DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Aprelia Taurissy
Tempat, Tanggal Lahir : Ponorogo, 26 April 1986
Alamat : Perumahan D’Green Jatihandap No.2 Ds. Mandala Mekar, Kab. Bandung 40193
Telp/HP : 085777514264
Email : kawachi_26@yahoo.com
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Riwayat Pendidikan
- SD N Mangkujayan II (Ponorogo) 1994-2000 - SMP N 6 (Ponorogo) 2000-2003
- SMA Bakti (Ponorogo) 2003-2005
- Universitas Komputer Indonesia Angkatan 2005 Jurusan Desain Komunikasi Visual (Bandung) 2005-2012
Pengalaman Kerja
- Guru pembimbing di Sanggar Canvas Rumah Kuning, Bandung - Graphic Designer di CV. Bandung Shopping Media, Bandung
Pelatihan dan Pameran yang Pernah Diikuti
- 1001 Inspiration Design Festival, Tahun 2007 di Universitas Komputer Indonesia
- Comic and Illustration Exhibition “Inilah Kami!”, Tahun 2007 di Universitas Komputer Indonesia
- Comic and Illustration Exhibition “Superhero”, Tahun 2008 di Universitas Komputer Indonesia
- Pendekatan Dasar Kerja Tim (PDKT) Rolltime, Tahun 2008 di Universitas Komputer Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki kekayaan fauna yang beragam. Sederet rekor dan catatan kekayaan dimiliki oleh negeri ini. Namun Indonesia juga merupakan salah satu penyumbang kepunahan fauna di dunia (Wariyanto 2006). Hal ini disebabkan Karena masih banyaknya perburuan-perburuan liar dan perdagangan ilegal yang dilakukan di Indonesia. Makin lama, semakin panjang daftar jenis fauna Indonesia yang masuk dalam kategori terancam kepunahan. Sayangnya, kesadaran untuk menjaga populasi fauna masih kurang. Masih banyaknya pengrusakan habitat fauna-fauna ini. Padahal penting keberadaan fauna di muka bumi ini. Fauna mempunyai fungsi untuk menyeimbangkan ekosistem alam. Tidak terbayangkan jika salah satu dari jenis fauna ini mengalami kepunahan, maka rantai makanan disekitarnya pun menjadi terputus dan kemungkinan juga bisa mengalami kepunahan.
Elang Jawa merupakan salah satu fauna yang terancam punah keberadaannya. Elang Jawa ini adalah fauna yang hanya ada (endemik) di Indonesia khususnya di pulau Jawa. Habitatnya mulai rusak dengan kondisi alam yang mulai berubah, adanya pembangunan yang seharusnya lahan hutan, dan tercemar dengan bahan-bahan kimia seperti pestisida. Selain habitat yang mengancam kepunahannya, perburuan dan juga perdagangan ilegal juga menjadi faktor lain.
Tumbuhan dan Satwa, serta Kepres No 4 tahun 1993, tentang Flora Fauna Nasional yang menetapkan Elang Jawa sebagai Satwa Kebanggaan Nasional.
Masih jarangnya media informasi yang berisi pengetahuan untuk masyarakat tentang fauna Elang Jawa membuat masyarakat tidak tahu dan tidak mengenal pentingnya menjaga populasi Elang Jawa di Indonesia. Hal ini bisa mengakibatkan perburuan liar makin merajalela dan kepunahan total fauna Elang Jawa yang merupakan fauna khas Indonesia.
1.2. Identifikasi Masalah
Dari perancangan tugas akhir ini disimpulkan bahwa identifikasi masalah dalam penulisan laporan proyek tugas akhir ini, yaitu:
1. Masih banyaknya fauna-fauna Indonesia yang tak terjaga populasinya, yang mengakibatkan fauna tersebut terancam kepunahan dan salah satunya adalah fauna Elang Jawa.
2. Ketidaktahuan masyarakat mengakibatkan perburuan liar, perdagangan illegal, dan pengrusakan habitat Elang Jawa.
3. Elang Jawa ini sering diburu karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi karena kemiripannya dengan burung garuda dan habitatnya mulai rusak dengan kondisi alam yang mulai berubah. 4. Sedikitnya media-media informasi pengetahuan tentang Elang
Jawa untuk masyarakat.
1.3. Fokus Masalah
1.4. Tujuan Perancangan
Adapun tujuan dari perancangan tugas akhir ini adalah:
1. Menginformasikan kepada masyarakat yang berada di wilayah hutan primer dan lereng-lereng gunung di pulau Jawa tentang fauna Elang Jawa.
BAB II
ELANG JAWA SEBAGAI SATWA LANGKA DI INDONESIA
2.1. Satwa Langka
Satwa langka atau fauna hampir punah adalah spesies-spesies yang jumlahnya menurun sampai suatu keadaan, sehingga daya hidup mereka dipersoalkan (Alikodra, 2010). Semua negara di dunia merasa bertanggung jawab terhadap kelestarian fauna yang hidup di negaranya. Sehingga setiap negara telah melakukan upaya perlindungan terhadap spesies-spesies yang diancam kepunahan. Begitu juga Indonesia yang kaya akan keanekaragaman satwanya wajib untuk melestarikannya.
Klarifikasi fauna langka menurut IUCN (Internasional Union for Conservation of Nature) membagi fauna menjadi lima kategori yaitu, Least Concern (masih berlimpah), Near Threatened (hampir terancam), Vulnerable (rentan), Endangered (terancam kepunahan), Critically Endangered (kritis). Menurut Red Data Book IUCN jumlah satwa Indonesia yang terancam punah 12 jenis mamalia, 104 jenis burung, 19 jenis reptile dan 60 jenis ikan. Supaya tidak terjadi kepunahan, perlu adanya perlindungan khusus untuk satwa-satwa langka ini.
2.2. Elang Jawa
2.2.1. Asal
Klarifikasi Ilmiah Elang Jawa :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Subphyllum : Vertebrata
Class : Aves
Ordo : Falconiformes
Familly : Accipitridae
Genus : Spizaetus
Species : Spizaetus Bartelsi Stesemann
Gambar II.1 Elang Jawa
Gambar II.2 Kepala Elang Jawa
Sumber : http://pustakadigitalindonesia.blogspot.com/2011/01/garuda-elang-perkasa-pelindung.html
2.2.2. Habitat
ketinggian tempat diatas 800 m dpl, dengan dasar lembah memiliki anak sungai. Hal ini berhubungan dengan kesempatan memperoleh mangsa dan memelihara keselamatan anak.
Gambar II.3 Sarang Elang Jawa
Sumber :
http://media.photobucket.com/image/sarang%20elang%20jawa/kibchome/JHEkomp2.jpg
2.2.3. Reproduksi
komunikasi telah dapat dilakukan dengan baik. Bunyi kicaunya nyaring tinggi, berulang-ulang, kli-iiw atau ii-iiiiw, bervariasi atara satu hingga tiga suku kata. Atau bunyi bernada tinggi dan cepat kli-kli-kli-kli-kli
2.2.4. Makanan
Umumnya Elang Jawa memakan satwa yang mudah ditemukan seperti jenis-jenis tupai (Callosciurus sp dan Tupai sp) dan burung-burung kecil lainnya. Elang Jawa juga suka memakan anak kera ekor panjang (Macaca fascucularis) dan jalarang (Ratufa bicolor). Selama ini juga Elang Jawa tidak pernah terlihat mengejar mangsa di udara, hal ini di karenakan ruas kaki Elang Jawa yang terlalu pendek sehingga tidak mampu menangkap burung di udara.
2.2.5. Penyebaran
Yogyakarta (sekitar lereng merapi) dan Jawa Timur (Pulau Sempu Kabupaten Malang).Elang Jawa ini hidup berspesialisasi pada wilayah berlereng.
2.2.6. Populasi
Populasi Elang Jawa diperkirakan sangat rendah, memiliki daerah jelajah 20-120km2. Menurut Collar dkk tahun 1994 spesies ini termasuk pada kategori genting dengan kemungkinan tingkat kepunahan sekitar 20% dalam 20 tahun. Populasi Elang Jawa pada tahun 1989 oleh Meyburg diperkirakan Elang Jawa tinggal 50-60pasang (100-120 ekor), Sedangkan berdasarkan sozer dan Nijman tahun 1995 populasi Elang Jawa sekitar 81-108 pasang (162-216 ekor). Dan pada tahun 1996 Van Ballen berdasarkan luas hutan 5230 km2 populasi Elang Jawa sekitar 130 pasang (260 ekor). (Ariyanto,2010)
Berdasarkan data terakhir Yayasan Pribumi Alam Lestari (YPAL), diperkirakan jumlah populasi elang jawa tinggal 81-108 pasang. Setelah letusan dahsyat Gunung Merapi lusa belum ada data lagi mengenai Elang Jawa ini. Di Jawa Tengah diperkirakan terdapat 20-28 pasang Elang Jawa, yang tersebar di 6 daerah. Di Jawa Timur sebagaian besar populasi terdapat di derah cagar alam pulau Sempu. (Prajoko, 2011)
2.3. Undang-undang yang melindungi
dilarang dan diancam hukuman maksimal 5 tahun penjara dan denda maksimal 100 juta rupiah (Andono,2004). Kenapa ancaman tersebut begitu tinggi, ini karena Elang Jawa berkembang biak sangat sedikit, dan Elang Jawa menjadi mata rantai makanan tertinggi.
Gambar II.4 Mata Rantai Makanan
Sumber : http://myfriendisnowhere.blogspot.com/2010_06_01_archive.html
2.4. Kondisi Lapangan
Menurut Ornitolog Universitas Padjadjaran, Johan Iskandar di Bandung sebagai salah satu satu satwa endemik di Jawa Barat, keberadaan Elang Jawa sangat memprihatinkan. Ruang gerak Elang Jawa di Jawa Barat semakin terbatas. Hal ini disebabkan minimnya ekosistem hutan akibat perusakan oleh manusia, dampak pemanasan global dan dampak pertisida (Herlambang, 2009)
Populasi Elang Jawa tergantung pada hutan primer yang rimbun dan sejuk dan banyaknya kawasan hutan ini karena alih fungsi lahan yaitu penebangan hutan, pembukaan lahan, dan kegiatan wisata. Yang mengakibatkan ruang gerak Elang Jawa ini semakin menyempit. Dan tidak kalah penting adalah membuat bersih semak belukar yang digunakan Elang berburu mangsa.
Perubahan kondisi alam yang membuat iklim tidak menentu yaitu akibat pemanasan global memicu Elang Jawa perpindah ke tempat yang lebih tinggi mencari tempat yang lebih sejuk. Dan ini memungkinkan Elang Jawa semakin jarang terlihat.
2.5. Indonesia
2.5.1. Negara Indonesia
Gambar II.5. Peta Indonesia
Sumber : http://geosman1sbw.wordpress.com/2010/09/14/geografi-indonesia/
ini disebut pula sebagai kepulauan Nusantara atau kepulauan Indonesia. (SMAN 1 Sumbawa Besar, 2010)
Cuaca di Indonesia adalah tropis; panas, lembab; sedikit lebih sejuk di dataran tinggi. Datarannya kebanyakan dataran rendah di pesisir, pulau-pulau yang lebih besar mempunyai pegunungan di pedalaman. Sumber daya alam yang dimiliki Indonesia minyak tanah, kayu, gas alam, kuningan, timah, bauksit, tembaga, tanah yang subur, batu bara, emas, perak.
2.5.2. Pulau Jawa
Gambar II.6. Peta Pulau Jawa
Sumber :http://geospasial.bnpb.go.id/2009/12/15/pulau-jawa-peta-wilayah-administrasi/
Pulau Jawa, merupakan pulau yang terpadat penduduknya per kilometer persegi di Indonesia. Pulau melintang dari Barat ke Timur, berada di belahan bumi selatan.
Barisan pegunungan berapi aktif dengan tinggi di atas 3.000 meter di atas permukaan laut berada di pulau ini, salah satunya Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Gunung Bromo di Jawa Timur yang terkenal sangat aktif. Bagian selatan pulau berbatasan
Hutan di pulau Jawa tidak selebat hutan tropik di pulau Sumatera dan pulau Kalimantan dan areal hutan dipulau Jawa semakin sempit oleh karena desakan jumlah populasi di pulau Jawa yang semakin padat dan umumnya merupakan hutan tersier dan sedikit hutan sekunder. Kota-kota besar dan kota industri di Indonesia sebagian besar berada di pulau ini dan ibukota Republik Indonesia, Jakarta, terletak di pulau Jawa. Secara geologik, pulau Jawa merupakan kawasan episentrum gempa bumi karena
dilintasi oleh patahan kerak bumi lanjutan patahan kerak bumi dari pulau Sumatera, yang berada dilepas pantai selatan pulau Jawa.
Saat ini pulau Jawa secara administratif pemerintahan terbagi atas 6 provinsi yaitu: Banten, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa - Yogyakarta, dan Jawa Timur.
2.6. Buku
Buku adalah bagian lembar kertas tertulis yang dijilid menjadi satu unit. Dalam sains kepustakaan, buku disebut Monograf untuk membedakannya dengan terbitan serial lainnya seperti majalah dan koran. Pada umumnya, buku hanya merujuk pada buku yang diterbitkan dan bukan apapun "kertas-kertas yang diikat". (Viwwit, 2011)
Struktur buku Bagian awal
Halaman sebagian judul (Half title page) Halaman judul (Title page)
Halaman hak cipta (Inprint / Copyright page) Prakata (Preface)
Bagian teks
dengan pekerjaannya.
b. Masyarakat yang punya keinginan tinggi untuk
mencari informasi, membaca yang terkait dengan pekerjaan, juga yang tidak terkait dengan pekerjaan.
c. Masyarakat yang ingin tahu lebih banyak tentang satwa langka Elang Jawa.
C. Geografis
Masyarakat yang berada di wilayah hutan primer dan lereng-lereng gunung di pulau Jawa, seperti Gunung Sawal, Gunung Segara / Pegunungan Pembarisan, Gunung Slamet, Pegunungan Dieng (termasuk Gunung Prahu, Gunung Besar dan Dataran Tinggi Dieng), Gunung Ungaran, Gunung Merapi, dan Gunung Muria.
2.7.2. Target Sekunder
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN
3.1. Strategi Perancangan
3.1.1. Strategi Komunikasi
Tujuan Komunikasi pada perancangan buku bergambar sebagai media informasi adalah memberikan informasi tentang fauna Elang Jawa kepada masyarakat luas untuk sama-sama melindungi fauna langka ini dari kepunahan.
Pesan utama yang ingin disampaikan adalah mewujudkan sikap kepedulian masyarakat untuk menjaga kelestarian fauna Elang Jawa yang merupakan fauna langka yang harus dilindungi.
Bahasa yang digunakan dalam buku bergambar ini menggunakan Bahasa Indonesia dengan mempertimbangkan pemasaran buku ini. Menggunakan gaya bahasa yang sedikit formal dan lugas karena mengarah pada target audiens. Dan diharapkan pesan tersebut bisa diingat masyarakat sebagai bagian dari informasi.
3.1.2. Strategi Kreatif
Isi dalam buku bergambar ini mencakup beberapa hal yang dapat memberikan dorongan kepada masyarakat untuk berperan serta dalam melestarikan fauna Elang Jawa yang hampir punah. Adanya gimmick menjadi salah satu faktor pendukung yang bisa menjadi daya guna bagi target audiens.
3.1.3. Strategi Media
Media yang akan dibuat untuk menginformasikan fauna Elang Jawa adalah dengan cara mengemas informasi kedalam sebuah media dengan ditambah media pendukung dan media promosi.
A. Media Utama
Media utama berupa buku bergambar dengan pesan informasi tentang pengenalan fauna Elang Jawa. Konten Isi buku bergambar ini
Asal, menginformasikan tentang asal usul dan ciri-ciri fisik Elang Jawa.
Habitat, berisi tentang tempat hidup Elang Jawa. Reproduksi, Menginformasikan tentang
perkembang biakan Elang Jawa.
Makanan, Menginformasikan tentang makanan Elang Jawa.
Penyebaran, berisi tentang penyebaran Elang Jawa di pulau Jawa.
Populasi, menginformasikan tentang perkembangan populasi Elang Jawa.
Pelestarian, berisi tentang upaya-upaya melestarikan Elang Jawa.
B. Media Pendukung
Media pendukung digunakan menjadi media tambahan yang diberikan atau dipublikasikan bersama media utama dalam satu paket. Dimaksudkan agar menjadi rangsangan pembeli untuk membeli buku bergambar ini. Adapun media pendukung ini berupa gimmick
Gimmick merupakan barang-barang yang diberikan
sebagai media pengingat setelah menggunakan media utama dan diberikan dalam satu kemasan. Gimmick yang diberikan didasari dari tema buku yaitu kalender, notebook, gantungan kunci, t-shirt untuk dipakai.
C. Media Promosi
Media Promosi dibuat untuk memperkenalkan buku bergambar ini agar diketahui oleh masyarakat. Media ini dipublikasikan pada waktu buku telah dirilis ke pasaran.
Poster merupakan media iklan luar ruangan yang berfungsi menjangkau segmentasi dari populasi diluar target sasaran. Poster ini ditempatkan di toko buku yang terdapat tempat khusus untuk menempatkan iklan ini agar pengunjung toko mengetahui bahwa buku bergambar tersebut sudah dirilis. Dan juga di lembaga-lembaga yang berwenang dalam proses pengerjaan buku bergambar tersebut seperti, Departemen Kehutanan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pro Fauna.
Kehutanan, Pro Fauna (LSM) dan Fauna Alam Nusantara (LSM).
Dari sebagian hasil penjualan buku bergambar ini bisa di sumbangkan pada upaya pelestarian Elang Jawa.
3.1.4. Strategi Distribusi
Media utama berupa buku bergambar yang dirancang oleh penulis akan terlebih dahulu ditawarkan kepada pihak penerbitan yang berpotensi dan kompeten dengan produk. Dengan jalur penerbit buku bergambar didistribusikan bersama media pendukung dan kemasan. Sedangkan untuk kebutuhan promosi, media akan ditempatkan di tempat utama yaitu toko buku. Selain itu akan ditempatkan pada area yang juga berpotensi selain toko buku untuk dilihat masyarakat sebagai target market yang akan membeli produk tersebut. Tempat tersebut antara lain adalah Departemen Kehutanan dan Pro Fauna (LSM).
3.2. Konsep Visual
3.2.1 Format Desain
Format buku bergambar yang digunakan dalam setiap halaman adalah lanskap dengan tampilan penuh dengan ukuran 20 cm x 15 cm. Dengan ukuran yang kecil memudahkan untuk dibawa dan dibaca dimana saja.
3.2.2 Layout
melihat desain ini. Layout menggunakan background kayu dan kertas kuno.
Gambar III. 1 Layout Buku
3.2.3 Ilustrasi
Ilustrasi yang digunakan dalam media buku ini menggunakan teknik kolase, yaitu menggabung-gabungkan ilustrasi manual dan ilustrasi fotografi.
Gambar III. 2 Ilustrasi Manual
Pertimbangan pengambilan ilustrasi fotografi fauna Elang Jawa didasari pada bagaimana masyarakat tahu dengan jelas bentuk fisik Elang Jawa. Sehingga masyarakat tahu dengan pasti jika ada Elang Jawa disekitar mereka.
3.2.4 Warna
Pewarnaan ilustrasi manual pada buku ini menggunakan media pensil warna yang mana memberikan kesan halus. Menggunakan warna-warna alam yang cerah untuk membuat pembaca antusias melihat halaman selanjutnya.
bebas. Dan warna Biru untuk melambangkan kepercayaan melestarikan fauna Elang Jawa pada masyarakat luas. Makna warna menurut Eko Nugroho, M.Si. adalah,
Cokelat : Melambangkan kekuatan, energi, kehangatan, cinta, tanah/bumi, daya tahan. Warna ini seringkali menunjukan ciri-ciri suka merebut, tidak suka memberi hati, kurang toleran, pesimis terhadap kesejahteraan dan kebahagian masa depan. Di Indonesia warna coklat merupakan warna netral.
Hijau : Melambangkan alami, warna harmoni, tenang, sejuk, suci, kekayaan, spiritual, sehat, keberuntungan, pembaharuan, keseimbangan, nyaman, kesegaran sehingga menjadikan optimis akan ketenangan jiwa dan pikiran.
Gambar III. 3 Palet Warna
3.2.5 Tipografi
Gambar III. 4 Huruf
Untuk sub judul menggunakan huruf Monotype Corsiva untuk memberikan kesan klasik menyesuaikan layout.
Monotype Corsiva
! ” # $ % & ’ ( ) * + , - / : ; < = > ? @ ^ _ ` ~ { } [ ]
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z
Dan untuk teks isi buku menggunakan huruf Garamond karena memiliki tingkat keterbacaan yang baik.
Garamond
! ” # $ % & ’ ( ) * + , - / : ; < = > ? @ ^ _ ` ~ { } [ ]
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
BAB IV
MEDIA DAN TEKNIK PRODUKSI
4.1. Media Cetak
4.1.1. Buku
Gambar IV.1 Buku & Isi
Ukuran : 20 cm x 15 cm (8 halaman) Material : Art paper (210 gram)
Teknik Produksi : Digital Printing
Ilustrasi : Terdapat potongan fotografi fauna Elang Jawa untuk menggambarkan bentuk fisik nyata fauna tersebut, terdapat juga ilustrasi manual yang menggambarkan suasana dalam isi buku tersebut.
4.1.2. Poster Promosi Buku
Gambar IV.2 Poster Promosi Buku
Ukuran : 29,7cm x 42cm Material : Art paper
Teknik Produksi : Laser
Ilustrasi : Tertera gambar buku yang diterbitkan karena poster tersebut merupakan poster promosi buku. Fotografi Elang Jawa dan ilustrasi manual ranting-ranting pohon dan daun.
4.1.3. Flyer
Gambar IV.3 Flyer
Ukuran : 10,4 cm x 14,7 cm Material : Art Paper
Teknik Produksi : Laser
Ilustrasi : Tertera gambar buku yang diterbitkan karena poster tersebut merupakan poster promosi buku. Fotografi Elang Jawa dan ilustrasi manual ranting-ranting pohon dan daun.
4.1.4. X-Banner
Gambar IV.4 X-Banner
Ukuran : 21 cm x 42 cm Material : Polyposter Teknik Produksi : Digital Printing
Ilustrasi : Tertera gambar buku yang diterbitkan karena x-banner tersebut merupakan x-banner promosi buku.
4.1.5. Kalender
Gambar IV.5 Kalender
Ukuran : 19 x 36 cm Material : Art paper Teknik Produksi : Laser
Ilustrasi : Gambar Fauna Elang Jawa dengan ranting-ranting. Tertera tagline dan tahun kalender. Isi pesan : sebagai media pengingat tentang fauna
4.1.6. Notebook
Gambar IV.6 Notebook
Ukuran : 10 cm x 8 cm Material : Art paper Teknik Produksi : Laser
Ilustrasi : Gambar fauna Elang Jawa yang bertengger disebuah ranting pohon.
4.1.7. Gantungan Kunci
Gambar IV.7 Gantungan Kunci
Ukuran diameter : 4,4 Cm
Material : Laminasi glossy Teknik Produksi : Cetak
Ilustrasi : Gambar fauna Elang Jawa agar masyarakat tahu bahwa Indonesia memiliki satwa langka.
4.1.8. T-shirt
Gambar IV.8 T-shirt
Ukuran : Size M Material : Katun kardet Teknik Produksi : Sablon Press
Ilustrasi : Gambar fotografi fauna Elang Jawa dan gambar manual ranting-ranting pohon untuk menampilkan karakteristik fauna Elang Jawa dan habitatnya.
Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN BUKU MENGENAL ELANG JAWA
SEBAGAI SATWA LANGKA DI INDONESIA
DK 38315/Tugas Akhir Semester I 2011/2012
Oleh:
Aprelia Taurissy NIM:
51905047 Program Studi
Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
DAFTAR ISI
1.2 Identifikasi Masalah……… 2
1.3 Fokus Masalah………. 2
1.4 Tujuan Perancangan………. 3
BAB II ELANG JAWA SEBAGAI SATWA LANGKA DI INDONESIA 2.1 Satwa Langka……….. 4
2.3. Undang-undang yang melindungi………. 9
2.4. Kondisi Lapangan……….. 11
BAB III STRATEGI PERANCANGAN 3.1 Strategi Perancangan………. 18
3.1.2 Strategi Kreatif………. 18
3.1.3 Strategi Media……….. 19
3.1.4 Strategi Distribusi……… 21
3.2 Konsep Visual……….. 21
3.2.1 Format Desain………. 21
3.2.2 Layout……… 21
3.2.3 Ilustrasi………. 22
3.2.4 Warna……… 23
3.2.5 Tipografi……… 25
BAB IV MEDIA DAN TEKNIK PRODUKSI 4.1 Media Cetak……….. 27
4.1.1 Buku Bergambar………. 27
4.1.2 Poster Promosi Buku………. 28
4.1.3 Flyer………...…… 29
4.1.4 X-Banner………. 30
4.1.5 Kalender……… 31
4.1.6 Notebook………... 32
4.1.7 Gantungan Kunci……… 33
4.1.8 T-shirt………. 34
DAFTAR PUSTAKA………. 35
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Alikodra,H.S. (2010). Teknik Pengelolaan Satwaliar Dalam Rangka
Mempertahankan Keanekaragaman Hayati Indonesia. Bogor: IPB Press.
Andono,A. (2004). Pesona Elang Jawa (Spizaetus bartelsi Stresemann,
1924)di SM Gn Sawal. Tangerang: Pustaka Empat.
Nugroho,E. (2008). Pengenalan Teori Warna. Yogakarta: Andi Publisher
Supriyono,R. (2011). Desain Komunikasi Visual, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi Publisher
Website
Ariyanto,D. 2010 (7 Maret). Upaya Pelestarian Elang Jawa Sebagai Satwa Nasional dan Langka yang Dilindungi Undang-undang. Tersedia di: http://jendelagertak.blogspot.com/2010/03/satwa-langka.html [25 Januari 2011]
Herlambang,C.H. 2009 (24 Februari). Habitat Elang Jawa Terancam.
Tersedia di:
http://sains.kompas.com/read/2009/02/24/20394759/habitat.elang.jawa.teran cam [23 Januari 2011]
Prajoko,S. 2011 (30 September). Cerita Burung Garuda dan Elang Jawa
yang Berstatus Endangered. Tersedia di:
SMAN 1 Sumbawa Besar. 2010 (14 September). Geografi Indonesia. Tersedia di: http://geosman1sbw.wordpress.com/ [20 Noverber 2011]
Viwwit. 2011 (4 November).Pengertian Buku. Tersedia di:
http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2225764-pengertian-buku/ [17 Februari 2012]
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan tugas akhir ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir berjudul “Mengenal Elang Jawa Sebagai Satwa Langka Di Indonesia” ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam mendapat gelar Strata 1 (S1) pada program studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain, Universitas Komputer Indonesia.
Dalam penyusunan laporan pengantar proyek tugas akhir ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang ada pada penulis. Banyak rintangan, hambatan dan kesulitan-kesulitan yang harus dilalui dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.
Dengan keterbatasan ilmu yang penulis miliki, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Dan dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membimbing dan menyumbangkan pemikiran, doa serta bantuannya baik secara moral maupun materiil.
Bandung, 10 Februari 2012