! ! ! " ! # $ " $ % &' '(&' )
* " #
+ " % , -).
&+ " , *
/+ " 0 , %1
)+ "
.+ " , , %
4+ " ,
5+ " 6 7 % %
-+ " * * , %
'+ " $ , %
&+ "
/+ " #"#
)+ "
2+ " 8%% % , -'.
.+ "
5+ " " %$
-+ " # ,
&'+ " # $ % ,
& + " # , %
&&+ " % , %
&)+ " "
&2+ " 0 , %1
&.+ " : " % ,
&4+ " * ; < " "
&5+ " , % % ,
& = =
!" #
$! ! % &"
' ( )( * + * ,
= ; 0 6( 61
- * .
* (
( */0
* 1 22 3 *
"0* ( *
4 #
( 4 # 5
"*6 7 4 ) # ( ,
8 * * 0 * (
= ; 0 = 1
= ;
( - * .
& 22 3 *
. & 22 3 *
4 & (( 6 * 3*
$ 1 $ 8 ( 3 '%9
)& * , : :
:$! ! # # #
: !" # # #
: %
:&" # # #
7 ' 0( ; :
= ; = 0 $ >, *%1
: : : !" :$! ! : % :&" 0*: *
7 <* =
:
& (
& 22 3 # >> >> # >> > #
4 ) # ( ,
:
& (
& 22 3 # >> # >> >> # # >>
4 ) # ( ,
: !"
& (
& 22 3 >> # >> # >> >> >> #
4 ) # ( ,
:$! !
& (
& 22 3 # >> >> # >> # >> # >>
4 ) # ( ,
: %
& (
& 22 3 > # >> # >> #
4 ) # ( ,
:&"
& (
& 22 3 # # >> >> # >>
4 ) # ( ,
0*: *
& (
& 22 3 # #
4 ) # ( ,
>> & ( * * 4 2 3 = ( ( ) # ( ,
> & ( * * 4 2 3 = ( ( ) # ( ,
= ;
- * .
* ( 8 * ' (
& * * ? 8 * ' ( & * * @A 8 * ' ( 8 ( & * *
0 2 *
5 #
= ; = # 0 ; 1
( 2 B * 2 B 9 4
4 ** 0
* ( 8 (
7 ' 0( ; :
0 3 *; )& * ,/ :&" / : !"/ : / : % / : / :$! !
= ; # 0 ; 1
( - * . & 22 3 * .
& 22 3 *
4
$ 1 $
)& * , : :
:$! ! # # #
: !" # # #
: %
:&" # # #
7 ' 0( ; :
= ;
( B " C *
B
1 2 = 1*
3 *; )& * ,/ :&" / : !"/ : / : % / : / :$! !
! " # $ %% & ' !
( ' )
* + , ( '
+ $
+ , - ' . / ( '
+ 0 $
# '
( ' ! $ ! ' 1 '
2 , '
# ' # 0 . " 3 '0 %% !
" 2#2 $
4 ( '
# ! 5 '
" $ ' % 6) $ $
' 7 ' # ' " # 89$ :
7 ' 0 ' 5 $ ' $ ' + '
8 $+: ( 7 ; 7 9 # - 9 % <=%
# 9 %= $1 ' <0 ' " 5 $
' 2 8$ >< % :; ( " )
- % 9 = *=%<*?%
# % 61 ' <0 ' ! 5 ' 5 5 '
5 ! 8 ' 5 ! ' , :; (
) ' - 9 % % < /
# ' + # ! ' % 6 ' $ '
2 $ @< *; (
A " $ ' ' 4 " ' % 6$ 1 ' '
' 5 ( ' 8#' 5 5
' 0' ! 0 :; ( ) ' ) '
- / 9 % *?<%%
# ' # ' ' ) * % &
5 3 5 * 9 , ! %
B 3 5 7 5 % # 5' !
%
! #' ' ' $ ! 5 % # 5' ! %
$ ' ) % 6) 1 ' <0 ' " 5
! $ ' $ ! 8#' $ 2
$ 7 < *:; 7 " ' "
2 , ' 5 #
$ 9 ' # % 6$ ' % ( ! 8&)+:
! 8+C): $ ' 8 $ : " #
89$ : " 89 ": 7 5 $ '
$ ! 8#' $ 2 7 0' 5 *<
%=:; # 5 2 , ' 5 # !
#' ' ' $ ! 5 ' % # 5' ! %
$ ' 9 D>D$ D = 7 ' $ 5 "
+ 2
$ ' 9 %=D%D$ D %% 7 ' $ 7 '
' 2
# ' 8# : 9 =D= D $9$ ' %? ! %
$ 5 $ ! 2 5
( '
+ 5 ! %** 2 <2 9 / 7 %** 7 '
+ 5 ! %**> 2 E2 9 % 7 %**> 7 '
$ ! )' 2 <2 9 / 7 %** 7 ' $ !
# ' ' 9 ( '
# ' 8# : 9 @D =D $9$ ' =% " ? $
# ' $ 7 ' ' 2
( '
# ' 8# : 9 %=D ?D $9$ ' C ' ! %%
' ' $ 7 ' ' 2
Penelitian ini adalah penelitian asosiatif dimana penelitian asosiatif
merupakan penelitian yang hertujuan untuk mengetahui huhungan atau pengaruh
antar dua variahel atau lehih. Dalam penelitian ini menganalisis pengaruh Dana
Pihak Ketiga (DPK), (NPL), Behan Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO), (ROA),
(NIM), dan (CAR) terhadap penyaluran kredit hank
umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010+2014.
Penelitian ini dilakukan di Bank Indonesia (BI) melalui media internet
dengan situs resmi www.hi.go.id, Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan situs resmi
www.idx.co.id, dan situs resmi dari masing+masing hank umum yang dijadikan
sampel dalam penelitian ini. Waktu penelitian ini dilakukan dari hulan Novemher
2015 sampai dengan Desemher 2015.
Penelitian ini memhatasi hanya melihat pengaruh Dana Pihak Ketiga
(DPK), (NPL), Behan Operasional terhadap Pendapatan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Keterhatasan teori+teori untuk menghindari
kesimpangsiuran dalam memhahas dan menganalisis permasalahan, maka
ditetapkan hatasan operasional dari penelitian sehagai herikut:
1. Variahel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyaluran
kredit.
2. Variahel Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dana
Pihak Ketiga (DPK), (NPL), Behan Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), (ROA),
(NIM), dan (CAR).
3. Suhjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah hank umum yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010+2014.
4. Data yang digunakan adalah data sekunder herupa laporan keuangan tahun
2010+2014 pada Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia pada
www.hi.go.id dan www.idx.co.id serta pada masing+masing resmi
hank yang menjadi sampel dalam penelitian
! " # $
! # $ %&'
Variahel dependen adalah variahel yang dipengaruhi oleh variahel
independen. Varihel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penyaluran kredit perhankan yaitu herupa hesaran jumlah kredit yang disalurkan
pihak hank kepada masyarakat. Kredit perhankan merupakan penyediaan uang
kreditur, dimana pihak dehitur diwajihkan untuk memhayar hutangnya setelah
jangka waktu tertentu heserta dengan hunga yang dikenakan. Variahel ini
dinyatakan dalam miliar rupiah dan data yang diamhil adalah penyaluran kredit
tahun 2010+2014 yang diperoleh dari Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia.
! # $ %('
Variahel independen adalah variahel yang sifatnya mempengaruhi variahel
lain. Dalam penelitian ini variahel independen digunakan untuk melihat seherapa
hesar variahel independen mempengaruhi variahel dependennya. Adapun variahel
independen dalam penelitian ini adalah sehagai herikut:
) * + %( '
Dana pihak ketiga adalah sumher dana yang dihimpun oleh hank dari
masyarakat yang terdiri dari giro, deposito, tahungan. Variahel ini dinyatakan
dalam miliar rupiah dan data yang diamhil adalah Dana Pihak Ketiga dari
tahun 2010+2014 yang diperoleh dari Bank Indonesia dan Bursa Efek
Indonesia.
%( '
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
risiko gagal hayar yang dihadapi suatu hank ketika menjalankan kegiatan
penyaluran kredit perhankan. Rasio ini diukur dengan memhandingkan antara
kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet dengan total kredit
yang disalurkan. Variahel NPL dinyatakan dalam persen dan data yang
diamhil adalah Non Performing Loan tahun 2010+2014 yang diperoleh dari
Berdasarkan ketetapan Bank Indonesia, hesarnya nilai Non Performing Loan
dapat dihitung dengan rumus:
NPL = x 100%
%( '
(ROA) merupakan rasio yang mengukur kemampuan
manajemen hank dalam memperoleh profitahilitas dan mengelola tingkat
efesiensi usaha hank secara keseluruhan. Menurut Bank Indonesia,
(ROA) merupakan perhandingan antara laha sehelum pajak dengan
rata+rata total asset dalam suatu periode. Variahel ROA dinyatakan dalam
persen dan data yang diamhil adalah tahun 2010+2014 yang
diperoleh dari Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia.
Menurut ketentuan Bank Indonesia, hesarnya nilai ROA dapat dihitung
dengan rumus:
ROA = x 100%
! $ ) %(!'
Rasio ini adalah perhandingan antara hiaya operasional dengan pendapatan
operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan hank dalam
melakukan kegiatan operasionalnya (Rivai dkk, 2007:722). Variahel BOPO
dinyatakan dalam persen dan data yang diamhil adalah BOPO tahun 2010+
2014 yang diperoleh dari Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia. BOPO
merupakan proksi efisiensi operasional yang dalam Surat Edaran (SE) Bank
Indonesia No. 13/24/DPNP Tanggal 25 Oktoher 2011 dapat dihitung melalui
BOPO = x 100%
, %(,'
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011,
(NIM) merupakan perhandingan antara pendapatan hunga hersih dengan rata+
rata aktiva produktif yang digunakan untuk menghasilkan laha tersehut.
Semakin hesar rasio ini maka semakin hesar pula rentahilitas hank yang
didapat dari pendapatan hunga. Variahel NIM dinyatakan dalam persen dan
data yang diamhil adalah tahun 2010+2014 yang
diperoleh dari Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia.
Besarnya nilai dapat dihitung dengan rumus:
NIM = x 100%
- %(-'
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seherapa jauh seluruh aktiva hank
yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat herharga, tagihan pada
hank lain) ikut dihiayai dari dana modal sendiri hank di samping memperoleh
danadana dari sumher+sumher di luar hank, seperti dana masyarakat,
pinjaman (utang), dan lain+lain. Variahel ini dinyatakan dalam persen dan
data yang diamhil adalah tahun 2010+2014 yang
diperoleh dari Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia.
Menurut Dendawijaya (2005:121) hesarnya nilai
suatu hank dapat dihitung dengan rumus:
$ "
# $ " # $ .
/
Penyaluran Kredit
Penyediaan uang ataupun
tagihan, herdasarkan
kesepakatan pinjam
meminjam antara dehitur dan kreditur, dimana pihak dehitur diwajihkan untuk
memhayar hutangnya
setelah jangka waktu
tertentu heserta dengan hunga yang dikenakan.
Posisi kredit hank umum pada akhir periode yang dinyatakan dalam Milyar Rupiah
Rasio
Dana Pihak Ketiga (DPK)
Sumher dana yang
dihimpun oleh hank dari masyarakat yang terdiri
dari giro, deposito,
tahungan
Posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) hank umum pada
akhir periode yang
dinyatakan dalam Milyar Rupiah
Rasio
(NPL)
Rasio yang digunakan
untuk mengukur risiko gagal hayar yang dihadapi
suatu hank ketika
menjalankan kegiatan
penyaluran kredit
perhankan.
x 100% Rasio
Behan Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio perhandingan antara hiaya operasional terhadap pendapatan operasional.
x
100%
Rasio
(ROA)
Rasio yang mengukur
kemampuan manajemen
hank dalam memperoleh
profitahilitas dan
mengelola tingkat
efesiensi usaha hank
secara keseluruhan.
x 100% Rasio
(NIM)
Perhandingan antara
pendapatan hunga hersih dengan rata+rata aktiva produktif yang digunakan untuk menghasilkan laha tersehut.
0 $ "
# $ " # $ .
/
(CAR)
Rasio yang menunjukkan
seherapa jauh seluruh
aktiva hank yang
mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat herharga, tagihan pada hank lain) ikut dihiayai dari dana modal sendiri hank di
samping memperoleh
danadana dari sumher+ sumher di luar hank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain+ lain.
x 100% Rasio
, .
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah hank umum
yang ada di Indonesia yang terdaftar dalam Direktori Perhankan Indonesia
maupun Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010+2014. Metode yang digunakan
untuk memilih sampel adalah dengan menggunakan metode populasi sasaran yang
dipilih dengan mempertimhangkan kriteria tertentu, menurut ciri+ciri khusus yang
dimiliki oleh populasi tersehut. Hasil penelitian ini nantinya akan dapat digunakan
untuk menggamharkan kondisi pada hank umum yang menjadi suhjek penelitian,
namun tidak herlaku secara universal hagi seluruh hank umum. Adapun kriteria
hank yang kemudian diamhil untuk dijadikan sehagai sampel pada penelitian ini
1. Seluruh hank umum yang telah dan tercatat di Bursa Efek
Indonesia selama waktu penelitian yaitu tahun 2010+2014
2. Seluruh hank umum di Indonesia yang masih heroperasi dan atau
tersedianya laporan keuangan yang dipuhlikasikan selama kurun waktu
penelitian yaitu tahun 2010+2014
3. Tersedianya rasio keuangan yang lengkap sesuai dengan variahel yang
akan diteliti selama kurun waktu penelitian yaitu tahun 2010+2014
Berdasarkan kriteria yang telah diajukan diatas, maka jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sehanyak 30 hank. Berikut merupakan
Tahel 3.2 yang menyajikan kriteria pengamhilan sampel serta jumlah sampel yang
memenuhi kriteria untuk digunakan dalam penelitian :
$
* + $ .
* )
.
1 Seluruh hank umum yang telah dan tercatat di
Bursa Efek Indonesia selama waktu penelitian yaitu tahun 2010+2014
31
2 Bank umum di Indonesia yang sudah tidak heroperasi dan atau tidak tersedia laporan keuangan yang dipuhlikasikan selama kurun waktu penelitian yaitu tahun 2010+2014
1
3 Tidak tersedianya rasio keuangan yang lengkap sesuai dengan variahel yang akan diteliti selama kurun waktu penelitian yaitu tahun 2010+2014
0
. 1
Berdasarkan Tahel 3.2 diatas mengenai kriteria sampel penelitian,
diperlihatkan hahwa 1 hank tidak memenuhi kriteria pengamhilan sampel yang
ditetapkan oleh peneliti yaitu Bank Ekonomi Raharja dikarenakan tidak
jumlah hank yang dijadikan sampel adalah sehanyak 30 hank yang disajikan
dalam Tahel 3.3 dihawah ini:
$ .
1 PT Bank Artha Graha Internasional Thk
2 PT Bank Bukopin Thk
3 PT Bank Bumi Arta Thk
4 PT Bank Capital Indonesia Thk
5 PT Bank Central Asia Thk
6 PT Bank CIMB Niaga Thk
7 PT Bank Danamon Indonesia Thk
8 PT Bank Internasional Indonesia Thk 9 PT Bank Mandiri (Persero) Thk 10 PT Bank Mayapada Internasional Thk
11 PT Bank Mega Thk
12 PT Bank MNC Internasional Thk
13 PT Bank Mutiara Thk
14 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Thk
15 PT Bank Nusantara Parahyangan Thk
16 PT Bank OCBC NISP Thk
17 PT Bank of India Indonesia Thk
18 PT Bank Panin Thk
19 PT Bank Pemhangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Thk
20 PT Bank Permata Thk
21 PT Bank Pundi Indonesia Thk
22 PT Bank QNB Indonesia Thk
23 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Thk 24 PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Thk
25 PT Bank Sinarmas Thk
26 PT Bank Tahungan Negara (Persero) Thk
27 PT Bank Tahungan Pensiunan Nasional Thk
28 PT Bank Victoria International Thk
29 PT Bank Windu Kentjana International Thk 30 PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Thk
Sumher: www.idx.co.id (Data diolah)
Berdasarkan Tahel 3.3 hank yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
tahun herturut+turut dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Sehingga jumlah
sampel ohservasi adalah 150 sampel ohservasi yang diperoleh dari 5 tahun
ohservasi dikali 30 sampel hank umum di Indonesia.
- . $
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder pada penelitian ini diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia, yaitu
www.hi.go.id, situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id serta dari
situs resmi masing masing hank yang dijadikan ohjek dalam penelitian herupa
laporan keuangan tahunan serta dari sumher+sumher lainnya. Data yang diperoleh
adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik. Sifat
data ini adalah data dan data Penelitian ini mengamhil
data 30 perusahaan hank umum ( ) di Indonesia selama periode 5 tahun
( ) yaitu tahun 2010+2014.
2 +
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode pengumpulan data historis ( ).
Langkah+langkah yang diamhil dalam pengumpulan data yang herkaitan dengan
penulisan skripsi ini adalah sehagai herikut:
1. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan
penelitian. Data+data yang dikumpulkan adalah DPK (Dana Pihak Ketiga), NPL
( !" ROA # !" BOPO (Behan Operasional
terhadap Pendapatan Operasional), NIM ( "! CAR (
!"dan jumlah kredit yang disalurkan hank kepada masyarakat.
2. Studi Pustaka
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan teori yang
relevan terhadap permasalahan yang akan diteliti dengan melakukan studi pustaka
terhadap literatur dan hahan pustaka lainnya seperti artikel, jurnal, huku, dan
penelitian terdahulu.
3
3 "
Analisis deskriptif digunakan untuk memherikan gamharan dan informasi
mengenai data variahel dalam penelitian. Analisis deskriptif meliputi nilai rata+
rata, jumlah data, dan standard deviasi dari 6 variahel independen yaitu Dana
Pihak ketiga (DPK), (NPL), (ROA),
Behan Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO),
(NIM) dan (CAR) sehagai variahel yang
mempengaruhi penyaluran kredit.
3 4 + +
Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan analisis regresi linear herganda. Analisis linear herganda
dengan variahel terikat (Y). Analisis linear herganda memerlukan pengujian
secara serempak dengan menggunakan F hitung. Dalam analisis linear herganda
juga memerlukan pengujian asumsi klasik yang diperlukan untuk mengetahui
apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan henar+henar hehas dari adanya gejala
heteroskedastisitas, gejala multikolineritas, dan gejala autokorelasi. Model regresi
akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak hias jika telah memenuhi persyaratan
BLUE ($ % & ) yakni tidak terdapat heteroskedastisitas,
multikolineritas, autokorelasi (Situmorang dan Lutfi, 2014:166). Tujuannya
adalah agar hasil penelitian dapat diinterpretasikan secara tepat dan efisien.
Persamaan regresi linier herganda adalah sehagai herikut:
Y = a + h1X1 + h2X2 + h3X3 + h4X4 + h5X5 + h6X6 + ℮
Y = Penyaluran Kredit
a = Konstanta
h1…h6 = Koefisien Regresi
X1 = Dana Pihak Ketiga (DPK)
X2 = (NPL)
X3 = Behan Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
X4 = (ROA)
X5 = (NIM)
X6 = (CAR)
℮ = standar deviasi
5 /0 *
5 /0
memiliki distrihusi normal ataukah tidak. Untuk dapat dianalisis, data harus
herdistrihusi normal atau mendekati normal yaitu distrihusi dengan data hentuk
lonceng. Data yang haik adalah data yang mempunyai pola seperti distrihusi
normal yakni distrihusi data tersehut tidak menceng ke kiri atau menceng ke
kanan.
Cara menguji normalitas data dapat dilihat dengan tiga pendekatan yaitu
pendekatan histogram, grafik, dan ' ( ) (. Uji normalitas data
dengan pendekatan histogram dapat dilihat dengan kurva normal yaitu kurva yang
memiliki ciri+ciri khusus, salah satunya adalah hahwa " " dan
pada tempat yang sama. Pada pendekatan histogram variahel herdistrihusi normal
jika dapat ditunjukkan oleh distrihusi data yang tidak menceng ke kiri atau
menceng ke kanan. Pada pendekatan grafik, uji normalitas dapat dilihat dari titik+
titik disepanjang garis diagonal. Jika pada terlihat titik yang
mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini herarti data herdistrihusi
normal. Sedangkan pendekatan ' ( ) ( digunakan untuk
memastikan apakah data disepanjang garis diagonal herdistrihusi normal. Nilai
* ( ( + lehih kecil dari 1,97 herarti data dikatakan normal
(Situmorang dan Lufti, 2014:121). Pengamhilan keputusan mengenai normalitas
adalah sehagai herikut:
1. Jika p < 0.05 maka distrihusi data tidak normal
2. Jika p > 0.05 maka distrihusi data normal
1. Melakukan transformasi data misalnya menguhah data menjadi hentuk
logaritma (Log) atau natural (Ln).
2. Menamhah jumlah data.
3. Menghilangkan data yang dianggap sehagai penyehah tidak normalnya
data.
4. Menerima data apa adanya.
5 /0
Uji multikolinearitas hertujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variahel hehas (independen). Model
regresi yang haik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variahel independen
(Ghozali, 2009). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam
model regresi antara lain dapat dilakukan dengan melihat nilai dan
lawannya varians factor (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance > 0,10 atau sama
dengan nilai VIF < 10.
5 /0 6
Uji heteroskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sehuah grup
mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersehut. Jika varians sama,
dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan
jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas (Situmorang dan
Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan . Apahila
terlihat titik+titik menyehar secara acak tidak memhentuk pola yang jelas serta
tersehar haik diatas maupun dihawah angka nol pada sumhu Y. Hal ini herarti
tidak terjadi heteroskedastitas pada model regresi sehingga model regresi layak di
pakai.
Selain dengan " uji heterokedastisitas juga dapat dilakukan
dengan melakukan uji Spearman’s rho. Pengujian menggunakan tingkat
signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika korelasi antara variahel independen
dengan nilai ahsolut residual di dapat signifikansi lehih dari 0,05 maka dapat
dikatakan hahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
5 ! /0
Uji autokorelasi hertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode sehelumnya (Situmorang dan Lufti, 2014: 134). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul
karena ohservasi yang herurutan sepanjang waktu herkaitan satu sama lain. Model
regresi yang haik adalah regresi yang hehas dari autokorelasi. Pengujian asumsi
ini, dilakukan dengan menggunakan - - Metode ini diperkenalkan oleh
Geary sehagai uji nonparametrik dengan tanda positif dan negatif. Kaidah
keputusan dari metode ini adalah; tidak menolak hipotesis nol jika taksiran R
herada pada jarak interval; dan menolak hipotesis nol jika taksiran R herada diluar
1 + 0 6
1 /0 6 . 7 . %/0 8'
Uji F pada penelitian ini hertujuan untuk mengetahui apakah semua
variahel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
serempak terhadap variahel dependen. Pengujian hipotesis secara serempak adalah
sehagai herikut :
1. H0 : h1 = h2 = h3 = h4 = h5 = h6 = 0, artinya Dana Pihak ketiga (DPK),
(NPL), (ROA), Behan Operasional
Pendapatan Operasional (BOPO), (NIM), dan
(CAR) secara serempak herpengaruh tidak signifikan
terhadap penyaluran kredit pada hank umum yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. H1 : Minimal satu hi ≠ 0, artinya Dana Pihak ketiga (DPK),
(NPL), (ROA), Behan Operasional
Pendapatan Operasional (BOPO), (NIM),dan
(CAR) secara serempak herpengaruh signifikan terhadap
penyaluran kredit pada hank umum yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Kriteria pengamhilan keputusan pada pengujian hipotesis secara serempak adalah
1. Jika Fhitung > Ftahel, atau nilai siginifikansi (α) < 0,05, maka H0 ditolak dan
H1 diterima
2. Jika Fhitung < Ftahel, atau nilai siginifikansi (α) > 0,05, maka H0 tidak ditolak
dan H1 ditolak
1 /0 6 . 7 % /0 '
Uji statistik t untuk menguji pengaruh variahel independen (Dana Pihak
ketiga (DPK), (NPL), (ROA), Behan
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), (NIM)
(CAR)) atau untuk melihat variahel apa yang memherikan
pengaruh yang paling dominan diantara variahel yang ada. Hipotesis untuk uji
statistik t adalah sehagai herikut:
1. H0 : hi = 0, artinya Dana Pihak ketiga (DPK),
(NPL), (ROA), Behan Operasional Pendapatan
Operasional (BOPO), (NIM)
(CAR) secara parsial herpengaruh tidak signifikan terhadap penyaluran
kredit pada hank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. H1 : hi ≠ 0, artinya Dana Pihak ketiga (DPK),
(NPL), (ROA), Behan Operasional Pendapatan
Operasional (BOPO), (NIM)
(CAR) secara parsial herpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit
pada hank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kriteria pengamhilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara parsial adalah
1. Jika +ttahel < thitung < ttahel pada α = 5% maka H0 tidak ditolak dan H1 ditolak
2. Jika thitung < +ttahel dan thitung > ttahel pada α = 5% maka H0 ditolak dan H1
tidak ditolak ditolak
1 * " %4 '
Koefisien determinasi pada intinya mengukur proporsi atau persentase
sumhangan variahel hehas terhadap variahel terikat secara hersama+sama.
nilai dari koefisien determinasi adalah 0 ≤ R2≤ 1 (Situmorang dan Lufti, 2014:
178).
Semakin hanyak variahel independen ditamhahkan ke dalam model, maka
R2 akan meningkat walaupun variahel tersehut tidak herpengaruh secara
signifikan terhadap model. Fungsi dari . ) adalah mengurangi
keraguan tersehut. Nilai . ) menunjukkan proporsi variahel
dependen yang dijelaskan oleh variahel independen. Semakin tinggi nilai .
) maka akan semakin haik hagi model regresi karena menandakan hahwa
P . Bank Artha Graha Internasional Tbk berdiri pada tanggal 7 September
1973 dan berkantor pusat di Kawasan Niaga Terpadu Sudirman, Jl. Jend.
Sudirman Kav. 52'53, Jakarta Selatan. Bank Artha Graha melakukan
di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 23 Agustus 1990 dengan kode
saham INPC.
Per 31 Desember 2014, Bank Artha Graha mencatatkan total aset sebesar
Rp.23.453.347.000.000,00 dan memiliki 37 kantor cabang, 63 kantor cabang
pembantu, 11 kantor kas, 15 , dan 157 ATM serta didukung
jaringan 7.642 ATM ALTO, 79.177 jaringan ATM Prima, dan 352.947 jaringan
eDC Prima.
! "
PT. Bank Bukopin Tbk berdiri pada tanggal 19 Juli 1970 dan berkantor
pusat di Jl. MT. Haryono Kav. 50'51, Jakarta Selatan. Bank Bukopin melakukan
di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 30 Juni 2006 dengan
kode saham BBKP.
Per 31 Desember 2014, Bank Bukopin mencatatkan total aset sebesar
Rp.79.051.000.000.000,00 dan memiliki 40 kantor cabang, 121 kantor cabang
PT. Bukopin Finance dan PT. Bank Syariah Bukopin serta dua perusahaan entitas
yang terafiliasi yaitu PT. Ismawa Trimitra dan PT. BPR Dhaha Ekonomi.
# $
PT. Bank Bumi Arta Tbk berdiri pada tanggal 3 Maret 1967 dan berkantor
pusat di Jl. Wahid Hasyim No. 234, Jakarta. Bank Bumi Arta melakukan
di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 1 Juni 2006 dengan kode
saham BNBA.
Per 31 Desember 2014 Bank Bumi Arta mencatatkan total aset sebesar
Rp.5.155.423.000.000,00 dan memiliki 10 kantor cabang, 22 kantor cabang
pembantu, 20 kantor kas dan 46
% " &
PT. Bank Capital Indonesia Tbk berdiri pada tanggal 3 Mei 1979 dan
berkantor pusat di Sona Topas Tower, Jl. Jend. Sudirman Kav. 26 Lt 1 & Lt 12,
Jakarta Selatan. Bank Capital melakukan di Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 1 Oktober 2007 denga kode saham BACA.
Per 31 Desember 2014, Bank Capital Indonesia mencatatkan total aset
sebesar Rp.5.666.177.000.000 serta memiliki 30 kantor cabang pembantu dan 16
kantor kas.
' %
PT. Bank Central Asia Tbk berdiri pada tanggal 10 Oktober 1995 dan
berkantor pusat di Menara BCA Grand Indonesia, Jl. MH. Thamrin No. 1 Jakarta.
Bank BCA melakukan di Bursa Efek Indonesia pada
Per 31 Desember 2014, Bank BCA mencatatkan total aset sebesar
Rp.552.424.000.000.000,00 dan memiliki 130 kantor cabang utama, 737 kantor
cabang pembantu, 143 kantor kas, 16.694 dan ratusan ribu mesin EDC. Bank
BCA memiliki 7 perusahaan entitas anak dan asosiasi yaitu PT. BCA Finance,
BCA Finance Limited, PT. Bank BCA Syariah, PT. BCA Sekuritas, PT. Asuransi
Umum BCA (BCA Insurance), PT. Central Santosa Finance, dan PT. Asuransi
Jiwa BCA (BCA Life).
( % )
PT. Bank CIMB Niaga Tbk berdiri pada tanggal 26 September 1955 dan
berkantor pusat di Graha CIMB Niaga, Jl. Jend. Sudirman Kav. 57, Jakarta. Bank
CIMB Niaga mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29
November 1979 dengan kode saham BNGA.
Per 31 Desember 2014, Bank CIMB Niaga mencatatkan total aset sebesar
Rp.233.162.423.000.000,00 dan memiliki 567 jaringan kantor cabang, 30 kantor
cabang Syariah, 527 cabang yang memiliki fungsi 92
cabang dengan fungsi sebagai kantor gadai Rahn, 3.272 unit ATM dan 66 unit
CDM. Bank CIMB Niaga memiliki dua perusahaan entitas anak yaitu PT. CIMB
Niaga Auto Finance (CNAF) dan PT. Kencana Internusa Artha Finance (KITAF).
* $ &
PT. Bank Danamon Indonesia Tbk berdiri pada tanggal 16 Juli 1956 dan
berkantor pusat di Graha Adira, Jl. MT. Haryono Kav. 42, Jakarta Selatan. Bank
Danamon melakukan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal
Per 31 Desember 2014, Bank Danamon mencatatkan total aset sebesar
Rp.195.709.000.000.000,00 dan memiliki 2.156 jaringan kantor cabang dan pusat
pelayanan yang terdiri dari kantor cabang konvensional, unit Danamon Simpan
Pinjam dan unit Syariah, serta kantor cabang entias anak, dan memiliki 1.473
ATM. Bank Danamon memiliki 3 anak perusahaan yaitu PT. Adira Multi Finance
Tbk (Adira Finance), PT. asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance), dan PT
Adira Quantum Multifinance (Adira Kredit).
+ &
PT. Bank Internasional Indonesia Tbk didirikan pada tanggal 15 Mei 1959
dan berkantor pusat di Sentral Senayan III, Jl. Asia Afrika No. 7 Gelora Bung
Karno Senayan, Jakarta. Bank BII melakukan di Bursa
Efek Indonesia tanggal 21 November 1979 dengan kode saham BNII. Pada tahun
2007, Malayan Banking Berhard (Maybank) mengakuisisi BII melalui anak
perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, Maybank Offshore Corporate Service
(Labuan) Sdn. Bhd. (MOCS).
Per 31 Desember 2014, Bank BII mencatatkan total aset sebesar
Rp.143.317.466.000.000,00 dan memiliki 427 cabang termasuk cabang Syariah
serta 2 cabang luar negeri di Mauritius dan Mumbai, 13 Mobil Kas Keliling, dan
1.530 ATM. Bank BII memiliki dua entitas anak perusahaan yaitu PT. Wahana
Ottomitra Multiartha Tbk dan PT. BII Finance Center.
, & - .
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk berdiri pada tanggal 2 Oktober 1997 dan
Bank Mandiri melakukan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya pada tanggal 14 Juli 2003 dengan kode saham BMRI.
Per 31 Desember 2014, Bank Mandiri mencatatkan total aset sebesar
Rp.755.039.673.000.000.000,00 dan memiliki 137 kantor cabang, 1.017 kantor
cabang pembantu, 261 kantor kas, 15.444 ATM, 47.323 ATM dan 7 jaringan
kantor luar negeri. Bank Mandiri memiliki 10 perusahaan entitas anak yaitu PT.
Bank Syariah Mandiri, Bank Mandiri (Europe) Limited, PT. Mandiri Sekuritas,
PT. Bank Sinar Harapan Bali, PT. Mandiri Tunas Finance, Mandiri International
Remittance Sendirian Berhad, PT. AXA Mandiri Financial Services, PT. Mandiri
AXA General Insurance, PT. Mandiri Manajemen Investasi, dan PT. Asuransi
Jiwa InHealth Indonesia.
/ 0 " &
PT. Bank Mayapada Internasional Tbk berdiri pada tanggal 10 Januari
1990 dan berkantor pusat di Mayapada Tower GF'3rd Floor, Jl. Jend. Sudirman
Kav. 27, Jakarta. Bank Mayapada melakukan di Bursa
Efek Jakarta pada tanggal 7 Agustus 1997 dengan kode saham MAYA.
Per 31 Desember 2014, Bank Mayapada mencatatkan total aset sebesar
Rp.36.173.591.000.000,00 dan memiliki 36 kantor cabang, 67 kantor cabang
pembantu, 75 kantor fungsional, 12 kantor kas dan 109 jaringan ATM.
)
PT. Bank Mega Tbk didirikan pada tanggal 15 April 1969 dan berkantor
pusat di Menara Bank Mega, Jl. Kapten Tendean Kav. 12'14A, Jakarta. Bank
MEGA. Per 31 Desember 2014, Bank Mega mencatatkan total aset sebesar
Rp.6.647.000.000.000,00 dan memiliki 344 jaringan kantor cabang.
! %
PT. Bank MNC Internasional Tbk berdiri pada tanggal 31 Juli 1979 dan
berkantor pusat di Gedung MNC Financial Center Lantai 6,7,7, Jl. Kebon Sirih
Raya No. 27 Jakarta Pusat. Bank MNC Internasional melakukan
di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 15 Juli 2002 dengan kode saham
BABP.
Per 31 Desember 2014, Bank MNC Internasional mencatatkan total aset
sebesar Rp.9.430.264.000.000,00 dan memiliki 16 kantor cabang, 34 kantor
cabang pembantu, 40 kantor kas, 2 , dan 76 ATM.
#
PT. Bank Mutiara Tbk merupakan metamorfosa dari Bank Century yang
diambil alih oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berdasarkan keputusan
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) No. 04/KSSK.03/2007 pada tanggal
21 November 2007. Bank Mutiara berkantor pusat di Gedung Internasional
Financial Centre (IFC), Jl. Jend. Sudirman Kav. 22'23 Jakarta.
Per 31 Desember 2014, Bank Mutirara mencatatkan total aset sebesar
Rp.12.672.021.000.000,00 dan memiliki 23 kantor cabang, 35 kantor cabang
pembantu, 3 kantor kas, dan 64 ATM.
) & - .
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berdiri pada tanggal 5 Juli 1946
BNI melakukan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 25
November 1996 dengan kode saham BBNI.
Per 31 Desember 2014, Bank BNI mencatatkan total aset sebesar
Rp.416.574.000.000.000,00 serta memiliki 167 kantor cabang, 4 kantor cabang
luar negeri yaitu Singapura, Hong Kong, Tokyo, dan London serta 1 kantor
perwakilan di New York, 912 kantor layanan, 495 kantor kas, 92 ,
77 layanan gerak, 14.071 ATM termasuk 6 unit ATM di luar negeri yaitu
Singapura dan Hong Kong. Bank BNI tercatat memiliki penyertaan saham di 10
perusahaan anak dengan kepemilikan mayoritas berada pada BNI Remittance,
Ltd., PT. Bank BNI Syariah, PT. BNI Multifinance, PT. BNI Securities, dan PT.
BNI Life Insurance.
' 0 )
PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk berdiri pada 17 Januari 1972 dan
berkantor pusat di Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Bandung 40132. Bank BNP melakukan
di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 15 September 2000
dengan kode saham BBNP.
Per 31 Desember 2014, Bank BNP mencatakan total aset sebesar
Rp.9.467.773.000.000,00 serta memiliki 16 kantor cabang, 44 kantor cabang
pembantu, 4 kantor kas, 1 kantor fungsional non operasional bank, dan 1 mobil
kas.
( 1% %
PT. Bank OCBC NISP Tbk berdiri pada tanggal 4 April 1941 dan
Selatan. Bank OCBC NISP melakukan di Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 20 Oktober 1994 dengan kode saham NISP.
Per 31 Desember 2014, Bank OCBC NISP mencatatkan total asset sebesar
Rp.103.123.179.000.000,00 serta memiliki 630 kantor cabang dan perwakilan,
termasuk 56 cabang di Singapura, 41 cabang di Malaysia, 337 kantor di Indonesia,
dan 120 kantor cabang dan kantor cabang pembantu di China.
* & &
PT. Bank of India Indonesia Tbk berdiri pada tanggal 27 September 1967
dan berkantor pusat di Jl. H. Samanhudi No. 37, Jakarta Pusat. Bank of India
Indonesia mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 01 Mei
2002 dengan kode saham BSWD.
Per 31 Desember 2014, Bank of India Indonesia mencatatkan total asset
sebesar Rp.5.029.277.000.000,00 serta memiliki 7 kantor cabang, 6 kantor cabang
pembantu dan 6 kantor kas.
+
PT. Bank Panin Tbk berdiri pada tanggal 17 Agustus 1971 dan berkantor
pusat di Gedung Panin Centre, Jl. Jend. Sudirman, Jakarta. Bank Panin melakukan
di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1972 dengan kode saham
PNBN.
Per 31 Desember 2014, Bank Panin mencatatkan total asset sebesar
Rp.172.572.000.000.000,00 serta memiliki 57 kantor cabang di Indonesia, 1
, $ ) 2 3 &
PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk berdiri pada
tanggal 20 Mei 1961 dan berkantor pusat di Menara bank bjb, Jl. Naripan No. 12'
14 Bandung. Bank bjb melakukan di Bursa Efek Indonesia
pada tanggal 7 Juli 2010 dengan kode saham BJBR.
Per 31 Desember 2014, Bank bjb mencatatkan total aset sebesar
Rp.75.736.537.000.000,00 serta memiliki 62 kantor cabang, 312 kantor cabang
pembantu, 317 kantor kas, 133 11 kas mobil keliling, dan 1.191
ATM. Bank bjb memiliki 3 anak perusahaan yaitu Bank bjb Syariah, PD. BPR
LPK Garutkota, dan PD. BPR LPK Jalancagak.
!/ $
PT. Bank Permata Tbk berdiri pada tanggal 17 Desember 1954 dan
berkantor pusat di Gedung WTC II, Lt. 1'2;21'30, Jl. Jend. Sudirman Kav. 29'31
Jakarta. Bank Permata melakukan di Bursa Efek Indonesia
pada tanggal 14 November 1990 dengan kode saham BNLI.
Per 31 Desember 2014, Bank Permata mencatatkan total aset sebesar
Rp.175.349.761.000.000,00 serta memiliki 314 kantor cabang konvensional, 16
kantor cabang syariah, 273 Syariah, 22 3
dan 1.005 unit ATM. Bank Permata memiliki 6 anak perusahaan
dan afiliasi yaitu PT. Sahabat Finansial Keluarga, PT. Astra Sedaya Finance, PT.
Sarana Bali Ventura, PT. Aplikanusa Lintasarta, PT. Sarana Bersama
! & &
PT. Bank Pundi Indonesia Tbk berdiri pada tanggal 11 September 1992
dan berkantor pusat di Jl. RS. Fatmawati No. 12, Jakarta Selatan . Bank Pundi
melakukan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 22 Juni
2001 dengan kode saham BEKS. Per 31 Desember 2014, Bank Pundi
mencatatkan total aset sebesar Rp.9.044.046.000.000,00 serta memiliki 207 kantor
cabang dan 165 ATM.
!! 4 &
PT. Bank QNB Indonesia Tbk didirkan pada tanggal 27 April 1913 dan
berkantor pusat di QNB Tower 17 Parc SCBD, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52'53
Jakarta. Bank QNB Indonesia melakukan di Bursa Efek
Jakarta pada November 2002 dengan kode saham BKSW. Per 31 Desember 2014,
Bank QNB Indonesia mencatatkan total aset sebessar Rp.20.739.017.000.000,00
serta memiliki 46 kantor cabang dan 49 ATM.
!# 5 0 & - .
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berdiri pada tanggal 17
Desember 1969 dan berkantor pusat di Gedung BRI, Jl. Jend. Sudirman Kav. 44'
46 Jakarta. Bank BRI melakukan di Bursa Efek Jakarta
pada tanggal 10 November 2003 dengan kode saham BBRI.
Per 31 Desember 2014, Bank BRI mencatatkan total aset sebesar
Rp.701.955.000.000.000 serta memiliki 19 kantor wilayah, 461 kantor cabang
(termasuk 3 unit kerja luar negeri), 574 kantor cabang pembantu, 971 kantor kas,
20.792 ATM, 131.204 EDC, 392 CDM, dan 55 E'Buzz. Bank BRI memiliki 3
perusahaan entitas anak yaitu PT. Bank BRISyariah, PT. Bank Agroniaga Tbk,
BRIngin Remittance Co. Ltd., dan 1 entitas asosiasi yaitu PT. BTMU'BRI
Finance.
! 5 0 & ) )
PT. Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk berdiri pada tanggal 27
September 1979 dan berkantor pusat di Agro Plaza, Jl. HR. Rasuna Said Blok X2
No. 1 Jakarta. Bank BRI Agroniaga melakukan di Bursa
Efek Indonesia pada Agustus 2003 dengan kode saham AGRO.
Per 31 Desember 2014, Bank BRI Agroniaga mencatakan total aset
sebesar Rp.6.375.191.474.000,00 serta memiliki 14 kantor cabang, 26 kantor
cabang pembantu, 3 kantor kas, 1 41 ATM BRI AGRO, ATM BRI
dan jaringan ATM Bersama.
!' $
PT. Bank Sinarmas Tbk berdiri pada tanggal 17 Agustus 1979 dan
berkantor pusat di Sinar Mas Land Plaza Tower I, 1st & 2nd Floor, Jl. MH.
Thamrin No. 51, Jakarta. Bank Sinarmas melakukan di
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 13 Desember 2010 dengan kode saham BSIM.
Per 31 Desember 2014, Bank Sinarmas mencatakan total aset sebesar
Rp.21.259.549.000.000,00 serta memiliki 12 kantor wilayah, 73 kantor cabang,
130 kantor cabang pembantu, 141 kantor kas, 27 kantor cabang syariah, 10 kantor
!( ) ) - .
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk berdiri pada tanggal 9 Februari
1950 dan berkantor pusat yang berlokasi di Menara Bank BTN, Jl. Gajah Mada
No. 1 Jakarta. Bank BTN melakukan pada 17 Desember
2009 di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham BBTN.
Per 31 Desember 2014, Bank BTN mencatatkan total aset sebesar
Rp.144.576.000.000.000,00 serta memiliki 65 kantor cabang, 223 kantor cabang
pembantu, 479 kantor kas, 22 kantor cabang Syariah, 21 kantor cabang pembantu
Syariah, 7 kantor kas Syariah, 22 dan 1.730 ATM.
!* )
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk berkantor pusat di Menara
Cyber 2 lantai 24'25, Jl. HR. Rasuna Said blok X'5 N0. 13 Jakarta Selatan. Bank
BTPN melakukan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12
Maret 2007 dengan kode saham BTPN.
Per 31 Desember 2014, Bank BTPN mencatatkan total aset sebesar
Rp.75.014.737.000.000,00 serta memiliki 409 kantor cabang BTPN Purna Bakti,
122 575 BTPN cabang BTPN Mitra Usaha Rakyat, 56 kantor
cabang Sinaya. Bank BTPN memiliki 1 perusahaan entitas anak yaitu BTPN
Syariah.
!+ 6
PT. Bank Victoria International Tbk didirikan pada tanggal 27 Oktober
Jakarta Pusat. Bank Victoria melakukan di Bursa Efek
Jakarta pada tanggal 30 Juni 1999 dengan kode saham BVIC.
Per 31 Desember 2014, Bank Victoria mencatatkan total asset sebesar
Rp.21.364.772.000.000,00 serta memiliki 6 kantor cabang, 63 kantor cabang
pembantu, dan 32 jaringan kantor lain (kantor kas, dan lainnya).
Bank Victoria memiliki satu perusahaan entitas anak yaitu PT. Bank Victoria
Syariah.
!, 7 & 8 9
PT. Windu Kentjana International Tbk merupakan bank hasil
penggabungan (merger) antara PT. Bank Multicor Tbk dan PT. Bank Windu
Kentjana pada tanggal 7 januari 2007. Bank Windu berkantor pusat di Equity
Tower Lt 9, (SCBD) Lot 9, Jl. Jend. Sudirman
Kav. 52'53 Jakarta Selatan. Sebelumnya, perusahaan telah terlebih dahulu
melakukan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 3 juli 2007
dengan kode saham MCOR.
Per 31 Desember 2014, Bank Windu mencatatkan total asset sebesar
Rp.9.769.591.000.000,00 serta memiliki 22 kantor cabang, 21 kantor cabang
pembantu, dan 32 kantor kas.
#/ 7 & & ,/(:
PT. Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk berdiri pada tanggal 15 Juni
1974 berkantor pusat di Gedung Bank Woori Saudara, Jl. Diponegoro No. 27
Bandung. Bank Woori Saudara melakukan di Bursa Efek
Per 31 Desember 2014, Bank Woori Saudara mencatatkan total asset
sebesar 16.432.776.000.000,00 serta memiliki 17 kantor cabang, 73 kantor cabang
pembantu, 16 kantor kas, 25 kas mobil, 5 kantor fungsional, dan 7 kantor cabang
pembantu korporat.
!
! "
Untuk memberikan gambaran informasi mengenai data variabel dalam
penelitian ini, maka digunakan tabel statistik deskriptif. Tabel statistik deskriptif
ini meliputi rata'rata ( ), jumlah data (N), dan standar deviasi dari 6 (enam)
variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), ! (NPL), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), "
# (ROA), $ (NIM), dan # % " (CAR) sebagai variabel yang mempengaruhi penyaluran kredit bank umum di Indonesia.
Hasil analisis statistik deskriptif disajikan pada Tabel 4.1 berikut ini:
"
!" #
$! ! % &"
' ( )( * + * ,
Pada Tabel 4.1 diketahui bahwa penyaluran kredit bank umum di
Indonesia periode 2010'2014 memiliki nilai minimum sebesar Rp.612,75M oleh
PT. Bank Pundi Indonesia Tbk pada tahun 2010 dan nilai maksimum sebesar
Rp.529.973,54M oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2014. Nilai
standar deviasi ( ) sebesar Rp.107.407,73M dan nilai rata'rata
( ) sebesar Rp.70.573,36M. Nilai rata'rata ( & yang lebih kecil dibandingkan nilai standar deviasi ( ) menunjukkan bahwa data
terdistribusi kurang baik.
Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki nilai minimum sebesar Rp.1.159,72M
oleh PT. Bank Pundi Indonesia Tbk pada tahun 2010 dan nilai maksimum sebesar
Rp.636.373,09M oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2014. Nilai
standar deviasi ( ) sebesar Rp.134.957,97M dan nilai rata'rata
( ) sebesar Rp.753.44,29M. Nilai rata'rata ( & yang lebih kecil dibandingkan nilai standar deviasi ( ) menunjukkan bahwa data
terdistribusi kurang baik.
! (NPL) memiliki nilai minimum sebesar 0% oleh PT. Bank Bumi Arta Tbk pada tahun 2012 dan 2013 serta PT. Bank Victoria
International Tbk pada tahun 2010 dan nilai maksimum sebesar 7,72% oleh PT.
Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk pada tahun 2010. Nilai standar deviasi
( ) sebesar 1,47% dan nilai rata'rata ( ) sebesar 1,60%.
" # (ROA) memiliki nilai minimum sebesar '12,90% oleh PT. Bank Pundi Indonesia Tbk pada tahun 2010 dan nilai maksimum sebesar
5,15% oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk pada tahun 2012. Nilai
standar deviasi ( ) sebesar 2,06% dan nilai rata'rata ( )
sebesar 1,70%. Nilai rata'rata ( &yang lebih kecil dibandingkan nilai standar deviasi ( ) menunjukkan bahwa data terdistribusi kurang baik.
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) memiliki
nilai minimum sebesar 33,27% oleh PT. Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk
pada tahun 2013 dan nilai maksimum sebesar 173,70% oleh PT. Bank Mutiara
Tbk pada tahun 2013. Nilai standar deviasi ( ) sebesar 17,57%
dan nilai rata'rata ( ) sebesar 72,09%. Nilai rata'rata ( &yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi ( ) menunjukkan bahwa data
terdistribusi dengan baik.
$ (NIM) memiliki nilai minimum sebesar 0,24% oleh PT. Bank Mutiara Tbk pada tahun 2014 dan nilai maksimum sebesar 16,64% oleh
PT. Bank Pundi Indonesia Tbk pada tahun 2012. Nilai standar deviasi (
) sebesar 2,52% dan nilai rata'rata ( ) sebesar 5,73%. Nilai rata'rata
( & yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi ( ) menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik.
# % " (CAR) memiliki nilai minimum sebesar 9,41% oleh PT. Bank Mutiara Tbk pada tahun 2011 dan nilai maksimum sebesar 46,49%
oleh PT. Bank QNB Indonesia Tbk pada tahun 2010. Nilai standar deviasi
Nilai rata'rata ( & yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi ( ) menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik.
! ! ;9 $ 8
! ! ;9 $
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
telah mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data
yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yaitu distribusi data tidak
menceng ke kiri atau ke kanan. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah
data berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan pendekatan histogram, grafik,
dan ' (
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
$ ;9 $
$ $ - ) $.
Berdasarkan histogram pada Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa data tidak
dengan cara melakukan transformasi data dengan mengubah data menjadi
Logaritma natural (Ln). Setelah data penyaluran kredit, DPK, NPL, BOPO, ROA,
NIM, CAR diubah ke dalam Ln, dilakukan analisis data yang kedua, hasil
histogram tampak seperti Gambar 4.2 berikut ini:
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
$ ! ;9 $
$ - ) $.
Berdasarkan histogram pada Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa data
variabel berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak
menceng ke kiri atau menceng ke kanan (kurvanya berbentuk lonceng).
Cara lain untuk menguji normalitas data dengan grafik yakni dengan
melihat penyebaran data (titik) pada garis diagonal dari grafik normalitas (
ahwa data berdistiribusi normal. Namun, jika data menyebar jauh dari garis
diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa
data tidak berdistribusi normal.
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
$ # ;9 $ - .
Berdasarkan grafik pada Gambar 4.3 dapat
diketahui bahwa titik'titik mengikuti data disepanjang garis diagonal. Hal ini
berarti data berdistribusi normal. Untuk memastikan apakah data di sepanjang
garis diagonal tersebut berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji
! ;9 $ -;9 .
- * .
* (
( */0
* 1 22 3 *
"0* ( *
4 #
( 4 # 5
"*6 7 4 ) # ( ,
8 * * 0 * (
0 & (3 ( 2
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Berdasarkan uji ' ( (1 sample K'S) pada Tabel 4.2 menunjukkan besarnya nilai Asymp. Sig. (2'tailed) adalah 0,279 berada di atas
nilai signifikan 0,05 dan nilai ' ( ) sebesar 0,992 lebih kecil dari 1,97. Hal ini berarti data terdistribusi normal, sehingga dari uji ini
menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
! ! ! ;9
Uji multikolinieritas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel independen satu dengan yang lainnya.
Uji ini dilakukan dengan melihat dan koefisien korelasi
antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas
dapat dilakukan dengan melihat nilai dan *
[image:52.612.185.449.115.289.2]+ (VIF). Dengan ketentuan jika VIF < 10 atau > 0,1 maka tidak terjadi multikolinieritas. Hasil pengujian statistik multikolinieritas tampak pada
# ;9
( - * .
& 22 3 *
. & 22 3 *
4 & (( 6 * 3*
$ 1 $ 8 ( 3 '%9
)& * , : :
:$! ! # # #
: !" # # #
: %
:&" # # #
7 ' 0( ; :
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Berdasarkan dari hasil perhitungan nilai VIF, tidak satupun variabel
independen yang memiliki lebih dari 10, karena nilai VIF tertinggi sebesar 2,246
dan nilai seluruh variabel independen menunjukkan hasil lebih dari 0,1
sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi gejala
multikolinieritas antar variabel independen.
! ! # ;9 &
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup
mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Model regresi yang
baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk melihat apakah
heteroskedastisitas atau tidak, dapat dilakukan melalui pendekatan grafik. Grafik
untuk menguji heteroskedastisitas tampak pada Gambar 4.3 berikut
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
$ 6 "
Dari grafik Scatterplot yang disajikan, terlihat titik'titik yang menyebar
secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di
atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
Cara lain untuk menguji heteroskedastisitas data adalah dengan Uji
Spearman’s rho dengan ketentuan jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
kesimpulannya adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 kesimpulannya adalah terjadi heteroskedastisitas.
;9 " $ <
: : : !" :$! ! : % :&" 0*: *
7 <* =
:
& (
& 22 3 # >> >> # >> > #
4 ) # ( ,
:
& (
& 22 3 # >> # >> >> # # >>
4 ) # ( ,
: !"
& (
& 22 3 >> # >> # >> >> >> #
4 ) # ( ,
:$! !
& (
& 22 3 # >> >> # >> # >> # >>
4 ) # ( ,
: %
& (
& 22 3 > # >> # >> #
4 ) # ( ,
:&"
& (
& 22 3 # # >> >> # >>
4 ) # ( ,
0*: *
& (
& 22 3 # #
4 ) # ( ,
>> & ( * * 4 2 3 = ( ( ) # ( ,
> & ( * * 4 2 3 = ( ( ) # ( ,
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Hasil uji Heterokedastisitias pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai
Asymp. Sig. (2'tailed) masing'masing variabel independen seluruhnya lebih besar
daripada α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
! ! ;9
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
autokorelasi dapat dilakukan dengan uji , " , . Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini:
' ;9
- * .
* ( 8 * ' (
& * * ? 8 * ' ( & * * @A 8 * ' ( 8 ( & * *
0 2 *
5 #
"*6 7 4 ) # ( ,
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Hasil uji autokorelasi pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai adalah
0,01354 dan nilai Asymp. Sig. (2'tailed) sebesar 0,606 lebih besar daripada α
(0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa residual bersifat atau tidak
terjadi autokorelasi positif atau negatif pada model regresi penelitian ini.
! # 5 ) ) &
Analisis regresi linier berganda ditujukan untuk mengetahui pengaruh atau
hubungan variabel independen (X1, X2, X3, X4, X5 dan X6) berupa variabel Dana
Pihak Ketiga (DPK), ! (NPL), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), " # (ROA), $ (NIM), dan # % " (CAR) terhadap variabel dependen yaitu penyaluran kredit (Y). Hasil regresi linear berganda tampak pada Tabel 4.6
berikut ini:
(
( - * . & 22 3 * . & 22 3 *
4
$ 1 $
)& * , : :
:$! ! # # #
: !" # # #
: %
:&" # # #
7 ' 0( ; :
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.6 kolom - . bagian B
( ) diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut.
Y= 1,623 + 1,005X1 + 0,014X2 – 0,370X3 – 0,073X4 + 0,074X5 – 0,107X6
Dari persamaan regresi linear berganda, maka dapat diinterpretasikan
beberapa hal antara lain:
1. Nilai konstanta persamaan tersebut adalah sebesar 1,623 yang
menunjukkan bahwa apabila semua variable independen yaitu DPK, NPL,
BOPO, ROA, NIM, dan CAR dianggap konstan atau nol, maka nilai dari
penyaluran kredit adalah sebesar 1,623%.
2. Variabel Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif terhadap penyaluran
kredit dengan nilai koefisien sebesar 1,005. Artinya jika DPK naik sebesar
1%, maka penyaluran kredit akan mengalami kenaikan sebesar 1,005 atau
100,5% dengan asumsi nilai variabel lain dianggap konstan.
naik sebesar 1%, maka penyaluran kredit akan mengalami kenaikan
sebesar 0,014 atau 0,14% dengan asumsi nilai variabel lain dianggap
konstan.
4. Variabel Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit dengan nilai koefisien
sebesar '0,370. Artinya jika BOPO naik sebesar 1%, maka penyaluran
kredit akan mengalami kenaikan sebesar '0,370 atau '37% dengan asumsi
nilai variabel lain dianggap konstan.
5. Variabel " # (ROA) berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit dengan nilai koefisien sebesar '0,073. Artinya jika ROA
naik sebesar 1%, maka penyaluran kredit akan mengalami kenaikan
sebesar '0,073 atau '7,3% dengan asumsi nilai variabel lain dianggap
konstan.
6. Variabel $ (NIM) berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit dengan nilai koefisien sebesar 0,074. Artinya jika NIM
naik sebesar 1%, maka penyaluran kredit akan mengalami kenaikan
sebesar 0,074 atau 7,4% dengan asumsi nilai variabel lain dianggap
konstan.
7. Variabel # % " (CAR) berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit dengan nilai koefisien sebesar '0,004. Artinya jika NIM
naik sebesar 1%, maka penyaluran kredit akan mengalami kenaikan
sebesar '0,107 atau '10,7% dengan asumsi nilai variabel lain dianggap
# ) 9 "
# ;9 $" -;9 =.
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dengan kriteria jika
Fhitung > Ftabel dan jika tingkat signifikansinya di bawah 0,05 maka variabel
independen secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Hasil uji F tampak pada Tabel 4.7 berikut ini:
*
" 6 $" -;9 =.
( 2 B * 2 B 9 4
4 ** 0
* ( 8 (
7 ' 0( ; :
0 3 *; )& * ,/ :&" / : !"/ : / : % / : / :$! ! Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh nilai Fhitung sebesar 1592,776 sedangkan
Ftabel pada tingkat kepercayaan α = 5% adalah 2,16. Nilai Fhitung 1592,776 > Ftabel
2,16 dengan tingkat siginifikansi 0,000. Dengan demikian berarti H1 tidak ditolak
dan H0 ditolak, atau dapat dinyatakan bahwa DPK, NPL, BOPO, ROA, NIM, dan
CAR secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit bank
umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010'2014.
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing'masing variabel
independen secara parsial yang terdiri atas DPK, NPL, BOPO, ROA, NIM, dan
CAR terhadap penyaluran kredit. Dengan kriteria jika thitung > ttabel atau –ttabel > '
thitung dan jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka variabel independen
secara parsial berpengaruh siginifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji t
dapat kita lihat pada Tabel 4.7 berikut ini:
+ ;9
( - * . & 22 3 * .
& 22 3 *
4
$ 1 $
)& * , : :
:$! ! # # #
: !" # # #
: %
:&" # # #
7 ' 0( ; :
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Hasil uji t pada Tabel 4.7 diperoleh ttabel pada taraf nyata 5% untuk uji dua
arah (α/2 = 0,05/2 = 0,0025) dengan derajat bebas (df= n'k = 150'7 = 143) adalah
1,976. Dengan demikian hasil uji t secara parsial dapat diinterpretasikan sebagai
berikut:
1. Pengujian Dana Pihak Ketiga (X1) terhadap penyaluran kredit (Y)
menunjukkan signifikansi 0,000 < 0,05 sedangkan thitung (77,715) > ttabel
(1,976). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel DPK berpengaruh dan
Berdasarkan hasil regresi linier berganda, nilai koefisien regresi DPK
sebesar 1,005 yang berarti DPK berpengaruh positif. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel DPK berpengaruh positif
dan signifikan terhadap penyaluran kredit bank umum yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2010'2014.
2. Pengujian ! (X2) terhadap penyaluran kredit (Y) menunjukkan signifikansi 0,477 > 0,05 sedangkan thitung (0,697) < ttabel
(1,976). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel NPL berpengaruh tidak
signifikan terhadap penyaluran kredit.
Berdasarkan hasil regresi linier berganda, nilai koefisien regresi NPL
sebesar 0,014 yang berarti NPL berpengaruh positif. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel NPL berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit bank umum yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2010'2014.
3. Pengujian Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (X3)
terhadap penyaluran kredit (Y) menunjukkan signifikansi 0,006 < 0,05
sedangkan 'ttabel ('1,976) < 'thitung ('2,790). Maka dapat disimpulkan bahwa
variabel BOPO berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit.
Berdasarkan hasil regresi linier berganda, nilai koefisien regresi BOPO
sebesar '0.370 yang berarti BOPO berpengaruh negatif. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel BOPO berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit bank umum yang
4. Pengujian " # (X4) terhadap penyaluran kredit (Y) menunjukkan signifikansi 0,043 < 0,05 sedangkan 'ttabel ('1,976) < 'thitung
('2,042). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel ROA berpengaruh
signifikan terhadap penyaluran kredit.
Berdasarkan hasil regresi linear berganda, nilai koefisien regresi ROA
sebesar '0,073 yang berarti ROA berpengaruh negatif. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel ROA berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap penyaluran kredit bank umum yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2010'2014.
5. Pengujian $ (X5) terhadap penyaluran kredit (Y) menunjukkan signifikansi 0,107 > 0,05 sedangkan thitung (1,622) < ttabel
(1,976). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel NIM berpengaruh dan
tidak signifikan terhadap penyaluran kredit.
Berdasarkan hasil regresi linier berganda, nilai koefisien regresi NIM
sebesar 0,074 yang berarti NIM berpengaruh positif. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel NIM berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit bank umum yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2010'2014.
6. Pengujian # % " (X6) terhadap penyaluran kredit (Y) menunjukkan signifikansi 0,169 > 0,05 sedangkan 'thitung ('1,373) > 'ttabel
('1,976). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel CAR berpengaruh tidak
Berdasarkan hasil regresi linier berganda, nilai koefisien regresi CAR
sebesar '0,107 yang berarti CAR berpengaruh negatif. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel CAR berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit bank umum yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2010'2014.
# # 8 $ -5!.
Koefisien determinasi (R2)