PEMBELAJARANMULTIPLE REPRESENTATIONS(MR) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Skripsi)
Oleh Erla Wijayanti
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan siswa dan guru bidang
studi fisika di SMAN 1 Natar, pembelajaran fisika yang biasa dilakukan
adalah menerangkan dengan cara ceramah, dan latihan-latihan soal.
Pembelajaran hanya ditekankan pada pencapaian target kurikulum dan
penyelesaian tugas, sehingga proses pembelajaran tidak berjalan dengan
optimal. Kegiatan praktikum terhambat karena alat dan bahan masih terbatas
jumlahnya, sehingga pencapaian hasil belajar siswa belum memenuhi standar
yang ditetapkan. Aktivitas yang dilakukan siswa pada proses pembelajaran
terbatas pada mendengarkan penjelasan guru, mencatat, mengerjakan LKS
atau tugas. Sesuai dengan hasil observasi tersebut, diketahui siswa kurang
aktif dalam pembelajaran, dan motivasi siswa juga terlihat rendah.
Hal ini juga dapat diketahui dari nilai rata-rata uji blok 1 mata pelajaran fisika
siswa kelas X3 adalah 65,00 dan hanya 30 orang yang mencapai ketuntasan
belajar dari jumlah siswa secara keseluruhan yaitu 41 siswa. Sedangkan
rata-rata uji blok 1 siswa kelas X4 adalah 66,00 dan hanya 32 orang siswa yang
mencapai ketuntasan belajar dengan jumlah siswa keseluruhan 40 siswa,
untuk mata pelajaran fisika adalah 70,00. Ini menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa masih rendah. Hal ini banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Faktor-faktor ini umumnya dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor
intern dan faktor ekstern. Faktor intern berhubungan dengan segala sesuatu
yang ada pada diri siswa yang menunjang pembelajaran, seperti inteligensi,
bakat, kemampuan motorik pancaindra, motivasi dan skema berpikir. Faktor
ekstern merupakan segala sesuatu yang berasal dari luar diri siswa yang
mengkondisikannya dalam pembelajaran, seperti pengalaman, lingkungan
sosial, metode belajar-mengajar, strategi belajar-mengajar, fasilitas belajar dan
dedikasi guru.
Salah satu faktor internal yaitu motivasi siswa, diduga sangat berpengaruh
terhadap pencapaian hasil belajar, karena motivasi adalah suatu kondisi
fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan
(kebutuhan). Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan berupaya
mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya untuk mendapatkan hasil
belajar yang maksimal.
Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran perlu memilih
strategi pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik untuk meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa. Dan untuk mengatasi kendala tersebut maka
ada baiknya jika digunakan suatu cara penyajian (representasi) yang
diharapkan mampu membantu siswa untuk dapat memahami suatu materi
Cara penyajian ini dikenal dengan namaMultiple Representations.Multiple
Representationsadalah suatu pendekatan belajar yang diharapkan dapat
menjadi alternatif belajar sebab pengajaran dengan melibatkan multi
representasi memberikan konteks yang kaya bagi siswa untuk memahami
suatu konsep. Dari berbagai penelitian mengatakan bahwa siswa yang terampil
sering menggunakan representasi kualitatif seperti gambar, grafik dan diagram
dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, sebab representasi kualitatif
membantu mereka memahami soal sebelum mereka menggunakan
persamaan-peramaan matematik untuk dapat menyelesaikan persoalan tersebut secara
kuantitatif. Penggunaan multi representasi dapat membantu guru dalam
mengidentifikasi tiga dimensi pembelajaran yang terjadi yakni (1) representasi
memberi peluang kepada guru untuk dapat menilai pemikiran siswa, (2)
representasi memberi peluang kepada guru untuk menggunakan teknik
paedagogik yang baru, dan (3) representasi memudahkan guru untuk
menjembatani antara pendekatan konvensional dan pendekatan modern.
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka telah dilakukan penelitian
eksperimen dengan judul Analisis Hasil Belajar Fisika Dengan
Menggunakan Pembelajaran MR (Multiple Representations)Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
fisika dengan menggunakan pendekatan pembelajaranexisting multiple
representationsdan pembelajarangenerate own multiple representations?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa ditinjau dari motivasi
belajar siswa?
3. Apakah ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi
belajar siswa dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan
maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
fisika dengan menggunakan pendekatan pembelajaranexisting multiple
representationsdan pembelajarangenerate own multiple representations?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa ditinjau dari motivasi
belajar siswa?
3. Apakah ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi
belajar siswa dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa?
D. Manfaat Penelitian
1. Dapat melatih siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap
suatu materi belajar dalam proses pembelajaran fisika sekaligus membantu
siswa dalam penguasaan konsep fisika.
2. Dapat menjadi alternatif baru bagi guru dalam menyajikan materi
pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dengan meninjau dari motivasi siswa.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini mencapai sasaran sebagaimana yang telah dirumuskan,
maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada:
1. BentukMultiple Representationsyang digunakan padaExisting multiple
representationsyaitu: (1) Representasi verbal; (2) Representasi simulasi
(Phet); (2) Representasi hand on (Eksperimen); (3) Representasi gambar;
(4) Representasi Grafik; (5) Representasi matematika.
2. BentukMultiple Representationsyang digunakan padaGenerate Own
multiple representationsyaitu: (1) Representasi verbal; (2) Representasi
simulasi (Phet); (2) Representasi hand on (Eksperimen); (3) Representasi
gambar; (4) Representasi Grafik; (5) Representasi matematika; (6) analogi.
3. Hasil belajar merupakan seluruh kecakapan yang dicapai melalui proses
belajar di sekolah yang dinyatakan dengan nilai hasil belajar berdasarkan
hasil tes hasil belajar. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang akan diteliti
adalah hasil belajar aspek kognitif.
4. Faktor-faktor yang menentukan pencapai hasil belajar siswa yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Dalam penelitian ini, faktor yang akan diteliti
5. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X3dan X4SMAN 1 Natar
Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012.
6. Materi dalam penelitian ini adalah materi Listrik Dinamis pada sub materi
ANALISIS HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARANMULTIPLE REPRESENTATIONS(MR)
DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA Oleh
ERLA WIJAYANTI
Pendekatan pembelajaran menentukan hasil belajar siswa disamping motivasi
belajar. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mencoba melakukan penelitian dengan
tujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan pembelajaranexisting
multiple representationsdan pembelajarangenerate own multiple representations;
(2) Perbedaan hasil belajar fisika siswa ditinjau dari motivasi belajar siswa; (3)
Interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi belajar siswa dalam
peningkatan hasil belajar fisika siswa.
Penelitian dilakukan di SMAN 1 Natar, menggunakan dua kelas yaitu kelas
ekperimen1 (kelas X3) dengan jumlah sampel 29 siswa dan kelas eksperimen 2
(kelas X4) dengan jumlah sampel 34 siswa, menggunakan desain faktorial 2x2.
Kedua kelas eksperimen diberikan perlakuan pendekatanmultiple representations
yaituexisting multiple representationspada kelas eksperimen 1 dangenerate own
multiple representationspada kelas eksperimen 2. Pada akhir pembelajaran siswa
iii
representationsuntuk mengetahui hasil belajar siswa. Data motivasi belajar dapat
diperoleh dengan angket motivasi belajar siswa. Kemudian dikategorikan menjadi
siswa dengan motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah. Setelah semua
data diperoleh lalu data diolah dengan menggunakan analisis faktorial 2x2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan hasil belajar siswa
dalam proses pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
existing multiple representationsdan pembelajarangenerate own multiple
representations,rata-rata nilai hasil belajar pada pembelajaranexisting multiple
representationssebesar 72,14 dan rata-rata nilai hasil belajar pada pembelajaran
generate own multiple representationssebesar 74,59. Dapat dikatakan, hasil
belajar fisika pada pembelajaran generate own multiple representationslebih baik
diterapkan pada pembelajaran; (2) Terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa
ditinjau dari motivasi belajar siswa, pembelajaran generate Own Multiple
Representationslebih baik diterapkan untuk siswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi maupun rendah; (3) Tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran
dengan motivasi belajar siswa dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa, hasil
belajar fisika siswa tidak bergantung pada pendekatan pembelajaran yang
digunakan ditinjau dari motivasi belajar.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoretis
1. KonsepMultiple Representations
Suatu pendekatan pembelajaran dapat berpotensi menghasilkan proses
pembelajaran yang efektif. Salah satu pendekatan yang baik adalah dengan
Multiple Representations. Multiple Representationssendiri berasal dari
bahasa inggris y re
cara untuk menyajikan
suatu informasi untuk disampaikan kepada orang lain.
Menurut Goldin dalam Ulfarina (2010: 10) mengungkapkan bahwa:
representasi adalah sebuah kofigurasi (bentuk atau susunan) yang dapat menggambarkan, mewakili, atau melambangkan sesuatu dalam suatu cara. Representasi juga merupakan sesuatu yang mewakili, menggambarkan atau menyimbolkan obyek dan atau proses.
Sedangkan pernyataan Prain dan Waldrip dalam Ulfarina (2010: 10)
Multiple Representationsberarti mempresentasikan ulang konsep yang sama dengan format yang berbeda, diantaranya secara verbal, gambar, grafik dan matematik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwaMultiple Representationsadalah
suatu cara menyatakan suatu konsep melalui berbagai cara dan bentuk.
Representasi sendiri terbagi menjadi dua yaitu representasi internal dan representasi eksternal. Representasi internal dari seseorang sulit untuk diamati secara langsung karena merupakan aktivitas mental dari seseorang dalam pikirannya (minds-on). Tetapi representasi internal seseorang itu dapat disimpulkan atau diduga berdasarkan representasi eksternalnya dalam berbagai kondisi misalnya dari pengungkapannya melalui kata-kata (lisan), melalui tulisan berupa simbol, gambar, grafik, tabel ataupun melalui alat peraga (hands-on).
Dengan kata lain terjadi hubungan timbal balik antara representasi internal
dan eksternal dari seseorang ketika berhadapan dengan sesuatu masalah.
Menurut Ainsworth, Labeke, dan Peevers dalam Marlangen (2010: 8),
sebelum siswa dapat menyelesaikan masalah, mereka harus memahami
terlebih dahulu tugas-tugas kognitif yang terkait dengan representasi, yaitu:
1).Siswa harus memahami suatu representasi (yaitu: mana yang merupakan bentuk dan operator dari suatu representasi). 2) Siswa harus memahami hubungan antara representasi dan
domainnya.
3) Siswa harus menerjemahkan antar representasi
4). Jika representasi dirancang mereka sendiri, siswa perlu memilih dan membangun representasi yang sesuai.
Suatu analisis konseptual tentang pembelajaranMultiple Representations
menurut Ainsworth (1999: 133) bahwa :
Multi representasi memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai pelengkap, pembatas interpretasi dan membangun pemahaman. Pertama:Multiple Representationsdigunakan untuk memberikan presentasi yang berisi informasi pelengkap atau membantu melengkapi proses kognitif. Kedua: satu representasi digunakan untuk membatasi kemungkinan kesalahan menginterpretasikan dalam menggunakan representasi yang lain. Ketiga: dapat digunakan untuk menolong siswa membangun pemahaman terhadap situasi secara mendalam. Ketiga fungsi utama tersebut dapat dibagi dalam bagian-bagian yang lebih rinci seperti ditampilkan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Fungsi taksonomiMultiple Representationsmenurut Ainsworth (1999: 134)
Multiple Representationsjuga berfungsi untuk menggali
perbedaan-perbedaan dalam suatu informasi yang dinyatakan oleh masing-masing
representasi. Multiple Representationscenderung digunakan untuk tujuan
ini baik pada kasus-kasus dimana representasi tunggal tidak memadai untuk
memuat semua informasi tentang suatu konsep, ataupun pada kasus-kasus
dimana upaya untuk menggabungkan semua informasi yang relevan ke
dalam satu representasi akan mempersulit tugas siswa. Pada setiap kasus,
terdapat dua sub bagian pada kategori ini, (a) dimana setiap representasi
menyimbolkan aspek-aspek yang unik dari suatu konsep dan menyajikan
informasi yang berbeda, dan (b) dimana terdapat tingkat informasi yang
berlebihan dibagi oleh dua informasi yang sama-sama unik.
Fungsi utama kedua dariMultiple Representationsadalah untuk membantu
pembelajar membangun pemahaman yang lebih baik terhadap suatu konsep
dengan menggunakan satu representasi untuk membatasi interpretasi mereka
terhadap representasi yang kedua. Hal ini dapat dicapai melalui dua cara:
pertama, dengan memanfaatkan representasi yang biasa dikenal untuk
lebih abstrak. Kedua, dengan menggali sifat-sifat inheren satu representasi
untuk membatasi interpretasi representasi kedua.
Fungsi utama ketigaMultiple Representationsadalah untuk membangun
pemahaman yang lebih dalam. Pada fungsi ini multi representasi dapat
digunakan untuk meningkatkan abstraksi, mendukung generalisasi, dan
untuk membangun hubungan antar representasi-representasi.
Ada beberapa alasan pentingnya menggunakanMulti Representations
1). Multi kecerdasan (multiple intelligences)
Menurut teori multi kecerdasan orang dapat memiliki kecerdasan yang
berbeda-beda. Oleh karena itu siswa belajar dengan cara yang berbeda
sesuai dengan jenis kecerdasannya. Representasi yang berbeda-beda
memberikan kesempatan belajar yang optimal bagi setiap jenis
kecerdasan.
2). Visualisasai bagi otak
Kuantitas dan konsep-konsep yang bersifat fisik seringkali dapat
divisualisasikan dan dipahami lebih baik dengan menggunakan
represenrasi konkret
3). Membantu mengkonstruksi representasi tipe lain
Beberapa representasi konkret membantu dalam mengkonstruksi
pemahaman yang lebih abstrak.
4). Beberapa representasi bermanfaat bagi penalaran kualitatif
Penalaran kualitatif sering kali terbantu dengan menggunakan
5). Representasi matematik yang abstrak digunakan untuk penalaran
kuantitatif dimana representasi matematik dapat digunakan untuk
mencari jawaban kuantitatif terhadap soal.
Dalam fisika ada beberapa format representasi yang dapat dimunculkan.
Format-format tersebut antara lain:
1). Dekripsi verbal
Untuk memberikan definisi suatu konsep, verbal adalah satu cara yang
tepat untuk digunakan.
2). Gambar/diagram
Suatu konsep akan menjadi lebih jelas ketika dapat kita representasikan
dalam bentuk gambar. Gambar dapat membantu memvisualisasikan
sesuatu yang masih bersifat abstrak. Dalam fisika banyak bentuk
diagram yang sering digunakan sesuai konsep, antara lain diagram gerak,
diagram benda bebas (free body diagram),diagram garis medan (field
line diagram), diagram rangkaian listrik(electrical circuit diagram),
diagram sinar (ray diagram), diagram muka gelombang (wave front
diagram), diagram keadaan energy (energy state diagram).
3). Grafik
Penjelasan yang panjang terhadap suatu konsep dapat kita
representasikan dalam satu bentuk grafik. Oleh karena itu kemampuan
membuat dan membaca grafik adalah keterampilan yang sangat
diperlukan.
4). Matematik
Untuk menyelesaikan persoalan kuantitatif, representasi matematik
banyak ditentukan keberhasilannya oleh penggunaan representasi
kualitatif secara baik. Pada proses itulah tampak bahwa siswa tidak
seharusnya menghapalkan semua rumus-rumus atau
persamaan-persamaan matematik.
5). Simulasi computer
Untuk beberapa masalah, representasi dengan animasi komputer dapat
menerangkan situasi siswa dan membantu mereka memperagakan
pemikiran nyata mereka. Representasi ini lebih murah dibandingkan
dengan menggunakan alat langsung yang biayanya lebih mahal.
http://paer.rutgers.edu/scientificAbilities/Downloads/FromAssessTasks/Mult Rep.pdf.
Berbagai representasi yang telah disebutkan di atas dapat memudahkan
siswa membangun pengetahuannya sendiri. Seperti dikemukakan oleh
Feynman (1965: 1) bahwa: kemungkinan suatu hal adalah sederhana jika
kamu dapat mengambarkan dalam beberapa jalan/cara berbeda tanpa
mengetahui bahwa kamu sedang menggambarkan hal yang sama.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa berbagai representasi merupakan
jalan yang baik untuk siswa memahami suatu pelajaran. Sebab berbagai
representasi dapat memunculkan kemampuan-kemampuan lain dari
penggabungan banyak penyampaian. Dengan adanya berbagai format
representasi yang berbeda yang digunakan sesuai dengan konteks
permasalahan yang sedang dihadapi maka penggabungan representasi
tersebut saling melengkapi sehingga memudahkan siswa dalam memahami
Izsak dan Sherin dalam Marlangen (2010:10) menyatakan bahwa :
pengajaran dengan melibatkan multi representasi memberikan konteks yang kaya bagi siswa untuk memahami suatu konsep. Penggunaan multi representasi dapat membantu guru dalam mengidentifikasi tiga dimensi pembelajaran yang terjadi yakni (1) representasi memberi peluang kepada guru untuk dapat menilai pemikiran siswa, (2) representasi memberi peluang kepada guru untuk menggunakan teknik paedagogik yang baru, dan (3) representasi memudahkan guru untuk menjembatani antara pendekatan konvensional dan pendekatan modern.
Pembelajaran fisika menggunakan multi representasi dapat dilakukan dalam
dua bentuk, bentuk pertama adalah dalam proses pembelajaran, dan bentuk
kedua adalah dalam proses asesmen. Kedua bentuk tersebut hendaknya
diterapkan sebagai satu kesatuan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
strategi pembelajaran fisika berbasisMultiple Representationsdengan
pendekatanTriadic Pedagogical Model(Gambar 2.2) mengacu pada desain
IF-SO Frame Work. Dalam terminologiIF-SO frame work,desain
pembelajaran mengikuti rancangan dan pengembangan berikut:
I: Identify key concept,yaitu mengidentifikasi konsep kunci (key concept)
atau batang tubuh atau ide utama dari topik yang akan dipelajari. Hal ini
sebagai landasan dalam mengkonstruksi dan mengkreasi mode atau
format representasi yang digunakan guru dan siswa di ruang kelas. Setiap
representasi dapat membantu siswa untuk memahami dan menggunakan
konsep-konsep kunci dalam fisika. Langkah awal adalah
mengidentifikasi konsep-konsep tersebut dengan representasi-representasi
yang tepat dan memikirkan bagaimana siswa dapat mengambil manfaat
F: Focus on form and functios, yaitu guru memfokuskan pada mode atau format dan fungsi representasi yang bervariasi sesuai dengan ide utama
dari topik yang dipelajari. Dengan konsep kunci yang ada dalam pikiran,
kita dapat membuat representasi lain yang berfokus pada konsep yang
sama. Dari representasi verbal dapat dibuat representasi lain, misalnya
gambar, grafik, matematik, atau yang lainnya. Demikian juga sebaliknya,
untuk representasi-representasi yang lain.
S: Sequence, guru harus memilih representasi mana yang terlebih dahulu akan disajikan sesuai dengan materi yang akan diajarkan, yang
memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi dan menjelaskan konsep
kunci, memperluas konsep kunci baru, dan memberi kesempatan untuk
mengintegrasikan representasi mereka ke dalam bentuk representasi lain.
Dengan memberikan beberapa representasi suatu konsep akan
memberikan alternatif kepada siswa untuk memahami konsep tersebut
melalui berbagai cara sesuai dengan jenis kecerdasan (menurut teori multi
kecerdasan) dan gaya belajar siswa. Selain itu, merepresentasikan konsep
dari satu representasi ke representasi lain akan memberikan kesempatan
pada siswa untuk lebih memahami konsep yang bersangkutan. Jika
konsepnya abstrak, pembelajaran dapat dimulai dengan visualisasi atau
simulasi konsep untuk memacu daya imaginasi dan daya tarik siswa.
Siswa akan mengalami kesulitan adaptasi psikologis jika guru langsung
menyajikan konsep yang sangat abstrak menggunakan persamaan
matematika, karena hal ini akan menimbulkan sejumlah sikap retensi
siswa berupa sulitnya belajar fisika. Sequensi yang logis menentukan
positif siswa pada topik fisika yang dipelajari dan mempermudah
penguasaan konsep.
1) S: Student Representations; Siswa harus memiliki kesempatan untuk
memperluas dan menunjukkan belajar. Mereka harus ditantang dan
didorong untuk mengkoordinasikan representasi sebagai sarana
untuk mengekspresikan pemahaman yang sesuai dan fleksibel. Siswa
harus aktif dan eksplorasi dalam menghasilkan, memanipulasi dan
memperbaiki representasi. Dalam upaya untuk menunjukkan
kompleksitasnya, siswa perlu kesempatan untuk mengekspresikan
dan memperpanjang sumber representasional dan pilihan, dan untuk
mengintegrasikan mode representasional berbeda untuk
menunjukkan pemahaman konseptual.
2) S:.Student Interest; Aktivitas yang berurutan pada fokus, belajar
akan bermakna melalui memperhatikan, tanggung jawab siswa,
nilai-nilai kepentingan dan estetika preferensi, dan sejarah pribadi.
3) S: Student Perceptions; persepsi siswa sangat diperlukan dalam
aktivitassequenceuntuk memungkinkan siswa membuat hubungan
antara aspek objek dan representasi yang mereka buat. Ini bukan
untuk menyatakan bahwa semua teori pengetahuan konseptual dalam
kelas berbasis sains perseptual, melainkan bahwa beberapa
pembelajaran konseptual dalam ilmu dapat ditingkatkan dengan
berfokus pada persepsi siswa yang relevan.
O: On going assessment,guru harus melihat pekerjaan representasi oleh siswa, termasuk tanggung jawab lisan dari topik, sebagai jendela yang
sebagai bagian dari bukti belajar siswa. Penilaian ini dapat diagnostik,
formatif atau sumatif, maupun sejumlah asesmen alternatif, termasuk
self-assessmentsangat berguna untuk menggali alasan dan kompetensi siswa
dalam merepresentasikan secara bervariasi konsep fisika yang sama
dengan berbagai bentuk bukti berkontribusi terhadap penilaian tentang
pengetahuan konseptual siswa dan kapasitas untuk mentransfer
pemahaman terhadap konteks baru dan masalah.
1) O: Opportunities for negotiation; Perlu ada peluang untuk negosiasi
antara guru dan siswa untuk mengungkapkan pemahaman makna
representasi yang dimaksudkan. Siswa harus didorong untuk
membuat penilaian dari representasi mereka sendiri. Apakah cukup
untuk ide-ide mereka pada topik serta fitur dari obyek, dan sejauh
mana siswa mencapai tujuan representasional dan mengungkapkan
makna yang dimaksudkan?
2) O: On time; siswa harus tepat waktu dalam mengklarifikasi bagian
dan tujuan dari representasi yang berbeda. Siswa membutuhkan
kesempatan untuk membandingkan konvensi dan improvisasi
mereka yang telah digunakan. Memahami penalaran dan organisasi
alat representasi ilmu pengetahuan, seperti grafik dan diagram,
memungkinkan siswa untuk memahami dan berkomunikasi
mengklaim lebih jelas, dan untuk memahami mengapa representasi
tertentu, sering tertanam dalam teks pelengkap, digunakan untuk
berbagai tujuan, dan untuk membuat klaim tentang berbagai aspek
dari topik.
Pembelajaran berbasisIF-SO Frame Wookpada
konsep listrik dinamis Mengidentifikasi konsep kunci
1. Memusatkan pada pengetahuan tentang Hukum Ohm
2. Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
Fokus pada format dan fungsi Sequence
(berurutan)
Penilaian Berdasarkan pada:
Konsep awal dan
Gambar 2.2.Desain Strategi Pembelajaran BerdasarkanIF-SO Frame Work(Abdurrahman, dkk : 2011 hal 30)
Dari penjelasan mengenaiMultiple Representationsdapat disimpulkan
bahwaMultiple Representationsadalah suatu pendekatan atau bentuk
pengganti, cara atau proses yang digunakan seseorang untuk
mengkomunikasikan sesuatu atau pengetahuan yang disajikan atau
diungkapkan melalui berbagai model (verbal, persamaan matematik,
gambar, simulasi, benda nyata dll). DenganMultiple Representationsakan
terjadi pengolahan informasi internal dan eksternal untuk membangun
suatu pemahaman yang lebih di dalam mengenai suatu pengetahuan
dengan menggabungkan berbagai format representasi yang berbeda yang
digunakan sesuai dengan konteks permasalahan yang sedang dihadapi.
2. Motivasi Siswa
2. Representasi simulasi (Phet)
3. Representasi Hand On
(Eksperimen)
4. Represntasi Gambar
5. Representasi Grafik
6. Representsi Matematika
Perilaku individu tidak berdiri sendiri, selalu ada hal yang mendorongnya
dan tertuju pada suatu tujuan yang ingin dicapainya. Tujuan dan faktor
pendorong ini mungkin disadari oleh individu, tetapi mungkin juga tidak,
sesuatu yang konkrit ataupun abstrak. Keinginan akan sesuatu,
mendorong seseorang untuk berusaha mendapatkan apa yang
diinginkannya. Sukmadinata (2007: 61) mengungkapkan:
Kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu disebut motivasi, yang menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong atau menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan mencapai suatu tujuan.
Sejalan dengan pendapat Sukmadinata, Walker (1967) dalam Rohani
(2004: 10) menyatakan bahwa,
Perubahan-perubahan yang dipelajari biasanya memberi hasil yang baik bilamana orang/individu mempunyai motivasi untuk
melakukannya; dan latihan kadang-kadang menghasilkan perubahan-perubahan dalam motivasi yang mengakibatkan perubahan-perubahan dalam prestasi.
Suatu aktivitas belajar sangat lekat dengan motivasi. Perubahan suatu
motivasi akan merubah pula wujud, bentuk, dan hasil belajar. Ada
tidaknya motivasi seorang individu untuk belajar sangat berpengaruh
dalam proses belajar itu sendiri.
Sardiman (2007: 75) menyatakan:
Berdasarkan pernyataan Sardiman, dalam kegiatan belajar mengajar,
motivasi menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada
diri siswa, yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan
dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan belajar tercapai. Thomas M. Risk dalam Rohani (2004: 11)
memberikan pengertian motivasi sebagai berikut:
Motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri peserta didik/pelajar yang menunjang kegiatan ke arah tujuan-tujuan belajar.
Kemudian Nasution dalam Rohani (2004: 11) mengemukakan:
Motivasi anak/peserta didik adalah menciptakan kondisi
sedemikian rupa sehingga anak itu mau melakukan apa yang dapat dilakukannya.
Berdasarkan dua pendapat di atas, satu masalah yang dihadapi guru untuk
menyelenggarakan pengajaran adalah memotivasi atau menumbuhkan
motivasi dalam diri peserta didik secara efektif. Keberhasilan suatu
pengajaran sangat dipengaruhi oleh adanya penyediaan motivasi/dorongan.
Motivasi erat kaitannya dengan suatu tujuan. Munculnya motivasi
mempengaruhi adanya kegiatan untuk pencapaian suatu tujuan.
Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi menurut
Sardiman (2007: 85):
1) Mendorong manusia untuk berbuat. 2) Menentukan arah perbuatan.
3) Menyeleksi perbuatan.
Motivasi dapat tumbuh di dalam diri siswa disebabkan oleh berbagai
(intrinsik) dan faktor yang muncul dari luar diri siswa (ekstrinsik). Hal
tersebut diungkapkan oleh Hakim (2000: 30)
Motivasi belajar seseorang dapat dibangkitkan dengan
mengusahakan agar siswa atau mahasiswa memiliki motif intrinsik dan motif ekstrinsik dalam belajar.
Contoh dari faktor intrinsik adalah pemahaman manfaat, minat, bakat, dan
pemikiran tentang masa depan. Sedangkan contoh dari faktor ekstrinsik
yang dapat menimbulkan motivasi adalah keinginan untuk mendapat nilai
yang baik, menjadi juara, lulus ujian, keinginan untuk menang dalam
persaingan, keinginan untuk dikagumi, dan lain-lain.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan
siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan.
Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran.
Menurut Sukardi dalam Haikal (2011: 25):
Hasil belajar merupakan pencapaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Penacapaian belajar ini dapat dievaluasi dengan menggunakan pengukuran.
Hal ini berarti hasil belajar diperoleh setelah melakukan kegiatan
pembelajaran. Menurut Dimyati dalam Haikal (2011: 25):
Hasil belajar merupakan hasil proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan atau pengukuran hasil belajar. Dengan tujuan mengetahui tingkat keberhasilan yang ditandai dengan huruf atau kata atau symbol yang dicapai oleh siswa setelah
Hasil belajar dapat ditunjukkan dengan huruf atau kata atau simbol setelah
siswa tersebut melakukan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar ini
merupakan suatu ukuran bahwa siswa tersebut sudah melakukan kegiatan
pembelajaran.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 3)
Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran.
Bagi siswa, bukti hasil belajar dapat terlihat dari perubahan tingkah laku.
Menurut Hamalik (2007: 30-31):
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada setiap aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah:
9) Etis atau budi pekerti, dan 10) Sikap
Menurut Kingsley dalam Haikal (2011: 26) bahwa:
Hasil belajar terbagi menjadi 3 macam hasil belajar yaitu: a. Keterampilan dan kebiasaan
Pendapat dari Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua
proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena
sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.
Hasil belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh setelah tes dilakukan.
Menurut Bloom dalam Haikal (2011: 26):
Ada tiga taksonomi yang dipakai untuk mempelajari jenis perilaku dan kemampuan internal akibat belajar yaitu:
1. Ranah kognitif
Ranah kognitif terdiri dari enam jenis prilaku, yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif terdiri dari lima prilaku, yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.
3. Ranah psikomotor
Ranah psikomotor terdiri dari tujuh prilaku, yaitu persepi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan dan kreativitas.
Hasil belajar yang diidentifikasi dalam hal ini adalah semua ranah yang
ada. Dalam kaitan ini Sodjarto dalam Haikal (2011: 27) mengemukakan
pula bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh
siswa dalam mengikuti program pembelajaran.
Untuk menilai dan mengukur keberhasilan siswa dipergunakan tes hasil
belajar. Terdapat beberapa tes yang dilakukan guru, diantaranya: uji blok,
ulangan harian, tes lisan saat pembelajaran berlangsung, tes mid semester
dan tes akhir semester. Hasil dari tes tersebut berupa nilai-nilai yang pada
akhirnya digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran
yang terjadi. Tes ini dibuat oleh guru berkaitan dengan materi yang telah
diajarkan. Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar.
kelas. Bahan mentah hasil belajar terwujud dalam lembar-lembar jawaban
soal ulangan atau ujian dan yang berwujud karya atau benda. Semua hasil
belajar tersebut merupakan bahan yang berharga bagi guru dan siswa.
Bagi guru, hasil belajar siswa di kelasnya berguna untuk melakukan
perbaikan tindak mengajar atau evaluasi. Bagi siswa, hasil belajar tersebut
berguna untuk memperbaiki cara-cara belajar lebih lanjut.
Menurut Dalyono (2005: 55) faktor-faktor yang menentukan pencapaian
hasil belajar siswa, yaitu:
a) Faktor internal (yang berasal dari dalam diri) meliputi kesehatan, intelegensi, bakat, minat, motivasi dan cara belajar.
b) Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri) meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dari
proses belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal
dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar siswa (faktor
eksternal). Untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, maka
seorang siswa harus bisa mengelola faktor-faktor ini dengan baik terutama
faktor yang berasal dari dalam dirinya.
B. Kerangka Pemikiran
Secara naluriah manusia menyampaikan, menerima, dan
menginter-pretasikan maksud melalui berbagai penyampaian dan berbagai
komunikasi. Baik dalam pembicaraan, bacaan maupun tulisan. Berbagai
format penyampaian tersebut dapat membantu untuk mengolah informasi
kemudian disimpulkan dalam bentuk eksternalnya (hands-on). Format
representasi yang berbeda tersebut digunakan sesuai dengan materi yang
akan disampaikan dalam pembelajaran. Representasi grafik, dapat
digunakan untuk mengetahui hubungan dari suatu variabel, untuk
membandingkan dan memperjelas; mengklasifikasi, mengkategorikan, dan
menunjukkan hubungan hierarki; ringkasan informasi; menunjukkan
hubungan diantara konsep-konsep; atau menunjukkan akibat dalam
prosedur. Dengan verbal, siswa mendapatkan informasi tentang definisi
dan penjelasan sesuatu sehingga menstimulasi siswa untuk menggunakan
penalarannya dan mengambil suatu keputusan dalam menyelesaikan
masalahnya. Dengan diagram, siswa dapat mengkaji suatu hubungan, dan
dapat menunjukkan persentase sesuatu. Sedangkan dengan persamaan
matematik dapat membantu menyelesaikan suatu permasalahan empirik.
Representasi-representasi tersebut saling terkait satu-sama lain. Implikasi
yang muncul dari beragam representasi tersebut adalah siswa termotivasi
untuk belajar fisika , karena dengan beragam representasi siswa dapat
meningkatkan rasa ingin tahu, rasa ingin memahami dan berhasil, dan rasa
bekerja sama dengan para siswa. Jadi dapat dikatakan bahwa proses
belajar mengajar dengan motivasi berfungsi untuk menggiatkan semangat
belajar menggugah minat siswa agar mau belajar, membantu siswa agar
mampu dan mau menemukan serta memilih jalan atau tingkah laku yang
sesuai untuk mendukung pencapaian tujuan belajar dan ketika dilakukan
pembelajaran siswa mampu memberikan umpan balik/refleksi ragam
Dari berbagai fungsi representasi tersebut maka seseorang dapat
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajarnya. Siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi maka hasil belajarnya juga akan tinggi sedangkan
siswa dengan motivasi rendah maka hasil belajarnya juga rendah. Untuk
kategori tingkatan motivasi belajar siswa dikelompokkan menjadi siswa
dengan motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah berdasarkan
nilai rata-rata kelas.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua pendekatanmultiple
representations, yaituExisting multiple representationsdanGenerate own
multiple representations. Existing multiple representationsyaitu siswa
menyajikan suatu konsep dengan menggunakan berbagai cara dan bentuk
yang sudah ada, dengan kata lain representasi siswa (SR) sangat
tergantung pada representasi guru (TR).Generate own multiple
representationsyaitu siswa membuat representasi mereka sendiri untuk
menyatakan suatu konsep melalui berbagai cara dan bentuk. Siswa lebih
mungkin untuk menggunakan representasi yang ada dari sumber daya dari
domain atau pemikirannya sendiri untuk menghasilkan representasi
mereka sendiri, dengan kata lain representasi siswa (SR) tidak bergantung
pada representasi guru (TR).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran (X),
variabel moderator dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa (Q),
sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa (Y). Penerapan
pendekatan pembelajaran existing multiple representationsdan
pembelajaranGenerate own multiple representationspada masing-masing
tersebut. Ada faktor yang juga mempengaruhi peningkatan hasil belajar
siswa yaitu motivasi belajar siswa.
Kemudian dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui: (1) Perbedaan hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran fisika dengan menggunakan
pendekatan pembelajaranexisting multiple representationsdan
pembelajarangenerate own multiple representations(2) Perbedaan hasil
belajar fisika siswa ditinjau dari motivasi belajar siswa (3) interaksi antara
pendekatan pembelajaran dengan motivasi belajar siswa dalam
peningkatan hasil belajar fisika siswa.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas berikut kerangka pemikiran
sebagai berikut:
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran
Keterangan :
= Pengaruh oleh variabel bebas = Pengaruh oleh variabel moderator
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat yang didukung dengan variabel moderator, maka
dapat dijelaskan dengan paradigma pemikiran seperti berikut ini: Hasil belajar
Pendekatan Pembelajaran
Rendah Motivasi Belajar
Gambar 2.4. Paradigma Pemikiran
Keterangan:
X : Penerapan pendekatan pembelajaran (variabel bebas)
Q : Motivasi Belajar (variabel moderator)
Y : Hasil Belajar (variabel terikat)
RXY : Pengaruh pendekatan pembelajaran (X) terhadap hasil belajar siswa
(Y)
RQ : Pengaruh motivasi belajar (Q) pada proses peningkatan hasil belajar
siswa (Y) dengan penerapan pendekatan pembelajaran (X)
C. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang dapat diajukan dalam
penelitian ini antara lain:
1. Hipotesis Pertama
O
H : Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan
pembelajaranexisting multiple representationsdan pembelajaran
generate own multiple representations.
1
H : Ada perbedaan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
fisika dengan menggunakan pendekatan pembelajaranexisting
X Y
RXY Q
multiple representationsdan pembelajarangenerate own multiple
representations.
2. Hipotesis Kedua
O
H : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa ditinjau dari
motivasi belajar siswa.
1
H : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa ditinjau dari motivasi
belajar siswa.
3. Hipotesis Ketiga
O
H : Tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan
motivasi belajar siswa dalam peningkatan hasil belajar fisika
siswa.
1
H : Ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi
PEMBELAJARANMULTIPLE REPRESENTATIONS(MR) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA
Oleh Erla Wijayanti
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar pada
semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terdiri atas 9 kelas berjumlah
365 siswa.
B. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling. Berdasarkan populasi yang terdiri dari 9 kelas kemudian terpilih 2 kelas. Sampel yang diperoleh adalah kelas X3yang berjumlah 40
siswa sebagai kelas ekperimen 1 dan kelas X4sebagai kelas eksperimen 2
yang berjumlah 40 siswa.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
penelitian faktorial AxB atau 2x2. Faktor pertama (faktor A) adalah
pendekatan pembelajaran yaitu pembelajaranexisting multiple representations
(A1) dan pembelajarangenerate own multiple representations(A2). Faktor
kategori rendah (B2). Jika digambarkan, rancangan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Hasil Belajar
generate own multiple representations( ) A2B1
Sumber : Modifikasi dari Hardiansyah (2006)
Tabel 3.1 menyatakan bahwa penelitian ini akan memberikan perlakuan dalam
pembelajaran melalui dua pendekatan yaitu pembelajaran existing multiple
representationsuntuk kelas eksperimen 1 dan pembelajarangenerate own
multiple representationsuntuk kelas eksperimen 2 yang akan menunjukkan
bagaimana hasil belajar siswa dapat direduksi dalam pelajaran fisika setelah
menerima perlakuan tersebut. Untuk masing-masing kelas eksperimen terdiri
dari kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan kelompok
siswa dengan motivasi belajar rendah.
Penelitian ini memiliki satu variabel bebas, satu variabel terikat, dan satu
variabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah interaksi siswa
dalam pembelajaran, yaitu pada kelas eksperimen 1 menggunakan
pembelajaranexisting multiple representations, sedangkan kelas eksperimen 2
menggunakan pembelajarangenerate own multiple representations. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Dan variabel moderator
dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa.
Kelas yang menjadi sampel diberikan perlakuan yaitu penerapan pendekatan
pembelajaranexisting multiple representationspada kelas eksperimen 1 dan
pembelajarangenerate own multiple representationspada kelas eksperimen
2. Pada akhir pertemuan, siswa diberikan angket motivasi belajar yang terdiri
dari 18 butir soal dengan 5 pilihan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S),
ragu-ragu/netral (RR), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Data
hasil penilaian melalui angket motivasi belajar siswa ini untuk
mengkategorikan siswa ke dalam kategori siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang
tujuannya sebagai variansi dalam penelitian ini. Kemudian siswa diberikan
tes berupa soal pilihan jamak beralasan yang memiliki karakter berbagai
representasi.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa adalah soal tes berbentuk soal
pilihan jamak beralasan yang memiliki karakter berbagai representasi. Tes ini
merupakan tes untuk melihat hasil belajar siswa setelah diadakan
pembelajaran dan untuk mengukur motivasi belajar siswa digunakan soal tes
berbentuk angket motivasi belajar yang terdiri dari 18 item dengan 5 alternatif
jawaban berupa angka (angka 1, 2, 3, 4, dan 5). Kemudian masing-masing
kelompok eksperimen dikategorikan berdasarkan motivasi belajar siswa, yaitu
motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah berdasarkan rata-rata nilai
pada masing-masing kelas eksperimen.
Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen harus diuji terlebih
dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
1. Validitas
Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk
mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur (ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya
sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes
tersebut dengan kriterium.
Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasiproduct
momentyang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:
2
Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih
dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika
korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen
tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika r hitung > r tabel dengan =0,05
maka koefisien korelasi tersebut signifikan.
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 17.0 dengan kriterium uji bilacorrelated item total correlationlebih
besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakanconstruckyang kuat
(valid).
2. Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama. Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan
pada pendapat Arikunto (2008: 109) yang menyatakan bahwa untuk
menghitung reliabilitas dapat digunakan rumusalpha, yaitu:
2
r11 = reliabilitas yang dicari
i2= jumlah varians skor tiap-tiap item t2 = varians total
(Arikunto, 2007: 109)
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen
diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran.
Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan
menggunakan SPSS 17.0 dengan metode yang diukur
berdasarkan skalaalpha c 0 sampai 1.
Menurut Sayuti dalam Saputri (2010: 30), instrumen dinyatakan reliabel
jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan
1. 20 berarti kurang
reliabel.
2.
reliabel.
3.
reliabel.
4.
5. Nilai Alpha Cronbac
reliabel.
(Saputri, 2010: 30)
Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel
yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan
menjumlahkan skor setiap nomor soal.
G. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif, yaitu
penguasaan sub materi pokok hukum ohm yang diperoleh dari nilai tes
hasil belajar dan motivasi belajar yang diperoleh dari nilai pengisian
angket motivasi yang dilakukan di akhir pertemuan.
H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Untuk menganalisis data hasil belajar dan motivasi belajar siswa yang
diperoleh dibuat dalam bentuk nilai dengan rumus:
Syah dalam Ulfarina (2010: 34)
1. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang
diperoleh dari sampel yang berasal dari populasi. Terdapat beberapa
teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data antara lain
denganChi Kuadrat. Menurut Sugiyono (2010: 241), langkah-langkah
pengujian denganChi Kuadratadalah sebagai berikut:
1) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya.
2) Menentukan jumlah kelas interval.
3) Menentukan panjang kelas interval yaitu:
(data terbesar data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval.
4) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus
merupakan tabel penolong untuk menghitung hargaChi Kuadrat.
5) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh), dengan cara mengalikan
persentase luas tiap bidang kurva normal dengan jumlah anggota
sampel.
6) Memasukkan harga-harga fhke dalam tabel kolom fh, sekaligus
menghitung harga-harga (fo fh) dan
h
merupakan hargaChi Kuadrat
h2) hitung.
7) Membandingkan hargaChi Kuadrathitung denganChi Kuadrattabel.
Bila hargaChi Kuadrathitung lebih kecil atau sama dengan hargachi
Kuadratt h2 t2), maka distribusi data dinyatakan normal,
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pro-gram SPSS 17.0 dengan metodeKolmogorov-Smirnov. Dengan ketentuan
jika signifikansi lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan
dengan uji kesamaan dua variansi atau uji homogenitas. Uji ini digunakan
untuk mengetahui apakah kedua sampel atau lebih mempunyai varian yang
sama atau tidak.
a. Rumusan Hipotesis
=
H0 : Kedua sampel mempunyai variansi sama
H1 : Kedua sampel mempunyai variansi berbeda
Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan hargaFtabel. JikaFhitung
lebih kecil dari padaFtabel, maka dapat dinyatakan bahwa varian ke dua
kelompok data tersebut adalah homogen.
Untuk memudahkan dalam menganalisis homogenitas, maka pada
penelitian ini uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 17.0.
b. Kriteria Uji
Jika nilaiSig.< (0,050) atauFhitung> Ftabel maka data dari perlakuan
Ftabel, maka data dari perlakuan yang diberikan adalah homogen atau
dengan kata lain:
TerimaH0jikaF (v1,v2)
TolakH0jikaF > F (v1,v2)
Sudjana (2005: 250)
3. Analisis Variansi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain faktorial2x2, sehingga
untuk menganalisis data, digunakan Analisis Varians Dua Arah (Anava
Dua Arah). Analisis variansi (Two Way ANOVA) merupakan cara yang
digunakan untuk menguji perbedaan variansi dua variabel atau lebih.
Unsur utama dalam analisis variansi adalah variansi antar kelompok dan
variansi di dalam kelompok. Variansi ditempatkan sebagai pembilang
sedangkan variansi di dalam kelompok sebagai penyebut.
Beberapa asumsi yang harus dipenuhi pada uji ANOVA yaitu:
a) Varians homogen (sama)
b) Sampel kelompokdependentatauindependentketegorikal
c) Data berdistribusi normal
Tahapan-tahapan yang diambil dalam pengujian menggunakan ANOVA
adalah:
1) Penentuan hipotesis nol (H0) baik antar-kolom (antar motivasi belajar
siswa) maupun antar-baris (antar pendekatan pembelajaran)
Hipotesis nol kolom (H0-kolom) : Rata-rata hasil belajar siswa kedua
Hipotesis nol baris (H0-baris) : Rata-rata hasil belajar siswa kedua
pendekatan pembelajaran adalah
sama.
2) Memasukkan data dalam program SPSS 17.0
Struktur Informasi pokok analisis ANOVA antara lain:
1) Deskripsi rata-rata dan standar deviasi dari sampel.
Pada tabelDescriptivenilai mean, standar deviasi, dan nilai minimum
serta maksimum dapat diketahui.
2) Uji Homoskedastisitas
Dengan hipotesis :
Ho: varianskpopulasi sama
H1: varianskpopulasi berbeda
satu diterima dengan kata lain asumsi kesamaan ragam terpenuhi.
3) Hasil uji beda rata- 1 2 k=0)
Terlihat pada tabel ANOVA
Bila nilai signifikansi ataup-value
ditolak dan hipotesis satu diterima dengan kata lain minimal ada satu
diantara tiap populasi yang memiliki perbedaan rata-rata. Oleh karena
itu uji ANOVA dipenuhi.
4) Jika pada point 3 menghasilkan keputusan tolak Ho, maka untuk
mengetahui populasi mana saja yang berbeda rata-ratanya secara
signifikan, lihatPost Hoc Test. Pada analisis uji ini dapat terlihat
signifikansi untuk tiap populasi yang dibandingkan. UjiPost Hocini
dengan menggunakan ujiTukey.
5) Berlawanan dengan point 4, melihat populasi mana saja yang tidak
berbeda secara signifikan, bisa dilihat padaHomogeneous Subset. Bila
pada tabel terdapat beberapa subset untuk tiap sampel maka dapat
dinyatakan bahwa tiap sampel memiliki perbedaan berdasarkan subset
yang dihasilkan.
6) Membuat rangkuman hasil perhitungan di atas dalam Tabel analisis.
7) Pengujian hipotesis untuk setiap populasi dan menyimpulkan hasil
pengujian.
Menggunakan PembelajaranMultiple Representation(Mr) Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa
Nama Mahasiswa : Erla Wijayanti Nomor Pokok Mahasiswa : 0743022023 Program Studi : Pendidikan Fisika
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Dr. H. Agus Suyatna, M.Si. Dr. Abdurrahman, M.Si. NIP.19600821 195503 1 004 NIP. 19681210 199303 1 002
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M.Si.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa yang pembelajarannya
menggunakan pembelajaranexisting multiple representationsdan
pembelajarangenerate own multiple representations. Rata-nilai hasil
belajar siswa pada pembelajaranexisting multiple representationssebesar
72,14 dan rata-nilai hasil belajar siswa pada pembelajarangenerate own
multiple representationssebesar 72,59. Hasil belajar fisika pada
pembelajaran generate own multiple representationslebih tinggi dari
pembelajaranexisting multiple representations.
2. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa dilihat dari motivasi belajar.
Rata-rata nilai hasil belajar dengan motivasi belajar tinggi dan rendah
pada pembelajaranexisting multiple representationsmasing-masing
sebesar 76 dan 69,11 dan Rata-rata nilai hasil belajar dengan motivasi
belajar tinggi dan rendah pada pembelajaran generate own multiple
representationsmasing-masing sebesar 80,75 dan 69,41. Pembelajaran
generate own Multiple Representationslebih baik diterapkan untuk siswa
3. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi
belajar siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dan
juga analisis terhadap hasil pengamatan, maka penulis memberikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi guru dapat menggunakan pendekatanGenerate Own Multiple
Representationsagar siswa dapat mudah untuk memahami suatu konsep
materi dan mampu merepresentasikan materi dengan baik, sehingga hasil
belajar siswa meningkat.
2. Generate Own Multiple Representationslebih baik diterapkan pada
pembelajaran untuk siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi maupun
1. Tim Penguji
Ketua :Dr. H. Agus Suyatna, M.Si.
Sekretaris :Dr. Abdurrahman, M.Si.
Penguji
Bukan Pembimbing :Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah:
Nama : Erla Wijayanti
NPM : 0743022023
Fakultas/Jurusan : FKIP/P MIPA
Program Studi : Pendidikan Fisika
Alamat : Sritunggal Kec. Buay Bahuga, Way Kanan
Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Februari 2013 Yang Menyatakan,
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kampung Sritunggal, Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten
Way Kanan, pada tanggal 07 September 1989, sebagai anak kedua dari dua
bersaudara dari pasangan Bapak Imam Baidowi dan Ibu Suratmi.
Jenjang pendidikan dimulai di Madrasah Ibtidaiyah (MIN Sritunggal),
diselesaikan pada tahun 2001. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri 1 Bumiharjo, diselesaikan pada tahun 2004. Pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Buay Bahuga, diselesaikan pada tahun 2007.
Tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
Tahun 2009, penulis melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Pada tahun 2011
penulis melaksanakan praktek mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, (Q.S. Asy-Syarh: 5)
Seseorang yang mampu bangkit setelah jatuh adalah
orang yang lebih kuat daripada orang yang tidak pernah jatuh sama sekali
(Mario Teguh)
Dengan kerendahan hati, mengucap syukur kehadirat Allah SWT serta Shalawat
atas Rasulullah Muhammad SAW, Penulis mempersembahkan karya sederhana
ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku yang tulus dan mendalam kepada:
1. Bapak dan Mamak tercinta, dengan ketulusan doa, senyum, dan usaha keras
serta kasih sayang yang tak pernah putus, senantiasa memberikan semangat
optimis untuk mewujudkan impian dan cita-cita demi keberhasilan dan
kebahagiaan penulis.
2. Kakakku tersayang, Mudrik Komariyah beserta keluarga, yang selalu
memberikan semangat dan menantikan keberhasilan penulis.
3. Suami dan Anakku tersayang, Suyanto dan Nabila Azzahra Putri, yang selalu
memberikan semangat dan menantikan keberhasilan penulis.
4. Para pendidik yang kuhormati, yang telah mengajar dengan penuh kesabaran.
5. Sahabat-sahabatku yang selalu tersenyum untukku.
6. Keluarga besar pendidikan fisika angkatan 2007
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, karena kasih, karunia, dan
rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul Analisis Hasil Belajar Fisika Dengan Menggunaka
Pembelajaran MR (Multiple Representations) Ditinjau Dari Motivasi Belajar
Siswa sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Fisika di Universitas Lampung.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Bapak Dr. H. Agus Suyatna, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika, selaku Pembimbing Akademik dan sekaligus selaku Pembimbing I
atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan motivasi, bimbingan, saran,
dan kritik kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si selaku Pembimbing II atas kesediaan dan
ke-ikhlasannya memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi yang diberikan
selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. selaku Pembahas atas kesediaan dan
keikhlasannya memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan kritik kepada
xii
7. Bapak Drs. Suwarlan, M.MPd selaku Kepala SMA N 1Natar atas bantuan dan
kerjasamanya selama penelitian berlangsung.
8. Ibu Devi Yuliana, S.Pd. selaku guru mitra dan murid-murid kelas X3dan X4
SMA N 1 Natar atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian
berlangsung.
9. Bapak dan Ibu Guru serta Staf SMA N 1 Natar.
10. Teman-teman seperjuanganku di Pendidikan Fisika angkatan 2007
non-Reguler (Anwar, Ana, Arif S, Arif H, Arum, Bayu, Eci, Dedo, Deo, Dian,
Dwi, Duwi, Eda, Iza, Eka, Eko, Endang, Eria, Esti, Ferico, Istika, Ika, Jupri,
Yogi, lina, Netty, Nela, Nopi, Nizom, Raden, Risna, Riski, Rianto, Deo,
Ruslan, Rena, Rogandi, Syafri, Nani, Yuni, Sandi, Susanti, Masda, Yudi,Yuli,
dan Yevi). Serta teman-teman di Pendidikan Fisika 2007 reguler semoga
silahturahim kita selalu terjalin dengan baik sampai nanti.
11. Kakak tingkat 2006 dan serta adik tingkat Pendidikan Fisika yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. Semoga kita dapat menjadi pendidik yang
profesional.
12. Teman-teman PPL di SMA Negeri 1 Natar (Vira, Wina, Anggi, Dwi, Mira,
Ali, Ruslan, Mb Ana, Dila dan Arif). Terima kasih untuk kebersamaan dan
silaturahmi yang terjaga sampai saat ini dan kapanpun.
13. Keluarga di Hajimena (tante wuri, tante mamut, om refi, tante unun, Bu RT,
mbh Putri, mbh Kakong, tante evi, pakde dan bude) atas keceriaan yang selalu
dihadirkan dalam setiap suasana.
xiii
bantuan, mendapat pahala serta balasan dari Allah SWT dan semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi dunia pendidikan. Amin.
Bandar Lampung, Februari 2013
Penulis
Halaman
DAFTAR TABEL... xvi
DAFTAR GAMBAR... xviii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5
II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. KonsepMultiple Representations ... 7
2. Motivasi Belajar Siswa ... 19
3. Hasil Belajar ... 22
B. Kerangka Pemikiran ... 25
C. Hipotesis ... 29
III. METODE PENELITIAN A. Sampel ... 31
B. Desain Penelitian... 31
C. Prosedur Penelitian ... 33
D. Instrumen Penelitian... . 33
E. Analisis Instrumen... 34
1. Validitas ... 34
2. Reliabilitas ... 35
F. Teknik Pengumpulsn Data ... 35
xv
2. Analisis Homogenitas ... 38
3. Analisis Variansi ... 39
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42
1. Uji Instrumen Penelitian ... 42
a. Uji Validitas Soal ... 43
b. Uji Validitas Angket Motivasi Belajar... 43
c. Uji Reliabilitas Soal ... 45
d. Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar ... 45
2. Tahapan Penelitian ... 46
a. Kelas Eksperimen 1 ... 46
b. Kelas Eksperimen 2 ... 49
3. Data Hasil Penelitian... 51
a. Data Kuantitatif Kemampuan Kognitif ... 51
b. Data Kuantitatif Kemampuan Afektif... 53
c. Data Kuantitatif Kemampuan Psikomotor ... 53
d. Data Kualitatif Perilaku Berkarakter... 54
e. Data Kualitatif Keterampilan Sosial ... 55
f. Data Kualitatif Motivasi Belajar Siswa ... 56
4. Uji Hasil Penelitian ... 57
a. Hasil UjiNormalitasHasil Belajar ... 57
b. Hasil Uji Homogenitas... 58
c. Analisis Variansi ... 58
d. Keputusan Hipotesis ... 60
B. Pembahasan ... 62
1. Data Kuantitatif Kemampuan Kognitif Siswa ... 62
2. Data Kuantitatif Aspek Kognitif Proses Belajar ... 65
3. Data Kuantitatif Aspek Psikomotorik ... 66
4. Data Kualitatif Aspek Perilaku Berkarakter Siswa... 67
5. Hasil Pengujian Hipotesis ... 68
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 74
C. Saran ... 74
Tabel Halaman
1. Desain Penelitian... 32
2. Hasil Uji Validitas Soal... 43
3. Hasil Uji Validitas Skala Motivasi Belajar ... 44
4. Hasil Uji Reliabilitas Soal ... 45
5. Hasil Uji Reliabilitas Skala Motivasi Belajar ... 45
6. Rekapitulasi Rata-rata Hasil Belajar KelasExisting MRdan Generate Own MR... 53
7. Data Persentase Penilaian Proses (Afektif) KelasExisting MR danGenerate Own MR... 53
8. Data Persentase Penilaian Psikomototor KelasExisting MR danGenerate Own MR... 54
9. Data Persentase Perilaku Berkarakter KelasExisting MR ... 55
10. Data Persentase Perilaku Berkarakter KelasGenerate Own MR ... 55
11. Data Persentase Keterampilan Sosial KelasExisting MR... 56
12. Data Persentase Keterampilan Sosial KelasGenerate Own MR ... 56
13. Rekapitulasi Rata-rata Nilai Hasil Belajar dan Rata-rata Nilai Motivasi Belajar Siswa KelasExisting MRdanGenerate Own MR... 57
14. Rekapitulasi Rata-rata Hasil Belajar Berdasarkan Motivasi Belajar Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah... 57
15.Hasil UjiNormalitasData Nilai Hasil Tes Siswa KelasExisting MR danGenerate Own MR... 58
16.Hasil Uji Homogenitas Data Nilai Hasil Belajar Fisika SiswaExisting MR danGenerate Own MRPadaTest Of Homogeneity Of Variances ... 59
17. Hasil Uji Homogenitas Data Nilai Hasil Belajar Fisika SiswaExisting MR danGenerate Own MRPada Anova ... 59
Gambar Halaman
1. Fungsi Taksonomi Multiple Representations
Menurut Ainsworth (1999:134) ... 9
2. Desain Strategi Pembelajaran BerdasarkanIF-SO Frame Work... 18
3. Kerangka Pemikiran... 28
4. Paradigma Pemikiran ... 28
5. Grafik Rata-rata Hasil Belajar Fisika KelasExisting MRdan Generate Own MR... 64
6. Grafik Rata-rata Nilai Tes Hasil Belajar Berdasarkan Motivasi Belajar Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah Melalui apembelajaranExisting MRdanGenerate Own MR... 68
ABILITY THROUGH THE APPLICATION OF GENERATIVE LEARNING
MODEL
COGNITIVE ABILITY
By
CAHYO AGUS SETIAWAN
A critical thinking ability is an important ability in learning and also functions
effectively in other aspects of life. Based on that statement, the researcher tried to
critical thinking ability in the process of physics learning with the application of
generative learning model and direct instruction model, (2) The interaction
between learning model and ability, (3) The differences of
ability and their high cognitive ability in the process of
physics learning with the application of generative learning model and direct
instruction model ability and
their low cognitive ability in the process of physics learning with the application
of generative learning model and direct instruction model.
The research was conducted in SMA 5 Bandar Lampung and using two classes,
they were experiment class (Class XI Science 3) with number of sample 37