• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanj

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanj"

Copied!
445
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

NOTA KEUANGAN

BESERTA

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN

DAN BELANJA NEGARA

TAHUN ANGGARAN 2016

(3)

Halaman

Daftar Isi ...

Daftar Tabel ...

Daftar Graik ... Daftar Boks ...

Daftar Bagan ...

Daftar Matriks ... Daftar Singkatan ...

BAGIAN I RINGKASAN RAPBN TAHUN 2016

1. Pendahuluan ...

2. Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2016 ... 3. Pokok-pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2016 ... 4. Pokok-pokok Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 ... 5. Ringkasan Postur RAPBN Tahun 2016 ... 6 Dampak Perubahan Asumsi Dasar Ekonomi Makro Terhadap Postur

RAPBN Tahun 2016 ...

BAGIAN II RAPBN TAHUN 2016 DAN RAPBN JANGKA MENENGAH PERIODE 2017 - 2019

Bab 1 Pendahuluan ...

1.1 Umum ...

1.2 Tantangan dan Sasaran Pokok Kebijakan Fiskal ... 1.2.1 RAPBN Tahun 2016 ... 1.2.2 RAPBN Jangka Menengah Periode 2017-2019 ...

Bab 2 Asumsi Dasar Ekonomi Makro RAPBN Tahun 2016 dan Proyeksi Jangka MenengahPeriode 2017-2019 ...

2.1 Proyeksi Ekonomi Global Tahun 2016 ... 2.1.1 Perekonomian Negara Maju ... 2.1.2 Perekonomian Negara Berkembang ...

2.1.3 Volume Perdagangan Dunia ...

2.1.4 Harga Komoditas Dunia ... 2.2 Asumsi Dasar Ekonomi Makro RAPBN Tahun 2016 ...

DAFTAR ISI

i

viii

xiii

xviii

xix

xx xxi

I-1 I-4 I-5 I-7 I-10

I-12

II.1-1 II.1-1 II.1-3 II.1-4 II.1-7

(4)

Halaman 2.2.4 Nilai Tukar Rupiah ... 2.2.5 Harga Minyak Mentah Indonesia ... 2.2.6 Lifting Minyak dan Gas Bumi ...

2.3 Indikator Kesejahteraan Masyarakat ... 2.3.1 Ketenagakerjaan ... 2.3.2 Kemiskinan ... 2.3.3 Indikator Kesejahteraan Masyarakat Lainnya ... 2.4 Proyeksi Asumsi Dasar Ekonomi Makro Jangka Menengah 2017-2019

Bab 3 Kebijakan dan Target Pendapatan Negara RAPBN Tahun 2016 dan Proyeksi Jangka Menengah Periode 2017-2019 ...

3.1 Kebijakan dan Target Pendapatan Negara RAPBN Tahun 2016 ... 3.1.1 Pendapatan Dalam Negeri ... 3.1.1.1 Penerimaan Perpajakan ... 3.1.1.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak ...

3.1.2 Penerimaan Hibah ...

3.2 Proyeksi Pendapatan Negara Jangka Menengah Periode 2017-2019 ...

Bab 4 Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat RAPBN 2016 dan Proyeksi Jangka Menengah Periode 2017-2019 ...

4.1 Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat RAPBN Tahun 2016 ... 4.1.1 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi ... 4.1.2 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Menurut Organisasi ... 4.1.2.1 Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga ... 4.1.2.2 Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara ... 4.2 Perkembangan Proyeksi Jangka Menengah Hingga Penetapan Pagu

Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Tahun 2016 ...

(5)

Halaman

4.3 Proyeksi Belanja Pemerintah Pusat Jangka Menengah Periode 2017-2019 ...

Bab 5 Kebijakan dan Anggaran Transfer Ke Daerah dan Dana Desa Dalam RAPBN Tahun 2016 dan Proyeksi Jangka Menengah Periode 2017-2019 ...

5.1 Kebijakan dan Anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Tahun 2016 ... 5.1.1.3.2 Dana Keistimewaan DI Yogyakarta ...

5.1.2 Dana Desa ...

5.2 Proyeksi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Jangka Menengah ...

Bab 6 Kebijakan Deisit dan Pembiayaan Anggaran RAPBN Tahun 2016

dan Proyeksi Jangka Menengah Periode 2017-2019 ...

(6)

Halaman

6.1.2.2.2 Pinjaman Luar Negeri (Neto) ... 6.1.2.2.3 Pinjaman Dalam Negeri (Neto) ... 6.2 Proyeksi Deisit dan Pembiayaan Anggaran Jangka Menengah ...

BAGIAN III RISIKO FISKAL

Bab 1 Pendahuluan ... 1.1 Umum ...

1.2 Pengungkapan Risiko Fiskal ... 1.3 Deinisi dan Tujuan Pernyataan Risiko Fiskal ...

Bab 2 Sumber Risiko Fiskal ...

2.1 Risiko Deviasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ... 2.1.1 Risiko Asumsi Dasar Ekonomi Makro ...

2.1.1.1 Sensitivitas RAPBN Tahun 2016 Terhadap Perubahan Asumsi Dasar Ekonomi Makro ... 2.1.1.2 Sensitivitas Proyeksi APBN Jangka Menengah Terhadap

Perubahan Asumsi Dasar Ekonomi Makro ... 2.1.1.3 Sensitivitas Risiko Fiskal BUMN Terhadap Perubahan

Variabel Ekonomi Makro ... 2.1.2 Risiko Deviasi Pendapatan dan Belanja Negara ... 2.1.2.1 Risiko Pelaksanaan Pemungutan Pajak ... 2.1.2.2 Pengeluaran Negara yang Diwajibkan (Mandatory

Spending) ...

2.1.2.3 Kualitas Belanja Negara ... 2.1.3 Risiko Utang Pemerintah ... 2.1.3.1 Risiko Tingkat Bunga, Nilai Tukar Rupiah dan Pembiayaan

Kembali ... 2.1.3.2 Potensi Kekurangan (Shortage) Pembiayaan Melalui

Utang ...

2.2 Risiko Kewajiban Kontijensi Pemerintah Pusat ... 2.2.1 Dukungan dan/atau Jaminan Pemerintah pada Proyek

Pembangunan Infrastruktur ... 2.2.1.1 Program Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga

Listrik 10.000 MW (Fast Track Program/FTP) I ...

II.6-38 II.6-40 II.6-40

III.1-1 III.1-1 III.1-2 III.1-4 III.2-1 III.2-1 III.2-1

III.2-1

III.2-3

III.2-5 III.2-8 III.2-8

III.2-9 III.2-11 III.2-11

III.2-11

III.2-13 III.2-14

III.2-14

(7)

Halaman

2.2.1.2 Program Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik 10.000 MW (Fast Track Program/FTP) II ...

2.2.1.3 Percepatan Penyediaan Air Minum ... 2.2.1.4 Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha

melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur ... 2.2.1.5 Risiko Penugasan Percepatan Pembangunan Jalan Tol di

Sumatera ...

2.2.2 Risiko Program Jaminan Sosial Nasional dan Program Pensiun serta THT PNS ... 2.2.2.1 Program Jaminan Sosial Nasional ... 2.2.2.2 Program Pensiun dan Tabungan Hari Tua Pegawai Negeri

2.2.3 Risiko Penugasan Khusus Ekspor ... 2.2.4 Risiko Fiskal dari Lembaga Keuangan Tertentu (BI, LPS, dan

LPEI) ... 2.2.4.1 Bank Indonesia ... 2.2.4.2 Lembaga Penjamin Simpanan ... 2.2.4.3 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia ... 2.3 Risiko Fiskal Tertentu ... 2.3.1 Risiko Bencana ...

2.3.2 Stabilisasi Harga Pangan ...

2.3.3 Tuntutan Hukum kepada Pemerintah ... 2.3.4 Risiko Transaksi Internasional (Deisit Neraca Perdagangan dan

Free Trade Agreement) ...

2.3.5 Risiko Program Pembiayaan Perumahan pada Masyarakat Berpenghasilan Rendah ... Bab 3 Mitigasi Risiko Fiskal ... 3.1 Mitigasi Risiko Deviasi Anggaran Pendaptan Belanja Negara (APBN)... 3.2 Mitigasi Risiko Kewajiban Kontinjensi Pemerintah Pusat ... 3.3 Mitigasi Risiko Fiskal Tertentu ...

BAGIAN IV PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA DAN DOMESTIK TAHUN 2010-2014 DAN OUTLOOK TAHUN 2015

Bab 1 Pendahuluan ...

III.2-15 III.2-16

III.2-17

III.2-19

III.2-20 III.2-20 III.2-22 III.2-23

III.2-23 III.2-24 III.2-24 III.2-25 III.2-26 III.2-26 III.2-27 III.2-27

III.3-28

III.3-28 III.3-1 III.3-1 III.3-2 III.3-4

(8)

Halaman Bab 2 Perkembangan Ekonomi Periode 2010-2015 ...

2.1 Perkembangan Dunia dan Regional ... 2.2 Perekonomian Nasional ...

Bab 3 Perkembangan Pendapatan Negara Tahun 2010-2015 ...

3.1 Pendapatan Dalam Negeri ... 3.1.1 Penerimaan Perpajakan ... 3.1.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ...

3.2 Penerimaan Hibah ...

Bab 4 Perkembangan Belanja Pemerintah Pusat Periode 2010-2014 dan APBNP 2015 ...

4.1 Perkembangan Kebijakan dan Pelaksanaan Anggaran Belanja

Pemerintah Pusat ...

4.2 Perkembangan Pelaksanaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi ... 4.3 Perkembanagan Pelaksanaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat

Menurut Organisasi ... 4.3.1 Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga ... 4.3.2 Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara ...

Bab 5 Perkembangan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2010 - 2015 ...

5.1 Pelaksanaan Anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa ... 5.2 Transfer ke Daerah ... 5.2.2 Dana Otonomi Khusus dan Dana Keistimewaan DI Yogyakarta . 5.2.2.1 Dana Otonomi Khusus ... 5.2.2.2 Dana Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

(9)

Halaman

5.2.3 Dana Transfer Lainnya ... 5.2.3.1 Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ... 5.2.3.2 Dana Tunjangan Profesi Guru PNS Daerah ... 5.2.3.3 Dana Tambahan Penghasilan Guru PNS Daerah ... 5.2.3.4 Dana Insentif Daerah (DID) ... 5.2.3.5 Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi

(P2D2) ...

5.3 Dana Desa ... Bab 6 Perkembangan Deisit dan Pembiayaan Anggaran Tahun

2010-2015 ...

6.1 Deisit APBN ... 6.2 Pembiayaan Anggaran ... 6.2.1 Pembiayaan Nonutang ... 6.2.1.1 Perbankan Dalam Negeri ... 6.2.1.2 Nonperbankan Dalam Negeri ... 6.2.2 Pembiayaan Utang ... 6.2.2.1 Surat Berharga Negara Neto ... 6.2.2.2 Pinjaman Luar Negeri Neto... 6.2.2.3 Pinjaman Dalam Negeri Neto ... 6.2.3 Perkembangan Portofolio Utang Pemerintah ...

Lampiran : Data Pokok APBN, 2010-2016

IV.5-14 IV.5-14 IV.5-15 IV.5-16 IV.5-17

IV.5-18 IV.5-19

(10)

Halaman

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Postur RAPBN, 2015 - 2016 ... Tabel I.2 Sensitivitas RAPBN 2016 Terhadap Perubahan Asumsi Dasar

Ekonomi Makro ... Tabel II.1.1 Proyeksi Kerangka Fiskal Jangka Menengah, 2017-2019 ... Tabel II.2.1 Perkembangan Inlasi Dunia ...

Tabel II.2.2 Outlook Pertumbuhan PDB Pengeluaran dan Lapangan Usaha 2016

Tabel II.2.3 Indikator Perekonomian Dunia ... Tabel II.2.4 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Jangka Menengah 2017-2019 ... Tabel II.3.1 Kebijakan Teknis Perpajakan 2016... Tabel II.3.2 Kegiatan Unggulan Perpajakan 2016 ... Tabel II.3.3 Kebijakan Teknis Kepabeanan dan Cukai 2016 ... Tabel II.3.4 Kebijakan Pendapatan SDA Migas 2016 ... Tabel II.3.5 Kebijakan Pendapatan SDA Nonmigas 2016 ... Tabel II.3.6 Perkembangan PNBP Lainnya 6 K/L Terbesar, 2015-2016 ... Tabel II.3.7 Kebijakan Yang Akan Ditempuh Untuk Mencapai Target PNBP 6 K/L

Terbesar Tahun 2016 ... Tabel II.3.8 Kebijakan Penerimaan Perpajakan 2017-2019 ... Tabel II.3.9 Kebijakan Pendapatan Kepabeanan dan Cukai 2017-2019 ... Tabel II.4.1 Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi, 2015-2016 ... Tabel II.4.2 Belanja Pemerintah Pusat, 2015-2016 ... Tabel II.4.3 Belanja Kementerian Negara/Lembaga Menurut Sumber Dana ... Tabel II.4.4 Belanja K/L Per Kelompok Bidang Pemerintahan, 2015-2016 ... Tabel II.4.5 Kementerian Negara/Lembaga Kelompok Bidang Perekonomian ... Tabel II.4.6 Kementerian Negara/Lembaga Kelompok Bidang Pembangunan

Manusia dan Kebudayaan ... Tabel II.4.7 Kementerian Negara/Lembaga Kelompok Bidang Politik, Hukum,

dan Keamanan ... Tabel II.4.8 Kementerian Negara/Lembaga Kelompok Bidang Kemaritiman ... Tabel II.4.9 Belanja Kementerian Negara/Lembaga Menurut Sumber Dana ... Tabel II.4.10 Program Pengelolaan Utang Negara Untuk Pembayaran Bunga Utang,

2015-2016 ... Tabel II.4.11 Subsidi Nonenergi, APBNP 2015 dan RAPBN 2016 ...

(11)

Halaman

Tabel II.4.12 Perbandingan Beberapa Asumsi Dasar Ekonomi Makro, 2016 ... Tabel II.4.13 Rekonsiliasi Belanja Pemerintah Pusat, 2016 ... Tabel II.4.14 Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi, 2017-2019 ... Tabel II.5.1 Postur Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2015 dan 2016 ... Tabel II.5.2 Transfer ke Daerah dan Dana Desa, 2015-2016 ... Tabel II.5.3 Bobot Variabel Perhitungan DAU Tahun 2016 ... Tabel II.6.1 Deisit dan Pembiayaan Anggaran, 2015-2016 ... Tabel II.6.2 Pembiayaan Nonutang, 2015-2016 ... Tabel II.6.3 Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman, 2015-2016 Tabel II.6.4 Dana Investasi Pemerintah, 2015-2016 ... Tabel II.6.5 PMN Kepada BUMN, 2015-2016 ... Tabel II.6.6 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada Perum Bulog ... Tabel II.6.7 Penggunaan dan Manfaat PMN kepada PT Perikanan Nusantara

(Persero) ... Tabel II.6.8 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada PT Rajawali Nusantara

Indonesia (Persero) ... Tabel II.6.9 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada PT Perusahaan Perdagangan

Indonesia (Persero) ... Tabel II.6.10 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada PT Sarana Multi Infrastruktur

(Persero) ... Tabel II.6.11 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada PT Penjaminan Infrastruktur

Indonesia (Persero) ... Tabel II.6.12 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada PT Sarana Multigriya Finansial

(Persero) ... Tabel II.6.13 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada PT Jasa Marga (Persero) Tbk Tabel II.6.14 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada PT Hutama Karya (Persero) Tabel II.6.15 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk ... Tabel II.6.16 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada PT Pembangunan Perumahan

(Persero) Tbk ... Tabel II.6.17 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada PT Angkasa Pura II (Persero) Tabel II.6.18 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada Perum Perumnas ... Tabel II.6.19 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada PT Amarta Karya (Persero)

(12)

Halaman

Tabel II.6.20 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) ... Tabel II.6.21 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada PT Perusahaan Listrik Negara

(Persero) ... Tabel II.6.22 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada PT Geo Dipa Energi (Persero) Tabel II.6.23 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada PT Barata Indonesia (Persero) Tabel II.6.24 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada PT Industri Kereta Api (Persero) ... Tabel II.6.25 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada PT Krakatau Steel (Persero)

Tbk ... Tabel II.6.26 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada PT Asuransi Kredit Indonesia

(Persero) ... Tabel II.6.27 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada Perum Jaminan Kredit

Indonesia ...

Tabel II.6.28 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) ... Tabel II.6.29 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada PT Reasuransi Indonesia

Utama (Persero) ... Tabel II.6.30 PMN Kepada Organisasi/LKI, 2015-2016 ... Tabel II.6.31 Penyertaan Modal Negara Lainnya, 2015-2016 ... Tabel II.6.32 Penggunaan dan Manfaat PMN Kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor

Indonesia ...

Tabel II.6.33 Penggunaan dan Manfaat PMN kepada PT Perkebunan Nusantara I Tabel II.6.34 Penggunaan dan Manfaat PMN kepada PT Perkebunan Nusantara

VIII ...

Tabel II.6.35 Alokasi Kewajiban Penjaminan Pemerintah, 2015-2016 ... Tabel II.6.36 Pembiayaan Utang, 2015-2016 ... Tabel III.1.1 Ikhtisar Sumber Risiko Fiskal, 2015-2015 ... Tabel III.2.1 Sensitivitas RAPBN 2016 Terhadap Perubahan Asumsi Dasar Ekonomi

Makro ... Tabel III.2.2 Perkembangan Selisih Antara Asumsi Dasar Ekonomi Makro dan

Realisasinya, 2010-2015 ... Tabel III.2.3 Sensitivitas Proyeksi APBN Jangka Menengah Terhadap Perubahan

Asumsi Dasar Ekonomi Makro, 2017-2019 ...

II.6-18

II.6-19 II.6-20 II.6-21

II.6-22

II.6-22

II.6-23

II.6-24

II.6-25

II.6-25

II.6-27 II.6-31

II.6-31 II.6-32

II.6-32 II.6-35 II.6-36 III.1-3

III.2-3

III.2-3

(13)

Tabel III.2.5 Rasio Klaim Sektor PBPU dan Non PBPU ... Tabel III.2.6 Rasio Klaim Program Ketenagakerjaan ... Tabel III.2.7 Rincian Pembayaran UPSL ... Tabel III.2.8 Kinerja Ekspor dan Impor Indonesia, 2010-2014 ... Tabel IV.1.1 Ringkasan APBN, 2010-2015 ... Tabel IV.2.1 Indikator Perekonomian Dunia ... Tabel IV.2.2 Pertumbuhan PDB Pengeluaran dan Lapangan Usaha, 2010-2014 ... Tabel IV.3.1 Perkembangan Pendapatan Negara, 2010-2015 ... Tabel IV.3.2 Perkembangan Pendapatan PPh Migas, 2010-2015 ... Tabel IV.3.3 Perkembangan Pendapatan PPh Nonmigas, 2010-2015 ... Tabel IV.3.4 Perkembangan Pendapatan PPN dan PPnBM, 2010-2015 ... Tabel IV.3.5 Perkembangan Pendapatan PBB, 2010-2015 ... Tabel IV.3.6 Perkembangan Realisasi Pendapatan Cukai, 2010-2015 ... Tabel IV.3.7 Perkembangan Pendapatan Pajak Lainnya, 2010-2015 ... Tabel IV.3.8 Perkembangan Pajak Perdagangan Internasional ,2010-2015 ... Tabel IV.3.9 Perkembangan PNBP 6 K/L Besar, 2010-2015 ... Tabel IV.4.1 Perkembangan Program, Sasaran, dan Capaian Target Tahun 2010-2014 Bidang Perekonomian ... Tabel IV.4.2 Perkembangan Program, Sasaran, dan Capaian Target Tahun 2010-2014 Bidang Kesejahteraan Rakyat ... Tabel IV.4.3 Perkembangan Program, Sasaran, dan Capaian Target Tahun 2010-2014 Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ... Tabel IV.4.4 Belanja Kementerian Negara/Lembaga, 2010-2014 ... Tabel IV.4.5 Perkembangan Harga Enceran BBM Bersubsidi Tahun 2006-2015 . Tabel IV.4.6 Parameter Subsidi Pangan, 2010-2015 ... Tabel IV.5.1 Perkembangan Transfer ke Daerah dan Dana Desa, 2010-2015 ... Tabel IV.5.2 Perkembangan Transfer ke Daerah, 2010-2015 ... Tabel IV.5.3 Perkembangan Penerimaan PBB-P2, 2011-2014 ... Tabel IV.5.4 Sumber PNBP Yang Dibagihasilkan ... Tabel VI.6.1 Perkembangan Deisit dan Pembiayaan Anggaran, 2010-2015 ...

III.2-21 III2-22 III.2-22 III.2-28 IV.1-4 IV.2-1 IV.2-7 IV.3-1 IV.3-5 IV.3-5 IV.3-6 IV.3-7 IV.3-8 IV.3-9 IV.3-9 IV.3-17

IV.4-17

IV.4-20

(14)

Tabel IV.6.3 Perkembangan Realisasi Privatisasi, 2010-2015 ... Tabel IV.6.4 Perkembangan Dana Investasi Pemerintah, 2010 - 2015 ... Tabel IV.6.5 Perkembangan PMN Kepada BUMN, 2010-2015 ... Tabel IV.6.6 Perkembangan PMN kepada Organisasi/LKI, 2011-2015 ... Tabel IV.6.7 Perkembangan PMN Lainnya, 2010-2015 ... Tabel IV.6.8 Perkembangan Kewajiban Penjaminan Pemerintah, 2013-2015 ... Tabel IV.6.9 Perkembangan Pembiayaan Utang, 2010-2015 ... Tabel IV.6.10 Perkembangan Realisasi Penerbitan SBN, 2010-2015 ... Tabel IV.6.11 Perkembangan Persentase Kepemilikan SBN Tradable, 2010-2015 .

Tabel IV.6.12 Perkembangan Outstanding Utang Pemerintah Berdasarkan Jenis

Instrumen, 2010-2015 ... Tabel IV.6.13 Perkembangan Outstanding Utang Pemerintah Berdasarkan Mata

Uang, 20102015 ...

IV.6-5 IV.6-8 IV.6-10 IV.6-11 IV.6-11 IV.6-16 IV.6-17 IV.6-19 IV.6-21

IV.6.27

(15)

Halaman

DAFTAR GRAFIK

Graik II.2.1 Perkembangan Ekonomi Global, 2013 - 2016 ... Graik II.2.2 Pertumbuhan Ekonomi Negara-Negara Maju, 2013-2016 ... Graik II.2.3 Pertumbuhan Ekonomi Negara-Negara Berkembang, 2013-2016 ... Graik II.2.4 Pertumbuhan Volume Perdagangan Dunia, 2013-2016 ... Graik II.2.5 Pertumbuhan Ekspor-Impor Dunia, 2013-2016 ... Graik II.2.6 Inlasi 2010-2016 ... Graik II.2.7 Suku Bunga SPN 3 Bulan 2011-2016 ... Graik II.2.8 Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS, 2010-2016 ... Graik II.2.9 Perkembangan dan Target Tingkat Pengangguran Terbuka, 2011-2016 ... Graik II.2.10 Perkembangan dan Target Angka Kemiskinan ,2011-2016 ... Graik II.3.1 Pendapatan Pajak Dalam Negeri, 2015 -2016... Graik II.3.2 Pendapatan Pajak Penghasilan, 2015-2016 ... Graik II.3.3 Pendapatan Pajak Penghasilan Nonmigas, 2015-2016 ... Graik II.3.4 Pendapatan PPN dan PPnBM, 2015-2016 ... Graik II.3.5 Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan, 2015-2016 ... Graik II.3.6 Pendapatan Cukai, 2015-2016 ... Graik II.3.7 Pendapatan Pajak Lainnya, 2015-2016 ... Graik II.3.8 Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional, 2015-2016 ... Graik II.3.9 Penerimaan SDA Migas, 2015-2016 ... Graik II.3.10 Penerimaan SDA Nonmigas, 2015-2016 ... Graik II.3.11 Pendapatan Bagian Laba BUMN, 2015-2016 ... Graik II.3.12 PNBP Lainnya, 2015-2016 ... Graik II.3.13 Pendapatan BLU, 2015-2016 ... Graik II.3.14 Penerimaan Hibah, 2015-2016 ... Graik II.3.15 Proyeksi Penerimaan Perpajakan Jangka Menengah, 2017-2019 ... Graik II.3.16 Proyeksi PNBP Jangka Menengah, 2017-2019 ... Graik II.3.17 Proyeksi Penerimaan Hibah Jangka Menengah, 2017-2019 ... Graik II.4.1 Komposisi Belanja K/L Per Bidang Pemerintahan Tahun 2016 ... Graik II.4.2 Belanja K/L Per Kelompok Bidang Pemerintahan, 2015-2016 ...

(16)

Halaman

Graik II.4.3 Belanja Pemerintah Pusat, 2016-2019 ... Graik II.5.1 Proyeksi Jangka Menengah Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun

2017-2019 ... Graik II.6.1 PMN Kepada BUMN Dalam RAPBN Tahun 2016 Menurut Program

Prioritas ...

Graik II.6.2 Rincian PMN Untuk Program Kedaulatan Pangan ... Graik II.6.3 Rincian PMN Untuk Program Infrastruktur dan Maritim ... Graik II.6.4 Rincian PMN Untuk Program Kedaulatan Energi ... Graik II.6.5 Rincian PMN Untuk Program Pengembangan Industri Strategis ... Graik II.6.6 Rincian PMN Untuk Mendukung Program Kemandirian Ekonomi

Nasional ... Graik II.6.7 Perkembangan dan Proyeksi Deisit dan Pembiayaan Anggaran,

2010-2019 ... Graik II.6.8 Perkembangan dan Proyeksi Rasio Utang Pemerintah Terhadap PDB,

2010-2019 ... Graik III.2.1 Hasil Analisis Model Macro Stress Test Portofolio BUMN Terhadap

Perubahan Penerimaan Negara Dari BUMN Tahun 2016 ... Grafik III.2.2 Hasil Analisis Model Macro Stress Test Untuk BUMN Sektor

Keuangan ... Graik III.2.3 Hasil Analisis Model Macro Stress Test Untuk BUMN Nonsektor

Keuangan ... Graik III.2.4 Belanja Wajib dan Belanja Tidak Wajib Tahun 2010-2015 ... Graik III.2.5 Ruang Fiskal Dalam Pagu Indikatif Tahun 2011-2015 ... Graik III.2.6 Pembayaran Manfaat Pensiun PNS dan TNI/POLRI, 2010-2015 ... Graik III.2.7 Perkembangan Jumlah Dana Simpanan Yang Dijamin, Ekuitas LPS,

dan Cadangan Klaim Penjaminan, 2011-2015 ... Graik III.2.8 Perkembangan Kegiatan Pembiayaan Ekspor dan Posisi Permodalan

LPEI, 2010-2015 ... Graik III.2.9 Perkembangan Dana Cadangan Penanggulangan Bencana Alam

Tahun, 2010-2015 ... Graik III.2.10 Kinerja Penyaluran KPR-FLPP, 2011-2015 ... Graik IV.2.1 Pertumbuhan Investasi Negara-negara Berkembang Asia ... Graik IV.2.2 Indeks Harga Pangan Dunia ... Graik IV.2.3 Harga Beras Internasional ...

(17)

Halaman

Graik IV.2.4 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ... Graik IV.2.5 Perkembangan Inlasi, 2010-2015 ... Graik IV.2.6 Perkembangan Suku Bunga SPN 3 Bulan, 2011-2015 ... Graik IV.2.7 Perkembangan Nilai Tukuar Rupiah Terhadap Dolar AS,2010-2015 Graik IV.2.8 Perkembangan Minyak Mentah Internasional, 2010-2015 ... Graik IV.2.9 Lifting Minyak Mentah Indonesia, 2010-2015 ...

Graik IV.210 Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka ... Graik IV.2.11 Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Ekonomi Tahun 2010

s.d. Februari 2015 ... Graik IV.2.12 Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan ... Graik IV.3.1 Pertumbuhan Pendapatan Pajak Dalam Negeri, 2010-2015 ... Graik IV.3.2 Kontribusi Rata-Rata Penerimaan Pajak Dalam Negeri, 2010-2014 . Graik IV.3.3 Perkembangan Volume Impor dan Bea Masuk, 2010-2014 ... Graik IV.3.4 Perkembangan Harga CPO Internasional dan Pendapatan Bea Keluar,

2010-2014 ... Graik IV.3.5 Komposisi PNBP, 2010-2015 ... Graik IV.3.6 Perkembangan Pendapatan SDA Migas, 2010-2015 ... Graik IV.3.7 Perkembangan Pendapatan SDA Nonmigas, 2010-2015 ... GrAik IV.3.8 Kinerja Keuangan BUMN, 2010-2014 ... Graik IV.3.9 Perkembangan Pendapatan Bagian Laba BUMN, 2010-2015 ... Graik VI.3.10 Perkembangan PNBP Lainnya, 2010-2015 ... Graik IV.3.11 Perkembangan Pendapatan BLU, 2010-2015 ... Graik IV.3.12 Perkembangan Penerimaan Hibah, 2010-2015 ... Graik IV.4.1 Perkembangan Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi, 2010-2015 ... Graik IV.4.2 Perkembangan Belanja Pemerintah Pusat, 2010-2015 ... Graik IV.4.3 Perkembangan Belanja K/L, 2010-2015 ... Graik IV.4.4 Perkembangan Belanja K/L Bidang Perekonomian, 2010-2014 ... Graik IV.4.5 Perkembangan Belanja K/L Bidang Kesra, 2010-2014 ... Graik IV.4.6 Perkembangan Belanja K/L Bidang Polhukam, 2010-2014 ... Graik IV.4.7 Perkembangan Belanaja BA BUN, 2010-2015 ...

(18)

Halaman

Graik IV.4.8 Program Pengelolaan Utang Negara Untuk Pembayaran Bunga Utang, 2010-2015 ... Graik IV.4.9 Perkembangan Way Lelang SPN 3 Bulan Periode 2011-2015 ... Graik IV.4.10 Perkembangan Program Pengelolaan Subsidi, 2010-2015 ... Graik IV.4.11 Perkembangan Belanja Subsidi Energi,2010-2015 ... Graik IV.4.12 Perkembangan Volume Konsumsi BBM, 2010-2015 ... Graik IV.4.13 Perkembangan Subsidi Nonenergi, 2010-2015 ... Graik IV.4.14 Program Pengelolaan Hibah Negara, 2010-2015 ... Graik IV.5.1 Perkembangan Dana Perimbangan, 2010-2015 ... Graik IV.5.2 Perkembangan Dana Bagi Hasil Pajak, 2010-2015 ... Graik IV.5.3 Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Menurut Provinsi, 2014-2015 ... Graik IV.5.4 Perkembangan Dana Bagi Hasil SDA, 2010-2015 ... Graik IV.5.5 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Menurut Provinsi, 2014-2015 .. Graik IV.5.6 Perkembangan Dana Alokasi Umum, 2010-2015 ... Graik IV.5.7 Dana Alokasi Umum Menurut Provinsi, 2014-2015 ... Graik IV.5.8 Perkembangan Dana Alokasi Khusus, 2010-2015 ... Graik IV.5.9 Peta Dana Alokasi Khusus Se-Provinsi Di Indonesia, 2014-2015 ... Graik IV.5.10 Perkembangan Dana Otonomi Khusus Bagi Provinsi Aceh, Papua,

dan Papua Barat, 2010-2015 ... Graik IV.5.11 Perkembangan Dana Tambahan Infrastruktur Bagi Provinsi Papua

dan Papua Barat, 2010-2015 ... Graik VI.5.12 Perkembangan Dana Keistimewaan DIY, 2013-2015 ... Graik IV.5.13 Perkembangan Dana Bantuan Operasional Sekolah, 2011-2015 ... Graik IV.5.14 Perkembangan Dana Tunjangan Propesi Guru, 2011-2015 ... Graik IV.5.15 Peta Dana Tunjangan Propesi Guru PNSD Se-Provinsi di Indonesia,

2010-2014 ... Graik IV.5.16 Perkembangan Dana Tambahan Penghasilan Guru, 2010-2015 ... Graik IV.5.17 Perkembangan Dana Insentif Daerah, 2010-2015 ... Graik IV.5.18 Peta Dana Insentif Daerah Se-Provinsi di Indonesia, 2014-2015 ... Graik IV.5-19 Perkembangan Dana P2D2, 2012-2015 ... Graik IV.6.1 Perkembangan Deisit APBN, 2010-2015 ...

(19)

Halaman

Graik IV.6.2 Perkembangan Realisasi Penerimaan Privatisasi BUMN, 2010-2015 Graik IV.6.3 Perkembangan Realisasi Hasil Pengelolaan Aset, 2010-2015 ... Graik IV.6.4 Perkembangan Realisasi Investasi Pemerintah, 2010-2015 ... Graik IV.6.5 Perkembangan Realisasi PMN, 2010-2015 ... Graik IV.6.6 Perkembangan Realisasi Pembiayaan Untuk Dana Bergulir, 2010-2015 ... Graik IV.6.7 Perkembangan Realisasi Alokasi Pembiayaan DPPN, 2010-2015 ... Graik IV.6.8 Perkembangan SBN, 2010-2015 ... Graik IV.6.9 Perkembangan Penerbitan SBN Domestik dan Outstanding SBN

Domestik, 2010-2015 ... Graik IV.6.10 Perkembangan Penerbitan SBN Valas dan Outstanding SBN Valas,

2010-2015 ... Graik IV.6.11 Perkembangan Penarikan Pinjaman Luar Negeri Bruto, 2010-2015 Graik IV.6.12 Perkembangan Penarikan Penerusan Pinjaman, 2010-2015 ... Graik IV.6.13 Perkembangan Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, 2010-2015 ... Graik IV.6.14 Perkembangan Penarikan Pinjaman Dalam Negeri ... Graik IV.6.15 Perkembangan Rasio Utang Pemerintah Terhadap PDB, 2010-2015

IV.6-5 IV.6-7 IV.6-8 IV.6-9

IV.6-12 IV.6-14 IV.6-18

IV.6-20

(20)

Halaman

DAFTAR BOKS

Boks II.3.1 Rancangan Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) ... Baks II.3.2 Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak ... Boks II.3.3 Pembentukan Dana Pendukung Sawit (CPO Supporting Fund /CSF) ...

Boks II.4.1 Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional Program Jaminan Kesehatan Tahun 2014-2015 dan Proyeksi Tahun 2016 ... Boks II.4.2 Anggaran Kedaulatan Pangan ... Boks II.4.3 Anggaran Infrasturktur ... Boks II.4.4 Pemenuhan 5 Persen Anggaran Kesehatan ... Boks II.4.5 Anggaran Pendidikan ... Boks II.4.6 Program Sejuta Rumah Tahun 2016 ... Boks II.6.1 PMN Kepada BUMN ... Boks III.2.1 Risiko Fiskal dari Percepatan Pembangunan Proyek Infrastruktur ... Boks III.2.2 Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Pengadaan

Infrastruktur ... Boks III.3.1 Penyediaan Fasilitas Penjaminan Infrastruktur Melalui PT Penjaminan

Infrastruktur Indonensia (Persero) ...

II.3-2 II.3-7

II.3-11

II.4-4 II.4-8 II.4-11 II.4-14 II.4-17 II.4-44 II.6-26 III.2-8

III.2-17

(21)

Halaman

DAFTAR BAGAN

(22)

Halaman

DAFTAR MATRIKS

Matriks II.4.1 Ringkasan Program, Sasaran, Indikator Kinerja, dan Target

(23)

2 AD : Alokasi Dasar

3 ADB : Asian Development Bank

4 AIF : ASEAN Infrastructure Fund

5 AKI : Angka Kematian Ibu

6 ALM : Asset Liability Management

7 Almatsus : Alat Material Khusus

8 Alutsista : Alat Utama Sistem Senjata

9 APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

10 APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

11 APBNP : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan

12 APIP : Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

13 APK : Angka Partisipasi Kasar

14 APM : Angka Partisipasi Murni

15 ASEAN : The Association of Southeast Asian Nations

16 ASN : Aparatur Sipil Negara

17 ATM : Average Time to Maturity

18 ATR : Average Time to Reix

19 BA-BUN : Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara

20 BA-K/L : Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

21 BBI : Balai Benih Ikan

22 BBM : Bahan Bakar Minyak

23 BDRS : Bank Darah Rumah Sakit

24 BI : Bank Indonesia

25 BIG : Badan Informasi Geospasial

26 BLBI : Bantuan Likuiditas Bank Indonesia

27 BLSM : Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

28 BLU : Badan Layanan Umum

29 BLUP3H : BLU Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan

30 BLUPPP : BLU Pusat Pembiayaan Perumahan

31 BMP : Batas Maksimal Pinjaman Luar Negeri

32 BMP SBSN : Batas Maksimal Penerbitan SBSN

33 BOG : Board of Governor

34 BOK : Bantuan Operasional Kesehatan

35 BOS : Bantuan Operasional Sekolah

(24)

39 BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

40 BPJT : Badan Pengatur Jalan Tol

41 BPK RI : Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

42 BPKP : Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

43 BPP : Belanja Pemerintah Pusat

44 BPPN : Badan Penyehatan Perbankan Nasional

45 BPS : Badan Pusat Statistik

46 BRT : Bus Rapid Transit

47 BSF : Bond Stabilization Framework

48 BSM : Bantuan Siswa Miskin

49 BUMN : Badan Usaha Milik Negara

50 BUMNIS : Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis

51 BUN : Bendahara Umum Negara

52 BUPI : Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur

53 CDS : Credit Default Swap

54 CF : Celah Fiskal

55 CGIF : Credit Guarantee and Investment Facility

56 CHT : Cukai Hasil Tembakau

57 CJPP : Central Java Power Plant

58 CMP : Crisis Management Protocol

59 COD : Commercial Operation Date

60 CPI : Climate Policy Initiative

61 CPNSD : Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah

62 CPO : Crude Price Oil

63 DAK : Dana Alokasi Khusus

64 DAS : Daerah Aliran Sungai

65 DAU : Dana Alokasi Umum

66 DBH : Dana Bagi Hasil

67 DI : Daerah Istimewa

68 DID : Dana Insentif Daerah

69 DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

70 DJKN : Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

71 DOB : Daerah Otonom Baru

(25)

75 DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

76 EBA : Efek Beragun Aset

77 EBT : Energi Baru dan Terbarukan

78 ESDM : Energi dan Sumber Daya Mieneral

79 EUR : Euro

80 FDG : Fasilitas Dana Geothermal

81 FLPP : Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan

82 FR : Fixed Rate

83 Frek-RHS : Frekuensi – Right Hand Side

84 GCI : General Capital Increase

85 GKG : Gabah Kering Giling

86 GMTN : Global Medium Term Note

87 HLN : Hibah Luar Negeri

88 HMETD : Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

89 HPA : Hasil Pengelolaan Aset

90 IBRD : International Bank for Reconstruction and Development

91 ICD : The Islamic Corporation for the Development of Private Sector

92 ICP : Indonesian Crude Oil Price

93 ICU : Intensive Care Unit

94 IDA : International Development Association

95 IDB : Islamic Development Bank

96 IDR : Indonesian Rupiah

97 IEG : Infrastructure Enhancement Grant

98 IFAD : International Fund for Agricultural Development

99 IFC : International Finance Corporation

100 IFW : Indeks Fiskal dan Wilayah

101 IFWT : Indeks Fiskal dan Wilayah Teknis

102 IGD : Instalasi Gawat Darurat

103 IICE : Indonesian Infrastructure Conference and Exhibition

104 IJP : Imbal Jasa Penjaminan

105 IJR : Ijarah Fixed Rate

106 IKK : Indeks Kemahalan Konstruksi

107 IMF : International Monetary Fund

108 IMO : Infrastructure, Maintenance, and Operation

(26)

112 IPM : Indeks Pembangunan Manusia

113 IPP : Independent Power Producer

114 IRCo : International Rubber Consortium Company Limited

115 IT : Indeks Teknis

116 IUD : Intra Uterine Davice

117 JBIC : Japan Bank for International Cooperation

118 JHT : Jaminan Hari Tua

119 JKK : Jaminan Kecelakaan Kerja

120 JKM : Jaminan Kematian

121 JKN : Jaminan Kesehatan Nasional

122 JP : Jaminan Pensiun

123 JPY : Japanese Yen

124 K/L : Kementerian Negara/Lembaga

125 KB : Keluarga Berencana

126 KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi

127 KIP : Kredit Investasi Pemerintah

128 KKD : Kemampuan Keuangan Daerah

129 KL : Kilo Liter

130 KMK : Keputusan Menteri Keuangan

131 KMS : Kilo Meter Sirkuit

132 KPH : Kesatuan Pengelolaan Hutan

133 KPHL : Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung

134 KPHP : Kesatuan Pengelola Hutan Produksi

135 KPR : Kredit Perumahan Rakyat

136 KPS : Kontrak Production Sharing

137 KSN : Kawasan Strategis Nasional

138 KUMKM : Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

139 KUR : Kredit Usaha Rakyat

140 LKI : Lembaga Keuangan Internasional

141 LKPP : Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

142 LKSA : Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak

143 LPDB : Lembaga Pengelola Dana Bergulir

144 LPDB KUMKM : Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah

(27)

148 LPPMHP : Laboratorium Pengendalian dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan

149 LPS : Lembaga Penjaminan Simpanan

150 LRA : Laporan Realisasi Anggaran

151 LRF : Land Revolving Fund

152 mboepd : million barrel oil equivalent per day, satuan lifting gas setara dengan

juta barel minyak per hari

153 MBR : Masyarakat Berpenghasilan Rendah

154 MDGs : Millenium Development Goals

155 MEF : Minimum Essential Force

156 MFF : Mitigation Fiscal Freamework

157 migas : minyak bumi dan gas alam

158 MK : Mahkamah Konstitusi

159 MKJP : Metoda Kontrasepsi Jangka Panjang

160 MP3EI : Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

161 MP3KI : Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia

162 MPR : Majelis Permusyawaratan Rakyat

163 MRT : Mass Rapid Transit

164 MRV : Measuring, Reporting, and Veriication

165 MT : Metrik Ton

166 MTBF : Medium Term Budget Framework

167 MTEF : Medium-Term Expenditure Framework

168 MW : Mega Watt

169 NIK : Nomor Induk Kependudukan

170 NOL : No Objection Letter

171 NPG : Non Performing Guarantee

172 NRW : Non Revenue Water

173 OKKPD : Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah

174 ON : Obligasi Negara

175 ORI : Obligasi Negara Ritel

176 OTSUS : Otonomi Khusus

177 OVOP : One Village One Product

178 P2D2 : Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi

179 P4S : Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial

(28)

183 PBI : Penerima Bantuan Iuran

184 PBK : Penganggaran Berbasis Kinerja

185 PBS : Project Based Sukuk

186 PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum

187 PDB : Produk Domestik Bruto

188 PDF : Project Development Facility

189 PDN : Pinjaman Dalam Negeri

190 PDRB : Produk Domestik Regional Bruto

191 PDS : Project Development Services

192 Pemda : Pemerintah Daerah

193 Perpres : Peraturan Presiden

194 PHLN : Pinjaman dan Hibah Luar Negeri

195 PIP : Pusat Investasi Pemerintah

196 PJPK : Penanggung Jawab Proyek Kerjasama

197 PKB : Penyuluh Keluarga Berencana

198 PKH : Program Keluarga Harapan

199 PKPS : Pemenuhan Kewajiban Pemegang Saham

200 PKP-SPM : Peningkatan Kapasitas Penerapan Standar Pelayanan Minimal

201 PKSN : Pusat Kegiatan Strategi Nasional

202 PLKB : Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana

203 PLN : Pinjaman Luar Negeri

204 PLTA : Pembangkit Listrik Tenaga Air

205 PLTHS : Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Surya-Angin

206 PLTMH : Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

207 PLTP : Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

208 PLTS : Pembangkit Listrik Tenaga Surya

209 PLTU : Pembangkit Listrik Tenaga Uap

210 PMK : Peraturan Menteri Keuangan

211 PMKS : Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

212 PMN : Penyertaan Modal Negara

213 PMTB : Pembentukan Modal Tetap Bruto

214 PMU : Pendidikan Menengah Universal

215 PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak

216 PNPM : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(29)

220 POPB : Per Orang Per Bulan

221 PP : Peraturan Pemerintah

222 PPh : Pajak Penghasilan

223 PPK : Perusahaan Penjamin KUR

224 PPLKB : Pengawas Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana

225 PPN : Pajak Pertambahan Nilai

226 PPP : Public Private Partnership / Kerjasama Pemerintah-Swasta

227 PPSDMK : Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

228 PRIM : Provincial Road Improvement and Maintenance

229 PSO : Public Service Obligation

230 PT : Perseroan Terbatas

231 PT BPUI : PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia

232 PT DI : PT Dirgantara Indonesia

233 PT HK : PT Hutama Karya

234 PT Inalum : PT Indonesia Asahan Aluminium

235 PT PII : PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) 236 PT PLN (Persero) : PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)

237 PT PPA (Persero) : PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) 238 PT SMF : PT Sarana Multigriya Finansial

239 PT SMI : PT Sarana Multi Infrastuktur

240 PUPN : Panitia Urusan Piutang Negara

241 Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

242 RA : Raudatul Athfal

243 RAD-GRK : Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

244 RAN-GRK : Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

245 RAPBN : Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

246 Rasio Utang FX : Rasio Utang Foreign Exchange

247 Raskin : beras untuk masyarakat miskin

248 RDI : Rekening Dana Investasi

249 REPO : Repurchase Agreement

250 RKA-KL : Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

251 RKP : Rencana Kerja Pemerintah

252 RKUD : Rekening Keuangan Umum Daerah

253 Rp : Rupiah

(30)

257 RS : Rumah Sakit

258 RTR : Rencana Tata Ruang

259 RTS : Rumah Tangga Sasaran

260 RUU : Rancangan Undang-undang

261 SAL : Saldo Anggaran Lebih

262 Satker : Satuan Kerja

263 SBN : Surat Berharga Negara

264 SBSN : Surat Berharga Syariah Negara

265 SBSN PBS : Surat Berharga Syariah Negara Project Based Sukuk

266 SCI : Selected Capital Increase

267 SDA : Sumber Daya Alam

268 SDHI : Sukuk Dana Haji Indonesia

269 SEC : Securities and Exchange Commission

270 SETDA : Sekretariat Daerah

271 SIAK : Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

272 SiKPA : Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran

273 SiLPA : Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran

274 SJSN : Sistem Jaminan Sosial Nasional

275 SLA : Subsidiary Loan Agreement

276 SOP : Standard Operating Procedure

277 SPAM : Sistem Penyediaan Air Minum

278 SPM : Standar Pelayanan Minimum

279 SPN : Surat Perbendaharaan Negara

280 SPNS : Surat Perbendaharaan Negara Syariah

281 SR : Sambungan Rumah

282 SRG : Sistem Resi Gudang

283 SUKRI : Sukuk Ritel

284 SUP : Surat Utang Pemerintah

285 TA : Tahun Anggaran

286 THT : Tabungan Hari Tua

287 TNI : Tentara Nasional Indonesia

288 TPG : Tunjangan Profesi Guru

289 TUN : Tata Usaha Negara

290 UKM : Usaha Kecil dan Menengah

(31)

294 UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah

295 USD : United States Dollar

296 UTD : Unit Transfusi Darah

297 UU : Undang-undang

298 UUD 1945 : Undang-undang Dasar 1945

299 Valas : Valuta Asing

300 VGF : Viability Gap Fund

301 VR : Variable Rate

302 WASAP-D : Water and Sanitation Program - Subprogram D

303 WNI : Warga Negara Indonesia

304 WPOPDN : Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri

(32)
(33)

RINGKASAN RAPBN TAHUN 2016

1. Pendahuluan

Sebagai negara kepulauan dengan 70 persen wilayah berupa laut dan memiliki sekitar 17.504 pulau yang tersebar, Indonesia memiliki tantangan besar dalam melakukan pembangunan

yang berkualitas di segala dimensi. Kondisi geograis dan demograis tersebut merupakan

tantangan dan peluang bagi Pemerintah untuk memenuhi amanat Pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945 yang menyentuh hajat hidup masyarakat Indonesia, di antaranya untuk mewujudkan pemerintahan yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karenanya, pelaksanaan pembangunan harus difokuskan pada pencapaian pertumbuhan ekonomi yang menjamin pemerataan dan keadilan untuk mengurangi kemiskinan, ketimpangan antarpenduduk, ketimpangan kewilayahan antara Jawa dan luar Jawa, kawasan barat dan timur, serta antara kota-kota dan kota-desa. Untuk mendukung hal tersebut, kebijakan ekonomi diarahkan kepada pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan dalam kerangka rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN) dan rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN), yang dituangkan dalam rencana pembangunan tahunan melalui rencana kerja pemerintah (RKP).

Dalam periode tahun 2010—2014, yang merupakan tahapan RPJMN kedua, pembangunan ekonomi difokuskan untuk memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), termasuk pengembangan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian. Dalam kurun waktu tersebut, indikator-indikator capaian pembangunan menunjukkan tren yang

berluktuatif. Pertumbuhan ekonomi nasional mengalami perlambatan hingga 5,8 persen dan

5,1 persen di tahun 2013 dan 2014, meskipun dalam kurun waktu tahun 2010—2014 tersebut

secara rata-rata mampu tumbuh 6,0 persen. Perlambatan tersebut terutama karena kinerja

investasi yang tumbuh sebesar 8,5 persen pada tahun 2010 turun menjadi hanya sebesar 4,1

persen pada tahun 2014. Hal ini karena permintaan ekspor yang menurun serta moderasi konsumsi rumah tangga. Pertumbuhan ekspor menurun dari sebesar 15,3 persen pada tahun 2010 menjadi sebesar 1,0 persen pada tahun 2014. Penurunan ekspor tersebut terutama

disebabkan oleh turunnya permintaan dari emerging markets dan harga komoditas global,

serta adanya kebijakan pembatasan ekspor mineral mentah. Sementara itu, inlasi mengalami kenaikan yang cukup signiikan, dari 7,0 persen di tahun 2010 menjadi 8,4 persen di tahun

2014, setelah sempat turun menjadi 4,3 persen di tahun 2012. Di sisi lain, nilai tukar rupiah

terhadap dolar Amerika Serikat terus terdepresiasi, dari Rp9.087 per dolar Amerika Serikat di tahun 2010 melemah menjadi Rp11.878 per dolar Amerika Serikat di tahun 2014. Kondisi

ekonomi tersebut diantisipasi pemerintah dengan melakukan ekspansi pada sisi belanja yang

terlihat dari kenaikan persentase deisit terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dari 0,7 persen di tahun 2010, menjadi 2,3 persen di tahun 2014. Tolok ukur efektivitas kebijakan iskal

tersebut tercermin antara lain dari penurunan tingkat pengangguran dari 7,4 persen di tahun 2010 menjadi 5,9 persen di tahun 2014, serta tingkat kemiskinan yang dapat ditekan dari 13,3 persen di tahun 2010 menjadi 11,3 persen di tahun 2014.

Selanjutnya, dalam tahun 2015 yang merupakan tahun awal pelaksanaan RPJMN ketiga

(34)

pelaksanaan sasaran dan prioritas pembangunan yang telah ditetapkan dalam Nawa Cita dan Trisakti. Seiring dengan perkembangan kondisi perekonomian di tahun 2015, asumsi dasar

ekonomi makro, pendapatan negara, belanja negara, deisit, dan pembiayaan anggaran dalam APBNP tahun 2015 sebagai berikut. Untuk asumsi dasar ekonomi makro APBNP tahun 2015, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 5,7 persen (yoy), inlasi diperkirakan 5,0 persen,

nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat rata-rata diperkirakan Rp12.500 per dolar Amerika Serikat (AS), rata tingkat suku bunga SPN 3 bulan diperkirakan 6,2 persen, rata-rata harga minyak mentah Indonesia diperkirakan 60 dolar Amerika Serikat per barel, serta

rata-rata lifting minyak mentah dan gas masing-masing ditargetkan 825 ribu barel per hari dan

1.221 ribu barel setara minyak per hari. Sementara itu, dalam APBNP tahun 2015, pendapatan negara diproyeksikan sebesar Rp1.761.642,8 miliar dan belanja negara diproyeksikan mencapai Rp1.984.149,7 miliar. Dengan kondisi tersebut, deisit tahun anggaran 2015 diperkirakan mencapai 1,9 persen dari PDB atau sebesar Rp222.506,9 miliar. Deisit tersebut ditutup dengan

pembiayaan anggaran yang direncanakan sebesar Rp242.515,0 miliar dari pembiayaan dalam

negeri dan sebesar negatif Rp20.008,1 miliar dari pembiayaan luar negeri (neto).

Tahun 2016 merupakan tahun pertama bagi Pemerintahan Kabinet Kerja bersama dengan

DPR RI baru merumuskan dan menyusun RAPBN secara utuh, sehingga anggaran tahun 2016

diupayakan untuk menampung secara utuh kebijakan dan program dari Pemerintahan Kabinet

Kerja. Selain itu, RAPBN tahun 2016 diharapkan dapat meningkatkan kerja sama yang lebih baik

bagi Pemerintah Pusat dan Daerah dalam berbagai program pembangunan nasional. Tahun 2016 juga merupakan tahun kedua dari RPJMN 2015—2019, yang dalam periode ini pembangunan

difokuskan pada “mewujudkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan

menekankan pencapaian daya saing, perekonomian kompetitif dengan berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas, serta kemampuan iptek

yang terus meningkat”. Berdasarkan fokus tersebut, Pemerintah mengupayakan pembangunan

yang menyentuh segala aspek berbangsa dan bernegara dengan menjabarkannya dalam program prioritas Kabinet Kerja yang digariskan dalam RPJMN 2015—2019 yang terdiri dari empat bagian utama, yaitu: (1) norma pembangunan; (2) tiga dimensi pembangunan; (3) kondisi perlu

agar pembangunan dapat berlangsung; serta (4) program-program quick wins. Tiga dimensi

pembangunan dan kondisi perlu dari strategi pembangunan tersebut memuat sektor-sektor prioritas dalam pelaksanaan RPJMN 2015—2019, yang selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2016.

Perkembangan ekonomi global tetap akan berpengaruh terhadap kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2016. Meskipun di tahun 2016 perekonomian dunia dan negara berkembang diperkirakan meningkat, namun peningkatan ini masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, antara lain: (1) kondisi perekonomian global yang masih dibayangi kondisi moderasi pertumbuhan negara mitra dagang utama Indonesia; (2) ketidakpastian prospek kebijakan moneter di Amerika Serikat; dan (3) ketidakpastian pergerakan harga komoditas dunia. Setelah Yunani dinyatakan gagal bayar atas utang IMF senilai 1,5 miliar euro pada 1 Juli 2015 dan menggelar referendum pada 5 Juli 2015, yang intinya 61 persen rakyatnya menolak syarat utang baru yang ditetapkan

Troika (Uni Eropa, IMF, dan Bank Sentral Eropa), banyak pihak berpikir bahwa Yunani akan

dikeluarkan dari Eurozone dan berujung pada krisis besar serta berkepanjangan di Yunani.

Namun, berdasarkan weekly economic and inancial report 29 Juni—5 Juli 2015, kondisi

Yunani diyakini tidak berdampak secara langsung dan tidak siginiikan bagi Indonesia. Hal

(35)

dan mengantisipasi dampak tidak terduga dari sentimen pasar atas krisis ini. Dari sisi domestik, tantangan yang dihadapi dalam mendorong akselerasi pertumbuhan tinggi dan berkeadilan adalah: (1) terbatasnya kapasitas produksi nasional terkait relatif rendahnya produktivitas; (2) relatif rendahnya daya saing dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN; serta (3) mendesaknya kebutuhan untuk mewujudkan ketahanan pangan dalam negeri.

Dengan memerhatikan capaian-capaian RPJMN kedua 2010—2014, keberlanjutan RKP tahun 2015, tantangan ekonomi global dan domestik yang mungkin dihadapi, dan sebagai penjabaran tahun kedua dari RPJMN 2015—2019 dalam menjaga kesinambungan upaya pembangunan

yang terencana dan sistematis, tema RKP tahun 2016 adalah “Mempercepat Pembangunan

Infrastruktur untuk Memperkuat Fondasi Pembangunan yang Berkualitas”. Selanjutnya, tema

RKP 2016 dan pencapaiannya akan diterjemahkan dalam kebijakan iskal dan postur RAPBN

tahun 2016. Hal tersebut sesuai dengan amanat Pasal 23 ayat (1) UUD 1945 Amandemen

Keempat, yang menyatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari

pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Selanjutnya,

proses serta mekanisme penyiapan, penyusunan, dan pembahasan RAPBN tahun 2016 mengacu

pada Undang–undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang

MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Di samping itu, penyusunan RAPBN tahun 2016 mengacu pada RKP tahun 2016 dan kesepakatan dalam pembicaraan pendahuluan RAPBN tahun 2016 antara

Pemerintah dengan DPR RI.

Di tengah tantangan perekonomian global dan nasional, serta target-target program prioritas

Kabinet Kerja, RAPBN tahun 2016 menghadapi tantangan sebagai berikut: (1) upaya

mengarahkan reformasi subsidi agar lebih tepat sasaran; (2) iscal space yang tersedia masih

perlu ditingkatkan untuk menopang belanja produktif prioritas; (3) belanja yang bersifat mengikat perlu dikendalikan; (4) perlu pengendalian keseimbangan primer; dan (5) pola dan penyerapan anggaran yang produktif perlu ditingkatkan.

Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, maka RAPBN sebagai instrumen iskal harus direncanakan agar senantiasa eisien dalam pengelolaan sumber daya, produktif dalam

mendukung pencapaian target-target pembangunan (pertumbuhan dan kesejahteraan) dengan

tetap mengendalikan risiko, dan menjaga keberkelanjutan iskal dalam jangka menengah. Strategi untuk mencapai hal tersebut ditempuh melalui pendisiplinan pengelolaan iskal dengan membuat target iskal, baik pada sisi pendapatan (tax ratio), belanja (belanja produktif), maupun

pembiayaan (primary balance, deisit, dan rasio utang). Upaya tersebut dimaksudkan agar

pengelolaan iskal lebih konsisten dalam pencapaian target jangka menengah, yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar penyusunan postur APBN.

Pemerintah senantiasa berupaya meningkatkan kualitas anggaran dari sisi teknis perencanaan dan pelaksanaan anggaran di tahun 2016 melalui cara-cara sebagai berikut: (1) memperjelas

hubungan yang logis antara alokasi anggaran (input) dengan output dan outcome program

(36)

negara dapat dilakukan dengan lebih baik; dan (5) penguatan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran dan kinerja.

Pada akhirnya, cita-cita luhur untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara hanya dapat dicapai melalui pembangunan tata kelola pemerintahan

yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Kesenjangan dan potensi konlik di akar rumput

dieliminasi melalui upaya membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya, sejalan dengan peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia, serta produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional adalah kunci sukses untuk mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Namun, segala upaya maksimal tersebut harus disempurnakan

dengan melakukan revolusi karakter bangsa serta memperteguh ke-Bhinneka-an dan restorasi

sosial Indonesia. Dengan demikian, program Pemerintah melalui Kabinet Kerja dapat terwujud selaras dengan Nawa Cita.

2. Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2016

Berdasarkan World Economic Outlook Juli 2015 yang dikeluarkan IMF, perekonomian global tahun 2015 diperkirakan tumbuh 3,3 persen, sedikit lebih rendah dari tahun 2014. Pertumbuhan tersebut lebih ditopang oleh perbaikan kinerja perekonomian negara maju, sedangkan perekonomian negara berkembang masih mengalami perlambatan. Perbaikan kinerja negara maju tersebut, antara lain, ditopang oleh kebijakan dalam memicu konsumsi dan investasi di Amerika Serikat, perbaikan ekonomi di Eropa yang ditandai dengan perbaikan di sisi permintaan

domestik dan inlasi yang mulai terjadi, serta perbaikan dalam investasi yang menopang

pertumbuhan di Jepang. Sementara itu, perekonomian negara berkembang diperkirakan melambat dari 4,6 persen di tahun 2014 menjadi 4,2 persen di tahun 2015. Perlambatan ekonomi ini sebagai dampak dari lebih rendahnya harga komoditas dan kondisi keuangan eksternal yang mengalami pengetatan. Di tahun 2016, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan menguat

menjadi 3,8 persen, sedangkan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang diharapkan

meningkat menjadi 4,7 persen. Peningkatan ini bergantung dari perbaikan kondisi ekonomi di sejumlah negara yang tengah mengalami krisis, termasuk Rusia, beberapa negara Timur Tengah dan Afrika Utara. Kinerja perekonomian dunia tersebut diperkirakan masih akan memengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang di tahun 2016, termasuk Indonesia.

Asumsi dasar ekonomi makro yang digunakan sebagai dasar penyusunan RAPBN tahun

2016, terdiri atas tujuh indikator utama, yaitu: (1) pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen;

(2) inlasi sebesar 4,7 persen; (3) nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sebesar

Rp13.400 per dolar Amerika Serikat; (4) suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,5 persen;

(5) harga minyak mentah Indonesia (Indonesia’s Crude Price/ICP) sebesar 60 per dolar Amerika

Serikat; (6) lifting minyak Indonesia sebesar 830 ribu barel per hari; dan (7) lifting gas sebesar

(37)

3. Pokok-pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2016

RAPBN tahun 2016 disusun berdasarkan pokok-pokok kebijakan fiskal dengan tema

Penguatan Pengelolaan Fiskal dalam Rangka Memperkokoh Fundamental Pembangunan

dan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas”. Sejalan dengan hal tersebut maka strategi

yang ditempuh adalah: (1) memperkuat stimulus yang diarahkan untuk meningkatkan

kapasitas produksi dan penguatan daya saing, (2) meningkatkan ketahanan iskal dan menjaga

terlaksananya program-program prioritas di tengah tantangan perekonomian global, serta

(3) mengendalikan risiko dan menjaga kesinambungan iskal dalam jangka menengah dan panjang. Melalui strategi tersebut diharapkan pengelolaan iskal akan lebih produktif, berdaya

tahan, risiko terkendali dan berkelanjutan.

Untuk mendukung peningkatan kapasitas produksi dan penguatan daya saing guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan, strategi yang

dipilih adalah memperkuat stimulus iskal, yang akan ditempuh baik melalui sisi pendapatan

negara, belanja negara, maupun pembiayaan anggaran. Dari sisi pendapatan negara,

pemberian insentif iskal untuk kegiatan ekonomi strategis ditujukan untuk mendukung iklim

investasi dan keberlanjutan dunia usaha. Sementara itu, dari sisi belanja negara, langkah yang ditempuh dalam meningkatkan ruang fiskal adalah: (1) optimalisasi pendapatan;

(2) melanjutkan eisiensi subsidi; (3) eisiensi belanja; dan (4) pengendalian earmarking dan belanja wajib. Selain itu, langkah yang juga ditempuh dari sisi belanja negara adalah meningkatkan belanja produktif yang difokuskan untuk pembangunan infrastruktur termasuk ketahanan pangan dan energi guna meningkatkan daya saing dan peningkatan kapasitas perekonomian. Di sisi pembiayaan, kebijakan pembiayaan yang ditempuh antara lain untuk (1) mengarahkan agar pemanfaatan utang untuk kegiatan produktif; (2) memberdayakan peran

swasta, BUMN dan pemerintah daerah dalam percepatan pembangunan infrastruktur; dan

(3) melakukan inovasi pada instrumen pembiayaan (creative inancing).

Berkenaan dengan optimalisasi pendapatan negara, kebijakan pendapatan negara terus

diarahkan untuk mendorong optimalisasi penerimaan perpajakan dan penerimaan negara

bukan pajak (PNBP) dalam rangka mendukung peningkatan kapasitas produksi dan penguatan

daya saing. Secara umum, kebijakan perpajakan yang akan dilakukan Pemerintah pada tahun 2016 berdasarkan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) adalah: (1) kebijakan perpajakan yang diarahkan untuk optimalisasi penerimaan perpajakan tanpa mengganggu iklim investasi dunia usaha; (2) kebijakan penerimaan perpajakan yang diarahkan untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional dan mempertahankan daya beli masyarakat; (3) kebijakan perpajakan yang diarahkan untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah industri nasional melalui pemberian fasilitas perpajakan dan penyempurnaan kebijakan hilirisasi sektor industri tertentu; (4) kebijakan perpajakan yang diarahkan untuk mengendalikan konsumsi barang kena cukai melalui penyesuaian tarif cukai hasil

tembakau dan tarif cukai etil alkohol-minuman mengandung etil alkohol (EA-MMEA); dan

(5) melaksanakan berbagai kebijakan teknis di bidang pajak. Selanjutnya, Pemerintah

juga akan terus berupaya untuk mengoptimalkan PNBP di tahun 2016 melalui kebijakan,

antara lain: (1) mengoptimalkan penerimaan sumber daya alam (SDA) minyak dan gas

bumi (migas), antara lain melalui peningkatan perkiraan lifting dan pencapaian targetnya;

(2) penyesuaian tarif produksi/royalti, renegosiasi kontrak karya dan Perjanjian Karya

(38)

diiringi dengan penyempurnaan perundang-undangan di bidang panas bumi; (4) penyesuaian

tarif pengenaan PNBP dan peningkatan kualitas pengelola PNBP kehutanan dan lingkungan hidup; (5) meningkatkan peran BUMN sebagai agen pembangunan untuk mendukung program

prioritas pemerintah; dan (6) terus melakukan perbaikan pelayanan badan layanan umum

(BLU) kepada masyarakat.

Pokok-pokok kebijakan belanja negara tahun 2016 pada dasarnya diarahkan agar

APBN lebih efisien, produktif, dan berkualitas. Kebijakan tersebut ditempuh melalui

sepuluh kebijakan utama, yang terdiri atas: (1) meningkatkan belanja infrastruktur untuk memperkuat konektivitas nasional, mendukung sektor kemaritiman dan kelautan;

(2) meningkatkan eisiensi belanja negara, antara lain penerapan kebijakan subsidi yang lebih

tepat sasaran dan pengendalian belanja operasional yang tidak prioritas; (3) mendukung

pemantapan reformasi birokrasi dalam rangka peningkatan pelayanan publik, eisiensi birokrasi

melalui peningkatan kesejahteraan aparatur, dan antisipasi Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara; (4) mendukung stabilitas pertahanan dan keamanan nasional melalui kepastian dan penegakan hukum, menjaga stabilitas politik dan demokrasi; (5) mendukung pengurangan kesenjangan antarkelompok pendapatan dan antarwilayah, antara lain melalui dukungan pembangunan di daerah perbatasan, perdesaan, pinggiran, pusat pertumbuhan di luar Jawa dan kawasan timur dan pengembangan bantuan tunai bersyarat; (6) mendukung efektivitas dan keberlanjutan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang mencakup Jaminan Kesehatan Nasional dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan serta perbaikan pelayanan kesehatan; (7) memenuhi amanat Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan untuk mengalokasikan 5 persen dari APBN untuk mendukung pembangunan dan pelayanan di bidang kesehatan; (8) mendukung penguatan pelaksanaan desentralisasi iskal melalui peningkatan alokasi transfer ke daerah (peningkatan DAK isik secara signiikan) dan

dana desa yang lebih besar daripada peningkatan alokasi belanja K/L serta pemenuhan secara bertahap alokasi dana desa sesuai amanat Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; (9) penyediaan dukungan bagi pelaksanaan Program Sejuta Rumah bagi masyarakat

berpenghasilan rendah (MBR); dan (10) antisipasi ketidakpastian perekonomian, antara lain dengan menyediakan cadangan risiko iskal.

Kebijakan pengalokasian transfer ke daerah dan dana desa tahun 2016 akan difokuskan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar bagi masyarakat, seiring dengan penerapan kebijakan standar pelayanan minimal (SPM) di daerah. Tujuan transfer ke daerah dan dana desa tahun 2016 adalah mewujudkan kesinambungan pembangunan di daerah, meningkatkan kualitas pelaksanaan program prioritas nasional maupun daerah, mendorong

peningkatan kemandirian daerah melalui optimalisasi potensi ekonomi (local taxing power),

serta mengurangi kesenjangan antardaerah khususnya melalui upaya pemerataan kemampuan keuangan antardaerah. Di samping itu, alokasi transfer ke daerah dan dana desa tahun 2016 akan dilakukan dengan tetap memerhatikan aspek perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, serta antardaerah yang diupayakan proporsional, adil, dan akuntabel dalam perhitungan dan distribusinya. Selain itu, tahun 2016 merupakan tahun kedua dialokasikannya

dana desa dalam APBN. Sejalan dengan konsep Nawa Cita dan Undang-undang Nomor 6 Tahun

2014 tentang Desa, dana desa akan difokuskan untuk mengurangi kesenjangan antara desa-kota dan mendorong kemandirian desa.

(39)

nilai tambah BUMN sebagai agen pembangunan antara lain untuk mendukung pembangunan

infrastruktur, kedaulatan pangan, dan kemaritiman; (2) mengendalikan rasio utang pemerintah

terhadap PDB dalam batas yang aman; (3) membuka akses pembiayaan pembangunan

dan investasi kepada masyarakat secara lebih luas antara lain melalui obligasi ritel;

(4) mengoptimalkan dana BLU dalam rangka pembiayaan pembangunan, termasuk memperluas

akses sektor usaha menengah, kecil dan mikro (UMKM); (5) memprioritaskan skema kerja sama pemerintah swasta untuk mendukung pembangunan infrastruktur; (6) memberikan penjaminan dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur; serta (7) mendukung

program peningkatan akses terhadap pendidikan dan penyediaan kebutuhan rumah bagi MBR.

4. Pokok-pokok Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016

Sebagai penjabaran tahun kedua dari RPJMN 2015—2019, RKP tahun 2016 merupakan upaya pembangunan yang terencana dan sistematis dengan memanfaatkan sumberdaya yang

tersedia secara optimal, eisien, efektif, dan akuntabel. Tujuan akhir dari upaya pembangunan

tersebut adalah meningkatnya kualitas hidup manusia dan masyarakat secara berkelanjutan. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka RKP memuat prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro, program-program K/L, lintas kementerian negara, kewilayahan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

RKP tahun 2016 memiliki arti yang penting dalam keberlanjutan pembangunan dan pencapaian sasaran-sasaran pembangunan jangka menengah yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, kebijakan pembangunan yang dituangkan dalam RKP tahun 2016 selain memerhatikan perubahan lingkungan strategis, baik internal maupun eksternal dan pencapaian terkini program-program pembangunan, juga mengacu pada fokus RPJMN ketiga yang digariskan dalam RPJPN tahun 2005-2025, yaitu memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan

SDA dan SDM berkualitas, serta kemampuan Iptek yang terus meningkat. Berdasarkan hal

tersebut, tema RKP tahun 2016 ditetapkan: “Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk

Memperkuat Fondasi Pembangunan yang Berkualitas”.

Selain itu, sejak periode pemerintahan Kabinet Kerja, Pemerintah merumuskan sembilan agenda prioritas yang disebut Nawa Cita. Kesembilan agenda tersebut kemudian dijabarkan dalam strategi pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2015—2019 yang terdiri dari empat bagian utama, yaitu: (1) Norma Pembangunan; (2) Tiga Dimensi Pembangunan;

(3) Kondisi Perlu agar pembangunan dapat berlangsung; dan (4) Program-program Quick Wins.

Tiga Dimensi Pembangunan dan Kondisi Perlu dari strategi pembangunan memuat sektor-sektor yang menjadi prioritas dalam RKP tahun 2016 sebagai penjabaran pelaksanaan RPJMN tahap ketiga, dengan penjelasan sebagai berikut.

Dimensi Pembangunan Manusia. Dimensi ini merupakan penjabaran Nawa Cita, yang meliputi meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, melakukan revolusi karakter bangsa,

serta memperteguh ke-Bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Oleh karena itu,

(40)

Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan. Program-program pembangunan dalam dimensi ini adalah penjabaran dari Nawa Cita dalam menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, dan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Prioritas pembangunan sektor unggulan meliputi kedaulatan pangan, kedaulatan energi dan ketenagalistrikan, kemaritiman, pariwisata, industri, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dimensi Pembangunan Pemerataan dan Kewilayahan. Meskipun seluruh penduduk telah memperoleh manfaat dari pertumbuhan pendapatan nasional, yang dicerminkan oleh meningkatnya konsumsi per kapita penduduk, namun konsumsi per kapita penduduk 40 persen terbawah tumbuh sangat rendah, sementara penduduk 20 persen terkaya mencatat pertumbuhan konsumsi yang meningkat pesat. Oleh karena itu, melalui dimensi pembangunan pemerataan dan kewilayahan, peningkatan kualitas hidup diupayakan melalui prioritas pada pemerataan antarkelompok pendapatan, dan pengurangan kesenjangan pembangunan antarwilayah. Program-program dalam dimensi ini merupakan penjabaran Nawa Cita dalam membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, dan meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.

Kondisi Perlu. Program-program pembangunan untuk menciptakan Kondisi Perlu merupakan penjabaran Nawa Cita menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara, mengembangkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif demokratis, dan terpercaya, serta memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan

terpercaya. Kondisi Perlu meliputi program peningkatan kepastian dan penegakan hukum,

keamanan dan ketertiban, politik dan demokrasi, serta tata kelola dan reformasi birokrasi.

Sebagai penjabaran tema RKP 2016 di atas, maka disusunlah strategi pembangunan yang memuat sektor-sektor prioritas atas dimensi pembangunan manusia dan masyarakat, dimensi pembangunan sektor-sektor unggulan, dimensi pemerataan dan kewilayahan, serta kondisi perlu tersebut. Sasaran pembangunan untuk masing-masing sektor prioritas dalam RKP tahun 2016, dapat diintisarikan sebagai berikut.

Sasaran dimensi pembangunan manusia dan masyarakat meliputi pendidikan, kesehatan, perumahan, dan mental/karakter. Sasaran pada bidang pendidikan meliputi: (1) rata-rata

lama sekolah penduduk usia di atas 15 tahun adalah 8,5 tahun; (2) rata-rata angka melek

aksara penduduk usia di atas 15 tahun adalah 95,1 persen; (3) prodi perguruan tinggi minimal

terakreditasi B adalah 58,8 persen; (4) persentase SD/MI berakreditasi minimal B adalah 76,5 persen; (5) persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B adalah 71,8 persen; (6) persentase SMA/MA berakreditasi minimal B adalah 79,1 persen; (7) persentase kompetensi keahlian SMK berakreditasi minimal B adalah 56,6 persen; (8) Rasio APK SMP/MTs antara 20 persen penduduk termiskin dan 20 persen penduduk terkaya adalah 0,87; (9) Rasio APK SMA/SMK/ MA antara 20 persen penduduk termiskin dan 20 persen penduduk terkaya adalah 0,58; (10) angka partisipasi PAUD adalah 70,85 persen; (11) angka partisipasi murni SD/MI adalah

91,79 persen; (12) angka partisipasi kasar SD/MI/sederajat adalah 111,14 persen; (13) angka

partisipasi murni SMP/MTs/sederajat adalah 80,87 persen; (14) angka partisipasi kasar SMP/

MTs/sederajat adalah 104,47 persen; (15) angka partisipasi murni SMA/MA/SMK adalah

Gambar

Grafik III.2.2 Hasil Analisis Model Macro Stress Test Untuk BUMN Sektor
TABEL I.1POSTUR RAPBN, 2015 - 2016
TABEL II.2.2
GRAFIK II.2.8NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana yang telah dibuktikan bahwa adanya peranan guru dalam menerapkan dan melaksanakan tata tertib sekolah di SD Swasta Harapan 2 Medan terlaksana dengan

Analisis posisi perusahaan dengan analisis SWOT adalah dengan memberikan skor dan bobot terhadap faktor-faktor strategis pada perusahaan yaitu faktor strategi

3 Penelitian lain oleh Britt menyatakan bahwa wanita yang melahirkan anak pertama di bawah usia 20 tahun memiliki risiko jauh lebih rendah mengidap kanker payudara

Berdasarkan hasil analisis dan didukung data penelitian, maka ditarik kesimpulan bahwa: (1) Fungsi teman sebaya terhadap hubungan sosial pada siswa perokok kelas X SMA

Prioritas kegiatan pembangunan yang dibiayai Dana Desa sebagaimana sudah ditetapkan dalam RKP Desa wajib dipedomani dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

: Rincian dan Lokasi Pembangunan Ruang Kelas Bam (RKB) Kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Reguler Bidang Pendidikan SMA Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2018

DAK Bidang Kesehatan digunakan untuk mencapai target prioritas nasional sesuai Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2017 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2017. Rencana

DAK Bidang Kesehatan digunakan untuk mencapai target prioritas nasional sesuai Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2017 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2017. Rencana