• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Buku Ilustrasi Mitos Hewan Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Buku Ilustrasi Mitos Hewan Jawa Barat"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI MITOS HEWAN JAWA BARAT

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2013-2014

Oleh:

Carissa Wanda Vania Ashari 51910220

Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)

71 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Carissa Wanda Vania Ashari

Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 7 Mei 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jl.Pelesiran no 20a/56 Bandung

Telepon : 0222513238

Latar Belakang Pendidikan :

Formal

1998-2004 : SD Pertiwi Bandung

2004-2007 : SMP Negeri 9 Bandung

2007-2010 : SMA Pasundan 2 Bandung

Non Formal

2004-2007 : Bimbingan Belajar di Neutron Bandung

Kemampuan

- Kemampuan Komputer (MS Word, MS Excel, MS Power Point,

(5)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

BAB II TINJAUAN MEDIA INFORMASI BUKU ANAK DAN TINJAUAN MITOS HEWAN JAWA BARAT ... 4

II.1. Tinjauan Media Informasi Buku Anak ... 4

II.1.1. Pengertian Media Informasi ... 4

II.1.2. Macam-Macam Media Informasi ... 4

II.1.3. Fungsi Media Informasi ... 5

II.2. Buku Anak ... 6

II.2.1. Ilustrasi ... 9

II.3. Tinjauan Mitos Hewan Jawa Barat... 13

II.3.1. Pengertian Mitos ... 13

II.3.2. Perkembangan Mitos ... 14

II.3.3. Mitos di Indonesia ... 15

(6)

vii

II.3.5. Mitos Hewan Jawa Barat ... 18

II.4. Studi Lapangan ... 20

II.4.1. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 20

II.5. Khalayak Sasaran ... 23

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 25

III.1. Strategi Perancangan ... 25

III.1.1. Pendekatan Komunikasi ... 25

IV.1. Buku Ilustrasi Mitos Hewan Jawa Barat dan Faktanya ... 43

(7)
(8)

61 DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Barthes, Roland. (2007). Membedah Mitos-mitos Budaya Massa. Terjemahan

Ikramullah Mahyuddin. Yogyakarta: Jalasutra.

Depdikbud..Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996

Husaini, Adian. (2005). Wajah Peradaban Barat. Jakarta :Gema Insani Press.

Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: CV.

Andi Offset.

Madjadikara, Agus. (2005). Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan. Jakarta:

PT. Gramedia.Pustaka Utama.

Nurhadiat, Dedi. (2004). Pendidikan Seni Rupa: SMP Kelas 1. Jakarta: Grasindo.

Sunarto. (2005). Teknologi Informasi & Komunikasi: SMA Kelas X. Jakarta:

Grasindo.

Sutardi, Tedi. (2007). Antropologi Mengungkap Keragaman Budaya. Bandung:

(9)

62 Internet:

artikel non-personal, 20 Agustus 2013, Kabudayaan Sunda, Wikipedia Bahasa

Sunda, http://su.wikipedia.org/wiki/Kabudayaan_Sunda, diakses 23 November

2013.

artikel non-personal, (2013). Ikan Keturunan Manusia dan Hewan Mitos Lainnya

di Gorontalo, Diperoleh 02 Desember 2013,

darihttp://kebudayaanindonesia.net/id/culture/1303/ikan-keturunan-manusia-dan-mitos-hewan-lainnya-di-gorontalo.

artikel non-personal, 30 September 2013, Ilustrasi

http://wikipedia.org/wiki/Ilustrasi, diakses 12 April 2014.

Endah, Alam. (2012, 15 Maret). Kucing Emas Kucing Misterius Sarat Mitos.

Diperoleh 02 Desember 2013, dari

http://alamendah.org/2012/03/15/kucing-emas-kucing-misterius-sarat-mitos/

Nugroho, Agus (2013, 3 Desember). CorakGambar Ilustrasi. Diperoleh 12 April

(10)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala karunia-Nya dan

kebesaran-Nya yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan sehingga penulisan Tugas

Akhir dapat terselesaikan.

Tugas Akhir berisi tentang uraian penelitian berjudul “PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI MITOS HEWAN JAWA BARAT” sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Desain Komunikasi Visual di

Universitas Komputer Indonesia. Penulis telah berusaha dengan harapan hasilnya

akan berguna bagi pembaca. Untuk itu penulis memohon maaf yang

sebesar-besarnya bila ada kekurangan dan kesalahan dalam tugas ini.

Demikian uraian singkat ini, besar harapan agar tugas ini bermanfaat khususnya

bagi penulis serta bagi pembaca umumnya untuk menambah wawasan dan

pengetahuan.

Bandung, 15 Agustus 2014

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Mitos berkaitan erat dengan kebudayaan. Kebudayaan adalah hasil budi dan akal

manusia untuk mempertahankan hidupnya secara turun temurun. Banyaknya

kebudayaan yang ada di dunia membuat banyaknya mitos yang berkembang di

masyarakat dunia, termasuk di Indonesia karena Indonesia merupakan salah satu

Negara yang memiliki banyak kebudayaan. Hal ini yang membuat banyak sekali

mitos-mitos yang berkembang di masyarakat Indonesia seperti mitos seputar

alam,mitos kesehatan, mitos kehamilan, mitos perilaku manusia, mitos percintaan

dan mitos hewan. Tak terkecuali dengan yang terjadi di Jawa Barat.

Masyarakat di Jawa Barat memiliki ikatan yang erat dengan alam. Itu pula

sebabnya masyarakat Jawa Barat sangat memperhatikan kejadian-kejadian alam

sekitar sebagai pertanda bagi kejadian-kejadian lain. Selain itu, masyarakat pintar

mengkait-kaitkan kejadian satu dengan kejadian lain, yang terkadang

kejadian-kejadian aneh atau bersifat kebetulan yang berlangsung pada zaman dahulu juga

ikut diceritakan.

Seperti halnya dengan keberadaan hewan yang tidak terlepas keberadaannya

dengan mitos yang beredar di dalam budaya tutur dan tulis masyarakat Sunda.

Beberapa hewan dicitrakan sebagai sosok tertentu dengan tujuan yang terkadang

disembunyikan, hingga mitos diartikan hanya sebuah dongeng yang diceritakan

secara turun temurun yang kebenarannya pun masih diragukan, apalagi tidak

adanya bukti-bukti ilmiah yang mengatakan tentang hal tersebut meskipun kadang

kala ada beberapa orang saksi yang dapat memberikan bukti dari sebuah mitos.

Mitos merupakan bagian dari budaya dan kearifan lokal yang merupakan seni

(12)

2 manusia terutama anak-anak karena anak-anak lebih susah untuk dilarang,

diberitahu atau disuruh. Namun seiring berkembangnya zaman, budaya untuk

menegur secara langsung secara bertatap muka sudah mulai berkurang. Selain itu,

kebiasaan orang tua dulu pada umumnya adalah mendidik anak-anak lewat cerita

yang diambil dari tanda-tanda alam termasuk tentang hewan dan tingkah lakunya.

Menurut kuisioner yang disebar di Jalan Kebon Bibit, Bandung pada 17 April

2014, masyarakat yang menjadi target audiens yakni anak-anak kelas 5-6 SD

sebagian besar (80%) mempercayai mitos dan 85% mengetahui mitos hewan yang

ada meskipun beberapa menjawab mitos yang sama, namun 100% dari mereka

tidak memahami fakta dari mitos tersebut karena kurangnya media informasi.

Selain itu, 50% merasa takut 30% merasa khawatir dan 20% merasa biasa saja

saat mendengar/melihat mitos hewan.

Oleh karena itu dibutuhkan suatu media informasi bagi anak yang dapat

menjelaskan fakta seputar mitos hewan Jawa Barat yang merupakan kebenaran

dari mitos tersebut atau alasan adanya mitos tersebut agar mitos tidak disalah

artikan.

I.2. Identifikasi Masalah

Dari uraian diatas diidentifikasikan sebagai berikut :

- Budaya untuk menegur secara langsung secara bertatap muka sudah mulai

berkurang.

- Adanya kekhawatiran saat mendengar/melihat mitos hewan.

- Kurangnya informasi yang didapat tentang mitos hewan Jawa Barat.

- Kurangnya media informasi yang dapat menjelaskan fakta dari mitos-mitos

hewan yang merupakan kebenaran dari mitos tersebut atau alasan adanya

(13)

3 I.3. Rumusan Masalah

Dari penjelasan yang telah disebutkan sebelumnya, maka terdapat rumusan

masalah sebagai berikut:

- Bagaimana merancang sebuah media informasi bagi anak yang dapat

menjelaskan fakta yang merupakan kebenaran dari mitos tersebut atau alasan

adanya mitos tersebut sehingga mitos yang merupakan bagian dari kebudaan

tetap ada.

- Bagaimana visualisasi yang sesuai untuk anak.

I.4. Batasan Masalah

Diperlukan batasan mengenai mitos hewan agar lebih terfokus pada

permasalahannya. Batasan masalah ini hanya membahas :

- Membahas mitos perilaku hewan yang berkembang di masyarakat kawasan

Kebon Bibit, Bandung dan sesuai bagi anak-anak.

- Penilitian mitos hewan Jawa Barat ini dibatasi untuk pelajar kelas 5-6 SD.

Waktu penelitian pada hari Kamis, 17 April 2014 di SD Pertiwi Bandung yang

juga berlokasi di Kebon Bibit, Bandung.

I.5. Tujuan Perancangan

Tujuan dari merancang media informasi ini adalah agar anak-anak tetap

mengetahui mitos hewan yang ada namun mengetahui pula fakta dari mitos-mitos

(14)

4

BAB II

TINJAUAN MEDIA INFORMASI BUKU ANAK DAN TINJAUAN FAKTA MITOS HEWAN JAWA BARAT

II.1. Tinjauan Media Informasi Buku Anak

II.1.1.Pengertian Media Informasi

Menurut Heinich (1993), media merupakan alat saluran komunikasi. Media

berasal dari Bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang

secara harfiah berarti perantara yaitu perantara sumber pesan dengan penerima

pesan. Sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk

yang mempunyai arti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil

keputusan, baik untuk saat ini ataupun yang akan datang. (Sunarto,2005,hal.6).

Media informasi adalah perantara proses komunikasi yang berguna sebagai ilmu

pengetahuan dan penambah wawasan. Media informasi dibagi menjadi 2, yaitu

media elektronik dan media cetak. (Madjadikara,2005).

II.1.2. Macam-macam media informasi

- Media elektronik:

Media elektronik adalah media informasi yang dibuat (diproduksi) dan

disampaikan kepada khalayak sasaran (pembaca) melalui barang elektronik.

Media elektronik terbagi dalam 2 kelompok besar yaitu media yang hanya bisa

didengar (audio) contohnya adalah radio, dan media yang selain bisa didengar

juga dilihat (audio-visual) contohnya televisi, internet dan komputer

(Madjadikara,2005). Jenis media ini isinya disebarluaskan melalui suara atau

(15)

5

Kelebihan media informasi elektronik : sudah dikenal masyarakat,

mengikutsertakan semua panca indera, bias menampilkan gerak dan suara,

sebagai alat diskusi dapat diulang-ulang.

Kekurangan media informasi elektronik : biaya lebih tinggi, sedikit rumit,

perlu listrik, perlu alat canggih untuk produksinya, perlu persiapan matang,

peralatan selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan,

perlu terampil dalam pengoperasiannya (Notoadmodjo, 2005).

- Media cetak:

Media cetak adalah kumpulan berbagai media informasi yang dibuat

(diproduksi) dan disampaikan kepada khalayak sasaran (pembaca) melalui

tulisan (cetakan) dan seringkali disertai gambar sehingga dapat dilihat dan

dibaca. (Madjadikara,2005). Contoh media informasi cetak adalah flyer

(selebaran), surat kabar, majalah, tabloid, jurnal, poster, brosur, foto, buku dll.

Kelebihan media informasi cetak adalah tahan lama, mencakup banyak orang,

biaya tidak mahal, tidak perlu listrik, dapat dibawa kemana-mana, dapat

mengungkit rasa keindahan, menambah keinginan belajar.

Kekurangan media informasi cetak : media ini tidak dapat menggunakan efek

suara dan gerak, mudah terlipat (Notoatmodjo, 2005).

II.1.3. Fungsi Media Informasi

Media informasi yang ditunjukkan untuk orang banyak disebut media massa.

Fungsi media massa sejalan dengan fungsi komunikasi massa sebagaimana

dikemukakan Harold D. Laswell:

1. Informasi (to inform)

2. Mendidik (to educate)

(16)

6

II.2. Buku Anak

Buku anak merupakan buku yang ditujukan khusus untuk anak. Buku khusus anak

banyak jenisnya seperti buku pop up, kolase, buku cerita, buku bergambar dan

masih banyak lagi.

Gambar II.1. Buku Pop Up Sumber :

1.bp.blogspot.com/-OFsa6YERS-k/T8S8WjDwq4I/AAAAAAAAAEE/bGxya9pW6kE/s1600/pop_up_book2-450x338.jpg (22 April 2014)

Gambar II.2. Buku Kolase Sumber :

(17)

7

Gambar II.3. Buku Cerita

Sumber : www.mindtomind.com.my/wp-content/gatalog-2011-BM-22-8.jpg (22 April 2014)

(18)

8

Gambar II.5. Buku Anak Dua Bahasa Sumber : Pribadi

Gambar II.6. Buku Pengetahuan Dasar Sumber : Pribadi

(19)

9

Gambar II.8. Buku Dengan Media Bantal

Sumber: bukubantalanak.files.wordpress.com/2012/03/konten-berwudlu-sebelum-sholat-

buku-bantal-buku-bayi-buk-balita-buk-anak-buku-anak-online-www-bukubantalanak-wordpress-com-hp-0812-320-90008.jpg?w=720 (1 Mei 2014)

Gambar II.9. Buku Lipat

Sumber:

4.bp.blogspot.com/_xxNA4I1WfdE/TOW-_HnIkRI/AAAAAAAABM4/ZISuFRuiovY/s1600/bonus_bona_2a.jpg (1 Mei 2014)

II.2.1 Ilustrasi

Ilustrasi merupakan gaya visual yang sering dijumpai pada buku anak. Menurut

Adi Kusrianto (2007) Ilustrasi adalah seni gambar yang dipakai untuk

memberikan penjelasan atas satu tujuan atau maksud tertentu secara visual.

Ilustrasi juga dikatakan sebagai gambaran pesan yang tak terbaca, namun bisa

(20)

10

Jenis-jenis Teknik Ilustrasi:

Menurut (Agus Nugroho, 3 Desember 2013)

a. Realis: artinya gambar ilustrasi dibuat dengan bentuk objek yang mirip dengan

aslinya atau sesuai dengan kenyataan. Baik secara anatomi maupun proporsinya.

Gambar II.10. Ilustrasi Realis

Sumber : www.ericdesign-jogja.com/foto_berita/96ontel.jpg (22 April 2014)

b. Karikatur/ Kartun: artinya gambar ilustrasi yang bentuk objeknya

dilebih-lebihkan atau mengalami perubahan (deformasi). Perbedaannya terletak pada

tujuan pembuatan, yaitu karikatur bertujuan untuk memberikan kritik atau

sindiran secara halus. Sedangkan kartun lebih ditekankan pada penampilan objek

yang aneh dan lucu dengan tujuan menghibur.

Gambar II.11. Ilustrasi Kartun

(21)

11

Gambar II.12. Ilustrasi Karikatur Sumber :

3.bp.blogspot.com/_OzVh8FCMNbc/S1ZyterZdkI?AAAAAAAAAFY/_VeRmufC0ns/s1 600-h/karikatur.jpg (22 April 2014)

c. Dekoratif: Objek yang digunakan dalam gambar ilustrasi dekoratif sudah

mengalami penggayaan (stilasi) yaitu perubahan bentuk dengan cara menambah

atau mengurangi garisnya tanpa meninggalkan bentuk objek aslinya.

Gambar II.13. Ilustrasi Dekoratif

Sumber : Abunnada.files.wordpress.com/2010/02/jokojoko001-copy.jpg (22 April 2014)

d. Ekspresionis: Gambar ilustrasi dengan bentuk ini lebih menekankan pada

ekspresi pembuatnya. Biasanya banyak dijumpai pada jenis ilustrasi pada karya

(22)

12

Gambar II.14. Ilustrasi Ekspresionis Sumber :

3.bp.blogspot.com/-Ey-0mCB44gg/TtYqx3wAOZI/AAAAAAAAAEU/GGJqCrUzMls/s1600/SENI+3.jpg (22 April 2014)

Untuk gaya ilustrasi dan pendekatan penyampaiannya di beberapa negara berbeda.

Beberapa Negara yang memiliki gaya ilustrasi dan penyampaian pendekatannya

sendiri adalah:

a. Amerika

Amerika Serikat adalah negara yang banyak berpengaruh dalam perkembangan

gaya ilustrasi seperti gaya ilustrasi Marvel, Disney, Pixar dll. Untuk pendekatan

penyampaiannya, Amerika lebih menggunakan imajinasi dan fantasi yang jarang

ditemukan di dunia nyata.

b. Eropa

Untuk Eropa, Ilustrasi lebih mengarah ke gaya ilustrasi Prancis. Julien Rosa

merupakan salah satu ilustrator dari Paris yang memiliki gaya ilustrasi sendiri.

Gaya ilustrasinya memiliki kesan sederhana, tidak beraturan. Namun ilustrasi

gaya Eropa terus menurun.

c. Asia

Untuk kawasan Asia, yang banyak memberi pengaruh adalah Jepang. Gaya

ilustrasi manga sudah dikenal dan bahkan mempengaruhi gaya ilustrasi di dunia.

Untuk pendekatan penyampaiannya, Jepang lebih mendekatkan pada

penggambaran kehidupan sehari-hari sehingga bisa dibilang lebih bisa masuk akal

(23)

13

d. Indonesia

Gaya ilustrasi di Indonesia banyak dipengaruhi oleh gaya ilustrasi Amerika dan

Jepang namun ada pula yang ditambahkan dengan gaya humor. Untuk pendekatan

penyampaiannya, biasanya menggambarkan kehidupan sehari-hari atau terkadang

juga berupa fantasi.

II.3. Tinjauan Mitos Hewan di Jawa Barat

II.3.1. Pengertian Mitos

Mitos adalah cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu,

mengandung penafsiran tentang asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa

yang mengandung arti mendalam yang diungkapkan dengan cara gaib (kamus

besar Bahasa Indonesia).

William A. Havilland (seperti dikutip Sutardi, 2007) mitos adalah cerita mengenai

peristiwa-peristiwa semihistoris yang menerangkan masalah-masalah akhir

kehidupan manusia. Mitos merupakan gambaran dan penjelasan tentang

keteraturan alam semesta yang menjadi latar belakang perilaku yang teratur.

Mitos adalah sebuah tipe pembicaraan atau wicara (a type of speech).Tentu saja

mitos bukanlah pembicaraan atau wicara yang sembarangan.Tetapi yang harus

ditetapkan secara tegas pada awalnya adalah bahwa mitos adalah suatu sistem

komunikasi, bahwa mitos adalah suatu pesan. Kuno atau tidak, mitologi hanya

dapat memiliki suatu fondasi historis, karena mitos merupakan semacam wicara

yang dipilih oleh sejarah. (Barthes,1957).

Dari pengertian mitos yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa mitos

adalah suatu cerita, pendapat atau anggapan dalam sebuah kebudayaan yang

dianggap mempunyai kebenaran mengenai suatu perkara yang pernah berlaku

(24)

14

Mitos merupakan bagian dari budaya dan kearifan lokal yang merupakan seni

ungkapan dalam budaya tutur berupa pernyataan yang lebih sopan untuk

memperingati manusia terutama anak-anak karena anak-anak lebih susah untuk

dilarang, diberitahu atau disuruh.

II.3.2. Perkembangan Mitos

Mitos bermula dari konotasi yang telah menetap di masyarakat, sehingga pesan

yang didapat dari mitos tersebut sudah tidak lagi dipertanyakan oleh masyarakat.

Mitos dapat diterima karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat

ingin tahu yang harus dipenuhi. Secara historis, sebenarnya mitos adalah nenek

moyang sejarah. Keduanya sama-sama berupaya menceritakan masa lalu dengan

caranya masing-masing.

Seringkali mitos disamakan dengan legenda. Namun dari segi tujuan sangatlah

berbeda. Mitos bertujuan untuk mengubah atau membentuk kepribadian, hidup

dan perilaku manusia sedangkan legenda tidak bermaksud mengubah kehidupan

manusia. Mitos yang berasal dari luar negeri pada umumnya telah mengalami

perubahan dan pengolahan lebih lanjut, sehingga tidak terasa asing lagi yang

disebabkan oleh proses adaptasi karena perubahan zaman. Salah satu mitos yang

terkenal adalah mitos yang berasal dari Yunani. Meskipun berbeda, masyarakat

Barat memiliki banyak kesamaan dengan masyarakat Yunani. Sebagaimana

masyarakat Yunani, mitologi juga banyak menarik bagi masyarakat Barat.

Pengaruh mitos-mitos Yunani terhadap masyarakat Barat dapat dilihat dari

banyaknya istilah atau nama-nama yang diambil dari nama-nama dewa dalam

mitologi Yunani, seperti Titans, Eros, Aether, Urasnus, Electra, Hera, Apollo,

Mars, Hermes. Di masa modern, Barat pun mengembangkan mitos-mitos yang

mirip dengan mitologi Yunani. Bisa dibandingkan, bagaimana produktifnya

masyarakat Yunani dalam memproduksi mitos-mitos dengan masyarakat Barat

(25)

15

II.3.3. Mitos di Indonesia

Sama halnya dengan Yunani yang produktif dalam mebuat mitos dan Barat yang

memproduksi mitos, di Indonesia hampir setiap daerah memiliki mitos tersendiri.

Bahkan setiap kota satu dengan yang lain memiliki cerita mitos yang berbeda

walaupun mungkin memiliki inti cerita yang sama. Mitos tersebut diantaranya :

a. Mitos Seputar Alam

Contoh : Petir disiang hari yang cerah tanpa awan mendung pertanda akan ada

tokoh masyarakat yang meninggal, atau akan datang bencana besar didaerah

tersebut.

b. Mitos Kesehatan

Contoh : Tidak boleh mandi pada saat malam, karena akan menyebabkan rematik

c. Mitos Kehamilan

Contoh : Apabila orang hamil sedang ngidam maka harus dipenuhi, jika tidak

kelak anaknya akan suka ngeces/ileran.

d. Mitos Perilaku Manusia

Contoh : Jangan duduk diatas bantal, karena dipercaya akan bisulan.

e. Mitos Percintaan

Contoh : Jangan memberi saputangan pada pasangan karena akan berakibat

perpisahan tanpa sebab.

(26)

16

II.3.4. Mitos Hewan

Mitos hewan memang ada yang menganggapnya dongeng tapi ada pula yang

mempercayainya. Karena begitu luasnya suatu mitos hewan beredar di masyarakat

sehingga masyarakat tidak memperdulikan kebenaran atau tidaknya suatu mitos

hewan. Berikut adalah beberapa mitos hewan yang ada:

a. Manuk Prenjak Pager (burung prenjak pagar)

Gambar II.15.Manuk Prenjak Pager

Sumber: http://farm8.staticflickr.com/7133/6936762804_ff592e5e9d_o.jpg (02 Desember 2013)

Menurut orang Jawa Kuno tepatnya di Kota Jogjakarta, Jawa Tengah terdapat

mitos jika burung ini muncul dan berkicau di sekitar rumah, artinya pemilik

rumah akan kedatangan tamu. Jika posisi burung tepat berada didepan atas sisi

kanan rumah maka pertanda tamu yang datang membawa kebaikan, tapi apabila

burung berada di belakang atau sisi kiri rumah, menandakan akan adanya tamu

yang membawa petaka.

b. Kucing emas

Gambar II.16. Kucing emas

(27)

17

Menurut orang Sumatera, kucing emas merupakan simbol dari jimat penangkal

bala. Kucing emas termasuk salah satu satwa yang dikeramatkan dan dianggap

mempunyai tuah. Bagian tubuhnya dijadikan jimat dan penangkal bala

(kecelakaan) seperti bulu kumis dan kuku cakarnya yang dipercaya mampu

menangkal teluh atau santet. Dagingnya, dapat membuat badan orang yang

memakannya menjadi kebal terhadap benda tajam, mampu memiliki gerakan

segesit kucing emas, dan tidak mudah terlihat oleh mata orang-orang normal.

c. Naga

Menurut orang Kalimantan khususnya daerah Sungai Mahakam, naga merupakan

simbol dari makhluk penjaga sungai. Masyarakat Kalimantan percaya bahwa

terdapat seekor ular naga raksasa yang menjaga Sungai Mahakam. Konon

katanya, saking besarnya naga tersebut, disebutkan bahwa kepalanya ada di Kota

Tenggarong dan ekornya sampai Kota Samarinda. Sebagai wujud kepercayaan

masyarakat tersebut, maka diadakanlah ritual peluncuran Naga Erau di Sungai

Mahakam yang disisipkan sebagai salah satu bagian dari rangkaian upacara adat

Erau di Kota Tenggarong, Kab Kutai Kartanegara.

d. Laba-laba

Gambar II.17.Laba-laba

(28)

18

Menurut kepercayaan orang Sulawesi, tepatnya Gorontalo seekor laba-laba yang

jatuh di hadapan seseorang, dianggap sebagai pertanda ada saudara atau kerabat

dekat yang meninggal dunia. Kepercayaan tersebut hingga kini masih bertahan di

tengah masyarakat Gorontalo, terutama di daerah pedesaan, di mana alam

lingkungan yang ada di sana masih cukup relevan dengan mitos-mitos yang

berkembang.

II.3.5. Mitos Hewan Jawa Barat

Secara geografis, Jawa Barat merupakan tempat lahir dan bertumbuhnya

kebudayaan Sunda. Jawa Barat juga merupakan daerah kepulauan yang biasa

disebut kepulauan Nusantara. Istilah itu dipakai dari abad ke 14 Masehi yaitu

zaman Majapahit.

Berikut ini adalah mitos hewan yang berkembang menurut masyarakat di kawasan

Kebon Bibit, Bandung, Jawa Barat. Pada Kamis, 17 April 2014 disertai dengan

fakta menurut Cece Sobarna selaku pakar budaya dan beberapa narasumber

seperti mahasiswa biologi dan ustadz.

- Bilaada anjing melolong tengah malam bermakna ada roh gentayangan.

Faktanya : Mitos ini dibuat agar anak-anak lekas tidur.

- Suara ayam jago pertanda adanya malaikat.

Faktanya : Mitos ini digunakan orang tua zaman dulu agar anak-anak mau

melakukan sholat shubuh.

Selain itu, mitos ini memang benar adanya seperti yang dijelaskan dalam Hadist

Rasulullah SAW dibawah ini :

(29)

19

- Bila melihat kucing hitam pertanda akan mendapat kesialan.

Faktanya : Mitos ini bertujuan agar manusia lebih berhati-hati saat beraktifitas,

apalagi saat malam hari karena warna kucing hitam itu gelap sehingga

menyebabkan sering mendapat sial yakni tersandung hingga jatuh.

- Suara tokek bermakna akan adanya keberuntungan.

Faktanya : Mitos ini digunakan agar anak-anak mau sholat. Karena pada zaman

dahulu, salah satu sahabat Rasul mendengar suara tokek dirumahnya sehingga ia

terbangun dari tidurnya dan dapat melakukan sholat. Inilah alasan mengapa tokek

dianggap membawa keberuntungan.

- Bila ada ular masuk kedalam rumah pertanda akan mendapat bencana.

Faktanya : Mitos ini digunakan agar manusia menjaga rumah dengan baik dan

tidak terlalu sibuk padahal-hal yang tidak penting.

Manusia dulu hidup dekat dengan alam, tempat mereka berlindung sering

kedatangan hewan-hewan salah satunya adalah ular yang terkadang membawa

bencana, sehingga mitos ini pun muncul.

- Bila ada gagak berkicau dan berkeliaran diatas rumah bermakna adanya

kematian.

Faktanya : Sama seperti kucing hitam, mitos ini digunakan agar anak-anak tidak

main di malam hari.

- Suara burung hantu pertanda adanya hantu.

Faktanya : Burung hantu merupakan hewan nocturnal (beraktifitas dimalam hari)

sehingga mitos ini dibuat agar anak-anak tidak keluar rumah saat malam hari.

- Bila ada suara burung uncuing bermakna akan ada yang meninggal.

Faktanya : Mitos ini digunakan agar manusia tidak malas beribadah dan berdoa

(30)

20

- Bila ada kupu-kupu masuk kedalam rumah pertanda akan ada tamu.

Faktanya : Mitos ini digunakan agar anak-anak mau membantu orang tuanya dan

tidak malas membersihkan rumah.

- Bila ikan peliharaan mati secara tiba-tiba pertanda akan mendapat musibah.

Faktanya : Mitos ini digunakan agar anak-anak merawat peliharaan dengan baik

meningat anak-anak selalu ingin memelihara hewan namun malas merawatnya.

- Bila tiba-tiba didalam sumur ada ikan bermakna akan mendapat rezeki.

Faktanya : Mitos ini digunakan hanya untuk menyindir agar manusia selalu

berdoa dan berusaha bila menginginkan sesuatu karena tidak ada sesuatu yang

terjadi tiba-tiba.

II.4. Studi Lapangan

Untuk mendapat data yang diinginkan, dengan tujuan untuk mengetahui berapa

persenkah masyarakat yakni anak-anak yang mempercayai akan adanya

mitos-mitos hewan di Jawa Barat, maka dilakukan teknik pengumpulan data dengan cara

menyebarkan kuisioner kepada target audiens yakni pelajar SD Pertiwi Bandung

yang berada di daerah Kebon Bibit, Bandung, Jawa Barat pada Kamis, 17 April

2014. Kuisioner tersebut berisikan nama, umur, percaya terhadap mitos atau tidak

mitos hewan apa yang diketahui, dan yang terakhir adalah fakta yang mereka

ketahui dari mitos tersebut. Data yang diperlukan untuk penelitian ini

dikumpulkan dengan menyebarkan kuisioner kepada 20 pelajar kelas 5-6 SD.

Pada 20 kuisioner yang disebar yang dapat dianalisis adalah seluruhnya (100%).

II.4.1. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada responden berdasarkan jenis kelamin,

10 orang (50%) responden adalah siswi SD perempuan sedangkan 10 orang

lainnya (50%) adalah siswa SD laki-laki. Komposisi responden berdasarkan jenis

(31)

21

No Jenis Kelamin Responden Jumlah Presentasi

1 Siswi SD Perempuan 10 50%

2 Siswa SD Laki-laki 10 50%

Total 20 100%

Tabel II.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Menurut hasil kuisioner yang dibagikan kepada target audiens yakni pelajar SD

kelas 5-6 SD Pertiwi di Jalan Kebon Bibit, Bandung didapatkan hasil sebagai

berikut:

Tabel II.2. Diagram tingkat kepercayaan mitos

Seperti yang terlihat pada diagram bahwa 80% dari responden yakni siswa dan

siswi kelas 5-6 SD masih mempercayai mitos, sedangkan 20% tidak

mempercayainya. 60% siswa laki-laki percaya terhadap mitos sedangkan siswi

perempuan 100% percaya.

80% 20%

Kepercayaan Mitos

(32)

22

Tabel II.3. Diagram kepercayaan macam-macam mitos hewan

Menurut hasil kuisioner 15% mengetahui mitos tentang kucing hitam, 10%

mengetahui mitos anjing, 15% mengetahui mitos burung uncuing, 20%

mengetahui mitos kupu-kupu, 25% mengetahui mitos hewan yang lainnya dan

15% tidak mengetahui mitos hewan yang ada.

Tabel II.4. Diagram perasaan saat melihat/mendengar mitos hewan

Dari hasil kuisioner diketahui bahwa 50% dari responden yakni siswa dan siswi

kelas 5-6 SD merasa takut, 30% merasa khawatir dan 20% merasa biasa saja saat

(33)

23

melihat/mendengar mitos hewan tersebut. Untuk fakta seputar mitos hewan 100%

dari target audiens tidak mengetahuinya.

Dengan adanya hasil kuisioner diatas diketahui bahwa mitos hewan masih

dipercayai oleh sebagian besar target audiens. Sehingga dibutuhkan media

informasi yang dapat menjelaskan fakta yang merupakan kebenaran dari mitos

tersebut atau alasan adanya mitos tersebut sehingga mitos yang merupakan bagian

dari kebudaan tetap ada dan sehingga menambah pengetahuan target audiens.

II.5. Khalayak Sasaran

Perancangan media informasi ini ditujukan pada anak-anak pelajar kelas 5-6 SD

dengan rincian sebagai berikut :

Demografi

- Kelompok usia 5-6 SD

Anak-anak usia pelajar kelas 5-6 SD dijadikan target audiens karena

mereka lebih memiliki pengetahuan yang luas dibandingkan anak usia

dibawahnya.

- Pekerjaannya adalah pelajar SD

Status Ekonomi Sosial

- Kalangan ekonomi menengah atas

Status Ekonomi Sosial menengah atas dijadikan target audiens karena

kalangan ini kurang begitu mengenal mitos namun lebih mau belajar

(34)

24

Psikografi

Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sedikit kritis dalam berfikir, suka

akan hal yang belum begitu dimengerti serta bisa membedakan antara

khayal dan realistis.

Geografi

(35)

25 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1. Strategi Perancangan

Strategi Perancangan yang bertujuan sebagai media informasi ini yaitu dengan

menampilkan konsep desain visual yang menarik. Dengan menggunakan visual

yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari maka dipilihlah buku ilustrasi

yang bertujuan untuk menambah pengetahuan target audiens tentang mitos hewan

Jawa Barat disertai dengan fakta seputarnya agar mereka tahu salah satu

kebudayaan Jawa Barat yang ada. Dengan tampilan visual yang dibuat dengan

pendekatan karakter anak-anak dan menyesuaikan dengan temanya yakni mitos

hewan Jawa Barat yang akan ditampilkan yaitu mitos hewan dan fakta-fakta

seputarnya. Selain itu, elemen-elemen lain juga dibuat berdasarkan pendekatan

visual sesuai dengan target audiensnya.

III.1.1. Pendekatan Komunikasi

Pendekatan Visual: Target audiens mempengaruhi visual yang diinginkan. Karena

target audiensnya adalah anak-anak maka visual yang akan ditampilkan adalah

visual ilustrasi kartun karena apabila visual fotografi mereka akan cepat bosan.

Selain itu, dengan ilustrasi akan memancing imajinasi mereka.

Pendekatan Verbal :

Pemilihan gaya bahasa sangat berpengaruh terhadap pesan yang akan disampaikan

sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh audiens. Bahasa Sunda dipilih

sebagai identitas dari mitos hewan Jawa Barat. Sedangkan Bahasa Indonesia

dipilih agar pembaca (baik target audiens ataupun bukan) mengerti isi dari

informasi. Bahasa Indonesia yang dipilih adalah Bahasa Indonesia sehari-hari

mengingat target audiensnya merupakan anak-anak. Untuk itu, strategi

(36)

26 III.1.2. Strategi Kreatif

Strategi kreatifnya yaitu menampilkan konsep desain visual berupa illustrasi.

Selain itu, strategi kreatifnya adalah memvisualisasikan mitos dan melipat

beberapa bagian halaman serta menggunakan 2 bahasa untuk setiap

percakapannya, yakni Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia sehari-hari. Strategi

yang lain yakni menambahkan fakta-fakta dari ilmu sains dan agama.

III.1.3. Strategi Media

Pemilihan media utama yang digunakan sebagai media informasi ini adalah media

informasi yang dapat dengan mudah diakases sesuai dengan karakteristik target

audiens. Buku merupakan media informasi yang sesuai dengan target audiens

karena tidak membutuhkan media lain. Disamping itu, buku tetap dibutuhkan

hingga saat ini dan bisa dijadikan pedoman untuk mengetahui informasi yang

lebih informatif.

Maka dipilihlah buku ilustrasi sebagai media utama karena lebih memperlihatkan

visual sehingga lebih disukai target audiens. Tak lupa media pendukung lainnya

seperti poster, flyer dan beberapa media pendukung lainnya. Media-media tersebut

(37)

27

kalangan. Dalam pemilihan penerbit, penerbit Dar! Mizan dipilih karena

merupakan penerbit yang mengkhususkan buku-buku anak, selain itu penerbit ini

berasal dari Bandung sehingga dirasa tepat dengan buku Mitos Hewan Jawa

Barat.

III.1.4.1. Jadwal Penyebaran

Media

Tahapan

Juli Agustus September Oktober November Desember Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke

(38)

28 Totebag

Penggaris

Pembatas Buku

Tabel III.1. Tabel Jadwal Penyebaran

Buku ini dijadwalkan akan terbit pada Juli 2014 sampai Desember 2014. Karena

pada Bulan Juli bertepatan dengan liburan sekolah anak-anak begitu pula dengan

Desember. Untuk media pendukung seperti poster, X-Banner dan flag chain

digunakan sebagai media pengingat sehingga digunakan pada awal minggu di

awal peluncuran buku, pertengahan minggu di pertengahan bulan setelah

peluncuran, dan di akhir minggu di akhir peluncuran. Sedangkan untuk flyer

disebarkan lebih awal sebagai upaya promosi.

III.2. Konsep Visual

III.2.1. Format Desain

Format desain buku ini adalah landscape, karena memberi kesan yang lebih luas

sehingga ilustrasi dapat dengan mudah divisualisasikan. Selain itu dengan ukuran

22 x 18 cm dibaca dengan arahan dari kiri ke kanan. Pemilihan format ini lebih

memudahkan target audiens untuk memegang dan membaca buku.

18 cm 18 cm

22 cm 22 cm

(39)

29 III.2.2. Tata Letak (Layout)

Untuk layout, peletakkan tata visual lebih ditonjolkan untuk menjadikannya

sebagai pusat perhatian. Hal ini bertujuan agar target audiens langsung terfokus

pada visualnya ketika membaca buku tersebut. Tata letak dalam perancangan

buku ilustrasi ini memberikan kesan seimbang tetapi tetap menampilkan kesan

visual yang dinamis.

Gambar III.2. Tata Letak/Layout.

III.2.3. Tipografi

Peranan tipografi cukup besar dalam media perancangan ini, karena jika

pemilihan tipografi kurang tepat maka pesan tidak akan tersampaikan. Untuk font

menggunakan beberapa jenis sehingga sesuai dengan konsep. Seperti yang terlihat

pada tata letak kedua, ada 5 letak untuk teks sehingga membutuhkan 5 jenis font

(40)

30 Yiggivoo Unicode:

The quick brown fox jump over the lazy dog.

1234567890

The quick brown fox jump over the lazy dog. 1234567890

Font Yiggiivoo Unicode digunakan sebagai judul dan nomor halaman karena

berkesan formal.

Kristen ITC:

The quick brown fox jump over the lazy dog.

1234567890

The quick brown fox jump over the lazy dog. 1234567890

Font Kristen ITC digunakan untuk font dalam bubble talk di dalam ilustrasi utama

karena cocok untuk ilustrasi bagi anak.

Thin Pencil Handwriting :

The quick brown fox jump over the lazy dog. 1234567890

The quick brown fox jump over the lazy dog. 1234567890

Font Thin Pencil Handwriting digunakan karena font ini berada di atas catatan dan

font ini pun terlihat seperti tulisan tangan.

Gabriola :

(41)

31

The quick brown fox jump over the lazy dog. 1234567890

Font Gabriola digunakan untuk menjelaskan mitos. Font ini dipilih karena mitos

dan fakta-faktanya yang disampaikan ingin disampaikan secara tidak

menakut-nakuti namun terkesan serius.

Permanent Marker:

The quick brown fox jump over the lazy dog.

1234567890

The quick brown fox jump over the lazy dog. 1234567890

Font ini digunakan karena digunakan sebagai font untuk pengetahuan sehingga

membutuhkan font yang terlihat seperti spidol.

Sedangkan untuk judul pada cover menggunakan font Yarborough.

The quick brown fox

jump over the lazy

dog. 1234567890

III.2.4. Ilustrasi

Ilustrasi pada perancangan buku bergambar mitos ini bertemakan kekeluargaan.

(42)

32 Gambar III.3. Referensi Ilustrasi

Sumber :

http://3.bp.blogspot.com/_yJsB5-oVISo/S6oWE-PjTMI/AAAAAAAAACk/yx0gx9CtAl8/s1600/doraemon.gif (25 Juni 2014)

Gambar III.4. Referensi Ilustrasi

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/2/28/Sakura-familylow.jpg (25 Juni 2014)

Ilustrasi yang akan digunakan dalam buku yang akan dibuat adalah ilustrasi vektor

sederhana. Ilustrasi yang ditampilkan dalam buku memiliki latar tempat disekitar

rumah agar member kesan dekat dengan pembaca.

(43)

33 Gambar III.5. Ilustrasi Cover

Sumber : Dokumen pribadi

Seperti yang telah disebutkan, ilustrasi berada di sekitar rumah. Disini terlihat

sebuah keluarga yang terdiri atas ayah, 2 orang anak, nenek dan ibu sedang

berbincang-bincang. Nenek tersebut terlihat diibaratkan sedang memberi tahu

tentang mitos dan fakta hewan yang ada. Selain itu terdapat pula hewan-hewan

yang dijadikan mitos didalam buku.

III.2.4.1 Studi Karakter

Dalam pembuatan karakter terlebih dahulu melakukan studi. Dari hasil studi

kemudian dilakukan proses pembuatan karakter mulai dari foto kemudian menjadi

sketsa dan diproses menjadi sebuah ilustrasi vektor. Karakter-karakter manusia ini

disesuaikan dengan target audiensnya, yaitu anak kelas 5-6 SD beserta

keluarganya yang terdiri dari ayah, ibu dan nenek.

Studi karakter:

Studi Karakter

Ayah

(Asep) Usianya 37

(44)
(45)

35

Sumber : http://nul.is/wp-content/uploads/2013/01/Desain-Rumah-Sederhana.jpg (25 Juni 2014)

(46)

36 Sumber : Dokumen Pribadi

Ruang Tamu

Gambar III.9. Studi Ruang Tamu

Sumber : http://www.omahimpian.com/wp-content/uploads/2014/01.jpg (25 Juni 2014)

Gambar III.10. Ilustrasi Ruang Tamu Sumber : Dokumen Pribadi

Ruang Keluarga

Gambar III.11. Studi Ruang Keluarga

(47)

37 Gambar III.12. Ilustrasi Ruang Keluarga

Sumber : Dokumen Pribadi

Kamar Anak Perempuan

Gambar III.13. Studi Kamar Anak Perempuan

Sumber : http://www.tokomeubel.com/wp-content/uploads/2012/05/Kamar-Set-Anak-Perempuan-KSA-03.jpg (25 Juni 2014)

Gambar III.14. Ilustrasi Kamar Anak Perempuan Sumber : Dokumen Pribadi

Kamar Anak Laki-laki

Gambar III.15. Studi Kamar Anak Laki-laki

Sumber : http://www.davyn-furn.com/wp-content/themes/theme1051/images/DN08.jpg (25 Juni 2014)

(48)

38 Gambar III.16. Ilustrasi Kamar Anak Laki-laki

Sumber : Dokumen Pribadi

Lapangan Bermain

Gambar III.17. Studi Lapangan

Sumber : http://4.bp.blogspot.com/_1vx_1p_h6fk/

S_vVH0zHozl/AAAAAAAAANI/rDh_RvkrPk0/s1600/anak-main-bola.jpg

(29 Juni 2014)

Gambar III.18. Ilustrasi Lapangan Sumber : Dokumen Pribadi

Bukit

(49)

39 Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-9QtEGGKTqjw/UXqa2mq66NI/AAAAAAAAGBU/

8QO9GU1EQhE/s1600/bukit+teletubies+gunung+prau.jpg (29 Juni 2014)

Gambar III.20. Ilustrasi Bukit Sumber : Dokumen Pribadi

(50)

40 Gambar III.21. Sketsa dan Hasil Ilustrasi Hewan.

III.2.4.3 Studi Properti Bola

Gambar III.22. Studi Bola Sumber :

http://3.bp.blogspot.com/- VqQyL3B7m_k/TwuroUO8jjI/AAAAAAAAAD4/1rX2lGMakzY/s1600/cara-tendang-bola.jpg

(1 Juli 2014)

(51)

41 Sumber : Dokumen Pribadi

Aquarium

Gambar III.24. Studi Aquarium

Sumber : http://scientiats.files.wordpress.com/2011/11/dscn03191.jpg (2 Juli 2014).

Gambar III.25. Ilustrasi Aquarium Sumber : Dokumen Pribadi

Notes

Gambar III.26. Studi dan Ilustrasi Notes Sumber : Dokumen Pribadi

III.2.5. Warna

Warna adalah elemen pendukung agar isi lebih menarik perhatian pembaca.

(52)

42 sehingga memberikan kesan ceria dikalangan target audiens dan mengingat

banyaknya objek yang akan ditampilkan. Warna utama yang digunakan adalah

coklat muda karena menurut psikologi, dominasi warna ini akan memberi kesan

hangat dan nyaman.

Sedangkan merah, hijau, biru, kuning, hitam, ungu beserta turunan warnanya

merupakan warna pendukung sehingga apa yang diinginkan dari buku ini tercapai.

Contoh warna utama yang digunakan :

(53)

43 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1. Buku Ilustrasi Mitos Hewan Jawa Barat dan Faktanya

Media utama diproduksi dengan ukuran 22 cm x 18 cm. Pertimbangan ukuran ini

adalah karena ukuran ini disesuaikan dengan ukuran tangan anak, dan mirip

dengan ukuran-ukuran buku anak lainnya yang dijual di toko-toko buku

terkemuka. Jenis kertas yang digunakan adalah Artpaper 150 gr karena bagian

bawah dari buku ini dilipat. Sedangkan untuk cover menggunakan hardcover

laminasi doff karena sifatnya yang kuat dan tebal sehingga menjaga agar bagian

dalam buku tidak mudah rusak. Dicetak dengan dengan teknik cetak offset.

IV.1.1. Teknik Produksi Media Utama

Tahap awal produksi adalah dimulai dengan memproduksi sejumlah sketsa

menggunakan pensil 2B di kertas HVS kosong. Sketsa halaman dibuat

perhalaman buku yang didapat dari sejumlah referensi visual. Setelah sketsa

selesai dibuat, tahap selanjutnya yaitu memproses sketsa pensil menjadi bentuk

digital. Langkah pertama adalah dengan melakukan scan, sketsa discan dengan

resolusi 300dpi sehingga menghasilkan file .jpeg.

(54)

44 Kemudian hasil digitalnya yang berupa file .jpeg diolah dengan vektor yang

terdapat pada software Adobe Illustrator cs5 setelah itu diberi warna dengan

menggunakan software yang sama.

Gambar IV.2. Proses Pengolahan Gambar di Adobe Ilustrator.

Setelah vektor dibuat, vektor ditarik menuju Adobe Photoshop cs5 agar

ukurannya tepat (22 x 18 cm).

Gambar IV.3. Proses Pengolahan Ukuran Gambar di Adobe Photoshop.

Disimpan agar menjadi file .jpeg. Langkah selanjutnya adalah penataan layout.

File .jpeg yang telah disimpan tadi dikerjaan kembali menggunakan Adobe

Illustrator cs5. Teks yang berisi pesan atau narasi percakapan dimasukan dan

disusun sedemikian rupa agar komposisi menarik, informatif. Mode warna yang

digunakan adalah CMYK karena pengerjaannya dilakukan didalam komputer

sehingga warna yang dihasilkan akan sama dengan warna yang ada pada

(55)

45 Gambar 1V.4. Penataan Layout.

Setelah itu, dibuat tambahan 19.5 x 4 cm untuk bagian yang dilipat sehingga

menghasilkan ukuran 22 x 22 cm. Tahap pembuatan halaman untuk bagian

disebelah kanan pun selesai.

Untuk halaman disebelah kiri, melalui tahapan yang sama yaitu membuat vektor

di Adobe Illustrator cs5, dijadikan ukuran 22 x 18 cm di Adobe Photoshop cs5

lalu membuat layout dengan Adobe Illustrator cs5.

Gambar 1V.5. Penataan Layout.

Karena hasil akhir nanti dicetak secara bolak-balik maka gambar dihalaman kiri

harus menggunakan 19.5 x 4 cm bagian bawah dari halaman sebelumnya untuk

mengganti bagian yang dilipat. Pada tahap ini vektor dihalaman sebelumnya yang

telah dilayout kembali ditarik menuju Adobe Photoshop cs5 dan bagian yang

(56)

46 Gambar 1V.6. Hasil Crop.

File hasil crop tadi dimasukan kedalam vektor lalu dirotate 1800.

Gambar 1V.7.Penyatuan Gambar.

Tahap pembuatan secara digital pun selesai, lalu dicetak secara bolak-balik

menggunakan kertas Artpaper 150gr ukuran A3+ sehingga cukup untuk 2 gambar

bolak-balik. Setelah tercetak, kertas dipotong dan dilipat secara manual. Tahap

akhir adalah memberikan cover barupa hardcover laminasi doff.

(57)

47 IV.2. Media Pendukung

IV.2.1. Poster

Ukuran poster yang digunakan adalah A3 atau setara dengan 42 cm x 29.7 cm

ukuran ini sesuai dengan ukuran poster promosi pada umumnya. Menggunakan

kertas Artpaper 260gr agar warna yang dihasilkan lebih muncul dan karena

termasuk kertas yang kuat dan tidak gampang kotor. Menggunakan teknik cetak

offset. Poster ini diaplikasikan tidak jauh dari display penjualan buku di toko

buku.

IV.2.1.1. Teknik Produksi Media Poster

Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan

Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3.

Gambar 1V.9. Pembuatan Poster.

Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper A3

260gr.

(58)

48 IV.2.2. Flyer

Ukuran flyer yang digunakan adalah 13,5 cm x 7,5 cm agar sesuai genggaman

anak, dikertas berjenis Artpaper 150gr agar warna yang dihasilkan lebih muncul

selain itu karena Artpaper ini tidak terlalu kaku. Menggunakan Artpaper 150gr

dengan teknik cetak offset. Flyer ini dibagikan di mall, sekolah, dan tempat

bermain.

IV.2.2.1. Teknik Produksi Media Flyer

Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan

Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3 sehingga cukup untuk 7 lembar

flyer.

Gambar 1V.11. Pembuatan Flyer.

Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper A3

150gr. Setelah itu dipotong secara manual.

(59)

49 IV.2.3. X-Banner

Media yang digunakan untuk mempromosikan buku ilustrasi ini ke pasaran adalah

media X-Banner ukurannya yakni 60 x 160 cm. Menggunakan bahan Flexi Korea

karena teksturnya yang halus dengan teknik cetak digital printing. X-banner ini

diaplikasikan tidak jauh dari display penjualan buku di toko buku.

IV.2.3.1. Teknik Produksi Media X-Banner

Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan

Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran 60 x 160 cm.

Gambar IV.13. Pembuatan X-Banner.

Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan bahan Flexi

Korea.

(60)

50 IV.2.4. Flag Chain

Ukuran flag chain yang digunakan adalah 12 x 14.5 cm ukuran ini sesuai dengan

ukuran flag chain pada umumnya. Menggunakan kertas berjenis Artpaper 150 gr

agar warna yang dihasilkan lebih muncul dicetak dengan teknik cetak offset. Flag

chain ini diaplikasikan tidak jauh dari display penjualan buku di toko buku

IV.2.4.1. Teknik Produksi Media Flag Chain

Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan

Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3.

Gambar IV.15.Pembuatan Flag Chain.

Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper 150 gr

ukuran A3. Setelah itu dipotong secara manual dan diberi benang agar bisa

digantung

(61)

51 IV.2.5. Sticker

Sticker sebagai media penunjang dapat diaplikasikan oleh target audiens

dibenda-benda yang sering ia jumpai seperti cermin, buku tulis, lemari dan sebagainya.

Sticker ini merupakan media yang praktis karena penggunaannya dapat

disesuaikan dengan target audiens. Sticker didapat setelah pembeli membeli buku.

Material kertas sticker vynil karena sticker jenis ini memiliki keunggulan anti air.

Teknik cetak offset.

IV.2.5.1. Teknik Produksi Media Sticker

Sticker dibuat menggunakan beberapa elemen yang ada pada buku utama dan

dikerjakan di Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3.

Gambar IV.17.Pembuatan Sticker.

Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan sticker vynil A3.

Setelah itu dipotong secara manual.

(62)

52 IV.2.6. Box Display

Ukuran box display yang digunakan adalah 29 x 25 x 9 cm sehingga cukup untuk

beberapa buku, menggunakan bahan infraboard agar mudah dipotong dan

Artpaper 150gr agar warna yang dihasilkan lebih muncul. Menggunakan teknik

cetak offset. Box display ini diletakan ditempat media utama diletakan.

IV.2.6.1. Teknik Produksi Media Box Display

Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan

Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3.

Gambar 1V.19. Pembuatan Box Display.

Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper A3

150gr. Setelah itu dipotong secara manual dan ditempel pada infraboard yang

telah dibuat.

(63)

53 IV.2.7. Kupon Berhadiah

Ukuran kupon yang digunakan adalah 14 x 7 cm ukuran ini digunakan agar tidak

menonjol di dalam buku. Menggunakan kertas berjenis Artpaper agar warna yang

dihasilkan lebih muncul selain itu karena Artpaper termasuk kertas yang kuat dan

tidak gampang kotor. Menggunakan Artpaper 150gr dengan teknik cetak offset.

Kupon berhadiah ini didapat didalam buku bagi pembeli yang beruntung.

IV.2.7.1. Teknik Produksi Media Kupon Berhadiah

Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan

Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A4.

Gambar 1V.21. Pembuatan Kupon Berhadiah.

Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper A4

150gr. Setelah itu dipotong secara manual.

(64)

54 IV.2.8. Buku Catatan

Ukuran buku catatan yang digunakan adalah 15 x 11 cm ukuran ini digunakan

agar mudah dibawa kemana-mana. Menggunakan kertas berjenis Artpaper 260gr

untuk covernya agar warna yang dihasilkan lebih muncul selain itu karena

termasuk kertas yang kuat dan tidak gampang kotor dengan teknik cetak offset.

Buku catatan didapat bagi pembeli yang mendapatkan kupon berhadiah.

IV.2.8.1. Teknik Produksi Media Buku Catatan.

Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan

Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3 sehingga cukup untuk cover

depan-belakang 3 buah buku catatan.

Gambar 1V.23. Pembuatan Buku Catatan.

Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper A3

260gr. Setelah itu dipotong secara manual dan digabungkan dengan isi buku untuk

di ring.

(65)

55 IV.2.9. Tempat Pensil

Ukuran tempat pensil yang digunakan adalah 16.5 x 6.5 x 3.5 cm ukuran ini

digunakan agar mudah dibawa kemana-mana dan cukup untuk beberapa alat tulis.

Menggunakan kertas sticker chromo, duplex dan magnet agar dapat menempel.

Sticker dicetak dengan teknik cetak offset. Tempat Pensil didapat bagi pembeli

yang mendapatkan kupon berhadiah.

IV.2.9.1. Teknik Produksi Media Tempat Pensil

Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan

Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3.

Gambar 1V.25. Pembuatan Tempat Pensil.

Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan sticker chromo

A3. Setelah itu dipotong secara manual dan ditempel menyesuaikan ukuran

tempat pensil yang telah dibuat menggunakan duplex dan magnet.

(66)

56 IV.2.10. Tempat Minum

Ukuran tempat minum yang digunakan ukuran standar tempat minum jenis

tumbler. Menggunakan kertas Artpaper 150gr agar warna yang dihasilkan lebih

muncul selain itu karena termasuk kertas yang tipis sehingga mudah dimasukan

kedalam tempat minum, dicetak dengan teknik cetak offset. Tempat minum

didapat bagi pembeli yang mendapatkan kupon berhadiah.

IV.2.10.1. Teknik Produksi Media Tempat Minum

Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan

Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3 sehingga cukup untuk 2 gambar

untuk tempat minum.

Gambar 1V.27. Pembuatan Tempat Minum.

Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper A3

150gr. Setelah itu dipotong secara manual dan dimasukan kedalam tempat minum.

(67)

57 IV.2.11. Kaos

Ukuran kaos yang digunakan ukuran XS all size karena untuk anak.

Menggunakan cotton combed 24s karena tebal, dicetak dengan teknik sablon

digital. Kaos didapat bagi pembeli yang mendapatkan kupon berhadiah.

IV.2.11.1. Teknik Produksi Media Kaos

Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan

Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A4.

Gambar 1V.29. Pembuatan Kaos.

Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu disablon digital pada kaos putih polos.

(68)

58 IV.2.12. Totebag

Ukuran totebag yang digunakan adalah ukuran standar totebag. Menggunakan

hyget super agar lebih kuat. Totebag didapat bagi pembeli yang mendapatkan

kupon berhadiah.

IV.2.12.1. Teknik Produksi Media Totebag

Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan

Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A4.

Gambar 1V.31. Pembuatan Totebag.

Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu disablon digital pada kain totebag

putih polos.

(69)

59 IV.2.13. Penggaris

Ukuran yang digunakan adalah 30 cm ukuran ini digunakan sesuai ukuran standar

penggaris. Menggunakan kertas berjenis sticker chromo A3 sehingga dapat

ditempel dan dicetak dengan teknik cetak offset. Penggaris didapat bagi pembeli

yang mendapatkan kupon berhadiah.

IV.2.13.1. Teknik Produksi Media Penggaris

Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan

Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3 sehingga cukup 3 penggaris

nantinya.

Gambar 1V.33. Pembuatan Penggaris.

Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan sticker chromo

A3. Setelah itu dipotong secara manual dan ditempel pada penggaris yang ada.

(70)

60 IV.2.14. Pembatas Buku

Ukuran pembatas buku yang digunakan adalah 17 x 4 cm. Menggunakan kertas

berjenis Artpaper 260gr agar warna yang dihasilkan lebih muncul selain itu

karena termasuk kertas yang kuat dan tidak gampang kotor dengan teknik cetak

offset. Pembatas buku didapat bagi pembeli yang mendapatkan kupon berhadiah.

IV.2.14.1. Teknik Produksi Media Penggaris

Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan

Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A4 sehingga untuk 6 lembar

pembatas buku.

Gambar 1V.35. Pembuatan Pembatas Buku.

Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper 260gr

ukuran A3. Setelah itu dipotong secara manual.

Gambar

Tabel II.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar III.2. Tata Letak/Layout.
Gambar III.6. Studi Karakter
Gambar III.13. Studi Kamar Anak Perempuan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Uraian latar belakang di atas menjadi dasar pemikiran penulis untuk melakukan penelitian mengenai “ Manfaat Hasil Belajar Melakukan Perawatan Kulit Wajah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara perilaku sehat dan spiritualitas terhadap subjective well-being pada lansia.. Pengambilan sampel dalam

digunakan untuk mengurangi stres akademik yang dialami oleh siswa dari stres. dalam berbagai

atas tindakan yang dilakukannya, selain untuk pihak yang memiliki pihak kepentingan return on asset (ROA) dan intensitas modal (capital intensity) memiliki

Nama Paket : Rehab Berat/Sedang TK Pembina Muara Enim Kecamatan Muara Enim ( 5 Unit ).. ANUGRAH

Karena hal itulah, peneliti memiliki ketertarikan dalam membahas peran bimbingan konseling sufistik yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak terutama yang

Strategi untuk mendapatkan sifat aktivitas senyawa penyerap sinar UV yang mendekati data eksperimen dilakukan dengan pemodelan dalam bentuk dimer dan untuk mendapatkan