• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 CANDIMAS NATAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 CANDIMAS NATAR"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA

MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

SISWA KELAS V SDN 1 CANDIMAS NATAR

LAMPUNG SELATAN

(Skripsi)

OLEH

MARDIYATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS V SDN 1 CANDIMAS NATAR LAMPUNG SELATAN

Nama Mahasiswa : MARDIYATI

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013079229

Program Studi : S1 PGSD SKGJ

Fakultas : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(3)
(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta

Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. BSNP, 2006. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan

Menengah Standar Isi Kelulusan IPA. Depdiknas. Jakarta.

Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Iwan, Nobel. 2012. http://nobeliwan.langkah-langkah-metode-eksperimen.htm. (diakses 28/05/2012)

Kunandar, 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. PT Rajawali Pers. Jakarta.

Muhaimin, 2009. Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah. Rjawali Pers. Jakarta.

Mulyasa, 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Rosda. Bandung

Nanda,2009/10/23/metode-demonstrasi-sebuah-metode-dalam-pelaksanaan- pembelajaran-aktif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan-pakem-by-yaya-masita. (diakses 28/05/2012)

Lovita, Nia. 2011/09/18/pengertian-ipa/ (diakses 16/06/2012)

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosdakarya: Bandung

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Rustaman, Nuryani. 2010. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Universitas Terbuka: Jakarta

(5)

Sardiman, 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta. Satrio, Harminto. 2011/05/mata-pelaja ran-ilmu-pengetahuan-alam.html. (diakses

16/06/2012)

Sesiria, Rofiana. 2005. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Pemecahan Masalah (Skripsi). Unila: Bandar Lampung

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung

Susanti, Yeni. 2009. Penerangan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas VI SDN 1 Rama Nirwana. Lampung. Universitas Lampung.

Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Trianto, 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Prestasi Pustakarya. Jakarta

(6)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA

MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 CANDIMAS NATAR

Oleh

MARDIYATI

Hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 1 Candimas Natar rendah ketuntasan klasikal demikian juga aktivitas belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan metode demonstrasi. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes dan teknik non tes (observasi). Data ini dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklus adalah : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan Metode Demonstrasi dapat meningktkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas siswa pada siklus I 52% menjadi 64,89% di siklus II. (2) Hasil Belajar Siswa mengalami peningkatan, ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 59,26% meningkat menjadi 88,89% pada akhir siklus II.

(7)

Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN

METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 CANDIMAS

NATAR LAMPUNG SELATAN

Nama Mahasiswa : MARDIYATI

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013079229 Program Studi : S1 PGSD SKGJ

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Supriyadi, M.Pd.

NIP.19510507 198103 1 002 NIP.19591012 198503 1 002

(8)
(9)
(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perubahan IPTEK sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan perubahan

yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Agar masyarakat mampu bersaing dan menyesuaikan diri terhadap perubahan

yang terus-menerus khususnya dalam bidang pendidikan, maka diperlukan adanya

perbaikan dan penyempurnaan sistem pendidikan nasional. Salah satu diantaranya

yaitu memperbaiki Kurikulum Berbasis Kompetensi menjadi Kurikulum 2006

atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyatakan bahwa standar

Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA merupakan standar Minimum

yang harus dicapai peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan

kurikulum di Satuan Pendidikan.

Guru sebagai agen pembelajaran sering dihadapkan pada masalah pengelolaan

kelas dalam pembelajaran. Keadaan ini terjadi karena beberapa faktor umum yaitu

dalam suatu kelas terdiri dari individu-individu yang beragam dalam hal :

kompetensi, masukan, latar belakang keluarga, ketersediaan sarana dan prasarana

(11)

lain sebagainya. Kondisi di atas harus mampu diatasi guru dengan cara mencari

solusi strategi pembelajran yang mampu mengakomodir perbedaan dan

keterbatasan di atas.

IPA di sekolah dasar seharusnya membuahkan hasil belajar berupa perubahan

pengetahuan dan keterampilan yang sejalan dengan tujuan kelembagaan sekolah

dasar yang dapat diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Permendiknas No.22 Tahun 2006 Pendidikan

nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi

tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang

tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP bahwa “IPA

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga

bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau

prinsipsaja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA juga

merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala

alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya

(12)

Muslichah (2006: 22) menyatakan bahwa ketrampilan proses yang perlu dilatih

dalam pembelajaran IPA meliputi ketrampilan proses dasar misalnya mengamati,

mengukur, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang

dan waktu, serta ketrampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan

melakukan eksperimen yang meliputi menyusun hipotesis, menentukan variable,

menyusun definisi operasional, menafsirkan data, menganalisis dan mensintesis

data. Poedjiati (2005:78) menyebutkan bahwa ketrampilan dasar dalam

pendekatan proses adalah observasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan

membuat hipotesis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketrampilan

proses dalam pembelajaran IPA di SD meliputi ketrampilan dasar dan ketrampilan

terintegrasi. Kedua ketrampilan ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan

menyelesaikan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA

yaitu fakta, konsep, generalisasi, hukum dan teori-teori baru.

Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006)

secara terperinci adalah: (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan

Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam

ciptaann-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3)

mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat, (4) mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan

(13)

lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan

(7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar

Untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. Ruang lingkup bahan kajian

IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman

konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi

ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah.

Lingkup pemahaman konsep dalam Kurikulum KTSP relatif sama jika

dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang sebelumnya

digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang terdapat dalam Kurikulum

KTSP adalah: (1) makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia,

hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. (2) benda

atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. (3) energi

dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan

pesawat sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya,

dan benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam pelaksanaan

pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah

diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.

Berdasarkan hasil pengamatan Peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran IPA

kelas V di SDN 1 Candimas hasil belajar masih rendah yang dibuktikan adanya

nilai-nilai di bawah KKM (70), dan guru cenderung menggunakan metode

ceramah pada setiap pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini mungkin

disebabkan kurangnya penguasaan terhadap model-model pembelajaran yang ada.

Padahal penguasan terhadap model-model pembelajaran sangat diperlukan untuk

(14)

yang baik dengan memperhatika tujuan, karakteristik siswa, materi yang diajarkan

dan sumber belajar yang tersedia dan berkualitas karena selama ini

pembelajarannya tidak efisien cenderung membosankan, sehingga hasil belajar

yang dicapai tidak optimal. Rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPA

menunjukan adanya indikasi terhadap rendahnya kinerja belajar siswa dan

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu

merefleksi diri untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakberhasilan

siswanya dalam pelajaran IPA. Sebagai guru yang baik dan profesional,

permasalahan ini tentu perlu ditanggulangi dengan segera dilakukan, yaitu dengan

berkaloborasinya para guru, diharapkan kemampuan profesional guru dalam

merancang pembelajaran yang bervariatif, sehingga dapat melakukan perubahan

dan perbaikan dalam mengelola proses pembelajaran yang lebih berpusat pada

siswa.

Dalam mengikuti pelajaranIPA pun siswa kurang maksimal, seperti : mengantuk,

mengobrol, dan corat-coret buku. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yaitu :

1)penyajian materi yang kurang menarik, 2)metode pembelajaran yang tidak

diminati oleh siswa, 3)tidak ada Media / alat peraga yang mendukung dalam

penyampaian materi pembelajaran, 4)metode yang dipergunakan metode ceramah,

dimana informasi/konsep-konsep yang dipelajari diberitahukan atau sajikan

dengan ceramah saja, 5)siswa terlihat mengandalkan siswa lainnya yang dianggap

(15)

Dalam hal ini metode pembelajaran memegang peranan yang penting dalam

meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran IPA. Salah satu

model pembelajaran yang penulis gunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa kelas V dalam belajar IPA adalah metode pembelajaran

Demonstrasi.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka identifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Penyajian materi yang kurang menarik

2. Metode pembelajaran yamg tidak diminati oleh banyak siswa.

3. Tidak ada media/alat peraga yang mendukung dalam penyampaian materi

pelajaran.

4. Metode yang digunakan metode ceramah, dimana informasi/konsep-konsep yang

dipelajari diberitahukan atau disajikan dengan ceramah saja.

5. Siswa terlihat mengandalkan siswa lainnya yang dianggap mampu dalam belajar.

6. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA masih rendah.

7. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA masih rendah, dibawah KKM yaitu

(16)

Berdasarkan identifikasi masalah maka rumusan masalah dalam proposal

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penggunaan Metode Demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa pada mata pelajaran IPA Kelas V Semester Genap di SD Negeri 1

Candimas Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.

2. Bagaimanakah penggunaan Metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V di SD Negeri 1 Candimas Natar,

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian Perbaikan Pembelajaran ini dilakukan dengan tujuan untuk :

1. Meningkatkan Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V di SD Negeri 1 Candimas

Natar Semester Genap dengan menggunakan Metode Demonstrasi.

2. Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa kelas V di SD Negeri 1 Candimas Natar

Semester Genap dengan menggunakan Metode Demonstrasi.

1.5. Manfaat Penelitian 1) Bagi Siswa:

a. Terbangunnya pemahaman siswa secara aktif dan pengalaman belajar yang

bermakna.

b. Memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang

(17)

2) Bagi Guru:

a. Memberikan pengalaman dalam proses pencarian permasalahan untuk dicarikan

pemecahannya.

b. Untuk perbaikan dan kemampuan merencanakan dan menggunakan model

pembelajaran Demonstrasi guna meningkatkan aktivitas belajar pada mata

pelajaran IPA kelas V.

3) Bagi Sekolah:

a. Memberikan masukan pada sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui

perbaikan proses pembelajaran.

b. Menambah wawasan dan pengalaman yang dapat dijadikan bekal umtuk

(18)

Kurikulum 1994, bahwa penyelemggaraan pendidikan di sekolah dasar bertujuan :

(1) mendidik siswa agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan

Pancasila yang mampu membangun dirinya sendiri serta ikut bertanggung jawab

terhadap pembangunan bangsa, (2) memberi bekal kemampuan yang diperlukan

bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi, dan (3)

memberi bekal kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat dan

mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya

(19)
(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Belajar

Belajar adalah serangkai kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorikproses menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetis, sedangkan menurut James O. Whittaker dalam Darsono (2002:4) belajar didefinisikan sebagai proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman.

(21)

2.1.1 Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar. Sardiman (2010: 100) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Selanjutnya Kunandar (2010: 277) menyebutkan bahwa aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

Rohani (2004: 6) mengungkapkan belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Aktivitas psikis adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Hal ini sejalan dengan Sanjaya (2006: 132) yang mengatakan bahwa aktivitas tidak terbatas pada aktivitas fisik saja, akan tetapi meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.

(22)

Abdurrahman (2003: 37) mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Sedangkan Dimyati (2006: 3) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari siswa hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar dikatakan berhasil apabila tingkat kemampuan siswa bertambah dari hasil sebelumnya.

Menurut Kunandar (2010: 277) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dengan mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kualitatif maupun kuantitatif. Depdikbud (dalam Sesiria, 2005: 12) juga berpendapat bahwa hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dari nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom (dalam Sudjana, 2010: 23) hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

(23)

2.2IPA dan Pembelajaran IPA di SD 2.2.1 Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat dipandang sebagai produk dan proses. Secara definisi, IPA sebagai produk adalah hasil temuan-temuan para ahli saintis, berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori-teori. Sedangkan IPA sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis dalam menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi adanya temuan-temuan tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa alam. Trianto (2010: 136) berpendapat bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.

(24)

tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006: 67) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsi psaja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.

2.2.2 Pembelajaran IPA SD

Pembelajaran IPA memiliki tujuan agar setiap siswa memiliki kepribadian yang baik dan dapat menerapkan sikap ilmiah serta dapat mengembangkan potensi yang ada di alam untuk dijadikan sebagai sumber ilmu dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Satrio: 2011). Dalam pembelajaran, IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

(25)

Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Ruang lingkup IPA dalam kurikulum KTSP adalah: (1) makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. (2) benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. (3) energi dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA. Pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam serta persoalannya.

(26)

kompetensi. Hal ini dikarenakan IPA memegang peranan penting sebagai dasar pengetahuan untuk mengungkap bagaimana peristiwa terjadi secara logis. Dengan demikian, IPA menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai bagian dari pengetahuan yang harus dimiliki memasuki era informasi dan teknologi. Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran bermakna yang memungkinkan siswa menerapkan konsep-konsep IPA dan berpikir tingkat tinggi dan memungkinkan mendorong siswa peduli dan tanggap terhadap lingkungan dan budaya.

2.2.3 Tujuan Pembelajaran IPA SD

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, dan melalui proses tersebut dapat mengakibatkan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pembelajaran IPA erat kaitannya dengan kehidupan nyata dan pemberian pengalaman pada siswa dalam belajar. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat, dengan tujuan agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Oleh karena itu pembelajaran IPA yang diajarkan di sekolah harus membekali siswa tentang berbagai cara untuk mengetahui dan mengerjakan sesuatu dengan tujuan membantu siswa memahami alam secara mendalam.

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 5) tujuan pembelajaran IPA di SD/MI adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

(27)

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, tekhnologi, dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

6. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

2.3 Metode Demonstrasi

(28)

metode mengajar dengan cara meragakan barang, kejadian, aturan, dan urutan dalam melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Metode demonstrasi merupakan salah satu metode mengajar yang efektif untuk membantu siswa dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: bagaimana cara membuatnya? Terdiri dari bahan apa? Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? dan lain sebagainya. Dengan metode demonstrasi proses penerimaan siswa terhadap pembelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna (Djamarah dan Zain, 2006: 90).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah suatu metode dalam mengajar guna memperjelas pengertian konsep atau konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu berkenaan dengan materi yang dipelajari untuk mengetahui dan melihat kebenaran secara konkret.

2.3.1 Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi

Muhibbin (2007:209) mengemukakan bahwa banyak keuntungan psikologis paedagogis yang dapat diraih dengan menggunakan metode demonstrasi, antara lain yang terpenting ialah:

1. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.

(29)

3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.

Djamarah dan Zain (2006, 91) mengemukakan beberapa kelebihan metode demonstrasi yaitu:

1. Dapat membuat pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman kata-kata atau kalimat).

2. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari. 3. Proses pembelajaran lebih menarik.

4. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.

Berikut ini merupakan beberapa kelemahan metode demonstrasi yang diungkapkan oleh Djamarah dan Zain (2006: 91)

1. Metode demonstrasi memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang hal itu, pelaksanaan demonstrasi tidak akan efektif.

2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.

(30)

diamati dengan jelas oleh siswa, siswa tidak dilibatkan untuk mencoba, dan bila tidak dilakukan di tempat yang sebenarnya (Nandabila:2009).

2.3.2 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA adalah cara penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa dan guru melakukan percobaan dengan menggunakan berbagai alat peraga untuk menemukan konsep-konsep terhadap materi IPA yang dipelajari. Di bawah ini dikemukakan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi.

1. Perencanaan

Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah:

1.1 Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat tercapai setelah metode demontrasi berakhir.

1.2 Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan.

1.3 Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan.

1.4 Selama demonstrasi berlangsung guru harus intropeksi diri apakah keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa; apakah semua media yang digunakan telah ditempatkan pada posisi yang baik, hingga semua siswa dapat melihat semuanya dengan jelas, dan siswa membuat catatan-catatan yang dianggap perlu.

(31)

2. Pelaksanaan

Hal-hal yang di lakukan adalah:

2.1 Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya. 2.2 Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa.

2.3 Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar mencapai sasaran.

2.4 Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik.

2.5 Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif.

2.6 Evaluasi: dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut, baik di sekolah ataupun di rumah.

3. Penutup

3.1 Guru bersama siswa merangkum/menyimpulkan hasil percobaan dari demonstrasi yang telah dilakukan.

3.2 Guru mengadakan evaluasi hasil.

3.3 Tindak lanjut, yaitu pemberian tugas rumah sebagai pendalaman.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode demonstrasi adalah: 1. Rumuskan secara spesifik yang dapat dicapai oleh siswa.

2. Susun langkah-langkah yang akan dilakukan dengan demontrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang telah direncanakan.

(32)

sebenarnya.

Penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran sangat diperlukan karena dengan demonstrasi siswa dapat melakukan dan mengalami sendiri terhadap apa-apa yang dipelajari. Dengan melakukan dan mengalami sendiri, siswa diharapkan dapat menyerap kesan yang mendalam pada pemikirannya.

2.4 HIPOTESIS TINDAKAN

(33)

Selanjutnya, Nasution (dalam Syah, 2007: 209) mengemukakan manfaat metode demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran ialah:

1. Menambah aktivitas belajar siswa karena ia turut melakukan kegiatan peragaan.

2. Menjadikan hasil belajar yanglebih mantap dan permanen.

3. Membantu siswa dalam mengejar ketertinggalan penguasaan atas materi pelajaran, khususnya yang didemonstrasikan itu.

(34)

BAB III

orang laki-laki dan 13 orang perempuan.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN 1 Candimas Natar Lampung Selatan Tahun

Pelajaran 2011/2012.

3. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan pada semester

ganjil yaitu bulan Juli sampai dengan Oktober tahun pelajaran 2011/2012.

3.2Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber, yakni siswa

dan guru.

a. Siswa : untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran.

b. Guru : untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran

(35)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan seluruh data yang telah diperoleh

berdasarkan instrumen penelitian, kemudian data tersebut diberi kode-kode

berdasarkan jenis dan sumbernya, selanjutnya peneliti melakukan interpretasi

terhadap keseluruhan data sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes dan teknik nontes

(observasi).

a. Teknik nontes (observasi): dilaksanakan pada saat mengamati kegiatan

pembelajaran dengan memberikan skor pada indikator kualitatif yang

terpenuhi. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas

siswa dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung.

b. Teknik tes: dilaksanakan dengan memberikan soal kepada siswa. Hal ini

dilakukan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.

3.4 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen sebagai

berikut:

1. Lembar observasi aktivitas siswa, instrumen ini digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa.

2. Lembar observasi kinerja guru, instrumen ini digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai kinerja guru selama proses pembelajaran.

3. Tes hasil belajar, instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai

hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan materi yang diajarkan

(36)

Penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan

kuantitatif.

3.5.1 Analisis Kualitatif.

Tekhnik ini akan digunakan untuk menganalisis data yang terdiri atas:

Data aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

Data diperoleh dari hasil pengamatan secara langsung terhadap aktivitas

siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi

aktivitas siswa. Data aktivitas dicatat/direkam berdasarkan kegiatan

pembelajaran.

Untuk menghitung aktivitas siswa digunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

NP = Persentase aktivitas yang dicari.

R = Skor mentah yang diperoleh.

SM = Skor maksimum ideal dari aktivitas

100% = Bilangan tetap

(Adaptasi dari Purwanto, 2008: 102) NP =

SM

(37)

3.5.2 Analisis Kuantitatif

Data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif dilakukan secara

deskriptif, yakni dengan menghitungketuntasan klasikal dan ketuntasan

individual dengan rumus sebagai berikut.

Jumlah skor Perolehan

Kriteria Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa dan Kinerja Guru

No Tingkat Keberhasilan Keterangan

1. 86 – 100% Baik Sekali

tidak hanya berlangsung satu kali tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan

yang diharapkan dalam pembelajaran IPA di kelas. Setiap siklus terdiri dari

empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (act),

pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Adapun siklus tindakan dalam

(38)

Siklus I

Siklus II

Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi langkah-langkah

sebagai berikut.

1. Siklus I

Kegiatan diawali dengan pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran secara

kolaboratif partisipasi antara guru sebagai peneliti dengan teman sejawat. Agar

kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen

lebih efisien dan efektif, guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

(39)

Pada tahapan ini yang dilakukan adalah:

1) Menetapkan materi pelajaran, yaitu Benda dan Sifatnya dengan standar

kompetensi mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan

penyusunnya, misalnya benang, kain, dan kertas.

2) Menyusun Rencana Pembelajaran (pemetaan, silabus, dan rpp)

3) Menyusun LKS

4) Menyusun alat tes, yaitu bentuk tes uraian untuk setiap siklus.

5) Menyusun alat observasi, baik untuk aktivitas siswa maupun kinerja guru.

6) Menetapkan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan pedoman observasi

7) Menetapkan jenis data yang dikumpulkan yang sesuai dengan respon terhadap

tindakan yang dilakukan, baik data kualitatif maupun kuantitatif.

b. Pelaksanaan

Tahap ini merupakan pelaksanaan dari perencanaan terutama skenario

pembelajaran. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengelola

proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode demonstrasi.

Penerapannya mengacu pada RPP dan skenario yang telah dibuat secara

kolaboratif. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi

terdiri atas beberapa tahap, yaitu:

a) Kegiatan Pembukaan

1) Melakukan apersepsi.

2) Memotivasi siswa dengan bercerita, demonstrasi atau mengungkapkan

fakta yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.

(40)

b) Kegiatan Inti

1) Guru menciptakan kondisi yang memungkinkan timbulnya suatu permasalahan

atau siswa diberi permasalahan yang harus dijawab melalui demonstrasi

percobaan sifat benda di depan kelas.

2) Membagikan LKS kepada masing-masing siswa.

3) Siswa melaksanakan demonstrasi berdasarkan panduan dan LKS yang telah

disiapkan guru.

4) Guru memantau pelaksanaan demonstrasi dan membantu siswa yang

mengalami kesulitan.

5) Pelaporan hasil demonstrasi di depan kelas dan diskusi balikan.

c) Kegiatan Penutup

1) Guru bersama siswa merangkum/menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan.

2) Guru mengadakan evaluasi hasil.

3) Tindak lanjut, yaitu pemberian tugas rumah sebagai pendalaman.

c. Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan. Data yang

dikumpulkan berupa data kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaan observasi

dilakukan oleh observer dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi.

Lembar observasi yang disiapkan meliputi lembar observasi tentang aktivitas

siswa dan kinerja guru dalam pelaksanaan tindakan. Hal ini dilakukan untuk

(41)

Evaluasi terhadap keberhasilan tindakan dilakukan tes untuk mengukur

keberhasilan siswa dalam meningkatkan hasil belajar pada masing-masing pokok

bahasan di setiap siklus.

d. Refleksi

Berdasarkan data hasil observasi dan evaluasi yang terkumpul, selanjutnya

dilakukan analisis data. Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan

hasil yang telah tercapai dengan kriteria keberhasilan aktivitas yang telah

ditetapkan sebelumnya yaitu indikator keberhasilan aktivitas belajar 75% dan

indikator keberhasilan hasil belajar 70 sebagai KKM IPA yang sudah ditetapkan

dengan ketuntasan kalsikal 75%. Pada kegiatan refleksi yang menjadi acuan

keberhasilan misalnya (a) apakah dalam proses pembelajaran tersebut tujuan dan

kompetensi dasar sudah tercapai? dan (b) bagaimana hasil dari proses

pembelajaran sudah berjalan dengan baik?.

Bagaimana hasil dari proses pembelajaran secara kualitatif dan kuantitatif yang

ditinjau dari standar proses 75% dan KKM ≥ 70. Bagaimana pula respon siswa

terhadap proses pembelajaran tersebut dan sebagainya. Hasil analisis pada tahap

pertama dijadikan sebagai bahan untuk membuat rencana tindakan guru yang akan

dilaksanakan pada siklus kedua.

(42)

tindakan perbaikan siklus II. Kompetensi Dasar dalam siklus II adalah

menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara

maupun tetap. Pada akhir siklus dilakukan refleksi oleh guru dan peneliti untuk

mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan dengan menganalisis aktivitas

siswa selama pembelajaran berlangsung. Hasilnya sebagai acuan dalam membuat

rencana perbaiakan pembelajaran baru pada siklus berikutnya.

a. Perencanaan

1) Menetapkan materi pelajaran dengan standar kompetensi Menyimpulkan hasil

penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.

2) Menyusun Rencana Pembelajaran

3) Menyusun LKS

4) Menyusun alat tes, yaitu bentuk tes uraian untuk setiap siklus.

5) Menyusun alat observasi, baik untuk aktivitas siswa maupun kinerja guru.

6) Menetapkan teknik pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran

melalui metode eksperimen dengan menggunakan pedoman observasi.

7) Menetapkan jenis data yang dikumpulkan yang sesuai dengan respon terhadap

tindakan yang dilakukan, baik data kualitatif maupun kuantitatif.

(43)

Tahap ini merupakan pelaksanaan dari perencanaan terutama skenario perbaikan

pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan metode eksperimen pada siklus II terdiri atas beberapa

tahap, yaitu:

a) Kegiatan Pembukaan

1) Melakukan apersepsi.

2) Memotivasi siswa dengan bercerita, demonstrasi atau mengungkapkan fakta

yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.

3) Mengemukakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan

mendemonstrasikan percobaan dengan materi yang akan disampaikan.

b) Kegiatan Inti

1) Guru menciptakan kondisi yang memungkinkan timbulnya suatu permasalahan

atau siswa diberi permasalahan yang harus dijawab melalui demonstrasi guru.

2) Membentuk siswa menjadi 5-6 kelompok

3) Membagikan LKS kepada masing-masing kelompok.

4) Siswa melaksanakan demonstrasi berdasarkan panduan dan LKS yang telah

disiapkan guru.

5) Guru memantau pelaksanaan demonstrasi dan membantu siswa yang

mengalami kesulitan.

6) Setiap kelompok mendemonstrasikan masing-masing percobaan perubahan

sifat benda di depan kelas.

7) Pelaporan hasil dan diskusi balikan.

(44)

yang telah dilaksakan.

2) Guru mengadakan evaluasi hasil.

3) Tindak lanjut, yaitu pemberian tugas rumah sebagai pendalaman.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti mengamati dan mencatat kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan metode demonstrasi dengan menggunakan lembar observasi. Data

yang diperoleh akan diolah, digeneralisasikan agar diperoleh kesimpulan yang

akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan,

sehingga dapat direfleksikan untuk siklus berikutnya.

d. Refleksi

Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang telah tercapai

dengan kriteria keberhasilan aktivitas yang telah ditetapkan, yaitu keberhasilan

aktivitas belajar 75% dan ketuntasan klasikal 75%. Pada kegiatan refleksi yang

menjadi acuan keberhasilan (a) apakah dalam proses pembelajaran tersebut tujuan

dan kompetensi dasar sudah tercapai? (b) dan bagaimana hasil dari proses

pembelajaran sudah berjalan dengan baik?. Jika pada siklus kedua pembelajaran

dapat berlangsung dengan baik dan telah terjadi peningkatan dibanding dengan

siklus sebelumnya, maka penelitian dianggap cukup. Namun jika masih terdapat

kekurangan, penelitian akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

(45)

Penerapan metode demonstrasi dikatakan berhasil jika:

1. Persentase aktivitas siswa ≥ 75% (Mulyasa, 2006: 209).

(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan terhadap siswa

kelas V pada pelajaran IPA di SD Negeri 1 Candimas Natar, Kecematan

Natar, Kabupaten Lampung Selatan dapat disimpulkan :

1) Dari hasil data pembahasan memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan

aktivitas siswa yang pada Siklus I hanya 86,66% menjadi 92,5 %

pada Siklus II. Dan rata-rata kelas juga mengalami peningkatan pada

Siklus I hanya 66,66% (cukup) menjadi 78,88% (baik) pada Siklus II.

2) Hasil belajar siswa pada Siklus I adalah 81,84, sedangkan hasil belajar

siswa pada siklus II adalah 85, Dari kesimpulan di atas menunjukan

bahwa:

a. Metode Demonstrasi yang menggunakan contoh benda-benda untuk

mengidentifikasikan sifat-sifat cahaya dengan melakukan

percobaan/demonstrasi sesuai dengan langkah-langkah percobaan :

membaca panduan percobaan, menyiapkan alat percobaan,

menyiapkan bahan, mengamati setiap percobaan, mendemonstrasikan

(47)

melaporkan hasil diskusi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa

pada pelajaran IPA kelas V di SD Negeri 1 Candimas Natar,

Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran

2011/2012.

b. Metode Demonstrasi yang menggunakan contoh-contoh sifat cahaya

untuk mengidentifikasikan sifat-sifatnya dengan melakukan

demonstrasi sesuai panduan langkah-langkah percobaan : membaca

panduan percobaan, menyiapkan alat percobaan, menyiapkan bahan,

mengamati setiap percobaan, mendemonstrasikan percobaan,

mendiskusikan hasil, menyimpulkan hasil diskusi dan melaporkan

hasil diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran

IPA kelas V di SD Negeri 1 Candimas Natar, Kecamatan Natar,

Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012.

5.2. Saran

1. Guru

a. Dalam pelaksanaan Metode Demonstrasi dapat divariasikan dengan

metode pembelajaran lainnya yang sesuai agar mampu meningkatkan

dan partisipasi siswa dalam pembelajaran

b. Metode Demonstrasi yang akan diterapkan hendaknya dipahami

(48)

evaluasinya.

c. Di dalam pelaksanaan pembelajaran, guru hendaknya lebih

mengoptimalkan peran dan tugasnya sebagai fasilitator dan motivator

dalam pembelajaran.

2. Siswa

a. Siswa hendaknya melibatkan diri pada setiap kegiatan pembelajaran

dalam Metode Demonstrasi secara optimal, agar tidak merasa jenuh

dalam pembelajaran serta dapat dengan cepat memahami materi

pembelajaran.

b. Siswa hendaknya bersemangat ketika akan dilaksanakan

pembelajaran, karena akan mendapatkan pengetahuan baru dalam

menemukan cara yang efektif dalam belajar terutama pada mata

pelajaran IPA.

3. Kepala Sekolah

a. Setiap pembelajaran yang dilakukan akan lebih baik jika didukung

oleh semua pihak, baik dari Kepala Sekolah, Guru dan Orang Tua

Wali siswa terutama dalam penyediaan media pembelajaran yang

(49)

b. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa,

maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara

berkesinambungan dalam pelajaran IPA maupun mata pelajaran

lainya.

4. Peneliti

Bagi yang berminat untuk melakukan penelitian dengan menggunakan

Metode Demonstrasi dapat meneliti pengaruhnya terhadap faktor lain

misalnya tingkat motivasi atau prestasi belajar siswa. Selain itu juga

bisa melaksanakan eksperimen, dengan cara membandingkan

kemampuan siswa dalam hal-hal tertentu pada kelas yang diberikan

tindakan Metode Demonstrasi dengan kelas yang menggunakan

(50)

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1...Kegi

atan siklus I pertemuan I ... ..99

2...Kegi atan siklus I pertemuan II... 100

3...Kegi atan siklus II pertemuan I... 101

(51)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1...Latar Belakang ... 1

1.2...Identi fikasi Masalah... 6

1.3...Rum usan Masalah... 7

1.4...Tujua n Penelitian ... 7

(52)

itas Belajar... 10

2.1.2...Hasil Belajar ... 11

2.2...IPA dan Pembelajaran IPA SD ... 12

2.2.1 Pengertian IPA ... 12

2.2.2 Pembelajaran IPA SD... 13

2.2.3 Tujuan Pembelajaran IPA SD ... 15

2.3...Meto de Demonstrasi ... 16

2.3.1 Kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi ... 17

2.3.2 Langkah-langkah pembelajaran dengan metode demonstarsi... .. 19

2.4...Hipot esis ... 21

BAB III METODE PENILITAN 3.1...Settin g Penelitian ... 22

(53)

3.4...Alat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(54)

4.2 Pembahasan ... 50

BAB V KESIMPULAN

5.1...Kesi mpulan ... 53

5.2...Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA... 57

(55)

4.1.1...Siklu s II ...

4.1.1.1...Peren

canaan...

4.1.1.2...Pelak

sanaan Tindakan...

4.1.1.3...Hasil

Pengamatan/Observasi Siklus II...

4.1.1.4...Refle

(56)

4.2...Pemb ahasan...

4.2.1...Aktiv

itas Belajar Siswa...

4.2.2. Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Praktik

(Psikomotor)...

4.2.3...Aktiv

itas Guru dalam Kegiatan Pembelajaran...

4.2.4...Hasil

(57)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1...Hasil

Obsevasi Aktivitas Siswa Siklus I... .38

2...Hasil

Observasi Kinerja Guru Siklus I ... .39

3...Dafta

r Nilai Hasil belajar siklus I ... 41

4...Hasil

Observasi Aktivitas Siswa Siklus II... .45

5...Hasil

Observasi Kinerja Guru Siklus II ... .47

6...Dafta

r Nilai Hasil belajar siklus II ... 48

7...Progr

(58)
(59)

Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN

METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 CANDIMAS

NATAR LAMPUNG SELATAN

Nama Mahasiswa : MARDIYATI

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013079229

Program Studi : S1 PGSD SKGJ

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Supriyadi, M.Pd.

NIP.19510507 198103 1 002 NIP.19591012 198503 1 002

(60)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji : Drs. Supriyadi, M.Pd

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Kojat Sudiatmadja, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si.

NIP. 19600315 198503 1 003

(61)
(62)
(63)

PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Mardiyati

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013079229

Program Studi : S.1 PGSD SKGJ

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA

Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi

pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Candimas Natar

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Demikian surat pernyataan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, 2012 Yang membuat pernyataan

MARDIYATI

(64)

Penulis dilahirkan di Palembang, Sumatera Selatan pada tanggal 28 Agustus 1961 dari pasangan Bapak Zainal Abidin dan Ibu Maria. Penulis merupakan anak Pertama dari empat bersaudara.

(65)

PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT, karya tulis ini penulis

persembahkan kepada :

1. Suami dan anak-anak ku tersayang karena telah mendukung dan meenjadi

motivatorku.

2. Bapak Dosen Pembimbing dan Pembahas yang telah memberikan

pengarahan yang saya butuhkan sehingga saya bisa tahu hal-hal yang saya

belum ketahui.

3. Ibu Kepala Sekolah yang mengizinkan saya melaksanaan penelitian.

4. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang

(66)

MOTTO

Harga Kebaikan manusia adalah diukur menurut

apa yang telah dilaksanakan atau diperbuatnya.

(67)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat merencanakan, melaksakan dan memperbaiki serta menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan sukses tidak menemukan kendala apapun yang berat.

Selesainya skripsi ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing,

memberikan saran dan masukan dengan sabar guna penyempurnaan dari penulisan Tugas Akhir ini.

5. Bapak Drs. Kojat Sudiatmadja, M.Pd., selaku Dosen Pembahasan yang telah

memberikan banyak saran dalam penyempurnaan dari penulis Tugas Akhir ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen selaku Tim Pengajar dalam pelaksanaan Program S1 PGSD

dalam jabatan yang telah memberikan banyak Ilmu Pengetahuan selama penulis menyelesaikan studi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Ibu Dra. Baiduri, MM. selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1 Candimas Natar,

(68)

Lampung Selatan yang ikut serta mendukung penyelesaian Tugas Akhir ini.

9. Keluarga yang selama ini mendukung dan mendoakan sampai selesainya skripsi

ini.

10.Rekan-rekan mahasiswa S1 PGSD Universitas Lampung selaku rekan diskusi

dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini.

11.Serta kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang penulis

banggakan. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh penulis. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten. Amiin.

Bandar Lampung, 2012

(69)

Referensi

Dokumen terkait

RPJMD Kabupaten Lebak Tahun 2014 – 2019 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Panitia Tata Pengaturan Air Propinsi Daerah Tingkat I mempunyai forum Membantu Gubernur dalam melaksanakan wewenang koordinasi tata pengaturan air yang berdasarkan Pasal 8

Nama Perusahaan : PT/ CV. Menyatakan sanggup untuk membayar BJPSDA dan Pajak Pemanfaatan Air Permukaan serta memenuhi segala ketentuan yang tercantum dalam Surat I zin

Kompetensi keahlian multimedia adalah salah satu jurusan yang lumayan atraktif dan sangat kompleks cakupannya. Karena ditargetkan siswa multimedia mampu bekerja di bidang

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Januari 2015 – Januari 2016 ini adalah pendugaan biomassa, dengan judul Pendugaan Biomassa Atas

Berdasarkan jurnal yang menjadi acuan dari penelitian ini yaitu dari Ya-Hui Wang dan Cing-Fen Tsai (2012) dikatakan bahwa citra merek memiliki pengaruh yang

Pada sektor pebankan di Surabaya mengenai jumlah tabungan masyarakat pada bank-bank BPR terhadap sektor perbankan itu sebagai faktor pendukung untuk suatu perbandingan, dalam

Responden dalam penelitian ini adalah pasien dengan hipertensi pada bulan Februari-Maret 2015 yang berjumlah tujuh responden dengan hasil bahwa 6 dari 7 responden mengalami