• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

SKRIPSI

GAMBARAN PERILAKU PEMAKAIAN MASKER DAN PENGUKURAN KADAR DEBU PADA PEKERJA BAGIAN BONGKAR MUAT KARET

KERING

INSTALASI BELAWAN PTPN III TAHUN 2008

Oleh : R A M A D D A N

NIM. 031000139

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pemakaian masker dan pengukuran kadar debu pada pekerja bagian bongkar muat karet kering Instalasi Belawan PTPN III tahun 2008. Populasi penelitian adalah seluruh tenaga kerja pada bagian gudang karet kering Instalasi Belawan PTPN III, dan yang menjadi sampel adalah total dari populasi yang berjumlah 13 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan tenaga kerja terhadap pemakaian masker termasuk dalam kategori tahu, untuk sikap termasuk dalam kategori sedang, sedangkan untuk tindakan termasuk dalam kategori sedang. Hasil pengukuran kadar debu pada bagian gudang karet kering sebesar 3,3 mg/m³ dan melebihi Nilai Ambang Batas kadar debu sebesar 3,0 mg/m³.

Peneliti menyarankan kepada pihak manajemen harus lebih menegaskan kepada pekerja khususnya dibagian bongkar muat karet kering agar selalu menggunakan masker pada saat bekerja. Dan untuk mengurangi kadar debu didalam gudang tersebut agar diupayakan ventilasi udara.

(3)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

ABSTRACT

This research is descriptive that to know about the attitude using mask and to measure the dust on the warehouse dry rubber Instalasi Belawan PTPN III 2008. Population research is all employees in the warehouse dry rubber Instalasi Belawan PTPN III, and the samples are from the total population, amounting to 13 people.

Results of this research indicate that knowledge workers of the mask are included in the know category, including attitudes to both in the category, while for action are included to both in the category. Results of measurement of dust in the dry storage of dry rubber 3,3 mg / m³ and the value exceeds the Threshold Limit dust content of 3,0 mg / m³.

Researchers to suggest that the management should be more stressed, especially to workers in the warehouse dry rubber in order to use the mask at work. And to reduce the level of dust in the warehouse so that the attempted air ventilation. Keywords: Knowledge, Attitude, Practice, Dust

(4)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ramaddan

Tempat/Tanggal Lahir : Tebing Tinggi/27 Mei 1984

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. T.Imam Bonjol Gg. Madrasah No 60 Tebing Tinggi

Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 163089 Tebing Tinggi : 1991-1997

2. SLTP Negeri 2 Tebing Tinggi : 1997-2000

3. SMU Negeri 2 Matauli Sibolga : 2000-2003

4. FKM USU Medan : 2003-2009

Riwayat Organisasi : 1. Kadis Humas PEMA FKM USU : 2007-2008

2. Sekjend PEMA FKM USU : 2008

3. Wakil Sekretaris Bakorda Fokusmaker

(5)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Variabel Yang Diteliti ... 26

Teknik Analisa Data ... ... . 26 3.6.

(6)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

BAB IV HASIL PENEL ITIAN... ... ... 27

4.1. Gambaran Umum Perusahaan... ... .... 27

Letak dan Lokasi ... 28

Struktur Organisasi ... ... 28

4.2. 4.3. 4.4. Gambaran Umum Responden ... ... 39

BAB V PEMBAHASAN ... ... ... 44

Karakteristik Responden ... 44

Pengetahuan Responden ... 44

Sikap ... 46

Tindakan ... ... 47

Pengukuran Kadar Debu ……….. 48

v BAB VI KESIMPULAN DAN SARA N... ... 49

6.1. Kesimpulan ... ... ... 49

6.2. Saran ... ... ... 49

DAFTAR PUSTAKA

(7)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan Pasal 23 Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan,

menyebutkan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan

produktivitas kerja yang optimal. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan,

pencegahan penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja. Disebutkan pula bahwa

setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja dan keselamatan kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja baik sekarang maupun masa yang akan

datang merupakan sarana menciptakan situasi kerja yang aman, nyaman dan sehat,

ramah lingkungan, sehingga dapat mendorong efisiensi dan produktifitas yang pada

gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan semua pihak, baik bagi pengusaha

maupun tenaga kerja. Dengan demikian pemantauan dan pelaksanaan norma-norma

kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja merupakan usaha meningkatkan

kesejahteraan tenaga kerja, keamanan aset produksi dan menjaga kelangsungan

bekerja dan berusaha dalam kerangka pembangunan yang berkelanjutan (sustainable

development) (Tambusai, 2001).

Ratusan juta tenaga kerja di seluruh dunia saat ini bekerja pada kondisi yang

(8)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

Labor Organitation (ILO), setiap tahun terjadi 2,2 juta kematian yang disebabkan

oleh karena penyakit atau kecelakaan akibat hubungan tenaga kerjaan. Sekitar 270

juta kasus kecelakaan kerja dimana diperkirakan terjadi 160 juta penyakit akibat

hubungan tenaga kerjaan baru setiap tahunnya. Berdasarkan data Jamsostek 2006

kasus kecelakaan yang mengakibatkan luka sebesar 95624 orang, cacat tubuh 122

orang, cacat sebagian 2.918 orang, meninggal 1784 orang (Haryono,2007).

Menurut H.W. Heinrich (1980) yang dikutip oleh Ikhwan (2004)

mengungkapkan bahwa 80% kecelakaan kerja disebabkan oleh perbuatan yang tidak

aman (unsafe action) dan hanya 20% disebabkan kondisi yang tidak aman (unsafe

condition), sehingga pengendaliannya harus bertitik tolak dari perbuatan yang tidak

aman yang dalam hal ini adalah perilaku tenaga kerja terhadap penggunaan APD

(Alat Pelindung Diri).

Menurut Suma’mur P.K (1995) sampai saat ini masih ada tenaga kerja yang

menganggap pemakaian APD mengganggu tenaga kerjaannya dan efek

perlindungannya kurang. Tasbeh (1993) mengatakan bahwa hal ini dikarenakannya

kurang training atau latihan kepada tenaga kerja tentang cara memakai APD yang

tepat, sehingga mereka memakainya hanya sekedar untuk mematuhi peraturan tanpa

mengetahui pemakaiannya tepat atau tidak. Dari hasil penelitian Seno (1991)

dikemukakan bahwa perilaku tenaga kerja berhubungan dengan pemakaian APD

sehingga diperlukan pembinaan, pengawasan, dan penerapan sanksi-sanksi bagi

(9)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

Menurut Mardi (2002) berdasarkan penelitian yang dilakukan di pelabuhan

Lembar Nusa Tenggara Barat didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang bermakna

antara sikap tenaga kerja dengan kejadian kecelakaan akibat kerja pada tenaga

bongkar muat di pelabuhan Lembar.

Selain kondisi diatas lingkungan juga mempengaruhi munculnya gangguan

kesehatan dan keselamatan kerja. Dalam hal ini lingkungan kerja yang berdebu

termasuk salah satu kondisi yang mempengaruhinya. Menurut Yunus (2007) debu

yang ditimbulkan oleh industri berpengaruh terhadap gangguan pada saluran

pernafasan. Salah satu pengendaliannya adalah dengan menggunakan masker sebagai

alat perlindungan pernafasan.

Instalasi Belawan adalah sub bagian pemasaran PTPN III yang terletak di

Pelabuhan Belawan dimana terdapat dua jenis gudang yang digunakan sebagai tempat

penyimpanan sebelum dipasarkan yaitu gudang karet kering dan lateks pekat.

Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan oleh penulis, terlihat

banyak debu yang beterbangan pada gudang penyimpanan karet kering. Di dalam

gudang tersebut terdapat tumpukan karet kering yang mengandung debu berasal dari

talc yang digunakan untuk melindungi karet kering agar tidak rusak.

Tenaga kerja yang bekerja dibagian bongkar muat karet kering tidak

menggunakan masker dengan alasan kebanyakan tidak nyaman menggunakannya.

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk membahas gambaran perilaku pemakaian

masker dan pengukuran kadar debu pada tenaga kerja bagian bongkar muat karet

(10)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009 1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah bagaimana gambaran perilaku pemakaian masker dan kadar

debu pada tenaga kerja bagian bongkar muat karet kering Instalasi Belawan PTPN III

tahun 2008.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran

perilaku pemakaian masker dan kadar debu pada tenaga kerja bagian bongkar muat

karet kering Instalasi Belawan PTPN III tahun 2008

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan tenaga kerja bagian

bongkar muat karet kering instalasi Belawan PTPN III tahun 2008 tentang

(11)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran sikap tenaga kerja bagian bongkar

muat karet kering instalasi Belawan PTPN III tahun 2008 tentang masker.

3. Untuk mengetahui bagaimana gambaran tindakan tenaga kerja bagian

bongkar muat karet kering instalasi Belawan PTPN III tahun 2008 tentang

masker.

4. Untuk mengetahui kadar debu pada bagian bongkar muat karet kering

Instalasi Belawan PTPN III tahun 2008.

1.4. Manfaat

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1.Sebagai masukan bagi tenaga kerja tentang bagaimana pentingnya pemakaian

masker dan bahaya debu .

2.Sebagai bahan informasi atau referensi bagi penelitian sejenis serta

(12)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perilaku

Menurut Soekidjo (2003) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas

manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh

pihak luar. Menurut Robert Kwick (1974) perilaku adalah tindakan atau perbuatan

suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari. Menurut Ensiklopedia

Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap

lingkungannya. Skiner (1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku

merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau

faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor-faktor yang membedakan respons

terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku

(13)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan

yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat

emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik,

sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini

merupakan faktor dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

Pada dasarnya bentuk perilaku dapat diamati melalui sikap dan tindakan.

Namun perilaku juga dapat bersifat potensial yakni dalam bentuk pengetahuan,

motivasi dan persepsi. Bloom membedakan menjadi tiga macam bentuk perilaku

yang kognitif, afektif dan psikomotor. Pendapat lainnya menyebutkan bahwa perilaku

terdiri dari unsur-unsur knowledge (pengetahuan), attitude (sikap), dan practise

(tindakan). Ki Hajar Dewantara menyebutnya dengan cipta, rasa, dan karsa atau peri

akal, dan peri tindakan (Notoadmojo, 1991).

2.2. Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (1993), perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih

langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan pengetahuan

dibagi atas 6 tingkatan :

1. Tahu (Know)

(14)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan

masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintensis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penelitian terhadap suatu materi atau objek.

(15)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai 3 komponen pokok :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek

2. Kehidupan emosional atau evaluasi tehadap suatu objek

3. Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total

atitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan

emosi memegang peranan penting.

Menurut Purwanto (1999) sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai

kecenderungan untuk bertindak terhadap suatu obyek. Adapun ciri-ciri dari sikap

adalah :

1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang

perkembangan orang itu dalam hubungannya dengan obyeknya. Sifat ini

membedakannya dengan sifat-sifat biogenetis seperti lapar, haus, kebutuhan akan

istirahat.

2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan karena itu pula

sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan

syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.

3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu

(16)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang dirumuskan

dengan jelas.

4. Obyek sikap itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan

kumpulan dari hal-hal tersebut.

5. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sikap inilah yang

membedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan

yang dimiliki orang.

Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap

positif, kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek

tertentu. Sedangkan dalam sikap negatif terdapat kecendrungan untuk menjauhi,

menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu (Purwanto, 1999).

Sikap dibedakan atas beberapa tingkatan :

1. Menerima (Receiving )

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulasi yang

diberikan (objek).

2. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah

suatu indikasi sikap tingkat tiga.

(17)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko

merupakan sikap yang tinggi.

2.4. Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour).

Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan.

Tindakan dibedakan atas beberapa tingkatan :

1. Persepsi (Perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan

diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama

2. Respon terpimpin (Guided Response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan

contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.

3. Mekanisme (Mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,

atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek

tingkat tiga.

4. Adopsi (Adoption)

(18)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

Menurut Green (1980) yang dikutip oleh Hakim (2004) menganalisa perilaku

dari tingkat kesehatan . Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2

faktor pokok, yakni faktor perilaku dan diluar perilaku, selanjutnya perilaku itu

sendiri terbentuk dari 3 faktor yaitu:

1. Faktor- faktor predisposisi, yang terwujud dalam pengetahuan sikap,

kepercayaan , keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya

2. Faktor-faktor pemungkin yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau

tidaknya fasilitas kesehatan atau sarana kesehatan.

3. Faktor-faktor pendorong, yang terwujud dalam peraturan-peraturan,

kebijakan, sikap, dan perilaku petugas, yang merupakan kelompok referensi

dan perilaku masyarakat.

2.5. Tenaga Kerja Bongkar Muat

Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) adalah semua tenaga kerja yang terdaftar

pada pelabuhan setempat yang melakukan pekerjaan bongkar muat di pelabuhan

( Keputusan Menteri Perhubungan No : Km 14 Tahun 2002 )

TKBM yang menjadi karyawan PTPN III melakukan kegiatan bongkar

muat pada pelabuhan Belawan. Dalam hal ini TKBM tersebut dibagi menjadi dua

(19)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

karyawan yang mengerjakan proses penerimaan, penyimpanan dan penyerahan

karet kering.

2.5.1 Prosedur Kerja Tenaga Kerja Bongkar Muat

Prosedur kerja tenaga kerja bongkar muat bagian lateks kering dibagi

menjadi tiga tahap yaitu penerimaan, penyimpanan, dan penyerahan karet kering.

2.5.1.1. Penerimaan

Prosedur kerja yang pertama kali dilakukan adalah menggunakan APD

seperti : masker, sepatu boot dan helm. Kemudian menerima dan memeriksa

barang sesuai Surat Pengantar Barang. Setelah barang diperiksa kemudian

diangkut menggunakan forklif. Khusus Sheet barang dibongkar dengan

menggunakan gancu dan disusun diatas bak sheet baru diturunkan memakai

forklif. Kemudian barang dimasukkan kedalam gudang dan disusun menurut

jenisnya.Dalam proses penyusunan ini pekerja akan terpapar dengan debu di

dalam gudang.

2.5.1.2. Penyimpanan

Setelah barang disusun kedalam gudang menurut golongan dan jenisnya

gudang diperiksa dari kemungkinan kebocoran akibat hujan. Kemudian barang

dibersihkan dari jamur atau debu yang menempel. Setiap hari dilakukan

pemeriksaan stok barang dan hasilnya dilaporkan kebagian produksi. Bagian

(20)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009 2.5.1.3. Pengeluaran

Adapun prosedur kerja bagian pengeluaran adalah barang dikeluarkan

setelah ada instruksi pengapalan dari Bagian Penjualan. Kemudian pekerja pada

bagian karet kering mempersiapkan merk dan nomor ekspor tujuan sesuai

instruksi yang diminta. Setelah selesai diberikan merk barang dinaikkan dengan

menggunakan forklif ke atas truk sesuai jumlah yang diminta. Kemudian membuat

surat pengantar barang yang ditanda tangani oleh Asisten Tata Usaha dan Kepala

Urusan.

2.6. Alat Pelindung Diri (APD)

Tenaga kerja mempunyai hak dan kewajiban dalam pelaksanaan keselamatan

dan kesehatan kerja salah satunya adalah memakai alat perlindungan diri yang

diwajibkan (Husni, 2006). Oleh karena itu, penggunaan alat pelindung diri

merupakan salah satu faktor penting dalam melindungi tenaga kerja dari

potensi-potensi bahaya selama bekerja.

2.6.1. Syarat-Syarat APD

Ada banyak hal yang dapat menyebabkan alat pelindung diri menjadi

berdampak negatif seperti berkurangnya produktifitas kerja, oleh karena itu alat-alat

pelindung diri harus memenuhi persyaratan (Suma’mur, 1996):

(21)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

2. Tidak menggangu kerja

3. Memberikan perlindungan efektif pada tenaga kerja.

2.6.2. Perundang-Undangan APD

Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja mewajibkan

pengurus untuk menyediakan secara cuma-cuma alat pelindung diri bagi tenaga kerja

dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang semua pengamanan dan alat-alat

perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerjanya, sedangkan pekerja harus

menggunakan alat pelindung diri yang diwajibkan serta berhak menyatakan keberatan

kerja pada pekerjaan dimana syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta

alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan, diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal

khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat

dipertanggungjawabkan.

2.6.3. Jenis-Jenis APD

Organ tubuh yang dilindungi terdiri dari beberapa bagian serta sumber bahaya

yang berbeda-beda menyebabkan alat pelindung diri terdiri dari beberapa jenis, antara

(22)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

1. Perlindungan mata dan muka

2. Pelindung kulit dan tubuh

3. Pelindung pendengaran

4. Pelindung pernapasan

2.7. Masker

Pilihan peralatan pelindung pernafasan amat luas, mulai dari masker debu

sekali pakai biasa sampai ke alat untuk pernapasan isi sendiri dan banyak

kebingungan kapan alat itu dipakai dan untuk bahaya apa. Jika pilihan keliru, dapat

membahayakan pemakai dan dapat menyebaban aspiksia, diperlukan rekomendasi

ahli. Pelatihan pemakai juga diperlukan, tak tergantung pada alat apa yang dipakai,

demikian juga harus tersedia fasilitas pemeliharaan dan pembersihan (Harrington dan

Gill, 2003).

Efisiensi pelindung pernapasan dinyatakan dalam npf (nominal protection

factor) yaitu jumlah kontaminan di udara dibanding jumlah kontaminan di muka.

Alat ini bekerja dengan menarik udara yang dihirup melalui suatu medium

yang akan membuang sebagian besar kontaminan. Untuk debu dan serabut,

mediumnya adalah filter yang harus diganti jika sudah kotor, tetapi untuk gas dan

uap, mediumnya adalah penyerap kimia yang khusus dirancang untuk gas dan uap

yang akan dibuang. Medium itu dipasang pada sebuah kanister atau cartridge agar

mudah dipasang atau diganti. Perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan

(23)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

untuk debu dan serabut, perlu dipikirkan kisaran ukuran partikel yang akan ditangkap,

agar dapat dipilih medium filter yang sesuai. Filter juga tersedia untuk kombinasi

debu, gas, dan uap.

Jenis-jenis masker adalah sebagai berikut :

1. Masker sekali pakai

Dibuat dari bahan filter, beberapa cocok untuk debu berukuran

pernafasan. Bagian muka alat bertekanan negatif karena paru menjadi

daya penggeraknya. npf = 5.

2. Separuh masker

Terbuat dari karet atau plastik dan dirancang menutupi hidung dan mulut.

Alat ini memiliki cartridge filter yang dapat diganti. Dengan cartridge

yang sesuai alat ini cocok untuk debu, gas, serta uap. Bagian muka

bertekanan negatif karena hisapan dari paru. npf = 10.

3. Masker seluruh muka

Terbuat dari karet atau plastik dan dirancang untuk menutupi mulut,

hidung, dan mata. Medium filter dipasang di dalam kanister yang

langsung disambung dengan sambungan lentur. Dengan kanister yang

sesuai, alat ini cocok untuk debu, gas, serta uap. Bagian muka

mempunyai tekanan negatif karena paru mengisap udara disana. npf = 50

(24)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

Dibuat dari karet atau plastik yang dipertahankan dalam tekanan positif

dengan jalan mengalirkan udara melalui filter, dengan bantuan kipas

baterai. Kipas itu, filter dan baterainya biasa dipasang di sabuk pinggang,

dengan pipa lentur yang disambung untuk membersihkan udara sampai ke

muka. npf = 500

5. Respirator topeng muka berdaya

Mempunyai kipas dan filter yang dipasang pada helm, dengan udara

ditiupkan kebawah, diatas muka pekerja didalam topeng yang

menggantung. Topeng dapat dipasang bersama tameng-tameng pinggir,

yang dapat diukur mencocokkan dengan muka pekerja. Baterai biasanya

dipasang pada sabuk. Serangkaian filter dan adsorbent tersedia dan untuk

pengelas juga tersedia. npf = 1-20.

2.8. Debu

Debu yaitu partikel zat padat, yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan

alamiah atau mekanis seperti pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengepakan

yang cepat, peledakan dan lain-lain dari bahan-bahan, baik organik maupun

anorganik, misalnya batu, kayu, biji logam, arang batu, butir-butir zat dan sebagainya

(Suma’mur, 1996).

Defenisi lain mengatakan debu adalah zat padat berukuran antara 0,1- 25

(25)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

tersuspensi di udara, misalnya embun, debu, asap, fumes dan foq. Partikulat ini dapat

terdiri atas zat organik dan anorganik. (Slamet, 2000)

Debu merupakan salah satu polutan yang dapat mengganggu kenikmatan

kerja. Debu juga dapat mengakibatkan gangguan pernafasan bagi pekerja pada

industri-industri yang berhubungan dengan debu pada proses produksinya.

Debu juga sering disebut sebagai partikel yang melayang di udara (Suspended

Particulate Metter /SPM) dengan ukuran 1 mikron sampai dengan 500 mikron.

Polutan merupakan bahan-bahan yang ada di udara yang dapat membahayakan

kehidupan manusia. (Muhammad Amin, 1996).

Partikel debu akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam

keadaan melayang-layang di udara kemudian masuk ke dalam tubuh manusia melalui

pernafasan. Selain dapat membahayakan terhadap kesehatan juga dapat mengganggu

daya tembus pandang mata dan dapat mengadakan berbagai reaksi kimia sehingga

komposisi debu di udara menjadi partikel yang sangat rumit karena merupakan

campuran dari berbagai bahan dengan ukuran dan bentuk yang relatif berbeda- beda

(Pujiastuti, 2000).

Polutan dapat dibagi 3 kelompok, yaitu :

1. Sengaja di dalam udara murni (pure air) yang kadarnya di atas normal,

misalnya O2, N2, CO2 dan lain-lain.

2. Molekul- molekul (gas-gas) selain yang terkandung di alam udara murni

tanpa memperhitungkan kadarnya, misalnya ozone, HF, ikatan

(26)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

3. Partikel.

Partikel yang respirabel adalah yang berdiameter kurang dari 10 µ m ( Depkes,

2000).

Secara fisik debu atau partikulat dikategorikan sebagai pencemar yaitu debu

udara aerosol. Debu terdiri dari 2 golongan, yaitu padat (solid) dan cair (liquid).

Debu yang terdiri atas partikel-partikel dibedakan menjadi 3 macam :

1. Dust

Dust terdiri dari ber bagai ukuran mulai dari yang submikroskopik

sampai yang besar. Debu yang berbahaya adalah ukuran yang bisa

terhirup ke dalam sistem pernafasan, umumnya lebih kecil dari 100

mikron dan bersifat dapat dihirup ke dalam paru-paru.

2. Fumes

Fumes adalah partikel padat yang terbentuk dari proses eruporasi atau

kondensasi, pemanasan berbagai logam, misalnya menghisap uap

logam yang kemudian berkondensasi menjadi partikel metal fumes

misalnya logam (cadmium) dan timbal (plumbum).

3. Smoke

Smoke atau uap adalah produk dari pembakaran bahan organik yang

tidak sempurna dan berukuran sekitar 0,5 mikron. Sedangkan partikel

(27)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

proses kondensasi atau automizing. Contoh sederhana adalah spray

atau obat nyamuk semprot.

Menurut WHO (1996) ukuran debu partikel yang membahayakan adalah

ukuran 0,1-5 atau 10 mikron. Depkes mengisyaratkan bahwa ukuran debu yang

membahayakan berkisar 0,1 sampai 10 mikron.

2.8.1. Sifat-sifat Debu

Sifat-sifat debu tidak berflokulasi, kecuali oleh gaya tarikan elektris, tidak

berdifusi dan turun karena tarikan gaya tarik bumi. Debu di atmosfer lingkungan

kerja biasanya berasal dari bahan baku atau hasil produksi (Depkes RI, 1994)

Sifat-sifat debu adalah sebagai berikut:

1. Mengendap

Debu cendrung mengendap karena gaya gravitasi bumi. Namun karena

ukurannya yang relatif kecil berada di udara. Debu yang mengendap dapat

mengandung proporsi partikel yang lebih besar dari debu yang terdapat di

udara.

2. Permukaan cenderung selalu bersih .

Permukaan debu yang cenderung selalu bersih disebabkan karna

permukaannya selalu dilapisi oleh lapisan air yang sangat tipis. Sifat ini

menjadi penting sebagai upaya pengendalian debu di tempat kerja.

(28)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

Debu bersifat menggumpal disebabkan per mukaan debu yang selalu basah,

sehingga debu menempel satu sama lain dan membentuk gumpalan.

4. Listrik Statis (elektrostatis)

Sifat ini menyebabkan debu dapat menarik partikel lainyang berlawanan.

Adanya partikel yang tertarik ke dalam debu akan mempercepat terjadinya

proses penggumpalan.

5. Opsis

Opsis adalah debu atau partikel basah atau lembab lainnya dapat

memancarkan sinar yang terlebih dapat terlihat pada kamar gelap.

2.8.2. Jenis Debu

Partikel yang berbahaya untuk paru-paru adalah debu organik dan anorganik :

1. Debu organik antara lain fosil, mikobakteri, binatang, sintetik

(toluendiisocynate), dan reagen.

2. Debu anorganik antara lain silika bebas, silika, metal, debu inert termasuk

besi, boruin, titanum, dan lain-lain. (Faridawati, 1995).

(29)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

Berdasarkan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor : SE-01/MEN/1997

Tentang Nilai Ambang Batas (NAB) Faktor Kimia di Udara Lingkungan Kerja,

ditetapkan NAB debu adalah 3,00 mg/m³.

2.10. Kerangka Konsep

TENAGA KERJA BONGKAR MUAT

KADAR DEBU

PERILAKU PEMAKAIAN MASKER

Pengetahuan

Sikap

Tindakan

(30)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yang menggambarkan perilaku pemakaian

masker dan kadar debu pada pekerja bagian bongkar muat karet kering instalasi

Belawan PTPN III tahun 2008.

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bagian bongkar muat karet kering Instalasi

Belawan PTPN III tahun 2008 . Adapun yang menjadi alasan pemilihan lokasi ini

dengan pertimbangan bahwa belum pernah dilakukan penelitian yang sama dibagian

(31)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

3.2.2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember tahun

2008.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah semua pekerja di bagian bongkar muat

karet kering instalasi Belawan PTPN III tahun 2008 sebanyak 13 orang.

3.3.2. Sampel

Adapun sampel dari penelitian ini adalah seluruh pekerja yang berada

dibagian bongkar muat karet kering (total sampling) sebanyak 13 orang.

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

1. Menggunakan kuesioner tentang perilaku penggunaan masker pada pekerja

bongkar muat.

2. Pengukuran debu di bagian bongkar muat karet kering instalasi Belawan

PTPN III tahun 2008

3.4.2 Data Sekunder

(32)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

3.5. Defenisi Operasional

Defenisi operasional dari penelitian ini adalah:

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui tenaga kerja tentang

masker.

2. Sikap adalah dasar anggapan atau persepsi tenaga kerja sehubungan dengan

penggunaan masker.

3. Tindakan adalah segala praktek/perbuatan tenaga kerja untuk memakai

masker pada saat bekerja sesuai peraturan yang ditetapkan.

4. Debu adalah partikel-partikel zat dari lateks kering yang berada di udara dan

berada di dalam gudang bongkar muat karet kering instalasi Belawan,

PTPN III.

5. Masker adalah alat pelindung diri yang digunakan untuk melindungi saluran

pernafasan.

6. Tenaga Kerja Bongkar Muat adalah semua pekerja yang terdaftar sebagai

karyawan PTPN III yang melakukan kegiatan bongkar muat pada bagian

gudang karet kering.

3.7. Aspek Pengukuran

(33)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

Pengukuran aspek perilaku didasarkan pada jawaban responden dari seluruh

pertanyaan yang diberikan, meliputi pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap, dan

tindakan.

1. Penilaian pengetahuan dilakukan terhadap 10 pertanyaan dimana jawaban

yang tahu diberi nilai 1, dan jawaban yang tidak tahu diberi nilai 0.

Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh maka diklasifikasikan dalam 2

kategori :

1. Tahu, apabila responden mendapat nilai ≥ 50 % dari nilai maksimum

yaitu ≥ 5.

2. Tidak tahu, apabila responden mendapat nilai < 50 % dari nilai maksimum

yaitu < 5.

2. Penilaian sikap dilakukan terhadap 10 pertanyaan dimana jawaban yang

paling tepat diberi nilai 3, kurang tepat diberi nilai 2 dan tidak tepat diberi

nilai 1.

Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh maka diklasifikasikan dalam 3

kategori :

1. Nilai baik, apabila responden mendapat nilai > 75 % dari nilai maksimum

(30).

2. Nilai Sedang, apabila responden mendapat nilai 40-75 % dari nilai

(34)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

3. Nilai Buruk, apabila responden mendapat nilai < 40 % dari nilai

maksimum (30).

3. Penilaian tindakan dilakukan terhadap 10 pertanyaan dimana jawaban yang

paling tepat diberi nilai 3, kurang tepat diberi nilai 2 dan tidak tepat diberi

nilai 1

Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh maka diklasifikasikan dalam 3

kategori :

1. Nilai baik, apabila responden mendapat nilai > 75 % dari nilai maksimum

(30).

2. Nilai Sedang, apabila responden mendapat nilai 40-75 % dari nilai

maksimum (30).

3. Nilai Buruk, apabila responden mendapat nilai < 40 % dari nilai

maksimum (30).

3.7.2. Aspek Pengukuran Debu

Untuk mengetahui paparan debu di udara pada gudang bongkar muat karet

kering Instalasi Belawan, PTPN III dengan alat pengukur debu yaitu Personal Dust

Sampler model 0224-PCXR8.. Cara pengukuran debu melalui langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Persiapkan alat yaitu berupa fiberglass (filter), pengontrolan udara,

pengaturan waktu, dan timbangan analitik. Filter ditimbang sebelum

(35)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

2. Alat fiberglass dihubungkan dengan pompa penghisap udara kemudian

dipakaikan kepada salah seorang tenaga kerja yang terpapar oleh debu.

3. Pompa penghisap udara dihidupkan selama ± 60 menit dan dijaga agar aliran

udara tetap konstan dengan mengawasi pengontrolan aliran udara.

4. Pengukuran dilakukan minimal 3 kali untuk mendapatkan hasil yang pasti.

5. Filter ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik. Kadar debu

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(W2 - W1)

C = --- (mg/l) V

dengan:

C adalah debu total (mg/l) atau (mg/m3);

W2 adalah berat filter setelah pengukuran debu (mg);

W1 adalah berat filter sebelum pengukuran (mg);

V adalah volume udara pada waktu pengukuran (l).

3.6. Variabel Yang Diteliti

1. Perilaku pemakaian masker meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan yang

diukur dengan menggunakan kuesioner.

2. Kadar debu dibagian karet kering diukur dengan menggunakan alat pengukur

kadar debu yaitu Personal Dust Sampler.

(36)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

Data yang berhasil dikumpulkan melalui wawancara kemudian dianalisis

secara statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) III (Persero) Instalasi

Belawan adalah merupakan urusan dari bagian penjualan di kantor Direksi yang

(37)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

pekat yang dikirim oleh kebun-kebun PT. Perkebunan Nusantara III penghasil karet

yang mempunyai mutu ekspor.

Sejarah Perseroan dimulai dengan proses pengambilalihan

perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah Republik Indonesia pada

tahun 1958 yang dikenal sebagai proses nasionalisai perusahaan perkebunan asing

menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN).

Tahun 1968, PPN direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan

Negara Perkebunan (PNP) yang selanjutnya pada bentuk badan hukumnya diubah

menjadi PT Perkebunan (Persero).

Guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha perusahaan

BUMN, Pemerintah merestrukturisasi subsektor perkebunan dengan melakukan

penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan organisasi .

Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1994 , 3 BUMN

Perkebunan dari PTP III (Persero),PTP IV (Persero), PTP V (Persero) disatukan

pengelolaan dalam manajemen PTPN III .(Profil Instalasi Belawan 2003)

4.2. Letak dan Lokasi

PT. Perkebunan Nusantara III Instalasi Belawan mempunyai luas areal

sebesar 9.919 m² berlokasi didalam lingkungan Pelabuhan Belawan. Adapun batas

wilayah PTPN III Instalasi Belawan adalah :

1. Sebelah Utara : PT. Bakrie Belawan

(38)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

3. Sebelah Timur : Jalan Anggada –II

4. Sebelah Selatan : Jalan Dosomuko

Gudang karet kering adalah salah satu bangunan yang terdapat pada Instalasi

Belawan PTPN III. Bangunan tersebut memiliki luas bangunan sebesar 430,2 m2.

Gudang karet kering memiliki konstruksi yang permanen dan memiliki ruangan yang

tertutup. Dinding bangunan sebahagian terbuat dari semen, dan sebahagian lagi

terbuat dari seng.

Di dalam gudang karet kering banyak mengandung debu bersumber dari talc

yang digunakan sebagai bahan untuk menjaga kualitas karet agar tidak cepat rusak.

Talc melapisi karet kering yang sudah dibungkus dan disusun rapi. Debu yang berasal

dari talc tersebut dapat mempengaruhi kesehatan pekerja yang melakukan bongkar

muat didalam gudang karet kering.

4.3. Struktur Organisasi

Instalasi Belawan dipimpin oleh seorang Kepala Urusan yang membantu

Kepala Bagian Penjualan untuk menangani penyimpanan hasil produksi dan

pengiriman hasil produksi yang akan diserahkan kepada pembeli ekspor dan lokal.

Didalam pekerjaannya Kepala Urusan Instalasi Belawan dibantu oleh seorang

asisten mandor yang menangani bidang produksi, teknik dan personalia..

Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing orang yang terlibat dalam

struktur organisasi PTPN III Instalasi Belawan adalah sebagai berikut :

(39)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

a. Membantu Kepala Bagian Penjualan mengelola Instalasi Belawan secara

keseluruhan baik fisik,, operasional, maupun administrasi/keuangan.

b. Mewakili Kepala Bagian Penjualan untuk urusan kepada instansi yang

terkait di dalam lingkungan Pelabuhan Belawan.

c. Mengelola proses penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran komoditi/

produk yang dihasilkan PTPN III.

d. Melaksanakan fungsi pergudangan

e. Melakukan koordinasi dengan urusan terkait di dalam bagian penjualan

serta mengatur dan membina kegiatan karyawan Instalasi Belawan.

f. Menjaga mutu komoditi/ produk selama disimpan di Instalasi Belawan.

g. Membuat laporan secara ketentuan dan peraturan yang diterapkan oleh

manajemen.

h. Mengatur peredaran gas amoniak ke kebun-kebun.

i. Melaksanakan tugas sebagaimana yang telah ditetapkan dan bertanggung

jawab kepada Kepala Bagian.

2. Asisten Tata Usaha

a. Membantu Kepala Urusan di dalam mengelola Administrasi dan

Keuangan.

(40)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

c. Melaksanakan pembukuan dan pencatatan atas seluruh kegiatan dan biaya

Instalasi Belawan.

d. Mengelola buku produksi dan menyusun laporan penerimaan, pengiriman,

dan persediaan produksi setiap bulan.

e. Mengurus dan menyelesaikan proses pengadaan barang lokal dan

pekerjaan pemborong.

f. Mengatur pengembalian tangki-tangki PT KAI ke kebun-kebun.

g. Melaksanakan tugas sebagaimana yang telah ditetapkan dan bertanggung

jawab kepada Kepala Urusan Instalasi Belawan.

3. Krani Kepala (Krani-1)

a. Mengkoordinir Administrasi Tata Usaha

b. Mengkoordinir Laporan Manajemen.

c. Mengkoordinir Pembuatan RKAP

d. Melayani permintaan Pihak III

e. Mengkoordinir pekerjaan tender.

4. Krani Daftar Upah / Kas

a. Mengerjakan Administrasi Upah Karyawan

b. Mengerjakan Buku Mandor/ PB-10 dan buku Asisten Tata Usaha

c. Mengerjakan perhitungan PPH Karyawan

d. Mengerjakan Adminidtrasi Kas/ Bank dan bertanggung jawab terhadap

penggunaan Kas/ Bank.

(41)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

5. Krani Astek/ Asuransi

a. Melaksanakan Administrasi Asuransi Karyawan.

b. Membuat laporan Jamsostek karyawan.

c. Membuat laporan program pensiun.

6. Krani Finansial

a. Membuat permintaan barang ke kantor direksi.

b. Membuat order pembelian barang lokal.

c. Melaksanakan Administrasi Finansial barang dan gudang.

d. Membuat laoran pembelian setempat.

e. Membuat laporan persediaan barang gudang.

7. Krani Gudang Material

a. Membuat dokumen penerimaan dan pengeluaran.

b. Mencatat dan membukukan keluar masuknya barang-barang gudang

material.

c. Mengawasi pengiriman dan pendistribusian amoniak gas ke kebun-kebun.

d. Mengelola penyimpanan barang dan kebersihan gudang material.

e. Melaksanakan dan penyimpanan barang-barang bekas.

(42)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

a. Memonitor dan membukukan stok penerimaan dan pengeluaran karet

kering.

b. Menimbang/ mengikuti pengeluaran dan penerimaan produksi lateks

(lokal).

c. Melaksanakan stock opname produksi lateks harian.

d. Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran produksi lateks.

9. Krani Arsip/ Fos

a. Mengagendakan arsip/ dokumen.

b. Mengelola surat-surat dokumen yang akan ditandatangani Kepala Urusan

Instalasi Belawan.

c. Mendistribusikan surat-surat dokumen ke kebun-kebun dan bagian-bagian

di kantor direksi.

10. Krani Pembukuan

a. Mengadministrasikan pembukuan

b. Membuat laporan manajemen

c. Membantu penyususnan RKAP.

d. Mengerjakan pembuatan nota-nota.

11. Operator Ratel/ Telepon

a. Melayani penerimaan dan pengiriman berita.

b. Melaksanakan agenda/ arsip dokumen elepon.

(43)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

12. Operator Komputer

a. Operator program akuntansi.

b. Melaksanakan Administrasi Aktiva

c. Typist ( menginput data ).

13. Krani Produksi

a. Melakukan administrasi yang berhubungan dengan penerimaan,

penimbunan, dan penyerahan produksi.

b. Membuat laporan harian penerimaan dan penyerahan produksi.

c. Membuat laporan bulanan penerimaan, penegeluaran, dan persediaan

lateks dan karet kering.

d. Membantu dan melaksanakan administrasi karet kering.

e. Mengerjakan administrasi yang berhubungan dengan penerimaan

penimbunan dan penyerahan karet kering di urusan produksi.

f. Mencatat keluar masuk produksi karet kering ke kartu persediaan.

g. Mengikuti/mengawasi pengiriman dan penerimaan karet kering.

h. Mengikuti/mengawasi pengiriman lateks ekspor.

i. Membuat laporan pengapalan.

14. Typist

a. Mengerjakan buku mandor / PB-10 dan Buku Asisten Urusan Produksi/

Tekhnik

b. Mengisi daftar lembur bagian produksi teknik.

(44)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

d. Typist.

15. Opas/ Pesuruh Kantor

a. Membuka dan membersihkan ruang kantor.

b. Melayani minuman karyawan dan tamu.

c. Membersihkan dan menata dapur tempat masak air, kamar mandi dan

mushola.

d. Urusan pos luar dan foto copy surat-surat.

16. Krani KPK/ Koperasi

a. Melaksanakan penataan personalia

b. Membuat laporan kesehatan

c. Menyusun laporan peristiwa masalah umum.

d. Melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan kegiatan sosial

karyawan.

e. Mengurus izin masuk Pelabuhan Belawan untuk karyawan dan kendaraan

17. Krani Personalia

a. Membantu kegiatan krani KPK / Bidang umum.

b. Membuat permohonan cuti karyawan.

c. Mengerjakan buku mandor hansip.

d. Menginput laporan LPMU dan laporan kesehatan (LK).

18. Juru Kesehatan

(45)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

b. Membuat laporan bulanan pemakaian obat.

c. Membuat laporan kegiatan poliklinik.

d. Membuat laporan pengiriman pasien ke rumah sakit rujuka n.

e. Melayani kesehatan karyawan dan tanggungan.

f. Membantu mengelola administrasi klinik.

19. Komandan Hansip

a. Mengkoordinir pelaksanaan pengawasan keamanan Instalasi, Aset

Perusahaan dan rumah dinas dan kepala urusan secara menyeluruh.

b. Menyusun pengaturan tugas jaga anggota hansip setiap minggu.

c. Membuat laporan harian kejadian yang dilaporkan kepada Pimpinan

Instalasi Belawa dan Kepala Matrik Hansip Pelabuhan.

d. Mengawasi dan menyaksikan serta mencatat Pelaksanaan penerimaan dan

penyerahan barang produksi (lokal/ekspor).

e. Membuat evaluasi keadaan keamanan instalasi setiap bulan.

f. Melaksanakan stock opname produksi harian, mingguan, dan bulanan

bersama-sama ukuran produksi.

20. Anggota Hansip

a. Membantu kegiatan komandan hansip.

b. Mengikuti/ mengawasi penerimaan dan pengiriman karet kering.

c. Mengikuti/mengawasi pengiriman lateks ekspor.

(46)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

e. Melaksanakan tugas keamanan instalasi, aset perusahaan, dan rumah dinas

kepala urusan.

f. Mengawasi keluar/masuk barang dari instalasi.

21. Mandor Produksi

a. Mengkoordinir dan mengatur pelaksanaan pekerjaan di urusan produksi.

b. Mengatur dan mengawasi seluruh penerimaan /penyimpanan dan

penyerahan produksi.

c. Mengawasi persediaan lateks dalam tangki timbun dan persediaan karet

kering.

d. Membuat laporan pelaksanakan pemompaan lateks ekspor.

e. Membuat laporan bulanan penerimaan/ pengiriman dan persediaan lateks

kering.

f. Melaporkan seluruh kegiatan urusan produksi kepada kepala urusan.

g. Membuat laporan bulanan SJM dan LM Limbah.

22. Mandor Lateks

a. Mengatur kerja produksi lateks kering dan mengerjakan buku mandor.

b. Mengawasi pekerjaan penerimaan dan pengiriman lateks.

c. Melaksanakan pengawasan persediaan lateks dalam tangki timbun dan

mengadakan stock opname harian, minggua n, dan bulanan.

d. Melaksanakan pengawasan kebersihan gudang, kamar mandi karyawan,

(47)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

e. Membuat/mencatat buku bongkaran dalam penerimaan lateks.

23. Regu Lateks

a. Melaksanaan pekerjaan pemompaan untuk penerimaan/ pengiriman lateks.

b. Membersihkan alat-alat dan perlengkapan kerja.

c. Membersihkan instalasi pipa, alat ukur tangki dan gudang.

d. Melaksanakan pengambilan contoh lateks dari truk, tangki PT KAI, tangki

timbun dan tangki kapal.

e. Melaksanakan penambahan bahan kimia pada lateks bila diperlukan.

24. Mandor Karet Kering

a. Mengatur kerja karyawan produksi karet kering.

b. Melaksanakan pengawasan kebersihan gudang karet kering, halaman

kantor, kamar mandi karyawan, halaman instalasi dan halaman rumah

dinas kepala urusan.

c. Mengawasi pekerjaan penerimaan dan pengiriman karet kering.

d. Melaksanakan pengawasan persediaan karet kering dalam gudang.

e. Melaksanakan pengawasan pembuatan merk karet kering sesuai instruksi.

25. Regu Karet Kering

a. Melaksanakan pembersihan gudang dan kantor.

b. Melaksanakan pembersihan halaman dan lingkungan rumah dinas.

c. Melaksanakan pekerjaan bongkar muat produksi karet kering.

d. Melaksanakan pembuatan merk karet kering sesuai instruksi.

(48)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

a. Melaksanakan pemeliharaan alat pengangkutan, mesin pembangkit listrik

dan alat-alat yang ada di Instalasi Belawan.

b. Melaksanakan pemeliharaan preventif bangunan dan instalasi.

c. Melaksanakan pemeliharaan perlengkapan bengkel.

d. Melaksanakan administrasi bengkel/traksi.

e. Membuat konsep RKAP produksi/teknik dan bengkel.

27. Karyawan Teknik/Pemeliharaan

a. Membantu mandor teknik/traksi.

b. Membantu membuat memo permintaan barang.

c. Membuat laporan bengkel.

d. Typist

28. Masinis Mesin

a. Mengoperasikan mesin pembangkit listrik, compressor dan electromotor.

b. Melaksanakan pemeliharaan harian mesin dan perlengkapannya.

c. Melaksanakan pengawasan mesin.

d. Membersihkan ruangan kamr mandi dan alat-alat perlengkapannya.

e. Melaksanakan pencatatan jam-jam operasi mesin pembangkit dan

compressor. 29. Supir Forklift.

a. Melaksanakan bongkar muat karet kering.

(49)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

c. Melaksanakan pemuatan gas amoniak ke truk untuk didistribusikan ke

kebun-kebun dan kebutuhan instalasi belawan di PT GCS Belawan.

d. Mengangkut pipa-pipa untuk pengapalan lateks.

e. Melaksanakan pencatatan jam kerja forklift.

30. Supir Pool

a. Supir mobil untuk urusan dinas dan sosial

b. Melaksanakan pemeliharaan harian mobil.

c. Antar jemput pos dari kantor Direksi Medan.

d. Melaksanakan pencatatan KM jalan mobil.

31. Kepala Laboratorium

a. Melaksanakan administrasi laboratorium.

b. Mengawasi pelaksanaan pemeriksaan mutu lateks pekat sebelum

penerimaan, selama penimbunan dan sebelum penyerahan.

c. Mengkoordinir pengiriman contoh lateks.

d. Melaksanakan penimbangan penjualan lateks lokal.

e. Melaporkan hasil analisa kepada Kepala Urusan dan Asisten Tata Usaha.

(50)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

a. Mengawasi pengambilan contoh lateks dari tangki truk, tangki PT KAI,

tangki timbun dan tangki kapal.

b. Melaksanakan pengiriman contoh lateks.

c. Melaksanakan analisa NH3, MST, TSC, DRC, VFA, PH dan KOH.

d. Melaksanakan penyesuain mutu lateks dalam tangki timbun sesuai

instruksi (perubahan bahan kimia jika dibutuhkan).

e. Oplosing bahan kimia dan memutar stirrer

4.4 Gambaran Umum Responden 4.4.1. Karakteristik Responden

Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Responden

(51)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

d 14 – 17 2 15,4

e 18 – 22 1 7,6

Total 13 100,0

Berdasarkan Tabel 4.1. di atas, diketahui bahwa kelompok umur yang paling

besar pada tenaga kerja bongkar muat Instalasi Belawan adalah berusia 22-27 tahun

yaitu sebanyak 5 orang (38,5%), dan kelompok umur paling kecil adalah berusia

46-50 tahun yaitu sebanyak 1 orang (7,6 %).

Berdasarkan pendidikan diketahui mayoritas tenaga kerja bongkar muat karet

kering Instalasi Belawan mempunyai latar belakang pendidikan setingkat SLTA yaitu

sebanyak 8 orang (61,54%), dibandingkan berpendidikan SLTP dan SD

masing-masing sebanyak 3 orang (23,08%), dan sebanyak 2 orang(15,38%).

Berdasarkan tabel diketahui kelompok tenaga kerja bongkar muat karet kering

Instalasi Belawan yang paling besar berdasarkan lama kerja adalah 2-5 tahun dan 6-9

tahun yaitu sebanyak 4 orang (30,8 %), dan yang paling kecil adalah berada pada

18-22 tahun yaitu sebanyak 1 orang (7,6%).

4.4.2. Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden menurut

pengetahuan pemakaian masker pada tenaga kerja bongkar muat karet kering Instalasi

Belawan Tahun 2008.

(52)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

Tabel 4.2 Distribusi Kategori Pengetahuan Responden Dalam Pemakaian Masker Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan Tahun 2008

No Pengetahuan Frekuensi Persentase(%)

1 Tahu 10 76,9

2 Tidak Tahu 3 23,1

Total 13 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan tenaga kerja

bongkar muat karet kering Instalasi Belawan berada pada kategori tahu sebanyak 10

orang (76,9 %) dan kategori tidak tahu sebanyak 3 orang (23,1%).

4.4.3. Sikap

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden menurut

Sikap pemakaian masker pada tenaga kerja bongkar muat karet kering Instalasi

Belawan Tahun 2008.

4.4.3.1 Kategori Sikap Responden Dalam Pemakaian Masker Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan Tahun 2008

Tabel 4.3 Distribusi Kategori Sikap Responden Dalam Pemakaian Masker Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan Tahun 2008

No Sikap Frekuensi Persentase(%)

1 Baik 4 30,8

2 Sedang 9 69,2

(53)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa tingkat sikap terhadap

pemakaian masker pada tenaga kerja bongkar muat karet kering Instalasi Belawan

berada pada kategori sedang sebanyak 9 orang (69,2 %) dan kategori baik sebanyak 4

orang (30,8 %).

4.4.4. Tindakan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden menurut

Tindakan pemakaian masker pada tenaga kerja bongkar muat karet kering Instalasi

Belawan Tahun 2008

4.4.4.1 Kategori Tindakan Responden Dalam Pemakaian Masker Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan Tahun 2008

Tabel 4.4 Distribusi Kategori Tindakan Responden Dalam Pemakaian Masker Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan Tahun 2008

No Tindakan Frekuensi Persentase(%)

1 Baik 2 15,4

2 Sedang 11 84,6

Total 13 100

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa tingkat tindakan pemakaian

masker pada tenaga kerja bongkar muat karet kering Instalasi Belawan berada pada

kategori sedang sebanyak 11 orang (84,6 %) dan kategori baik yaitu sebanyak 2

orang (15,4%).

(54)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Kadar Debu No Lokasi/Bagian Nomor

Filter

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui hasil pengukuran kadar debu yang

dilakukan sebanyak tiga kali pengukuran pada bagian gudang karet kering

menunjukkan bahwa kadar debu pada bagian karet kering pada filter I sebesar 3,30

mg/m³, filter II sebesar 3,25 mg/m³, dan filter III sebesar 3,35 mg/m³. Kemudian

didapat hasil rata-rata kadar debu pada bagian karet kering Instalasi Belawan

melewati Nilai Ambang Batas yaitu 3,3 mg/m³.

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa karakteristik responden bervariasi mulai

dari umur, tingkat pendidikan, dan lama kerja. Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa

kelompok umur yang tertinggi adalah berusia 22-27 tahun yaitu berjumlah 5 orang

(38,5 %). Tingkat pendidikan responden yang paling tinggi adalah SLTA yaitu

sebanyak 8 orang (61,54%). Kemudian berdasarkan lama kerja yang paling tinggi

(55)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

Berdasarkan kelompok umur bahwa kebanyakan pekerja berusia muda,

berdasarkan lama kerja masih tergolong baru dan memiliki tingkat pendidikan yang

paling tinggi setingkat SMA, hal ini disebabkan karena pekerjaan bongkar muat karet

kering adalah pekerjaan yang membutuhkan tenaga yang besar, dan tidak

memerlukan tingkat pendidikan yang tinggi.

5.2. Pengetahuan Responden

Pengetahuan responden adalah segala sesuatu yang diketahui pekerja

mengenai masker baik manfaat, akibat tidak menggunakannya, dan cara

penggunaannya. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan

paling banyak berada pada kategori tahu yaitu 10 orang (76,9 %) dan paling sedikit

berada pada kategori tidak tahu sebanyak 3 orang (23,1 %).

Pada umumnya responden sudah tahu pengertian tentang masker (46,2%),

bahwa masker adalah alat yang digunakan untuk melindungi dari pernafasan, akibat

tidak menggunakan masker dapat menimbulkan gangguan saluran pernafasan

(69,2%) dan juga responden sudah mengetahui bahwa pemakaian masker harus

dengan kesadaran sendiri tanpa harus diawasi oleh pihak perusahaan (84,6%). Pada

dasarnya informasi ini sudah diberikan oleh pihak perusahaan, namun pekerja kurang

memahami karena tidak semua pekerja mempunyai pengetahuan yang benar tentang

masker itu sendiri.

Responden juga sudah tahu bahwa pemeliharaan masker adalah tanggung

(56)

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.

USU Repository © 2009

mengetahui nilai ambang batas kadar debu di tempat kerja mereka. Hal ini

disebabkan karena karyawan belum pernah mendapatkan informasi tentang Nilai

Ambang Batas debu, baik dari luar maupun dari pihak perusahaan. Kebanyakan

responden mengetahui bahwa tidak ada sanksi apapun yang akan diberikan

perusahaan apabila tidak menggunakan masker (61,5%). Hal ini disebabkan pihak

perusahaan tidak pernah memberikan sanksi kepada tenaga kerja apabila tidak

menggunakan masker.

Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa tingkat pengetahuan responden

mengenai masker adalah pada tingkat tahu (know). Termasuk ke dalam pengetahuan

tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari

keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Dalam hal ini

responden sudah mengetahui yang disebut dengan masker. Kata kerja untuk

mengukur orang tahu tentang sesuatu adalah dapat menyebutkan, menguraikan,

mendefenisikan, dan menyatakan (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Notoatmodjo (1993) menyatakan bahwa peningkatan pengetahuan

tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku. Pengetahuan memang merupakan

faktor yang penting namun tidak mendasari pada perubahan perilaku kesehatan.

Walaupun pekerja mengetahui dampak akibat tidak menggunakan masker, belum

tentu mereka mau menggunakannya pada saat bekerja.

Gambar

Gambaran Umum Responden
Tabel 4.2 Distribusi Kategori Pengetahuan Responden Dalam Pemakaian Masker Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan Tahun 2008
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Kadar Debu

Referensi

Dokumen terkait

4x40mnt.. 3Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan

Menanya - Guru mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan dari gambar yang diamati dan dari renungan yang telah dikaji - Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang

Masing-masing instrumen membawa ka- rakternya yang khas, oleh karena itu, dalam konteks musik batu, penting untuk mempelajari atau menemukan teknik permainannya, sampai

Suggestions : Teachers can use the song to reinforce the students' ability in.. identifying and understanding the tense (Simple

Karakteristik penyusunan dan keterbukaan yang dianut ideologi Pancasila, merupakan salahfaktor yang akan mewarnai prircip- prinsip dasar pengemban- gannya. Prinsip-prinsip

Penerapan pengembangan kelompok tani Asgita untuk adopsi penerapan inovasi teknologi Strawberry Asgita Red Ripe di desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung

berkaitan dengan peristiwa tertentu yg sifatnya universal : anak sedang menangis – dilukiskan sikapnya dsb..  Option : kejadian di

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan IPA.