• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Parameter Cairan Tubuh Yang Diukur Dengan Bio Impedance Analysis Dengan Kualitas Hidup Yang Diukur Dengan Sf-36 Pada Pasien Hemodialisis Reguler

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Antara Parameter Cairan Tubuh Yang Diukur Dengan Bio Impedance Analysis Dengan Kualitas Hidup Yang Diukur Dengan Sf-36 Pada Pasien Hemodialisis Reguler"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PARAMETER CAIRAN TUBUH YANG DIUKUR DENGAN BIO IMPEDANCE ANALYSIS DENGAN KUALITAS HIDUP

YANG DIUKUR DENGAN SF-36 PADA PASIEN HEMODIALISIS REGULER

PENELITIAN POTONG LINTANG DI DEPARTEMEN / SMF ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H ADAM MALIK /

RSUD DR. PIRNGADI MEDAN Desember 2007 – Juni 2008

TESIS

OLEH

ALWI THAMRIN NASUTION

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RSUP H ADAM MALIK/ RSUD DR PIRNGADI

MEDAN 2008

(2)

DIAJUKAN DAN DIPERTAHANKAN DIDEPAN SIDANG LENGKAP DEWAN PENILAI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN USU

DAN DITERIMA SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENDAPATKAN KEAHLIAN DALAM BIDANG

ILMU PENYAKIT DALAM

PEMBIMBING TESIS

(Dr. R. Tunggul CH Sukendar, SpPD-KGH)

DISAHKAN OLEH :

KEPALA DEPARTEMEN KETUA PROGRAM STUDI ILMU PENYAKIT DALAM ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN USU FAKULTAS KEDOKTERAN USU

(3)

KATA PENGANTAR

Terlebih dahulu saya mengucakan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul: “Hubungan antara parameter cairan tubuh yang diukur dengan Bio Impedance Analysis dengan kualitas hidup yang diukur dengan SF-36 pada pasien hemodialisis regular” yang merupakan persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan dokter ahli di bidang Ilmu Penyakit Dalam pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dengan selesainya karya tulis ini, maka penulis ingin menyampaikan terima kasih dan rasa hormat serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Dr. Salli Rossefi Nasution, SpPD-KGH, selaku Kepala Departemen Ilmu Penyakit Dalam dan Dr. Refli Hasan,SpPD-SpJP selaku Sekretaris Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan kemudahan dan dorongan buat penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.

2. Ketua Program Studi Ilmu Penyakit Dalam Dr. Zulhelmi Bustami SpPD-KGH dan Sekretaris Program Studi Ilmu Penyakit Dalam Dr. Dharma Lindarto SpPD-KEMD yang dengan sungguh-sungguh telah membantu dan membentuk penulis menjadi ahli penyakit dalam yang berkualitas, handal dan berbudi luhur serta siap untuk mengabdi bagi nusa dan bangsa.

(4)

Lubis, SpPD-KHOM, Prof. Dr. Habibah Hanum, SpPD-Kpsi, Prof. Dr. Sutomo Kasiman SpPD-KKV, Prof. Dr. Azhar Tanjung, SpPD-KP-KAI-SpMK, Prof. Dr. Kariman Sudin, SpPD-KPTI (alm), Prof. Dr. Pengarapen Tarigan, SpPD-KGEH, Prof. Dr. OK Moehadsyah SpPD-KR, Prof. Dr. Lukman Hakim Zain, SpPD-KGEH, Prof. Dr. M Yusuf Nasution, SpPD-KGH, Prof. Dr. Azmi S Kar, KHOM, Prof. Dr. Gontar A Siregar, SpPD-KGEH, Prof. Dr. Harris Hasan SpPD-SpJP(K), Dr. Rusli Pelly, SpPD-KP (alm), Dr. Nur Aisyah SpPD-KEMD, Dr. A Adin St Bagindo SpPD-KKV, Dr. Lufti Latief, SpPD-KKV, Dr. Syafii Piliang, SpPD-KEMD, Dr. T Bachtiar Panjaitan, SpPD, Dr. Abiran Nababan, SpPD-KGEH, Dr. H OK Alfien Syukran SpPD-KEMD (alm), Dr. Betthin Marpaung, SpPD-KGEH, Dr. Sri M Sutadi SpPD-KGEH, Dr. Mabell Sihombing, SpPD-KGEH, Dr. Juwita Sembiring, SpPD-KGEH, Dr. Alwinsyah Abidin, SpPD, Dr. Abdurrahim Rasyid Lubis, SpPD-KGH, Dr. Chairul Bahri, SpPD (alm), Dr. Dharma Lindarto SpPD-KEMD, Dr. Umar Zein SpPD-KPTI-DTM&H-MHA, Dr. Yosia Ginting, SpPD-KPTI, Dr. Refli Hasan SpPD-SpJP, Dr. EN Keliat SpPD-KP, Dr. Blondina Marpaung SpPD-KR, Dr. Leonardo Dairy SpPD-KGEH yang merupakan guru-guru saya yang telah banyak memberikan arahan dan petunjuk kepada saya selama mengikuti pendidikan.

(5)

Dr. Zainal Safri SpPD, Dr. Rahmat Isnanta, SpPD, Dr. Santi Safril, SpPD, Dr. Dairion Gatot SpPD, Dr. Jerahim Tarigan SpPD, Dr. Endang Sembiring SpPD, Dr. Abraham SpPD, Dr. Soegiarto Gani SpPD, Dr. Savita Handayani SpPD, Dr. Franciscus Ginting SpPD sebagai dokter kepala ruangan/ senior yang telah amat banyak membimbing saya selama mengikuti pendidikan ini. 5. Direktur RSUP H Adam Malik Medan dan RSUD Dr Pirngadi Medan yang

telah memberikan begitu banyak kemudahan dan izin dalam menggunakan fasilitas dan sarana Rumah Sakit untuk menunjang pendidikan keahlian ini. 6. Kepada Direktur RSU Langsa Dr. Furkon, SpB yang telah memberikan

kesempatan dan bimbingan kepada penulis selama ditugaskan sebagai Konsultan Penyakit Dalam di RSU Langsa dalam rangka pendidikan ini. 7. Kepada Kepala Dinas Kesehatan TK I Departemen Kesehatan RI Propinsi

Sumatera Utara, Rektor Universitas Sumatera Utara, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin dan menerima saya, sehingga dapat mengikuti pendidikan keahlian ini.

8. Para sejawat peserta PPDS-Interna, perawat serta paramedis lainnya dan Bang Udin, Kak Leli, Ari, Fitri, Deni, seluruh karyawan/karyawati di lingkungan SMF/Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr Pirngadi Medan/RSUP H Adam Malik Medan atas kerja sama yang baik selama ini. 9. Para pasien rawat inap dan rawat jalan di SMF/Bagian Ilmu Penyakit Dalam

(6)

10. Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan yang telah memberikan kemudahan dan keizinan kepada penulis dalam menggunakan fasilitas untuk menyelesaikan penelitian ini.

11. Khusus mengenai karya tulis ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Harun Rasyid Lubis, SpPD-KGH sebagai Kepala Divisi Nefrologi dan Hipertensi, yang telah memberikan bimbingan dan kemudahan bagi penulis selama melaksanakan penelitian. Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada yang terhormat Dr. R. Tunggul CH Sukendar, SpPD-KGH sebagai pembimbing tesis, yang telah banyak meluangkan waktu dan dengan kesabaran membimbing penulis sampai selesainya karya tulis ini. Kiranya Allah SWT memberikan rahmat dan karunia kepada beliau beserta keluarga.

12. Kepada Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes yang telah memberikan bantuan dan bimbingan yang tulus dalam menyelesaikan penelitian ini.

Rasa hormat dan terima kasih saya yang setinggi tingginya dan setulusnya penulis tujukan kepada ayahanda Alm. Choiruddin Nasution dan Ibunda Hj. Adawiyah Lubis yang sangat ananda sayangi dan kasihi, tiada kata-kata yang paling tepat untuk mengucapkan perasaan hati, rasa terima kasih atas segala jasa-jasa ayahanda dan ibunda yang tiada mungkin terucapkan dan terbalaskan.

(7)

Kepada Istriku Dr. Delfiar Nur, terima kasih atas kesabaran, ketabahan, pengorbanan dan dukungan yang telah diberikan selama ini, semoga apa yang kita capai ini dapat memberikan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi kita dan diberkati oleh Allah SWT. Demikian juga kepada kedua anak-anak yang sangat kami sayangi Alfi Aulia Nasution dan Alfi Sani Nasution yang selalu menjadi pendorong dan penambah semangat serta pelipur lara dikala senang dan susah, terima kasih atas kesabaran, ketabahan, pengorbanan kalian selama ini dan jadikanlah ini sebagai pendorong cita-cita kalian berdua.

Kepada saudara-saudaraku, abang/kakak iparku yang telah banyak membantu , memberi semangat dan dorongan selama pendidikan, terima kasihku yang tak terhingga untuk segalanya.

Akhirnya izinkanlah penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan dan kekurangan selama mengikuti pendidikan ini, semoga segala bantuan, dorongan dan petunjuk yang diberikan kepada penulis selama mengikuti pendidikan kiranya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT yang maha pengasih, maha pemurah dan maha penyayang. Amin ya Rabbal Alamin.

Medan, Agustus 2008

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..……… i

DAFTAR ISI ……….…... viii

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ... xii

ABSTRAK ……….. xiv

BAB I. PENDAHULUAN ………... 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………..… 4

2.1 CAIRAN TUBUH………... 4

2.1.1 KOMPATEMEN CAIRAN TUBUH…………... 4

2.1.2 GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH… 5

A. Hipovolemia ………. 6

B. Dehidrasi ...………... 7

C. Hipervolemia...…. 7

D. Edema... …....………... 8

2.1.3. PERUBHAN HEMODINAMIKA CAIRAN PADA PASIEN HD REGULER ... 9

2.1.4. METODE PENGUKURAN VOLUME CAIRAN TUBUH... 11

2.3. BIO IMPEDANCE ANALYSIS (BIA)... 11

2.4 KUALITAS HIDUP PASIEN HEMODIALISIS REGULER ... 16

(9)

BAB III. PENELITIAN SENDIRI ……….... 21

3.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN ………... 21

3.2. PERUMUSAN MASALAH ……….. 24

3.3. HIPOTESA ……… 24

3.4. MANFAAT PENELITIAN ……….... 24

3.5. KERANGKA KONSEPSIONAL ………... 24

3.6. BAHAN DAN CARA ………. 25

3.6.1. DESAIN PENELITIAN ……….… 25

3.6.2. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN …….. 25

3.6.3. KRITERIA INKLUSI ………. 25

3.6.4. KRITERIA EKSKLUSI ………. 25

3.6.5. BESAR SAMPEL ………. 26

3.6.6. CARA PENELITIAN………... 26

3.6.7. ANALISA DATA ……… 27

3.6.8. DEFENISI OPERASIONAL... 27

3.6.9. KERANGKA OPERASIONAL....………... 28

BAB IV. HASIL PENELITIAN ………..….. 29

4.1. HASIL PENELITIAN………. 29

4.1.1. KARAKTERISTIK POPULASI…………..……….. 29

4.1.2. ANALISIS HUBUNGAN ANTARA VARIABEL… 31

4.2. PEMBAHASAN...……… 34

(10)

6.1. KESIMPULAN ……….. 38 6.2. SARAN ……….. 38 KEPUSTAKAAN ...……….. 39 LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. MASTER TABEL PENELITIAN ………… 45 LAMPIRAN 2. PARAMETER-PARAMETER BIO IMPEDANCE ANALYSIS ... 46 LAMPIRAN 3. SURVEY KESEHATAN UNTUK PASIEN YANG MENJALANI DIALISIS (SF-36) MEDAN

MODIFIKASI ... 47 LAMPIRAN 4. PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK

(11)

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL I. GAMBAR

GAMBAR 1

Arus listrik yang dipengaruhi panjang dan tebal jaringan ... 13 GAMBAR 2

Tehnik pengukuran komposisi tubuh dengan BIA ... 14 GAMBAR 3

Korelasi antara TBW, ECW/TBW, ICW, ICW/TBW, TBK,

dan Dry Weight dengan kesehatan fisik pasien HD regular …… 32

GAMBAR 4

Korelasi antara TBW, ECW/TBW, ICW, ICW/TBW, TBP(K),

dan Dry Weight dengan kesehatan mental pasien HD regular ... 33

II. TABEL TABEL 1.

Volume cairan kompartemen tubuh ……….... 4 TABEL 2.

Masuk dan keluarnya air ………... 6 TABEL 3.

Karakteristik dasar seluruh populasi……… ………... 29 TABEL 4.

Perbandingan usia, BB aktual, lama HD, kualitas hidup SF-36

(12)

TABEL 5.

Perbandingan parameter volume cairan tubuh yang diukur dengan BIA pasien HD reguler laki-laki dan wanita ……….. 30 TABEL 6.

Korelasi antara volume cairan tubuh yang diukur dengan BIA dan dimensi kesehatan fisik pasien HD reguler laki-laki dan wanita… 34 TABEL 7.

(13)

Abstract

THE ASSOCIATION BETWEEN BODY FLUID PARAMETERS WITH BIO IMPEDANCE ANALYSIS (BIA) AND QUOLITY OF LIFE (SF-36) IN

REGULAR HEMODIALYSIS PATIENTS

Alwi T Nst, TC Sukendar

Nephrology and Hypertension Division, Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine North Sumatera University, Pirngadi/Adam Malik Hospital,

Medan

Background, Patients on maintenance hemodialysis potential occurrence of abnormality of body water volume. The maintenance of circulating effective blood volume within an optimal range is necessary to avoid circulatory complication. Estimation dry weight may induce clinical events due to circulating complication during and after hemodialysis therapy. Volume exes cause hypertension, pulmonary edema, which increased the possibility of emergent hemodialysis and enhances the risk of cardiac chamber dilatation and hypertrophy. which would lead to potential hazards of morbidity, mortality and quolity of life. Otherwise, excess hypovolemia leads to symptomatic hypotension, dizziness, muscular cramping, gastrointestinal upset, tinnitus and circulating collapse which may cause the discontinuation of hemodialysis procedure.

The objective of this study was to examine the association between some parameters of body volume (by using Maltron BioScan 916) and quality of life (measured by SF36 questioner) in regular hemodialysis (HD) patients

Method, We recruited 44 chronic stable HD patients (HD > 3 moths, 2-3 sessions/week) in Rasyida Hemodialysis Center. BIA was performed to all subjects before HD running. Quality of Life data was collected by active interview to all subject. Blood sample for biochemistry parameters (Hb, albumin, hsCRP).

(14)

Quolity of life (SF36) shown: physical health average was : 44.12 ± 15,36, mental health : 53.15 ± 13.96. Significant positive correlation found between TBW, ICW, ICW/TBW, TBK and dry weight with physical and mental health. ECW/ICW positive correlation with mental health only. Negative correlation found between physical and mental health and ECW/TBW. There is no significant correlation between TBW and physical and mental health.

Conclusion, Positive significant correlation found between TBW. ICW, ICW/TBW, TBK and Dry weigth with physical and mental health.

(15)

Abstrak

HUBUNGAN ANTARA PARAMETER CAIRAN TUBUH YANG DIUKUR DENGAN BIO IMPEDANCE ANALYSIS DENGAN KUALITAS HIDUP

YANG DIUKUR DENGAN SF-36 PADA PASIEN HEMODIALISIS REGULER

Alwi T Nst, TC Sukendar

Divisi Nefrologi dan Hpertensi Departemen Penyakit Dalam Fak. Kedokteran Universitas Sumatera Utara/ RSUD Dr. Pirngadi/RSUP H Adam Malik Medan Latar belakang: Pasien penyakit ginjal tahap akhir baik sebelum dan sesudah dilakuakan terapi hemodialisis cenderung mengalami fluktuasi volume cairan tubuh. Oleh karena itu mempertahankan sirkulasi volume darah yang efektif dan optimal sangat diperlukan untuk menghindari komplikasi sirkulasi. Perkiraan berat badan kering mempunyai arti klinik terhadap komplikasi sirkulasi selama dan setelah terapi hemodialisis. Kelebihan volume akan menyebabkan hipertensi, odema pulmonum, yang meningkatkan kemungkinan terjadinya kegawat daruratan hemodialisis, dan meningkatkan risiko dilatasi dan hipertropi jantung. Sementara hipovolemia meyebabkan hipotensi, pusing, kram otot, gangguan gastrointestinal, tinitus dan kollaps sirkulasi yang dapat menyebabkan penghentian prosedur hemodialisis. Hal ini akan mempengaruhi kualitas hidup dan meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas pasien hemodialisis.

Tujuan: Menilai hubungan antara parameter volume cairan tubuh (dengan memakai Maltron BioScan 916) dengan kualitas hidup (dengan SF36) pasien yang menjalani hemodialisis reguler.

Metode: Penelitian dilakukan pada 44 pasien hemodialisis regular (HD>3 bulan, frekuensi 2-3/minggu) di Unit Hemodialisis Klinik Rasyida Medan. Keseluruhan pasien dilakukan: pemeriksaan Bio Impedance Analysis untuk menilai parameter volume cairan tubuh, pengisian kuesioner SF36 (menilai kualitas hidup), dan parameter bokimia (Hb, Albumin, dan marker inflamasi (HsCRP)..

Hasil: Dari 44 penderita hemodialisis reguler, terdiri dari 26 (59,1%) orang laki-laki dan 18 (40,9%) orang perempuan dengan umur rata-rata 54,9±10,5 tahun. Lama penderita menjalani hemodialisis 33,2±39,4 bulan. Nilai rata-rata parameter biokimia yaitu hemoglobin 9,6±1,9, albumin 3,8±0,5 dan Hs CRP 1,7±4,4. Parameter BIA yang digunakan untuk menilai status volume cairan tubuh adalah;

(16)

ECW/ICW 1,1±0,5, dry wight 54,7±11,6 dan TBK 10,5,3±20,5. Kualitas hidup penderita hemodialisis reguler yang diukur dengan SF36 rata-rata nilai skor kesehatan fisik 43,8±14,7, kesehatan mental 51.9±15,2. Hubungan korelasi yang positif didapatkan antara TBW, ICW, ICW/TBW, TBK, dan dry weight dengan dimensi kesehatan fisik dan mental. ECW/ICW berkorelasi positif hanya dengan dimensi kesehatan mental. Korelasi negatif adalah antara ECW/TBW dengan dimensi kesehatan fisik dan mental. Tidak ada korelasi antara ECW dengan dimensi kesehatan fisik dan mental.

Kesimpulan: Pada penelitian ini didapati ubungan korelasi yang positif antara TBW, ICW, ICW/TBW, TBK, dan dry weight dengan dimensi kesehatan fisik dan mental.

(17)

BAB I PENDAHULUAN

Air merupakan komponen utama tubuh dan merupakan medium esensial dalam tubuh. Dalam keadaan normal keseimbangan volume cairan tubuh intra dan ekstraseluler dipertahankan tetap konstan agar sel berfungsi adekuat. Keseimbangan ini dipertahankan oleh ginjal dengan mengatur ekskresi urin dan elektrolit sesuai dengan jumlah masukan dan produksi endogen tubuh dan ekskresi dari produk katabolisme seperti urea, kreatinin dan asam urat.1,2,3

(18)

Untuk itu pengukuran volume total cairan tubuh sangat dibutuhkan pada pasien-pasien hemodialisis reguler karena berhubungan langsung dengan perkiraan berat badan kering pasien. Pengukuran volume cairan tubuh secara langsung sulit dilakukan, maka dibutuhkan metode-metode pengukuran volume cairan tubuh secara tidak langsung seperti Underwater densitometry, Dual X-ray densitometry dan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA). Diantara metode-metode tersebut BIA merupakan metode yang banyak dikembangkan dan diteliti pada tahun-tahun belakangan ini oleh karena pengukurannya cepat, aman, tanpa rasa sakit, mudah diaplikasikan, nilainya mendekati nilai sebenarnya dan tidak memerlukan keterampilan khusus dalam mengoperasionalkannya.7,8

Pasien hemodialisis reguler juga menunjukkan terjadinya fluktuasi kualitas hidup yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain anemia, usia, regulasi volume cairan tubuh, status nutrisi dan lain-lain dan tentunya juga mempengaruhi morbiditas dan mortalitas.

(19)

Beberapa penelitian telah dilakukan dengan BIA dalam menganalisa volume total cairan tubuh dan hubungan volume total cairan tubuh dengan kualitas hidup pasien hemodialisis reguler.

Bellizzi dkk; mendapatkan BIA merupakan instrumen klinik yang sangat berguna untuk mendeteksi perubahan dini volume cairan tubuh pada pasien-pasien penyakit ginjal kronik, juga pasien-pasien hemodialisis reguler cenderung memiliki

TBW lebih tinggi dibanding populasi normal.11 Dumler dkk; dengan BIA

mendapatkan pasien-pasien hemodialisis reguler memiliki massa otot lebih sedikit dan sering terjadi kelebihan cairan tubuh dibandingkan dengan populasi normal.12 S.T Chang dkk; mendapatkan adanya hubungan antara berat badan kering dengan kualitas hidup pasien hemodialisis reguler dan pencapaian berat kering yang optimal meningkatkan kualitas hidup pasien.(5)

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Cairan Tubuh

Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan. Kandungan rata-rata ialah sekitar 60% dari berat badan untuk laki-laki yang berusia antara 17-40 tahun, dan 51% untuk perempuan pada rentang usia yang sama.

Kandungan air di dalam sel lemak lebih rendah dari pada kandungan air di dalam sel otot, sehingga cairan tubuh total pada orang yang gemuk (obes) lebih rendah dari mereka yang tidak gemuk.13

2.1.1. Kompartemen Cairan Tubuh

Cairan dalam tubuh dibagi dalam dua kompartemen utama yaitu cairan ekstrasel dan cairan intrasel. Cairan ekstrasel dibagi lagi menjadi plasma dan cairan interstitial.13

Tabel 1. Volume Cairan Kompartemen(dikutip dari 3)

Jenis Cairan % dari BB Volume untuk BB 70 kg (L)

Cairan tubuh total 60 42

Cairan intraseluler 40 28

Cairan ekstraseluler 20 14

Plasma 4 2,8

Cairan interstisial 16 11,2

(21)

Natrium merupakan kation yang banyak di dalam cairan ekstrasel dan kalium kation yang banyak di cairan intrasel. Keduanya mempengaruhi tekanan osmotik cairan ekstrasel dan intrasel dan langsung berhubungan dengan fungsi sel.

2.1.2. Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh13,14

Gangguan keseimbangan air adalah ketidak seimbangan antara air yang masuk ke dalam dan air yang ke luar dari tubuh, ketidak seimbangan antara cairan intersisium dan intravaskular. Ketidak seimbangan ini sangat dipengaruhi oleh osmolalitas atau oleh tekanan osmotik. Osmolalitas adalah perbandingan antara jumlah solut dan air. Solut-solut yang mempengaruhi osmolalitas dalam tubuh adalah natrium, kalium, glukosa dan urea. Makin tinggi osmolalitas maka makin tinggi tekanan osmotik.

(22)

Ada beberapa keadaan yang dapat kita temukan dalam hal gangguan keseimbangan air antara lain : hipovolemia, dehidrasi, hipervolemia, dan edema.

Tabel 2. Masuk dan Keluarnya Air(dikutip dari 3)

Masuk Keluar

Minuman 800-1500 urin 800-1500

Air makanan 475-725 Tinja 125

Air oksidasi 250 Kehilangan tidak di sadari

Kulit 250-375 Paru 250-375 Keringat 100

Masuk total _________ Keluar total __________

1525-2475 1525-2475

Pada orang dewasa dengan berat badan 70 kg, dalam lingkungan dengan suhu dan kelembapan yang sedang dan tanpa kerja fisik yang berlebihan. Harga dalam satuan ml/24 jam

____________________________________________________________

a. Hipovolemia

Hipovolemia adalah berkurangnya cairan ekstrasel dimana air dan natrium berkurang dalam jumlah yang sebanding. Hipovolemia dapat terjadi pada kehilangan air dan natrium melalui saluran cerna seperti muntah, diare, pendarahan atau melalui pipa sonde. Dapat juga melalui ginjal antara lain penggunaan diuretik, diuresis osmotik, salt-loosing nephropathy,

(23)

b. Dehidrasi

Dehidrasi adalah keadaan dimana berkurangnya volume air tanpa elektrolit (natrium) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium dari cairan ekstrasel. Akibatnya terjadi peningkatan natrium dalam ekstrasel sehingga cairan intrasel akan masuk ke ekstrasel (volume cairan intrasel berkurang). Dengan kata lain, dehidrasi melibatkan pengurangan cairan intra dan ekstrasel secara bersamaan dimana 40% dari cairan yang hilang berasal dari ekstrasel dan 60% berasal dari intrasel.

Pada keadaan dehidrasi, akan terjadi hipernatremia karena cairan yang keluar atau hilang adalah cairan yang hipotonik. Dehidrasi dapat terjadi pada keadaan keluarnya air melalui keringat, penguapan dari kulit, saluran intestinal, diabetes insipidus (sentral dan nefrogenik), diuresis osmotik, yang kesemuanya disertai oleh rasa haus dengan gangguan akses cairan. Dehidrasi dapat pula terjadi bila cairan ekstrasel masuk ke intrasel secara berlebihan pada kejang hebat atau setelah melakukan latihan berat, atau bila asupan cairan natrium hipertonik berlebihan.

c. Hipervolemia

Hipervolemia adalah suatu keadaan dimana terjadinya peningkatan volume cairan ekstrasel khususnya intravaskular (volume overload)

(24)

ginjal berat (Penyakit Ginjak Kronik Stadium IV dan V atau pada Gagal Ginjal Akut oligurik).

d. Edema

Edema adalah suatu pembengkakan yang dapat diraba akibat penambahan volume cairan intersisium.

Ada dua faktor penentu terhadap terjadinya edema antara lain : a. Perubahan hemodinamik dalam kapiler yang memungkinkan keluarnya cairan intravaskular ke dalam jaringan intersisium, (permiabilitas kapiler, tekanan hidrostatik, dan tekanan okotik),

b. Retensi natrium di ginjal.

Retensi natrium dipengaruhi oleh : a) Aktivitas sistem renin-angiotensin-aldosteron yang erat kaitannya dengan baroreseptor di arteri aferen glomerulus ginjal; b) Aktivitas ANP (atrial natriuretik peptide) yang erat

kaitannya dengan baroreseptor di atrium dan ventrikel jantung; c) Aktivitas saraf simpatis, ADH yang erat kaitannya dengan baroreseptor di

sinus-karotikus; d) osmoreseptor di hipotalamus.

(25)

2.1.3. Perubahan Hemodinamika Cairan Pada Pasien denga HD Reguler

Pada pasien HD reguler terjadi perubahan hemodinamik cairan dalam tubuh, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang antara lain:

a. Ketidak mampuan ginjal untuk mengekskresikan air dan zat terlarut seperti natrium, kalium, hidrogen akan menyebabkan kecenderungan terjadinya akumulasi cairan dan elektrolit dalam tubuh. Hal ini menyebabkan peninggian volume cairan tubuh terutama volume ekstraselluler.

b. Malnutrisi oleh karena masukan protein dan kalori yang rendah dan peningkatan katabolisme protein akibat asidosis. Hal ini akan menyebabkan penurunan berat badan dimana terjadi penurunan lemak dan otot tubuh disertai dengan peninggian volume cairan tubuh terutama volume ekstraselluler.

c. Keadaan anemia yang menyebabkan dilatasi dan hipertropi jantung serta gagal jantung. Hal ini mengaibatkan terjadinya penurunan perfusi ginjal yang menyebaban retensi garam dan air.9, 11

(26)

Hipovolemia akan menyebabkan hipotensi, pusing, kram otot, gangguan gastrointestinal, tinitus dan kolaps sirkulasi yang dapat menyebabkan penghentian prosedur hemodialisis. Hipervolemia akan menyebabkan hipertensi, edema pulmonum, yang meningkatkan kemungkinan terjadinya kegawatdaruratan hemodialisis, dan meningkatkan risiko dilatasi dan hipertropi jantung, yang akhirnya meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas pasien hemodialisis. Berdasarkan hal tersebut di atas dibutuhkan penilaian status volume cairan tubuh dan penentuan berat badan kering pasien yang merupakan komponen kunci utama dalam evaluasi dan penatalaksaan pasien hemodialisis reguler.

Dalam keadaan sehari-hari berat badan kering dinilai berdasarkan berat badan pasien setelah beberapa kali tindakan hemodialisis dimana pasien tidak ada keluhan dan tidak dijumpai edema. Perkiraan ini sering menjadi tidak tepat oleh karena adanya perubahan-perubahan yang bersifat sementara pada pasien misalnya perubahan jumlah lemak dalam tubuh ataupun perubahan status nutrisi yang mempengaruhi berat badan. Oleh karena itu dibutuhkan alat bantu yang dapat menentukan berat badan kering pasien secara kuantitatif.5,6,11

2.1.4. Metode Pengukuran Volume Cairan Tubuh

Metode pengukuran volme cairan tubuh dapat dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung.

(27)

Pengukuran secara tidak langsung volume cairan tubuh terbatas hanya memperkirakan persentase dari volume cairan tubuh dan juga komponen-komponen tubuh yang lain. Beberapa metode pengukuran yang ada antara lain adalah, Hydrostatic Weighing/Under Water Waighing, Dual-Energy X-Ray Apbsorptiometry (DEXA), Bod Pod Air Displacement, Near Infrared Interactance (NIR), Magnetig Resonance Imaging (MRI), Total Body Electrical Conductivity (TOBEC), Total Body Water (TBW), Total Body Potasium (TBK), dan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA).

Dari semua metode pengukuran tersebut diatas, BIA mempunyai kelebihan yaitu sederhana, dapat dilakukan dengan cepat, biaya murah, dan akurasi mendekati nilai yang sebenarnya.15,16

2.2. Bio Impedance Analysis

Bio Impedance Analysis (BIA) adalah metode noninvasif dalam mengevaluasi komposisi cairan tubuh, sederhana, aman, murah, mudah digunakan, hasil segera didapat, dapat dibawa kemana-mana, dan banyak dipakai di unit hemodialisis. BIA menganalisa komposisi cairan tubuh secara tidak langsung dengan mencatat perubahan impedance arus listrik segmen tubuh.15

Prinsip BIA adalah mengukur perubahan arus listrik jaringan tubuh yang didasarkan pada asumsi bahwa jaringan tubuh adalah merupakan konduktor silinder ionik dimana lemak bebas ekstrasellular dan intraseluler berfungsi sebagai

(28)

berhubungan dengan konsentrasi, mobilitas, dan temperatur medium. Jaringan terdiri dari sebagian besar air dan elektrolit yang merupakan penghantar listrik yang baik, sementara lemak dan tulang merupakan penghantar listrik yang buruk.16

Ada beberapa istilah yang dipergunakan dalam BIA yaitu impedance, resistance (R) dan capasitance (Xc).

Impedance adalah perubahan frekuensi arus listrik yang melewati jaringan tubuh dimana frekuensi arus listrik diperlambat atau dihambat.

Impedance merupakan kombinasi dari resistance (R) dan capasitance (Xc). Resistance merupakan tahanan frekuensi arus listrik yg dihasilkan oleh cairan intra dan ekstrasel sedangkan capasitance merupakan tahanan frekuensi arus listrik yg dihasilkan oleh jaringan dan membran sel.

Resistance dan capasitance berbanding lurus dengan panjang jaringan dan berbanding terbalik dengan tebal jaringan tubuh. (Gambar 1)

(29)

Impedance total adalah kombinasi dari resisten dan reaktan sepanjang jaringan.

Resisten dan kapasitan dapat diukur dengan berbagai tingkat frekuensi. Pada frekuensi nol gelombang tidak dapat menembus membran sel yang berfungsi sebagai insulator, dan karenanya gelombang hanya melewati cairan ekstraseluler, sedangkan frekuensi tinggi gelombang dapat menembus membran sel yang menjadi kapasitor sempurna, dan karenanya gelombang melewati cairan intraseluler dan ekstraseluler. Dengan frekuensi 50 kHz, gelombang melewati baik cairan intra dan ekstraseluler, meskipun proporsinya berbeda dari jaringan ke jaringan lain.

Hubungan antara resistance dengan capasitance merefleksikan perbedaan elektrik dari jaringan yang dipengaruhi oleh berbagai penyakit, status nutrisi dan status volume cairan tubuh.

Pengukuran dari hubungan ini merefleksikan volume cairan tubuh {Total Body Water (TBW), Extracelluler Water (ECW) dan Intracelluler Water (ICW)} dan status nutrisi tubuh {Body Cel Mass (BCM), Fat Free Mass (FFM) dan Fat Mass(FM)}.

(30)
[image:30.612.120.460.85.311.2]

Gambar 2. Tehnik pengukuran komposisi tubuh dengan BIA

Dalam penatalaksanaan pasien-pasien hemodialisis reguler, aplikasi klinis pemakaian BIA mencakup.1

1. Menentukan status volume cairan tubuh.

Salah satu tujuan terapi hemodialisis adalah mencapai dan mempertahankan keadaan euvolemik yang disebut sebagai berat badan kering. Pengeluaran cairan yang inadekuat dapat menyebabkan hipertensi, sesak nafas, edema, dan edema pulmonum, pengeluaran cairan berlebihan akan menyebabkan hipotensi, kram otot dan muntah-muntah. Pengukuran langsung TBW dan kompartemennya dapat membantu secara kwantitatif dalam menentukan status volume cairan tubuh.

2. Memahami mekanisme perubahan fisiologik dan hemodinamik selama sesi hemodialisis.

(31)

kompartemen, mempelajari perubahan fisiologik cairan selama hemodialisis dan menentukan strategi untuk mendapatkan hemodialisis yang efektif dan ditoleransi. 3. Monitoring adekuasi hemodialisis.

Tujuan hemodialisis adalah untuk mencapai bersihan adekuat dari molekul-molekul kecil seperti urea. Urea kinetic modelling adalah yang umum digunakan untuk memperkirakan bersihan urea plasma selama hemodialisis dan penentuan lama hemodialisis. Pengguanaan urea kinetic modelling menunjukkan keakuratan pengukuran TBW oleh karena berhubungan dengan Kt/V, dimana K adalah bersihan urea dari dialiser (ml/mnt), t adalah waktu (mnt) dan V adalah volume distribusi urea (L). Karena urea diasumsikan terdistribusi dalam cairan tubuh,

V=TBW. BIA digunakan sebagai alat yang sederhana dalam mengukur TBW oleh karena itu dapat memonitoring terapi hemodialisis.

4. Penentuan status nutrisional.

(32)

Parameter BIA yang digunakan untuk menilai status volume cairan tubuh adalah; Total Body Water (TBW), Extracellular Water (ECW), Intracellular Water (ICW), TBW (%), ECW/TBW (%), ICW/TBW (%), ECW/ICW (%), Dry Wight (kg)

dan Total Bodi Potassium (TBK). Disamping itu TBW berhubungan langsung dengan perkiraan berat badan kering pasien. TBP juga berhubungan dengan kadar total kalium tubuh intra dan ekstraseluler. Kelebihan volume cairan tubuh dikarakteristikkan dengan peningkatan TBW, ECW dan penurunan ICW.1,19

2.4. Kualitas Hidup Pasien HD Reguler

Kualitas hidup menurut Cummins (1997) adalah kumpulan beberapa hal seperti: kesejahteraan material, kesehatan, produktivitas, keakraban, keamanan, kesejahteraan masyarakat dan kesejahteraan emosional yang dinilai baik secara obyektif (menurut nilai-nlai kultural) maupun subyektif (kepuasan yang diukur secara induvidu). Penilaian kualitas hidup umumnya dilakukan pada penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, asma, keganasan, AIDS dan penyakit-penyakit ginjal tahap akhir, karena pada penyakit-penyakit tersebut kualitas hidup dapat berubah baik akibat pengaruh terapi jangka panjang maupun jangka pendek.

Banyak tersedia instrumen pengukur kualitas hidup, dimana umumnya terbagi kedalam instrumen non spesifik/generik dan instrumen spesifik (disease spesific). 20-25

2.4.1. Instrumen non spesifik/generik SF-36

(33)

penyakit kronis dan bisa juga digunakan untuk menilai kualitas hidup pada populasi yang sehat.

SF-36 telah terbukti dapat dipakai untuk menilai kualitas hidup penderita penyakit kronis termasuk gagal ginjal kronis.

SF-36 berisi 36 pertanyaan yang terdiri dari 8 skala anatara lain : 26-28 1. Fungsi fisik (Physical Functioning)

Terdiri dari 10 pertanyaan yang menilai kemampuan aktivitas seperti berjalan, menaiki tangga, membungkuk, mengangkat dan gerak badan. Nilai yang rendah menunjukkan keterbatasan semua aktivitas tersebut, sedangkan nilai yang tinggi menunjukkan kemampuan melakukan semua aktivitas fisik termasuk latihan berat.

2. Keterbatasan akibat masalah fisik (Role of Phsycal)

Terdiri dari 4 pertanyaan yang mengevaluasi seberapa besar kesehatan fisik mengganggu pekerjaan dan aktivitas sehari-hari lainnya. Nilai yang rendah menunjukkan bahwa kesehatan fisik menimbulkan masalah terhadap aktivitas sehari-hari, antara lain tidak dapat melakukannya dengan sempurna, terbatas dalam melakukan aktivitas tertentu atau kesulitan didalam melaukan aktivitas. Nilai yang tinggi menunjukkan kesehatan fisik tidak menimbulkan masalah terhadap pekerjaan ataupun aktivitas sehari-hari.

3. Perasaan sakit/nyeri (Bodily Pain)

(34)

rumah. Nilai yang rendah menunjukkan rasa sakit yang sangat berat dan sangat membatasi aktivitas. Nilai yang tinggi menunjukkan tidak ada keterbatasan yang disebabkan oleh rasa nyeri.

4. Persepsi kesehatan umum (General Health)

Terdiri dari 5 pertanyaan yang mengevaluasi kesehatan termasuk kesehatan saat ini, ramalan tentang kesehatan dan daya tahan terhadap penyakit. Nilai yang rendah menunjukan perasaan terhadap kesehatan diri sendiri buruk atau memburuk. Nilai yang tinggi menunjukkan perasaan terhadap kesehatan diri sendiri sangat baik.

5. Energi/Fatique (Vitality)

Terdiri dari 4 pertanyaan yang mengevaluasi tingkat kelelahan, capek dan lesu. Nilai yang rendah menunjukkan perasaan lelah, capek dan lesu sepanjang waktu. Nilai yang tinggi menunjukkan perasaan penuh semangat dan energi selama 4 minggu yang lalu.

6. Fungsi Sosial (Social Functioning)

Terdiri dari 2 pertanyaan yang mengevaluasi tingkat kesehatan fisik atau masalah emosional mengganggu aktivitas sosial yang normal. Nilai yang rendah menunjukkan gangguan yang sering dan sangat terganggu. Nilai yang tinggi menunjukkan tidak ada gangguan selama 4 minggu yang lalu. 7. Keterbatasan akibat masalah emosional (Role Emotional)

(35)

termasuk menurunnya waktu yang dihabiskan untuk aktivitas, pekerjaan menjadi kurang sempurna dan bahkan tidak dapat bekerja seperti biasanya. Nilai yang tinggi menunjukkan tidak ada gangguan aktivitas karena masalah emosional.

8. Kesejahteraan mental (Mental Health)

Terdiri dari 5 pertanyaan yang mengevaluasi kesehatan mental secara umum termasuk depresi, kecemasan dan kebiasaan mengontrol emosional. Nilai yang rendah menunjukkan perasaan tegang dan depresi sepanjang waktu. Nlai yang tinggi menunjukkan perasaan penuh kedamaian, bahagía dan tenang sepanjang 4 minggu yang lalu.

Skala SF-36 ini kemudian dibagi menjadi 2 dimensi, dimana persepsi kesehatan umum, energi, fungsi sosial dan keterbatasan akibat masalah emosional disebut sebagai dimensi “Kesehatan Mental” (Mental Component Scale) dan fungsi fisik, keterbatasan akibat masalah fisik, perasaan sakit/nyeri, persepsi kesehatan umum dan energi disebut sebagai dimensi “Kesehatan Fisik” (Physical Component Scale). Masing-masing skala dinilai dengan kemungkinan cakupan nilai 0-100, dimana skor yang lebih tinggi menandakan kualitas hidup yang lebih baik.29-32

(36)

barang yang ringan 7-10 kg. “Walking several blocks”, satu blok diterjemahkan menjadi 100 meter. Diterjemahkan “Berjalan beberapa ratus meter (± 500 M)” dan lain-lain. SF-36 yang sudah diterjemahkan dan dimodifikasi ini disebut sebagai SF-36 Medan Modifikasi.

(37)

BAB III

PENELITIAN SENDIRI

3.1. Latar Belakang

Ginjal memiliki peranan penting dalam mempertahankan keseimbangan volume cairan tubuh intra dan ekstraseluler tetap konstan agar sel berfungsi adekuat. Keseimbangan ini dipertahankan dengan mengatur ekskresi urin dan elektrolit sesuai dengan jumlah masukan dan produksi endogen tubuh serta ekskresi dari produk katabolisme seperti urea, kreatinin dan asam urat.3

Pada penyakit ginjal kronik terjadi penurunan fungsi ginjal secara perlahan dan ireversibel hingga akhirnya terjadi gagal ginjal yang memerlukan terapi pengganti seperti hemodialisis, peritoneal dialisis dan transplantasi ginjal. Di Amerika Serikat dijumpai lebih dari 300.000 penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis, dengan perkiraan terdapat 70.000 pasien baru yang menjalani hemodialisis per tahun.3,38

Penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis akan mengalami keadaan fluktuasi status hidrasi dan konsentrasi elektrolit plasma, yang dapat berakibat edema, kongesti kardiopulmonal ataupun dehidrasi dan hipotensi. Selama proses hemodialisis penarikan cairan dapat dilakukan sehingga terjadi pertukaran cepat diantara cairan ektraseluler dan intraseluler.4

(38)

Salah satu tujuan terapi hemodialisis adalah mencapai dan mempertahankan status berat badan kering. Dalam keadaan sehari hari penilaian berat badan kering (aktual berat badan kering) dilakukan secara coba-coba berdasarkan pada berat badan pasien paska hemodialis dalam beberapa kali tindakan hemodialisis dimana pasien merasa nyaman dan sediit kram pada akhir proses HD. Oleh karena itu sangatlah bermanfaat bila ada instrumen yang dapat menilai kompartemen cairan tubuh dan mampu memperkirakan berat badan kering pasien. 4

Bio Impedance Analysis (BIA) adalah metode yang obyektif, non invasif dalam mengevaluasi komposisi tubuh. BIA merupakan alat yang dapat mendeteksi perubahan dini status volume cairan tubuh. Parameter BIA yang digunakan untuk menilai status volume cairan tubuh adalah antara lain Total Body Water (TBW), Extracellular Water (ECW), Intracellular Water (ICW), TBW (%), ECW/TBW (%),

ICW/TBW (%), ECW/ICW (%), Dry Wight (kg) dan Total Bodi Potassium (TBK).2,

9,11,39

(39)

Masing-masing skala dinilai dengan kemungkinan skor 0-100, dimana skor yang lebih tinggi menandakan kualitas hidup yang lebih baik.9

Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai pemakaian BIA dalam menganalisa volume total cairan tubuh, dan penelitian mengenai hubungan volume total cairan tubuh dengan kualitas hidup pasien hemodialisis reguler.

Bellizzi dkk; mendapatkan BIA merupakan instrumen klinik yang sangat berguna untuk mendeteksi perubahan dini volume cairan tubuh pada pasien-pasien penyakit ginjal kronik dan juga mendapatkan pasien-pasien-pasien-pasien hemodialisis reguler cenderung memiliki TBW lebih tinggi dibanding populasi normal.11 Dumler dkk; mendapatkan pasien-pasien hemodialisis reguler memiliki massa otot lebih sedikit dan sering terjadi kelebihan cairan tubuh dibandingkan dengan populasi normal.12 Chang dkk; mendapatkan adanya hubungan antara berat badan kering dengan kualitas hidup pasien hemodialisis reguler dan pangukuran berat kering yang optimal meningkatkan kualitas hidup pasien.5

Masih sedikitnya penelitian-penelitian yang menghubungkan antara volume cairan tubuh yang diukur dengan BIA dengan kualitas hidup yang diukur dengan

SF-36 pasien-pasien hemodialisis reguler, dan sepengetahuan kami belum adanya penelitian yang menghubungkan antara kedua instrumen tersebut di Indonesia. Tertarik dengan hal ini, kami lakukan penelitian potong lintang untuk melihat hubungan antara distribusi cairan tubuh yang ditentukan dengan BIA dan hubunganya dengan kualitas hidup yang ditentukan dengan SF-36 (Medan Modifikasi) pada pasien hemodialisis reguler di Medan.

(40)

3.2. Perumusan Masalah

3.2.1. Apakah parameter volume cairan tubuh yang diukur dengan BIA berhubungan dengan kualitas hidup yang diukur dengan SF-36 pada pasien hemodialisis regular.

3.3. Hipotesa

3.3.1. Ada hubungan parameter volume cairan tubuh yang diukur dengan BIA dengan kualitas hidup yang diukur dengan SF-36 pada pasien hemodialisis regular.

3.4. Manfaat Penelitian

- Dengan penelitian ini diharapkann BIA dapat dipakai sebagai alat non invasif, mudah dan aktual dalam deteksi dini perubahan komposisi cairan tubuh pasien hemodialisis reguler, juga sebagai alat bantu dalam menilai berat badan kering pasien yang erat hubungannya dengan kualitas hidup.

3.5. Kerangka Konsepsional

BIA

Fluktuasi Volume Cairan

Tubuh Pasien Hemodialisis

Reguler

Kualitas Hidup

(41)

3,6. Bahan dan Cara

3.6.1. Desain Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode potong lintang yang deskriptif analitik.

3.6.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan September 2007 s/d Juni 2008 di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan

3.6.3. Kriteria inklusi

a. Penderita gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis reguler ≥ 3 bulan dengan frekuensi hemodialisis 2-3 kali perminggu atau minimal 8 kali hemodialisis dalam sebulan.

b. Usia 18-60 thn c. Tidak ada asites d. Hb > 7 gr/dl

e. Bersedia ikut dalam penelitian 3.6.4. Kriteria eksklusi

a. Penderita yang pernah menjalani rawat inap lebih dari 1 minggu dalam 3 bulan terakhir

(42)

3.6.5. Besar sample

Perkiraan besar sampel

Zα + Zβ 2 N = + 3 0,5 ln {[1 + r]/1 – r]}

Dimana : Z = nilai normal berdasarkan = 0,05 dan Z = 1,96 Zβ = nilai normal berdasarkan β = 0,20 dan Zβ = 0,84 r = korelasi 0,439

1,96 + 0,84 2 N = + 3 0,5 ln {[1 + 0,439]/1 – 0,439]} = 38,4 ≈ 38

Jadi besar sampel minimal 38 orang

3.6.6. Cara penelitian

Terhadap semua pasien yang termasuk dalam penelitian dilakukan : a. Dicatat nama, umur, jenis kelamin, berat badan aktual dan tinggi

badan.

b. Puasa 8-10 jam sebelum dilakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan laboratorum (Hb, albumin, Hs CRP).

(43)

d. SF-36 Medan modifikasi, terlebih dahulu disosialisasikan kepada pasien tentang maksud pertanyaan.

3.6.7. Analisa Data

Untuk menguji hubungan BIA dengan kualitas hidup SF- 36 (Medan Modifikasi) dipakai uji Pearson’s correlation coefficient Nilai p< 0,05 secara statistik disebut bermakna.

3.6.8. Defenisi Operasional

- Aktual beral badan kering adalah berat badan yang ditentukan paska hemodialisis setelah beberapakali tindakan hemodailisis yang sesuai dirasakan pasien dan tanpa keluhan.

- Total Body Water (TBW) adalah kombinasi dari seluruh komponen tubuh yang terdiri dari air, jumlahnya berkisar 50-60% berat badan.

- Intracellular Water (ICW) adalah seluruh cairan yang berada dalam sel, jumlahnya berkisar 60% dari TBW.

- Extracellular Water (ECW) adalah cairan yang bersirkulasi dalam pembuluh darah, di antara sel, dalam spinal dan dalam salran makanan, jumlahnya 40% dari TBW.

- Dry Weight adalah berat badan kering yang dinilai dengan BIA.

(44)

3.6.9. Kerangka Operasional

Status Cairan Tubuh dengan BIA

Hubungan ?

Kualitas Hidup dengan SF-36 Berat Badan Kering

Aktual Dicatat :

Identitas, umur, kelamin, TB dan BB Subyek :

(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENELITIAN 4.1.1. Karakteristik Populasi

Dari 44 pasien hemodialisis reguler, terdiri dari 26 (59,09%) orang laki-laki dan 18 (40,91%) orang wanita dengan umur rata-rata 54,9±10,5 tahun. Lama pasien menjalani hemodialisis rata-rata 33,2±39,4 bulan. Nilai rata-rata parameter biokimia yaitu hemoglobin 9,6±1,9 gr%, albumin 3,8±0,5 g/dl. Nilai rata-rata parameter volume cairan tubuh yang diukur dengan BIA adalah TBW(Lt) 32,7±6,3, ECW(Lt) 16,8±4,4, ICW(Lt) 15,9±3,9 TBW(%) 57,1±5,6, ECW/TBW(%) 51,3±8,5, ICW/TBW(%) 48,7±8,6, ECW/ICW(%) 1,1±0,5, dry wight (Kg) 54,7±11,6 dan TBK(g) 10,5,3±20,5. Rata-rata total nilai skor kualitas hidup pasien HD yang dinilai dengan skor SF-36 adalah; kualitas hidup dimensi kesehatan fisik 43,8±14,7, dimensi kesehatan mental 51,9±15,2. (Tabel 3).

Table 3. Karakteristik Dasar Seluruh Populasi

Karakteristik Keseluruhan Pasien

(n=44)

Usia (Thn) 54,9±8,5

Kelamin

Laki-laki 26 (59,09%)

Wanita 18 (40,91%)

BB aktual (Kg) 57,4±10,5

Lama HD (Bulan) 33,2±39,4

Biokimia(Laboratorium)

Hb (g%) 9,6±1,9

Allbumin (g/dl) 3,8±0,5

Parameter BIA

TBW (Lt) 32,7±6,3

(46)

ECW (Lt) 16,8± 4,4

ECW/TBW (%) 51,3±8,5

ICW (Lt) 15,9 3,9

ICW/TBW (%) 48,7±8,6

ECW/ICW (%) 1,1±0,5

TBK/TBP (g) 105,3±20,5

Dry weight (Kg) 54,7±11,6

Skor Kualtas Hidup SF-36 (0-100)

Dimensi Kes. Fisik 43,8±14,7

Dimensi Kes. Mental 51,9±15,2

[image:46.612.83.531.277.462.2]

*TBW,total body water;ECW,extracellular water;ICW,intracellular water;TBK/P total body K

Table 4. Perbandingan usia, BB aktual, lama HD, kualitas hidup (SF-36) dan laboratorium pasien HD reguler laki-laki dan wanita

Karakteristik Laki Wanita p S/NS (n=26) (n=18)

Usia (thn) 56,8±8,2 52,3±8,5 0,09 NS BB aktual (Kg) 61,7±9,9 51,3±8,3 0,01 S Lama HD (bulan) 23,3±20,3 47,4±55,4 0,05 NS Sf 36, kes.fisik (0-100) 46,6±16,0 39,5±11,7 0,08 NS Sf 36, kes.mental (0-100) 54,3±17,2 48,4±11,5 0,18 NS Hb (gr%) 10,2±2,0 8,3±1,5 0,01 S Albumin (g/dl) 3,8±0.5 3,8±0,4 0,93 NS

*S: significant (p<0,05), NS: Non Significant

Dari tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan bermakna secara statistik antara usia, lama HD, kualitas hidup dimensi kesehatan fisik, kualitas hidup dimensi kesehatan mental dan kadar albumin pada laki-laki dan wanita. Terdapat perbedaan bermakna aktual berat badan kering dan kadar Hb antara laki-laki dan wanita dimana laki-laki lebih tinggi dari wanita.

Table 5. Perbandingan parameter volume cairan tubuh yang diukur dengan BIA pasien HD reguler laki-laki dan wanita

Parameter Laki Wanita p S/NS (n=26) (n=18)

[image:46.612.82.531.652.717.2]
(47)

TBW (%) 57,8±5,2 56,1±6,1 0,35 NS

ECW (Lt) 18,7±4,6 13,9±1,7 0,01 S

ECW/TBW (%) 53,1±10,1 48,7±4,3 0,03 S

ICW (Lt) 16,6±4,6 14,8±2,3 0,09 NS

ICW/TBW (%) 46,9±10,1 51,4±4,4 0,06 NS

ECW/ICW (%) 1,3±0,6 1,0±0,2 0,03 S

TBK(TBP) (g) 115,9±18,1 89,8±12,5 0,01 S Dry weight (Kg) 57,5±11,5 50,7±9,4 0,04 S

*TBW,total body water;ECW,extracellular water;ICW,intracellular water;TBK,total body K S: significant (p<0,05), NS: Non Significant

Dari table 5 diatas dapat dilihat parameter caira tubuh TBW(Lt), ECW(Lt), ECW/TBW(%), ECW/ICW(%), TBP dan dry weight berbeda bermakna antara laki-laki dan wanita dimana laki-laki-laki-laki lebih tinggi nilainya dari wanita, parameter lain seperti TBW(%), ICW(L) dan ICW/TBW(%) tidak berbeda bermakna antara laki-laki dan wanita.

4.1.2. Analisis hubungan antara variable

(48)

p:0,04 p:0,03

p:0,01

[image:48.612.88.498.86.362.2]

p:0,03 p:0,01 p:0,01

Gambar 3. Korelasi antara TBW(Lt), ECW/TBW(%), ICW(Lt), ICW/TBW(%), TBK(g),

dan Dry Weight (Kg) dengan kesehatan fisik pasien HD reguler

(49)

p:0,01 p:0,01 p:0,01

p:0,01

[image:49.612.86.514.88.414.2]

p:0,01 p:0,01

Gambar 4. Korelasi antara TBW(Lt), ECW/TBW(%), ICW(Lt), ICW/TBW(%), TBK (g), dan Dry

Weight (Kg) dengan kesehatan mental pasien HD reguler

(50)
[image:50.612.88.528.342.518.2]

Kemudian dilakukan analisa korelasi antara parameter volume cairan tubuh dengan kualitas hidup dimensi kesehatan fisik pada laki-laki dan wanita, didapati korelasi positif bermakna ICW(Lt), TBK, dan dry weight pada laki-laki, korelasi negatif bermakna ECW(Lt) pada wanita. Dengan dimensi kesehatan mental; TBW(Lt), ICW(Lt), ICW/TBW(%), TBK dan dry weight berkorelasi positif sedangkan ECW/TBW(%) dan ECW/ICW(%) berkorelasi negatif pada laki-laki. ECW(Lt) berkorelasi negatif dengan dimensi kesehatan mental pada wanita.(Tabel 6 dan 7).

Tabel 6. Korelasi antara volume cairan tubuh yang diukur dengan BIA dan dimensi kesehatan fisik pasien HD regular laki-laki dan wanita

Parameter Dimensi Kes. Fisik --- Laki-laki Wanita (r : p) (r : p)

TBW (Lt) 0,26 : 0,21 -0,39 : 0,11

TBW (%) -0,36 : 0,07 -0,12 : 0,63 ECW (Lt) -0,13 : 0,52 -0,56 : 0,01 ECW/TBW (%) -0,34 : 0,09 -0,29 : 0,23

ICW (Lt) 0,40 : 0,04 -0,11 : 0,66

ICW/TBW (%) 0,34 : 0,09 0,29 : 0,23 ECW/ICW (%) -0,31 : 0,13 -0,28 : 0,25 TBK(TBP) (g) 0,42 : 0,03 -0,22 : 0,37 Dry weight (Kg) 0,45 : 0,02 -0,12 : 0,54

Tabel 7. Korelasi antara volume cairan tubuh yang diukur dengan BIA dan dimensi kesehatan mental pasien HD regular laki-laki dan wanita

Parameter Dimensi Kes. Mental ---

Laki-laki Wanita (r : p) (r : p)

TBW (Lt) 0,41 : 0,04 -0,37 : 0,12

TBW (%) -0,34 : 0,09 -0,42 : 0,07 ECW (Lt) -0,12 : 0,56 -0,45 : 0,04 ECW/TBW (%) -0,43 : 0,03 -0,20 : 0,42

ICW (Lt) 0,53 : 0,01 -0,16 : 0,53

[image:50.612.84.532.570.705.2]
(51)

ECW/ICW (%) -0,39 : 0,04 -0,19 : 0,44 TBK(TBP) (g) 0,57 : 0.01 -0,23 : 0,28 Dry weight (Kg) 0,55 : 0,01 0,07 : 0,76

4.2. PEMBAHASAN

Evaluasi status volume cairan tubuh yang optimal untuk memperoleh berat badan yang ideal bagi pasien-pasien HD regular masih merupakan permasalahan hingga sekarang. Pencapaian keakuratan berat badan kering untuk menghindari terjadinya komplikasi sirkulasi baik berupa over hidrasi maupun dehidrasi sangat mempengaruhi kualitas terapi dialisis dan kualitas hidup pasien HD regular.5 Disamping itu pasien yang menjalani HD reguler akan mengalami penurunan baik kesehatan fisik maupun mental yang bermakna dibandingkan dengan populasi umum.33

(52)

lebih tinggi dari wanita. Sementara faktor lain yang mempengaruhi volume cairan tubuh seperti albumin (status nutrisi) tidak berbeda antara laki-laki dan wanita.

Dengan memakai uji korelasi Pearson pada keseluruhan pasien didapatkan adanya hubungan korelasi baik positif maupun negatif yang bermakna antara parameter-parameter volume cairan tubuh yang diukur dengan BIA dengan kualitas hidup yang dinilai dengan skor SF-36 Medan modifikasi. Korelasi positif bermakna didapatkan antara kualitas hidup dimensi kesehatan fisik dan mental yaitu pada parameter TBW(Lt) (r:0,22,p:0,04 dan r:0,29,p:0,01), ICW(Lt) (r:0,34,p:0,01 dan r:0,44, p:0,01), ICW/TBW(%) (r:0,24,p:0,03 dan r:0,32,p:0,01), TBK(g) (r:0,35,p:0,01 dan r:0,41,p:0,01) dan dry weight (Kg) (r:0,34,p:0,01 dan r:0,46,p:0,01), korelasi negatif bermakna antara dimensi kesehatan fisik dan mental pada parameter ECW/TBW(%) (r:-0,24,p:0,03 dan r:-0,32,p:0,01). Sedangkan ECW/ICW(%) (r:-0,28,p:0,01) hanya berkorelasi negatif dengan dimensi kesehatan mental. Dari hubungan korelasi tersebut menunjukkan volume cairan intraseluler (ICW) dan kadar Kalium total tubuh (TBK) berkorelasi positif dengan kualitas hidup baik dimensi kesehatan fisik dan dimensi kesehatan mental. Sementara volume cairan ekstraseluler (ECW/TBW) berkorelasi negatif dengan kualitas hidup.

(53)

positif dengan dimensi kesehatan mental, sedangkan ECW/TBW berkorelasi negatif dengan dimensi kesehatan fisik dan mental (0,34,p:0,09 dan r:-0,43,p:0,03). Pada wanita didapati hanya yang berkorelasi negatif dengan dimensi kesehatan fisik dan mental yaitu ECW (r:-0,56,p:0,01 dan r:-0,45,p:0,04). Dari hubungan korelasi antara parameter volume cairan tubuh dengan kualitas hidup pasien HD reguler laki-laki dan wanita juga tergambar bahwa volume cairan intraseluler (ICW) dan kadar K total tubuh (TBK) mempunyai korelasi positif dengan kualitas hidup, sementara volume cairan ekstraseluler (ECW) berkorelasi negatif dengan kualitas hidup.

Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa adanya korelasi positif bermakna kualitas hidup pasien HD reguler dengan volume cairan intraselluler dan juga dengan kadar K total tubuh. Apakah hal ini disebabkan karena sebagian besar ion K berada di dalam sel sehingga kadar K total tubuh mempertahankan cairan dalam sel, atau apakah kadar K total tubuh mempunyai hubungan langsung dengan kualitas hidup, tidak dapat diungkapkan dalam penelitian ini.

Sedangkan volume cairan ekstraseluler berkorelasi negatif bermakna dengan kualitas hidup oleh karena berhubungan langsung dengan komplikasi sirkulasi baik overhidrasi atau dehidrasi.

Dari penelitian ini juga diketahui pencapaian berat badan kering (dry weihgt) pasien HD reguler berkorelasi positif bermakna dengan kualitas hidup.

(54)
(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

5.1.1. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa pencapaian berat badan kering dan mengetahui kompartemen volume cairan tubuh sangat diperlukan dalam peningkatan kualiatas hidup pasien HD regular. 51.3. BIA merupakan alat yang efektif digunakan dalam penentuan

secara kuantitatif kompartemen volume cairan tubuh, kadar K total tubuh dan berat badan kering pasien HD regular.

5.2. SARAN

5.2.1. Di unit-unit hemodialisis perkiraan berat badan kering pasien selain dengan memperkirakan berat badan kering aktual, sebaiknya juga dilakukan penentuan berat badan kering, pengukuran volume cairan kompartemen tubuh dan kadar K total tubuh dengan BIA.

(56)

KEPUSTAKAAN

1. Seung Woo Lee, Joon Ho Song, Gyeong A Kim, Kyong Joo Lee and Moon-Jae Kim. Assessment of total body water from anthropometry-base equation using bioelectrical impedance as reference in Korean adult control and haemodialysis subjects. Nephrol Dial Transplant: 16, 2001; 91-7.

2. Andreia Coroas, Jose Oliveira, Susana Sampaio, Catia Borges, at all. Sequential body composition analysis by bioimpedance early post-kidney Transplantation. Transplan International: 18, 2005; 541- 7

3. Siregar P. Ganguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Dalam: Sudoyo AW, Stiyohadi B, Alwi I, Simadibrata K M, Setiati S, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid I. Jakarta. Balai Penerbit FKUI, 2006; 529-37.

4. Robert F K, Peter MJM, Rani G. Use Of Bioelectrical Impedance Analysis Measurements in The Clinical Management of Patients Undergoing Dialysis. Am J Clin Nutr, 1996; 503-9.

5. S-T. Chang, C-L. Chen, C-C Chen, K-C. Hung. Clinical events occurrence and th changes of quality of life in chronic haemodialysis patients with dy eight determined by echocarduographic method. J Clin Pract, 2004; 1101- 7

6. Carlo Basile, Luigi Vernaglione, Biagio Di Lorio, Vincenza Bellizi at all. Development and Validation of Bioimpedance Analysis Prediction equations for Dry Weight in Hemodialysis Patients. Clin J. Am Soc Nephrol, 2007; 91-7. 7. Ursula G.Kyle, Ingvar Bosaeus, Antonio D, De Lorenzo at all. Bioelectrical

(57)

8. Qiang Z, Xiao NS, Li Fan and Ping Ye. Corelation of body composition with cardiac function and arterial compliance. Clinical and Experimental Pharmacology and Physiology 2007; 1-5

9. Kamyar Kalantar Zadeh, Joel D Kopple, Gladys Block and Michael H Hmphreys. Association among SF36 Quality of life measures and Nutrition, Hospitalization, and mortality in Hemodialysis. J AM Soc Nephrol: 12, 2001; 2797- 806.

10. Fernando V. Quality of life benefits of eral anemia treatment. Nephrol Dial. Transpalt 2000. 15; 23-8

11. Vincenzo Bellizzi, Luca Scalfi, Vincenzo Terracciano at all. Early changes in bioelectrical estimates of body composition in chronic kidney disease. J AM Soc Nephrol: 17, 2006; 1481- 7.

12. Dumler F and Kelate C. Bioelectrical Impedance in Chronic Maintenance Dialysis Patients. Comparisons to the National Health and Nutrition Examination Survey III. J. Ren. Nutr, 2003; 166 – 72.

13. Gary G, Singer, Barry M, Brenner. Fluid and electrolyte disturbance. In: Braunwald E, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL (eds). Harison’s Principle of Internal Medicine-15th Ed. Mc Graw-Hill Medical Publishing Division. New York. 2001; 271-83

14. Michael R, Clarkson, Barry M, Brenner. Pathophysiologi of water Metabolism.In: The Kidney 7th Ed. Elsevier Saunders 2005; 111-32

(58)

16. Shumei S, Guo, Roger M, Siervogel, Cameron C. Epidemiological Applications of Body Composition. The Effects and Adjustment of Measurement Errors. Annals New York Academy of Sciences; 312-16

17. Anita S and RK Sharma. Role of Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) in Renal Diseases. Indian J Nephrol, 2005; 194 - 7

18. Gudivaka,D, A.Schoeller, R.F.Kushner, and M.J.G. Single and multifrequency model for bioelectrical impedance analysis of body water compartments. J Appl Physol:.87, 1999; 1087- 96

19. GRAF Maltron BioScan 916 Interpretation Manual, 2005

20. Testa MA, Simonson DC. Assessment of quality of life outcomes. In: The New England Journal of Medicine, 1996;13;334;835-40

21. Merkus MP, Jager KJ, Dekker FW, Rob J de Ham, Boeschoten EW, Krediet RT. Physical symptoms and quality of life in patients on chronic dialysis: result of the Netherlands Cooperative Study on Adequcy of Dialysis. In: Nephrology Dialysis Transplantation. 1999;14;1163-70

22. Sesso R, Yoshihiro MM. Time of diagnosis of chronic renal failure and assessment of quality of life in hemodialysis patients. In: Nephrology Dialysis Transplantation. 1997;12;2111-6

(59)

24. Schulz RM. Health Related Quality of Life: Principles and

Applications.2004;PHRM650. available in: http://www.pharm.sc.edu/Myclass/650/qol.ppt

25. Bergner M, Bobbit RA, Kressel S, Pollard WE, Gilson BS, Morris JR. The sickness impact profile: conceptual formulation and methodology for the development of a health status measure: In: Int J Heath Serv 1981;8;787-805 26. Mittal SK, Ahern L, Flaster E, Maesaka JK, Fisbane S. Self-assessed physical

and mental function of haemodialysis patients. Nephrol Dial Transplant.2001;16:1387-94

27. SF-36 Halth Survey. Available from: http://.microfit.com/downloads/reports-survey/healthwizard-survey_sf36.pdf

28. How to score the Rand SF-36 Questionnaire. Available from: http://www.sf-36.org/tools/sf36.shtml

29. Giovani A and Paola M. Review of the concept of Quality of Life assessment and discussion of the present trend in clinical research. Nephrol Dial Transplant: 13, 1998; 65 - 9

30. J.P. Wight, L.Edwards, J.Brazier, S.Walter at all. The SF-36 as an oucome measure of services for end stage renal failure. Quality in Health Care, 1998; 209 - 21

(60)

32. Maruschka P, Merkus, Kitty J.J, Friedo W, Dekker at all. Physical symptoms and quality of life in patients on chronic dialysis: result of The Netherlands Cooperative Study on Adequacy of Dialysis (NECOSAD). Nephrol Dial Transplant: 14, 1999; 1163 - 70.

33. A.E. Molzahn, H.C.Nrthcott and L.Hayduk: Quality of life of patients with end stage renal disease. a struktural aquation model. Quality of Life Research, 1996

34. Giulio Mingardi, Luigi Cornalba, Emanuela Cortinovis, Resy Ruggiata, at all. Health-related quality of ife in dialysis patients, Areport from an Italian study using the SF-36 Health Survey. Nephrol Dial Transplan: 14, 1999; 1503 - 10 35. Gabriele Helga F, Jens Reimer, Thomas Philipp and Uwe Heemann. Aspects

of quqlity of life through end-stage renal disease. Quality of Life Research: 12, 2003; 103 – 15

36. Peter de Jonge, G.Maarten F.R, Frits J.H, and Piet M. A simple risk score predicts poor quality of life and non-survival at I year follow-up in dialysis patients. Nephrol Dial Transplant: 18, 2003; 2622 - 8

37. Izhar H.K. Comorbidity: the mayor challenge for survival and quality of life in end-stage renal disease. Nephrol Dial Transplant :13, 1998; 2622 -8

38. R Clarkson M, M Brenner B. Hemoddilaysis. In: The Kidney, Ed 7th. United State of America. Elsevier Inc, 2005; 639-65.

(61)

39. Menno P.Kooistra, Jaap Vos, Hein A. Koomans and Pieter F.Vos. Daily home haemodialis in the Netherlands: effects on metabolic control, haemodynamics, and quality of lfe. Nephrol Dial Transplant: 13, 1998; 2853 – 60.

(62)
(63)

Lampiran 2

(64)

Lampiran 3

Survey Kesehatan Untuk Pasien Yang Menjalani Dialisis (SF-36) Medan Modifikasi

Tanggal : ________________

Nama : ___________________________ Tanggal Lahir : __________________________

Survey ini meminta pandangan anda tentang kesehatan anda. Informasi ini akan membantu untuk mencatat bagaimana perasaan anda dan seberapa baik anda dapat melakukan aktifitas yang biasa

Jawablah pertanyaan ini dengan tanda chek (√) pada pilihan anda. Pilihlah hanya satu jawaban dari setiap pertanyaan.

1. Secara umum bagaimana kondisi kesehatan anda sekarang

1. Sangat-sangat baik 2. Sangat baik 3. Baik 4. Sedang 5. Buruk

2. Dibandingkan dengan setahun yang lalu bagaimana kondisi kesehatan anda sekarang

1. Lebih baik dari pada setahun yang lalu

2. Kadang-kadang lebih baik dari pada setahun yang lalu 3. Sama seperti tahun yang lalu

(65)

3. Hal berikut ini mengenai aktifitas yang mungkin anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari

Apakah kesehatan anda membatasi aktifitas anda ? Jika “Ya” seberapa besar

Aktifitas 1. Ya,

Sangat terbatas 2. Ya, Sedikit terbatas 3. Tidak, Tidak terbatas sama sekali a. Aktivitas berat, seperti berlari,

mengangkat benda yang berat, berpartisipasi dalam olah raga berat 1. Ya, Sangat terbatas 2. Ya, Sedikit terbatas 3. Tidak, Tidak terbatas sama sekali

b. Aktivitas sedang, seperti menggeser meja, mengepel lantai, mendorong vacum cleaner, bowling, atau bermain golf 1. Ya, Sangat terbatas 2. Ya, Sedikit terbatas 3. Tidak, Tidak terbatas sama sekali

c. Mengangkat atau membawa belanjaan, mengangkat barang yang ringan 7-10 kg

1. Ya, Sangat terbatas 2. Ya, Sedikit terbatas 3. Tidak, Tidak terbatas sama sekali

d. Menaiki anak tangga beberapa lantai 1. Ya, Sangat terbatas 2. Ya, Sedikit terbatas 3. Tidak, Tidak terbatas sama sekali

e. Menaiki anak tangga satu lantai /

jalan mendaki ± 100 m 1. Ya, Sangat terbatas 2. Ya, Sedikit terbatas 3. Tidak, Tidak terbatas sama sekali

f. Membungkuk, berlutut atau jongkok 1. Ya, Sangat terbatas 2. Ya, Sedikit terbatas 3. Tidak, Tidak terbatas sama sekali

g. Berjalan lebih dari satu km (± 1000 m)

1. Ya, Sangat terbatas 2. Ya, Sedikit terbatas 3. Tidak, Tidak terbatas sama sekali

h. Berjalan beberapa ratus meter (±500 m)

1. Ya, Sangat terbatas 2. Ya, Sedikit terbatas 3. Tidak, Tidak terbatas sama sekali

(66)

Sangat terbatas Sedikit terbatas Tidak terbatas sama sekali

j. Mandi dan berpakaian sendiri 1. Ya, Sangat terbatas 2. Ya, Sedikit terbatas 3. Tidak, Tidak terbatas sama sekali

4. Selama 1 bulan terakhir, apakah anda mempunyai masalah pada pekerjaan anda atau aktifitas rutin lain yang disebabkan oleh kesehatan fisik anda ?, seperti berikut ini :

Ya Tidak

a. Mengurangi waktu dalam melakukan pekerjaan

(tetap) atau aktifitas lain 1. Ya 2. Tidak b. Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan

sempurna

1. Ya 2. Tidak c. Hanya dapat melakukan pekerjaan/aktifitas tertentu 1. Ya 2. Tidak d. Sulit melaksanakan pekerjaan atau aktifitas pokok

atau anda membutuhkan tenaga ekstra untuk melakukan hal tersebut

1. Ya 2. Tidak

5. Selama 1 bulan terakhir, apakah pekerjaan anda atau aktifitas rutin yang lain terganggu karena masalah emosional seperti berikut ini (depresi / stres atau cemas) :

Ya Tidak

a. Mengurangi waktu dalam melakukan pekerjaan

(tetap) atau aktifitas lain 1. Ya 2. Tidak b. Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan

sempurna

1. Ya 2. Tidak

c. Tidak melakukan pekerjaan (rutin) atau aktifitas lain secermat biasanya

1. Ya 2. Tidak

(67)

1. Tidak sama sekali 2. Sedikit 3. Lumayan 4. Agak besar 5. Sangat besar

7. Seberapa besar rasa nyeri pada tubuh yang anda rasakan selama 1 bulan terakhir ini ?

1. Tidak ada sama sekali 2. Nyeri sangat ringan 3. Nyeri ringan 4. Nyeri sedang 5. Nyeri sekali 6. Luar biasa nyeri

8. Selama 1 bulan terakhir, apakah sering rasa nyeri tersebut menganggu pekerjaan normal anda (termasuk pekerjaan di dalam dan di luar rumah)

1. Tidak sama sekali 2. Sedikit 3. Sedang-sedang 4. Cukup sering 5. Sangat sering

9. Pertanyaan ini mengenai perasaan anda dan bagaimana pikiran anda selama 1 bulan terakhir. Setiap pertanyaan berikan satu jawaban yang mendekati dengan apa yang anda rasakan dalam 1 bulan terakhir :

1. Setiap waktu 2. Sering 3. Kadang-kadang 4. Sekali-sekali 5. Jarang 6. Tidak Pernah a. Apakah penuh

semangat 1. Setiap waktu 2. Sering 3. Kadang-kadang 4. Sekali-sekali 5. Jarang 6. Tidak Pernah b. Apakah anda selalu

ragu-ragu dalam menghadapi sesuatu ? 1. Setiap waktu 2. Sering 3. Kadang-kadang 4. Sekali-sekali 5. Jarang 6. Tidak Pernah c. Pernahkah anda

(68)

d. Apakah anda merasa begitu tenteram 1. Setiap waktu 2. Sering 3. Kadang-kadang 4. Sekali-sekali 5. Jarang 6. Tidak pernah

e. Apakah anda merasa penuh energi 1. Setiap waktu 2. Sering 3. Kadang-kadang 4. Sekali-sekali 5. Jarang 6. Tidak Pernah f. Apakah anda merasa

kecewa dan sedih

1. Setiap waktu 2. Sering 3. Kadang-kadang 4. Sekali-sekali 5. Jarang 6. Tidak Pernah g. Apakah anda merasa

lelah atau loyo

1. Setiap waktu 2. Sering 3. Kadang-kadang 4. Sekali-sekali 5. Jarang 6. Tidak Pernah h. Apakah anda merasa

sebagai orang yang bahagia 1. Setiap waktu 2. Sering 3. Kadang-kadang 4. Sekali-sekali 5. Jarang 6. Tidak Pernah i. Apakah anda merasa

capek 1. Setiap waktu 2. Sering 3. Kadang-kadang 4. Sekali-sekali 5. Jarang 6. Tidak Pernah

10.Selama 1 bulan terakhir seberapa lama kesehatan fisik atau masalah emosi yang mengganggu aktifitas sosial anda (seperti mengunjungi kawan, saudara dan yang lainnya) :

1. Selalu

2. Sering sekali 3. Kadang-kadang 4. Sekali-sekali

(69)

11. Menurut anda seberapa besar pernyataan dibawah ini yang sesuai dengan anda. Kalau sesuai seberapa benar, kalau tidak sesuai seberapa salah.

1. Sangat benar 2. Benar 3. Tidak tahu 4. Salah 5. Salah sama sekali a. Saya kelihatan lebih mudah

sakit dibanding orang lain

1. Sangat benar 2. Benar 3. Tidak tahu 4. Salah 5. Salah sama sekali

b. Saya merasa sama sehatnya seperti orang lain yang saya kenal 1. Sangat benar 2. Benar 3. Tidak tahu 4. Salah 5. Salah sama sekali c. Saya merasa kesehatan saya

akan memburuk 1. Sangat benar 2. Benar 3. Tidak tahu 4. Salah 5. Salah sama sekali d. Kesehatan saya baik luar biasa 1.

(70)

Lampiran 4

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN

Selamat pagi/siang Bapak/Ibu, pada hari ini, saya, Dr Alwi Thamrin Nasution, akan melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Parameter Cairan Tubuh yang diukur dengan alat yang disebut “Bio Impedance Análisis” dengan Kualitas Hidup yang diukur dengan kuisioner koalitas hidup yang disebut “SF-36” (Short Form 36 item quistionare) pada pasien Hemodialisis Reguler”. Penelitian ini bertujuan untuk menilai jumlah volumen cairan dalam tubuh pasien-pasien cuci darah dengan alat yang disebut sebagai “Bio Impedance Analysis.” Bila jumlah volume cairan tubuh berlebih atau berkurang dari yang normal maka akan menimbulkan keluhan seperti sesak nafas, muntah-muntah, sakit k

Gambar

GAMBAR 3 Korelasi antara TBW, ECW/TBW, ICW, ICW/TBW, TBK,
TABEL 7.
Tabel 1. Volume Cairan Kompartemen(dikutip dari 3)
Gambar 1. Arus listrik yang dipegaruhi panjang dan tebal jaringan.Dikutif dari 16
+6

Referensi

Dokumen terkait

Terlebih dahulu saya mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan tesis ini dengan

Terlebih dahulu saya mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul:

Kesimpulan: Kombinasi HD+HP meningkatkan kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisis regular baik status kesehatan fisik maupun status kesehatan mental dan mengurangi

Oleh karena itu, dialisis dengan kadar Natrium yang rendah, pengembalian volume darah dari kompartemen interstisial akan terganggu, oleh karena normalnya cairan akan bergerak