MEDAN CONVENTION CENTER
(ARSITEKTUR METAFORA)LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010 / 2011
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur
Oleh
ANNISA THOYYIBAH
060406035
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN CONVENTION CENTER
( ARSITEKTUR METAFORA )
Oleh :
ANNISA THOYYIBAH 06 0406 035
Medan, 22 Desember 2010
Disetujui Oleh :
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
NIP. 1963 0716199802 1001 Devin Defriza, ST. MT
Pembimbing I
Firman Eddy, ST. MT
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)
Nama : Annisa Thoyyibah
NIM : 06 0406 035
Judul Proyek Tugas Akhir : Medan Convention Center
Tema : Arsitektur Metafora
Rekapitulasi Nilai :
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :
No. Status
Waktu Pengumpulan
Laporan
Paraf Pembimbing
I
Paraf Pembimbing
II
Koordinator TKA-490
1. Lulus Langsung
2. Lulus Melengkapi
3. Perbaikan Tanpa Sidang 4. Perbaikan
Dengan Sidang 5. Tidak Lulus
Medan, 21 Desember 2010
A B+ B C+ C D E
Ketua Departemen Arsitektur,
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
NIP: 1963 0716199802 1001
Koordinator TGA-490,
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah menjadi sumber kekuatan selama berlangsungnya pengerjaan tugas akhir ini.
Tugas akhir ini mengambil judul: Medan Convention Center. Tugas akhir ini merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.
Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada pembimbing tugas akhir bapak Devin Defriza, ST. MT dan kepada bapak
Firman Eddy, ST. MT sebagai pembimbing tugas akhir, atas kesediaannya
membimbing, motivasi, pengarahan, dan waktu beliau kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:
1. Allah SWT, zat yang paling mulia, yang selalu membuka pintu rahmat dan pertolongan-Nya kepada penulis hingga dapat menyelesaikan jenjang pendidikan ini.
2. Orang tua saya yang tercinta, Bapak Drs. H. Isman R. Nasution dan Ibu Hj. Anita Tanjung atas segala doa, dukungan, kesabaran, dan segala pengorbanannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Ibrahim Alwie Damanik, ST atas segala dukungannya.
4. Adik-adik tersayang, Dini Fitria Annur dan Aldino G. Nasution yang selalu memberikan motivasi tiada henti.
5. Adik-adik, dr. Ahmad Ridho Damanik, Abdul Rasyid Damanik, dan Balqis Nurmauli Damanik.
6. Muharreza S. Pane dan Isfandiari Anantha yang membantu saya
dalam proses pengerjaan tugas akhir.
7. Teman - teman stambuk 2006, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, terutama kepada M. Taufik
8. Semua teman – teman Studio Tugas Akhir Semester A TA 2010 / 2011, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
9. Ir. M. Nawawiy Lubis, selaku dosen pembimbing dan penguji.
10. Ir. Vinky N. Rahman, MT, dosen tekbang yang membantu saya
dalam menyelesaikan struktur bangunan saya.
Kiranya Allah SWT memberikan dan melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya bagi mereka atas segala yang telah diperbuat untuk penulis.
Penulis sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini mungkin masih mempunyai banyak kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Dan, akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.
Medan, 22 Desember 2010 Hormat saya,
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHP2A ).. ... i
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
Bab I. Pendahuluan I.1. Latar Belakang ... 1
I2. Maksud dan Tujuan Proyek ... 1
I.3. Perumusan Masalah dan Batasan Proyek ... 2
I.4. Metode Pendekatan ... 2
I.5. Asumsi-asumsi ... 3
I.6. Kerangka Berpikir ... 4
I.7. Sistematika Laporan ... 5
Bab II. Deskripsi Proyek II.1. Terminologi Judul ... 6
II.2. Tinjauan Proyek ... 7
II.2.1. Deskripsi Proyek ... 7
II.2.2. Lokasi... 8
II.2.2.a. Tinjauan Pemilihan Kota Medan ... 8
II.2.2.b. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 8
II.3. Tinjauan Fungsi………..20
2.3.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan………20
II.3.1.1. Segmen Pengguna……….20
II.3.1.2.Kegiatan……….21
II.3.2. Deskripsi Perilaku………22
II.3.3. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang………...23
Bab III. Elaborasi Tema
III.1. Pengertian Tema.………...43
III.2. Interpretasi Tema………...44
III.2. Keterkaitan Tema dengan Judul………..49
III.3. Studi Banding Tema Sejenis………...50
Bab IV. Analisa IV.1. Analisa Eksisting ... 56
IV.1.1. Analisa Lokasi ... 56
IV.1.2. Kondisi Eksisting Lahan ... 57
IV.1.3. Tata Guna Lahan ... 58
IV.1.4. Bulk ... 60
IV.1.5. Sarana dan Prasarana ... 62
IV.1.6. Skyline ... 63
IV.1.7. Eksisting Bangunan Sekitar Site ... 64
IV.2. Analisa Potensi dan Kondisi Site ... 65
IV.2.1. Analisa Sirkulasi ... 65
IV.2.2. Analisa Pencapaian ... 67
IV.2.3. Analisa View ... 71
IV.2.4. Analisa Vegetasi dan Matahari ... 73
IV.2.5. Analisa Kebisingan ... 74
IV.3. Analisa Bangunan ... 76
IV.3.1. Sirkulasi dan Penzoningan ... 76
IV.3.2. Analisa Teknologi ... 76
IV.3.3. Analisa Utilitas Bangunan ... 78
Bab V. Konsep Perancangan V.1. Konsep Perancangan Tapak ... 88
V.2. Konsep Entrance ... 89
V.3. Konsep Vegetasi ... 90
Bab VI. Hasil Perancangan
VI.1. Site Plan ... 92
VI.2. Ground Plan ... 93
VI.3. Denah Lantai 1 ... 94
VI.4. Denah Lantai 2 ... 95
VI.5. Tampak ... 96
VI.6. Tampak dan Potongan ... 97
VI.7. Rencana Pondasi, Pembalokan, dan Atap ... 98
VI.8. Rencana Utilitas ... 101
VI.9. Rencana Proteksi Kebakaran ... 105
VI.10. Detail Struktur ... 107
VI.11. Persfektif ... 109
VI.12. Foto Maket ... 111
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Batas-batas site Jl. Balai Kota ... 11
Gambar 2.2. Batas-batas site Jl. Adam Malik ... 14
Gambar 2.3. Batas-batas site Jl. Jawa ... 15
Gambar 2.4. Tokyo International Forum ... 33
Gambar 2.5. Interior Tokyo International Forum ... 34
Gambar 2.6. Glass Hall ... 35
Gambar 2.7. Denah Jakarta Convention Center (JCC) ... 37
Gambar 2.8. Interior JCC ... 37
Gambar 2.9. Layout Ruang Pameran JCC ... 38
Gambar 2.10. Suasana Pameran JCC ... 39
Gambar 2.11. Tiara Convention Center ... 39
Gambar 2.12. Interior Tiara Convention Center ... 40
Gambar 2.13. Denah Balai Raya ... 40
Gambar 3.1. Kawasan Museum of Fruit ... 50
Gambar 3.2. Site Plan Museum of Fruit ... 51
Gambar 3.3. Sifat buah dan bibit ditampilkan kepada Museum of Fruit ... 51
Gambar 3.4. Bentuk bibit yang disebar pada penataan massa ... 52
Gambar 3.5. Denah-denah Museum of Fruit ... 52
Gambar 3.6. Bangunan Opera Sydney ... 53
Gambar 3.7. Denah Opera Sydney ... 54
Gambar 3.8. Detail Atap Opera Sydney ... 54
Gambar 3.9. Fasad dan Denah Chapel Notre Dame Du Haut... 55
Gambar 4.2. Analisa Kondisi Sekitar Site ... 57
Gambar 4.3. Peta tata guna lahan ... 58
Gambar 4.4. Massa Bangunan Potensial Sekitar Site ... 59
Gambar 4.5. Peruntukan Lahan berdasarkan Fungsinya ... 60
Gambar 4.6. Analisa Batas Site ... 61
Gambar 4.7. Analisa Sarana dan Prasarana pada Site ... 62
Gambar 4.8. Analisa Skyline ... 63
Gambar 4.9. Skyline ... 63
Gambar 4.10. Analisa Bangunan Eksisting Sekitar Site ... 64
Gambar 4.11. Analisa Sirkulasi Sekitar Site ... 65
Gambar 4.12. Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki ... 66
Gambar 4.13. Analisa Pencapaian ke Site ... 67
Gambar 4.14. Penempatan Entrance ... 69
Gambar 4.15. Analisa View ke Luar Site ... 71
Gambar 4.16. Analisa View ke dalam Site ... 72
Gambar 4.17. Konsep View Vertikal ... 72
Gambar 4.18. Analisa Vegetasi dan Matahari ... 73
Gambar 4.19. Analisa Kebisingan ... 74
Gambar 4.20. Penanganan Kebisingan ... 75
Gambar 4.21. Sistem Akustik ... 83
Gambar 5.1. Site Plan ... 88
Gambar 5.2. Konsep Entrance pada Site ... 89
Gambar 5.3. Konsep Vegetasi ... 90
Gambar 5.4. Ulat ... 91
Gambar 5.6. Bentukan Massa Akhir ... 91
Gambar 6.1. Site Plan ... 92
Gambar 6.2. Ground Plan ... 93
Gambar 6.3. Denah Lantai 1 ... 94
Gambar 6.4. Denah Lantai 2 ... 95
Gambar 6.5. Tampak ... 96
Gambar 6.6. Tampak dan Potongan ... 97
Gambar 6.7.1 Rencana Pondasi ... 98
Gambar 6.7.2. Rencana Pembalokan ... 99
Gambar 6.7.3. Rencana Atap ... 100
Gambar 6.8.1 Rencana Elektrikal Lantai 1 ... 101
Gambar 6.8.2 Rencana Elektrikal Lantai 2 ... 102
Gambar 6.8.3 Rencana Sanitasi Lantai 1 ... 103
Gambar 6.8.4 Rencana Sanitasi Lantai 2 ... 104
Gambar 6.9.1 Rencana Proteksi Kebakaran Lantai 1 ... 105
Gambar 6.9.2 Rencana Proteksi Kebakaran Lantai 2 ... 106
Gambar 6.10.1 Detail Struktur ... 107
Gambar 6.10.2 Detail Struktur ... 108
Gambar 6.11.1 Persfektif Eksterior ... 109
Gambar 6.11.2Persfektif Interior... 110
D A F T A R T A B E L
Tabel 2.1. RUTRK Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan ... 9
Tabel 2.2. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 11
Tabel 2.3. Alternatif Lokasi ... 17
Tabel 2.4. Penilaian Alternatif Lokasi ... 18
Tabel 2.5. Analisa Kegiatan ... 30
Tabel 2.6. Karakterik Ruang ... 32
Tabel 2.7. Harga Sewa Tiara Convention Room ... 41
Tabel 2.8. Harga Sewa Meeting Room ... 42
Tabel 4.1.Kondisi Eksisting Sekitar Site ... 57
Tabel 4.2. Bangunan Eksisting Sekitar Site ... 64
Tabel 4.3. Keadaan Jalan Eksisting Sekitar Site ... 65
Tabel 4.4. Keterangan Analisa Sirkulasi Sekitar Site ... 66
Tabel 4.5. Keterangan Analisa Pencapaian ke Site ... 67
Tabel 4.6. Analisa Pencapaian Terhadap Inti Kota ... 68
Tabel 4.7. Jenis Angkutan Kota yang Melewati Site ... 69
Tabel 4.8. Keterangan Penempatan Entrance ... 70
Tabel 4.9. Keterangan Analisa View ke Luar Site ... 71
Tabel 4.10. Keterangan Vegetasi Sekitar Site ... 73
Tabel 4.11. Keterangan Analisa Kebisingan ... 74
Tabel 4.12. Deskripsi Penanganan Kebisingan ... 75
Tabel 4.13. Analisa Pondasi ... 77
Tabel 4.14. Sistem Distribusi Udara ... 81
Tabel 4.15. Pencahayaan ... 82
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Medan, sebagai salah satu kota terbesar ketiga di Indonesia, yang saat ini sedang berkembang, menjadikannya sebagai kota dengan segudang kegiatan, mulai dari yang bertaraf lokal hingga internasional. Meningkatnya kegiatan di kota Medan saat ini tidak didukung oleh penyediaan fasilitas yang dapat mengakomodasi kegiatan tersebut, sehingga mendorong di butuhkannya sebuah sarana yang dapat menampung kegiatan-kegiatan yang bersifat konvensi tersebut.
Berangkat dari hal tersebutlah judul Medan Convention Center ini diangkat. Medan Convention Center ini sendiri bertujuan untuk menciptakan suatu wadah bagi kegiatan convention dan aktifitas lainnya yang didukung dengan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya di kota Medan. Konsep dari bangunan ini sendiri pun nantinya, akan dilakukan eksplorasi desain untuk memperoleh memperoleh alternatif-alternatif desain yang terbaik sehingga menjadikan Medan Convention Center ini dapat menampung kegiatan pertemuan dan konvensi bertaraf internasional dan menjadi salah satu landmark di kota Medan.
Diharapkan nantinya bangunan Medan Convention Center ini nantinya akan dapat memfasilitasi kegiatan yang bersifat perayaan dan berkumpul di kota Medan. Berkaitan dengan pelaku sektor ekonomi, bangunan ini nantinya menjadi sarana bersosialisasi antar pelaku bisnis untuk bertukar informasi atau mengambil kebijakan melalui konvensi.
Medan Convention Center merupakan tempat diadakannya berbagai acara. Di Medan sendiri terdapat jenis proyek yang sama dengan Medan Convention Center, seperti Tiara Convention Center, Griya Dome Convention Center dan lain-lain yang tingkat okupansinya meningkat.
I.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dilaksanakannya studi kasus proyek Medan Convention Centre ini adalah:
dan Provinsi Sumatera Utara umumya sebagai kota bisnis sehingga dapat meningkatkan kerjasama dengan negara lain.
I.3. PERUMUSAN MASALAH
Masalah yang timbul dalam perancangan proyek antara lain:
Bagaimana menerapkan tema dalam perencanaan dan perancangan kasus.
Bagaimana menyediakan ruang-ruang yang sesuai dengan aktifitas-aktifitas yang ada dan dapat memberikan kenyamanan.
Pengaturan sirkulasi dan kenyamanan manusia dalam menikmati pertunjukan ataupun acara yang diadakan.
Penampilan & lighting yang ditampilkan harus menarik sehingga bangunan Medan Convention Center ini merupakan salah satu khasanah yang dicari orang yang menjadi trend di Kota Medan sebagai sebuah kota Metropolitan dan kota bisnis yang berskala nasional maupun internasional.I.4. LINGKUP BAHASAN
Batasan-batasan lingkup kajian yang akan dibahas dalam kasus proyek ini adalah bagaimana mengembangkan berbagai konsep dalam merencanakan dan merancang sebuah Convention Center.
Lingkup pembahasan yang akan digunakan adalah:
• Merencanakan suatu fasilitas yang terintegrasi yang dapat mewadahi fasilitas-fasilitas kegiatan pertemuan dan perayaan berskala internasional di Kota Medan.
Batasan- batasan dalam merencanakan Convention Center adalah :
• Fasilitas – fasilitas kegiatan pertemuan maupun bisnis yang akan direncanakan lebih spesifik adalah kegiatan konvensi.
I.5. ASUMSI-ASUMSI
Proyek pada judul ini bersifat fiktif, maka asumsi-asumsi yang diperlukan untuk mendukung proses perencanaan dan proses perancangan antara lain:
• Kepemilikan bangunan disumsikan sebagai milik pribadi ataupun instansi
• Kegiatan penyewaan gedung konvensi di Medan dalam kurun waktu lima tahun terakhir semakin meningkat.
• Lokasi tapak diasumsikan berupa lahan kosong dan memenuhi persyaratan fungsi bangunan sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan.
1.6. KERANGKA BERPIKIR
Tujuan dan Manfaat
1. Merencanakan suatu wadah yang
menyediakan fasilitas perayaan
ataupun selebrasi baik formal
maupun informal.
Latar Belakang
1. Kegiatan konvensi di masyarakat
semakin meningkat
2. Kebutuhan lifestyle yang begitu
condong ke arah kepraktisan
Judul :
Medan Convention Center Tema Perancangan : Arsitektur Ekspresionisme
Perumusan Masalah
• Bagaimana mendapatkan konsep bangunan yang menarik serta mampu menggambarkan fungsi bangunan.
• Bagaimana menyatukan fasilitas konvensi dalam suatu wadah yang membuat para penggunanya merasa betah dan tertarik.
• Masalah komunikasi dengan bangunan sehingga mudah dimengerti dan familiar oleh masyarakat awam serta mendukung penghayatannya pada aktifitas dalam bangunan.
Data Perencanaan − Data Tapak
− Studi Literatur St di
Analisa Tapak (Analisa Fisik)
View, sirkulasi, orientasi, dll.
Analisa Fungsional (Analisa Nonfisik)
Pengguna, alur kegiatan, dll
Programming
Program ruang dalam dan
Konsep Perancangan
Konsep ruang luar, ruang dalam,
1.7. SISTEMATIKA LAPORAN
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, perumusan masalah dan batasan , pendekatan, asumsi-asumsi , kerangka berpikir , dan sistematika laporan.
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Berisi tentang deskripsi proyek, tinjauan lokasi proyek, serta studi banding proyek sejenis, tinjauan Umum, pengertian secara umum, secara khusus, serta faktor pendukung proyek secara umum.
BAB III ELABORASI TEMA
Berisi tentang kajian mengenai pengertian, interpretasi, dan keterkaitan tema dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sejenis.
BAB IV ANALISIS
Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi tapak perancangan, masalah, potensi, prospek dan kondisi lingkungan, pemakai dan aktivitasnya. Juga berisi tentang dasar-dasar pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan ruang, besaran dan persyaratan ruang, dan hubungan antar ruang.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang konsep gubahan massa, konsep struktur, serta penzoningan baik luar maupun dalam.
BAB VI GAMBAR PERANCANGAN
Berisi gambar hasil perancangan berupa foto maket maupun gambar kerja.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
II.1. TERMINOLOGI JUDUL
Judul proyek ini adalah MEDAN CONVENTION CENTER. Berikut merupakan penjelasan dari judul tersebut.
Medan adalah salah satu nama kota terbesar ke-3 di Indonesia yang
merupakan ibukota provinsi Sumatera Utara yang berada di Pulau Sumatera. Pengertian Convention :
o Pertemuan sekelompok orang yang secara bersama-sama bertukar pikiran, pengalaman dan informasi melalui pembicaraan terbuka, saling siap untuk mendengar dan didengar serta mempelajari, mendiskusikan kemudian menyimpulkan topik-topik yang dibahas dalam pertemuan dimaksud. Kelompok ini bisa terdiri dari 10 orang atau lebih.
o Kongres, konferensi, atau konvensi merupakan suatu kegiatan berupa pertemuan sekelompok orang (negarawan,usahawan, cendekiawan, dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama.1
Pengertian Center :
o Centre is place for a particular activity. 2
o Pusat, sentral, bagian yang paling penting dari sebuah kegiatan atau organisasi.
(Menempatkan untuk fasilitas
tertentu).
o Tempat aktivitas utama, dari kepentingan khusus yang
dikonsentrasikan.
o Suatu tempat dimana sesuatu yang menarik aktifitas atau fungsi terkumpul atau terkonsentrasi.
Berdasarkan pengertian diatas, maka Medan Convention Center adalah suatu bangunan atau kelompok bangunan yang merupakan pusat kegiatan masyarakat kota, nasional maupun internasional, dimana dapat berupa suatu pertemuan, kongres,
1
Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM 108/HM.703/MPPT-91
2
forum, pameran dan acara-acara public ceremony seperti perayaan hari besar agama, pernikahan, konser musik,dll. Dengan tujuan untuk melayani dan memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
Medan Convention Center merupakan bangunan komersial dengan fungsi utama sebuah ruang serbaguna yang sifat pemakaiannya insidental, artinya kegiatan yang dapat diwadahi tidak secara rutin diselenggarakan. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan berbagai jenis kegiatan, seperti pameran, pertemuan-pertemuan berskala besar seperti konferensi dan pertemuan-pertemuan berskala kecil seperti seminar, workshop, dan rapat perusahaan sebagai fokus utama. Selain itu, bangunan ini dapat dipergunakan untuk resepsi pernikahan, acara wisuda, kegiatan pertunjukan seperti konser musik dan berbagai jenis kegiatan lainnya. Fungsi utama dilengkapi dengan fasilitas penunjang yang bersifat komersial, seperti ruang pertemuan, retail-retail dan cafe yang berfungsi mendukung keseluruhan fasilitas agar dapat menghidupkan aktifitas ketika ruang serbaguna tidak disewakan.
Kegiatan pertemuan atau conference yang akan ditampung adalah kegiatan komunikasi dalam tingkat perorangan (personal level), yang memberikan kesempatan kepada individu untuk bertukar gagasan dan pandangan.
II.2. TINJAUAN PROYEK
Tinjauan Proyek meliputi deskripsi proyek , lokasi proyek , kegiatan pemakai dan pengunjung ,dan studi banding.
II.2.1. Deskripsi Proyek
Pada proyek ini berjudul Medan Convention Center, yang merupakan Proyek dengan fungsi sebagai pusat perayaan atau selebrasi maupun pertemuan formal maupun informal.
II.2.2. Lokasi
a. Tinjauan Pemilihan Kota Medan
Pemilihan lokasi kota Medan untuk Medan performing arts center:
• Medan merupakan kota menuju metropolitan, kota terbesar ke-3 di Indonesia, dan ibukota Propinsi Sumatera Utara, sehingga menjadikannya pusat kegiatan di Sumatera Utara.
• Adanya fasilitas bandara taraf internasional sehingga menyebabkan seiringnys dikunjungi wisatawan mancanegara.
• Adanya transportasi darat yang baik menuju kota Medan.
• Tingkat ekonomi dan sosial budaya yang cukup tinggi.
b. Kriteria Pemilihan Lokasi
Sebagai sebuah bangunan publik, entertainment untuk lapisan masyarakat menengah ke atas, hal pertama yang harus dilakukan ialah memilih lokasi yang mendukung keberadaan Medan Convention center beserta fasilitas pendukungnya tersebut, yaitu :
• Lokasi merupakan daerah wilayah pengembangan.
• Berada tidak jauh dari pusat kota.
• Dapat dicapai dengan mudah dari berbagai tempat diseputaran kota Medan, dan transportasi menuju ke lokasi lancar.
• Lokasi dekat dengan fasilitas pendukung seperti rumah sakit, pusat pendidikan, maupun fasilitas akomodasi.
• Memiliki arus lalu lintas dan tingkat kebisingan yang rendah.
Berdasarkan RUTRK, Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan disesuaikan menjadi 5 Wilayah Pengembangan Pembangunan ( WPP ) , yaitu :
Tabel 2.1. RUTRK Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan
W P P
Kecamatan Pusat
Pengembangan
Peruntukkan Wilayah
Program Kegiatan Pembangunan
A M. Belawan M. Marelan M. Labuhan
Belawan Pelabuhan,industri,
permukiman , rekreasi maritime.
Jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan dan permukiman.
B M. Deli Tanjung Mulia Perkantoran,
perdagangan,
rekreasi indoor, permukiman.
Jalan baru, jaringan air minum,pembuangan
sampah, sarana pendidikan .
C M. Timur M. Perjuangan M. Tembung M. Area M. Denai M. Amplas
Aksara Permukiman,
perdagangan , rekreasi.
Sambungan air minum,Septic tank, jalan baru, rumah permann, sarana pendidikan dan kesehatan.
D M. Johor M. Baru M. Kota M. Maimoon M. Polonia
Pusat Kota CBD, pusat
pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan, perkantoran, rekreasi indoor, permukiman. Perumahan permanent,penanganan sampah, sarana pendidikan.
E M. Barat M. Helvetia M. Petisah M. Sunggal M. Selayang M. Tuntungan
Sei Sikambing Permukiman, perkantoran, perdagangan,
konservasi, rekreasi, lapangan golf dan hutan kota.
WPP D Pusat Bisnis(CBD), pusat i h WPP E Perumahan, perkantoran, konservasi,
l lf
WPP A Merupakan Kawasan Pelabuhan, WPP B Merupakan kawasan perkantoran WPP C Merupakan kawasan pemukiman
PETA WILAYAH PENGEMBANGAN
Terdapat beberapa kriteria dalam pemilihan lokasi mengingat fungsi bangunan yang dirancang merupakan bangunan fasilitas hiburan yang bersifat publik dan berskala kota.
Berikut ini table 2.2 kriteria pemilihan lokasi :
No. Kriteria Lokasi
1. Tinjauan terhadap struktur kota Berada di kawasan sub urban yang merupakan daerah pengembangan perdagangan dan rekreasi.
Berada di dekat jalan besar.
2. Pencapaian Dapat diakses dari seluruh penjuru
kota, baik angkutan umum maupun pribadi.
3. Area pelayanan Lingkungan sekitar merupakan
hiburannya.
4. Peraturan Tanah milik pemerintah atau pribadi.
Nilai lahan cukup tinggi untuk daerah komersil.
Untuk pengembangan kawasan permukiman, perdagangan dan rekreasi , WPP D atau WPP E
KDB bangunan 60% KLB bangunan 4-6 lantai
Alternatif 1
Lokasi : Jl. Balai Kota (Deli Plaza) Kelurahan Kesawan Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan
Batas-batas site :
• Sebelah timur berbatasan dengan Jl. Balai Kota / Jl. Putri Hijau serta area perkantoran
• Sebelah utara berbatasan dengan Jl. Guru Patimpus
• Sebelah selatan berbatasan dengan Jl. Tembakau Deli
• Sebelah barat berbatasan dengan sungai Deli
Jalan-jalan utama di sekitar site :
Di sekitar kawasan Deli Plaza terdapat beberapa jalan-jalan utama yang menghubungkan kawasan ini dengan daerah yang lain, diantaranya :
- Jl. Raden Saleh
Jalan ini menghubungkan kawasan ini dengan kecamatan Medan Petisah - Jl. Balai kota
Jalan ini menghubungkan kawasan ini dengan kecamatan Medan Baru - Jl. Putri Hijau
Jalan ini menghubungkan kawasan ini dengan kecamatan Medan Deli - Jl. Guru Patimpus
Jalan ini menghubungkan kawasan ini dengan kecamatan Medan Petisah - Jl. Perintis Kemerdekaan
Lebar Jalan
Jl. Raden Saleh : 12 m
Jl. Balai kota : 20 m
Jl. Putri Hijau : 16 m
Jl. Guru Patimpus : 18 m
Jl. Perintis Kemerdekaan : 16 m
Peraturan Daerah
Setiap daerah mempunyai peraturan masing-masing yang harus ditaati
bersama, termasuk tentang segala hal yang berhubungan dengan bangunan. Peraturan-peraturan tersebut antara lain adalah:
GSB = Garis Sepadan Bangunan. Mengatur jarak batas bangunan dengan batas kapling, bisa batas depan, samping atau belakang. Sering garis sepadan ini hanya depan atau jalan saja, 1/2 x lebar jalan atau (1/2 x lebar jalan) + 1.
GSB pada site:
- GSB sebelah utara (Jl. Guru Patimpus): (1/2x 18m) + 1 = 10m
- GSB sebelah Timur (Jl. Putri Hijau): (1/2x 20m) + 1 = 11m
- GSB sebelah Barat (Sungai Deli): ± 15 + 2 = 17M
- GSB sebelah Selatan (Jl. Tembakau Deli): (1/2x 6m) + 1 = 4m
BC = Building Coverage (Koefisien Dasar Bangunan). Yakni perbandingan tapak dengan kawasan terbangun. Koefisien ini akan semakin kecil untuk kawasan perbelanjaan atau kawasan mahal, bisa berubah tergantung fungsi dan harga tanah atau lahan, dan pemberian kenikmatan.
Jadi, KDB pada site Deli Plaza ialah 6.2 ha x 60% = 3.72 ha
FAR = Floor Area Ratio (Koefisien Lantai Bangunan). Yaitu perbandingan luas tapak dan total luas lantai. Koefisien ini bisa lebih dari 100% untuk bangunan bertingkat.
Alternatif 2
• Lokasi Site : Jl. H. Adam Malik
• Eksisting Site : Lahan kosong dan pemukiman penduduk
• Kecamatan : Medan Barat
• Luas Lahan : ± 42.000 m2
• Lebar Jalan :
- Jl. H. Adam Malik : 20 m
- Jl. Sei Deli : 6 m
• GSB : - Jl. H. Adam Malik : 11 m
- Jl. Sei Deli : 4 m
- Jl. Bangun : 3.5 m
• KDB : 60 %
Alternatif 3
• Lokasi Site : Jl. Jawa
• Eksisting Site : Lahan kosong dan pemukiman penduduk
• Kecamatan : Medan Perjuangan
• Luas Lahan : ± 48.000 m2
• Lebar Jalan :
- Jl. Madura : 8 m
- Jl. Timor : 8 m
- Jl. Bali : 8 m
• GSB :
- Jl. Jawa : 11 m
- Jl. Madura : 5 m
- Jl. Timor : 5 m
- Jl. Bali : 5 m
Alternatif Lokasi
Kriteria Jl. Balai Kota Jl. H. Adam Malik Jl. Jawa
Luas lahan ± 6,5 Ha ±4,2 Ha ±4,8 Ha
Tingkatan jalan Arteri primer (satu arah dan dua arah dengan median jalan)
Arteri primer (dua arah tanpa median jalan)
Arteri primer
Pencapaian ke lokasi
Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, berdekatan dengan stasiun kereta api.
Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, berdekatan dengan stasiun kereta api.
Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi. Dekat dengan stasiun Kereta api Jangkauan terhadap struktur kota Kawasan pemukiman, perdagangan, dan rekreasi dengan program kegiatan sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan Kawasan pemukiman, perdagangan, dan rekreasi dengan program kegiatan sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan Permukiman, perdagangan, rekreasi Fungsi pendukung di sekitar lokasi
perkantoran, bangunan komersil. Fungsi eksisting Deli Super Block Lahan kosong dan
pemukiman penduduk Lahan kosong dan pemukiman penduduk Kontur pengenalan entrance Relatif datar, dikelilingi jalan arteri primer, sekunder, dan jalan lingkungan di 3 sisi, dan berbatasan langsung dengan Sungai Deli Relatif datar, dikelilingi jalan arteri primer, sekunder, dan jalan lingkungan di 4 sisinya. Pada salah satu sisi juga berbatasan dengan Sungai Deli tetapi tidak secara langsung
Relatif datar, dikelilingi jalan arteri primer, sekunder, dan jalan
lingkungan di 4 sisinya.
Penilaian Alternatif Lokasi
Kriteria Jl. Balai Kota Jl. H. Adam Malik Jl. Jawa
Jarak dari convention center yang sudah ada
++ ++ ++
Luas Lahan ++ +++ +++
Kontur ++ (berbatasan
langsung dengan sungai)
+++ +++
Kondisi Jalan +++ ++ (pada sebelah
utara, Jl. Adam Malik tidak memiliki median
jalan)
Tingkat kenyamanan +++ +++ ++
Aksesibilitas: - Kenderaan pribadi - Kenderaan Umum - Pejalan kaki
+++ +++ +++
+++ +++
+ (area pejalan kaki pada site sangat minim)
+++ + ++
Fasilitas pendukung : - Penginapan / hotel - Rumah ibadah - Rumah sakit - Pusat perbelanjaan - Pemukiman - Sarana dan prasarana (radius 500m) +++ ++ ++ ++ +++ +++ +++ +++ +++ ++ +++ +++ +++ +++ ++ ++ +++ +++ Kesesuaian dengan RUTRK Medan +++ +++ ++
JUMLAH 39+ 40+ 37+
Dari penilaian di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa perolehan nilai yang sangat seimbang disebabkan karena kedua tapak berada pada kecamatan yang sama yaitu Kecamatan Medan Barat. Tetapi dengan hasil akhir diatas, maka dipilihlah
Jl. H. Adam Malik sebagai tapak karena dianggap lebih layak.
Posisi Site Terhadap Kota Medan
Batas-batas site
Batas Utara : JL. H. Adam Malik Batas Timur : JL. Sei Deli & Sungai Deli Batas Selatan : JL. Bangun
Batas Barat : JL. H. Adam Malik
Batas-batas site
Batas Utara : JL. Guru Patimpus Batas Timur : JL. Balai Kota Batas Selatan : JL. Tembakau Deli Batas Barat : Sungai Deli
Batas-batas site
II.3. TINJAUAN FUNGSI
II.3.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan
Pengguna/ pelaku kegiatan pada kasus Medan international exhibition center ini dapat di kelompokkan antra lain :
- Pengunjung, terbagi atas dua bagian yaitu pengunjung yang bersifat khusus dan bersifat umum
• pengunjung bersifat umum yaitu pengunjung yang datang untuk bersifat rekreasi, tertarik menikmati pameran untuk memuaskan rasa keingin tahuannya, Kegiatannya melihat-lihat objek yang dipamerkan dan jika cocok akan membeli objek yang dipilih
• pengunjung bersifat khusus yaitu pengunjung baik domestik maupun manca negara yang mempunyai tujuan bisnis biasanya para pengusaha - penyelenggara/penyewa yaitu orang yang mengorganisir pelaksanaan kegiatan. - Pengelola yaitu pihak yang mengawasi, mengelola, dan memberikan
pelayanan fasilitas yang di butuhkan penyelenggara
- materi dari pameran itu sendiri yaitu produk ataupun peralatan yang ditampilkan
1. Wedding ceremony
II.3.1.1 Segmen Pengguna
2. Trade fair/ exhibition/ pameran
Pameran yang diselenggarakan secara regional, nasional, dan internasional 3. Rapat asosiasi
Merupakan kegiatan rapat yang diselenggarakan oleh suatu asosiasi, seperti IDI (Ikatan Dokter Indonesia), IAI (Ikatan Arsitektur Indonesia)
4. Company event
Merupakan pertemuan yang dilakukan oleh perusahaan besar yang pesertanya merupakan karyawan dari perusahaan tersebut, seperti kegiatan pertemuan perusahaan Honda Motor Indonesia.
5. Program insentif
Merupkan kegiatan pertemuan yang diselenggarakan perusahaan besar, pesertanya merupakan karyawan khusus atau dealer khusus dari perusahaan tersebut, yang bisa meningkatkan provit perusahaan
Merupkan kegitan yang pesertanya merupakan anggota dari organisasi internasional seperti WWF, OPEC, UNESCO
7. Konser
Merupakan kegiatan pertunjukan yang di selenggarakan oleh suatu event organiser berskala nasional hingga internasional
Adapun kegiatan di Medan exhibition center adalah
II.3.1.2 Kegiatan
A. Konvensi
Merupakan kegiatan pertemuan sekelompok orang, seperti:
- kegiatan konfrensi yang dilakukan oleh sekelompok orang seperti kelompok industri, pelaku bisnis, dan staf pemerintahan
- kegiatan seminar lokakarya dan penataran
- resepsi yaitu acara yang bersifat informal seperti acara silaturahmi, ulang tahun, dan pernikahan
- kongres merupakan kegiatan pertemuan berupa diskusi untuk menyelesaikan beberapa masalah, merupakan jenis kegiatan pertemuan besar yang bersifat formal untuk bertukar informasi, mencari pemecahan terhadap suatu permasalahan
- workshop merupakan kegiatan pertemuan dimana kegiatan ini membahas sesuatu dan memberi pelatihan secara bersama-sama antar kelompok peserta, sehingga para peserta mendapatkan ilmu, wawasan dan keahlian seperti workshop desain dan fotografi
- kuliah umum
- panel yang yang berupa tanya jawab oleh dua atau lebih kelompok peserta - forum, merupakan kegiatan diskusi dua arah dimana pesertanya dari bidang
B. Pameran
Exhibition center mempunyai kegiatan dalam hal melakukan suatu pergelaran pameran yang mana memamerkan beberapa bentuk objek contohnya :
- Pameran dagang, seperti furniture expo, pameran komputer, pameran buku, pameran otomotif.
- Pameran seni, seperti pameran lukisan, pameran foto.
- Pameran jasa, seperti pameran pendidikan, bursa tenaga kerja. Pada umumnya pameran terdiri dari beberapa bagian yaitu :
- pameran konvensi yaitu pameran yang digelar bersamaan dengan kegiatan konfrensi dalam waktu dan tempat yang sama.
- pameran umum yaitu pameran yang diselenggarakan terbuka untuk umum - pameran khusus yaitu pameran yang memamerkan satu jenis produk
- pameran tunggal pameran yang diadakan oleh satu orang ataupun satu perusahaan kepada calon konsumen
Berdasarkan skala pelaksanaannya pameran dibagi atas : - pameran skala internasional
- pameran skala nasional - pameran skala regional - pameran skala lokal
C. Pergelaran
Yaitu kegiatan berupa persembahan yang bersifat menghibur seperti pergelaran seni, drama, konser, dll
D. Kegiatan kelompok penunjang
Yaitu kelompok kegiatan yang mendukung keberlangsungan kegiatan seperti kegiatan pengelolaan, sistem manejemen/teknis bangunan, dan kegiatan lainnya yang berfungsi menghidupkan mobilitas manusia di dalam bangunan.
II.3.2 Deskripsi perilaku
Berdasarkan sifat aktifitas yang dilakukan, prilaku dari pengguna Medan internasional exhibitionm center terbagi atas 2 yaitu :
- Bersifat stastis
- Bersifat dinamis
Pengguna bangunan cenderung bergerak dan berpindah-pindah dari satu tempat- ketenpat yang lain seperti pengunjung pameran
II.3.3 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Persyaratan ruang dan kriteria yang harus diprhatikan dalam merencanakan dan merancang sebuah exhibition center adalah fleksibilitas ruang pameran, kenyamanan pengunjung yang dihubungkan dengan keadaan termal, pencahayaan terhadap objek yang di pamerkan, serta sirkulasi, baik sirkulasi dari pengunjung maupun sirkulasi dari kegiatan pergudangan.
Fleksibelitas ruang
Fleksibilitas ruang meksudnya kemampuan suatu ruang untuk dapat menyesuaikan diri terhadap aktivitas yang berlangsung didalamnya.kefleksibilitasan ruang ini berpengaruh terhadap potensi ruang dapat menampung item dan stan pameran.
Fleksibelnya suatu ruang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : - Pembagian ruang
Pembagian ruang yang tepat dapat membantu seberapa banyak ruangan dapat menampung kegiatan pameran. Penggunaan dinding geser pada bangunan eksebisi merupakan slah satu cara yang dapat dilakukan agar ruang pameran dapat fleksibel menampung kegiatan pameran sehingga dapat menampung kegiatan pameran yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.
- Pemilihan stuktur bangunan
Pemilihan struktur bangunan yang tepat dapat mempengaruhi seberapa fleksibelnya suatu bangunan. untuk kasus bangunan exibisi yang penggunaan ruangannya berbentang lebar membutuhkan suatu pemilihan struktur bentang lebar yang sesuai untuk sebuah gedung exibisi.
- Ketinggian ruang
ketinggian ruang ditentukan oleh jenis produk yang di pamerkan dan bentuk stan pameran. Dengan ruang yang tinggi kita dapat memberikan space pada
produk-produk yan memiliki ketinggian yang cukup dan menjadikan ruang lebih fleksibel dengan menerapkan desain stan yang bertingkat.
Tujuan dari perancangan pencahayaan adalah memberikan suatu lingkungan suasana lingkungan yang menyenangkan dan nyaman terhadap visual, Cahaya yang baik dapat membuat atmospehere dan mood suatu ruangan menjadi lebih efektif . Banyak pameran yang menjadi kurang menarik akibat pencahayaan yang tidak didesain sejalan dengan desain dari pameran. Menurut sumbernya cahaya dibagi atas dua bagian yaitu pencahayaanalami dan pencahayaan buatan. Cahaya buatan merupakan cahaya yang bersumber ari alam yaitu matahari, sedangkan buatan berasal dari penerangan buatan seperti lampu yang digunakan pada ruangan-ruangan dalam kondisi tertentu.
Penggunaan efek pencahayaan akan menjadi penerima yang baik dengan pengunaan peralatan spesial seperti lampu sorot (spot light) atau peralatan optical lainnya.
- Sirkulasi
Exhibition mesti memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk melihat dan memberikan kenikmatan, stimulasi, dan pengetahuan Perencanaan dan sistem sirkulasi pameran ditekankan pada pola pengaturan pencapaian, sirkulasi pengunjung dan servis bangunan.
A. Analisa kegiatan
Kelompok kegitan Pemakai Kegiatan Kebutuhan ruang
Pameran Pengunjung Mencari informasi R. informasi
Mengikuti pameran R. pameran Bertransaksi R.transaksi Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
Peserta Menerima produk Loading dock
Memamerkan produk
R. pameran
Menyimpan barang R. sewa Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
Ganti pakaian R. ganti
Perancang Merancang stan
pameran
Memasang dan membongkar stan
R. pameran
Menyimpan barang Gudang Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
Penyelanggara Memberi informasi R. informasi Oprasional Kantor exibisi Mencatat barang
masuk dan keluar
Kantor penerimaan barang
Menyimpan barang Gudang Menyediakan
perlengkapan pameran
Loading dock
Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
Wartawan Mencari informasi R. informasi Meliput kegiatan R. pameran
Wawancara R. pers
Istirahat Kantin/toilet
Teknisi Mengontrol
pencahayaan
R. kontrol
Mengontrol suara R. kontrol Menyimpan barang Gudang Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
Teater Pengunjung Mencari informasi R. informasi
Membeli tiket R. tiket
Mengikuti acara R. teater /podium penonton
Istirahat Toilet /restauran
Penyelenggara Memberi informasi R. informasi Oprasional Kantor teater Mencatat barang
masuk dan keluar
Kantor penerimaan barang
Menyimpan barang Gudang Menyediakan
perlengkapan panggung
Loading dock
Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
Peserta Menunggu
pergelaran
R.tunggu
Melakukan pergelaran
Panggung teater
Menyimpan barang Gudang
Berias R. hias
Ganti pakaian R. ganti
Istirahat Restauran / toilet
Ibadah Mushola
Wartawan Mencari informasi R. informasi Meliput kegiatan Teater
Wawancara R. pers
Istirahat Restauran / toilet
Teknisi Mengontrol
pencahayaan
R. kontrol
Mengontrol suara R. kontrol Menyimpan barang Gudang Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
Perancang Merancang
panggung
R. kerja
membongkar panggung
Menyimpan barang Gudang Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
Konvensi Pembicara Menunggu jadwal R. tunggu
Berpidato R. konfrensi
Wawancara R. pers
Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
Peserta Mencari informasi R. informasi
Menunggu jadwal Lobby Mengikuti kegiatan R. konvensi Istirahat Restauran / toilet
Ibadah Mushola
Penyelenggara Memberi informasi R.informasi Menyediakan
peralatan
R. konvensi
Oprasional R. penyelenggara
Wawancara R. pers
Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
Wartawan Mencari informasi R. informasi Meliput kegiatan R. konvensi
Wawancara R. pers
Istirahat Restauran / toilet
Ibadah Mushola
Teknisi Mengontrol sistem
perlengkapan
R. kontrol
Ibadah Mushola
Perjamuan /pertunjukan
Pengunjung Mencari informasi R. informasi
Mengikuti kegiatan R. konvensi (r. Resepsi) Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
Penyelenggara Memberi informasi R. informasi
Oprasional R. penyelenggara
Menyediakan perlengkapan
R. konvensi
Menyimpan barang Gudang Istirahat Kantin / toiet
Ibadah Mushola
Peserta Menunggu
kegiatan
R. persiapan
Mengganti pakaian R. ganti
Berhias R. hias
Istirahat Restauran / toilet
Ibadah Mushola
Wartawan Meliput kegiatan R. pergelaran
Wawancara R. pers
Istirahat Restauran / toilet
Ibadah Mushola
Teknisi Mengatur sistem
peralatan
R. kontrol
Menyimpan barang R. kontrol Istirahat Kantin / toilet
Badah Mushola
Perkantoran Penyewa Informasi R. informasi
Rapat R. rapat
Istirahat Restauran / toilet Menyimpan barang Gudang
Dapur Koki Menerima dan
menyimpan bahan
Gudang
Menyediakan menu makanan
Dapur
Mengganti pakaian R. ganti
Istirahat R. istirahat / toilet
Pelayan Menerima dan
menyimpan bahan
Loading dock
Mencuci peralatan R. cuci Menyiapkan
pesanan
Dapur
Ganti pakaian R. ganti
Istirahat R. karyawan / toilet
Ibadah Mushola
Pengelola Direksi Bekerja R. kerja
Menerima tamu R. tamu
Rapat R. rapat
Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
Staff Bekerja R. kerja
Menerima tamu R. tamu Menyimpan arsip Gudang arsip Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
Service Teknisi m/e Merawat sistem
Menyimpan alat Gudang Ganti pakaian R. ganti Istirahat Kantin / toilet
Ibadah Mushola
Karyawan Merawat bangunan Setiap ruangan Menyimpan alat Gudang / janitor Ganti pakaian R. ganti
Istirahat Kantin / r.
Karyawan / toilet
Ibadah Mushola
Pergudangan Kepala
pergudangan
Mencatat barang masuk dan keluar
Loading dock , gudang, r. Kerja Ganti pakaian R. ganti
Istirahat R. karyawan /
kantin / toilet
Ibadah Mushola
Karyawan Mengangkat dan
menjaga barang masuk dan keluar
Loading dock / gudang
Ganti baju R. ganti
Istirahat R. karyawan /
kantin / toilet
Ibadah Mushola
B. Karakteristik ruang
Ruang Karakteristik
kegiatan
Suasana Kriteria ruang yang
ingin dicapai
Entrance Aksses masuk
dalam site
Ramai, bising, dipengaruhi iklim
menarik
Parkir Mencari tempat Bising, ramai,
banyak asap, panas
Mudah diakses, sirkulasi jelas, pemisahan antara parkir servis dan pengunjung Entrance bangunan Masuk ke dalam
bangunan
Ramai, non formal Nyaman, mudah diakses, sirkulasi jelas, pemisahan antara service dan pengunjung Lobby, fasilitas umum Menunggu, bersoasialisasi, mencari informasi
Non formal, ramai Muda h dicapai, sirkulasi jelas, nyaman
Pameran Kegiatan pameran
digunakan jika ada kegiatan, pengguna cendrung
bergrerak/dinamis
Non formal, ramai, bising Sirkulasi jelas, fleksibel dan menarik, kenyamanan, pencahayaan yang baik, keamanan Konfrensi dan rapat
Digunakan jika ada kegiatan, kegiatan konfrensi, kegiatan bersifat menetapkegiatan bersifat perjamuan, pertunjukan
Formal, ramai Akustik ruang, fleksibel, kenyamanan, sirkulasi yang baik
resatauran Makan, minum,
dapat dikunjungi oleh umum
Non formal, ramai, pergerakan dinamis
Orientasi, sirkulasi yang jelas,
nyaman, menarik, fleksibel
administrasi, digunakan setiap hari
sirkulasi yang jelas
pengelola Kegiatan
administrasi, digunakan setiap hari, pengatur kegiatan pada bangunan
Formal, tenang Nyaman,
pengolahan ruang
pergudangan Kegiatan
penyimpanan barnag, bongkar muat barang
Semi privat, bising, ramai
Keamanan, sirkulasi,
pengolahan ruang
ultilitas Kegiatan
oprasional pada bangunan, perawatan
Prifat, bising Keamanan, sirkulasi, dan paengolahan ruang
teater Digunakan jika ada
acara, kegiatan pertunjukan, cenderung menetap
Non formal, ramai, bising
Nyaman, menarik, keamanan,
II.3.4. Studi Banding Proyek Sejenis
•
Proyek SejenisTokyo International Forum
Selesai dibangun : 1997
Lokasi : 5-1 Marunouchi 3-chome, Chiyoda-ku, Tokyo, 100-0005, Jepang.
Klien : Tokyo Metropolitan Government
Arsitek : Rafael Viňoly (dibantu Charles Bloomberg) Ahli struktur : Structural Design Group Co. Ltd.
Luas lahan : 21.000 m2
Luas bangunan : 7.360 m2 Luas lantai total : 40.400 m2 Panjang bangunan : 208 m Lebar bangunan : 31,7 m Tinggi bangunan : 57,5 m Berat konstruksi baja : 6.600 ton
Bangunan ini dibangun dilatarbelakangi oleh kompetisi internasional pada tahun 1989 yang diadakan oleh Union Internationale der Architectes (UIA) dalam rangka kepentingan politik untuk memfasilitasi pertukaran informasi kebudayaan dan
internasional dalam konteks urban center. Rafael Viňoly, seorang arsitek dari New
York memenangkan kompetisi ini. Konsep awal dari bangunan ini memakai analogi kapal di tengah ombak yang berguncang. Ombak yang berguncang dia analogikan sebagai Jepang yang sering terguncang oleh gempa. Pemakaian model kapal ini dianggap mampu menahan getaran gempa layaknya sebuah kapal yang mampu menahan gelombang yang kuat.
Skalanya yang besar menggambarkan kebesaran kota Tokyo yang pembangunannya tidak luput dari kepentingan perluasan kebudayaan. Karena skalanya yang besar, Tokyo International Forum (TIF) mampu menampung 5000 orang di dalam ruang konferensinya.
TIF yang dikelilingi oleh jalur subway memudahkan akses masuk ke dalam bangunan yang meraih Commercial DuPont Benedictus Award pada tahun 1997 ini menjadi mudah.
Selain ruang konferensi, TIF dilengkapi dengan fasilitas:
• 2 teater (salah satunya terbesar di dunia)
[image:46.595.111.554.290.530.2]• Lebih dari 6000 m2 area pameran
Gambar 2.5 Interior Tokyo International Forum
• Restoran
• Perpustakaan
• Ruang multimedia
• Cafe
• Galeri kesenian
• Multimedia teater
Tokyo International Forum mempunyai beberapa elemen yang menarik, diantaranya adalah:
Glass Hall
Glass hall yang sangat besar didukung oleh sistem baja tempa inovatif berbentuk lengkung yang telah melalui proses kompresi dan didukung dengan penggunaan elemen kabel baja (penahan gaya tarik) yang membentang sepanjang 225 m. Kabel baja itu digunakan sebagai pengikat dua mega kolom yang terletak di ujung-ujung sumbu memanjang dari Glass Wall yang berfungsi menopang balok utama yang mempersatukan semua rangka baja yang melengkung. Selain itu didukung pula dengan penggunaan Virendel yang berfungsi sebagai jembatan penghubung elemen bracing antara dua sisi Glass Wall.
Gambar 2.6 Glass Hall
Block Cluster
Block Cluster yang disusun oleh empat buah volume yang hampir kubikus dengan komposisi Square dari yang terkecil terletak di Utara dan terbesar di Selatan.
Hal yang paling menajubkan dari TIF adalah penggunaan kaca yang mencapai 80% dari seluruh fasade bangunan, terutama pada Glass Hall yang luas kacanya mencapai 20.000 m2 disusun atas panel – panel Laminated Heat-strengthened Glass setebal 17,5 mm yang merupakan produksi dari Asahi Glass of Japan ditopang oleh spider joint pada tiap empat panel kaca yang dirangkaikan pada rangka baja lengkung. Tinggi Glass Hall ini mencapai 60 m. Pengunaan Laminated Glass ini atas dasar pertimbangan akan keamanan yang tinggi terhadap getaran.
Jakarta Convention Center (JCC)
JCC merupakan Pusat Konvensi di ibukota yang sering dijadikan tempat diselenggarakannya kegiatan-kegiatan berskala nasional maupun internasional, seperti konferensi PBB, pertemuan negara-negara APEC, pertemuan Negara-negara GNB. Selain itu sering dijadikan tempat diselenggarakannya acara penganugerahan, pementasan seni, konser musik, dan berbagai pameran.
Beberapa fasilitas yang dimiliki JCC antara lain :
• Plennary Hall dengan kapasitas 5000 kursi.
• Assembly Hall seluas 3.921 m2 yang dapat dibagi menjadi tiga ruang-ruang kecil.
• Dua Exhibition Halls (Hall A seluas 3.060 m2, Hall B seluas 5.850 m2).
Gambar. 2.7. Denah Jakarta Convention Center (JCC)
Jakarta Convention Center terdiri atas beberapa hall besar dengan kapasitas yang cukup besar. Plenary Hall yang berbentuk lingkaran, dapat memuat sampai dengan 5000 tempat duduk, merupakan hall utama. Konsep ruang yang fleksibel, memungkinkan fungsi Plenary Hall untuk diubah sesuai dengan kebutuhan, baik untuk kegiatan konvensi maupun pameran. Selain itu terdapat Assembly Hall dengan luas ruang 3.921m2 dapat dibagai menjadi tiga ruangan yang lebih kecil sesuai dengan kebutuhan.
Selain itu terdapat dua ruang pameran besar, yaitu Exhibition Hall A dan Exhibition Hall B, dengan luas total 9.585m2, beberapa ruang pertemuan sedang maupun kecil, dan lobby utama dengan luas 5.500m2, yang dapat digunakan untuk keperluan-keperluan tertentu sesuai dengan kebutuhan acara.
Keterangan :
Ruang Pameran
Ruang Pertemuan
Gambar 2.8 Interior JCC
Plenary Hall dirancang sangat fleksibel, dengan kapasitas sampai dengan 5000 orang, mulai dari kegitan konferensi yang bersifat formal, sampai dengan konser musik yang hingar bingar. Dilengkapi dengan peralatan audio video yang canggih termasuk 64 kamera video, dan sistem penerjemah yang dapat mengakomodasi sampai dengan 8 bahasa. Assembly Hall dapat menampung 2500 orang untuk pertemuan dengan tempat duduk, dan 4500 orang untuk acara dengan berdiri. Ruangnya yang fleksibel memungkinkan berbagai kegiatan untuk dilakukan. Mulai dari gala dinner, ruang kelas, fashion show, launching produk, sampai malam penganugerahan.
Ruang pameran utama terdiri dari dua bagian, A dan B. Kedua ruangan dihubungkan dengan koridor sehingga memungkinkan kedua ruangan untuk dipakai secara bersama-sama. Selain itu terdapat 13 ruang-ruang pertemuan sedang dan kecil, dengan kapasitas mulai dari 20 orang sampai dengan 1000 orang.
Secara umum, penataan ruang-ruang utama tersebut diletakkan menyebar dengan orientasi utama pada lobby utama. Sirkulasi pengunjung dari lobby utama kemudian dipecah ke ruang-ruang sesuai dengan keperluannya. Hal ini memberi keuntungan jika salah satu ruang saja yang terpakai, pintu masuk tetap melalui lobby utama., sehingga sirkulasi menjadi lebih efisien. Jakarta Convention Center juga mempunyai drop off yang cukup panjang. Hal ini untuk mengakomodasi banyaknya pengunjung yang datang yang mencapai ribuan orang, dan kondisi tapak yang berada di daerah perkotaan yang padat.
Gambar 2.9 Layout Ruang Pameran JCC
Tiara Convention Center
Convention ini merupakan salah satu tempat yang paling sering dipergunakan oleh masyarakat kota Medan untuk mengadakan pertemuan, seminar, rapat, resepsi, konser musik, pameran, dan lain-lain. Tiara Convention merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh Hotel Tiara Medan.
Convention ini bertingkat tiga dengan full AC yang memiliki enam ruang pertemuan dan ballroom bebas kolom dilengkapi dengan fasilitas yang modern dan up-to-date katering untuk konvensi, konferensi, pameran, seminar dan pernikahan. Convention ini memiliki daya tamping mulai 15 orang sampai 1500 orang.
Gambar. 2.11. Tiara Convention Center
Gambar 2.10 Suasana Pameran JCC
Gambar. 2.12. Interior Tiara Convention Center
Tiara Convention Center terdiri dari 5 ruangan utama, yaitu :
1. Balai Raya, merupakan ruang utama tempat berlangsungnya kegiatan antara
lain : pertemuan, resepsi, pertunjukan musik, pameran, dan lain-lain. Pada ruangan ini perletakan kursinya tidak permanen, sehingga bisa disesuaikan menurut keperluan konsumen. Ukuran ruang balai raya, 48 m x 28 m x 27 m.
Gambar. 2.13. Denah Balai Raya
2. Balai Citra, sering digunakan sebagai banquet hall, ukuran ruang 17 m x 23
m.
3. Balai Wara, ukuran ruang 9 m x 18 m.
4. Balai Duta, ukuran ruang 9,6 m x 9 m.
Paket perayaan pernikahan Rp. 95.000 / nett / paket
Minimal pemesanan 400 orang, dapatkan :
• Ruangan pengantin yang elegan
• Sebotol anggur bersoda non alcohol dan kue
• Jalan red carpet dengan ukiran es
• Mencicipi makanan untuk 10 orang
• Parkir mobil gratis untuk 10 orang Paket Residential Meeting
Dapatkan :
• Menginap di kamar superior
• Sarapan pagi
• Makan siang
• Makan malam
• 2x coffee break
• Fasilitas rapat
• Tambah Rp. 215. 000 untuk satu orang Harga sewa Convention Room
Paket Meeting
Convention Center ini merupakan fasilitas dari hotel Tiara. Adapun fasilitas yang terdapat di hotel ini yaitu :
• Drugstore
• Beauty salon
• Business center
• Fitness dan swimming pool
BAB III
ELABORASI TEMA
III.1. PENGERTIAN TEMA
Tema yang dipilih untuk kasus proyek ini adalah Arsitektur Metafora, terdiri dari dua kata yaitu Arsitektur dan Metafora. Berikut beberapa pengertiannya :
• Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari manusia-manusia beradab.3
Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni.
4
Arsitektur adalah
yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yait hingga ke level mikro yait merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.5
• Metafora
Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk
menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan perbandingan. Metafora berasal dari bahasa latin yaitu “Methapherein” yang terdiri dari 2 buah kata yaitu “metha” yang berarti: setelah, melewati dan pherein yang berarti : membawa. Secara etimologis diartikan sebagai pemakaian kata-kata bukan arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan dan perbandingan.6
Arsitektur metafora adalah perancangan bangunan yang menggunakan perumpamaan atau kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya.7
3
Encyclopaedia Britannica,
4
Vitruvius, De Arhcitectura
5
id.wikipedia.org/wiki
6
http://sukmahadi.blogspot.com/2009/07/metafora-dan-arsitektur.html
7
Metafora sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat dari suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain dan bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan..8
Metafora mengidentifikasikan pola-pola yang mungkin terjadi dari hubungan-hubungan paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda dengan analogi yang melihat secara literal.9
Menurut aristotle metafora adalah memberi nama pada sesuatu yang menjadi milik sesuatu yang lain; pemindahan dari genus menjadi spesies, atau dari spesies menjadi genus, atau dari spesies menjadi spesies atau pada dasar analogi... bahwa dari analogi terdapat empat istilah yang sangat berhubungan, yaitu yang kedua (B) menuju yang pertama (A) sebagaimana yang keempat (D) menuju yang ketiga (C), untuk itu kemudian secara metafora meletakkan D sebagai pengganti B dan B sebagai pengganti D. Aristotle juga mengatakan, ”Metafora memberi gaya, kejernihan, daya tarik dan berbeda dari yang lain: dan ini bukanlah hal yang penggunaannya bisa diajarkan oleh satu orang ke orang yang lain”.10
Jadi arsitektur metafora adalah
keteknikan bangunan bangunan yang menggunakan perumpamaan atau kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya.
III.2. INTERPRETASI TEMA
Metafora mengidentifikasikan hubungan antara benda dimana hubungan tersebut lebih bersifat abstrak daripada nyata serta mengidentifikasikan pola hubungan sejajar. Dengan metafora seorang perancang dapat berkreasi dan bermain-main dengan imajinasinya untuk diwujudkan dalam bentuk karya arsitektur.
Pendekatan metafora dalam mendisain biasanya dilakukan dengan analogi. Dalam mencari bentuk arsitektur ketika merancang, tidak jarang kita akan menggunakan analogi dari sebuah benda untuk diterjemahkan ke dalam bentuk-bentuk arsitektur. Dengan melakukan ini, kita seolah memindahkan karakter pada benda yang sebelumnya ke dalam arsitektur, sehingga bentuk arsitektur yang muncul adalah penggambaran dari karakteristik tersebut. Metode ini dilakukan dengan mengambil
8
Anthony C. Antoniades, 1990, Phoetic of Architecture
9
James C. Snyder, dan Anthony J. Cattanese, ‘Introduction of Architecture’
10
suatu makna tertentu yang akan ‘dibawa’ oleh suatu bentuk arsitektur. Seringkali kemudian, bentuk arsitektural yang muncul melambangkan makna yang dikenakan padanya tersebut.
Metafora dapat mendorong arsitek untuk memeriksa sekumpulan pertanyaan yang muncul dari tema rancangan dan seiring dengan timbulnya interpretasi baru. Karya –karya arsitektur dari arsitek terkenal yang menggunakan metoda rancang metafora,hasil karyanya cenderung mempunyai langgam Postmodern.
Ada tiga kategori dari metafora:
• Intangible Metaphor (metafora abstrak)
Yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-kualitas khusus (individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya). Rancangan arsitektur yang mengacu kepada hal-hal yang bersifat abstrak dan tidak dapat dibendakan, misalnya: sosial, budaya, kondisi manusia. Rancangan arsitektur yang menggunakan metafora ini adalah Nagoya City Art Museum karya Kisho Kurokawa yang membawa unsur sejarah dan budaya didalamnya.
• Tangible Metaphors (metafora konkrit)
Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material. Rancangan arsitektur yang mengacu kepada benda-benda nyata dan dapat dirasakan secara visual. Rancangan yang menggunakan metafora ini adalah Stasiun TGV karya Calatrava yang menerjemahkan bentuk burung terbang kedalam bangunan.
• Combined Metaphors (penggabungan antara keduanya)
Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip Metafora, pada umumnya dipakai jika :
1. mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain.
2. mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain.
3. mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau penyelidikan lainnya (dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru).
Kegunaan penerapan Metafora dalam Arsitektur sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni sebagai berikut :
1. Memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang lain.
2. Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat.
3. Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya.
4. Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif.
Metafora atau kiasan pada dasarnya mirip dengan konsep analogi dalam arsitektur, yaitu menghubungkan di antara benda-benda. Tetapi hubungan ini lebih bersifat abstrak ketimbang nyata yang biasanya terdapat dalam metode analogi bentuk. Perumpamaan adalah metafora yang menggunakan kata-kata senada dengan “bagaikan” atau “seperti” untuk mengungkapkan suatu hubungan. Metafora dan perumpamaan mengidentifikasi pola hubungan sejajar. Charles Moore, dalam suatu pembahasan tentang hal menarik hatinya, mengemukakan bahwa ia ingin agar bangunan-bangunan menyerupai batu alam. Metafora itu dikembangkannya dalam suatu scenario singkat:
dekoratif dalam sebuah ruang interior. Batu alam adalah metafora konseptual yang mengemukakan bagaimana bangunan dapat mempunyai dua citra sekaligus. Bila dipandang dari luar, bangunan tersebut memiliki citra yang mungkin senada dengan alam sekitar. Ia dapat mempunyai citra yang berlainan di dalam bangunan. Bagaikan suatu lingkungan yang menghibur, eaterikal, dan dramatis yang cocok untuk daerah peristirahatan.
Contoh-contoh lain tentang metafora meliputi daftar provokatif definisi-definisi dan penjelasan-penjelasan tentang berbagai aspek arsitektur. Definisinya tentang arsitektur sendiri adalah suatu perumpamaan. Arsitektur bagaikan Kristal. Metafora-metafora lain yang dibahas di bukunya, In Praise of Architecture meliputi, “Obelisk adalah sebuah teka-teki”, “sumber adalah suatu suara”, “Kamar adalah suatu dunia”, “Pintu adalah suatu undangan”, “Deretan kolom adalah sebuah paduan suara”, “Rumah adalah suatu mimpi.” Hal ini dibuktikan oleh beberapa arsitek dalam merancang karyanya. Sebut saja Mario Botta, Daniel Libeskind, dan Jean Nouvel. Kalau dalam negeri kita mengenal M. Ridwan Kamil dan Adi Purnomo yang pernah menggunakan metafora dalam perancangan karya arsitekturnya.
Mario Botta dalam karyanya The Botta Berg Oase, Arosa-Switzerland menunjukkan metafora tentang tubuh dan semesta. Bangunan ini adalah sebuah spa center yang terletak di sebuah kawasan pegunungan di Switzerland. Di sekelilingnya adalah hutan pinus dan cemara. Ia membuat sedemikian rupa bangunannya sehingga terlihat seakan-akan menyatu dengan hutan pinus dan cemara di sekitarnya. Permainan material kaca dan baja, lalu diramu seperti “daun” menjadi bahasa metaforis untuk menjawab dari satu sisi manusia “costumer service”. Di tempat itu manusia seakan-akan diberi kesempatan untuk mengenali tubuhnya sendiri, menikmati teknologi dan menikmati alam pegunungan yang indah.
ditransformasikan ke dalam konfigurasi ruangan yang berbentuk zig-zag. Ini dimaksudkan agar pengunjung tersesat dan mengalami sensai petualangan yang sama ketika bangsa Yahudi diusir dan kehilangan arah tujuan saat terjadinya peristiwa Holocaust oleh Nazi Jerman. Inovasi si Arsitek yang mendesain sirkulasi denah yang extra-ordinary mengakibatkan museum ini kehilangan tipologinya dari segi sirkulasi. Pengunjung yang datang tidak akan dapat merasakan suasana layaknya museum saat berada di dalam ruangan, akan tetapi pengunjung akan mendapatkan nuansa pengalaman baru dengan keunikan museum tersebut.
Contoh lain pada perancangan Metafora dalam arsitektur adalah New Louvre Museum di Abu Dabhi yang dirancang oleh Jean Nouvel. Ia melakukan pendekatan metafora yang mengibaratkan museum seperti ruang di dalam hutan. Secara eksterior museum ini tidak terlihat seperti hutan, akan tetapi bila masuk ke dalamnya ruang yang tercipta di dalamnya sangat puitis. Skylight yang dirancang memasukkan sinar matahari alami menembus ruangan dan memberikan kesan seperti di dalam hutan. Ini memberikan terobosan baru dalam perancangan museum. Dimana bila sebelumnya, penekanan museum lebih ditekankan pada aspek sirkulasi ataupun penataan barang yang akan di-display, Jean Nouvel membuat sebuah terobosan baru dengan menciptakan ruang yang metaforis dan puitis agar tercipta suasana yang “khusyuk” dalam menikmati kunjungan di dalam museum.
Di Indonesia sendiri, penggunaan metode metafora pernah digunakan M.Ridwan Kamil dalam merancang Museum Tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam. Konsep besarnya adalah “Rumoh Aceh as a ascape hill”. Ia mengibaratkan museum sebagai rumah panggung yang dapat menyelamatkan diri para penduduk Aceh bila sewaktu-waktu terjadi Tsunami.
pada ruang ini. Pada perjalanan terakhir dihadapkan pada ruangan yang menampilkan nama-nama korban Tsunami yang ditulis pada dinding yang berebntuk silinder yang menjulang ke atas. Pada puncaknya terdapat kaligrafi Allah yang berpendar dan ini ditujukan untuk menambah kesan sakral. Ini bermakna bahwa akhir perjalanan manusia berada pada tangan Tuhan dan tidak ada yang dapat menghindar dari kematian.
Melalui metafora, terutama ketika dicapai dengan teknik penggantian konsep, seseorang bias mengaplikasikan pengetahuan dan interpretasi yang dimengarti untuk kasus nama pengganti dalam satu pekerjaan seseorang.11
11
Antoniade, 1992
Yang ,elihat dan menilai serta menikmati suatu karya arsitektur adalah pengguna, pengamat, dan pengkritisi. Merekalah yang dapat mengukur sejauh mana tema metafora diterapkan ke dalam bangunan dan apakah metafora yang dimaksud oleh perancang sama dengan metafora yang dilihat oleh pengguna
Melalui metafora, terutama ketika dia dicapai dengan teknik penggantian konsep, seseorang bisa mengaplikasikan pengetahuan dan interpretasi yang telah dimengerti untuk kasus nama pengganti dalam satu pekerjaan seseorang (Antoniades, 1992). Yang melihat dan menilai serta menikmati suatu karya arsitektur adalah pengguna, pengamat, dan pengkritisi. Merekalah yang dapat mengukur sejauh mana tema metafora diterapkan ke dalam bangunan dan apakah metafora yang dimaksud oleh perancang sama dengan metafora yang dilihat oleh pengguna. Metafora yang baik adalah yang tidak bias ditemukan oleh pengguna atau kritikus. Dalam hal ini metafora merupakan ‘rahasia kecil’ pencipta (Antoniades, 1992).
Gambar.3.1 Kawasan Museum of Fruit III.3. KETERKAITAN TEMA DENGAN JUDUL
Medan Convention Center ini merupakan suatu bangunan yang merupakan pusat
kegiatan masyarakat kota, nasional maupun internasional, dimana dapat berupa suatu pertemuan, kongres, forum, pameran dan acara-acara public ceremony seperti perayaan hari besar agama, pernikahan, konser musik,dll. Dengan tujuan untuk melayani dan memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
Tema metafora diambil dan diterapkan pada perancangan Medan Convention
Center ini untuk menciptakan suatu bangunan yang mampu menarik perhatian orang,
mampu memberi kesan dan citra tersendiri, serta mampu menggugah persepsi dan imajinasi orang yang melihatnya. Selain agar mampu menampilkan bentuk semenarik mungkin sehingga dapat memberikan nilai estetika tersendiri terhadap kawasan sekitar.
III.4. Studi Banding Tema A. Museum of Fruit
Salah satu perancang yang menggunakan met