• Tidak ada hasil yang ditemukan

Otonomi pendidikan sebagi upaya meningkatkan mutu sekolah : studi deskriftif di smp negeri 263 jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Otonomi pendidikan sebagi upaya meningkatkan mutu sekolah : studi deskriftif di smp negeri 263 jakarta"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

( Studi Deskriptifdi SMP Negeri 263Jakarta) Skripsi

Diajllkan lIntlik Memenllhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.l)

Oleh

ACHMAD SOFYAN

NIM:I02018224075

PROGRAM STUDl MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

(Studi Deskriptifdi SMPN263Jakarta Timur)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

ACHMAD SOFYAN NIM: 1020 I 8224075

Di bawah bimbingan

SUKARNA SYARIF, SH. MA NIP: 130604658

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULT AS ILMU T ARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDA

YATULLAH

JAKARTA

(3)

Skripsi yang berjudul "Otonomi Pendidikan Sebagai Dpaya Mcningkatkan Mutu Sekolah (Studi Dcskriptif di SMP Negcri 263 Jakarta)", telah diujikan

dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Juni 2007, skripsi ini telah diterima scbagai

salah satu syarat untl1k memperoleh gelar sarjana Strata I (S1) pada .Turusan Kepcndidikan Islam, Program Stl1di Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 12 Juni 2007 Sidang Munaqasah

Dekanl

Ketua Merangkap Anggota

Pembantu Dekanl

Sekertaris Merangkap Anggota

NIP. 150202343

P r. H. AZlz Fahrurrozi MA

Anggota

PengujiI

\

Drs. S

au

i M. Pd NIP•.1S0 2 6289

Penguji II

(4)
(5)

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karen a atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat terselesaikan sebuah karya sederhna dari penulisan skripsi yang beljuclul "Otonomi Pendidikan Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Sekolah (Studi Oeskriptif di SMPN 263 Jakarta)", yang ditulis untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar sarjana dari Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta.

Menyadari bahwa dalam menghantarkan penyelesaian skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, dukungan sena bantuan baik moril maupun materil kepada penulis, sudah menjacli kepatuhan sebagai ungkapan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya, penulis sampaikan kepada semua pihak atau orang-orang yang beljasa yaitu:

I. Bapak Prof. Dr. Oede Rosyada, M.A Oekan Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(6)

bimbingan kepada penulis, sehingga dengan kelulusan dan keikhlasannya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Kepada pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini terutama kepada Bapak dan Ibu Guru serta Pegawai yang ada di SMPN 263 Jakarta, khususnya kepada Kepala Sekolah, Staf Guru, Supervisor Pendidikan dan Komite Sekolah sebagai informasi dan responden dalam penulisan skripsi ini.

5. Sahabat-sahabatku seperjuangan dan sependeritaan Keluarga Besar KI-Manajemen Pendidikan Angkatan 2002, khususnya Kelas A. terutama kepada sahabatku yang setia yaitu Kriswantoro, S.Pd.1 (Cirebon), Salman Alfarisi, S.Pd.1 (Tangerang), Ibnu Ulinuha, S.Pd.I (Indramayu). Noviyanti. M. S.Pd.1 (Tanjung Priuk), Djayanti, S.Pd.1 (Tanjung Priuk), Adhe Sukma (Jakarta) yang selalu memberi input dan motivasinya dalam menghantarkan

penyelesaian skripsi ini.

6. Keluarga besar Drs. H. IZ. Muttaqin Darmawan beserta istri dan kakakku tereinta M. Iqbal Imawan, S.E, Irfan Muttaqin, S.P yang selalu memberi motivasinya dalam menghantarkan penyelesaian skripsi ini.

(7)

memberikan curhat kasih sayang, kekuatall moral dan dzikir cinta dengall ulltaian doa-doa yang dipanjatkannya, motivasi dan dukungan materil kepada penulis, sehingga penulis bisa merampungkan penulisan skripsi ini. Yailu Ayahanda dan Ibunda yang mulia. Tidak dapat penulis membalas jasa baik mereka selaill untaiall doa, semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikannya dengall pahala dan

kebaikan yang berlipat ganda serta keberkahan hidup baik di dunia maupull akhiral. Semoga karya tulis yang sederhana ini dapal bennanfaat adanya khususllya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca yang selalu peduli dengan perkcmbangan dunia pendidikan baik sekarang maupun yang akan dalang.

Jakarta, '-'.M",c,,-i セWBGoBMPWGMMGMイカGMGャ

Rabi'ul Akhir J428 I-I.

(8)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI i

LEMBAR PERSEMBAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR lSI iv

BAB I

BABII

PENDAHULUAN

A. LataI' Belakang Masala I

B. Identifikasi Masalah 6

C. Pembatasan Masalah 7

D. Perumusan Masalah 8

A. Manfaat Penelitian 8

KAJIAN TEORI

B. Hakikat Otonomi Pendidikan 9

1. Pengertian Otonomi 9

2. Pengertian Pendidikan 12

3. Pengertian Otonomi Pendidikan 16

C. Mutu Sekolah 20

1. Pengertian Mutu Sekolah 20

(9)

BABIV

B, Tempat dan Waktll Penelitian "",,"",,"",,",,""'"'' ",,,.,,,, " " 27 C. Metode Penelitian """""""""""""""""",,,,,,, ",," " " """ " " "27 D, Sumber Data,,, """ "" """""" """" ,,"" ",,",," """''''''''',,' """ 28 E, Tekn ik Pengumpulan Data, """""""""""""""""""."",,''',,,29

F. Instfumen Pengumpul Data... 30

G, Teknik Analisa Data """"",,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, 31

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data, ",,"'" """""" """""""'" ... '7. )

-I, Sejarah dan Perkembangan SMP Negeri 263 Jakarta ""32 2, Visi SMP Negeri 263Jakarta ,""",,",,''',,'',,''''',,'''''''''''' 33 3, Misi SMP Negeri 263 Jakarta """""""""""."""""""",34 4, Sarana dan Prasarana SMP Negeri 263 Jakarta ,,,,,""",,' 34 5, Keadaan Siswa-siswi dan Guru SMPN 263 Jakarta '"''''35 6, Strllktur Organisasi SMPN263 Jakarta """,""',,","'" '" 37 7, Hasil Perolehan Nilai Ujian SMPN 263 Jakarta "'" ",""39 B, 1nterpretasi Data""",,,,,, ,,,,,,,,,,,,, ,,,,,,,,, '''','''' ,,,,,,,.,,,,,,,,,,,,,,,,,40

(10)

BABV

d. Pengelolaan Tenaga Kependidikan... .. 4<) e. Pengelolaan Fasilitas Sarana dan Prasarana 54

f. Pengelolaan Keuangan 57

g. Pelayanan Siswa 60

h. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat. 62 i. Pengelolaan Iklim Sekolah 64 2. Upaya Guru Meningkatkan Kompetensinya dalam

Meningkatkan Mutu di SMP Negeri 263 Jakarta 65 3. Upaya Supervisor Meningkatkan Mutu di SMI' Ncgcri

263 Jakarta 67

4. Upaya Komite Sekolah Meningkatkan Mutu di SMP Negeri 263 Jakarta... . .. 70

PENUTUP

A. Kesimpulan 71

B. Saran 73

DAFTAR PUSTAKA

(11)

3.1 Kisi-Kisi Instrumen "... 30

4.1 Data Keadaan Sarana dan Prasarana , 35

4.2 Data Keadaan Siswa-Siswi 36

4.3 Data Keadaan Guru 37

4.4 Prestasi Hasil Ujian 39

4.5 Prestasi Akademik 61

(12)
(13)

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional yang kita laksanakan adalah manifestasi tanggung jawab negara dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia. Salah satu cita-cita nasional yang hanls terus diperjuangkan oleh bangsa Indonesia ialah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa mclalui pendidikan nasional. Masa depan dan keunggulan bangsa ditentukan oleh keunggulan sumber daya manusia yang dimilikinya, disamping sumber daya alam dan modal. Sumber daya manusia yang tinggi c1iharapkan secara signifikan dapat menjadi subjek pembangunan untuk lebih berhasil mengelola sumber daya bagi kepentingan kesejahteraan masyarakat. Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran yang sangat penting c1alam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatall kualitas pendidikall merupakall suatu proses yang terilltegrasi dellgall proses pellingkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Mellyaclari pentillgnya proses pellingkatan kualitas sumber c1aya mall usia, maka pemerintah bersama kalangall swasta sama-sama telah dan terus berupaya mewujudkall amanat terse but melalui berbagai usaha pembangullan pendidikan yang lebih

t'fu,,,

.'

(14)

sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya.'

Tetapi pada kenyataannya upaya pemerintah tersebut belum eukup berarti dalam meningkatkan kuailtas pendidikan. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan. pengadaan buku dan alai pelajaran, pengadaan dan perbaikan saran a dan prasarana pendidikan, dan peningkalan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, bcrbagai indikalor mulu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang bcrarti. Sebagian sekolah, lerulama di kota-kola, menunjukan peningkalan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian

memprihatinkan.

lainnya masih

Adapun yang menyebabkan rendahnya mutu pcndidikan disebabkan tiga faklor dimana mulu pendidikan tidak mengalami peningkatan secara merata yaitu: (I) kcbijakan dan penyclcnggaraan pcndidikan nasional mcnggunakan pcndekatan educational production function atau inpUl-oulpUl analysis yang tidak dilaksanakan secara konsekuen. Pendekatan ini mel ihat

IUmaedi, Manqjemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (sehuoh pendekalan baru dalam

penge/olaan sekoiah untuk peningkatan11111111),diakses dari httpllwww.ssep.net/padatanggal 13 Maret

(15)

bahwa lembaga pendidikan berfungsi sebagai pusat produksi yang apabila dipilih semua input (masukan) yang diperlukan dalam kegiatan produksi tersebut, maka lembaga ini akan menghasilkan output yang dikehendaki. Dalam kenyataan, mutu pendidikan yang diharapkan tidak teljadi, mengapa? Karena selama ini dalam menerapkan pendekatan education production .filnction terlalu memusatkan pada input pendidikan dan kurang memperhatikan pada proses pendidikan. Padahal, proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan. (2) penyelenggaraan pendidikan dilakllkan secara sentralistik, sehingga sekolah sebagai penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi, yang kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat. Dengan demikian sekolah kehilangan kemandirian, motivasi, dan inisiatif untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya termasuk peningkatan mutu pendidikan sebagai salah satu tujuan pendidikan nasional. (3) peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim. Partisipasi masyarakat pada lImlimnya selama ini lebih banyak bersifat dukungan dana, bukan pada proses pendidikan (pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas). Berkaitan

(16)

berkepentingan dengan pendidikan. Dilihat dari aspek lain masih banyaknya peserta didik gagal sekolah, lamanya penyelesaian studi mahasiswa lulusan perguruan tinggi, juga lamanya memperoleh pekerjaan, bahkan ban yak yang menjadi pengangguran dan rendahnya gaji para lulusan sekolah merupakan indikator lain betapa rendahya mutu pendidikan kita.'

Pada tahun 1984 kita telah berhasil melaksanakan wajib belajar 6 tahun, yang telah diusulkan untuk dilaksanakan dengan jelas ketika RI baru berusia 4 bulan yaitu pada tanggal 29 Desember 1945. BPKNIP (Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat) atau bad an legislatif pada waktu itu mengusulkan kepada kementrian pendidikan pengajaran dan kebudayaan agar melaksanakan wajib belajar 6 tahun secara berangsur dalam waktu 10 tahun. Banyak yang telah dihasilkan dengan wajib belajar 6 tahun, diantaranya telah berhasil mengenalkan pada masyarakat betapa pentingnya pendidikan dasar dan mengurangi jumlah buta baca latin pada masyarakat bawah yang pada zaman kolonial tidak tersentuh. Berbagai macam inovasi pendidikan dikembangkan seperti, CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) untuk mcningkatkan metode belajar dan mengajar yang lebih kreatif tidak sekedar ll1endengarkan yang akan mematikan kreatifitas siswa dan GNOTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh) yang dikenalkan pada masyarakal untuk dilaksanakan dengan tujuan memberikan beasiswa yang tepat sasaran. Proyek inovasi

:! Umaedi, Mmu;ljemen Peningkalan MUlu Berbasis Sekolah,(Jakarta: Dikdasl11cn, 200 I),

(17)

tersebut memang belum mencapai hasil yang diinginkan tetapi setidaknya acla usaha untuk melakukan perbaikan mulU pendidikan3

Seiring dengan bergulirnya era otonomi daerah dan diberlakukannya UU No 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, pada pasal I I ayat 2 dinyatakan bahwa; "Biclang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah daerah kabupaten dan daerah kota meliputi pekerjaan umum. kesehatan, pendidikan dan kebudayaan." UU ini memberikan keleluasaan bagi pemerintah daerah unlUk mampu mengembangkan potensi yang acla termasuk juga penclidikan. Asas desentralisasi yang dianut oleh UU pemerinlah daerah mencakup pengertian antara lain pengakuan kewenangan pemerintah yang luas kepada daerah OlOnom oleh pemerintah pusat. Konsekuensi pelaksallaan otonomi yang seluas-Iuasnya itu akan membawa pengaruh termasuk dalam pendidikan yang kemuclian c1ikenal dengan olOnomi penclidikan.

Otonomi pendidikan dengan asas desentralisasi akan melahirkan warga negara yang inovatif, bisa bersaing dan dapat bekeljasama membangull suatu masyarakat yang demokratis.

Diberiakukannya otonomi pendidikan memberikan an gill segar bagi daerah khususnya sekolah untuk dapat mengembangkan potensinya. Sekolah dapat dengan leluasa membuat reneana-rencana yang sesual dengan kondisinya. Contohnya sekolah menambah Jam belajar efektif dengan

1Abdul Rachman Saleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa,(Jakarta: PT. RAia

(18)

menerapkan kurikulum dan metode belajar yang tepat. Dengan reneana yang matang dan pelaksana yang profesionaJ scrta koordinasi kerja yang baik tentunya akan mendapat hasil yang maksimaJ karena akan membawa sekolah pada tujuan utama yaitu meningkatkan mutu dan memenuhi harapan masyarakat.

Kemandirian pimpinan lembaga pendidikan semakin dituntut dalam era otonomi pendidikan. KepaJa sekolah harus lebih mandiri dan mengembangkan semua sumber daya sekoJah. Kepala sekolah harus mampu membuat kebijakan atau rencana-rencana yang akan mcmbawa pcrubahan yang baik bagi sekoJah.

Berdasar Jatar belakang masaJah yang ada, saya mencoba meneJiti tentang upaya peningkatan mutu sekoJah di era otonomi pcndidikan. Schingga dapat penuJis tarik dengan memberi juduJ, "Otonomi I'endidikan Scbagai Upaya Mcningkatkan Mutu Sckolah (Studi Deskriptif di SMP Negeri 263 Jakarta)".

B. Idcntifikasi Masalah

(19)

Berdasar latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah scbagai

berikut:

a. Kebijakan yang dikeluarkan mampu membenahi pendidikan.

b. Peran otonomi pendidikan dalam peningkatan mutu pendidikan di

SMP Negeri 263 Jakarta.

c. Penerapan pelaksanaan otonomi pendidikan di SMP Negeri 263

Jakarta.

d. Mutu pendidikan di SMP Negeri 263 Jakarta sctelah implementasi

otonomi pendidikan.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat begitu luasnya permasalahan yang akan dibahas dan

berdasar latar belakang yang ada selta efesiensi waktu. maka skripsi ini akan

saya batasi pada masalah otonomi pendidikan dalam upaya meningkatkan

mutll sekolah di SMP Negeri 263 Jakarta.

a. Penerapan dan pelaksanaan kebijakan otonomi pendidikan di SMP

Negeri 263 Jakarta.

b. Mutu sekolah di SMP Negeri 263 Jakarta setelah implementasi

otonomi pendidikan

Penerapan otonomi pendidikan yang dimaksud adalah peri hal

(20)

kebebasan kepada Pemerintah Daerah (khususnya sekolah) dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Upaya meningkatkan mutu sekolah yang dimaksud adalah setiap usaha untuk meningkatkan derajat pusat pendidikan formal berupa penambahan jam belajar efektif, peningkatan kedisiplinan, membangun lingkungan kerja yang kondusif dan pengelolaan KBM yang dilakukan sekolah.

D. Perumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana peran kepala sekolah dalam upaya meningkatkan mutu lembaganya elan Bagaimana kepala sekolah elan stakeholder lainnya elalam melaksanakan kebijakan otonomi penelielikan eli SMP Negeri 263 Jakarta.

E. Manfaat Penelitian

I. Untuk mengetahui elampak yang ditimbulkan dari penerapan otonomi penelielikan terhaelap upaya meningkatkan mutu sekolah di SMP Negeri 263 Jakarta.

2. Bagi ilmu pengetahuan, sebagai sumbangan data ilmiah elalam mengadakan penelitian selanjutnya.

(21)

A. Hakikat Otonomi Pendidikan 1. Pengertian Otonomi

Secara etimologi perkataan otonomi berasal dari bahasa Yunani tlulios yang berarti sendiri dan nomos yang berarti aturan. Dari ani yang demikian ini, bebcrapa penulis memberikan pengertian otonomi sebagai ze/fivelgeving atau pengundangan sendiri, mengatur atau memerinlah sendiri alau pemerintahan sendiri.1

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia otonomi adalah "pemerintahan sendiri". Seeara luas otonomi diartikan hak, wewenang dan kewaj iban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan

,

peraturan perundang-undangan yang

berlaku.-Menurut Azyumardi Azra, bahwa prinsip otonomisasi dan sentralisasi ilu telah kembali ditegaskan di dalam GBHN tahun 1999-2004 tenlang pendidikan yang mencakup be berap a hal:

Perlama; periuasan dan pemerataan kesempatan rnemperoleh pendidikan bermutu, kedua; peningkatan ォ・ュセューオ。ョ akademik, pl'Ofesional, dan kesejahteraan tenaga kcpendidikan, keligtl; pcmbahasan sistern sekolah pendidikan (sekolah dan luar sekolah)

I Abdurrahman (Editor), Beberapa Pemikiran Tentang Otonomi Daerah, (Jakal1a: Media

Sarana Press, 1987), Cet. Ke-I, 11.9-10.

1Departcl11cn Pendidikan dan Kebudayaan,Kamlls Besar Bahasa Indonesia (KBBI),(Jakarta:

(22)

sebagai pusat nilai sikap, kemampuan dan partisipasi masyarakat, keempat; pembahasan dan pemantapan sistem pendidikan nasional berdasarkan prinsip desentralisasi, otonomi dan manajemen, ke/ima; peningkatan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan pemerintah dan masyarakat, dan keenam; mengembangkan kualitas sisitem sedini mungkin secara terarah, terpadu, dan menyeluruh3

Otonomi dapat mengandung beberapa pengertian sebagai bcrikut:

I. Otonomi adalah suatu kondisi atau eiri unlUk tidak dikontrol oleh pihak lain ataupun kekuatan luar

2. Otonomi adalah bentuk "pemerintahan sendiri" (sell'- governmenl), yaitu hak untuk memerintah atau menentukan nasib sendiri (the right ofself-government; selfdetermination)

3. Pemerintahan otonomi memiliki pendapat yang cukup untuk menentukan nasib sendiri, memenuhi kesejahteraan hidup maupun dalam mencapal tujuan hidup secara adil (self:determination, sell' sl!f]icienty, selfreliance)

4. Pemerintahan sendiri yang dihormati, cliakui dan dijamin tidak adanya kontrol pihak lain terhadap fungsi daerah (local or international affairs) atau terhadap minoritas suatu bangsa

5. Pemerintah otonomi memiliki supremasi/dominasi kekuasaan (supremacy of authority) atau hokum (rule) yang dilaksanakan sepenuhnya oleh pemegang kekuasaan di claerah.'l

Untuk memahami makna otonomi seeara komprehensif harus dipahami terlebih dahulu istilah-istilah yang acla kaitannya dengan makna otonomi. Otonomi dapat diidentikan atau bahkan disamakan dengan istilah clesentralisasi.

Seeal'a tenninologi desentralisasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia mempunyai dua arti, (I) tata pemerintahan yang memberi kan keleluasaan

3 Azyumardi Azra, Paradigma Baru Pendidikan Nasiona/ (Jakarta: Buku Kompas, 2002),

Cet.ke-l, h. 4-5

4 Syahda Guru LS, Menimbang Dlonami VS Federasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

(23)

kepada pemerintah daerah. (2) penyerahan sebagai wcwenang plmpman kepada bawahan.5

Di dalam ncgara kesatuan yang menggunakan asas descntralisasi selain dijumpai adanya struktur pemerintahan pusat(cemra/ govemmem)juga dikenal adanya daerah-daerah yang menyelenggarakan pemerintahan scndiri. Hal ini dapat juga diartikan bahwa daerah-daerah tesebut mempunyai hak. wewenang dan tanggung jawab untuk mengatur dan mengurus urusan rumah tangganya sendiri, yang sering disebut otonomi.6

Otonomi pada hakikatnya bertujuan untuk mcmandirikan sescorang atau sllatu lembaga atau suatu daerah. Lembaga-Iembaga tesebllt harllslah mampu untuk mengurus dirinya sendiri. Dalam rangka untllk mencapai tujllan kemandirian tesebut maka usaha-usaha yang dilaksanakan adalah usaha-usaha pemberdayaan

Dengan demikian otonomi memiliki 11lakna kebebasan atas kemandirian (selfstandingheid) serta menjlljllng tinggi prinsip demokratisasi dan akuntabilitas. Akan tetapi makna ini bukan berarti bebas mcdcka. leras dari kerangka negara kesatuan Republik Indonesia, melainkan bebas yang sesllai dengan peratllran dan perllndang-undangan yang berlaku dalam bingkai negara yang integral.

5Depdikbud,Gp. Cit.,h.20 1

6 B.Hestu Cipto Handoyo,Otonomi Daerah Titik Bera! Otonomi dan Urusan Rumah TangKa

Daerah, (Yogyakarta: Universitas Atmajaya Yogyakarta, 1998), Cet.ke-I, h.27. (UU No.22 Tahun

(24)

2. Pengertian Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan dari dua segi yaitu segi bahasa dan istdah, dapat diartikan dalam Bahasa Indonesia, Inggris, Arab dan Yunani.

Oalam Bahasa Indonesia pendidikan berasal dari kata "didik", lalu kata ini mendapat awalan "pe" dan akhiran "an", artinya memelihara dan memberi latihan, Oalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.7

Pengertian pendidikan menurut I(amus Besar 13ahasa Indonesia adalah pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran clan pelatihan8

Poebakawatja dan Harapan, mengatakan bahwa:

Pendiclikan adalah usaha seCaI'a sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dan segala perbuatannya, orang dewasa yang dimaksud adalah orang tua si anak atau orang yang atas dasar tugasan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk mendidik, misalnya guru sekolah, pemuka agama (dalam lingkungan keagamaan). kepala-kepala

d b . "

asrama an se agall1ya.

Oalam bahasa Inggris, pendiclikan (education) berasal dari kata educate (menclidik) artinya memberi peningkatan (10 elicit, to give rise to), dan mengembangkan (10 evole, to develop).

7 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung; Rosdakarya, 2000), Cet.ke-3, h.lt

8Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Bala; Pustaka, 1988), Cet.ke-I, h.204

(25)

Jacli pencliclikan aclalah ".Ihe Iolal process oj'developing human abi/ilies and behaviors, drawing on almosl alllile'.\' experiences. MakslIcinya aclalah selllrllh tahapan pengembangan kemampllan-kemampllan pengalaman kehicillpan.'o

Dalam bahasa Yllnani pencliclikan (paedagogike) aclalah kata majemllk yang tercliri c1ari kata"PAES" yang berarti "anak" clan kata "Ago" yang berarti "akll membimbing". Jacli paedagogike berarti aku membimbing anak. Orang yang pekerjaanya membimbing anak c1engan maksllcl membawanya ke tempat belajar, c1alam bahasa Yllnani c1isebllt"paedagogos'·.',

Seclangkan istilah pencliclikan dalam bahasa Arab disebllt c1engan "Iarbiyah" dengan kata kerja "rabba". Kata pengajaran dalam bahasa Arabnya aclalah "Ia'lim" c1engan kata kerjanya "allama··. Pendiclikan dan pengajaran cia lam bahasa Arabnya "Iarbiyah wal Ta'lim"."

Dalam UU Siscliknas NomoI' 20 Tahlln 2003 Bab I pasal I c1ikatakan bahwa; "Pendiclikan adalah llsaha saclar clan terencana untllk mewlljlldkan sllasana belajar clan proses pembelajaran agar peserta c1idik secara akli

r

mengembangkan potensi dirinya llntllk memiliki kekllatan spiritual

10Ibid

" Abu Ahmad dan Nul' Uhbiyati,IImli Pendidikan,(Jakarta: PT. RinckaCipia. 200 I),

Cel.ke-2, h.70

12 Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Is/am Terhadap Pemecahan Problema

(26)

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerclasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa clan negara"U

Mengcnai pcngertian pendidikan mcnurut istilah clisampaikan olch beberapa tokoh yaitu:

Menurut Simanhadi Wiclyaprakasa, "I'cndidikan dalam arti scm pit berupa usaha sadar dari orang dewasa untuk mengembangkan kcpribadian dan kemampuan anak cliclik untuk mencapai kedewasaanya, seclangkan dalam arti luas adalah pcrbahan tingkah laku manusia untuk perkembangan kepribaclian dan kemampuannya".14

Tim Dosen FIP-IKIP Malang mcnyimpulkan bahwa pendidikan adalah; "Aktifitas dan usaha manusia untuk mcningkatkan kcpribadiannya dengan membina potensi-potcnsi pribadinya, yaitu rohani (pikir. karsa, rasa. eipta dan budi nurani) dan jasmani (panea indera serta keterampilan-keterampilan)".15

Ki Hajar Dewantara mcnjelaskan bahwa "Pencliclikan berarti claya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti (kckuatan bathin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, Maksudnya ialah: supaya kita dapat

IJ Undang-Undang Republik Indonesia (No. 20 Tahull 2003) Tentang SistClll Pcndidikan

Nasional, (Jakm1a: PT. Raja Gratindo Persada. 2003).

14Sahilnn A. Nasir,Loc.Cit

15 Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, (Surabaya: Usaha

(27)

memajukan kesempurnaan hid up, yaitu kehidupan dan pcnghidupan anak-anak sclaras dengan alamnya dan masyarakatnya".16

Menurut AI-Ghazali, pendidikan adalah "Proses mcmanusiakan manusia sejak masa kejadiannya sampai akhir hayatnya melalui berbagai ilmu pengetahuan yang disampaikan dalam bentuk pengajaran secm'a bcrtahap, dimana proses pengajaran itu menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat menuju pendekatan diri pada Allah sehingga mcnjadi manusia yang sempurna".17

Selanjutnya M. Ngalim Purwanto, di dalam bukunya Ilmu Pcncliclikan Teoritis clan Praktis menyatakan bahwa penclidikan aclalah: "Usaha orang dewasa secara saclar untuk mcmbimbing dan mengcmbangkan kepribaclian scrta kemampuan dasar anak didik baik dalam pendidikan formal alau non formal".IS

Dari beberapa pengertian cli atas, clapal clisimpulkan bahwa pencliclikan adalah suatu aktivitas yang teratur, sistematis yang dilakukan secara sadar oleh orang dcwasa dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan clan kepribaclian anak clengan jalan pembinaan p01.ensi-p01.ensi pribadi yang climilikinya baikjasmani maupun rohani sesuai dengan cila-cila pcnclidikan

16 Ekosusilo dan Kasihadi, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: EFFHAR dan Dahara Prize),

Edis; Revisi, h.236

17 Abidin Ibn Rusn, Pemikiran AI-Ghaza/i Tenfang Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka

Pel ajar), Cet,ke-I, h.56

III M. Ngalim Purwanto, IImu Pendidikan Teoritis dan Praklis, (Bandung: Rcmaja Rosda

(28)

3. Pengertian Otonomi Pendidikan

Menurut Siamet seorang dosen program p,lsca sarJun Universilas Negeri Yogyakarla dan konsultan (international) Direklorat Pendidikan Menengah Umum mengatakan bahwa: "Olonomi pendidikan adalah kewenangan lembaga pendidikan untuk mengatur dan mengurus kepenlingan warga sekolah menu rut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi warga sekolah sesuai dengan peraturan perundang-undangan pendidikan nasional yang

berlaku".19

Otonomi pendidikan adalah desentralisasi pendidikan guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan unluk mencapai tingkal kualitas pendidikan pada lembaga pendidikan (sekolah) yang dikelola sendiri oleh penyelenggara pendidikan.

Pembaharuan pendidikan di suatu negara mutlak diperlukan agar dapal terus menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman. Ide-ide baru perlu dilontarkan untuk memberikan sebuah wacana baru yang barangkali dapal dijadikan paradigma bal'll penyelenggaraan pendidikan. Tahun 200 I adalah awal diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia. Saat ini, olonomi pendidikan sebagai salah satu bagian dari otonomi daerah ilu scndiri mulai digulirkan, meskipun secara bertahap

19Mempertegas Otonomi Pendidikan,' Menu)u Masyurukal EdukulU,diakscs dari

(29)

Sekaranglah waktu yang menentukan bagi para ahli. praktisi. dan pengamat pendidikan untuk bersama-sama memberdayakan pendidikan nasional. Perbincangan tentang pelaksanaan otonomi pendidikan seakan tak pernah berakhir. Hal ini disebabkan oleh karena persoalan yang masih belum terpecahkan di dalamnya. Ada dua isu besar yang mengiringi pelaksanaan otonomi pendidikan, yakni dimulainya masa transisi desentralisasi pengelolaan pendidikan dan kecenderungan merosotnya hasil pcmbangunan pendidikan yang selama ini dicapai. Tak dapat ditolak, kcdua isu ini akan mempengaruhi arah pendidikan nasional di masa yang akan datang.

Dalam undang-undang sisdiknas Bab III pasal I I ayat I mcnyatakan bahwa: dengan memberdayakan semua komponen masyarakat. l11elalui peran sena dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan bennutu bagi warga negara tanpa diskriminasi.

Pada pasal 46 ayat menyebutkan bahwa: Dcngan adanya desentralisai penyelenggaraan pendidikan dan pembcrdayaan masyarakat, maka pendanaan pendidikan menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah (pusat), pemerintah daerah, dan masyarakat.211

(30)

Tidak sedikit para pakar, praktisi dan pengamat pendidikan yang berpendapat bahwa rendahnya mutu pendidikan di negara kita salah salunya disebabkan karena selama lebih dari tiga puluh tahun, sistem pendidikan kila masih bersifat sentralistik, birokratif dan opresif. Dengan adanya UU NO.n Tahun 1999 maka otonomi pendidikan mulai diberlakukan. Daerah dibcri kewenangan untuk mengelola pendidikan sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya.

Dengan adanya undang-undang pendidikan sena desenlralisasi pendidikan diharapkan setiap daerah bisa memanfaatkan dan memberdayakan potensinya masing-masing dengan mengutamakan pendiclikan pada putra-putra daerahnya yang pada giliranya akan bisa melakukakan pcmbangunan terhadap daerahnya sendiri, dengan aclanya desentralisasi pendidikan daerah juga wajib mendanai disetiap pelaksanaan pendidikan

Di dalam koridor reformasi, menurut H.A.R Tilaar olonomi pendidikan mempunyai dua arti, yakni:

Perlama, menata kembali sistem pendiclikan nasional yang sentralistik menuju suatu sistem yang memberikan kesempatan luas kepada inisiatif masyarakat. Otonomi pendidikan berarti pula demokratisasi sistem pendidikan yang berarti mengembalikan hak dan kewajiban asyarakat untuk men gurus pendidikannya.KeduCl, olonomi pcndidikan bukan berarti melepaskan segala ikalan untuk mengcmbangkan NKRI. Otonomi pendiclikan juslru berarti untuk memperkuat c1asar-dasar pendidikan ada tingkat grass-roo Iuntuk membentuk sualu masyarakat Indonesia yang bersalu berdasar kebhinekaan masyarakal Indonesia21

21 H.AR. TUaar,Membenahi pendidikan Nosional,(Jakarta: Rineka Cipla, 2002), ('ct.ke·l,

(31)

Dari pengertian dan makna otonomi di atas, terdapal dua aspck kebahasaan dan yuridis formal. Otonomi dibidang pedidikan yailu hak, kewenangan dan kewajiban daerah unluk mengalur dan mengurlls pendidikan atas potensi dan sumber daya yang ada sesllai dengan peraluran dan perundang-undangan yang berlaku. Hak dan kewenangan dalam bidang pendidikan ini dirinci mulai dari kewenangan merumuskan. membual kebijakan, melaksanakan kebijakan nasional, mengawasi dan mengevaluasi serla memonitor kebijakan nasional tesebut.

Dengan digulirkannya otonomi pendidikan yang merupakan salah salu kewenangan esensial daerah, peluang besar untuk meningkalkan kllalilas pendidikan yang merupakan tolak ukur kualitas sllmber daya manllsia di daerah lelah lerbllka. Hal ini te,jadi karena bupali atau kepala dacrah mclailli dinas pendidikan saat ini memiliki kewenangan penllh dalam menentukan kualitas pendidikan di daerahnya, baik melalui sistem penerimaan siswa. pembinaan profesionalisme guru, rekrutmen kepa1a sekolah, penenluan sistem evaluasi, dan sebagainya.

Dan lIntuk memecahkan masalah kebijakan otonomi pendidikan di Indonesia, penulis memakai ide dasar Mirelle S.Grindle, yang mengcmukakan bahwa:

(32)

lsi kebijakan meliputi pengaruh dari kepentingan, jenis manfaat, tingkal perubahan, pelaksana program dan komitmen. Seclangkan konteks clari implementasi kebijakan meliputi kekuasaan, kepemingan dan strategi dari pelaku, ciri-ciri dari lembaga yang acla, tanggapan clan kesesuaian terhaclap implementasi terse but, intensitas keterlibatan para perencana, clan politisi, penguasa, kelompok sasaran, clan para pelaksana program yang akan mempengaruhi efektivitas implementasi.22

Grinclle cia lam bukunya Solicllin Abdul Wahab menjelaskan ballWa proses implementasi kebijakan clapat c1imulai apabila tujuan-lujuan dan sasaran yang semula bersifat umum telah c1iperinci, program-program telah clirancang clan sejumlah dana telah dialokasikan untuk mcwujuclkan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran tersebut, inilah syarat-syarat pokok bagi implememasi kebijakan negara, baik itu di biclang pendiclikan, kesehatan masyarakat clan apapun.23

B. Mutu Sekolah

1. Pengertian Mutu Sekolah

Mutu c1iartikan secara umum aclalah gambaran clan karakteristik menyeluruh c1ari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya c1alam memuaskan kebutuhan yang cliharapkan atau yang tersirat.24

22 Solihin Abdul Wahab, Analisis Kebijakan; Dad Formu/asi Ke fmplementas Keb[jakan

Negara, (Jakarta: Bum; Aksara, 1997)

2)Ibid

24Umaedi,Manajemen Peningkatan MUll{ Berbasis Sekolah,(Jakarta: Dikdaslllcn,20(1),

(33)

33

184.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, "mutu adalah ukuran baik buruk suatu benda; kadar; tarap; atau derajat (kepandaian, kcccrdasan dan sebagainya), kualitas".25

Menurut Ocmar H. Malik, pengertian mutu c1apat dilihat dari dua segi, yaitu nonnatif clan deskriptif. Dalam artian nonnatif, mutu ditentukan berclasarkan pertimbangan (kriteria) intrinsik dan ekstrinsik. Dalam artian c1eskriptif, mutu ditentukan berdasarkan keadaan senyatanya. misalnya hasil

tes prestasi belajar.26

Eclward Sallis dalam "Total Quality Management In Education" mengemukakan konsep mulU dalam tiga pengertian:

I) Mutu dalam pengertian absolute

Dalam pengertian ini, mulU dianggap sesuatu yang ideal. scolah escnsi dari kebaikan, keindahan, kebenaran, "tiada 'banding, tiada tanding" alau tidak ada duanya, segala lebih dari yang lain.

2) Mutu dalam pengertian relative

Mutu dalam pengertian ini bukanlah suatu sebutan untuk suatu produk atau jasa, tetapi pernyataan bahwa suatu produk atau jasa telah memenuhi persyaratan atau kriteria, atau spesifikasi yang ditetapkan (standar).

3) Menurut definisi konsumen

Konsumen dianggap penentu akhir tentang mutu suatu produk atau jasa, karena tanpa mcreka suatu organisasi atau lembaga tidak dapat

hidup atau tidak ada.27

セU Kamus Besar Bahasa IndonesiaLoe.Cit. ,

セHャ Ocmar H. Malik,Eva/uasi Kuriku/wl1, (Bandung: RCl11ajaRosda Karya. 1990).c」エNォ・セjN h.

(34)

161-Dalam konteks pendidikan mutu mengacu pada proses pcndidikan dan hasil pendidikan. Dalam proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input seperti bahan ajar (kognitif, afektif dan psikomotorik), metode menyampaikan materi pada saat proses belajar mengajar, sarana lembaga pendidikan dan sebagainya. Mutu dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai oleh lembaga pendidikan pada setiap kurun waktu tertentu.

Dengan adanya era otonomi daerah yang sedang berjalan maka kebijakan strategis yang diambil Direktorat .Ienderal Pendidikan Dasar dan Menengah dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk mengembangkan SDM adalah:

I) Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (school hased management)dimana sekolah diberikan kewenangan untuk merencanakan sendiri upaya peningkatan mutu secara keseluruhan. 2) Pendidikan yang berbasiskan pada partisipasi komunitas (community

based education) di mana teljadi interaksi yang positif antara sekolah dengan masyarakat, sekolah sebagai community learning center. 3) Dengan menggunakan paradigma belajar atau learning paradigm

yang akan menjadikan pelajar-pelajar atau learner mcnjadi manusia yang diberdayakan.28

Selain itu pada tanggal 2 Mei 2002. bertepatan hari pendidikan nasional, pemerintah telah mengumumkan suatu gerakan nasional untuk peningkatan mutu pendidikan, sekaligus menghantar perluasan pendekatan

28 Yunus, Falah, Manqjemen Peningkalan MWlf Pendidikan. diakscs dad AyセZGHGエセN

(35)

Dengan pendekatan itu setiap siswa diharapkan akan mendapatkan pembekalan life skills yang berisi pemahaman yang luas dan mendalam ten tang lingkungan dan kemampuannya agar akrab dan saling memberi manfaat. Lingkungan sekitarnya dapat memperoleh masukan baru dari insan yang mencintainya, dan lingkungannya dapat memberikan topangan hidup yang mengantarkan manusia yang mencintainya menikmati kesejahtcraan dunia akhirat

Sekolah menurut Umaedi diartikan sebagai "suatu institusi atau organisasi didalam masyarakat yang terus berubah dan dalam konteks

k ."19

masyara at yang rumlt

.-Dalam kamus umum Bahasa Indonesia sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan memberi pelajaran (menurut tingkatannya ada dasar, menengah, lanjutan dan tinggi)30

Menurut Roestiah, sekolah dapat diartikan sebagai (I) suatu bangunan lingkungan belajar dan (2) suatu lembaga atau sistem pendidikan. Sekolah dalam arti pertama berarti segala kegiatan pendidikan yang berlangsung dalam bangunan itu. Sedangkan sekolah dalam arti kedua berarti suatu proses kegiatan pendidikan yang terjadi atau berpusat pada lingkungan belajar

セ\I Umacdi,ofJ.cit.,h.1 02

(36)

tertentu; dengan penjenjangan yang pasti, ada organisasi, kurikulum, kualifikasi anak didik dan pendidik, bahan pelajaran yang baku dan

. d JI

mempunyal stan ar.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa mutu adalah ukuran untuk menyatakan esensi suatu benda atau hal berupa standar ideal yang ingin dicapai oleh suatu proses. Dan sekolah lembaga pendidikan yang didalamnya terjadi proses kegiatan belajar mengajar dan terdiri dari personil-personil (kepala sekolah, guru dan staf-stafnya, siswa, saran a dan prasarana). Jadi mutu sekolah adalah suatu derajat keunggulan sualu produk (dalam hal ini mencakup: kurikulum, manajemen sekolah, SOM, peserta didik, sarana dan prasarana dan lain-lain) dalam menyediakan layanan pembelajaran bagi masyarakat yang didalamnya juga terdapat keunggulan input proses output sehingga memeberikan out comes (hasil) yang bennl.ltu.

2. Manajemen Peningkalan MUlu Sekolah

Manajemen peningkatan mUlu sekolah adalah suatu metode peningkatan mulu yang berlumpu pada sekolah ilu sendiri, mengaplikasikan sekumpulan teknik, mendasarkan pada kcterscdiaan dUla kual.llilalir dan kl.lalilalif, dan pemberdayaan semua komponen sekolah untuk secara berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampl.lan organisasi sekolah guna memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Oalam

(37)

Manajemen Peningkalan Mulu yang disingkal MPM, lcrkandung upaya; a) mengendalikan proses yang berlangsung di sekolah baik kurikuler maupun admlnistrasi, b) melibatkan proses diagnose dan proses tindakan untuk menindak lanjuti diagnose, c) memerlukan partisipasi semua pihak Kepala sekolah, guru, staf adminislrasi, siswa, orang tua dan pakar.

Berdasarkan pengerlian di atas dapat difahami bahwa Manajemen Peningkatan Mutu mem i1iki prinsip:

I. Peningkalan mutu hanls dilaksanakan dl sekolah

2. Peningkatan mUlu hanya dapal dilaksanakan dengan adanya kepemimpinan yang baik

3. Peningkatan mulu harus didasarkan pada data dan fakta baik bersifat kua1itati f maupun kuantitatiI'

4. Peningkatan mulu harus memberdayakan dan melibatkan scmua unsur yang ada di sekolah

5. Peningkalan mUlu memiliki tujuan bahwa sekolah dapat ITIcmbcrikan kepuasan kepada siswa, orang tua dan masyarakat32

Komponen yang terkait dengan mutu pendidikan adalah I) siswa: kesiapan dan motivasi belajarnya, 2) guru : kemampuan profcsionaL moral keljanya (kemampuan personal), dan keljasamanya (kemampuan soslal). 3)

kurikulum: relevansi konlen dan operasionalisasi proses pembelajarannya. 4)

dan, sarana dan prasarana ; kecukupan dan keefekli fan dalam mendukung proses pembelajaran, 5) Masyarakal (orang lua, pengguna lulusan, dan perguruan tinggi): parlisipasinya dalam pengembangan program-program

(38)

pendidikan sekolah. Mutu komponcn-komponen terscbut di atas mcnjadi fokus perhatian kepala sekolah.

Program peningkatan mutu pendidikan tidak akan jalan jika setelah diadakannya monitoring dan evaluasi tanpa ditindaklanjuti. Fungsi pengawasan (con/rolling) dalam manajemen berguna untuk membuat agar jalannya pelaksanaan manajemen mutu sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Pengawasan bertujuan untuk menilai kelebihan dan kekurangan. Apa-apa yang salah dintinjau ulang dan segera diperbaiki. Tidak adanya tindak lanjut bisa disebabkan karena renclahnya etos kerja para pengelola penclidikan, iklim organisasi yang tidak menyenangkan.

(39)

A. Tnjuan PeneHtian

I. Penelitian ini bertlljllan lIntlik mengetahlli apa peran yang dilakllkan kepala sekolah terkait dengan adanya desentralisasi dalam pendidikan. 2. Untllk mengetahlli sejauhmana kepala sekolah dan stake holder lainnya

melakllkan lIpaya peningkatan mutu lembaganya di SMP Negeri 263 Jakarta.

3. Unuk mengetahui mutu pendidikan di SMP Negeri 263 Jakarta setelah implementasi otonomi pendidikan.

B. Tempat dan waktu peneHtian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 263 Jakarta yang berlokasi di Jalan DlIkuh V Kramat Jati Jakarta 13550, adapun waktu penelitian dilaksanakan dari tanggal 30Maret sampai 5 Mei 2007.

C. MetodePeneHtian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelilian

(40)

terlebih dahulu menganalisis kejadiannya, untuk kemudian dibandingkan dengan teori yang ada. Dalam hal ini penelitian akan mengadakan survey untuk mengumpulkan keterangan seluas-Iuasnya mengenai hal tersebut.

D. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penclitian ini adalah subyek dad mana data dapat diperoleh sehubungan dengan wilayah sumner data yang dijadikan sebagai subyek penclitian. pcnelitian ini akan

menggunakan populasi dan sample.

Populasi adalah keseluruhan dari subyck penelitian. Adapun yang mcnjadi populasi dalam penelitian ini adalah orang-orang yang tedibat' dalam pengelolaan sekolah yaitu: Kepala Sekolah. Guru. Supervisor Penclidikan dan Komite Sekolah dilakukan dengan cara mewawancarai.

Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.1

Dalam wawancara ini penulis mengambil sam pel adalah sebanyak 4 orang responclen yaitu: Kepala Sekolah, Guru, Supcrvisi Penclidikan (supervisor) dan Komite Sekolah yang berada c1iingkungan SMP Negeri 263 Jakarta.

1 Suharsil1li Arikunto, Prosedur Penelitian Sua/If Pendekalanr Praklik. (Jakarta: Rincka

(41)

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti adalah dengan cara sebagai berikut

I. Observas i

Metode observasi digunakan untuk mengamati dan mencatat seluruh kegiatan yang terkait dengan pengembangan kualitas sekolah di SMP 263 Kramat Jati Jakarta Timur, serta mengamati secara langsung data-data yang diperlukan. Dengan demikian data yang didapat oleh penulis SClal1lil obscr\<lsi berlangsung dapat menjadi masukan bagi penulisan skripsi ini.

2. Dokul1lentasi

Metode dokul1lentasi yaitu l1letode yang digunakan dalam mel1lperoleh data dengan jalan mencari literatur-literatur yang sesu<li dengan penulisan skripsi ini, dengan cara l1lelihat data-data yang berupa transkrip atau arsip dan catataan lainnya yang ada di SMP Negeri 263 Jakarta tersebut. 3. Interview atau wawancara

(42)

4. Studi Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan ini bertujuan untuk ll1engulTlpulkan dan ll1enganalisa suatu pengertian yang bersifat teoritis, dan untuk itu penulis ll1enggunakan beberapa literatur yang ll1endukung pelaksanaan penelitian.

[image:42.603.18.421.163.691.2]

F. Instrumen Pengumpulan Data

Tabel3.1 Kisi-Kisi Instrull1en

Indikator

kebutuhan

akan setiap kegiatan mengajar yang disukai entifikasi setiap proses dan mengajar

<atkan setiap metode ajaran dengan baik dan

aSI

uskan Visi, Misi dan yang berorientasi pada s pell1belajaran

mbangkan kurikulum <ebijakan yang ada nen,pengembangan, si kinelja tenaga kClja

Nセ ...

Fokus Dimensi

Otonoll1i a. Pengelolaan Proses - Mengid' pendidikan belajar Mengajar belajar

sebagai upaya - Meningl

meningkatkan pell1bel

mutu sekolah bervari

- Mencipt belajar siswa b. Perencanaan dan Evaluasi - Analisa c. Pengelolaan Kurikulull1 - Merull1

strategi kualita - Menge sesuai I d. Pengelolaan Ketenagaan - Rekrutl

evalua

(43)

-. - - - - -MMLMMM]MMMNMNNLMMセセNNLMMMMMLMM]MMMMMMZMMMBBM⦅N⦅GMGMM

e. Pengelolan Fasilitas - Pengadan, pemeliharaan (Peralatan dan dan perbaikan

Perlengkapan) - Mengidentilikasi kebutuhan sarana dan prasarana pendididkan di sekolah

f. Pengelolaan Keuangan

g. Pelayanan Siswa h. Hubungan Sekolah

Masyarakat

I. Pengelolaan Iklim

Sekolah

- Mengidentifikasi sumber dana - Menyusun RAPBS

- Pemanfaatan dana dengan prinsip efektivitas dan efesiensi

- Pembinaan/bimbingan - Intensitas dan ekstensitas

hubungan sekolah masyarakat

- Sekolah l11al11pu menegakkan disiplin, baik guru l11aupun

Slswa

- Sekolah mal11pu l11enciptakan suasana

ウ・ォセセセセ。ャャセ⦅セHoセセャisゥヲj

'

-G.Teknik Analisa Data

Teknik analisa data l11erupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar data-data tersebllt dapat dipahami bllkan saja oleh orang yang meneliti (penditi), akan

(44)

A. Deskripsi Data

I. Sejarah dan Perkembangan SMP Negeri 263 Jakarta

SMP Negeri 263 Jakarta yang beralamat di JI. Dukuh V Kramat Jati Jakarta Timur 13550, pada awalnya sekolah ini berdiri dengan nama SMP 24 KJ (Kelas Jauh). Mulai berubah nama menjadi SMP Negeri 263 Jakarta pada tahun 1991, berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0283/011991 tanggal 30 Mei 1991 Tentang pembukaan dan penegerian sekolah Tahun Pelajaran 1990/1991.

Sekolah ini menghadap ke arah utara dengan batasan-batasan; (I) Sebelah Timur: Jalan Dukuh V (Lima), (2) Sebelah Selatan: Perumahan Penduduk, (3) Sebelah Barat: Komplek Pegadaian, (4) Sebelah Utara: Komplek Pegadaian.

SMP Negeri 263 Jakarta merupakan lembaga pemerintah yang mengelola bidang pendidikan. Sampai sekarang ini SMP Ncgcri 263 Jakarta sudah 5 kali mengalami pergantian pimpinan (Kepala Sekolah), yaitu:

(45)

kebanggaan bagi SMP Negeri 263 Jakarta, yang tidak lain adalah merupakan hasil kerja keras pimpinan, guru dan siswa-siswi SMP Negeri 263 Jakarta,

Dalam rangka meningkatkan efesiensi dan efektivitas kerja pengelolaan kegiatan dilingkungan sekolah baik kegiatan belajar mengajar (KBM) yang rutin maupun kokulikuler perlu ditetapkan tugas-tugas untuk dapat membuat program perencanaan, pelaksanaan dan hasil pelaksanaan atau hasil evaluasi, Untuk itu kepala sekolah menunjuk atau menugaskan guru-guru atau pegawai (Staf TU) untuk tertibnya administrasi dan pelaksanaan KBM, Agar tidak tumpang tindih dan dapat dipertanggungjawabkan, Dengan mengembangkan dan meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar melalui kedisiplinan siswa, guru dan seluruh staf, pengadaan saran a yang belum ada, pelengkapan media belajar (OHP, Komputer, LCD, CD tentang pendidikan, Buku penunjang) serta pengiriman guru-guru untuk mengikuti penataran, semmar, uji kompetensi, baik pada tingkat kecamatan, propinsi maupun nasionaL

2. Visi SMP Negeri 263 Jakarta

Guna mendukung tercapainya kemajuan sekolah. maka SMI' Negeri

(46)

3. Misi SMP Negeri 263 Jakarta

Melaksanakan pembelajaran, bimbingan dan pclatihan dalam bidang

IPTEK dan IMTAQ serta keterampilan untuk mempersiapkan masa depan

siswa, yaitu :

a. Mengembangkan potensi, prestasi dan kreativitas siswa.

b. Membangun kerjasama antar sekolah, orang tua dan masyarakat dalam

upaya menciptakan sekolah yang berkualitas.

c. Meningkatkan kesejahteraan dan kedisiplinan seluruh warga sekolah.

4. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 263 Jakarta

Sarana dan prasarana yang akan dikemukakan di bawah ini adalah

sarana dan prasarana yang langsung digunakan siswa untuk belajar dan juga

sarana dan prasarana yang dapat menunjang terhadap kcnyamanan belajar.

Fasilitas pendidikan yang memadai dan lingkungan sekolah yang asri,

aman, alami, nyaman dan strategis merupakan dambaan setiap siswa. Oleh

karena itu SMP Negeri 263 Jakarta berusaha untuk memenuhi sarana dan

prasarana yang lengkap.

Sarana dan prasarana yang tersedia di SMP Negeri 263 Jakarta dapat

(47)
[image:47.606.43.406.128.528.2]

Luas 12 m2 56 m2 42 n12 36 1n2 56 m2 42 m:2 84 m2 42 m2 42 m2 84 m2 18m2 144 m2 buah 42 m2 300 m2 42 1112 Tabel4.1

Sarana Prasarana SMP Negeri 263 Jakarta7006/1007

Sumber: Tala Usaha SMP Negerl 263Jakarla

-

-No Sarana dan J>rasarana Jumlah

- --""

I. Ruang Kelas 15

2. Ruang Kepala Sekolah I

3. Ruang guru I

4. RuangTU I

5. Ruang BP/BK I

6. Ruang Perpustakaan I

7. Ruang Osis I

8. Ruang UKS I

9. Ruang Lab (Kom& IPA)+ Perlengkapannya :2

10 OHP 6

11. Slide Projektor I

12. Ruang Ibadah (Mushola) I

13.

we

Guru I

14.

we

Siswa 2

15. Gudang I

16. Lapangan Olah Raga (Out Doot) I

17. Kantin Sekolah 1

--'-5. Keadaan Siswa-siswi dan Guru SMJ> Negeri 263 Jakarta

(48)
[image:48.603.53.416.146.481.2]

Tabel4.2

Keaelaan Siswa-siswi SMP Negeri 263 Jakarta Tahun Ajaran 2006-2007 - BセNBBN⦅LNBN MセMM

Kcl\1s Laki-I\1ld Percmpuan

VII 120 126

VIII 105 141

IX 125 139

, _ . , , - - - ---,,-,,_._- - - -

--Juml\1h 350 406

--SlImber: Tala Usaha SMP Negeri 263Jakarta

.JlImlah

2.46 246 2.64 756

Aelapun jumlah rombongan belajar (rombel) eli SMP Negeri 2.63 Jakat1a ini elibagi menjaeli :

a. Kelas VII b. Kelas VIII c. Kelas IX

: 6 Rombel : 6 Rombel : 8 Rombel t

b. Guru merupakan salah satu komponen elalam kcgiatan belajar mengaJar serta sebagai figur sentral elalam mengemban am an at yang am3t mldia eli suatu lembaga penelielikan. Guru juga turut berperan aktif elalam pengembangan sumber elaya manusia yang sangat potensial eli elalam mengoptimalisasikan hasil-hasil pembangunan. Dengan elemikian guru sebagai salah satu unsur penelielikan harus dapat berperan lebih aktif serta melaksanakan tugasnya sebagai tenaga profesional sesuai elengan perkembangan masyarakat.

(49)

Tenaga pengajar di SMP Negeri 263 Jakarta berjllmlah 48 orang

pada tahlln ajaran 2006/2007. Mereka itll terdiri dari latar belakang

pendidikan Sarjana (SI), Diploma 3 (03), dan Diploma I (0 I). Dengan

demikian SMP Negeri 263 Jakarta berkomitmen dalam rangka

meningkatkan dan memprioritaskan mlltu2

Untuk lebih jelasnya berikut tabel mengenai keadaan gllrll SMP

Negeri 263 Jakarta:

[image:49.600.37.414.163.525.2]

Tabel4.3

Keadaan guru SMP Negeri 263 Jakarta:

48 30 Jumlah

Slimber: Tala Usaha SMP Negen 263Jakarla

Tingkat Banyalmya Guru

Pendidikan GT GBS GTT

--I-. o .

S3

-

.

-.. ..⦅LMMセ

S2

-

-

-Lセ ..-... _._.._.- - - -

-SI 25 - 5

03/02 10 2

-011PGSLP 6

-

-.

__

N⦅LセLNGMGMGM

Jumlah 41 2 5

.

6. Struktur Organisasi SMP Negeri 263 Jakarta

Sekolah sebagai tempat berlangsungnya suatu proses pendidikan dan

penanaman nilai-nilai terhadap siswa, memiliki berbagai jenis kegiatan dalam

rangka mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Dalam mencapai tlljllannya

tentu saja memerlukan program dan pengelolaan yang teratur dan tertata

(50)

dengan rapih. Oleh karen a itu diperlukan slruktur organisasi yang baik unluk melaksanakan program yang dimaksud. Dengan demikian slruklur organisasi memiliki peran yang sangat penting. Hal itu mel1liliki hubungan dengan penyelenggaraan dan pengkoordinasian suatu sekolah. Terl1lasuk di dalamnya adalah pel1lbagian tugas di antara personil sekolah. Sesuai dengan jabatan dan

kel1lampuannya masing-masing.

Dengan adanya struktur organisasi yang resl1li lerdapat suatu gal1lbaran mekanisme kerja serta hubungan yang tidak dapat dipisahkan. merupakan suatu komando yang jelas dan c1isertai oleh langgungjawab dari semua pihak. Setiap personil yang masuk dalam struklur organisasi akan terlihat jelas tanggungjawab masing-masing. Dengan dCl1likian lidak ada kesalahpahaman dari setiap personil yang terdapat pada lembaga yang bersangkutan.J

Untuk lebih jelasnya, maka struktur organisasi yang berlaku di SMP Negeri 263 Jakarta c1apat dilihat pada lal1lpiran.

(51)
[image:51.605.17.419.160.457.2]

7. I-lasil Perolehan Nilai Ujian Nasional Tiga Tahun Te.'akhir Tabel4.4

Prestasi Hasil Ujian

5.70 4.50 5.26

RATA- RATA

Sumber: Tata Usaha SMP Negen 263Jakarta

- セN

TAHliN

PELA.IARAN MATA PELA.JARAN

M⦅Nセ

--Bahasa Indonesia Matematika Bahasa Inggris

200312004 5,56 5,27 5,64

2004/2005 5,51 4,50 5,75

2005/2006 5,77 5,00 5,82

MMセセMMMM⦅NM

-Dilihat dari hasil perolehan nilai Ujian Nasional (UN) pada tahun 2003/2004 mempuyai standar nilai yang hampir sama dari ketiga mata pelajaran yang mempunyai nilai rata-rata 5,26 cukup baik dibandingkan

dengan nilai rata-rata pada tahun ajaran 2004/2005, dapat disimpulkan bahwa tahun 2004/2005 ini mengalami penurunan yang tidak begitu drastis dalam standar mutu bila di bandingkan pada tahun 2003/2004.

(52)

B. Interpretasi Data

1. Kebi.iakan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mlltll Selwlah di 8MI' Negeri 263 Jakarta

Secara garis besar kebijakan dalam meningkatkan kualitas sekolah

merupakan wewenang Departemen Pendidikan Nasional dengan

undang-undang dan peraturan pemerintah kemudian deparl.emen mcmbuat standar

kebijakan dalam menjalankan kegiatan pembelajaran melalui kegiatan belajar

mengajar.

Akan tetapi seeara formal, sejak digulirkannya otonomi pendidikan

sekolah membuat dan melaksanakan kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu.

Kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu tersebut dinyatakan l11clalui kepala

sekolah yang memperoleh bahan masukan dewan sekolah. Kcbijakan. tujuan

dan sasaran mutu tersebut kemudian disosialisasikan kepada sel11ua warga

sekolah, sehingga dimiliki dasar-dasar kebijakan, tindakan, pclaksanaan,

hingga sampai pada kepemilikan karakter mutu oleh warga sekolah.

a. Pengelolaan Proses Bela.iar Menga.iar SMP Negeri 263 Jakarta

Proses belajar di SMP Negeri 263 Jakarta merupakan kegiatan utama

sekolah. Sekolah diberi kebebasan memilih strategi. l11etode dan teknik-teknik

pembelajaran dan pengajaran yang paling efektif, sesuai dengan Iwrakleristik

(53)

sekolah. Secm'a umum, strategi dan metode teknik pembelajaran dan pengajaran yang terdapat di SMP Negeri 263 Jakarta sudah mcncrapkan sistem pembelajaran kontekstual yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Hal ini akan lebih mampu memberdayakan pembelajaran yang menekankan raJa keaktifan belajar siswa di SMP Negeri 263 Jakarta: Tidak didasarkan hanya pada keaktifan mengajar tenaga guru. Oleh karena itu cara-cara belajar siswa aktif seperti : active learning, cooperative learning, dan quantum learning perlu diterapkan. Hal ini sudah berjalan pclaksanaanya di SMP Negeri 263 Jakarta.

Kegiatan belajar mengaJar di SMP Negeri 263 Jakarta bcrlangsung pada pagi hari, mulai pukul 07.30-12.30 WIB. Dan kelas slang hari berlangsung mulai dari pukul 13.00 - 16.30 Diselang istirahat I kali selama 20 menit, dalam pelaksanaannya kegiatan belajar mengajar di SMP Ncgcri 263 Jakarta diklasifikasikan menjadi 2 bagian, yaitu :

1) Kegiatan Ko-Kurikuler SMP Negeri 263 Jakarta

Kegiatan III I merupakan pembelajaran dalam benluk

pengajaran dikelas secara regular pemberian tugas, baik secara individu maupun kelompok. Disini proses penlransferan ilmu pengetahuan dilakukan. Siswa memperhatikan dan melaksanakan tugas sebagai Slswa untuk mengerjakan atau menyelesaikan

(54)

kewajibanya dan merangkum materi, sehingga membantu untuk mengukur pemahamannya terhadap materi yang diberikan.

2) Kegiatan Ekstra Kurikuler 8MP Negeri 263 Jakarta

Kegiatan eksta kurikuler merupakan kegiatan pembelajaran di luar kelas. Kegiatan ekstrakurikuler di 8MI' Negeri 263 Jakarta antal'a lain : Paskibra, Pramuka, PMR, Taekwondo. dan Kelompok Olah Raga (Voly Ball, 8epak Bola, Basket). Khusus untuk kelas III/IX diberikan pelajaran tambahan yaitu dengan bimbingan belajar untuk tiga mata pelajaran (Bahasa Indonesia. Bahasa Inggris dan Matematika) untuk menghadapi persiapan Ujian Nasional (UN).

Hambatan-hambatan dalam kegiatan ekstrakulikuler yaitu (I) ban yak kegiatan yang kurang diminati oleh siswa. masih bersifat paksaan karena kegiatan ekstrakulikuler di 8MI' Negeri 263 Jakarta dilaksanakan pada saat hari !ibur (minggu) (2) kurangnya kegiatan yang diadakan oleh masing-masing kegiatan ekstrakulikuler kepada slswa.

b. Perencanaan dan Evaluasi 8MP Negeri 263 Jakarta

Sekolah diberi kewenangan untuk melakukan perencanaan sesuai

(55)

kita bicara masalah mutu tentunya tidak terlepas berbicara tentang sumber daya manusia yang tersedia. Oleh karena itu, sekolah hanls melakukan anal isis kebutuhan mutu. Berdasarkan hasil anal isis kebutuhan mutu inilah kemudian sekolah membuat rencana peningkatan mutu sekolah. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis baik melalui wawancara, observasi maupun dokumentasi, secara gans besar penulis ungkap bahwa kepala sekolah SMP Negeri 263 Jakarta e1alam upaya meningkatkan kualitas lembaganya memiliki perencanaan yang penulis simpulkan cukup matang untuk direalisasikan, yaitu :

I) Sekolah menganalisa komponen apa saja yang dapat mengembangkan potensi e1ilingkungan lembaganya, baik kompetensi penelidik dan tenaga kependidikan maupun sumberdaya lainnya di SM P Negeri 263 Jakarta saat in i.

2) Untuk jangka pendek sekolah berusaha melakukan pelatihan manajerilal kepada para guru-guru, khususnya para guru wali kelas. 3) Sekolah akan melakukan pelatihan bagi guru-guru sains yang bekerja

sama dengan UPTD pendidikan yang berada di Kecamatan Kramat Jati dari Departemen Pendidikan Nasional.

(56)

Juga akan memberikan kesempatan (S2) tentunya cli sesuaikan clengan kemampuan anggaran clana5

Dilihat clari beberapa poin cliatas clapat clilihat bahwa SMP Negeri 263 Jakarta memiliki perencanaan yang cukup matang cia lam melakukan berbagai kegiatan program peningkatan kualitas para guru clan tenaga kepencliclikan maupun sumberclaya lainnya clalam menghaclapi era persaingan. Pemerinlah menyaclari ketatnya persaingan sumber claya manusia saal ini, maka penulis kira ini suclah selayaknya untuk menjacli program prioritas peningkalan mUlu sekolah.

Perencanaan peningkatan mutu clilingkungan SMP Negeri 263 Jakarta clilakukan oleh para pejabat yang berwenang. Perencanaan peningkatan mulu sekolah clapat clilakukan oleh kepala sekolah, kepala kantor Dcparlemen Pencliclikan atau Kakanwil Diknas.

Salah satu yang terpenting clalam kegiatan perencanaan peningkatan mutu sekolah ini aclalah penetapan kebutuhan sumberclaya bagi sekolah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Semuanya itu diclasarkan pacla karakteristik tugas-tugas sekolah serta tujuan-tujuan yang ingin dicapai. setelah sebelumnya melakukan proses analisis tugas, termasuk anal isis beban.

Dalam rangka menjamin efektifitas clan efesiensi, perencanaan harus sesuai kebutuhan sekolah yang terkait clengan peningkatan mulu sekolah. Dengan clemikian juga, kualilas sumberdaya yang dibuluhkan dengan

(57)

mempertimbangkan tingkat kebutuhan maupun profesionalisme pada

sumberdaya manusianya, Hal lcrsebul diharapkan untuk dapal melaksanakan

tugas-tugas, baik tugas pokok, fungsional, ataupun administratif di sekolah,

Selanjutnya perencanaan peningkatan mutu sekolah hanls dapal

memberikan informasi mengenai jumlah dan kualifikasi sumberdaya yang

dibutuhkan selama peri ode tertentu, sesuai dengan sifat perencanaan yang

dibuat. lnformasi ini selanjutnya menjadi dasar bagi pengambilan keputusan

dalam proses pelaksanaan kcgialan atau program-program sekolah,

Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan

Sekolah diberi wewenang untuk melakukan evaluasi, khususnya

evaluasi yang dilakukan secara internal. Evalusi internal dilakukan oleh warga

sekolah untuk memantau proses pelaksanaan dan untuk mengevaluasi hasil

program-program yang telah dilaksanakan, Evaluasi semacam ini sering

disebut evaluasi diri. Evaluasi diri ini harus jujur dan transparan agar

benar-benar dapat mengungkap infonnasi yang sebenar-benarnya6

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program, dalam hal ini Kepala

sekolah SMP Negeri 263 Jakarta mengadakan evaluasi pelaksanan program,

baik jangka pendek maupun jangka panjang. Evaluasi jangka pendek

dilakukan setiap akhir semester untuk mengetahlli keberhasilan program

secara bertahap. Bilamana pada satu semester dinilai adanya faktor-faktor

yang tidak mendukung, maka kepala sekolah dapat memperbaiki pelaksanaan

(58)

program peningkatan mutu pada semester berikutnya. Untuk evaluasi jangka menengah dilakukan dilakukan kepala sekolah SMP Negeri 263 Jakarta pada setiap akhir tahun. Hal itu untuk mengetahui seberapa jauh program peningkatan mutu telah mencapai sasaran-sasaran mutu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan evaluasi ini maka kepala sekolah akan mengetahui kekuatan dan kelemahan program untuk diperbaiki pada tahun-tahun berikutnya.

Dalam melaksanakan evaluasi, kepala sekolah mengikutsertakan setiap unsur yang terlibat dalam program, khusunya guru dan tenaga lainnya. Demikian pula, orang tua peserta didik dan masyarakat sebagai pihak eksternal tentunya dilibatkan untuk menilai keberhasilan program yang telah dilaksanakan. Dengan demikian, kepala sekolah mengetahui bagaimana sudut pandang pihak luar bila dibandingkan dengan hasil penilaian internal. Suatu hal yang bisa terjadi bahwa orang tua peserta didik dan masyarakat menilai suatu program gagaI atau kurang berhasiI.7

Menurut penulis walaupun pihak sekolah menganggap cukup berhasil. Yang perlu disepakati adalah indikator apa saja yang perlu ditetapkan sebelum penilaian dilakukan. Hasil evaluasi pelaksanaan dibuatkan laporan yang terdiri dari laporan teknis dan keuangan.

Laporan teknis menyangkut program pelaksanaan clan hasil, sedangkan laporan keuangan meliputi penggunaan uang serta

(59)

pertanggungjawabannya. Jika sekolah melakukan upaya-upaya pcnall1bahan pendapatan (income generating activitie!» , ll1aka pendapatan lall1bahan tersebut harus Juga dilaporkan. Sebagai bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas), ll1aka laporan harus dikirim kepada Pengawas, Dinas

Pendidikan Kotamadya, Komite Sekolah, Orang Tua Siswa.

Dalal11 perencanaan dan evaluasi di sini bukan hanya dari segi sumberdayannya akan tetapi lebih mengarah kepada setiap kegiatan atau program-program yang menjamin peningkatan mutu sekolah.

Sehubungan dengan peningkatan mutu sekolah itu sangat berkaitan mengenal :

I. Keberhasilan penerapan l11anajemen berbasis sekolah (MBS). 2. Penerapan kurikulum berbasis kOll1petensi (KBK).

3. Sosialisasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

Hal tersebut diatas merupakan program-program sekolah yang terkait dengan peningkatan mutu, dalam hal ini kepala sekolah SMP Negeri 263 Jakarta selalu l11elakukan evaluasi terhadap program-program tersebut.

c. Pengelolaan Kurikulum SMP Negeri 263 Jakarta

(60)

Jakarta dapat mengembangkan (memperdalam, memperkaya, dan memodilikasi), namun pihak sekolah tidak mengurangi isi kurikulum yang berlaku seeat'a nasionaL Sekolah dibolehkan memperdalam kurikulum, artinya, kurikulum yang diajarkan di SMPN 263 yang diajarkan bolch dipertajam dengan aplikasi yang bervariasi, Sekolah juga dibolehkan memperkaya apa yang diajarkan, artinya apa yang diajarkan balch diperluas dari yang harus, dan seharusnya, dan yang dapat diajarkan. J)emikian juga. sekolah dibolehkan mengadakan modifikasi kurikulum. artinya yang diajarkan di SMP Negeri 263 Jakarta boleh dikembangkan agar lebih kontekstual dan selaras dengan karaktcristik peserta didik. Selain itu. sekolah Juga diberi kebebasan unlUk mengembangkan kurikulum muatan 10k'lL'

Muatan lokal yang diterapkan di SMP Negeri 263 Jakarta diantaranya: I. Pengetahuan Lingkungan Kehidupan Jakarta (PLKJ).

2. Tata Susana. 3. Api ikasi Komputer.

Mengenai pelaksanaan kurikulum di SMP Negeri 263 Jakarta, sejak digulirkannya kurikulum berbasis kompetensi pada tahun 2004 yang hampir dilaksanakan diseluruh Indonesia, begitu juga SMP Negeri 263 Jakarta telah melaksanakan kurikulum baku yang ditetapkan oleh pemerintah tersebut.

Seiring betjalannya waktu dan perubahan jaman kurikulum pun disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Kini kurikulum berganti nama

(61)

dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan berdasarkan ketentuan diatas, maka pelaksanaan kurikulum SMP Negeri 263 Jakarta tidak ketinggalan mengikuti sistem yang ditetapkan oleh pemerintah.

Sebelum sekolah melaksanakan kurikulum tersebut terlebih dahulu guru-guru diberikan kesempatan mengikuti penataran yang dilaksanakan oleh SMP Negeri 263 Jakarta dilakukan setiap semester.

Sebagai daya kontrol tentang pelaksanaan kurikulum di SMP Negeri 263 Jakarta, maka kepala sekolah setiap sebulan sekali memeriksa persiapan mengajar guru-guru, juga melihat dari buku-buku kelas mengenal kegiatan guru-guru dalam mengajar.

Hambatan-hambatan dalam pengelolaan kurikulum di SMP Ncgeri 263 Jakarta yaitu masih banyak guru-guru yang belum siap melaksanakan kurikulum ini, karena pada kurikulum 2006 (KTSP) ini ada penerapan mata pelajaran IPA Terpadu (Biologi dan Fisika) serta IPS Terpadu (Geografi, Ekonomi, Sejarah dan Sosiologi). Berdasarkan hal tersebut. untuk mala pelajaran IPS Terpadu, guru ekonomi dituntut mampu mengajar sejarah, geografi dan sosiologi.

d. Pengelolaan Tenaga Kependidikan SMP Negeri 263 Jakarta

(62)

meningkatkan kualitas pembelajarannya kepala sekolah SMP Negeri 263 Jakarta, mewajibkan pendidik dan tenaga kependidikannya untuk rnengikuti pelatihan dan pembinaan yang diadakan oleh Pemerintah Dinas Pendidikall Pusat ataupun Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta."

Hal ini terbukti dengan sering diikut sertakannya guru-guru mata pelajaran atupun tenaga administrasi dalam kegiatan pelatihan dan pembinaan yang menunjang kegiatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan sekolah khususnya dalam proses pembelajaran. Pada setiap kesempalan pihak sekolah SMP Negeri 263 Jakarta, selalu mengirimkan guru ataupun tenaga administrasinya untuk mengikuti pelatihan, seminar, dan penataran mulai dari tingkat regional (DIG Jakarta) maupun nasiollal (se-Indollesia).

Pembinaan pegawal sekolah sebagai bagiall dari l11alla.Jcmen kepegawaian sekolah merupakall tallggung jawab langsullg kepala sekolah. Akan tetapi, pembinaan juga l11erupakan bagian dari tugas pil11pinall atau pejabat yang membawahi sekolah, yaitu pimpinan Departemen pelldidikan Nasional, baik kantor Departemell Pelldidikall Kota maupun kanlor wilayah Departemen Pelldidikan.

Banyak teknik dan program pembinaan kepegawaian yang dapat dijalankan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Untuk mengalasi kelemahan tersebut pemerintah mencan alternatiャセ。ャエ・イョ。エゥ

r

langkah-Iangkah memecahkan masalah.
(63)

Kepala sekolah selalu mengadakan kegiatan-kegiatan disekolah yang mengacu pada peningkatan kompetcnsi diantaranya sebagai berikut:

a. Kepala sekolah SMP Negeri 263 Jakarta mulai menitik beratkan kepada kualifikasi pendidikan para pendidik dan tenaga kependidikan dilembaganya. Untuk itu sekolah harus memiliki pcndidik dan ャセョ。ァ。

kependidikan yang profesional dengan jumlah yang memadai dengan kualifikasi, kompetensi dan tingkat kesesuaian berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu minimum diploma empat D IV atau saljana. b. Mengaktifkan kegiatan KKG atau MGMP.

Di SMP Negeri 263 Jakarta sendiri jumlah guru sudah memiliki jumlah yang cukup, akan tetapi suasana belajar belum kondusif. Ini disebabkan karena metode mengajar yang diterapkan guru kurang bervariasi dan kurang mengaktifkan scmangat belajar sis\\ a. mclalui KKG/MGMP. Diharapkan masalah dapat diatasi. termasuk bagaimana mensiasati kurikulum yang pad at dan mencari alternatif pembelajaran yang tepat dan menyenangkan serta menemukan berbagai variasi metode dalam mengajarkan setiap mata pelajaran yang diajarkan. c. Pengiriman guru dalam mengikuti pelatihan.

Sebagai alternatif pemecahan masalah yang ada pada diri guru,

dlUilggg!? ーッエセョウゥ。ャ dan mengikuti pelatihan pada

sekolah dapat mengirimkan ァオイオMiヲNセイオ secara bergiliran untuk J "'",

(64)

.",,-berpengalaman, seperti di Departemen Pendidikan Nasional. Ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan pengetahuan dan keterampilan guru, baik dalam bidang keahlian ataupun substansi, metode pengajaran maupun berbagai pola evaluasi.

d. Program pelatihan dan workshop, yaitu mengikutkan para pcndidik dan tenaga kependidikan dalam berbagai program dan workshop yang diselenggarakan oleh baik instansi pemerintah dibawah Dcpartemen P

Gambar

Tabel3.1Kisi-Kisi Instrull1en
Sarana Prasarana SMP Negeri 263 JakartaTabel4.1 7006/1007--Sarana dan J>rasaranaJumlah
Tabel4.2Keaelaan Siswa-siswi SMP Negeri 263 Jakarta Tahun Ajaran 2006-2007
Keadaan guruTabel4.3 SMP Negeri 263 Jakarta:
+5

Referensi

Dokumen terkait

•To provide memory protection, add two registers that determine the range of legal addresses a program may address. • Base Register - holds smallest legal physical

b) Memeriksa apakah terhadap akad yang digunakan dalam produk baru telah terdapat fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Apabila sudah ada

[r]

PRODUK KEINSINYURAN: • KOLABORASI YANG KONSTRUKTIF • PERSAINGAN YANG KONSTRUKTIF KARYA KEINSINYURAN YANG UNGGUL KEBERLANJUTAN KEMANUSIAAN (LINGKUNGAN DAN KEHIDUPAN)..

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu kegiatan kurikuler yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa program pendidikan yang bertujuan untuk

Pencapaian hasil pembuatan SIM C yang dilaksanakan Polresta Pekanbaru dalam pelayanan pembuatan SIM C dengan kinerja yang telah ditetapkan berdasarkan prosedur

Sebagai langkah yang perlu diambil untuk membantu menganalisis performansi perusahaan mengenai pelayanan yang diberikan food market X, diusulkan pengukuran tingkat kualitas pelayanan

Sesuai dengan penelitian dimana kurangnya kepedulian ibu terhadap informasi jenis-jenis bahan tambahan makanan yang berbahaya dalam jajanan anak sekolah serta dampak dari