• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis strategi pemasaran Oz Corner cafe Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis strategi pemasaran Oz Corner cafe Bogor"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

HAFIZ MUADZ

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Pemasaran Oz Corner Café Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis sa ya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

Hafiz Muadz

(4)

bimbingan SUHARNO.

Banyak restoran yang menawarkan berbagai macam kelebihan produknya, menyebabkan konsumen memiliki banyak pilihan tempat kuliner. Hal ini menunjukkan tingkat persaingan yang semakin ketat seiring dengan perkembangan jumlah restoran yang cukup tinggi. Salah satu restoran yang berada pada persaingan di Kota Bogor adalah Oz Corner Cafe. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan dan merekomendasikan strategi yang terbaik. Hasil perhitungan dari matriks Internal Factor Evaluation yaitu 2.543 dan matriks

External Factor Evaluation sebesar 2,541 menempatkan perusahaan pada kuadran

V mempertahankan dan memelihara (hold and maintain) Strategi yang tepat untuk posisi tersebut adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk). Analisis Strenght Weakness Oppotunities Threats

menghasilkan empat alternatif strategi yaitu Melakukan promosi dengan gencar, menggunakan peralatan dapur modern, Melakukan penetrasi pasar “pelajar” dengan mebuat menu paket pelajar, Memperbaiki atau memodifikasi produk (Disversifikasi pruduk) dan Menambah fasilitas hiburan dan efisiensi biaya total Hasil perhitungan dari Quantitatif Strategic Planning Matrix menetapkan bahwa strategi yang paling utama untuk diterapkan pada Oz Corner Café adalah Melakukan promosi dgn gencar, menggunakan peralatan dapur modern dengan total nilai daya tarik sebesar 6,224.

Kata kunci: Restoran, matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, QSPM matriks, pengembangan usaha, dan strategi.

ABSTRACT

HAFIZ MUADZ. Oz Corner Café’s Marketing Analysis Strategy, under controled

SUHARNO.

Many restaurants offering a wide variety of excess products, it’s causing the consumers to choices many culinary places. It shows the tigth level of competition which is getting tougher with the development of a massive number of restaurant in Bogor. The one restaurants which involve in the competition is Oz Corner Café. Purpose of this study is to formulate and recommended the best strategy. The results of the calculation of the internal factor evaluation matrix and a matrix that is 2.543 by 2.541 external factors put the company on five quadrans that hold and maintain. Appropriate strategy for these positions is an intensive strategy of market penetration, market development and product development. SWOT analysis produced four alternative strategy is to do with a vigorous campaign, using modern kitchen appliances, to penetrate the market “student” to make the student’s package, repair of modify the products and add entertainment facilities as well as the efficiency of the total cost. Results of calculation of QSPM established that the most important strategies to be applied at the Oz Corner Café is doing a promotion with a vigorous, modern kitchen using equipment with a total value of attractiveness of 6.224.

(5)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(6)
(7)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

OZ CORNER CAFÉ BOGOR

HAFIZ MUADZ

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran Oz Corner Café Bogor Nama : Hafiz Muadz

NIM : H34087018

Disetujui oleh

Dr.Ir. Suharno, M.Adev. Pembimbing

Diketahui oleh

Dr.Ir Dwi Rachmina M.Si Ketua Departemen

(10)
(11)

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR LAMPIRAN v

PENDAHULUAN 1

latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 3

Konsep Pemasaran 3

Definisi Restoran 4

Penelitian Terdahulu 5

Strategi Pemasaran 5

KERANGKA PEMIKIRAN 8

Kerangka Pemikiran Teoritis 8

Konsep Strategi 8

Manajemen Strategis 8

Definisi Pemasaran 10

Analisis lingkungan Perusahaan 10

Strategi pemasaran 15

Matriks IFE dan Matriks EFE 16

Matriks IE 17

Analisis SWOT 17

Matriks QSPM 17

Kerangka Pemikiran Operasional 17

METODE PENELITIAN 19

Lokasi dan Waktu Penelitian 19

Jenis dan Sumber Data 19

Teknik Pengambilan Sampel 19

Teknik Pengumpulan Data 20

Metode Pengolahan Data 20

Analisis Deskriptif 20

Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi 20

Tahap Masukan (Input) 20

Tahap Pencocokan 22

Analisi Matrik IE 23

Analisis Matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT) 23

Tahap Keputusan 24

DAFTAR PUSTAKA 44

(12)

1. Data Omset Penjualan Oz Corner 3

2. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan 21

3. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan 21

4. Matriks EFE 22

5. Matriks IFE 22

6. Matriks SWOT 24

7. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) 25

8. Jumlah Tenaga Kerja dan Tingkat Pendidikan Oz Corner Café 28

9. Matrik IFE Oz Corner Cafe 37

10. Matrik EFE Oz Corner Café 38

11. Matrik SWOT Oz Corner Cafe 41

DAFTAR GAMBAR

1. Grafik Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Mancanegara

Ke Kota Bogor pada Tahun 2009 – 2012 1

2. Grafik Perkembangan Jumlah Restoran Kota Bogor Tahun

2009 – 2013 2

3. Model Komprehensif Proses Manajemen Strategis 9

4. Model lima Kekuatan Porter 15

5. Kerangka Pemikiran Operasional 18

6. Matriks IE 23

7. Struktur Organisasi Oz Corner Café Bogor 27

8. Produk Oz corner 30

9. Daftar Menu dan Harga Oz Corner Café 31

10. Pelayanan Karyawan Café Oz Corner Café 32

11. Desain Ruangan dan Lahan Parkir, Oz Corne Café Bogor 33

(13)

1. Kuesioner Penelitian Menentukan Faktor Strategis Internal

dan Eksternal 45

2. Pemberian Bobot dan Nilai terhadap Faktor Internal dan Eksternal 52

3. Pembobotan Analisis Internal 61

4. Pembobotan Lingkungan Eksternal 64

5. Perimgkat fakfor –faktor Internal dan Eksternal 66

(14)
(15)

beragam budaya etnis dan objek wisata. Kota Bogor memiliki beberapa tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi oleh para wisatawan, seperti Taman Safari, Kebun Raya Bogor, factory outlet dan beberapa pusat perbelanjaan lainnya. Hal ini menjadikan kota Bogor sebagai kota transit bagi wisatawan asing maupun domestik. Adanya interaksi masyarakat lokal dengan wisatawan menyebabkan perbedaan pola hidup termasuk jenis makanan yang dikonsumsi. Jumlah kunjungan wisatawan Nusantara dan Mancanegara ke kota Bogor dari tahun 2009-2012 mengalami peningkatan hal ini pada gambar 1.

2000000

Gambar 1. Grafik Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Mancanegara ke Kota Bogor pada Tahun 2009 – 2012

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor 2014

Gambar 1 menunjukkan adanya pertumbuhan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara ke Kota Bogor. Besarnya perubahan dalam peningkatan pertumbuhan wisatawan nusantara dan mancanegara yang paling tinggi terjadi pada tahun 2011 menuju tahun 2012, menurut Dinas Informasi Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor tahun 2014 hal ini dikarenakan pada tahun tersebut terjadi perkembangan tempat rekreasi dan hiburan umum yang ada di Kota Bogor. Jumlah kunjungan wisatawan ke kota Bogor yang terus berkembang menyebabkan adanya interaksi masyarakat lokal dengan wisatawan.

(16)

Ju

Gambar 2. Grafik Perkembangan Jumlah Restoran Kota Bogor Tahun 2009 – 2013

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor 2014

Banyaknya restoran yang menawarkan berbagai kelebihan produknya, menyebabkan konsumen memiliki banyak pilihan tempat kuliner. Hal ini menunjukkan tingkat persaingan yang semakin ketat seiring dengan perkembangan restoran yang cukup tinggi. Salah satu restoran yang berada pada persaingan di Kota Bogor adalah Oz Corner Cafe. Cafe ini harus bisa bersaing dengan restoran-restoran lain di Bogor yang sama-sama menawarkan menu masakan tradisional dan Western, salah satu restoran pesaingnya yaitu Bhumi Tea and Coffe hal ini dikarenakan kedua cafe sama-sama menonjolkan berbagai macam paket menu serta segmentasi pasar yang sama. Dalam menghadapi persaingan Oz Corner Cafe memerlukan strategi pemasaran dengan menggunakan strategi bauran pemasaran terbaik agar bertahan di pasar yang kompetitif. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian tentang strategi bauran pemasaran di Oz Corner Cafe Kota Bogor, Jawa Barat.

Rumusan Masalah

Oz corner merupakan salah satu rumah makan kota Bogor.yang menyajikan menu masakan tradisional dan western, cafe ini menawarkan konsep minimalis yang cukup menarik bagi segmentasi pasar kaum muda. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Oz Corner yaitu clean kitchen ( dapur bersih ) dan menawarkan harga yang cukup terjangkau bagi kaum muda.

Segmentasi pasar dari Cafe Oz corner sendiri adalah keluarga, dan remaja. Dalam memenuhi kepuasan konsumen, desain interior minimalis kontenporer dipilih untuk memberikan kenyamanan pada setiap pengunjung. Adanya fasilitas

free hotspot dan lokasi yang berada di daerah perkotaan menjadi faktor

(17)

hanya sebesar 54,2 persen dari jumlah penjualan yang ditentukan. Jumlah penjualan di Oz Corner cafe setiap bulannya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Omset Penjualan Oz Corner Cafe

No Bulan Omset Penjualan (Rp)

1 Januari 12.257.000

2 Februari 11.644.600

3 Maret 10.253.300

Sumber : Oz Corner Cafe 2014 ( diolah)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat penurunan jumlah penjualan setiap bulannya. penurunan terus terjadi sejak bulan Februari. Hal ini menjadi suatu masalah bagi pihak manajemen cafe. Peningkatan dan pencapaian jumlah omset penjualan diinginkan oleh pihak Oz Corner setiap bulannya. Dari uraian yang dikemukakan di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Faktor-faktor internal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan Oz Corner Cafe?

2. Faktor-faktor eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman bagi Oz Corner Cafe ?

3. Bagaimana strategi pemasaran yang sesuai bagi Oz Corner Cafe?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) yang dimiliki oleh cafe tersebut.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi oleh cafe tersebut.

3. Merumuskan alternatif strategi pemasaran yang sesuai bagi Oz Corner Cafe.

Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna bagi :

1. Café Oz Corner sebagai bahan pertimbangan dan bahan masukan dalam menjalankan strategi usahanya

2. Sebagai bahan acuan dan tambahan informasi dalam melakukan studi lanjutan atau penelitian selanjutnya.

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Pemasaran

(18)

terlalu sempit tentang tugas yang dilakukan oleh pemasar. Para manajer pemasaran berusaha mempengaruhi level, pengaturan waktu dan komposisi permintaan, serta berbagai strategi yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi pemasaran merupakan suatu alat kunci keberhasilan yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Kemampuan strategi pemasaran suatu perusahaan untuk mengahadapi persaingan dan meningkatkan penjualan yaitu dengan penerapan strategi bauran pemasaran yang tepat guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut Kotler (2005), pemasaran adalah suatu proses sosial dimana melalui proses tersebut individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan menurut Rangkuti (2005), pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi berbagai faktor sosial, politik, ekonomi, dan manajerial. Dan menurut Stanton (1995), pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial. Tujuan utama pemasaran adalah memberikan kepuasan kepada konsumen.

Definisi Restoran

Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasikan secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua pelanggannya baik barupa makan maupun minum. Restoran ada yang berada dalam suatu hotel, kantor, pabrik dan banyak juga yang berdiri sendiri di luar bangunan itu. Jenis pelayanan yang diberikan oleh sebuah restoran biasanya mempunyai macam makanan yang dihidangkan cukup banyak sehingga pelanggan dapat leluasa memilih dan menikmati makanan yang dikehendakinya. Tujuan operasi restoran yaitu untuk mencari keuntungan serta memberikan kepuasan bagi para tamu atau konsumen akan makanan dan pelayanannya (Marsum, 2005).

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2004, restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan ini.

Restoran terkait dengan orang, bukti fisik dan proses. Karena sebagian besar jasa diberikan melalui proses seleksi, pelatihan, dan motivasi pegawai dapat membuat perbedaan yang besar dalam kepuasan pelanggan. Hal inilah yang menyebabkan bisnis ini unik karena menggabungkan antara penjualan produk berupa makanan dan minuman dengan usaha memberikan pelayanan jasa kepada konsumennya (Kotler dan Keller, 2009).

(19)

pola hidup seseorang atau masyarakat yang berubah-ubah. Torsina (2000) membagi jenis Restoran ke dalam sepuluh jenis restoran yang ada sekarang, yaitu: a. Family Conventional

Restoran yang ditujukan pada tradisi keluarga. Prioritas utamanya adalah menyediakan menu makanan dan minuman yang enak, suasana yang nyaman, dan harga yang bersahabat.

b. Fast Food

Restoran ini lebih menekankan pada kecepatan penyajian. Makanan dan minuman yang dipesan akan segera tersedia dalam waktu yang singkat. Jenis menu relatif terbatas dan harga yang ditawarkan relatif tidak mahal.

c. Speciality Restaurants

Restoran ini menyajikan menu dan suasana yang khas, berkualitas, dan menarik perhatian. Harga yang relatif mahal.

d. Cafetaria

Pengunjung kafe relatif banyak dan homogen tergantung dari menu yang disajikan. Hal ini disebabkan karena kafe biasanya didirikan di dalam perkantoran, sekolah, pabrik, swalayan dan tempat-tempat keramaian lainnya. e. Coffee Shop

Ditandai dengan pelayanan secara cepat dan pergantian tempat duduk yang cepat. Untuk menarik perhatian pengunjung yang akan makan siang atau coffe

break, lokasi utamanya ditempatkan di gedung perkantoran atau di pusat

perbelanjaan dengan traffic pejalan yang tinggi. f. Gourmet

Restoran berkelas yang ditujukan bagi pelanggan yang menginginkan pelayanan yang tinggi dan bergengsi. Ruangannya didekorasi untuk menciptakan suasana yang nyaman dan bersifat artistik.

g. Etnik

Restoran ini dicirikan dengan menyajikan menu makanan yang bersasal dari daerah tertentu yang spesifik. Pakaian seragam dari pelayannya disesuaikan dengan asal daerah makanan dan minuman.

h. Snack Bar

Restoran ini melayani orang-orang yang ingin makanan kecil atau jajan dan ukuran ruangan relatif kecil. Penyajian yang ditawarkan berupa eat in (makan di Restoran) dan take out (Makanan dibungkus), sehingga mereka dapat memperoleh volume penjualan yang baik.

i. Buffet

Berupa swalayan, tapi untuk produk wine, liquor dan bir dapat dilayani dengan khusus. Buffet dicirikan dengan berlakunya satu harga untuk makan sepuasnya.

j. Drive In/Drive Thru or Parking

Pelanggan yang berkendara dengan menggunakan mobil tidak perlu keluar dari mobilnya. Pesanan diantar hingga ke mobil untuk eat in (sementara parkir) dan jenis makanan yang disajikan pun dikemas secara praktis.

Penelitian Terdahulu

(20)

Penelitian strategi pemasaran secara umum menggunakan analisis QSPM untuk menentukan prioritas strategi yang tepat digunakan dalam usaha pengembangan pemasaran perusahaan dengan menggunakan faktor internal dan eksternal yang ada diperusahaan. Dalam penelitian-penelitian terdahulu terkait dengan strategi pemasaran, permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana meningkatkan volume penjualan, unggul dalam persaingan dan memenangkan pasar. Faktor internal yang digunakan adalah manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, pengembangan, dan sistem informasi, sedangkan faktor eksternal yang digunakan adalah hukum dan politik, ekonomi, sosial, budaya, demografi, tekonologi dan persaingan.

Penelitian tentang strategi pemasaran dan kepuasan pelanggan rumah makan tradisional Sunda (Studi kasus di Rumah Makan Ayam Panggang Galuga 2 Bogor) menggunakan analisis data penelitian meliputi: Analisis Bauran Pemasaran, Analisis QSPM, Analisis Kepuasan Pelanggan dengan menggunakan

Importance Performance Analysis (IPA). Hasil analisis bauran pemasaran yang

selama ini dilakukan oleh pihak RM Ayam Panggang Galuga 2 masih sangat sederhana (terbatas) baik untuk strategi produk, strategi harga, strategi tempat, maupun strategi promosinya. Strategi terbaik yang perlu dilakukan oleh RM Ayam Panggang Galuga 2 adalah strategi pengembangan produk. Berdasarkan penilaian terhadap 29 variabel dimensi bauran pemasaran dapat diketahui bahwa kinerja yang selama ini dilakukan oleh rumah makan telah sesuai dengan tingkat kepentingan pelanggan sehingga kepuasan pelanggan dapat terpenuhi (Firmansyah, 2005) .

Sahal (2003) dalam penelitiannya berjudul Analisis Formulasi Strategi PT

Fastfood Indonesia, Tbk (KFC) dalam Menghadapi Persaingan Bisnis Fastfood, dengan menggunakan analisis internal dan eksternal diperoleh beberapa alternatif strategi pemasaran bagi perusahaan, yaitu strategi penetratsi pasar, strategi pengembanhan produk dan strategi pengembangan pasar. Strategi penetrasi pasar dapat dilakukan dengan publikasi sertifikat halal, penambahan fasilitas play land

dan fasilitas pesan antar, mengoptimalkan dan meningkatkan iklan maupun promosi sesuai sasaran, promosi agresif, peluncuran produk baru dan paket hemat secara periodik dan kontinu, dan diversifiksasi produk. Strategi pengembangan pasar yang dapat dilakukan meliputi intensif dalam pembukaan restoran baru, dan relokasi store. Strategi pengembangan produk yang dapat dilakukan meliputi mengoptimalkan program R&D, peningkatan perhatian PLC, dan diversifikasi produk.

(21)

Pratiwi (2008) melakukan analisis strategi pemasaran restoran bakmi Japos cabang Bogor. Hasil yang diperoleh dari matriks I-E menunjukkan posisi usaha Restoran Bakmi Japos Cabang Bogor berada pada posisi Hold and Maintain (pertahankan dan pelihara) atau pada sel V. Alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah strategi penetrasi pasar dengan melakukan kegiatan promosi yang menarik minat untuk konsumen serta strategi pengembangan produk yaitu dengan menyediakan menu paket makanan dengan harga hemat dan pemberian diskon. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Quantitative

StrategicPlanning Matrix (QSPM), maka urutan strategi pengembangan usaha

berdasarkan prioritas tertinggi untuk dilaksanakan adalah strategi melakukan promosi yang lebih gencar

Penelitian Analisis Strategi Pemasaran Cafe Kebun Kita menempatkan pada posisi kuadran II pada matriks IE. Posisi ini adalah posisi tumbuh dan bina, alternative strategi yang dapat dijalankan berdasarkan matriks SWOT adalah : 1) Meningkatkan volume penjualan dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang-cabang Cafe Kebun Kita dipusat perbelanjaan. 2)Peningkatan variasi produk dengan penganekaragaman menu melalui inovasi produk.3) Mengadakan pelatihan SDM untuk meningkatkan kualitas manajerial. 4). Melakukan pencatatan akuntansi dengan memanfaatkan teknologi. 5). Meningkatkan loyalitas pegawai untuk bertahan dalam persaingan industri. 6). Meningkatkan fasilitas berupa penyediaan sarana parkir dan layanan delivery

khusus dengan merekrut tenaga kerja yang berkualitas serta pembuatan sertifikasi halal dari BPOM. Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini yaitu peningkatan variasi produk dengan penganekaragaman menu melalui inovasi produk. Cafe kebun Kita dapat memanfaatkan peluang dengan pertambahan jumlah penduduk di Kota Bogor, Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih menginginkan kepraktisan, serta pendapatan masyarakat Kota Bogor yang terus meningkat dapat dimanfaatkan oleh Cafe Kebun Kita dengan meningkatkan mutu produk menjadi lebih baik dan berinovasi dengan penganekaragaman menu, sehingga konsumen mendapatkan banyak pilihan makanan dan pasar semakin berkembang (Fauziyah 2011).

Erlianingsih (2008) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Restoran Pondok Makan Mirah, Jakarta Selatan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan bauran pemasaran restoran, menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk perusahaan. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM. Berdasarkan analisis SWOT didapatkan alternatif strategi pemasaran yaitu perluasan usaha dengan mengoptimalkan setiap lantai restoran, pengembangan produk-produk bermutu dan memberikan harga jual sesuai dengan keinginan konsumen, pengembangan teknologi dan membuat promosi untuk mengenalkan produk-produk restoran. Alternatif strategi terbaik yaitu konsentrasi pada pengembangan produk, menggunakan teknologi dengan mesin autodebet dan merchant kartu kredit, memberikan menu paket pada jam tertentu, meminimalkan biaya produksi, menjadi anggota Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).

(22)

Restaurant. Perumusan alternatif strategi terbaik menggunakan Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks SWOT, dan Matriks QSP sebagai alat analisisnya. Hasilnya strategi bauran pemasaran yang dilakukan Ali Baba Restaurant menyangkut 7P, yaitu product, price, place, promotion, process, people, dan physic dapat dinilai telah berhasil memenuhi kebutuhan pelanggan dengan berbagai fasilitas dan keunggulan perusahaan. Strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah salah satu strategi WO yaitu meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon pada waktu tertentu seperti hari libur nasional dan konsumen yang berulang tahun (Ratnasari, 2009).

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Konsep Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “ strategos” yang berasal dari kata “stratus” yang berarti militer dan “ag” yang berarti memimpin, strategi didefinisikan sebagai semua keputusan pada sasaran bisnis dan cara untuk mencapai sasaran tersebut menurut (Drucker diacu dalam Siahaan 2008).

Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta rumusan pada pendayagunaan dan semua alokasi sumberdaya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut (Rangkuti, 2005). Sedangkan menurut David (2006) bahwa strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar. Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai “ sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumberdaya yang penting dalam mencapai tujuan dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatif, dan sinergis ideal berkelanjutan kearah, cakupan dan perpektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi” (Triton diacu dalam Siahaan 2008).

Manajemen Strategis

Manajemen strategis adalah seni dan ilmu untuk pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan–keputusan strategis antar fungsi yang memungkinkan sebuah perusahaan mencapai tujuan di masa yang akan datang (Umar, 2001). Namun untuk saat ini konsep strategi mengalami perkembangan, menurut (Andrew dan Chaffe diacu dalam Umar 2001), strategi merupakan kekuatan motivasi untuk stakeholder baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan. Proses manajemen strategis berusaha mengorganisasikan informasi kuantitatif dengan cara yang memungkinkan keputusan efektif diambil dalam kondisi tidak menentu. Pada penerapan strategi membutuhkan pengalaman, penilaian, perasaan dan intuisi.

(23)

sehingga keputusan yang akan dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Menurut (Hickson, et.al diacu dalam Meilawati 2007), keputusan strategis memiliki tiga karakteristik, yaitu:

1. Rare, yaitu keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa, khusus dan tidak dapat ditiru

2. Consequential, yaitu keputusan-keputusan strategis yang memasukkan sumberdaya penting dan menyangkut banyak komitmen

3. Directive, yaitu keputusan-keputusan strategis yang menetapkan keputusan yang dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan yang diperlukan di masa yang akan datang untuk keseluruhan organisasi.

Menurut David (2006), manajemen strategis merupakan seni dan pengetahuan untuk menformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai tujuannya. Manajemen strategis akan membantu perusahaan dalam melihat ancaman dan peluang di masa yang akan datang, sehingga memungkinkan organisasi untuk dapat mengantisipasi kondisi yang selalu berubah. Selain itu, manajemen strategis juga menyediakan sasaran serta arah yang jelas bagi masa depan perusahaan, sehingga perusahaan yang mengembangkan sistem manajemen strategis mempunyai kemungkinan tingkat keberhasilan lebih besar daripada yang tidak menggunakan sistem ini.

Manajemen strategis membantu suatu perusahaan atau organisasi untuk memformulasikan strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang lebih sistematik, logis, dan rasional untuk pilihan strategis. Berikut model komprehensif manajemen strategis menurut David (2006) pada Gambar 3.

Mengemba

Gambar 3. Model Komprehensif Proses Manajemen Strategis Sumber : David (2006)

(24)

1. Formulasi strategi

Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dam misi, mengindentifikasikan peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.

2. Implementasi strategi (Strategy implementation)

Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan.

3. Evaluasi strategi

Tiga aktivitas dasar dalam evaluasi strategi adalah meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja atau prestasi, dan mengambil tindakan korektif. Evaluasi strategi merupakan tahap final dalam manajemen strategis.

Definisi Pemasaran

Pemasaran sangat memegang peran penting dalam daur produk dari produsen ke tangan konsumen. Menurut Kotler (2005), definisi pemasaran dibedakan menurut sosial dan manajerial. Definisi sosial menunjukkan peran yang dimainkan oleh pemasaran didalam masyarakat, yaitu “menghasilkan standar hidup yang lebih tinggi”. Sedangkan menurut manajerial, yaitu pemasaran digambarkan sebagai “seni menjual produk”. Jadi pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya proses pemasaran itu terjadi dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi. Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi berbagai faktor sosial, politik, ekonomi, dan manajerial (Rangkuti, 2005).

Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi (Kotler, 2005). Tujuan pemasaran yang lebih penting adalah mengetahui dan memahami pelanggan (customer) dengan baik sehingga produk dan jasa tersebut cocok dan dapat terjual. Pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap membeli dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan.

Dewasa ini kegiatan pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia usaha. Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi, mengidentifikasikan dan mengukur besarnya, menentukan pasar sasaran yang paling baik yang dapat dilayani, menentukan produk, jasa, dan program yang sesuai untuk melayani pasar-pasar ini dan meminta setiap orang dalam organisasi untuk berfikir dan melayani pelanggan.

Analisis Lingkungan Perusahaan

(25)

lingkungan selalu mengalami perubahan. Untuk itu, perusahaan harus mampu beradaptasi terhadap perubahan tersebut. lingkungan bisnis dapat dibagi menjadi dua lingkungan, yaitu lingkungan eksternal dibagi dalam dua kategori yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri, serta lingkungan internal merupakan aspek-aspek yang ada didalam perusahaan.

A. Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan (Strength) adalah semua potensi yang dimiliki perusahaan yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman. Kelemahan (Weakness) adalah segala keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki oleh perusahaan dan harus terus diperbaiki agar mampu bersaing di pasar. Secara pendekatan fungsional lingkungan internal perusahaan terdiri dari : Pasar dan Pemasaran, Keuangan dan Akuntansi, Kegiatan Produksi Operasi, Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Informasi.

1. Pasar dan Pemasaran

Agar posisi produk dipasar sesuai dengan yang diharapkan, faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain: pangsa pasar, pelayanan purna jual, kepemilikan informasi tentang pasar, pengendalian distributor, kondisi satuan kerja pemasaran, promosi, harga produk, loyalitas pelanggan dan kebijakan produk baru.

Segmentation, Targetting, Positioning

1. Segmentasi Pasar

Pasar terdiri dari banyak pembeli yang berbeda dalam beberapa hal, misalnya keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian dan praktek-praktek pembeliannya. Berdasarkan perbedaan ini dapat dilakukan segmentasi pasar. Menurut Rangkuti (2005), segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Beberapa aspek utama untuk mensegmentasikan pasar yaitu aspek Geografis, Demografis, Psikografis, Perilaku.

2. Target Pasar

Menetapkan target pasar atau sasaran adalah tindakan mengevaluasi dan membandingkan kelompok yang diidentifikasi, kemudian memilih salah satu atau beberapa diantaranya sebagai calon target dengan potensi paling besar.

3. Posisi Pasar

Penetapan posisi adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati posisi yang khas (diantara para pesaing) di dalam benak pelanggan sasarannya. Setelah perusahaan memutuskan segmen mana yang akan dimasuki, selanjutnya diputuskan pula posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut.

 Bauran Pemasaran

(26)

Daya Manusia (SDM) dan yang penting bagi keberhasilan perusahaan jasa, lebih dikenal dengan komponen 7P (Kotler, 2005) komponen manajemen mutu terdiri dari :

a. Product

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono,1997). Produk merupakan alat bauran pemasaran yang paling mendasar. Tanpa ada produk yang dipasarkan maka tidak akan ada harga, promosi dan tempat. Produk merupakan semua komponen jasa yang menciptakan nilai bagi pelanggan. Produk tersebut harus memiliki daya saing yang tinggi dibandingkan produk jasa lainnya.

b. Price

Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Harga diartikan sebagai pengeluaran uang, waktu dan usaha oleh pelanggan untuk membeli dan mengkonsumsi jasa. Penentuan harga dapat dilakukan dengan melihat daya beli konsumen dan jumlah yang cukup dalam menutupi ongkos produksi. Oleh Karena itu dalam menetapkan strategi bauran harga, suatu perusahaan harus memperhatikan strategi penetapan harga, tingkat harga, keseragaman harga, potongan harga dan syarat-syarat pembayaran.

c. Promotion

Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Kotler (2005) mendefinisikan bahwa promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan produsen untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya, membujuk, mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut. Untuk mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu strategi yang sering disebut dengan bauran promosi (Promotion-Mix) yang terdiri atas 5 komponen utama, yaitu:

1. Periklanan : tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang dibayar, mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang teridentifikasi.

2. Promosi Penjualan : insentif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian atau penjualan suatu produk dimana pembelian diharapkan dilakukan sekarang. Kegiatan promosi yang termasuk kedalam promosi penjualan misalnya pemberian kupon, obral, kontes, pameran, dan lain-lain.

3. Hubungan masyarakat : bertujuan membangun hubungan yang baik dengan publik perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang menyenangkan, menumbuhkan suatu citra perusahaan yang baik, menangani atau menghilangkan desas-desus, cerita dan peristiwa yang tidak menyenangkan. Humas atau Public

Relation merupakan suatu konsep yang menggunakan banyak sarana seperti siaran

pers, publikasi produk, komunikasi perusahaan, penyuluhan dan lain-lain.

4. Penjualan perorangan : interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan atau menerima pesanan. Penjualan perorangan merupakan alat yang paling efektif dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli.

(27)

d. Place and Time

Keputusan manajemen tentang kapan, dimana, dan bagaimana menyampaikan jasa kepada pelanggan. Pengiriman elemen produk ke pelanggan melibatkan tentang tempat dan waktu pengiriman dan mungkin melibatkan saluran distribusi fisik atau elektronik, tergantung pada sifat jasa yang diberikan. Perusahaan dapat mengirimkan jasa kepada pelanggan baik secara langsung atau melalui perantara. Menurut Kotler (2005), tempat adalah alat bauran pemasaran yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan serta membawa sebagian produk ke pasar agar produsen bekerjasama dengan perantara. Tiga jenis saluran pemasaran, antara lain:

1. Saluran komunikasi (communication channels) digunakan untuk menyerahkan dan menerima pesan dari pembeli sasaran. Saluran komunikasi dapat melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, iklan, poster, telepon, internet dan lain-lain.

2. Saluran distribusi digunakan untuk menyerahkan produk fisik atau jasa kepada pembeli atau pengguna yaitu pergudangan, sarana transportasi dan berbagai saluran dagang seperti distributor, grosir dan pengecer.

3. Saluran penjualan digunakan untuk mempengaruhi transaksi dengan pembeli potensial. Saluran ini tidak hanya mencakup distributor dan pengecer melainkan bank-bank dan perusahaan asuransi yang memudahkan transaksi.

e. Process

Metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. Proses yang desainnya buruk akan mengganggu pelanggan karena keterlambatan, birokrasi dan penyampaian jasa yang tidak efektif.

f. People

Orang diartikan sebagai karyawan dan kadang-kadang pelanggan lain yang terlibat dalam proses produksi. Banyak jasa bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan perusahaan. Pelanggan sering menilai kualitas jasa yang mereka terima berdasarkan penilaian terhadap orang-orang yang menyediakan jasa tersebut.

g. Physic

Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. Beberapa contoh dari bukti fisik antara lain gedung, tanah, kendaraan, perabotan interior, perlengkapan, anggota staf, tanda-tanda, barang cetakan dan petunjuk yang terlihat lainnya.

2. Keuangan dan Akuntansi

Kondisi keuangan sering dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik dari posisi bersaing perusahaan dan daya tarik keseluruhan dari investor (David, 2006). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah : kemampuan perusahaan dalam memperoleh modal jangka pendek dan jangka panjang, hubungan baik dengan penanam modal, pengelolaan keuangan, struktur modal kerja, sistem akunting yang handal.

3. Kegiatan Produksi Operasi

(28)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah hubungan baik dengan pemasok, sistem logistik yang baik, lokasi fasilitas yang tepat, pemanfaatan teknologi, pengendalian mutu.

4. Sumber Daya Manusia

Manusia merupakan sumber daya terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu, manajer harus berupaya agar terwujud perilaku positif dikalangan karyawan perusahaan. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan dipandang sebagai asset yang berharga bagi perusahaan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah keterampilan dan motivasi kerja, produktivitas dan insentif.

5. Sumber Daya Informasi

Informasi mengikat semua fungsi bisnis menjadi satu kesatuan sehingga menjadi dasar dari semua keputusan manajerial. Tujuan dari informasi komputer adalah memperbaiki prestasi perusahaan dengan memperbaiki mutu keputusan manajerial. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Sistem Informasi Manajemen yaitu aspek software, hardware dan brainware.

B. Lingkungan Eksternal 1. Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya diluar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor utama yang biasa diperhatikan adalah faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Lingkungan jauh ini memberikan kesempatan besar bagi perusahaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi hambatan dan ancaman untuk maju.

a) Faktor Politik

Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha. Sistem politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia usaha, begitu pula sebaliknya. Faktor politik yang perlu diperhatikan agar bisnis dapat berkembang yaitu Undang-Undang tentang lingkungan dan perburuhan, peraturan tentang perdagangan luar negeri, stabilitas pemerintah, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, serta sistem pajak.

b) Ekonomi

Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi semakin buruk pula iklim bisnis. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menganalisis ekonomi adalah siklus bisnis, inflasi, suku bunga, investasi, harga, produktivitas dan tenaga kerja.

c) Sosial

Kondisi sosial masyarakat memang berubah-ubah. Hendaknya perubahan sosial yang terjadi yang mempengaruhi perusahaan dapat diantisipasi oleh perusahaan. Kondisi sosial ini banyak aspeknya, misalnya sikap, gaya hidup, adat istiadat, budaya, demografi, religious, dan etnis.

d) Teknologi

Dewasa ini perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang pesat, baik dibidang bisnis maupun di bidang yang mendukung kegiatan bisnis. Teknologi tidak hanya mencakup penemuan-penemuan baru saja, tetapi juga meliputi pelaksanaan atau metode-metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan.

(29)

Aspek lingkungan bisnis akan mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Lingkungan industri perlu dianalisis dalam rangka menentukan struktur industri tertentu. Hal ini dilakukan agar dapat menganalisis persaingan yang akan terjadi antara perusahaan dan pesaingnya. Dengan demikian perusahaan dapat menentukan strategi bersaing. (Michael Porter.1980) mengemukan konsep Competitive Strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang disebut Lima Kekuatan Bersaing yaitu:

a) Ancaman Pendatang Baru

Masuknya perusahaan sebagi pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahan yang ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadi perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang ada.

b) Persaingan Perusahaan sejenis dalam Industri

Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Dalam persaingan yang oligopoli, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar sedangkan pada persaingan sempurna biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower termasuk dalam hal harga.

c) Ancaman Produk Pengganti

Perusahaan-perusahaan yang berada pada suatu industri tertentu akan bersaing pula dengan produk pengganti. Ancaman produk substitusi akan kuat jika konsumen dihadapkan jika produk substitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri.

d) Kekuatan Tawar Menawar pembeli

Para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu dan service,

mengadu perusahaan dengan kompetitornya. e) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Pemasok dapat mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk atau jasa. Kekuatan tawar menawar dari pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam industri, terutama jika jumlah pemasok banyak, jika hanya sedikit bahan baku pengganti yang baik atau jika biaya mengganti bahan baku sangat tinggi.

(30)

Potensi

Pengembangan Produk Subsitusi

Kekuatan Tawar- Menawar Konsumen

Persaingan Antar Perusahaan Sejenis

Kekuatan Tawar- Menawar Pemasok

Kemungkinan Masuk Pesaing Baru

Gambar 4. Model lima Kekuatan Porter Sumber : Porter (1980)

Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran dalam bisnis merupakan suatu cara untuk memperoleh hasil yang diinginkan berdasarkan kondisi dan struktur yang berlaku. Strategi ini berguna untuk mengantisipasi masalah-masalah dan kesempatan masa depan dalam kondisi yang tepat secara sistematis, rasional, kritis, komprehensif dan

integrative (Pearce and Robinson,1997). Strategi pemasaran mengartikulasikan sebuah rencana dalam penggunaan terbaik sumberdaya dan keunggulan perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Menurut David (2006), perumusan strategi pemasaran adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari peluang dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan sedangkan menurut Kotler (2005), strategi pemasaran terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang mendasari manajemen pemasaran untuk mencapai tujuan bisnis dan pemasarannya dalam sebuah pasar sasaran. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain sangat berkaitan dalam menentukan kesuksesan strategi yang disusun. Konsep-konsep strategi tersebut meliputi:

1. Distinctive Strategy

Distinctive strategy yaitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan dengan baik dibandingkan dengan pesaingnya. Suatu perusahaan yang memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru oleh perusahaan pesaing dipandang sebagai perusahaan yang distinctive strategy. Terdapat dua faktor yang dapat menyebabkan sebuah perusahaan dapat unggul dibandingkan pesaingnya yaitu keahlian tenaga kerja serta kemampuan sumberdaya yang dimiliki.

2. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage)

(31)

memberikan harga jual yang lebih murah daripada harga pesaingnya dengan nilai atau kualitas yang sama harga jual yang lebih rendah dapat dicapai oleh perusahaan dengan memanfaatkan skala ekonomis, efisiensi produk, penggunaan teknologi, kemudahan akses dengan bahan baku dan sebagainya.

Strategi pemasaran terdiri dari segmentation ( strategi pemetaan),

targeting (strategi ketepatan) dan positioning (penentuan posisi) ini adalah cara untuk memenangkan pangsa pasar. Taktik pemasaran terdiri dari diferensiasi (disebut inti taktik) yang berupa upaya diferensiasi isi, konteks, dan infrastruktur dari tawaran organisasi kepada pasar sasaran. Bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat, orang, fisik, proses dan promosi digunakan oleh perusahan untuk membangun sebuah strategi fungsional pemasaran yang efektif.

Matriks IFE dan Matriks EFE

Matriks IFE dan EFE terdiri dari kolom bobot, rating, dan total nilai yang merupakan hasil kali dari bobot dan rating. Untuk kolom bobot dan rating diisi sesuai dengan nilainya yang merupakan hasil dari pengelompokan faktor-faktor internal dan eksternal berdasarkan tingkat kepentingannya. Menurut Umar (2001), menyatakan bahwa matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dihadapi perusahaan terdiri dari aspek sumberdaya manusia, pemasaran, produksi dan operasi, keuangan dan akuntasi dan sistem informasi. Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang berkaitan dengan peluang dan ancaman. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal menyangkut persoalan ekonomi, politik dan pemerintahan, sosial budaya, teknologi, lingkungan, demografi, persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini penting karena faktor eksternal perusahaan berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan.

Matrik IE

Matriks IE menggambarkan posisi perusahaan sehingga alternatif strategi yang diusulkan sesuai dengan kondisi perusahaan. Matriks IE merupakan gabungan matriks IFE dan EFE yang meringkas hasil evaluasi faktor eksternal dan internal dan menempatkan perusahaan pada salah satu kondisi di dalam sembilan sel, dimana setiap sel merupakan langkah yang harus ditempuh perusahaan.

Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2005). Matriks SWOT merupakan

matching tool yang penting untuk membantu mengembangkan empat tipe strategi

yaitu sebagai berikut:

(32)

c. Strategi ST ( Strength-Threat), melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. d. Strategi WT (Weakness-Threat), strategi ini merupakan taknik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman.

Matriks QSPM

QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks) adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan key success faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya (Umar, 2001). Tujuan QSPM adalah untuk menentukan alternatif strategi pemasaran yang paling baik atau yang menjadi prioritas untuk dijalankan perusahaan. Seperti alat analisis lainnya, QSPM juga membutuhkan intuitif judgment yang baik.

Dalam beberapa hal, QSPM memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu : (1) strategi dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan; (2) tidak ada batas jumlah strategi yang dapat diperiksa atau dievaluasi; (3) membutuhkan ketelitian dalam memadukan faktor-faktor eksternal dan inernal yang terkait dalam proses keputusan.

Kerangka Pemikiran Operasional

Perumusan strategi pemasaran dapat dilakukan dengan mengetahui keadaaan umum perusahaan yang mencakup lingkungan pemasaran. Lingkungan pemasaran yang dimaksud meliputi lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Dengan melakukan identifikasi terhadap lingkungan internal maka akan diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan sedangkan dengan melakukan identifikasi lingkungan eksternal maka akan diketahui peluang dan ancaman perusahaan. Kemudian hasil identifikasi lingkungan internal akan dianalisis dengan menggunakan matrik IFE dan hasil identifikasi lingkungan ekternal akan dianalisis dengan menggunakan matriks EFE.

(33)

Strategi Pemasaran yang Dilakukan Oz Corner Cafe Dirasakan Belum Optimal

Jumlah Penjualan Masih Belum Mencapai Target yang Diharapkan

Analisis Strategi Pemasaran

Analisis lingkungan perusahaan

Faktor Internal Faktor eksternal

Indikator :

Segmentasi, Target, Posisi, Bauran pemasaran (7P), managemen dan keuangan keuangan

Indikator :

Sosbud demografi, Ekonomi,

Politik, Teknologi, Pelanggan

Matriks IFE Matriks EFE

Alternatif Strategi yang Tepat ( Matriks IE dan SWOT )

Matriks QSPM

Rekomendasi Alternatif Strategi Pemasaran

Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Oz Corner Cafe Jalan Raya Sinangbarang No. 175 Bogor pada bulan Maret – April 2014. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan karena Oz Corner café yang relatif baru didirikan dan mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam memasarkan makanan.

(34)

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan melakukan studi kasus di Oz Corner Cafe . Data yang digunakan pada penelitian ini data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner responden pilihan yaitu Pemilik , Supervisior dan Pegawai Oz Corner yang merupakan pihak-pihak yang paham dalam permasalahan strategi pemasaran. Pengumpulan data primer untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan.

Data sekunder merupakan data pendukung dari data primer yang diperoleh yaitu data yang dimiliki oleh Oz Corner berupa data penjualan dan studi literatur yang berhubungan dengan penelitian seperti Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Dinas Informasi dan Pariwisata Kebudayaan Kabupaten Bogor, perpustakaan IPB dan Fakultas, serta internet dan buku-buku yang terkait.

Teknik Pengambilan Responden.

Metode pengambilan responden yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pemilihan Responden tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa informasi dapat terkumpul dari sumber yang tepat diantara responden yang dipandang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Selain itu, responden dalam penelitian disini adalah orang-orang kompeten yang benar- benar menguasai, mempengaruhi pengambilan kebijakan atau benar-benar mengetahui informasi yang dibutuhkan dan paham permasalahan strategi pemasaran. Untuk pihak internal tiga orang diambil sebagai responden yaitu Pemilik dan Supervisor serta pegawai Oz Corner Dari pihak eksternal yaitu pelangan Oz Corner sebanyak dua orang yang terdiri dari pelangngan yang sudah pernah datang dan baru pertama kali datang ke Oz Corner cafe.

Teknik Pengumpulan Data.

Dalam pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah :

1. Teknik Wawancara : melakukan wawancara dengan Pemilik dan Supervisor serta pegawai cafe lainnya untuk mendapatkan informasi yang lengkap serta wawancara dengan pihak eksternal.

2. Teknik Kepustakaan : membaca buku-buku yang terkait dengan judul penelitian dan literatur-literatur lainnya yang menunjang pelaksanaan penelitian.

3. Teknik Pengisian Kuesioner : pengisian kuesioner dilakukan oleh Pemilik, Supervisor, pegawai serta konsumen yang berkunjung ke Cafe tersebut.

Pemilihan responden berdasarkan pertimbangan bahwa pihak yang memiliki pengetahuan, pengalaman, dan keahlian dalam permasalahan yang berhubungan dengan strategi pemasaran di Oz Corner.

Metode Pengolahan Data

(35)

(matriks IFE) dan matriks faktor eksternal (matriks EFE), matriks IE, matriks SWOT dan QSPM.

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk mendefinisikan visi, misi dan tujuan perusahaan, karakteristik produk yang dihasilkan, tingkat pencapaian target penjualan yang diharapkan, kegiatan pemasaran, sumberdaya manusia, produksi/operasi, keuangan dan akuntansi, serta teknologi yang digunakan perusahaan. Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi riil perusahaan.

Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi

Proses perumusan strategi pada kerangka tiga tahap formulasi strategi yang terdiri dari tahap masukan (input), tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Analisis tiga tahap formulasi strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis lingkungan eksternal dan internal (EFE dan IFE), analisis IE, analisis SWOT dan analisis QSPM.

Tahap Masukan (input)

Tahap input meliputi proses analisis faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perusahaan. Analisis internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis ini akan disajikan dalam matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Analisis eksternal dilakukan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Secara ringkas disajikan dalam matriks External Factor Evaluation

(EFE).

Adapun tahap-tahap dalam penyusunan matriks EFE dan IFE adalah : 1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan

Dalam tahap pengidentifikasian faktor internal dan eksternal dilakukan dengan mendaftarkan seluruh kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Dalam penyajian matriks, faktor yang bersifat positif (kekuatan dan peluang) ditulis sebelum faktor yang bersifat negatif (kelemahan dan ancaman).

2. Pemberian Bobot Faktor

(36)

Penentuan bobot pada setiap variabel digunakan skala 1,2,3. Penilaian untuk setiap skala dapat dijelaskan sebagai berikut:

1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal 3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Tabel 2. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan

Faktor Eksternal A B C … Total

A B C … Total

Sumber : (Kinnear dan Taylor, 1991)

Tabel 3. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan

Faktor Internal A B C … Total

A B C … Total

Sumber : (Kinnear dan Taylor, 1991)

Bobot tiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai tiap faktor terhadap total nilai faktor. Bobot yang diberikan berada pada kisaran 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting). Faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar pada perusahaan diberikan bobot yang tinggi. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada tiap faktor harus sama dengan 1,0. Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :

ai = Xi

∑ xi

Keterangan : ai = Bobot variabel ke-i Xi = Nilai variabel ke-i i = 1,2,3,…

n = Jumlah variable

3. Pemberian Rating (Peringkat)

Menurut (David, 2006) rating (peringkat) menggambarkan seberapa besar efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor strategis yang ada. Penilaian rating untuk lingkungan eksternal diberikan dalam skala dengan pembagian sebagai berikut : peluang rating 4 = respon sangat superior, rating 3 = respon diatas rata-rata, rating 2 = respon rata-rata dan rating 1 = respon dibawah rata-rata sedangkan untuk ancamannya adalah rating 4 = respon dibawah rata- rata, rating 3 = respon rata-rata, rating 2 = respon diatas rata-rata dan rating 1 = respon sangat superior. Penilaian rating untuk lingkungan internal diberikan dalam skala dengan pembagian sebagai berikut : kekuatan rating 1 = sangat lemah, rating 2 = lemah, rating 3 = kuat dan rating 4 = sangat kuat sedangkan untuk kelemahan adalah 1 = sangat kuat, rating 2 = kuat, rating 3 = lemah dan

rating 4 = sangat lemah.

(37)

Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai tertimbang tiap faktor yang diperoleh dari perkalian bobot dengan rating (peringkat) setiap faktor. Nilai tertimbang setiap faktor kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total nilai tertimbang bagi organisasi (David, 2006).

Tabel 4. Matrik EFE

Faktor Eksternal Bobot Peringkat Bobot x Peringkat Peluang

Faktor Internal Bobot Peringkat Bobot x Peringkat Peluang

Total nilai tertimbang pada matriks EFE dan IFE akan berada pada kisaran 1,0 (terendah) hingga 4,0 (tertinggi), dengan nilai rata-rata 2,5. Semakin tinggi nilai total tertimbang perusahaan pada matriks EFE dan IFE mengindikasikan perusahaan merespon peluang dan ancaman (faktor eksternal) atau kekuatan dan kelemahan (faktor internal) dengan sangat baik pula, begitu pula sebaliknya.

Tahap Pencocokan

Tahap pencocokan merupakan tahap untuk mencocokan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal berdasarkan informasi yang didapatkan pada tahap input. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk tahap pencocokan adalah matriks IE ( Internal- Eksternal) dan matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT).

Analisis Matriks IE (Internal-Eksternal)

(38)

I II III

IV V VI

VII VIII IX

1. Growth and Build (tumbuh dan bina) berada dalam sel I, II, dan IV. Strategi yang cocok adalah intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integrasi (integrasi ke belakang, integrasi ke depad dan integrasi horizontal).

2. Hold and Maintain (pertahankan dan pelihara) dilakukan untuk sel III, V, dan VII. Strategi umum yang dipakai adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.

3. Harvest or Divest ( panen atau divestasi) dipakai untuk sel VI, VIII, dan IX. Strategi umum yang dipakai adalah strategi divestasi, strategi diversifikasi konglomerat, dan strategi likuidasi. Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 6.

Total Skor IFE

Kuat Rata-rata Lemah

4.0 3.0 2.0 1.0

Tinggi

Total 3.0

Skor Menengah

EFE

Rendah 2.0

1.0

Gambar 6. Matriks IE (Internal-Eksternal) Sumber : David, 2006

Analisis Matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT)

Matriks lain yang digunakan pada tahap pencocokan adalah matriks SWOT, yang ditujukan untuk merumuskan sejumlah alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Terdapat 4 tahapan untuk membentuk matriks SWOT, yaitu :

1. Sesuaikan kekuatan internal perusahaan dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi SO.

2. Sesuaikan kekuatan internal perusahaan dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi ST

3. Sesuaikan kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi WO

(39)

Tabel 6. Matriks SWOT

Selanjutnya yang turut digunakan dalam proses analisis penetapan keputusan adalah QSPM. Adapun unsur-unsur yang terdapat di dalam QSPM adalah : strategi-strategi alternatif, faktor-faktor kunci, bobot, AS = nilai daya tarik, TAS = total nilai daya tarik, dan jumlah total nilai daya tarik. Langkah-langkah penggunaan QSPM di dalam proses penetapan keputusan adalah sebagai berikut :

1. Membuat daftar peluang/ancaman eksternal kunci dan kekuatan/kelemahan internal kunci dari kolom kiri QSPM. Informasi tersebut harus diambil langsung dari matriks EFE dan IFE.

2. Memberikan bobot pada setiap faktor eksternal dan internal kunci. Bobot tersebut sama dengan bobot yang ada di matriks EFE dan Matriks IFE. Bobot tersebut disajikan dalam kolom sebelah kanan kolom faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal perusahaan.

3. Memeriksa matriks-matriks pencocokan yang terdapat pada tahap dua, dan mengenali strategi-strategi alternatif yang harus dipertimbangkan organisasi untuk ditetapkan. Strategi-strategi tersebut ditulis pada baris atas QSPM.

(40)

menunjukkan bahwa masing-masing faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat. Garis (-) digunakan untuk menunjukkan bahwa faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan-pilihan khusus yang dibuat.

5. Menghitung TAS = total nilai daya tarik didefinisikan sebagai hasil mengalikan bobot (langkah dua) dengan nilai daya tarik di masing-masing baris (langkah empat). Total nilai daya tarik menunjukkan daya tarik relatif dari masing-masing strategi alternatif, dengan hanya mempertimbangkan dampak dari faktor keberhasilan krisis eksternal atau internal yang berdekatan. Semakin tinggi nilai daya tarik semakin menarik strategi alternatif tersebut.

6. Menghitung jumlah total daya tarik. Total nilai daya tarik dijumlahkan di masing-masing kolom strategi QSPM. Jumlah total nilai daya tarik (STAS) mengungkapkan strategi yang paling menarik dalam masing-masing rangkaian alternatif. Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin menarik strategi tersebut, dengan mempertimbangkan semua faktor krisis eksternal dan internal yang berkaitan yang dapat mempengaruhi keputusan strategis. Matriks QSP dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) Strategi Alternatif

Strategi 1 Strategi 2

Faktor-faktor kunci Bobot AS TAS AS TAS

Faktor-faktor kunci eksternal -

- -

Faktor-faktor kunci internal -

- -

(41)

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Sejarah Umum Oz Corner

Indra M. Roesli, M.M adalah pemilik Oz Corner Café, sebelumnya beliau pernah memiliki Usaha sejenis di kawasan Bantarjati Bogor Utara yang bernama “The Podjok Café” tersebut merupakan salah satu cafe yang Bogor dengan konsep keluarga, namun semua kalangan dapat datang dan menikmati menu – menu yang ada di cafe ini. Pada tahun 2010 the Pdjok cafe terpaksa ditutup oleh Indra M. Roesli, M.M, hal ini disebabkan tingginya biaya operasional dikawasan tersebut. Oz Corner didirikan pada tanggal 15 desember 2013, Cafe ini didirikan karena pemilik restoran, yaitu Indra M. Roesli, M.M melihat adanya peluang dan adanya pasar dalam pemenuhan kebutuhan dari para konsumen khususnya para remaja yang menginginkan adanya suatu tempat yang cukup luas, nyaman, dan menarik untuk berbagai macam kegiatan lengkap dengan paket menu makanan Nasional

dan Western. Dengan pengalaman yang ada Indra M. Roesli, M.M membuat cafe

dengan konsep remaja meskipun masih dapat dinikmati oleh kelurga.

Oleh sebab itu, pemilik Oz Corner memutuskan untuk mendirikan cafe dengan menawarkan konsep “Urban Industrial” yang berbeda dari café yang lain dan berada dikawasan yang dekat dengan potensi pasar, seperti lembaga pendidikan. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Oz Corner yaitu memiliki fasilitas wifi dengan kapasitas tempat duduk 50 orang serta menyediakan masakan Sunda maupun masakan Eropa dan Cina yang sesuai dengan keinginan konsumen akan beragam menu pilihan. Oz Corner Café memiliki ciri khas yaitu café ini menyajikan berbagai variasi makanan Sunda, Eropa, dan Cina. Selain itu, dekorasi ruangan perpaduan antara unsur alam dan modern. Oz Corner Café memiliki penawaran harga bersaing, dengan harga yang diterapkan untuk menu makanan di Café ini mulai dari harga Rp 8.000,- sampai Rp 32.000,- dan harga minuman dimulai dari harga Rp 3.000,- sampai Rp 9.000,-. Harga yang diterapkan pada produk Oz Corner Café merupakan sasaran yang dipilih adalah semua kalangan ekonomi.

Segmen pasar dari Oz Corner Café adalah keluarga dan Remaja. Penyediaan hotspot dan keramahan para pelayan semakin menambah keramaian pengunjung yang datang terutama pada saat akhir pekan. Oz Corner Café menggunakan motto “Makan lezat, minum enak, nongkrong sedap”. Motto ini bukan sekedar moto saja, namun diwujudkan ke dalam kualitas produk dan

service yang dijual dibuat untuk menarik para konsumen berkunjung dan tentu saja datang ke Oz Corner. Lokasi Oz Corner berada di Jalan Sindang barang raya ( Letj. Ibrahim Adjie ) No. 175 Bogor.

Visi dan Misi.

Oz Corner Café mempunyai visi dan misi sendiri dalam menjalankan usahanya, yaitu untuk menciptakan dan membangun nilai-nilai usaha dan meningkatkan pertumbuhan usaha yang sehat dan secara berkesinambungan serta memberi kesejahteraan kepada seluruh karyawan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak majemen restoran diperoleh:

1) Visi Oz Corner Café Bogor yaitu menjadi yang terbaik dalam industri cafe yang ada di Kota Bogor dan menjadi ikon café di Kota Bogor.

Gambar

Grafik Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Mancanegara
Gambar 2. Grafik Perkembangan Jumlah Restoran Kota Bogor Tahun 2009 –
Gambar 3.  Model Komprehensif Proses Manajemen Strategis
Gambar 4.   Model lima Kekuatan Porter
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian selisih nilai yang terbaca oleh sensor terhadap multimeter rata-rata untuk tegangan sebesar 0,101 V, untuk arus 0,015A dan untuk total energi

Penelitian ini juga menguatkan teori Mulyasa tentang guru professional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan, bahwa kreativitas seorang guru dalam proses

Septiana Tri Kusuma, Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Pecahan Desimal Melalui Model Active Learning Tipe Index Card Match (ICM) Pada Siswa Kelas V Sd

yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

 Beban Jasa Telekomunikasi: naik sebesar Rp452,4 miliar atau 4,5% dibandingkan tahun 2013, sebagai akibat dari peningkatan beban frekuensi, beban pemeliharaan

Untuk lebih spesifik lagi dan tujuan yang akan dicari dari penelitian ini tercapai dengan baik dan jelas, maka peneliti akan lebih memfokuskan pada respon mengenai kegiatan

[r]

[r]