• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode CHAID dan korespondensi untuk menentukan faktor-faktor yang berasosiasi dengan keberhasilan studi mahasiswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Metode CHAID dan korespondensi untuk menentukan faktor-faktor yang berasosiasi dengan keberhasilan studi mahasiswa"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA

( Studi Kasus Mahasiswa STEI SEBI Angkatan 2004 – 2005 )

MUSTAFA KAMAL

SEKOLAH PASCA SARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Metode Chaid dan Korespondensi untuk Menentukan Faktor-Faktor yang Berasosiasi dengan Keberhasilan Studi Mahasiswa.(Studi Kasus Mahasiswa STEI SEBI Angkatan 2004-2005) adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutif dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir tesis ini.

Bogor, Januari 2011

(3)

The student achievement to pursue a bachelor degree has been influenced by many factors. Previous researches showed that the student’s achievement is associated to NEM score, sex, hometown, motivation, self-confidence, organizational activities, GPA score, family income, parent’s job, environment, and learning methods. This study aimed to determine factors associated to STEI SEBI student achievement. The data was obtained by browsing the academic database for student’s personal records and study history; and by conducting a survey on psychological and external factors in their campus life. A group of 62 STEI SEBI students from 2004 and 2005 years of enrollment is taken as respondents. The CHAID and Correspondence methods are used to determine factors associated to student achievement. The CHAID study finds three significant factors associated to student achievement. They are organizational activities, GPA score, and parent’s job. The correspondence study characterizes successful and failed student profiles. A successful student is profiled as being active in organizational activities, having GPA score at least 2.5, and his/her parent’s job is government or private employee. While a failed student is characterized as non involvement in any organizational activities, GPA score is less than 2.5, and his/her parent’s job is farmer, entrepreneur, or other occupation.

(4)

MUSTAFA KAMAL, Metode CHAID dan Korespondensi untuk Menentukan Faktor-Faktor yang Berasosiasi dengan Keberhasilan Studi Mahasiswa. Studi Kasus Mahasiswa STEI SEBI Angkatan 2004-2005. Dibimbing oleh AJI HAMIM WIGENA dan AGUS MOHAMAD SOLEH.

Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI (STEI SEBI) memiliki sarana dan prasarana yang cukup, dalam membangun manusia seutuhnya agar mampu berkompetisi di dunia lapangan kerja saat ini. Pendidikan STEI SEBI merupakan pendidikan profesional dengan program terintegrasi yang bertujuan untuk memfasilitasi terbentuknya sarjana-sarjana berakhlakul karimah, memiliki keterampilan manajerial dan kewirausahaan yang mumpuni untuk berkarir di sektor lembaga keuangan syari'ah maupun bisnis secara umum, sehingga diharapkan alumni STEI SEBI mampu berkompetisi dan kompeten dibidangnya. Sarana dan prasarana yang memadai ternyata belum dapat menjadi penentu keberhasilan pendidikan pada STEI SEBI, ada sisi lain yang perlu ditinjau yaitu profil peserta didik (mahasiswa).

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan studi dapat dieksplorasi dengan beberapa metode statistika, diantaranya metode CHAID dan korespondensi untuk pemetaan data, regresi logistik untuk pemodelan pengamatan respon biner, multinomial logit untuk pengamatan respon tak biner, dan survival untuk data tersensor. Penelitian ini dibatasi hanya untuk pemetaan data menggunakan metode CHAID dan korespondensi, sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji faktor-faktor yang memiliki asosiasi dengan keberhasilan mahasiswa STEI SEBI dalam menyelesaikan studi menggunakan metode CHAID dan melihat kedekatan faktor-faktor terhadap keberhasilan studi pada STEI SEBI dipetakan dengan analisis korespondensi. Penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan-tahapan dalam analisis data yakni tahapan pengumpulan data menggunakan purposive quota sampling, penyajian dekripsi data dengan tabel, analisis asosiasi dengan chi-square, metode CHAID dan analisis korespondensi.

Dalam analisis data peubah respon keberhasilan mahasiswa yang digunakan berupa kategori diskret yakni gagal dan sukses, sedangkan peubah penjelas yang digunakan meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, asal daerah, NEM/UN, pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua, program studi, membiayai kuliah, minat kuliah, pilihan utama STEI SEBI, mengalami kesulitan, mengatasi kesulitan,waktu ulang mata kuliah, mahasiswa bekerja, tempat kost, memiliki buku teks, keaktifan organisasi, fasilitas, cita-cita wiraswasta, cita-cita bank syariah, cita-cita lembaga keuangan syariah, cita-cita dosen/guru, cita-cita lainnya, IPK, kepemilikan kendaraan, memiliki sahabat, biaya kuliah terjangkau, beasiswa, lokasi strategis, transportasi, lingkungan islami, fasilitas lengkap, kunjungan sekolah, permintaan orang tua, prospek karir, figur pengelola. Pada deksripsi data disajikan dalam bentuk informasi tabel berdasarkan hubungan antara peubah respon keberhasilan mahasiswa dengan masing-masing peubah penjelas. Analisis asosiasi peubah respon keberhasilan mahasiswa dengan peubah penjelas menggunakan uji khi kuadrat, metode CHAID, analisis korespondensi.

(5)

memiliki keterkaitan atau asosiasi terhadap keberhasilan mahasiswa STEI SEBI yakni Peubah keaktifan organisasi, nilai IPK dan pekerjaan orang tua. Hasil pemetaan dengan analisis korespondensi terbentuk kelompok sebagai berikut :

1. Mahasiswa sukses memiliki kategori aktif berorganisasi, IPK lebih besar sama dengan 2.5 dan profesi orang tua mahasiswa PNS atau karyawan swasta.

2. Mahasiswa gagal memiliki kategori tidak aktif berorganisasi, IPK kurang dari 2.5 dan memiliki latar belakang profesi orang tua sebagai petani, pengangguran atau wirausaha/wiraswasta.

(6)

©Hak Cipta milik IPB, tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang – Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

(7)

DENGAN KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA

( Studi Kasus Mahasiswa STEI SEBI Angkatan 2004 – 2005 )

MUSTAFA KAMAL

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Statistika Terapan

SEKOLAH PASCA SARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)

Nama : Mustafa Kamal NIM : G152080154

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Aji Hamim Wigena, M.Sc

Ketua Anggota

Agus Mohamad Soleh, S.Si, M.T

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Statistika Terapan

Dr.Ir. Anik Djuraidah , M.S Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S

Tanggal Ujian : 4 Januari 2011 Tanggal Lulus:

(10)

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat dan

karunia-Nya, penulis dapat menyusun proposal penelitian yang berjudul “Metode

CHAID dan Korespondensi untuk Menentukan Faktor yang Berasosiasi dengan

Keberhasilan Mahasiswa STEI SEBI”. Pada kesempatan ini, dengan penuh rasa

hormat penulis mengucapkan terimakasih setulusnya kepada:

1. Dr. Ir. Aji Hamim Wigena, M.Sc sebagai ketua pembimbing, Agus Mohamad

Soleh, S.Si, MT sebagai anggota komisi pembimbing yang telah memberikan

arahan, bimbingan serta masukan dan saran yang sangat berarti dalam

penyusunan proposal ini .

2. Rekan-rekan STEI SEBI yang telah membantu menyiapkan data untuk

penelitian ini.

3. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara moral

maupun material kepada penulis dalam penyusun proposal ini.

4. Teman-teman mahasiswa Pascasarjana Statistika yang telah membantu dan

memberikan dukungan kepada penulis selama penyusunan proposal ini.

Akhirnya penulis berharap, semoga penelitian ini kelak dapat bermanfaat

dalam menambah pengetahuan statistika khususnya penerapan metode CHAID

dan analisis korespondensi.

Bogor, Januari 2011

(11)

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR GAMBAR ...

DAFTAR LAMPIRAN ...

1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ...

1.2. Tujuan Penelitian ...

1.3. Manfaat Penelitian ...

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan

Pendidikan ...

2.2. Metode Chi-square Automatic Interaction Detection

(CHAID) ...

2.3. Analisis Korespondensi ...

3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Data Penelitian ...

3.2. Metode Analisis Data ...

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Karakteristik Responden ...

4.2. Hasil Analisis dengan Metode CHAID ...

4.3. Hasil Analisis Korespondensi ...

(12)

Halaman

1. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

jenis kelamin ... 13

2. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

Usia ... 14

3. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

Pendidikan ... 15

4. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

asal daerah ... 15

5. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

NEM/UN ... 16

6. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

pekerjaan orang tua ... 16

7. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

penghasilan orang tua ... 17

8. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

program studi ... 17

9. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

membiayai kuliah ... 18

10. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

minat kuliah ... 18

11. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

Pilihan Utama STEI SEBI ... 19

12. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

Kesulitan ... 20

13. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

mengatasi kesulitan ... 20

14. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

waktu ulang mata kuliah ... 21

15. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

mahasiswa bekerja ... 21

16. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

kost ... 22

17. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

memiliki buku teks ... 22

18. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

(13)

20. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

cita-cita sebagai wiraswasta ... 24

21. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

cita-cita bekerja di Bank Syariah ... 25

22. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

cita-cita bekerja di Lembaga Keuangan Syariah (LKS) ... 25

23. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

cita-cita bekerja sebagai dosen/guru ... 26

24. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

cita-cita lainnya ... 26

25. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) ... 27

26. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

kepemilikan kendaraan ... 27

27. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

sahabat kuliah ... 28

28. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

alasan biaya kuliah terjangkau ... 29

29. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

alasan beasiswa ... 29

30. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

alasan lokasi strategis ... 30

31. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

alasan Transportasi ... 30

32. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

alasan lingkungan islami ... 31

33. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

alasan fasilitas lengkap ... 31

34. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

alasan kunjungan sekolah ... 32

35. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

alasan permintaan orang tua ... 32

36. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

alasan prospek karir ... 33

37. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

(14)

Halaman

1. Diagram Alur Penelitian ... 10

2. Persentase jumlah populasi mahasiswa(a) dan jumlah contoh

mahasiswa(b) berdasarkan keberhasilan studi dan jenis kelamin ... 12

3. Dendogram Hasil Analisis CHAID ... 34

(15)

1. Perbedaan Prosedur dalam Analisis Korespondensi Sederhana

dan Analisis Korespondensi Berganda ... 43

2. Jenis Peubah/Data yang Diamati ... 44

3. Kuesioner Penelitian ... 46

4. Peubah-peubah dalam jumlah yang memiliki asosiasi dengan

(16)

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 02 februari 1979 dari ayahanda Akmal dan ibunda Safrida. Penulis merupakan putra pertama dari empat bersaudara.

Tahun 1997 penulis lulus dari SMU Negeri 109 Jakarta. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan S1 pada Universitas Gunadarma dengan mayor Informatika, Fakultas Teknologi Industri.

(17)

1.1. Latar Belakang

Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI (STEI SEBI) memiliki sarana dan

prasarana yang cukup, dalam membangun manusia seutuhnya agar mampu

berkompetisi di dunia lapangan kerja saat ini. Pendidikan STEI SEBI merupakan

pendidikan professional dengan program terintegrasi yang bertujuan untuk

memfasilitasi terbentuknya sarjana-sarjana berakhlakul karimah, memiliki

ketrampilan manajerial dan kewirausahaan yang mumpuni untuk berkarir di sektor

lembaga keuangan syari'ah maupun bisnis secara umum, sehingga alumni STEI

SEBI diharapkan mampu berkompetisi dan kompeten dibidangnya. Sarana dan

prasarana yang memadai ternyata belum dapat menjadi penentu keberhasilan

pendidikan pada STEI SEBI, ada sisi lain yang perlu ditinjau yakni profil peserta

didik (mahasiswa). Profil mahasiswa meliputi kemampuan adaptasi belajar,

motivasi yang tinggi, kecerdasan, pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua.

Keberhasilan untuk menyelesaikan pendidikan sampai mendapat gelar

sarjana merupakan tantangan yang berat bagi beberapa mahasiswa SEBI. Data

akademik STEI SEBI menunjukkan bahwa mahasiswa angkatan 2004 yang gagal

meraih sarjana mencapai 27.8% dan angkatan 2005 sebesar 41.1%. Data tersebut

mengindikasikan mahasiswa yang gagal masih relatif banyak.

Keberhasilan mahasiswa untuk meraih gelar sarjana dipengaruhi oleh

banyak faktor. Handayani 1996 meneliti keberhasilan studi mahasiswa

dipengaruhi oleh Nilai Ebatanas Murni (NEM) dan jenis kelamin. Penelitian lain

menyatakan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan

mahasiswa di antaranya kota asal, motivasi masuk perguruan tinggi, keyakinan

terhadap keberhasilan, dan keikutsertaan dalam kegiatan kampus (Adam 1996).

Penelitian Rezeki (2002) memperoleh hasil Indeks Prestasi (IP) berpengaruh nyata

terhadap keberhasilan mahasiswa. Faktor-faktor lainnya dapat berupa jalur masuk

ke perguruan tinggi, kondisi lingkungan kost (tempat tinggal), keuangan,

(18)

Metode untuk menganalisis faktor–faktor yang berpengaruh bisa

menggunakan metode CHAID dan korespondensi sebagai langkah awal pemetaan

data, hal ini pernah dilakukan oleh Sugeng (2001) untuk menseleksi faktor –

faktor berpengaruh terhadap tingkat resiko tidak melanjutkan pada lulusan SD di

Jambi dan Sukanda (2003) juga menggunakan metode CHAID untuk

menganalisis tingkat keberhasilan usaha anggota koperasi simpan pinjam. Hasil

metode CHAID dijelaskan menggunakan metode korespondensi untuk

mendapatkan profil faktor-faktor berpengaruh dalam ruang vector berdimensi 2.

Penelitian ini menggunakan CHAID untuk seleksi faktor – faktor yang

berpengaruh terhadap keberhasilan studi pada STEI SEBI dan pembuatan profil

menggunakan metode korespondensi.

1.2. Tujuan Penelitian

1. Mengkaji faktor-faktor yang memiliki asosisasi dengan keberhasilan

mahasiswa STEI SEBI dalam menyelesaikan studi dengan Metode Chaid.

2. Memperoleh pemetaan profil faktor-faktor yang memiliki asosisasi

dengan keberhasilan mahasiswa STEI SEBI dalam menyelesaikan studi

dengan Metode Korespondensi.

1.3. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi STEI SEBI sebagai

masukan kebijakan dalam mengidentifikasi karakteristik calon mahasiswa baru,

sehingga dapat meningkatkan keberhasilan mahasiswa dalam menyelesaikan

(19)

2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pendidikan

Secara umum terdapat 2 (dua) faktor yang mempengruhi keberhasilan pendidikan, yakni faktor Internal dan Eksternal (Purwanto 1984). Faktor internal merupakan kemampuan seseorang yang dapat dilihat dari Fisiologi dan Psikologi, yang meliputi kesehatan jasmani, bakat, kapasitas belajar, kecerdasan, dan hasil studi yang telah dicapai. Faktor Eksternal adalah segala kondisi yang mempengaruhi kemampuan dan bertindak ditinjau dari luar dirinya berupa pengaruh lingkungan dan input instrumental.

Faktor-faktor internal adalah sebagai berikut:

a. Pertumbuhan / Kematangan

Pertumbuhan/kematangan yang dimaksud berkaitan dengan pertumbuhan potensi jasmani dan kematangan mental seseorang dalam mengikuti kegiatan pendidikan.

b. Kecerdasan Intelijensi

Kecerdasan iteligensi merupakan faktor internal yang perlu dilihat setelah pertumbuhan/kematangan seseorang. Kecerdasan Intelijensi berkaitan dengan kecakapan dalam bidang ilmu atau mata kuliah tertentu karena tidak setiap pribadi menguasai bidang ilmu atau mata kuliah tertentu walaupun mereka telah mencapai kematangan/pertumbuhan baik secara jasmani maupun mental.

c. Motivasi pribadi

Motivasi pribadi merupakan pendorong bagi setiap individu untuk melakukan sesuatu sehingga diharapkan mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya.

d. Sifat-sifat pribadi

(20)

Faktor-faktor eksternal adalah sebagai berikut

a. Keadaan keluarga

Kondisi keluarga juga dapat mempengaruhi keberhasilan studi seseorang. Hal ini berkaitan dengan fasilitas yang diberikan untuk mendukung keberhasilan pendidikan.

b. Dosen dan cara mengajar

Kepribadian dan cara mengajar dosen memiliki pengaruh terhadap keberhasilan studi, karena pengetahuan dan pengalaman dosen dapat memberikan nilai positif bagi keberhasilan pendidikan.

c. Motivasi Sosial

Motivasi sosial merupakan suatu proses yang timbul dari dorongan orang lain, baik dari orang tua, guru, teman dekat yang mampu mendorong keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya.

d. Lingkungan

mengakibatkan kelelahan bagi mahasiswa dan kondisi Lingkungan juga dapat menjadi faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan, misalnya jarak tempat tinggal dengan sekolah yang terlalu jauh dapat lingkungan yang tidak mendukung untuk kegiatan belajar.

2.2. Metode Chi-square Automatic Interaction Detection (CHAID)

Metode CHAID merupakan metode eksplorasi data yang biasa digunakan untuk mengetahui hubungan antara peubah penjelas dengan peubah-peubah respon. Metode CHAID ini sebagai pengembangan tipe metode AID (Automatic Interaction Detection) yang dikenalkan oleh Morgan dan Sonquist pada tahun 1963. Metode AID digunakan untuk menganalisis kelompok data berukuran besar dengan membaginya menjadi sub-sub kelompok yang tidak saling tumpang tindih (Kass 1982).

(21)

menegaskan bahwa pengkategorian ulang dengan CHAID menghasilkan kategori yang lebih sesuai dengan data amatan dalam kasus tingkat keberhasilan usaha anggota koperasi simpan pinjam.

Dengan metode ini, proses dan pengelompokkan dilakukan secara iteratif dengan memisahkan data secara bertahap, diawali dari peubah penjelas yang memiliki asosiasi yang paling tinggi dengan peubah respon. Tingkat asosiasi tersebut ditunjukkan oleh besarnya nilai-P berdasarkan uji khi kuadrat. Menurut Lewicki(2006) tahapan algoritma CHAID adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Pada tahap ini peubah penjelas kontinu diarahkan menjadi peubah penjelas kategorik dengan cara membagi peubah penjelas kontinu ke dalam sejumlah kategori, sedangkan pada peubah penjelas yang kategorik dengan sendirinya langsung dapat digunakan.

2. Tahapan penggabungan kategori

Tahap penggabungan kategori dapat dilakukan pada peubah penjelas yang memiliki kategori lebih dari dua. Penggabungan kategori ditetapkan dengan cara mencari pasangan kategori yang memiliki nilai-p khi kuadrat paling besar untuk setiap peubah penjelas. Nilai-p khi-kuadrat hitung dibandingkan dengan batas taraf nyata penggabungan yang telah ditetapkan. Jika nilai-p hitung khi-kuadrat lebih besar dari taraf nyata maka kedua kategori tersebut digabungkan. Jika nilai-p hitung khi-kuadrat terbesar masih lebih kecil dari taraf nyata maka tidak ada kategori dalam peubah penjelas tersebut yang perlu digabungkan. Jika peubah penjelas hanya memiliki dua kategori dan nilai-p khi-kuadrat yang ada lebih besar dari taraf nyata maka peubah ini dikeluarkan dari model. Proses ini dilanjutkan sampai tidak ada lagi nilai pasangan kategori yang mempunyai nilai-p khi-kuadrat lebih besar dari taraf nyata yang ditetapkan. 3. Tahap penyekatan peubah penjelas

(22)

besar dari nilai-p penyekatan, maka tidak ada lagi yang bisa dilakukan dan simpul tersebut merupakan simpul akhir.

Apabila pada dalam proses penggabungan terjadi penggabungan kategori dalam suatu peubah atau pengurangan jumlah kategori dari c kategori menjadi r kategori (c > r), maka nilai-p khi-kuadrat hitung yang digunakan dikalikan

dengan pengganda Bonferroni (B) yang kemudian digunakan sebagai nilai-p terkendali.

Persamaan pengganda Bonferroni adalah sebagai berikut: a. Peubah Nominal

b. Peubah Ordinal

Hasil akhir dari metode CHAID berupa dendogram yang menggambarkan hubungan dan interaksi berstruktur antara peubah respon dengan peubah penjelas, serta penggabungan peubah yang tidak nyata ke dalam kategori baru.

2.3. Metode Korespondensi

Analisis Korespondensi merupakan salah satu teknik penyajian baris dan kolom pada matrik data sebagai titik-titik pada ruang vektor berdimensi dua. Analisis ini merupakan teknik untuk menganalisis peubah-peubah kategorik yang disajikan dalam tabel kontingensi (tabulasi silang) dan berskala nominal. Pada dasarnya konsep yang digunakan merupakan penguraian dari nilai singular (Singular Value Decomposition/SVD) dan menggunakan matriks berpangkat rendah (Greenacre 1984). Analisis korespondensi merupakan teknik analisis eksplorasi data multivariat yang mengkonversikan data tabel frekuensi ke dalam tampilan grafik dengan baris dan kolom sehingga menggambarkan kedekatan relatif peubah-peubah kategori yang menunjukkan jarak antar titik. Konsep jarak khi-kuadrat digunakan pada perhitungan jarak titik-titik yang ada.

(23)

korespondensi untuk menggambarkan keterkaitan antar peubah secara keseluruhan dalam kasus analisis persepsi produk OTC (Obat bebas/tanpa resep). Raharjo(2001) menyatakan analisi korespondensi mampu mendeskripsikan dalam dua dimensi citra merk beberapa produk sabun mandi berdasarkan iklan yang dikenal kosumen. Prosedur pengolahan data dengan Analisis Korespondensi adalah sebagai berikut (Greenacre, 2007) :

1. Menentukan tabel kontingensi dua arah dengan analisis tabulasi silang baik kategori baris maupun kategori kolom.

2. Menentukan inisialisasi data meliputi matriks korespondensi, massa baris dan massa kolom

a. Matriks data:

b. Jumlah elemen matriks data:

c. Matriks korespondensi :

d. Massa baris:

e. Massa kolom:

3. Menentukan GSVD (Generalized Singular Value Decomposition) GSVD matriks residual :

dengan : matriks singular kiri berukuran I × J hasil SVD : matriks singular kanan berukuran I × J hasil SVD : matriks diagonal hasil SVD

4. Menentukan koordinat profil baris dan profil kolom a. Matriks koordinat profil baris:

b. Matriks koordinat profil kolom:

(24)

b. Inersia profil baris dan kolom Inersia profil baris:

Inersia profil kolom:

c. Inersia relatif

Inersia relatif profil baris:

dengan adalah jarak antara kategori variabel baris dengan titik origin. Inersia relatif profil kolom:

dengan adalah jarak antara kategori variabel kolom dengan titik

origin.

d. Kontribusi relatif

Kontribusi relatif profil baris:

Kontribusi relatif profil kolom:

(25)

3.1. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder dan

data primer. Data sekunder yang digunakan merupakan data akademik 2

angkatan terakhir yang lulus dari STEI SEBI dan data primer sebagai

pendukung didapat dengan kuesioner.

Dari data sekunder digunakan untuk menentukan kerangka penarikan

contoh untuk data primer. Penarikan contoh untuk data primer dilakukan secara

purposive quota sampling. Teknik contoh ini tidak dilakukan secara acak

melainkan diambil secara sengaja sesuai dengan responden saat itu yang mungkin

dihubungi. Indikator atau peubah yang diamati dan diukur, disajikan pada

Lampiran 2.

3.2. Metode Analisis Data

Tahapan-tahapan analisis data selengkapnya terdapat dalam Gambar 1.

Metode analisis data secara bertahap di jelaskan dalam uraian dibawah ini :

1. Pengumpulan data sekunder dan data primer

Pengumpulan data sekunder diperoleh dari 2 angkatan terakhir yang lulus

dari STEI SEBI. Data tersebut berupa biodata mahasiswa dan Indeks

Prestasi Akademik (IPK). Pengumpulan data primer menggunakan

purposive quota sampling dengan pertimbangan data responden yang

masih dapat dihubungi melalui telepon dalam kurun waktu 2 minggu.

Adapun langkah pengambilan data primer sebagai berikut :

a. Mendata mahasiswa yang berhasil dan mahasiswa yang gagal dari

angkatan 2004 dan 2005 sebagai obyek pengamatan. Mahasiswa STEI

SEBI angkatan 2004 berjumlah 54 orang. Mahasiswa yang gagal

menyelesaikan studi mencapai 27.8% (15 orang), sedangkan yang

berhasil mencapai 72.2% (39 orang). Mahasiswa baru STEI SEBI

angkatan 2005 berjumlah 73 orang. Mahasiswa yang gagal

menyelesaikan studi mencapai 41.1% (30 orang), sedangkan yang

(26)

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian

b. Menetapkan ukuran contoh sebesar 62 berdasarkan responden yang

dapat dihubungi melalui telepon dari 127 ukuran populasi yang ada.

Ukuran contoh sebesar 62 tersebut terdiri dari:

i. 27 responden angkatan 2004 dengan perincian, mahasiswa yang

berhasil sebesar 66.67% (18 Orang) dan yang gagal

menyelesaikan studi sebesar 33.33% (9 orang).

ii. 35 responden angkatan 2005 dengan perincian, mahasiswa yang

berhasil sebesar 62.86% (22 Orang) dan yang gagal

menyelesaikan studi sebesar 37.14% (13 orang).

c. Data diambil dengan bantuan kuesioner (Lampiran 3).

2. Data peubah penjelas yang didapat dari data sekunder maupun primer

diubah menjadi data kategorik.

3. Peubah penjelas dan peubah respon dianalisis menggunakan metode

CHAID untuk mendapatkan asosiasi antara peubah penjelas dan respon.

Mulai

Analisis dengan Korespondensi

Deskripsi Data Pengumpulan Data

Asosiasi peubah hasil Chaid

Profil hasil analisis korespondensi

Selesai Analisis dengan

(27)

4. Memetakan dalam vektor 2 dimensi hasil metode CHAID dengan

menggunakan analisis korespondensi sehingga terbentuk profil

(28)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Karakteristik Responden

Perbandingan komposisi ukuran contoh terhadap jumlah mahasiswa

STEI SEBI angkatan 2004 dan 2005 disajikan pada Gambar 2. Persentase

jumlah mahasiswa STEI SEBI angkatan 2004 dan 2005 berdasarkan jenis

kelamin digambarkan pada Gambar 2(a), sedangkan persentase jumlah

responden mahasiswa berdasarkan jenis kelamin yang digunakan sebagai

contoh terdapat pada Gambar 2(b). Mahasiswa STEI SEBI berjenis kelamin

pria lebih banyak dibanding wanita, digambarkan dalam komposisi data

angkatan 2004 dan 2005. Data contoh yang digunakan cukup representatif

dengan jumlah populasi yang ada, hal ini ditunjukkan dalam perbandingan

komposisi data pada gambar 2(a) dan 2(b) antara ukuran contoh dan ukuran

populasi yang tidak jauh berbeda.

a b

Gambar 2 (a) Persentase jumlah populasi mahasiswa dan (b) Persentase jumlah contoh mahasiswa berdasarkan keberhasilan studi dan jenis kelamin Tahun 2004 & Tahun 2005

Hipotesis untuk pembahasan ini kita tetapkan sebagai berikut:

H0

H

: Tidak terdapat asosiasi antar peubah-peubah penjelas yang ditetapkan

dengan keberhasilan studi pada STEI SEBI.

1

Tingkat asosiasi antara peubah penjelas dengan peubah respon diuji

menggunakan khi-kuadrat dengan taraf nyata 0.05. Nilai Khi-kuadrat hitung : Terdapat asosiasi antar peubah-peubah penjelas yang ditetapkan dengan

(29)

lebih besar dari taraf nyata 0.05 maka terdapat asosiasi antara peubah penjelas

dengan peubah respon. Nilai Khi-kuadrat hitung lebih kecil dari taraf nyata 0.05

maka tidak terdapat asosiasi antara peubah penjelas dengan peubah respon.

Peubah respon dalam pengolahan data yang digunakan berupa kategori

diskret yakni gagal dilambangkan dengan angka 0 dan sukses dilambangkan

dengan angka 1. Peubah penjelas meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, asal

daerah, NEM/UN, pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua, program studi,

membiayai kuliah, minat kuliah, pilihan utama STEI SEBI, mengalami kesulitan,

mengatasi kesulitan,waktu ulang mata kuliah, mahasiswa bekerja, tempat kost,

memiliki buku teks, keaktifan organisasi, fasilitas, cita-cita wiraswasta, cita-cita

bank syariah, cita-cita lembaga keuangan syariah, cita-cita dosen/guru, cita-cita

lainnya, IPK, kepemilikan kendaraan, memiliki sahabat, biaya kuliah terjangkau,

beasiswa, lokasi strategis, transportasi, lingkungan islami, fasilitas lengkap,

kunjungan sekolah, permintaan orang tua, prospek karir, figur pengelola.

Tabel 1 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi

dan jenis kelamin. Responden berjenis kelamin pria, jumlah per sentase gagal dan

sukses lebih banyak dari responden wanita yaitu masing-masing 66.13% dan

33.87%. Komposisi responden pria yang sukses sebesar 35.48% dan yang gagal

sebesar 30.65%; sedangkan responden wanita yang sukses sebesar 27.42% dan

yang gagal sebesar 6.45%. Data tabel secara umum menggambarkan bahwa

mahasiswa pada STEI SEBI angkatan 2004 dan 2005 mayoritas berjenis kelamin

pria. Nilai χ2hitung

Tabel 1 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan jenis kelamin sebesar 4.43 menunjukkan bahwa jenis kelamin memiliki

asosiasi dengan keberhasilan studi mahasiswa STEI SEBI. Hal ini menjelaskan

bahwa kecenderungan sukses dalam studis STEI SEBI terdapat pada jenis kelamin

pria.

(30)

berusia kurang dari sama dengan 20 tahun. Pada usia ≤ 20 tahun, mahasiswa yang

sukses sebesar 51.6% dan yang gagal sebesar 25.81%; kemudian usia dari 21

sampai 22 tahun, mahasiswa yang sukses sebesar 9.68% dan yang gagal sebesar

4.83%; dan usia diatas 22 tahun, mahasiswa yang sukses sebesar 6.45% dan yang

gagal sebesar 1.61%. Nilai χ2hitung

Tabel 2 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan usia sebesar 4.29 menunjukkan bahwa usia tidak

memiliki asosiasi dengan keberhasilan mahasiswa STEI SEBI. Hal ini

menjelaskan bahwa penerimaan mahasiswa berdasarkan usia tidak mempengaruhi

keberhasilan studi.

Pendidikan responden sebelum masuk ke STEI SEBI berdasarkan

keberhasilan studi disajikan pada Tabel 3. Responden yang memiliki pendidikan

IPS sebesar 40.33%, IPA sebesar 37.10%, SMK sebesar 12.90%, dan Pesantren

sebesar 9.68%. Responden dengan latar belakang pendidikan IPA dan IPS

merupakan mayoritas dalam penelitian ini. Responden dengan pendidikan IPA

yang sukses sebesar 25.81% dan gagal sebesar 11.29%; pendidikan IPS yang

sukses sebesar 25.81% dan gagal sebesar 14.52%; pendidikan SMK yang sukses

sebesar 4.83% dan gagal sebesar 8.06%; dan pendidikan Pesantren sukses sebesar

6,45% dan gagal sebesar 3.23%. Nilai χ

= 5.99

2

hitung

Pada Tabel 4 kemudian disajikan banyaknya responden berdasarkan

keberhasilan studi dan asal daerah yang berasal dari daerah Jawa maupun dari luar

Jawa. Jumlah persentase terbesar responden yang didapat mayoritas dari Jawa

sebesar 82.26% dan luar jawa sebesar 17.74%. Mahasiswa dari Jawa yang sukses

dan gagal menjalankan studinya, masing-masing sebesar 48.39% dan 33.87%;

sedangkan dari luar jawa masing-masing sebesar 14.51% dan 3.22%. Nilai χ

sebesar 2.70 menjelaskan bahwa

pendidikan tidak memiliki asosiasi atau keterkaitan dengan keberhasilan

mahasiswa STEI SEBI.

2

hitung

(31)

keberhasilan studi mahasiswa STEI SEBI.

Hal ini menjelaskan penerimaan mahasiswa berdasarkan asal daerah tidak

mempengaruhi keberhasilan studi.

Tabel 3 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan pendidikan

Keberhasilan

Tabel 4 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan asal daerah = 7.81

Pada Tabel 5 disajikan banyaknya responden berdasarkan keberhasilan

studi dan NEM/UN. Mayoritas responden memiliki rata-rata NEM atau Ujian

Nasional (UN) 6.5-7.49 sebesar 50%, NEM/UN < 6.5 sebesar 30.65%, dan

rata-rata≥7.5 sebesar 19.35%. Mahasiswa sukses terbesar terdapat pada responden

dengan nilai range 6.5-7.49 dan terkecil pada responden dengan nilai ≥ 7.5.

Responden dengan rata-rata NEM/UN < 6.5, mahasiswa yang sukses sebesar

14.52% dan gagal 16.13%; kemudian rata-rata NEM/UN 6.5-7.49, mahasiswa

yang sukses sebesar 40.32% dan gagal sebesar 9.68%; dan rata-rata NEM/UN ≥

7.5, mahasiswa yang sukses sebesar 8.06% dan gagal sebesar 11.29%. Sebaran ini

terlihat menarik karena responden mahasiswa dengan rata-rata NEM/UN < 6.5

dan rata-rata NEM/UN ≥7.5 memiliki data gagal cukup besar dibandingkan data

suksesnya. Sedangkan rata-rata NEM/UN 6.5-7.49 memiliki data sebaliknya, data

sukses lebih besar dibandingkan data gagalnya. Nilai χ

= 3.84

2

hitung sebesar 8.47

menunjukkan bahwa rata-rata NEM/UN memiliki asosiasi dengan keberhasilan

studi mahasiswa STEI SEBI. Hal ini menjelaskan kecenderungan sukses dalam

(32)

kecenderungan gagal pada rata-rata NEM/UN < 6.5 atau ≥ 7.5.

Tabel 5 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan NEM/UN Keberhasilan

Pada Tabel 6 disajikan banyaknya responden berdasarkan keberhasilan

studi dan pekerjaan orang tua, mayoritas pekerjaan orang tua responden adalah

PNS, yaitu sebesar 43.55% dan pekerjaan orang tua sebagai wiraswasta sebesar

29.04%. Responden dengan orang tua pekerjaan PNS, sukses 35.48% dan gagal

8.07%; orang tua karyawan swasta, sukses sebesar 12.90% dan gagal sebesar

3.23%; orang tua wiraswasta sukses 14.51% dan gagal sebesar 14.51%; orang tua

petani, sukses 0% dan gagal 8.07%; dan orang tua dengan pekerjaan lainnya,

mahasiswa yang sukses sebesar 0% dan gagal sebesar 3.22%;. Nilai χ

= 5.99

2

hitung

Tabel 6 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan pekerjaan orang tua

yang

dihasilkan oleh tabulasi silang sebesar 18.40 menunjukkan bahwa latar belakang

pekerjaan orang tua memiliki asosiasi dengan keberhasilan mahasiswa STEI SEBI

menyelesaikan studinya. Hal ini berarti bahwa kecenderungan sukses dalam

keberhasilan studi terdapat pada latar belakang mahasiswa yang memiliki orang

tua dengan pekerjaan PNS maupun karyawan swasta.

Keberhasilan

1. PNS 2. Karyawan swasta 3. Wiraswasta 4. Petani 5.Lainnya = 9.49

Tabel 7 menjelaskan bahwa penghasilan orang tua responden sebagian

besar berada pada kisaran 1 sampai 3 juta. Responden mahasiswa dengan

orangtua tanpa penghasilan tidak ada yang sukses atau sukses sebesar 0% dan

(33)

sebesar 3.22% dan gagal 4.84%; penghasilan orang tua 1 sampai 3 juta, sukses

sebesar 37.09% dan gagal 16.13%; penghasilan orang tua 3 sampai 5 juta, sukses

14.51% dan gagal sebesar 3.22%; dan penghasilan orang tua lebih besar 5 juta,

sukses sebesar 8.06% dan gagal 9.68%. Nilai χ2hitung

Tabel 7 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan penghasilan orang tua

hasil tabulasi silang sebesar

8.29 menunjukkan bahwa jumlah penghasilan orang tua tidak memiliki asosiasi

dengan keberhasilan mahasiswa STEI SEBI dalam menyelesaikan studinya. Hal

ini berarti bahwa penghasilan orang tua tidak dapat digunakan sebagai acuan

keberhasilan studi mahasiswa.

Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan program studi di

sajikan pada Tabel 8. Program studi Manajemen Perbankan Syariah (MPS) dan

Akuntansi Syariah (AS), keduanya memiliki persentase sukses lebih besar dari

gagal, Untuk program studi MPS, mahasiswa yang sukses sebesar 45.16% dan

gagal sebesar 27.42%; dan AS, sukses sebesar 17.74% dan gagal sebesar 9.68%.

Nilai χ2hitung

Tabel 8 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan program studi sebesar 0.33 menunjukkan bahwa pilihan program studi tidak

memiliki asosiasi dengan keberhasilan mahasiswa STEI SEBI. Hal ini berarti

pengarahan untuk pemilihan program studi tidak menjadi faktor penentu dalam

keberhasilan studi pada STEI SEBI.

Keberhasilan

(34)

studi dan pembiayaan kuliah sebagai berikut, responden yang dibiayai kuliah oleh

orang tuanya, sukses sebesar 48.39% dan gagal sebesar 20.96%; dibiayai oleh

saudaranya, sukses sebesar 8.07% dan gagal sebesar 3.22%; dibiayai oleh wali,

sukses sebesar 3.23% dan gagal sebesar 1.61%; dibiayai oleh pribadi, sukses

sebesar 3.23% dan gagal sebesar 11.29%. Nilai χ2hitung

Tabel 9 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

sebesar 7.49 menunjukkan

bahwa pihak yang membiayai kuliah tidak memiliki asosiasi dengan keberhasilan

studi mahasiswa STEI SEBI.

Pembiayaan kuliah

Pada Tabel 10 disajikan banyaknya responden berdasarkan keberhasilan

studi dan minat kuliah, mayoritas responden memiliki minat kuliah didorong dari

keinginan pribadi yakni sebesar 67.74%. Responden dengan minat kuliah karena

keinginan pribadi, yang sukses sebesar 41.94% dan gagal 25.81%; minat kuliah

karena dari dorongan orang tua, yang sukses sebesar 4.83% dan gagal 0%; minat

kuliah karena sekolah asal, yang sukses sebesar 0% dan gagal sebesar 1.61%;

minat kuliah karena dorongan saudara, yang sukses 12.90% dan gagal 6.45%; dan

minat kuliah karena teman, yang sukses dan gagal adalah sama sebesar 3.22%.

Nilai χ

= 7.81

2

hitung

Tabel 10 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan minat kuliah sebesar 3.84 menunjukkan bahwa minat kuliah dari responden tidak

memiliki keterkaitan dengan keberhasilan studi mahasiswa di STEI SEBI.

Keberhasilan studi

Minat Kuliah

Total

Pribadi Orang Tua

Sekolah

(35)

sebagai pilihan utama disajikan pada Tabel 11. Responden yang menjawab STEI

SEBI sebagai pilihan utama lebih kecil dibandingkan dengan responden

menjawab STEI SEBI bukan pilihan utama yakni sebesar 32.26% dan 67.74%.

Hal ini dapat disebabkan karena responden lebih mengutamakan perguruan tinggi

negeri sebagai pilihan utama, tetapi baik karena pilihan utama atau bukan pilihan

utama, persentase responden yang sukses tetap lebih tinggi dari yang gagal.

Responden yang sukses dan gagal yang menjadikan STEI SEBI sebagai pilihan

utama masing-masing sebesar 20.97% dan 11.29%; sedangkan untuk tidak

menjadikan pilihan utama, masing-masing sebesar 41.94% dan 25.80%. Nilai

χ2

hitung

Tabel 11 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan Pilihan Utama STEI SEBI

sebesar 1.74 menunjukkan bahwa pilihan utama atau tidak terhadap STEI

SEBI tidak memiliki asosiasi dengan kesuksesan dalam menyelesaikan studi

mahasiswa di STEI SEBI, hal ini berarti pilihan utama atau bukan STEI SEBI

oleh responden tidak menjadi faktor keberhasilan studi.

Keberhasilan studi

Pilihan Utama STEI SEBI

Total

Pada Tabel 12 dan Tabel 13 dijelaskan kondisi responden yang mengalami

kesulitan selama perkuliahan dan bagaimana mengatasinya. Pada Tabel 12,

terlihat persentase antara responden yang mengalami kesulitan dengan responden

yang tidak mengalami kesulitan relatif berimbang. Tetapi, responden yang

mengalami kesulitan memiliki persentase sukses lebih kecil dibandingkan dengan

yang tidak mengalami kesulitan, dan persentase gagal lebih besar yang mengalami

kesulitan dibandingkan dengan yang tidak mengalami kesulitan. Dalam hal

mengatasi kesulitan perkuliahan, mahasiswa lebih banyak mengatasinya dengan

bertanya kepada teman. Hal ini kita dapat lihat pada Tabel 13, dimana

kecenderungan mahasiswa bertanya pada teman untuk mengatasi kesulitan

memiliki jumlah persentase sebesar 62.90%.

3.84

(36)

peluang sukses sebesar 30.65% dan gagal sebesar 19.35%; sedangkan mahasiswa

yang tidak mengalami kesulitan, memiliki peluang sukses sebesar 32.26% dan

gagal sebesar 17.74%. Nilai χ2hitung

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui cara responden dalam mengatasi

kesulitan selama kuliah di STEI SEBI. Cara responden mengatasi kesulitan

dengan bertanya pada teman, mahasiswa yang sukses sebesar 40.32% dan gagal

sebesar 22.58%; dengan bertanya pada dosen, mahasiswa yang sukses sebesar

14.52% dan gagal sebesar 4.84%; dengan membaca buku, mahasiswa yang sukses

sebesar 3.22% dan gagal sebesar 6.45%; dan cara lainnya, mahasiswa yang sukses

sebesar 4.84% dan gagal sebesar 3.22%. Nilai χ

sebesar 3.04 menunujukkan bahwa mahasiswa

yang mengalami kesulitan atau tidak mengalami kesulitan tidak memiliki asosiasi

dengan keberhasilan mahasiswa STEI SEBI, hal ini berarti kesulitan yang dialami

mahasiswa tidak menjadi faktor yang mampunjelaskan keberhasilan studi.

2

hitung

Tabel 12 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan kesulitan sebesar 3.04 menunjukkan

bahwa cara responden mengatasi kesulitan selama perkuliahan tidak memiliki

asosiasi dengan keberhasilan studinya di STEI SEBI, hal ini menjadikan cara

mahasiswa mengatasi kesulitan tidak menjadi faktor yang menentukan

keberhasilan studi STEI SEBI.

Keberhasilan

Tabel 13 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan mengatasi kesulitan

(37)

disajikan pada Tabel 14, untuk waktu tidak tentu, mahasiswa yang sukses sebesar

20.97% dan gagal sebesar 24.19%; untuk waktu kurang 1 jam, mahasiswa yang

sukses sebesar 9.68% dan gagal sebesar 1.61%; untuk waktu 1 sampai 2 jam,

mahasiswa yang sukses sebesar 22.58% dan gagal sebesar 8.06%; untuk waktu

lebih dari 2 jam, mahasiswa yang sukses 4.84% dan gagal sebesar 6.45%. Secara

umum mayoritas mahasiswa STEI SEBI dalam waktu mengulang matakuliah

dengan waktu yang tak tentu yakni sebesar 45.16% dan waktu mengulang 1-2 jam

yakni sebesar 30.64%. Nilai χ2hitung

Tabel 14 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan waktu ulang mata kuliah

sebesar 6.27 menunujukkan bahwa cara

responden meluangkan waktu untuk mengulang matakuliah tidak memiliki

keterkaitan dengan keberhasilan studi pada STEI SEBI.

Keberhasilan studi

Waktu Ulang Mata Kuliah

Total Tidak tentu <1jam 1-2jam >2jam lainnya

Gagal 15 24.19% 1 1.61% 5 8.06% 1 1.61% 1 1.61% 23

Pada Tabel 15 disajikan banyaknya responden berdasarkan keberhasilan

studi dan mahasiswa yang bekerja, untuk responden yang menyatakan bekerja,

sukses sebesar 19.35% dan gagal 14.52%; untuk responden yang menyatakan

tidak bekerja, sukses sebesar 43.55% dan gagal sebesar 22.58%. Nilai χ

9.49

2

hitung

Tabel 15 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan mahasiswa bekerja

sebesar 0.45 menunjukkan bahwa responden bekerja atau tidak bekerja tidak

memiliki asosiasi dengan keberhasilan studi pada STEI SEBI.

Respon Mahasiswa Bekerja Total

Ya Tidak

Gagal 9 14.52% 14 22.58% 23

Sukses 12 19.35% 27 43.55% 39

Total 21 33.87% 41 66.13% 62

Keterangan : χ2hitung = 0.45 dan χ20.05(1)

Pada Tabel 16 disajikan banyaknya responden berdasarkan keberhasilan

(38)

responden merupakan mahasiswa yang pulang pergi kekampus atau tidak kost, hal

ini disajikan pada Tabel 16 bahwa responden kost sebesar 51.62% dan tidak kost

sebesar 48.38%. Data pada Tabel 16 secara rinci dijelaskan sebagai berikut, untuk

responden yang menyatakan kost, sukses sebesar 37.10% dan gagal sebesar

11.29%; untuk responden yang menyatakan tidak kost, sukses dan gagal

proporsinya sama sebesar 25.81% . Nilai χ2hitung

Tabel 16 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan tempat kost sebesar 4.72 menunjukkan bahwa

tempat tinggal responden kost dan tidak kost memiliki asosiasi dengan

keberhasilan studi pada STEI SEBI. Hal ini dapat dinyatakan bahwa

kecenderungan sukses keberhasilan studi terdapat pada mahasiswa yang memiliki

tempat kost.

Tabel 17 disajikan banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan

memiliki buku teks. Pada umumnya responden memiliki buku teks hal ini dilihat

dari total jawaban mahasiswa yang memiliki buku teks sebesar 70.79%. Secara

rinci Tabel 17 disajikan sebagai berikut, untuk responden yang menyatakan ya

memiliki buku teks, yang sukses sebesar 46.77% dan gagal 24.19%; sedangkan

untuk responden yang menyatakan tidak memiliki buku teks, yang sukses sebesar

16.13% dan gagal sebesar 12.90%. Nilai χ

= 3.84

2

hitung

Tabel 17 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan memiliki buku teks

sebesar 0.menunjukkan bahwa

tidak ada keterkaitan antara memiliki buku teks dengan keberhasilan studi pada

(39)

Keterangan: χ 2 hitung = 0.59 dan χ 20.05(1)

Pada Tabel 18 disajikan banyaknya responden berdasarkan keberhasilan

studi dan keaktifan organisasi. Keaktifan organisasi responden mendorong

mahasiswa untuk sukses lebih besar. Mahasiswa yang aktif berorganisasi, yang

sukses sebesar 56.45% dan gagal sebesar 12.90%; sedangkan ketika mahasiswa

tidak aktif berorganisasi, yang sukses sebesar 6.45% dan gagal sebesar 24.19%.

Nilai χ

= 3.84

2

hitung

Tabel 18 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan Keaktifan organisasi

sebesar 20.56 menunjukkan bahwa ada asosiasi antara keterlibatan

organisasi dengan keberhasilan studi pada STEI SEBI. Hal ini berarti

kecenderungan keberhasilan studi terdapat pada mahasiswa yang memiliki

keaktifan berorganisasi. Organisasi bisa dilihat menjadi sarana bagi mahasiswa

untuk tempat berdiskusi dalam mengatasi kesulitan kuliah, hal ini terdapat pada

Tabel 13 sebelumnya mayoritas mahasiswa dalam mengatasi kesulitan kuliah

dengan cara bertanya kepada teman.

Keberhasilan

Pada Tabel 19 disajikan banyaknya responden berdasarkan keberhasilan

studi dan fasilitas. Fasilitas yang dimaksud berupa fasilitas laboratorium dan

perpustakaan, menunjukkan bahwa responden pada umumnya menggunakan

fasilitas kampus, hal ini terlihat pada total persentase responden menyatakan ya

menggunakan fasilitas kampus sebesar 85.48%.

Secara rinci penjelasan tabel sebagai berikut, untuk responden yang

menyatakan ya menggunakan fasilitas, sukses sebesar 56.45% dan gagal sebesar

29.03%; sedangkan untuk responden yang menyatakan tidak, sukses sebesar

6.45% dan gagal sebesar 8.06%. Nilai χ2hitung sebesar 1.54 menunjukkan bahwa

fasilitas kampus tidak memiliki asosiasi dengan keberhasilan studi pada STEI

SEBI, sehingga penggunaan fasilitas atau tidak oleh mahasiswa STEI SEBI

(40)

SEBI.

Tabel 19 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan fasilitas Keberhasilan

Pembahasan selanjutnya berhubungan dengan kelompok peubah cita-cita

responden setelah lulus dari STEI SEBI. Pengisian kuisioner untuk peubah ini,

responden diperkenankan untuk mengisi lebih dari satu isian, sehingga

memungkinkan jawaban lebih dari satu. Untuk memudahkan deskripsi data,

masing-masing kategori jawaban di buat tabulasi silang dengan respon

keberhasilan studi yang disajikan pada Tabel 20 sampai dengan Tabel 24. = 3.84

Pada Tabel 20 sampai dengan Tabel 24 menunjukkan bahwa responden

sebagian besar menyatakan cita-cita setelah lulus sebagai wiraswasta. Hal ini

terlihat pada persentase jawaban cita-cita setelah lulus sebagai wiraswasta lebih

besar dibandingkan cita-cita yang lain.

Pada Tabel 20 disajikan banyaknya responden berdasarkan keberhasilan

studi dan cita-cita bekerja sebagai wiraswasta. Tabel 20 disajikan secara rinci

sebagai berikut, untuk responden yang menyatakan cita-citanya sebagai

wiraswasta, sukses sebesar 30.65% dan gagal 11.29%; untuk responden yang

menyatakan cita-citanya tidak sebagai wiraswasta, sukses sebesar 32.26% dan

gagal sebesar 25.81%.Nilai χ2hitung

Tabel 20 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan cita-cita mahasiswa bekerja sebagai wiraswasta

sebesar 1.99 menunjukkan bahwa tidak ada

asosiasi antara cita-cita sebagai wiraswasta dengan keberhasilan studi pada STEI

(41)

Pada Tabel 21 disajikan banyaknya responden berdasarkan keberhasilan

studi dan cita-cita bekerja sebagai karyawan bank syariah. Secara rinci

pembahasan Tabel 21 disajikan sebagai berikut, untuk responden yang

menyatakan cita-citanya bekerja di bank syariah, sukses sebesar 24.19% dan

gagal 9.68%; untuk responden yang menyatakan cita-citanya tidak bekerja di bank

syariah, sukses sebesar 38.71% dan gagal sebesar 27.42%. Nilai χ2hitung

Tabel 21 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan cita-cita mahasiswa bekerja di Bank Syariah

sebesar

0.99 menunjukkan bahwa cita-cita berkerja di bank syariah tidak memiliki

asosiasi dengan keberhasilan studi pada STEI SEBI.

Keberhasilan

Pada Tabel 22 disajikan banyaknya responden berdasarkan keberhasilan

studi dan cita-cita bekerja sebagai karyawan di LKS, untuk responden yang

menyatakan cita-citanya bekerja di LKS, sukses sebesar 14.52% dan gagal 9.68%;

untuk responden yang menyatakan cita-citanya tidak bekerja di LKS, sukses

sebesar 48.39% dan gagal sebesar 27.42%. Nilai χ

= 3.84

2

hitung

Tabel 22 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan cita-cita mahasiswa bekerja di Lembaga Keuangan Syariah(LKS)

sebesar 0.71 menunjukkan

bahwa cita-cita berkerja di LKS tidak memiliki keterkaitan dengan keberhasilan

studi pada STEI SEBI.

Keberhasilan studi

Cita-cita Lembaga

Keuangan Syariah Total

Ya Tidak

Gagal 6 9.67% 17 27.42% 23

Sukses 9 14.52% 30 48.39% 39

Total 15 24.19% 47 75.81% 62

Keterangan : χ2hitung= 0.71 dan χ20.05(1)

Pada Tabel 23 kemudian disajikan banyaknya responden berdasarkan

(42)

yang menyatakan cita-citanya bekerja sebagai guru atau dosen, sukses sebesar

9.68% dan gagal 6.45%; untuk responden yang menyatakan cita-citanya tidak

bekerja sebagai guru atau dosen, sukses sebesar 53.23% dan gagal sebesar

30.64%. Nilai χ2hitung

Tabel 23 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan cita-cita mahasiswa bekerja sebagai dosen/guru

sebesar 0.43 menunjukkan bahwa cita-cita berkerja sebagai

guru atau dosen tidak memiliki asosiasi dengan keberhasilan studi pada STEI

SEBI.

Pada Tabel 24 disajikan banyaknya responden berdasarkan keberhasilan

studi dan cita-cita lainnya, untuk responden yang menyatakan ada cita-cita

lainnya, sukses sebesar 9.68% dan gagal 8.06%; sedangkan untuk responden yang

menyatakan tidak ada cita-cita lainnya, sukses sebesar 53.23% dan gagal sebesar

29.03%. Nilai χ

= 3.84

2

hitung

Tabel 24 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan cita-cita mahasiswa lainnya

sebesar 0.40 menunjukkan bahwa cita-cita lainnya juga tidak

memiliki keterkaitan dengan keberhasilan studi pada STEI SEBI.

Keberhasilan

Pada Tabel 25 disajikan banyaknya responden berdasarkan keberhasilan

dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada semester kedua, persentase sukses

terbesar terdapat pada jangkauan IPK antara 2.5-3.49 dengan persentase sebesar

54.84%. IPK yang semakin tinggi memungkinkan responden sukses begitupun

sebaliknya jika nilai IPK semakin turun atau rendah memungkinkan responden

(43)

sebesar 1.61% dan gagal sebesar 14.52%; untuk IPK 2.5-3.49, sukses sebesar

54.84% dan gagal sebesar 16.13%; untuk IPK ≥ 3.5, sukses sebesar 6.45% dan

gagal 0%. Nilai χ2hitung

Tabel 25 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

sebesar 25.03 menunjukkan bahwa IPK memiliki asosiasi

dengan keberhasilan studi pada STEI SEBI. Hal ini menjelaskan bahwa

kecenderungan keberhasilan studi terdapat pada nilai IPK mahasiswa, sehingga

pendataan IPK dapat dilakukan pada semester kedua sebagai acuan/perhatian bagi

institusi dalam membantu mahasiswa menyelesaikan studi.

Keberhasilan

Pada Tabel 26 disajikan banyaknya responden berdasarkan keberhasilan

studi dan kepemilikan kendaraan pribadi. Tabel 26 disajikan secara rinci sebagai

berikut. untuk responden yang menyatakan memakai kendaraan pribadi, sukses

sebesar 30.64% dan gagal 12.90%; untuk responden yang menyatakan tidak

memakai kendaraan pribadi, sukses sebesar 32.23% dan gagal sebesar 24.19%.

Nilai χ

= 7.81

2

hitung

Tabel 26 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan kepemilikan kendaraan

sebesar 1.14 menunjukkan bahwa tidak ada asosiasi antara

kepemilikan kendaraan pribadi dengan keberhasilan studi pada STEI SEBI.

Penjelasan pada pernyataan ini berarti faktor kepemilikan kendaraan bukan

sebagai penentu keberhasilan pada studi STEI SEBI, karena bagi mahasiswa yang

memiliki kendaraan ataupun tidak memiliki peluang tidak berbeda dalam

(44)

Pada Tabel 27 disajikan banyaknya responden berdasarkan keberhasilan

studi dan kepemilikan sahabat saat kuliah. Responden yang menyatakan memiliki

sahabat, sukses sebesar 61.29% dan gagal 37.09%; sedangkan untuk responden

yang menyatakan tidak memiliki sahabat sukses sebesar 1.61% dan gagal sebesar

0%, sebagian besar responden memiliki sahabat sewaktu kuliah di STEI SEBI.

Nilai χ2hitung

Tabel 27 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan sahabat kuliah

sebesar 0.60 menunjukkan bahwa sahabat pada saat responden kuliah

tidak memiliki asosiasi dengan keberhasilan studi pada STEI SEBI, hal ini berarti

bahwa memiliki sahabat atau tidak sewaktu kuliah tidak menjadi faktor penentu

dalam keberhasilan studi pada STEI SEBI.

Keberhasilan

Kelompok peubah alasan responden masuk STEI SEBI, responden

kemudian diperkenankan untuk mengisi lebih dari satu isian dalam kuisioner,

sehingga memungkinkan jawaban lebih dari satu. Deskripsi data masing-masing

kategori jawaban dibuat tabulasi silang dengan respon keberhasilan studi yang

disajikan pada Tabel 28 sampai dengan Tabel 37.

= 3.84

Pada Tabel 28 disajikan banyaknya responden berdasarkan keberhasilan

studi dan alasan biaya kuliah terjangkau. Kemudian pada Tabel 28 disajikan

secara rinci sebagai berikut, untuk responden yang menyatakan alasan masuk

karena biaya kuliah terjangkau, sukses sebesar 11.29% dan gagal 6.45%; untuk

responden yang menyatakan alasan masuk tidak karena biaya kuliah terjangkau,

sukses sebesar 51.61% dan gagal sebesar 30.64%. Nilai χ2

Pada Tabel 29 kemudian disajikan banyaknya responden berdasarkan

hitung sebesar 0.00

menunjukkan bahwa alasan responden masuk kuliah karena biaya tidak memiliki

asosiasi dengan keberhasilan studi pada STEI SEBI, hal ini berarti bahwa alasan

biaya kuliah terjangkau atau tidak bukan menjadi faktor pengaruh dalam

(45)

keberhasilan studi dan alasan responden masuk karena ada beasiswa. Responden

yang menyatakan alasan masuk karena beasiswa, sukses sebesar 4.84% dan gagal

6.45%; sedangkan untuk responden yang menyatakan alasan masuk tidak karena

beasiswa, sukses sebesar 58.06% dan gagal sebesar 30.64%. Nilai χ2hitung

Tabel 28 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan alasan biaya kuliah terjangkau

sebesar

1.36 menunjukkan bahwa alasan responden masuk kuliah karena beasiswa tidak

memiliki asosiasi dengan keberhasilan studi pada STEI SEBI.

Keberhasilan

Tabel 29 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan alasan beasiswa

Pada Tabel 30 disajikan banyaknya responden berdasarkan keberhasilan

studi dan alasan responden masuk kuliah karena lokasi strategis. Responden yang

menyatakan alasan masuk karena lokasi strategis, sukses sebesar 22.58% dan

gagal 4.84%; sedangkan untuk responden yang menyatakan alasan masuk tidak

karena lokasi strategis, sukses sebesar 40.32% dan gagal sebesar 32.26%. Nilai

χ

= 3.84

2

hitung

Pada Tabel 31 kemudian disajikan banyaknya responden berdasarkan

keberhasilan studi dan alasan masuk kuliah karena kemudahan akses transpotasi.

Tabel 31 disajikan secara rinci sebagai berikut, untuk responden yang menyatakan sebesar 3.80 menunjukkan bahwa tidak ada asosiasi antara alasan

responden masuk kuliah karena lokasi strategis dengan keberhasilan studi pada

STEI SEBI, hal ini berarti bahwa alasan lokasi strategis atau tidak bukan sebagai

(46)

alasan masuk karena kemudahan akses transportasi, sukses sebesar 19.36% dan

gagal 8.06%; sedangkan untuk responden yang menyatakan alasan masuk tidak

karena kemudahan akses transportasi, sukses sebesar 43.55% dan gagal sebesar

29.03%. Nilai χ2hitung

Tabel 30 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan alasan lokasi strategis

sebesar 0.59 menunjukkan bahwa tidak ada asosiasi antara

alasan responden masuk kuliah karena kemudahan akses transportasi dengan

keberhasilan studi pada STEI SEBI.

Keberhasilan

Tabel 31 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan alasan Transportasi

Pada Tabel 32 disajikan banyaknya responden berdasarkan keberhasilan

studi dan alasan masuk kuliah karena lingkungan islami. Responden yang

menyatakan alasan masuk kuliah karena lingkungan islami, sukses sebesar

59.68% dan gagal 24.19%; untuk responden yang menyatakan alasan masuk

kuliah tidak karena lingkungan islami, sukses sebesar 3.23% dan gagal sebesar

12.90%. Nilai χ

= 3.84

2

hitung

Pada Tabel 33 kemudian disajikan banyaknya responden berdasarkan sebesar 9.81 menunjukkan ada asosiasi antara alasan

responden masuk kuliah karena lingkungan islami dengan keberhasilan studi pada

STEI SEBI. Keberhasilan studi akan lebih baik ketika penerimaan mahasiswa

lebih banyak didominasi oleh mahasiswa yang memiliki alasan masuk STEI SEBI

karena lingkungan islami atau dengan kata lain perhatian dan pembinaan

mahasiswa dengan alasan lain harus lebih agar dapat beradaptasi dengan cepat

(47)

keberhasilan studi dan alasan masuk kuliah karena fasilitas lengkap. Tabel 33

disajikan secara rinci sebagai berikut, untuk responden yang menyatakan masuk

kuliah karena alasan fasilitas lengkap, sukses sebesar 4.84% dan gagal 1.61%;

untuk responden yang menyatakan masuk kuliah tidak karena fasilitas lengkap,

sukses sebesar 58.06% dan gagal sebesar 35.48%. Nilai χ2hitung

Tabel 32 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan alasan lingkungan islami

hasil tabulasi silang

sebesar 0.21 menunjukkan bahwa tidak ada asosiasi antara alasan responden

masuk kuliah karena fasilitas lengkap dengan keberhasilan studi pada STEI SEBI.

Keberhasila

Tabel 33 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan alasan Fasilitas lengkap

Pada Tabel 34 disajikan banyaknya responden berdasarkan keberhasilan

studi dan alasan masuk kuliah karena kunjungan STEI SEBI ke sekolah. Tabel 34

secara rinci disajikan sebagai berikut, untuk responden yang menyatakan alasan

masuk karena kunjungan STEI SEBI ke sekolah, sukses sebesar 4.84% dan gagal

1.61%; sedangkan untuk responden yang menyatakan alasan masuk tidak karena

kunjungan STEI SEBI kesekolah, sukses sebesar 58.07% dan gagal sebesar

35.48%. Nilai χ

= 3.84

2

hitung

Pada Tabel 35 kemudian disajikan banyaknya responden berdasarkan

keberhasilan studi dan alasan kuliah karena permintaan orang tua. Tabel 35

disajikan secara rinci sebagai berikut, untuk responden yang menyatakan alasan sebesar 0.61 menunjukkan bahwa tidak ada asosiasi antara

alasan responden masuk kuliah karena kunjungan STEI SEBI kesekolah dengan

(48)

masuk kuliah karena permintaan orang tua, sukses sebesar 12.90% dan gagal

4.84%; untuk responden yang menyatakan tidak, sukses sebesar 50% dan gagal

sebesar 32.25%. Nilai χ2hitung

Tabel 34 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan alasan kunjungan sekolah

sebesar 0.55 menunjukkan tidak ada asosiasi antara

alasan responden masuk kuliah karena permintaan orang tua dengan keberhasilan

studi pada STEI SEBI.

Keberhasilan

Tabel 35 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan alasan permintaan orang tua

= 3.84

Keberhasilan studi

Alasan Permintaan Orang Tua

Total

Pada Tabel 36 disajikan banyaknya responden berdasarkan keberhasilan

studi dan alasan masuk kuliah karena prospek karir. Tabel 36 disajikan secara

rinci sebagai berikut, untuk responden yang menyatakan alasan masuk kuliah

karena prospek karir, sukses sebesar 45.16% dan gagal 29.03%; sedangkan untuk

responden yang menyatakan tidak, sukses sebesar 17.75% dan gagal sebesar

8.06%. Nilai χ

= 3.84

2

hitung

Pada Tabel 37 kemudian disajikan banyaknya responden berdasarkan

keberhasilan studi dengan alasan masuk kuliah karena ketokohan pengelola. Tabel

37 selanjutnya secara rinci disajikan sebagai berikut, untuk responden yang

menyatakan alasan masuk kuliah karena figur pengelola, sukses sebesar 24.19% hasil tabulasi silang sebesar 0.32 menunjukkan bahwa tidak

ada asosiasi antara alasan responden masuk kuliah karena prospek karir dengan

keberhasilan studi pada STEI SEBI, pernyataan ini menjelaskan bahwa alasan

prospek atau tidak karir yang menjanjikan setelah menyelesaikan studi tidak

(49)

dan gagal 12.90%; untuk responden yang menyatakan tidak, sukses sebesar

38.71% dan gagal sebesar 24.19%. Nilai χ2hitung

Tabel 36 Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan alasan prospek karir

sebesar 0.08 menunjuukan bahwa

tidak ada keterkaitan antara alasan responden masuk kuliah karena ketokohan

pengelola dengan keberhasilan studi pada STEI SEBI, artinya ketokohan

pengelola tidak dapat menjadikan keberhasilan studi mahasiswa lebih baik.

Keberhasilan

Tabel 37. Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan alasan ketokohan pengelola

Keberhasilan studi Alasan Ketokohan Pengelola Total Ya Tidak

Gagal 8 12.90% 15 24.19% 23 Sukses 15 24.20% 24 38.71% 39 Total 23 37.10% 39 62.90% 62

Keterangan : χ2hitung = 0.08 dan χ20.05(1)

Berdasarkan Tabel 1 sampai dengan Tabel 37 kelompok peubah – peubah

yang memiliki keterkaitan dengan keberhasilan studi berdasarkan perbandingan

nilai khi-kuadrat hitung dank hi-kuadrat tabel yakni Jenis Kelamin, NEM/UN,

pekerjaan orang tua, tempat kost, organisasi, IPK dan lingkungan islami

(Lampiran 4).

= 3.84

4.2. Hasil Analisis dengan Metode CHAID

Analisis CHAID menghasilkan suatu dendogram yang memetakan

penggabungan berdasarkan hubungan terstruktur peubah respon dengan

peubah-peubah penjelasnya. Proses penggabungan dan penyekatan dengan metode

CHAID pada kasus ini menggunakan standar batas taraf nyatasebesar 0.05, titik

induk 20 dan titik cabang 5. Penetapan induk 20 dan cabang 5 mengacu pada

pernyataan dalam persyaratan pengolahan data menggunakan metode chi-square,

untuk menghindari uji fisher-irwin data contoh harus berukuran besar

(50)

dan cabang 5 (Walpole 1982). Dendogram hasil metode CHAID di sajikan pada

Gambar 3.

Gambar 3 Dendogram Hasil Analisis CHAID

Dari 37 peubah penjelas yang diolah dengan CHAID, hanya 3 peubah

penjelas yang memiliki keterkaitan atau asosiasi dengan keberhasilan mahasiswa,

yaitu :

1. Keaktifan organisasi

(51)

3. Pekerjaan orang tua

Faktor utama yang memiliki keterkaitan dengan keberhasilan adalah peubah

keaktifan organisasi. Keaktifan organisasi dikategorikan menjadi aktif dan tidak

aktif. Nilai IPK terjadi penggabungan menjadi 2 kategori yaitu; (1) Kategori IPK

<1.5 dan 1.5 – 2.49, (2) Kategori IPK 2.49-3.5, dan >3.5. Pekerjaan orang tua

mahasiswa juga terjadi penggabungan menjadi 2 kategori yaitu ; (1) PNS dan

karyawan swasta, (2) Petani dan wiraswasta.

Faktor utama yang memiliki keterkaitan dengan keberhasilan pada

mahasiswa STEI SEBI adalah keaktifan organisasi. Pada umumnyadi STEI SEBI,

Mahasiswa yang aktif berorganisasi dapat menyelesaikan studi (sukses),

sedangkan mahasiswa yang tidak aktif tidak dapat menyelesaikan studi (gagal).

Keaktifan organisasi menjadi faktor penting, tapi hal ini menjadi berbeda dengan

kaidah umum kebanyakan, hal ini ternyata pada respon keberhasilan sebagaimana

disajikan pada Tabel 13 kecenderungan mahasiswa mengatasi kesulitan kuliah

dengan cara bertanya pada teman. Hal ini mengindikasikan adanya interaksi dan

diskusi antar mahasiswa yang menjadi pendorong keberhasilan mahasiswa pada

STEI SEBI. Jadi diharapkan keterlibatan mahasiswa untuk aktif berorganisasi

difasilitasi oleh STEI SEBI.

Faktor selanjutnya yang memiliki keterkaitan dengan keberhasilan pada

mahasiswa yang aktif berorganisasi adalah nilai IPK lebih besar dari 2.5. Bagi

mahasiswa yang memiliki nilai IPK lebih besar sama dengan 2.5 dan aktif

berorganisasi pada umumnya sukses, sedangkan IPK kurang dari 2.5 cenderung

gagal. Jadi diharapkan pihak STEI SEBI dapat mengarahkan secara khusus

mahasiswa yang aktif tetapi IPK kurang dari 2.5 untuk fokus kedalam perkuliahan

tanpa meninggalkan interaksi antar mahasiswa dan untuk mahasiswa yang

memiliki IPK lebih besar sama dengan 2.5 dapat diprioritaskan terlibat sebagai

panitia dan bertanggung jawab dalam acara-acara kegiatan.

Faktor lainnya yang memiliki keterkaitan dengan keberhasilan mahasiswa

selain mendapatkan nilai IPK lebih besar sama dengan 2.5 dan mampu aktif

berorganisasi adalah latar belakang pekerjaan orang tua. Pekerjaan orang tua

Gambar

Tabel 10  Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan minat kuliah
Tabel 15  Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan mahasiswa bekerja
Tabel 19  Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan fasilitas
Tabel 27  Banyaknya responden berdasarkan keberhasilan studi dan sahabat kuliah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pohon klasifikasi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengalokasikan amatan-amatan ke dalam suatu kelas prediksi, sekaligus dapat mengetahui faktor-faktor

Analisis lintas (path analysis) merupakan metode yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan kausal antar peubah dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

Sedangkan peubah penjelas yang digunakan yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir yang telah ditamatkan, rata-rata pengeluaran total per bulan dari keluarga responden

Analisis diskriminan adalah salah satu teknik statistik yang bisa digunakan pada hubungan dependensi (hubungan antarvariabel dimana sudah bisa dibedakan mana variabel respon dan

Data primer yang dikumpulkan adalah data yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi, yang diperoleh

Dalam penelitian ini, uji Mann-Whitney digunakan untuk menguji suatu hipotesis apakah nilai indeks prestasi kumulatif antara mahasiswa yang berasal dari Kota Medan sama

Metode Mann-Whitney test digunakan untuk menguji dua perbedaan median dari dua sampel yang diambil secara independent , sampel-sampel random tersebut bisa diperoleh dari

Untuk membandingkan dua model regresi dimana model yang satu dapat diperoleh dari yang lainnya, misalnya yang satu diperoleh dengan menambah atau mengeluarkan sebuah