• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Kebijakan Harga Dan Saluran Distribusi Di P.T. Semen Andalas Indonesia(Studi Kasus Di Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Kebijakan Harga Dan Saluran Distribusi Di P.T. Semen Andalas Indonesia(Studi Kasus Di Kota Medan)"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN HARGA DAN SALURAN DISTRIBUSI

DI P.T. SEMEN ANDALAS INDONESIA

( Studi Kasus di Kota Medan )

TESIS

Oleh

A.S. Puwandren

037019056/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

A N A L I S I S K E P U A S A N K O N S U M E N T E R H A D A P

KEBIJAKAN HARGA DAN SALURAN DISTRIBUSI

DI P.T. SEMEN ANDALAS INDONESIA

( Studi Kasus di Kota Medan )

TESIS

Untuk memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Manajemen

Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

A.S. Puwandren

037019056/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KEBIJAKAN HARGA DAN SALURAN DISTRIBUSI DI PT. SEMEN ANDALAS INDONESIA ( STUDI KASUS DI KOTA MEDAN )

Nama Mahasiswa : A.S.Puwandren Nomor Pokok : 037019056 Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing

( Dr. Hj. Rismayani, SE, MS ) ( Kasyful Mahali, SE, MSi ) Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur

( Dr. Hj. Rismayani, SE, MS ) ( Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc )

(4)

Telah di uji pada :

Tanggal 07 Oktober 2006

PENILAI PENGUJI TESIS :

Ketua : Dr. Hj. Rismayani, SE, MS

Anggota : Drs. Kasyful Mahalli, MSi

Dr. Paham Ginting, MSi

Drs. Syahyunan, MSi

(5)

ABSTRAK

Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Saluran distribusi merupakan jembatan antara produsen dengan konsumen dalam usaha memberikan kepuasan melalui produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, sehingga sarana itu harus dikelola secara efisien. kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja / hasil yang dirasakannya dengan harapannya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kepuasan konsumen terhadap kebijakan harga dan saluran distribusi di PT.Semen Andalas Indonesia. Pendekatan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan sifat penelitian adalah deskriptif dan asosiatif, sedangkan jenis penelitian adalah penelitian survei.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Kebijakan harga dan saluran distribusi berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada P.T.Semen Andalas Indonesia ”.

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen (panglong) yang menjual semen produksi PT.Semen Andalas Indonesia khususnya untuk wilayah pemasaran kota Medan. Sedangkan yang menjadi sample penelitian adalah 54 orang konsumen (panglong)

Data dikumpulkan dengan daftar pertanyaan, wawancara dan studi dokumentasi. Variabel yang diteliti diukur dengan Skala Likert. Daftar pertanyaan terlebih dahulu diuji dengan menggunakan pengujian validitas dan reliabilitas. Pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak SPSS Versi 12,0, dianalisis dengan analisis deskriptif dan pengujian hipotesis dengan regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1).Kebijakan harga dan saluran distribusi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen. Hal ini berarti kebijakan harga dan saluran distribusi sangat menentukan atau berpengaruh terhadap peningkatan kepuasan konsumen. (2). Sacara parsial kebijakan harga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen dan saluran distribusi juga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen. (3) Saluran distribusi mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap kepuasan konsumen dibandingkan dengan kebijakan harga, hal ini terlihat melalui tingkat signifikansi pada persamaan regresi variabel bebas terhadap variabel terikat. Implikasi dari penelitian ini diharapkan perusahaan dapat menjaga kepuasan konsumen dengan lebih memperhatikan kebijakan harga dan saluran distribusi sebagai indicator kunci dari kinerjanya dengan tidak mengurangi pengawasan terhadap faktor-faktor penunjang lainnya.

(6)

ABSTRACT

Price is amount of money ( possibly add by some things ) needed to have a combination of goods and its services. Distribution Channel define as a bridge between producers and customers in effort of giving satisfaction through products or services produced by company which made this media should be managed efficiently. Satisfaction is level of feeling of someone after make a comparison between what performance expected against what they hope to be.

This research aimed to know and analyze Customer Satisfaction in correlation with Price and Distribution Channel at P.T. Semen Andalas Indonesia. The approach for this research is case study with descriptive and associative behavior while research’s type is survey research.

Hypothesis in this research is : “ Price Policy and Distribution Channel considered give affection to Customer Satisfaction at P.T. Semen Andalas Indonesia “.

Populations in this research limited only to retailers ( Panglong ) which sell cement with brand “Semen Andalas ” especially in Medan city market area. While sample for the research taken as much of 54 retailers ( Panglong ).

Data collected by list of questioners, interview, and studying on company’s documentations. Researched variables measured by Likert Scale. List of questioners initially tested with Validity and Reliability examination. Data processing conducted by SPSS software version 12.0, analyzed by descriptive analysis and hypothesis examination using multiple regression linier.

Research’s result indicate that : (1). Price Policy and Distribution Channel simultaneously shown significant effect on Customer Satisfaction. This condition means price policy and distribution channel give sure effect on forming Customer Satisfaction. (2). Partially, Price policy donate an effect on Customer Satisfaction, and Distribution Channel also propose the same effect to Customer Satisfaction as well. (3). Distribution Channel give more dominant effect to Customer Satisfaction compare to Price Policy, can be seen through significant value on regression equation. As an implication of this result, it was expected that company can maintain Customer Satisfaction by devote more attention on Price Policy and Distribution Channel as part of key performance indicator without decreasing supervision on other supportive factors.

(7)

KATA PENGANTAR

Dengan puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karuniaNya maka selesai sudah penulisan tugas akhir ini. Penulis menyadari dalam penyelesaian tesis ini banyak pihak yang telah membantu, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan rasa berhutang budi yang sebesar-besarnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Ir. Chairun Nisa, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Hj. Rismayani, SE, MS, selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan juga selaku Ketua dosen

Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis..

3. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembanding yang

membantu serta membimbing dan mengarahkan penulis.

4. Bapak Drs. Kasyful Mahalli, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

memberikan pengarahan dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Bapak Dr. Paham Ginting dan Bapak Drs. Tarmizi SU, selaku Dosen Pembanding

(8)

6. Seluruh Staf Pengajar Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara.

7. Seluruh staff dan karyawan jurusan ilmu manajemen sekolah pasca sarjana

Universitas Sumatera Utara yang baik secara langsung maupun tidak langsung

telah membantu penyelesaian tulisan tesis ini.

8. Rekan-rekan mahasiswa Angkatan VI Program Studi Magister Ilmu Manajemen

SPs-USU dan juga rekan angkatan lainnya yang telah membantu penulis dalam

bentuk masukkan-masukkan baik langsung maupun tidak langsung.

9. Seluruh keluarga, yang terus memberikan semangat, dorongan, keyakinan serta

doa.

Akhirnya dan yang terpenting, yang tersayang, Ayah dan Ibu, yang tiada henti-hentinya memberikan semangat dan keyakinan kepada penulis dan meyakinkan penulis bahwa selalu ada jalan keluar untuk semua permasalahan sepanjang kita percaya pada diri kita sendiri dan yakin bahwa Tuhan tidak akan mencoba umatNya lebih dari kemampuannya. “ Yang terpenting dalam perjuangan bukanlah hasilnya, tetapi usaha kita dalam perjuangan tersebut, dan apabila setelah

berjuang mengeluarkan segenap kemampuan yang kita miliki ternyata kita

gagal, berarti itu bukan jalan kita, mungkin ada jalan lain yang lebih baik, yang

disiapkan buat kita”.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa lagi penyayang dan pemurah membalas semua kebaikkan tersebut.

(9)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA A.S.PUWANDREN

September, 2006

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : A.S.Puwandren

2. Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 08 Desember 1975

3. Pekerjaan : Credit Operation Assistant Manager Citibank – Medan

4. Agama : Budha

5. Status : Belum Menikah 6. Jenis Kelamin : Pria

7. Orang Tua

Ayah : M.R.Arumugam

Ibu : G.Susila

8. Alamat : Jl. Polonia Gg. Baru No. 38 / 26 Medan 9. Telepon : 061 – 4151047

10.Pendidikan

SD Bhayangkari : Medan, Lulus 1987 SMP Bhayangkari : Medan, Lulus 1990 SMA PKMI – 1 : Medan, Lulus 1993 S1 Teknik Industri – USU : Medan, Lulus 2000

Pengalaman Kerja

(10)

2. Marketing Analyst P.T. Semen Andalas Indonesia.

3. Credit Operation Assistant Manager Citibank, N.A.

4. Regional Credit Manager HSBC

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………. i

ABSTRACT... ii

... KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ………. 85

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Kerangka Pemikiran ... 5

1.6 Hipotesis ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 8

2.1 Penelitian Terdahulu ... 8

(11)

2.2.1 Pengertian Harga dan Tujuan Penetapan Harga ... 11

2.2.2 Metode Penetapan Harga ... 16

2.3 Teori Tentang Saluran Distribusi ... 24

2.3.1 Pengertian Saluran Distribusi ... 24

2.3.2 Efektivitas Saluran Distribusi ... 32

2.4 Teori Tentang Kepuasan Konsumen ... 38

2.4.1 Pengertian Kepuasan Konsumen ... 38

2.4.2 Mengukur Kepuasan Konsumen... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……….. 44

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 44

3.2 Metode Penelitian ... 44

3.3 Populasi dan Sampel ... 44

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.5. Jenis dan Sumber Data ……….. 46 3.6 Definisi Operasional Variabel ... 47

3.7 Model Analisis Data... 48

3.8 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 50

3.9 Pengujian Asumsi Klasik ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 54

4.1 Hasil Penelitian ... 54

(12)

4.1.2 Karakteristik Responden ... 57

4.1.3 Tanggapan Responden... 59

4.1.3.1 Tanggapan Responden Tentang Kebijakan Harga. 59 4.1.3.2. Tanggapan Responden Tentang Saluran Distribusi 60 4.1.3.3 Tanggapan Responden Tentang Kepuasan Konsumen 61 4.1.4 Pengujian Asumsi Klasik ... 62

4.1.4.1 Uji Normalitas ... 63

4.1.42. Uji Multikolinearitas ... 66

4.1.4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 67

4.1.4.4 Uji Kebagusan Model ... 69

4.1.5 Pengujian Hipotesis ... 69

4.1.5.1 Uji Serempak ... 70

4.1.5.2 Uji Parsial ... 71

4.2 Pembahasan ... 73

4.2.1 Pengaruh Kebijakan Harga dan Saluran Distribusi Terhadap Kepuasan Konsumen... 73

4.2.2.Pengaruh Kebijakan Harga Terhadap Kepuasan Konsumen 74 4.2.3.Pengaruh Saluran Distribusi Terhadap Kepuasan Konsumen 77 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….... 80

5.1 Kesimpulan ... 80

5.2 Saran ... . 80

(13)
(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Halaman

3-1 Distribusi Populasi ... 45

4-1 Karateristik Responden Berdasarkan Usia ... 57

4-2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………. 58

4-3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 58

4-4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan ... 59

4-5 Tabulasi Skor Responden Tentang Karakteristik Kebijakan Harga . 60 4-6 Tabulasi Skor Responden Tentang Karakteristik Saluran Distribusi 61 4-7 Tabulasi Skor Responden Tentang Karakteristik Kepuasan Konsumen 62 4-8. Uji Kolmogorov – Smirnov (K-S) ... 65

4-9 Hasil Uji Multikolinearitas ... 66

4-10 Hasil Uji Glesjer ... 68

4-11 Hasil Uji Determinasi ... 69

4-12 Hasil Regresi Harga dan Saluran Distribusi Terhadap Kepuasan Konsumen ………... 70

(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

4.1 Uji Normalitas ... 63

4.2 Uji Normalitas ... 64

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan utama yaitu

memperoleh laba yang optimal. Apabila hal di atas sudah tercapai otomatis

kelangsungan hidup perusahaan dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut

merupakan tanggung jawab manajer perusahaan melalui pengelolaan faktor-faktor

produksi seperti bahan baku, modal, tenaga kerja dan lain-lain, sehingga biaya dapat

ditekan sekecil mungkin, yang mana biaya ini nantinya akan mempengaruhi harga

jual.

Untuk menetapkan harga jual bukanlah hal yang mudah, tetapi harus disertai

dengan langkah membuat manajemen produksi yang terencana dan terkendali, jadi

banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam hal menetapkan harga jual. Suatu

pasar tertentu biasanya dilayani oleh beberapa perusahaan sejenis, karena itu

perusahaan harus mempunyai kemampuan dalam menghadapi saingan di pasar dalam

usaha mencapai tujuan perusahaan. Dengan kata lain perusahaan harus dapat selalu

cepat tanggap terhadap lingkungannya, baik eksternal maupun internal dalam usaha

merebut pangsa pasar.

Sebenarnya banyak masalah yang dihubungkan dengan penetapan harga

yang berawal dari hal-hal sederhana yang tidak penulis mengerti. Misalnya, tidak

(17)

dengan istilah umum. Harga sebuah produk / jasa merupakan faktor penentu utama

permintaan pasar. Harga mempengaruhi posisi persaingan antar perusahaan sejenis.

Sewajarnyalah jika harga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

pendapatan dan laba bersih perusahaan. Di perusahaan yang menjadi objek penelitian

dalam tulisan ini, produk yang dihasilkan merupakan pemimpin pasar didalam hal

harga yang ditetapkan, sementara para pesaing selalu menetapkan harga

dibawahnya.

Perusahaan adalah merupakan objek dari ilmu ekonomi, dimana perusahaan

adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan

jasa bagi masyarakat dengan motif keuntungan. Dalam usaha menyediakan barang

dan jasa tersebut perusahaan melakukan berbagai kegiatan seperti: produksi,

pemasaran, pembelian, riset dan pengembangan.

Bagi suatu perusahaan, kegiatan yang merupakan garis depan yang langsung

berhubungan dengan konsumen adalah pemasaran. Salah satu kegiatan pemasaran

yang langsung berhubungan dengan konsumen dan mempunyai peranan yang cukup

besar dalam menciptakan faedah suatu barang adalah saluran distribusi.

Saluran distribusi merupakan sub bagian dari variabel marketing mix

(bauran pemasaran) yaitu: place atau distribution. Saluran distribusi ini merupakan

suatu struktur yang menggambarkan alternatif saluran yang dipilih dan

menggambarkan situasi pemasaran yang berbeda oleh berbagai perusahaan.

Hanya dengan mengetahui bahwa suatu produk bermanfaat baginya,

(18)

produk tersebut. Syarat lain yang perlu dipenuhi agar pembeli dapat setia pada

produk tersebut adalah setiap saat produk tersebut diperlukan, pembeli yang

bersangkutan dapat memperolehnya dengan mudah ditempat yang diinginkan atau

tedekat. Sebab, bagaimanapun sempurnanya suatu produk atau jasa, tidak akan berarti

apa-apa bila berada jauh dari jangkauan konsumen.

Untuk menempatkan suatu barang dan jasa pada tempat yang tepat, kualitas

yang tepat, jumlah yang tepat, harga yang tepat dan waktu yang tepat dibutuhkan

saluran distribusi yang tepat pula. Bila perusahaan salah dalam memilih saluran

distribusi maka akan dapat mengganggu kelancaran arus barang dari perusahaan ke

tangan konsumen. Hal ini terjadi karena konsumen tidak mengenal produk ataupun

bila sudah mengenalnya tetapi tidak melihatnya di pasar, maka konsumen akan

beralih ke barang lain. Oleh karena itu, pemilihan saluran distribusi yang tepat akan

bermanfaat dalam mencapai sasaran penjualan yang diharapkan.

Dalam hal saluran distribusi di perusahaan yang diteliti ini, armada

angkutan yang ada sudah cukup memadai dan tersebar merata ke daerah-daerah

yang menjadi pasar potensial, namun ketersedian pasokan dan ketepatan dalam

pengiriman terkadang menjadi faktor yang mengganggu kepuasan konsumen

(customer satisfaction).

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut:

“Sejauh mana pengaruh kebijakan harga dan saluran distribusi terhadap kepuasan

(19)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan di P.T.Semen Andalas Indonesia ini adalah

untuk mengetahui dan menganalisis :

1. Kepuasan konsumen terhadap kebijakan harga dan saluran distribusi secara

bersama-sama ( serempak ).

2. Kepuasan konsumen terhadap kebijakan harga secara parsial.

3. Kepuasan konsumen terhadap saluran distribusi secara parsial.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai sumbangan ilmiah dan diharapkan dapat dijadikan informasi yang

bermanfaat dalam meningkatkan kepuasan konsumen pada

PT Semen Andalas Indonesia melalui kebijakan harga dan saluran distribusi

yang digunakan.

2. Sebagai informasi dan evaluasi kebijakan perusahaan di dalam upaya

mencapai tujuan perusahaan dengan dukungan sumber daya manusia yang

optimal.

3. Sebagai bahan untuk menambah dan memperluas pengetahuan penulis

dalam hal manajemen khususnya yang berhubungan dengan masalah

kebijakan harga, saluran distribusi dan kepuasan konsumen.

4. Bagi pihak lain, diharapkan dapat digunakan sebagai referensi atau

(20)

Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha

kepada pembeli atau konsumen atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan.

Menurut Swastha (1995), bahwa harga suatu barang atau jasa merupakan

penentu bagi permintaan pasarnya. Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan

perusahaan dan juga mempengaruhi market share-nya. Bagi perusahaan harga

tersebut akan memberikan hasil dengan sejumlah pendapatan dan keuntungan bersih.

Harga sering dijadikan sebagai indikator bagi konsumen. Orang terkadang memilih

harga yang lebih tinggi diantara barang karena mereka melihat adanya perbedaan.

Apabila harga lebih tinggi, orang cenderung beranggapan bahwa kualitasnya juga

lebih baik.

Anoraga (2004) menyatakan bahwa harga merupakan variabel yang dapat

dikendalikan yang sangat menentukan diterima tidaknya suatu produk oleh

konsumen.

Saluran distribusi adalah orang atau lembaga yang merupakan sarana yang

dipergunakan oleh produsen yang terdiri dari perusahaan perantara, pembeli serta

penjual yang bekerja secara aktif untuk menyalurkan barang-barang dan jasa milik

produsen atau perusahaan-perusahaan. Pimpinan perusahaan telah menyadari

pentingnya peranan saluran distribusi dalam meningkatkan kepuasan konsumen.

Dengan demikian, apabila perusahaan dapat menetapkan saluran distribusi yang

efektif maka kepuasan konsumen akan dapat ditingkatkan.

Keputusan mengenai saluran distribusi dalam pemasaran adalah merupakan

(21)

dipilih akan mempengaruhi seluruh keputusan pemasaran yang lainnya. Dalam

rangka untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen maka

perusahaan harus benar-benar memilih atau menyeleksi saluran distribusi yang akan

digunakan, sebab kesalahan dalam pemilihan saluran distribusi ini dapat menghambat

bahkan dapat memacetkan usaha menyalurkan barang atau jasa tersebut. Konsumen

(customer) merupakan fokus utama dalam pembahasan mengenai kepuasan. Oleh

karena itu dalam hal ini pelanggan memegang peranan penting dalam mengukur

kepuasan terhadap harga maupun saluran distribusi yang digunakan perusahaan.

Pelanggan adalah seorang yang secara kontiniu dan berulang-ulang datang kesuatu

tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk

atau mendapatkan suatu jasa dan membayar produk atau jasa tersebut. Bedasarkan

teori diatas, diketahui bahwa harga dan saluran distribusi merupakan faktor yang

dapat mempengaruhi kepuasan konsumen. Untuk memperjelas hubungan

variabel-variabel tersebut, dapat digambarkan model hubungan tersebut sebagai berikut :

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Harga

Saluran Distribusi

Kepuasan Konsumen

1.6 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka disusun hipotesis sebagai

(22)
(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penggalian dari wacana penelitian terdahulu dilakukan sebagai upaya

memperjelas tentang variabel-variabel dalam penelitian ini, sekaligus untuk

membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Umumnya kajian yang

dilakukan oleh peneliti-peneliti dari kalangan akademis telah dipublikasikan pada

beberapa jurnal cetakan dan jurnal online (internet). Penelitian mengenai harga dan

saluran distribusi yang dilakukan peneliti terdahulu antara lain: Andayani (2004),

Isniani (2001), Suryanti (2005) dan Nury (2001).

Penelitian Andayani (2004) tentang Analisis Pengaruh Persepsi Konsumen

Pada Harga Dan Produk Terhadap Loyalitas Konsumen Dalam Membeli. Hasil

penelitian menunjukkan Persepsi pada harga (X1) dan persepsi pada produk (X2)

secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel loyalitas

(24)

(3,0705). Dari hasil uji signifikansi koefisien regresi tersebut, maka dapat diketahui

bahwa hipotesis pertama telah terbukti. Selain itu dari hasil analisis dapat diketahui

bahwa kedua variabel bebas tersebut (X1 dan X2) mempunyai hubungan yang kuat

dengan variabel terikat (Y) yang ditunjukkan oleh nilai R sebesar 0,700 dan secara

serempak memberikan kontribusi (R2) sebesar 49% terhadap perubahan variabel

terikat (Y) dan selebihnya merupakan kontribusi dari variabel lain.

Isniani (2005) meneliti tentang Analisis Pengaruh Variabel-Variabel Bauran

Pemasaran Terhadap Keputusan Mahasiswa Dalam Memilih Perguruan Tinggi

Swasta Di Malang. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda metode stepwise

uji F menunjukkan bahwa produk, estetika, lokasi, manusia (people), bukti fisik, dan

promosi, secara serempak mempunyai pengaruh bermakna terhadap keputusan

mahasiswa dalam memilih PTS, yang ditunjukkan Frasio 31,6239 dengan

probabilitas 0,0000 koefisien determinasi (R²) sebesar 0,5231 (52,31%). Berdasarkan

uji t menunjukkan produk, estetika, lokasi, manusia (people), bukti fisik, dan promosi

mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih

PTS dengan 0,05. Variabel produk merupakan variabel yang dominan mempunyai

pengaruh bermakna terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih PTS dengan nilai

r² terbesar yaitu sebesar 0,2150 (21,50%).

Suryanti (2005) meneliti tentang Pengaruh Persepsi Nasabah Tentang Bauran

Pemasaran Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi Kasus Nasabah Tabungan Bank "X"

Kantor Cabang Surabaya). Dari hasil penelitian dapat dibangun sebuah model

(25)

Model tersebut adalah sebagai berikut:

Model 1 : WOM = 0.003 Produk + 0.165 Lokasi + 0.278 Biaya

Model 2 : Retransaction = 0.116 Produk + 0.169 Lokasi + 0.598 Biaya

Model 3 : Cross selling = 0.120 Produk + 0.221Lokasi + 0.398 Biaya

Model 4 : Loyalitas = 0.258 WOM + 0.217 Retransaction + O.UlCross

selling + 0.068 Produk + 0.057 Lokasi + 0.198

Biaya

Dari model tersebut dapat diambil keputusan, bahwa unsur yang harus

ditingkatkan adalah konstruk biaya, karena mempunyai pengaruh paling besar

terhadap WOM, yaitu sebesar 0.278. Sementara WOM adalah variabel antara yang

paling berpengaruh terhadap loyalitas, dengan pengaruh sebesar 0.258. Disamping itu

konstruk biaya juga mempunyai pengaruh langsung terhadap loyalitas nasabah paling

besar, yaitu 0.198, dibandingkan dengan konstruk eksogen yang lain. Akan tetapi

berdasarkan analisa data diketahui bahwa model tersebut masih kurang baik. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai Chi-Square yang besar ( 31.945) dan p value (0.00) lebih

kecil dari a yang ditentukan, yaitu 5%.

Isniani (2005) meneliti tentang Analisis Pengaruh Persepsi Pasien Tentang

Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan Pasien Dalam Pelayanan Rawat Inap Di

Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan Surabaya. Hasil yang didapat pada

penelitian ini adalah variabel bauran 7P yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien

rawat inap di Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan Surabaya merupakan product,

(26)

kontribusi yang terbesar terhadap kepuasan pasien rawat inap, keadaan ini karena

mereka menginginkan fasilitas dan peralatan kedokteran dan kesehatan yang

menunjang / modern dan siap pakai dalam berobat dan upaya penyembuhan.

Selanjutnya penelitian ini juga memberikan hasil bahwa ternyata tidak ada perbedaan

kepuasan pada pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan

Surabaya baik di kelas 11A dan kelas 11 B.

2.2 Teori Tentang Harga

2.2.1 Pengertian Harga dan Tujuan Penetapan Harga

Sebagaimana diketahui bahwa kebutuhan manusia adalah tidak terbatas

sedangkan persediaan sumber daya alam yang ada terbatas jumlahnya. Keadaan

ini tidak saja terjadi pada masa perekonomian sekarang ini, tetapi telah terjadi

sejak adanya manusia bekerja sama yang pada saat itu dikenal dengan pertukaran

antara barang (barter). Jadi pada masa perekonomian sederhana ini belum ada

suatu medium sebagai alat tukar dalam menentukan nilai tukar atau nilai suatu

barang / jasa.

Tetapi akhirnya sebagai akibat perkembangan pola pikir, kebutuhan yang

beraneka ragam maka manusia mulai berpikir untuk menentukan suatu alat ukur

yang berfungsi sebagai alat pengukur nilai yang diterima oleh masyarakat yang

dinamakan uang barang (comodity money).

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut tentunya harus pergi ke pasar.

Sebagaimana kita ketahui bahwa pasar merupakan arena pertukaran potensi

(27)

pembeli, untuk melakukan pertukaran, karena dipenuhinya persyaratan minat,

citra serta daya beli.

Kebanyakan perusahaan dalam memasarkan produknya menetapkan

harga berdasarkan suatu kombinasi barang secara fisik ditambah beberapa jasa

lain serta keuntungan yang memuaskan. Para pakar mendefenisikan harga

berbeda-beda, secara sempit harga merupakan jumlah yang dibayarkan oleh

pembeli. Berikut ini akan penulis kemukakan pendapat atau pandangan beberapa

ahli mengenai harga.

Menurut Swastha (1996), bahwa harga adalah jumlah uang (ditambah

beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah

kombinasi dari barang beserta pelayanannya.

Menurut Mulyadi (1993), bahwa harga jual adalah jumlah moneter yang

dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau konsumen atas barang

atau jasa yang dijual atau diserahkan.

Gregorius (2002), menyatakan bahwa harga dapat diartikan sebagai

jumlah uang (satuan moneter) dan atau aspek lain (non moneter) yang

mengandung utilitas / kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan

suatu produk..

Dari defenisi di atas, diketahui bahwa harga merupakan satuan yang

mengandung nilai utility untuk mendapatkan suatu produk.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa harga jual sangat erat kaitannya

(28)

selalu berpedoman kepada harga pokok produksi karena bila perusahaan

menetapkan harga jual di bawah harga pokok maka perusahaan akan mengalami

kerugian, dan bila harga jualnya jauh di atas dari harga pokok produksi maka

akan sulit dijangkau konsumen, akibatnya akan sulit mencapai laba.

Kebijakan harga dipergunakan untuk merebut hati pembeli melalui

produk perusahaan. Pada hakekatnya tujuan pemasaran itu adalah menciptakan

permintaan atas suatu produk. Kebijakan bauran pemasaran merupakan alat yang

dipergunakan untuk tujuan tersebut. Variabel harga di dalam marketing mix tidak

kalah pentingnya dibandingkan dengan variabel-variabel lainnya. Penetapan

harga atas suatu produk dapat menentukan apakah produk itu akan laku di pasar

atau tidak.

Dalam mendirikan suatu perusahaan haruslah terlebih dahulu menentukan

apa yang ingin dicapainya. Bila perusahaan telah menetapkan tujuannya pada

suatu target tertentu maka akan semakin mudah bagi perusahaan untuk mencapai

tujuannya.

Gregorius (2002) menyatakan tujuan penetapan harga adalah:

1. Elastisitas harga dari permintaan perusahaan

Penetapan harga tergantung pada dampak perubahan harga terhadap

permintaan. Akan tetapi perubahan harga memiliki dampak ganda terhadap

penerimaan penjualan perusahaan, perubahan unit penjualan dan perubahan

(29)

Elastisitas harga dan sensitif harga merupakan dua konsep yang

berkaitan namun berbeda. Perubahan harga menyebabkan terjadinya

perubahan dalam unit penjualan.

2. Aksi dan reaksi pesaing

Reaksi pesaing terhadap perubahan harga merupakan salah satu

faktor yang perlu dipertimbangkan setiap perusahaan. Jika perubahan harga

disamai oleh semua pesaing, maka sebenarnya tidak akan ada perubahan

pangsa pasar. Oleh sebab itu manajer pemasaran harus berusaha menentukan

kemungkinan reaksi penetapan harga pesaing.

3. Biaya dan konsekuensinya pada profitabilitas

Struktur biaya perusahaan merupakan faktor pokok yang menentukan

batas bawah harga. Artinya, tingkat harga minimal harus dapat menutup

biaya. Harga yang murah akan menyebabkan penurunan biaya jika

penurunan tersebut dapat menaikkan volume penjualan secara signifikan.

4. Kebijakan lini produk

Penetapan harga sebuah produk dapat berpengaruh terhadap

penjualan produk lainnya yang dihasilkan oleh perusahaan yang sama.

Perusahaaan dapat menambah lini produknya dalam rangka memperluas

served market, peluasan ini dapat dalam bentuk perluasan vertikal dan

perluasan horizontal

(30)

Salah satu tujuan yang paling lazim dalam penetapan harga ialah untuk

memperoleh hasil laba jangka pendek yang maksimal. Perusahaan harus

yakin dengan harga yang telah ditetapkan, apakah harga tersebut akan dapat

bersaing dipasar sehingga akan dapat meningkatkan volume penjualan.

2. Penetapan harga untuk merebut saham pasaran

Perusahaan dapat memutuskan menetapkan harga untuk memaksimalkan

saham pasar. Harga sangat menentukan untuk persaingan di pasar, dengan

harga yang murah akan dapat mempengaruhi konsumen. Namun demikian

perusahan hendaknya jangan hanya menetapkan harga yang rendah tetapi

kualitas produk tidak terjamin. Jika perusahaan mengabaikan kualitas

barang atau produk dikhawatirkan dengan harga yang murah konsumen

akan malah sebaliknya berpaling pada produk yang lain.

3. Penetapan harga untuk pendapatan maksimal.

Mungkin perusahaan menetapkan harga yang dapat memaksimalkan

pendapatan penjualan sekarang. Hal ini merupakan soal menemukan

kombinasi harga / kuantitas yang menghasilkan pendapatan penjualan yang

terbesar. Perusahaan berhasrat untuk secara cepat menghasilkan dana tunai,

mungkin karena sedang haus mencari dana, atau karena ia menganggap

masa depan kurang menentu sehingga tidak membenarkan pembinaan pasar

secara benar.

(31)

Banyak perusahaan yang menetapkan tujuan penetapan harga untuk

mencapai tingkat hasil laba memuaskan. Akibatnya tidak jarang mengalami

kerugian dengan penetapan harga yang tidak seimbang dengan permintaan

pasar. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi perusahaan agar tidak

menetapkan harga hanya semata untuk kepentingan laba.

5. Penetapan harga untuk promosi

Penetapan harga kadang kala bertujuan untuk mempromosikan produk baru

yang telah diproduksi oleh perusahaan. Banyak perusahaan berhasil

mempromosikan produknya dengan cara memberi harga yang murah kepada

konsumen. Namun demikian harga tersebut tentunya tidak baku atau tidak

tetap, suatu saat bilamana produk yang baru diproduksi tersebut telah

dikenal oleh konsumen maka perusahaan akan menstabilkan harga tersebut.

2.2.2 Metode Penetapan Harga

Keberhasilan perusahaan dalam memasarkan produknya tidak terlepas

dari metode penetapan harga yang dilakukan perusahaan. Kegagalan yang

ditimbulkan perusahaan dalam hal memasarkan produknya terkadang disebabkan

ketidakmampuan perusahaan dalam mengendalikan harga. Agar perusahaan tidak

menderita kerugian terhadap pemasaran produknya hendaknya perusahaan harus

melihat metode penetapan harga yang akan diterapkan. Walaupun terdapat

berbagai cara untuk menetapkan harga jual, namun secara teoritis menurut Kotler

(32)

Banyak perusahaan menetapakan harga untuk sebagian besar ataupun

seluruhnya berdasarkan soal biaya. Pihak perusahaan hendaknya dalam

menentukan harga harus melihat total biaya yang telah dikeluarkan dari

suatu produk yang telah diproduksi. Sehingga harga yang telah ditetapkan

akan terjangkau oleh konsumen dan dapat bersaing di pasaran.

2. Faktor Permintaan

Penetapan harga yang berorientasi kepada permintaan menghendaki

penetapan harga yang lebih didasarkan pada persepsi konsumen dan

intensitas permintaan dan bukan pada biaya. Penetapan harga yang

berorientasi pada permintaan ini erat hubungannya dengan elastisitas

permintaan dan penawaran. Bila permintaan meningkat maka perusahaan

akan cenderung meningkatkan harga jual produksinya.

Di samping elastisitas permintaan dan penawaran terdapat pula

beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam menetapkan

harga jual, diantaranya adalah persepsi nilai dari pihak penjual atau

perusahaan itu sendiri.

3. Faktor persaingan

Dasar penetapan harga jual hasil produksi yang lainnya adalah faktor

persaingan yaitu harga jual yang ditetapkan oleh pesaing atas hasil

produksinya yang berlaku di pasar bebas. Dalam hal ini pengusaha dapat

menetapkan harga di bawah, sama atau lebih. Maksudnya perusahaan dalam

(33)

dengan produk sejenis. Keuntungan yang lebih baik diraih oleh perusahaan

apabila perusahaan bisa meningkatkan volume penjualannya.

Kotler (1995) menyebutkan bahwa penetapan harga jual suatu produk

dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

1. Cost-Plus Pricing (Penetapan harga berdasarkan biaya plus)

Dalam metode ini penjual atau produsen menetapkan harga jual

untuk suatu unit barang yang besarnya sama dengan jumlah biaya per unit

ditambah dengan sejumlah biaya lagi untuk mendapatkan laba yang

diinginkan pada unit tersebut. Rumus metode ini :

Harga Jual = Biaya Total + Marjin

Penetapan harga seperti ini paling banyak dipakai oleh pengecer dan grosir.

Mereka memberikan imbuhan harga tertentu (mark up) yang cukup untuk

menutupi biaya toko, transport dan lain-lain (sejumlah % tertentu).

Besarnya mark up akan sangat tergantung pada produk. Mark up yang

bervariasi, ini menggambarkan perbedaan dalam biaya persatuan,

perputaran, merk pabrik dan merk privat, dan lain-lainnya.

2. Break-even analysis dan target-target pricing (analisa titik impas dan

penetapan harga untuk sasaran laba).

Metode lainnya dalam penetapan harga yang berorientasi pada biaya

adalah “target profit pricing”. Perusahaan mencoba menetapkan harga yang

(34)

Target pricing menggunakan konsep bagan break even. Bagan break

even menunjukkan total biaya dan total pendapatan (penjualan) atau total

revenue yang diharapkan pada berbagai tingkat penjualan.

Metode ini digunakan oleh perusahaan yang menetapkan harga untuk

mencapai laba sebesar 15% atau 20% dari investasinya. Biasanya digunakan

oleh perusahaan umum negara (listrik, air dan telepon) untuk mendapatkan

laba yang wajar dari investasi mereka.

3. Perceived-Value pricing (penetapan harga menurut persepsi nilai)

Metode ini menetapkan harga berdasarkan nilai persepsi dari

pembeli. Jadi perusahaan akan berusaha merebut nilai persepsi tersebut, dan

tidak menetapkan harga berdasarkan biaya yang dikeluarkan oleh penjual.

Misalnya ada terdapat bermacam-macam harga yang ditetapkan oleh

berbagai rumah makan untuk suatu jenis makanan yang sama.

Masing-masing pengusaha dapat menaikkan harga karena adanya nilai tambah (value

added) menurut suasana tempat.

4. Going-rate pricing (penetapan harga dengan mengikuti harga pasar yang

ada).

Pada metode ini perusahaan mendasarkan harganya terutama pada

harga pesaing, dan kurang memperhatikan biaya atau permintaan sendiri.

Perusahaan dapat menetapkan harga yang sama, lebih tinggi, atau lebih

murah dari pesaingnya yang besar. Pada industri oligopolistik yang menjual

(35)

sama. Dan perusahaan yang kecil akan mengikuti saja jejak pemuka pasar

dalam mengkuti ketetapan harga.

Perusahaan kecil akan merubah harga produknya kalau pemuka pasar

merubah harga. Memang sebagian perusahaan kecil menambahkan sedikit

premi atau memotong harga yang kecil tetapi sangat memperhatikan

perbedaan harga. Misalnya pengecer kecil yang menjual bensin yang

biasanya menetapkan harga bensin lebih tinggi beberapa puluh rupiah dari

penyalur yang lebih besar.

Metode going rate pricing sangat populer. Kalau elastisitas

permintaan sulit diukur, perusahaan berpendapat bahwa harga yang berlaku

pada suatu waktu menunjukkan kebijaksanaan bersama daripada industri

yang bersangkutan mengenai harga yang akan menghasilkan laba yang

wajar. Juga mereka telah bersepakat mengadakan penyesuaian dengan harga

yang berlaku, untuk menjaga keharmonisan industri bersangkutan.

5. Sealed-bird pricing (penawaran harga dalam sampul tertutup)

Metode penetapan harga ini adalah dalam rangka melaksanakan suatu

pekerjaan atau proyek. Jadi berdasarkan pada persaingan yang akan terjadi

bila perusahaan mengikuti suatu tender. Dalam penetapan harga, perusahaan

berpatokan kepada suatu harapan, akan berapa besar harga yang akan

ditetapkan oleh para pesaing sedangkan hubungan antara harga tersebut

(36)

dengan giat untuk memenangkan tender dan memperoleh kontrak, untuk itu

perlu penetapan harga yang lebih rendah dari perusahaan lainnya.

Walaupun demikian, tidak berarti perusahaan dapat menetapkan

harga di bawah harga pokok tanpa merusak posisi perusahaan. Sebaliknya

juga, bila harga yang ditetapkan semakin tinggi di atas harga pokok, semakin

sulit peluang untuk memenangkan tender dan memperoleh kontrak.

Dengan menggunakan laba yang diharapkan sebagai kriteria

penetapan harga, wajarlah kalau perusahaan banyak penawaran. Dengan cara

untung-untungan ini, perusahaan akan mencapai laba maksimum dalam

jangka panjang.

Sedangkan menurut Swastha (1995) metode penetapan harga adalah:

1. Cost-Plus Pricing Method

Dalam metode ini pihak perusahaan menetapkan harga berdasarkan jumlah

biaya yang telah dikeluarkan kemudian ditambah dengan keutungan yang

diinginkan.

2. Mark-Up Pricing Method

Dalam metode ini biasanya harga yang ditentukan berdasarkan biaya yang

telah dikeluarkan untuk memodifikasi barang yang telah dibeli kemudian

ditambah keuntungan yang hendak dicapai.

Pada dasarnya metode penetapan harga yang baik dilakukan oleh

perusahaan adalah dengan cara melihat biaya yang telah dikeluarkan untuk

(37)

didapatkan tingkat kemampuan konsumen untuk membeli produk yang telah

diproduksi perusahaan, jika perusahaan telah melakukan metode ini

kemungkinan perusahaan untuk rugi akan dapat ditekan.

Menurut Swastha (1995) kebijaksanaan harga yang sering digunakan oleh

perusahaan adalah:

1. Potongan kuantitas

Potongan kuantitas merupakan potongan harga yang ditawarkan oleh

penjual agar konsumen bersedia membeli dalam jumlah yang lebih besar,

atau bersedia memusatkan pembeliannya pada penjualan tersebut.

2. Potongan dagang

Potongan dagang merupakan potongan harga yang ditawarkan kepada

pembeli atas pembayaran untuk fungsi-fungsi pemasaran yang mereka

lakukan.

3. Potongan tunai

Potongan tunai adalah potongan yang diberikan kepada pembeli atas

pembayaran rekeningnya pada suatu periode dan mereka melakukan

pembayaran tepat pada waktunya.

4. Potongan musiman

Potongan musiman adalah potongan yang diberikan kepada pembeli yang

melakukan pembelian di luar musim tertentu.

(38)

Penghargaan promosional adalah harga yang diberikan oleh penjual yang

ikut menjalankan usaha promosi.

6. Penghargaan komisi

Penghargaan komisi merupakan bentuk potongan dagang apabila makelar

bertindak sebagai perantara dalam saluran distribusi.

7. Penghargaan barang

Adalah sejumlah pengurangan dari harga jual semestinya yang diberikan

kepada pembeli karena bersedia membeli barang dalam kondisi tidak

normal.

Pada dasarnya setiap perusahaan dalam melakukan penjualan produknya

melakukan berbagai strategi agar produknya laku di pasar. Namun demikian

hendaknya pihak perusahaan juga melihat atau melakukan juga strategi harga untuk

meningkatkan penjualannya. Dengan kebijaksanaan harga yang diberikan kepada

konsumen atau pembeli, pihak konsumen akan merasa tertarik untuk membeli

produk yang ditawarkan.

2.3. Teori Tentang Saluran Distribusi

2.3.1 Pengertian Saluran Distribusi

Dalam usaha memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke

konsumen, maka unsur penting yang harus diperhatikan adalah memilih dengan

tepat saluran distribusi (channel of distribution). Saluran distribusi adalah jalur

yang dilalui produk dari produsen hingga sampai kepada konsumen akhir atau

(39)

Saluran distribusi merupakan jembatan antara produsen dengan

konsumen dalam usaha memberikan kepuasan melalui produk dan jasa yang

dihasilkan oleh perusahaan, sehingga sarana itu harus dikelola secara efisien.

Saluran distribusi kadang-kadang disebut juga saluran perdagangan atau saluran

pemasaran yang dapat didefinisikan dalam beberapa cara. Umumnya definisi

yang ada memberikan gambaran tentang saluran pemasaran ini sebagai rute atau

jalur. Untuk memperjelas pengertian distribusi, berikut ini dikemukakan

pendapat dari beberapa ahli.

Menurut Swasta (1995), bahwa distribusi merupakan suatu jaluran yang

dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai

kepada konsumen.

Dari definisi ini terlihat masih sempit, hal ini dapat dilihat dari istilah

barang sering diartikan sebagai suatu bentuk fisik. Akibatnya definisi ini lebih

cenderung menggambarkan pemindahan jasa-jasa atau kombinasi antara

barang-barang atau jasa-jasa. Selain membatasi barang-barang yang disalurkan, definisi ini juga

membatasi lembaga-lembaga yang ada. untuk itu dalam definisi yang luas tidak

ada demikian tetapi harus memasukkan semua lembaga yang mempunyai

kepentingan dalam pendistribusian.

Menurut Kotler (1995), seorang perantara bukan hanya sekedar sebagai

mata rantai upahan yang dipasang pada rantai buatan seorang produsen melainkan

ia seakan-akan merupakan suatu pasar mandiri, titik fokus dari sekelompok

(40)

ternyata bahwa martabatnya akan lebih besar dari pada pensuplai-pensuplainya,

yang menyediakan barang-barang yang dijual oleh pihak perantara.

Diantara pihak produsen dengan pihak pemakai terdapat perantara

pemasaran yang melaksanakan fungsinya sebagai perantara. Namun demikian

saluran distribusi seharusnya dibentuk oleh pola pembelian konsumen, sifat dan

corak pasar, merupakan faktor kunci yang mempengaruhi pilihan saluran

distribusi oleh pimpinan perusahaan.

Saluran Distribusi adalah lembaga distributor / lembaga-lembaga

penyalur yang mempunyai kegiatan yang menyalurkan / menyampaikan

barang-barang / jasa-jasa dari produsen ke konsumen. Distributor-distributor / penyalur ini

bekerjasama secara aktif untuk mengusahakan perpindahan bukan hanya secara

phisik tetapi dalam arti barang-barang tersebut dapat dibeli oleh konsumen.

Menurut definisi di atas bahwa yang dimaksud distributor / penyalur

misalnya agen, grosir, retailer dan sebagainya. Perlu dijelaskan bahwa

perusahaan transport yang nampak secara phisik menyalurkan barang / jasa tidak

termasuk karena perusahaan-perusahaan transport tersebut tidak mempunyai

kewajiban moral mengusahakan agar barang / jasa dibeli setiap konsumen.

Bila produsen menghendaki para pembeli tetap setia pada hasil

produksinya, produsen harus mengusahakan agar produk yang dihasilkannya

mudah diperoleh pada tempat dan waktu yang diinginkan oleh para pembeli.

Cara yang dapat ditempuh untuk itu adalah dengan menetapkan dan

(41)

Dalam rangka menyalurkan barang-barang dan jasa-jasa dari produsen

sampai pada konsumen, produsen dapat menetapkan tingkat mata rantai saluran

distribusi yang akan ditempuh barang-barang atau jasa-jasanya. Apalagi bentuk

atau panjang suatu saluran distribusi kita hubungkan dengan penggolongan

produk yang ada yaitu barang konsumsi dan barang industri, maka kita dapatkan

beberapa alternatif yang dapat dibedakan dalam dua jenis saluran distribusi

menurut Swastha. dan Irawan, yaitu:

1. Saluran Distribusi Barang Konsumsi

Saluran distribusi barang konsumsi merupakan suatu saluran yang

digunakan oleh perusahaan-perusahaan penghasil barang konsumsi, artinya

produk yang dihasilkan perusahaan digunakan langsung oleh konsumen.

Dalam menyalurkan barang konsumsi, di mana pasar yang dituju adalah

pasar konsumen, terdapat lima macam alternatif saluran, pada setiap saluran,

perusahaan mempunyai alternatif yang sama untuk menggunakan kantor

atau cabang penjualan dan juga menggunakan lebih dari satu pedagang besar

lainnya, sehingga dalam hal ini terdapat dua jalur perdagangan.

Adapun macam-macam atau alternatif saluran distribusi barang-barang

konsumsi adalah:

a. Produsen Konsumen

Bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan paling sederhana adalah

saluran distribusi dari produsen ke konsumen. Saluran distribusi semacam

(42)

menjual produknya kepada pemakai akhir tanpa menggunakan perantara.

Distribusi ini dapat dilaksanakan antara lain dengan cara menjual melalui

pos, menjual melalui telepon, penjualan dari rumah ke rumah dan

lain-lain.

b. Produsen Pengecer Konsumen

Pada bentuk saluran distribusi, pihak perusahaan menggunakan suatu

badan perantara, yaitu pengecer yang berfungsi sebagai penyalur produk

perusahaan. Produk yang dihasilkan perusahaan dijual kepada pengecer

dan pengecer membeli produk untuk dijual kembali untuk memperoleh

laba atau tujuan lainnya. Pengecer sebagai lembaga penyalur dalam hal

ini dapat merupakan bagian dari organisasi perusahaan.

c. Produsen Pedagang Besar Pengecer Konsumen

Saluran distribusi semacam ini sering disebut sebagai saluran distribusi

tradisional, karena banyak kaum produsen yang menggunakan saluran

distribusi seperti ini. Di sini produsen hanya melayani penjualan dalam

jumlah besar, tidak kepada pengecer. Pembeli oleh pengecer dilayani oleh

pedagang besar dan pembelian oleh konsumen dilayani oleh pengecer.

Keuntungan dari penggunaan saluran jenis ini adalah berkurangnya resiko

pihak produsen terhadap produk yang dijualnya, di samping itu perhatian

pihak produsen dapat ditunjukkan untuk hal lain sehubungan dengan

(43)

ini adalah sulitnya dalam masalah pengendalian harga yang sampai pada

tingkat konsumen akhir.

d. Produsen Agen Pengecer Konsumen

Pada saluran distribusi seperti ini, agen (agen penjualan atau agen pabrik)

sebagai penyalur, yang menjalankan kegiatan atau fungsi dari pedagang

besar. Sasaran penjualan terutama ditujukan kepada kaum pengecer. Agen

sebagai penyalur dalam hal ini tidak memiliki produk yang

diperdagangkan, tetapi hanya sebagai pihak perantara saja. Pada saluran

distribusi seperti ini agen merupakan bagian dari perusahaan, atau suatu

lembaga yang berdiri sendiri di luar perusahaan yang menyediakan

jasa-jasa tertentu untuk mengadakan penjualan.

e. Produsen Agen Pedagang Besar Pengecer

Konsumen

Saluran distribusi ini merupakan saluran yang terpanjang yang biasa

digunakan perusahaan. Pihak produsen menetapkan agen tertentu untuk

melayani pembelian-pembelian dalam jumlah besar atau untuk melayani

pembelian untuk daerah-daerah pemasaran tertentu. Pedagang membeli

produk dari agen untuk dijualkan kepada pengecer, demikian pula halnya

dengan pengecer yang membeli produk untuk dijual kembali kepada

konsumen.

Saluran ini biasanya dipergunakan oleh perusahaan yang

(44)

pembelian konsumen yang berulang-ulang dalam jumlah kecil. Agen

yang terlibat dalam saluran distribusi ini terutama agen penjualan.

2. Saluran Distribusi Barang Industri

Saluran distribusi barang industri adalah saluran yang dipergunakan

oleh perusahaan yang menghasilkan barang-barang industri, artinya produk

yang dihasilkan perusahaan dipergunakan untuk proses produksi selanjutnya

baik untuk bahan baku ataupun bahan pelengkap / penolong. Ada beberapa

macam alternatif pada jenis saluran ini, namun pada dasarnya saluran ini

tidak berbeda dengan jenis saluran yang ada pada jenis saluran

barang-barang konsumsi. Adapun macam atau alternatif saluran tersebut :

a. Produsen Pemakai Industri

Saluran distribusi semacam ini merupakan saluran barang industri yang

terpendek dan sering pula disebut dengan saluran distribusi langsung.

Biasanya saluran ini dipakai oleh produsen bilamana transaksi penjualan

kepada pemakai industri relatif cukup besar. Pihak produsen mempunyai

alasan tertentu mengapa menggunakan saluran ini, diantaranya adalah

pertimbangan mengenai transaksi penjualan dimana jumlah maupun nilai

produk yang diperdagangkan sangat besar sehingga sulit untuk

mengendalikannya apabila dilimpahkan kepada perantara. Dapat pula

pertimbangan mengenai jumlah pasar yang terbatas sehingga tidak

diperlukan perantara untuk mencapainya, karena lebih efektif dan efisien

(45)

b. Produsen Distributor Industri Pemakai Industri

Produsen barang-barang industri dapat pula memakai distributor

industri dengan memberi hak-hak tertentu untuk menyalurkan produknya

kepada pemakai industri. Dalam saluran ini produsen menjual produknya

kepada distributor dan distributor membeli produk tersebut untuk dijual

kembali kepada para pemakai industri. Perbedaan antara distributor

dengan pedagang besar terletak pada hak yang ada pada distributor sesuai

dengan perjanjian dengan produsen. Produsen yang menghasilkan produk

lengkap biasanya selalu menggunakan perantara jenis ini.

c. Produsen Agen Pemakai Industri

Saluran distribusi semacam ini biasanya dipakai oleh perusahaan yang

tidak mempunyai departemen pemasaran dan juga perusahaan yang ingin

memperkenalkan produk baru atau memasuki daerah pemasaran baru,

lebih suka menggunakan agen. Agen tidak memiliki hak terhadap barang

yang diperdagangkan dan dia menerima komisi atas penjualan yang

dilakukannya.

d. Produsen Agen Disributor Industri Pemakai

Industri

Saluran distribusi ini dapat digunakan oleh perusahaan dengan

pertimbangan antara lain bahwa unit penjualannya terlalu kecil untuk

dijual secara langsung. Produsen menggunakan agen untuk melayani

(46)

distributor industri menjual kembali produk yang dibelinya pada pemakai

indusri. Selain itu, faktor penyimpanan pada saluran perlu

dipertimbangkan pula. Dalam hal ini agen penunjang seperti agen

penyimpanan sangat penting peranannya.

2.3.2 Efektivitas Saluran Distribusi

Pihak produsen harus secara terperinci di dalam hal pemilihan saluran

distribusi yang digunakannya, karena setiap alternatif saluran yang digunakan

akan mempengaruhi keputusan-keputusan lain di bidang pemasaran.

Menurut Swastha dan Irawan, efektivitas distribusi yang mempengaruhi

perubahan saluran distribusi ialah menyangkut:

1. Pertimbangan pasar

Saluran distribusi sangat dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen maka

keadaan pasar ini merupakan faktor penentu dalam pemilihan saluran

distribusi. Faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah :

a. Konsumen atau pasar industri

Apabila pasarnya berupa pasar industri, maka pengecer jarang atau

bahkan tidak pernah digunakan dalam saluran ini. Jika pasarnya berupa

konsumen akhir dan pasar industri, maka perusahaan akan menggunakan

lebih dari satu saluran.

b. Jumlah konsumen potensial

Jika jumlah konsumen relatif kecil dalam pasarnya maka perusahaan

(47)

c. Konsentrasi geografis

Secara geografis pasar dapat dibagi ke dalam beberapa konsentrasi,

seperti industri tekstil, kertas dan sebagainya. Untuk daerah konsentrasi

yang mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi, maka perusahaan dapat

menggunakan distributor industri.

d. Jumlah pesanan

Volume penjualan dari sebuah perusahaan akan sangat berpengaruh

terhadap saluran distribusi yang dipakainya. Kalau volume yang dibeli

oleh pemakai industri adalah kecil, maka perusahaan dapat menggunakan

distributor industri.

e. Kebiasaan dari konsumen

Kebiasaan pembeli dari konsumen akhir dan pemakai industri sangat

berpengaruh terhadap kebijaksanaan dalam penyaluran.

2. Pertimbangan barang

Faktor yang harus dipertimbangkan dari segi barang, antara lain:

a. Nilai unit

Biasanya, apabila nilai unit dari produk semakin rendah maka saluran

distribusinya juga semakin panjang. Tetapi sebaliknya, bila nilai unit

relatif tinggi, maka saluran distribusinya pendek atau langsung.

b. Besar dan berat barang

Manajemen harus mempertimbangkan ongkos angkut dalam

(48)

berat barang sangat menentukan. Apabila ongkos angkut terlalu tinggi /

besar dibandingkan dengan nilai barangnya secara total sehingga terdapat

beban yang berat bagi produsen maka produsen dapat membebankan

kepada perantara untuk ikut menanggungnya.

c. Mudah rusaknya barang

Apabila barang dijual mudah rusak, maka produsen tidak perlu

menggunakan perantara dalam saluran distribusinya. Jika ingin

menggunakannya maka harus dipilih perantara yang mempunyai fasilitas

penyimpanan yang cukup baik.

d. Sifat teknis

Untuk jenis barang industri seperti instalasi, bahan baku dan peralatan

lainnya, biasanya disalurkan secara langsung kepada pemakai industri.

Dalam hal ini produsen harus mempunyai penjual yang dapat

menerangkan masalah teknis penggunaan dan pemeliharaan serta

memberikan service yang baik sebelum maupun sesudah penjualan.

Pekerjaan semacam ini hanya dapat dilakukan oleh penjual, sedangkan

pedagang besar jarang sekali yang dapat melakukannya.

e. Barang standard dan pesanan

Jika barang yang dijual berupa barang standar, maka perlu disediakan

persediaan pada penyalur dan sebaliknya apabila produk yang dijual atas

(49)

f. Luasnya product line

Jika produsen hanya membuat satu macam barang, maka dapat

menggunakan pedagang besar sebagai penyalurnya tetapi jika produknya

berbagai macam, maka perusahaan dapat menjual langsung ke pengecer.

g. Pertimbangan perusahaan

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dari segi perantara, yaitu:

1) Ukuran perusahaan

Sebuah perusahaan yang dapat berkembang menjadi besar akan

memiliki kemampuan yang lebih besar dibidang keuangan,

manajemen, dan pengawasan saluran untuk produk-produknya. Selain

itu, perusahaan yang besar juga mampu menggunakan saluran yang

lebih pendek dari pada perusahaan yang kecil.

2) Sumber keuangan

Sebuah perusahaan yang kuat dari segi finansialnya dapat

menggunakan perantara lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan

yang lemah finansialnya. Dengan dana yang cukup, perusahaan dapat

menangani angkutan penjualan sendiri. Selain itu juga dapat kredit dan

mendirikan gudang sendiri. Bagi perusahaan yang lemah finansialnya

biasanya jasa-jasa seperti ini dilakukan oleh perantara.

3) Pengalaman dan kemampuan manajemen

Biasanya, suatu perusahaan yang menjual barang baru atau ingin

(50)

memperoleh pengalaman di bidang baru tersebut, sehingga manajemen

dapat mengambil pelajaran dari mereka.

4) Pengawasan saluran

Faktor pengawasan saluran kadang-kadang menjadi pusat perhatian

produsen dalam kebijaksanaan saluran distribusinya. Perusahaan

kadang-kadang memilih saluran distribusi yang pendek karena ingin

mengawasi penyaluran produknya walaupun ongkosnya tinggi.

Dengan melakukan pengawasan atas saluran distribusinya, produsen

akan lebih agresif dalam promosinya. Selain itu produsen juga dapat

menjaga kesegaran persediaan produk dan dapat mengawasi harga

eceran produknya.

5) Service yang diberikan oleh penjual

Sering keputusan-keputusan produsen tentang saluran pemasaran

dipengaruhi oleh jasa-jasa pemasaran yang dapat diberikan kepada

perantara. Apabila produsen bersedia memberikan service yang lebih

baik, maka akan banyak perantara yang bersedia menjadi penyalurnya.

3. Pertimbangan perantara

Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

a. Service yang diberikan oleh perantara

Jika perantara mau memberikan pelayanan yang lebih baik, misalnya

dengan menyediakan fasilitas penyimpanan, maka produsen akan

bersedia menggunakannya sebagai penyalur.

(51)

Produsen lebih cenderung menggunakan penyalur yang tidak menjual

barang saingan lain tetapi dapat membawa produknya dalam persaingan

dan bersedia menjualkan lebih banyak macam produk perusahaan dan

selalu mempunyai inisiatif untuk memberikan usul tentang barang baru.

c. Sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen

Kalau perantara bersedia menerima resiko yang dibebankan oleh

produsen, maka produsen dapat memilihnya sebagai penyalur. Hal ini

dapat memperingan tanggung jawab produsen dalam menghadapi

berbagai macam resiko.

d. Volume penjualan

Dalam hal ini, produsen cenderung memilih perantara yang dapat

menawarkan produknya dalam volume yang besar untuk jangka waktu

yang lama.

e. Ongkos

Jika ongkos dalam penyaluran barang dapat lebih ringan dengan

digunakannya perantara, maka hal ini dapat dilaksanakan terus.

2.4. Teori Tentang Kepuasan Konsumen

2.4.1 Pengertian Kepuasan Konsumen

Konsumen (customer) merupakan fokus utama dalam pembahasan mengenai

kepuasan dan kualitas jasa. Oleh karena itu dalam hal ini konsumen memegang

peranan penting dalam mengukur kepuasan terhadap produk maupun pelayanan yang

(52)

berulang-ulang datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan

memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan membayar produk atau jasa

tersebut.

Konsumen (konsumen) sangat penting bagi perusahaan demi kelangsungan

hidup perusahaan. Bagi perusahaan perbankan, konsumen itu merupakan urat nadi

yang dapat mempengaruhi hidup matinya perusahaan.

Konsumen adalah kata kunci bagi kesuksesan perusahaan. Peran yang

demikian penting telah memaksa setiap perusahaan berupaya untuk menyusun kiat

atau strategi untuk menarik mereka, sehingga mereka menjadi pembeli produknya.

Menurut Supranto (2001), kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja / hasil yang dirasakannya dengan harapannya.

Yamit (2001) menyatakan, kepuasan konsumen adalah evaluasi setelah

membandingkan apa yang dirasakan dengan harapannya, atau dengan kata lain

kepuasan konsumen adalah hasil ( result ) yang dirasakan atas penggunaan produk

dan jasa, sama atau melebihi harapan yang diinginkan.

Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan

konsumen merupakan perasaan seseorang setelah membandingkan hasil yang

dirasakannya dengan harapannya.

Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang

dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka konsumen akan

kecewa. Konsumen yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga

(53)

konsumen merupakan penilai negosiasi dari kepuasan konsumen, oleh karena

kegagalan perusahaan memberikan harapan konsumen dengan baik.

2.4.2 Mengukur Kepuasan Konsumen

Proses pengambilan keputusan untuk membeli atau menggunakan produk

dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah pelayanan. Baik tidaknya

pelayanan yang diberikan oleh sebuah perusahaan akan terlihat dari puas atau tidak

puasnya konsumen yang menerima layanan tersebut. Puas atau tidak puasnya

konsumen terlihat dari prilaku pembeli. Jika konsumen puas maka ia akan

memperlihatkan peluang yang besar untuk melakukan pembelian ulang atau membeli

produk lain di perusahaan yang sama di masa mendatang. Seorang konsumen yang

merasa puas cenderung akan menyatakan hal-hal baik tentang produk dan perusahaan

yang bersangkutan kepada orang lain.

Konsumen yang tidak puas akan beraksi dengan tindakan yang berbeda. Ada

yang mendiamkan saja dan ada pula yang melakukan komplain yang berupa meminta

ganti rugi atau mengembalikan produk kepada penjual, memberikan rekomendasi

negatif kepada pihak-pihak lain seperti keluarga dan teman serta mengambil tindakan

hukum.

Kotler (1995) mengemukakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk

mengukur kepuasan konsumen, metode tersebut antara lain:

1. Sistem pengaduan

Sistem ini memberikan kesempatan kepada konsumen untuk memberikan

(54)

bagi perusahaan, sebab saran dan keluhan itu pada umumnya dilandasi oleh

pengalaman mereka dan hal ini sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap

produk maupun terhadap perusahaan.

2. Survei konsumen

Survei konsumen merupakan cara yang umum digunakan dalam mengukur

kepuasan konsumennya misalnya, melalui surat pos, telepon, atau wawancara

secara langsung.

3. Panel konsumen

Perusahaan mengundang pelanggan yang setia terhadap produknya dan

mengundang konsumen yang telah berhenti membeli atau telah pindah

menjadi konsumen perusahaan lain. Dari konsumen setia akan diperoleh

informasi tingkat kepuasan yang mereka rasakan dan konsumen yang telah

berhenti membeli, perusahaan akan memperoleh informasi mengapa hal itu

dapat terjadi. Apabila konsumen yang berhenti (customer loss rate) ini

meningkat hal ini menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan

konsumen.

Peters dan Yamit (2001) mengemukakan terdapat sepuluh (10) kunci sukses

mengukur kepuasan konsumen, yaitu:

1. Frekuensi

Berapa kali perusahaan mengadakan survei untuk mengetahui kepuasan

konsumen.

(55)

Siapa yang melakukan survei kepuasan konsumen?. Dapat dikatakan bahwa

sebaiknya yang melakukan survei formal kepuasan konsumen adalah pihak

ketiga diluar perusahaan dan hasilnya disampaikan kepada semua pihak dalam

organisasi.

3. Isi

Isi (content) pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan standar dan dapat

dikuantitatifkan.

4. Desain isi

Tidak ada satupun instrumen survei yang paling baik untuk setiap kondisi.

Oleh karena itu perusahaan harus mendesain survei secara sistematis dan

memperhatikan setiap pandangan yang ada.

5. Melibatkan setiap orang

Mereka yang mengunjungi konsumen untuk melakukan survei adalah semua

level dan semua fungsi yang ada dalam organisasi, mulai dari manajer puncak

hingga karyawan.

6. Mengukur kepuasan setiap orang

Perusahaan harus mengukur kepuasan semua pihak, tidak hanya konsumen

langsung seperti pemakai akhir, tetapi juga konsumen tidak langsung seperti

distributor, agen, pedagang besar, pengecer dan lain-lain.

(56)

Ukuran yang digunakan dalam kepuasan konsumen hendaknya dibatasi pada

skor kuantitatif yang merupakan kombinasi dari berbagai unsur seperti

individu, kelompok dan fasilitas.

8. Hubungan dengan kompensasi dan reward lainnya

Hasil pengukuran kepuasan konsumen harus dijadikan dasar dalam penentuan

kompensasi insentif dalam penjualan.

9. Penggunaan ukuran secara simbolik

Ukuran kepuasan konsumen hendaknya dibuat dalam kalimat sederhana dan

mudah diingat serta ditempatkan di setiap bagian perusahaan.

10. Bentuk pengukuran lainnya

Deskripsi kualitatif mengenai hubungan karyawan dengan konsumen harus

mencakup penilaian sampai sejauh mana karyawan memiliki orientasi pada

kepuasan konsumen.

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mengukur

kepuasan konsumen ada tiga cara yang dapat dilakukan yaitu sistem pengaduan,

survei konsumen dan panel konsumen. Sedangkan untuk mengukur kepuasan

terdapat beberapa indikator yaitu kewajaran harga (reasonable price),

fleksibilitas distribusi (distribution flexibility) ketanggapan pelayanan

(responsive of service), kecepatan distribusi (speed of distribution), keberadaan

pelayanan (availability of service), profesionalisme (profesionalism) dan

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Tabel 3-1 Jumlah Populasi
Tabel 4-1 Karateristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4-3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya saluran distribusi yang baik diharapkan arus barang dari produsen ke konsumen semakin lancar dan penyebaran produk akan semakin luas, sehingga penjualan produk

Sedangkan saluran distribusi tidak langsung perusahaan menggunakan jasa perantara seperti distributor untuk membantu penyampaian produk dari perusahaan ke konsumen

produsen ke konsumen akan terjadi secara langsung apabila konsumen tersebut sedang mengunjungi desa Argosari Salura n distrib usi tak langsu ng Saluran distribusi yang

Saluran distribusi adalah menyampaikan barang dari produsen sampai ke tangan konsumen agar konsumen dengan mudah untuk memenuhi kebutuhannya, dalam melakukan saluran

saluran distribusi yang dipergunakan oleh produsen untuk memasarkan barang dan jasanya, sehingga produk tersebut dapat sampai di tangan konsumen sasaran dalam jumlah dan jenis

Saluran distribusi adalah seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan (fungsi) pemindahan barang dari tangan produsen ke tangan konsumen akhir.” Dapat

Lonsum adalah saluran distribusi langsung dimana produsen bertransaksi langsung kepada konsumen dengan tujuan dapat membantu dan menyampaikan produknya kepada

Di dalam usaha memperlancar penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, dari sekian banyak keputusan penting yang harus dibuat salah satu diantaranya adalah