• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

38

BAB III

TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI

A. STANDAR KOMPETENSI

Mendiskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia.

B. Kompetensi Dasar :

Menuliskan nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya.

Indikator :

1. Siswa dapat menuliskan nama-nama senyawa biner dan poliatomik dari senyawa

anorganik dan organik.

2. Siswa dapat menuliskan dan menyetarakan persamaan reaksi sederhana.

C. MATERI POKOK DAN URAIAN MATERI :

1. Tata Nama Senyawa Sederhana

a. Tata nama senyawa biner dari dua jenis non logam

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terdiri dari dua jenis unsur, Misalnya air (H2O), natrium klorida (NaCl) dan sebagainya.

1) Rumus Senyawa

Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut ditulis di depan. B – Si – C – S- As – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F

2) Nama senyawa

Yaitu dengan merangkaikan nama kedua jenis unsur dengan akhiran

ida pada nama unsur yang kedua. Contoh :

HCl : hidrogen klorida H2S : hidrogen sulfida

Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari sejenis senyawa, maka nama senyawa-senyawa itu dibedakan dengan menyebutkan angka indeks dalam bahasa Yunani.

(2)

39

3 = tri 8 = okta 4 = tetra 9 = nona 5 = penta 10 = deka

Indeks satu untuk unsur yang pertama tidak perlu disebutkan. Contoh :

CO = karbon monoksida CO2 = karbon dioksida NO = nitrogen monoksida NO2 = nitrogen dioksida N2O5 = dinitrogen pentaoksida

3) Senyawa yang sudah umum dikenal tidak perlu mengikuti aturan di atas.

Contoh : H2O = air NH3 = amonia

b. Tata nama senyawa biner dari logam dan non logam

Senyawa biner dari logam dan non logam umumnya membentuk senyawa ion. Logam sebagai kation (ion positif) dan non logam sebagai anion (ion negatif).

1) Rumus Senyawa

Unsur logam ditulis di depan, kemudian diikuti unsur non logam.

Rumus senyawa ion ditentukan oleh perbandingan muatan kation dan anionnya sehingga jumlah muatan ion positif dan negatif = O (membentuk senyawa netral).

Contoh :

a. Satu buah ion Na+ berikatan dengan satu buah ion NO3- membentuk senyawa ion NaNO3.

(3)

40

2. Nama Senyawa

Yaitu dengan menyebutkan nama logam dan diikuti nama non logam dengan akhiran ida. Angka indeks tidak disebutkan.

Contoh :

KCl = kalium klorida CaCl2 = kalsium klorida Na2SO4 = natrium sulfat

Jika unsur logam mempunyai lebih dari sejenis bilangan oksidasi, maka nama senyawa dibedakan dengan menuliskan besarnya bilangan oksidasi dalam tanda kurung dengan angka Romawi di belakang nama unsur logam.

Contoh :

FeCl2 = besi (II) klorida FeCl3 = besi (III) klorida SnO = timah (II) oksida SnO2 = timah (IV) oksida c. Tata nama asam, basa dan garam

Asam, basa dan garam adalah tiga kelompok senyawa yang saling terkait. Reaksi antara asam dengan basa menghasilkan garam. Asam adalah senyawa hidrogen yang jika dilarutkan dalam iar menghasilkan ion H+. jumlah ion H+ yang dilepas oleh satu molekul asam disebut valensi asam. Contoh :

H3PO4 (asam fosfat)

Jika dilarutkan dalam air terion menurut reaksi : H3PO4 (aq) Æ 3 H+(aq) + PO4

3-3H+ menunjukkan valensi asam = 3 PO43- adalah ion sisa asam.

Basa adalah zat yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion OH-. Pada umumnya basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion OH-.

Contoh :

1) NaOH jika dilaturkan dalam air terionisasi menurut reaksi : NaOH(aq) Æ Na+

(4)

41

2) Ca(OH)2 jika dilarutkan dalam air terionisasi menurut reaksi : Ca(OH)2 (aq) Æ Ca2+ (aq) + OH-(aq)

Garam adalah senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa asam.

Contoh :

Na+ berikatan dengan NO3- membentuk garam NaNO3 K+ berikatan dengan CO32- membentuk garam K2CO3

a. Tata Nama Asam

Yaitu diawali dengan kata asam, kemudian diikuti dengan menyebutkan nama anionnya.

Contoh :

HCl = asam klorida H2SO4 = asam sulfat H3PO4 = asam fosfat

CH3COOH = asam asetat (asam cuka) b. Tata Nama Basa

Yaitu dengan menyebutkan nama kation logam diikuti kata hidroksida.

Contoh :

NaOH = natrium hidroksida Ca(OH)2 = kalsium hidroksida NH4OH = amonium hidroksida

(adalah basa di mana kationnya berupa non logam yaitu NH4+)

c. Tata Nama Garam

Yaitu dengan menyebutkan nama kation logam diikuti nama anion sisa asam.

Contoh :

(5)

42

Untuk kation logam yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu macam, maka harga bilangan oksidasi ditulis dalam tanda kurung di belakang nama logam dengan angka Romawi.

Contoh :

(6)

43

Lampiran :

Beberapa jenis kation (ion positif) dan anion (ion negatif) beserta namanya.

A. Kation dan nama kation Na+ : ion natrium K+ : ion kalium Mg2+ : ion magnesium Ca2+ : ion kalsium Sr2+ : ion stronsium Ba2+ : ion barium Al3+ : ion aluminium Zn2+ : ion seng Ni2+ : ion nikel Sn2+ : ion timah (II) Sn4+ : ion timah (IV) Pb2+ : ion timbal (II) Pt4+ : ion platina (IV) Fe2+ : ion besi (II) Fe3+ : ion besi (III) Hg+ : ion raksa (I) Hg2+ : ion raksa (II) Cu+ : ion tembaga (I) Cu2+ : ion tembaga (II) Au+ : ion emas (I) Au3+ : ion emas (III) NH4+ : ion amonium

(7)

44

Soal - soal :

1. Berilah nama senyawa-senyawa biner dan poliatomik berikut :

a. KI f. HBr

b. CaCl2 g. H3PO4

c. MgSO4 h. Al(OH)3

d. SO2 i. KMnO4

e. N2O4 j. CuSO4

2. Tulislah rumus kimia senyawa-senyawa yang terbentuk dari kation dan anion

berikut, kemudian berilah nama masing-masing.

A. K+ dan Br-

B. H+ dan S2O32-

C. Ca2+ dan SO42-

D. Na+ dan NO3-

E. NH4+ dan Cl-

F. K+ dan Cr2O72-

G. Mg2+ dan I-

H. Be2+ dan OH-

I. Na+ dan CH3COO-

(8)

45

B. Persamaan Reaksi

Persamaan reaksi adalah persamaan yang menggambarkan terjadinya suatu reaksi kimia, meliputi lambang dan rumus, serta tanda panah yang menunjukkan arah reaksi.

Zat-zat yang bereaksi (pereaksi) terletak di sebelah kiri tanda panah, sedangkan zat-zat hasil reaksi (produk) terletak di sebelah kanan tanda panah. Sesuai dengan hukum kekekalan massa, pada reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa zat. Reaksi kimia adalah penyusunan ulang atom-atom zat yang bereaksi menjadi zat baru tanpa menciptakan atau menghilangkan atom. Oleh karena itu, jumlah atom pereaksi harus sama dengan jumlah atom-atom hasil reaksi. Untuk menyamakan jumlah atom-atom-atom-atom pereaksi dan hasil reaksi dilakukan dengan cara menyetarakan reaksi kimia tersebut.

Contoh :

Reaksi antara gas hidrogen dan oksigen membentuk air : 2H2(g) + O2(g) Æ 2H2O(l)

a) Zat-zat yang berada di sebelah kiri tanda panah disebut pereaksi atau reaktan, yaitu : 2H2(g) + O2(g)

b) Zat-zat yang berada di sebelah kanan tanda panah adalah zat hasil reaksi atau produk, yaitu 2H2O(l)

c) Huruf dalam tanda kurung menyatakan wujud zat yang bersangkutan. (s) = solid = padat

(l) = liquid = cair (g) = gas = gas (aq) = aqius = larutan

d) Angka di belakang zat disebut indeks e) Angka di depan zat disebut koefisien reaksi

Koefisien reaksi adalah angka yang ditetapkan agar jumlah atom-atom disebelah kiri tanda panah (reaktan) sama dengan jumlah atom-atom di sebelah kanan tanda panah (produk).

Angka koefisien satu tidak ditulis.

(9)

46

Cara menyetarakan persamaan reaksi sederhana :

1. Menentukan jumlah atom masing-masing unsur di ruas kiri dan ruas kanan persamaan reaksi

2. Memberikan koefisien reaksi untuk tiap rumus kimia pada persamaan reaksi sehingga persamaan reaksi setara.

Contoh soal :

1. Setarakan persamaan reaksi :

NaOH(aq) + HCl(aq) Æ NaCl(aq) + H2O(l)

Penyelesaian :

NaOH(aq) + HCl(aq) Æ NaCl(aq) + H2O(l)

Ruas kiri ada 1 atom Na, 1 atom O, 2 atom H dan 1 atom Cl. Ruas kanan ada 1 atom Na, 1 atom O, 2 atom H dan 1 atom Cl. Karena jumlah atom ruas kiri = jumlah atom ruas kanan, maka persamaan reaksi tersebut sudah setara, di mana masing-masing koefisien reaksi bernilai satu.

2. Setarakan persamaan reaksi : Fe(s) + O2(g) Æ FeO(s)

Penyelesaian :

Fe(s) + O2(g) Æ FeO(s)

Persamaan reaksi ini belum setara. Cara penyetaraanya sebagai berikut : a. Jumlah atom Fe dikiri = 1, jumlah atom Fe di kanan = 1 berarti sudah

sama.

b. Jumlah atom O di kiri = 2, di ruas kanan 1, maka koefisien reaksi O2 disebelah kiri adalah ½, sehingga menjadi :

Fe(s) + ½ O2(g) Æ FeO(s)

Agar koefisien tidak pecahan, maka dikalikan 2, menjadi 2Fe(s) + O2(g) Æ 2FeO(s)

Persamaan reaksi yang tidak sederhana, sulit jika diselesaikan dengan cara langsung. Karena itu penyetaraan dilakukan dengan cara pemisalan.

Contoh :

Setarakan persamaan reaksi berikut ini

(10)

47

Penyelesaian :

Dimisalkan, masing-masing koefisien ditandai dengan huruf a, b, c d dan e. aCl2(g) + bKOH(aq) Æ cKCl(aq) + dKClO2(aq) + eH2O(l)

Setiap atom disamakan jumlahnya antara ruas kiri dan ruas kanan. Ruas kiri = ruas kanan

Cl : 2a = c + d (persamaan 1) K : b = c + d (persamaan 2) O : b = 2d + e (persamaan 3) H : b = 2e (persamaan 4) Dimisalkan a = 1, maka :

Dari persamaan 1 dan 2 :

2 = c + d

b = c + d

berarti b = 2 Dari persamaan 4 :

b = 2 e

2 = 2 e

Jadi e = 1 Dari persamaan 3 :

b = 2d + e 2 = 2d + 1

2-1 = 2 d

1 = 2 d jadi d = ½

Dari persamaan 2 :

b = c + d

2 = c + ½

c = 1 ½ Jadi c = ½

Jadi, a = 1, b = 2, c = 1 ½, dengan = 1/2 , e = 1 Soal :

1. Setarakan persamaan reaksi berikut : C2H6(g) + O2(g) Æ CO2(g) +H2O(g)

Dalam penyetaraan ini atom C dan H disetaraan dulu

Penyelesaian :

(11)

48

Jumlah atom C di ruas kanan = ………..

Sehingga koefisien reaksi CO2 di ruas kanan dikalikan………..

Maka reaksi menjadi ………..

b. Jumlah atom H di kiri = ………..

Jumlah atom H di kanan = ………..

Sehingga koefisien reaksi H2O di kanan dikalikan …………..

Maka reaksi menjadi ………..

c. Jumlah atom O di kiri = ………..

Jumlah atom O di kanan = ………..

Sehingga koefisien reaksi di kiri dikalikan …………..

Maka reaksi menjadi ………..

d. Agar tidak berbentuk pecahan, persamaan reaksi dikalikan ……….

Maka reaksi menjadi …………..

Untuk soal no 2 sampai 5 setarakan dengan cara seperti soal no 1. 2. H2(g) + O2(g) Æ H2O(g)

3. KClO3(s) Æ KCl(s) + O2(g)

4. Na(s) + H2O(l) Æ NaOH(aq) + H2(g)

(12)

49

Agar tidak berbentuk pecahan, koefisien reaksi dikalikan 2, sehingga a = 2, b = 4, c = 3, dengan = 1, dan e = 2.

Jadi persamaan reaksi lengkapnya :

2Cl2(g) + 4KOH(aq) Æ 3 KCl(aq) + KClO2(aq) + 2H2O(l)

Soal :

Setarakan reaksi berikut dengan cara pemisalan :

1. Fe2O3(s) + CO(g) Æ Fe(s) + CO2(g)

2. NH3(g) + O2(g) Æ NO(g) + H2O(g)

3. Cl2(g) + KI(aq) Æ KCl(aq) + I2(s)

4. CH4(g) + O2(g) Æ CO2(g) + H2O(g)

Referensi

Dokumen terkait

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang telah

Sistem pemantau elevasi muka air adalah suatu prosedur untuk mendapatkan seri data elevasi muka air pada beberapa titik pengamatan baik di lahan yang terukur pada

metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

Lokasi pengambilan sampel bambu belangke ( Gigantochloa pruriens Widjaja.).. Dokumentasi analisis sampel

YONRI SITUMORANG : Model Allometrik Biomassa dan Massa Karbon Bambu Belangke (Gigantochloa pruriens Widjaja.) di Hutan Rakyat Desa Sirpang Sigodang, Kecamatan Panei,

Seperti dalam Undang-undang Nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan keempat atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan umum dan Tatat Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat

45 Pada penelitian yang dilakukan di Maryland Amerika Serikat, anak yang overweight mempunyai nilai yang rendah pada mata pelajaran matematika dan bahasa dibandingkan dengan

Resiko untuk terjadinya spondilolistesis degenerative meningkat seiring dengan bertambahnya usia, dan pergeseran vertebra yang progresif terjadi pada 30% pasien.