• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 TEMPURAN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 TEMPURAN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 TEMPURAN LAMPUNG

TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

MUHAMMAD OKTAVIAN KRISTIANA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi S1 PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 TEMPURAN LAMPUNG

TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

MUHAMMAD OKTAVIAN KRISTIANA

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 3 Tempuran dan bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar menggunakan model problem based learning.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus melalui proses pengkajian berdaur, setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Data penelitian diperoleh melalui observasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan nilai motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 60,46 dengan kualifikasi cukup, dan siklus II sebesar 83,61 dengan kualifikasi sangat baik. Sementara rata-rata hasil belajar siswa siklus I sebesar 66,98 dengan persentase ketuntasan sebesar 46,15%, dan nilai rata-rata siklus II meningkat menjadi 80,67 dengan persentase ketuntasan sebesar 88,46%. Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.

(3)
(4)
(5)
(6)

vi DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ……… ix

DAFTAR GAMBAR ……….………….. x

DAFTAR LAMPIRAN ………... xi

I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 4

1.3Rumusan Masalah ... 4

1.4Tujuan Penelitian ... 5

1.5Manfaat Penelitian ... 5

II. KAJIAN PUSTAKA 2.1Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... . 7

2.1.1Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)... 7

2.1.2Karakteristik Pembelajaran IPS ... 8

2.1.3Tujuan IPS ……….. 8

2.2Belajar ... 9

2.2.1Pengertian Belajar ... 9

2.2.2Teori Belajar ... 9

2.2.3Motivasi Belajar……… 11

2.2.3.1 Pengertian Motivasi Belajar……….. 11

2.2.3.2 Fungsi Motivasi Belajar……… 13

2.2.4Pengertian Hasil Belajar………... 13

2.3Model Problem Based Learning ... 14

2.3.1Pengertian Model Problem Based Learning ... 14

2.3.2Karakteristik Model Problem Based Learning ... 15

2.3.3Tujuan Model Problem Based Learning ... 17

2.3.4Kelebihan dan Kelemahan Model Problem Based Learning……….. 17

2.3.5Langkah-langkah Model Problem Based Learning……… 18

2.3.6Peran Guru dalam Model Problem Based Learning ... 19

(7)

vii III. METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian ………. 21

3.2Setting Penelitian ... 22

3.2.1Subjek Penelitian………... 22

3.2.2Tempat Penelitian……….. 22

3.2.3Waktu Penelitian……… 22

3.3Teknik Pengumpulan Data ... 22

3.3.1Teknik Nontes……… 22

3.3.2Teknik Tes………. 22

3.4Alat Pengumpul Data ... 23

3.4.1 Lembar Observasi……….. 23

3.4.2 Tes………. 23

3.5Teknik Analisis Data ... 23

3.5.1 Deskriptif Analitik………. 23

3.5.2 Analisis Kuantitatif……… 25

3.6Urutan Penelitian Tindakan Kelas ... 26

3.6.1 Siklus 1……….. 26

3.6.2 Siklus 2……….. 29

3.7Indikator Keberhasilan ... 30

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri 3 Tempuran ... 31

4.1.1 Sejarah Singkat SD Negeri 3 Tempuran ... 31

4.1.2 Keadaan Gedung SD Negeri 3 Tempuran ... 31

4.1.3 Keadaan Guru SD Negeri 3 Tempuran ... 32

4.1.4 Keadaan Siswa SD Negeri 3 Tempuran ... 32

4.2 Prosedur Penelitian 4.2.1 Deskripsi Awal ... 33

4.2.2 Refleksi Awal ... 33

4.2.3 Persiapan Pembelajaran ... 34

4.3 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian 4.3.1 Pelaksanaan Penelitian ... 35

4.3.2 Hasil penelitian siklus I ... 35

1) Perencanaan siklus I ... 35

2) Pelaksanaan siklus I ... 36

3) Hasil Observasi Siklus I ... 39

4) Refleksi Siklus I ... 47

5) Saran Perbaikan/Tindakan Kelas untuk Siklus II ... 48

4.3.3 Hasil Penelitian Siklus II 1) Perencanaan siklus II ... 48

2) Pelaksanaan siklus II ... 49

3) Hasil Observasi Siklus II... 53

4) Refleksi Siklus II ... 60

4.4 Pembahasan 4.4.1Motivasi Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 61

(8)

viii 4.4.3 Hasil Belajar Siswa ... 65

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 68 5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ……….. 71

LAMPIRAN

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan wahana bagi manusia untuk mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran baik secara formal, maupun non formal. Dalam prosesnya pendidikan tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan, melainkan juga keteladanan sikap. Hal ini telah ditegaskan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat 3, pemerintah mengusahakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam undang-undang. Oleh karena itu, dalam prinsipnya pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna (UU RI No. 20 Th. 2003 pasal 4.2).

(10)

pendekatan tersebut diharapkan siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

Pernyataan di atas didukung dengan pendapat Sapriya (2007: 133) tentang tujuan IPS yaitu (a) mengajarkan konsep-konsep dasar sejarah, sosiologi, antropologi, ekonomi, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis, dan psikologis, (b) mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, inkuiri, problem solving, dan keterampilan sosial, (c) membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, dan (d) meningkatkan kerja sama dan kompetensi dalam masyarakat yang heterogen baik secara nasional maupun global.

Itulah sebabnya, IPS perlu dipelajari disetiap jenjang pendidikan. Karena IPS dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari. Berdasarkan hasil survey di lapangan pada hari Rabu tanggal 12 Desember 2012, diketahui bahwa proses pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 3 Tempuran Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 masih banyak memiliki kekurangan. Diantaranya, guru belum memanfaatkan media dan model pembelajaran secara bervariasi. Tes yang diberikan hanya berasal dari buku cetak, sehingga siswa kurang mendapatkan jenis soal yang bervariasi. Hal ini mengakibatkan rendahnya kemampuan berpikir siswa serta kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

(11)

3

Tabel 1. Hasil ulangan semester ganjil mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 3 Tempuran Trimurjo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013

No KKM Jumlah Siswa

Jumlah siswa

yang tuntas

Jumlah Siswa yang tidak

tuntas

Persentasi Ketuntasan

(%)

Persentasi ketidaktuntasan

(%)

1 67 26 11 15 42 58

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 67, hanya 11 siswa yang tuntas dari 26 siswa di kelas IV. Melihat fakta-fakta yang telah dipaparkan di atas, maka perlu diadakan perbaikan proses pembelajaran agar motivasi dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Menurut Degeng (dalam Sugiyanto, 2008: 1) daya tarik suatu pembelajaran ditentukan oleh dua hal, pertama oleh mata pelajaran itu sendiri, dan kedua oleh cara mengajar guru. Pada poin yang kedua ini yaitu cara mengajar guru berkaitan erat dengan penggunaan berbagai model, metode, atau strategi dalam pembelajaran. Hal ini dipertegas oleh pendapat Zarkasi (dalam Asmani, 2011: 25) bahwa dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua strategi, model, atau metode dapat digunakan untuk semua mata pelajaran. Akan lebih baik apabila guru memilih model pembelajaran yang benar-benar tepat untuk memperbaiki mutu pembelajarannya.

Salah satu cara untuk mengatasi masalah yang dipaparkan di atas, model

(12)

based learning adalah sebuah cara memanfaatkan masalah untuk menimbulkan motivasi belajar. Karena model ini menekankan pada pemerolehan pemahaman yang utuh dari sebuah materi yang diformulasikan dalam masalah dunia nyata. Sehingga diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikirnya melalui integrasi dan sintesis informasi.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan perbaikan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model problem based learning pada pembelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri 3 Tempuran Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut.

1. Guru masih mendominasi dalam pembelajaran dan belum memanfaatkan model-model pembelajaran, sehingga proses pembelajaran terasa membosankan.

2. Siswa kurang mendapatkan jenis soal yang bervariasi.

3. Rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. 4. Belum menggunakan model problem based learning.

1.3 Rumusan Masalah

(13)

5

1. Bagaimanakah meningkatkan motivasi siswa kelas IV SD Negeri 3 Tempuran Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan penerapan model problem based learning?

2. Apakah penerapan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 3 Tempuran Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013?

1.4 Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk:

1. Meningkatkan motivasi siswa kelas IV SD Negeri 3 Tempuran Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan penerapan model problem based learning.

2. Meningkatkan hasil Belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 3 Tempuran Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan penerapan model

problem based learning.

1.5 Manfaat penelitian

Adapun penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi siswa

Meningkatnya motivasi dan hasil belajar IPS siswa dengan penerapan model

(14)

2. Bagi guru

Bertambahnya wawasan guru dalam menerapkan model problem based learning dalam pembelajaran IPS sehingga dapat meningkatkan keterampilan dan profesionalitas guru.

3. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan inovasi pembelajaran guna mengoptimalkan ketercapaian tujuan dalam proses pembelajaran.

4. Bagi peneliti

(15)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 2.1.1 Pengertian IPS

Menurut Djahiri (dalam Sapriya, 2007: 7) IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan.

Sedangkan dalam kurikulum 2006, IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokrasi dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

(16)

2.1.2 Karakteristik Pembelajaran IPS

Djahiri (dalam Sapriya, 2007: 8) mengemukakan ciri dan sifat utama dari pembelajaran IPS sebagai berikut.

a. IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu).

b. Penelaahan dan pembahasan IPS bersifat komprehensif, sehingga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi digunakan untuk menelaah suatu masalah.

c. Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses inkuirí agar siswa mampu mengembangkan berpikir kritis, rasional, dan analitis. d. Program pembelajaran disusun dengan

meningkatkan/menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata dimasyarakat memproyeksikannya kepada kehidupan di masa depan.

e. IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil (mudah berubah).

f. IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayatan hubungan antarmanusia yang bersifat manusiawi.

g. Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata, tetapi juga nilai dan keterampilannya.

h. Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program maupun pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya.

i. Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan-pendekatan yang menjadi ciri IPS itu sendiri.

2.1.3 Tujuan IPS

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS) No. 22 Tahun 2006 tentang stándar isi dinyatakan bahwa mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya

(17)

9

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

2.2 Belajar

2.2.1 Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu aktivitas yang akan menghasilkan perubahan. Perubahan ini tidak terjadi dengan sendirinya melainkan melalui proses yang disebut pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Hamalik (2005: 27) belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hal ini didukung oleh gagasan Gagne (dalam Suprijono, 2010: 2) belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa belajar ialah perubahan kemampuan individu yang merupakan akibat dari suatu proses atau kegiatan menuju perkembangan individu seutuhnya.

2.2.2 Teori Belajar

(18)

konstruktivistik. Teori belajar behavioristik merupakan perubahan perilaku, khususnya perubahan kapasitas siswa untuk berperilaku (yang baru) sebagai hasil belajar, bukan sebagai hasil proses pematangan (atau pendewasaan) semata. Sedangkan teori belajar kognitif merupakan gejala internal mental seseorang dapat dilihat dalam perilaku maupun yang tidak terlihat. Dalam teori ini, pada dasarnya setiap orang dalam bertingkah laku dan mengerjakan segala sesuatu senantiasa dipengaruhi oleh pemahaman atas dirinya sendiri. Kemudian teori belajar konstruktivistik merupakan proses membangun atau membentuk makna, pengetahuan, konsep, dan gagasan melalui pengalaman, Winataputra (2007: 2.4).

Sebagaimana pendapat Suprijono (2010: 16) teori-teori belajar terdiri dari teori behavioristik, teori kognitif, dan teori konstruktivistik. Teori behavioristik sendiri merupakan teori dimana pembelajaran diartikan sebagai proses pembentukan hubungan antara rangsangan (stimulus), dan balas (respon). Hasil pembelajaran yang diharapkan adalah perubahan perilaku berupa kebiasaan. Sedangkan dalam perspektif teori kognitif, belajar merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral. Belajar merupakan perseptual, dimana tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Kemudian dalam perspektif teori konstruktivistik, belajar merupakan pemaknaan pengetahuan, dimana pembelajar bisa memiliki pemahaman berbeda terhadap pengetahuan yang dipelajari.

(19)

11

kemampuan berpikir tinggi (kompleks) yang biasanya menggunakan prosedur pemberian tugas dan kerja kelompok.

2.2.3 Motivasi Belajar

2.2.3.1 Pengertian Motivasi Belajar

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Sebagaimana pendapat Hamalik (2005: 158) mengatakan bahwa motivasi merupakan perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan tertentu. Ada dua proses yang dapat digunakan untuk menunjang motivasi, yaitu motivasi dipandang sebagai suatu proses dan menentukan karakter dari proses tersebut dengan melihat berbagai petunjuk dari tingkah lakunya.

Suprijono (2010: 163) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku. Motivasi belajar juga merupakan proses yang memberi semangat belajar, arah dan kegigihan perilaku.

(20)

dengan dorongan dalam dirinya. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor instrinsik dan faktor

ekstrinsik. Faktor instrinsik merupakan faktor yang berasal dari dalam diri manusia. Contoh faktor instrinsik berupa hasrat atau keinginan berhasil dalam mencapai tujuan yang diharapkan dan dorongan kebutuhan belajar dari dalam diri manusia agar tercapainya cita-cita. Sedangkan faktor

ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar diri manusia, contohnya adalah adanya penghargaan berupa penguatan dan motivasi serta hadiah kepada siswa yang memperoleh nilai terbaik, lingkungan belajar yang kondusif seperti lingkungan yang jauh dari keramaian serta tidak adanya kegaduhan dalam kelas saat proses pembelajaran, dan kegiatan belajar yang menarik dengan menggunakan berbagai variasi model dan media pembelajaran.

(21)

13

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa motivasi merupakan kekuatan, baik dari dalam yang berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan dan cita-cita serta dari luar yang berupa adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif serta kegiatan belajar yang menarik dapat mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya atau dengan kata lain motivasi dapat diartikan sebagai dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagai anggota masyarakat.

2.2.3.2 Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Fungsi motivasi yaitu:

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.

(22)

2.2.4 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran, umumnya hasil belajar berupa nilai baik berupa nilai mentah ataupun nilai yang sudah diakumulasikan. Namun, tidak menutup kemungkinan hasil belajar ini bukan hanya berupa nilai melainkan perubahan perilaku siswa. Sebagaimana diungkapkan oleh Suprijono (2010: 5) hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.

Bloom (dalam Suprijono, 2010: 6) menyatakan bahwa hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan menurut Lindgren (dalam Suprijono, 2010: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan. Perubahan ini tidak dilihat secara terpisah melainkan secara komprehensif baik dari domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2.3 Model Problem Based Learning

2.3.1 Pengertian Model Problem Based Learning

(23)

15

problem based learning yang berorientasi pada kecakapan memproses informasi.

Menurut Tan (dalam Rusman, 2010: 229) problem based learning merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. Pendapat di atas diperjelas oleh Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010: 241) bahwa problem based learning

merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar. Seperti yang telah diungkapkan oleh pakar

problem based learning Barrows (dalam Renjy.Scrib.com, 2012)

problem based learning merupakan sebuah model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan pengetahuan (knowledge) baru.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan

(24)

2.3.2 Karakteristik Model Problem Based Learning

Setiap model pembelajaran, memiliki karakteristik masing-masing untuk membedakan model yang satu dengan model yang lain. Seperti yang diungkapkan Trianto (2009: 93) bahwa karakteristik model problem based learning yaitu: (a) adanya pengajuan pertanyaan atau masalah, (b) berfokus pada keterkaitan antar disiplin, (c) penyelidikan autentik, (d) menghasilkan produk atau karya dan mempresentasikannya, dan (e) kerja sama.

Sedangkan karakteristik model problem based learning menurut Rusman (2010: 232) adalah sebagai berikut.

a) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.

b) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur.

c) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective).

d) Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar. e) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.

f) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam problem based learning.

g) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif. h) Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah

sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan.

i) Keterbukaan proses dalam problem based learning meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.

j) Problem based learning melibatkan evaluasi dan review

pengalaman siswa dan proses belajar.

(25)

17

Tabel 2. Perbedaan PBL dengan Metode lain No Metode belajar Deskripsi

1 Ceramah  Informasi dipresentasikan dan didiskusikan oleh guru dan siswa.

2 Studi Kasus  Pembahasan kasus biasanya dilakukan di akhir pembelajaran dan selalu disertai dengan pembahasan di kelas tentang materi (dan sumber-sumbernya) atau konsep terkait dengan kasus.

3 PBL  Informasi tertulis yang berupa masalah diberikan diawal kegiatan pembelajaran. Fokusnya adalah bagaimana siswa mengidentifikasi isu pembelajaran sendiri untuk memecahkan masalah. Materi dan konsep yang relevan ditemukan oleh siswa TujuM

2.3.3 Tujuan Model Problem Based Learningased Le

Setiap model pembelajaran memiliki tujuan yang ingin dicapai. Seperti yang diungkapkan Rusman (2010: 238) bahwa tujuan model

problem based learning adalah penguasaan isi belajar dari disiplin heuristik dan pengembangan keterampilan pemecahan masalah. Hal ini sesuai dengan karakteristik model problem based learning yaitu belajar tentang kehidupan yang lebih luas, keterampilan memaknai informasi, kolaboratif, dan belajar tim, serta kemampuan berpikir reflektif dan evaluatif.

(26)

2.3.4 Kelebihan dan Kelemahan Model Problem Based Learning

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, sebagaimana model problem based learning juga memiliki kelemahan dan kelebihan yang perlu dicermati untuk keberhasilan penggunaannya. Beberapa kelebihan model problem based learning

menurut CIRD (dalam Renjy.Scrib.com, 2012) antara lain:

a. Retensi siswa terhadap apa yang dipelajari lebih lama dan kuat.

b. Pengetahuan siswa terintegrasi dengan baik.

c. Mengembangkan belajar jangka panjang, yaitu bagaimana meniliti, berkomunikasi dalam kelompok, dan bagaimana menangani masalah.

d. Meningkatkan motivasi, minat bidang studi, dan kemandirian belajar.

e. Meningkatkan interaksi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru.

Berdasarkan hasil penelitian Ward dan Lee (dalam Renjy.Scrib.com, 2012) diketahui kelemahan dari model problem based learning adalah sebagai berikut.

a) Waktu yang diperlukan dalam pembelajaran.

b) Kendala pada faktor guru yang sulit berubah orientasi dari guru mengajar menjadi siswa belajar.

c) Sulitnya merancang masalah yang standar problem based learning.

2.3.5 Langkah-langkah Model Problem Based Learning

(27)

19

a. Orientasi siswa pada masalah.

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.

b. Mengorganisasi siswa untuk belajar.

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

c. Membimbing pengalaman individual/kelompok.

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka lakukan.

2.3.6 Peran Guru dalam Model Problem Based Learning

Seorang guru dalam model problem based learning harus mengetahui apa peranannya, mengingat model problem based learning menuntut siswa untuk mengevaluasi secara kritis dan berpikir berdayaguna. Peran guru dalam model problem based learning

berbeda dengan peran guru di dalam kelas. Peran guru dalam model

problem based learning menurut Rusman (2010: 245) antara lain: a. Menyiapkan perangkat berpikir siswa

Menyiapkan perangkat berpikir siswa bertujuan agar siswa benar-benar siap untuk mengikuti pembelajaran dengan model problem based learning. Seperti, membantu siswa mengubah cara berpikirnya, menyiapkan siswa untuk pembaruan dan kesulitan yang akan menghadang, membantu siswa merasa memiliki masalah, dan mengkomunikasikan tujuan, hasil, dan harapan.

b. Menekankan belajar kooperatif

Dalam prosesnya, model problem based learning berbentuk

(28)

kolaboratif sebagai proses di mana orang melakukan refleksi dan kegiatan secara berulang-ulang, mereka bekerja dalam tim untuk menjawab pertanyaan penting. Sehingga siswa dapat memahami bahwa bekerja dalam tim itu penting untuk mengembangkan proses kognitif.

c. Memfasilitasi pembelajaran kelompok kecil dalam model

problem based learning

Belajar dalam bentuk kelompok lebih mudah dilakukan, karena dengan jumlah anggota kelompok yang sedikit akan lebih mudah mengontrolnya. Sehingga guru dapat menggunakan berbagai teknik belajar kooperatif untuk menggabungkan kelompok-kelompok tersebut untuk menyatukan ide.

d. Melaksanakan problem based learning

Dalam pelaksanaannya guru harus dapat mengatur lingkungan belajar yang mendorong dan melibatkan siswa dalam masalah. Selain itu, guru juga berperan sebagai fasilitator dalam proses inkuiri kolaboratif dan belajar siswa.

2.4 Hipotesis Tindakan

(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari

Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di dalam kelas (Wardhani, 2007: 1.3). Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus (cycle). Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali namun dilaksanakan beberapa kali hingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Konsep pokok penelitian menurut Arikunto (2006: 16) terdiri dari empat tahapan, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi.

Alur penelitian dapat dilihat pada bagan siklus berikut.

Gambar 1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Diadopsi dari Arikunto, (2006: 7) Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi SIKLUS II

dst Perencanaan

(30)

3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah seorang guru dan siswa kelas IV SD Negeri 3 Tempuran Lampung Tengah yang berjumlah 26 orang siswa terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 13 orang perempuan.

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di SD Negeri 3 Tempuran Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah.

3.2.3 Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian selama 6 bulan, yaitu terhitung dari bulan Desember 2012 sampai Mei 2013.

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Teknik Nontes

Teknik nontes yang digunakan yaitu observasi. Observasi digunakan untuk mengetahui motivasi siswa dalam kelompok selama pembelajaran IPS dengan menggunakan model problem based learning.

3.3.2 Teknik Tes

(31)

23

data yang bersifat kuantitatif (angka). Melalui tes ini akan diketahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan model problem based learning.

3.4 Alat Pengumpul Data

Pada penelitian ini digunakan alat-alat pengumpul data sebagai berikut. 3.4.1 Lembar Observasi

Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian di mana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi/interaksi belajar-mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok (Kusumah, 2009: 66). Pada penelitian ini lembar panduan observasi dirancang oleh peneliti. Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengetahui motivasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung, baik dalam kelompok maupun individu. 3.4.2 Soal-soal Tes

(32)

3.5 Teknik Analisis Data 3.5.1 Deskriptif Analitik

Deskriptif analitik akan digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses yaitu, data tentang motivasi siswa, dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung.

a. Nilai motivasi belajar siswa diperoleh dengan rumus: N =

x 100 Keterangan:

N = nilai yang dicari R = skor yang diperoleh SM = skor maksimum 100 = bilangan tetap

[image:32.595.188.450.459.555.2]

(Diadopsi dari Purwanto, 2009: 102) Tabel 3 Kategori Motivasi

No Rentang nilai Kategori

1 0 – 20 Sangat kurang

2 21- 40 Kurang

3 41 – 60 Cukup

4 61 – 80 Baik

5 81 – 100 Sangat baik

(Dimodifikasi dari Poerwanti, 2008: 7.8) b. Nilai kinerja guru diperoleh dengan rumus:

N =

x 100 Keterangan :

(33)

25

100 = bilangan tetap

(Adaptasi dari Purwanto, 2009: 102)

Tabel 4 Kategori kinerja guru mengajar berdasarkan perolehan nilai.

Nilai kinerja (NK) Yang Diperoleh

Kualifikasi 80 ≤ NK ≤ 100 Sangat baik

60 ≤ NK ≤ 80 Baik 40 ≤ NK ≤ 60 Cukup 20 ≤ NK ≤ 40 Kurang

0 ≤NK ≤ 20 Sangat kurang (sumber Prayitno, 2010: 49)

3.5.2 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif akan digunakan untuk mengetahui kemajuan hasil belajar siswa terhadap penguasaan materi yang telah dipelajari. Nilai tes hasil belajar siswa diperoleh dari tes pada setiap siklus.

Nilai individual ini diperoleh menggunakan rumus: S = x 100

Keterangan:

S : nilai yang dicari atau diharapkan R : skor yang diperoleh

N : skor maksimum dari tes 100 : bilangan tetap

(Adopsi dari Purwanto, 2009: 112)

Nilai rata-rata hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus: X = ∑

(34)

Ketuntasan klasikal diperoleh dengan rumus:

[image:34.595.164.507.108.289.2]

× 100

Tabel 5. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa

Tingkat Keberhasilan (%) Arti

> 80 % Sangat tinggi

60-79 % Tinggi

40-59 % Sedang

20-39 % Rendah

< 20 % Sangat rendah (adaptasi dari Aqib, 2009: 41)

3.6 Urutan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dengan berbagai kemungkinan yang dianggap perlu. Setiap siklus yang dilaksanakan terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

3.6.1 Siklus 1

1. Tahap Perencanaan

Pada siklus 1 materi pembelajarannya adalah ”Perkembangan teknologi produksi, transportasi dan komunikasi”. Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut.

a) Menyiapkan rencana pembelajaran dan bahan ajar yang disesuaikan dengan silabus.

b) Menyiapkan instrument penelitian yang terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru, dan siswa, lembar kerja siswa, dan alat evaluasi.

(35)

27

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengelola proses pembelajaran IPS dengan menggunakan model problem based learning. Penerapannya mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disesuaikan dengan fase-fase pada model problem based learning. Secara rinci pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan awal

1) Pengondisian kelas

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

3) Guru memberikan apersepsi yang orientasinya pada pemunculan masalah.

b. Kegiatan inti

1. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5–6 orang. Dalam setiap kelompok ditunjuk seorang ketua dan sekretaris.

2. Guru memberikan pengarahan tentang tugas yang harus dikerjakan oleh setiap kelompok

3. Guru membimbing siswa untuk dapat mengumpulkan informasi, seperti meminta siswa mencari referensi di perpustakaan, diskusi, dan bertanya.

(36)

memecahkan masalah dan mempresentasikannya di depan kelas secara bergantian.

5. Guru memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menanggapi hasil laporan dari kelompok yang sedang presentasi.

6. Guru dan siswa melakukan analisis dan evaluasi terhadap penyelidikan yang telah dilakukan siswa dan hasil laporan. 7. Guru memberikan tes hasil belajar untuk mengukur

pemahaman siswa terhadap materi. c. Penutup

1. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

2. Guru memberikan penguatan kepada seluruh siswa. 3. Guru menutup pembelajaran.

3. Tahap Observasi

a. Melakukan pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan Model problem based learning.

b. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan model problem based learning dengan lembar observasi yang telah dibuat.

4. Tahap Refleksi

(37)

29

b. Menganalisis hasil observasi motivasi dan hasil belajar siswa selama pembelajaran dengan Model problem based learning. c. Berdiskusi dengan guru untuk merencanakan perbaikan

pembelajaran sebagai tindak lanjut pertemuan selanjutnya.

3.6.2 Siklus 2

1. Perencanaan

Pada siklus 2 ini kegiatan dibuat dengan membuat rencana pembelajaran secara kolaboratif antara peneliti dan guru seperti siklus sebelumnya berdasarkan refleksi pada siklus I yang membedakan hanya materinya.

2. Pelaksanaan

Pada siklus 2 tindakan yang dilakukan sama seperti siklus I yang disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I.

3. Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan oleh peneliti dengan

menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar

observasi yang disiapkan meliputi lembar observasi tentang

motivasi siswa dan kinerja guru.

4. Refleksi

(38)

terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus sebelumnya, maka penelitian dianggap cukup.

3.7Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila:

1. Adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Tempuran, Lampung Tengah pada setiap siklusnya

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SD Negeri 3 Tempuran pada pembelajaran IPS dengan menerapkan model problem based learning dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan model problem based learning dalam pembelajaran IPS, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai motivasi siswa per siklus. Pada siklus I memperoleh nilai sebesar 60,46 dengan kategori “cukup” dan meningkat pada siklus II menjadi 83,61 dengan kategori “sangat baik”. Peningkatan antara siklus I dengan siklus II sebesar 23,15.

(40)

siswa keseluruhan yaitu 26 orang siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai hasil belajar setiap siklusnya.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di atas, berikut ini peneliti memberikan saran dalam menerapkan model problem based learning pada pembelajaran IPS antara lain sebagai berikut:

1) Siswa

Siswa diharapkan dapat bertanggung jawab akan tugas yang diberikan guru baik tugas individu maupun kelompok dan siswa dapat berkonsentrasi pada proses pembelajaran, khususnya pada saat guru menjelaskan. Siswa harus berani untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran khususnya saat mengemukakan pertanyaan tentang materi yang belum jelas.

2) Guru

(41)

70

3) Sekolah

Sekolah dapat melakukan inovasi pembelajaran dengan penggunaan LKS dan media dalam proses pembelajaran serta dengan pengembangan model-model pembelajaran untuk dapat mengoptimalisasi pelaksanaan pembelajaran.

4) Peneliti selanjutnya

Penelitian ini dilakukan pada materi perkembangan teknologi dan permasalahan sosial di kelas IV SD, untuk itu disarankan menggunakan

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufiq. 2010. INOVASI PENDIDIKAN MELALUI PROBLEM BASED LEARNING: Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Andayani, dkk. 2009. Pemanfaatan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka. Jakarta

Angga. 2012. Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa. http : // angga gocill. blogspot. com/ (diakses pada hari Rabu 23 Januari 2013 @08.00)

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif,

Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). DIVA Press. Yogyakarta.

Aqib, zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK. Yrama Widya. Bandung

Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual. Refika Aditama. Bandung. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kusumah, Wijaya. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. PT Indeks. Jakarta.

Purwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

(43)

72

Prayitno, Edi & Sri Wulandari. 2010. Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika Di SD (Versi Ebook). Pusat Pengembangan dan pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika. Yogyakarta.

Renjy, Doddy. 2012. Pembahasan. 17 April 2011. http://renjy. Scrib.com/2010/04/17/Pembahasan/ (diakses pada tanggal 15 Desember 2012 @09: 22)

Rusman, 2010. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Raja Grafindo persada. Bandung.

Sapriya, dkk. 2007. Pengembangan Pendidikan IPS di SD. UPI PRESS. Bandung. Sardiman . 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Panitia Sertifikasi. Surakarta

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Tim Penyusun. 2006. Standar Isi dan Standar Kompetensi untuk Satuan Pendidikan Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah dan Menengah.

(Permendiknas No. 22 tahun 2006). Depdiknas. Jakarta.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Prestasi Pustaka Publiser. Jakarta.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Th. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sinar Grafika. Jakarta.

Uno, B. Hamzah. 2006. Teori Motivasi & Pengukurannya. Bumi Aksara. Jakarta. Wardhani, IGAK. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta. Winataputra, Udin S. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas

(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)

PEMETAAN/ ANALISIS SK-KD

MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

KELAS/SEMESTER : IV/ GENAP

No StandarKompete nsi Kompetensi Dasar TK RANAH KD IndikatorPencapaian TK RANAH IPK MateriPo kok RuangLin gkup Alokasi Waktu (menit) NilaiKara kter 1. Mengenalsumberd

ayaalam, kegiatanekonomi, dankemajuantekno logi di lingkungankabupat en/kotadanprovinsi Mengenal perkembanga n teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunaka nnya C2 KognitifProduk 1) Menjelaskanpengertia nteknologidengan rasa ingintahu. 2) Menyebutkanalattekno logiproduksitradisiona ldan modern denganmandiri. 3) Menyebutkanalattekno logikomunikasitradisi onaldan modern dengan rasa ingintahu. 4) Menyebutkan alat

teknologi transportasi tradisional dan modern dengan rasa ingin tahu.

KognitifProses Melakukan kegiatan diskusi untuk membahas:

(51)

80

1) Pengertian teknologi 2) Alat teknologi

produksi tradisional dan modern

3) Alatteknologikomuni kasitradisionaldan modern

4) Alatteknologitranspor tasitradisionaldan modern

Afektif

a. Siswa dapat mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi rasa ingin tahu, teliti, pantang menyerah, tanggung jawab dan

mendengarkan

pendapat teman. b. Siswa dapat

mengembangkan keterampilan sosial, meliputi bertanya, menyumbang ide atau

C1

(52)

SILABUS

Sekolah : SD Negeri 3 Tempuran

Kelas : IV

Mata Pelajaran/Tema : IlmuPengetahuanSosial

Semester : Genap

StandarKompetensi : Mengenalsumberdayaalam, kegiatanekonomi, dankemajuanteknologi di lingkungankabupaten/kotadanprovinsi

(53)

82

Dasar elajaran belajaran paianKompete

nsi Teknik

BentukIn strumen

ContohIn strumen

Waktu elajar kter

Mengenal perkembanga n teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunaka nnya Perkembangan dalamTeknolo gi 1) Membagisis wamenjadi 5 kelompok, dimanasetiap kelompokter diridari 5-6 orang. Dalamsetiap kelompokdit unjukseoran gketuadanse kretaris 2) Guru memperlihat kan gambar alat komunikasi, transportasi dan produksi kepada siswa 3) Memberikan pengarahant entangtugas yang harusdikerja kanolehmasi ng-KognitifProduk 5) Menjelaskanp engertiantekno logidengan rasa ingintahu. 6) Menyebutkana latteknologipr oduksitradisio naldan modern denganmandir i. 7) Menyebutkana latteknologiko munikasitradis ionaldan modern dengan rasa ingintahu. 8) Menyebutkan alat teknologi transportasi tradisional dan modern

Tertulis Pilihanjam akdanUrai an 1) Jelaskana pa yang dimaksud denganpe ngertiante knologi! 2) Sebutkan masing-masing 2 alatteknol ogiprodu ksimasala ludanmas akini! 3) Sebutkan 2 perbedaa nteknolog itransport asimasala ludengant ransporta simasakin i! 4) Tuliskans ecarasing katkeuntu nganmen ggunakan 140men it LKS BSE Ilmu

(54)

masingsiswa denganmemi ntasiswamen gamatigamb aralat komunikasi, transportasi dan produksi 4) Kemudian melakukan tanya jawab dengan siswa tentang alat komunikasi, transportasi dan produksi tersebut 5) Memintasis wamengiden tifikasigamb ardanmengar tikannya. 6) Membimbin gsiswauntuk dapatmengu mpulkaninfo rmasi, dengan rasa ingin tahu. KognitifProses Melakukan kegiatan diskusi untuk membahas: 1) Pengertian teknologi 2) Alat teknologi

produksi tradisional dan modern 3) Alatteknologi komunikasitra disionaldan modern 4) Alatteknologi transportasitra disionaldan modern Afektif

(55)

84 sepertimemi ntasiswamen carireferensi di perpustakaan , diskusidanbe rtanya 7) Memintasis wamengerja kanlembarke rjatentangper kembangand alamteknolo gi 8) Setelahsiswa mengerjakan lembarkerjat ersebut, guru memintaper wakilandaris etiapkelomp okuntukmaju mempersent asikanhasiln ya di depankelasse caraberganti an ingin tahu, teliti, pantang menyerah, tanggung jawab dan mendengarkan pendapat teman. d. Siswa dapat

(56)

9) Kelompok yang lain memperhatik an,

kemudianme mberikantan ggapan

(57)
(58)

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

A. Identitas

Sekolah : SD Negeri 3 Tempuran

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : IV/2

Standar Kompetensi

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

Kompetensi Dasar

2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya

Indikator

1. Kognitif a. Produk

9) Menjelaskan pengertian teknologi dengan rasa ingin tahu.

10) Menyebutkan 2 alat teknologi produksi tradisional dan modern dengan mandiri.

11) Menyebutkan 2 alat teknologi komunikasi tradisional dan modern dengan rasa ingin tahu.

12) Menyebutkan 2 alat teknologi transportasi tradisional dan modern dengan rasa ingin tahu.

b. Proses

Melakukan kegiatan diskusi untuk membahas: 5) Pengertian teknologi

6) Alat teknologi produksi tradisional dan modern 7) Alat teknologi komunikasi tradisional dan modern 8) Alat teknologi transportasi tradisional dan modern

2. Afektif

(59)

88

menyumbang ide atau pendapat, menjadi pendengar yang baik, berlatih berkomunikasi verbal dan tulisan, berpikir kreatif dan sistematis

3. Psikomotor

a. Melakukan aktivitas memecahkan masalah yang diberikan disetiap kegiatan kerja kelompok

Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan)

B. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif

a) Produk

1) Siswa dapat menjelaskan pengertian teknologi dengan rasa ingin tahu. 2) Siswa dapat menyebutkan 2 alat teknologi produksi tradisional dan modern

dengan mandiri.

3) Siswa dapat menyebutkan 2 alat teknologi komunikasi tradisional dan modern dengan rasa ingin tahu.

4) Siswa dapat menyebutkan 2 alat teknologi transportasi tradisional dan modern dengan rasa ingin tahu.

b) Proses

Siswa dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru tentang: 1) Pengertian teknologi

2) Alat teknologi produksi tradisional dan modern 3) Alat teknologi komunikasi tradisional dan modern 4) Alat teknologi transportasi tradisional dan modern

2. Afektif

a. Siswa dapat mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi rasa ingin tahu, teliti, pantang menyerah, tanggung jawab dan mendengarkan pendapat teman. b. Siswa dapat mengembangkan keterampilan sosial, meliputi bertanya,

menyumbang ide atau pendapat, menjadi pendengar yang baik, berlatih berkomunikasi verbal dan tulisan, berpikir kreatif dan sistematis

3. Psikomotor

(60)

kerja kelompok C. Model Pembelajaran

Model Problem Based Learning

D. Metode Pembelajaran 1. Ceramah

2. Tanya jawab 3. Diskusi kelompok 4. Penugasan

E. Materi Pokok

Perkembangan dalam Teknologi

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan I (Pertama)

1. Kegiatan awal (± 15 Menit) a) Salam

b) Pengkondisian kelas c) Doa

d) Apersepsi: guru bertanya kepada siswa materi pembelajaran yang berkaitan dengan perkembangan teknologi.

e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2. Kegiatan Inti (± 45 Menit)

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

10) Membagi siswa menjadi 5 kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang. Dalam setiap kelompok ditunjuk seorang ketua dan sekretaris 11) Guru memperlihatkan gambar alat produksi baik yang tradisional

maupun modern kepada siswa

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

(61)

90

2) Kemudian melakukan tanya jawab dengan siswa tentang gambar tersebut 3) Meminta siswa mengidentifikasi gambar dan mengartikannya.

4) Membimbing siswa untuk dapat mengumpulkan informasi, seperti meminta siswa berdiskusi dan bertanya

5) Meminta siswa mengerjakan lembar kerja tentang perkembangan teknologi 6) Setelah siswa mengerjakan lembar kerja tersebut, guru meminta perwakilan

dari setiap kelompok untuk maju mempersentasikan hasilnya di depan kelas secara bergantian

7) Kelompok yang lain memperhatikan, kemudian memberikan tanggapan dari setiap kelompok yang maju ke depan

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) Melakukan tanya jawab pada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami siswa

2) Memberikan penguatan kepada siswa

3) Bersama dengan siswa bertanya jawab meluruskan kesalahpahaman tentang materi yang telah dipelajari

3. Kegiatan Penutup (± 10 Menit)

Dalam kegiatan penutup, guru:

1) Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah dipelajari

2) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan 3) Memberikan salam penutup

Pertemuan II (kedua)

1. Kegiatan Awal (±10 Menit) a) Salam

b) Pengkondisian kelas c) Doa

d) Apersepsi: guru bertanya kepada siswa materi pembelajaran yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya.

(62)

2. Kegiatan Inti (±50 Menit)

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) Melibatkan peserta didik mencari informasi materi yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya

2) Meminta beberapa siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Memberikan pengarahan tentang tugas yang harus dikerjakan oleh masing-masing kelompok dengan minta siswa mengamati gambar alat komunikasi dan transportasi

2) Kemudian melakukan tanya jawab dengan siswa tentang gambar tersebut 3) Meminta siswa mengidentifikasi gambar dan mengartikannya.

4) Membimbing siswa untuk dapat mengumpulkan informasi, seperti meminta siswa mencari referensi di perpustakaan, diskusi dan bertanya

5) Meminta siswa mengerjakan lembar kerja tentang perkembangan teknologi 6) Setelah siswa mengerjakan lembar kerja tersebut, guru meminta perwakilan

dari setiap kelompok untuk maju mempersentasikan hasilnya di depan kelas secara bergantian

7) Kelompok yang lain memperhatikan, kemudian memberikan tanggapan dari setiap kelompok yang maju ke depan

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) Meminta siswa untuk merapihkan tempat duduk mereka dan mempersiapkan alat-alat tulis yang dibutuhkan untuk mengerjakan penilaian siklus I

2) Memfasilitasi siswa melalui pemberian lembar soal tes formatif serta lembar jawaban

3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, menganalisis dan menyelesaikan tes formatifyang diberikan

(63)

92

Dalam kegiatan penutup, guru:

1) Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah dipelajari

2) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan 3) Memberikan salam penutup

G. Sumber dan Media Pembelajaran 1) Sumber Pembelajaran

a) Silabus KTSP Ilmu Pengetahuan Sosial

b) BSE Ilmu Pengetahuan Sosial 4 untuk SD/MI Kelas IV. Tantya Hisnu P. 2008. Jakarta. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan.

2) Media Pembelajaran

a) Media grafis (berupa gambar alat produksi, transportasi dan komunikasi) b) LKS

H. Penilaian

Teknik Penilaian : Tugas individu dan kelompok. Instrument Penilaian : Terlampir

(64)

NAMA : ……….

KELAS : ……….

INSTRUMENT TES SIKLUS I

I. Berilah tanda silang ( X ) pada jawaban a, b, c, atau d yang paling tepat!

1. Cara tradisional untuk mengolah padi menjadi beras dilakukan dengan cara ….

a. Mencuci c. Menumbuk

b. Menjemur d. Membakar

2. Teknologi pertanian masa kini dalam mengolah tanah/sawah menggunakan ….

a. Kerbau c. Cangkul

b. Ani-ani d. Traktor

3. Pengolahan bahan-bahan di pabrik yang besar digunakan teknologi ...

a. Modern c. Sederhana

b. Kuno d. Super

4. Pada zaman dahulu sudah ada bermacam-macam alat komunikasi. Contoh alat komunikasi pada zaman dahulu adalah ...

a. E-mail c. Kentongan

b. Satelit d. Pesawat

5. Ada bermacam-macam alat komunikasi modern. Berikut ini yang termasuk alat komunikai modern adalah ...

a. Televisi c. Mobil

b. Kulkas d. Traktor

6. Orang yang diutus raja untuk menyampaikan pesan khusus dan rahasia ke kerajaan lain adalah ...

a. Pak pos c. Kusir

b. Kurir d. Pramugari

7. Berikut ini yang termasuk alat transportasi air adalah ...

a. Sepeda c. Truk

b. Balon udara d. Perahu

(65)

94

a. Kapal ferry c. Kapal barang

b. Kapal tanker d. Kapal tunda

9. Alat transportasi air yang digunakan pada zaman dahulu adalah ... a. Kapal tanker c. Kapal ferry b. Kapal selam d. Kapal layar 10. Salah satu kelemahan alat transportasi masa lalu adalah ….

a. Menimbulkan polusi c. Lambat

b. Mahal d. Rawan kecelakaan

II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengertian teknologi! 2. Jelaskan manfaat alat komunikasi bagi manusia!

(66)

Kunci jawaban: I. Pilihan ganda

1. c 2. d 3. a 4. c 5. a 6. b 7. d 8. b 9. d 10. c

II.Essay

1. Teknologi adalah suatu sarana atau alat yang digunakan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan manusia.

2. Manfaat alat komunikasi bagi manusia yaitu: a. Memudahkan manusia dalam berhubungan b. Mempercepat penyampaian pesan

c. Mengatasi jarak dan waktu

3. Alat teknologi produksi modern yaitu traktor dan mesin perontok padi, sedangkan alat teknologi produksi tradisional yaitu bajak sawah dan lesung

4. Alat teknologi transportasi modern yaitu mobil dan pesawat terbang, sedangkan alat teknologi transportasi tradisional yaitu andong dan perahu layar

(67)

96

Skor poin I = 1 x 10 = 10 Skor poin II= 2 x 5 = 10

Nilai = � � ℎ �� � ℎ

� � ℎ � � x 100

(68)

KISI-KISI SOAL IPS SIKLUS I

Nama Sekolah : SD Negeri 3 Tempuran

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : IV /Genap

Jenis Tes : Pilihan Ganda dan Essay Jumlah soal : 10 soal PG dan 5 soal Essay

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Kelas/

Semester Materi Pokok Indikator Soal

No. soal Pilihan Ganda No. Soal Essay 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. 2.3.Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakan nya IV / Genap 1. Pengertian Teknologi

- Menjelaskan pengertian

teknologi - 1

2. Perkembangan Teknologi Produksi

- Menyebutkan alat teknologi produksi tradisional dan modern

1, 2, dan 3 3

3. Perkembangan Teknologi Komunikasi

- Menyebutkan alat teknologi komunikasi tradisional dan modern

4, 5, dan 6 5 dan 2

4. Perkembangan Teknologi Transportasi

- Menyebutkan alat teknologi transportasi tradisional dan modern

7, 8, 9, dan

(69)

98

LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I PERTEMUAN I

Bidang Studi : Ilmu Pengetahuan Sosial

Materi Pokok : Perkembangan dalam Teknologi

Tujuan :Siswa dapat mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya

Diskusikanlah masalah dibawah ini dengan teman kelompok kalian!

Kelompok :

Anggota:

1. 4.

2. 5.

3. 6.

Masalah:

Mengapa teknologi produksi perlu terus dikembangkan dinegara kita?

Catatan:

(70)

Pengertian TeknoLogi:

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

Alat-alat teknologi produksi

Alat teknologi produksi tradisional:

1... 2... 3...

Alat teknologi produksi modern:

(71)

100

LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I PERTEMUAN II

Bidang Studi : Ilmu Pengetahuan Sosial

Materi Pokok : Perkembangan dalam Teknologi

Tujuan :Siswa dapat mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya

Diskusikanlah masalah dibawah ini dengan teman kelompok kalian!

Kelompok :

Anggota:

1. 4.

2. 5.

3. 6.

Masalah:

Mengapa teknologi komunikasi perlu terus dikembangkan dinegara kita?

Catatan:

(72)

Alat-alat teknologi komunikasi

Alat teknologi komunikasi tradisional:

1... 2... 3...

Alat teknologi komunikasi modern:

1... 2... 3...

Alat-alat teknologi transportasi

Alat teknologi transportasi tradisional:

1... 2... 3...

Alat teknologi transportasi modern:

(73)

102

PEMETAAN/ ANALISIS SK-KD

MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

KELAS/SEMESTER : IV/ GENAP

No Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar TK RANAH KD Indikator Pencapaian TK RANAH IPK Materi Pokok Ruang Lingkup Alokasi Waktu (menit) Nilai Karakter 1. Mengenal sumber

daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi Mengenal permasalahan sosial di daerahnya C2 Kognitif Produk

13)Menjelaskan pengertian masalah sosial dengan semangat kebangsaan 14)Menyebutkan 2 contoh

bentuk-bentuk masalah sosial yang ada di lingkungan tempat tinggal dengan kerja keras

15)Memberikan 2 contoh bentuk-bentuk masalah sosial yang ada di Indonesia dengan rasa ingin tahu

(74)

Kognitif Proses

Melakukan kegiatan diskusi untuk membahas:

1) Masalah sosial dan masalah pribadi 2) Masalah yang ada

disekitar lingkungan 3) Masalah yang ada di

Indonesia 4) Upaya mengatasi

masalah sosial Afektif

g. Siswa dapat

mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi rasa ingin tahu, teliti, pantang menyerah, tanggung jawab dan mendengarkan pendapat teman.

h. Siswa dapat

mengembangkan keterampilan sosial, meliputi bertanya, menyumbang ide atau pendapat, menjadi pendengar yang baik, berlatih berkomunikasi verbal dan tulisan, berpikir kreatif dan sistematis

A1

A4

(75)

104

Psikomotor

(76)
(77)

106

SILABUS

Sekolah : SD Negeri 3 Tempuran

Kelas : IV

Mata Pelajaran/Tema : Ilmu Pengetahuan Sosial

Semester : Genap

Standar Kompetensi : Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi Kompetensi Dasar Materi Pembelajara n Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Nilai Karakter Teknik Bentuk Instrume n Contoh Instrumen Mengenal permasalaha n sosial di daerahnya Masalah Sosial di Lingkungan Setempat 12) Memba gi siswa menjadi 5 kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang. Dalam setiap kelompok ditunjuk seorang Kognitif Produk 17)Menjelaskan pengertian masalah sosial dengan semangat kebangsaan 18)Menyebutkan 2 contoh bentuk-bentuk masalah sosial yang ada di lingkungan

(78)
[image:78.842.83.770.110.511.2]

ketua dan sekretaris 13) Guru memperlihat kan gambar pengemis, gelandangan, dan tawuran pelajar kepada siswa 14) Member ikan pengarahan tentang tugas yang harus dikerjakan oleh masing-masing siswa dengan meminta siswa mengamati gambar pengemis, gelandangan, dan tawuran pelajar. 15) Kemudi an tempat tinggal dengan kerja keras

19)Memberikan 2 contoh

bentuk-bentuk masalah sosial yang ada di Indonesia dengan rasa ingin tahu 20)Menyebutkan 3 macam upaya untuk mengatasi masalah sosial dengan semangat kebangsaan Kognitif Proses Melakukan kegiatan diskusi untuk membahas: 1) Masalah sosial dan masalah pribadi 2) Masalah yang

(79)

108 melakukan tanya jawab dengan siswa tentang masalah sosial di lingkungan setempat 16) Memint a siswa mengidentifi kasi gambar dan mengartikan nya. 17) Membi mbing siswa untuk dapat mengumpulk an informasi, seperti meminta siswa mencari referensi di perpustakaan , diskusi dan bertanya 18) Memint

a siswa

3) Masalah yang ada di Indonesia 4) Upaya mengatasi masalah sosial Afektif

i. Siswa dapat mengembangk an perilaku berkarakter, meliputi rasa ingin tahu, teliti, pantang menyerah, tanggung jawab dan mendengarkan pendapat teman. j. Siswa dapat

(80)

mengerjakan lembar kerja tentang masalah sosial di lingkungan setempat 19) Setelah siswa mengerjakan lembar kerja tersebut, guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk maju mempersent asikan hasilnya di depan kelas secara bergantian 20) Kelomp

(81)

110

(82)

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

A. Identitas

Sekolah : SD Negeri 3 Tempuran

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : IV/2

Standar Kompetensi

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

Kompetensi Dasar

2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya Indikator

1. Kognitif a. Produk

21)Menjelaskan pengertian masalah sosial dengan semangat kebangsaan 22)Menyebutkan 2 contoh bentuk-bentuk masalah sosial yang ada di

lingkungan tempat tinggal dengan kerja keras.

23)Memberikan 2 contoh bentuk-bentuk masalah sosial yang ada di Indonesia dengan rasa ingin tahu

24)Menyebutkan 3 macam upaya untuk mengatasi masalah sosial dengan semangat kebangsaan.

b. Proses

Melakukan kegiatan diskusi untuk membahas: 1) Masalah yang ada disekitar lingkungan 2) Masalah yang ada di Indonesia

3) Upaya mengatasi masalah sosial

2. Afektif

a. Siswa dapat mengembang

Gambar

Tabel 1. Hasil ulangan semester ganjil mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 3
Tabel 2. Perbedaan PBL dengan Metode lain
Gambar 1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Diadopsi dari Arikunto, (2006: 7)
Tabel 3 Kategori Motivasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengumpulkan data berupa; profil beban, harga dan spesifikasi komponen, serta insolasi matahari, perancangan Solar Home System dapat dilakukan baik secara

3 Frequency of affiliation and agonistic of six classes macaques in Telaga Warna Nature Reserve and Recreational Park 4 4 Percentage of Macaque-Human interaction

Berdasarkan analisis UV-Vis film tipis litium tantalat (LiTaO 3 ) yang ditumbuhkan pada substrat silikon (100) tipe-p diketahui bahwa LiTaO 3 dapat diaplikasikan pada sensor

Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi cendawan Entomophthorales dan nematoda yang menginfeksi trips dan kutudaun pada tanaman mawar dan krisan di Balai

Hasil:setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga 3x kunjungan dalam satu minggu didapatkan hasil pengetahuan keluarga tentang penyakit asma bertambah, dan sedikit

sangat kurang untuk pembelajaran IPA pada materi benda dan sifatnya ini, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan

Word Of Mouth (WOM) merupakan saluran komunikasi personal yang berupa ucapan atau perkataan dari mulut ke mulut (Word Of Mouth) dapat menjadi metode promosi yang efektif karena

(political will) pemerintah dalam memberi peluang bagi tumbuhnya partisipasi masyarakat. Masyarakat khususnya akan dapat menunaikan tanggung jawab