• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MULTIPLE REPRESENTATIONS (MR) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MULTIPLE REPRESENTATIONS (MR) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARANMULTIPLE REPRESENTATIONS(MR) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Skripsi)

Oleh Erla Wijayanti

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan siswa dan guru bidang

studi fisika di SMAN 1 Natar, pembelajaran fisika yang biasa dilakukan

adalah menerangkan dengan cara ceramah, dan latihan-latihan soal.

Pembelajaran hanya ditekankan pada pencapaian target kurikulum dan

penyelesaian tugas, sehingga proses pembelajaran tidak berjalan dengan

optimal. Kegiatan praktikum terhambat karena alat dan bahan masih terbatas

jumlahnya, sehingga pencapaian hasil belajar siswa belum memenuhi standar

yang ditetapkan. Aktivitas yang dilakukan siswa pada proses pembelajaran

terbatas pada mendengarkan penjelasan guru, mencatat, mengerjakan LKS

atau tugas. Sesuai dengan hasil observasi tersebut, diketahui siswa kurang

aktif dalam pembelajaran, dan motivasi siswa juga terlihat rendah.

Hal ini juga dapat diketahui dari nilai rata-rata uji blok 1 mata pelajaran fisika

siswa kelas X3 adalah 65,00 dan hanya 30 orang yang mencapai ketuntasan

belajar dari jumlah siswa secara keseluruhan yaitu 41 siswa. Sedangkan

rata-rata uji blok 1 siswa kelas X4 adalah 66,00 dan hanya 32 orang siswa yang

mencapai ketuntasan belajar dengan jumlah siswa keseluruhan 40 siswa,

(3)

untuk mata pelajaran fisika adalah 70,00. Ini menunjukkan bahwa hasil

belajar siswa masih rendah. Hal ini banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Faktor-faktor ini umumnya dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor

intern dan faktor ekstern. Faktor intern berhubungan dengan segala sesuatu

yang ada pada diri siswa yang menunjang pembelajaran, seperti inteligensi,

bakat, kemampuan motorik pancaindra, motivasi dan skema berpikir. Faktor

ekstern merupakan segala sesuatu yang berasal dari luar diri siswa yang

mengkondisikannya dalam pembelajaran, seperti pengalaman, lingkungan

sosial, metode belajar-mengajar, strategi belajar-mengajar, fasilitas belajar dan

dedikasi guru.

Salah satu faktor internal yaitu motivasi siswa, diduga sangat berpengaruh

terhadap pencapaian hasil belajar, karena motivasi adalah suatu kondisi

fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang

mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan

(kebutuhan). Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan berupaya

mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya untuk mendapatkan hasil

belajar yang maksimal.

Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran perlu memilih

strategi pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik untuk meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa. Dan untuk mengatasi kendala tersebut maka

ada baiknya jika digunakan suatu cara penyajian (representasi) yang

diharapkan mampu membantu siswa untuk dapat memahami suatu materi

(4)

Cara penyajian ini dikenal dengan namaMultiple Representations.Multiple

Representationsadalah suatu pendekatan belajar yang diharapkan dapat

menjadi alternatif belajar sebab pengajaran dengan melibatkan multi

representasi memberikan konteks yang kaya bagi siswa untuk memahami

suatu konsep. Dari berbagai penelitian mengatakan bahwa siswa yang terampil

sering menggunakan representasi kualitatif seperti gambar, grafik dan diagram

dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, sebab representasi kualitatif

membantu mereka memahami soal sebelum mereka menggunakan

persamaan-peramaan matematik untuk dapat menyelesaikan persoalan tersebut secara

kuantitatif. Penggunaan multi representasi dapat membantu guru dalam

mengidentifikasi tiga dimensi pembelajaran yang terjadi yakni (1) representasi

memberi peluang kepada guru untuk dapat menilai pemikiran siswa, (2)

representasi memberi peluang kepada guru untuk menggunakan teknik

paedagogik yang baru, dan (3) representasi memudahkan guru untuk

menjembatani antara pendekatan konvensional dan pendekatan modern.

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka telah dilakukan penelitian

eksperimen dengan judul Analisis Hasil Belajar Fisika Dengan

Menggunakan Pembelajaran MR (Multiple Representations)Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan

(5)

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran

fisika dengan menggunakan pendekatan pembelajaranexisting multiple

representationsdan pembelajarangenerate own multiple representations?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa ditinjau dari motivasi

belajar siswa?

3. Apakah ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi

belajar siswa dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan

maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran

fisika dengan menggunakan pendekatan pembelajaranexisting multiple

representationsdan pembelajarangenerate own multiple representations?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa ditinjau dari motivasi

belajar siswa?

3. Apakah ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi

belajar siswa dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa?

D. Manfaat Penelitian

(6)

1. Dapat melatih siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap

suatu materi belajar dalam proses pembelajaran fisika sekaligus membantu

siswa dalam penguasaan konsep fisika.

2. Dapat menjadi alternatif baru bagi guru dalam menyajikan materi

pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dengan meninjau dari motivasi siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini mencapai sasaran sebagaimana yang telah dirumuskan,

maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada:

1. BentukMultiple Representationsyang digunakan padaExisting multiple

representationsyaitu: (1) Representasi verbal; (2) Representasi simulasi

(Phet); (2) Representasi hand on (Eksperimen); (3) Representasi gambar;

(4) Representasi Grafik; (5) Representasi matematika.

2. BentukMultiple Representationsyang digunakan padaGenerate Own

multiple representationsyaitu: (1) Representasi verbal; (2) Representasi

simulasi (Phet); (2) Representasi hand on (Eksperimen); (3) Representasi

gambar; (4) Representasi Grafik; (5) Representasi matematika; (6) analogi.

3. Hasil belajar merupakan seluruh kecakapan yang dicapai melalui proses

belajar di sekolah yang dinyatakan dengan nilai hasil belajar berdasarkan

hasil tes hasil belajar. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang akan diteliti

adalah hasil belajar aspek kognitif.

4. Faktor-faktor yang menentukan pencapai hasil belajar siswa yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Dalam penelitian ini, faktor yang akan diteliti

(7)

5. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X3dan X4SMAN 1 Natar

Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012.

6. Materi dalam penelitian ini adalah materi Listrik Dinamis pada sub materi

(8)

ANALISIS HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARANMULTIPLE REPRESENTATIONS(MR)

DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA Oleh

ERLA WIJAYANTI

Pendekatan pembelajaran menentukan hasil belajar siswa disamping motivasi

belajar. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mencoba melakukan penelitian dengan

tujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan hasil belajar siswa dalam proses

pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan pembelajaranexisting

multiple representationsdan pembelajarangenerate own multiple representations;

(2) Perbedaan hasil belajar fisika siswa ditinjau dari motivasi belajar siswa; (3)

Interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi belajar siswa dalam

peningkatan hasil belajar fisika siswa.

Penelitian dilakukan di SMAN 1 Natar, menggunakan dua kelas yaitu kelas

ekperimen1 (kelas X3) dengan jumlah sampel 29 siswa dan kelas eksperimen 2

(kelas X4) dengan jumlah sampel 34 siswa, menggunakan desain faktorial 2x2.

Kedua kelas eksperimen diberikan perlakuan pendekatanmultiple representations

yaituexisting multiple representationspada kelas eksperimen 1 dangenerate own

multiple representationspada kelas eksperimen 2. Pada akhir pembelajaran siswa

(9)

iii

representationsuntuk mengetahui hasil belajar siswa. Data motivasi belajar dapat

diperoleh dengan angket motivasi belajar siswa. Kemudian dikategorikan menjadi

siswa dengan motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah. Setelah semua

data diperoleh lalu data diolah dengan menggunakan analisis faktorial 2x2.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan hasil belajar siswa

dalam proses pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

existing multiple representationsdan pembelajarangenerate own multiple

representations,rata-rata nilai hasil belajar pada pembelajaranexisting multiple

representationssebesar 72,14 dan rata-rata nilai hasil belajar pada pembelajaran

generate own multiple representationssebesar 74,59. Dapat dikatakan, hasil

belajar fisika pada pembelajaran generate own multiple representationslebih baik

diterapkan pada pembelajaran; (2) Terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa

ditinjau dari motivasi belajar siswa, pembelajaran generate Own Multiple

Representationslebih baik diterapkan untuk siswa yang memiliki motivasi belajar

tinggi maupun rendah; (3) Tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran

dengan motivasi belajar siswa dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa, hasil

belajar fisika siswa tidak bergantung pada pendekatan pembelajaran yang

digunakan ditinjau dari motivasi belajar.

(10)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoretis

1. KonsepMultiple Representations

Suatu pendekatan pembelajaran dapat berpotensi menghasilkan proses

pembelajaran yang efektif. Salah satu pendekatan yang baik adalah dengan

Multiple Representations. Multiple Representationssendiri berasal dari

bahasa inggris y re

cara untuk menyajikan

suatu informasi untuk disampaikan kepada orang lain.

Menurut Goldin dalam Ulfarina (2010: 10) mengungkapkan bahwa:

representasi adalah sebuah kofigurasi (bentuk atau susunan) yang dapat menggambarkan, mewakili, atau melambangkan sesuatu dalam suatu cara. Representasi juga merupakan sesuatu yang mewakili, menggambarkan atau menyimbolkan obyek dan atau proses.

Sedangkan pernyataan Prain dan Waldrip dalam Ulfarina (2010: 10)

Multiple Representationsberarti mempresentasikan ulang konsep yang sama dengan format yang berbeda, diantaranya secara verbal, gambar, grafik dan matematik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwaMultiple Representationsadalah

suatu cara menyatakan suatu konsep melalui berbagai cara dan bentuk.

(11)

Representasi sendiri terbagi menjadi dua yaitu representasi internal dan representasi eksternal. Representasi internal dari seseorang sulit untuk diamati secara langsung karena merupakan aktivitas mental dari seseorang dalam pikirannya (minds-on). Tetapi representasi internal seseorang itu dapat disimpulkan atau diduga berdasarkan representasi eksternalnya dalam berbagai kondisi misalnya dari pengungkapannya melalui kata-kata (lisan), melalui tulisan berupa simbol, gambar, grafik, tabel ataupun melalui alat peraga (hands-on).

Dengan kata lain terjadi hubungan timbal balik antara representasi internal

dan eksternal dari seseorang ketika berhadapan dengan sesuatu masalah.

Menurut Ainsworth, Labeke, dan Peevers dalam Marlangen (2010: 8),

sebelum siswa dapat menyelesaikan masalah, mereka harus memahami

terlebih dahulu tugas-tugas kognitif yang terkait dengan representasi, yaitu:

1).Siswa harus memahami suatu representasi (yaitu: mana yang merupakan bentuk dan operator dari suatu representasi). 2) Siswa harus memahami hubungan antara representasi dan

domainnya.

3) Siswa harus menerjemahkan antar representasi

4). Jika representasi dirancang mereka sendiri, siswa perlu memilih dan membangun representasi yang sesuai.

Suatu analisis konseptual tentang pembelajaranMultiple Representations

menurut Ainsworth (1999: 133) bahwa :

Multi representasi memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai pelengkap, pembatas interpretasi dan membangun pemahaman. Pertama:Multiple Representationsdigunakan untuk memberikan presentasi yang berisi informasi pelengkap atau membantu melengkapi proses kognitif. Kedua: satu representasi digunakan untuk membatasi kemungkinan kesalahan menginterpretasikan dalam menggunakan representasi yang lain. Ketiga: dapat digunakan untuk menolong siswa membangun pemahaman terhadap situasi secara mendalam. Ketiga fungsi utama tersebut dapat dibagi dalam bagian-bagian yang lebih rinci seperti ditampilkan pada Gambar 2.1.

(12)

Gambar 2.1. Fungsi taksonomiMultiple Representationsmenurut Ainsworth (1999: 134)

Multiple Representationsjuga berfungsi untuk menggali

perbedaan-perbedaan dalam suatu informasi yang dinyatakan oleh masing-masing

representasi. Multiple Representationscenderung digunakan untuk tujuan

ini baik pada kasus-kasus dimana representasi tunggal tidak memadai untuk

memuat semua informasi tentang suatu konsep, ataupun pada kasus-kasus

dimana upaya untuk menggabungkan semua informasi yang relevan ke

dalam satu representasi akan mempersulit tugas siswa. Pada setiap kasus,

terdapat dua sub bagian pada kategori ini, (a) dimana setiap representasi

menyimbolkan aspek-aspek yang unik dari suatu konsep dan menyajikan

informasi yang berbeda, dan (b) dimana terdapat tingkat informasi yang

berlebihan dibagi oleh dua informasi yang sama-sama unik.

Fungsi utama kedua dariMultiple Representationsadalah untuk membantu

pembelajar membangun pemahaman yang lebih baik terhadap suatu konsep

dengan menggunakan satu representasi untuk membatasi interpretasi mereka

terhadap representasi yang kedua. Hal ini dapat dicapai melalui dua cara:

pertama, dengan memanfaatkan representasi yang biasa dikenal untuk

(13)

lebih abstrak. Kedua, dengan menggali sifat-sifat inheren satu representasi

untuk membatasi interpretasi representasi kedua.

Fungsi utama ketigaMultiple Representationsadalah untuk membangun

pemahaman yang lebih dalam. Pada fungsi ini multi representasi dapat

digunakan untuk meningkatkan abstraksi, mendukung generalisasi, dan

untuk membangun hubungan antar representasi-representasi.

Ada beberapa alasan pentingnya menggunakanMulti Representations

1). Multi kecerdasan (multiple intelligences)

Menurut teori multi kecerdasan orang dapat memiliki kecerdasan yang

berbeda-beda. Oleh karena itu siswa belajar dengan cara yang berbeda

sesuai dengan jenis kecerdasannya. Representasi yang berbeda-beda

memberikan kesempatan belajar yang optimal bagi setiap jenis

kecerdasan.

2). Visualisasai bagi otak

Kuantitas dan konsep-konsep yang bersifat fisik seringkali dapat

divisualisasikan dan dipahami lebih baik dengan menggunakan

represenrasi konkret

3). Membantu mengkonstruksi representasi tipe lain

Beberapa representasi konkret membantu dalam mengkonstruksi

pemahaman yang lebih abstrak.

4). Beberapa representasi bermanfaat bagi penalaran kualitatif

Penalaran kualitatif sering kali terbantu dengan menggunakan

(14)

5). Representasi matematik yang abstrak digunakan untuk penalaran

kuantitatif dimana representasi matematik dapat digunakan untuk

mencari jawaban kuantitatif terhadap soal.

Dalam fisika ada beberapa format representasi yang dapat dimunculkan.

Format-format tersebut antara lain:

1). Dekripsi verbal

Untuk memberikan definisi suatu konsep, verbal adalah satu cara yang

tepat untuk digunakan.

2). Gambar/diagram

Suatu konsep akan menjadi lebih jelas ketika dapat kita representasikan

dalam bentuk gambar. Gambar dapat membantu memvisualisasikan

sesuatu yang masih bersifat abstrak. Dalam fisika banyak bentuk

diagram yang sering digunakan sesuai konsep, antara lain diagram gerak,

diagram benda bebas (free body diagram),diagram garis medan (field

line diagram), diagram rangkaian listrik(electrical circuit diagram),

diagram sinar (ray diagram), diagram muka gelombang (wave front

diagram), diagram keadaan energy (energy state diagram).

3). Grafik

Penjelasan yang panjang terhadap suatu konsep dapat kita

representasikan dalam satu bentuk grafik. Oleh karena itu kemampuan

membuat dan membaca grafik adalah keterampilan yang sangat

diperlukan.

4). Matematik

Untuk menyelesaikan persoalan kuantitatif, representasi matematik

(15)

banyak ditentukan keberhasilannya oleh penggunaan representasi

kualitatif secara baik. Pada proses itulah tampak bahwa siswa tidak

seharusnya menghapalkan semua rumus-rumus atau

persamaan-persamaan matematik.

5). Simulasi computer

Untuk beberapa masalah, representasi dengan animasi komputer dapat

menerangkan situasi siswa dan membantu mereka memperagakan

pemikiran nyata mereka. Representasi ini lebih murah dibandingkan

dengan menggunakan alat langsung yang biayanya lebih mahal.

http://paer.rutgers.edu/scientificAbilities/Downloads/FromAssessTasks/Mult Rep.pdf.

Berbagai representasi yang telah disebutkan di atas dapat memudahkan

siswa membangun pengetahuannya sendiri. Seperti dikemukakan oleh

Feynman (1965: 1) bahwa: kemungkinan suatu hal adalah sederhana jika

kamu dapat mengambarkan dalam beberapa jalan/cara berbeda tanpa

mengetahui bahwa kamu sedang menggambarkan hal yang sama.

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa berbagai representasi merupakan

jalan yang baik untuk siswa memahami suatu pelajaran. Sebab berbagai

representasi dapat memunculkan kemampuan-kemampuan lain dari

penggabungan banyak penyampaian. Dengan adanya berbagai format

representasi yang berbeda yang digunakan sesuai dengan konteks

permasalahan yang sedang dihadapi maka penggabungan representasi

tersebut saling melengkapi sehingga memudahkan siswa dalam memahami

(16)

Izsak dan Sherin dalam Marlangen (2010:10) menyatakan bahwa :

pengajaran dengan melibatkan multi representasi memberikan konteks yang kaya bagi siswa untuk memahami suatu konsep. Penggunaan multi representasi dapat membantu guru dalam mengidentifikasi tiga dimensi pembelajaran yang terjadi yakni (1) representasi memberi peluang kepada guru untuk dapat menilai pemikiran siswa, (2) representasi memberi peluang kepada guru untuk menggunakan teknik paedagogik yang baru, dan (3) representasi memudahkan guru untuk menjembatani antara pendekatan konvensional dan pendekatan modern.

Pembelajaran fisika menggunakan multi representasi dapat dilakukan dalam

dua bentuk, bentuk pertama adalah dalam proses pembelajaran, dan bentuk

kedua adalah dalam proses asesmen. Kedua bentuk tersebut hendaknya

diterapkan sebagai satu kesatuan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

strategi pembelajaran fisika berbasisMultiple Representationsdengan

pendekatanTriadic Pedagogical Model(Gambar 2.2) mengacu pada desain

IF-SO Frame Work. Dalam terminologiIF-SO frame work,desain

pembelajaran mengikuti rancangan dan pengembangan berikut:

I: Identify key concept,yaitu mengidentifikasi konsep kunci (key concept)

atau batang tubuh atau ide utama dari topik yang akan dipelajari. Hal ini

sebagai landasan dalam mengkonstruksi dan mengkreasi mode atau

format representasi yang digunakan guru dan siswa di ruang kelas. Setiap

representasi dapat membantu siswa untuk memahami dan menggunakan

konsep-konsep kunci dalam fisika. Langkah awal adalah

mengidentifikasi konsep-konsep tersebut dengan representasi-representasi

yang tepat dan memikirkan bagaimana siswa dapat mengambil manfaat

(17)

F: Focus on form and functios, yaitu guru memfokuskan pada mode atau format dan fungsi representasi yang bervariasi sesuai dengan ide utama

dari topik yang dipelajari. Dengan konsep kunci yang ada dalam pikiran,

kita dapat membuat representasi lain yang berfokus pada konsep yang

sama. Dari representasi verbal dapat dibuat representasi lain, misalnya

gambar, grafik, matematik, atau yang lainnya. Demikian juga sebaliknya,

untuk representasi-representasi yang lain.

S: Sequence, guru harus memilih representasi mana yang terlebih dahulu akan disajikan sesuai dengan materi yang akan diajarkan, yang

memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi dan menjelaskan konsep

kunci, memperluas konsep kunci baru, dan memberi kesempatan untuk

mengintegrasikan representasi mereka ke dalam bentuk representasi lain.

Dengan memberikan beberapa representasi suatu konsep akan

memberikan alternatif kepada siswa untuk memahami konsep tersebut

melalui berbagai cara sesuai dengan jenis kecerdasan (menurut teori multi

kecerdasan) dan gaya belajar siswa. Selain itu, merepresentasikan konsep

dari satu representasi ke representasi lain akan memberikan kesempatan

pada siswa untuk lebih memahami konsep yang bersangkutan. Jika

konsepnya abstrak, pembelajaran dapat dimulai dengan visualisasi atau

simulasi konsep untuk memacu daya imaginasi dan daya tarik siswa.

Siswa akan mengalami kesulitan adaptasi psikologis jika guru langsung

menyajikan konsep yang sangat abstrak menggunakan persamaan

matematika, karena hal ini akan menimbulkan sejumlah sikap retensi

siswa berupa sulitnya belajar fisika. Sequensi yang logis menentukan

(18)

positif siswa pada topik fisika yang dipelajari dan mempermudah

penguasaan konsep.

1) S: Student Representations; Siswa harus memiliki kesempatan untuk

memperluas dan menunjukkan belajar. Mereka harus ditantang dan

didorong untuk mengkoordinasikan representasi sebagai sarana

untuk mengekspresikan pemahaman yang sesuai dan fleksibel. Siswa

harus aktif dan eksplorasi dalam menghasilkan, memanipulasi dan

memperbaiki representasi. Dalam upaya untuk menunjukkan

kompleksitasnya, siswa perlu kesempatan untuk mengekspresikan

dan memperpanjang sumber representasional dan pilihan, dan untuk

mengintegrasikan mode representasional berbeda untuk

menunjukkan pemahaman konseptual.

2) S:.Student Interest; Aktivitas yang berurutan pada fokus, belajar

akan bermakna melalui memperhatikan, tanggung jawab siswa,

nilai-nilai kepentingan dan estetika preferensi, dan sejarah pribadi.

3) S: Student Perceptions; persepsi siswa sangat diperlukan dalam

aktivitassequenceuntuk memungkinkan siswa membuat hubungan

antara aspek objek dan representasi yang mereka buat. Ini bukan

untuk menyatakan bahwa semua teori pengetahuan konseptual dalam

kelas berbasis sains perseptual, melainkan bahwa beberapa

pembelajaran konseptual dalam ilmu dapat ditingkatkan dengan

berfokus pada persepsi siswa yang relevan.

O: On going assessment,guru harus melihat pekerjaan representasi oleh siswa, termasuk tanggung jawab lisan dari topik, sebagai jendela yang

(19)

sebagai bagian dari bukti belajar siswa. Penilaian ini dapat diagnostik,

formatif atau sumatif, maupun sejumlah asesmen alternatif, termasuk

self-assessmentsangat berguna untuk menggali alasan dan kompetensi siswa

dalam merepresentasikan secara bervariasi konsep fisika yang sama

dengan berbagai bentuk bukti berkontribusi terhadap penilaian tentang

pengetahuan konseptual siswa dan kapasitas untuk mentransfer

pemahaman terhadap konteks baru dan masalah.

1) O: Opportunities for negotiation; Perlu ada peluang untuk negosiasi

antara guru dan siswa untuk mengungkapkan pemahaman makna

representasi yang dimaksudkan. Siswa harus didorong untuk

membuat penilaian dari representasi mereka sendiri. Apakah cukup

untuk ide-ide mereka pada topik serta fitur dari obyek, dan sejauh

mana siswa mencapai tujuan representasional dan mengungkapkan

makna yang dimaksudkan?

2) O: On time; siswa harus tepat waktu dalam mengklarifikasi bagian

dan tujuan dari representasi yang berbeda. Siswa membutuhkan

kesempatan untuk membandingkan konvensi dan improvisasi

mereka yang telah digunakan. Memahami penalaran dan organisasi

alat representasi ilmu pengetahuan, seperti grafik dan diagram,

memungkinkan siswa untuk memahami dan berkomunikasi

mengklaim lebih jelas, dan untuk memahami mengapa representasi

tertentu, sering tertanam dalam teks pelengkap, digunakan untuk

berbagai tujuan, dan untuk membuat klaim tentang berbagai aspek

dari topik.

(20)

Pembelajaran berbasisIF-SO Frame Wookpada

konsep listrik dinamis Mengidentifikasi konsep kunci

1. Memusatkan pada pengetahuan tentang Hukum Ohm

2. Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari

Fokus pada format dan fungsi Sequence

(berurutan)

Penilaian Berdasarkan pada:

Konsep awal dan

(21)

Gambar 2.2.Desain Strategi Pembelajaran BerdasarkanIF-SO Frame Work(Abdurrahman, dkk : 2011 hal 30)

Dari penjelasan mengenaiMultiple Representationsdapat disimpulkan

bahwaMultiple Representationsadalah suatu pendekatan atau bentuk

pengganti, cara atau proses yang digunakan seseorang untuk

mengkomunikasikan sesuatu atau pengetahuan yang disajikan atau

diungkapkan melalui berbagai model (verbal, persamaan matematik,

gambar, simulasi, benda nyata dll). DenganMultiple Representationsakan

terjadi pengolahan informasi internal dan eksternal untuk membangun

suatu pemahaman yang lebih di dalam mengenai suatu pengetahuan

dengan menggabungkan berbagai format representasi yang berbeda yang

digunakan sesuai dengan konteks permasalahan yang sedang dihadapi.

2. Motivasi Siswa

2. Representasi simulasi (Phet)

3. Representasi Hand On

(Eksperimen)

4. Represntasi Gambar

5. Representasi Grafik

6. Representsi Matematika

(22)

Perilaku individu tidak berdiri sendiri, selalu ada hal yang mendorongnya

dan tertuju pada suatu tujuan yang ingin dicapainya. Tujuan dan faktor

pendorong ini mungkin disadari oleh individu, tetapi mungkin juga tidak,

sesuatu yang konkrit ataupun abstrak. Keinginan akan sesuatu,

mendorong seseorang untuk berusaha mendapatkan apa yang

diinginkannya. Sukmadinata (2007: 61) mengungkapkan:

Kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu disebut motivasi, yang menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong atau menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan mencapai suatu tujuan.

Sejalan dengan pendapat Sukmadinata, Walker (1967) dalam Rohani

(2004: 10) menyatakan bahwa,

Perubahan-perubahan yang dipelajari biasanya memberi hasil yang baik bilamana orang/individu mempunyai motivasi untuk

melakukannya; dan latihan kadang-kadang menghasilkan perubahan-perubahan dalam motivasi yang mengakibatkan perubahan-perubahan dalam prestasi.

Suatu aktivitas belajar sangat lekat dengan motivasi. Perubahan suatu

motivasi akan merubah pula wujud, bentuk, dan hasil belajar. Ada

tidaknya motivasi seorang individu untuk belajar sangat berpengaruh

dalam proses belajar itu sendiri.

Sardiman (2007: 75) menyatakan:

(23)

Berdasarkan pernyataan Sardiman, dalam kegiatan belajar mengajar,

motivasi menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada

diri siswa, yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan

dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga

tujuan belajar tercapai. Thomas M. Risk dalam Rohani (2004: 11)

memberikan pengertian motivasi sebagai berikut:

Motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri peserta didik/pelajar yang menunjang kegiatan ke arah tujuan-tujuan belajar.

Kemudian Nasution dalam Rohani (2004: 11) mengemukakan:

Motivasi anak/peserta didik adalah menciptakan kondisi

sedemikian rupa sehingga anak itu mau melakukan apa yang dapat dilakukannya.

Berdasarkan dua pendapat di atas, satu masalah yang dihadapi guru untuk

menyelenggarakan pengajaran adalah memotivasi atau menumbuhkan

motivasi dalam diri peserta didik secara efektif. Keberhasilan suatu

pengajaran sangat dipengaruhi oleh adanya penyediaan motivasi/dorongan.

Motivasi erat kaitannya dengan suatu tujuan. Munculnya motivasi

mempengaruhi adanya kegiatan untuk pencapaian suatu tujuan.

Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi menurut

Sardiman (2007: 85):

1) Mendorong manusia untuk berbuat. 2) Menentukan arah perbuatan.

3) Menyeleksi perbuatan.

Motivasi dapat tumbuh di dalam diri siswa disebabkan oleh berbagai

(24)

(intrinsik) dan faktor yang muncul dari luar diri siswa (ekstrinsik). Hal

tersebut diungkapkan oleh Hakim (2000: 30)

Motivasi belajar seseorang dapat dibangkitkan dengan

mengusahakan agar siswa atau mahasiswa memiliki motif intrinsik dan motif ekstrinsik dalam belajar.

Contoh dari faktor intrinsik adalah pemahaman manfaat, minat, bakat, dan

pemikiran tentang masa depan. Sedangkan contoh dari faktor ekstrinsik

yang dapat menimbulkan motivasi adalah keinginan untuk mendapat nilai

yang baik, menjadi juara, lulus ujian, keinginan untuk menang dalam

persaingan, keinginan untuk dikagumi, dan lain-lain.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan

siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan.

Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran.

Menurut Sukardi dalam Haikal (2011: 25):

Hasil belajar merupakan pencapaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Penacapaian belajar ini dapat dievaluasi dengan menggunakan pengukuran.

Hal ini berarti hasil belajar diperoleh setelah melakukan kegiatan

pembelajaran. Menurut Dimyati dalam Haikal (2011: 25):

Hasil belajar merupakan hasil proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan atau pengukuran hasil belajar. Dengan tujuan mengetahui tingkat keberhasilan yang ditandai dengan huruf atau kata atau symbol yang dicapai oleh siswa setelah

(25)

Hasil belajar dapat ditunjukkan dengan huruf atau kata atau simbol setelah

siswa tersebut melakukan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar ini

merupakan suatu ukuran bahwa siswa tersebut sudah melakukan kegiatan

pembelajaran.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 3)

Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran.

Bagi siswa, bukti hasil belajar dapat terlihat dari perubahan tingkah laku.

Menurut Hamalik (2007: 30-31):

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada setiap aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah:

9) Etis atau budi pekerti, dan 10) Sikap

Menurut Kingsley dalam Haikal (2011: 26) bahwa:

Hasil belajar terbagi menjadi 3 macam hasil belajar yaitu: a. Keterampilan dan kebiasaan

(26)

Pendapat dari Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua

proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena

sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.

Hasil belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh setelah tes dilakukan.

Menurut Bloom dalam Haikal (2011: 26):

Ada tiga taksonomi yang dipakai untuk mempelajari jenis perilaku dan kemampuan internal akibat belajar yaitu:

1. Ranah kognitif

Ranah kognitif terdiri dari enam jenis prilaku, yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif terdiri dari lima prilaku, yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.

3. Ranah psikomotor

Ranah psikomotor terdiri dari tujuh prilaku, yaitu persepi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan dan kreativitas.

Hasil belajar yang diidentifikasi dalam hal ini adalah semua ranah yang

ada. Dalam kaitan ini Sodjarto dalam Haikal (2011: 27) mengemukakan

pula bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh

siswa dalam mengikuti program pembelajaran.

Untuk menilai dan mengukur keberhasilan siswa dipergunakan tes hasil

belajar. Terdapat beberapa tes yang dilakukan guru, diantaranya: uji blok,

ulangan harian, tes lisan saat pembelajaran berlangsung, tes mid semester

dan tes akhir semester. Hasil dari tes tersebut berupa nilai-nilai yang pada

akhirnya digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran

yang terjadi. Tes ini dibuat oleh guru berkaitan dengan materi yang telah

diajarkan. Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar.

(27)

kelas. Bahan mentah hasil belajar terwujud dalam lembar-lembar jawaban

soal ulangan atau ujian dan yang berwujud karya atau benda. Semua hasil

belajar tersebut merupakan bahan yang berharga bagi guru dan siswa.

Bagi guru, hasil belajar siswa di kelasnya berguna untuk melakukan

perbaikan tindak mengajar atau evaluasi. Bagi siswa, hasil belajar tersebut

berguna untuk memperbaiki cara-cara belajar lebih lanjut.

Menurut Dalyono (2005: 55) faktor-faktor yang menentukan pencapaian

hasil belajar siswa, yaitu:

a) Faktor internal (yang berasal dari dalam diri) meliputi kesehatan, intelegensi, bakat, minat, motivasi dan cara belajar.

b) Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri) meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dari

proses belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal

dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar siswa (faktor

eksternal). Untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, maka

seorang siswa harus bisa mengelola faktor-faktor ini dengan baik terutama

faktor yang berasal dari dalam dirinya.

B. Kerangka Pemikiran

Secara naluriah manusia menyampaikan, menerima, dan

menginter-pretasikan maksud melalui berbagai penyampaian dan berbagai

komunikasi. Baik dalam pembicaraan, bacaan maupun tulisan. Berbagai

format penyampaian tersebut dapat membantu untuk mengolah informasi

(28)

kemudian disimpulkan dalam bentuk eksternalnya (hands-on). Format

representasi yang berbeda tersebut digunakan sesuai dengan materi yang

akan disampaikan dalam pembelajaran. Representasi grafik, dapat

digunakan untuk mengetahui hubungan dari suatu variabel, untuk

membandingkan dan memperjelas; mengklasifikasi, mengkategorikan, dan

menunjukkan hubungan hierarki; ringkasan informasi; menunjukkan

hubungan diantara konsep-konsep; atau menunjukkan akibat dalam

prosedur. Dengan verbal, siswa mendapatkan informasi tentang definisi

dan penjelasan sesuatu sehingga menstimulasi siswa untuk menggunakan

penalarannya dan mengambil suatu keputusan dalam menyelesaikan

masalahnya. Dengan diagram, siswa dapat mengkaji suatu hubungan, dan

dapat menunjukkan persentase sesuatu. Sedangkan dengan persamaan

matematik dapat membantu menyelesaikan suatu permasalahan empirik.

Representasi-representasi tersebut saling terkait satu-sama lain. Implikasi

yang muncul dari beragam representasi tersebut adalah siswa termotivasi

untuk belajar fisika , karena dengan beragam representasi siswa dapat

meningkatkan rasa ingin tahu, rasa ingin memahami dan berhasil, dan rasa

bekerja sama dengan para siswa. Jadi dapat dikatakan bahwa proses

belajar mengajar dengan motivasi berfungsi untuk menggiatkan semangat

belajar menggugah minat siswa agar mau belajar, membantu siswa agar

mampu dan mau menemukan serta memilih jalan atau tingkah laku yang

sesuai untuk mendukung pencapaian tujuan belajar dan ketika dilakukan

pembelajaran siswa mampu memberikan umpan balik/refleksi ragam

(29)

Dari berbagai fungsi representasi tersebut maka seseorang dapat

meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajarnya. Siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi maka hasil belajarnya juga akan tinggi sedangkan

siswa dengan motivasi rendah maka hasil belajarnya juga rendah. Untuk

kategori tingkatan motivasi belajar siswa dikelompokkan menjadi siswa

dengan motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah berdasarkan

nilai rata-rata kelas.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua pendekatanmultiple

representations, yaituExisting multiple representationsdanGenerate own

multiple representations. Existing multiple representationsyaitu siswa

menyajikan suatu konsep dengan menggunakan berbagai cara dan bentuk

yang sudah ada, dengan kata lain representasi siswa (SR) sangat

tergantung pada representasi guru (TR).Generate own multiple

representationsyaitu siswa membuat representasi mereka sendiri untuk

menyatakan suatu konsep melalui berbagai cara dan bentuk. Siswa lebih

mungkin untuk menggunakan representasi yang ada dari sumber daya dari

domain atau pemikirannya sendiri untuk menghasilkan representasi

mereka sendiri, dengan kata lain representasi siswa (SR) tidak bergantung

pada representasi guru (TR).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran (X),

variabel moderator dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa (Q),

sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa (Y). Penerapan

pendekatan pembelajaran existing multiple representationsdan

pembelajaranGenerate own multiple representationspada masing-masing

(30)

tersebut. Ada faktor yang juga mempengaruhi peningkatan hasil belajar

siswa yaitu motivasi belajar siswa.

Kemudian dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui: (1) Perbedaan hasil

belajar siswa dalam proses pembelajaran fisika dengan menggunakan

pendekatan pembelajaranexisting multiple representationsdan

pembelajarangenerate own multiple representations(2) Perbedaan hasil

belajar fisika siswa ditinjau dari motivasi belajar siswa (3) interaksi antara

pendekatan pembelajaran dengan motivasi belajar siswa dalam

peningkatan hasil belajar fisika siswa.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas berikut kerangka pemikiran

sebagai berikut:

Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran

Keterangan :

= Pengaruh oleh variabel bebas = Pengaruh oleh variabel moderator

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat yang didukung dengan variabel moderator, maka

dapat dijelaskan dengan paradigma pemikiran seperti berikut ini: Hasil belajar

Pendekatan Pembelajaran

Rendah Motivasi Belajar

(31)

Gambar 2.4. Paradigma Pemikiran

Keterangan:

X : Penerapan pendekatan pembelajaran (variabel bebas)

Q : Motivasi Belajar (variabel moderator)

Y : Hasil Belajar (variabel terikat)

RXY : Pengaruh pendekatan pembelajaran (X) terhadap hasil belajar siswa

(Y)

RQ : Pengaruh motivasi belajar (Q) pada proses peningkatan hasil belajar

siswa (Y) dengan penerapan pendekatan pembelajaran (X)

C. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang dapat diajukan dalam

penelitian ini antara lain:

1. Hipotesis Pertama

O

H : Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa dalam proses

pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan

pembelajaranexisting multiple representationsdan pembelajaran

generate own multiple representations.

1

H : Ada perbedaan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran

fisika dengan menggunakan pendekatan pembelajaranexisting

X Y

RXY Q

(32)

multiple representationsdan pembelajarangenerate own multiple

representations.

2. Hipotesis Kedua

O

H : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa ditinjau dari

motivasi belajar siswa.

1

H : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa ditinjau dari motivasi

belajar siswa.

3. Hipotesis Ketiga

O

H : Tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan

motivasi belajar siswa dalam peningkatan hasil belajar fisika

siswa.

1

H : Ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi

(33)

PEMBELAJARANMULTIPLE REPRESENTATIONS(MR) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

Oleh Erla Wijayanti

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(34)

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar pada

semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terdiri atas 9 kelas berjumlah

365 siswa.

B. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling. Berdasarkan populasi yang terdiri dari 9 kelas kemudian terpilih 2 kelas. Sampel yang diperoleh adalah kelas X3yang berjumlah 40

siswa sebagai kelas ekperimen 1 dan kelas X4sebagai kelas eksperimen 2

yang berjumlah 40 siswa.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

penelitian faktorial AxB atau 2x2. Faktor pertama (faktor A) adalah

pendekatan pembelajaran yaitu pembelajaranexisting multiple representations

(A1) dan pembelajarangenerate own multiple representations(A2). Faktor

(35)

kategori rendah (B2). Jika digambarkan, rancangan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Hasil Belajar

generate own multiple representations( ) A2B1

Sumber : Modifikasi dari Hardiansyah (2006)

Tabel 3.1 menyatakan bahwa penelitian ini akan memberikan perlakuan dalam

pembelajaran melalui dua pendekatan yaitu pembelajaran existing multiple

representationsuntuk kelas eksperimen 1 dan pembelajarangenerate own

multiple representationsuntuk kelas eksperimen 2 yang akan menunjukkan

bagaimana hasil belajar siswa dapat direduksi dalam pelajaran fisika setelah

menerima perlakuan tersebut. Untuk masing-masing kelas eksperimen terdiri

dari kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan kelompok

siswa dengan motivasi belajar rendah.

Penelitian ini memiliki satu variabel bebas, satu variabel terikat, dan satu

variabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah interaksi siswa

dalam pembelajaran, yaitu pada kelas eksperimen 1 menggunakan

pembelajaranexisting multiple representations, sedangkan kelas eksperimen 2

menggunakan pembelajarangenerate own multiple representations. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Dan variabel moderator

dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa.

(36)

Kelas yang menjadi sampel diberikan perlakuan yaitu penerapan pendekatan

pembelajaranexisting multiple representationspada kelas eksperimen 1 dan

pembelajarangenerate own multiple representationspada kelas eksperimen

2. Pada akhir pertemuan, siswa diberikan angket motivasi belajar yang terdiri

dari 18 butir soal dengan 5 pilihan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S),

ragu-ragu/netral (RR), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Data

hasil penilaian melalui angket motivasi belajar siswa ini untuk

mengkategorikan siswa ke dalam kategori siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang

tujuannya sebagai variansi dalam penelitian ini. Kemudian siswa diberikan

tes berupa soal pilihan jamak beralasan yang memiliki karakter berbagai

representasi.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa adalah soal tes berbentuk soal

pilihan jamak beralasan yang memiliki karakter berbagai representasi. Tes ini

merupakan tes untuk melihat hasil belajar siswa setelah diadakan

pembelajaran dan untuk mengukur motivasi belajar siswa digunakan soal tes

berbentuk angket motivasi belajar yang terdiri dari 18 item dengan 5 alternatif

jawaban berupa angka (angka 1, 2, 3, 4, dan 5). Kemudian masing-masing

kelompok eksperimen dikategorikan berdasarkan motivasi belajar siswa, yaitu

motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah berdasarkan rata-rata nilai

pada masing-masing kelas eksperimen.

(37)

Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen harus diuji terlebih

dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Validitas

Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk

mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur (ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya

sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes

tersebut dengan kriterium.

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasiproduct

momentyang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

2

Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih

dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika

korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen

tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika r hitung > r tabel dengan =0,05

maka koefisien korelasi tersebut signifikan.

(38)

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 17.0 dengan kriterium uji bilacorrelated item total correlationlebih

besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakanconstruckyang kuat

(valid).

2. Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa

kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang

sama. Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan

pada pendapat Arikunto (2008: 109) yang menyatakan bahwa untuk

menghitung reliabilitas dapat digunakan rumusalpha, yaitu:

2

r11 = reliabilitas yang dicari

i2= jumlah varians skor tiap-tiap item t2 = varians total

(Arikunto, 2007: 109)

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen

diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran.

Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan

menggunakan SPSS 17.0 dengan metode yang diukur

berdasarkan skalaalpha c 0 sampai 1.

Menurut Sayuti dalam Saputri (2010: 30), instrumen dinyatakan reliabel

jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan

(39)

1. 20 berarti kurang

reliabel.

2.

reliabel.

3.

reliabel.

4.

5. Nilai Alpha Cronbac

reliabel.

(Saputri, 2010: 30)

Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel

yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan

menjumlahkan skor setiap nomor soal.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif, yaitu

penguasaan sub materi pokok hukum ohm yang diperoleh dari nilai tes

hasil belajar dan motivasi belajar yang diperoleh dari nilai pengisian

angket motivasi yang dilakukan di akhir pertemuan.

H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Untuk menganalisis data hasil belajar dan motivasi belajar siswa yang

diperoleh dibuat dalam bentuk nilai dengan rumus:

(40)

Syah dalam Ulfarina (2010: 34)

1. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang

diperoleh dari sampel yang berasal dari populasi. Terdapat beberapa

teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data antara lain

denganChi Kuadrat. Menurut Sugiyono (2010: 241), langkah-langkah

pengujian denganChi Kuadratadalah sebagai berikut:

1) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya.

2) Menentukan jumlah kelas interval.

3) Menentukan panjang kelas interval yaitu:

(data terbesar data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval.

4) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus

merupakan tabel penolong untuk menghitung hargaChi Kuadrat.

5) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh), dengan cara mengalikan

persentase luas tiap bidang kurva normal dengan jumlah anggota

sampel.

6) Memasukkan harga-harga fhke dalam tabel kolom fh, sekaligus

menghitung harga-harga (fo fh) dan

h

merupakan hargaChi Kuadrat

h2) hitung.

7) Membandingkan hargaChi Kuadrathitung denganChi Kuadrattabel.

Bila hargaChi Kuadrathitung lebih kecil atau sama dengan hargachi

Kuadratt h2 t2), maka distribusi data dinyatakan normal,

(41)

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

pro-gram SPSS 17.0 dengan metodeKolmogorov-Smirnov. Dengan ketentuan

jika signifikansi lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan

dengan uji kesamaan dua variansi atau uji homogenitas. Uji ini digunakan

untuk mengetahui apakah kedua sampel atau lebih mempunyai varian yang

sama atau tidak.

a. Rumusan Hipotesis

=

H0 : Kedua sampel mempunyai variansi sama

H1 : Kedua sampel mempunyai variansi berbeda

Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan hargaFtabel. JikaFhitung

lebih kecil dari padaFtabel, maka dapat dinyatakan bahwa varian ke dua

kelompok data tersebut adalah homogen.

Untuk memudahkan dalam menganalisis homogenitas, maka pada

penelitian ini uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 17.0.

b. Kriteria Uji

Jika nilaiSig.< (0,050) atauFhitung> Ftabel maka data dari perlakuan

(42)

Ftabel, maka data dari perlakuan yang diberikan adalah homogen atau

dengan kata lain:

 TerimaH0jikaF (v1,v2)

 TolakH0jikaF > F (v1,v2)

Sudjana (2005: 250)

3. Analisis Variansi

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain faktorial2x2, sehingga

untuk menganalisis data, digunakan Analisis Varians Dua Arah (Anava

Dua Arah). Analisis variansi (Two Way ANOVA) merupakan cara yang

digunakan untuk menguji perbedaan variansi dua variabel atau lebih.

Unsur utama dalam analisis variansi adalah variansi antar kelompok dan

variansi di dalam kelompok. Variansi ditempatkan sebagai pembilang

sedangkan variansi di dalam kelompok sebagai penyebut.

Beberapa asumsi yang harus dipenuhi pada uji ANOVA yaitu:

a) Varians homogen (sama)

b) Sampel kelompokdependentatauindependentketegorikal

c) Data berdistribusi normal

Tahapan-tahapan yang diambil dalam pengujian menggunakan ANOVA

adalah:

1) Penentuan hipotesis nol (H0) baik antar-kolom (antar motivasi belajar

siswa) maupun antar-baris (antar pendekatan pembelajaran)

Hipotesis nol kolom (H0-kolom) : Rata-rata hasil belajar siswa kedua

(43)

Hipotesis nol baris (H0-baris) : Rata-rata hasil belajar siswa kedua

pendekatan pembelajaran adalah

sama.

2) Memasukkan data dalam program SPSS 17.0

Struktur Informasi pokok analisis ANOVA antara lain:

1) Deskripsi rata-rata dan standar deviasi dari sampel.

Pada tabelDescriptivenilai mean, standar deviasi, dan nilai minimum

serta maksimum dapat diketahui.

2) Uji Homoskedastisitas

Dengan hipotesis :

Ho: varianskpopulasi sama

H1: varianskpopulasi berbeda

satu diterima dengan kata lain asumsi kesamaan ragam terpenuhi.

3) Hasil uji beda rata- 1 2 k=0)

Terlihat pada tabel ANOVA

Bila nilai signifikansi ataup-value

ditolak dan hipotesis satu diterima dengan kata lain minimal ada satu

diantara tiap populasi yang memiliki perbedaan rata-rata. Oleh karena

itu uji ANOVA dipenuhi.

4) Jika pada point 3 menghasilkan keputusan tolak Ho, maka untuk

mengetahui populasi mana saja yang berbeda rata-ratanya secara

signifikan, lihatPost Hoc Test. Pada analisis uji ini dapat terlihat

(44)

signifikansi untuk tiap populasi yang dibandingkan. UjiPost Hocini

dengan menggunakan ujiTukey.

5) Berlawanan dengan point 4, melihat populasi mana saja yang tidak

berbeda secara signifikan, bisa dilihat padaHomogeneous Subset. Bila

pada tabel terdapat beberapa subset untuk tiap sampel maka dapat

dinyatakan bahwa tiap sampel memiliki perbedaan berdasarkan subset

yang dihasilkan.

6) Membuat rangkuman hasil perhitungan di atas dalam Tabel analisis.

7) Pengujian hipotesis untuk setiap populasi dan menyimpulkan hasil

pengujian.

(45)

Menggunakan PembelajaranMultiple Representation(Mr) Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa

Nama Mahasiswa : Erla Wijayanti Nomor Pokok Mahasiswa : 0743022023 Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. H. Agus Suyatna, M.Si. Dr. Abdurrahman, M.Si. NIP.19600821 195503 1 004 NIP. 19681210 199303 1 002

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.

(46)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa yang pembelajarannya

menggunakan pembelajaranexisting multiple representationsdan

pembelajarangenerate own multiple representations. Rata-nilai hasil

belajar siswa pada pembelajaranexisting multiple representationssebesar

72,14 dan rata-nilai hasil belajar siswa pada pembelajarangenerate own

multiple representationssebesar 72,59. Hasil belajar fisika pada

pembelajaran generate own multiple representationslebih tinggi dari

pembelajaranexisting multiple representations.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa dilihat dari motivasi belajar.

Rata-rata nilai hasil belajar dengan motivasi belajar tinggi dan rendah

pada pembelajaranexisting multiple representationsmasing-masing

sebesar 76 dan 69,11 dan Rata-rata nilai hasil belajar dengan motivasi

belajar tinggi dan rendah pada pembelajaran generate own multiple

representationsmasing-masing sebesar 80,75 dan 69,41. Pembelajaran

generate own Multiple Representationslebih baik diterapkan untuk siswa

(47)

3. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi

belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dan

juga analisis terhadap hasil pengamatan, maka penulis memberikan saran

sebagai berikut:

1. Bagi guru dapat menggunakan pendekatanGenerate Own Multiple

Representationsagar siswa dapat mudah untuk memahami suatu konsep

materi dan mampu merepresentasikan materi dengan baik, sehingga hasil

belajar siswa meningkat.

2. Generate Own Multiple Representationslebih baik diterapkan pada

pembelajaran untuk siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi maupun

(48)

1. Tim Penguji

Ketua :Dr. H. Agus Suyatna, M.Si.

Sekretaris :Dr. Abdurrahman, M.Si.

Penguji

Bukan Pembimbing :Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(49)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah:

Nama : Erla Wijayanti

NPM : 0743022023

Fakultas/Jurusan : FKIP/P MIPA

Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : Sritunggal Kec. Buay Bahuga, Way Kanan

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan

untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Februari 2013 Yang Menyatakan,

(50)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kampung Sritunggal, Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten

Way Kanan, pada tanggal 07 September 1989, sebagai anak kedua dari dua

bersaudara dari pasangan Bapak Imam Baidowi dan Ibu Suratmi.

Jenjang pendidikan dimulai di Madrasah Ibtidaiyah (MIN Sritunggal),

diselesaikan pada tahun 2001. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri 1 Bumiharjo, diselesaikan pada tahun 2004. Pendidikan Sekolah

Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Buay Bahuga, diselesaikan pada tahun 2007.

Tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

Tahun 2009, penulis melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Pada tahun 2011

penulis melaksanakan praktek mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan

(51)

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, (Q.S. Asy-Syarh: 5)

Seseorang yang mampu bangkit setelah jatuh adalah

orang yang lebih kuat daripada orang yang tidak pernah jatuh sama sekali

(Mario Teguh)

(52)

Dengan kerendahan hati, mengucap syukur kehadirat Allah SWT serta Shalawat

atas Rasulullah Muhammad SAW, Penulis mempersembahkan karya sederhana

ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku yang tulus dan mendalam kepada:

1. Bapak dan Mamak tercinta, dengan ketulusan doa, senyum, dan usaha keras

serta kasih sayang yang tak pernah putus, senantiasa memberikan semangat

optimis untuk mewujudkan impian dan cita-cita demi keberhasilan dan

kebahagiaan penulis.

2. Kakakku tersayang, Mudrik Komariyah beserta keluarga, yang selalu

memberikan semangat dan menantikan keberhasilan penulis.

3. Suami dan Anakku tersayang, Suyanto dan Nabila Azzahra Putri, yang selalu

memberikan semangat dan menantikan keberhasilan penulis.

4. Para pendidik yang kuhormati, yang telah mengajar dengan penuh kesabaran.

5. Sahabat-sahabatku yang selalu tersenyum untukku.

6. Keluarga besar pendidikan fisika angkatan 2007

(53)

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, karena kasih, karunia, dan

rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul Analisis Hasil Belajar Fisika Dengan Menggunaka

Pembelajaran MR (Multiple Representations) Ditinjau Dari Motivasi Belajar

Siswa sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Fisika di Universitas Lampung.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Dr. H. Agus Suyatna, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika, selaku Pembimbing Akademik dan sekaligus selaku Pembimbing I

atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan motivasi, bimbingan, saran,

dan kritik kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si selaku Pembimbing II atas kesediaan dan

ke-ikhlasannya memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi yang diberikan

selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. selaku Pembahas atas kesediaan dan

keikhlasannya memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan kritik kepada

(54)

xii

7. Bapak Drs. Suwarlan, M.MPd selaku Kepala SMA N 1Natar atas bantuan dan

kerjasamanya selama penelitian berlangsung.

8. Ibu Devi Yuliana, S.Pd. selaku guru mitra dan murid-murid kelas X3dan X4

SMA N 1 Natar atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian

berlangsung.

9. Bapak dan Ibu Guru serta Staf SMA N 1 Natar.

10. Teman-teman seperjuanganku di Pendidikan Fisika angkatan 2007

non-Reguler (Anwar, Ana, Arif S, Arif H, Arum, Bayu, Eci, Dedo, Deo, Dian,

Dwi, Duwi, Eda, Iza, Eka, Eko, Endang, Eria, Esti, Ferico, Istika, Ika, Jupri,

Yogi, lina, Netty, Nela, Nopi, Nizom, Raden, Risna, Riski, Rianto, Deo,

Ruslan, Rena, Rogandi, Syafri, Nani, Yuni, Sandi, Susanti, Masda, Yudi,Yuli,

dan Yevi). Serta teman-teman di Pendidikan Fisika 2007 reguler semoga

silahturahim kita selalu terjalin dengan baik sampai nanti.

11. Kakak tingkat 2006 dan serta adik tingkat Pendidikan Fisika yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu. Semoga kita dapat menjadi pendidik yang

profesional.

12. Teman-teman PPL di SMA Negeri 1 Natar (Vira, Wina, Anggi, Dwi, Mira,

Ali, Ruslan, Mb Ana, Dila dan Arif). Terima kasih untuk kebersamaan dan

silaturahmi yang terjaga sampai saat ini dan kapanpun.

13. Keluarga di Hajimena (tante wuri, tante mamut, om refi, tante unun, Bu RT,

mbh Putri, mbh Kakong, tante evi, pakde dan bude) atas keceriaan yang selalu

dihadirkan dalam setiap suasana.

(55)

xiii

bantuan, mendapat pahala serta balasan dari Allah SWT dan semoga skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi dunia pendidikan. Amin.

Bandar Lampung, Februari 2013

Penulis

(56)

Halaman

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. KonsepMultiple Representations ... 7

2. Motivasi Belajar Siswa ... 19

3. Hasil Belajar ... 22

B. Kerangka Pemikiran ... 25

C. Hipotesis ... 29

III. METODE PENELITIAN A. Sampel ... 31

B. Desain Penelitian... 31

C. Prosedur Penelitian ... 33

D. Instrumen Penelitian... . 33

E. Analisis Instrumen... 34

1. Validitas ... 34

2. Reliabilitas ... 35

F. Teknik Pengumpulsn Data ... 35

(57)

xv

2. Analisis Homogenitas ... 38

3. Analisis Variansi ... 39

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42

1. Uji Instrumen Penelitian ... 42

a. Uji Validitas Soal ... 43

b. Uji Validitas Angket Motivasi Belajar... 43

c. Uji Reliabilitas Soal ... 45

d. Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar ... 45

2. Tahapan Penelitian ... 46

a. Kelas Eksperimen 1 ... 46

b. Kelas Eksperimen 2 ... 49

3. Data Hasil Penelitian... 51

a. Data Kuantitatif Kemampuan Kognitif ... 51

b. Data Kuantitatif Kemampuan Afektif... 53

c. Data Kuantitatif Kemampuan Psikomotor ... 53

d. Data Kualitatif Perilaku Berkarakter... 54

e. Data Kualitatif Keterampilan Sosial ... 55

f. Data Kualitatif Motivasi Belajar Siswa ... 56

4. Uji Hasil Penelitian ... 57

a. Hasil UjiNormalitasHasil Belajar ... 57

b. Hasil Uji Homogenitas... 58

c. Analisis Variansi ... 58

d. Keputusan Hipotesis ... 60

B. Pembahasan ... 62

1. Data Kuantitatif Kemampuan Kognitif Siswa ... 62

2. Data Kuantitatif Aspek Kognitif Proses Belajar ... 65

3. Data Kuantitatif Aspek Psikomotorik ... 66

4. Data Kualitatif Aspek Perilaku Berkarakter Siswa... 67

5. Hasil Pengujian Hipotesis ... 68

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 74

C. Saran ... 74

(58)

Tabel Halaman

1. Desain Penelitian... 32

2. Hasil Uji Validitas Soal... 43

3. Hasil Uji Validitas Skala Motivasi Belajar ... 44

4. Hasil Uji Reliabilitas Soal ... 45

5. Hasil Uji Reliabilitas Skala Motivasi Belajar ... 45

6. Rekapitulasi Rata-rata Hasil Belajar KelasExisting MRdan Generate Own MR... 53

7. Data Persentase Penilaian Proses (Afektif) KelasExisting MR danGenerate Own MR... 53

8. Data Persentase Penilaian Psikomototor KelasExisting MR danGenerate Own MR... 54

9. Data Persentase Perilaku Berkarakter KelasExisting MR ... 55

10. Data Persentase Perilaku Berkarakter KelasGenerate Own MR ... 55

11. Data Persentase Keterampilan Sosial KelasExisting MR... 56

12. Data Persentase Keterampilan Sosial KelasGenerate Own MR ... 56

13. Rekapitulasi Rata-rata Nilai Hasil Belajar dan Rata-rata Nilai Motivasi Belajar Siswa KelasExisting MRdanGenerate Own MR... 57

14. Rekapitulasi Rata-rata Hasil Belajar Berdasarkan Motivasi Belajar Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah... 57

15.Hasil UjiNormalitasData Nilai Hasil Tes Siswa KelasExisting MR danGenerate Own MR... 58

16.Hasil Uji Homogenitas Data Nilai Hasil Belajar Fisika SiswaExisting MR danGenerate Own MRPadaTest Of Homogeneity Of Variances ... 59

17. Hasil Uji Homogenitas Data Nilai Hasil Belajar Fisika SiswaExisting MR danGenerate Own MRPada Anova ... 59

(59)

Gambar Halaman

1. Fungsi Taksonomi Multiple Representations

Menurut Ainsworth (1999:134) ... 9

2. Desain Strategi Pembelajaran BerdasarkanIF-SO Frame Work... 18

3. Kerangka Pemikiran... 28

4. Paradigma Pemikiran ... 28

5. Grafik Rata-rata Hasil Belajar Fisika KelasExisting MRdan Generate Own MR... 64

6. Grafik Rata-rata Nilai Tes Hasil Belajar Berdasarkan Motivasi Belajar Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah Melalui apembelajaranExisting MRdanGenerate Own MR... 68

(60)

ABILITY THROUGH THE APPLICATION OF GENERATIVE LEARNING

MODEL

COGNITIVE ABILITY

By

CAHYO AGUS SETIAWAN

A critical thinking ability is an important ability in learning and also functions

effectively in other aspects of life. Based on that statement, the researcher tried to

critical thinking ability in the process of physics learning with the application of

generative learning model and direct instruction model, (2) The interaction

between learning model and ability, (3) The differences of

ability and their high cognitive ability in the process of

physics learning with the application of generative learning model and direct

instruction model ability and

their low cognitive ability in the process of physics learning with the application

of generative learning model and direct instruction model.

The research was conducted in SMA 5 Bandar Lampung and using two classes,

they were experiment class (Class XI Science 3) with number of sample 37

Gambar

Gambar 2.2.Desain Strategi Pembelajaran Berdasarkan IF-SO FrameWork (Abdurrahman, dkk : 2011 hal 30)
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.4. Paradigma Pemikiran
Tabel 3.1. Desain Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan teori, yakni menguji teori-teori manajemen pendidikan yang berkaitan dengan profesionalisme kerja guru, sarana dan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan teori, yakni menguji teori-teori manajemen pendidikan yang berkaitan dengan profesionalisme kerja guru, sarana dan

Pendekatan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi

Banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru untuk membantu peserta didik mencapai kompetensi yang akan dicapai. Berbagai model pembelajaran yang ada antara

memperlihatkan bahwa nilai probabilitas yang diperoleh sebesar 0.155, yang memiliki arti bahwa nilai signifikansi &gt; taraf signifikansi 5% ( ) maka dapat dikatakan

Strategi yang dapat digunakan antara lain seperti: (1) Guru harus menyesuaikan metode pembelajaran yang digunakan, seperti ketika guru menggunakan metode ceramah

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menyusun instrumen tes diagnostik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran Fisika siswa kelas XI

Aplikasi sistem pakar yang dirancang untuk membantu guru untuk mengidentifikasi gaya belajar bagi siswa untuk menentukan strategi yang tepat yang dapat digunakan oleh guru dalam