perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
HUBUNGAN ANTARA HASIL PENILAIAN SIRIRAJ SCORE
DENGAN JENIS STROKE DI SURAKARTA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Okky Hartanto
G0006135
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul: Hubungan antara Hasil Penilaian Siriraj Score
dengan Jenis Stroke di Surakarta
Okky Hartanto, G0006135, Tahun 2010
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari Selasa, Tanggal 26 Oktober 2010
Pembimbing Utama
Nama : Prof. Dr. Suroto, dr., Sp. S(K)
NIP : 194811051973101001 ………
Pembimbing Pendamping
Nama : Lilik Wijayanti, dr., M. Kes.
NIP : 196903051998022001 ………
Penguji Utama
Nama : Agus Soedomo, dr., Sp. S.
NIP : 194905161976031002 ………
Anggota Penguji
Nama : Indriyati, Dra.
NIP : 195812011986012001 ………
Surakarta, ………
Ketua Tim Skripsi
Muthmainah, dr., M. Kes.
NIP : 196607021998022001
Dekan Fakultas Kedokteran UNS
Prof. Dr. A. A. Subijanto, dr., MS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, ... Oktober 2010
Okky Hartanto
commit to user
iv ABSTRAK
Okky Hartanto, G0006135, 2010. Hubungan antara Hasil Penilaian Siriraj Score
dengan Jenis Stroke di Surakarta.
Tujuan: Stroke merupakan suatu gangguan peredaran darah pada otak, yang dapat disebabkan iskemia atau pendarahan. Membedakan stroke iskemik dengan stroke hemorrhagi merupakan langkah yang sangat penting. Diagnosa stroke dapat dilakukan dengan CT Scan sebagai gold standard diagnosa stroke, atau menggunakan sistem skor seperti Siriraj Score. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hasil penilaian Siriraj Score dengan jenis stroke.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental. Subjek penelitian ini adalah pasien dengan serangan stroke akut di Rumah Sakit Daerah Moewardi Surakarta pada bulan Februari 2010. Sampel yang digunakan sebanyak 56 pasien yang terdiri dari 42 pasien stroke iskemik dan 14 pasien stroke hemorrhagi dengan teknik pengambilan sampel sesuai normogram Harry-King. Hasil penilaian Siriraj Score didapat dengan melakukan perhitungan sesuai rumus
Siriraj Score, sedangkan penentuan jenis stroke sesuai hasil CT Scan sebagai gold
standard diagnosa stroke. Data yang diperoleh diuji dengan uji t 2 kelompok tidak
berpasangan melalui SPSS version 17 for Windows.
Hasil: Hasil penelitian didapatkan rata-rata penilaian Siriraj Score kelompok pasien stroke iskemik adalah -1,04, sedangkan untuk kelompok pasien stroke hemorrhagi adalah 0,90. Nilai kemaknaan sebesar 0,000. Nilai sensitivitas dan spesivisitas Siriraj Score untuk stroke iskemik adalah 85,71% dan 85,71%, sedangkan sensitivitas dan spesivisitas untuk stroke hemorrhagi adalah 78,57% dan 95,23%.
Simpulan: Dari penelitian ini dapat disimpulkan terdapat hubungan bermakna antara hasil penilaian Siriraj Score dengan jenis stroke.
Kata kunci: jenis stroke, CT Scan, Siriraj Score.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v ABSTRACT
Okky Hartanto, G0006135, 2010. Correlation between Assessment Results of Siriraj Score and Type of Stroke at Surakarta.
Objective: Stroke is a disorder of blood circulation to the brain, which can be caused by ischemia or hemorrhage. Distinguishing ischemic stroke by stroke hemorrhagi is a very important step. Diagnosis of stroke can be done with CT Scan as the gold standard diagnosis of stroke, or use a scoring system such as Siriraj Score. This study aims to determine correlation between assessment results of Siriraj score and type of stroke.
Methods: This is a non-experimental research. The subject of this research were patients with acute stroke in Moewardi Regional Hospital Surakarta in February 2010. The sample used are about 56 patients with 42 patients with ischemic stroke and 14 stroke patients hemorrhagi with sampling techniques according to normogram Harry-King. Assessment results of Siriraj score obtained by performing calculations according to Siriraj score formula, while determining the type of stroke according to results of CT Scans as the gold standard diagnosis of stroke. The obtained data were tested by unpaired 2 groups t test through of SPSS version 17 for Windows.
Result: The results showed mean of Siriraj Score ischemic stroke patient group is -1,04, while for haemorrhage stroke is 0,90. The significance value is 0,000. The sensitivities and specificity of the Siriraj Score for ischemic stroke is 85,71% and 85,71%, while sensitivities and specificity for haemorrhage stroke is 78,57% and 95,23%..
Conclusion: From this research can be concluded there is significant correlation between the assessment results of Siriraj Score and Type of Stroke.
commit to user
vi PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Hubungan antara Hasil Penilaian Siriraj Score dengan Jenis Stroke di Surakarta”.
Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
1. Prof. Dr. A. A. Subijanto, dr., MS., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Sri Wahjono, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. Dr. Suroto, dr., Sp. S(K), selaku pembimbing utama yang telah berkenan meluangkan waktu memberikan bimbingan, saran, dan motivasi. 4. Lilik Wijayanti, dr., M. Kes., selaku pembimbing pendamping atas segala
bimbingan, arahan, dan waktu yang telah beliau luangkan bagi penulis. Juga sebagai Pembimbing Akademik yang selalu mendukung untuk maju
5. Agus Sudomo, dr., Sp. S., selaku penguji utama yang telah berkenan menguji dan memberikan saran, bimbingan, nasihat untuk menyempurnakan kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
6. Dra. Indriyati, selaku anggota penguji yang telah memberikan saran dan nasihat untuk memperbaiki kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
7. Papa, mama, serta kakak dan adik tercinta yang senantiasa memberikan doa, cinta, bimbingan, dan motivasi pada peneliti.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang turut membantu penyelesaian skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang berkepentingan khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, karenanya kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan.
Surakarta, ... Oktober 2010
Okky Hartanto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii DAFTAR ISI
PRAKATA ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II. LANDASAN TEORI ... 4
A. Tinjauan Pustaka ... 4
1. Stroke ... ... 4
a. Transient Ischemic Attack (TIA) ... 7
b. Stroke Iskemik ... 8
c. Stroke Hemorrhagi ... 11
2. Diagnosa Stroke ... 14
a. Computed Tomography Scan (CT Scan) ... 15
b. Siriraj Score ... 16
B. Kerangka Penelitian ... 17
C. Hipotesis ... 17
BAB III. METODE PENELITIAN ... 18
A. Jenis Penelitian ... 18
B. Lokasi Penelitian ... 18
C. Subjek Penelitian ... 18
D. Teknik Sampling ... 18
E. Rancangan Penelitian ... 19
F. Identifikasi Variabel Penelitian ... 20
commit to user
viii
H. Instrumen dan Bahan Penelitian ... 20
I. Analisis Data ... 21
BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 22
A. Data Hasil Penelitian ... 22
B. Analisis Data ... 26
1. Uji Distribusi Normal ... 26
2. Uji Homogenitas Varians ... 26
3. Uji t 2 kelompok tidak berpasangan ... 27
4. Sensitivitas dan Spesifisitas Siriraj Score untuk Stroke Iskemik ... 29
5. Sensitivitas dan Spesifisitas Siriraj Score untuk Stroke Hemorrhagi ... 30
BAB V. PEMBAHASAN ... 31
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 34
A. Simpulan ... 34
B. Saran ... 34
DAFTAR PUSTAKA ... 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Statistik Hasil Penilaian Siriraj Score ... 24
Tabel 2. Explore Statistik Hasil Penilaian Siriraj Score ... 24
Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji t Penilaian Siriraj Score Kedua Kelompok
Sampel ... 27
Tabel 4. Sensitivitas dan Spesifisitas Siriraj Score untuk Stroke Iskemik .... 29
Tabel 5. Sensitivitas dan Spesifisitas Siriraj Score untuk Stroke
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Frekuensi Masing-Masing Kelompok Sampel ... 23
Gambar 2. Histogram Frekuensi Penilaian Siriraj Score Pasien Stroke
Iskemik ... 25
Gambar 3. Histogram Frekuensi Penilaian Siriraj Score Pasien Stroke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Siriraj Score ... 39
Lampiran 2. Normogram Harry-King ... 40
Lampiran 3. Tabel Sampel Penelitian ... 41
Lampiran 4. Output SPSS untuk Frekuensi Masing-Masing Kelompok Sampel ... 43
Lampiran 5. Output SPSS untuk Statistik Penilaian Siriraj Score ... 44
Lampiran 6. Output SPSS untuk Explore Penilaian Siriraj Score ... 45
Lampiran 7. Output SPSS untuk Uji Normalitas Sampel ... 47
Lampiran 8. Output SPSS untuk Uji Homogenitas Sampel ... 48
Lampiran 9. Output SPSS untuk Uji Beda Rerata Dua kelompok Tidak Berpasangan ... 49
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah stroke secara harafiah memberi arti sepertinya ada
sesuatu kekuatan dari luar yang menyerang tanpa tanda-tanda atau pukulan
yang hebat tanpa peringatan. Kenyataannya, pada sebagian besar kasus,
penyakit stroke terjadi dari akumulasi pola hidup dan kebiasaan sehari-hari
(Soeharto, 2004).
Metabolisme otak sangat aktif. Meskipun volume otak hanya
3% dari volume tubuh manusia, organ ini membutuhkan sirkulasi sekitar
20% cardiac output dan mengkonsumsi 20% oksigen yang tersedia
(Wibowo, 2008). Darah berfungsi untuk mengangkut oksigen, nutrisi, dan
berbagai substansi penting lainnya agar jaringan otak dapat berfungsi secara
normal (Waxman, 2003).
Secara klinis stroke dapat dibagi menjadi 2, stroke non
hemorrhagi (iskemik) dan stroke hemorrhagi (Hadi, 2004). Untuk
menentukan terapi, perlu diketahui apakah penderita terserang stroke
iskemik atau hemorrhagi. Sebab terapi untuk penderita stroke berbeda untuk
stroke iskemik dan hemorrhagi (Feigin, 2004). Pencegahan dan pengobatan
yang tepat pada penderita stroke sangat berguna agar dapat menurunkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
2
Membedakan stroke iskemik dan stroke hemorrhagi merupakan
langkah pertama yang terpenting untuk manajemen kedua jenis stroke
tersebut. Di sebagian besar negara maju, diagnosis akan mudah diperoleh
dengan menggunakan Computed Tomography Scan, atau biasa disingkat CT
Scan (Khan and Rehman, 2005). Untuk memudahkan diagnosa diferensiasi
pada daerah-daerah yang belum memiliki fasilitas CT Scan dapat
menggunakan sistem skor, antara lain dengan Siriraj Score. Beberapa sistem
skor lain yang telah dikenal antara lain Guy’s Hospital Score, Skor Stroke
Djoenaidi (Widjaja, 1994), Greek Stroke Score (Khan and Rehman, 2005),
Kyushu University Score, Noris and Hachinski Scoring, dan Tanaka Score
(Netravati et al., 2005).
Pilihan peneliti untuk menggunakan Siriraj Score dikarenakan
Siriraj Score telah diterima secara luas dan diklaim memiliki tingkat
sesitivitas tinggi, baik untuk stroke iskemik dan hemorrhagi yang
masing-masing sebesar 89,3% dan 93,2%, sehingga tingkat akurasi rata-rata 90,3%
(Poungvarin et al., 1991). Namun pada penelitian yang dilakukan di
Glasgow, tingkat sensitivitas Siriraj Score hanya mencapai angka 68%. Di
tempat terpisah, tes serupa yang dilakukan Badam et al. menghasilkan
kesimpulan bahwa Siriraj Score, dan juga Allen Score yang juga diteliti
pada saat bersamaan, tidak cukup akurat untuk membedakan stroke iskemik
commit to user
3
Berdasarkan data-data yang telah disebutkan di atas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian apakah terdapat hubungan antara hasil
penilaian Siriraj Score dengan jenis stroke.
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara hasil penilaian Siriraj Score
dengan jenis stroke?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan antara hasil penilaian Siriraj Score
dengan jenis stroke.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan supaya hasil penelitian ini dapat memberikan
informasi ilmiah apakah terdapat hubungan antara hasil penilaian
Siriraj Score dengan jenis stroke.
2. Manfaat Aplikatif
Diharapkan supaya hasil penelitian ini dapat membantu
dokter untuk melakukan diagnosa jenis stroke dengan menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
4 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Stroke
Stroke merupakan suatu cedera mendadak dan berat pada
pembuluh-pembuluh darah otak. Cedera dapat disebabkan oleh
sumbatan bekuan darah, penyempitan pembuluh darah, sumbatan dan
penyempitan, atau pecahnya pembuluh darah. Semua ini menyebabkan
kurangnya pasokan darah yang memadai (Feigin, 2006).
Stroke dapat didefinisikan sebagai manifestasi klinis dari
gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global) yang
berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir
dengan kematian, tanpa ditemukannya penyebab selain dari pada
gangguan vaskular menurut WHO Monica Project (Lamsudin, 1989 cit.
Ritarwan, 2003). Sedangkan European Stroke Initiative (EUSI)
mendefinisikan stroke dengan lebih ringkas, yaitu defisit neurologis
mendadak yang disebabkan iskemia saraf pusat atau pendarahan (Hacke
et al., 2003).
Stroke disebut juga dengan Cerebral Vascular Disease
(CVD). Namun seringkali justru digunakan istilah Cerebral Vascular
Accident (CVA) yang memberikan implikasi bahwa seolah-olah
commit to user
5
atau yang secara “kebetulan”. Kejadian stroke memang tampak seperti
tidak terduga oleh kalangan awam, namun seorang dokter seharusnya
seharusnya mengetahui gejala-gejala yang mendahuluinya (Mardjono
dan Sidharta, 2006).
Di Indonesia masih belum terdapat epidemiologi tentang
insidensi dan prevalensi penderita stroke secara nasional. Dari beberapa
data penelitian didapat angka prevalensi penyakit stroke pada daerah
urban sekitar 0,5% (Darmojo, 1990 cit. Japardi, 2002) dan angka
insidensi penyakit stroke pada daerah rural sekitar 50 tiap 100.000
penduduk (Suhana, 1994 cit. Japardi, 2002).
Bila terjadi keadaan kekurangan darah sekitar 20 detik dapat
menyebabkan seseorang kehilangan kesadarannya; dan jika dalam 4-5
menit sirkulasi darah tidak dapat dinormalkan kembali, besar
kemungkinan untuk timbulnya kelainan yang bersifat irreversible
(Young et al., 2008). Golden period stroke adalah sekitar 3 jam
(Ikawati, 2009), dan selambat-lambatnya aliran darah ke otak harus
dinormalkan maksimal 6 jam setelah serangan stroke (Li et al., 2009).
Gejala klinis stroke sangat tergantung kepada daerah otak
yang terganggu aliran darahnya dan fungsi daerah otak yang mengalami
gangguan aliran darah tersebut (Nasution, 2007). Secara umum
tanda-tanda stroke antara lain (1) muncul tanda-tanda-tanda-tanda kehilangan rasa atau
kelemahan pada muka, bahu, atau kaki, terutama bila hanya terjadi di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
6
penangkapan pengertian, (3) kesulitan melihat pada sebelah mata atau
keduanya, (4) tiba-tiba kesulitan berjalan, pusing, dan kehilangan
keseimbangan atau koordinasi, (5) sakit kepala yang amat sangat tanpa
diketahui sebab-sebabnya dengan jelas (Soeharto, 2001).
Ada dua kategori stroke, stroke iskemik dan stroke
hemorrhagi. Tidak ada data yang pasti tentang perbandingan frekuensi
kedua jenis stroke tersebut, namun angka kejadian stroke iskemik
sekitar 80%, sedangkan angka kejadian stroke hemorrhagi sekitar 20%.
Juga ada yang disebut dengan Transient Ischemic Attack (TIA), yang
sesuai namanya, disebabkan oleh adanya penyumbatan, dan lamanya
tidak lebih dari 24 jam; kebanyakan hanya sekitar 15 menit (Gelb,
1995). Sekitar 60% kasus stroke iskemik didahului dengan TIA
(Ikawati, 2009).
Meski kasusnya lebih sedikit, stroke hemorrhagi lebih
sering menyebabkan kematian. Sekitar 50% kasus stroke hemorrhagi
berujung kematian, sedangkan pada stroke iskemik hanya sekitar 20%
(Mangoenprasodjo, 2005). Namun, jika penderita stroke hemorrhagi
dapat selamat dari kematian, seringkali dapat sembuh sepenuhnya atau
mendekati sembuh sepenuhnya; sedangkan kelainan yang disebabkan
stroke iskemik biasanya lebih berat dan kemungkinan penyembuhan
commit to user
7
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
TIA adalah hilangnya fungsi sistem saraf pusat lokal
secara cepat yang berlangsung kurang dari 24 jam. Beberapa
kejadian berlangsung lebih dari 24 jam, tetapi pasien mengalami
pemulihan sempurna yang disebut dengan reversible ischemic
neurological deficits (RIND) (Ginsberg, 2008).
TIA diduga diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu
faktor hemovaskular (emboli, thrombosis) dan faktor
hemodinamika (hipotensi, aritmia jantung, heartblock). Selain itu
dapat pula disebabkan kompresi pembuluh darah, misalnya pada a.
vertebralis (Aliah dkk, 2007).
Tanda-tanda klinis dari TIA bergantung dari sistem
pembuluh darah mana yang terkena. Secara garis besar dibagi dua,
jika sistem karotis yang terkena, dan jika sistem vertebrobasilaris
yang terkena. Jika sistem karotis yang terkena, gejalanya antara
lain (1) kelumpuhan unilateral, (2) kekakuan, paraaestesia,
hiperaestesia, (3) disfagia, disfasia, (4) amouroxis fugax
epsilateral, (5) Homonymous kontralateral (Hadi, 2004).
Frekuensi bila sistem vertebrobasilaris yang terkena
lebih tinggi, sekitar dua kali lebih banyak daripada jika sistem
karotis yang terkena. Gejalanya antara lain (1) diplopia dan paresis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
8
hemiparesis/tetraparesis, (6) hemianestesia/gangguan sensorik
unilateral/bilateral (Aliah dkk, 2007).
b. Stroke Iskemik
Stroke iskemik terjadi ketika otak kekurangan glukosa
dan oksigen yang disebabkan menurunnya aliran darah yang
menuju ke otak (Gelb, 1995). Bila sampai darah pada sebagian otak
berkurang, terjadilah iskemik dan sel-sel yang kekurangan oksigen
dari darah itu akan berhenti melakukan fungsinya dengan
sempurna. Apakah sel-sel otak itu berhenti bekeja untuk sementara
waktu atau akan mati seterusnya tergantung pada tingkat dan lama
iskemiknya (Gordon, 2002). Iskemik yang berat dan berlangsung
lama dan akhirnya menyebabkan stroke. Stroke iskemik adalah
bentuk ekstrem dari iskemik yang menyebabkan kematian sel-sel
otak yang tidak dapat pulih. Kerusakan ini disebut infark otak.
Stroke iskemik dapat dibedakan menjadi trombotik dan embolik
(Soeharto, 2004).
1). Trombotik
Trombotik merupakan keadaan pembentukan,
perkembangan, atau keberadaan suatu thrombus. Sedangkan
thrombus berasal dari bahasa Yunani, thrombos, yang berarti
bekuan. Thrombus dapat diartikan sebagai suatu bekuan darah
yang bersifat stasioner di sepanjang dinding pembuluh darah,
commit to user
9
Stroke iskemik yang disebabkan trombotik ini erat
hubungannya dengan aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan
penyakit arteri-arteri yang besar, dari aorta hingga arteri yang
berdiameter 2 mm. Secara klinis dianggap penyakit pembuluh
darah yang terpenting karena yang terkena terutama arteri di
jantung dan otak. Aterosklerosis menyempitkan lumen,
sehingga aliran darah yang melalui lumen tersebut berkurang
(Mardjono dan Sidharta, 2006).
Bila aterosklerosis sudah banyak dan menyebar difus
maka disebut plaque atherosclerotique, yang menyebabkan
turunnya cerebral blood flow (CBF). Jika CBF berkurang,
daerah tersebut akan kekurangan oksigen dan disebut daerah
iskemik. Reaksi degeneratif menyebabkan terjadinya edema
serebri. Jika tetap tak ada darah yang mengalir ke bagian
tersebut, edema serebri akan bertambah. Jika tidak ada
perbaikan dalam 5 hari akan terjadi nekrotik. Sebagai bentuk
pertahanan tubuh, pada daerah nekrotik tersebut akan difagosit
oleh makrofag dan sel glial sehingga terjadi pengerutan dan
terbentuk lacuna yang berisi cairan hasil fagositosis.
Mekanisme akhir adalah terbentuknya thrombus (Hadi, 2004).
Pathogenesis aterosklerosis sendiri belum dapat
dipastikan hingga sekarang. Ada dua teori yang biasa dipakai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
10
disebabkan penimbunan lipid berikut kolesterol, yang
diselipkan di bawah intima oleh arus darah. Proses ini
dipercepat oleh hiperkolesterolemia dan beban terhadap
dinding pembuluh darah akibat hipertensi. Teori kedua
menyebutkan bahwa plaque atherosclerotique sebagai proses
lanjutan pembentukan thrombus. Thrombus diorganisasi oleh
sel-sel endotel yang berada di tepi thrombus, sehingga
thrombus terbungkus oleh sel-sel endotel. Thrombus yang kaya
lipid tersebut mengalami degenerasi sehingga apa yang
tertimbun di bawah tunika intima itu ialah lipid (Mardjono dan
Sidharta, 2006).
Gejala klinis stroke iskemik yang disebabkan
trombotik antara lain (1) penderita berusia lanjut, (2) fase
prodormal dizziness, disfagia, disfasia, (3) sifat penyakit
progresif bertahap, (4) adanya penyakit penyerta seperti
hipertensi, DM, aterosklerosis, (5) serangan pada waktu aktif/
istirahat, (6) terdapat gangguan kesadaran, gangguan neurologi,
(7) arteriografi didapat filling defect, (8) hasil CT Scan infark,
hipodensi, (9) hasil Lumbal Punctie didapat Liquor Cerebro
Spinalis (LCS) jernih (Hadi, 2004).
2). Embolik
Berarasal dari bahasa Yunani, embolos, yang berarti
commit to user
11
berupa bekuan darah atau material lain, yang terbawa aliran
darah melalui pembuluh, tersangkut dalam suatu pembuluh
darah atau percabangan yang terlalu kecil untuk dilewatinya
sehingga menyumbat sirkulasi darah (Dorland, 2000).
Embolisme dapat merupakan komplikasi dari
penyakit degeneratif arteri SSP, atau dapat juga berasal dari
jantung (Ginsberg, 2008). Kebanyakan, embolisme terjadi pada
orang yang mengidap penyakit jantung (Feigin, 2004).
Gejala klinis stroke iskemik yang disebabkan embolik
antara lain (1) penderita relatif muda, (2) tanpa fase prodormal,
progresif, (3) tekanan darah biasanya normal, (4) serangan
waktu aktif/istirahat, (5) ada gangguan kesadaran, neurologi
fokal, (6) banyak terjadi karena faktor ekstra cranial, (7)
arteriografi didapat multi filling defect terminal, (8) hasil CT
Scan infark, hipodensi, (9) hasil Lumbal Punctie didapat LCS
jernih, santokrom (Hadi, 2004).
c. Stroke Hemorrhagi
Stroke jenis ini terjadi bila arteri yang menuju otak
pecah, darah tumpah ke otak atau rongga antara permukaan luar
otak dan tengkorak. Ada beberapa penyebab stroke hemorrhagi. Di
antaranya aneurisma, yaitu adanya titik lemah pada dinding arteri,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
12
terjadi pada mereka yang memiliki aterosklerosis dan tekanan
darah tinggi (Gordon, 2002).
Aneurisma paling banyak terjadi di tempat
penggabungan dua arteria yang membentuk circulus Willisi. Di
titik ini terdapat defisiensi tunica media dan dipersulit dengan
terbentuknya ateroma yang dapat melemahkan dinding arteri
sehingga terjadi dilatasi lokal. Aneurisma dapat menekan
struktur-struktur di sekitarnya, seperti N. II, N. III, N. IV, atau N. VI, serta
menimbulkan tanda dan gejala, atau dapat tiba-tiba ruptur ke dalam
ruang subarachnoid (Snell, 2007).
Menurut WHO yang dituangkan dalam International
Statistical Classification of Disease and Related Health Problem
10th Revision, stroke hemorrhagi dibagi atas Pendarahan Intra
Serebral (PIS) dan Pendarahan Sub Araknoidal (PSA) (WHO, 1992
cit. Aliah dkk, 2007).
1. Pendarahan Intra Serebral (PIS)
PIS adalah pendarahan yang primer berasal dari
pembuluh darah dalam parenkim otak dan bukan disebabkan
oleh trauma. PIS rata-rata terjadi pada usia 55 tahun dengan
interval 40-75 tahun, insidensi pada pria dan wanita seimbang.
Etiologinya terbanyak dikarenakan hipertensi. Sebab
lainnya adalah aneurisma kriptogenik, diskrasia darah, atau
commit to user
13
Gejala dan tanda-tanda PIS klinis antara lain (1)
gejala prodormal tidak jelas, kecuali nyeri kepala karena
hipertensi, (2) serangan sering di siang hari, saat beraktivitas,
atau dalam keadaan emosi atau marah, (3) mual muntah
seringkali terdapat pada awal serangan, (4) hemiparesis/
hemiplegia biasa terjadi saat permulaan serangan, (5) kesadaran
menurun, biasanya cepet masuk keadaan koma (Aliah dkk,
2007).
2. Pendarahan Sub Araknoidal (PSA)
PSA adalah keadaan terdapatnya/masuknya darah ke
ruangan subaraknoid. 62% dari seluruh kasus PSA terjadipada
usia antara 40-60 tahun.
Etiologi PSA dapat dikarenakan trauma, diskrasia
darah, tumor intra cranial, ruptur pembuluh darah, aneurisma,
atau malformasi atriovena (MAV) (Hadi, 2004).
Gejala dan tanda-tanda PSA klinis antara lain (1)
gejala prodormal adanya nyeri kepala hebat pada 10%
penderita, 90% tanpa keluhan sakit kepala, (2) kesadaran sering
terganggu dan sangat bervariasi, dari tak sadar sebentar sampai
koma, (3) gejala rangsangan meningeal seperti kaku kuduk,
tanda Kernig, (4) 10% penderita mengalami oedem papil
beberapa jam setelah pendarahan, (5) gejala-gejala neurologik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
14
demam setelah 24 jam (demam ringan karena rangsangan
mening, demam berat bila dilihatkan hipotalamus), bila berat
maka terjadi ulkus peptikum disertai hematemesis dan melena
(stress ulcer), dan seringkali disertai peninggian kadar gula
darah, glukosuria, albuminuria, dan perubahan pada EKG
(Aliah dkk, 2007).
2. Diagnosa Stroke
Mendiferensiasikan antara stroke iskemik atau hemorrhagi
merupakan langkah awal yang sangat penting, karena berguna dalam
menentukan tata laksana awal (Ginsberg, 2008). Untuk memperoleh
diagnosa dengan tingkat akurasi tinggi diperlukan instrumen modern
seperti Computed Tomography Scan (CT Scan) dan Magnetic
Resonance Imaging (MRI). CT Scan atau MRI dapat menunjukkan
adanya infark atau pendarahan untuk membedakan jenis stroke
(Ikawati, 2009). Untuk memudahkan diferensiasi jenis stroke pada
daerah dimana tidak terdapat CT Scan dan MRI dapat menggunakan
sistem skor, antara lain dengan Siriraj Score (Widjaja, 1994).
Satu-satunya cara yang akurat untuk mendiferensiasi stroke iskemik dan
hemorrhagi adalah dengan CT Scan (Mardjono dan Sidharta, 2006). CT
Scan telah dikenal sebagai gold standard untuk mendiagnosis dan
commit to user
15
a. Computed Tomography Scan (CT Scan)
CT Scan digunakan untuk mendeteksi lesi intracranial.
Prosedurnya cepat, aman, dan akurat. Dosis total radiasi tidak lebih
besar daripada dosis radiografi cranium secara konvensional (Snell,
2007).
CT Scan memiliki sifat fisika yang sama dengan
sinar-X konvensional, masing-masing struktur tubuh dibedakan
berdasarkan kemampuannya menyerap energi sinar-X. Tabung
sinar-X memancarkan sinar radiasi yang sempit pada saat melintasi
serangkaian gerakan pemindai melalui lengkungan sebesar 180º di
sekeliling kepala pasien. Sinar-X yang telah melalui kepala
dikumpulkan dengan detektor sinyal-X khusus. Informasi yang
diperoleh diproses di dalam komputer, kemudian ditampilkan
sebagai gambaran rekonstruksi pada sebuah layar yang menyerupai
televisi (Snell, 2007).
Pemeriksaan dengan CT Scan biasanya memakan
waktu 15-20 menit, tidak nyeri, dan menimbulkan radiasi minimal
(kecuali pada wanita hamil). CT Scan sangat andal untuk
mendeteksi pendarahan intrakranium, tetapi kurang peka untuk
mendeteksi stroke iskemik ringan, terutama pada tahap awal. CT
Scan dapat memberi hasil negatif palsu (yaitu tidak
memperlihatkan adanya kerusakan) hingga separuh dari semua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
16
otak, mengungkapkan daerah abnormal yang berada di dalamnya
(Feigin, 2006).
b. Siriraj Score
Siriraj Score merupakan sarana untuk diagnosis
sindrom stroke akut yang simpel, reliabel, dan aman; terutama
ketika instrumen komputerisasi modern seperti CT Scan atau MRI
tidak tersedia. Siriraj Score disusun dengan memilih 13 variabel
klinis yang dapat membedakan antara stroke iskemik dan
hemorrhagi, dan telah dites dengan analisis multivariat pada
penelitian prospektif dari 174 pasien dengan serangan stroke akut
di Siriraj Hospital Medical School, Mahidol University, Bangkok
pada tahun 1984-1985 (Netravati et al., 2005).
Sejak tahun 1986 Siriraj Score telah diterima secara
luas dan diterapkan di rumah sakit seluruh Thailand, terutama
untuk membantu diagnosa stroke ketika tidak terdapat peralatan
modern. Siriraj Score diklaim memiliki sensitivitas 89,3% untuk
stroke iskemik dan 93,2% untuk stroke hemorrhagi (Poungvarin et
al., 1991).
Terdapat dua versi Siriraj Score, yaitu versi orisinal
commit to user
17
Bedside diagnosis dengan Siriraj Score
Sindrom stroke akut
Diagnosis dengan CT Scan sebagai gold standard
- Kesadaran menurun
- Muntah
- Sakit Kepala
- Tekanan darah meningkat
- Tanda-tanda atheroma
- Hemiparesis
- Hemiplegia
- Mual
- Disfagia
- Disfasia
Suspect stroke iskemik Suspect stroke hemorrhagi
B. Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
Terdapat hubungan antara hasil penilaian Siriraj Score dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
18 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental atau
disebut juga observasional (Taufiqqurohman, 2004).
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu Penyakit Saraf Rumah
Sakit Daerah Dr. Moewardi Surakarta pada bulan Februari 2010.
C. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah pasien dengan serangan stroke akut
di Rumah Sakit Daerah Dr. Moewardi Surakarta.
D. Teknik Sampling
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Random
Sederhana (Taufiqqurohman, 2004). Ukuran sampel ditentukan dengan
commit to user
19
Normogram Harry King
Persentase sampel
Sampel Sampel pasien
stroke iskemik Pasien stroke iskemik
Sampel pasien stroke hemorrhagi
Pasien stroke hemorrhagi Populasi
Uji t Hasil penilaian
Siriraj Score
Sampel Pasien stroke iskemik
Siriraj Score
CT Scan
Pasien stroke iskemik Pasien stroke iskemik
Pasien stroke akut
Sampel Pasien stroke hemorrhagi Teknik sampling sesuai dengan skema berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
20 F. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas : Jenis stroke
2. Variabel Terikat : Penilaian Siriraj Score
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Jenis stroke
Jenis stroke di sini adalah stroke iskemik dan stroke
hemorrhagi. Diferensiasi jenis stroke ini berdasarkan hasil pemeriksaan
CT Scan sebagai gold standard diagnosis stroke.
Skala: nominal
2. Penilaian Siriraj Score
Penilaian Siriraj Score merupakan hasil dari perhitungan
Siriraj Score yang perumusannya telah dijabarkan di atas. Hasil akhir <
-1 menunjukkan stroke iskemik, sedangkan hasil akhir > 1
menunjukkan stroke hemorrhagi.
Skala: interval
H. Instrumen dan Bahan Penelitian
1. Alat ukur:
Alat ukur yang digunakan adalah stetoskop dan aneroid
sphygmomanometer untuk mengetahui tekanan darah diastolik dengan
ketelitian 1 mmHg.
2. Siriraj Score: adalah instrumen untuk memperoleh hasil penilaian
commit to user
21
3. CT Scan: adalah gold standard untuk mendiagnosis dan membedakan
jenis stroke.
I. Analisis Data
Ada atau tidaknya hubungan antara Penilaian Siriraj Score dengan
jenis stroke akan diuji dengan uji t 2 kelompok tidak berpasangan (Dahlan,
2008), dengan cara membandingkan mean hasil perhitungan Siriraj Score
antara 2 kelompok, kelompok stroke iskemik dan kelompok stroke
hemorrhagi, dengan tingkat kesalahan yang dikehendaki 5%. Data akan
diolah dengan Statistical Product and Service Solution (SPSS) version 17
for Windows sehingga akan diperoleh hasil yang dapat digunakan untuk
melihat perbedaan 2 kelompok tersebut bermakna, tidak bermakna, atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
22 BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Data Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Daerah Dr.
Moewardi Surakarta pada bulan Februari 2010 ini didapat 52 pasien stroke
akut yang terdiagnosa terserang stroke iskemik dan 18 pasien stroke
hemorrhagi menurut hasil diagnosa CT Scan sebagai gold standard
diagnosis stroke. Dengan demikian, populasi penelitian ini sebanyak 70
pasien. Sesuai dengan Normogram Harry-King, maka dari populasi 70
pasien akan diambil sebanyak 80% sebagai sampel penelitian. Dari hasil
perhitungan maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 56 pasien yang
terdiri dari 2 kelompok, yaitu kelompok pasien stroke iskemik dan
kelompok pasien stroke hemorrhagi. Untuk menentukan jumlah sampel
pasien stroke iskemik menganut rumus: jumlah populasi pasien iskemik
(52), dibagi jumlah populasi total (70), dikali jumlah sampel menurut
Harry-King (56), sehingga didapatkan jumlah sampel kelompok pasien stroke
iskemik sebanyak 42 pasien (75%). Sedangkan jumlah sampel kelompok
pasien stroke hemorrhagi adalah 14 pasien (25%).
Frekuensi masing-masing kelompok sampel ini dapat dilihat
commit to user
23
Gambar 1. Diagram Frekuensi Masing-Masing Kelompok Sampel
Penentuan jenis stroke apakah pasien terserang stroke iskemik
atau hemorrhagi berdasarkan hasil pemeriksaan CT Scan sebagai gold
standard diagnosis stroke.
Skor hasil penilaian Siriraj Score didapat dengan melakukan
perhitungan sesuai rumus Siriraj Score seperti yang dapat dilihat pada
lampiran 1. Jenis stroke sebagai variabel bebas dan penilaian Siriraj Score
sebagai variabel terikat akan dianalisis dengan uji t 2 kelompok tidak
[image:34.595.116.505.123.492.2]perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
24
Tabel 1. Statistik Hasil Penilaian Siriraj Score
Jumlah Rerata Nilai
minimum Nilai maksimum Standard Deviation Penilaian Siriraj Score
56 -0,55 -3,02 2,42 1,20
*) tabel output SPSS untuk statistik Penilaian Siriraj Score dapat dilihat pada lampiran 5
Semua data hasil penilaian Siriraj Score sampel lengkap dan
tidak ada data yang hilang (missing). Rata-rata (mean) hasil penilaian Siriraj
Score 56 pasien adalah -0,55 dengan Standard Deviation 1,20. Nilai
minimum adalah -3,02 dengan nilai maksimumnya 2,42.
Statistik hasil penilaian Siriraj Score untuk masing-masing
[image:35.595.135.518.142.555.2]kelompok sampel ditunjukkan oleh tabel berikut.
Tabel 2. Explore Statistik Hasil Penilaian Siriraj Score
Jenis Stroke Jumlah Rerata Nilai
minimum
Nilai
maksimum
Standard
Deviation
Iskemik 42 -1,04 -3,02 1,22 0,79
Hemorrhagi 14 0,90 -1,50 2,42 1,04
*) tabel output SPSS untuk statistik Explore Penilaian Siriraj Score dapat dilihat pada lampiran 6
Pada tabel di atas terlihat rerata penilaian Siriraj Score
kelompok pasien stroke iskemik adalah -1,04 dengan Standard Deviation
0,79, sedangkan rerata untuk kelompok pasien stroke hemorrhagi adalah
0,90 dengan Standard Deviation 1,04. Histogram berikut menggambarkan
frekuensi hasil penilaian Siriraj Score untuk masing-masing kelompok
commit to user
25
pasien stroke iskemik adalah -3,02 dengan nilai maksimumnya 1,22.
Sedangkan pada kelompok pasien stroke hemorrhagi nilai minimum sebesar
-1,50 dengan nilai maksimumnya 2,42.
Gambar 2. Histogram Frekuensi Penilaian Siriraj Score Pasien Stroke Iskemik
[image:36.595.140.506.180.651.2]perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
26 B. Analisis Data
1. Uji Distribusi Normal
Untuk dapat membandingkan variabel jenis stroke dan
penilaian Siriraj Score dalam rangka menguji hipotesis penelitian,
terdapat persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu data harus berdistribusi
normal. Sedangkan varians data boleh sama, boleh juga tidak sama
(Dahlan, 2008). Oleh karena itu, sebelum melakukan analisis lebih
lanjut, kenormalan populasi perlu diselidiki, agar langkah-langkah
selanjutnya mudah dipertanggungjawabkan. Bila kondisi sampel
ternyata tidak normal, akan berakibat sulit untuk digeneralisasikan,
sehingga simpulan yang diambil tidak berlaku secara umum (Siregar,
2005).
Uji normalitas yang dipakai di sini adalah uji
Kolmogorov-Smirnov, dikarenakan ukuran sampel yang lebih dari 50. Sedangkan
jika jumlah sampel kurang dari 50 digunakan uji Shapiro-Wilk (Dahlan,
2008). Didapat baik untuk jenis stroke iskemik maupun hemorrhagi
tingkat signifikansi 0,200 yang berarti di atas 0,05, maka dikatakan
distribusi kedua kelompok sampel adalah normal (lampiran 7).
2. Uji Homogenitas Varians
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians. Kesamaan
varians bukanlah syarat mutlak untuk uji t 2 kelompok tidak
commit to user
27
untuk melihat sifat kehomogenan antar sampel (Dahlan, 2008). Tabel
pada lampiran 8 menampilkan uji homogenitas varians dengan uji
Levene. Didapatkan nilai signifikansi dengan uji Levene adalah 0,271,
yang berarti lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dikatakan data
berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians sama.
Setelah dilakukan analisis normalitas data dan homogenitas
varians, selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t 2
kelompok tidak berpasangan.
[image:38.595.141.519.247.594.2]3. Uji t 2 Kelompok Tidak Berpasangan
Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji t Penilaian Siriraj Score Kedua Kelompok Sampel
Uji t untuk Kesetaraan Mean
t hitung kemaknaan Mean
difference
Penilaian
Siriraj
Score
Diasumsi varians
sama
-7,297 0,000 -1,94
Diasumsi varians
tidak sama
-6,363 0,000 -1,94
*) tabel output SPSS untuk t dapat dilihat pada lampiran 9
Seperti telah disebutkan sebelumnya, masing-masing
kelompok mempunyai penilaian Siriraj Score dengan mean -1,04 untuk
kelompok pasien stroke iskemik dan 0,90 untuk kelompok pasien stroke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
28
rata-rata penilaian Siriraj Score pasien stroke iskemik lebih rendah
daripada rata-rata penilaian Siriraj Score pasien stroke hemorrhagi.
Hal ini diperjelas pada kolom mean difference pada tabel 3
yang menyatakan beda rata-rata penilaian Siriraj Score pada kedua
kelompok sampel tersebut sebesar -1,94. Beda rata-rata yang
didapatkan belum cukup untuk digunakan sebagai dasar penarikan
simpulan. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis lebih lanjut terhadap
hasil uji rerata itu. Pertama, analisis untuk menguji apakah ada
kesamaan varians pada data. Analisis telah dilakukan dengan uji Levene
pada uji homogenitas varians, dan telah disimpulkan bahwa kedua
varians kelompok sampel adalah identik.
Tidak adanya perbedaan yang nyata dari kedua varians
membuat penggunaan varians untuk membandingkan rata-rata
kelompok sampel (tes untuk equality of means) dengan uji t
menggunakan dasar equal variance assumed (diasumsi kedua varians
sama) (Santoso, 2003).
Terlihat dalam tabel 3, bahwa t hitung untuk penilaian
Siriraj Score dengan equal variance assumed (diasumsi kedua varians
sama) adalah -7,297 dengan probabilitas 0,000. Oleh karena
probabilitas <0,05, maka H0 ditolak, atau terdapat hubungan antara
hasil penilaian Siriraj Score dengan jenis stroke. Dengan demikian
commit to user
29
hubungan bermakna antara hasil penilaian Siriraj Score dengan jenis
stroke.
[image:40.595.157.517.221.487.2]4. Sensitivitas dan Spesifisitas Siriraj Score untuk Stroke Iskemik
Tabel 4. Sensitivitas dan Spesifisitas Siriraj Score untuk Stroke
Iskemik
Hasil Diagnosa menurut CT Scan
Iskemik Hemorrhagi Total
Hasil Diagnosa
menurut Siriraj
Score
Iskemik 36 2 38
Non Iskemik 6 12 18
Total 42 14 56
Dari tabel di atas dihitung nilai sensitivitas dengan rumus
jumlah pasien yang terdiagnosa baik dengan CT Scan maupun Siriraj
Score sebagai pasien stroke Iskemik (36) dibagi jumlah pasien yang
terdiagnosa oleh CT Scan sebagai pasien stroke Iskemik (42) dikalikan
100%, di mana didapatkan nilai sensitivitas Siriraj Score untuk Stroke
Iskemik sebesar 85,71%. Untuk menghitung spesifisitas Siriraj Score
untuk stroke Iskemik dihitung jumlah pasien yang terdiagnosa baik
dengan CT Scan maupun Siriraj Score sebagai pasien stroke non
Iskemik (12) dibagi jumlah pasien yang terdiagnosa oleh CT Scan
sebagai pasien stroke non Iskemik (14) dikalikan 100%, di mana
didapatkan nilai spesifisitas Siriraj Score untuk Stroke Iskemik sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
30
[image:41.595.159.518.191.490.2]5. Sensitivitas dan Spesifisitas Siriraj Score untuk Stroke Hemorrhagi
Tabel 5. Sensitivitas dan Spesifisitas Siriraj Score untuk Stroke
Hemorrhagi
Hasil Diagnosa menurut CT Scan
Hemorrhagi Iskemik Total
Hasil Diagnosa
menurut Siriraj
Score
Hemorrhagi 11 2 11
Non Hemorrhagi 3 40 3
Total 14 42 56
Dari tabel di atas dihitung nilai sensitivitas dengan rumus
jumlah pasien yang terdiagnosa baik dengan CT Scan maupun Siriraj
Score sebagai pasien stroke Hemorrhagi (11) dibagi jumlah pasien yang
terdiagnosa oleh CT Scan sebagai pasien stroke Hemorrhagi (14)
dikalikan 100%, di mana didapatkan nilai sensitivitas Siriraj Score
untuk Stroke Hemorrhagi sebesar 78,57%. Untuk menghitung
spesifisitas Siriraj Score untuk stroke Hemorrhagi dihitung jumlah
pasien yang terdiagnosa baik dengan CT Scan maupun Siriraj Score
sebagai pasien stroke non Hemorrhagi (40) dibagi jumlah pasien yang
terdiagnosa oleh CT Scan sebagai pasien stroke non Hemorrhagi (42)
dikalikan 100%, di mana didapatkan nilai spesifisitas Siriraj Score
commit to user
31 BAB V
PEMBAHASAN
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 56 pasien
dengan komposisi 42 pasien stroke Iskemik dan 14 pasien stroke Hemorrhagi,
sesuai dengan ketentuan sampling normogram Harry-King. Data sampel diperoleh
dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien pada saat terkena serangan
stroke akut.
Sesuai dengan analisis data yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima. Maka dapat
dikatakan bahwa ada hubungan antara hasil penilaian Siriraj Score dengan jenis
stroke. Dalam penelitian ini dibandingkan mean hasil penilaian Siriraj Score yaitu
-1,04 untuk kelompok pasien stroke iskemik dan 0,90 untuk kelompok pasien
stroke hemorrhagi. Dari kedua nilai mean yang didapat, jelas terlihat perbedaan
mean sebesar 1,94 dengan mean kelompok pasien stroke iskemik lebih rendah
dari kelompok pasien stroke hemorrhagi. Jadi jelas ada perbedaan hasil penilaian
Siriraj Score antara kedua kelompok tersebut.
Namun apakah perbedaan yang terlihat dari mean tersebut signifikan
atau tidak, perlu dilakukan uji signifikansi beda mean dengan uji t 2 kelompok
tidak berpasangan. Hasil uji t menunjukkan signifikansi 0,000. Hal ini berarti beda
mean yang tampak adalah signifikan atau bermakna, sehingga berarti ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
32
Sebelum dilakukan uji t, telah terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
dan uji homogenitas varians. Uji normalitas dilakukan dengan uji
Kolmogorov-Smirnov di mana didapatkan kesimpulan baik untuk jenis stroke iskemik maupun
hemorrhagi distribusi kedua kelompok sampel adalah normal. Sedangkan uji
homogenitas varians dilakukan dengan uji Levene di mana dapat disimpulkan
bahwa data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians sama. dengan
dilakukannya uji normalitas dan uji homogenitas varians, maka kemungkinan
terjadinya kesalahan telah diantisipasi, sehinggan hasil analisis uji t seperti yang
telah dijelaskan di atas dapat dipertanggungjawabkan.
Dari hasil perhitungan nilai sensitivitas dan spesifisitas Siriraj Score
untuk Stroke Iskemik didapatkan hasil sensitivitas 85,71% dan spesifisitas
85,71%. Sedangkan dari hasil perhitungan nilai sensitivitas dan spesifisitas Siriraj
Score untuk Stroke Hemorrhagi didapatkan hasil sensitivitas 78,57% dan
spesifisitas 95,23%. Dari hasil perhitungan tersebut berarti Siriraj Score mampu
mendeteksi dengan tepat sebesar 85,71% pasien stroke Iskemik dan 78,57%
pasien stroke hemorrhagi.
Stroke, atau disebut juga Cerebral Vascular Disease (CVD),
merupakan salah satu penyebab kematan utama, baik di Indonesia maupun di
dunia. Pengobatan yang tepat dalam golden period, sekitar 3 jam, memperbesar
kemungkinan pasien dapat diselamatkan (Ikawati, 2009).
Membedakan stroke iskemik dan hemorrhagi menjadi hal yang sangat
penting sebelum memberikan terapi mengingat perbedaan mendasar yang menjadi
commit to user
33
akurat dapat dilakukan dengan CT Scan sebagai gold standard diagnosa stroke
(Singh et al., 2006). Untuk daerah-daerah yang belum memiliki CT Scan dapat
menggunakan sistem skor, antara lain Siriraj Score. Siriraj Score diklaim lebih
baik dari sistem skor lain yang juga banyak dipakai, seperti Allen Score (Celani et
al., 1994) maupun Guy’s Hospital Score (Connor et al., 2007).
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan bermakna antara hasil
penilaian Siriraj Score dengan jenis stroke. Hal ini sesuai dengan apa yang
diungkapkan Poungvarin et al. (1991), bahwa Siriraj Score memiliki tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
34 BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Ada hubungan bermakna antara hasil penilaian Siriraj Score dengan
jenis stroke.
2. Rata-rata hasil penilaian Siriraj Score kelompok pasien stroke iskemik
lebih rendah daripada kelompok pasien stroke hemorrhagi.
3. Sensitivitas Siriraj Score untuk stroke Iskemik dalam penelitian ini
sebesar 85,71%.
4. Sensitivitas Siriraj Score untuk stroke Hemorrhagi dalam penelitian ini
sebesar 78,57%.
5. Spesifisitas Siriraj Score untuk stroke Iskemik dalam penelitian ini
sebesar 85,71%.
6. Spesifisitas Siriraj Score untuk stroke Hemorrhagi dalam penelitian ini
sebesar 95,23%.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang
lebih banyak, cakupan lokasi yang lebih luas, dan atau menggunakan
sistem skor lain.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan meperhitungkan
variabel-variabel perancu dengan harapan semakin memperkuat
commit to user
35
serangan stroke dengan waktu pemeriksaan, subjektivitas pasien, atau
penggunaan obat-obatan yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
3. Mengingat prevalensi stroke di Indonesia yang tinggi sedangkan
ketersediaan instrumen modern seperti CT Scan dan MRI masih
terbatas, diharapkan pemerintah menaruh perhatian lebih dalam