PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA
MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI
SISWA KELAS V SDN 1 CANDIMAS NATAR
LAMPUNG SELATAN
(Skripsi)
OLEH
MARDIYATI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS V SDN 1 CANDIMAS NATAR LAMPUNG SELATAN
Nama Mahasiswa : MARDIYATI
Nomor Pokok Mahasiswa : 1013079229
Program Studi : S1 PGSD SKGJ
Fakultas : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta
Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. BSNP, 2006. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah Standar Isi Kelulusan IPA. Depdiknas. Jakarta.
Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Iwan, Nobel. 2012. http://nobeliwan.langkah-langkah-metode-eksperimen.htm. (diakses 28/05/2012)
Kunandar, 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. PT Rajawali Pers. Jakarta.
Muhaimin, 2009. Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah. Rjawali Pers. Jakarta.
Mulyasa, 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Rosda. Bandung
Nanda,2009/10/23/metode-demonstrasi-sebuah-metode-dalam-pelaksanaan- pembelajaran-aktif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan-pakem-by-yaya-masita. (diakses 28/05/2012)
Lovita, Nia. 2011/09/18/pengertian-ipa/ (diakses 16/06/2012)
Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosdakarya: Bandung
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta
Rustaman, Nuryani. 2010. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Universitas Terbuka: Jakarta
Sardiman, 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta. Satrio, Harminto. 2011/05/mata-pelaja ran-ilmu-pengetahuan-alam.html. (diakses
16/06/2012)
Sesiria, Rofiana. 2005. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Pemecahan Masalah (Skripsi). Unila: Bandar Lampung
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
Susanti, Yeni. 2009. Penerangan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas VI SDN 1 Rama Nirwana. Lampung. Universitas Lampung.
Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Trianto, 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Prestasi Pustakarya. Jakarta
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA
MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 CANDIMAS NATAR
Oleh
MARDIYATI
Hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 1 Candimas Natar rendah ketuntasan klasikal demikian juga aktivitas belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan metode demonstrasi. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes dan teknik non tes (observasi). Data ini dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklus adalah : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan Metode Demonstrasi dapat meningktkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas siswa pada siklus I 52% menjadi 64,89% di siklus II. (2) Hasil Belajar Siswa mengalami peningkatan, ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 59,26% meningkat menjadi 88,89% pada akhir siklus II.
Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN
METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 CANDIMAS
NATAR LAMPUNG SELATAN
Nama Mahasiswa : MARDIYATI
Nomor Pokok Mahasiswa : 1013079229 Program Studi : S1 PGSD SKGJ
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Supriyadi, M.Pd.
NIP.19510507 198103 1 002 NIP.19591012 198503 1 002
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perubahan IPTEK sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan perubahan
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Agar masyarakat mampu bersaing dan menyesuaikan diri terhadap perubahan
yang terus-menerus khususnya dalam bidang pendidikan, maka diperlukan adanya
perbaikan dan penyempurnaan sistem pendidikan nasional. Salah satu diantaranya
yaitu memperbaiki Kurikulum Berbasis Kompetensi menjadi Kurikulum 2006
atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyatakan bahwa standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA merupakan standar Minimum
yang harus dicapai peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan
kurikulum di Satuan Pendidikan.
Guru sebagai agen pembelajaran sering dihadapkan pada masalah pengelolaan
kelas dalam pembelajaran. Keadaan ini terjadi karena beberapa faktor umum yaitu
dalam suatu kelas terdiri dari individu-individu yang beragam dalam hal :
kompetensi, masukan, latar belakang keluarga, ketersediaan sarana dan prasarana
lain sebagainya. Kondisi di atas harus mampu diatasi guru dengan cara mencari
solusi strategi pembelajran yang mampu mengakomodir perbedaan dan
keterbatasan di atas.
IPA di sekolah dasar seharusnya membuahkan hasil belajar berupa perubahan
pengetahuan dan keterampilan yang sejalan dengan tujuan kelembagaan sekolah
dasar yang dapat diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam Permendiknas No.22 Tahun 2006 Pendidikan
nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi
tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP bahwa “IPA
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau
prinsipsaja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA juga
merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala
alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya
Muslichah (2006: 22) menyatakan bahwa ketrampilan proses yang perlu dilatih
dalam pembelajaran IPA meliputi ketrampilan proses dasar misalnya mengamati,
mengukur, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang
dan waktu, serta ketrampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan
melakukan eksperimen yang meliputi menyusun hipotesis, menentukan variable,
menyusun definisi operasional, menafsirkan data, menganalisis dan mensintesis
data. Poedjiati (2005:78) menyebutkan bahwa ketrampilan dasar dalam
pendekatan proses adalah observasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan
membuat hipotesis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketrampilan
proses dalam pembelajaran IPA di SD meliputi ketrampilan dasar dan ketrampilan
terintegrasi. Kedua ketrampilan ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan
menyelesaikan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA
yaitu fakta, konsep, generalisasi, hukum dan teori-teori baru.
Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006)
secara terperinci adalah: (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam
ciptaann-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3)
mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat, (4) mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan
lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan
(7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar
Untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. Ruang lingkup bahan kajian
IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman
konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi
ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah.
Lingkup pemahaman konsep dalam Kurikulum KTSP relatif sama jika
dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang sebelumnya
digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang terdapat dalam Kurikulum
KTSP adalah: (1) makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia,
hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. (2) benda
atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. (3) energi
dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan
pesawat sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya,
dan benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam pelaksanaan
pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah
diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.
Berdasarkan hasil pengamatan Peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran IPA
kelas V di SDN 1 Candimas hasil belajar masih rendah yang dibuktikan adanya
nilai-nilai di bawah KKM (70), dan guru cenderung menggunakan metode
ceramah pada setiap pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini mungkin
disebabkan kurangnya penguasaan terhadap model-model pembelajaran yang ada.
Padahal penguasan terhadap model-model pembelajaran sangat diperlukan untuk
yang baik dengan memperhatika tujuan, karakteristik siswa, materi yang diajarkan
dan sumber belajar yang tersedia dan berkualitas karena selama ini
pembelajarannya tidak efisien cenderung membosankan, sehingga hasil belajar
yang dicapai tidak optimal. Rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPA
menunjukan adanya indikasi terhadap rendahnya kinerja belajar siswa dan
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu
merefleksi diri untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakberhasilan
siswanya dalam pelajaran IPA. Sebagai guru yang baik dan profesional,
permasalahan ini tentu perlu ditanggulangi dengan segera dilakukan, yaitu dengan
berkaloborasinya para guru, diharapkan kemampuan profesional guru dalam
merancang pembelajaran yang bervariatif, sehingga dapat melakukan perubahan
dan perbaikan dalam mengelola proses pembelajaran yang lebih berpusat pada
siswa.
Dalam mengikuti pelajaranIPA pun siswa kurang maksimal, seperti : mengantuk,
mengobrol, dan corat-coret buku. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yaitu :
1)penyajian materi yang kurang menarik, 2)metode pembelajaran yang tidak
diminati oleh siswa, 3)tidak ada Media / alat peraga yang mendukung dalam
penyampaian materi pembelajaran, 4)metode yang dipergunakan metode ceramah,
dimana informasi/konsep-konsep yang dipelajari diberitahukan atau sajikan
dengan ceramah saja, 5)siswa terlihat mengandalkan siswa lainnya yang dianggap
Dalam hal ini metode pembelajaran memegang peranan yang penting dalam
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran IPA. Salah satu
model pembelajaran yang penulis gunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas V dalam belajar IPA adalah metode pembelajaran
Demonstrasi.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka identifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Penyajian materi yang kurang menarik
2. Metode pembelajaran yamg tidak diminati oleh banyak siswa.
3. Tidak ada media/alat peraga yang mendukung dalam penyampaian materi
pelajaran.
4. Metode yang digunakan metode ceramah, dimana informasi/konsep-konsep yang
dipelajari diberitahukan atau disajikan dengan ceramah saja.
5. Siswa terlihat mengandalkan siswa lainnya yang dianggap mampu dalam belajar.
6. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA masih rendah.
7. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA masih rendah, dibawah KKM yaitu
Berdasarkan identifikasi masalah maka rumusan masalah dalam proposal
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penggunaan Metode Demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa pada mata pelajaran IPA Kelas V Semester Genap di SD Negeri 1
Candimas Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.
2. Bagaimanakah penggunaan Metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V di SD Negeri 1 Candimas Natar,
Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.
1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian Perbaikan Pembelajaran ini dilakukan dengan tujuan untuk :
1. Meningkatkan Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas V di SD Negeri 1 Candimas
Natar Semester Genap dengan menggunakan Metode Demonstrasi.
2. Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa kelas V di SD Negeri 1 Candimas Natar
Semester Genap dengan menggunakan Metode Demonstrasi.
1.5. Manfaat Penelitian 1) Bagi Siswa:
a. Terbangunnya pemahaman siswa secara aktif dan pengalaman belajar yang
bermakna.
b. Memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang
2) Bagi Guru:
a. Memberikan pengalaman dalam proses pencarian permasalahan untuk dicarikan
pemecahannya.
b. Untuk perbaikan dan kemampuan merencanakan dan menggunakan model
pembelajaran Demonstrasi guna meningkatkan aktivitas belajar pada mata
pelajaran IPA kelas V.
3) Bagi Sekolah:
a. Memberikan masukan pada sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui
perbaikan proses pembelajaran.
b. Menambah wawasan dan pengalaman yang dapat dijadikan bekal umtuk
Kurikulum 1994, bahwa penyelemggaraan pendidikan di sekolah dasar bertujuan :
(1) mendidik siswa agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan
Pancasila yang mampu membangun dirinya sendiri serta ikut bertanggung jawab
terhadap pembangunan bangsa, (2) memberi bekal kemampuan yang diperlukan
bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi, dan (3)
memberi bekal kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat dan
mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1Belajar
Belajar adalah serangkai kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorikproses menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetis, sedangkan menurut James O. Whittaker dalam Darsono (2002:4) belajar didefinisikan sebagai proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman.
2.1.1 Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar. Sardiman (2010: 100) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Selanjutnya Kunandar (2010: 277) menyebutkan bahwa aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.
Rohani (2004: 6) mengungkapkan belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Aktivitas psikis adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Hal ini sejalan dengan Sanjaya (2006: 132) yang mengatakan bahwa aktivitas tidak terbatas pada aktivitas fisik saja, akan tetapi meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.
Abdurrahman (2003: 37) mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Sedangkan Dimyati (2006: 3) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari siswa hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar dikatakan berhasil apabila tingkat kemampuan siswa bertambah dari hasil sebelumnya.
Menurut Kunandar (2010: 277) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dengan mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kualitatif maupun kuantitatif. Depdikbud (dalam Sesiria, 2005: 12) juga berpendapat bahwa hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dari nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom (dalam Sudjana, 2010: 23) hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
2.2IPA dan Pembelajaran IPA di SD 2.2.1 Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat dipandang sebagai produk dan proses. Secara definisi, IPA sebagai produk adalah hasil temuan-temuan para ahli saintis, berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori-teori. Sedangkan IPA sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis dalam menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi adanya temuan-temuan tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa alam. Trianto (2010: 136) berpendapat bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.
tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006: 67) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsi psaja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.
2.2.2 Pembelajaran IPA SD
Pembelajaran IPA memiliki tujuan agar setiap siswa memiliki kepribadian yang baik dan dapat menerapkan sikap ilmiah serta dapat mengembangkan potensi yang ada di alam untuk dijadikan sebagai sumber ilmu dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Satrio: 2011). Dalam pembelajaran, IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Ruang lingkup IPA dalam kurikulum KTSP adalah: (1) makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. (2) benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. (3) energi dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA. Pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam serta persoalannya.
kompetensi. Hal ini dikarenakan IPA memegang peranan penting sebagai dasar pengetahuan untuk mengungkap bagaimana peristiwa terjadi secara logis. Dengan demikian, IPA menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai bagian dari pengetahuan yang harus dimiliki memasuki era informasi dan teknologi. Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran bermakna yang memungkinkan siswa menerapkan konsep-konsep IPA dan berpikir tingkat tinggi dan memungkinkan mendorong siswa peduli dan tanggap terhadap lingkungan dan budaya.
2.2.3 Tujuan Pembelajaran IPA SD
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, dan melalui proses tersebut dapat mengakibatkan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pembelajaran IPA erat kaitannya dengan kehidupan nyata dan pemberian pengalaman pada siswa dalam belajar. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat, dengan tujuan agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Oleh karena itu pembelajaran IPA yang diajarkan di sekolah harus membekali siswa tentang berbagai cara untuk mengetahui dan mengerjakan sesuatu dengan tujuan membantu siswa memahami alam secara mendalam.
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 5) tujuan pembelajaran IPA di SD/MI adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, tekhnologi, dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
6. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
2.3 Metode Demonstrasi
metode mengajar dengan cara meragakan barang, kejadian, aturan, dan urutan dalam melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Metode demonstrasi merupakan salah satu metode mengajar yang efektif untuk membantu siswa dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: bagaimana cara membuatnya? Terdiri dari bahan apa? Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? dan lain sebagainya. Dengan metode demonstrasi proses penerimaan siswa terhadap pembelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna (Djamarah dan Zain, 2006: 90).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah suatu metode dalam mengajar guna memperjelas pengertian konsep atau konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu berkenaan dengan materi yang dipelajari untuk mengetahui dan melihat kebenaran secara konkret.
2.3.1 Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Muhibbin (2007:209) mengemukakan bahwa banyak keuntungan psikologis paedagogis yang dapat diraih dengan menggunakan metode demonstrasi, antara lain yang terpenting ialah:
1. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Djamarah dan Zain (2006, 91) mengemukakan beberapa kelebihan metode demonstrasi yaitu:
1. Dapat membuat pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman kata-kata atau kalimat).
2. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari. 3. Proses pembelajaran lebih menarik.
4. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.
Berikut ini merupakan beberapa kelemahan metode demonstrasi yang diungkapkan oleh Djamarah dan Zain (2006: 91)
1. Metode demonstrasi memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang hal itu, pelaksanaan demonstrasi tidak akan efektif.
2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
diamati dengan jelas oleh siswa, siswa tidak dilibatkan untuk mencoba, dan bila tidak dilakukan di tempat yang sebenarnya (Nandabila:2009).
2.3.2 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA adalah cara penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa dan guru melakukan percobaan dengan menggunakan berbagai alat peraga untuk menemukan konsep-konsep terhadap materi IPA yang dipelajari. Di bawah ini dikemukakan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi.
1. Perencanaan
Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah:
1.1 Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat tercapai setelah metode demontrasi berakhir.
1.2 Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan.
1.3 Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan.
1.4 Selama demonstrasi berlangsung guru harus intropeksi diri apakah keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa; apakah semua media yang digunakan telah ditempatkan pada posisi yang baik, hingga semua siswa dapat melihat semuanya dengan jelas, dan siswa membuat catatan-catatan yang dianggap perlu.
2. Pelaksanaan
Hal-hal yang di lakukan adalah:
2.1 Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya. 2.2 Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa.
2.3 Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar mencapai sasaran.
2.4 Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik.
2.5 Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif.
2.6 Evaluasi: dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut, baik di sekolah ataupun di rumah.
3. Penutup
3.1 Guru bersama siswa merangkum/menyimpulkan hasil percobaan dari demonstrasi yang telah dilakukan.
3.2 Guru mengadakan evaluasi hasil.
3.3 Tindak lanjut, yaitu pemberian tugas rumah sebagai pendalaman.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode demonstrasi adalah: 1. Rumuskan secara spesifik yang dapat dicapai oleh siswa.
2. Susun langkah-langkah yang akan dilakukan dengan demontrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang telah direncanakan.
sebenarnya.
Penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran sangat diperlukan karena dengan demonstrasi siswa dapat melakukan dan mengalami sendiri terhadap apa-apa yang dipelajari. Dengan melakukan dan mengalami sendiri, siswa diharapkan dapat menyerap kesan yang mendalam pada pemikirannya.
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN
Selanjutnya, Nasution (dalam Syah, 2007: 209) mengemukakan manfaat metode demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran ialah:
1. Menambah aktivitas belajar siswa karena ia turut melakukan kegiatan peragaan.
2. Menjadikan hasil belajar yanglebih mantap dan permanen.
3. Membantu siswa dalam mengejar ketertinggalan penguasaan atas materi pelajaran, khususnya yang didemonstrasikan itu.
BAB III
orang laki-laki dan 13 orang perempuan.
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN 1 Candimas Natar Lampung Selatan Tahun
Pelajaran 2011/2012.
3. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan pada semester
ganjil yaitu bulan Juli sampai dengan Oktober tahun pelajaran 2011/2012.
3.2Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber, yakni siswa
dan guru.
a. Siswa : untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran.
b. Guru : untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan seluruh data yang telah diperoleh
berdasarkan instrumen penelitian, kemudian data tersebut diberi kode-kode
berdasarkan jenis dan sumbernya, selanjutnya peneliti melakukan interpretasi
terhadap keseluruhan data sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes dan teknik nontes
(observasi).
a. Teknik nontes (observasi): dilaksanakan pada saat mengamati kegiatan
pembelajaran dengan memberikan skor pada indikator kualitatif yang
terpenuhi. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
siswa dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung.
b. Teknik tes: dilaksanakan dengan memberikan soal kepada siswa. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.
3.4 Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen sebagai
berikut:
1. Lembar observasi aktivitas siswa, instrumen ini digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa.
2. Lembar observasi kinerja guru, instrumen ini digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai kinerja guru selama proses pembelajaran.
3. Tes hasil belajar, instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai
hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan materi yang diajarkan
Penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan
kuantitatif.
3.5.1 Analisis Kualitatif.
Tekhnik ini akan digunakan untuk menganalisis data yang terdiri atas:
Data aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
Data diperoleh dari hasil pengamatan secara langsung terhadap aktivitas
siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi
aktivitas siswa. Data aktivitas dicatat/direkam berdasarkan kegiatan
pembelajaran.
Untuk menghitung aktivitas siswa digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan:
NP = Persentase aktivitas yang dicari.
R = Skor mentah yang diperoleh.
SM = Skor maksimum ideal dari aktivitas
100% = Bilangan tetap
(Adaptasi dari Purwanto, 2008: 102) NP =
SM
3.5.2 Analisis Kuantitatif
Data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif dilakukan secara
deskriptif, yakni dengan menghitungketuntasan klasikal dan ketuntasan
individual dengan rumus sebagai berikut.
Jumlah skor Perolehan
Kriteria Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa dan Kinerja Guru
No Tingkat Keberhasilan Keterangan
1. 86 – 100% Baik Sekali
tidak hanya berlangsung satu kali tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan
yang diharapkan dalam pembelajaran IPA di kelas. Setiap siklus terdiri dari
empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (act),
pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Adapun siklus tindakan dalam
Siklus I
Siklus II
Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Siklus I
Kegiatan diawali dengan pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran secara
kolaboratif partisipasi antara guru sebagai peneliti dengan teman sejawat. Agar
kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen
lebih efisien dan efektif, guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
Pada tahapan ini yang dilakukan adalah:
1) Menetapkan materi pelajaran, yaitu Benda dan Sifatnya dengan standar
kompetensi mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan
penyusunnya, misalnya benang, kain, dan kertas.
2) Menyusun Rencana Pembelajaran (pemetaan, silabus, dan rpp)
3) Menyusun LKS
4) Menyusun alat tes, yaitu bentuk tes uraian untuk setiap siklus.
5) Menyusun alat observasi, baik untuk aktivitas siswa maupun kinerja guru.
6) Menetapkan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan pedoman observasi
7) Menetapkan jenis data yang dikumpulkan yang sesuai dengan respon terhadap
tindakan yang dilakukan, baik data kualitatif maupun kuantitatif.
b. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari perencanaan terutama skenario
pembelajaran. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengelola
proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode demonstrasi.
Penerapannya mengacu pada RPP dan skenario yang telah dibuat secara
kolaboratif. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi
terdiri atas beberapa tahap, yaitu:
a) Kegiatan Pembukaan
1) Melakukan apersepsi.
2) Memotivasi siswa dengan bercerita, demonstrasi atau mengungkapkan
fakta yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
b) Kegiatan Inti
1) Guru menciptakan kondisi yang memungkinkan timbulnya suatu permasalahan
atau siswa diberi permasalahan yang harus dijawab melalui demonstrasi
percobaan sifat benda di depan kelas.
2) Membagikan LKS kepada masing-masing siswa.
3) Siswa melaksanakan demonstrasi berdasarkan panduan dan LKS yang telah
disiapkan guru.
4) Guru memantau pelaksanaan demonstrasi dan membantu siswa yang
mengalami kesulitan.
5) Pelaporan hasil demonstrasi di depan kelas dan diskusi balikan.
c) Kegiatan Penutup
1) Guru bersama siswa merangkum/menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.
2) Guru mengadakan evaluasi hasil.
3) Tindak lanjut, yaitu pemberian tugas rumah sebagai pendalaman.
c. Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan. Data yang
dikumpulkan berupa data kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaan observasi
dilakukan oleh observer dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi.
Lembar observasi yang disiapkan meliputi lembar observasi tentang aktivitas
siswa dan kinerja guru dalam pelaksanaan tindakan. Hal ini dilakukan untuk
Evaluasi terhadap keberhasilan tindakan dilakukan tes untuk mengukur
keberhasilan siswa dalam meningkatkan hasil belajar pada masing-masing pokok
bahasan di setiap siklus.
d. Refleksi
Berdasarkan data hasil observasi dan evaluasi yang terkumpul, selanjutnya
dilakukan analisis data. Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan
hasil yang telah tercapai dengan kriteria keberhasilan aktivitas yang telah
ditetapkan sebelumnya yaitu indikator keberhasilan aktivitas belajar 75% dan
indikator keberhasilan hasil belajar 70 sebagai KKM IPA yang sudah ditetapkan
dengan ketuntasan kalsikal 75%. Pada kegiatan refleksi yang menjadi acuan
keberhasilan misalnya (a) apakah dalam proses pembelajaran tersebut tujuan dan
kompetensi dasar sudah tercapai? dan (b) bagaimana hasil dari proses
pembelajaran sudah berjalan dengan baik?.
Bagaimana hasil dari proses pembelajaran secara kualitatif dan kuantitatif yang
ditinjau dari standar proses 75% dan KKM ≥ 70. Bagaimana pula respon siswa
terhadap proses pembelajaran tersebut dan sebagainya. Hasil analisis pada tahap
pertama dijadikan sebagai bahan untuk membuat rencana tindakan guru yang akan
dilaksanakan pada siklus kedua.
tindakan perbaikan siklus II. Kompetensi Dasar dalam siklus II adalah
menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara
maupun tetap. Pada akhir siklus dilakukan refleksi oleh guru dan peneliti untuk
mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan dengan menganalisis aktivitas
siswa selama pembelajaran berlangsung. Hasilnya sebagai acuan dalam membuat
rencana perbaiakan pembelajaran baru pada siklus berikutnya.
a. Perencanaan
1) Menetapkan materi pelajaran dengan standar kompetensi Menyimpulkan hasil
penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.
2) Menyusun Rencana Pembelajaran
3) Menyusun LKS
4) Menyusun alat tes, yaitu bentuk tes uraian untuk setiap siklus.
5) Menyusun alat observasi, baik untuk aktivitas siswa maupun kinerja guru.
6) Menetapkan teknik pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran
melalui metode eksperimen dengan menggunakan pedoman observasi.
7) Menetapkan jenis data yang dikumpulkan yang sesuai dengan respon terhadap
tindakan yang dilakukan, baik data kualitatif maupun kuantitatif.
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari perencanaan terutama skenario perbaikan
pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode eksperimen pada siklus II terdiri atas beberapa
tahap, yaitu:
a) Kegiatan Pembukaan
1) Melakukan apersepsi.
2) Memotivasi siswa dengan bercerita, demonstrasi atau mengungkapkan fakta
yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
3) Mengemukakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan
mendemonstrasikan percobaan dengan materi yang akan disampaikan.
b) Kegiatan Inti
1) Guru menciptakan kondisi yang memungkinkan timbulnya suatu permasalahan
atau siswa diberi permasalahan yang harus dijawab melalui demonstrasi guru.
2) Membentuk siswa menjadi 5-6 kelompok
3) Membagikan LKS kepada masing-masing kelompok.
4) Siswa melaksanakan demonstrasi berdasarkan panduan dan LKS yang telah
disiapkan guru.
5) Guru memantau pelaksanaan demonstrasi dan membantu siswa yang
mengalami kesulitan.
6) Setiap kelompok mendemonstrasikan masing-masing percobaan perubahan
sifat benda di depan kelas.
7) Pelaporan hasil dan diskusi balikan.
yang telah dilaksakan.
2) Guru mengadakan evaluasi hasil.
3) Tindak lanjut, yaitu pemberian tugas rumah sebagai pendalaman.
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti mengamati dan mencatat kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi dengan menggunakan lembar observasi. Data
yang diperoleh akan diolah, digeneralisasikan agar diperoleh kesimpulan yang
akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan,
sehingga dapat direfleksikan untuk siklus berikutnya.
d. Refleksi
Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang telah tercapai
dengan kriteria keberhasilan aktivitas yang telah ditetapkan, yaitu keberhasilan
aktivitas belajar 75% dan ketuntasan klasikal 75%. Pada kegiatan refleksi yang
menjadi acuan keberhasilan (a) apakah dalam proses pembelajaran tersebut tujuan
dan kompetensi dasar sudah tercapai? (b) dan bagaimana hasil dari proses
pembelajaran sudah berjalan dengan baik?. Jika pada siklus kedua pembelajaran
dapat berlangsung dengan baik dan telah terjadi peningkatan dibanding dengan
siklus sebelumnya, maka penelitian dianggap cukup. Namun jika masih terdapat
kekurangan, penelitian akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
Penerapan metode demonstrasi dikatakan berhasil jika:
1. Persentase aktivitas siswa ≥ 75% (Mulyasa, 2006: 209).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan terhadap siswa
kelas V pada pelajaran IPA di SD Negeri 1 Candimas Natar, Kecematan
Natar, Kabupaten Lampung Selatan dapat disimpulkan :
1) Dari hasil data pembahasan memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan
aktivitas siswa yang pada Siklus I hanya 86,66% menjadi 92,5 %
pada Siklus II. Dan rata-rata kelas juga mengalami peningkatan pada
Siklus I hanya 66,66% (cukup) menjadi 78,88% (baik) pada Siklus II.
2) Hasil belajar siswa pada Siklus I adalah 81,84, sedangkan hasil belajar
siswa pada siklus II adalah 85, Dari kesimpulan di atas menunjukan
bahwa:
a. Metode Demonstrasi yang menggunakan contoh benda-benda untuk
mengidentifikasikan sifat-sifat cahaya dengan melakukan
percobaan/demonstrasi sesuai dengan langkah-langkah percobaan :
membaca panduan percobaan, menyiapkan alat percobaan,
menyiapkan bahan, mengamati setiap percobaan, mendemonstrasikan
melaporkan hasil diskusi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
pada pelajaran IPA kelas V di SD Negeri 1 Candimas Natar,
Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran
2011/2012.
b. Metode Demonstrasi yang menggunakan contoh-contoh sifat cahaya
untuk mengidentifikasikan sifat-sifatnya dengan melakukan
demonstrasi sesuai panduan langkah-langkah percobaan : membaca
panduan percobaan, menyiapkan alat percobaan, menyiapkan bahan,
mengamati setiap percobaan, mendemonstrasikan percobaan,
mendiskusikan hasil, menyimpulkan hasil diskusi dan melaporkan
hasil diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran
IPA kelas V di SD Negeri 1 Candimas Natar, Kecamatan Natar,
Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012.
5.2. Saran
1. Guru
a. Dalam pelaksanaan Metode Demonstrasi dapat divariasikan dengan
metode pembelajaran lainnya yang sesuai agar mampu meningkatkan
dan partisipasi siswa dalam pembelajaran
b. Metode Demonstrasi yang akan diterapkan hendaknya dipahami
evaluasinya.
c. Di dalam pelaksanaan pembelajaran, guru hendaknya lebih
mengoptimalkan peran dan tugasnya sebagai fasilitator dan motivator
dalam pembelajaran.
2. Siswa
a. Siswa hendaknya melibatkan diri pada setiap kegiatan pembelajaran
dalam Metode Demonstrasi secara optimal, agar tidak merasa jenuh
dalam pembelajaran serta dapat dengan cepat memahami materi
pembelajaran.
b. Siswa hendaknya bersemangat ketika akan dilaksanakan
pembelajaran, karena akan mendapatkan pengetahuan baru dalam
menemukan cara yang efektif dalam belajar terutama pada mata
pelajaran IPA.
3. Kepala Sekolah
a. Setiap pembelajaran yang dilakukan akan lebih baik jika didukung
oleh semua pihak, baik dari Kepala Sekolah, Guru dan Orang Tua
Wali siswa terutama dalam penyediaan media pembelajaran yang
b. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa,
maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara
berkesinambungan dalam pelajaran IPA maupun mata pelajaran
lainya.
4. Peneliti
Bagi yang berminat untuk melakukan penelitian dengan menggunakan
Metode Demonstrasi dapat meneliti pengaruhnya terhadap faktor lain
misalnya tingkat motivasi atau prestasi belajar siswa. Selain itu juga
bisa melaksanakan eksperimen, dengan cara membandingkan
kemampuan siswa dalam hal-hal tertentu pada kelas yang diberikan
tindakan Metode Demonstrasi dengan kelas yang menggunakan
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1...Kegi
atan siklus I pertemuan I ... ..99
2...Kegi atan siklus I pertemuan II... 100
3...Kegi atan siklus II pertemuan I... 101
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... v
BAB I PENDAHULUAN 1.1...Latar Belakang ... 1
1.2...Identi fikasi Masalah... 6
1.3...Rum usan Masalah... 7
1.4...Tujua n Penelitian ... 7
itas Belajar... 10
2.1.2...Hasil Belajar ... 11
2.2...IPA dan Pembelajaran IPA SD ... 12
2.2.1 Pengertian IPA ... 12
2.2.2 Pembelajaran IPA SD... 13
2.2.3 Tujuan Pembelajaran IPA SD ... 15
2.3...Meto de Demonstrasi ... 16
2.3.1 Kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi ... 17
2.3.2 Langkah-langkah pembelajaran dengan metode demonstarsi... .. 19
2.4...Hipot esis ... 21
BAB III METODE PENILITAN 3.1...Settin g Penelitian ... 22
3.4...Alat
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan ... 50
BAB V KESIMPULAN
5.1...Kesi mpulan ... 53
5.2...Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA... 57
4.1.1...Siklu s II ...
4.1.1.1...Peren
canaan...
4.1.1.2...Pelak
sanaan Tindakan...
4.1.1.3...Hasil
Pengamatan/Observasi Siklus II...
4.1.1.4...Refle
4.2...Pemb ahasan...
4.2.1...Aktiv
itas Belajar Siswa...
4.2.2. Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Praktik
(Psikomotor)...
4.2.3...Aktiv
itas Guru dalam Kegiatan Pembelajaran...
4.2.4...Hasil
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1...Hasil
Obsevasi Aktivitas Siswa Siklus I... .38
2...Hasil
Observasi Kinerja Guru Siklus I ... .39
3...Dafta
r Nilai Hasil belajar siklus I ... 41
4...Hasil
Observasi Aktivitas Siswa Siklus II... .45
5...Hasil
Observasi Kinerja Guru Siklus II ... .47
6...Dafta
r Nilai Hasil belajar siklus II ... 48
7...Progr
Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN
METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 CANDIMAS
NATAR LAMPUNG SELATAN
Nama Mahasiswa : MARDIYATI
Nomor Pokok Mahasiswa : 1013079229
Program Studi : S1 PGSD SKGJ
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Supriyadi, M.Pd.
NIP.19510507 198103 1 002 NIP.19591012 198503 1 002
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Penguji : Drs. Supriyadi, M.Pd
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Kojat Sudiatmadja, M.Pd.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si.
NIP. 19600315 198503 1 003
PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : Mardiyati
Nomor Pokok Mahasiswa : 1013079229
Program Studi : S.1 PGSD SKGJ
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA
Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi
pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Candimas Natar
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.
Demikian surat pernyataan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bandar Lampung, 2012 Yang membuat pernyataan
MARDIYATI
Penulis dilahirkan di Palembang, Sumatera Selatan pada tanggal 28 Agustus 1961 dari pasangan Bapak Zainal Abidin dan Ibu Maria. Penulis merupakan anak Pertama dari empat bersaudara.
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT, karya tulis ini penulis
persembahkan kepada :
1. Suami dan anak-anak ku tersayang karena telah mendukung dan meenjadi
motivatorku.
2. Bapak Dosen Pembimbing dan Pembahas yang telah memberikan
pengarahan yang saya butuhkan sehingga saya bisa tahu hal-hal yang saya
belum ketahui.
3. Ibu Kepala Sekolah yang mengizinkan saya melaksanaan penelitian.
4. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang
MOTTO
Harga Kebaikan manusia adalah diukur menurut
apa yang telah dilaksanakan atau diperbuatnya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat merencanakan, melaksakan dan memperbaiki serta menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan sukses tidak menemukan kendala apapun yang berat.
Selesainya skripsi ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing,
memberikan saran dan masukan dengan sabar guna penyempurnaan dari penulisan Tugas Akhir ini.
5. Bapak Drs. Kojat Sudiatmadja, M.Pd., selaku Dosen Pembahasan yang telah
memberikan banyak saran dalam penyempurnaan dari penulis Tugas Akhir ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen selaku Tim Pengajar dalam pelaksanaan Program S1 PGSD
dalam jabatan yang telah memberikan banyak Ilmu Pengetahuan selama penulis menyelesaikan studi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
7. Ibu Dra. Baiduri, MM. selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1 Candimas Natar,
Lampung Selatan yang ikut serta mendukung penyelesaian Tugas Akhir ini.
9. Keluarga yang selama ini mendukung dan mendoakan sampai selesainya skripsi
ini.
10.Rekan-rekan mahasiswa S1 PGSD Universitas Lampung selaku rekan diskusi
dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini.
11.Serta kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang penulis
banggakan. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh penulis. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten. Amiin.
Bandar Lampung, 2012