• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perawatan Bahan Pustaka di Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perawatan Bahan Pustaka di Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

HKBP NOMMENSEN MEDAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi

OLEH

SEPDITA SILABAN 100709039

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Perawatan Bahan Pustaka di Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan

Oleh : Sepdita Silaban

NIM : 100709039

Pembimbing I : Drs.Nazaruddin, S.H, M. A

Tanda Tangan :

Tanggal :

Pembimbing II : Drs. Belling Siregar, M.Lib

Tanda Tangan :

(3)

Judul Skripsi : Perawatan Bahan Pustaka di Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan

Oleh : Sepdita Silaban

NIM : 100709039

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd.

Tanda Tangan :

Tanggal :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A.

Tanda Tangan :

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinalitas dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu klasifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, April 2015

(5)

Silaban, Sepdita. 2015. Perawatan Bahan Pustaka di Perpustakaan Universitas

HKBP Nommensen Medan : Departemen Studi Ilmu perpustakaan dan

Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Perawatan

bahan pustaka yang di lakukan di Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen

Medan, Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan Bahan Pustaka?

Serta bagaimana usaha mengatasinya? Dan apa saja hambatan dan kendala yang

di hadapi dalam perawatan bahan pustaka. Metode yang di gunakan dalam

penelitian ini adalah Kualitatif deskrptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawatan bahan pustaka di

perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan belum di lakukan secara

baik karena fasilitas yang dibutuhkan oleh bagian perawatan tidak ada serta staff

yang khusus di bagian perawatan bahan pustaka tidak di lakukan oleh staff yang

khusus pada bagian Perawatan Bahan Pustaka di Perpustakaan Universitas HKBP

Nommensen Medan tidak maksimal.

Kata kunci : Perawatan, Bahan Pustaka, Perpustakaan Universitas HKBP

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat yang diberikan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perawatan Bahan Pustaka Di Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan”. Skripsi ini merupakan tugas akhir peneliti untuk menyelesaikan pendidikan pada Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara.

Secara khusus dan teristimewa peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orangtua tercinta Ayahanda Nelson Silaban dan Ibunda Rusdiani Sihite ,Amd.Yang selalu mendukung dan mendoakan serta berkorban, baik tenaga maupun materi sehingga peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan hingga selesai. Pada kesempatan ini juga peneliti dengan segala ketulusan dan kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M. A,selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M. Pd,selaku Ketua Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Penguji I yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Himma Dewiyana,S.T.,M.Hum,selaku Sekretaris Jurusan Program

Studi S-1 Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera sekaligus Dosen Penasehat Akademik yang telah

banyak memberikan bantuan, bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

4. Bapak Drs.Nazaruddin, S.H, M. A, selaku Dosen Pembimbing I yang

(7)

banyak memberikan masukan dan arahan untuk menyelesaikan skripsi ini

tepat pada waktunya.

6. Ibu Laila Hadri Nasution,S.Sos,M.P selaku Dosen Penguji II yang sudah

memberikan masukan dan saran

7. Seluruh staf pengajar pada Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi

Fakultas Ilmu Budaya USU yang telah mendidik peneliti selama

perkuliahan.

8. Seluruh staf Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan yang

telah banyak memberikan data dan informasi yang dibutuhkan peneliti

selama penyusunan skripsi.

9. Abangku Hermanto Silaban,S.kom. Sudarto Silaban dan Adekku Pantota

Silaban.

10.Buat teman Naposo HKBP Padang Bulan terkhusus kepada pengurus dan

teman terdekat ka delfitra, ribkah, ides, martha, senova, suci, ida, ka sonta,

bg hiras, bg sandro yang selalu mendoakan dan memberikan semangat

positive untuk mengerjakan skripsi ini.

11.Buat teman terdekat dan abang senior, Ka Shoya, Ka Tanti, Yona,

Elisabeth, Dina, Dortua, Ima, Mikha, bg dheny, bg Habibi, bg Swandy, bg

Heroplin, makasih buat kalian udah selalu mendukung aku disaat aku

(8)

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan baik dari

segi isi, bahasa, maupun penulisannya. Maka dari itu peneliti mengharapkan

tanggapan, kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

skripsi ini. Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua.

Medan,04 Maret 2015

Peneliti,

Sepdita Silaban

(9)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS...6

2.1. Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 6

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 8

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 9

2.2 Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 10

2.2.1 Fungsi koleksi perpustakaan ... 10

2.2.2 Jenis-Jenis Koleksi Bahan Pustaka ... 11

2.3 Perawatan Bahan Pustaka ... 13

2.3.1 Tujuan perawatan bahan pustaka ... 14

2.3.2 Fungsi Perawatan Bahan Pustaka... 15

2.3.3 Kegiatan perawatan Bahan Pustaka ... 17

2.4 Faktor kerusakan bahan pustaka ... 18

2.4.1 Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka dan perbaikannya ... 21

2.4.2 Tujuan Pencegahan kerusakan bahan pustaka ... 21

2.4.3 Usaha Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ...25

3.1 Jenis Penelitian ... 25

(10)

3.4.Mengidentifikasi Informan ... 26

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 27

3.7 Teknik Analisis Data ... 30

3.8 Keabsahan Data ... 30

BAB IV ...33

HASIL DAN PEMBAHASAN ...33

4.1 Perawatan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen .... 33

4.2 Perbaikan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen ... 35

4.2.1 Menambal ... 35

4.2.2 Menyambung ... 36

4.2.3 Penjilidan ... 37

4.3 Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen ... 38

4.3.1 Faktor fisika ... 38

4.3.2 Faktor biota ... 39

4.3.3 Faktor Penggunaan dan Penanganan yang Salah ... 41

4.4 Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen ...42

4.4.1 Menciptakan lingkungan penyimpanan ... 42

4.4.2 Memilih material yang dipakai dalam ruang Penyimpanan ... 43

4.4.3 Mencegah kerusakan karena pengaruh cahaya ... 43

4.4.4 Mencegah kerusakan karena pengaruh suhu dan kelembaban udara ... 44

4.4.5 Mencegah kerusakan karena pengaruh biotis ... 45

4.5 Kendala yang dihadapi oleh Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen .45 BAB V...46

KESIMPULAN DAN SARAN ...46

5.1 Kesimpulan ... 46

5.2 S a r a n ... 47

(11)

DAFTAR TABEL

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Bentuk Pedoman Wawancara...69

Lampiran 2 Bentuk Pedoman Wawancara...70

Lampiran 3 Bentuk Pedoman Wawancara...71

Lampiran 4 Bentuk Pedoman Wawancara...72

Lampiran 5 Bentuk Pedoman Wawancara...73

(13)

Silaban, Sepdita. 2015. Perawatan Bahan Pustaka di Perpustakaan Universitas

HKBP Nommensen Medan : Departemen Studi Ilmu perpustakaan dan

Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Perawatan

bahan pustaka yang di lakukan di Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen

Medan, Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan Bahan Pustaka?

Serta bagaimana usaha mengatasinya? Dan apa saja hambatan dan kendala yang

di hadapi dalam perawatan bahan pustaka. Metode yang di gunakan dalam

penelitian ini adalah Kualitatif deskrptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawatan bahan pustaka di

perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan belum di lakukan secara

baik karena fasilitas yang dibutuhkan oleh bagian perawatan tidak ada serta staff

yang khusus di bagian perawatan bahan pustaka tidak di lakukan oleh staff yang

khusus pada bagian Perawatan Bahan Pustaka di Perpustakaan Universitas HKBP

Nommensen Medan tidak maksimal.

Kata kunci : Perawatan, Bahan Pustaka, Perpustakaan Universitas HKBP

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga

tertentu yang mengelola bahan – bahan pustaka, baik buku maupun non buku

yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat

digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pengguna. Secara umum

perpustakaan adalah sebagai wadah yang di selenggarakan pemerintah kepada

setiap kalangan masyarakat untuk meningkatkan wawasan dan ilmu

pengetahuan agar semakin bertambah dan berkembang. Fungsinya

menyimpan karya ilmiah (deposit), tempat penelitan, sumber ilmu

pengetahuan dan tempat hiburan. Perpustakaan juga dapat memberikan

layanan dan kepuasan mengenai hal-hal informasi mengenai koleksi yang

dibutuhkan kepada masyarakat, terutama pada semua kalangan masyarakat,

jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat sosial dan lain sebagainya.

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada dibawah

pengawasan dan dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan utama

membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya. Dalam pengertian ini,

perguruan tinggi adalah universitas, fakultas, jurusan, institut, sekolah tinggi

dan akademi serta berbagai badan bawahannya seperti lembaga penelitian.

Perpustakaan perguruan tinggi didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan

(15)

masyarakat.

Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan merupakan

Perpustakaan Perguruan Tinggi. Perpustakaan tersebut banyak melakukan

kegiatan, dimulai dari kegiatan pengadaan, pengolahan, sirkulasi serta

kegiatan perawatan. Kegiatan perawatan dilakukan oleh pustakawan untuk

menjaga kelestarian bahan pustaka di perpustakaan. Perpustakaan Universitas

HKBP Nommensen Medan dilengkapi 27.366 judul buku teks, dan 593 judul

buku referensi, koleksi perpustakaan yang lain seperti Multimedia/

Audiovisual berbentuk Film/Slide, CD, VCD/DVD dengan total; 234 judul

dan koleksi khusus berupa skripsi dan tesis 1.225 judul.

Perawatan bahan pustaka adalah suatu kegiatan yang mengusahakan agar

bahan pustaka tidak cepat mengalami kerusakan dan pemeliharaan dilakukan

sejak bahan pustaka diadakan. Kegiatan ini merupakan bagian integral dalam

setiap pengembangan koleksi. Mengingat harga dan nilai informasinya mahal,

maka bahan pustaka harus tetap terpelihara dan diusahakan dalam kondisi

fisik baik, tidak rusak bila di manfaatkan, dan informasi yang terkandung di

(16)

Dalam melakukan perawatan bahan pustaka, perpustakaan dituntut

memiliki tenaga pustakawan yang berpengalaman dan terlatih, karena dalam

melakukan pemeliharaan bahan pustaka, pustakawan akan menghadapi

berbagai faktor yang dapat merusak bahan perpustakaan, seperti faktor biologi

(binatang yaitu serangga, jamur), faktor fisika ( cahaya, debu, dan kelembaban

udara, faktor kimia (zat- zat kimia, keasaman, oksidasi ) dan faktor – faktor

lain seperti manusia, air, api. Pustakawan perlu mengetahui penyebab

kerusakaan bahan pustaka, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan

yang cepat dan tepat. Apabila bahan pustaka sudah rusak, akan sulit untuk

memperbaikinya dan juga akan memerlukan biaya yang banyak

Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen melakukan perawatan

dengan cara bahan pustaka yang baru dibeli disampul terlebih dahulu.

Perawatan bahan pustaka di Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen

Medan belum maksimal karena masih banyak buku yang tidak terawat, seperti

robek, dimakan rayap, terlepas dari sampulnya dan debu dari sisi-sisi

buku. Bahan pustaka yang rusak di perbaiki pada saat pengguna

mengembalikan bahan pustaka tersebut. Tidak adanya pustakawan khusus

untuk bagian perawatan menjadi salah satu penyebab tidak efektifnya

perawatan bahan pustaka pada Perpustakaan HKBP Nommensen Medan.

Karena masih belum ada pustakawan yang khusus melakukan kegiatan

(17)

mendalam tentang Kegiatan Perawatan Bahan Pustaka, faktor apa saja yang

menjadi penyebab kerusakan dan kendala yang dihadapi oleh pustakawan

dengan mengangkat judul ”Perawatan Bahan Pustaka Di Perpustakaan

Universitas HKBP Nommensen Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah perawatan bahan pustaka di Perpustakaan Universitas

HKBP Nommensen Medan

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kerusakan bahan

pustaka dan bagaimana usaha mengatasinya?

3. Apa saja hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pemeliharaan

bahan pustaka?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana perawatan bahan pustaka di

Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab kerusakan

bahan pustaka serta usaha mengatasinya.

3. Untuk mengetahui hambatan dan kendala yang dihadapi

perpustakaan Universitas HKBP Nomensen Medan dalam Perawatan

(18)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi :

1. Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan, sebagai bahan

masukan dalam perawatan bahan pustaka.

2. Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan

rujukan untuk penelitian selanjutnya.

3. Penulis, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan

pengetahuan penulis mengenai Perawatan Bahan Pustaka

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah Perawatan bahan pustaka, Faktor-faktor

penyebab kerusakan bahan pustaka, Pencegahan kerusakan bahan pustaka,

hambatan dan kendala yang dihadapi dalam perawatan bahan pustaka di

(19)

KAJIAN TEORITIS

2.1. Perpustakaan Perguruan Tinggi

Pengertian perpustakaan berdasarkan UU No. 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan Pasal 1 butir 1 yaitu: Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi

karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem

yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,

informasi, dan rekreasi para pemustaka.

Dalam UU No. 43 Tahun 2007 Pasal 20 dinyatakan bahwa jenis-jenis

perpustakaan sebagai berikut:

a. Perpustakaan Nasional; b. Perpustakaan Umum;

c. Perpustakaan Sekolah/Madrasah; d. Perpustakaan Perguruan Tinggi; dan e. Perpustakaan Khusus.

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan jantung bagi universitas, nilai

suatu universitas juga bergantung pada perpustakaannya. Keberadaan

perpustakaan perguruan tinggi sangat strategis dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Secara umum peran perpustakaan perguruan tinggi

adalah memberikan pelayanan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya.

Dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan

Tinggi (1994 :3 ) dinyatakan bahwa:

(20)

Sedangkan Sulistyo-Basuki (1993:3) menyatakan bahwa:

“Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya.”

Pendapat lain dikemukakan oleh Sutarno(2003:35) yang menyatakan bahwa “PerpustakaanPerguruan Tinggi merupakan perpustakaan yang berada dalam suatu perguruan tinggi dan yang sederajat yang berfungsi mencapai Tri Dharma Perguruan Tinggi, sedangkan penggunanya adalah seluruh civitas akademika.”

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Perpustakaan perguruan tinggi

adalah perpustakaan yang berada dalam perguruan tinggi, badan maupun lembaga

yang yang berada di perguruan tinggi yang memiliki tujuan dan fungsi dengan

cara memilih, menghimpun, mengolah, merawat, serta melayankan informasi

kepada civitas akademika sebagai penunjang terlaksananya Tri Dharma Perguruan

(21)

Sesuai dengan pengertian dari perpustakaan perguruan tinggi yaitu

perpustakaan yang menunjang terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi

Menurut Sulistyo-Basuki (1993 : 52), tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah

sebagai berikut:

a. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa.

b. Menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua tingkatan

akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pasca sarjana dan pengajar.

c. Menyediakan ruangan belajar bagi pengguna perpustakaan.

d. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pengguna.

e. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga industri lokal.

Sedangkan menurut Hasugian (2009, 80) .

Tujuan perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia adalah :

Untuk memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, koleksi perpustakaan perguruan tinggi benar-benar diarahkan untuk mendukung pencapaian tujuan dan pelaksanaan Tri Dharma itu.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan

penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk memenuhi

informasi civitas akademika, serta menyediakan sumber-sumber informasi ilmiah

bagi civitas akademik tersebut agar pelaksanaan program kegiatan berjalan

(22)

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Dalam pencapaian tujuan yang baik harus didukung juga Dalam (2004:3)

1. Fungsi Edukasi

Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitaska demika,olehkarena itu yang mendukung pencapaian tujuan pembelajarn,pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksana evaluasi pembelajaran.

2. Fungsi Informasi

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

3. Fungsi Riset

Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.

5. Fungsi Publikasi

Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademika dan staf non-akademik.

6. Fungsi Deposit

Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

7. Fungsi Interpretasi

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.

Dari uraian di atas dapat diketahui, bahwa fungsi perpustakaaan perguruan

tinggi adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di perguruan

tinggi dan penyedia fasilitas pengajaran, penelitian untuk memenuhi kebutuhan

informasi civitas akademikanya. Memiliki kualitas koleksi yang baik dan sesuai

(23)

Salah satu unsur pokok dari sebuah perpustakaan adalah koleksi, karena

pelayanan tidak dapat berjalan maksimal apabila tidak diiringi dengan koleksi

yang memadai. Demikian halnya dengan perpustakaan perguruan tinggi harus

menyajikan informasi yang sistematis, dimana informasi tersebut harus relevan

dengan kebutuhan penggunaannya baik itu mahasiswa, dosen, peneliti maupun

pengguna lainnya.

Siregar (1999:2) mengatakan “Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”.

UU No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan “koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/ atau karya rekam dalam berbargai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan”.

Dari pendapat di atas dapat di nyatakan bahwa koleksi perpustakaan adalah semua bahan perpustakaan dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam dalam berbagai media yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi.

2.2.1 Fungsi koleksi perpustakaan

Koleksi perpustakaan merupakan unsur utama dalam penyelenggaraan layanan perpustakaan untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 40) Fungsi koleksi perpustakaan adalah:

a. Fungsi Pendidikan, untuk menunjang program pendidikan dan

(24)

b. Fungsi Penelitian, untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi, perpustakaan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir.

c. Fungsi Referensi, fungsi ini melengkapi kedua fungsi di atas dengan menyediakan bahan-bahan referensi di berbagai bidang dan alat-alat bibliografis yang diperlukan untuk penelusuran informasi.

d. Fungsi Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi menetapkan pusat

informasi bagi masyarakat disekitarnya. Fungsi ini berhubungan dengan program pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia lain.

Menurut Sutarno NS ( 2006: 118), Fungsi Koleksi Perpustakaan antara lain :

1. Membantu menetapkan metode untuk menilai bahan pustaka yang harus di beli.

2. Membantu merencanakan bentuk-bentuk kerja sama dengan

perpustakaan lain, seperti pinjam antar perpustakaan, kerjasama dalam pengadaan, dan sebagainya.

3. Membantu identifikasi bahan pustaka yang perlu di pindahkan ke

gudang atau di keluarkan dari koleksi

4. Membantu dalam merencanakan anggaran jangka panjang dengan

menetapkan prioritas-prioritas dan garis besar sasaran pengembangan. 5. Membantu memilih cara terbaik untuk pengadaan.

Dari uraian di atas dapat diketehui bahwa koleksi perpustakaan mempunyai fungsi pendidikan, penelitian, referensi dan umum dalam penyelenggaraan layanan perpustakaan untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

2.2.2 Koleksi Bahan Pustaka

Kumpulan bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan dikenal dengan

istilah koleksi perpustakaan. Menurut Siregar (1998 : 2) ”Koleksi perpustakaan

(25)

informasi”.

Sedangkan Menurut Soeatminah (1992:25) jenis koleksi bahan pustaka

yang tersedia di perpustakaan menurut bentuk fisiknya dapat dikelompokkan

dalam 2 bentuk, yaitu:

1.Bahan pustaka tercetak a. Buku

Menurut penyajian isinya, buku dikelompokkan sebagai berikut: 1. Buku Teks atau monografi, biasanya membahas satu masalah. 2. Buku Fiksi yaitu buku rekaan, tidak nyata, seperti cerpen, novel,dll.

3. Buku Referensi/ Rujukan yaitu buku yang isinya disusun dan

diolah secara tertentu (misalnya menurut abjad),biasanya dipakai tempat bertanya atau mencari informasi, tidak untuk dibaca secara keseluruhan dari awal sampai akhir misalnya: kamus, ensiklopedi, sumber biografi, sumber ilmu bumi (atlas), bibliograsi (penulisan mengenai buku),buku tahunan (almanak), buku petunjuk (buku alamat), buku pegangan (handbook), buku kumpulan indeks, buku kumpulan abstrak (yang memuat judul artikel).

b. Majalah c. Surat Kabar d. Brosur e. Peta

2.Bahan pustaka non cetak

a. Slide merupakan satu jenis bahan audio visual yang banyak dipergunakan diperpustakaan, terutama untuk mendukung pengajaran dan penelitian, kata audio visual berasal dari bahasa Latin, audio dari kata audire yang berarti mendengar, visual dari kata visus yang berarti melihat, karena slide sangat kecil slide harus di baca dengan alat yang di sebut proyektor.

b. CD-ROM adalah disk yang terbuat dari plastik, berkilau, dengan warna pelangi yang beragaris tengah, 4,72 inci, atau sekitar 12 cm, tebalnya kurang dari 2,5 mm, memiliki lubang ditengah dengan ukuran 1,2 mm dan berkapasitas menyimpan data lebih dari 500 megabyte, CD-ROM adalah suatu temuan pengembangan informasi mutakhir, CD-ROM digunakan untuk menyimpan data apa saja mulai dari teks, grafik computer, suara, dan gambar video, CD-ROM dijalankan pada mikro computer.

c. Bentuk mikro adalah berbagai jenis mikrofilm yang lazim yang di

(26)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis koleksi perpustakaan

tergolong menjadi dua bentuk yaitu koleksi bahan pustaka tercetak dan koleksi

bahan pustaka non cetak. Koleksi tersebut yaitu Buku teks (bahasa Indonesia,

bahasa asing), Surat kabar (Lokal, Nasional), Multimedia/ Audiovisual

(CD-ROM, VCD/DVD, Film, Slide), Koleksi khusus (Skripsi, Tesis, Disertasi).

2.3 Perawatan Bahan Pustaka

Perawatan bahan pustaka adalah upaya untuk menjaga keselamatan buku-buku dan bahan lain dari kerusakan sehingga koleksi perpustakaan tersebut dapat dimanfaatkan dalam waktu yang lama.

Menurut Martoatmodjo (1993:5) Perawatan adalah mengusahakan agar bahan pustaka tidak cepat mengalami kerusakan, bahan pustaka yang mahal, diusahakan agar awet bisa dipakai lebih lama dan bisa menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan. Jika kerusakan pada bahan pustaka tidak cepat ditanggulangi maka kerusakan sekecil apapun pada bahan pustaka bisa menjadi besar dan mengakibatkan bahan pustaka cepat rusak mungkin tidak bisa dipergunakan lagi.

Sedangkan Menurut Sutarno (1993:107) menyatakan bahwa : “Perawatan adalah urus, jaga, pelihara agar tetap utuh, baik dan bagus”. Menurut Daryono (2009) menyatakan bahwa perawatan bahan pustaka yaitu kegiatan mengusahakan agar bahan pustaka yang dikerjakan tidak cepat mengalami kerusakan, awet bisa dipakai lebih lama serta bisa menjangkau lebih banyak pembaca.

(27)

kegiatan mencegah, merawat menjaga dan mengusahakan bahan pustaka awet

sehingga dapat mempertahankan fisik dan informasi yang terkandung di

dalamnya.

2.3.1 Tujuan perawatan bahan pustaka

Tujuan perawatan bahan pustaka adalah untuk menyelamatkan nilai

informasi yang ada dalam perpustakaan, mempermudah pemustaka dalam proses

penemuan bahan pustaka yang dibutuhkannya , Adapun tujuan perawatan bahan pustaka menurut Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi ( 1994 : 46 ) adalah :

1. Mencegah kerusakan bahan pustaka 2. Melindungi pustaka dari kerusakan

3. Memperbaiki pustaka yang masih layak di simpan dan masih bermanfaat 4. Melestarikan isi pustaka yang masih bermanfaat

Disamping itu tujuan kebijaksanaa perawatan bahan pustaka yang di kemukakan Dureau, ( 1990 : 2 ) dinyatakan sebagai berikut :

1. Melestarikan kandungan informasi ilmiah yang direkam dan dialihkan pada media lain

2. Melestarikan bentuk fisik asli bahan pustaka dan arsip sehingga dapat di gunakan dalam bentuk seutuh mungkin.

Sedangkan Menurut Martoatmodjo (1993:5) tujuan dari kegiatan

perawatan bahan pustaka:

(28)

2. Menyelamatkan fisik bahan pustaka

3. Mengatasi kendala kekurangan ruang

4. Mempercepat perolehan informasi

Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman ( 1994: 46 )

dinyatakan bahwa Tujuan Pemeliharaan bahan Perpustakaan adalah :

1. Mencegah kerusakan bahan pustaka 2. Melindungi pustaka dari kerusakan

3. Memperbaiki pustaka yang masih layak disimpan dan masih

bermanfaat

4. Melestarikan isi pustaka yang masih bermanfaat

Dalam hal perawatan bahan pustaka, setiap perpustakaan mempunyai

kebijaksanaan tersendiri. Ada pihak perpustakaan yang merasa lebih mudah

memelihara bahan pustaka dalam bentuk fisik asli dalam hal ini buku.Dengan

bahan pustaka yang lestari dan terawat, lingkungan yang sehat, ruang kerja yang

terawat dengan baik, rapi dan menarik, membuat kehidupan pustakawan menjadi

lebih berarti dan menyenangkan, pustakawan dapat memperoleh kebanggaan dan

peningkatan kinerja.

2.3.2 Fungsi Perawatan Bahan Pustaka

Fungsi Perawatan Bahan Pustaka adalah menjaga agar koleksi

Perpustakaan tidak diganggu oleh tangan jahil , serangga yang iseng, atau jamur

yang merajalela pada buku-buku yang di tempatkan di ruang yang lembab

Menurut Martoatmodjo (1993:96) fungsi perawatan bahan pustaka adalah

(29)

menyentuh bahan pustaka, manusia tidak akan salah dalam menangani dan memakai bahan pustaka, jamur tidak akan dapat tumbuh, dan sinar matahari serta kelembaban udara diperpustakaan akan mudah terkontrol.

b. Pengawetan, dengan dirawat baik-baik, bahan pustaka menjadi awet, bisa di pakai lebih lama, dan diharapkanlebih banyak pembaca dapat mempergunakan bahan pustaka tersebut.

c. Kesehatan, dengan perawatan yang baik,bahan pustaka pustaka

menjadi bersih, bebas dari debu, jamur, binatang perusak, sumber sarang dari berbagai penyakit, sehingga pemakai maupun pustakawan menjadi tetap sehat, pembaca lebih bergairah membaca dan memakai perpustakaan.

d. Pendidikan pemakai, perpustakaan dan pustakawan sendiri harus

belajar bagaimana cara memakai dan merawat dokumen, menjaga disiplin, tidak membawa makanan dan minuman kedalam perpustakaan, tidak mengotori bahan pustaka maupun ruangan perpustakaan, mendidik pemakai serta pustakawan sendiri untuk berdisiplin tinggi dan menghargai kebersihan.

e. Kesabaran, Merawat bahan pustaka ibarat merawat bayi atau orang tua, harus sabar. Bagaimana kita bisa menambal buku berlubang, membersihkan kotoran binatang kecil dan tahi buku, menghilangkan noda dari bahan pustaka memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi.

f. Sosial, Perawatan tidak bisa dilakukan dengan diri sendiri,

pustakawan harus mengikutsertakan pembaca perpustakaan untuk tetap merawat bahan pustaka dan perpustakaan, rasa pengorbanan tinggi harus diberikan setiap orang, demi kepentingan dan keawetan bahan pustaka.

g. Ekonomi, dengan perawatan yang baik bahan pustaka menjadi lebih awet, keuangan dapat dihemat.

h. Perawatan yang baik, penataan bahan pustaka yang rapi, perpustakaan tampak makin jadi indah, sehingga menambah daya tarik kepada pambaca.

Fungsi Perawatan Bahan Pustaka memiliki beberapa fungsi antara lain : 1. Fungsi perlindungan : Upaya melindungi bahan pustaka dari beberapa

faktor yang mengakibatkan kerusakan.

2. Fungsi pengawetan : Upaya pengawetan terhadap bahan pustaka agar tidak cepat rusak dan dapat dimanfaatkan lebih lama lagi.

3. Fungsi kesehatan : Upaya menjaga bahan pustaka tetap dalam kondisi bersih tidak berbau pengap dan tidak mengganggu kesehatan pembaca maupun pustakawan.

(30)

5. Fungsi kesabaran : Upaya pemeliharaan bahan pustaka membutuhkan keterlibatan kesabaran dan ketelitian.

6. Fungsi sosial : Pemeliharaan bahan pustaka sangat membutuhkan

keterlibatan dari orang lain.

7. Fungsi ekonomi : Pemeliharaan yang baik akan berdampak pada

keawetan bahan pustaka, yang akhirnya dapat meminimalisasi biaya pengadaan bahan pustaka.

8. Fungsi Keindahan : Dengan pemeliharaan yang baik, bahan pustaka di perpustakaan akan tersusun rapi, indah dan tidak berserakan, sehingga perpustakaan kelihatan indah dan nyaman.

Dari uraian di atas dapat di simpulkan Fungsi Perawatan Bahan Pustaka adalah untuk Melindungi bahan pustaka, Pengawetan, Kesehatan, Pendidikan Pemakai, Kesabaran dalam merawat bahan pustaka, membutuhkan keterlibatan orang lain dan keawetan bahan pustaka yang akhirnya dapat meminimalisasi biaya.

2.3.3 Kegiatan perawatan Bahan Pustaka

Menurut Martoatmodjo (1993:96) Kegiatan perawatan bahan pustaka adalah

sebagai berikut:

1. Reproduksi dilakukan untuk memelihara bahan pustaka yang lengkap

dan mudah rusak. Penyarataan reproduksi dilakukan dengan cara membuat fotokopi dan memperbanyak bahan pustaka yang lengkap dan yang perlu dilestarikan bahan pustaka adalah memperbaiki kulit buku sampai rapi kembali, merawat buku yang telah rusak dari awal samapi akhir dan memperbaiki bukudan menjliid buku dan membuat kesing buku.

2. Fumigasi adalah salah satu cara melestarikan bahan pustaka dengan cara mengasapi bahan pustaka agar jamur tidak.

3. Deasidifikasi adalah kegiatan perawatan bahan pustaka dengan cara menghentikan proses keasaman yang terdapat pada kertas. Dalam proses pembuatan kertas, ada campuran zat kimia yang apabila zat tersebut terkena udara luar, membuat kertas menjadi asam, proses ini berlangsung terus walau kertas sudah menjadi bentuk buku atau yang lain. Dengan persenyawaan udara dari luar, apabila dengan udara yang kotor olehdebu atau gas, knalpot mobil, atau limbah industri, asam tersebut dapat merusak kertas, usaha menghentikan proses tersebut di namakan deasidifikasi.

(31)

diperbaiki dengan cara lain misalnya seperti menambal, menjilid, menyambung dan sebagainya.

5. Enkapsulasi adalah suatu cara melindungi kertas dari kerusakan yang bersifat fisik misalnya: rapuh karena umur, pengaruh asam, karena dimakan serangga, kesalahan penyimpanan dan sebagainya.

6. Restorasi perbaikan bahan pustaka dengan cara menambal kertas,

memutihkan kertas, mengganti halaman yang robek, mengencangkan jilidan memperbaiki punggung buku, engsel atau sampul buku yang rusak.

2.4 Faktor kerusakan bahan pustaka

Kertas merupakan bahan yang mudah terbakar, mudah sobek, mudah rusak

oleh makhluk hidup dan timbul noda oleh debu dan jamur, jenis perusak bahan

pustaka tersebut sangat tergantung pada keadaan iklim dan alam setempat serta

lingkungannya.

Menurut Martoatmodjo (1993:44) faktor kerusakan bahan pustaka sebagai

berikut:

2.4.1 Faktor Biologi, bahan pustaka terdiri atas solusa, perekat dan protein yang merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup. Seperti jamur, serangga (rayap, kecoa, ikan perak, kutu buku, dan lain-lain). Mahkluk tersebut dapat hidup dengan kondisi lingkungan yang lembab dan suhu nya tinggi, bila ruangan tempat penyimpanan bahan pustaka lembab dan dibiarkan berlarut-larut maka akan banyak dijumpai bahan pustaka yang rusak.

2.4.2 Faktor fisika, penyebab kerusakan bahan pustaka faktor fisika adalah sebagai berikut :

1. Debu dapat masuk secara mudah kedalam ruang perpustakaan melalui pintu, jendela, atau lubang–lubang angin perpustakaan, apabila debu melekat pada kertas maka akan terjadi reaksi kimia yang meninggikan tingkat keasaman pada kertas, hal ini mengakibatkan kertas menjadi rapuh dan cepat rusak, debu yang bercampur air lembab juga akan meninbulkan jamur pada buku

(32)

menjadi kuning, dan apa bila suhu lembab kertas buku mudah diserang, rayap, kecoa, kutu buku, ikan perak.

3. Cahaya, kertas yang kepanasan menjadi rusak, memudarnya tulisan, sampul buku, dan bahan cetak lainnya, berubah warna menjadi kekuningan dan rapuh, akhirnya rusak, kerusakan ini diakibatkan sinar ultra violet langsung (matahari) masuk langsung ke perpustakaan, tidak hanya buku bahanvisual lainnya seperti piringan hitam, kaset, audio, video, akan rusak jika kepanasan.

2.4.3 Faktor Kimia

Penyebab kerusakan bahan pustaka faktor kimia adalah, terjadinya reaksi oksidasi dan hidrolisis menyebabkan susunan kertas yang terdiri atas senyawa- senyawa kimia itu akan terurai, oksidasi pada kertas yang terjadi karena adanya oksigen dari udara menyebabkan jumlah gugusan karbonat dan karboksil bertambah dan di ikuti dengan memudarnya warna kertas, hidrolisis adalah reaksi yang terjadi karena adanya air, reaksi hidrolisis pada kertas mengakibatkan putusnya rantai polimer serat selulosa, sehingga mengurangi kekuatan serat, akibatnya kekuatan serat berkurang dan kertas menjadi rapuh.

2.4.4 Faktor Manusia

Manusia dapat bertindak sebagai penyayang buku, tetapi juga bisa menjadi perusak

buku yang hebat, berdasarkan kenyataan yang ada kerusakan buku terjadi karena ulahmanusia, pembaca perpustakaan sengaja merobek bagian bagian tertentu dari sebuah buku, misalnya diambil gambarnya tabel-tabel statistiknya, pengguna perpustakaan sengaja atau tidak membuat lipatan sebagai tanda batas baca atau melipat buku kebelakang, sebagai akibatnya perekat yang mengelem punggung buku untuk memperkokoh penjilidan dapat terlepas, sehingga lembaran-lembaran buku akan terpisah dari jilidnya, kecerobohan manusia lainya misalnya habis makan tidak membersihkan tangan terlebih dahulu menyebabkan buku menjadi kotor, apabila buku dipegang oleh dengan tangan yang kotor atau berminyak, buku akan bernoda, kotoran yang melekat pada tangan akan berpindah ke buku.

2.4.5 Kerusakan yang disebabkan oleh serangga

Pemberantasan serangga dapat di tempuh dengan cara-cara berikut:

1. Penyemprotan dengan menggunakan bahan insektisida (bahan

pembasmi serangga) 2. Penggunaan gas racun

3. Penggunaan sistem pengumpanan

4. Peracunan buku

5. Penuangan larutan racun kedalam lubang

(33)

Untuk mencegah bahaya kebakaran sebaiknya di beberapa tempat diletakkan alat pemadam kebakaran yang berisikan carbon dioksida.

Hal lain yang perlu diperhatikan untuk mencegah api berkobar lebih hebat antara lain ialah sebagai berikut:

1. Api yang menyala dalam suatu tempat akan padam apabila tempat itu segera diselubungi kain atau karung basah.

2. Api di atas meja akan mudah padam apabila ditutup dengan selimut yang terbuat dari asbes.

3. Api yang menyala-nyala dapat dipadamkan dengan bahan yang

berbuih.

4. Kalau api tidak segera padam tanda bahaya harus dibunyikan.

2.4.7 Kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh banjir

Apabila ada bahan pustaka yang rusak karena banjir, langkah-langkah yang dapat diambil sebagai tindakan pencegahannya ialah sebagai beriku :

1. Ikatan bahan pustaka jangan dilepaskan. Dengan demikian, lumpur yang ada pada bagian luar mudah dibersihkan. Untuk menghilangkan kotoran, lumpur, dan lain-lain digunakan kapas yang sudah dibasahi. 2. Air yang terdapat dalam ikatan bahan pustaka harus dikeluarkan

dengan cara menekannya perlahan-lahan.

3. Bahan pustaka yang masih basah dianginkan sampai kering

4. Bahan pustaka di usahakan agar tetap utuh dan lampirannya jangan terpisah.

5. Bahan pustaka jangan dikeringkan di bawah pancaran sinar matahari

6. Kesabaran adalah modal utama dalam usaha melakukan tindakan

pencegahan terhadap kerusakan bahan pustaka.

2.4.8 Kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh tikus

Pencegahan dan pembasmi tikus dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal beriku:

1. Melakukan pemeriksaan secara teratur terhadap gedung, ruang, atau tempat penyimpanan bahan pustaka. Andai kata terdapat sarang atau lubang tikus, hendaknya sarang itu dihancurkan dan lubangnya segera ditimbun dengan bahan yang sesuai.

2. Kotoran atau sisa-sisa makanan yang terdapat yang terdapat di dalam saluran air disekitar tempat penyimpanan bahan pustaka hendaknya dibuang.

(34)

5. Menggunakan berbagai jenis racun tikus seperti Racumin dan Kill Mouse

6. Menerapkan sistem emposen, yaitu memasang petasan berisi gas

racun di dalang lubang tikus yang terdapat di sekeliling tempat penyimpanan bahan pustaka

2.5 Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka dan perbaikannya

Menurut Martoatmodjo (1993: 67) pencegahan kerusakan bahan pustaka

adalah sebagai berikut

Bahan pustaka yang pada umumnya terbuat dari kertas akan mengalami kerusakan dengana sendirinya. Hal ini disebabkan bahan pembuat kertas itu sendiri yang bersifat asam merupakan bahan organik yang selalu bereaksi dan akan mengarai. Di samping itu faktor-faktor lain seperti kelembaban karena pengaruh uap air, atau kekeringan karena pengaruh panas terhadap ruangan koleksi, bisa merusakkan koleksi tersebut. Polusi udara, manusia, serangga , binatang pengerat dan lain-lain, adalah faktor perusak bahan pustaka yang hebat.

Bahan pustaka yang belum rusak dapat dicegah agar tidak terkontaminasi oleh perusak bahan pustaka. Bahan yang sudah mengalami kerusakan dicegah agar tidak menjadi lebih parah kerusakanya, sehinga proses kerusakan terhenti.

Agar bahan pustaka selalu terawat dengan baik serta tahan lama, maka langkah yang harus diperhatikan adalah menciptakan lingkungan yang dapat menghindari atau paling tidak menekan laju kerusakan koleksi perpustakaan.

2.5.1 Tujuan Pencegahan kerusakan bahan pustaka

Menurut Yuyu(1993:185) Adapun tujuan pencegahan kerusakan bahan

pustaka adalah sebagai berikut:

1. Kerusakan hebat dapat dihindarkan . Koleksi yang dimakan oleh

serangga atau dirusak binatang pengerat dapat diselamatkan.

2. Koleksi yang terkena penyakit, misalnya terkena jamur dapat diobati, yang terkena kerusakan kecil dapat diperbaiki.

(35)

dapat terjaga

6. Pustakawan atau pegawai yang bekerja diperpustakaan sadar bahwa bahan pustaka bersifat rawan kerusakan

7. Para pemakai terdidik untuk berhati-hati dalam menggunakan buku, serta ikut menjaga keselamatannya

8. Semua pihak baik petugas perpustakaan maupun pemakai

perpustakaan selalu menjaga kebersihan lingkungan. 2.5.2 Usaha Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka

Menurut Yuyu(2013:185) Usaha melakukan pencegahan kerusakan bahan

pustaka yang dilakukan sejak dini merupakan tindakan yang lebih baik dan

lebih tepat daripada melakukan perbaikan bahan pustaka yang telah parah

keadaanya. Usaha melakukan pencegahan kerusakan bahan pustaka yang

disebabkan oleh beberapa faktor dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:

1. Mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh manusia

Waktu mengambil sebuah buku dari rak, haruslah dibuatkan “jalan” dengan cara mendesak ke kanan dan ke kiri, sehingga longgar. Barulah buku ditarik dari rak.

2. Mencegah kerusakan yang disebabkan oleh jamur

Cara tradisional yang digunakan untuk membasmi jamur adalah sebagai berikut:

a. Menjaga ruangan buku dari genangan air.

b. Menempatkan kapus sirih yang dimasukkan kedalam baskom pada

setiap rak buku.

c. Menempatkan arang pada setiap rak buku 3. Mencegah kerusakan sampul buku

Pencegahan untuk jenis kerusakan ini ialah belilah buku yang bermutu. Karena buku perpustakaan akan dipergunakan oleh orang banyak belilah hard cover.

4. Mencegah kerusakan pada punggung buku

(36)

5. Mencegah kerusakan pada engsel buku

Cara mengatasinya ialah memberikan kesadaran yang tinggi kepada pembaca atau petugas perpustakaan untuk menangani buku sebaik mungkin.

6. Mencegah kerusakan pada jilidan buku

Cara mencegahnya ialah, jika terlihat jilidan dan mulai kendor, kirimkan ke bagian pelestarian untuk diperbaiki. Jangan menunggu kerusakan yang parah.

7. Mencegah kerusakan bahan pustaka karena coretan tinta

Cara mencegahnya ialah dengan memeriksa setiap buku yang dikembalikan. Pembaca diberikan pengertian tentang pelunya menghargai dan memelihara buku sebagai milik bersama

8. Mencegah kerusakan bahan pustaka karena penempelan selotip

Caranya basahi bagian belakang kertas yang kena selotip tadi dengan larutan organik tersebut. Kemudian buka selotipnya dengan sangat hati-hati, jangan sampai huruf pada kertas terangkat atau robek.

9. Mencegah kerusakan bahan pustaka karena pemudaran warna kertas

Pemudaran warna kertas ini terjadi karena kertas mengandung senyawa asam. Cara mencegahnya ialah dengan merendahkan temperatur ruangan antara 20 sampai 24 derajad Celcius dengan AC

10.Mencegah kerusakan bahan pustaka karena bercak noda merah kecoklatan (foxing)

Pencegahannya ialah menghindari debu masuk atau menempel sebanyak mungkin dan memelihara tingkat kelembaban ruangan pada 45% RH sampai 60% RH dengan temperatur antara 20 sampai 24 derajad Celcius 11.Mencegah kerusakan bahan pustaka karena noda air dan kebocoran

Cara pencegahannya ialah hindari kebocoran, jangan menempatkan buku pada rak yang bertempelan dengan tembok

12.Mencegah kerusakan bahan pustaka karena kerapuhan

(37)

(deacidificasi).

13.Mencegah kerusakan bahan pustaka karena rendahnya mutu bahan

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif sebagaimana di kemukakan oleh Moleong (2007:6) “Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah”

3.2 Lokasi Penelitian

Peneliti memilih Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan

sebagai objek penelitian. Lokasi Penelitian ini berada pada Perpustakaan

Universitas HKBP Nomensen Medan, berlokasi di jalan Sutomo no. 4 Medan.

3.3 Latar Penelitian

Universitas HKBP Nommensen didirikan pada tanggal 7 Oktober 1954 di

Pematang Siantar. Nama Nomensen sendiri diambil dari seorang misionaris

Jerman yang datang ke tanah Batak.

Koleksi Perpustakaan adalah seluruh koleksi bahan pustaka yang dihimpun

di dalam perpustakaan dan ditujukan untuk digunakan oleh pemakai perpustakaan.

Adapun koleksi bahan pustaka yang terdapat di Perpustakaan Universitas HKBP

(39)

jumlahnya yaitu sebanyak 19.109 judul (34.125 eksemplar)

b. Majalah/Jurnal Yaitu terbitan berseri yang memuat berita, transaksi dan laporan

dari suatu karya yang di lakukan dalam suatu bidang tertentu. Biasanya majalah

ini terdiri dari majalah ilmiah, semi ilmiah, dan populer.

Pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen koleksi majalah yang

dimiliki hanya 16 judul masih berstatus berlangganan sedangkan jurnal sebanyak

3 judul dan masih berstatus berlangganan .

3.4. Mengidentifikasi Informan

Dalam penelitian ini yang dimaksud informan adalah orang yang dianggap

mengetahui dengan baik masalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan

informasi kepada peneliti.

(40)
[image:40.595.106.518.161.332.2]

Identifikasi informan dapat dilihat Pada Tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1 Identifikasi Informan

Kode Informan Pendidikan Jabatan

KP Informan 1 S1 Kepala Perpustakaan UHN

P1 Informan 2 S1 Pustakawan 1

P2 Informan 3 S1 Pustakawan 2

SK Informan 4 D3 Staf di bagian Koleksi

SP Informan 5 SMA Staf di bagian Pengadaan

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer, yaitu hasil dari wawancara dan pengamatan penulis, seperti

sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama

melakukan interpretasi data.

2. Data sekunder, yaitu data yang mendukung data primer dan diperoleh

melalui studi kepustakaan seperti: buku, jurnal, dokumen lain yang

(41)

Dalam pengumpulan data, peneliti melakukan hal sebagai berikut:

1. Wawancara

Metode wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data atau keterangan

lisan dari seseorang yang disebut informan melalui suatu percakapan yang

sistematis dan terorganisasi. Pada penelitian ini, digunakan teknik

wawancara mendalam.

Pustakawan yang berkompeten tentang perawatan bahan pustaka di

Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan akan diwawancarai

mengenai bagaimanakah Perawatan bahan pustaka di perpustakaan

Universitas HKBP Nommensen Medan. Tujuan wawancara adalah untuk

mengumpulkan data dan informasi yang lengkap, akurat, dan adil.

Wawancara dilakukan secara langsung dengan Kepala Perpustakaan dan

tenaga Pengelola Perpustakaan yang menangani bagian perawatan di

Perpustakaan Unversitas HKBP Nommensen Medan.

Pedoman wawancara juga diperlukan agar tidak menyimpang dari tujuan

penelitian, pedoman wawancara juga disusun berdasarkan teori yang

(42)

2. Observasi

Proses pelaksanaan pengumpulan data observasi dalam penelitian ini

termasuk pada observation non participant, dalam observasi ini peneliti

terpisah dari kegiatan yang diobservasi.

Nasution dalam Sugiyono (2010:226) menyatakan bahwa “Observasi

adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja

berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh

melalui observasi.”

Teknik pengumpulan data melalui observasi ini dilakukan berkenaan

degan perilaku manusia dan proses kerja. Proses pelaksanaan pengumpulan data

observasi dalam penelitian ini termasuk pada observasi partisipatif (observasi

berperan serta), dalam observasi ini peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari

orang yang sedang diamati ditempat berlangsungnya peristiwa yakni dimana

peneliti berperan serta sebagai mahasiswa yang sedang melakukan penelitian

dengan melihat langsung proses kegiatan Perawatan Bahan Pustaka.

Peneliti akan mengamati kesesuaian informasi yang ada di lapangan dengan

data yang diberikan oleh informan. Tujuannya adalah melihat apakah informasi

yang sudah diberikan oleh informan itu benar atau tidak. Dalam hal ini, peneliti

(43)

Menurut Miles (1984:23) menyatakan bahwa teknik dalam penelitian

dilakukan dengan:

1. Data koleksi

2. Reduksi data

3. Penyajian data/ analisis data setelah pengumpulan data 4. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Proses analisis data dimulai dengan menelah dan memahami seluruh data

yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah

ditulis dalam catatan lapangan atau dari tempat kejadian/peristiwa, dokumen

pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan karya ilmiah. Dari proses tersebut

setelah dipahami maka terbentuk suatu kesimpulan, analisis data dalam penelitian

itu dilakukan di dalam suatu proses. Jadi pelaksanaan analisis mulai dikerjakan

ketika pengumpulan data dilakukan secara intensif yaitu ketika sudah

meninggalkan lapangan. Melakukan analisis membutuhkan usaha pemusatan

perhatian serta pengerahan tenaga dan juga pikiran peneliti.

3.8 Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini juga dapat dicapai dengan proses

pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses

triangulasi, yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan

(44)

Menurut Miles (1984:25) Keabsahan data dalam penelitian ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

Metode triangulasi merupakan salah satu metode yang paling umum di

pakai dalam uji validitas penelitian kualitatif, triangulasi dilakukan berdasarkan

wawancara dengan informan dan studi dokumentasi oleh peneliti dalam

mengamati kejadian fakta yang terdapat dilapangan.

Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti hasil wawancara dan hasil

observasi.Peneliti dalam hal ini mewawancarai informan yakni

pustakawan yang ahli dan mengerti tentang perawatan bahan pustaka di

Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan untuk mendapatkan

data yang lebih lengkap disertai dengan observasi tentang perawatan

bahan pustaka yang dilakukan oleh peneliti pada Perpustakaan Universitas

HKBP Nommensen Medan

2. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori untuk memastikan bahwa data yang di

kumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori

yang telah dijelaskan pada BAB II akan digunakan untuk menguji hasil

dari data yang terkumpul serta diperkuat dengan artikel, jurnal, buku yang

(45)

terhadap derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan beberapa

teknik pengumpulan data, penulis melakukan wawancara dan observasi

terhadap informan di Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen

Medan, (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data

dengan metode yang sama.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi dengan

beberapa cara yaitu melakukan wawancara kepada pustakawan di Perpustakaan

Universitas HKBP Nommensen Medan, melakukan observasi langsung ke

Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan, melakukan analisis

menggunakan teori yang berbeda untuk memastikan keabsahan data serta merujuk

(46)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Perawatan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen

Bahan pustaka yang pada umumnya terbuat dari kertas pasti akan mengalami

kerusakan. Begitu juga koleksi bahan pustaka yang tersedia pada Perpustakaan Universitas

HKBP Nommensen .Bahan pustaka yang rusak yaitu Bahan Pustaka koleksi tercetak seperti,

buku, koleksi,referensi, koleksi berkala seperti, jurnal tabloid. Berdasarkan pencatatan buku

agenda perawatan, bahan pustaka yang rusak dari bulan januari 2014 sampai bulan februari

adalah 105 buku sedangkan dari bulan Februari sampai maret 2014 buku yang rusak adalah

165, jadi kerusakan bahan pustaka dari bulan januari sampai bulan maret 272 buku,

kerusakan ini seperti halaman buku yang sudah mengendur, jilidan buku yang lepas,

punggung buku yang robek, halaman buku yang hilang, halaman buku yang robek, barkot

buku yang hilang, kantong buku yang robek atau hilang dan halaman buku yang kotor dan

berminyak, serta lipatan-lipatan pada halaman buku.

Untuk menanggulangi kerusakan-kerusakan terhadap bahan pustaka di Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen maka perlu di lakukan beberapa perawatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan I1 sebagai berikut.

di lakukan beberapa perawatan demi kelangsungan ataupun ketahanan dari bahan

pustaka tersebut. Serangga seperti silverfish, kecoa, kutu buku, rayap, ngengat dan

sejenisnya adalah binatang perusak bahan pustaka, terlebih-lebih karena iklim di

(47)

mungkin tidak bisa diperbaiki kembali. Untuk itu perlu adanya langkah-langkah tindakan

pengobatan maupun pembasmian terhadap perusak atau musuh-musuh bahan pustaka

tersebut, dan salah satu diantaranya dengan cara fumigasi. fumigasi adalah “suatu tindakan

pengasapan yang bertujuan mencegah, mengobati, dan mensterilkan bahan pustaka”.

Mencegah dimaksudkan supaya kerusakan lebih lanjut dapat dihindari. Mengobati artinya

mematikan atau membunuh serangga, kuman dan sejenisnya yang telah menyerang dan

merusak bahan pustaka, dan mensterilkan diartikan menetralisasi keadaan seperti

menghilangkan bau busuk yang timbul dari bahan pustaka, menyegarkan udara ataupun bisa

menimbulkan gangguan ataupun penyakit. Fumigasi bahan pustaka dapat di lakukan dalam

ruang perpustakaan, gedung atau dalam ruangan yang sengaja dibuat untuk melakukan

fumigasi. Bahan yang biasa dipergunakan sebagai methybromide. Cara fumigasi ini di

lakukan yakni dengan memasukkan buku ke dalam lemari fumigasi, disusun secara berderet

dalam keadaan menganga.

Hal ini dimaksudkan agar bau kimia dapat meresap ke dalam celah-celah buku. Dengan demikian kuman-kuman terbunuh akibat dari bau kimia itu. Hal ini sesuai dengan pernyataan I1 sebagai berikut.

Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen sampai pada saat ini belum memiliki

lemari fumigasi, sehingga pembasmian hanya di lakukan melalui cara penggunaan

kapur barus dan pengusir serangga lainnya’’

Berdasarkan Pendapat informan 1 di atas dapat di ketahui pelaksanaan fumigasi ini sangat

penting di lakukan pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen untuk memperkecil

frekuensi kerusakan yang diakibatkan oleh jamur atau serangga. Karena kalau hanya dengan

(48)

4.2 Perbaikan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Seperti yang telah disebutkan pada teori perbaikan bahan pustaka bahwa

gigitan serangga, frekuensi pemakaian yang tinggi, salah penanganan menyebabkan sebagian

kertas dari halaman sebuah buku akan hilang, terkikis, tercabik, berlubang atau sobek.

Sedangkan kerapuhan kertas menyebabkan kertas mudah sobek atau patah. Hal ini sesuai

dengan pernyataan I1 sebagai berikut.

Untuk mencegah agar bagian yang sobek atau berlubang tidak semakin lebar serta

untuk memulihkan bentuk dan kekuatan kertas, perlu diupayakan perbaikan,

disesuaikan dengan kerusakan yang terjadi pada bahan pustaka. Untuk kertas

berlubang atau sobek dengan keadaan kertas masih baik dan kuat cukup ditambal

atau disambung.’’

4.2.1 Menambal

Menambal atau menutup bagian bahan pustaka yang berlubang dapat di lakukan

dengan kertas jepang, dan perekat kanji. Juga dapat di lakukan dengan bubur kertas (pulp),

atau menggunakan kertas tissue yang berperekat. Hal ini sesuai dengan pernyataan I2 sebagai

berikut.

Dalam penambalan bahan pustaka ini pada Perpustakaan Universitas HKBP

Nommensen masih sering menggunakan sellotape. Penggunaan sellotape walaupun

mudah penggunaannya sebenarnya kurang baik hasilnya. Karena kertas akan

berubah warnanya menjadi kuning kecoklatan pada bagian yang ditempel sellotape

ini”. Untuk mencabut kembali sellotape bukanlah pekerjaan yang mudah, karena

(49)

Menyambung di lakukan untuk merekatkan bagian yang sobek atau lemah karena

lipatan, biasanya diperkuat dengan potongan kertas dari jenis tertentu, agar bagian yang

sobek tidak bertambah lebar. Hal ini sesuai dengan pernyataan I2 sebagai berikut.

Cara yang tepat untuk menyambung bahan pustaka yang sobek adalah sebagai

berikut :

Pilih kertas yang akan dipergunakan untuk memperkuat sambungan.

Meletakkan penggaris logam di atas kertas penyambung dengan arah panjang sesuai

arah serat kertas

Menarik garis sepanjang tepi penggaris dengan menggunakan trekpen yang telah

dicelupkan dengan air.

Kertas dilipat ke atas dengan menggunakan tulang pelipat.

Kertas ditarik dengan hati-hati menurut garis yang basah.

Merapatkan bagian kertas yang sobek dengan hati-hati.

Mengoleskan perekat di atas kertas penyambung kemudian letakkan di atas bagian

yang sobek dan tekan dengan hati-hati.

Letakkan kertas di antara dua lembar kertas penyerap, dan kemudian meletakkan di

bawah pemberat (dipress), setelah kering potong bagian yang berlebih/sisa. Seperti

halnya dengan menambal, pekerjaan menyambung ini pada Perpustakaan

Universitas HKBP Nommensen sering menggunakan sellotape”.

Berdasarkan Pendapat informan 2 di atas dapat di ketahui di atas mempunyai dampak

yang kurang baik. Menurut penulis pekerjaan menyambung seperti yang di lakukan

Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen kurang baik. Hal ini tampak kelemahannya bila

penyambungan dengan sellotape akan mengganggu lembaran lain (lengket) apabila sudah

(50)

4.2.3 Penjilidan

Bahan pustaka yang rusak seperti isi buku, lem atau jahitannya terlepas, lembar

pelindung, sampul mengalami kerusakan umpamanya terlepas dari kerusakan lainnya masih

bisa diatasi. Salah satu tindakan adalah dengan mereperasi atau memperbaiki dan menjilid

kembali untuk dapat mempertahankan fisik buku tersebut, sekaligus mempertahankan

kandungan informasi di dalamnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan I2 sebagai berikut.

“Pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen, perbaikan dengan cara

penjilidan kembali merupakan cara yang paling banyak ditempuh. Untuk jenis

perbaikan yang biasanya di lakukan di Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen

adalah sebagai berikut :

- Memperbaiki punggung buku yang longgar

- Mengganti lembar pelindung buku yang sobek

- Menempel linen baru pada punggung sampul buku asli

Selain menjilid atau mereperasi kembali buku-buku yang rusak,

Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen juga melaksanakan penjilidan atau

pembundelan terhadap terbitan berseri seperti majalah. Fungsi dari pembundelan ini

adalah selain bahan pustaka tersebut menjadi rapi dan menarik juga akan

memudahkan dalam mencari informasi yng ingin dicari. Dalam penjilidan kembali

bahan pustaka atau buku pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen di

lakukan dengan menggunakan lem. Penjilidan dengan menggunakan paku dan hekter

tidak di lakukan karena menurut petugas preservasi dapat menimbulkan karat yang

merusak lembaran bahan pustaka”.

Menurut pendapat penulis cara/teknik penjilidan sudah di lakukan dengan baik. Yang

perlu diperhatikan adalah penambahan tenaga kerja di bagian penjilidan, karena dengan

(51)

Nommensen

Sebagian besar bahan pustaka di perpustakaan umumnya terbuat dari bahan kertas.

Dalam penggunaan secara terus-menerus bahan pustaka itu akan mengalami proses kerusakan

dalam penyimpanan meskipun relatif lebih lama. Koleksi bahan pustaka dari suatu

perpustakaan dapat terjadi kerusakan yang timbul dari berbagai penyebab.

4.3.1 Faktor fisika a. Cahaya

Cahaya yang digunakan untuk menerangi ruang perpustakaan merupakan bentuk

elektro magnetik yang berasal dari radiasi cahaya matahari dan lampu listrik. Kerusakan

bahan pustaka akibat sinar ultraviolet mengakibatkan tulisan menjadi pudar, warna kertas

berubah dan kertas menjadi rapuh, sehingga kekuatan akan hilang. Hal ini sesuai dengan

pernyataan I2 sebagai berikut. “Pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen

kerusakan oleh faktor cahaya ini banyak terjadi terutama pada buku-buku yang sudah

termakan usia. Lembaran pada buku-buku tersebut berubah warna menjadi kuning”.

b. Suhu dan Kelembaban

Kerusakan karena suhu dan kelembaban udara yaitu Kedua unsur ini bila mempunyai

unsur yang berlebihan atau tidak stabil akan menimbulkan kerusakan pada kertas. Hal ini

sesuai dengan pernyataan I2 sebagai berikut.

Udara yang kelembabanya tinggi berpengaruh pada kertas yaitu menjadi busuk,

berbau apek dan memberi peluang pada jamur untuk tumbuh dan berkembang.

Sedangkan suhu udara yang terlalu tinggi menyebabkan rekat pada jilidan buku

menjadi kering dan jilidannya semakin longgar, selain itu juga mengakibatkan kertas

(52)

Menurut pendapat penulis kerusakan oleh faktor suhu dan kelembaban ini juga

banyak terdapat di Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen. Hal ini disebabkan karena

suhu dan kelembaban di perpustakaan tersebut tidak diatur sebagaimana mestinya.

4.3.2 Faktor biota

Komponen-komponen yang terdapat pada kertas serat-serat selulosa, perekat dan

protein merupakan sumber-sumber makanan bagi mahluk-mahluk hidup seperti jamur,

serangga dan binatang pengerat.Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya mereka

memerlukan kondisi lingkungan yang ideal seperti suhu dan kelembaban udara.

Oleh karena itu ruangan penyimpanan bahan pustaka harus dijaga dan dipelihara

sedemikian rupa sehingga tidak dijadikan sebagai tempat hidup, tumbuh dan berkembang

bagi mahluk-mahluk tersebut.

Beberapa contoh jenis jamur, serangga dan binatang pengerat yang merusak bahan

pustaka adalah :

Jamur Jamur merupakan tumbuhan bersel tunggal dan tidak berklorofil, sehingga

makanan yang diperoleh berasal dari sumber lain. Bila buku atau bahan pustaka dalam

keadaan kotor, berdebu, dan lembab maka jamur akan timbul dan akan meninggalkan noda

pada kertas. Contoh salah stu jenis jamur ini adalah Asspergillus. Hal ini sesuai dengan

pernyataan I2 sebagai berikut.

“Kerusakan bahan pustaka pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen oleh

faktor ini juga banyak dijumpai terutama pada buku-buku yang jarang dipergunakan

atau dibaca oleh pengunjung. Noda-noda yang terdapat pada kertas yang disebabkan

(53)

dewasa, dimana pada fase larva mengakibatkan kerusakan terbesar.

Jenis-jenis serangga yang banyak dijumpai sebagai perusak bahan pustaka adalah

sebagai berikut :

- Kecoa

Kecoa merupakan salah satu jenis serangga yang bersayab dan berbentuk panjang,

senang tinggal ditempat yang gelap, di sudut-sudut ruangan. Makanan kegemarannya yaitu

sisa-sisa makanan yang busuk, serangga-serangga yang mati. Kecoa ini mengeluarkan cairan

perekat berwarna hitam yang membentuk noda dan sulit untuk dihilangkan, di samping itu

memakan perekat sampul buku dan kain pada punggung buku. Hal ini sesuai dengan

pernyataan I2 sebagai berikut.

“Informasi yang penulis peroleh dari petugas perawatan maupun petugas lain bahwa

serangga ini juga sebagai penyebab kerusakan pada punggung buku dan terjadinya noda

pada kertas di Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen”

Berdasarkan Pendapat informan 2 di atas dapat di ketahui karena kurangnya

kebersihan terutama di sudut-sudut ruangan dan ada sebagian petugas yang membawa

makanan ke dalam ruang perpustakaan sehingga sisa-sisa makanan tersebut sering sebagai

penyebab datangnya kecoa di ruangan perpustakaan.

- Rayap

Rayap merupakan perusak yang paling berbahaya karena dapat menghabiskan buku

dalam waktu singkat. Binatang ini hidup di daerah yang beriklim tropis dan sub tropis,

berbadan lunak dan berwarna putih pucat. Karena bentuknya seperti semut maka binatang ini

(54)

bahan pustaka yang paling merugikan. Dan menurut penulis hal ini disebabkan karena kurang

telatennya para petugas dalam membersihkan bahan pustaka tersebut.

- Booklice (kutu buku)

Selain jenis serangga yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagi jenis-jenis

serangga yang dapat merusak dan memakan punggung buku, lem atau perekat pada buku, dan

membuat lubang seperti ngengat, book worm dan lain-lain. Pada umumnya semua binatang

ini hampir terdapat di semua perpustakaan. Dan menurut penulis cara yang paling sederhana

untuk mengusir atau setidaknya mengurangi frekuensi kerusakan yang disebabkan oleh

jenis-jenis serangga tersebut adalah dengan menyemprot ruangan dengan obat hama (bukan pada

buku) dan menempatkan obat pengusir serangga pada rak-rak buku dan senantiasa menjaga

kebersihannya.

4.3.3 Faktor Penggunaan dan Penanganan yang Salah

Manusia baik sebagai petugas maupun sebagai pemakai perpustakaan mempunyai

peranan yang penting dalam menggunakan bahan pustaka. Manusia bisa dikatakan sebagai

perusak bahan pustaka bila salah dalam mengurus dan menangani bahan pustaka tersebut.

Menangani buku atau bahan pustaka tampaknya suatu hal yang sederhana, tetapi bila

dikaitkan dengan manusia sebagai salah satu faktor penyebab kerusakan bahan pustaka maka

pekerjaan tersebut bukanlah pekerjaan yang sederhana. Hal ini sesuai dengan pernyataan I3

sebagai berikut.

Petugas perpustakaan dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari sering kali menggunakan cara-cara yang tidak benar, baik di lakukan dengan sengaja atau

(55)

kerugian yang tidak sedikit terutama bila terjadi pada buku-buku berharga atau langka.

Kebiasaan membaca dengan cara melipat buku juga termasuk kedala kategori ini. Hal ini

sesuai dengan pernyataan I3 sebagai berikut.

“Pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen kerusakan oleh faktor manusia

ini merupakan yang paling dominan”.

4.4 Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen

4.4.1 Menciptakan lingkungan penyimpanan

Yang d imaksud dengan lingkungan penyimpanan bahan pustaka adalah gedung,

ruangan, dan peralatan yang ada dalam suatu ruangan perpustakaan. Pemeliharaan dan

penjagaan bahan pustaka, melainkan menyangkut gedung perpustakaan, ruang baca, ruang

penyimpanan dan peralatan yang ada di dalamnya.

Pemeliharaan lingkungan yang disebut juga dengan konservasi preventif adalah usaha

untuk menciptakan kondisi lingkungan yang baik (ideal) bagi bahan pustaka agar tidak terjadi

kerusakan pada bahan pustaka tersebut. Konservasi preventif ini harus sudah dimulai sejak

pembangunan suatu gedung perpustakaan masih dalam perencanaan, antara lain dalam

memilih lokasi, pemilihan bahan bangunan, pemasangan alat pendinginan dan mengatur

pencahayaan.

Idealnya lokasi suatu perpustakaan tidak boleh berada di daerah kawasan industri atau

daerah yang padat kendaraan yang bermotor, karena industri dan kendaraan bermotor ter

Gambar

Tabel 3.1 Identifikasi Informan

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan judul “ANALISIS PENGARUH IKLAN TELEVISI DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP IMAGE PRODUK COCA-COLA DI JURUSAN MANAJEMEN

Uji pemurnian benih melon Tacapa dan uji karakter fenotip buah melon dilakukan untuk mengetahui kestabilan karakter morfologi dan agronomi yang meliputi kestabilan dan

Sebagaimana disampaikan secara singkat diatas, Negara adalah pihak yang bertanggung jawab untuk melindungi HAM warga negaranya. Hasil dari infestigasi penghormatan

Temen-temen kelas B, kedubes 2012, serta UKM Taekwondo Unissula yang tidak bisa peneliti sebut satu persatu, yang selalu kompak, saling membantu, mengingatkan serta

Panjang akar lateral pada 12 pohon sampel yang tumbuh Hutan Simpulan Angin tidak berbanding jauh dengan lebar tajuk pohon yang diamati. Kata Kunci: Hutan Simpulan Angin,

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dan dapat menyusun laporan Tugas Akhir

Pengumpulan data dilakukan pada 14 Desember 2011 sampai dengan 03 Januari 2012 dengan mengunakan kuesioner yang terdiri dari tiga bagian yaitu yang pertama mengenai data

T-Connector pada setiap ethernet card. 6) Penambahan node dapat dilakukan dengan mudah. 7) Traffic yang padat akan sangat memperlambat jaringan. 8) Jika salah satu node