• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Promosi Dan Komunikasi Terhadap Keputusan Nasabah Untuk Menabung Di Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Promosi Dan Komunikasi Terhadap Keputusan Nasabah Untuk Menabung Di Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing Tinggi"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH PROMOSI DAN KOMUNIKASI TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENABUNG

DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG TEBING TINGGI

TESIS Oleh

HUSMA FADILLAH NASUTION 067019099/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N 2008

Husma Fadillah Nasution : Analisis Pengaruh Promosi Dan Komunikasi Terhadap Keputusan Nasabah Untuk Menabung Di Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing Tinggi, 2008

(2)

ANALISIS PENGARUH PROMOSI DAN KOMUNIKASI TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENABUNG

DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG TEBING TINGGI

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

HUSMA FADILLAH NASUTION 067019099/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH PROMOSI DAN KOMUNIKASI TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENABUNG DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG TEBING TINGGI

Nama Mahasiswa : Husma Fadillah Nasution

Nomor Pokok : 067019099

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing:

(Prof. Dr. Muhammad Zarlis) (Dr. Rismayani, MS) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Dr. Rismayani, MS) (Prof.Dr.Ir.T. Chairun Nisa B,M.Sc)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 17 Desember 2008

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Muhammad Zarlis Anggota : 1. Dr. Rismayani, MS

(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul :

“ANALISIS PENGARUH PROMOSI DAN KOMUNIKASI TERHADAP

KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENABUNG DI BANK SYARIAH

MANDIRI CABANG TEBING TINGGI”.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun

sebelumnya.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan benar

dan jelas.

Medan, Desember 2008 Yang Membuat Pernyataan

(6)

ABSTRAK

Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing Tinggi dituntut untuk meningkatkan jumlah nasabahnya, untuk itu perlu dilakukan promosi dan komunikasi yang tepat untuk menjalankan peran dan fungsi strategis mensosialisasikan perbankan dan keuangan syariah kepada para nasabahnya. Respon konsumen yang ada di masyarakat menunjukkan bahwa Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing Tinggi belum melakukan promosi dan komunikasi secara maksimal kepada masyarakat atau para nasabahnya, sehingga masih banyak masyarakat atau para nasabahnya belum memahami dengan benar atas produk jasa yang ditawarkan, mekanisme, sistem, dan seluk-beluk Bank Syariah Mandiri.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh promosi dan komunikasi terhadap respon konsumen dan juga menganalisis pengaruh promosi dan komunikasi terhadap keputusan nasabah untuk menabung di Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing Tinggi. Hipotesis pertama adalah promosi dan komunikasi berpengaruh terhadap respon konsumen, dan hipotesis kedua adalah promosi dan komunikasi berpengaruh terhadap keputusan nasabah untuk menabung di Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing Tinggi.

Pengujian hipotesis pertama menggunakan analisis regresi linier sederhana dengan Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan 90 % atau = 10 %. Pengujian hipotesis kedua dengan regresi linier sederhana dengan Uji F bertujuan untuk mengetahui Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan 90 % atau = 10 %.

Hasil analisis untuk hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel bebas (promosi dan komunikasi) menjelaskan 14.1% terhadap variabel terikatnya (respon konsumen), dan promosi dan komunikasi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing Tinggi berpengaruh high signifikan terhadap respon konsumen, artinya bahwa promosi dan komunikasi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing Tinggi mampu menimbulkan respon konsumen. Hasil analisis hipotesis kedua menunjukkan bahwa variabel bebas (promosi dan komunikasi) menjelaskan 28.1% terhadap variabel terikatnya (keputusan nasabah), dan promosi dan komunikasi berpengaruh high signifikan terhadap keputusan nasabah untuk menabung di Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing Tinggi, artinya bahwa promosi dan komunikasi mampu mempengaruhi keputusan nasabah untuk menabung di Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing Tinggi.

(7)

ABSTRACT

Mandiri Syariah Bank of Tebing Tinggi Branch is required to increase customer numbers, it needs to be done for the right communication and promotion to perform the role and functions of strategic socialize sharia banking and finance to the customers. Consumer’s response in the community shows that the Mandiri Syariah Bank of Tebing Tinggi Branch have not made the most of communication and promotion to the public or customers, so many people or the customers have not properly understand the products on the services offered, mechanisms, systems, and the specialty Mandiri Syariah Bank.

This research aims to analyze the affect of communication and promotion to consumer’s response and also to analyze the affect of communication and promotion to the customer decision for saving at Mandiri Syariah Bank of Tebing Tinggi Branch. The first hypothesis is promotion and communication affect the consumer’s response, and the second hypothesis is communication and promotion affect the customer’s decision to save at Mandiri Syariah Bank of Tebing Tinggi Branch.

The first hypothesis used simple linier regretion analysis with F test to investigate the affect of independent variable to dependent variable that was examined with significant level 90 % or = 10 %. The second hypothesis used simple linier regretion with F test to investigate the affect of independent variable to dependent variable that was examined with significant level 90% or = 10%.

The analysis result of the first hypothesis indicates that independent variable (communication and promotion) explained 14.1% to the dependent variable (consumer’s response), and communication and promotion of the Mandiri Syariah Bank of Tebing Tinggi Branch high significant effect on consumer’s response, it means that the communication and promotion of the Bank Syariah Mandiri Tebing Tinggi Branch is able to cause consumer’s response. The analysis result of the second hypothesis indicates that independent variable (communication and promotion) explained 28.1% to the dependent variable (customer’s decision), and communication and promotion high significant effect on the customer’s decision to save at Mandiri Syariah Bank of Tebing Tinggi Branch, meaning that the communication and promotion capable affect the customer’s decision to save at Mandiri Syariah Bank of Tebing Tinggi Branch.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada ALLAH SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul Analisis Pengaruh Promosi Dan Komunikasi Terhadap Keputusan Nasabah Untuk Menabung Di Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing Tinggi.

Dalam penulisan tesis ini, Penulis telah banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak dan pada kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. Chairun Nisa B, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis dan Ibu Dr. Hj. Rismayani, MS, selaku

Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan dorongan

sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

4. Ibu Dr. Hj. Rismayani, MS, selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemen dan

juga selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan

(9)

5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity, MBA, Bapak Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si dan Bapak

Drs. Syahyunan, M.Si selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah banyak

memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.

6. Seluruh Staf Pengajar dan Administrasi Magister Ilmu Ekonomi SPs USU.

7. Rekan-rekan Angkatan XI dan seluruh pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan

satu persatu yang telah memberi motivasi dan semangat dalam penulisan tesis ini.

Semoga ALLAH SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada

semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada Penulis ketika

masa kuliah dan saat penulisan tesis. Penulis menyadari tesis ini belum sempurna,

namun diharapkan akan dapat berguna bagi semua pihak khususnya bagi

pengembangan serta penelitian dalam bidang pemasaran.

Medan, Desember 2008

Penulis,

(10)

RIWAYAT HIDUP

Husma Fadillah Nasution lahir di Kota Medan Propinsi Sumatera Utara

tanggal 5 Mei 1978, putra keempat dari pasangan Mohammad Husin Nasution dan

Siti Rahmah.

Pendidikan dimulai pada tahun 1985 di Sekolah Dasar (SD) Negeri 066652

Medan dan selesai pada tahun 1991. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah

Pertama (SMP) Swasta Hasanuddin Medan pada Tahun 1991 dan lulus tahun 1994.

Selanjutnya meneruskan pendidikan ke Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 11

Medan pada tahun 1994 dan lulus tahun 1997. Melanjutkan pendidikan ke Fakultas

Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara (USU) pada tahun 1997

hingga 2002. Pada tahun 2006 melanjutkan pendidikan ke Sekolah Pascasarjana

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………... ... i

ABSTRACT … ………... ii

KATA PENGANTAR ..………... iii

RIWAYAT HIDUP ……….. ... v

DAFTAR ISI ………... vi

DAFTAR TABEL ………. ... x

DAFTAR GAMBAR ………... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... ... xii

BAB I. PENDAHULUAN ………... 1

I.1. Latar Belakang ………... 1

I.2. Perumusan Masalah ……… ... 6

I.3. Tujuan Penelitian ………. ... 6

I.4. Manfaat Penelitian ………... ... 7

I.5. Kerangka Berpikir ………. ... 7

I.6. Hipotesis ……… ... 12

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ……….. ... 13

II.1. Penelitian Terdahulu ………. ... 13

II.2. Teori Tentang Pemasaran Jasa ……… ... 14

(12)

II.3.1. Bentuk - Bentuk Promosi ………. ... 21

II.4. Proses Keputusan Pembelian ……… ... 40

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……… ... 44

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian ……….... ... 44

III.2. Metode Penelitian ………... 44

III.3. Populasi dan Sampel ………... ... 45

III.4. Teknik Pengumpulan Data ………... 46

III.5. Jenis dan Sumber Data ………... 47

III.6. Identifikasi Variabel ………... 47

III.7. Definisi Operasional Variabel ………... 48

III.8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ………... 51

III.8.1. Uji Validitas ………. ... 51

III.8.2. Uji Reliabilitas ……… ... 52

III.9. Model Analisis Data ……… ... 53

III.9.1. Hipotesis Pertama ……… ... 53

III.9.2. Hipotesis Kedua ………. ... 54

III.10. Uji Asumsi Klasik ………... 55

III.10.1. Hipotesis Pertama ……… ... 55

III.10.1.1. Uji Normalitas …...………... 55

III.10.1.2. Uji Heterokedastisitas ………. ... 56

(13)

III.10.2.1. Uji Normalitas …...………... 56

III.10.2.2. Uji Heterokedastisitas ……… ... 57

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …… ... 58

IV.1. Hasil Penelitian ………... ... 58

IV.1.1. Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing Tinggi ………... ... 58

IV.2. Karakteristik Responden ………... 61

IV.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ….. ... 61

IV.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur …………... ... 62

IV.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ……... 63

IV.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan …. .... 64

IV.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan.. .... 65

IV.3. Penjelasan Responden Atas Variabel ... ... 66

IV.5. Pembahasan ……….. ... 76

IV.5.1. Pengujian Hipotesis Pertama ...……… ... 76

IV.5.1.1. Pengujian Asumsi Klasik…………... 76

IV.5.1.2. Persamaan Regresi Linier Sederhana…………... .... 80

IV.5.1.3. Uji F ………... .... 81

IV.5.2. Pengujian Hipotesis Kedua………... 82

IV.5.2.1. Pengujian Asumsi Klasik…………... 82

(14)

IV.5.2.3. Uji F ………... .... 86

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……… ... 88

V.1. Kesimpulan ………..… ... 88

V.2. Saran ………... 88

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

III.1. Definisi Variabel dan Indikator Hipotesis Pertama……… ... 49

III.2. Definisi Variabel dan Indikator Hipotesis Kedua…. ………... ... 50

VI.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... ... 62

IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur……….. ... 63

IV.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan…………... 64

IV.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... ... 65

IV.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... ... 66

IV.6. Hasil Uji Determinasi ... ... 81

IV.7. Hasil Uji F ……….………... 81

IV.8. Hasil Uji Determinasi ... ... 86

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

I.1. Kerangka Berpikir ………...……….. ... 11

II.1. Proses Keputusan Pembeli….……… ... 42

IV.1.Uji Normalitas……… ... 77

IV.2.Uji Heteroskedastisitas ……… ... 79

IV.3.Uji Normalitas……….. ... 83

IV.4.Uji Heteroskedastisitas ……… ... 84

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Uji Validitas ………... ... 94

2. Uji Reliabilitas ……… ... 97

3. Penjelasan atas Variabel ………..……... 98

(18)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Perbankan syariah di Indonesia merupakan fenomena bisnis baru yang

menawarkan jasa dan produk - produk baru. Sebagai bisnis baru dengan produk baru

yang belum dikenal luas, bank - bank syariah dihadapkan pada persaingan dengan

bank-bank konvensional yang telah terlebih dahulu berada di pasar. Bank yang akan

tampil jadi pemenang, tentunya bank yang benar-benar memahami kebutuhan,

tuntutan dan keinginan dari pasar atau konsumen dan mampu memenuhi kebutuhan

dan tuntutan tersebut dengan cara yang lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan

bank lainnya.

Keberadaan bank syariah disebutkan dalam Undang-Undang Perbankan

Tahun 1992 yang pelaksaannya diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun

1992. Bank syariah pun dinamakan sebagai bank tanpa bunga karena dalam

menghimpun dana tidak memberikan imbalan bunga, dan dalam pinjaman tidak

dipungut bunga. Produk bank tanpa bunga, tak jauh beda dengan bank biasa, hanya

filosofi dan sistemnya yang berbeda. Pada bank Islam, pemilik dana menanamkan

uangnya di bank tetapi dalam rangka beramal. Dana nasabah akan disalurkan pada

orang lain yang membutuhkan lewat bank, lalu keuntungan akan dibagi sesuai

(19)

Dasar pemikiran pengembangan bank syariah adalah untuk memberikan

pelayanan jasa perbankan kepada sebagian masyarakat Indonesia yang tidak dapat

dilayani oleh perbankan yang sudah ada, karena bank-bank tersebut mengutamakan

sistem bunga. Sebagian masyarakat muslim yang berkeyakinan bahwa kegiatan

perbankan yang menggunakan sistem bunga tidak sejalan dengan prinsip syariah,

sehingga kebutuhan mereka akan jasa-jasa perbankan tidak dapat dilayani oleh

bank-bank konvensional. Dengan dikembangkannya perbank-bankan yang dioperasikan

berdasarkan prinsip syariah diharapkan mobilisasi dana dan potensi masyarakat

muslim dapat dioptimalkan yang pada gilirannya akan semakin meningkatkan peran

sektor perbankan secara keseluruhan.

Namun fenomena- fenomena yang terjadi di Bank Syariah Mandiri Cabang

Tebing Tinggi yang menjadi kendala dalam pengembangan bank syariah ini adalah

keterbatasan pemahaman anggota-anggota masyarakat mengenai kegiatan operasional

bank syariah. Masyarakat pada umumnya memiliki pengalaman yang luas di bidang

perbankan yang berbasis konvensional dan sedikit atau belum memahami produk,

mekanisme, sistem, dan seluk-beluk bank syariah. Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya respon masyarakat atau calon nasabah terutama masyarakat Tebing Tinggi

atas Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing Tinggi karena ketidaktahuaannya

mengenai produk jasa yang ditawarkan. Banyak masyarakat beranggapan

bahwasannya Bank Syariah Mandiri hanya diperuntukkan khusus untuk orang

(20)

islam tidak diperbolehkan atau tidak sesuai menggunakan produk jasa Bank Syariah

Mandiri tersebut. Masyarakat juga banyak yang masih bertanya-tanya apakah bank

syariah mandiri dijamin oleh pemerintah atau tidak karena mereka beranggapan yang

namanya bank syariah tidak dijamin oleh pemerintah. Selain itu juga, jaringan atau

outlet-outlet Bank Syariah Mandiri masih terlalu sedikit jika dibandingkan dengan

bank-bank konvensional sehingga masih banyak masyarakat yang belum begitu

mengetahui atau paham mengenai produk jasa yang ditawarkan, mekanisme, sistem,

dan seluk-beluk Bank Syariah Mandiri. Berdasarkan respon calon nasabah ataupun

nasabah yang ada di masyarakat menunjukkan bahwa Bank syariah Mandiri Cabang

Tebing Tinggi belum melakukan promosi dan komunikasi secara maksimal kepada

masyarakat atau para nasabahnya, sehingga masih banyak masyarakat atau para

nasabahnya yang belum memahami dengan benar atas produk jasa yang ditawarkan,

mekanisme, sistem, dan seluk-beluk Bank Syariah Mandiri. Kelemahan-kelemahan

ini dapat mempengaruhi masyarakat atau para nasabahnya dalam proses pengambilan

keputusan untuk menabung di Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing Tinggi.

Berdasarkan fenomena diatas, maka Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing

Tinggi dituntut untuk menjalankan peran dan fungsi strategis mensosialisasikan

perbankan dan keuangan syariah kepada masyarakat atau para nasabahnya dengan

maksimal. Oleh karena itu Bank Syariah Mandiri perlu melakukan promosi dan

komunikasi kepada masyarakat dengan maksimal agar masyarakat dapat memahami

(21)

tersebut dapat mengambil keputusan untuk menabung di Bank Syariah Mandiri

Cabang Tebing Tinggi.

Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing Tinggi yang bergerak dalam jasa

keuangan, harus mampu untuk memenangkan persaingan yang semakin kompetitif.

Perjuangan untuk menambah jumlah nasabah harus terus diupayakan berulang, dan

bila hal ini dapat dilakukan dan terus dipertahankan maka bank tersebut dapat

berkembang secara dinamis. Oleh karena itu maka bank harus memahami benar siapa

pasar sasarannya sehingga dapat dibuat promosi dan komunikasi yang tepat. Bank

dituntut untuk menjalin hubungan baik yang dinamis, harmonis dengan para nasabah

atau pengguna jasa mereka melalui promosi dan komunikasi. Apabila tidak dilakukan

promosi dan komunikasi kepada para nasabah, maka bukan tidak mungkin setiap

bank akan ditinggalkan oleh nasabah atau pelanggannya.

Setiap perusahaan mempunyai beberapa tujuan, dan tujuan utama adalah

untuk memperoleh laba, sebab dengan adanya laba, maka perusahaan akan dapat

mempertahankan dan memperluas usahanya. Untuk mencapai tujuan yang

diharapkan, maka diperlukan adanya beberapa kegiatan, antara lain yaitu kegiatan

pemasaran dari suatu produk yang dihasilkan perusahaan.

Pemasaran tidak hanya membicarakan produk, harga produk,

mendistribusikan produk, tetapi juga mengkomunikasikan produk tersebut kepada

masyarakat agar produk itu dikenal dan pada akhirnya dibeli. Untuk memperkenalkan

(22)

nasabah agar dapat mengambil suatu keputusan untuk menabung di Bank Syariah

Mandiri Cabang Tebing Tinggi.

Promosi dan komunikasi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

suatu program pemasaran. Dalam persaingan yang begitu ketat, perusahaan tidak

hanya dapat mengandalkan peningkatan mutu dan pengembangan produk jasa

semata, walaupun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah

mengetahuinya dan tidak yakin kalau produk itu akan berguna bagi mereka, maka

mereka tidak akan pernah membelinya. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan agar

dapat dikenal dengan baik dan akhirnya dibeli oleh konsumen, maka perusahaan

perlu melakukan kegiatan promosi, yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan,

penjualan pribadi, hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung.

Pemasaran modern menuntut lebih dari sekedar membuat produk yang baik,

memberikan harga yang menarik, dan menyediakannya bagi pelanggan yang dituju.

Perusahaan juga harus berkomunikasi dengan pelanggan lama maupun calon

pelanggan, dan komunikasinya tidak boleh bersifat serampangan. Komunikasi agar

efektif, maka pemasar harus memahami bagaimana komunikasi berjalan. Proses

komunikasi harus dimulai dengan memeriksa semua potensi yang dapat membuat

pelanggan target berintraksi dengan produk atau perusahaan.

Promosi dan komunikasi dapat memberikan peluang yang sangat besar

terhadap kepentingan kedua belah pihak yaitu produsen (Bank) dan konsumen

(23)

konsumen melalui promosi dan komunikasi yang dilakukannya sedangkan para

konsumen atau nasabah dapat mengetahui jenis produk yang sesuai dengan

kebutuhannya melalui promosi dan komunikasi yang dilakukan bank. Sehingga dapat

terlihat jelas pentingnya peranan promosi dan komunikasi dalam mempengaruhi

keputusan yang akan dibuat oleh para nasabah untuk menabung di Bank Syariah

Mandiri Cabang Tebing Tinggi.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dirumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Sejauhmana pengaruh promosi dan komunikasi yang dilakukan Bank Syariah

Mandiri Cabang Tebing Tinggi terhadap respon konsumen ?

2.Sejauhmana pengaruh promosi dan komunikasi terhadap keputusan nasabah untuk

menabung di Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing Tinggi ?

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis promosi dan komunikasi yang dilakukan

(24)

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh promosi dan komunikasi

terhadap keputusan nasabah untuk menabung di Bank Syariah Mandiri

Cabang Tebing Tinggi.

I.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Bank Syariah Mandiri

Cabang Tebing Tinggi dalam meningkatkan jumlah nasabah.

2. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam mengembangkan

hal-hal yang berhubungan dengan manajemen pemasaran khususnya pengaruh

promosi dan komunikasi terhadap keputusan nasabah untuk menabung di

bank.

3. Sebagai tambahan khasanah penelitian bagi Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

4. Sebagai referensi atau perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang akan

melakukan penelitian di masa yang akan datang.

I.5. Kerangka Berpikir

Menurut Sunarto (2006) bahwa promosi yang menarik dapat membuat

konsumen membeli produk atau jasa yang ditawarkan kepada mereka. Sehingga

(25)

semenarik mungkin agar konsumen mau membelinya. Perusahaan juga harus

berkomunikasi dengan para nasabah yang ada sekarang dan nasabah potensial,

pihak-pihak yang memiliki kepentingan pada perusahaan tersebut serta masyarakat umum.

Tjiptono (2004) menyatakan bahwa,”promosi adalah suatu aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan”.

Gitosudarmo (2000) menyatakan bahwa,”promosi adalah merupakan kegiatan

yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi

kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan

kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut”.

Jadi tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan

membujuk serta mengingatkan nasabah/pelanggan sasaran tentang perusahaan dan

produk/jasa yang dihasilkannya. Dengan demikian kegiatan promosi berkaitan

dengan upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat mengenal produk atau jasa

perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai, yakin dan kemudian

akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk atau jasa tersebut.

Untuk melaksanakan suatu promosi diperlukan elemen-elemen tertentu sebagai

alat untuk mencapai tujuan pemasaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Sunarto

(2004) yang menyatakan bahwa bauran komunikasi pemasaran total sebuah

perusahaan disebut juga bauran promosi ( promotion mix) merupakan perpaduan

(26)

masyarakat, dan penjualan langsung yang digunakan perusahaan untuk meraih tujuan

pemasarannya.

Untuk berkomunikasi secara efektif pemasar harus memahami bagaimana

komunikasi berjalan. Proses komuniksi harus dimulai dengan memeriksa semua

potensi yang dapat membuat nasabah/pelanggan target berinteraksi dengan produk

atau jasa perusahaan.

Menurut Gitosudarmo (2000) menyatakan bahwa,“komunikasi pemasaran adalah merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh penjual dengan pembelinya dan merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik”.

Hovland dalam Effendy (2005) menyatatakan bahwa,”komunikasi adalah

proses mengubah prilaku orang lain (communication is the process to modify

the behavior of the individuals)”.

Lasswell dalam Effendy (2005) menyatakan bahwa,”komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang

menimbulkan efek tertentu”.

Sunarto (2004) mengemukakan bahwa langkah-langkah dalam mengembangkan

program komunikasi dan promosi terpadu yang efektif, komunikator pemasaran harus

melakukan hal-hal seperti : mengenali audiens sasaran, menentukan tujuan

komunikasi, merancang pesan, memilih media untuk media pesan tersebut,

(27)

Sunarto (2006) mengemukakan bahwa ada lima peran yang dimainkan orang

dalam keputusan pembelian, yaitu:

1. Pencetus adalah seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk

membeli suatu produk atau jasa.

2. Pemberi pengaruh adalah seseorang yang pandangan atau sarannya

mempengaruhi keputusan

3. Pengambil keputusan adalah seseorang yang mengambil keputusan untuk setiap

komponen keputusan pembelian, apakah membeli, tidak membeli, bagaimana

membeli, dan dimana akan membeli

4. Pembeli adalah orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya

5. Pemakai adalah seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau

jasa

Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing Tinggi adalah merupakan perusahaan

perbankan yang bergerak di bidang jasa. Kotler (2001) mendefinisikan jasa adalah

merupakan setiap tindakan atau kegiatan suatu pihak yang dapat ditawarkan kepada

pihak lain, secara essensial tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan

sesuatu.

Handoko (1997) menyatakan faktor-faktor keputusan konsumen yang perlu

dipertimbangkan dalam perancangan jasa adalah:

1. Lini pelayanan yang ditawarkan yaitu perusahaan jasa harus memutuskan

(28)

2. Ketersediaan pelayanan yaitu dalam perancangan jasa perlu dipertimbangkan

kapan jasa harus disediakan, menentukan lokasi, dan fasilitas-fasilitas untuk

memberikan pelayanan yang baik.

3. Tingkat pelayanan yaitu perusahaan harus menyeimbangkan antara tingkat

pelayanan yang diberikan kepada para pelanggannya dengan kebutuhan untuk

beroperasi secara ekonomis pada saat yang sama.

4. Garis tunggu dan kapasitas pelayanan yaitu keputusan yang menyangkut

menjualkan antara biaya dan waktu yang dikeluarkan konsumen untuk

mengurangi waktu menunggu, juga penjaminan terhadap perusahaan itu sendiri.

Untuk memperjelas hubungan antara variabel-variabel yang telah diuraikan

dapat dilihat kerangka pemikiran berikut ini :

PROMOSI DAN KOMUNIKASI RESPON KONSUMEN

PROMOSI DAN KOMUNIKASI KEPUTUSAN NASABAH

(29)

I.6. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan

diatas, maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

1. Promosi dan komunikasi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Cabang Tebing

Tinggi berpengaruh terhadap respon konsumen.

2. Promosi dan komunikasi berpengaruh terhadap keputusan nasabah untuk

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Penelitian Terdahulu

Nasrullah (2004), meneliti dengan judul “Pengaruh Bauran Promosi terhadap

Keputusan Nasabah untuk Menabung di PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan

Putri Hijau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bauran promosi secara serempak

berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah untuk menabung pada tingkat

kepercayaan 95% atau tingkat signifikan 0,05 artinya bahwa bauran promosi secara

serempak dapat meningkatkan keputusan nasabah untuk menabung di Bank BRI

Cabang Medan Putri Hijau sesuai dengan nilai F hitung 64,533 > dari F tabel 3,32.

Secara parsial ada dua bauran promosi yang berpengaruh positif dan signifikan pada

tingkat kepercayaan 95% atau tingkat signifikan 0,05 yaitu pengiklanan dan

pemasaran langsung. Artinya pengiklanan dan pemasaran langsung benar-benar

meningkatkan keputusan nasabah untuk menabung di Bank BRI Cabang Mean Putri

Hijau.

Sudardjat (2006), meneliti dengan judul “Pengaruh Bauran Promosi Terhadap

Keputusan Nasabah Untuk Menabung di PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang

Medan”. Hasil penelitian diperoleh secara serempak bauran promosi berpengaruh

high significant terhadap keputusan nasbah untuk menabung di Bank Muamalat

(31)

sangat nyata terhadap keputusan nasabah untuk menabung di Bank Muamalat Cabang

Medan. Hal ini karena bauran promosi mampu memberikan informasi yang cukup

sehingga mampu mempengaruhi nasabah untuk menabung. Secara parsial variabel

periklanan, penjualan pribadi dan hubungan masyarakat dapat mempengaruhi

keputusan nasabah untuk menabung di Bank Muamalat Cabang Medan. Hal ini

dikarenakan periklanan, penjualan pribadi dan hubungan masyarakat mampu

memberikan informasi dan citra yang positif terhadap Bank Muamalat sehingga dapat

mempengaruhi keputusan nasabah menabung.

II.2. Teori Tentang Pemasaran Jasa

Pemasaran adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk

pencapaian tujuannya yaitu perolehan laba yang maksimal dan kelangsungan hidup

perusahaan. Keberhasilan perusahaan dalam pencapaian tujuan bisnisnya tergantung

bagaimana perusahaan itu dapat menggunakan pemasaran dengan baik. Keunggulan pemasaranlah yang menjadi sarana untuk merealisasikan tujuan

perusahaan.(Sunarto,2006).

(32)

Miller dan Layton (2000),”pemasaran merupakan sistem total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasi”.

Lamb, Hair, dan McDaniel (2001) menyatakan bahwa,“pemasaran merupakan

suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi dan

distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang

mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi”.

Rangkuti (2003) menyatakan bahwa,“pemasaran jasa tidak sama dengan pemasaran produk. Pemasaran jasa lebih bersifat intangible dan immaterial karena produknya tidak kasat mata dan tidak dapat diraba, produk jasa dilakukan saat konsumen berhadapan dengan petugas sehingga pengawasan kualitasnya dilakukan dengan segera, interaksi antara konsumen dan petugas adalah penting untuk mewujudkan produk yang dibentuk”.

Menurut Yazid (2001) bahwa dalam pemasaran jasa, ada elemen-elemen lain

yang bisa dikontrol dan dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi dan pemuasan

konsumen jasa. Elemen-elemen tersebut adalah: orang (people or participant),

lingkunan fisik dimana jasa diberikan atau bukti fisik (physical evidence), dan proses

(procces) jasa itu sendiri. Sebagai suatu bauran, elemen-elemen tersebut saling

mempengaruhi satu sama lain sehingga bila salah satu tidak tepat

pengorganisasiannya akan mempengaruhi strategi pemasaran jasa secara keseluruhan.

Kemudian, Zethalm dan Bitner dalam Lupiyoadi (2001) memberikan batasan

tentang jasa sebagai berikut:”Service is all economic activities whose output is not

physical product or construction is generally consumed at that time it is produced,

(33)

health)”. Atau jasa adalah semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan output tidak

berupa produk fisik atau konstruksi yang secara umum dikonsumsi pada saat

diproduksi, dan memberikan nilai tambah dalam bentuk (seperti kenyamanan,

hiburan, kesenangan, atau kesehatan).

Lovelock, dan Wright (2005) menyatakan bahwa,” jasa adalah tindakan atau

kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya. Walaupun prosesnya

mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan

biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas factor-faktor produksi”.

Selanjutnya Kotler (2001) menyatakan bahwa,“jasa adalah sebagai setiap

tindakan atau kegiatan suatu pihak yang dapat ditawarkan kepada pihak lain

yang secara esensial tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan

sesuatu”.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat dikemukakan bahwa jasa merupakan suatu

tindakan atau kegiatan yang bersifat tak berwujud. Dengan demikian jika sesuatu

diproduksi maka jasa dilaksanakan. Jadi jelas kualitas jasa dinilai dari

pelaksanaannya atau hasil kerjanya bukan dari karakteristiknya secara fisik. Dalam

proses pertukarannya konsumen membayar untuk sesuatu yang tidak berwujud.

Walaupun pada pembelian jasa-jasa tertentu konsumen memperoleh sesuatu yang

berwujud, seperti kartu kredit, polis asuransi, tetapi pada dasarnya yang dibeli bukan

(34)

Produk jasa ada dua macam, yaitu produk jasa industri dan produk jasa

konsumen. Produk jasa industri disediakan untuk organisasi dalam lingkungan yang

luas, termasuk pengolahan, pertambangan, pertanian, organisasi dalam lingkungan

yang luas, seperti jasa penelitian, jasa financial, jasa pendidikan dan sebagainya.

Sedangkan produk jasa konsumen banyak dipergunakan secara luas dalam

masyarakat seperti jasa hiburan, kesehatan, transportasi, perbankan dan lain

sebagainya.

Menurut Kotler (2001) jasa mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Tidak berwujud

Jasa berbeda dengan hasil produksi perusahaan. Jasa tidak dapat dilihat, diraba,

dirasa, didengar, dicium sebelum jasa itu dibeli. Benda atau barang yang kita beli

atau yang kita gunakan sehari-hari adalah sebuah objek, sebuah alat atau sebuah

benda, sedangkan jasa merupakan perbuatan, penampilan atau sebuah usaha. Bila

kita membeli barang, maka barang tersebut dipakai atau ditempatkan disuatu

tempat. Tetapi bila membeli jasa, maka pada umumnya tidak ada wujudnya. Bila

uang dibayar untuk beli jasa, maka pembeli tidak akan memperoleh tambahan

benda-benda yang dapat dibawa ke rumah. Jasa dikonsumsi tetapi tidak memiliki.

Walaupun penampilan jasa diwakili oleh suatu wujud tertentu, misalnya pesawat

atau mobil dapat mewakili jasa yang ditawarkan oleh taksi, namun esensi jasa

(35)

b. Tidak dapat dipisahkan

Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersama tidak seperti barang

fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusikan lewat berbagai

penjualan dan baru kemudian di konsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual

dahulu, kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara serentak. Misalnya, jasa

yang diberikan oleh sebuah perusahaan penerbangan, calon penumpang membeli

tiket, kemudian berangkat dan duduk dalam kabin pesawat, lalu pesawat

menerbangkannya ke tempat tujuannya, pada saat penumpang itu duduk dalam

kabin pesawat, pada saat itulah jasa diproduksi.

c. Keberagaman

Jasa sangat bervariasi, karena tergantung pada siapa yang menyediakan dan kapan

serta dimana jasa itu dilakukan. Misalnya saja jasa yang diberikan oleh sebuah

maskapai penerbangan yang melayani rute terbang pendek dengan maskapai

penerbangan yang melayani rute terbang yang panjang, akan sangat berbeda.

d. Tidak Tahan Lama

Jasa tidak dapat disimpan. Seorang calon penumpang yang telah membeli tiket

pesawat untuk suatu tujuan tertentu tetap dikenakan biaya administrasi, walaupun

ia tidak jadi berangkat. Tidak tahan lamanya jasa tidak jadi masalah bila

permintaan tetap. Tetapi jika permintaan berfluktuasi, perusahaan menghadapi

masalah yang rumit. Misalnya, pada musim-musim puncak seperti liburan

(36)

harus mempersiapkan lebih armada pesawat dari biasanya, dari pada jika

permintaan sama sepanjang bulan-bulan biasa.

Karena ciri-ciri jasa tersebut diatas, maka tugas membangun program pemasaran

jasa yang terpadu dalm industri jasa benar-benar merupakan sebuah tantangan.

II.3. Teori Tentang Promosi Dan Komunikasi

Produk yang sudah direncanakan dengan baik serta telah ditentukan harga

jualnya secara tepat, belum menjamin keberhasilan pemasaran terhadap produk itu.

Hal itu disebabkan karena apabila produk yang sudah bagus dengan harga yang sudah

bagus itu tidak dapat dikenal oleh konsumen maka produk tersebut tidak akan

berhasil di pasar. Dalam hal ini terdapat suatu ungkapan “tak kenal maka tak

sayang”. Oleh karena itu produk tersebut haruslah diperkenalkan kepada konsumen.

Upaya untuk memperkenalkan produk itu kepada konsumen merupakan awal dari

kegiatan promosi.(Gitosudarmo, 2000).

Madura (2001) menyatakan bahwa,”promosi adalah tindakan

menginformasikan dan mengingatkan konsumen tentang spesifikasi produk atau

merek”.

Kotler (2001) menyatakan bahwa promosi adalah merupakan kegiatan yang

mengkomunikasikan jasa produk dan menganjurkan pelanggan sasaran untuk

membelinya. Jadi penyelenggaraan promosi adalah berusaha untuk bergerak,

(37)

sebagian khalayak. Jelas tujuan promosi adalah untuk membujuk, mengajak

masyarakat untuk berubah image terhadap suatu produk atau jasa.

Dalam tujuan promosi pada hubungannya dengan teori ekonomi adalah

merubah letak dan kondisi kurva permintaan suatu produk pada suatu perusahaan.

Maka suatu perusahaan akan berharap bahwa dalam melalukan usaha yang berkaitan

dengan kegiatan promosi akan dapat meningkatkan penjualan tanpa memperhatikan

harga. Perusahaan juga berharap agar promosi akan mempengaruhi elastisitas

terhadap kenaikan harga maupun elastisitas ketika harga menurun. Adapun

dasar-dasar tujuan promosi menurut Kasali (1999) adalah sebagai berikut :

1. To Convince (untuk meyakinkan)

Para pemasar tidak hanya menetapkan ide-ide mereka akan tetapi ide-ide

tersebut harus diperkenankan kepada khalayak dengan cara yang sangat

meyakinkan agar dapat menjadi petunjuk bagi seseorang dalam melakukan suatu

tindakan.

2. To Compete (untuk bersaing)

Tujuan promosi yang berikutnya adalah untuk membantu perusahaan untuk

bersaing secara konsisten dan efektif. Usaha-usaha yang berkaitan dengan

kegiatan promosi yang dilakukan suatu perusahaan secara keseluruhan dapat

mengurangi persaingan, karena dalam hal ini perusahaan dapat melakukan

(38)

akan mampu menarik segmen pasar tertentu sebagaimana mendeferensiasikan

produk maupun menciptakan tingkat loyalitas konsumen.

3. To Communicate (untuk berkomunikasi)

Penyampaian ide-ide melalui periklanan, personal selling, promosi penjualan dan

publisitas adalah aktivitas utama dari pada promosi. Hal ini adalah sebagian dari

prinsip-prinsip yang mendasari komunikasi. Secara nyata, sebagian pemasaran

adalah komunikasi dan sebagian besar komunikasi pemasaran adalah kegiatan

yang berkaitan dengan promosi. Dalam hal ini telah tercakup komunikasi

sebagai tujuan sasaran kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan promosi.

Berdasarkan pendapat tersebut diketahui bahwa tujuan promosi mempunyai

banyak ragam, namun jelas bahwa tujuan pokok promosi haruslah memudahkan

penjualan produk maupun jasa dari suatu perusahaan.

II.3.1. Bentuk-Bentuk Promosi

Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama,

tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya

yang sering disebut dengan bauran promosi (promotion mix).

Bauran Promosi menurut Kotler (2001) adalah tatanan alat-alat pemasaran yang

digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran.

Bauran promosi sebagai kombinasi perencanaan elemen-elemen kegiatan promosi

(39)

penjualan pribadi (personal selling), hubungan masyarakat (publicity), dan pemasaran

langsung (direct marketing).

a. Periklanan

Madura (2001) menyatakan bahwa,“periklanan adalah penyajian penjualan

non-personal yang dikomunikasikan melalui bentuk media atau non-media untuk

mempengaruhi sejumlah besar konsumen”.

Swastha (2002) menyatakan bahwa,“periklanan adalah komunikasi

non-individu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh

perusahaan, lembaga non-laba serta individu-individu”.

Sunarto (2004) menyatakan bahwa,“periklanan adalah segala biaya yang harus

dikeluarkan sponsor untuk persentasi dan promosi nonpribadi dalam bentuk

gagasan, barang atau jasa”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah alat utama

bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya. Iklan ini dapat dilakukan oleh

pengusaha lewat surat kabar, radio, majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk

poster-poster yang dipasang di pinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis.

Dengan membaca atau melihat iklan itu diharapkan para konsumen atau calon

konsumen akan terpengaruh lalu tertarik untuk membeli produk yang diiklankan

tersebut. Oleh karena itu maka iklan ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga

(40)

b. Promosi Penjualan

Tjiptono (2004) menyatakan bahwa,“promosi penjualan adalah bentuk persuasi

langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk

merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah

barang yang dibeli pelanggan”.

Sunarto (2004) menyatakan bahwa,“promosi penjualan adalah insentif jangka

pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa”.

Tom Brannan (2004) menyatakan bahwa,“promosi penjualan adalah terdiri dari

serangkaian teknik pemasaran yang dirancang dalam kerangka pemasaran

strategis untuk menambah nilai produk atau jasa sehingga tercapai tujuan

penjualan dan pemasaran yang spesifik”.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa promosi penjualan

adalah sebuah teknik yang memiliki potensi signifikan untuk memperbaiki penjualan

jangka pendek dan menghubungkan pengiklanan, penjualan pribadi dan kegiatan

promosi yang lain dan juga melengkapi serta mengkordinir berbagai bidang tersebut.

c. Penjualan Pribadi

(41)

Sunarto (2004) menyatakan bahwa,“penjualan pribadi adalah persentasi pribadi

oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan

membangun hubungan dengan pelanggan”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa promosi penjualan

adalah kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan para calon

konsumennya. Dengan kontak langsung ini diharapkan akan terjadi hubungan atau

interaksi yang positif antara pengusaha dengan calon konsumennya itu. Kontak

langsung itu akan dapat mempengaruhi secara lebih intensif para konsumennya

karena dalam hal ini pengusaha dapat mempengaruhi keinginan dan selera

konsumennya serta gaya hidupnya dan dengan demikian maka pengusaha dapat

menyesuaikan cara pendekatan atau komunikasinya dengan konsumen itu secara

lebih tepat yang sesuai dengan konsumen yang bersangkutan.

d. Hubungan Masyarakat

Tjiptono (2004) menyatakan bahwa hubungan masyarakat adalah upaya

komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini,

keyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Yang

dimaksud dengan kelompok-kelompok itu adalah mereka yang terlibat, mempunyai

kepentingan, dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai

tujuannya. Kelompok–kelompok tersebut bisa terdiri atas karyawan dan keluarganya,

(42)

organisasi, pemasok, perantara, pemerintah, serta media massa. Dalam pelaksanaan

hubungan masyarakat dapat dilakukakan oleh individu kunci dari suatu perusahaan

dan dapat pula dilakukan oleh suatu lembaga formal dalam bentuk biro, departemen

maupun seksi public relations dalam struktur organisasi.

Sunarto (2004) menyatakan bahwa,“hubungan masyarakat adalah membangun

hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun

citra perusahaan yang baik, dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita,

dan peristiwa yang dapat merugikan”.

Kotler (2001) menyatakan bahwa hubungan masyarakat adalah meliputi

berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan atau melindungi citra

perusahaan atau produk individualnya. Jelas bahwa komunikasi dengan masyarakat

luas melalui hubungan mayarakat ini dapat mempengaruhi kesan terhadap sebuah

perusahaan atau organisasi maupun produk atau jasa yang ditawarkan.

e. Pemasaran Langsung

Tjiptono (2004) menyatakan bahwa pemasaran langsung adalah sistem

pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media

iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi disembarang lokasi.

Dalam direct marketing, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen

(43)

bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan datang langsung ke tempat

pemasar.

Sunarto (2004) menyatakan bahwa,“pemasaran langsung adalah komunikasi langsung dengan sejumlah konsumen sasaran untuk memperoleh tanggapan langsung- penggunaan surat, telepon, faks, e-mail, dan lain-lain untuk berkomunikasi langsung dengan konsumen tertentu atau usaha untuk mendapat tanggapan langsung”.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukan bahwa kegiatan promosi penting

artinya bagi perusahaan untuk menciptakan kesadaran konsumen terhadap eksistensi

dan karakteristik suatu produk. Selanjutnya secara psikologis, kegiatan promosi dapat

menciptakan kesan positif yang dapat meningkatkan pertambahan kwantitas

konsumen akan suatu produk maupun jasa tertentu.

Menurut Kotler (2001) untuk menentukan alat promosi yang mana yang akan

digunakan sebaiknya mengenal ciri-ciri masing-masing alat promosi ini, yaitu :

a. Periklanan.

Karena banyak bentuk dan penggunaan periklanan sulit untuk membuat

generalisasi yang mencakup kualitasnya yang berbeda sebagai komponen bauran

promosi, akan tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Penampilan publik: sifat publik menghasilkan suatu pengesahan produk yang

diiklankan. Karena tiap orang menerima pesan yang sama, pembeli tahu

(44)

2. Daya serap: iklan adalah media yang dapat meresap karena penjual bias

mengulang-mengulang pesan mereka, sehingga memungkinkan pembeli

membandingkan pesan dari pesaing lain.

3. Ungkapan perasaan yang jelas: iklan mampu medramatisir suatu perusahaan

beserta produknya melalui berbagai alat seperti lukisan, bunyi dan

sebagainya.

4. Tidak terjadi tatap muka: iklan tidak memaksa seperti tenaga penjual,

sehingga massa tidak merasa wajib memperhatikan dan memberi tanggapan

b. Promosi penjualan.

Cri-ci yang dimiliki promosi penjualan adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi: massa mendapat perhatian dan biasanya memperkenalkan

pembeli pada suatu produk

2. Insentif: cara ini memberi kesan rangsangan bagi pembeli

3. Undangan: mencakup undangan khusus untuk segera terlibat dalam transaksi

c. Penjualan pribadi

Merupakan cara yang paling efektif untuk menanamkan pilihan, keyakinan, dan

tindakan pembeli pada tingkat tertentu dalam proses pembelian. Tiga kualitas

khusus yang dimiliki penjualan personal adalah:

1. Berhadapan langsung secara pribadi: penjualan pribadi melibatkan hubungan

(45)

2. Keakraban: ada kemungkinan untuk berkembangnya hubungan dari sekedar

hubungan penjual ke suatu hubungan pribadi, karena penjual yang baik harus

menghendaki hubungan itu langsung.

3. Tanggapan: pembeli mempunyai kebutuhan besar untuk lebih memperhatikan

dan menanggapi, karena itu pembeli merasa wajib mendengarkan

pembicaraan

d. Hubungan masyarakat

Daya penarik hubungan masyarakat didasarkan pada tiga kualitas yang berbeda:

1. Kredibilitas atau nilai kepercayaan yang tinggi: artikel dan berita terlihat lebih

otentik dan lebih dipercaya daripada iklan

2. Dorongan keluar: bias menjangkau banyak pihak yang menghindari penjual

atau iklan

3. Dramatisasi: hubungan masyarakat seperti juga iklan berpotensi

mendramatisir perusahaan atau produk

e. Pemasaran langsung

Meski alat ini mempunyai beberapa bentuk seperti surat, pemasaran jarak jauh,

pemasaran melalui media elektonik, tapi yang menjadi cirri-ciri adalah sebagai

berikut:

1. Tidak untuk umum : pesan hanya dialamatkan pada orang-orang tertentu

2. Kebiasaan : pesan dapat disampaikan secara berkala untuk merangsang

(46)

3. Terbaru : pesan harus dapat disiapkan dengan cepat dan segera kepada orang

yang dituju

Dalam menentukan alat promosi yang paling efektif alah tugas yang sulit bagi

pemasar, sebab harus diketahui bahwa pemasar tidak tahu pasti sejauh mana

periklanan, promosi penjualn dan kegiatan promosi yang lainnya akan dapat

mendukung perusahaan dalam proses pencapaian tujuan pemasarannya. Oleh karena

itu, maka strategi promosi perlu dirancang secara cermat agar dapat memberikan nilai

tambah bagi perusahaan.

Menurut Kasali (1999) perusahaan dalam menjalankan bauran promosi harus

memperhatikan beberapa hal, agar program bauran promosi dapat terlaksana dengan

efektif, antara lain :

1. Ketersedian Dana

Jumlah dana yang tersedia merupakan faktor yang paling penting dalam

mempengaruhi kegiatan promosi perusahaan yang mempunyai dana yang lebih besar,

kegiatan promosinya akan lebih efektif dibandingkan perusahaan yang mempunyai

sumber dana terbatas. Jumlah dana atau uang yang tersedia juga merupakan faktor

(47)

2. Sifat Pasar

Beberapa sifat pasar yang mempengaruhi kegiatan promosi, meliputi :

a. Luas pasar secara geografis

Luas pasar secara geografis menentukan media atau kegiatan promosi yang akan

dilakukan oleh perusahaan, Perusahaan yang memiliki ruang gerak lingkup pasar

yang kecil akan memilih kegiatan atau media promosi yang berbeda dengan

perusahaan yang memiliki ruang lingkup yang besar.

b. Konsentrasi Pasar

Konsentrasi pasar dapat mempengaruhi perusahaan dalam menetapkan kegiatan

promosi yang dilakukan. Perusahaan yang hanya memusatkan penjualannya pada

satu kelompok pembeli, kegiatan promosi yang dilakukan akan berbeda dengan

perusahaan yang menjual pada semua kelompok pembeli.

c. Macam-Macam Pembeli

Kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan juga dipengaruhi oleh faktor

pembeli, yaitu pembeli industri, konsumen rumah tangga atau perantara

pedagang.

d. Jenis produk

Pemilihan kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan juga dipengaruhi

oleh jenis produk yang dihasilkan, apakah itu barang konsumsi atau barang

(48)

e. Tingkat daur hidup produk

Tahap-tahap dalam daur hidup produk dapat dipengaruhi oleh strategi promosi

yang dilakukan oleh perusahaan.

f. Organisasi pemasaran

Para anggota organisasi pemasaran seringkali mempertahankan berbagai

pendapatnya mengenai proporsi yang tepat bagi pendanaan promosi paa kegiatan

promosi secara teknis. Banyak perusahaan menyerahkan pengambilan keputusan

mengenai bauran promosi kepada para manajer. Hasilnya seringkali menunjukkan

pengaruh yang baik pada filosofi pribadi maupun kekuatan dari individu

pengambil keputusan tersebut. Misalnya, seorang manajer yang sangat menyukai

personal selling, maka akan timbul sedikit keraguan seperti apakah bauran

promosi yang akan dilakukan, atau jika periklanan sebelumnya telah

memenangkan penghargaan dan mendapatsambutan dari publik, maka hal ini

cukup memberi dukungan untuk kelanjutan pelaksanaan program promosi yang

ditekankan pada periklanannya. Agar hal-hal tersebut tidak terjadi, hendaknya ada

pendekatan terintegrasi antara pengambil keputusan dengan para anggota

organisasi pemasaran, sehingga keputusan yang diambil akan mendatangkan

keuntungan bagi perusahaan. Intergrasi organisasi pemasaran tersebut hendaknya

cenderung menghasilkan lebih banyak mempergunakan logika dan bauran

(49)

Effendy (2005) mengemukakan bahwa istilah komunikasi atau dalam bahasa

Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio dan bersumber dari kata

communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna, artinya

komunikasi harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat.

Komunikasi tidak hanya informatif, yaitu agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi

juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan,

melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain. Proses komunikasi pada

hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang

(komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa berupa gagasan,

informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa

keyakinan, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan

sebagainya yang timbul dari lubuk hati.

Rogers dalam Cangara (2005) menyatakan bahwa,“komunikasi adalah proses

dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan

maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”.

Rogers dan Kincaid dalam Cangara (2005) menyatakan bahwa,“kumunikasi

adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan

pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba

pada saling pengertian yang mendalam”.

(50)

(3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.

Tjiptono (2004) mengemukakan bahwa ada tiga unsur pokok dalam struktur

proses komunikasi pemasaran, yaitu :

1. Pelaku Komunikasi

Terdiri atas pengirim (sender) atau komunikator yang menyampaikan pesan dan

penerima (receiver) atau komunikan pesan. Dalam konteks ini, komunikatornya

adalah produsen/ perusahaan, sedangkan komunikannya adalah khalayak, seperti

pasar pribadi, pasar organisasi, maupun masyarakat umum (yang berperan

sebagai initiator, influencer, decider, purchaser, dan user).

2. Material Komunikasi

Ada beberapa material komunikasi pemasaran yang penting, yaitu :

a. Gagasan, yaitu materi pokok yang hendak disampaikan pengirim

b. Pesan (message), yakni himpunan berbagai simbol (oral, verbal, atau

nonverbal) dari suatu gagasan. Pesan hanya dapat dikomunikasikan melalui

suatu media.

c. Media, yaitu pembawa (transporter) pesan komunikasi. Pilihan media

komunikasi pemasaran bisa bersifat personal maupun non-personal. Media

personal dapat dipilih dari tenaga penganjur (misalnya konsultan), tenaga ahli

professional, atau dari masyarakat umum. Media non-personal meliputi media

massa (radio, TV, internet, Koran, majalah, tabloid), kondisi lingkungan

(51)

d. Response, yaitu reaksi pemahaman atas pesan yang diterima oleh penerima

e. Feed-back, yaitu pesan umpan balik dari sebagian atau keseluruhan respon

yang dikirim kembali oleh penerima

f. Gangguan (noise), yaitu segala sesuatu yang dapat menghambat kelancaran

proses komunikasi. Paling tidak ada lima macam gangguan yang biasanya

menghambat proses komunikasi pemasaran, yaitu gangguan fisik, masalah

semantik/bahasa, perbedaan budaya, efek status, dan ketiadaan umpan balik.

3. Proses Komunikasi

Proses penyampaian pesan (dari pengirim kepada penerima) maupun pengiriman

kembali respon (dari penerima kepada pengirim) akan memerlukan dua kegiatan,

yaitu encoding (fungsi mengirim) dan decoding (fungsi menerima).

a. Encoding adalah proses merancang atau mengubah gagasan secara simbolik

menjadi suatu pesan untuk disampaikan kepada penerima.

b. Decoding adalah suatu proses menguraikan atau mengartikan symbol

sehingga pesan yang diterima dapat dipahami.

Sunarto (2004) mengemukakan langkah langkah yang perlu dilakukan agar

komunikasi efektif adalah sebagai berikut :

1. Mengenali audiens sasaran

Seseorang komunikator pemasaran memulai pekerjaan dengan sasaran yang

tertanam jelas dalam benaknya. Sasaran bias saja pembeli potensial atau pemakai

(52)

berpengaruh dalam pengambilan keputusan itu. Audiensinya bisa saja individu,

kelompok, masyarakat tertentu, atau msyarakat pada umumnya. Audiens sasaran

sangat berpengaruh terhadap keputusan yang akan diambil komunikator, apa yang

akan dikatakan, bagaimana, mengatakannya, kapan mengatakannya, dan siapa

yang akan mengatakannya.

2. Menetapkan tujuan komunikasi

Setelah audiens sasaran ditentukan, komunikator pemasaran harus memutuskan

respon seperti apa yang diinginkan adalah pembelian. Tetapi membeli adalah

hasil dari proses panjang yang dilakukan oleh konsumen dalam pengambilan

keputusan. Komunikator pemasaran perlu mengetahui dimana mereka harus

dipengaruhi. Sasaran mungkin berada di salah satu dari enam tahap

kesiapan-pembeli (buyer readiness stages), tahap yang biasa dilalui konsumen sebelum

melakukan pembelian. Tahap-tahap ini meliputi kesadaran, pengetahuan, rasa

suka, prefensi (keberpihakan), keyakinan, dan pembelian.

3. Merancang pesan

Setelah meletakkan respon audiens yang dikehendaki, komunikator beralih ke

pembuatan pesan yang efektif. Idealnya pesan harus mampu mengundang

perhatian (attention), mempertahankan minat (interest), membangkitkan

keinginan (desire), dan memperoleh tindakan (action), (kerangka ini dikenal

dengan nama model AIDA). Dalam praktiknya beberapa pesan dapat membawa

(53)

AIDA menyajikan kualitas yang dikehendaki dari suatu pesan yang baik. Dalam

merangkai pesan, komunikator pemasaran harus menyelesaikan tiga masalah : apa

yang dikatakan (isi pesan), dan bagaimana mengatakannya (struktur dan format

pesan).

a. Isi pesan

Komunikator harus mencari tahu daya tarik atau tema apa yang menghasilkan

respon yang dikehendaki.Ada tiga tipe daya tarik : rasional, emosional, dan

moral. Daya tarik rasional berkaitan dengan minat pribadi audiens. Daya tarik

ini menunjukan bahwa produk akan menghasilkan manfaat yang dikehendaki.

Daya tarik emosional bertujuan untuk menggugah emosi negative maupun

fositif yang dapat memotifasi pembelian. Daya tarik moral ditujukan untuk

apa yang dipandang para audiens sebagai “benar” dan “layak”. Daya tarik ini

sering dipakai untuk mendorong orang agar mendukung gerakan-gerakan

sosial.

b. Struktur pesan

Komunikator juga harus memutuskan bagaimana menangani tiga

permasalahan yang berkenaan dengan struktur pesan. Yang pertama adalah

apakah ia harus menarik kesimpulan atau membiarkan audiens melakukannya.

Yang kedua adalah apakah menampilkan argumentasi satu sisi (hanya

menyebutkan keunggulan produk), atau argumentasi dua sisi (menceritakan

(54)

ketiga adalah apakah menyampaikan argument terkuat di depan atau di

belakang.

c. Format pesan

Komunikator pemasaran juga memerlukan format yang kuat untuk pesan

tersebut. Dalam iklan media cetak, komunikator, harus memutuskan kepala

judul, hak cipta, ilustrasi, dan warna. Untuk menarik perhatian, pengiklanan

dapat menggunakan sesuatu yang unik dan kontras, ukuran dan letak pesan,

serta warna, bentuk dan pergerakannya. Bila pesan disiarkan lewat radio,

,komunikator harus memilih kata-kata, bunyi dan suara. Bunyi dari pembaca

pengumuman yang mempromosikan jasa bank harus berbeda dari pembaca

yang mempromosikan mebel bermutu.

4. Memilih media

Sekarang komunikator harus memilih saluran komunikasi. Terdapat dua tipe

saluran komunikasi : pribadi dan non pribadi.

5. Menyeleksi sumber pesan

Dampak pesan pada audiens juga dipengaruhi oleh cara memandang pengirimnya.

Pesan yang disampaikan oleh sumber yang terpercaya akan lebih persuasif.

6. Mengumpulkan umpan balik

Setelah mengirimkan pesan, komunikator harus meneliti pengaruh pesan tersebut

pada audiens. Ini mencakup menanyakan kepada audiens sasaran apakah mereka

(55)

melihatnya, hal apa saja yang mereka ingat, bagaimana pendapat mereka

mengenai pesa tersebut, dan sikap mereka, sebelum dan sesudah melihat pesan,

terhadap produk serta perusahaan.

Gitosudarmo (2000) mengemukakan ada dua jenis komunikasi pemasaran yaitu

komunikasi personal dan komunikasi nonpersonal.

1. Komunikasi Personal

Komunikasi personal adalah komunikasi dengan kontak langsung antara pihak

penjual dengan pembeli atau pengusaha dengan konsumennya. Dalam hal ini

komunikator dapat berhubungan dengan baik langsung maupun tidak langsung.

Hubungan tersebut dapat langsung antar pribadi dan kelompok, atau bias juga melalui

telepon, surat dan faximile. Saluran komunikasi personal ini dapat dilakukan oleh

dengan berbagai bentuk yaitu :

a. Advocate Channels

Advocate Channels adalah penganjur atau pemberi motivasi pembelian kepada

konsumen, contohnya salesmen.

b. Expert Channels

Expert Channels adalah pribadi bebas yang dengan keahliannya memberikan

pernyataan maupun komentar kepada konsumen. Dengan demikian konsumen

mendapat pengetahuan tambahan tentang produk perusahaan yang dikomentari

oleh expert channels, sehingga konsumen lebih mudah dalam mengambil

(56)

c. Social Channels

Social Channels adalah anggota masyarakat pada umumnya, bias tetangga,

saudara, sahabat atau perkumpulan pengajian dan perkumpulan lainnya yang

berbicara atau membuat pernyataan kepada konsumen.

d. Word of mouth influence

Word of mouth influence adalah komentar atau pembicaraan masyarakat secara

tidak langsung, seringkali berbentuk gossip.

2. Komunikasi Nonpersonal

Komunikasi nonpersonal adalah komunikasi yang membawa pesan tanpa

melalui kontak pribadi. Saluran komunikasi nonpersonal ini meliputi :

a. Media Massa

Terdiri dari media cetak, elektronik dan display. Media massa ditujukan pada

sejumlah besar audiens atau pembaca atau konsumen potensial. Seangkan untuk

media selektif ditujukan kepada audiens tertentu saja. Media massa ini dapat

mempengaruhi sikap dan prilaku pribadi melalui proses komunikasi dua tahap.

Proses komunikasi dua tahap tersebut adalah :

1. Menyajikan pendapat pemimpin atau opinion leader dalam media massa

Di sini pemimpin opini (opinion leader) akan menyatakan pendapatnya dan

pendapatnya ini akan didengar atau dibaca oleh audiens atau konsumen atau

masyarakat pada umumnya. Selanjutnya akan terjadi efek yang merembes ke

(57)

atau konsumen terhadap pernyataan atau prilakunya yang berkaitan dengan

produk atau jasa yang dia komentari.

2. Mengadakan kontak langsung dengan pemimpin opini

Tentunya langkah kedua ini lebih dapat meyakinkan konsumen akan

pernyataan atau komentarnya. Kemudian pemimpin opini akan dapat

mempengaruhi konsumen. Misalnya perusahaan yang memasarkan sepeda

santai, pertama kalinya berupaya mempromosikan sepeda santainya itu

kepada para pejabat pemerintah sebagai pemimpin opini.

b. Suasana

Suasana adalah lingkungan yang diciptakan untuk meningkatkan hasrat pembeli

atau mengkonsumsi suatu produk. Suasana ini harus diciptakan sedemikian rupa,

terutama untuk produk baru.

c. Kejadian (peristiwa khas)

Kejadian merupakan suatu peristiwa atau suatu kesempatan yang sengaja

dirancang untuk berkomunikasi dengan target audiens atau target konsumen.

II.4. Proses Keputusan Pembelian

Semakin kompleks keputusan biasanya akan melibatkan semakin banyak pihak

yang terkait dan semakin banyak pertimbangan. Sunarto (2004) mengemukakan

tipe-tipe prilaku membeli berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan

(58)

1. Prilaku membeli kompleks.

Konsumen menjalankan perilaku membeli yang kompleks ketika mereka

benar-benar terlibat dalam pembelian dan mempunyai pandangan yang berbeda antar

merek yang satu dengan yang lain. Konsumen mungkin amat terlibat ketika

produknya mahal, beresiko, jarang dibeli, dan sangat menonjolkan ekspresi diri.

Biasanya konsumen harus banyak belajar mengenai kategori produk tersebut.

Orang pemasaran dari produk yang banyak melibatkan pembeli harus memahami

pengumpulan informasi dan prilaku evaluasi dari konsumen yang terlibat.

2. Mengurangi ketidakcocokan

Prilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan (dissonance reducing buying

behaviour) terjadi ketika konsumen sangat terlibat dengan pembelian yang mahal,

jarang atau beresiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan diantara

merek-merek yang ada. Untuk melawan ketidakcocokan ini, komunikasi purnajual orang

pemasaran harus memberikan bukti-bukti dan dukungan yang membantu

konsumen menyenangi pilihan merek mereka.

3. Prilaku membeli karena kebiasaan

Prilaku membeli karena kebiasaan terjadi dalam kondisi keterlibatan konsumen

yang rendah dan kecilnya perbedaan antar mereka. Proses membeli melibatkan

keyakinan merek yang terbentuk karena pengetahuan pasif, diikuti dengan prilaku

membeli, yang belum tentu diikuti oleh evaluasi. Karena membeli produk dengan

Gambar

Gambar. I.1. Kerangka Berpikir
Tabel III.1. Definisi Variabel dan Indikator Hipotesis Pertama
Tabel III.2. Definisi Variabel dan Indikator Hipotesis Kedua
grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan yang didapat yaitu merancang data warehouse aplikasi pembelian dan penjualan barang yang akan sangat membantu pihak eksekutif dalam memperoleh laporan dengan waktu

Apabila diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan total belanja dan diasumsikan pula bahwa proporsi belanja bidang Cipta karya terhadap APBD sama dengan

Dari hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan model PBL ini dapat digunakan untuk membantu mengatasi

Data penelitian yang valid bagaimanapun harus reliabel karena akurasi memerlukan konsistensi (Indriantoro dan Supomo, 2002:182). Jika peneliti bermaksud mengukur

Keadaan sinyal yang dihasilkan kembali ke aslinya tidak akan sama dengan sinyal yang dikirimkan.perbedaan antara sinyal output decoder engan sinyal input encoder

Pdt/PF : Betlehem adalah rumah roti, Betlehem adalah tempat yang di kuduskan untuk sebuah tanduk keselamatan baru. Sayangnya rumah roti ini dipenuhi oleh orang yang rakus

SD Kelas tinggi Menyimak (lebih lama) untuk memahami isi bacaan Memahami isi bacaan dengan berbagai strategi (mengenali jenis teks, membuat inferensi, koneksi dengan

Hasil penelitian kombinasi media ampas kelapa sawit dan dedak padi berdasarakan hasil Analisis Varian (ANAVA) menunjukan bahwa kombinasi media pada perlakuan A 50 % amapas