Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI MITOS HEWAN JAWA BARAT
DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2013-2014
Oleh:
Carissa Wanda Vania Ashari 51910220
Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
71 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Carissa Wanda Vania Ashari
Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 7 Mei 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl.Pelesiran no 20a/56 Bandung
Telepon : 0222513238
Latar Belakang Pendidikan :
Formal
1998-2004 : SD Pertiwi Bandung
2004-2007 : SMP Negeri 9 Bandung
2007-2010 : SMA Pasundan 2 Bandung
Non Formal
2004-2007 : Bimbingan Belajar di Neutron Bandung
Kemampuan
- Kemampuan Komputer (MS Word, MS Excel, MS Power Point,
vi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii
ABSTRAK ... iii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
BAB II TINJAUAN MEDIA INFORMASI BUKU ANAK DAN TINJAUAN MITOS HEWAN JAWA BARAT ... 4
II.1. Tinjauan Media Informasi Buku Anak ... 4
II.1.1. Pengertian Media Informasi ... 4
II.1.2. Macam-Macam Media Informasi ... 4
II.1.3. Fungsi Media Informasi ... 5
II.2. Buku Anak ... 6
II.2.1. Ilustrasi ... 9
II.3. Tinjauan Mitos Hewan Jawa Barat... 13
II.3.1. Pengertian Mitos ... 13
II.3.2. Perkembangan Mitos ... 14
II.3.3. Mitos di Indonesia ... 15
vii
II.3.5. Mitos Hewan Jawa Barat ... 18
II.4. Studi Lapangan ... 20
II.4.1. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 20
II.5. Khalayak Sasaran ... 23
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 25
III.1. Strategi Perancangan ... 25
III.1.1. Pendekatan Komunikasi ... 25
IV.1. Buku Ilustrasi Mitos Hewan Jawa Barat dan Faktanya ... 43
61 DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Barthes, Roland. (2007). Membedah Mitos-mitos Budaya Massa. Terjemahan
Ikramullah Mahyuddin. Yogyakarta: Jalasutra.
Depdikbud..Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996
Husaini, Adian. (2005). Wajah Peradaban Barat. Jakarta :Gema Insani Press.
Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: CV.
Andi Offset.
Madjadikara, Agus. (2005). Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan. Jakarta:
PT. Gramedia.Pustaka Utama.
Nurhadiat, Dedi. (2004). Pendidikan Seni Rupa: SMP Kelas 1. Jakarta: Grasindo.
Sunarto. (2005). Teknologi Informasi & Komunikasi: SMA Kelas X. Jakarta:
Grasindo.
Sutardi, Tedi. (2007). Antropologi Mengungkap Keragaman Budaya. Bandung:
62 Internet:
artikel non-personal, 20 Agustus 2013, Kabudayaan Sunda, Wikipedia Bahasa
Sunda, http://su.wikipedia.org/wiki/Kabudayaan_Sunda, diakses 23 November
2013.
artikel non-personal, (2013). Ikan Keturunan Manusia dan Hewan Mitos Lainnya
di Gorontalo, Diperoleh 02 Desember 2013,
darihttp://kebudayaanindonesia.net/id/culture/1303/ikan-keturunan-manusia-dan-mitos-hewan-lainnya-di-gorontalo.
artikel non-personal, 30 September 2013, Ilustrasi
http://wikipedia.org/wiki/Ilustrasi, diakses 12 April 2014.
Endah, Alam. (2012, 15 Maret). Kucing Emas Kucing Misterius Sarat Mitos.
Diperoleh 02 Desember 2013, dari
http://alamendah.org/2012/03/15/kucing-emas-kucing-misterius-sarat-mitos/
Nugroho, Agus (2013, 3 Desember). CorakGambar Ilustrasi. Diperoleh 12 April
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala karunia-Nya dan
kebesaran-Nya yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan sehingga penulisan Tugas
Akhir dapat terselesaikan.
Tugas Akhir berisi tentang uraian penelitian berjudul “PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI MITOS HEWAN JAWA BARAT” sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Desain Komunikasi Visual di
Universitas Komputer Indonesia. Penulis telah berusaha dengan harapan hasilnya
akan berguna bagi pembaca. Untuk itu penulis memohon maaf yang
sebesar-besarnya bila ada kekurangan dan kesalahan dalam tugas ini.
Demikian uraian singkat ini, besar harapan agar tugas ini bermanfaat khususnya
bagi penulis serta bagi pembaca umumnya untuk menambah wawasan dan
pengetahuan.
Bandung, 15 Agustus 2014
1 BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Mitos berkaitan erat dengan kebudayaan. Kebudayaan adalah hasil budi dan akal
manusia untuk mempertahankan hidupnya secara turun temurun. Banyaknya
kebudayaan yang ada di dunia membuat banyaknya mitos yang berkembang di
masyarakat dunia, termasuk di Indonesia karena Indonesia merupakan salah satu
Negara yang memiliki banyak kebudayaan. Hal ini yang membuat banyak sekali
mitos-mitos yang berkembang di masyarakat Indonesia seperti mitos seputar
alam,mitos kesehatan, mitos kehamilan, mitos perilaku manusia, mitos percintaan
dan mitos hewan. Tak terkecuali dengan yang terjadi di Jawa Barat.
Masyarakat di Jawa Barat memiliki ikatan yang erat dengan alam. Itu pula
sebabnya masyarakat Jawa Barat sangat memperhatikan kejadian-kejadian alam
sekitar sebagai pertanda bagi kejadian-kejadian lain. Selain itu, masyarakat pintar
mengkait-kaitkan kejadian satu dengan kejadian lain, yang terkadang
kejadian-kejadian aneh atau bersifat kebetulan yang berlangsung pada zaman dahulu juga
ikut diceritakan.
Seperti halnya dengan keberadaan hewan yang tidak terlepas keberadaannya
dengan mitos yang beredar di dalam budaya tutur dan tulis masyarakat Sunda.
Beberapa hewan dicitrakan sebagai sosok tertentu dengan tujuan yang terkadang
disembunyikan, hingga mitos diartikan hanya sebuah dongeng yang diceritakan
secara turun temurun yang kebenarannya pun masih diragukan, apalagi tidak
adanya bukti-bukti ilmiah yang mengatakan tentang hal tersebut meskipun kadang
kala ada beberapa orang saksi yang dapat memberikan bukti dari sebuah mitos.
Mitos merupakan bagian dari budaya dan kearifan lokal yang merupakan seni
2 manusia terutama anak-anak karena anak-anak lebih susah untuk dilarang,
diberitahu atau disuruh. Namun seiring berkembangnya zaman, budaya untuk
menegur secara langsung secara bertatap muka sudah mulai berkurang. Selain itu,
kebiasaan orang tua dulu pada umumnya adalah mendidik anak-anak lewat cerita
yang diambil dari tanda-tanda alam termasuk tentang hewan dan tingkah lakunya.
Menurut kuisioner yang disebar di Jalan Kebon Bibit, Bandung pada 17 April
2014, masyarakat yang menjadi target audiens yakni anak-anak kelas 5-6 SD
sebagian besar (80%) mempercayai mitos dan 85% mengetahui mitos hewan yang
ada meskipun beberapa menjawab mitos yang sama, namun 100% dari mereka
tidak memahami fakta dari mitos tersebut karena kurangnya media informasi.
Selain itu, 50% merasa takut 30% merasa khawatir dan 20% merasa biasa saja
saat mendengar/melihat mitos hewan.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu media informasi bagi anak yang dapat
menjelaskan fakta seputar mitos hewan Jawa Barat yang merupakan kebenaran
dari mitos tersebut atau alasan adanya mitos tersebut agar mitos tidak disalah
artikan.
I.2. Identifikasi Masalah
Dari uraian diatas diidentifikasikan sebagai berikut :
- Budaya untuk menegur secara langsung secara bertatap muka sudah mulai
berkurang.
- Adanya kekhawatiran saat mendengar/melihat mitos hewan.
- Kurangnya informasi yang didapat tentang mitos hewan Jawa Barat.
- Kurangnya media informasi yang dapat menjelaskan fakta dari mitos-mitos
hewan yang merupakan kebenaran dari mitos tersebut atau alasan adanya
3 I.3. Rumusan Masalah
Dari penjelasan yang telah disebutkan sebelumnya, maka terdapat rumusan
masalah sebagai berikut:
- Bagaimana merancang sebuah media informasi bagi anak yang dapat
menjelaskan fakta yang merupakan kebenaran dari mitos tersebut atau alasan
adanya mitos tersebut sehingga mitos yang merupakan bagian dari kebudaan
tetap ada.
- Bagaimana visualisasi yang sesuai untuk anak.
I.4. Batasan Masalah
Diperlukan batasan mengenai mitos hewan agar lebih terfokus pada
permasalahannya. Batasan masalah ini hanya membahas :
- Membahas mitos perilaku hewan yang berkembang di masyarakat kawasan
Kebon Bibit, Bandung dan sesuai bagi anak-anak.
- Penilitian mitos hewan Jawa Barat ini dibatasi untuk pelajar kelas 5-6 SD.
Waktu penelitian pada hari Kamis, 17 April 2014 di SD Pertiwi Bandung yang
juga berlokasi di Kebon Bibit, Bandung.
I.5. Tujuan Perancangan
Tujuan dari merancang media informasi ini adalah agar anak-anak tetap
mengetahui mitos hewan yang ada namun mengetahui pula fakta dari mitos-mitos
4
BAB II
TINJAUAN MEDIA INFORMASI BUKU ANAK DAN TINJAUAN FAKTA MITOS HEWAN JAWA BARAT
II.1. Tinjauan Media Informasi Buku Anak
II.1.1.Pengertian Media Informasi
Menurut Heinich (1993), media merupakan alat saluran komunikasi. Media
berasal dari Bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang
secara harfiah berarti perantara yaitu perantara sumber pesan dengan penerima
pesan. Sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk
yang mempunyai arti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil
keputusan, baik untuk saat ini ataupun yang akan datang. (Sunarto,2005,hal.6).
Media informasi adalah perantara proses komunikasi yang berguna sebagai ilmu
pengetahuan dan penambah wawasan. Media informasi dibagi menjadi 2, yaitu
media elektronik dan media cetak. (Madjadikara,2005).
II.1.2. Macam-macam media informasi
- Media elektronik:
Media elektronik adalah media informasi yang dibuat (diproduksi) dan
disampaikan kepada khalayak sasaran (pembaca) melalui barang elektronik.
Media elektronik terbagi dalam 2 kelompok besar yaitu media yang hanya bisa
didengar (audio) contohnya adalah radio, dan media yang selain bisa didengar
juga dilihat (audio-visual) contohnya televisi, internet dan komputer
(Madjadikara,2005). Jenis media ini isinya disebarluaskan melalui suara atau
5
Kelebihan media informasi elektronik : sudah dikenal masyarakat,
mengikutsertakan semua panca indera, bias menampilkan gerak dan suara,
sebagai alat diskusi dapat diulang-ulang.
Kekurangan media informasi elektronik : biaya lebih tinggi, sedikit rumit,
perlu listrik, perlu alat canggih untuk produksinya, perlu persiapan matang,
peralatan selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan,
perlu terampil dalam pengoperasiannya (Notoadmodjo, 2005).
- Media cetak:
Media cetak adalah kumpulan berbagai media informasi yang dibuat
(diproduksi) dan disampaikan kepada khalayak sasaran (pembaca) melalui
tulisan (cetakan) dan seringkali disertai gambar sehingga dapat dilihat dan
dibaca. (Madjadikara,2005). Contoh media informasi cetak adalah flyer
(selebaran), surat kabar, majalah, tabloid, jurnal, poster, brosur, foto, buku dll.
Kelebihan media informasi cetak adalah tahan lama, mencakup banyak orang,
biaya tidak mahal, tidak perlu listrik, dapat dibawa kemana-mana, dapat
mengungkit rasa keindahan, menambah keinginan belajar.
Kekurangan media informasi cetak : media ini tidak dapat menggunakan efek
suara dan gerak, mudah terlipat (Notoatmodjo, 2005).
II.1.3. Fungsi Media Informasi
Media informasi yang ditunjukkan untuk orang banyak disebut media massa.
Fungsi media massa sejalan dengan fungsi komunikasi massa sebagaimana
dikemukakan Harold D. Laswell:
1. Informasi (to inform)
2. Mendidik (to educate)
6
II.2. Buku Anak
Buku anak merupakan buku yang ditujukan khusus untuk anak. Buku khusus anak
banyak jenisnya seperti buku pop up, kolase, buku cerita, buku bergambar dan
masih banyak lagi.
Gambar II.1. Buku Pop Up Sumber :
1.bp.blogspot.com/-OFsa6YERS-k/T8S8WjDwq4I/AAAAAAAAAEE/bGxya9pW6kE/s1600/pop_up_book2-450x338.jpg (22 April 2014)
Gambar II.2. Buku Kolase Sumber :
7
Gambar II.3. Buku Cerita
Sumber : www.mindtomind.com.my/wp-content/gatalog-2011-BM-22-8.jpg (22 April 2014)
8
Gambar II.5. Buku Anak Dua Bahasa Sumber : Pribadi
Gambar II.6. Buku Pengetahuan Dasar Sumber : Pribadi
9
Gambar II.8. Buku Dengan Media Bantal
Sumber: bukubantalanak.files.wordpress.com/2012/03/konten-berwudlu-sebelum-sholat-
buku-bantal-buku-bayi-buk-balita-buk-anak-buku-anak-online-www-bukubantalanak-wordpress-com-hp-0812-320-90008.jpg?w=720 (1 Mei 2014)
Gambar II.9. Buku Lipat
Sumber:
4.bp.blogspot.com/_xxNA4I1WfdE/TOW-_HnIkRI/AAAAAAAABM4/ZISuFRuiovY/s1600/bonus_bona_2a.jpg (1 Mei 2014)
II.2.1 Ilustrasi
Ilustrasi merupakan gaya visual yang sering dijumpai pada buku anak. Menurut
Adi Kusrianto (2007) Ilustrasi adalah seni gambar yang dipakai untuk
memberikan penjelasan atas satu tujuan atau maksud tertentu secara visual.
Ilustrasi juga dikatakan sebagai gambaran pesan yang tak terbaca, namun bisa
10
Jenis-jenis Teknik Ilustrasi:
Menurut (Agus Nugroho, 3 Desember 2013)
a. Realis: artinya gambar ilustrasi dibuat dengan bentuk objek yang mirip dengan
aslinya atau sesuai dengan kenyataan. Baik secara anatomi maupun proporsinya.
Gambar II.10. Ilustrasi Realis
Sumber : www.ericdesign-jogja.com/foto_berita/96ontel.jpg (22 April 2014)
b. Karikatur/ Kartun: artinya gambar ilustrasi yang bentuk objeknya
dilebih-lebihkan atau mengalami perubahan (deformasi). Perbedaannya terletak pada
tujuan pembuatan, yaitu karikatur bertujuan untuk memberikan kritik atau
sindiran secara halus. Sedangkan kartun lebih ditekankan pada penampilan objek
yang aneh dan lucu dengan tujuan menghibur.
Gambar II.11. Ilustrasi Kartun
11
Gambar II.12. Ilustrasi Karikatur Sumber :
3.bp.blogspot.com/_OzVh8FCMNbc/S1ZyterZdkI?AAAAAAAAAFY/_VeRmufC0ns/s1 600-h/karikatur.jpg (22 April 2014)
c. Dekoratif: Objek yang digunakan dalam gambar ilustrasi dekoratif sudah
mengalami penggayaan (stilasi) yaitu perubahan bentuk dengan cara menambah
atau mengurangi garisnya tanpa meninggalkan bentuk objek aslinya.
Gambar II.13. Ilustrasi Dekoratif
Sumber : Abunnada.files.wordpress.com/2010/02/jokojoko001-copy.jpg (22 April 2014)
d. Ekspresionis: Gambar ilustrasi dengan bentuk ini lebih menekankan pada
ekspresi pembuatnya. Biasanya banyak dijumpai pada jenis ilustrasi pada karya
12
Gambar II.14. Ilustrasi Ekspresionis Sumber :
3.bp.blogspot.com/-Ey-0mCB44gg/TtYqx3wAOZI/AAAAAAAAAEU/GGJqCrUzMls/s1600/SENI+3.jpg (22 April 2014)
Untuk gaya ilustrasi dan pendekatan penyampaiannya di beberapa negara berbeda.
Beberapa Negara yang memiliki gaya ilustrasi dan penyampaian pendekatannya
sendiri adalah:
a. Amerika
Amerika Serikat adalah negara yang banyak berpengaruh dalam perkembangan
gaya ilustrasi seperti gaya ilustrasi Marvel, Disney, Pixar dll. Untuk pendekatan
penyampaiannya, Amerika lebih menggunakan imajinasi dan fantasi yang jarang
ditemukan di dunia nyata.
b. Eropa
Untuk Eropa, Ilustrasi lebih mengarah ke gaya ilustrasi Prancis. Julien Rosa
merupakan salah satu ilustrator dari Paris yang memiliki gaya ilustrasi sendiri.
Gaya ilustrasinya memiliki kesan sederhana, tidak beraturan. Namun ilustrasi
gaya Eropa terus menurun.
c. Asia
Untuk kawasan Asia, yang banyak memberi pengaruh adalah Jepang. Gaya
ilustrasi manga sudah dikenal dan bahkan mempengaruhi gaya ilustrasi di dunia.
Untuk pendekatan penyampaiannya, Jepang lebih mendekatkan pada
penggambaran kehidupan sehari-hari sehingga bisa dibilang lebih bisa masuk akal
13
d. Indonesia
Gaya ilustrasi di Indonesia banyak dipengaruhi oleh gaya ilustrasi Amerika dan
Jepang namun ada pula yang ditambahkan dengan gaya humor. Untuk pendekatan
penyampaiannya, biasanya menggambarkan kehidupan sehari-hari atau terkadang
juga berupa fantasi.
II.3. Tinjauan Mitos Hewan di Jawa Barat
II.3.1. Pengertian Mitos
Mitos adalah cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu,
mengandung penafsiran tentang asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa
yang mengandung arti mendalam yang diungkapkan dengan cara gaib (kamus
besar Bahasa Indonesia).
William A. Havilland (seperti dikutip Sutardi, 2007) mitos adalah cerita mengenai
peristiwa-peristiwa semihistoris yang menerangkan masalah-masalah akhir
kehidupan manusia. Mitos merupakan gambaran dan penjelasan tentang
keteraturan alam semesta yang menjadi latar belakang perilaku yang teratur.
Mitos adalah sebuah tipe pembicaraan atau wicara (a type of speech).Tentu saja
mitos bukanlah pembicaraan atau wicara yang sembarangan.Tetapi yang harus
ditetapkan secara tegas pada awalnya adalah bahwa mitos adalah suatu sistem
komunikasi, bahwa mitos adalah suatu pesan. Kuno atau tidak, mitologi hanya
dapat memiliki suatu fondasi historis, karena mitos merupakan semacam wicara
yang dipilih oleh sejarah. (Barthes,1957).
Dari pengertian mitos yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa mitos
adalah suatu cerita, pendapat atau anggapan dalam sebuah kebudayaan yang
dianggap mempunyai kebenaran mengenai suatu perkara yang pernah berlaku
14
Mitos merupakan bagian dari budaya dan kearifan lokal yang merupakan seni
ungkapan dalam budaya tutur berupa pernyataan yang lebih sopan untuk
memperingati manusia terutama anak-anak karena anak-anak lebih susah untuk
dilarang, diberitahu atau disuruh.
II.3.2. Perkembangan Mitos
Mitos bermula dari konotasi yang telah menetap di masyarakat, sehingga pesan
yang didapat dari mitos tersebut sudah tidak lagi dipertanyakan oleh masyarakat.
Mitos dapat diterima karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat
ingin tahu yang harus dipenuhi. Secara historis, sebenarnya mitos adalah nenek
moyang sejarah. Keduanya sama-sama berupaya menceritakan masa lalu dengan
caranya masing-masing.
Seringkali mitos disamakan dengan legenda. Namun dari segi tujuan sangatlah
berbeda. Mitos bertujuan untuk mengubah atau membentuk kepribadian, hidup
dan perilaku manusia sedangkan legenda tidak bermaksud mengubah kehidupan
manusia. Mitos yang berasal dari luar negeri pada umumnya telah mengalami
perubahan dan pengolahan lebih lanjut, sehingga tidak terasa asing lagi yang
disebabkan oleh proses adaptasi karena perubahan zaman. Salah satu mitos yang
terkenal adalah mitos yang berasal dari Yunani. Meskipun berbeda, masyarakat
Barat memiliki banyak kesamaan dengan masyarakat Yunani. Sebagaimana
masyarakat Yunani, mitologi juga banyak menarik bagi masyarakat Barat.
Pengaruh mitos-mitos Yunani terhadap masyarakat Barat dapat dilihat dari
banyaknya istilah atau nama-nama yang diambil dari nama-nama dewa dalam
mitologi Yunani, seperti Titans, Eros, Aether, Urasnus, Electra, Hera, Apollo,
Mars, Hermes. Di masa modern, Barat pun mengembangkan mitos-mitos yang
mirip dengan mitologi Yunani. Bisa dibandingkan, bagaimana produktifnya
masyarakat Yunani dalam memproduksi mitos-mitos dengan masyarakat Barat
15
II.3.3. Mitos di Indonesia
Sama halnya dengan Yunani yang produktif dalam mebuat mitos dan Barat yang
memproduksi mitos, di Indonesia hampir setiap daerah memiliki mitos tersendiri.
Bahkan setiap kota satu dengan yang lain memiliki cerita mitos yang berbeda
walaupun mungkin memiliki inti cerita yang sama. Mitos tersebut diantaranya :
a. Mitos Seputar Alam
Contoh : Petir disiang hari yang cerah tanpa awan mendung pertanda akan ada
tokoh masyarakat yang meninggal, atau akan datang bencana besar didaerah
tersebut.
b. Mitos Kesehatan
Contoh : Tidak boleh mandi pada saat malam, karena akan menyebabkan rematik
c. Mitos Kehamilan
Contoh : Apabila orang hamil sedang ngidam maka harus dipenuhi, jika tidak
kelak anaknya akan suka ngeces/ileran.
d. Mitos Perilaku Manusia
Contoh : Jangan duduk diatas bantal, karena dipercaya akan bisulan.
e. Mitos Percintaan
Contoh : Jangan memberi saputangan pada pasangan karena akan berakibat
perpisahan tanpa sebab.
16
II.3.4. Mitos Hewan
Mitos hewan memang ada yang menganggapnya dongeng tapi ada pula yang
mempercayainya. Karena begitu luasnya suatu mitos hewan beredar di masyarakat
sehingga masyarakat tidak memperdulikan kebenaran atau tidaknya suatu mitos
hewan. Berikut adalah beberapa mitos hewan yang ada:
a. Manuk Prenjak Pager (burung prenjak pagar)
Gambar II.15.Manuk Prenjak Pager
Sumber: http://farm8.staticflickr.com/7133/6936762804_ff592e5e9d_o.jpg (02 Desember 2013)
Menurut orang Jawa Kuno tepatnya di Kota Jogjakarta, Jawa Tengah terdapat
mitos jika burung ini muncul dan berkicau di sekitar rumah, artinya pemilik
rumah akan kedatangan tamu. Jika posisi burung tepat berada didepan atas sisi
kanan rumah maka pertanda tamu yang datang membawa kebaikan, tapi apabila
burung berada di belakang atau sisi kiri rumah, menandakan akan adanya tamu
yang membawa petaka.
b. Kucing emas
Gambar II.16. Kucing emas
17
Menurut orang Sumatera, kucing emas merupakan simbol dari jimat penangkal
bala. Kucing emas termasuk salah satu satwa yang dikeramatkan dan dianggap
mempunyai tuah. Bagian tubuhnya dijadikan jimat dan penangkal bala
(kecelakaan) seperti bulu kumis dan kuku cakarnya yang dipercaya mampu
menangkal teluh atau santet. Dagingnya, dapat membuat badan orang yang
memakannya menjadi kebal terhadap benda tajam, mampu memiliki gerakan
segesit kucing emas, dan tidak mudah terlihat oleh mata orang-orang normal.
c. Naga
Menurut orang Kalimantan khususnya daerah Sungai Mahakam, naga merupakan
simbol dari makhluk penjaga sungai. Masyarakat Kalimantan percaya bahwa
terdapat seekor ular naga raksasa yang menjaga Sungai Mahakam. Konon
katanya, saking besarnya naga tersebut, disebutkan bahwa kepalanya ada di Kota
Tenggarong dan ekornya sampai Kota Samarinda. Sebagai wujud kepercayaan
masyarakat tersebut, maka diadakanlah ritual peluncuran Naga Erau di Sungai
Mahakam yang disisipkan sebagai salah satu bagian dari rangkaian upacara adat
Erau di Kota Tenggarong, Kab Kutai Kartanegara.
d. Laba-laba
Gambar II.17.Laba-laba
18
Menurut kepercayaan orang Sulawesi, tepatnya Gorontalo seekor laba-laba yang
jatuh di hadapan seseorang, dianggap sebagai pertanda ada saudara atau kerabat
dekat yang meninggal dunia. Kepercayaan tersebut hingga kini masih bertahan di
tengah masyarakat Gorontalo, terutama di daerah pedesaan, di mana alam
lingkungan yang ada di sana masih cukup relevan dengan mitos-mitos yang
berkembang.
II.3.5. Mitos Hewan Jawa Barat
Secara geografis, Jawa Barat merupakan tempat lahir dan bertumbuhnya
kebudayaan Sunda. Jawa Barat juga merupakan daerah kepulauan yang biasa
disebut kepulauan Nusantara. Istilah itu dipakai dari abad ke 14 Masehi yaitu
zaman Majapahit.
Berikut ini adalah mitos hewan yang berkembang menurut masyarakat di kawasan
Kebon Bibit, Bandung, Jawa Barat. Pada Kamis, 17 April 2014 disertai dengan
fakta menurut Cece Sobarna selaku pakar budaya dan beberapa narasumber
seperti mahasiswa biologi dan ustadz.
- Bilaada anjing melolong tengah malam bermakna ada roh gentayangan.
Faktanya : Mitos ini dibuat agar anak-anak lekas tidur.
- Suara ayam jago pertanda adanya malaikat.
Faktanya : Mitos ini digunakan orang tua zaman dulu agar anak-anak mau
melakukan sholat shubuh.
Selain itu, mitos ini memang benar adanya seperti yang dijelaskan dalam Hadist
Rasulullah SAW dibawah ini :
19
- Bila melihat kucing hitam pertanda akan mendapat kesialan.
Faktanya : Mitos ini bertujuan agar manusia lebih berhati-hati saat beraktifitas,
apalagi saat malam hari karena warna kucing hitam itu gelap sehingga
menyebabkan sering mendapat sial yakni tersandung hingga jatuh.
- Suara tokek bermakna akan adanya keberuntungan.
Faktanya : Mitos ini digunakan agar anak-anak mau sholat. Karena pada zaman
dahulu, salah satu sahabat Rasul mendengar suara tokek dirumahnya sehingga ia
terbangun dari tidurnya dan dapat melakukan sholat. Inilah alasan mengapa tokek
dianggap membawa keberuntungan.
- Bila ada ular masuk kedalam rumah pertanda akan mendapat bencana.
Faktanya : Mitos ini digunakan agar manusia menjaga rumah dengan baik dan
tidak terlalu sibuk padahal-hal yang tidak penting.
Manusia dulu hidup dekat dengan alam, tempat mereka berlindung sering
kedatangan hewan-hewan salah satunya adalah ular yang terkadang membawa
bencana, sehingga mitos ini pun muncul.
- Bila ada gagak berkicau dan berkeliaran diatas rumah bermakna adanya
kematian.
Faktanya : Sama seperti kucing hitam, mitos ini digunakan agar anak-anak tidak
main di malam hari.
- Suara burung hantu pertanda adanya hantu.
Faktanya : Burung hantu merupakan hewan nocturnal (beraktifitas dimalam hari)
sehingga mitos ini dibuat agar anak-anak tidak keluar rumah saat malam hari.
- Bila ada suara burung uncuing bermakna akan ada yang meninggal.
Faktanya : Mitos ini digunakan agar manusia tidak malas beribadah dan berdoa
20
- Bila ada kupu-kupu masuk kedalam rumah pertanda akan ada tamu.
Faktanya : Mitos ini digunakan agar anak-anak mau membantu orang tuanya dan
tidak malas membersihkan rumah.
- Bila ikan peliharaan mati secara tiba-tiba pertanda akan mendapat musibah.
Faktanya : Mitos ini digunakan agar anak-anak merawat peliharaan dengan baik
meningat anak-anak selalu ingin memelihara hewan namun malas merawatnya.
- Bila tiba-tiba didalam sumur ada ikan bermakna akan mendapat rezeki.
Faktanya : Mitos ini digunakan hanya untuk menyindir agar manusia selalu
berdoa dan berusaha bila menginginkan sesuatu karena tidak ada sesuatu yang
terjadi tiba-tiba.
II.4. Studi Lapangan
Untuk mendapat data yang diinginkan, dengan tujuan untuk mengetahui berapa
persenkah masyarakat yakni anak-anak yang mempercayai akan adanya
mitos-mitos hewan di Jawa Barat, maka dilakukan teknik pengumpulan data dengan cara
menyebarkan kuisioner kepada target audiens yakni pelajar SD Pertiwi Bandung
yang berada di daerah Kebon Bibit, Bandung, Jawa Barat pada Kamis, 17 April
2014. Kuisioner tersebut berisikan nama, umur, percaya terhadap mitos atau tidak
mitos hewan apa yang diketahui, dan yang terakhir adalah fakta yang mereka
ketahui dari mitos tersebut. Data yang diperlukan untuk penelitian ini
dikumpulkan dengan menyebarkan kuisioner kepada 20 pelajar kelas 5-6 SD.
Pada 20 kuisioner yang disebar yang dapat dianalisis adalah seluruhnya (100%).
II.4.1. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada responden berdasarkan jenis kelamin,
10 orang (50%) responden adalah siswi SD perempuan sedangkan 10 orang
lainnya (50%) adalah siswa SD laki-laki. Komposisi responden berdasarkan jenis
21
No Jenis Kelamin Responden Jumlah Presentasi
1 Siswi SD Perempuan 10 50%
2 Siswa SD Laki-laki 10 50%
Total 20 100%
Tabel II.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Menurut hasil kuisioner yang dibagikan kepada target audiens yakni pelajar SD
kelas 5-6 SD Pertiwi di Jalan Kebon Bibit, Bandung didapatkan hasil sebagai
berikut:
Tabel II.2. Diagram tingkat kepercayaan mitos
Seperti yang terlihat pada diagram bahwa 80% dari responden yakni siswa dan
siswi kelas 5-6 SD masih mempercayai mitos, sedangkan 20% tidak
mempercayainya. 60% siswa laki-laki percaya terhadap mitos sedangkan siswi
perempuan 100% percaya.
80% 20%
Kepercayaan Mitos
22
Tabel II.3. Diagram kepercayaan macam-macam mitos hewan
Menurut hasil kuisioner 15% mengetahui mitos tentang kucing hitam, 10%
mengetahui mitos anjing, 15% mengetahui mitos burung uncuing, 20%
mengetahui mitos kupu-kupu, 25% mengetahui mitos hewan yang lainnya dan
15% tidak mengetahui mitos hewan yang ada.
Tabel II.4. Diagram perasaan saat melihat/mendengar mitos hewan
Dari hasil kuisioner diketahui bahwa 50% dari responden yakni siswa dan siswi
kelas 5-6 SD merasa takut, 30% merasa khawatir dan 20% merasa biasa saja saat
23
melihat/mendengar mitos hewan tersebut. Untuk fakta seputar mitos hewan 100%
dari target audiens tidak mengetahuinya.
Dengan adanya hasil kuisioner diatas diketahui bahwa mitos hewan masih
dipercayai oleh sebagian besar target audiens. Sehingga dibutuhkan media
informasi yang dapat menjelaskan fakta yang merupakan kebenaran dari mitos
tersebut atau alasan adanya mitos tersebut sehingga mitos yang merupakan bagian
dari kebudaan tetap ada dan sehingga menambah pengetahuan target audiens.
II.5. Khalayak Sasaran
Perancangan media informasi ini ditujukan pada anak-anak pelajar kelas 5-6 SD
dengan rincian sebagai berikut :
Demografi
- Kelompok usia 5-6 SD
Anak-anak usia pelajar kelas 5-6 SD dijadikan target audiens karena
mereka lebih memiliki pengetahuan yang luas dibandingkan anak usia
dibawahnya.
- Pekerjaannya adalah pelajar SD
Status Ekonomi Sosial
- Kalangan ekonomi menengah atas
Status Ekonomi Sosial menengah atas dijadikan target audiens karena
kalangan ini kurang begitu mengenal mitos namun lebih mau belajar
24
Psikografi
Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sedikit kritis dalam berfikir, suka
akan hal yang belum begitu dimengerti serta bisa membedakan antara
khayal dan realistis.
Geografi
25 BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1. Strategi Perancangan
Strategi Perancangan yang bertujuan sebagai media informasi ini yaitu dengan
menampilkan konsep desain visual yang menarik. Dengan menggunakan visual
yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari maka dipilihlah buku ilustrasi
yang bertujuan untuk menambah pengetahuan target audiens tentang mitos hewan
Jawa Barat disertai dengan fakta seputarnya agar mereka tahu salah satu
kebudayaan Jawa Barat yang ada. Dengan tampilan visual yang dibuat dengan
pendekatan karakter anak-anak dan menyesuaikan dengan temanya yakni mitos
hewan Jawa Barat yang akan ditampilkan yaitu mitos hewan dan fakta-fakta
seputarnya. Selain itu, elemen-elemen lain juga dibuat berdasarkan pendekatan
visual sesuai dengan target audiensnya.
III.1.1. Pendekatan Komunikasi
Pendekatan Visual: Target audiens mempengaruhi visual yang diinginkan. Karena
target audiensnya adalah anak-anak maka visual yang akan ditampilkan adalah
visual ilustrasi kartun karena apabila visual fotografi mereka akan cepat bosan.
Selain itu, dengan ilustrasi akan memancing imajinasi mereka.
Pendekatan Verbal :
Pemilihan gaya bahasa sangat berpengaruh terhadap pesan yang akan disampaikan
sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh audiens. Bahasa Sunda dipilih
sebagai identitas dari mitos hewan Jawa Barat. Sedangkan Bahasa Indonesia
dipilih agar pembaca (baik target audiens ataupun bukan) mengerti isi dari
informasi. Bahasa Indonesia yang dipilih adalah Bahasa Indonesia sehari-hari
mengingat target audiensnya merupakan anak-anak. Untuk itu, strategi
26 III.1.2. Strategi Kreatif
Strategi kreatifnya yaitu menampilkan konsep desain visual berupa illustrasi.
Selain itu, strategi kreatifnya adalah memvisualisasikan mitos dan melipat
beberapa bagian halaman serta menggunakan 2 bahasa untuk setiap
percakapannya, yakni Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia sehari-hari. Strategi
yang lain yakni menambahkan fakta-fakta dari ilmu sains dan agama.
III.1.3. Strategi Media
Pemilihan media utama yang digunakan sebagai media informasi ini adalah media
informasi yang dapat dengan mudah diakases sesuai dengan karakteristik target
audiens. Buku merupakan media informasi yang sesuai dengan target audiens
karena tidak membutuhkan media lain. Disamping itu, buku tetap dibutuhkan
hingga saat ini dan bisa dijadikan pedoman untuk mengetahui informasi yang
lebih informatif.
Maka dipilihlah buku ilustrasi sebagai media utama karena lebih memperlihatkan
visual sehingga lebih disukai target audiens. Tak lupa media pendukung lainnya
seperti poster, flyer dan beberapa media pendukung lainnya. Media-media tersebut
27
kalangan. Dalam pemilihan penerbit, penerbit Dar! Mizan dipilih karena
merupakan penerbit yang mengkhususkan buku-buku anak, selain itu penerbit ini
berasal dari Bandung sehingga dirasa tepat dengan buku Mitos Hewan Jawa
Barat.
III.1.4.1. Jadwal Penyebaran
Media
Tahapan
Juli Agustus September Oktober November Desember Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke
28 Totebag
Penggaris
Pembatas Buku
Tabel III.1. Tabel Jadwal Penyebaran
Buku ini dijadwalkan akan terbit pada Juli 2014 sampai Desember 2014. Karena
pada Bulan Juli bertepatan dengan liburan sekolah anak-anak begitu pula dengan
Desember. Untuk media pendukung seperti poster, X-Banner dan flag chain
digunakan sebagai media pengingat sehingga digunakan pada awal minggu di
awal peluncuran buku, pertengahan minggu di pertengahan bulan setelah
peluncuran, dan di akhir minggu di akhir peluncuran. Sedangkan untuk flyer
disebarkan lebih awal sebagai upaya promosi.
III.2. Konsep Visual
III.2.1. Format Desain
Format desain buku ini adalah landscape, karena memberi kesan yang lebih luas
sehingga ilustrasi dapat dengan mudah divisualisasikan. Selain itu dengan ukuran
22 x 18 cm dibaca dengan arahan dari kiri ke kanan. Pemilihan format ini lebih
memudahkan target audiens untuk memegang dan membaca buku.
18 cm 18 cm
22 cm 22 cm
29 III.2.2. Tata Letak (Layout)
Untuk layout, peletakkan tata visual lebih ditonjolkan untuk menjadikannya
sebagai pusat perhatian. Hal ini bertujuan agar target audiens langsung terfokus
pada visualnya ketika membaca buku tersebut. Tata letak dalam perancangan
buku ilustrasi ini memberikan kesan seimbang tetapi tetap menampilkan kesan
visual yang dinamis.
Gambar III.2. Tata Letak/Layout.
III.2.3. Tipografi
Peranan tipografi cukup besar dalam media perancangan ini, karena jika
pemilihan tipografi kurang tepat maka pesan tidak akan tersampaikan. Untuk font
menggunakan beberapa jenis sehingga sesuai dengan konsep. Seperti yang terlihat
pada tata letak kedua, ada 5 letak untuk teks sehingga membutuhkan 5 jenis font
30 Yiggivoo Unicode:
The quick brown fox jump over the lazy dog.
1234567890
The quick brown fox jump over the lazy dog. 1234567890
Font Yiggiivoo Unicode digunakan sebagai judul dan nomor halaman karena
berkesan formal.
Kristen ITC:
The quick brown fox jump over the lazy dog.
1234567890
The quick brown fox jump over the lazy dog. 1234567890
Font Kristen ITC digunakan untuk font dalam bubble talk di dalam ilustrasi utama
karena cocok untuk ilustrasi bagi anak.
Thin Pencil Handwriting :
The quick brown fox jump over the lazy dog. 1234567890
The quick brown fox jump over the lazy dog. 1234567890
Font Thin Pencil Handwriting digunakan karena font ini berada di atas catatan dan
font ini pun terlihat seperti tulisan tangan.
Gabriola :
31
The quick brown fox jump over the lazy dog. 1234567890
Font Gabriola digunakan untuk menjelaskan mitos. Font ini dipilih karena mitos
dan fakta-faktanya yang disampaikan ingin disampaikan secara tidak
menakut-nakuti namun terkesan serius.
Permanent Marker:
The quick brown fox jump over the lazy dog.
1234567890
The quick brown fox jump over the lazy dog. 1234567890
Font ini digunakan karena digunakan sebagai font untuk pengetahuan sehingga
membutuhkan font yang terlihat seperti spidol.
Sedangkan untuk judul pada cover menggunakan font Yarborough.
The quick brown fox
jump over the lazy
dog. 1234567890
III.2.4. Ilustrasi
Ilustrasi pada perancangan buku bergambar mitos ini bertemakan kekeluargaan.
32 Gambar III.3. Referensi Ilustrasi
Sumber :
http://3.bp.blogspot.com/_yJsB5-oVISo/S6oWE-PjTMI/AAAAAAAAACk/yx0gx9CtAl8/s1600/doraemon.gif (25 Juni 2014)
Gambar III.4. Referensi Ilustrasi
Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/2/28/Sakura-familylow.jpg (25 Juni 2014)
Ilustrasi yang akan digunakan dalam buku yang akan dibuat adalah ilustrasi vektor
sederhana. Ilustrasi yang ditampilkan dalam buku memiliki latar tempat disekitar
rumah agar member kesan dekat dengan pembaca.
33 Gambar III.5. Ilustrasi Cover
Sumber : Dokumen pribadi
Seperti yang telah disebutkan, ilustrasi berada di sekitar rumah. Disini terlihat
sebuah keluarga yang terdiri atas ayah, 2 orang anak, nenek dan ibu sedang
berbincang-bincang. Nenek tersebut terlihat diibaratkan sedang memberi tahu
tentang mitos dan fakta hewan yang ada. Selain itu terdapat pula hewan-hewan
yang dijadikan mitos didalam buku.
III.2.4.1 Studi Karakter
Dalam pembuatan karakter terlebih dahulu melakukan studi. Dari hasil studi
kemudian dilakukan proses pembuatan karakter mulai dari foto kemudian menjadi
sketsa dan diproses menjadi sebuah ilustrasi vektor. Karakter-karakter manusia ini
disesuaikan dengan target audiensnya, yaitu anak kelas 5-6 SD beserta
keluarganya yang terdiri dari ayah, ibu dan nenek.
Studi karakter:
Studi Karakter
Ayah
(Asep) Usianya 37
35
Sumber : http://nul.is/wp-content/uploads/2013/01/Desain-Rumah-Sederhana.jpg (25 Juni 2014)
36 Sumber : Dokumen Pribadi
Ruang Tamu
Gambar III.9. Studi Ruang Tamu
Sumber : http://www.omahimpian.com/wp-content/uploads/2014/01.jpg (25 Juni 2014)
Gambar III.10. Ilustrasi Ruang Tamu Sumber : Dokumen Pribadi
Ruang Keluarga
Gambar III.11. Studi Ruang Keluarga
37 Gambar III.12. Ilustrasi Ruang Keluarga
Sumber : Dokumen Pribadi
Kamar Anak Perempuan
Gambar III.13. Studi Kamar Anak Perempuan
Sumber : http://www.tokomeubel.com/wp-content/uploads/2012/05/Kamar-Set-Anak-Perempuan-KSA-03.jpg (25 Juni 2014)
Gambar III.14. Ilustrasi Kamar Anak Perempuan Sumber : Dokumen Pribadi
Kamar Anak Laki-laki
Gambar III.15. Studi Kamar Anak Laki-laki
Sumber : http://www.davyn-furn.com/wp-content/themes/theme1051/images/DN08.jpg (25 Juni 2014)
38 Gambar III.16. Ilustrasi Kamar Anak Laki-laki
Sumber : Dokumen Pribadi
Lapangan Bermain
Gambar III.17. Studi Lapangan
Sumber : http://4.bp.blogspot.com/_1vx_1p_h6fk/
S_vVH0zHozl/AAAAAAAAANI/rDh_RvkrPk0/s1600/anak-main-bola.jpg
(29 Juni 2014)
Gambar III.18. Ilustrasi Lapangan Sumber : Dokumen Pribadi
Bukit
39 Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-9QtEGGKTqjw/UXqa2mq66NI/AAAAAAAAGBU/
8QO9GU1EQhE/s1600/bukit+teletubies+gunung+prau.jpg (29 Juni 2014)
Gambar III.20. Ilustrasi Bukit Sumber : Dokumen Pribadi
40 Gambar III.21. Sketsa dan Hasil Ilustrasi Hewan.
III.2.4.3 Studi Properti Bola
Gambar III.22. Studi Bola Sumber :
http://3.bp.blogspot.com/- VqQyL3B7m_k/TwuroUO8jjI/AAAAAAAAAD4/1rX2lGMakzY/s1600/cara-tendang-bola.jpg
(1 Juli 2014)
41 Sumber : Dokumen Pribadi
Aquarium
Gambar III.24. Studi Aquarium
Sumber : http://scientiats.files.wordpress.com/2011/11/dscn03191.jpg (2 Juli 2014).
Gambar III.25. Ilustrasi Aquarium Sumber : Dokumen Pribadi
Notes
Gambar III.26. Studi dan Ilustrasi Notes Sumber : Dokumen Pribadi
III.2.5. Warna
Warna adalah elemen pendukung agar isi lebih menarik perhatian pembaca.
42 sehingga memberikan kesan ceria dikalangan target audiens dan mengingat
banyaknya objek yang akan ditampilkan. Warna utama yang digunakan adalah
coklat muda karena menurut psikologi, dominasi warna ini akan memberi kesan
hangat dan nyaman.
Sedangkan merah, hijau, biru, kuning, hitam, ungu beserta turunan warnanya
merupakan warna pendukung sehingga apa yang diinginkan dari buku ini tercapai.
Contoh warna utama yang digunakan :
43 BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
IV.1. Buku Ilustrasi Mitos Hewan Jawa Barat dan Faktanya
Media utama diproduksi dengan ukuran 22 cm x 18 cm. Pertimbangan ukuran ini
adalah karena ukuran ini disesuaikan dengan ukuran tangan anak, dan mirip
dengan ukuran-ukuran buku anak lainnya yang dijual di toko-toko buku
terkemuka. Jenis kertas yang digunakan adalah Artpaper 150 gr karena bagian
bawah dari buku ini dilipat. Sedangkan untuk cover menggunakan hardcover
laminasi doff karena sifatnya yang kuat dan tebal sehingga menjaga agar bagian
dalam buku tidak mudah rusak. Dicetak dengan dengan teknik cetak offset.
IV.1.1. Teknik Produksi Media Utama
Tahap awal produksi adalah dimulai dengan memproduksi sejumlah sketsa
menggunakan pensil 2B di kertas HVS kosong. Sketsa halaman dibuat
perhalaman buku yang didapat dari sejumlah referensi visual. Setelah sketsa
selesai dibuat, tahap selanjutnya yaitu memproses sketsa pensil menjadi bentuk
digital. Langkah pertama adalah dengan melakukan scan, sketsa discan dengan
resolusi 300dpi sehingga menghasilkan file .jpeg.
44 Kemudian hasil digitalnya yang berupa file .jpeg diolah dengan vektor yang
terdapat pada software Adobe Illustrator cs5 setelah itu diberi warna dengan
menggunakan software yang sama.
Gambar IV.2. Proses Pengolahan Gambar di Adobe Ilustrator.
Setelah vektor dibuat, vektor ditarik menuju Adobe Photoshop cs5 agar
ukurannya tepat (22 x 18 cm).
Gambar IV.3. Proses Pengolahan Ukuran Gambar di Adobe Photoshop.
Disimpan agar menjadi file .jpeg. Langkah selanjutnya adalah penataan layout.
File .jpeg yang telah disimpan tadi dikerjaan kembali menggunakan Adobe
Illustrator cs5. Teks yang berisi pesan atau narasi percakapan dimasukan dan
disusun sedemikian rupa agar komposisi menarik, informatif. Mode warna yang
digunakan adalah CMYK karena pengerjaannya dilakukan didalam komputer
sehingga warna yang dihasilkan akan sama dengan warna yang ada pada
45 Gambar 1V.4. Penataan Layout.
Setelah itu, dibuat tambahan 19.5 x 4 cm untuk bagian yang dilipat sehingga
menghasilkan ukuran 22 x 22 cm. Tahap pembuatan halaman untuk bagian
disebelah kanan pun selesai.
Untuk halaman disebelah kiri, melalui tahapan yang sama yaitu membuat vektor
di Adobe Illustrator cs5, dijadikan ukuran 22 x 18 cm di Adobe Photoshop cs5
lalu membuat layout dengan Adobe Illustrator cs5.
Gambar 1V.5. Penataan Layout.
Karena hasil akhir nanti dicetak secara bolak-balik maka gambar dihalaman kiri
harus menggunakan 19.5 x 4 cm bagian bawah dari halaman sebelumnya untuk
mengganti bagian yang dilipat. Pada tahap ini vektor dihalaman sebelumnya yang
telah dilayout kembali ditarik menuju Adobe Photoshop cs5 dan bagian yang
46 Gambar 1V.6. Hasil Crop.
File hasil crop tadi dimasukan kedalam vektor lalu dirotate 1800.
Gambar 1V.7.Penyatuan Gambar.
Tahap pembuatan secara digital pun selesai, lalu dicetak secara bolak-balik
menggunakan kertas Artpaper 150gr ukuran A3+ sehingga cukup untuk 2 gambar
bolak-balik. Setelah tercetak, kertas dipotong dan dilipat secara manual. Tahap
akhir adalah memberikan cover barupa hardcover laminasi doff.
47 IV.2. Media Pendukung
IV.2.1. Poster
Ukuran poster yang digunakan adalah A3 atau setara dengan 42 cm x 29.7 cm
ukuran ini sesuai dengan ukuran poster promosi pada umumnya. Menggunakan
kertas Artpaper 260gr agar warna yang dihasilkan lebih muncul dan karena
termasuk kertas yang kuat dan tidak gampang kotor. Menggunakan teknik cetak
offset. Poster ini diaplikasikan tidak jauh dari display penjualan buku di toko
buku.
IV.2.1.1. Teknik Produksi Media Poster
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan
Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3.
Gambar 1V.9. Pembuatan Poster.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper A3
260gr.
48 IV.2.2. Flyer
Ukuran flyer yang digunakan adalah 13,5 cm x 7,5 cm agar sesuai genggaman
anak, dikertas berjenis Artpaper 150gr agar warna yang dihasilkan lebih muncul
selain itu karena Artpaper ini tidak terlalu kaku. Menggunakan Artpaper 150gr
dengan teknik cetak offset. Flyer ini dibagikan di mall, sekolah, dan tempat
bermain.
IV.2.2.1. Teknik Produksi Media Flyer
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan
Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3 sehingga cukup untuk 7 lembar
flyer.
Gambar 1V.11. Pembuatan Flyer.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper A3
150gr. Setelah itu dipotong secara manual.
49 IV.2.3. X-Banner
Media yang digunakan untuk mempromosikan buku ilustrasi ini ke pasaran adalah
media X-Banner ukurannya yakni 60 x 160 cm. Menggunakan bahan Flexi Korea
karena teksturnya yang halus dengan teknik cetak digital printing. X-banner ini
diaplikasikan tidak jauh dari display penjualan buku di toko buku.
IV.2.3.1. Teknik Produksi Media X-Banner
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan
Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran 60 x 160 cm.
Gambar IV.13. Pembuatan X-Banner.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan bahan Flexi
Korea.
50 IV.2.4. Flag Chain
Ukuran flag chain yang digunakan adalah 12 x 14.5 cm ukuran ini sesuai dengan
ukuran flag chain pada umumnya. Menggunakan kertas berjenis Artpaper 150 gr
agar warna yang dihasilkan lebih muncul dicetak dengan teknik cetak offset. Flag
chain ini diaplikasikan tidak jauh dari display penjualan buku di toko buku
IV.2.4.1. Teknik Produksi Media Flag Chain
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan
Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3.
Gambar IV.15.Pembuatan Flag Chain.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper 150 gr
ukuran A3. Setelah itu dipotong secara manual dan diberi benang agar bisa
digantung
51 IV.2.5. Sticker
Sticker sebagai media penunjang dapat diaplikasikan oleh target audiens
dibenda-benda yang sering ia jumpai seperti cermin, buku tulis, lemari dan sebagainya.
Sticker ini merupakan media yang praktis karena penggunaannya dapat
disesuaikan dengan target audiens. Sticker didapat setelah pembeli membeli buku.
Material kertas sticker vynil karena sticker jenis ini memiliki keunggulan anti air.
Teknik cetak offset.
IV.2.5.1. Teknik Produksi Media Sticker
Sticker dibuat menggunakan beberapa elemen yang ada pada buku utama dan
dikerjakan di Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3.
Gambar IV.17.Pembuatan Sticker.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan sticker vynil A3.
Setelah itu dipotong secara manual.
52 IV.2.6. Box Display
Ukuran box display yang digunakan adalah 29 x 25 x 9 cm sehingga cukup untuk
beberapa buku, menggunakan bahan infraboard agar mudah dipotong dan
Artpaper 150gr agar warna yang dihasilkan lebih muncul. Menggunakan teknik
cetak offset. Box display ini diletakan ditempat media utama diletakan.
IV.2.6.1. Teknik Produksi Media Box Display
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan
Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3.
Gambar 1V.19. Pembuatan Box Display.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper A3
150gr. Setelah itu dipotong secara manual dan ditempel pada infraboard yang
telah dibuat.
53 IV.2.7. Kupon Berhadiah
Ukuran kupon yang digunakan adalah 14 x 7 cm ukuran ini digunakan agar tidak
menonjol di dalam buku. Menggunakan kertas berjenis Artpaper agar warna yang
dihasilkan lebih muncul selain itu karena Artpaper termasuk kertas yang kuat dan
tidak gampang kotor. Menggunakan Artpaper 150gr dengan teknik cetak offset.
Kupon berhadiah ini didapat didalam buku bagi pembeli yang beruntung.
IV.2.7.1. Teknik Produksi Media Kupon Berhadiah
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan
Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A4.
Gambar 1V.21. Pembuatan Kupon Berhadiah.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper A4
150gr. Setelah itu dipotong secara manual.
54 IV.2.8. Buku Catatan
Ukuran buku catatan yang digunakan adalah 15 x 11 cm ukuran ini digunakan
agar mudah dibawa kemana-mana. Menggunakan kertas berjenis Artpaper 260gr
untuk covernya agar warna yang dihasilkan lebih muncul selain itu karena
termasuk kertas yang kuat dan tidak gampang kotor dengan teknik cetak offset.
Buku catatan didapat bagi pembeli yang mendapatkan kupon berhadiah.
IV.2.8.1. Teknik Produksi Media Buku Catatan.
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan
Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3 sehingga cukup untuk cover
depan-belakang 3 buah buku catatan.
Gambar 1V.23. Pembuatan Buku Catatan.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper A3
260gr. Setelah itu dipotong secara manual dan digabungkan dengan isi buku untuk
di ring.
55 IV.2.9. Tempat Pensil
Ukuran tempat pensil yang digunakan adalah 16.5 x 6.5 x 3.5 cm ukuran ini
digunakan agar mudah dibawa kemana-mana dan cukup untuk beberapa alat tulis.
Menggunakan kertas sticker chromo, duplex dan magnet agar dapat menempel.
Sticker dicetak dengan teknik cetak offset. Tempat Pensil didapat bagi pembeli
yang mendapatkan kupon berhadiah.
IV.2.9.1. Teknik Produksi Media Tempat Pensil
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan
Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3.
Gambar 1V.25. Pembuatan Tempat Pensil.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan sticker chromo
A3. Setelah itu dipotong secara manual dan ditempel menyesuaikan ukuran
tempat pensil yang telah dibuat menggunakan duplex dan magnet.
56 IV.2.10. Tempat Minum
Ukuran tempat minum yang digunakan ukuran standar tempat minum jenis
tumbler. Menggunakan kertas Artpaper 150gr agar warna yang dihasilkan lebih
muncul selain itu karena termasuk kertas yang tipis sehingga mudah dimasukan
kedalam tempat minum, dicetak dengan teknik cetak offset. Tempat minum
didapat bagi pembeli yang mendapatkan kupon berhadiah.
IV.2.10.1. Teknik Produksi Media Tempat Minum
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan
Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3 sehingga cukup untuk 2 gambar
untuk tempat minum.
Gambar 1V.27. Pembuatan Tempat Minum.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper A3
150gr. Setelah itu dipotong secara manual dan dimasukan kedalam tempat minum.
57 IV.2.11. Kaos
Ukuran kaos yang digunakan ukuran XS all size karena untuk anak.
Menggunakan cotton combed 24s karena tebal, dicetak dengan teknik sablon
digital. Kaos didapat bagi pembeli yang mendapatkan kupon berhadiah.
IV.2.11.1. Teknik Produksi Media Kaos
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan
Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A4.
Gambar 1V.29. Pembuatan Kaos.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu disablon digital pada kaos putih polos.
58 IV.2.12. Totebag
Ukuran totebag yang digunakan adalah ukuran standar totebag. Menggunakan
hyget super agar lebih kuat. Totebag didapat bagi pembeli yang mendapatkan
kupon berhadiah.
IV.2.12.1. Teknik Produksi Media Totebag
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan
Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A4.
Gambar 1V.31. Pembuatan Totebag.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu disablon digital pada kain totebag
putih polos.
59 IV.2.13. Penggaris
Ukuran yang digunakan adalah 30 cm ukuran ini digunakan sesuai ukuran standar
penggaris. Menggunakan kertas berjenis sticker chromo A3 sehingga dapat
ditempel dan dicetak dengan teknik cetak offset. Penggaris didapat bagi pembeli
yang mendapatkan kupon berhadiah.
IV.2.13.1. Teknik Produksi Media Penggaris
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan
Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3 sehingga cukup 3 penggaris
nantinya.
Gambar 1V.33. Pembuatan Penggaris.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan sticker chromo
A3. Setelah itu dipotong secara manual dan ditempel pada penggaris yang ada.
60 IV.2.14. Pembatas Buku
Ukuran pembatas buku yang digunakan adalah 17 x 4 cm. Menggunakan kertas
berjenis Artpaper 260gr agar warna yang dihasilkan lebih muncul selain itu
karena termasuk kertas yang kuat dan tidak gampang kotor dengan teknik cetak
offset. Pembatas buku didapat bagi pembeli yang mendapatkan kupon berhadiah.
IV.2.14.1. Teknik Produksi Media Penggaris
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan
Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A4 sehingga untuk 6 lembar
pembatas buku.
Gambar 1V.35. Pembuatan Pembatas Buku.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper 260gr
ukuran A3. Setelah itu dipotong secara manual.