yaitu melakukan survei keadaan lapangan dan memudahkan dalam penyusunan mengumpulkan data primer yang diperlukan. Survei dilakukan melalui wawancara dengan pihak terkait untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan permukiman di Kecamatan Batangkuis. Pengolahan data dilakukan dengan cara mentabulasi data yang didapat dan dikaitkan dengan studi literatur. Kesimpulan yang didapat yaitu keberadaan Bandara Kualanamu memberi pengaruh terhadap perkembangan permukiman. Hal tersebut terlihat dari adanya alih fungsi lahan dari pertanian menjadi permukiman, fasilitas sosial dan fasilitas ekonomi, sehingga penggunaan lahan permukiman semakin meningkat serta ketersediaan fasilitas sosial dan fasilitas ekonomi juga meningkat. Selain itu perkembangan permukiman akibat adanya bandara terlihat dari aksesibilitas dari bandara ke permukiman dengan kondisi yang baik. Begitu juga dengan kondisi prasarana lingkungan/utilitas yang semakin baik dan dilakukan perbaikan. Kata Kunci: Perkembangan Permukiman, Bandar Udara. i Universitas Sumatera Utara.

(21) ABSTRACT The construction of Kualanamu International Airport in Deli Serdang Regency has influenced the changing in its environment. It can be seen from the decrease in agricultural areas because of the shift of function lf land from farming land to residences, commerce, and services. Besides physical change, the existence of the airport also influences people’s socio-economic condition such as the increasing number of people and their changing business activities. These changes have also led to the regional development. The objective of this research was to identify the residence development in Batang Kuis Subdistrict and to analyze the influence of the existence of Kualanamu International Airport on residence development in Batang Kuis Subdistrict. The research was a field survey and used primary data. The data were gathered by conducting interviews in order to obtain information about residence development in Batang Kuis Subdistrict and processed by conducting tabulation which was related to library research. The conclusion of the research was that the existence of Kualanamu International Airport influenced residence development. It could be seen from the shift of function of agricultural land to residences and to socio-economic facilities so that there was the increase in the use of residential land and in the availability of socio-economic facilities. Besides that, the development of residence due to the existence of the airport can be seen from good accessibility from the airport to the residences. The same is true to better environmental facility/utility which is improving. Keywords: Residence Development, Airport. ii Universitas Sumatera Utara.

(22) BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Infrastruktur dan fasilitas transportasi merupakan sektor pendahulu (leading. sector) yaitu sebagai sektor yang harus disediakan terlebih dahulu karena dibutuhkan untuk menunjang kegiatan sektor lainnya. Demikian pula transportasi, transportasi semakin maju dan berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhannya dalam pergerakan. Kemajuan di sektor transportasi ditunjukkan dalam bentuk pertambahan kecepatan dan lebih besarnya kapasitas. Dua bentuk kemajuan tersebut terjadi pada transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi udara (Adiasasmita, 2012).. Gambar 1.1 Kemajuan Transportasi Salah satu layanan transportasi yang saat ini terus berkembang dan sangat mempengaruhi pengembangan ekonomi suatu negara adalah transportasi udara yang didukung dengan infrastruktur bandar udara dan mampu melayani kegiatan penerbangan.. 1 Universitas Sumatera Utara.

(23) 2. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara dan secara administrasi berbatasan langsung dengan Kota Medan. Kabupaten Deli Serdang adalah wilayah hinterland dari Kota Medan, sehingga perkembangan wilayahnya pun sebagaian besar dikarenakan adanya pengaruh yang ditimbulkan dari perkembangan Kota Medan.. Gambar 1.2 Aktifitas di Kawasan Hinterland Namun,. pada saat ini yang menjadi salah satu faktor penyebab. berkembangannya Kabupaten Deli Serdang dikarenakan adanya pembangunan Bandara Internasional Kuala Namu yang merupakan rencana Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan tujuan untuk menggantikan fungsi Bandara Internasional Polonia Medan.. Gambar 1.3 Kuala Namu Internasional Airport. Universitas Sumatera Utara.

(24) 3. Perencanaan pembangunan Bandara Kuala Namu sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1994, hanya saja terjadi beberapa kendala yang menyebabkan proyek pembangunan tersebut mengalami penundaan. Pada saat ini Bandara Kuala Namu sudah beroperasi dan akses menuju bandara telah selesai secara keseluruhan (Gambar 1.4).. Gambar 1.4 Akses Menuju Bandara Kuala Namu Keberadaan Bandara mendorong adanya pembangunan infrastruktur untuk melayani aktifitas dari dan menuju bandara. Oleh karena itu, berkembangnya fungsi transportasi udara kemudian juga meningkatkan keuntungan non penerbangan di kawasan operasional bandara maupun di kawasan sekitar bandara. Keuntungan non penerbangan ini seperti adanya hotel, perumahan, perkantoran, pendidikan, dan hiburan. bahwa fasilitas non penerbangan di kawasan sekitar bandara yang mendatangkan keuntungan tersebut ditujukan untuk pengguna bandara yang memiliki mobilisasi tinggi dan tidak mau membuang waktu untuk perjalanan dari dan menuju bandara.. Universitas Sumatera Utara.

(25) 4. Gambar 1.5 Aktifitas Non Penerbangan Pembangunan pemukiman memiliki suatu sistem tujuan yang kompleks. Oleh karena itu rumah merupakan elemen penting dalam agenda pembangunan nasional, seperti halnya kesehatan, pendidikan, dan banyak aspek kehidupan manusia lainnya. Rumah merupakan kebutuhan dasar setelah sandang dan pangan. Secara garis besar pembangunan perumahan dan permukiman memiliki tujuan-tujuan sosial, ekonomi dan perencanaan (social, economic and planning objectives), yang artinya memiliki tujuan yang luas dan melintasi sejumlah lokalitas. Pembangunan perumahan yang dilakukan oleh masyarakat atau swasta tidak dikendalikan pengembangannya, maka akan menimbulkan masalah. Peran pihak swasta terhadap pengadaan perumahan bagi rakyat yang tidak ada konsepsinya membuat keadaan menjadi lebih parah, terutama ditinjau dari sisi masyarakat yang harus menyediakan perumahannya sendiri (Silas, 1990).. Gambar 1.6 Kawasan Perumahan dan Pemukiman. Universitas Sumatera Utara.

(26) 5. Kecamatan Batang Kuis menjadi salah satu kecamatan di Kabupaten Deli Serdang yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan dikarenakan adanya Bandara Kuala Namu. Kecamatan Batang Kuis merupakan Kecamatan yang menjadi penghubung Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, sehingga Kecamatan Batang Kuis menjadi kota transit.. Gambar 1.7 Kecamatan Batang Kuis Hal tersebut dipertegas lagi dengan keberadaan Bandara Kuala Namu yang berbatasan dengan Kecamatan Batang Kuis dengan akses yang baik. Hal tersebut menyebabkan Kecamatan Batang Kuis terus berbenah diri menjadi gerbang dan gapura menuju bandara. Pembangunan Bandara Internasional Kuala Namu di Kabupaten Deli Serdang ini ternyata telah memberikan pengaruh terhadap perubahan kawasan sekitarnya. Perubahan yang dirasakan pada saat ini adalah semakin berkurangnya lahan pertanian yang disebabkan karena terjadinya ahli fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman, perdagangan dan jasa. Perkembangan di Kecamatan Batang Kuis akibat adanya Bandara Kuala Namu adalah menyebarnya pembangunan berbagai tipe dan kelas perumahan diberbagai titik kawasan. Oleh sebab itu pembangunan perumahan dan permukiman di. Universitas Sumatera Utara.

(27) 6. Kecamatan Batang Kuis ini kiranya membutuhkan penanganan yang serius dan terkendali melalui proses kajian dan penelitian yang konprehensif, namun lebih dari pada itu implementasi pada tingkat pelaksanaan oleh para pelaku pembangunan dan peran pemerintah daerah serta masyarakat menjadi suatu yang mutlak. Pemahaman akan aspek-aspek tata ruang, lokasi pengembangan, serta persoalan-persoalan kebijakan dan perencanaan dalam rangka usaha penatagunaan suatu kawasan perumahan menjadi hal yang sangat penting untuk menjawab permasalahan diatas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti merasa perlu adanya kajian tentang “Pengaruh Keberadaan Bandara Kuala Namu Terhadap Perkembangan Perumahan di Kawasan Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang”.. 1.2. Rumusan Masalah Jalur transportasi dan titik simpul beberapa jalur transportasi mempunyai. beberapa keuntungan seperti perubahan penggunaan lahan perubahan social ekonomi, dan perubahan nilai lahan (Yunus, 2000). Adanya pembangunan bandara ini telah memberikan. pengaruh. yang. menyebabkan. terjadinya. perubahan. wilayah. sekitarnya seperti berkembangnya sektor perumahan, perdagangan dan jasa karena semakin bertambahnya aktivitas di wilayah tersebut. Kawasan tersebut pun semakin lama menjadi pusat perhatian para investor untuk melakukan pembangunan disekitar. Bandara Kuala Namu. Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Batang. Kuis yang merupakan kawasan di sekitar Bandara Kuala Namu.. Universitas Sumatera Utara.

(28) 7. Dari kondisi permasalahan yang terjadi di lokasi penelitian sebagai bentuk pengaruh dari keberadaan pembangunan Bandara Kuala Namu, maka rumusan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengaruh keberadan Bandara Internasional Kuala Namu terhadap perkembangan perrmukiman di Kawasan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang?”. 1.3. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi perkembangan permukiman di kawasan Batang Kuis dengan adanya pembangunan Bandara Kuala Namu. 2. Menemukan dan mengkaji pengaruh keberadaan Bandara Kuala Namu terhadap perkembangan permukiman di Kecamatan Batang Kuis.. 1.4. Manfaat Penelitian Dalam rangka mendukung tujuan diatas maka terdapat 3 (dua) hal pokok yang. menjadi manfaat penelitian, yaitu: 1. Bagi Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Sebagai bahan masukan dalam memberikan arahan terhadap perencanaan suatu kawasan perumahan dan pemukiman 2. Bagi akademisi dapat memberikan informasi secara tertulis berupa data– data terkait kajian lingkungan penelitian.. Universitas Sumatera Utara.

(29) 8. 3. Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi tentang perkembangan kota sekarang dan masa yang akan datang dan juga bagi para pengembang sebagai. alternatif/kajian. dalam. melaksanakan. studi. perencanaan. pembangunan Perumahan.. 1.5. Kerangka Berfikir Adapun alur kerangka pikir penelitan ini seperti terlihat pada Gambar 1.1.. 1. 2.. LATAR BELAKANG Bandara Kuala Namu memberikan pengaruh terhadap perubahan fisik kawasan dan ekonomi sosial masyarakat. Peningkatan pertumbuhan fisik kawasan terlihat dari meningkatnya permukiman yang sangat besar di kawasan Sekitar Kec. Batangkuis.. RESEARCH QUESTION “Bagaimanakah pengaruh keberadan Bandara Internasional Kuala Namu terhadap perkembangan permukiman di Kawasan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang?”. 1. 2.. TUJUAN Mengidentifikasi perkembangan permukiman di kawasan Batang Kuis dengan adanya keberadaan Bandara Kuala Namu. Menemukan dan mengkaji pengaruh Bandara Kuala Namu terhadap perkembangan permukiman di Kecamatan Batang Kuis.. Keberadaan Bandara Kuala Namu. Perkembangan Permukiman di Kecamatan Batang Kuis. Analisis pengaruh keberadaan Bandara Kuala Namu terhadap perkembangan permukiman di Kecamatan Batang Kuis (deskriptif kuantitatif dan kualitatif) Kesimpulan dan Rekomendasi. Gambar 1.8 Kerangka Berpikir. Universitas Sumatera Utara.

(30) 9. 1.6. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan studi penelitian dalam penulisan tesis ini, sebagai. berikut : BAB I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka berfikir, dan sistematika pembahasan.. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan tentang kajian teoritis berupa pengertian perkotaan, perumahan, dan teori ruang spasial kota.. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi uraian tentang proses penelitian yang dilakukan. Dimulai dari bahan, materi maupun alat penelitan, membuat rancangan penelitian, menjelaskan variabel yang diamati serta membuat jadwal pelaksanaan penelitian. Pada bab ini juga diuraikan penjelasan/deskripsi lokasi penelitian yakni Bandara Kuala Namu dan kemudian pemaparan terhadap hasil amatan di lapangan yang dihubungkan dengan teori-teori terkait yang disesuaikan dengan maksud dan tujuan penelitian.. Universitas Sumatera Utara.

(31) 10. BAB IV. KAWASAN PENELITIAN Pada bab ini menguraikan tentang lokasi penelitian, gambaran umum. lokasi. penelitian,. kondisi. fisik. lingkungan,. kependudukan, ekonomi, pola penggunaan lahan, sarana dan prasarana. BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini merupakan analisa terhadap hasil amatan pada lokasi penelitian dan teori-teori yang mendukungnya. Hasil amatan dibuat dalam bentuk tabulasi atas semua informasi yang dikumpulkan baik di lapangan maupun studi literatur. Kemudian dilakukan pengolahan data menuju kesimpulan akhir tesis ini.. BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian akhir dari rangkaian seluruh kegiatan studi penelitian, yang mencakup kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.. Universitas Sumatera Utara.

(32) BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1.. Bandar Udara Transportasi adalah kegiatan untuk memindahkan, menggerakkan, atau. mengalihkan objek, baik itu barang maupun manusia, dari tempat asal ke tempat tujuan (Miro, 2002). Prasarana transportasi mempunyai dua peran utama, yaitu: (1) sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di daerah perkotaan; dan (2) sebagai prasarana bagi pergerakan manusia dan/atau barang yang timbul akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut (Tamin, 2000). Sifat jasa, operasi dan biaya membedakan alat transportasi menjadi angkutan kereta api, angkutan motor dan jalan raya, angkutan laut, angkutan udara, dan angkutan pipa. Setiap jenis angkutan tersebut memiliki keunggulan dan karakteristik masing-masing (Nasution Nur, 1996). Transportasi udara merupakan kegiatan dengan menggunakan pesawat udara yang memiliki keistimewaan dapat membuat interaksi atau memindahkan dari suatu tempat ke tempat lain dengan relatif waktu lebih cepat pencapaiannya dan juga mampu melintasi rintangan alam yang tidak teratasi oleh transportasi lainnya. Seperti transportasi pada umumnya, transportasi udara mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai unsur penunjang dan unsur pendorong. Peran transportasi sebagai penunjang dapat dilihat pada kemampuannya menyediakan jasa transportasi yang efektif dan. 11 Universitas Sumatera Utara.

(33) 12. efisien untuk memenuhi kebutuhan sektor lainnya, sekaligus juga berperan dalam menggerakkan dinamika pembangunan. Sedangkan sebagai unsur pendorong, transportasi udara juga sudah terbukti mampu menjadi jasa transportasi yang efektif untuk membuka daerah terisolasi dan juga melayani daerah-daerah terpencil. Keberadaan infrastruktur memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat, pola pertumbuhan dan prospek perkembangan ekonomi suatu kota. Keberadaan suatu transportasi secara umum memiliki pengaruh antara lain perubahan penggunaan lahan penyebaran dan kepadatan penduduk, harga lahan, tingginya mobilitas penduduk, pembangunan berbagai fasilitas fisik dan perubahan sosial budaya masyarakat (Catanese dan Snyder, 1979). 2.1.1. Peran bandar udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Republik. Indonesia mengatakan bandar udara memiliki peran antara lain sebagai berikut: 1. Simpul dalam jaringan transportasi udara yang digambarkan sebagai titik lokasi bandar udara yang menjadi pertemuan beberapa jaringan dan rute penerbangan sesuai hirarki bandar udara; 2. Pintu. gerbang. kegiatan. perekonomian. dalam. upaya. pemerataan. pembangunan, pertumbuhan dan stabilitas ekonomi serta keselarasan pembangunan nasional dan pembangunan daerah yang digambarkan sebagai lokasi dan wilayah di sekitar bandar udara yang menjadi pintu masuk dan keluar kegiatan perekonomian;. Universitas Sumatera Utara.

(34) 13. 3. Tempat kegiatan alih moda transportasi dalam bentuk inter koneksi antar moda pada simpul transportasi guna memenuhi tuntutan peningkatan kualitas pelayanan terpadu dan berkesinambungan yang digambarkan sebagai tempat perpindahan moda transportasi udara ke moda transportasi lain atau sebaliknya; 4. Pendorong dan penunjang kegiatan industri, perdagangan dan/atau pariwisata dalam menggerakan dinamika pembangunan nasional serta keterpaduan dengan sektor pembangunan lainnya, digambarkan sebagai lokasi bandar udara yang memudahkan transportasi udara pada wilayah di sekitarnya; 5. Pembuka isolasi daerah, digambarkan dengan lokasi bandar udara yang dapat membuka daerah terisolir karena kondisi geografis dan/atau karena sulitnya moda transportasi lain; 6. Pengembangan daerah perbatasan, digambarkan dengan lokasi bandar udara yang memperhatikan tingkat prioritas pengembangan daerah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia di Kepulauan dan/atau di daratan; 7. Penanganan bencana, digambarkan dengan lokasi bandar udara yang memperhatikan kemudahan transportasi udara untuk penanganan bencana alam pada wilayah sekitarnya; 8. Prasarana memperkokoh Wawasan Nusantara dan kedaulatan negara, digambarkan dengan titik-titik lokasi bandar udara yang dihubungkan. Universitas Sumatera Utara.

(35) 14. dengan jaringan dan rute penerbangan yang mempersatukan wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2.1.2. Pengaruh pembangunan bandar udara Pembangunan bandar udara tentunya akan memiliki keterkaitan tentang. perkiraan terhadap perubahan yang terjadi di kawasan sekitar bandara. Pembangunan bandara akan memicu terjadi tumbuhnya aktivitas baru lainnya disekitar kawasan bandara karena juga dipengaruhi oleh adanya pola permintaan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Pembangunan Bandara adalah upaya penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana transportasi udara yang efektif dan efisien yakni guna meningkatkan kelancaran arus manusia, barang dan jasa, serta membantu terbentuknya pola distribusi jasa transportasi udara yang merata ke seluruh wilayah tanah air (Adiasasmita, 2012). Adapun pengaruh dari adanya pembangunan bandara antara lain sebagai berikut: 1. Pengaruh Ekonomi Pembangunan bandara akan memberikan pengaruh terhadap perubahan dalam aspek ekonomi. Perubahan yang terjadi akan memberikan perkembangan terhadap sektor-sektor lainnya seperti perdagangan dan jasa, industri, dan kegiatan ekonomi lainnya. Kegiatan ini akan membawa pengaruh positif, misalnya terjadi peningkatan negosiasi dan perjanjian perdagangan, pengiriman barang-barang perdagangan, dan akan diikuti oleh peningkatan kegiatan produktif dalam sektor-sektor primer. Universitas Sumatera Utara.

(36) 15. (pertanian), sekunder (industri), dan tersier atau jasa (perdagangan, perbankan dan lainnya). Peningkatan kegiatan produktif akan mendorong peningkatan perekonomian, baik nasional maupun regional dan lokal (Adiasasmita, 2012). 2. Pengaruh Sosial Pembangunan bandara juga akan memberikan pengaruh sosial terhadap kehidupan masyarakat sekitarnya, yakni ditandai dengan bertambahnya mobilitas penduduk suatu wilayah. Meningkatnya mobilitas penduduk akan mendorong masyarakat untuk berwawasan lebih luas dan memiliki pola pikir maju. Selain itu, juga terjadi peningkatan terhadap jaringan sosial masyarakat, dengan meningkatnya pelayanan transportasi udara yang semakin luas dan lancar, akan menciptakan terjalinnya jaringan sosial antar penduduk dan antar lembaga diantara berbagai daerah makin kuat dan intensif. Jaringan sosial yang semakin luas, berarti interaksi sosial semakin luas pula (Adiasasmita, 2012). 3. Pengaruh Kewilayahan Pengaruh yang ditimbulkan dengan adanya pembangunan bandara di suatu wilayah akan memberikan pengaruh yang dinamis terhadap perkembangan wilayah tersebut. Salah satunya yaitu dapat terciptanya interaksi pembangunan antar wilayah yang saling membutuhkan dan menunjang kemajuan satu sama lain. Peningkatan perekonomian wilayah ini akan berdampak positif juga terhadap kesejahteraan masyarakat yang. Universitas Sumatera Utara.

(37) 16. didukung dengan terciptanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, meningkatnya pendapatan masyarakat, serta dapat mewujudkan stabilitas harga yang sehat. Hal tersebut pun akan membantu terciptanya pola distribusi. nasional. yang. baik. dan. dinamis,. seta. mendukung. pengembangan wilayah dalam kehidupan masyarakat dimasa yang akan datang (Adiasasmita, 2012).. 2.2.. Perumahan dan Permukiman Hierarki kebutuhan manusia terhadap pemenuhan hunian yang terdiri dari:. survival needs, safety and security needs, affliation needs, estem needs, cognitive and aesthetic needs (Sastra dan Marlina, 2006). Teori ini menjelaskan terdapat tahapan dalam memenuhi kebutuhan manusia. Setelah kebutuhan jasmani manusia terpenuhi, maka tempat berlindung atau rumah menjadi kebutuhan yang dipenuhi manusia sebagai motivasi pengembangan diri ke arah kehidupan yang lebih baik. Rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat berlindung dari panas dan hujan, namun rumah telah memberikan ketenangan, kesenangan dan kenangan atas segala peristiwa dalam kehidupan. Hal tersebut seide dengan adanya perbedaan antara rumah sebagai fisik bangunan dan rumah sebagai ruang hidup. Pasal 1 mendefinisikan perumahan adalah kumpulan rumah Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Kawasan Permukiman sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas umum sebagai hasil upaya. Universitas Sumatera Utara.

(38) 17. pemenuhan rumah yang layak huni. Sedangkan permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. Permukiman adalah penataan kawasan yang dibuat oleh manusia yang tujuannya untuk mempertahankan hidup secara lebih mudah dan lebih aman, dan mengandung kesempatan untuk pembangunan manusia seutuhnya. Pengertian permukiman juga dapat dirumuskan sebagai suatu kawasan perumahan yang ditata secara fungsional sebagai satuan sosial, ekonomi, dan fisik tata ruang, dilengkapi dengan prasarana lingkungan, sarana umum, dan fasilitas sosial. Permukiman atau perumahan akan berjalan dengan baik jika terkait dengan beberapa unsur, yaitu nature (alam), man (manusia), society (kehidupan sosial), shell (ruang), dan networks (hubungan) (Doxiadis, 1974). Perumahan merupakan tempat tiap individu yang ada saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain serta memiliki sense of belonging atas lingkungan tempat tinggalnya. Perumahan juga dapat diartikan sebagai suatu cerminan dan pengejawantahan dari diri pribadi manusia, baik secara perorangan maupun dalam suatu kesatuan dan kebersamaan dengan lingkungan alamnya dan dapat juga mencerminkan taraf hidup, kesejahteraan, kepribadian, dan peradaban manusia penghuninya, masyarakat ataupun suatu bangsa. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, dapat merupakan kawasan perkotaan dan perdesaan, berfungsi sebagai lingkungan. Universitas Sumatera Utara.

(39) 18. tempat tinggal/hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (Kuswartojo dan Rosnarti, 2005). Permukiman sebagai bagian permukaan bumi yang dihuni manusia meliputi pula segala sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan penduduk yang menjadi satu kesatuan dengan tempat tinggal yang bersangkutan (Sumaatmadja, 1981).. 2.3. Perkembangan Perumahan Dalam kaitannya dengan persebaran penduduk dengan tumbuhnya perumahan. dan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan yang relatif datar akan membentuk pola-pola tersendiri yang secara keseluruhan dipengaruhi oleh posisinya secara geografis dan karakteristik tempatnya (Branch, 1996). Hal ini mencerminkan bahwa kondisi topografi yang relatif datar di wilayah penelitian merupakan modal dasar dari pertumbuhan perumahan dan permukiman. Hal-hal yang mempengaruhi dalam perkembangan perumahan adalah pewilayahan (zoning); utilitas (utilities); faktor-faktor teknis (technical factors); lokasi (locations); estetika (aesthetics); komunitas (community); pelayanan kota (city services); dan biaya (costs), (Catanese dan Snyder, 1979). Perkembangan perumahan kekotaan dipicu oleh dua peristiwa utama yang mewarnai perkembangan peradaban manusia yaitu peristiwa revolusi pertanian dan revolusi industri. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah perkembangan. sosial. ekonomi,. perkembangan. industri. dan. perkembangan. transportasi (Clark, 1982).. Universitas Sumatera Utara.

(40) 19. Dalam perkembangan perumahan ada 3 (tiga) faktor yang berpengaruh. Faktor-faktor tersebut antara lain: (1) Kependudukan; (2) Pertanahan; (3) Pembiayaan dan Dana (Peraturan Perundang-undangan Departemen Pekerjaan Umum, 1994). Selama kebijaksanaan tentang lokasi perumahan belum ditegakkan secara mapan, maka perkembangan lokasi perumahan, termasuk sarana dan prasarananya akan cenderung berjalan masing-masing tanpa keterpaduan yang harmonis dengan elemen lainnya. Dengan bermunculannya pengembang yang semakin banyak, telah mendorong perkembangan lokasi-lokasi perumahan baru tumbuh secara acak. Penghuni pemukiman dalam melakukan berbagai kegiatan dipengaruhi oleh kondisi sosial, ekonomi dan budayanya. Sehingga dari kedua unsur tersebut yang akan mempengaruhi menjadi faktor-faktor yang menjadi landasan perkembangan perumahan dan permukiman (Sumaatmadja Nursid, 1981) antara lain: 1.. Faktor fisik alamiah Faktor fisik akan mempengaruhi perkembangan perumahan dan permukiman karena keberadan rumah dan pemukiman tidak akan lepas dari kondisi lahan yang ditempatinya, meliputi keadaan tanah, keadaan hidrografi, iklim, morfologi, sumber daya alam. Faktor-faktor ini membentuk pola perluasan pemukiman dan bentuk pemukimannya.. 2.. Faktor sosial Karakter dan kondisi sosial penduduk dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Penduduk perkampungan memiliki rasa kebersamaan cukup tinggi.. Universitas Sumatera Utara.

(41) 20. 3.. Faktor budaya Pola hidup yang menjadi kebiasaan di kampung-kampung yang masih terbawa dalam lingkungan kehidupan kota diantaranya dalam menjaga kesehatan lingkungan dan kebersihan.. 4.. Faktor ekonomi Kemampuan penduduk untuk memiliki tempat tinggal dipengaruhi oleh harga lahan, kemampuan daya beli, lapangan penghidupan dan transportasi.. 5.. Faktor politis Kondisi politik suatu negara mempengaruhi pertumbuhan pemukiman karena keadaan pemerintahan dan kenegaraan yang stabil dilengkapi dengan peraturan serta kebijaksanaan pemerintahnya akan menciptakan suasana yang aman dan situasi menguntungkan untuk membangun.. Berkembangnya. suatu. perumahan. dapat. dilihat. dari. ciri-ciri. fisik. perkembangan perumahan yang dapat diamati secara langsung (Branch, 1996). Perkembangan fisik kawasan tersebut ditandai dengan penduduk bertambah dan membuat kawasan tersebut semakin padat, bangunan-bangunan semakin banyak dan rapat, luasan lahan peruntukan perumahan yang semakin luas, serta semakin lengkapnya fasilitas yang mendukung kegiatan sosial ekonomi. Universitas Sumatera Utara.

(42) 21. 2.3.1 Penggunaan lahan untuk perumahan dan permukiman Pembangunan dan aktivitas yang terjadi pada suatu kawasan akan menyebabkan perubahan penggunaan lahan di kawasan tersebut (Yunus, 2000). Hal ini menunjukan faktor aktivitas manusia sangat mempengaruhi perubahan penggunaan lahan. Kebutuhan dan aktivitas manusia menyebabkan tuntutan kebutuhan lahan semakin tinggi untuk memenuhi kebutuhan dan aktivitasnya tersebut. Kebutuhan bermukim manusia yang semakin banyak menuntut penyediaan lahan untuk perumahan semakin banyak pula, maka terjadi perubahan penggunaan lahan untuk perumahan. Perubahan guna lahan adalah alih fungsi atau mutasi lahan secara umum menyangkut tranformasi dalam pengalokasian sumber daya lahan dari satu penggunaan ke penggunaan lain (Tjahjati, 1997). Secara keseluruhan perkembangan dan perubahan pola tata guna lahan pada kawasan permukiman dan perkotaan berjalan dan berkembang secara dinamis dan natural terhadap alam, dan dipengaruhi oleh faktor manusia (kebutuhan manusia akan tempat tinggal, potensi manusia, finansial, sosial budaya serta teknologi), Faktor fisik kota (pusat kegiatan sebagai pusat-pusat pertumbuhan kota dan jaringan transportasi sebagai aksesibilitas kemudahan pencapaian), dan Faktor bentang alam (kemiringan lereng dan ketinggian lahan).. Universitas Sumatera Utara.

(43) 22. 2.3.2. Ketersediaan sarana dan prasarana Perumahan juga harus disediakan sarana–sarana seperti sarana pendidikan,. kesehatan, peribadatan, perbelanjaan, rekreasi, dan lainnya yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan penduduk. Hal-hal yang sering terabaikan padahal sangat penting artinya bagi kelayakan hidup manusia penghuni lingkungan perumahan adalah sarana dan prasarana (Budiharjo, 1992), yang meliputi: 1.. Pelayanan sosial (social services), seperti sekolah, klinik, puskesmas, rumah sakit yang pada umumnya disediakan oleh pemerintah.. 2.. Fasilitas. sosial. persemayaman,. (social. facilities),. seperti. tempat. gedung. pertemuan,. lapangan. peribadatan,. olahraga,. tempat. bermain/ruang terbuka, pertokoan, pasar, warung, kaki lima dan sebagainya. 3.. Prasarana lingkungan meliputi jalan dan jembatan, air bersih, jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan air kotor dan persampahan.. Dalam sebuah lingkungan perumahan harus disediakan prasarana untuk memberikan kemudahan (Sastra dan Marlina, 2006). Pembangunan dan kompleksitas aktivitas dalam suatu lingkungan perumahan dan permukiman akan mempengaruhi kondisi sarana prasarana (Budiharjo, 1992). Dengan begitu perumahan dan aktivitas yang berkembang akan mempengaruhi kondisi sarana prasarana perumahan secara kualitas dan kuantitas. Salah satu ciri. Universitas Sumatera Utara.

(44) 23. perkembangan fisik perumahan dan permukiman adalah semakin lengkapnya fasilitas pendukung ekonomi dan sosial. 2.3.3. Aksesibilitas Aksesibilitas merupakan suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan. pencapaian lokasi dan hubungannya satu sama lain, mudah atau sulitnya lokasi tersebut dicapai melalui transportasi (Black, 1981). Aksesibilitas adalah ukuran kemudahan yang meliputi waktu, biaya, dan usaha dalam melakukan perpindahan antara tempat-tempat atau kawasan dari sebuah sistem (Magribi, 1999). Aksesibilitas adalah konsep yang luas dan fleksibel. mengatakan aksesibilitas adalah masalah waktu dan juga tergantung pada daya tarik dan identitas rute perjalanan (Lynch, 1960) Aksesibilitas adalah kemudahan mencapai kota tersebut dari kota atau wilayah lain yang berdekatan (Tarigan Robinson, 2004). Aksesibilitas suatu tempat perlu memperhatikan kemudahan dari transportasi yang baik ke tempat-tempat tertentu. Aksesibilitas suatu tempat dapat memudahkan hubungan satu tempat dengan lainnya yang didukung oleh transportasi. Penghuni perumahan lebih tertarik dengan aksesibilitas yang mudah menuju tempat kerja, sekolah, toko, pelayanan kesehatan dan tempat rekreasi. Indikator aksesibilitas secara sederhana dapat dinyatakan dengan jarak. Jika suatu tempat berdekatan dengan tempat lainnya, dikatakan aksesibilitas antara kedua. Universitas Sumatera Utara.

(45) 24. tempat tersebut tinggi. Sebaliknya jika berjauhan aksesibilitas antara keduanya rendah. Selain jarak dan waktu, biaya juga merupakan beberapa indikator aksesibilitas. Apabila antar kedua tempat memiliki waktu tempuh yang pendek maka dapat dikatakan kedua tempat itu memiliki aksesibilitas yang tinggi. Biaya juga dapat menunjukkan tingkat aksesibilitas. Biaya disini dapat merupakan biaya gabungan yang menggabungkan waktu dan biaya sebagai ukuran untuk hubungan transportasi (Tamin, 2000).. 2.4. Rangkuman Literatur Adapun rangkuman literatur dapat dengan jelas dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Rangkuman Literatur. No Sumber Variabel Hasil Indikator 1 Catanese dan Keberadaan Keberadaan infrastruktur Keberadaan Snyder, 1979 Bandara Kuala memberikan dampak yang Bandara Kuala Namu sangat besar bagi kehidupan Namu masyarakat, pola pertumbuhan dan prospek perkembangan ekonomi suatu kota. Keberadaan suatu transportasi memiliki pengaruh antara lain perubahan penggunaan lahan penyebaran dan kepadatan penduduk, harga lahan, tingginya mobilitas penduduk, pembangunan berbagai fasilitas fisik dan perubahan sosial budaya masyarakat. 2. Adisasmita, 2012. Pembangunan Bandara memberikan pengaruh antara lain pengaruh ekonomi, pengaruh sosial dan pengaruh kewilayahan. Universitas Sumatera Utara.

(46) 25. Tabel 2.1 (Lanjutan) No Sumber Variabel 3 Catanese dan Perkembangan Snyder, 1979 Perumahan. 4. Clark (1982),. 5. Branch, 1996. 6. Sastra dan Marlina, 2006. Hasil Hal-hal yang mempengaruhi dalam perkembangan perumahan adalah pewilayahan (zoning); utilitas (utilities); faktor-faktor teknis (technical factors); lokasi (locations); estetika (aesthetics); komunitas (community); pelayanan kota (city services); dan biaya (costs) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah perkembangan sosial ekonomi, perkembangan industri dan perkembangan transportasi.. Indikator 1. Penggunaan Lahan permukiman 2. Ketersediaan fasilitas sosial dan ekonomi 3. Aksesibilitas 4. Prasarana lingkungan/ utilitas. Berkembangnya suatu perumahan dapat dilihat dari ciri-ciri fisik perkembangan perumahan yang dapat diamati secara langsung Perkembangan fisik kawasan tersebut ditandai dengan Penduduk bertambah dan membuat kawasan tersebut semakin padat, Bangunanbangunan semakin banyak dan rapat, Luasan lahan peruntukan perumahan yang semakin luas, Semakin lengkapnya fasilitas yang mendukung kegiatan sosial ekonomi Sebuah lingkungan perumahan harus disediakan prasarana untuk memberikan kemudahan.. Universitas Sumatera Utara.

(47) 26. Tabel 2.1 (Lanjutan) No Sumber 7 Budiharjo, 1992.. 8. Black, 1981. 9. Magribi, 1999. Variabel Perkembangan Perumahan. Hasil Indikator Pembangunan dan 1. Penggunaan kompleksitas aktivitas dalam Lahan suatu lingkungan perumahan permukiman dan permukiman akan 2. Ketersediaan mempengaruhi kondisi fasilitas sarana prasarana sosial dan ekonomi Aksesibilitas merupakan suatu ukuran kenyamanan 3. Aksesibilitas atau kemudahan pencapaian 4. Prasarana lingkungan/ lokasi dan hubungannya satu utilitas sama lain, mudah atau sulitnya lokasi tersebut dicapai melalui transportasi Aksesibilitas adalah ukuran kemudahan yang meliputi waktu, biaya, dan usaha dalam melakukan perpindahan antara tempattempat atau kawasan dari sebuah sistem. Universitas Sumatera Utara.

(48) BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian pada studi ini merupakan penelitian lapangan (field research),. yang dilakukan secara langsung di lokasi penelitian untuk dapat memahami secara mendalam lingkungan masyarakat atau obyek tertentu baik melalui wawancara maupun pengamatan. Jenis penelitian field research termasuk dalam jenis penelitian terapan yakni penelitian atau penyelidikan yang hati-hati dan sistematik terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan bagi keperluan tertentu (Nazir, 1998). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode pendekatan kuantitatif dan kualitatif yaitu dengan menganalisis variabelvariabel yang terdapat dalam ruang penelitian. Variabel ini mengarah pada sesuatu hal yang dapat diukur atau diobservasi (Creswell John, 2003). Penelitian kualitatif dilakukan untuk menggali pengetahuan sebab akibat dari suatu fenomena yang diungkapkan para partisipan, dalam penelitian ini pengetahuan yang akan diungkapkan adalah bagaimana pengaruh keberadaan Bandara Kuala Namu terhadap perkembangan permukiman di Batang Kuis.. 3.2. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat. didefinisikan sebagai. suatu. proses untuk. mendapatkan data empiris melalui responden dengan menggunakan metode tertentu.. 27 Universitas Sumatera Utara.

(49) 28. Bukti atau data untuk keperluan studi kasus bisa berasal dari enam sumber yaitu: dokumen, rekaman arsip, wawancara, pengamat langsung, observasi partisipasi dan perangkat‐perangkat fisik. Metode pengumpulan data ditujukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan sebagai bahan masukan untuk setiap tahap analisis berikutnya. Dalam pengumpulan data pada penelitian ini terdapat 2 (dua) cara yaitu: 1. Pengumpulan Data Primer Pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan melalui survei lapangan ke kawasan penelitian. Survei lapangan dilakukan untuk memperoleh data secara langsung melalui hasil observasi lapangan dan penyebaran kuesioner. Tahap pengumpulan data ini digunakan untuk mencari segala sesuatu yang berhubungan dengan kondisi fisik dan non fisik kawasan khususnya dalam mengkaji perkembangan permukiman yang terjadi akibat pengaruh keberadaan Bandara Kuala Namu. Adapun beberapa data yang akan diperoleh yaitu berupa kondisi fisik wilayah studi yang terkait dengan variabel-variabel yang akan diteliti yaitu perkembangan permukiman. Adapun teknik yang digunakan dalam survei lapangan ini adalah sebagai berikut: a. Kegiatan Observasi Langsung, kegiatan ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap segala objek penelitian. Selain itu kegiatan observasi juga dapat dilakukan untuk melihat titik-titik lokasi. Universitas Sumatera Utara.

(50) 29. yang mengalami perubahan dan hubungan tiap variabel yang menjadi ukuran perubahan yang terjadi akibat pengaruh bandara tersebut. Kegiatan obsevasi langsung dapat dilakukan dengan cara foto dan pemetaan. b. Kuesioner,merupakan salah satu teknik pengumpulan data melalui formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis: 2008: 66). Penelitian ini menggunakan kuesioner dan daftar pertanyaannya dibuat secara berstruktur dengan bentuk pertanyaan pilihan berganda (multiple choice questions) yang menggunakan kuesioner berupa pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. 2. Pengumpulan Data Sekunder Pengumpulan data sekunder dilakukan peneliti dengan dengan cara tidak langsung ke objek penelitian, tetapi melalui penelitian terhadap dokumen‐dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian (Singarimbun, 1995). Penelitian ini juga menggunakan metode dokumentasi. Menurut (Arikunto, 2005), metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.. Universitas Sumatera Utara.

(51) 30. 3.3. Kebutuhan Data Kebutuhan. data. merupakan. suatu. proses. kompilasi. data. untuk. menghubungkan sasaran dan analisis berdasarkan cara memperoleh data, bentuk data, sumber data, waktu dan pembagian penangung jawab terhadap data tersebut. Data yang didapat harus disesuaikan dengan sasaran agar mempermudah melakukan analisis lebih lanjut penelitian yang akan dilakukan (Tabel 3.1). Tabel 3.1 Kebutuhan Data No 1. Kelompok Data Kebijaksanaan Pembangunan. 2. Fisik Dasar dan Sumber Daya Alam. 3. Kependudukan. 4. Permukiman. 5. Peta Dasar dan Tematik. 6. Literatur dan publikasi. 7. Preferensi umum. 3.4. Jenis Data RTRW Deli Serdang. Sumber Data Bappeda Deli Serdang. Iklim, Topografi, Geologi, Hidrologi. Kecamatan Dalam Angka Laporan Bulanan. BPS, Dinas Pertanian, Dinas PU, BPN. BPS, Kantor Desa, Kantor Kecamatan REI APERSI DPU Bappeda BPS BPN Pemda BPN DPU. Jumlah Bangunan Sebaran Bangunan. Peta Administrasi Peta Topografi, Peta Jaringan utilitas Peta Areal Terbangun Peta Rawan Bencana Kajian Makalah Mengapa memilih di tinggal di Kecamatan Batang Kuis. Perpustakaan umum dan Perguruan tinggi. Jenis Variabel Variabel. adalah. konsep. yang. mempunyai. bermacam-macam. nilai. (Nazir,1998). Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk. Universitas Sumatera Utara.

(52) 31. apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005). Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Forhady, 1982). Berdasarkan uraian diatas maka variabel yang akan di gunakan pada penelitian selanjutnya (Tabel 3.2) adalah: 1.. Keberadaan Bandara Kuala Namu sebagai variabel bebas/pengaruh (independent variabel) dengan indikator penggunaan lahan permukiman, ketersediaan fasilitas sosial dan ekonomi, aksesibilitas dan prasarana lingkungan/utilitas.. 2.. Perkembangan permukiman sebagai variabel terpengaruh (dependent variabel) dengan indikator pengaruh keberadaan Bandara Kuala Namu. Tabel 3.2 Variabel dan Indikator Penelitian. No 1. Variabel Keberadaan Bandara Kuala Namu (independent variable). 2. Perkembangan Permukiman (dependent variabel). Indikator 1. Penggunaan lahan permukiman 2. Ketersediaan fasilitas sosial dan ekonomi 3. Aksesibilitas 4. Prasarana lingkungan/utilitas Pengaruh keberadaan Bandara Kuala Namu.. Bentuk Pertanyaan Bagaimana kondisi penggunaan lahan permukiman, ketersediaan fasilitas sosial dan ekonomi, aksesbilitas dan prasarana lingkungan/utilitas di Kecamatan Batang Kuis sejak adanya Bandara Kuala Namu. Bagaimana perkembangan permukiman di Kecamatan Batang Kuis sejak adanya Bandara Kuala Namu. Universitas Sumatera Utara.

(53) 32. 3.5. Populasi dan Sampel Populasi merupakan suatu objek penelitian yang memiliki kualitas dan. karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk memahami dalam penarikan kesimpulan dalam penelitian. Mzaksudnya yaitu objek disini bukan hanya berupa orang, melainkan dapat juga berupa benda-benda alam lainnya yang memiliki sifat/karakteristik tertentu (Sugiyono, 2005). Objek penelitian dan populasi dari penelitian ini adalah fisik kawasan dan masyarakat yang berada di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang yaitu sebanyak 49.837 jiwa (Kecamatan Batang Kuis Dalam Angka 2015, BPS). Dari objek penelitian tersebut akan dilakukan dengan mengkaji perkembangan permukiman sebagai bentuk dari pengaruh akibat adanya pembangunan Bandara Kuala Namu dengan memperhatikan aktivitas-aktivitas yang tumbuh dan berkembang melalui variabel-variabel pembangunan permukiman. Elemen-elemen anggota sampel merupakan anggota populasi yang akan menjadi sampel dan mewakili populasi lainnya (Supranto, 1997). Daftar yang bisa dipakai untuk menentukan jumlah sampel seperti disajikan pada Tabel 3.3 (Sugiyono, 2005). Oleh sebab itu, dalam penelitian ini jumlah populasi yang diambil yaitu dengan jumlah populasi (N) 50.000 jiwa (mendekati jumlah penduduk kecamatan yaitu 49.387 jiwa), sehingga sampel yang digunakan yaitu sebanyak 346 sampel dengan taraf kesalahan 5%.. Universitas Sumatera Utara.

(54) 33. Tabel 3.3 Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu dengan Taraf Kesalahan 1% dan 5% (N). Sampel (s). (N). Sampel (s). (N). Sampel (s). 1%. 5%. 1%. 5%. 1%. 5%. 10 15 20 25 30. 10 15 19 24 29. 10 14 19 23 28. 280 290 300 320 340. 197 202 207 216 225. 155 158 161 167 172. 2800 3000 3500 4000 4500. 537 543 558 569 578. 310 312 317 320 323. 35. 33. 32. 360. 234. 177. 5000. 586. 326. 40. 38. 36. 380. 242. 182. 6000. 598. 329. 45. 42. 40. 400. 250. 186. 7000. 606. 332. 50. 47. 44. 420. 257. 191. 8000. 613. 334. 55. 51. 48. 440. 265. 195. 9000. 618. 335. 60. 55. 51. 460. 272. 198. 10000. 622. 336. 65. 59. 55. 480. 279. 202. 15000. 635. 340. 70. 63. 58. 500. 285. 205. 20000. 642. 342. 75. 67. 62. 550. 301. 213. 30000. 649. 344. 80. 71. 65. 600. 315. 221. 40000. 563. 345. 85. 75. 68. 650. 329. 227. 50000. 655. 346. 90. 79. 72. 700. 341. 233. 75000. 658. 346. 95. 83. 75. 750. 352. 238. 100000. 659. 347. 100. 87. 78. 800. 363. 243. 150000. 661. 347. 110. 94. 84. 850. 373. 247. 200000. 661. 347. 120. 102. 89. 900. 382. 251. 250000. 662. 348. 130. 116. 95. 950. 391. 255. 300000. 662. 348. 140. 122. 100. 1000. 399. 258. 350000. 662. 348. 150. 129. 105. 1100. 414. 265. 400000. 662. 348. 160. 135. 110. 1200. 427. 270. 450000. 663. 348. 170. 142. 114. 1300. 440. 275. 500000. 663. 348. 180. 148. 119. 1400. 450. 279. 550000. 663. 348. 190. 154. 123. 1500. 460. 283. 600000. 663. 348. 200. 160. 127. 1600. 469. 286. 650000. 663. 348. 210. 165. 131. 1700. 477. 289. 700000. 663. 348. Universitas Sumatera Utara.

(55) 34. Tabel 3.3 (Lanjutan) (N). Sampel (s). (N). Sampel (s). (N). Sampel (s). 220. 1% 165. 5% 135. 1800. 1% 485. 5% 292. 750000. 1% 663. 5% 348. 230. 171. 139. 1900. 492. 294. 800000. 663. 348. 240. 176. 142. 2000. 498. 297. 850000. 663. 348. 250. 182. 146. 2200. 510. 301. 900000. 663. 348. 260. 187. 149. 2400. 520. 304. 950000. 663. 348. 270. 192. 152. 2600. 529. 307. 1E+06. 663. 348. ~. 664. 349. Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling pada Kecamatan Batang Kuis (terdiri dari 11 desa) dan dipilah sesuai dengan tujuan penelitian dengan responden-responden diambil secara proposional per wilayah desa (data primer) melalui ground research dengan metode Area Propotional sample yaitu teknik sampling dengan mengambil wakil setiap wilayah yang terdapat dalam populasi. Adakalanya jumlah subyek yang ada pada setiap strata atau setiap wilayah tidak sama. Oleh karena itu, agar mendapat data yang representatif ditentukan seimbang/sebanding dengan banyaknya subyek dari setiap wilayah (Arikunto, 2005). Adapun untuk pengambilan area penyebaran kuesioner dan jumlah sampel yang diambil di setiap daerah yang menjadi wakil antara lain Desa Sidoharjo sebanyak 20 responden, Desa Sidodadi sebanyak 20 responden, Desa Masjid sebanyak 20 responden, Desa Bakaran Batu sebanyak 30 responden, Desa Bintang Meriah sebanyak 30 responden, Desa Batang Kuis Pekan sebanyak 40 responden, Desa Tanjung Sari. sebanyak 46 responden, Desa Paya Gambar sebanyak 30. Universitas Sumatera Utara.

(56) 35. responden, Desa Baru sebanyak 30 responden, Desa Sena sebanyak 40 responden dan Desa Tumpatan Nibung sebanyak 40 responden.. 3.6. Teknik Analisa Data Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke. dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar (Moleong, 2002). Dalam hal ini sangat mementingkan teknik pengorganisasian suatu data, sehingga dapat memudahkan dalam proses analisis yang akan dilakukan. Proses analisis data ini dilakukan dengan menelaah data-data yang telah diperoleh baik dari lapangan (observasi dan kuesioner) maupun data-data yang diperoleh dari instansi. Pada dasarnya metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mendeskripsikan dan memetakan dari data-data yang sebagai input dalam melakukan analisis. Pada penelitian diperlukan rincian analisis yang akan dilakukan secara mendalam agar semua data yang diperoleh dapat dikompilasi dengan baik. Analisis ini nantinya akan diketahui metode analisis yang tepat sehingga dapat diketahui output dari analisis yang akan digunakan. Adapun teknik analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.6.1. Pendekatan Kualitatif Pada penelitian kualitatif, analisis data dilakukan mulai saat pengumpulan. sampai selesai saat pengumpulan data. Kegiatan dalam menganalisis data terkait dengan data itu mungkin telah dimunculkan dalam beragam cara (observasi,. Universitas Sumatera Utara.

(57) 36. wawancara, intisari dokumen, pita rekaman) dan yang biasanya diproses sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan, penyuntingan, atau alih tulis), tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata, yang biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas, analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. 3.6.2. Pendekatan kuantitatif Dalam pendekatan ini teknik yang dipakai berbentuk observasu terstruktur,. survey dengan menggunakan kuesioner, ekperimen dan ekperimen semu. Dalam mencari data, menggunakan kuesioner tertulis ataupun dibacakan. Teknik ini mengacu pada tujuan penelitian dan jenis data yang diperlukan baik primer atau sekunder. Hasil dari kuesioner ini dirangkum dalam sebuah tabulasi frekuensi (Sarwono, 2006).. 3.7. Hipotesa Ada banyak definisi hipotesa yang pada hakikatnya mengacu pada pengertian. yang sama. Diantaranya ialah hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang sedang diteliti (Sarwono, 2006). Definisi hipotesa adalah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya (Nasution S, 2000).. Universitas Sumatera Utara.

(58) 37. Dalam penelitian hipotesa awal yang diambil yaitu terdapat pengaruh Bandara Kuala Namu terhadap perkembangan permukiman di Kecamatan Batang Kuis dilihat dari penggunaan lahan permukiman, ketersediaan fasilitas sosial dan fasilitas ekonomi, aksesbilitas serta prasarana lingkungan/utilitas.. 3.8 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian disajikan pada Gambar 3.1. INPUT DATA Keberadaan Bandara Kuala Namu. Permukiman di Kecamatan Batang Kuis. PROSES Analisis keberadaan Bandara Kuala Namu. Analisis Perkembangan Permukiman di Kecamatan Batang Kuis. Analisis hubungan pengaruh keberadaan bandara (kuantitatif dan kualitatif). OUTPUT Pengaruh keberadaan Bandara Kuala Namu Perkembangan Permukiman di Kecamatan Batang Kuis. Pengaruh dari keberadaan Bandara Kuala Namu terhadap perkembangan permukiman. Kesimpulan Dan Rekomendasi. Gambar 3.1 Kerangka Analisis. Universitas Sumatera Utara.

(59) BAB IV TINJAUAN KAWASAN. 4.1. Karakteristik Kecamatan Batang Kuis. 4.1.1. Kondisi geografis Berdasarkan letak geografis Kecamatan Batang Kuis terletak pada 3o35’–. 3o41’ Lintang Utara dan 41o–46o Bujur Timur dengan luas wilayah 4.034 Ha terbagi menjadi 11 desa dengan batas administrasi yaitu Sebalah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pantai Labu, Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Beringin dan Kecamatan Pantai Labu, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Morawa, dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Percut Sei Tuan (Tabel 4.1, Gambar 4.1 dan 4.2) Tabel 4.1 Luas Wilayah dirinci Menurut Desa di Kecamatan Batang Kuis No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.. Desa Sena Tumpatan Nibung Baru Tanjung Sari Bakaran Batu Bintang Meriah Batang Kuis Pekan Paya Gambar Sidodadi Sugiharjo Mesjid Jumlah. Luas Wilayah (Km²) 6,40 3,70 4,32 7,34 0,45 0,65 0,75 3,03 9,50 1,53 2,67 40,34. Sumber: Kecamatan Batang Kuis Dalam Angka, BPS, 2016 Kecamatan ini terletak di 335 -341 LU dan 41-46BT dengan ketinggian 4 –30 meter diatas permukaan laut. Curah hujan di Kecamatan Batang kuis sebesar 38 Universitas Sumatera Utara.

(60) 39. 1.821 mm/tahun dan kecepatan angin 1,33 mm/tahun. Rata-rata iklim di kecamatan ini maksimum 320C dan minimum 22,40C dengan tingkat penguapan 4,08 mm/tahun. Pada umumnya keadaan tanah di Kecamatan Batang Kuis putih bercampur pasir dan memiliki topografi yang relatif datar.. Gambar 4.1 Peta Orientasi Kecamatan Batang Kuis (Bappeda Kabupaten Deli Serdang, 2016). Universitas Sumatera Utara.

(61) 40. ‘’’. ] Gambar 4.2 Peta AdministrasiKecamatan Batang Kuis (Bappeda Kabupaten Deli Serdang, 2016). Universitas Sumatera Utara.

(62) 41. 4.1.2. Kependudukan Jumlah penduduk di Kecamatan Batang Kuis yaitu 62.348 jiwa pada Tahun. 2015. Adapun desa dengan penduduk terbesar yaitu Desa Tanjung Sari yaitu 11.394 jiwa dan desa dengan penduduk terendah yaitu Desa Mesjid yaitu 1.466 jiwa, seperti dijelaskan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Batang Kuis Tahun 2015 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.. Desa Sena Tumpatan Nibung Baru Tanjung Sari Bakaran Batu Bintang Meriah Batang Kuis Pekan Paya Gambar Sidodadi Sugiharjo Mesjid Jumlah. Jumlah Penduduk (jiwa) Laki-laki Perempuan 3.997 3.994 3.661 3.533 3.213 3.173 5.752 5.642 1.245 1.179 2.963 2.888 2.682 2.728 2.446 2.213 2.141 2.052 2.784 2.596 733 733 31.617 30.731. Jumlah (Jiwa) 7.991 7.194 6.386 11.394 2.424 5.851 5.410 4.659 4.193 5.380 1.466 62.348. Sumber: Kecamatan Batang Kuis Dalam Angka, BPS, 2016 4.1.3 Fasilitas umum dan sosial Fasilitas pendidikan di Kecamatan Batang Kuis berbentuk Taman Kanak– Kanak (TK) sebanyak 2 unit, Sekolah Dasar (SD) Negeri sebanyak 20 buah dan SD Swasta sebanyak 3 unit. Sekolah Menengah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri sebanyak 2 unit dan swasta sebanyak 5 unit, Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri sebanyak 1 unit dan Swasta 4 unit, serta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta sebanyak 3 unit (Tabel 4.3).. Universitas Sumatera Utara.

(63) 42. Tabel 4.3 Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Batang Kuis Tahun 2015 No 1. 2. 3. 4. 5.. Fasilitas Pendidikan. Swasta. Negeri. Jumlah. 2 20 2 1 25. 3 5 4 3 15. 2 23 7 5 3 40. TK Sekolah Dasar SLTP SLTA SMK Jumlah. Sumber: Kecamatan Batang Kuis Dalam Angka, BPS, 2016 Jumlah fasilitas peribadatan di Kecamatan Batang Kuis terdiri dari Mesjid 21 unit, Mushollah 22 unit, Gereja 13 unit, Vihara 3 unit dan Kuil 1 unit (Tabel 4.4). Tabel 4.4 Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Batang Kuis Tahun 2015 No. 1. 2. 3. 4. 5.. Fasilitas Peribadatan Masjid Langgar/Mushalla Gereja Vihara Kuil Jumlah. Jumlah 21 22 13 3 1 60. Sumber: Kecamatan Batang Kuis Dalam Angka, BPS, 2016 Untuk fasilitas kesehatan terdiri dari Di Kecamatan Batang Kuis pada tahun 2015 terdapat Puskesmas 1 (satu) unit, dan Puskesmas Pembantu 4 unit. Selain itu juga terdapat Pos Kesehatan Desa sebanyak 7 unit. Untuk memaksimalkan layanan kesehatan kepada masyarakat pemerintah daerah juga telah menyediakan fasilitas layanan sistem mobile, yakni Patroli Kesehatan baik dengan menggunakan roda 4 (empat) dan roda 2 (dua) masing-masing jumlahnya 1 unit dan 12 unit. (Tabel 4.5).. Universitas Sumatera Utara.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2016 , dengan ini kami

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2016 , dengan ini kami

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2016 , dengan ini kami

sebenarnya. Permainan “ku Pemburu Pokemon adalah permainan yang terdiri dari 2 tahap yaitu tahap pertama memasangkan setiap bagian-bagian surat undangan resmi kemudian

interaksi edukatif yang dinamis antara guru dengan siswa, antara lain sebagai. berikut: komunikasi sebagai aksi, komunikasi sebagai interaksi

Dinamika Orang Karo Budaya dan Modernisme, Tarigan, 2008: Kesenian merupakan satu hal yang tidak bisa dilepaskan dari masyarakat Karo, salah satunya seperti tarian-tarian,

Pada awalnya perubahan tersebut dipengaruhi oleh penyebaran agama yang menjadikan upacara adat ngampeken tulan-tulan hanya menjadi sebuah upacara adat, tidak ada unsur religi,

Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sediri. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya