1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
Perusahaan dalam proses mencapai tujuannya tidak lepas dari kegiatan
penjualan yaitu penyerahaan suatu produk baik dalam bentuk barang maupun jasa
kepada konsumennya. Adapun tujuan dari kegiatan perusahaan ini adalah untuk
memperoleh pendapatan yang nantinya akan digunakan untuk melakukan aktivitas
perusahaan sendiri. Beberapa perusahaan ada yang sistem penjualan kredit, yang
nantinya akan menimbulkan akun piutang didalamnya.
Di setiap perusahaan baik perusahaan dagang maupun jasa, piutang
merupakan suatu proses penting yang dapat menunjukan satu bagian yang besar
dari likuid perusahaan. Piutang merupakan harta lancar perusahaan yang berpihak
lain dan perusahaan berkewajiban untuk menarik kembali. PT. Perusahaan Listrik
Negara (PLN) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelayanan
penyediaan listrik di Indonesia. Tujuan perusahaan ini adalah sebagai perusahaan
yang menyediakan serta melayani kebutuhan dan kepentingan pelanggan akan
tenaga listrik. PT. PLN sebagai sebuah perusahaan publik yang menyediakan
kebutuhan hajat orang banyak harus menyediakan kualitas layanan jasa terbaiknya
kepada para pelanggan, yaitu dapat melayani setiap kepentingan pelanggan.
Disisi lain PT. PLN juga perlu mempertimbangkan dampak atau akibat
pembayaran atas pemakaian jasa atas listrik yang sudah digunakan. Hal ini
menimbulkan piutang tak tertagih bagi PT. PLN yang nantinya harus ada
penanganan yang serius dari perusahaan kalau tidak hal ini bisa mengakibatkan
kerugian bagi PT. PLN itu sendiri. Dan semakin banyak piutang yang tertagih
semakin banyak pula keuntungan yang di dapat PT. PLN.
PT. PLN melakukan penjualan tenaga listrik dengan dua cara, yaitu
menjual listrik kepada konsumen dengan sistem Pra bayar dan Pasca bayar.
Penjualan tenaga listrik dengan sistem Pasca bayar sama halnya seperti penjualan
kredit. Penjualan secara kredit dilakukan untuk mempertahankan
pelanggan-pelanggan yang sudah ada dan juga untuk menarik pelanggan-pelanggan baru bagi
perusahaan. Perusahaan-perusahaan kredit mungkin berbeda dari satu jenis usaha
ke jenis usaha lainnya. Tetapi untuk perusahaan-perusahaan dengan jenis usaha
yang sama biasanya memberikan persyaratan yang tidak jauh berbeda. Namun
tentu saja dalam hal ini masih terdapat pengecualian karena sering kali supplier
memberikan persyaratan yang begitu gampang kepada pelanggan tertentu, baik
dalam rangka membantu pelanggan tersebut, maupun untuk menariknya agar mau
menjadi langgan tetap perusahaan.
Penjualan listik dengan Pasca bayar yang pada akhirnya akan
menimbulkan hak penagihan atas piutang listrik. Perusahaan mempunyai hak
tagihan kepada para pelanggannya untuk melunasi kewajibannya sehubungan
telah dikonsumsinya energi listrik oleh pelanggan PT. PLN atau dapat dikatakan
dalam istilah PLN tunggakan rekening. Selain itu pengumpulan piutang juga
yang diatur dengan cara seefisien mungkin. (Keputusan Direksi PT. PLN (Persero)).
Front liner adalah unit organisasi yang dapat melakukan penagihan-penagihan dari transaksi penagihan-penagihan tenaga listik yang menimbulkan piutang
listrik. Proses timbulnya piutang listrik adalah diawali dari pembacaan meter ke
pelanggan-pelanggan PLN oleh petugas pembaca meter. Hasil pembacaan meter
merupakan jumlah KWH yang digunakan oleh pelanggan PLN yang akan dicatat
dalam hasil pembacaan meter. Setelah hasil pembacaan meter didapatkan,
kemudian dilakukan proses penghitungan jumlah rupiah sesuai tarif dasar listrik.
Proses pencatatan piutang yang selanjutnya dilakukan oleh fungsi
akuntansi. Pencatatan ini dilakukan untuk mempermudah agar proses piutang
pelanggan, terutama piutang pelanggan yang macet agar dapat digolongkan
berdasarkan wilayah dari pelanggan-pelanggan yang menunggak tersebut. Proses
piutang tidak terlepas dari masalah. Kesalahan pelanggan adalah hal yang pernah
terjadi dalam proses pencatatan piutang pelanggan. Menurut seksi pengendalian
penagihan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Area Bandung Rayon
Bandung Utara N Dewi Ruciati pada bulan Juli 2015 terdapat beberapa pelanggan yang
mempunyai rekening tunggakan sebesar Rp 3.955.507.419.
Letak keberadaan pelanggan menjadi kendala dalam penagihan piutang,
yang dimana letak nya jauh dan kurang begitu jelas. Sehingga bagian penagihan
cukup sulit mencari keberadaan pelanggan untuk menagih hutang pelanggan
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menulis sebuah
laporan kerja praktek dengan judul “Tinjauan Atas Prosedur Penagihan
Piutang Pelanggan pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Area Bandung Rayon Bandung Utara”.
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prosedur penagihan piutang pelanggan pada PT.
PLN (Persero) Distribusi Jawab Barat Area Bandung Rayon Bandung
Utara.
2. Untuk mengatahui hambatan apa saja dalam penagihan piutang
pelanggan pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawab Barat Area
Bandung Rayon Bandung Utara.
3. Untuk mengetahui upaya apa saja yg dibuat PT. PLN untuk
meminimalisir tunggakan piutang pelanggan.
1.3 Kegunaan Kerja Praktek
Adapun kegunaan dari dilaksankannya kerja praktek ini adalah :
1. Bagi Penulis
Membandingkan antara teori akuntansi keuangan khususnya piutang
yang diperoleh selama masa perkuliahan dengan realita yang
sesungguhnya terjadi di PLN, sehingga dapat memberikan gambaran
nyata tentang dunia kerja, disamping itu juga dapat menambah
2. Bagi PT. PLN (Persero) Rayon Bandung Utara
Memberi masukan mengenai prosedur penagihan piutang.
1.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek 1.4.1 Lokasi Kerja Praktek
Lokasi untuk melaksanakan kerja praktek ini dilakukan pada PT. PLN
(Persero) Rayon Bandung Utara Jl. Ir. H. Juanda No.183 Bandung.
1.4.2 Waktu Kerja Praktek
Penulis melaksanakan kerja praktek selama 1 bulan, mulai dari tanggal 03
Agustus 2015 sampai dengan 04 September 2015.
c. Revisi KP
3 Pengumpulan data
7
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero)
Di Indonesia cahaya listrik mulai bersinar pada akhir abad XIX, yakni
pada jaman pemerintahan Hindia Belanda. Kelistrikan awal mulanya dibangun di
Palembang dalam kaitannya dengan usaha pertambangan minyak, sementara di
Ambon dan Makasar untuk kepentingan militer. Sejak awal abad ke-20, listrik
terutama digunakan sebagai ganti lampu-lampu gas. Pada saat itu perusahaan
penguasaan pelistrikan Indonesia masih dipegang dan di selenggarakan secara
monopoli oleh perusahaan swasta Belanda.
Pada tahun 1905,Pemerintah Hindia Belanda memberikan izin kepada
Bndoengsche Electriciet Maatschappij (BEM) untuk mendirikan listrik di
Bandung yang bertugas dalam Bidang pembuatan jaringan-jaringan listrik untuk
kota Bandung dan sekitarnya.
Pada tahun 1919, perusahaan BEM dihapuskan dan digabungkan dalam
suatu perusahaan Perseroan Terbatas dengan nama Gemmeenshapp lijke
Elektriciteit Bsdrijf En Omstreken (GEBEO NV) dengan cakupan daerah kerja
meliputi Bandung dan sekitarnya. GEBEO NV merupakan perseroan terbatas pertama yang mengusahakan kelistrikan termasuk pendistribusian tenaga listrik.
Pada tahun 1942 sampai tahun 1945, pada masa penjajahan jepang, perusahaan
Sedangkan pembangkitan dan penyaluran gardu-gardu dilaksanakan oleh dua
instansi yaitu oleh Seibu Denki Djigya Sha tahun 1942 sampai 1943 dan oleh
Denki Kosha sejak tahun 1943-1945 dengan wilayah kerja di seluruh pulau Jawa.
Pada masa revolusi perjuangan fisik, yaitu dari tahun 1945-1946
pelaksanaan distribusi tenaga listrik untuk Jawa barat khususnya dan Indonesia
umumnya dilaksanakan oleh pemerintah Republik Indonesia melalui Jawatan
Listrik.
Pada tahun 1948, Belanda masuk ke Indonesia maka pemerintah RI hijrah
ke Yogyakarta, sehingga pengusahaan distribusi tenaga listrik khususnya di Jawa
Barat termasuk Jakarta diusahakan kembali oleh GEBEO NV. Sedangkan usaha pembangkitan dan penyaluran tetap dikuasai RI yaitu Perusahaan Negara untuk
Pembangkit Listrik, yang disingkat PENUMPETEL, dengan wilayah kerja meliputi seluruh Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Tanggal. 27 Desember 1957, dalam rangka perjuangan pembebasan Irian
Barat, GEBEO NV sebagai perusahaan milik asing diambil alih oleh para karyawan yang berkewarganegaraan Indonesia dan dirubah namanya menjadi
Perusahaan Listrik Negara (PLN). Hal ini dikuatkan dengan hadirnya Peraturan
Pemerintah No. 52 tahun 1958 yang menetapkan bahwa perusahaan Belanda yang
ada di Indonesia dialihkan di bawah naungan Pemerintah RI. Dengan jalan
Nasionalisasi, perusahaan negara tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia dan juga memperkokoh
Pada tahun 1961, semua perusahaan listrik di Indonesia disatukan ke
dalam satu Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU-PLN).
Sebagai wadah kesatuan pimpinan PLN, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.67
tahun 1961, tugasnya mendistribusikan listrik di Indonesia dan tenaga
pembangkitnya dipegang oleh PLN pusat di Jakarta.
Dalam penjelasan dan pengumuman tentang pembentukan kabinet
Pembangunan (29 maret 1978) Perusahaan Umum Listrik Negara yang semula
bernaung di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik dialihkan ke
bawah naungan Departemen Pertambangan dan Energi.
Dalam perkembangannya kemudian, Perusahaan Umum Listrik Negara di
bawah naungan Departemen Pertambangan dan Energi mengalami perubahan
status dari Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara menjadi PT. PLN (Persero).
Dengan diterbitkannya PP No. 23 tahun 1994 tentang pengalihan bentuk
perusahaan Umum (Perum) menjadi Perseroan Terbatas (Persero). Perubahan
bentuk hukum perusahaan juga mengakibatkan terjadinya perombakan secara
struktural pada tingkat Distribusi/Wilayah. Dalam hal ini, Perum Listrik Negara
Distribusi Jawa Barat berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan
sebutan PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat sejak tanggal 30 Juni 1994 sesuai
Akte Pendirian.
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan
1. Manajer Rayon
3. Supervisor Teknik
4. Supervisor Administrasi & PP 5. Supervisor Transaksi Energi 6. Seksi Pelayanan Pelanggan 7. Seksi Pengendalian Penagihan 8. Seksi Adm Keuangan
9. Seksi Operasi Distribusi & Pemeliharaan Konstruksi 10.Seksi Pembacaan Meter dan Pengelolaan Rekening
11.
Seksi Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik12.Seksi Sambung Pelanggan
2.3 Deskripsi Pekerjaan
Pada Kantor PLN Rayon Bandung Utara, Manajer dibantu oleh 3 (tiga)
analisis Kinerja yang ikut membantu memonitoring kinerja Rayon, yang
pelaksanaannya dilakukan oleh seluruh Staf termasuk Supervisor Teknik,
Supervisor Administrasi dan SPV Teknik Energi.
1. Manajer Rayon
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan fungsi pelayanan kepada
pelanggan melalui pengembangan inovasi sistem pelayanan, peningkatan
pemasaran, pembacaan meter, kepemilikan dan pengelolaan Alat Pengukur &
Pembatas (APP), penagihan dan administrasi serta keuangan untuk target kinerja
pengusahaan (termasuk penurunan piutang ) dan kepuasan pelanggan.
Tugas Pokok:
b. Menetapkan pola operasional pelayanan guna menjamin kepuasan
pelanggan.
c. Menetapkan pola dan memonitor pelaksanaan pembacaan/ catat meter
sehingga tercapai akurasi yang tinggi.
d. Merencanakan prakiraan kebutuhan tenaga listrik untuk diinformasikan
kepada UPT.
e. Mengupayakan peningkatan pemasaran dan memonitor usaha peningkatan
penjualan TL (pendapatan).
f. Menetapkan pola operasional dan memonitor pelaksanaan penagihan,
dengan sasaran tunggakan rekening seminimal mungkin menuju nol (0)
rupiah dan nol (0) lembar.
g. Melaksanakan sanksi atas piutang pelanggan.
h. Melakukan analisa dan evaluasi kinerja Rayon.
i. Melaksanakan pembinaan SDM ke arah usaha peningkatan
profesionalisme dan kompetensi.
j. Mengelola administrasi dan keuangan Rayon.
k. Menerbitkan work order untuk disampaikan kepada UPT.
2. Analyst Kinerja Rayon
Bertanggungjawab menyusun draft usulan PRK dari tiap seksi, memantau
progress pencapaian kinerja kemudian melaporkan di akhir periode kerja.
Tugas Pokok :
a. Koordinasi dengan seluruh seksi di Rayon.
c. Mengevaluasi usulan PRK tiap seksi.
d. Menyusun usulan PRK.
e. Monitoring progress pencapaian kinerja dan mengusulkan alternatif solusi
permasalahan pencapaian kinerja Rayon.
f. Menyusun laporan pencapaian kinerja Rayon.
g. Mengevaluasi hasil pencapaian kinerja Rayon.
3. Supervisor Teknik
Bertanggung jawab atas pengendalian operasi dan pemeliharaan jaringan
distribusi, pemantauan susut distribusi dan upaya penurunannya, serta pengelolaan
dan pengembangan asset jaringan dan konstruksi distribusi serta target COP
(tunggakan) serta penyambungan dan pemutusan.
Tugas Pokok :
a. Membagi tugas dan memberi arahan kepada bawahan dalam rangka
pelaksanaan tugas.
b. Meningkatkan keandalan sistem operasi jaringan distribusi.
c. Memelihara jaringan distribusi.
d. Mengendalikan pelayanan gangguan.
e. Mengelola asset jaringan dan konstruksi distribusi.
f. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan penyambungan dan pemutusan.
g. Membuat laporan berkala sesuai bidangnya.
4. Supervisor Administrasi & PP
Bertanggungjawab atas pengelolaan administrasi tata usaha langganan,
administrasi perkantoran, sarana kerja, keamanan serta administrasi keuangan di
Rayon.
Tugas Pokok :
a. Membagi tugas dan memberi arahan kepada bawahan dalam rangka
pelaksanaan tugas.
b. Melaksanakan Fungsi Tata Usaha Langganan.
c. Mengelola keamanan dan K3 dilingkungan gedung Rayon.
d. Mengatur administrasi perkantoran, pemeliharaan gedung / kantor dan
fasilitas kerja.
e. Mengelola Fungsi Keuangan di Rayon.
f. Mengelola fungsi kehumasan.
g. Membuat laporan berkala sesuai bidangnya.
h. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
i. Mengelola laporan ILP untuk Pasang Baru, Tambah Daya dan Pesta.
5. Supervisor Transaksi Energi Tugas Pokok ;
a. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi Pelaksanaan manajeman billing.
b. Mengkoordinasikan dengan AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan
Terpusat) terkait dengan proses billing.
c. Memonitoring dan mengendalikan realisasi pengumuman anggaran
d. Mengkoordinasikan kegiatan operasional dibagian transaksi energi.
e. Mengevaluasi dan mngendalikan susut, PJU, P2TL, AMR, pemeliharaan
APP, pemeliharaan meter transaksi dan hasil ukur transaksi.
f. Menyusun rencana program pemeliharaan meter transaksi.
g. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan AMR.
h. Merencanakan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan APP dan hasil
penerapan metrologi secara berkala.
i. Memonitoring dan mengevaluasi manajemen APP.
j. Mengkoordinasi kegiatan Wiring dan Setting APP.
k. Memantau dan mengevaluasi susut distribusi dan upaya penurunannya.
l. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan penyambungan dan pemutusan.
m. Membuat laporan berkala sesuai bidangnya.
n. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
6. Seksi Pelayanan Pelanggan (PP) dan pemasaran
Bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan kepada pelanggan
melalui pengembangan inovasi sistem pelayanan, peningkatan pemasaran, untuk
meningkatkan pendapatan dalam rangka pencapaian target kenerja pengusahaan
dan kepuasan pelanggan.
Tugas pokok:
a. Menyusun pola operasional pelayanan pelanggan guna menjamin
kepuasan pelanggan dan memonitor pelaksanaannya.
b. Menyusun prakiraan kebutuhan tenaga listrik dan menginformasikan
c. Mengupayakan peningkatan pemasaran dan memonitor usaha peningkatan
penjualan TL (pendapatan).
d. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pelanggan.
e. Bertanggung jawab terhadap Data Induk Langganan (DIL).
f. Bertanggung jawab atas mutasi Perubahan Data Langganan (PDL).
g. Bertanggung jawab atas pembukuan langganan.
h. Mengendalikan pencetakan rekening listrik.
i. Melaksanakan proses administrasi tindak lanjut penyelesaian P2TL.
j. Menyiapkan laporan pelayanan dan program pemasaran.
k. Menyiapkan WO untuk pasang, bongkar, dan pemeliharaan alat ukur
7. Seksi Pembacaan Meter dan Pengelolaan Rekening
Bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pembacaan meter
dengan melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pembacaan meter serta
membina petugas baca meter dengan sasaran akurasi baca meter.
Tugas pokok :
a. Menyusun rencana dan mengendalikan pembacaan meter.
b. Melaksanakan baca meter untuk pelanggan potensial.
c. Mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas pembacaan meter.
d. Mengawasi pelaksanaan input data pemakaian energi listrik pelanggan ke
dalam komputer.
e. Menyusun anggaran biaya pembacaan meter pelanggan.
f. Melaksanakan pemeliharaan RBM yang ada dan pembuatan RBM baru.
h. Menginformasikan peralatan APP yang rusak kepada Rayon/ fungsi
terkait.
i. Melakukan evaluasi hasil kegiatan pembacaan meter.
j. Bertanggungjawab terhadap akurasi hasil baca meter.
k. Melakukan pembinaan petugas baca meter baik intern maupun pihak
ketiga.
l. Membuat laporan kegiatan pembacaan meter.
8. Seksi Pengendalian Penagihan
Bertanggungjawab atas penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan
penagihan, pelayanan pembayaran rekening serta penekanan piutang pelanggan
menuju ke tingkat nol (0) rupiah dan nol (0) lembar.
Tugas pokok:
a. Menyusun pola penagihan rekening yang memudahkan pelanggan dan
memonitor pelaksanaannya.
b. Menyusun anggaran biaya operasional penagihan (fee pihak ketiga,
pemutusan / penyambungan,dll).
c. Bertanggungjawab atas pelayanan pembayaran rekening bulan berjalan
maupun tunggakan, piutang ragu-ragu usulan penghapusan, koreksi
rekening, restitusi, dan lainnya.
d. Mencari metoda dan mengajukan usulan penagihan piutang pelanggan
untuk menekan rasio piutang ke tingkat nol (0) rupiah dan nol (0) lembar.
e. Menyiapkan proses administrasi atas sanksi piutang pelanggan dan work
f. Melakukan evaluasi kegiatan penagihan untuk menemukan metode yang
efektif dan efisien.
g. Membuat laporan kegiatan penagihan secara berkala.
9. Seksi keuangan dan administrasi
Bertanggungjawab atas penyusunan anggaran, pengelolaan keuangan dan
akuntansi, penyelenggaraan kesekretariatan dan rumah tangga kantor, pengelolaan
SDM dan penyelenggaraan kegiatan kehumasan.
Tugas pokok:
a. Menyusun rencana anggaran biaya dan pendapatan dan laporan keuangan
(Laba Rugi dan neraca).
b. Melaksanakan pengelolaan keuangan baik pengeluaran dan pemasukan
serta pajak sesuai prosedur.
c. Melaksanakan transaksi dengan pihak ketiga sesuai dengan
kewenangannya.
d. Mengelola dan mengembangkan SDM sesuai kompetensinya.
e. Mengelola kesekretariatan, rumah tangga kantor, administrasi hukum dan
kehumasan.
f. Mengendalikan penggunaan sumber daya.
10. Seksi Sambungan Pelanggan
Bertanggungjawab atas terlaksananya perencanaan penyambungan baru,
perubahan daya, pemutusan sementara dan bongkar rampung, sesuai target kinerja
pengusahaan dan kepuasan pelanggan.
a. Merencanakan penyambungan baru, perubahan daya, pemutusan
sementara, dan bongkar rampung.
b. Menetapkan penyambungan baru dan perubahan daya.
c. Merencanakan kebutuhan material untuk penyambungan baru.
d. Melaksanakan pemutusan sementara sampai dengan bongkar rampung.
e. Mengelola up-dating rayon card.
f. Membuat laporan pelaksanaan penyambungan, pemutusan sementara, dan
dan bongkar rampung untuk bahan pembuatan PDL.
g. Bertanggungjawab atas pemeliharaan alat ukur dan MCB.
11. Seksi Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik
Bertanggung jawab atas pelaksanaan P2TL, yakni penertiban atas
kecurangan atau pencurian-pencurian listrik ataupun penyambungan listrik ilegal.
12. Seksi Operasi Distribusi & Pemeliharaan Konstruksi
Bertanggungjawab atas konstruksi, operasi, dan pemeliharaan jaringan,
dan penyambungan.
Tugas pokok:
a. Bertanggungjawab atas data pengukuran tegangan dan beban.
b. Bertanggungjawab atas pelaksanaan survei data teknik untuk
penyambungan baru dan perubahan daya.
c. Bertanggungjawab atas pelaksanaan survei jaringan untuk perluasan.
d. Mengendalikan pelaksanaan konstruksi dan pemeliharaan jaringan dan
gardu distribusi.
f. Mengendalikan operasi jaringan dan piket.
2.4 Kegiatan Perusahaan
Sesuai Undang-undang RI no. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
dan berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, rangkaian kegiatan perusahaan
adalah :
1. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang mencakup:
a. Pembangkitan tenaga listrik
b. Penyaluran tenaga listrik
c. Distribusi tenaga listrik
d. Perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik
e. Pengembangan penyediaan tenaga listrik
f. Penjualan tenaga listrik
2. Menjalankan usaha penunjang listrik yang mencakup :
a. Konsultasi ketenagalistrikan
b. Pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan
c. Pemeriksaan dan pengujian peralatan ketenagalistrikan
d. Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan ketenagalistrikan
e. Laboratorium pengujian peralatan dan pemanfaatan tenaga listrik
f. Sertifikasi peralatan dan pemanfaatan tenaga listrik
3. Kegiatan-kegiatan lainnya mencakup :
a. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber energi
lainnya untuk tenaga listrik
b. Jasa operasi dan pengaturan (dispatcher) pada pembangkitan, penyaluran,
distribusi dan retail tenaga listrik
c. Industri perangkat keras, lunak dan lainnya di bidang ketenagalistrikan
d. Kerja sama dengan pihak lain atau badan penyelenggara bidang
ketenagalistrikan di bidang pembangunan, operasional, telekomunikasi
dan informasi terkait dengan ketenagalistrikan
21 3.1 Landasan Teori
3.1.1 Pengertian Prosedur
Menurut Zaki Baridwan (2009:30) yang dimaksud dengan prosedur adalah
“suatu urutan-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang
dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang
seragam teradap transaksi-transaksi perusahaan yang sedang terjadi.”
Menurut M.Nafarin (2008:84) yang dimaksud dengan prosedur adalah
“Prosedur adalah suatu urutan-urutan seri tugas yang saling berhubungan
yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerjanya seragam”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah suatu urutan
langkah-langkah pemprosesan data atau urutan kegiatan klerikal yang terdiri atas beberapa
tahapan yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang
bertujuan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha transaksi perusahaan yang
dilakukan berulang-ulang telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
3.1.2 Pengertian Penagihan
penagihan piutang menurut Sundjaja dan Barlian (2007 : 252) adalah
Sedangkan penagihan menurut Indriyo dan Basri “Suatu kegiatan melakukan
tagihan kepada seseorang atau kelompok, agar orang tersebut ingat akan hutangnya
yang harus dibayar.”
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa penagihan
adalah suatu kegiatan melakukan tagihan piutang kepada seseorang, pada saat jatuh
tempo.
3.1.3 Pengertian Piutang
Menurut Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini (2009:177) piutang adalah
sebagai berikut :
“Suatu tagihan terhadap perusahaan atau orang-orang tertentu yang timbul
akibat penjualan kredit atau disebabkan perusahaan telah memberikan jasa tertentu.”
Sedangkan Menurut Raja Adri Satriaawan Surya (2012:87) piutang adalah
sebagai berikut :
“Klaim uang, atau jasa terhadap pelanggan atau hak pihak lainnya”
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa piutang
merupakan suatu tagihan kepada pelanggan yang timbul akibat penjualan kredit atau
3.2 Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek
3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek 3.2.1.1 Prosedur Penagihan Piutang
Menurut Seksi pengendalian penagihan di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat Area Bandung Rayon Bandung Utara, prosedur untuk menagih piutang
terhadap pelanggan antara lain :
1. Pencatatan meteran
2. Membuat V1-01 (memberikan surat jika pelanggan menunggak lebih dari
20 hari)
3. Membuat V1-03 (memberikan surat jika pelanggan menunggak lebih dari
3 bulan)
4. Teknik untuk bongkar rampung kwh
5. Proses eksekusi lapangan
6. Proses DUPR (Daftar Usulan Piutan Ragu-ragu)
7. Pengesahaan BAPR (di area)
3.2.1.2 Hambatan dalam Penagihan Piutang
Letak keberadaan pelanggan menjadi kendala dalam penagihan piutang, yang
dimana letak nya jauh dan kurang begitu jelas. Sehingga bagian penagihan cukup
3.2.1.3 Upaya dalam Penagihan Piutang
Upaya dalam penagihan piutang diberikannya Sanksi Keterlambatan
Membayar Tagihan Listrik berdasarkan keputusan Direksi PT PLN, yaitu :
1. PT PLN (Persero) berhak melaksanakan pemutusan/penghentian sementara
penyaluran tenaga listrik pada pelanggan apabila pelanggan belum melunasi
pembayaran tagihan listrik sampai dengan tanggal 20 bulan pembayaran atau
tanggal yang telah ditentukan PT PLN (Persero) UPJ setempat.
2. Pelanggan yang tidak memenuhi kewajiban membayar tagihan listrik tepat pada
waktunya, dikenakan Biaya Keterlambatan (BK) sesuai dengan golongan tarif
untuk setiap bulan keterlambatan.
3. Penyambungan kembali akan dilakukan oleh PT PLN (Persero), apabila
pelanggan telah melunasi pembayaran tagihan listrik ditambah Biaya
Keterlambatan.
4. Apabila dengan jangka waktu 60 hari terhitung sejak hari pertama
melaksanakan pemutusan sementara, pelanggan belum juga melunasi
pembayaran tagihan listrik, maka PT PLN (Persero) berhak melakukan
pengambilan seluruh instalasi/Asset (Alat Pembatas dan Pengukur serta
Sambungan Rumah) milik PT PLN (Persero)
5. Permintaan penyambunagn kembali setelah Bongkar Rampung dipenuhi setelah
pelanggan dilokasi tersebut dikenakan Biaya Pemasangan baru dan wajib
3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek
3.2.2.1 Analisis prosedur yang terkait dengan laporan kerja praktek
Berdasarkan data yang di dapat dari PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
Area Bandung Rayon Bandung Utara mengenai Prosedur penagihan piutang cukup
efektif, yang dimana perusahaan melakukan tindakan-tindakan untuk mengurangi
piutang ragu-ragu. Seperti melakukan eksekusi lapang dan membongkar rampung
kwh.
3.2.2.2 Analisis hambatan yang terjadi dilapangan sesuai dengan laporan kerja praktek
Dilihat dari kendala diatas, sebaiknya di setiap kecamatan sudah ada bagian
dalam penagihan. Sehingga cukup efektif untuk mencari keberadaan
pelanggan-pelanggan tersebut.
3.2.2.3 Analisis upaya yang dilakukan dilapangan sesuai dengan laporan kerja praktek
Masalah umum yang terjadi pada perusahaan adalah sering terjadinya piutang
yang telah jatuh tempo, oleh karena itu masalah penagihan piutang harus
21 4.1 Kesimpulan
1. Prosedur untuk menagih piutang terhadap pelanggan antara lain : Pencatatan
meteran, membuat V1-01 (memberikan surat jika pelanggan menunggak lebih
dari 20 hari), membuat V1-03 (memberikan surat jika pelanggan menunggak
lebih dari 3 bulan), teknik untuk bongkar rampung kwh, proses eksekusi
lapangan, proses DUPR (Daftar Usulan Piutan Ragu-ragu), pengesahaan
BAPR (di area)
2. Letak keberadaan pelanggan menjadi kendala dalam penagihan piutang, yang
dimana letak nya jauh dan kurang begitu jelas. Sehingga bagian penagihan
cukup sulit mencari keberadaan pelanggan untuk menagih hutang pelanggan
tersebut.
3. Masalah umum yang terjadi pada perusahaan adalah sering terjadinya piutang
yang telah jatuh tempo, oleh karena itu masalah penagihan piutang harus
mendapatakan perhatian agar resiko yang timbul dapat dihindari sekecil
27 4.2 Saran
Dilihat dari masalah-masalah tagihan listrik ini serta dari tinjauan dan
pembahasan penulis, maka penulis dapat memberikan saran bagi pihak
perusahaan untuk mengurangi tunggakan tagihan listrik pelanggan agar tingkat
perekonomian negara berkembang dan hutang PLN semakin mengecil, yaitu
sebagai berikut :
1. Perlu dilakukannya sistem prabayar, yaitu dimana pembayarannya
dilakukan di awal bulan sebelum dilaksanakannya perhitungan listrik di
bulan yang baru, cara ini sama halnya seperti sistem pembayaran pulsa
handphone.
2. Sebaiknya di setiap kecamatan sudah ada bagian dalam penagihan.
Sehingga cukup efektif untuk mencari keberadaan pelanggan-pelanggan
tersebut.
3. Sering diadakannya rapat untuk bagian penagihan, sehingga agar lebih
Laporan Kerja Praktek
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh jenjang S1
Program Studi Akuntansi
Oleh :
LUTFI FATHURROCHMAN
21112137
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iii DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN KERJA PRAKTEK SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KATA PENGANTAR...
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek... 1
1.2 Tujuan Kerja Praktek... 4
1.3 Kegunaan Kerja Praktek... 4
1.4 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek... 5
1.4.1 Lokasi Pelaksanaan Kerja Praktek... 5
1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek... 5
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Subang... 7
2.2 Struktur Organisasi... 9
iv
2.4 Kegiatan Perusahaan………... 19
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Landasan Teori... 21
3.1.1 Pengertian Prosedur... 21
3.1.2 Pengertian Penagihan…………... 22
3.1.3 Pengertian Piutang... 22
3.2 Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek... 23
3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek... 23
3.2.1.1 Prosedur Penagihan Piutang... 23
3.2.1.2 Hambatan dalam Penagihan Piutang... 23
3.2.1.3 Upaya dalam Penagihan Piutang………... 24
3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek... 25
3.2.2.1 Analisis prosedur yang terkait dengan laporan kerja praktek... 25
3.2.2.2 Analisis hambatan yang terjadi dilapangan sesuai dengan laporan kerja praktek……….. 25
3.2.2.3 Analisis upaya yang terjadi dilapangan sesuai dengan laporan kerja praktek………... 25
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan... 26
v
DAFTAR PUSTAKA... 28 LAMPIRAN-LAMPIRAN
28 Yogyakarta.
Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini. 2009. Akuntansi Keuangan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Donald E. Kieso dkk., 2009. Akuntansi Intermediate Edisi Kedua belas Jilid 1. Erlangga, Jakarta
M. Narifin. 2004. Pengantaran Perusahaan. Salemba Empat, Jakarta.
Sundjaja dan Barlian. 2007. Manajemen Keuangan Jilid 2.Unpar Press, Bandung. Zaki Baridwan. 2009. Sistem Akuntansi. BPFE, Yogyakarta.
Nama : Lutfi Fathurrochman
Tempat/ Tanggal Lahir : Cirebon, 20 Oktober 1993
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jl. Karanggetas Gg Masjid Jagabayan No.29 Kec.
Lemahwungkuk Kel. Panjunan Kota Cirebon
Data Orang Tua
Nama Ayah : Alm. Nursaid
Tempat/ Tanggal Lahir : Cirebon, 24 September 1963
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Karanggetas Gg Masjid Jagabayan No.29 Kec.
Lemahwungkuk Kel. Panjunan Kota Cirebon
Nama Ibu : Dian Kusmeiriawati
Tempat/Tanggal Lahir : Cirebon, 26 Mei 1967
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Karanggetas Gg Masjid Jagabayan No.29 Kec.
SMA negeri 5 Kota Cirebon 2009-2012
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan kuasa serta hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan judul “Tinjauan Atas
Prosedur Penagihan Piutang Pelanggan di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Area Bandung Rayon Bandung Utara”.
Laporan kerja praktek ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
mata kuliah kerja praktek dalam menempuh jenjang Strata Satu Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi pada Universitas Komputer Indonesia, Bandung – Jawa
Barat. Penulis menerima setiap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
terutama dari dosen pembimbing Dr. Surtikanti., SE ., M.Si., Ak., CA yang telah
membimbing penulis hingga laporan kerja praktek ini selesai.
Di dalam proses penulisan, penulis juga banyak berterimaksih kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak,CA Selaku Ketua Program Studi
ii
4. Wati Aris Astuti SE., M.Si., Ak selaku Koordinator Kerja Praktek Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
5. Para Staff di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Area Bandung Rayon Bandung Utara yang dengan sabar membimbing dan membantu selama masa kerja praktek berlangsung.
6. Kepada kedua orang tua, kakak dan adik saya yang tidak pernah berhenti
memberi dukungan dan memanjatkan doa selama ini untuk kelancaran dan
kesuksesan perkuliahan. Terimakasih banyak.
7. Teman-teman saya di kelas 4 Ak-4 yang selalu memberikan dukungan dan
do’anya dan semua teman-teman kampus yang tidak dapat disebutkan
namanya satu-persatu.
8. Serta seluruh kerabat dan siapapun yang telah memberi dukungan dan doa,
namun tidak menemukan namanya di halaman ini. Terima kasih atas
semuanya. Semoga penyusunan laporan ini bermanfaat khususnya untuk