DAFTAR RIWAYAT HIDUP
b. Sekolah Menengah Pertama : SMPN BANI SALEH 1 BEKASI
c. Sekolah Menengah Kejuruan : SMAN 2 MAJALENGKA
Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BUKU ILUSTRASI KESENIAN SAMPYONG MAJALENGKA
DK 38315 / Tugas Akhir
Semester II 2015-2016
oleh:
Denny Suwandi NIM. 51912280
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya, sehingga penulisan laporan penelitian ilmiah yang berjudul “PERANCANGAN MEDIA INFORMASI KESENIAN SAMPYONG MAJALENGKA” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Maksud dari penulisan penelitian ilmiah ini adalah untuk memenuhi persyaratan
dalam menyelesaikan mata kuliah Tugas Akhir di Desain Komunikasi Visual
dalam jenjang S1. Dalam penulisan penelitian ilmiah ini, terdapat kendala-kendala
dan kekurangan yang dihadapi baik dalam pengumpulan data serta saat penulisan
penelitian ilmiah iniyang jauhdari kata sempurna, semoga semua pihak dapat
memakluminya.
Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak, oleh karena itu
banyak mengucapkan terima kasih kepada :
Allah SWT yang telah memberikan ridho-Nya sehingga penulisan penelitian
ilmiah ini bisa berjalan dengan lancar.
1. Kedua orang tua tercinta yang selalu mendukung baik moril maupun
materil
2. Syarip Yunus sebagai dosen pembimbing yang sudah membimbing
dengan baik dalam penulisan laporan penelitian ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa pencarian data dan penyusunan karya ilmiah ini masih
belum sempurna masih terdapat kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga penulisan karya
ilmiah ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak juga bias membantu bagi
pembaca yang ingin mengetahui penyusunan penelitian karya ilmiah dengan judul “PERANCANGAN MEDIA INFORMASI KESENIAN SAMPYONG MAJALENGKA”.
Bandung, 13 April 2016
Penulis
vi
II.3 Hasil wawancara dengan Kesenian Sampyon……… 6
vii
II.5 Analisa ……….. 15
II. 6 Khalayak……….. 15
II. 7 Resume Perancangan………... 16
BAB III. STRATEGI PERANCANGAN KONSEP VISUAL………... 18
III. 1 Strategi Perancangan……….. 18
III. 1.1 Tujuan Komunikasi ……… 18
III.1.2 Pendekatan Komunikasi……….. 18
III.1.3 Materi Pesan ………... 19
III.1.4 Gaya Bahasa……… 19
III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan ………. 19
III.2 Konsep Visual ……… 25
BAB IV. TEKNIS PRODUKSI MEDIA DAN APLIKASI MEDIA………...….. 32
IV.1 Buku Ilustrasi Kesenian Sampyong Majalengka ………. 32
IV.1.1 Media ……….... 32
IV.1.2 Teknis Produksi Media………..……… 33
IV.2 Media Pendukung ……… 34
DAFTAR PUSTAKA ……… 42
42
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Rohendi, Rohidi. ( 2012 hal 24 ). Metodologi Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara.
Karta Miharja, Ahdian ( 2003 hal 29 ). Pengertian Kesenian Jakarta: lentera dipantara
Resobowo Basuki ( 2005 hal 36 ). Bercermin Di Muka Kaca:Seniman, Seni dan Masyarakat : Ombak
Lia Anggraini S. dan Kirana Nathalia (2016 hal 33). dalam buku berjudul Dasar – dasar panduan untuk pemula : Desain Komunikasi Visual
Sumber Artikel Internet
Ramadhan, Bagus (2011). Seni Pertarungan Tradisional Dari Majalengka
http://www.majalengkakab.go.id/index.php?option=com_content&view=artic le&id=78&Itemid=59 ( diakses pada 01/02/2016 )
Sukma, Surianto (2015). Sejarah Kabupaten di Jawa Barat http://sukma,
1 BAB I. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Kesenian Sampyong memiliki perubahan dalam pertunjukannya yaitu Pertunjukan
kesenian sampyong, mulanya sering dijumpai pada acara-acara pernikahan
maupun syukuran khitanan. Lambat laun kesenian tersebut tergeserkan dan hanya
dapat dijumpai pada acara-acara khusus seperti perayaan hari-hari besar yaitu hari
jadi Kabupaten Majalengka dan perayaan hari besar Kemerdekaan Republik
Indonesia.
Terdapat Perbedaan pada kesenian Sampyong dengan kesenian Jaipong, kesenian
Sampyong memiliki Seni Tari dan Seni Musik didalamnya kesenian Sampyong
memperlihatkan kepada masyarakat dengan adegan kekebalan tubuh. Pada
kesenian Jaipong mempunyai kesamaan dengan kesenian Sampyong yaitu
menggabungkan Seni tari dan seni Musik dalam kesenian Jaipong lebih
memperlihatkan kepada tariannya dengan diiringi musik.
Kesenian Sampyong memiliki ciri yang tetap dalam menggabungkan tiga unsur
yaitu Seni Tari, Seni Musik dan seni Bela Diri. Dalam Seni Bela Diri tersebut
pemain kesenian Sampyong masih tetap mengandalkan ilmu kekebalan tubuh.
Terdapat unsur yang hilang dari kesenian Sampyong adalah dahulu kesenian
Sampyong lebih dikenal dengan nama Ujungan. Kesenian Ujungan yaitu suatu
permainan adu ketangkasan yang bebas dengan aturan. Dalam aturan permainan
Ujungan kedua pemain yang menggunakan Teregos atau penutup kepala yang
terbuat dari kain- kain yang berisi dengan bahan-bahan empuk atau lebih dikenal
dengan sebutan Balakutak. Namun permainan Ujungan ini sudah mulai
ditinggalkan masyarakat dan lebih sering disebut dengan nama kesenian
Sampyong karena Ujungan terlihat sangat berbahaya dan tidak memiliki peraturan
dalam permainannya. Kesenian Sampyong lebih dikenal dari pada kesenian
Ujungan karena pada aturan permainan kesenian Sampyong ini memiliki
peraturan dasar yaitu setiap pemain hanya boleh memukul tiga kali disetiap acara
2 Kesenian sampyong merupakan salah satu aset budaya yang berada dan tumbuh di
Kabupaten Majalengka, sehingga perlu diwariskan kepada generasi muda agar
kesenian Sampyong dapat dilestarikan kembali. Dengan cara mengenalkan
kembali dan mempertahankan eksistensinya dalam keadaan zaman yang terus
berubah.
Generasi muda Majalengka belum mengenal lebih tentang kesenian Sampyong.
maka dengan adannya permasalahan tersebut pada generasi muda sekarang ini
sangat membutuhkan Media Informasi agar generasi muda dapat lebih mengenal
Kesenian Sampyong Majalengka dan mendapatkan informasi lebih detail
mengenai kesenian Majalengka.
1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, Maka terdapat hal terpenting yang
dapat teridentifikasi, yaitu sebagai berikut :
Para remaja pada umumnya hanya tertarik menikmati pertunjukannya saja,
tetapi kurang mengetahui bagaimana sejarah pada kesenian Sampyong
Majalengka.
Keberadaan kesenian sampyong sudah jarang dijumpai.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan butir-butir pokok diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut :
3 1.4 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang identifikasi dan rumusan masalah, perlu untuk
membatasi permasalahan dan difokuskan pada suatu masalah yaitu, bagaimana
memberikan informasi atau mengenalkan Kesenian Sampyong kepada para
remaja di seluruh Indonesia agar Kesenian Sampyong tersebut dapat terus
dilestarikan keberadaannya oleh para remaja. Batasan masalah dengan
perancangan adalah :
Fokus Informasi Kesenian Sampyong Majalengka ditujukan kepada
generasi muda.
1.5 Fokus Permasalahan
Berdasarkan fokus masalah yang sudah dikemukakan diatas, maka tujuan
perancangan ini adalah untuk memperoleh solusi yang dapat menjawab
permasalahan tersebut dengan menggunakan disiplin ilmu Desain Komunikasi
Visual, yaitu :
Memberikan kemudahaan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi
mengenai Kesenian Sampyong melalui Media Informasi
Memberikan informasi lebih rinci mengenai kesenian tradisional.
1.6 Tujuan Perancangan
Tujuan dari perancangan ini adalah memberikan informasi dan pengetahuan
kepada masyarakat khususnya pada generasi muda yang kurang mengenal apa itu
Kesenian Sampyong Majalengka agar dapat lebih dikenal pada generasi muda di
4
BAB II. KESENIAN SAMPYONG MAJALENGKA
2.1 Pengertian Kesenian
Menurut Rohidi Rohendi dalam buku berjudul metodologi penelitian seni (2012
hal 24). kesenian merupakan segala bentuk manifestasi batin dan pengalaman
estesis dengan menggunakan berbagai media seperti berbagai bidang, tekstur,
garis, warna volume. Seni juga bisa berarti ungkapan perasaan sang pencipta yang
disampaikan kepada manusia supaya mereka bisa merasakan apa yang dirasakan
oleh pelukis atau pencinta seni.
Sedangkan menurut Ahdian Karta Miharja pengertian kesenian (2003 hal 29).
Seni merupakan segala bentuk aktifitas rohani yang mereflesikan kenyataan dalam
sebuah karya dimana bentuk dan isinnya memiliki daya untuk membangkitkan
keindahan tertentu didalam jiwa penikmatnya.
Menurut Resobowo Basuki bercermin dimuka kaca, seni dan masyarakat (2005
hal 36). Seni merupakan budaya sebagai suatu keahlian dalam mengekpresikan
berbagai macam ide dan pemikiran estetika, termasuk dalam mewujudkan segala
kemampuan dan imajinasi pandangan akan suatu benda dan suasana, atau karya
yang dapat menumbuhkan rasa indah sehingga mampu menciptakan peradaban
yang lebih maju lagi. Sehingga penulis dapat menyimpulkan dari tiga pengertian
atau kutipan diatas bahwa kesenian dapat diartikan sebagai bagian dari budaya
dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekpresikan rasa keindahan dari
5
2.2. Kesenian Sampyong
Interaksi pada kesenian Sampyong ini dilakukan oleh 2 orang pemain dan 1 orang
malandang atau wasit, salah satu gambar pada saat acara pertunjukan berlangsung:
Gambar II. 1. Interaksi kekebalan tubuh dua penari dalam kesenian Sampyong.
Sumber : http:/goodnewsfromindonesia.org/2015/09/04/sampyong-seni-pertarungan-tradisional-dari-majalengka.jpg
(Diakses pada 07/05/2016)
2.2.1 Sampyong
Menurut Bagus Ramdhan seni pertarungan tradisional dari Majalengka (2011).
Sampyong merupakan permainan tradisional adu ketangkasan dan kekuatan
memukul atau dipukul lawan dengan menggunakan alat yang terbuat dari rotan
yang berukuran 60 cm. Permainan dilakukan antara dua orang yang saling
berhadapan, baik laki-laki maupun perempuan, dipimpin oleh seorang wasit yang
disebut malandang, permaianan yang mempunyai arti ; Sam = tiga dan Pyong =
pukulan, pukulan ini selalu diiringi dengan alat musik yaitu gamelan iringan ini
merupakan perangkat yang tidak bisa ditinggalkan dalam seni Sampyong.
Sehingga penulis dapat menyimpulkan dari pengertian diatas bahwa kesenian
Sampyong merupakan kesenian yang menggabungkan tiga unsur Seni Tari, Seni
6
2.2.2 Pengertian Majalengka
Menurut Surianto, Sukma Sejarah Kabupaten di Jawa Barat (2015). Kabupaten
Majalengka, adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu
kotanya adalah Majalengka. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten
Indramayu di utara, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan di timur,
Kabupaten Majalengka terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah
Desa dan Kelurahan. Pusat Pemerintahan di Kecamatan Majalengka. Kantor
Bupati terletak di Pendopo, selatan dari Alun-alun Majalengka berdekatan dengan
Masjid Agung Al Imam.
2.2.3 Sejarah Majalengka
Menurut Surianto, Sukma Sejarah Kabupaten di Jawa Barat (2015 diakses pada
).Pada zaman kerajaan Hindu sampai dengan abad XV di wilayah Kabupaten
Majalengka terbagi menjadi 3 kerajaan yaitu Kerajaan Talaga dipegang oleh
Sunan Corenda atau lebih dikenal dengan sebutan Sunan Parung, Kerajaan
Rajagaluh dipegang oleh Prabu Cakraningrat, dan Kerajaan Sindangkasih,
Rajanya adalah seorang puteri bernama Nyi Rambut Kasih. Terdapat banyak
cerita rakyat tentang ke-3 kerajaan tersebut yang sampai dengan saat ini masih
hidup di kalangan masyarakat majalengka.
2.3 Wawancara dengan Pemain Kesenian Sampyong
Proses wawancara ditujukan kepada seorang pemain kesenian Sampyong di
daerah Majalengka pada hari Selasa, 22 Desember 2015 bertempatkan di
kediaman Bapak Marphu Suhadi jl. Tonjong No 55 Majalengka. Wawancara
dilakukan kepada Bapak Marphu Suhadi selaku pemain kesenian tradisional
7
Gambar II. 2. Bapak Marphu Suhadi
Sumber: (Dokumentasi Pribadi 22 Desember 2015)
Kesenian Sampyong ini berasal dari Kabupaten Majalengka Jawa Barat sejak
tahun 1960 ketika Bapak Marphu Suhadi masih muda sekitar 22 tahun sudah
menjadi pemain Kesenian Sampyong bersama rekan rekannya di jl.Tonjong
Majalengka dan sekarang rekan rekannya tersebut sudah dulu meninggalkan
Bapak Marphu Suhadi. Awal mula hadir Kesenian Sampyong berada pada daerah
Cibodas Kecamatan Majalengka dan sudah sekian lama mulailah tersebar
kebeberapa daerah diantarannya Cibodas, Sindangkasih, Kulur, Simpeureum, dan
Munjul. Dengan perkembangan jaman sekarang sampyong sudah mnurun
eksistensi nya terutama pada generasi muda sekarang ini yang kurang
melestarikan Kesenian Sampyong Majalengka. Karena sudah tidak ada
kemamuan untuk mempelajarinnya
2.3.1 Peraturan Permainan Kesenian Sampyong Peraturan pada kesenian sampyong yaitu :
Seorang pemain hanya diperkenankan untuk memukul sebanyak 3 kali
pukulan
8
seorang pemain dapat memilih kelas yang ditentukan menurut usia
misalnya pada golongan tua, Muda, Anak-anak
pada saat acara berlangsung di hadiri salah satu wasit atau bisa di sebut malandang
Beberapa urutan pertunjukan Sampyong pada acara khusus seperti acara hari jadi
Kabupaten Majalengka :
Seluruh pemain dan peserta alat musik memasuki arena di pimpin oleh
seorang wasit, Melakukan penghormatan kepada penonton dengan iringan
kendang pencak lagu Golempang dan dinyannyikan oleh Sinden
Pertunjukan pembukaan di mainkan oleh kedua pemain sampyong sambil
mesesapi suara kendang pencak dan sinden yang sedang bernyanyi
Pertunjukan utama, seorang pemain berdiri dengan pemain lainnya
menurut urutan panggilan dan di pimpin oleh maladang/wasit.
2.3.2 Alat Kesenian Sampyong
Alat kesenian Sampyong ini berperan sangat penting dalam pertunjukan
berlangsung karena salah satu alat untuk memukul lawan dan alat ciri khas pada
9
Gambar II. 3. Rotan atau Kayu berukuran 60 cm
Sumber : (Dokumentasi Pribadi 22 Desember 2015)
(Hasil wawancara dengan pemain Kesenian Sampyong)
Rotan menjadi sebuah alat yang terpenting dalam melakukan permainan kesenian
Sampyong tersebut karena itu sebuah alat untuk memukul pada lawan. Rotan
tersebut berukuran 60cm dengan menggunakan tali di ujung rotan tersebut.
Manfaat dari tali tersebut agar rotan yang sedang digunakan dalam acara
berlangsung tidak lepas dari genggaman sang pemain. Pada rotan tersebut bisa
hancur pada saat acara berlangsung karena dengan kerasnya pukulan terhadap
kaki lawan.
2.3.3 Cara Memegang Alat kesenian sampyong
Pada gambar dibawah menunjukan tata cara dalam memegang rotan tersebut
harus benar karena sangat berbahaya bagi penonton di sekitar arena permainan.
Gambar II. 4. Cara memegang alat kesenian Sampyong.
Sumber : (Dokumentasi Pribadi 22 Desember 2015)
10
Cara memegang alat kesenian sampyong adalah membelitkan atau memutarkan
tali pada bagian ibu jari dan membelitkan ke telapak tangan sehingga rotan atau
kayu tidak dapat lepas ketika sedang memukul lawan. Karena bila rotan atau kayu
terlepas dapat berbahaya untuk penonton yang di sekitar arena pertunjukan.
2.3.4 Gerakan Kesenian Sampyong
Pada gambar dibawah merupakan persiapan atau kuda kuda pada setiap pemaian
yang akan melakukan pertunjukan karena pertahanan sangat dibutuhkan ketika
acara pertunjukan berlangsung.
Gambar II. 5. Persiapan atau kuda kuda kesenian Sampyong
Sumber : (Dokumentasi Pribadi 22 Desember 2015)
(Hasil wawancara dengan pemain kesenian Sampyong)
pada awal mulai nya memainkan kesenian Sampyong pemain sedang bergoyang
menikmati iringan kendang pencak lagu Golempang yang dinyannyikan oleh
sinden dan para pemain juga segera masuk ke dalam lapangan secara berbaris atau
arena permainan sehingga para pemain dapat mempersiapkan kuda kuda untuk
11
2.4 Alat musik kesenian Sampyong
Alat musik yang digunakan saat pertunjukan kesenian Sampyong Majalengka
anatara lain :
A. Terompet :
Terompet merupakan suatu alat musik yang berasal dari Jawa Barat. Terompet ini
pun sering digunakan pada saat acara-acara kesenian lainnya. pada alat musik
kesenian Sampyong ini masih menggunakan terompet sebagai pelengkap alat
music sampyong. Terompet ini terbuat dari kayu yang memanjang dengan lubang
untuk mengasilkan bunyi dan pada bagian atas terdapat batok yang berfungsi
untuk meniup terompet tersebut.
Gambar II.6 terompet
Sumber : http://renggajaya7.blogspot.co.id/2014/08/sompret-reyog.html
12
B. Gendang
Kendang adalah alat musik yang di mainkan dengan cara dipukul atau ditepak
dengan menggunakan telapak tangan, gendang tersebut terbuat dari kayu nangka,
kelapa, atau cempedak dan dilapisi dengan kulit kerbau pada bagian atas gendang.
Gendang digunakan dalam pertunjukan kesenian Sampyong Majalengka sebagai
satu alat musik yang terpenting karena salah satu alat musik yang bisa membuat
para pemain sampyong menikmati alunan music dan mengikuti irama yang
dimainkan, hampir semua kesenian tradisional di Indonesia menggunakan
gendang sebagai alat pengiringnya, gendang juga merupakan alat musik
tradisional yang khas selalu ada pada kesenian tradisional di Indonesia dan
kesenian Sampyong Majalengka memakai gendang sebagai pelengkap alat musik
kesenian Sampyong Majalengka.
Gmbar II.7 Gendang
Sumber : http://Gendang - macam2budayaindonesia.blogspot.html
13
C. Kempul
Kempul merupakan sebuah alat musik dengan cara ditabuh, biasannya kempul
satu perangkat dengan gong, kempul adalah sebuat alat musik yang terbuat dari
timah dan tembaga pada bagian yang dipukul dan dengan pada bagian penyangga
terbuat dari kayu yang diukir. Pada bagian alat musik Sampyong ini masih
menggunakan kempul sebagai pelengkap kesenian Sampyong Majalengka karena
bunyi yang dihasilkan sangat tinggi sehingga menyatu dengan gendang.
Gambar II. 8 Kempul
Sumber : http://www.seasite.niu.edu/indonesian/budaya_bangsa_kempul.html
14
2.4 Analisa
II.1 Diagram : Pengetahuan masyarakat kepada kesenian Sampyong Majalengka.
Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)
Berdasarkan hasil kuesioner kepada 50 masyarakat didaerah Kabupaten
Majalenga, mayoritas dari masyarakat tidak mengenal tentang kesenian
Sampyong Majalengka. 29% (14 orang) mengetahui, 63% (32 orang) tidak
mengetahui, dan 8% (4 orang) tidak memberi tanggapan. Hasil analisa ini jelas
menunjukan masyarakat kurang mengenal terhadap kesenian Sampyong
Majalengka.
2.5 Khalayak
Kurangnya pengetahuan serta kepedulian masyarakat muda untuk lebih mengenal
kesenian Sampyong yang pada saat ini memiliki penurunan eksistensinya pada
15
2.5 Resume perancangan
Perancangan ini bertujuan untuk memberikan sebuah informasi terkait dengan
kesenian tradisional Sampyong Majalengka. Setelah dilakukan kuesioner kepada
masyarakat, pada umumnya masyarakat Majalengka sendiri kurang mengenal
terhadap Kesenian Sampyong Majalengka.
Memberikan media informasi terhadap masyarakat sehingga masyarakat bisa
lebih mengenal kesenian Sampyong Majalengka, dari hasil analisa yang dilakukan
banyak masyarakat muda yang kurang peduli atau kurang mengenal apa itu
Kesenian sampyong Majalengka dan diharapkan kepada generasi muda agar lebih
18 BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1 Strategi Perancangan
Strategi Perancangan yang bertujuan sebagai media informasi ini yaitu dengan
menampilkan konsep desain visual yang menarik. Maka dipilihlah buku ilustrasi
yang bertujuan untuk menambah pengetahuan target audiens tentang suatu
kesenian Sampyong Majalengka. Dengan visual yang dibuat dengan pendekatan
karakter remaja dan menyesuaikan dengan temanya.
III.1.1 Tujuan Komunikasi
Tujuan dari perancangan media informasi kesenian tradisional Sampyong
Memberi informasi terhadap masyarakat muda sehingga dapat mengenal dan
mengetahui tentang kesenian Sampyong Majalengka, dengan demikian
masyarakat bisa peduli dan lebih mengenal kesenian tradisional tersebut.
III.1.2 Pendekatan Komunikasi
Dalam suatu penyampaian informasi, dibutuhkan suatu komunikasi yang mampu
menyampaikan informasi tersebut mudah dimengerti oleh target audiens.
Penyampaian informasi tersebut dapat berupa Bahasa visual maupun Bahasa
verbal, yang dapat memberikan efek ketertarikan dan rasa ingin tahu target
audiens terhadap komunikasi yang disajikan.
Pendekatan komunikasi yang digunakan tentang kesenian Sampyong Majalengka
adalah media buku ilustrasi yang berisikan mengenai informasi tentang sejarah,
pertunjukan, aturan permainan dan alat musik yang dipakai. Dengan adanya buku
ilustrasi ini dapat memudahkan masyarakat untuk menerima informasi tentang
kesenian Sampyong Majalengka. Pendekatan Visual
Pendekatan visual yang akan digunakan adalah gambar ilustrasi pada
umumnya, namun menggunakan gaya gambar pribadi dan tentunya gaya
gambar yang disesuaikan untuk kalangan remaja sehingga tujuan untuk untuk
19 Pendekatan Verbal
Penyampaian informasi dalam media buku ilustrasi ini dengan menggunakan
bahasa Indonesia. Penggunaan Bahasa Indonesia digunakan sebagai
penjelasan dan informasi agar materi pesan yang disampaikan cukup jelas dan
mudah dimengerti oleh target sasaran sehingga komunikasi yang disampaikan
lebih efektif dan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
III.1.3 Materi Pesan
Pesan yang ingin disampaikan pada media informasi melalui buku ilustrasi ini
adalah untuk memberikan informasi yang menjelaskan tentang sejarah dan
mengenal lebih pada kesenian Sampyong Majalengka, menjelaskan busana yang
dipakai dan alat musik yang digunakan dalam kesenian Sampyong Majalengka.
III.1.4 Gaya Bahasa
Menggunakan bahasa formal Indonesia agar terkesan lebih serius serta sesuai
dengan target audiens.
- Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan
- Status ekonomi : Semua kalangan
- Pendidikan : Sekolah menengah pertama hingga mahasiswa
- Pekrejaan : Siswa dan siswi
Geografis
Masyarakat yang berada di wilayah Indonesia khususnya wilayah
20 Psikografis
Dari psikografis buku ilustrasi tentang kesenian sampyong ditujukan
kepada remaja yang menyukai kesenian tradisional dan buku bacaan yang
bergambar seperti buku ilustrasi.
2. Consumer Insight
Untuk media buku ilustrasi tentang kesnian Sampyong Majalengka, target
audiens yang dicari adalah masyarakat khususnya Remaja – dewasa, laki-laki dan perempuan usia 16-22 tahun, untuk remaja yang bersekolah tingkat
menengah pertama hingga mahasiswa dengan status sosial semua kalangan
bawah hingga atas.
3. Consumer Journey
Untuk menyampaikan ide yang telah dibentuk pada media-media yang akan
digunakan, maka diperlukan perencanaan yang baik agar mendapatkan
interaksi dan tersampaikan pada sasaran maka diperlukan daftar aktifitas dari
target audiens.
Waktu Aktivitas
Remaja Tempat Point Of Contact
05.00-07.00
08.00-11.00 Belajar, diskusi, Sekolah, kelas, taman, kantin
Meja, kursi, alat tulis,
teman, guru, dosen
12.00-14.00 Pulang, istirahat,
makan, ibadah, Rumah, kamar
Makanan, minuman,
kendaraan, orang tua,
21
Tabel III.1 Consumer Journey
Sumber: Data pribadi (2016)
III.1.6 Strategi Kreatif
Agar informasi yang disampaikan mencapai tujuan, maka penyampaian informasi
harus dilakukan secara efektif. Maksud dari informasi yang efektif adalah
informasi yang disampaikan dalam bentuk pesan dalam isi buku harus menarik
dan memiliki strategi visual yang berbeda tetapi mudah dimengerti, dengan pola
seperti itu pembaca bisa memahami isi dari pesan yang disampaikan khususnya
22
Copywriting
Headline : Keunikan Sampyong kesenian tradisional Majalengka
Story line Halaman 1
Ilustrasi para pemain kesenian Sampyong
Halaman 2
Sejarah kesenian Sampyong Majalengka
Halaman 3
Ilustrasi para pemain alat musik
Halaman 4
Penjelasan awal mula pertunjukan kesenian sampyong
Halaman 5
Ilustrasi seorang malandang atau wasit
Halaman 6
Penjelasan seorang malandang
Halaman 7
Ilustrasi para pemain sampyong yang mulai memasuki lapangan
pertunjukan
Halaman 8
Penjelasan para pemain sampyong yang mulai memasuki lapangan
pertunjukan
Halaman 9
Ilustrasi peraturan seperti pemain sedang memukul kaki sang lawan pada
bagian pinggang kebawah
Halaman 10
Ilustrasi para pemain yang sedang menikmati alunan musik
Halaman 11
Penjelasan para pemain yang sedang menikmati alunan musik
Halaman 12
ilustrasi kedua pemain dan malandang atau wasit
23 Penjelasan kedua pemain dan malandang atau wasit
Halaman 14
ilustrasi kesenian sampyong sedang memukul lawan
Halaman 15
Penjelasan dan ilustrasi peralatan dan cara memgang rotan
Halaman 16
Ilustrasi dan penjelasan alat music kempul
Halaman 17
Ilustrasi dan penjelasan alat musik gendang
Haaman 18
Ilustrasi dan penjelasan alat music terompet
Sketsa
Gambar III.1 Karakter tampak depan pemain sampyong
24 Gambar III.2 Sketsa isi buku
Sumber : pribadi
III.1.7 Strategi Media Media Utama
Media utama yang akan digunakan dalam penyampaian pesan yang
terkandung dalam kesenian Sampyong Majalengka ini adalah buku ilustrasi,
buku dipilih karena belum ada buku yang menjelaskan secara khusus tentang
kesenian Sampyong Majalengka, selain itu buku mudah untuk digunakan dan
dapat dibawa kemana saja, media buku dapat dengan mudah ditemukan
karena banyak toko buku hingga perpustakaan yang dapat dijumpai.
Media Pendukung
Media pendukung dapat membantu meningkatkan minat audiens untuk
membeli buku ilustrasi tentang kesenian Sampyong Majalengka. Media
pendukung utama yang digunakan adalah x-banner sebagai media promosi
25 kepada audiens. Sedangkan untuk media promosi yang akan dikemas satu
paket dalam buku ilustrasinya sebagai bonus adalah sticker, poster, gantungan
kunci, pin dan t-shirt, khusus untuk t-shirt sepuluh orang pertama yang
membeli buku akan mendapatkan bonus t-shirt. Dengan pendukung ini secara
tidak langsung dapat mengenalkan kesenian Sampyong Majalengka karena
fungsi dari media pendukung ini sebagai aksesoris yang bisa digunakan
dalam beraktivitas sehari hari.
III.1.8 Strategi Distribusi
Strategi distribusi adalah perencanaan dalam menyebarkan atau menyalurkan
suatu produk kepada target audiens. Buku ilustrasi tentang kesenian sampyong
Majalengka ini akan ditawarkan kepada pihak penerbit yang mempunyai potensi
untuk menerbitkan buku yang menceritakan tentang kebudayaan tradisional.
Toko-toko seperti gramedia, perpustakaan dari tiap-tiap sekolah, dan dinas terkait
tentang kebudayaan akan menjadi target utama pendistribusian buku ini.
III.2 Konsep Visual
Konsep visual dari perancangan media informasi tentang kesenian Sampyong
Majalengka adalah menampilkan visual yang menggambarkan suasana pada saat
acara berlangsung atau di suatu keramaian. dahulu hingga saat ini dengan
menggunakan warna-warna yang mendukung dan tetap memperlihatkan kesan
kehidupan masyarakat agraris pada saat itu. Penyampaian pesan secara informatif
tanpa menggunakan ilustrasi dan layout yang disesuaikan para masyarakat
Majalengka. Sehingga dapat menjelaskan dan mempersentasikan kesenian
tersebut.
III.2.1 Format Desain
Aplikasi mengenai buku ilustrasi ini berukuran 14.8x21cm (A5), ukuran tersebut
adalah ukuran yang sesuai dengan standar pocket book. Isi dari aplikasi ini adalah
menjelaskan tentang lebih mengenal kesenian daerah, serta dijelaskan juga
busana, alat yang digunakan saat pertunjukan dan alat musik yang dipakai saat
26 Gambar III. 3 format desain cover dan punggung buku
Sumber : data pribadi
Pada bagian cover menunjukan para pemain sampyong yang sedang berdiri dan
pada bagian punggung buku terdapat judul di bagian tengah dan pada bagian atas
memasukan logo penerbit dengan di perkecil agar punggung buku terlihat lebih
menarik dan disukai.
III.2.2 layout
Pada bagian cover menggunakan tipografi yang besar dan dilengkapi dengan para
pemain sampyong yang sedang berdiri pada bagian background menempatkan
pada suatu tempat dengan ciri khas pepohonan dengan dilengkapi pada suatu
acara dan keramaian. karena dengan tujuan masyarakat bisa tertarik dan
27 Gambar III.4 Layout Buku ilustrasi kesenian sampyong
Sumber: Data pribadi (2016)
Gambar III.4 Layout Buku ilustrasi kesenian Sampyong
28 III.2.3 Huruf
Tipografi
Atvice
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
123456789{!+|,.?:”}
Font atvice digunakan dalam penulisan judul karena font memiliki bentuk
yang mudah dilihat dan sangat cocok dengan ilustrasi pada bagian cover
Axis
Fontaxis digunakan dalam setiap sub judul buku ilustrasi yang dirancang,
font ini digunakan karena cocok dipakai dalam sub judul buku ilustrasi ini.
covington
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 123456789{!@#$%^&*()_+|,.?:”}
Font covington digunakan dalam penjelasan setiap halaman yang ada
dalam buku ilustrasi kesenian Sampyong Majalengka, font ini digunakan
karena memiliki bentuk huruf yang jelas sehingga dapat mudah dimengerti
29 III.2.4 Ilustrasi
Ilustrasi yang digunakan dalam perancangan buku ini dengan cara membuat
sketsa manual, setelah itu diberi pewarnaan dengan menggunakan teknik digital
menggunakan aplikasi photoshop. Teknik manual dilakukan karena agar lebih
mudah menggambarkan suasana pada saat keramain atau dalam suatu acara.
Teknik pewarnaan digital digunakan supaya bisa menimbulkan kesan.
.
Gambar II. 5 ilustrasi para pemain sedang mengikuti alunan musik
Sumber : Data pribadi
Gambar II. 6 ilustrasi seseorang sedang memukul lawan
30 Gambar II. 7 ilustrasi seorang malandang yang sedang memberikan arahan
Sumber : Data pribadi
Gambar III.8 ilustrasi para pemain sampyong memasuki lapangan pertunjukan
Sumber : Data pribadi
Gambar III. 9 ilustrasi para pemain alat musik yang sedang dimainkan
31 III.2.5 Warna
Gambar III. 10 warna
Sumber : Dokumentasi pribadi
Warna yang digunakan untuk buku ilustrasi kesenian Sampyong Majalengka
diambil dari warna-warna terang pada bagian background dan pada bagian
ilustrasi karakter memliki warna yang sedikit gelap karena menyatukan
dengan busana aslinnya. Pada bagian alat musik dan peralatnnya mempunyai
32 BAB IV. TEKNIS PRODUKSI MEDIA DAN APLIKASI MEDIA
IV.1 Buku Ilustrasi Kesenian Sampyong Majalengka IV.1.1 Media
Menurut Lia Anggraini S. dan Kirana Nathalia dalam buku berjudul Dasar – dasar panduan untuk pemula Desain Komunikasi Visual (2016 hal 33). Buku Ilustrasi
merupakan buku yang didalamnya terdapat lukisan yang mengandung daya khayal
dalam cerita. Didalam buku ilustrasi terdapat banyak gabungan mulai dari isi buku
yang berupa teks tulisan dan ilustrasi.
Media utama buku ilustrasi berukuran 14.8x21cm (A5), potrait yaitu. Jenis kertas
yang digunakan adalah jenis art paper tebal 220 gram, sedangkan untuk covernya
menggunakan Hardcover. dengan laminasi Doff.
IV.1.2 Teknis Produksi Media
Teknis pengerjaan awal dengan cara membuat sketsa manual pada kertas setelah
itu dipertegas garisnya dengan menggunakan ballpoint, stelah sketsa selesai
gambar discan dan akan masuk pada diberi pewarnaan.
Gambar IV.1 Hasil sketsa yang sudah selesai
33 proses selanjutnya masuk pada tahap pewarnaan pada bagian background dengan
media digital, software yang digunakan ada Adobe Photoshop cs6. Teknik
pewarnaan menggunakan tools brush yang tersedia di Adobe Photoshop, serta
menggunakan pen tablet sebagai alat penunjang. Adobe Ilustrator cs5. Teknis
pewarnaan digital media ini menggunakan hardware tambahan yaitu pen tablet.
Pewarnaan digital dipilih karena lebih mudah dalam tahap pewarnaan dan tidak
menghabiskan waktu.
Gambar IV. 2 proses peawarnaan pada bagian background
Sumber : dokumentasi pribadi (2016)
Gambar IV. 3 pewarnaan pada bagian karakter dan background
34 Gambar IV. 4 hasil pewarnaan karakter dan background
Sumber : dokumentasi pribadi (2016)
Pada gambar diatas salah satu proses pewarnaan dimulai dari sketsa, background
dan pewarnaan pada karakter. Setelah proses perancangan selesai buku ilustrasi
ini akan di cetak dengan menggunakan print laser dengan ukuran dan jenis kertas
yang sudah ditentukan.
IV.2 MEDIA PENDUKUNG
IV.2.1 Poster
Untuk media pendukung poster digunakan sebagai media informasi berhubungan
dengan terbitnya buku ilustrasi tentang kesenian Sampyong Majalengka.
IV.2.1.1 Teknis Produksi
Ukuran poster yang digunakan adalah A3 (41 cm x 29,7 cm) di kertas berjenis art
paper 220 gram, Karena mempunyai kualitas yang tidak gampang kotor, lebih
35 29,7 cm
41 cm
Gambar IV. 5 Poster
Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)
IV.2.2 X-Banner
Media pendukung x-banner digunakan saat launcing buku ilustrasi, x-banner ini
berfungsi sebagai sarana memberi informasi terhadap masyarakat. Dengan
menggunakan media pendukung x-banner informasi tentang laucing buku pada
saat itu bisa lebih luas karena ukuran cukup jelas untuk dilihat oleh masyarat yang
berada dilokasi launcing buku ilustrasi tersebut.
IV.2.2.1 Teknis Produksi
Media ini dibuat dengan bahan korea dan dengan ukuran 60 cm x 160 cm. Proses
pembuatan x-banner ini menggunakan print laser sehingga warna yang dihasilkan
36 Gambar IV. 6 X Banner
Sumber : dokumentasi pribadi (2016)
IV.2.3 Stiker
Sticker difungsikan sebagai media pengingat dan sebagai bonus dari pembelian
buku ilustrasi, desain stiker menggunakan font pada cover buku ilustrasi yang
telah dicancang.
IV.2.3.1 Teknis Produksi
Bahan yang digunakan dalam pembuatan stiker yaitu dengan kertas vinyl dengan laminasi doff (semacam plastik yang tahan air) stiker ini memiliki ukuran 9,5 cm x 6,9 cm ukuran ini pas jika ditempel dimanapun karena memiliki ukuran tidak terlalu besar atau terlalu kecil.
Gambar IV.7 Stiker
37 IV.2.4 Gantungan Kunci
Gantungan kunci berfungsi sebagai media pengingat kembali para target audiens,
media ini sangat mudah untuk digunakan di mana saja oleh semua kalangan.
IV.2.4.1 Teknis Produksi
Ukuran gantungan kunci yang digunakan adalah berdiameter 5,5 cm diprint dalam kertas inkjet lalu laminasi doff sehingga ketahan sangat bagus untuk gantungan kunci.
Gambar IV. 8 Gantungan kunci peraturan kesenian Sampyong
Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)
Gambar IV. 8 Gantungan kunci rotan
38 IV.2.5 Pin
Pin berfungsi sebagai media pengingat kembali para target audiens, media ini
sangat mudah untuk digunakan di mana saja tentunya digunakan pada kain-kain
dan bisa digunakan o;leh remaja.
IV.2.5.1 Teknis Produksi
Ukuran pin yang digunakan adalah berdiameter 5,5 cm diprint dalam kertas inkjet lalu laminasi dope sehingga ketahan sangat bagus.’
Gambar IV. 9 Pin
39 IV.2.6 Pembatas Buku
Sebagai media pengingat, pembatas buku dapat digunakan untuk keperluan
menandai halaman buku yang sedang dibaca untuk dibuka kembali lain waktu.
IV.2.6.1 Teknis Produksi
Pembatas buku mempunyai desain hampir sama dengan Ilustrasi cover agar lebih
mengingatkan pada produk media utama dan diberi beberapa ilustrasi karakter
Ukuran 4 x 14 cm . Material Artpaper (250 gr). Teknis cetak print laser sticker
dan teknik manual cutting.
40 IV.2.7 T-Shirt
Media pendukung t-shirt digunakan pada saat laucing buku ilustrasi tersebut agar
bisa menunjukan identitas dari kesenian itu sendiri, setiap penjualan buku ilustrasi
Kesenian Sampyong Majalengka t-shirt sudah termasuk didalamnya dalm pembeli
10 orang pertama.
IV.2.7.1 T-Shirt
Media ini dibuat dengan bahan cotton combad 30s dengan Sablon Dtg.
41 IV.2.8 Goodie bag
Goodiebag berfungsi untuk mempermudah membawa buku ilustrasi, selain buku
ilustrasi pada dalam goodie bag seperti pin, sticker, gantungan kunci dan juga
tshirt agar mudah dibawa
IV.2.8.1 Teknis produksi
Media ini dibuat dengan bahan albartoz dan dengan ukuran 59,4 cm x 84 cm dan
menjadi 29,7 cm x 21 cm.Proses pembuatan goodie bag ini menggunakan print
laser sehingga warna yang dihasilkan sesuai dengan gambar yang sudah dibuat.