• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analysis of Infrastructure Transportation and Information Communication Technology Impact to Term Of Trade in ASEAN and East Asia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analysis of Infrastructure Transportation and Information Communication Technology Impact to Term Of Trade in ASEAN and East Asia."

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI TERHADAP

NILAI TUKAR PERDAGANGAN DI ASEAN

DAN ASIA TIMUR

MIMIK NURJANTI

NRP: H151064274

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Dampak Infrastruktur Transportasi dan Teknologi Informasi Komunikasi terhadap Nilai Tukar Perdagangan di ASEAN dan Asia Timur adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, September 2011

(3)

MIMIK NURJANTI. Analysis of Infrastructure Transportation and Information Communication Technology Impact to Term Of Trade in ASEAN and East Asia. Under direction of DEDI BUDIMAN HAKIM and SRI MULATSIH.

International trade and economic integration have a significant role to the economy. One indicator of international trade is the value of exports and imports. The ability to export and import is to determine the terms of trade. Terms of trade describes the welfare of a country from the perspective of international trade. Terms of trade affect the real income of a country in terms of international trade. The cooperation among ASEAN with East Asia gives advantage and challenge for each member country. Each country can improve their term of trade through international trade. The aims of this study are to analyze infrastructure transportation and information communication technology impact on term of trade in ASEAN and East Asia. ASEAN member countries consist of Indonesia, Thailand, Singapore, Malaysia, Philipines and Vietnam. East Asia member countries consist of China, Japan, Hongkong and South Korea. This study used panels yearly data of term of trade, index transportation infrastructure, cost to export/import, time to export/import, internet user, and export/import of information communication technology goods. Time references was 2006-2009. Statics panel data modelwas used to determine the relationship between term of trade and these variables for ASEAN and East Asia. Dummy intercept was applied to explain the differences between ASEAN countries and East Asia countries. The results declare that transportation infrastructure, export of information communication technology goods and cost to export variables significantly affect the model. Transportation infrastructure and export of information communication technology goods variable have a positive influence on the term of trade. Cost to export variable has a negative influence on term of trade. These variables are equally influential in both ASEAN and East Asia countries. To increase term of trade countries need to improve quality of transportation infrastructure and export of information communication technology goods, moreover reducing the cost to export.

Keywords:term of trade, transportation infrastructure,

(4)

MIMIK NURJANTI. Analisis Dampak Infrastruktur Transportasi dan Teknologi Informasi Komunikasi terhadap Nilai Tukar Perdagangan di ASEAN dan Asia Timur. Dibimbing oleh DEDI BUDIMAN HAKIM dan SRI MULATSIH.

Salah satu indikator perkembangan perdagangan internasional suatu negara adalah nilai ekspor dan impornya. Kemampuan mengekspor dan sebaliknya yang dilakukan oleh suatu negara akan menentukan nilai tukar perdagangan (term of trade) negara tersebut terhadap negara lainnya. Nilai tukar perdagangan menggambarkan kesejahteraan suatu negara dari perspektif perdagangan internasional. Jika nilai tukar perdagangan meningkat maka hal tersebut mengindikasikan peningkatan posisi perdagangan negara tersebut melalui kemampuan mengekspor dibandingkan dengan impornya. Nilai tukar perdagangan memengaruhi pendapatan riil suatu negara dari sisi perdagangan internasional.

Pertumbuhan ekonomi global merupakan salah satu pendorong munculnya integrasi ekonomi di setiap kawasan. Negara-negara ASEAN (Association of Southeast Asia Nations) membentuk suatu kawasan kerjasama yang besar seperti Eropa dengan European Union dan Amerika dengan NAFTA. Tujuan dibentuknya integrasi ekonomi pada dasarnya adalah meningkatkan kesejahteraan setiap negara anggota. Demikian juga tujuan didirikannya ASEAN yaitu meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan, dan sosial budaya antar negara di kawasan Asia Tenggara. Inti pokok dari kerjasama ekonomi antar negara ASEAN adalah peningkatan lalu lintas perdagangan antar negara anggota ASEAN dengan memberikan perhatian khusus kepada peningkatan kerjasama regional. Selain berupaya mewujudkan integrasi ekonomi antar negara ASEAN, dilakukan juga kerjasama perdagangan dengan negara-negara di luar ASEAN. Kerjasama perdagangan dengan negara-negara di kawasan Asia Timur dipandang strategis karena kawasan Asia Timur dengan jumlah penduduk sekitar 3 milyar dan letak geografis yang berdekatan merupakan pasar yang potensial. Total nilai ekspor dan impor dari negara-negara ASEAN ke Asia Timur selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Terbukanya kerjasama perdagangan yang lebih luas pada negara-negara ASEAN dan Asia Timur semakin menunjukkan luasnya pasar antar negara ASEAN dan Asia Timur. Kerjasama perdagangan akan memberikan keuntungan sekaligus tantangan bagi setiap negara, juga menimbulkan persaingan global yang semakin ketat. Globalisasi membuat pasar antar negara menjadi semakin luas. Negara yang memiliki keunggulan kompetitif semakin dapat memperkaya negaranya dan meningkatkan nilai tukar perdagangannya

(5)

Thailand, Philipina dan Vietnam. Sedangan negara Asia Timur yang diteliti adalah China, Jepang, Hongkong dan Korea Selatan. Variabel infrastruktur transportasi yang diteliti adalah kualitas infrastruktur transportasi, biaya ekspor/impor dan waktu ekspor/impor. Sedangkan variabel teknologi informasi komunikasi yang diteliti adalah pengguna internet dan ekspor/impor barang teknologi informasi komunikasi. Periode penelitian adalah tahun 2006-2009.

Model panel data statis digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi terhadap nilai tukar perdagangan. Dummy intersept digunakan untuk menunjukkan adanya perbedaan antara negara-negara kawasan ASEAN dan kawasan Asia Timur. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel ekspor barang teknologi informasi komunikasi, indeks kualitas infrastruktur transportasi dan biaya ekspor signifikan memengaruhi model. Variabel ekspor barang teknologi informasi komunikasi dan indeks kualitas infrastruktur transportasi signifikan pada taraf nyata 10% dan berpengaruh positif terhadap nilai tukar perdagangan. Sedangkan variabel biaya ekspor signifikan dalam taraf nyata 5% dan berpengaruh negatif terhadap nilai tukar perdagangan. Variabel dummy kelompok negara tidak signifikan memengaruhi model, artinya tidak terdapat perbedaan pada kelompok Negara ASEAN dan Asia Timur dalam hal pengaruh variabel tersebut terhadap nilai tukar perdagangan. Model yang valid adalah REM dengan R-square 74,48%, artinya variabel-variabel tersebut memengaruhi nilai tukar perdagangan sebesar 74,48% sedangkan 25,52% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Untuk meningkatkan nilai tukar perdagangan, negara-negara ASEAN dan Asia Timur perlu meningkatkan kualitas infrastruktur transportasi serta ekspor barang teknologi informasi komunikasi dan menurunkan biaya ekspor.

(6)

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah.

b. Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan atau memperbanyak sebagian atau seluruh

(7)

NILAI TUKAR PERDAGANGAN DI ASEAN DAN ASIA TIMUR

MIMIK NURJANTI

NRP H151064274

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Ilmu Ekonomi

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(8)

Teknologi Informasi Komunikasi Terhadap Nilai Tukar Perdagangan di ASEAN dan Asia Timur.

Nama : Mimik Nurjanti

NRP : H151064274

Program Studi : Ilmu Ekonomi

Disetujui, Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec Ketua

Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc.Agr Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Nunung Nuryartono, M.Si Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr

(9)
(10)

Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia NYA sehingga tesis dengan judul Analisis Dampak Infrastruktur Transportasi dan Teknologi Informasi Komunikasi Terhadap Nilai Tukar Perdagangan di ASEAN dan Asia Timur dapat terselesaikan. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan S2 dan memperoleh gelar Magister Sains dari Program Studi Ilmu Ekonomi di Institut Pertanian Bogor

Banyak kendala yang penulis hadapi dalam menyelesaikan tesis ini, namun berkat rahmat dan karunia dari Allah SWT serta bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, Alhamdulillah tesis ini dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang didasari atas rasa hormat dan penghargaan kepada : Bapak Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc.Agr selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan tesis ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Dr. Lukytawati Anggraeni, Ph.D selaku wakil Program Studi Ilmu Ekonomi dan Ibu Prof. Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS selaku dosen penguji luar komisi yang telah memberikan masukan dan saran untuk perbaikan tesis ini. Terima kasih dan penghargaan juga penulis sampaikan kepada semua dosen yang telah mengajar penulis, rekan-rekan kuliah dan staf Magister Program Studi Ilmu Ekonomi IPB yang senantiasa membantu penulis dalam proses perkuliahan hingga penyelesaian tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala Badan Pusat Statistik yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti kuliah pada kelas khusus Magister Program Studi Ilmu Ekonomi IPB. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada rekan-rekan di Subdit Pengembangan Pemetaan Statistik, Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus & Survei, yang telah memberi dukungan dalam proses perkuliahan hingga penyelesaian tesis ini. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu, yang telah memberi dukungan dalam proses perkuliahan hingga penyelesaian tesis ini.

Ungkapan terima kasih yang tak terkira penulis sampaikan kepada Arif Sulaiman (Suami Penulis), Adhimas Ridwan P (Anak pertama penulis) dan Adhimas Miftahul Firdaus (Anak kedua penulis) serta kedua orang tua penulis yang telah memberikan kekuatan luar biasa kepada penulis melalui doa dan kasih sayangnya, mulai dari proses kuliah hingga penyelesaian tesis ini.

Penulis menyadari bahwa dalam tesis ini masih terdapat kekurangan. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pihak yang berkepentingan.

Bogor, September 2011

(11)

Penulis bernama Mimik Nurjanti dilahirkan di Tulungagung pada tanggal 21 Mei 1968 dari pasangan Bapak Subari Hasyim dan Ibu Djoeariah. Penulis merupakan putri keempat dari enam bersaudara. Penulis menikah dengan Arif Sulaiman pada tahun 1995 dan telah memiliki dua orang putra bernama Adhimas Ridwan P (Iwan) dan Adhimas Miftahul Firdaus (Rio).

Penulis menjalani pendidikan di bangku sekolah dasar dari tahun 1975 sampai dengan tahun 1981 di SD Negeri Kepatihan I Tulungagung. Selanjutnya meneruskan ke pendidikan lanjutan tingkat pertama dari tahun 1981 sampai tahun 1984 di SMP Negeri II Tulungagung, pendidikan lanjutan tingkat atas dari tahun 1984 sampai tahun 1987 di SMA Negeri II Tulungagung. Pada tahun 1987 penulis melanjutkan pendidikan pada Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Jurusan Matematika Fakultas MIPA dan lulus pada tahun 1993. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan di sekolah Pascasarjana IPB Kelas Khusus dengan mayor Ilmu Ekonomi

(12)

xiii

1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 15

2.1. Nilai Tukar Perdagangan ... 15

2.2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Nilai Tukar Perdagangan ... 16

2.3. Kurva Kemungkinan Produksi dan Nilai Tukar Perdagangan . ... 16

2.4. Kemajuan Teknologi dan Batas-batas Kemungkinan Produksi ... 17

2.5. Biaya Transportasi dalam Perdagangan ... 20

2.6. Teknologi Informasi Komunikasi dalam Perdagangan ... 22

2.7. Hubungan Nilai Tukar Perdagangan dengan Infrastruktur

(13)

xiv

5.2.1. Ekspor Barang Teknologi Informasi Komunikasi ... 55

5.2.2. Indeks Infrastruktur Transportasi ... 56

5.2.3. Biaya Ekspor ... 57

5.3. Implikasi Kebijakan ... 57

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

6.1. Kesimpulan ... 59

6.2. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(14)

xv

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode 2004 – 2008 (%) ... 1 2. Kerangka Identifikasi Autokorelasi ... 43 3. Nilai Tukar Perdagangan Negara-negara ASEAN dan Asia Timur

Tahun Dasar 2000, Periode 2006-2009 (%)... 46 4. Pengguna Internet per 100 Penduduk Negara-negara ASEAN

dan Asia Timur Periode 2006-2009 (%)... ... 47 5. Indeks Infrastruktur Negara-negara ASEAN dan Asia Timur

Periode 2006-2009

...

... 50 6. Waktu Ekspor/Impor Negara-negara ASEAN dan Asia Timur

Periode 2006-2009 (hari) ……… ... 51 7. Biaya Ekspor/Impor Negara-negara ASEAN dan Asia Timur

(15)

xvi

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Total Nilai Ekspor dan Impor Negara-negara ASEAN terhadap

Asia Timur Periode 2001-2009 (Milyar USD) ... 3

2. Nilai Tukar Perdagangan Negara-negara ASEAN dan Asia Timur Tahun 2009 (%, tahun dasar 2000) ... 4

3. Hubungan Nilai Tukar Perdagangan dengan Indeks Kualitas Infrastruktur Transportasi Negara-negara ASEAN dan Asia Timur Tahun 2009... 6

4. Hubungan Nilai Tukar Perdagangan dengan Waktu Ekspor Negara-negara ASEAN dan Asia Timur Tahun 2009... 6

5. Hubungan Nilai Tukar Perdagangan dengan Biaya Ekspor Negara-negara ASEAN dan Asia Timur Tahun 2009 ... 7

6. Hubungan Nilai Tukar Perdagangan dengan Biaya Impor Negara-negara ASEAN dan Asia Timur Tahun 2009 ... 8

7. Hubungan Nilai Tukar Perdagangan dengan Pengguna Internet Negara-negara ASEAN dan Asia Timur Tahun 2009 ... 9

8. Hubungan Nilai Tukar Perdagangan dengan Ekspor Barang Teknologi Informasi Komunikasi Negara-negara ASEAN dan Asia Timur Tahun 2009 ... 10

9. Kurva Kemungkinan Produksi ... 16

10. Kurva Kemungkinan Produksi dan Nilai Tukar Perdagangan ... 17

11. Kurva Produksi dan Kemajuan Teknologi ... 18

12. Kurva Kemungkinan Produksi Suatu Negara dan Kemajuan Teknologi ... 19

13. Analisis Keseimbangan Parsial atas Biaya Transportasi ... 21

14. Hubungan Variabel Infrastruktur Transportasi dengan Nilai Tukar Perdagangan ... 26

15. Hubungan Teknologi Informasi Komunikasi dengan Nilai Tukar Perdagangan ... 29

16. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 32

17. Pengujian Pemilihan Model dalam Pengolahan Data Panel Statis ... 40

18. Ekspor Impor Barang Teknologi Informasi Komunikasi Negara-negara ASEAN dan Asia Timur Tahun 2009 ... 48

(16)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Hasil Output Perhitungan Dalam Model Pooled LS ... 63

2. Hasil Output Perhitungan Dalam Model FEM ... 64

3. Hasil Output Perhitungan Dalam Model REM ... 65

4. Hasil Uji Breusch and Pagan Lagrangian Multiplier ... 66

(17)

xviii

(18)

1.1 Latar belakang

Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 2004–2008 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan pertumbuhan ekonomi negara di dunia periode 2004-2008. China, Hongkong, Singapura dan Vietnam mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat.

Sumber : World Development Indicator, 2010

Perekonomian dunia selama periode 2004–2008 berada pada fase ekspansi dengan tingkat rata-rata pertumbuhan sebesar 3,43%. Rata-rata pertumbuhan ekonomi periode 2004–2008 tersebut di atas tingkat rata-rata pada periode sebelumnya (2000–2004) yang hanya mencapai 2,92%. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh pertumbuhan pada negara berkembang, khususnya negara-negara di kawasan Asia dengan rata-rata pertumbuhan 5,55 %.

Pertumbuhan ekonomi global merupakan salah satu pendorong munculnya integrasi ekonomi di setiap kawasan. Negara-negara ASEAN (Association of Southeast Asia Nations) membentuk suatu kawasan kerjasama yang besar seperti Eropa dengan European Union dan Amerika dengan NAFTA. Tujuan

(19)

dibentuknya integrasi ekonomi pada dasarnya adalah meningkatkan kesejahteraan setiap negara anggota.

Demikian juga tujuan didirikannya ASEAN yaitu meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan, dan sosial budaya antar negara di kawasan Asia Tenggara. Inti pokok dari kerjasama ekonomi antar negara ASEAN adalah peningkatan lalu lintas perdagangan antar negara anggota ASEAN dengan memberikan perhatian khusus kepada peningkatan kerjasama regional. Upaya tersebut ditunjukkan melalui penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Informal ketiga ASEAN di Manila, pada tanggal 27–28 November 1999. KTT tersebut menghasilkan Joint Statement on Cooperation in East Asia sebagai wujud komitmen ASEAN dalam mengembangkan kerjasama perdagangan. Lebih jauh komitmen ini mengarah pada upaya pembentukan integrasi ekonomi ASEAN. Ide penyatuan negara-negara ASEAN ini akhirnya terwujud dengan ditandatanganinya Bali Concorde II pada tanggal 7 Oktober 2003, yang menyepakati terbentuknya ASEAN Community pada tahun 2020.

(20)

Sumber : COMTRADE, 2010

Gambar 1. Total Nilai Ekspor dan Impor Negara-negara ASEAN terhadap Asia Timur Periode 2001-2009 (Milyar USD)

Terbukanya kerjasama perdagangan yang lebih luas pada negara-negara ASEAN dan Asia Timur semakin menunjukkan luasnya pasar antar negara ASEAN dan Asia Timur. Kerjasama perdagangan akan memberikan keuntungan sekaligus tantangan bagi setiap negara, juga menimbulkan persaingan global yang semakin ketat. Globalisasi membuat pasar antar negara menjadi semakin luas. Negara yang memiliki keunggulan kompetitif semakin dapat memperkaya negaranya dan meningkatkan nilai tukar perdagangannya.

1.2 Perumusan Masalah

Salah satu indikator perkembangan perdagangan internasional suatu negara adalah nilai ekspor dan impornya. Kemampuan mengekspor dan sebaliknya yang dilakukan oleh suatu negara akan menentukan nilai tukar perdagangan (term of trade) negara tersebut terhadap negara lainnya. Nilai tukar perdagangan menggambarkan kesejahteraan suatu negara dari perspektif perdagangan internasional. Jika nilai tukar perdagangan meningkat maka hal tersebut mengindikasikan peningkatan posisi perdagangan negara tersebut melalui kemampuan mengekspor dibandingkan dengan impornya. Nilai tukar perdagangan memengaruhi pendapatan riil suatu negara dari sisi perdagangan internasional. Gambar 2 menunjukkan perbandingan nilai tukar perdagangan

0

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

(21)

berdasarkan net barter terms of trade, yaitu rasio indeks nilai ekspor terhadap indeks nilai impor (indeks dengan tahun dasar 2000) dikalikan seratus, untuk negara-negara ASEAN dan Asia Timur tahun 2009.

Sumber : World Development Indicators, 2010

Negara dengan nilai tukar perdagangan yang tinggi adalah China, Singapura, Malaysia, Korea Selatan dan Thailand. Melalui kebijakan peningkatan ekspor, negara-negara tersebut secara signifikan berhasil meningkatkan nilai ekspornya. Nilai tukar perdagangan yang rendah dialami oleh Jepang, Indonesia dan Philipina. Rendahnya nilai tukar perdagangan Jepang disebabkan rendahnya indeks nilai ekspor. Nilai ekspor Jepang rendah karena Jepang juga mendirikan pusat industrinya di negara-negara yang menjadi pasar produknya, selain di negara Jepang sendiri, sehingga untuk memasarkan produknya Jepang tidak perlu melakukan ekspor. Indonesia dan Philipina mempunyai nilai tukar perdagangan yang rendah karena indeks nilai impornya lebih tinggi daripada indeks nilai ekspornya. Tinggi rendahnya nilai tukar perdagangan dipengaruhi oleh nilai ekspor dan nilai impor suatu negara terhadap negara lainnya, sehingga faktor-faktor yang memengaruhi ekspor maupun impor juga akan memengaruhi nilai tukar perdagangan.

108.10

68.88

96.68 104.34

79.57

106.24

77.95

107.19

101.27 90.22 Persen (%)

(22)

Merujuk pada penelitian Shepherd dan Wilson (2008) mengenai fasilitas perdagangan di negara-negara ASEAN yang menyatakan bahwa arus perdagangan di Asia Tenggara sensitif dipengaruhi oleh sektor infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi, maka diduga keterkaitan faktor-faktor tersebut terhadap arus perdagangan akan memengaruhi nilai perdagangan yang pada akhirnya akan memengaruhi nilai tukar perdagangan. Dalam penelitian tersebut, infrastruktur didekati dengan kualitas infrastruktur pelabuhan, kualitas infrastruktur bandar udara dan juga kualitas penyediaan jasa internet. Karena arus perdagangan berkaitan erat dengan pelaksanaan ekspor dan impor, pendekatan melalui beberapa faktor yang berkaitan dengan pelaksanaan ekspor dan impor, seperti waktu ekspor/impor, biaya ekspor/impor per kontainer, dan lain sebagainya merupakan faktor yang diteliti.

Infrastruktur transportasi memegang peranan yang penting dan strategis dalam menggerakkan roda perdagangan di suatu negara, baik perdagangan lokal maupun perdagangan internasional. Biaya distribusi barang memiliki kontribusi yang cukup signifikan dalam total biaya produksi. Kondisi infrastruktur transportasi juga merupakan daya tarik tersendiri bagi investor, yang pada akhirnya akan memengaruhi perekonomian secara luas. Penelitian yang dilakukan oleh Albarran et al, (2009) menyatakan bahwa investasi di bidang infrastruktur transportasi dapat menurunkan biaya transportasi terutama untuk perusahaan yang melakukan ekspor di Spanyol. Pada akhirnya, penurunan biaya transportasi membantu perusahaan kecil dan menengah untuk masuk ke dalam pasar ekspor.

(23)

Sumber : World Development Indicators, 2010

Sumber : World Development Indicators, 2010

Kondisi infrastruktur transportasi akan memengaruhi waktu ekspor/impor dan pada akhirnya memengaruhi biaya ekspor/impor. Gambar 4 menggambarkan hubungan antara nilai tukar perdagangan dengan waktu ekspor. Hongkong, Korea Selatan dan Singapura dengan waktu ekspor rendah cenderung mempunyai nilai tukar perdagangan yang tinggi. Indonesia, Philipina dan Vietnam dengan waktu

0

Nilai Tukar Perdagangan Indeks Kualitas Infrastruktur Transportasi

0

Gambar 3. Hubungan Nilai Tukar Perdagangan dengan Indeks Kualitas Infrastruktur Transportasi Negara-negara ASEAN dan Asia Timur Tahun 2009

(24)

ekspor yang lama cenderung mempunyai nilai tukar perdagangan yang rendah. Terdapat hubungan yang negatif antara waktu ekspor dengan nilai tukar perdagangan.

Sumber : World Development Indicators, 2010

Gambar 5 menggambarkan hubungan antara nilai tukar perdagangan dengan biaya ekspor. China, Malaysia dan Singapura dengan biaya ekspor rendah cenderung mempunyai nilai tukar perdagangan yaang tinggi. Indonesia dan Philipina dengan biaya ekspor yang tinggi cenderung mempunyai nilai tukar perdagangan yang rendah. Terdapat hubungan yang negatif antara nilai tukar perdagangan dengan biaya ekspor.

Gambar 6 menggambarkan hubungan antara nilai tukar perdagangan dengan biaya impor. Malaysia dan Singapura dengan biaya impor rendah cenderung mempunyai nilai tukar perdagangan yaang tinggi. Indonesia dan Philipina dengan biaya impor yang tinggi cenderung mempunyai nilai tukar perdagangan yang rendah. Terdapat hubungan yang negatif antara nilai tukar perdagangan dengan biaya impor.

Nilai Tukar Perdagangan (%) Biaya Ekspor (USD)

(25)

Sumber : World Development Indicators, 2010

Teknologi informasi komunikasi mempunyai peran yang penting terhadap perekonomian. Aplikasi teknologi informasi komunikasi sangat berperan dalam proses penciptaan produk/jasa, aplikasi properti, forwarding, penggudangan, sistem operasi, basis data, network management, sistem akuntansi, penggajian dan keuangan. Teknologi informasi komunikasi merupakan alat bantu untuk memenangkan persaingan bisnis, efisiensi dan pendorong multiplier efek pertumbuhan ekonomi suatu negara. Penelitian yang dilakukan oleh Vemuri dan Siddiqi (2009) menggunakan data perdagangan 64 negara menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari infrastruktur teknologi informasi komunikasi dan ketersediaan internet untuk transaksi komersial pada volume perdagangan internasional. Penelitian yang dilakukan oleh Chung et al, (2010) menyatakan bahwa penggunaan teknologi informasi komunikasi digital memiliki efek positif yang signifikan dalam perdagangan sayur dan buah di antara negara anggota APEC yang pada akhirnya meningkatkan nilai perdagangan produk sayur dan buah.

Studi ini menggunakan variabel indeks pengguna internet dan ekspor/impor barang teknologi informasi komunikasi sebagai pendekatan untuk variabel teknologi informasi komunikasi. Penggunaan teknologi informasi komunikasi termasuk internet sudah sedemikian luas dan berpengaruh terhadap

0

Nilai Tukar Perdagangan (%) Biaya Impor (USD)

(26)

hampir semua aspek kehidupan. Negara yang mampu mengekspor barang teknologi informasi komunikasi mengindikasikan bahwa negara tersebut mampu memenuhi kebutuhan barang teknologi informasi komunikasi dalam negeri dan penguasaan teknologi secara umum, tidak hanya sebagai pemakai produk teknologi. Penguasaan teknologi dapat meningkatkan kinerja perekonomian suatu negara dan pada akhirnya dapat memengaruhi nilai tukar perdagangan negara tersebut.

Gambar 7 menggambarkan hubungan antara nilai tukar perdagangan dengan pengguna internet. Terdapat hubungan positif antara nilai tukar perdagangan dengan pengguna internet. Indonesia dan Philipina dengan pengguna internet yang rendah mempunyai nilai tukar perdagangan yang cenderung rendah. Singapura dan Korea Selatan dengan pengguna internet yang tinggi mempunyai nilai tukar perdagangan yang cenderung tinggi.

Sumber : World Development Indicators, 2010

Penggunaan internet mengharuskan ketersediaan perangkat pendukung internet yang memadai di negara tersebut. Jika ketersediaan barang teknologi informasi komunikasi sudah cukup, maka negara tersebut akan melakukan ekspor.

0

(27)

Sumber : World Development Indicators, 2010

Gambar 8 menggambarkan hubungan antara nilai tukar perdagangan dengan ekspor barang teknologi informasi komunikasi. Singapura, Hongkong, Malaysia dan China dengan ekspor barang teknologi informasi komunikasi tinggi mempunyai nilai tukar perdagangan yang relatif tinggi. Indonesia dengan ekspor barang teknologi informasi komunikasi rendah mempunyai nilai tukar perdagangan yang rendah. Philipina dengan ekspor barang teknologi informasi komunikasi tinggi tetapi mempunyai nilai tukar perdagangan yang rendah, hal ini disebabkan karena secara total ekspor Philipina lebih rendah dibandingkan impornya. Secara umum terdapat hubungan yang positif antara nilai tukar perdagangan dengan ekspor barang teknologi informasi komunikasi.

Hasil kajian empiris di atas secara umum menunjukkan pentingnya peran infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi dalam meningkatkan arus perdagangan internasional yang selanjutnya memengaruhi nilai tukar perdagangan suatu negara dalam perdagangan internasional. Dengan terbukanya perdagangan di kawasan ASEAN, tentu akan berdampak pada kinerja perdagangan masing-masing negara. Dalam kondisi demikian, pengaruh infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi terhadap nilai tukar perdagangan antar negara ASEAN dan Asia Timur menjadi penting untuk

(28)

Berdasarkan uraian dan beberapa hasil penelitian di atas, studi mengenai faktor-faktor yang dapat mendorong peningkatan nilai tukar perdagangan (kinerja perdagangan) menjadi penting dilakukan. Penelitian yang mengaitkan antara infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi dengan kinerja perdagangan internasional diperlukan untuk mengetahui perannya terhadap nilai tukar perdagangan suatu negara. Dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut, penelitan ini akan meneliti pengaruh infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi terhadap kinerja perdagangan internasional. Penelitian ini akan difokuskan pada pengaruh infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi terhadap nilai tukar perdagangan di negara-negara ASEAN dan Asia Timur.

Beberapa permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi infrastruktur transportasi dan teknologi komunikasi informasi serta nilai tukar perdagangan di negara-negara ASEAN dan Asia Timur?

2. Bagaimana pengaruh infrastruktur transportasi terhadap nilai tukar perdagangan di negara-negara ASEAN dan Asia Timur?

3. Bagaimana pengaruh teknologi informasi komunikasi terhadap nilai tukar perdagangan di negara-negara ASEAN dan Asia Timur?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis perkembangan infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi dan nilai tukar perdagangan di negara-negara ASEAN dan Asia Timur.

2. Menganalisis pengaruh infrastruktur transportasi terhadap nilai tukar perdagangan di negara-negara ASEAN dan Asia Timur.

(29)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan pengaruh infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi terhadap nilai tukar perdagangan di negara-negara ASEAN dan Asia Timur. Selain itu, temuan yang didapat diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Indonesia dalam memodelkan skenario pengembangan infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi serta kebijakan perdagangan internasional. Lebih lanjut, hasil penelitian ini dapat pula digunakan oleh kalangan swasta dalam rangka menghadapi persaingan perdagangan internasional yang semakin ketat.

1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada studi kasus infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi serta kaitannya dengan nilai tukar perdagangan di negara-negara ASEAN dan Asia Timur. Negara-negara ASEAN yang diteliti adalah Indonesia, Malaysia, Philipina, Thailand, Singapura dan Vietnam. Sedangkan negara-negara Asia Timur yang diteliti adalah China, Jepang, Hongkong dan Korea Selatan. Idealnya semua negara-negara di kawasan ASEAN dan Asia Timur masuk dalam cakupan penelitian. Karena keterbatasan ketersediaan data menyebabkan tidak semua negara-negara di kawasan ASEAN dan Asia Timur masuk dalam cakupan penelitian. Total nilai eksport dan impor enam negara ASEAN ke empat negara Asia Timur yang diteliti selalu mengalami peningkatan dalam periode 2001-2009.

Variabel yang digunakan dikelompokkan menjadi dua variabel, 1) infrastruktur transportasi dan 2) teknologi informasi komunikasi. Variabel infrastruktur transportasi meliputi: indeks kualitas infrastruktur transportasi, biaya ekspor per kontainer, biaya impor per kontainer, waktu ekspor dan waktu impor. Sedangkan variabel teknologi informasi komunikasi yang digunakan terdiri atas pengguna internet, ekspor barang teknologi informasi komunikasi dan impor barang teknologi informasi komunikasi.

(30)
(31)
(32)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nilai Tukar Perdagangan

Salvatore (1997), menyatakan bahwa nilai tukar perdagangan (terms of trade) dari suatu negara merupakan rasio harga komoditi ekspornya terhadap harga komoditi impornya. Misalkan di dunia ini hanya terdiri dari dua negara, ekspor salah satu pihak merupakan impor bagi pihak yang lain, maka nilai tukar perdagangan dari suatu negara merupakan kebalikan dari nilai tukar perdagangan negara lain yang yang menjadi mitra dagangnya. Keadaan yang sebenarnya di dunia ini terdiri dari banyak negara dan jenis komoditi yang diperdagangkan pun sangat banyak dan bervariasi. Oleh sebab itu, pengukuran nilai tukar perdagangan tidak semata-mata didasarkan pada perhitungan rasio harga antara dua komoditi melainkan harus dirinci berdasarkan suatu indeks. Di dalam indeks tersebut termuat harga-harga dari berbagai komoditi yang diekspor dan diimpor oleh negara-negara yang bersangkutan. Nilai tukar perdagangan yang berkaitan dengan komoditi atau barter neto (N) net barter terms of trade, dihitung berdasarkan rasio indeks harga komoditi ekspor suatu negara (Px) terhadap indeks harga komoditi impornya (Pm) dikalikan 100 (guna menyatakan nilai tukar perdagangan tersebut dalam angka persen). Bila N lebih besar daripada 100 atau terjadi kenaikan net barter terms of trade berarti terjadi perkembangan perdagangan luar negeri yang positif/baik karena dengan nilai ekspor tertentu diperoleh nilai impor yang lebih besar.

Menurut Apridar (2009), terms of trade adalah besaran statistik yang mencerminkan daya tukar suatu barang lain antara dua negara baik dalam bentuk harga maupun volume. Terdapat beberapa definisi nilai tukar perdagangan, yaitu

(33)

Barang Y

Barang X 0

2.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Nilai Tukar Perdagangan

Nilai tukar perdagangan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor terpenting yang memengaruhi nilai tukar perdagangan adalah nilai ekspor dan nilai impor. Menurut Rao (2009), faktor lain yang juga turut berpengaruh terhadap nilai tukar perdagangan adalah sebagai berikut :

1. Elastisitas permintaan dan penawaran 2. Daya saing

3. Selera

4. Nilai tukar mata uang 5. Tarif dan kuota

6. Pertumbuhan ekonomi

2.3 Kurva Kemungkinan Produksi dan Nilai Tukar Perdagangan

Kurva kemungkinan produksi menggambarkan kombinasi output yang dapat diproduksi suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Gambar 9 menggambarkan kurva kemungkinan produksi suatu negara. Jika produksi barang X maupun Y meningkat, maka kurva bergeser menjauhi 0. Faktor-faktor yang memengaruhi nilai tukar perdagangan (elastisitas permintaan, daya saing dan selera) dapat memengaruhi produksi barang dan menggeser kurva kemungkinan produksi.

Sumber: Apleyard, et al. 2008

(34)

Gambar 10 menggambarkan kombinasi kurva kemungkinan produksi dengan kurva indifferent. Kurva indifferent menunjukkan selera dan ekuilibrium konsumen. Perdagangan terjadi karena suatu negara memproduksi barang X sebanyak X2 dan konsumsi pada X1, sehingga ekspor sebanyak X2 – X1.

Sementara itu produksi barang Y sebanyak Y2 dan konsumsi sebanyak Y1,

sehingga impor sebanyak Y1 – Y2, nilai tukar perdagangan adalah Px/Py seperti

terlihat pada Gambar 10. Kurva kemungkinan produksi menggambarkan kombinasi output yang dapat diproduksi sutu negara. Kurva indifferent menunjukkan selera dan ekuilibrium konsumen. Ekuilibrium konsumen ditunjukkan oleh slope yang sama antara kurva indifferent dan terms of trade.

Sumber: Apleyard, et al. 2008

Gambar 10. Kurva Kemungkinan Produksi dan Nilai Tukar Perdagangan

2.4 Kemajuan Teknologi dan Batas-batas Kemungkinan Produksi

Teknologi informasi komunikasi merupakan bagian dari teknologi secara keseluruhan. Kemajuan teknologi, oleh Hicks diklasifikasikan menjadi tiga tipe utama, yakni kemajuan teknologi yang cenderung menghemat tenaga kerja ( labor-saving technical progress), kemajuan teknologi yang menghemat modal (

capital-Kurva indifferent

(35)

saving technical progress) dan kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technical progress). Pada dasarnya semua kemajuan teknologi cenderung mengurangi pemakaian faktor-faktor produksi dalam menghasilkan komoditi tertentu pada tingkat output berapapun (Salvatore 1997).

Sumber: Savatore, 1997

Gambar 11 adalah kurva produksi suatu negara. Dengan input yang terbatas yaitu x, mula-mula produksi yang dihasilkan adalah yo. Adanya

kemajuan teknologi berupa penemuan-penemuan baru yang mempermudah proses produksi, meningkatkat kualitas dan output, serta memperbanyak ragam output akan membuat produksi yang dihasilkan meningkat pada posisi y1 dengan jumlah

input yang tetap.

Sama halnya dengan kasus pertambahan produksi, semua tipe kemajuan teknologi akan mendorong naiknya batas-batas kemungkinan produksi suatu negara. Sedangkan jenis maupun besar kecilnya pergeseran itu sendiri, ditentukan oleh tipe dan tingkatan kemajuan teknologi dalam salah satu atau kedua sektor. Kurva batas kemungkinan produksi menggambarkan kombinasi dua komoditi yang bisa diproduksi oleh suatu negara dengan sumber daya yang ada.

Apabila kemajuan teknologi yang terjadi dalam sektor-sektor yang memproduksi kedua komoditi itu sama besarnya, maka kurva batas kemungkinan produksi

(36)

negara yang bersangkutan akan bergerak ke atas sejajar dengan kurva sebelumnya. Namun bila kemajuan teknologi berbeda untuk masing-masing komoditi maka pertumbuhan kurva akan bias ke salah satu komoditi yang kemajuan teknologinya lebih besar. Gambar 12 menggambarkan kurva kemungkinan produksi suatu negara dan kemajuan teknologi.

Sumber: Apleyard, et al. 2008

Gambar 12. Kurva Kemungkinan Produksi Suatu Negara dan Kemajuan Teknologi

Kurva kemungkinan produksi yang pertama adalah keadaan dimana barang X diproduksi sebesar X2 dan konsumsi domestik hanya sebanyak X1. Sehingga

kelebihan produksinya diekspor sebanyak X2 - X1. Produksi barang Y adalah

sebanyak Y2, sementara kebutuhan domestik barang Y adalah Y1, sehingga negara

ini mengimpor barang Y sebanyak Y1 - Y2 dan garis yang menyinggung adalah

nilai tukar perdagangan yang pertama (TOT1). Adanya kemajuan teknologi

meningkatkan produksi barang X sebanyak X4. TOT semakin baik karena

banyaknya barang yang diekspor meningkat, kurva indifferent yang menggambarkan kepuasan konsumen bergeser ke atas. Konsumsi domestik pada posisi X3, sehingga ekspor menjadi X4 - X3 dan impor sebanyak Y3 - Y4.

Banyaknya ekspor setelah kemajuan teknologi adalah X4 - X3 lebih besar

daripada X2 - X1, sebelum adanya kemajuan teknologi. X1 X3X2 X4

Y1

Y2 Y3

Y4

TOT1

TOT2

0 Barang X

Barang Y

Kurva Kemungkinan Produksi

(37)

2.5 Biaya Transportasi dalam Perdagangan

Biaya transportasi memberikan pengaruh langsung yang sangat besar terhadap perdagangan internasional, yaitu dengan meningkatkan harga atau komoditi yang diperdagangkan, baik bagi negara pengekspor maupun bagi negara pengimpor. Biaya transportasi juga memberikan pengaruh tidak langsung terhadap lokasi penyelenggaraan produksi dan pusat-pusat industri secara internasional. Jepang meminimalkan biaya transportasi dengan membangun pusat-pusat industri di negara yang menjadi pasar ekspornya. Biaya transportasi meliputi ongkos pengapalan, biaya bongkar muat di pelabuhan, premi asuransi serta aneka pungutan pada saat komoditi yang diperdagangkan itu disimpan di suatu tempat sementara (transit).

Ketika biaya transportasi sangat tinggi dan metode pengiriman dan pengemasan barang belum sempurna, maka berdampak pada suatu barang tidak dapat diperdagangkan secara internasional. Perkembangan metode perkapalan kargo kontainer dengan pengemasan barang dalam jumlah yang sangat besar ke dalam kotak-kotak standart dapat menurunkan biaya pengemasan dan pengiriman berbagai barang. Banyak komoditi yang semula tidak pernah melintasi tapal batas antar negara menjadi komoditi utama dalam perdagangan internasional. Biaya transportasi memegang peranan yang penting dalam perdagangan internasional.

Dalam analisis keseimbangan parsial, dijelaskan hubungan biaya transportasi dengan ekspor/impor. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam hal ini adalah sebagai berikut :

1. Kurs mata uang dari negara-negara yang mengadakan perdagangan konstan. 2. Tingkat pendapatan dari kedua belah pihak juga konstan.

3. Tingkat konsumsi, produksi dan perdagangan komoditi yang dipertukarkan antar ke 2 negara tersebut tidak konstan.

(38)

30 50 70 100

Gambar 13. Analisis Keseimbangan Parsial atas Biaya Transportasi

(39)

X, Px di negara 2 akan melampaui Px di negara 1 sebesar 2 dolar. Biaya tersebut akan dibagi rata oleh kedua negara demi menyeimbangkan nilai perdagangan di antara mereka. Dalam gambar 13, hal tersebut terjadi apabila Px = 7 dolar di negara 1, dan Px = 9 dolar di negara 2. Pada Px = 7 dolar maka negara 1 akan meningkatkan produksi komoditi X hingga 70 unit, sedangkan konsumsi domestiknya akan turun, sehingga hanya tinggal 30X, sedangkan 40X sisanya akan di ekspor ke negara 2.

Di negara 2, dimana Px = 9 dolar, produksi komoditi X akan segera mengalami penurunan menjadi hanya 30 unit, namun tingkat konsumsinya mengalami peningkatan hingga 70 unit, sementara 40 unit kekurangannya akan diimpor dari negara 1. Tanpa adanya biaya-biaya transportasi (setelah perdagangan berlangsung, maka harga yang berlaku di kedua negara akan sama yakni Px = 8 dolar, dan jumlah komoditi X yang diperdagangkan akan mencapai 60 unit. Dengan demikian adanya biaya transportasi mengakibatkan turunnya tingkat spesialisasi dalam produksi yang pada gilirannya menurunkan volume dan keuntungan perdagangan. Biaya transportasi mengakibatkan perbedaan harga absolut dan relatif atas komoditi X di kedua negara. Dalam kenyataannya, biaya transportasi tidak terbagi sama rata diantara 2 negara, porsi biaya yang dipikul oleh tiap-tiap negara tidak sama. Secara umum, semakin tajam kemiringan Dx dan Sx di negara 1 secara relatif terhadap kurva permintaan dan penawaran di negara 2, akan semakin besar bagian biaya transportasi yang harus dipikul oleh negara 1.

2.6 Teknologi Informasi Komunikasi dalam Perdagangan

(40)

teknis yang digunakan untuk memproses dan menangani informasi dan membantu komunikasi melalui perpaduan teknologi komputer dan teknologi komunikasi dengan menggunakan cara-cara inovatif untuk menyediakan penggunanya kepada akses informasi (Azuari, 2010).

Secara terminologi teknologi informasi komunikasi dapat dikelompokkan dalam dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi didefinisikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan proses, manipulasi teknologi pengolahan dan penyebaran data serta informasi dengan menggunakan hardware dan software, komputer, komunikasi, dan elektronik digital secara tepat dan efektif. Teknologi informasi disusun oleh teknologi komputer yang menjadi pendorong utama perkembangan teknologi informasi dan muatan informasi (information content) yang menjadi aplikasi informasi pada teknologi komputer. Teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Faktor utama teknologi komunikasi adalah telekomunikasi, sebagai alat bantu penyebaran informasi. Teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan.

Setelah terjadi evolusi ekonomi dunia dari yang bersifat agraris dimana salah satu ciri utamanya adalah tanah sebagai faktor produksi yang paling dominan. Kemudian terjadi revolusi industri, dengan ditemukannya mesin uap, ekonomi global berevolusi ke arah ekonomi industri dengan ciri utamanya adalah modal sebagai faktor produksi yang paling penting. Hingga saat ini, seiring dengan perkembangan teknologi informasi komunikasi berkembang juga Ekonomi Informasi, dimana manusia cenderung menduduki tempat sentral dalam proses produksi, karena tahap ekonomi yang sedang kita masuki ini berdasar pada pengetahuan (knowledge based) dan berfokus pada informasi (information focused). Dalam hal ini teknologi informasi komunikasi memegang peranan sebagai teknologi kunci (enabler technology).

(41)

perubahan teknologi dalam berbagai sektor dapat mendorong perbedaan laju pertumbuhan sektoral. Kedua, meningkat seiring dengan waktu dan dengan demikian terus mengurangi biaya untuk pengguna. Ketiga, menghasilkan inovasi, memfasilitasi penelitian, pengenalan pasar dan pengembangan produk baru, jasa atau proses (e-Business Watch Study Report dalam Azuari, 2010).

Thomas L. Friedman di dalam bukunya The World is Flat 2005 atau dunia itu datar yang ditandai dengan perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi. Dengan teknologi informasi komunikasi tidak ada batasan lagi antar bangsa di dunia. Pada akhirnya siapa yang menguasai teknologi informasi komunikasi akan berpeluang untuk menguasai dunia.

Perkembangan teknologi informasi komunikasi yang relatif cepat telah memengaruhi perkembangan perekonomian dunia. Pada periode 1999-2000, negara-negara sedang berkembang di wilayah Asia Pacific, termasuk Indonesia menunjukkan bahwa difusi teknologi informasi berkorelasi positif cukup kuat dengan tingkat pendapatan per kapita (Kim dalam Hermana, 2010). Secara luas layanan teknologi informasi tersebut mencakup penggunaan fasilitas berbasis telekomunikasi seperti internet dan teknologi bergerak (mobile technology), layanan telekomunikasi bernilai tambah seperti komunikasi melalui komputer pribadi dan layanan data, layanan siaran seperti TV, radio, dan satellite broadcasting.

(42)

di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester dalam Dian, 2011 perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 milyar pada 2003. Pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun USD pada tahun 2011.

2.7 Hubungan Nilai Tukar Perdagangan dengan Infrastruktur Transportasi

Infrastruktur transportasi berpengaruh terhadap biaya ekspor/impor. Biaya ekspor/impor akan memengaruhi kegiatan ekspor/impor secara keseluruhan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap volume dan nilai ekspor/impor, sedangkan nilai ekspor/impor akan memengaruhi nilai tukar perdagangan. Sebagian besar transportasi (pengiriman barang) ekspor/impor melalui lalulintas laut, sedangkan sebagian kecil melalui lalulintas udara. Hal-hal yang memengaruhi transportasi (pengiriman barang) ekspor/impor diantaranya adalah :

1. Handling Cargo, adalah proses yang dibutuhkan pada saat pengiriman atau pengapalan barang. Termasuk trucking dari gudang perusahaan ke pelabuhan, jasa forwading agent, pengurusan dokumen di Bea Cukai dan sertifikat.

2. Pengapalan atau Freigh adalah mengirim barang dari pelabuhan muat ke pelabuhan negara tujuan. Biaya pengapalan tergantung dari besarnya container LCL, 20 Ft, 40 Ft, 40 HC, dan jaraknya.

3. Asuransi, untuk keamanan barang yang dikirim perlu adanya asuransi untuk mengurangi resiko kehilangan/kerusakan dalam proses pengapalan. Besarnya biaya asuransi tergantung dari jenis pertanggungan dan komoditi barang

Latin Business Chronicle, 2011, mengelompokkan infrastruktur transportasi ke dalam 16 kelompok sebagai berikut :

a. Costs to export (US $ per containers), b. Costs to import (US $ per containers), c. Time to export (days),

d. Time to import (days),

(43)

g. Quality of port infrastructure,

h. Quality of air transport infrastructure, i. Quality of railroad infrastructure, j. Quality of roads,

k. Customs efficiency,

l. Ease of arranging competitively priced shipments, m. Competence and quality of logistical services, n. Ability to track and trace consignments,

o. Timeliness of shipments in reaching destination within the scheduled or expected delivery time.

p. Overall quality of trade infrastructure

Karena keterbatasan ketersediaan data, hanya 5 variabel dari 16 variabel di atas akan diteliti dalam penelitian ini. Gambar 14 menunjukkan hubungan infrastruktur transportasi dan nilai tukar perdagangan.

Kondisi infrastruktur transportasi suatu negara dapat memengaruhi biaya ekspor/impor. Semakin baik kondisi infrastruktur, maka biaya ekspor/impor akan semakin rendah. Demikian juga dengan waktu yang diperlukan selama proses eskpor/impor berlangsung. Semakin singkat waktu yang diperlukan, maka biaya ekspor/impor akan semakin rendah. Selanjutnya, biaya eskpor/impor akan memengaruhi nilai maupun volume ekspor/impor dan akan memengaruhi nilai tukar perdagangan suatu negara.

(44)

2.8 Hubungan Nilai Tukar Perdagangan dengan Teknologi Informasi Komunikasi

Teknologi informasi dan komunikasi telah diterapkan dalam berbagai segi perdagangan internasional. Salah satu penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam perdagangan internasional adalah sistem dan prosedur kepabeanan. Di Indonesia, Ditjen Dea & Cukai (DJBC) memanfaatkan teknologi informasi komunikasi pada proses pelayanan kepabeanan. DJBC memulai mengotomatisasikan sistem dan prosedur Kepabeanan sejak tahun 1990 dengan diperkenalkannya Customs Fast Release System (CFRS). Sampai saat ini DJBC telah mengalami kemajuan yang cepat dalam proses otomatisasi sistem dan prosedur Kepabeanan dengan diperkenalkan Electronic Data Interchange (EDI) dalam hal pengiriman dokumen pabean melalui infrastruktur jaringan telekomunikasi. EDI Kepabeanan ini telah diterapkan terutama untuk aplikasi ekspor dan impor. Dalam perkembangannya, untuk memperlancar proses penyelesaian kepabeanan, diperlukan prosedur kepabeanan yang semakin sederhana dan telah diharmonisasikan.

Konsep Single Window berusaha mewujudkan tujuan diatas. Konsep Single Window timbul dalam kesepakatan Kepala-kepala Negara Asean di Bali tanggal 7 Oktober 2003.Dalam Deklarasi ASEAN Concord II (Bali Concord II), sepakat membuat suatu sistem yang terintegrasi dalam upaya menangani kegiatan ekspor/impor dengan membangun ASEAN Single Window (ASW).

Dalam mendukung ASW, negara anggota harus membentuk terlebih dahulu National Single Window (NSW), dimana NSW dari negara-negara anggota ASEAN nantinya akan beroperasi dan berintegrasi. Konsep NSW sendiri dapat di artikan sebagai integrasi pelayanan instansi-instansi pemerintah dalam proses impor-ekspor clearance. Dengan NSW nantinya proses impor-ekspor clearance

termasuk proses perijinannya, importir/eksportir hanya sekali saja mengirimkan dokumen pemberitahuannya ke sistem dan selanjutnya sistem yang akan menyebarkan dokumen tersebut ke instansi pemerintah terkait sampai akhirnya diterbitkannya ijin impor atau ekspor, Nandini (2010).

(45)

internasional dan tersebar di seluruh dunia. Jaringan ini meliputi jutaan pesawat komputer yang terhubung satu dengan yang lainnya dengan memanfaatkan jaringan telepon (baik kabel maupun gelombang elektromagnetik). Jaringan jutaan komputer ini memungkinkan berbagai aplikasi dilaksanakan antar komputer dalam jaringan internet dengan dukungan software dan hardware yang dibutuhkan. Untuk bergabung dalam jaringan ini, satu pihak (dalam hal ini

provider) harus memiliki program aplikasi serta bank data yang menyediakan informasi dan data yang dapat di akses oleh pihak lain yang tergabung dalam internet. Pihak yang telah tergabung dalam jaringan ini akan memiliki alamat tersendiri (seperti nomor telepon) yang dapat dihubungi melalui jaringan internet.

Provider inilah yang menjadi server bagi pihak-pihak yang memiliki personal komputer (PC) untuk menjadi pelanggan ataupun untuk mengakses internet. Sejalan dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi internet juga semakin maju. ‘Internet’ adalah jaringan komputer yang dapat menghubungkan suatu komputer atau jaringan komputer dengan jaringan komputer lain, sehingga dapat berkomunikasi atau berbagi data tanpa melihat jenis komputer itu sendiri. Pada tahun 1999, jumlah komputer yang telah dihubungkan dengan internet di seluruh dunia mencapai lebih dari 40 juta dan jumlah ini terus bertambah setiap hari. Saat ini jumlah situs web mencapai jutaan, bahkan mungkin trilyunan, isinya memuat bermacam-macam topik.

Teknologi informasi komunikasi dapat mengurangi biaya transaksi, biaya transportasi, biaya pemasaran dan biaya produksi secara simultan. Teknologi informasi ini juga berfungsi memperbaiki manajemen dan quality control, kemudahan akses komunikasi serta efisiensi. Hal ini akan memengaruhi ekspor/impor dan pada akhirnya akan memengaruhi nilai tukar perdagangan.

(46)

Gambar 15. Hubungan Teknologi Informasi Komunikasi dengan Nilai Tukar Perdagangan

2.9 Penelitian Terdahulu

Freunda dan Weinhold (2004) dengan model gravity meneliti pengaruh internet terhadap perdagangan internasional. Cakupan penelitian terdiri dari 56 negara, mulai tahun 1995 sampai dengan 1999. Model memperlihatkan peningkatan perdagangan karena biaya tetap untuk masuk ke perdagangan internasional semakin murah.

Penelitian Shepherd dan Wilson (2008) mengenai fasilitas perdagangan di negara-negara ASEAN menyatakan bahwa arus perdagangan di Asia Tenggara sensitif di sektor infrastruktur yaitu transportasi dan teknologi informasi komunikasi. Dalam penelitian tersebut, infrastruktur didekati dengan kualitas infrastruktur pelabuhan, kualitas infrastruktur bandar udara dan juga kualitas penyediaan jasa internet. Pendekatan lainnya melalui beberapa faktor yang berkaitan dengan pelaksanaan ekspor dan impor, seperti waktu ekspor/impor, biaya ekspor/impor per kontainer, dan lain sebagainya. Keterkaitan faktor-faktor tersebut terhadap arus perdagangan diduga akan memengaruhi nilai perdagangan yang pada akhirnya akan memengaruhi nilai tukar perdagangan

Teknologi Informasi Komunikasi

Kemudahan Akses Informasi

Ekspor

(47)

Sen et al, (2009) menerangkan bagaimana variabel ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor yang memengaruhi gross terms of trade di negara berkembang dan negara maju. Analisis empiris menggunakan data 22 negara berkembang dan 15 negara maju dari tahun 2001 sampai dengan 2005. Hasil analisis dengan regresi panel memperlihatkan perubahan variabel ilmu pengetahuan dan teknologi lebih signifikan menjelaskan terms of trade dan ekspor neto negara maju. Studi memasukkan variabel non teknologi (pertumbuhan ekonomi, penanaman modal asing, kredit domestik untuk swasta, suku bunga riil, inflasi, real effective exchange rate), model lebih baik dalam menjelaskan terms of trade negara berkembang, dibandingkan terms of trade

negara maju. Efek dari variabel ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh pada kedua kelompok negara.

Penelitian yang dilakukan oleh Albarran et al, (2009) menyatakan bahwa investasi di bidang infrastruktur transportasi dapat menurunkan biaya transportasi terutama untuk perusahaan yang melakukan ekspor di Spanyol. Pada akhirnya, penurunan biaya transportasi membantu perusahaan kecil dan menengah untuk masuk ke dalam pasar ekspor

Siddiqi dan Vemuri (2009) telah meneliti mengenai pengaruh teknologi informasi komunikasi terhadap volume perdagangan internasional. Penelitian dilakukan untuk 64 negara periode 1985-2005. Metode panel data digunakan dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan infrastruktur teknologi informasi komunikasi dan ketersediaan internet untuk transaksi komersial pada volume perdagangan internasional.

Chung et al, (2010) meneliti pengaruh teknologi informasi komunikasi dalam perdagangan bilateral sayuran dan buah antara negara anggota APEC periode 1997-2006. Penggunaan internet dan telepon selular merupakan variabel yang diteliti. Hasil studi menunjukkan bahwa menggunakan teknologi informasi komunikasi digital memiliki efek positif yang signifikan pada perdagangan buah dan sayuran antara negara-negara APEC.

2.10 Kerangka Pemikiran

(48)

mengelompokkan negara menjadi dua kelompok yaitu ASEAN dan mitra dagangnya Asia Timur. Kelompok pertama terdiri dari negara-negara ASEAN dan kelompok kedua merupakan negara-negara Asia Timur.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana pengaruh infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi terhadap nilai tukar perdagangan di dua kelompok negara ASEAN dan Asia Timur. Pengaruh infrastruktur transportasi diwakili oleh indeks kualitas infrastruktur transportasi, biaya ekspor per kontainer, biaya impor per kontainer, waktu ekspor dan waktu impor. Selain itu juga dianalisis pengaruh variabel teknologi informasi komunikasi seperti pengguna internet, ekspor barang teknologi informasi komunikasi dan impor barang teknologi informasi komunikasi terhadap nilai tukar perdagangan.

(49)

Gambar 16. Kerangka Pemikiran Penelitian

2.11 Hipotesis Penelitian

Dalam perdagangan internasional, kinerja perdagangan diukur dengan nilai tukar perdagangan (terms of trade). Nilai tukar perdagangan merupakan interaksi antar indeks nilai ekspor dan indeks nilai impor. Semakin tinggi nilai ekspor akan mendorong peningkatan nilai tukar perdagangan. Semakin baik nilai tukar perdagangan, berarti kesejahteraan suatu negara semakin baik, serta

Nilai Tukar Perdagangan 1. Infrastruktur

2. Waktu Ekspor/Impor

1. Internet

2. Ekspor/Impor Barang Teknologi Informasi Komunikasi

Biaya Ekspor/Impor

Kemudahan Akses Informasi

Ekspor/Impor

Analisis Panel Data Statis

Faktor Yang Memengaruhi Nilai Tukar Perdagangan

Kebijakan Untuk Meningkatkan Nilai Tukar Perdagangan

(50)

mengindikasikan suatu negara mendapatkan keuntungan dalam perdagangan internasional.

Dari berbagai penelitian sebelumnya diketahui bahwa arus perdagangan dipengaruhi oleh variabel infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi. Dalam penelitian ini diduga variabel infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi akan mempengaruhi nilai tukar perdagangan. Menurut Sen et al, (2009) variabel ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat mendorong pertumbuhan nilai tukar perdagangan adalah pengeluaran untuk pendidikan tinggi, pengeluaran untuk teknologi informasi dan komunikasi, hak paten, riset dan pengembangan.

Terkait dengan penjelasan di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah:

1. Ada pengaruh antara variabel infrastruktur transportasi dengan nilai tukar perdagangan

(51)
(52)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Sumber Data dan Definisi Operasional

Sumber data pada penelitian ini berasal dari COMTRADE (Commodity Trade Statistics Database), WDI (World Development Indicator), GCR (Global Competitiveness Report), dan DB-WB (Doing Business – World Bank) dengan frekuensi tahunan. Periode data yang digunakan dalam penelitian antara tahun 2006 sampai dengan 2009. Penelitian ini menggunakan panel data statis dengan meneliti negara-negara ASEAN dan Asia Timur. Negara-negara ASEAN diwakili oleh Indonesia, Malaysia, Philipina, Thailand, Singapura dan Vietnam. Sedangkan negara-negara Asia Timur diwakili oleh China, Jepang, Hongkong dan Korea Selatan.

Pengukuran setiap variabel yang terlibat dalam analisis, akan dibahas definisi operasional. Definisi operasional adalah aspek yang memberikan informasi tentang bagaimana cara mengukur suatu variabel. Definisi operasional dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Nilai tukar perdagangan neto (net barter terms of trade): dihitung berdasarkan formula indeks nilai ekspor dibagi indeks nilai impor. Tahun dasar 2000. Sumber data berasal dari World Development Indicators (2010).

2. Indeks nilai ekspor : nilai ekspor untuk low- dan middle-income economies dari series indeks nilai UNCTAD dan untuk untuk high-income economies

dari data nilai ekspor di bagi deflator harga perdagangan IMF. Tahun dasar 2000. Sumber data berasal dari World Development Indicators (2010).

3. Indeks nilai impor : nilai impor untuk low- dan middle-income economies dari series indeks nilai UNCTAD dan untuk high-income economies dari data nilai impor di bagi deflator harga perdagangan IMF. Tahun dasar 2000. Sumber data berasal dari World Development Indicators (2010).

(53)

penduduk masing-masing negara. Dipertimbangkan juga jumlah dan kualitas bandara (transportsai udara), pelabuhan, kendaraan bermotor, telepon, penyedia layanan Internet, dan ponsel per kapita. Sumber data berasal dari

Global Competitiveness Report (2010).

5. Biaya ekspor per kontainer (USD). Biaya ini diukur dengan biaya yang dikenakan pada sebuah kontainer 20 feet dalam dolar Amerika Serikat. Termasuk semua biaya yang terkait dengan penyelesaian prosedur ekspor barang. Dalam hal ini termasuk biaya untuk dokumen, biaya administratif untuk kepabeanan dan pengawasan teknis, biaya bea pialang, biaya penanganan terminal dan transportasi darat. Biaya tidak termasuk tarif atau pajak perdagangan. Hanya biaya resmi yang dicatat. Asumsi tentang barang yang diperdagangkan :

a. Pengiriman produk yang diperdagangkan di kargo-kering, 20-feet, beban kontainer penuh.

b. Produk tidak berbahaya juga tidak termasuk barang-barang militer; Tidak memerlukan pendinginan atau lingkungan khusus lainnya; tidak memerlukan standar keamanan khusus phytosanitary atau lingkungan lainnya sesuai standar internasional.

Sumber data berasal dari Doing Business – World Bank (2010).

6. Biaya impor per kontainer (USD). Biaya ini diukur dengan biaya yang dikenakan pada sebuah kontainer 20 feet dalam dolar AS. Termasuk biaya yang terkait dengan penyelesaian prosedur impor barang. Dalam hal ini termasuk biaya untuk dokumen, biaya administratif untuk kepabeanan dan pengawasan teknis, biaya bea pialang, biaya terminal penanganan dan transportasi darat. Biaya tidak termasuk tarif atau pajak perdagangan. Hanya biaya resmi dicatat. Sumber data berasal dari Doing Business – World Bank

(2010).

(54)

setiap prosedur tepat waktu tanpa penundaan. Prosedur yang dapat diselesaikan secara paralel diukur secara simultan. Waktu tunggu antar prosedur - misalnya, selama pembongkaran kargo - termasuk dalam waktu yang diukur. Sumber data berasal dari Doing Business – World Bank (2010). 8. Waktu impor.Waktu dicatat dalam hari kalender. Perhitungan waktu untuk

suatu prosedur impor dimulai dari saat awal (pengurusan dokumen impor) sampai selesai (barang diterima di tempat tujuan). Jika prosedur dapat dipercepat dengan biaya tambahan, prosedur resmi tercepat yang dipilih. Diasumsikan bahwa baik eksportir maupun importir berkomitmen untuk menyelesaikan setiap prosedur dengan tepat waktu tanpa penundaan. Prosedur yang dapat diselesaikan secara paralel diukur secara simultan. Waktu tunggu antar prosedur – misalnya selama pembongkaran kargo, termasuk dalam waktu yang ukur. Sumber data berasal dari Doing Business – World Bank

(2010).

9. Pengguna internet (per 100 orang) : Pengguna internet adalah orang-orang yang melakukan akses ke jaringan internet di seluruh dunia. Sumber data berasal dari World Development Indicators (2010).

10.Ekspor barang teknologi informasi komunikasi (% dari total ekspor).Barang teknologi informasi komunikasi yang dimaksud adalah alat telekomunikasi, audio dan video, komputer dan peralatan terkait; komponen elektronik, dan barang teknologi komunikasi informasi lainnya kecuali software. Sumber data berasal dari World Development Indicators (2010).

11.Impor barang teknologi informasi komunikasi (% dari total impor). Barang impor teknologi informasi komunikasi yang dimaksud adalah peralatan telekomunikasi, audio dan video, komputer dan peralatan terkait; komponen elektronik, dan barang teknologi komunikasi informasi lainnya. Kecuali software.

3.2 Analisis Deskriptif

(55)

pola data yang diteliti. Hasil analisis deskriptif secara rinci terdapat dalam bab IV Gambaran Umum.

3.3 Panel Data Statis

Metode panel data statis digunakan untuk menganalisis pengaruh infrastruktur transportasi dan teknologi informasi komunikasi terhadap nilai tukar perdagangan. Baltagi (2005) mengungkapkan bahwa penggunaan data panel memberikan banyak keuntungan, antara lain:

1. Mampu mengontrol heterogenitas individu. Dengan metode ini estimasi yang dilakukan dapat secara eksplisit memasukkan unsur heterogenitas individu.

2. Dengan mengkombinasikan data time series dan cross section, data panel dapat memberikan data yang informatif, mengurangi kolinearitas antar

peubah, meningkatkan derajat kebebasan dan lebih efisien.

3. Lebih baik untuk studi dynamics of adjustment. Karena berkaitan dengan observasi cross section yang berulang, maka data panel lebih baik dalam mempelajari perubahan dinamis.

4. Lebih baik dalam mengidentifikasi dan mengukur efek yang secara sederhana tidak dapat diatasi dalam data cross section saja atau data time series saja.

Kendati demikian, analisis data panel data juga memiliki keterbatasan di antaranya adalah:

1. Masalah dalam desain survei panel, pengumpulan dan manajemen data. Masalah yang umum dihadapi diantaranya: cakupan (coverage),

nonresponse, kemampuan daya ingat responden (recall), frekuensi dan waktu wawancara.

2. Distorsi kesalahan pengamatan (measurement errors). Measurement errors umumnya terjadi karena respon yang tidak sesuai.

3. Masalah selektivitas (selectivity) yang mencakup hal-hal berikut:

Gambar

Gambar 10 menggambarkan kombinasi kurva kemungkinan produksi
Gambar 11. Kurva Produksi dan Kemajuan Teknologi
Gambar 12. Kurva Kemungkinan Produksi Suatu Negara dan Kemajuan
Gambar 13. Analisis Keseimbangan Parsial atas Biaya Transportasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mata kuliah ini berisi materi mengenai pengertian sejarah, pentingnya sejarah bagi kehidupan suatu bangsa, bukti-bukti sejarah, faktor yang

Dilanjutkan dengan distilasi dan dehidrasi menjadi etanol, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.1 Pemecahan struktur lignoselulosa (biomassa) bisa menggunakan

13 Mahasiswa mengenal aplikasi bioteknologi untuk menciptakan tanaman dengan sifat-sifat agronomi yang unggul Kemampuan mahasiswa dalam menjelaskan aplikasi bioteknologi

8 kristiya Septian Putra, “Implmenta si Pendidikan Agama Islam Melalui Budaya Religius (Religious Culture) Di Sekolah, ” Jurnal Kependidikan 3, no.. Model Based Religious Culture

Jika mengutip dari artikel yang tidak ada nama penulisnya, 1 atau 2 kata pertama dari judul artikel dituliskan sebagai sumber dengan diberi tanpa kutip di awal dan di akhir judul.. In

(2) Dalam melaksanakan pendistribusian LPG Umum, Badan Usaha pemegang lzin Usaha Niaga LPG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melakukan Kegiatan Penyaluran LPG

You benefit from real-time insights and analytics that allow you to securely and quickly develop apps and services to enhance customer experiences, create new business models, and

Bila yang meninggal dalam keadaan ihram tadi seorang perem-puan maka dia dikafani seperti perempuan yang lain, hanya tidak perlu diberi wewangian,