i
DUNIA KERJA SISWA SMK NUSA BHAKTI SEMARANG
(Studi Pada Kelas XII Tahun Ajaran 2015/2016)
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Alhusnaly Rismawati Sugiyanto
NIM 7101411389
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
v “Karena sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS: Al-Insyirah: 5)
“Orang- orang optimis melihat
bunga mawar, bukan durinya.
Orang –orang pesimis terpaku
pada duri dan melupakan mawarnya.”
(Kahlil Gibran)
Persembahan
1. Bapak dan Ibuku tercinta yang
telah memberikan nasehat,
dukungan, serta doa dalam setiap
langkahku.
vi
hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan kemudahan dalam menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “pengaruh minat kerja, prestasi belajar dan lingkungan
keluarga terhadap motivasi memasuki dunia kerja siswa kelas XII SMK Nusa
Bhakti Semarang tahun ajaran 2015/2016”
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang
atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan
studi pada jurusan Pendidikan Ekonomi di Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Wahyono, M.M. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan kebijakannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi dengan baik.
3. Dr. Ade Rustiana, M.Si. Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam
perijinan pelaksanaan penelitian.
4. Dra. Harnanik, M.Si. Dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi.
5. Drs. Syamsu Hadi, M.Si. Dosen penguji yang telah memberikan
vii
yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
8. Drs. Sumadi. Guru Pemasaran dan Akuntansi yang telah membantu proses
observasi dan penelitian.
9. Siswa-siswi kelas XII SMK Nusa Bhakti Semarang yang telah bersedia
menjadi responden dalam penelitian ini.
10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Semarang, Oktober 2015
viii
2015/2016). Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Dra. Harnanik, M.Si.
Kata Kunci : Minat Kerja, Prestasi Belajar, Lingkungan Keluarga, Motivasi Memasuki Dunia Kerja
Motivasi memasuki dunia kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi minat dan prestasi belajar, sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan keluarga. Apabila dilihat dari minat kerja, prestasi belajar dan keadaan lingkungan keluarga siswa SMK Nusa Bhakti tergolong baik. Permasalahan yang terjadi adalah karena masih rendahnya motivasi siswa untuk bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh minat kerja, prestasi belajar, dan lingkungan keluarga terhadap motivasi memasuki dunia kerja siswa SMK Nusa Bhakti Semarang tahun ajaran 2015/2016 baik secara simultan maupun parsial.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 66 siswa yang terdiri dari siswa kelas XII SMK Nusa Bhakti Semarang. Karena penelitian ini merupakan penelitian populasi sehingga semua populasi dijadikan sampel penelitian. Metode pengumpulan data yaitu dokumentasi dan kuesioner. Variabel yang diteliti yaitu minat kerja, prestasi belajar dan lingkungan keluarga sebagai variabel bebas dan motivasi memasuki dunia kerja sebagai variabel terikat. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif persentase dan regresi linier berganda.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa variabel minat kerja berada di kriteria tinggi (78%), prestasi belajar dalam kategori tuntas (100%) dan lingkungan keluarga berada di kriteria baik (70%). Sedangkan motivasi memasuki dunia kerja siswa masuk dalam kategori sedang (62%). Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa ada pengaruh minat kerja, prestasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap motivasi memasuki dunia kerja sebesar 61,7%, ada pengaruh minat kerja terhadap motivasi memasuki dunia kerja sebesar 22%, ada pengaruh prestasi belajar terhadap motivasi memasuki dunia kerja sebesar 8,82%, dan ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi memasuki dunia kerja sebesar 10,17%.
ix
Learning Achievement, and Family Environment among Motivation of Entering the Working World in Nusa Bhakti Vocational High School, Semarang, (Study of Grade XII Students academic year 2015/2016). Thesis. Economics Major, Economic Faculty, Semarang State University. Advisor: Dra. Harnanik, M.Si.
Keywords: Working Interest, Learning Achievement, Working Environment, Motivation of Entering the Working World
Motivation of entering the working world is influenced by some factors, those are internal factors and external factors. Internal factors include learning achievement and interest, while external factors include family environment. If seen from the working interest, learning achievement and family environment, students in Nusa Bhakti Vocational High School are good. The problem happened because students are lack of working motivation. The purpose of this research is to determine whether there is influence of working interest, learning achievement, and family environment among motivation of entering the working world of students in Nusa Bhakti Vocational High School Semarang in academic year 2015/2016 or not, either simultaneously or partially.
The population in this research is 66 students that consist of grade XII students in Nusa Bhakti Vocational High School Semarang. Entire population become the sample of the research because this research is population research. The variable is working interest, learning achievement, and family environment as free variable and motivation of entering the working world is as bound variable. Data analysis that is used is percentage descriptive and multiple regression linear.
The result of the analysis shows that variable of working interest is high (78%), learning achievement is in complete category (100%) and family environment is in good category (70%). While the motivation of entering the working world is in average category (62%). The result of the regression analysis shows that there is influence of working interest, learning achievement, and family environment among the motivation of entering the working world for 61,7%, there is influence of working interest among the motivation of entering the working world for 8,82%, and there is influence of family environment among the motivation of entering the working world for 10,17 %.
x
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
SARI ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
2.1 Tinjauan Motivasi Memasuki Dunia Kerja ... 9
2.1.1 Pengertian Motivasi... 9
xi
Kerja ... 14
2.1.6 Ciri-Ciri Motivasi ... 17
2.1.7 Indikator Motivasi ... 17
2.2 Minat Kerja ... 18
2.2.1 Pengertian Minat ... 18
2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat ... 18
2.2.3 Indikator Minat ... 19
2.3 Prestasi Belajar ... 20
2.3.1 Pengertian Prestasi Belajar ... 20
2.3.2 Indikator Prestasi Belajar ... 21
2.4 Lingkungan Keluarga ... 21
2.4.1 Pengertian Lingkungan Keluarga ... 21
2.4.2 Ciri-Ciri Keluarga ... 23
2.4.3 Fungsi Keluarga ... 25
2.4.4 Indikator-Indikator Lingkungan Keluarga ... 27
2.5 Pengaruh Minat Kerja Terhadap Motivasi Memasuki Dunia Kerja 28 2.6 Pengaruh Prestasi Belajar Terhadap Motivasi Memasuki Dunia kerja ... 29
2.7 Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Motivasi Memasuki
xii
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
3.1 Pendekatan Penelitian ... 36
3.2 Populasi dan Sampel ... 36
3.3 Variabel Penelitian ... 37
3.3.1 Variabel Bebas ... 38
3.3.2 Variabel Terikat... 39
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 39
3.4.1 Kuesioner atau Angket ... 39
3.4.2 Metode Dokumentasi ... 40
3.5 Uji Instrumen ... 40
3.5.1 Validitas ... 40
3.5.2 Reliabilitas ... 44
3.6 Metode Analisis Data ... 46
3.6.1 Metode Analisis Deskriptif Presentase ... 46
3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 49
3.6.2.1 Uji Normalitas ... 49
3.6.2.2 Uji Multikolinearitas ... 49
3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 50
3.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 50
xiii
4.1.1 Analisis Deskriptif... 54
4.1.1.1 Deskriptif Variabel Minat Kerja ... 54
4.1.1.2 Deskriptif Variabel Prestasi Belajar ... 57
4.1.1.3 Deskriptif Variabel Lingkungan Keluarga ... 57
4.1.1.4 Deskriptif Variabel Motivasi Memasuki Dunia Kerja . 60 4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 63
4.1.2.1 Uji Normalitas ... 63
4.1.2.2 Uji Multikolinearitas ... 65
4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 66
4.1.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 68
4.1.4 Uji Hipotesis ... 70
4.1.5 Koefisien Determinasi ... 72
4.2. Pembahasan ... 73
4.2.1 Hasil Analisis Deskriptif ... 73
4.2.2 Pengaruh Minat Kerja, Prestasi Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Motivasi Memasuki Dunia Kerja Siswa Kelas XII SMK Nusa Bhakti Semarang ... 74
4.2.3 Pengaruh Minat Kerja terhadap Motivasi Memasuki Dunia Kerja Siswa Kelas XII SMK Nusa Bhakti Semarang... 76
xiv
BAB V PENUTUP ... 80
5.1 Kesimpulan ... 80
5.2 Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 82
xv
Tabel 1.2 Data Lulusan Siswa SMK Nusa Bhakti Semarang Tahun 2013/2014 . 5
Tabel 3.1 Nilai Signifikansi Uji Validitas Variabel Minat Kerja ... 42
Tabel 3.2 Nilai Signifikansi Uji Validitas Variabel Lingkungan Keluarga ... 43
Tabel 3.3 Nilai Signifikansi Uji Validitas Variabel Motivasi Memasuki Dunia Kerja ... 44
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Minat Kerja ... 45
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Lingkungan Keluarga ... 45
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Memasuki Dunia Kerja ... 46
Tabel 3.7 Kategori Variabel Minat Kerja (X1) ... 48
Tabel 3.8 Kategori Variabel Prestasi Belajar (X2) ... 48
Tabel 3.9 Kategori Variabel Lingkungan Keluarga (X3) ... 48
Tabel 3.10 Kategori Variabel Motivasi Memasuki Dunia Kerja (Y) ... 48
Tabel 4.1 Deskripsi Minat Kerja (X1) ... 54
Tabel 4.2 Deskripsi Perhatian ... 55
Tabel 4.3 Deskripsi Hasrat Bertanya ... 56
Tabel 4.4 Deskripsi Perasaan Senang ... 56
Tabel 4.5 Deskripsi Prestasi Belajar ... 57
Tabel 4.6 Deskripsi Lingkungan Keluarga ... 57
Tabel 4.7 Tempat Tinggal Orang Tua ... 58
xvi
Tabel 4.12 Hasrat dan Keinginan ... 61
Tabel 4.13 Dorongan dan Desakan Lingkungan ... 62
Tabel 4.14 Harapan dan Cita-cita ... 62
Tabel 4.15 Kebutuhan Fisiologis dan Penghormatan Diri ... 63
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 64
Tabel 4.17 Hasil Uji Multikolinearitas ... 66
Tabel 4.18 Uji Glejser ... 68
Tabel 4.19 Analisis Regresi Linier Berganda ... 68
Tabel 4.20 Hasil Uji F ... 70
Tabel 4.21 Hasil Uji t ... 71
Tabel 4.22 Hasil Koefisien Determinasi Simultan ... 72
xvii
Gambar 4.2 Diagram Batang Deskripsi Lingkungan Keluarga ... 58
Gambar 4.3 Diagram Batang Deskripsi Motivasi Memasuki Dunia Kerja ... 61
Gambar 4.4 Grafik Normal P-Plot ... 65
xviii
Lampiran 2 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen ... 88
Lampiran 3 Angket Uji Coba Instrumen ... 89
Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 93
Lampiran 5 Angket Instrumen Penelitian ... 94
Lampiran 6 Data Rerata Nilai Produktif Akuntansi Siswa Kelas XII SMK Nusa Bhakti Semarang Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015 ... 98
Lampiran 7 Data Rerata Nilai Produktif Pemasaran Siswa Kelas XII SMK Nusa Bhakti Semarang Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015.. 100
Lampiran 8 Data Uji Coba Instrumen Penelitian Variabel Minat Kerja ... 102
Lampiran 9 Data Uji Coba Instrumen Penelitian Variabel Lingkungan Kel ... 103
Lampiran 10 Data Uji Coba Instrumen Penelitian Variabel Motivasi Memasuki Dunia Kerja ... 104
Lampiran 11 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Minat Kerja ... 105
Lampiran 12 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lingkungan Keluarga ... 107
Lampiran 13 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Motivasi Memasuki Dunia Kerja ... 111
Lampiran 14 Tabulasi Data Penelitian ... 114
Lampiran 15 Hasil Analisis Deskriptif Persentase ... 117
Lampiran 16 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Minat Kerja ... 120
xix
Lampiran 20 Output SPSS ... 130
Lampiran 21 Surat Ijin Observasi ... 133
Lampiran 22 Surat Ijin Penelitian ... 134
Lampiran 23 Surat Keterangan Observasi ... 135
Lampiran 24 Surat Keterangan Penelitian ... 136
Lampiran 25 r Tabel Product Moment ... 137
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Setiap orang pada umumnya membutuhkan lapangan pekerjaan. Terlebih
di era modern seperti ini yang menuntut seseorang untuk bekerja lebih keras lagi
dalam kaitannya untuk memenuhi kebutuhan. Apalagi di masa sekarang
kebutuhan semakin beragam dan kompleks. Oleh karena itu dibutuhkan sumber
daya yang memiliki kualitas unggul supaya dapat bersaing di pasar tenaga kerja.
Penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas dimulai dari
pendidikan formal sejak belajar di sekolah. Dengan pendidikan, peserta didik
akan memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang sangat dibutuhkan
dalam mempersiapkan pekerjaan. Salah satu lembaga pendidikan formal yang
diselenggarakan oleh pemerintah yaitu Sekolah Menengah Kejuruan yang
mempunyai peran menyiapkan tenaga kerja ahli siap pakai sesuai dengan tujuan
utama SMK menurut Depdiknas, (2004:6) yaitu:
1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesionalisme
2. Menyiapkan agar siswa mampu memilih karier, berkompetensi dan mampu mengembangkan diri
3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industry baik pada saat ini maupun pada saat masa yang akan datang
4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara produktif, adaptif, dan kreatif.
Pendidikan kejuruan bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja yang
produktif, mampu bekerja mandiri dan terampil sehingga siap pakai dalam dunia
dunia kerja dikarenakan jumlah angkatan kerja yang semakin banyak
tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Seperti yang tertera
dalam data Badan Pusat Statistik (BPS). Jumlah pengangguran terbuka lulusan
SMK pada Agustus 2012 sebesar 1.067.009. Pada Agustus tahun berikutnya
2013 sebesar 1.258.201. Sedangkan pada Agustus 2014 sebanyak 1.332.521.
Dengan demikian siswa SMK dituntut untuk dapat siap kerja setelah mereka
menyelesaikan masa studinya. Tetapi permasalahan yang sering dihadapi yaitu
masih rendahnya motivasi siswa dalam memasuki dunia kerja.
Seseorang tidak akan termotivasi untuk memasuki dunia kerja apabila
tidak ada dorongan baik dari dalam diri individu itu sendiri maupun dorongan
dari luar individu. Faktor dari dalam individu (intern) diantaranya adalah
kemampuan (intelijensi), bakat, minat, sikap, kepribadian, nilai, hobi atau
kegemaran, ketrampilan, penggunaan waktu senggang, aspirasi dan pengetahuan
sekolah atau pendidikan sambungan, pengalaman kerja, pengetahuan tentang
dunia kerja, kemampuan dan keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah, masalah
dan keterbatasan pribadi. Sedangkan faktor dari luar (ekstern) meliputi kelompok
primer yang berasal dari lingkungan keluarga dan kelompok sekunder yang
berasal dari teman sebaya Sukardi, (1989:44).
Faktor dari dalam diri (intern) adalah faktor yang paling berpengaruh
dalam menentukan seseorang untuk bekerja. Minat merupakan salah satu faktor
yang sangat mempengaruhi. Karena suatu hal tidak akan bisa berjalan tanpa
adanya ketertarikan terlebih dahulu pada suatu hal. Menurut Dewa Ketut Sukardi
perpaduan dan campuran dari perasaan , harapan, prasangka cemas, takut dan
kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada
suatu pilihan tertentu.
Ketika minat kerja itu tumbuh pastinya akan ada dorongan atau semangat
dalam menggapai tujuan tersebut, dalam hal ini yaitu minat bekerja Di dalam
lingkungan sekolah minatkerja tersebut dapat dilihat dari rasa ingin tahu siswa
dengan bertanya kepada guru mengenai dunia kerja. Dengan sikap seperti itu
merupakan salah satu ciri seseorang termotivasi melakukan sesuatu dalam
kaitanya motivasi memasuki dunia kerja.
Prestasi belajar menurut Tulus Tu’u (2004:75) merupakan hasil penilaian
pendidikan tentang kemajuan siswa setelah melakukan aktivitas belajar. Dengan
prestasi belajar yang baik tentunya siswa akan lebih percaya diri sehingga
termotivasi untuk mencari kerja dibandingkan dengan siswa yang minim
prestasi.
Selain faktor yang bersumber dari dalam diri, ada faktor yang bersumber
dari luar individu yaitu lingkungan keluarga. Kondisi lingkungan keluarga sangat
mempengaruhi seseorang dalam memasuki dunia kerja, siswa setelah lulus tidak
memiliki pekerjaan maka akan sangat membebani orang tuanya terlebih apabila
kondisi orang tua yang memiliki keterbatasan ekonomi. Melihat kondisi
lingkungan keluarga yang pas-pasan tentunya dapat memberikkan motivasi
secara tidak langsung terhadap siswa untuk segera bekerja setelah lulus nantinya.
Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, SMK
Semarang merupakan sekolah di bawah naungan Yayasan Pendidikan dan
Pembangunan Indonesia (YPPI) yang didirikan oleh Drs. Djoko Sumarmo
(Alm.) pada tahun 1987. SMK Nusa Bhakti memiliki input yang cukup baik
karena sudah terakreditasi. Hampir sebagian siswanya berasal dari SMP/MTs
terbaik di kota Semarang.
Berdasarkan informasi dari guru BK, minat bekerja siswa cukup baik
dilihat dari ciri-ciri yang ditunjukkan saat belajar di sekolah dengan bertanya
mengenai info pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya sebagai bekal ketika
setelah lulus nanti.
Selain itu, prestasi belajar siswa SMK Nusa Bhakti cenderung bagus,
dilihat dari rata-rata nilai produktif sebagai berikut:
Tabel 1.1.
Rata-Rata Nilai Produktif Siswa SMK Nusa Bhakti Semarang Kelas XII Tahun 2013/2014
Kelas Jurusan Jumlah Siswa Rata-Rata Nilai Rapor
XII Akuntansi 30 78,6
XII Pemasaran 23 78,8
XII TKJ 23 79,3
Sumber: SMK Nusa Bhakti Semarang, 2015
Motivasi seseorang untuk bekerja juga dipengaruhi oleh faktor yang
berasal dari lingkungan terdekat yaitu lingkungan keluarga. Wawancara melalui
guru BK SMK Nusa Bhakti Semarang, kondisi orang tua siswa cenderung
ekonomi menengah kebawah. Lulusan orang tua siswa sebagian besar di jenjang
SMA. Dan rata-rata pekerjaanya sebagai buruh dan karyawan swasta.
Kondisi lingkungan keluarga siswa akan berpengaruh terhadap motivasi
siswa dalam arah pemilihan pekerjaan atau karir bagi anaknya. Orang tua yang
juga setelah anak lulus sekolah, orang tua ikut serta mengarahkan anaknya dalam
pemilihan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keahliannya. Sebaliknya,
anak yang hidup di lingkungan keluarga kurang perhatian, dia akan berlaku
seenaknya bahkan enggan untuk bekerja.
SMK Nusa Bhakti Semarang menjalin hubungan dengan perusahaan lain
yang gunanya sebagai informasi kerja dalam kaitannya dengan penyerapan
tenaga kerja sehingga siswa mudah mendapat pekerjaan. Hal ini memunculkan
pendapat bahwa siswa yang melanjutkan pendidikannya di SMK cenderung akan
bekerja setelah lulus sekolah. Namun pada kenyataannya melalui guru BK
menceritakan bahwa masih terdapat beberapa peserta didik terutama kelas XII
yang bingung setelah lulus dari SMK. Hal ini mencerminkan bahwa motivasi
memasuki dunia kerja yang dimiliki oleh peserta didik belum sesuai dengan
harapan atau tergolong rendah. Berikut adalah data yang diperoleh dari SMK
Nusa Bhakti Semarang:
Tabel 1.2.
Data Lulusan Siswa SMK Nusa Bhakti Semarang Tahun 2013-2015 Tahun Lulusan Melanjutkan Bekerja Belum
Bekerja
Belum diketahui
Jumlah
2013 5 18 23 27 73
2014 8 29 24 15 76
2015 7 15 31 15 68
Jumlah 20 62 78 57 217
Sumber: SMK Nusa Bhakti Semarang, 2015
Dari data di atas dapat diketahui bahwa lulusan SMK Nusa Bhakti
Semarang dari tahun 2013-2015 terlihat motivasi memasuki dunia kerja siswa
setelah lulus masih rendah dari tahun ke tahun. Untuk lebih jelasnya rinciannya
belum bekerja sebanyak 78 siswa (35,95%), untuk siswa yang melanjutkan
sebanyak 20 siswa (9,21%) dan sisanya belum diketahui sebanyak 57 siswa
(26,27%).
Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti
tentang “PENGARUH MINAT KERJA, PRESTASI BELAJAR DAN
LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI MEMASUKI DUNIA
KERJA SISWA SMK NUSA BHAKTI SEMARANG (Studi Pada Kelas XII
Tahun Ajaran 2015/2016)”
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah
yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
1. Adakah pengaruh Minat Kerja, Prestasi Belajar dan Lingkungan Keluarga
terhadap Motivasi Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK Nusa Bhakti
Semarang (Studi Pada Kelas XII Tahun Ajaran 2015/2016)?
2. Adakah pengaruh Minat Kerja terhadap Motivasi Memasuki Dunia Kerja
Siswa SMK Nusa Bhakti Semarang (Studi Pada Kelas XII Tahun Ajaran
2015/2016)?
3. Adakah pengaruh Prestasi Belajar terhadap Motivasi Memasuki Dunia
Kerja Siswa SMK Nusa Bhakti Semarang (Studi Pada Kelas XII Tahun
Ajaran 2015/2016)?
4. Adakah pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Motivasi Memasuki
Dunia Kerja Siswa SMK Nusa Bhakti Semarang (Studi Pada Kelas XII
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis besarnya pengaruh Minat
Kerja, Prestasi Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Motivasi
Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK Nusa Bhakti Semarang (Studi Pada
Kelas XII Tahun Ajaran 2015/2016)
2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis besarnya pengaruh Minat Kerja
terhadap Motivasi Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK Nusa Bhakti
Semarang (Studi Pada Kelas XII Tahun Ajaran 2015/2016)
3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis besarnya pengaruh Prestasi
Belajar terhadap Motivasi Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK Nusa
Bhakti Semarang (Studi Pada Kelas XII Tahun Ajaran 2015/2016)
4. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis besarnya pengaruh Lingkungan
Keluarga terhadap Motivasi Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK Nusa
Bhakti Semarang (Studi Pada Kelas XII Tahun Ajaran 2015/2016)
1.4.Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat di peroleh pada penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memeperkaya
wawasan pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
dunia pendidikan, khususnya mengenai minat siswa, prestasi dan
siswa SMK. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai literatur
dalam pelaksanaan penelitian yang relevan di masa yang akan datang.
2. Kegunaan Praktis
1) Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak sekolah untuk
memantau sejauh mana motivasi siswa dalam menghadapi dunia kerja
khususnya kelas XII.
2) Bagi siswa
Sebagai bahan evaluasi dan intropeksi diri bahwa perlu menumbuhkan
minat dari dasar untuk mengikuti pelajaran dengan baik supaya
prestasi belajarnya cenderung meningkat serta dapat memiliki
motivasi untuk memasuki ke dunia kerja.
3) Bagi Orang Tua
Dapat dijadikan masukan tentang pentingnya motivasi dari lingkungan
keluarga terutama dari orang tua agar siswa mampu memiliki
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Tinjauan Motivasi Memasuki Dunia Kerja
2.1.1.Pengertian Motivasi
Dari segi taksonomi, motivasi berasal dari kata “movere” dalam bahasa
Latin yang artinya bergerak. Dengan demikian motivasi adalah suatu usaha yang
disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku
seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga
mencapai hasil atau tujuan tertentu (Purwanto, 2007: 73). Menurut Sudarwan
Danim (2004:15) motivasi diartikan sebagai setiap kekuatan yang muncul dari
dalam diri individu untuk mencapai tujuan atau keuntungan tertentu di
lingkungan dunia kerja atau di pelataran kehidupan pada umumnya. Pendapat
lain dikemukakan oleh Sahlan Asnawi (2002:21) bahwa motivasi adalah suatu
konsep yang kita gunakan ketika dalam diri kita muncul keinginan (initiate) dan
menggerakkan atau mengarahkan tingkah laku. Sedangkan menurut Sondang P.
Siagian (2004:138) motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan
seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan,
dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan
menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai
sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Rivai
mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan
tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan sesuatu yang tidak tampak
namun memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam
mencapai tujuan. Apabila seseorang individu termotivasi, maka individu akan
membuat suatu pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu untuk memuaskan
keinginan.
Pentingnya motivasi memberikan dorongan siswa dalam pemahaman
untuk meraih suatu tujuan (Sardiman, 2010:77). Menurut Mc. Donald dalam
Sardiman (2010:73) motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang diungkapkan oleh Mc. Donald
dalam Sardiman (2010:73) ini mengandung tiga pengertian penting yaitu:
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energy di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organism manusia. Karena menyangkut perubahan energy manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi seseorang, dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yaitu tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/ terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan yang menyangkut soal kebutuhan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
dorongan yang mengarahkan atau menggerakkan individu untuk melakukan
sesuatu yang berasal dari dalam individu maupun dari luar individu untuk
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 554) kerja diartikan
sebagai kegiatan untuk melakukan sesuatu yang dilakukan atau diperbuat dan
sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, mata pencaharian.
Menurut Sudarwan Danim (2004:23) motivasi kerja dorongan yang
muncul pada diri individu untuk secara sadar melakukan pekerjaan yang
dihadapi. Kesadaran yang dimaksudkan adalah bersumber dari faktor-faktor
internal dan dapat pula muncul secara eksternal.
Dilihat dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
memasuki dunia kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau
dorongan peserta didik yang berasal dari dalam atau luar individu untuk
memasuki dunia kerja.
2.1.2.Macam-macam Motivasi
Macam-macam motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Motivasi menurut Sardiman (2010:86-91) yaitu:
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a. Motif-motif bawaan
Motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu
ada tanpa dipelajari. Motif ini sering disebut motif-motif yang
diisyaratkan secara biologis. Relevan dengan ini, maka Arden N.
Frandsen memberi istilah motif jenis Physiological Drives.
b. Motif-motif yang dipelajari
Maksudnya adalah motif-motif timbul karena dipelajari. Motif ini
manusia hidup dalam lingkungan social dengan sesame manusia yang
lain, sehingga motivasi ini terbentuk.
2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
a. Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk
minum, makan, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk
beristirahat. Ini sesuai dengan jenis Physiological Drivesdari
Frandsen.
b. Motif-motif darurat, meliputi: dorongan untuk menyelamatkan diri,
dorongan untuk membalas, untuk berusaha dan untuk memburu.
Jelasnya motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar.
c. Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk
melakukan eksplorasi, manipulasi, dan menaruh minat. Motif-motif ini
muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara
efektif.
3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
a. Contoh motivasi jasmaniah seperti misalnya reflex, insting otomatis,
dan nafsu.
b. Contoh motivasi rohaniah adalah kemauan. Soal kemauan itu pada
setiap diri manusia terbentuk melalui empat momen yaitu, (1) momen
timbulnya alasan; (2) momen pilih; (3) momen putusan; (4) momen
terbentuknya kemauan.
4. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Siswa yang
memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang
terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu.
Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan
tujuan secara esensial bukan sekedar simbol dan seremonial.
b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya rangsangan dari luar diri individu.
2.1.3.Prinsip-prinsip Motivasi
Menurut Djamarah (2011:53), prinsip-prinsip motivasi adalah sebagai
berikut:
1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas untuk
bekerja
2. Motivasi instrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam
bekerja
3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman
4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam bekerja
5. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam bekerja
2.1.4. Fungsi Motivasi
Motivasi dianggap penting karena motivasi mendorong timbulnya
tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku individu. Menurut
Oemar Hamalik (2009:108) fungsi motivasi adalah:
1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak
akan timbul suatu perbuatan misalnya motivasi untuk bekerja.
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan
untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah
laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau
lambatnya suatu pekerjaan.
2.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Memasuki Dunia Kerja
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2009:61) motivasi memasuki dunia
kerja terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan luar diri
individu. Tenaga-tenaga tersebut berupa; desakan (drive), motif (motive),
kebutuhan (need) dan keinginan (wish).
1. Desakan
Peserta didik akan termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena
desakan dan dorongan dari lingkungan sekitarnya, baik dari lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, misalnya karena
keadaan ekonomi orang tua yang tidak mampu akan memotivasi peserta didik
untuk memasuki dunia kerja daripada melanjutkan ke perguruan tinggi.
Peserta didik akan termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena ia
memiliki motif berupa harapan akan masa depan yang lebih baik dan berusaha
menggapai cita-citanya sesuai dengan yang ia mimpikan.
3. Kebutuhan
Peserta didik akan termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena
terdorong untuk memenuhi kebutuhannya sendiri secara mandiri tanpa harus
menggantungkan orang tua lagi dan ia akan lebih merasa bangga jika bekerja
daripada menganggur setelah lulus dari SMK.
4. Keinginan
Peserta didik akan termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena
adanya keinginan dan minat untuk bekerja sesuai dengan kemauan dan
kemampuan yang ia miliki.
Menurut Dewa Ketut Sukardi (1989:44) faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap motivasi memasuki kerja ada faktor yang bersumber dari diri individu
(intrinsik)dan faktor-faktor dari luar individu (ekstrinsik). Faktor-faktor yang
bersumber dari diri individu (intrinsik) yaitu:
1. Kemampuan Intelijensi
Kemampuan intelijensi yang dimiliki oleh individu memegang peranan yang penting, sebab kemampuan intelijensi yang dimiliki sesorang dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam memasuki suatu pekerjaan, jabatan atau karier dan juga sebagai pelengkap dalam mempertimbangkan memasuki suatu jenjang pendidikan tertentu.
2. Bakat
Bakat merupakan suatu kondisi, suatu kualitas yang dimiliki individu yang memungkinkan individu itu untuk berkembang pada masa mendatang. 3. Minat
4. Sikap
Sikap ialah suatu kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.
5. Kepribadian
Kepribadian diartikan sebagai suatu organisasi yang dinamis di dalam individu dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian-penyesuaian yang unik terhadap lingkungannya.
6. Nilai
Nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.
7. Hobi atau Kegemaran
Hobi adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan individu karena kegiatan tersebut merupakan kegemarannya atau kesenangannya.
8. Prestasi
Penguasaan terhadap materi pelajaran dalam pendidikan yang sedang ditekuninya oleh individu berpengaruh terhadap arah pilih jabatan di kemudian hari.
9. Ketrampilan
Ketrampilan ialah penguasaan individu terhadap suatu perbuatan dalam mengerjakan sesuatu.
10. Penggunaan Waktu Senggang
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa diluar jam pelajaran sekolah digunakan untuk menunjang hobinya atau untuk rekreasi.
11. Aspirasi dan Pengetahuan Sekolah atau Pendidikan Sambungan
Aspirasi dengan pendidikan sambungan yang diinginkan yang berkaitan dengan perwujudan dari cita-citanya.
12. Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja yang pernah dialami siswa pada waktu duduk di sekolah atau di luar sekolah.
13. Pengetahuan tentang Dunia Kerja
Pengetahuan yang sementara ini dimiliki anak, termasuk dunia kerja, persyaratan, kualifikasi, jabatan struktural, promosi jabatan, gaji yang diterima, hak dan kewajiban, tempat pekerjaan itu berada, dan lain-lain. 14. Kemampuan dan Keterbatasan Fisik dan Penampilan Lahiriah
Kemampuan fisik misalnya termasuk badan kekar, tinggi dan tampan, badan yang kurus, pendek, dan cebol, tahan dengan panas, takut dengan ramai, penampilan yang semrawut, berbicara yang meledak-ledak, angker, dan kasar.
15. Masalah dan Keterbatasan Pribadi
Masalah atau problema dari aspek diri sendiri ialah selalu ada kecenderungan yang bertentangan apabila menghadapi masalah tertentu.
Selain faktor dari dalam diri individu (intrinsik) juga ada faktor-faktor
1. Kelompok Primer
Keluarga merupakan bentuk kelompok primer yang memiliki kemantapan dan kompak. Fungsi keluarga ada dua dasar yaitu,
(1) Fungsi dari keluarga itu tidaklah hanya merupakan kesatuan biologis, tetapi juga merupakan bagian dari hidup bermasyarakat. Di sini keluarga bukan hanya bertugas memelihara anak, tetapi berfungsi pula untuk membeli idea, sikap, social dari anak-anaknya.
(2) Bahwa keluarga itu mempunyai kewajiban untuk meletakkan dasar-dasar pendidikan, rasa keagamaan, kemauan, rasa kesukaan dan keindahan, kecakapan berekonomi dan pengetahuan perniagaan pada si anak.
2. Kelompok Sekunder
Keberadaan dan aktivitas kelompok sekunder ini tidak tergantung pada hubungan pribadi secara akrab meskipun hubungan antar anggota tetap ada. Kelompok sekunder disini yang dimaksud ialah teman sebaya.
2.1.6.Ciri-ciri Motivasi
Ciri-ciri seseorang termotivasi menurut Sardiman (2010:83) adalah
sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas
2. Ulet menghadapi kesulitan
3. Menunjukan minat terhadap macam-macam masalah
4. Lebih senang bekerja mandiri
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
6. Dapat mempertahankan pendapatnya
7. Tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakini
8. Senang mencari dan memecahkan masalah
2.1.7.Indikator Motivasi
Motivasi adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang
untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang memiliki indikator sebagai
dorongan dan kebutuhan; (3) adanya harapan dan cita-cita; (4) penghargaan dan
penghormatan atas diri. (Uno, 2013: 10).
2.2.Minat Kerja
2.2.1.Pengertian Minat
Minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan
sesuatu perbuatan (Mulyasa, 2003:39). Menurut Dewa Ketut Sukardi (1989:46)
minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan
campuran dari perasaan, harapan, prasangka cemas, takut dan
kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan
tertentu. Menurut Yusuf A.M. (2002:71) minat (interest) merupakan suatu
predisposisi atau kecenderungan atau suatu reaksi perasaan yang berlangsung
terus-menerus yang memolakan perhatian seseorang, sehingga dirinya jadi
selektif terhadap objek minatnya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat kerja
adalah rasa ketertarikan individu terhadap suatu pekerjaan yang disenangi yang
dapat mengarahkan individu untuk melakukan suatu pekerjaan.
2.2.2.Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Minat
Menurut Khairani (2013:139) ada tiga faktor yang mendasari timbulnya
minat seseorang yaitu :
1. The Factor Inner Urge. Yang dimaksud disini adalah rangsangan yang
2. The Factor of Social Motive. Timbulnya minat dari seseorang dapat
didorong dari motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan
penghargaan dan lingkungan dimana mereka berada.
3. Emotional Factor. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang
dalam menaruh perhatian terhadap sesuatu kegiatan atau obyek tertentu.
2.2.3.Indikator Minat
Menurut Sobri M. Sutikno (2009:16) menyebutkan bahwa minat ditandai
dengan adanya beberapa indikasi sebagai berikut:
1. Perhatian
Seseorang yang mempunyai minat pasti akan perhatian terhadap apa yang
akan dijadikan objek pada minat itu sendiri. Ia akan lebih sering
memperhatikan iklan lowongan pekerjan di mading/ papan pengumuman
di sekolah.
2. Hasrat bertanya
Sesorang yang mempunyai minat terhadap sesuatu hal, maka akan
muncul hasrat bertanya dalam dirinya. Ada rasa penasaran untuk
mengetahui lebih dalam mengenai dunia kerja yang akan digunakan
sebagai bekal mencari pekerjaan. Bisa bertanya di BKK atau guru yang
bersangkutan.
3. Adanya rasa ingin tahu
Sikap tersebut biasanya diawali dengan melihat atau memperhatikan hal
yang berhubungan dengan pekerjaan, lalu muncul rasa ingin tahu
4. Perasaan senang
Perasaan senang biasanya dibarengi dengan timbulnya minat, karena
dengan kita menyukai pekerjaan tersebut pastinya akan menimbulkan
minat untuk terjun ke dunia kerja.
5. Kepuasan
Kepuasan akan muncul apabila seseorang telah berhasil mencapai apa
yang menjadi minatnya dalam bekerja.
2.3.Prestasi Belajar
2.3.1.Pengertian Prestasi Belajar
Kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan dengan prestasi belajar, kegiatan
belajar merupakan proses dan prestasi belajar merupakan hasil belajar. Prestasi
belajar merupakan hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa setelah
melakukan aktivitas belajar (Tulus Tu’u, 2004:75). Sedangkan menurut
Khoerunnisa Fitriani (2014:58) prestasi belajar merupakan realisasi kemampuan
dan potensi yang biasanya berupa nilai yang dimiliki oleh individu setelah
melakukan usaha yang didapat dari proses belajar yang dilakukan dalam periode
tertentu. Oemar Hamalik (2004:47) mengemukakan bahwa prestasi belajar
adalah adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak
tahu menjadi tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti. Sukadji (dalam
Koentjoro, 1986) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai
seseorang dalam usaha belajarnya yang ditunjukkan dengan rapor.
Pengklasifikasian prestasi belajar dapat dirumuskan melalui tiga ranah yaitu (a)
a. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai ketika mengikuti, mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.
b. Prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.
c. Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atau angka dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru.
Dilihat dari beberapa pengertian diatas prestasi belajar ialah hasil yang
dicapai peserta didik berupa nilai dalam suatu periode tertentu.
2.3.2.Indikator-Indikator
Indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini berupa rerata
nilai rapor (Sukadji dalam Koentjoro, 1986).
2.4.Lingkungan Keluarga
2.4.1.Pengertian Lingkungan Keluarga
Lingkungan selalu mengitari manusia dari manusia itu dilahirkan hingga
saatnya manusia itu meninggal, sehingga dalam kehidupan sehari-hari terjadi
hubungan timbal balik antara lingkungan dengan manusia dan manusia dengan
lingkungannya. Lingkungan keluarga juga memberikan sumbangan dan besar
pengaruhnya terhadap perkembangan anak dalam arah pemilihan pekerjaan.
Karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan primer yang kuat
pengaruhnya dibandingkan dengan lingkungan sekunder yang ikatannya agak
longgar. Selain itu, keluarga juga merupakan lingkungan pendidikan pertama
kali yang diperoleh anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Seperti halnya yang diungkapkan oleh Fuad Ihsan (2005:57) bahwa
keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat,
Khairuddin (2002:4) juga mengemukakan pendapat mengenai keluarga bahwa
keluarga merupakan kelompok primer terpenting dalam masyarakat.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa anak mendapatkan
pendidikan pertama kali dalam lingkungan keluarga yang kemudian dilanjutkan
dalam lingkungan sekolah dan masyarakat.
Menurut Semiawan (2008:43) lingkungan adalah segala sesuatu yang
bersifat eksternal terhadap diri individu, karena lingkungan itu merupakan
sumber informasi yang diperoleh melalui panca indera. Menurut Sertain dalam
bukunya Dalyono (2005:132) lingkungan meliputi semua kondisi-kondisi dalam
dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita,
pertumbuhan, perkembangan kita kecuali gen-gen, dan gen-gen dapat pula
dipandang menyiapkan lingkungan bagi gen yang lain.
Sedangkan F.J. Brown dalam bukunya Syamsu Yusuf (2009:36)
berpendapat bahwa ditinjau dari sudut pandang sosiologis, keluarga dapat
diartikan dua macam, yaitu a) dalam arti luas, keluarga meliputi semua pihak
yang ada hubungan darah atau keturunan yang dapat dibandingkan dengan
“clan” atau marga; b) dalam arti sempit keluarga meliputi orang tua dan anak.
Djamarah (2004:29) mengungkapkan bahwa orang tua bertanggung
jawab dalam pendidikan anak, maka orang tua adalah pendidik pertama dan
utama dalam keluarga.
Lingkungan keluarga adalah segala kondisi dan pengaruh dari luar
terhadap kehidupan dan perkembangan anggota keluarga (Yuniarto, 2011:23).
kehidupan dalam keluarga yang berkaitan dengan cara orang tua mendidik
seperti dukungan orang tua, relasi antar anggota keluarga, suasana atau keadaan
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang
keluarga. Menurut Kartini Kartono (1985:27) bahwa keadaan keluarga dapat
mempengaruhi berhasil tidaknya seseorang yang sedang bekerja. Ketegangan
dalam kehidupan keluarga dapat menurunkan gairah kerja. Sedangkan Dewa
Ketut Sukardi (1989:51) berpendapat latar belakang sosial ekonomi orang
memiliki pengaruh tertentu terhadap arah pilih jabatan anak. Seperti apa yang
dikemukakan oleh Eli Ginzberg, dalam bukunya yang berjudul: Occupational
Choice; An Approach to a General Theory, 1951, bahwa anak-anak yang berasal
dari keluarga berada memiliki kecenderungan untuk memilih memasuki
perguruan tinggi dan kemudian memilih lapangan kerja professional, sedangkan
anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu memiliki kecenderungan
arah pilih pekerjaan yang bersifat ketrampilan yang lebih tinggi dibandingan
dengan orang tuanya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan lingkungan keluarga
merupakan seluruh pihak yang ada hubungan darah perkawinan dan tinggal
bersama yang dapat mempengaruhi perkembangan individu yang berada di
lingkup tersebut.
2.4.2.Ciri–ciri Keluarga
a. Ciri-ciri Umum Keluarga
Menurut Mac Iver dan Page dalam Khairuddin (2002:6) ciri-ciri
1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2. Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan
dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dab dipelihara
3. Suatu sistem tata nama, termasuk perhitungan garis keturunan
4. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota
kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan
5. Kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk
mempunyai keturunan dan membesarkan anak
6. Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang
walau bagaimanapun tidak mungkin terpisah terhadap kelompok
keluarga
b. Ciri- ciri Khusus Keluarga
Menurut Khairuddin (2002:7) ciri- ciri khusus keluarga adalah sebagai
berikut:
1. Kebersamaan
2. Dasar-dasar emosional
3. Pengaruh perkembangan
4. Ukuran yang terbatas
5. Posisi inti dalam struktur social
6. Tanggung jawab para anggota
2.4.3.Fungsi Keluarga
Menurut Khairuddin (2002:10) fungsi keluarga secara garis besar dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Fungsi-fungsi pokok, yakni fungsi yang tidak dapat diubah atau
digantikan oleh orang lain. Fungsi ini meliputi:
1. Fungsi Biologis
Keluarga terjadi karena adanya ikatan darah atau atas dasar
perkawinan. Keluarga yang dibangun atas dasar perkawinan
menjadikan suami istri sebagai dasar untuk melanjutkan keturunan
yang berarti melahirkan angggota-anggota baru
2. Fungsi Afeksi
Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan
antar anggotanya. Hal ini dapat terlihat dari cara orang tua dalam
memelihara dan mendidik anak-anaknya dengan rasa penuh kasih
saying. Hal ini menjadikan anak selalu menggantungkan diri dan
mencurahkan isi hati sepenuhnya kepada orang tua.
3. Fungsi Sosialisasi
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan
manusia, oleh sebab itu disamping tugasnya mengantarkan
perkembangan individu tersebut menjadi anggota masyarakat yang
baik. Anggota masyarakat yang baik yaitu apabila individu tersebut
lingkungannya. Hal tersebut akan banyak dipengaruhi oleh kualitas
pengalaman dan pendidikan yang diterimanya.
b. Fungsi-fungsi lain, yakni fungsi yang relatif lebih mudah diubah atau
mengalami perubahan. Fungsi ini meliputi:
1. Fungsi Ekonomi
Keluarga juga berfungsi sebagai unit ekonomi, terutama dalam hal
pemenuhan kebutuhan pangan, sandang dan kebutuhan material
lainnya. Keadaan ekonomi keluarga yang baik juga turut mendukung
dan berperan dalam perkembangan anak, sebab dengan kondisi
tersebut anak akan berada dalam keadaan material yang lebih luas
sehingga banyak mendapat kesempatan untuk mengembangkan
berbagai kecakapan yang dimilikinya. Dengan demikian kondisi
ekonomi keluarga yang baik akan membantu anak dalam mencapai
prestasi yang maksimal.
2. Fungsi Perlindungan
Keluarga selain sebagai unit masyarakat kecil yang berfungsi
melanjutkan keturunan, secara universal juga sebagai penanggung
jawab dalam perlindungan, pemeliharaan dan pengasuhan terhadap
anak-anaknya.
3. Fungsi Pendidikan
Orang tua secara kodrati atau alami mempunyai peranan sebagai
pendidik bagi anak-anaknya sejak anak tersebut dalam kandungan.
kecakapan-kecakapan terhadap anak-anaknya sebagai bekal untuk mengikuti
pendidikan berikutnya.
4. Fungsi Rekreasi
Keluarga selain sebagai lembaga pendidikan informal juga merupakan
tempat rekreasi. Keluarga sebagai tempat rekreasi perlu ditata agar
dapat menciptakan suasana yang menyenangkan. Misalnya situasi
rumah dibuat bersih, rapi, tenang dan sejuk yang menimbulkan rasa
segar sehingga dapat menghilangkan rasa capek dan kepenatan dari
kesibukan sehari-hari. Situasi rumah yang demikian itu juga dapat
digunakan untuk belajar, menyusun dan menata kembali program
kegiatan selanjutnya sehingga dapat berjalan lancer dan juga
konsentrasi belajar anak juga turut terbantu sehingga memudahkan
mereka dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal.
5. Fungsi Agama
Keluarga yang menyadari arti penting dan manfaat agama bagi
perkembangan jiwa anak dan kehidupan manusia pada umumnya akan
berperan dalam meletakkan dasar-dasar pengenalan agama. Hal ini
sangat penting untuk pembinaan perkembangan mental anak
selanjutnya dalam memasuki kehidupan bermasyarakat. Pengenalan
ini dapat dimulai orang tua dari mengajak anak pergi ke tempat
ibadah.
2.4.4.Indikator-indikator Lingkungan Keluarga
1. Jenis pekerjaan dan penghasilan orang tua
2. Pendidikan tertinggi orang tua
3. Tempat tinggal orang tua
4. Status sosial ekonomi orang tua
5. Suku bangsa, agama, dan kepercayaan yang dianut orang tua
6. Keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal orang tua
7. Harapan orang tua terhadap pendidikan anak
8. Sikap dan tanggapan orang tua terhadap teman-teman atau teman-teman
sebaya anaknya
9. Sikap dan tanggapan orang tua terhadap prestasi yang dicapai anaknya
10. Pekerjaan yang didambakan dan dicita-citakan orang tua terhadap
anaknya
11. Kedudukan dan peranan anak dalam keluarga
12. Hubungan orang tua dan anak
13. Nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki dan dianut orang tua.
2.5.Pengaruh Minat Kerja terhadap Motivasi Memasuki Dunia Kerja
“Minat merupakan alat motivasi yang pokok” (Djamarah, 2011: 166).
Minat adalah hal yang sangat mendasar untuk melakukan suatu kegiatan, tanpa
adanya minat seseorang tidak akan dapat melakukan kegiatannya dengan baik
karena minat juga menentukan keberhasilan seseorang dalam melakukan
kegiatannya. Menurut Uno, (2013:10) peserta didik akan termotivasi untuk
memasuki dunia kerja karena adanya minat kerja yang sesuai dengan
Minat kerja adalah adalah rasa ketertarikan individu terhadap suatu
pekerjaan yang disenangi dan dapat mengarahkan individu untuk memasuki
kerja. Seorang peserta didik yang hendak lulus dihadapkan pada suatu masalah
seperti penentukan jati diri, akan kemana setelah lulus, apakah bekerja atau
melanjutkan ke perguruan tinggi.
Minat kerja merupakan salah satu faktor intern yang mempengaruhi
motivasi memasuki dunia kerja. Seseorang bisa dikatakan memiliki minat kerja
apabila adanya perhatian, hasrat bertanya hingga perasaan senang terhadap
sesuatu yang diminatinya.
Seorang peserta didik tentu memiliki cita-cita akan sebuah pekerjaan
setelah lulus dari SMK. Seorang peserta didik akan sadar bahwa ia harus mandiri
dan memenuhi kebutuhannya tanpa harus bergantung kepada orang tua lagi
setelah ia lulus dari SMK, terlebih jika orang tuanya memiliki keterbatasan
ekonomi. Peserta didik juga akan merasa bangga memiliki sebuah pekerjaan
setelah lulus daripada menganggur. Semakin tinggi minat kerja siswa akan
menyebabkan motivasi memasuki dunia kerja siswa menjadi tinggi dan
sebaliknya, semakin rendah minat kerja menyebabkan motivasi memasuki dunia
kerja peserta didik menjadi rendah.
2.6.Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Motivasi Memasuki Dunia Kerja
Prestasi belajar merupakan hasil pencapaian peserta didik yang berupa
nilai dalam suatu periode tertentu. Nilai tersebut bisa berasal dari nilai ulangan
harian, ulangan tengah semester bahkan yang paling penting ialah nilai rapor
Peserta didik yang memiliki prestasi belajar yang baik bahkan cenderung
mengalami peningkatan biasanya yang memiliki semangat atau motivasi yang
tinggi. Tentunya dengan prestasi yang baik akan memotivasi peserta didik untuk
segera masuk ke dunia kerja. Dengan nilai yang tinggi, peserta didik akan
merasa percaya diri apabila melamar pekerjaan. Begitu juga sebaliknya, peserta
didik yang nilainya rendah pastinya akan sulit untuk menumbuhkan motivasi
memasuki kerja. Seperti yang diungkapkan Darsono dkk, (2000: 65) siswa yang
memiliki kemampuan belajar tinggi, sehingga memiliki prestasi belajar yang
baik, biasanya lebih memiliki motivasi dalam hal ini yaitu motivasi memasuki
dunia kerja. Menurut Dewa Ketut (1989:45) bahwa penguasaan terhadap materi
pelajaran dalam pendidikan berpengaruh terhadap motivasi siswa dalam memilih
pekerjaan.
2.7.Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Motivasi Memasuki Dunia
Kerja
Selain faktor dari dalam individu (intern), ada faktor yang berasal dari
luar individu (ekstern) yang mempengaruhi seseorang termotivasi yaitu
lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan
yang pertama dan utama karena dari keluarga lah seorang anak mendapat didikan
dan bimbingan. Hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak dapat
mempengaruhi motivasi anak memasuki dunia kerja. Orang tua bisa
mengarahkan anaknya untuk memilih bekerja. Dengan seperti itu anak secara
langsung mendapatkan motivasi untuk terjun ke dunia kerja. Khairuddin
turut mendukung dan berperan dalam perkembangan anak dalam hal ini yaitu
motivasi memasuki dunia kerja. Sedangkan menurut Agus Sukirno, (2013)
lingkungan keluarga adalah kondisi kehidupan dalam keluarga yang berkaitan
dengan cara orang tua mendidik seperti dukungan orang tua, dalam hal ini
dukungan orang tua yaitu berupa motivasi untuk dapat memasuki kerja.
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi tentunya
menginginkan anaknya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi
setelah lulus sekolah, dengan maksud agar mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik daripada setelah lulus langsung bekerja. Begitu juga sebaliknya orang tua
yang dengan keterbatasan ekonomi menginginkan anaknya untuk dapat segera
bekerja setelah lulus sekolah supaya dapat membantu ekonomi keluarga dan
dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa membebani orang tuanya, artinya
bahwa dengan beberapa kondisi tersebut tentunya siswa lebih termotivasi untuk
dapat memasuki dunia kerja.
2.8.Kerangka Berpikir
Jumlah pengangguran dari tahun ke tahun cenderung mengalami
peningkatan. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan banyaknya para pencari kerja
tetapi tidak di imbangi dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Situasi tersebut
mengakibatkan banyak orang tidak mendapatkan kesempatan bekerja.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan mempersiapkan peserta
didik untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan kompetensi keahlian yang
sekolah diharapkan dapat bekerja sesuai dengan bidangnya dan mampu
mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.
Namun, memasuki dunia kerja tidak akan mudah apabila tidak didasari
minat yang berasal dari dalam diri seseorang. Karena melakukan sesuatu harus
diawali oleh rasa ketertarikan terlebih dahulu. Seperti yang dikatakan Suryabrata
Sumadi (2006:68) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada
suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Siswa yang memiliki minat
dapat dilihat dari perhatiannya terhadap sesuatu yang disenangi, dalam hal ini
perhatian terhadap informasi mengenai pekerjaan. Selain itu, siswa yang tertarik
terhadap pekerjaan pasti memiliki rasa ingin tahu sehingga timbul hasrat
bertanya tentang apa yang dibutuhkan dalam bekerja, apa saja yang memenuhi
syarat untuk diterima di perusahaan dan lain-lain.
Seperti halnya minat, prestasi belajar juga mempengaruhi motivasi siswa
memasuki dunia kerja. Dengan melihat hasil rapor dan nilai praktek yang cukup
bagus dapat memotivasi siswa mau masuk ke dunia kerja. Bisa juga sebaliknya,
hasil yang kurang memuaskan mengakibatkan siswa tidak termotivasi untuk
bekerja karena tidak percaya diri dengan nilai yang didapatnya.
Selain faktor yang berasal dari dalam individu, ada faktor yang berasal
dari luar individu yang juga memiliki pengaruh terhadap motivasi siswa untuk
memasuki dunia kerja yaitu lingkungan keluarga. Karena lingkungan keluarga
merupakan lingkungan primer yang mana merupakan lingkungan pendidikan
pertama kali yang diperoleh anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya
dapat memberi andil dalam menggerakkan anaknya untuk dapat bekerja setelah
lulus nantinya. Terlebih jika penghasilan yang didapat orang tua pas-pasan,
sehingga dengan bekerja anak dapat membantu memperbaiki ekonomi keluarga.
Selain itu, orang tua pasti menginginkan anaknya dapat pekerjaan yang lebih
baik dari orang tuanya. Kerangka pikir ini digunakan untuk mempermudah jalan
pemikiran terhadap masalah yang akan dibahas. Adapun kerangka konseptual
2.9.Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam kalimat pertanyaan.
Dikatakan jawaban sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
yang empiris. (Sugiyono, 2013).
Berdasarkan definisi diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
H1 : Terdapat pengaruh antara minat kerja, prestasi belajar dan
lingkungan keluarga terhadap motivasi memasuki dunia kerja siswa
SMK Nusa Bhakti Semarang (Studi Pada Kelas XII Tahun Ajaran
2015/2016)
H2 : Terdapat pengaruh minat kerja terhadap motivasi memasuki dunia
kerja siswa SMK Nusa Bhakti Semarang (Studi Pada Kelas XII
Tahun Ajaran 2015/2016)
H3 : Terdapat pengaruh prestasi belajar terhadap memasuki dunia kerja
siswa SMK Nusa Bhakti Semarang (Studi Pada Kelas XII Tahun
Ajaran 2015/2016)
H4 : Terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap memasuki dunia
kerja siswa SMK Nusa Bhakti Semarang (Studi Pada Kelas XII
36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Pendekatan Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan jenis pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik
pengumpulan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan (Sugiyono,
2013:14).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif, dengan tujuan untuk membuat deskriptif secara sistematis, factual,
dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian
deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik
deskriptif diantaranya adalah penelitian yang menuturkan, menganalisa dan
mengklarifikasikan penyelidikan dengan survey, teknik tes, studi kasus, studi
komparatif, dan operasional.
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1.Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
yang akan diteliti adalah seluruh siswa kelas XII SMK Nusa Bhakti
Semarang sebanyak 66 siswa.
3.2.2.Sampel
Menurut Sugiyono (2013:62) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang diambil dari populasi
harus benar-benar representative (mewakili) karena data yang diperoleh dari
sampel, kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi. Menentukan jumlah
sampel yang diteliti, apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil
semua sehingga penelitian itu merupakan penelitian populasi. Menurut Riduwan
(2012:64), sampling jenuh ialah teknik pengambilan sampel apabila semua
populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus. Hal
ini sering dilakukan apabila jumlah populasi relative kecil. Dalam penelitian ini
sampel yang akan di ambil adalah seluruh anggota populasi yang berjumlah 66
siswa kelas XII SMK Nusa Bhakti Semarang (Penelitian Populasi).
3.3.Variabel Penelitian
Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel dalam bukunya Suharsimi
Arikunto (2010:159) sebagai gejala yang bervariasi. Gejala adalah objek
penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat.
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel dependent (variable terikat), sedangkan variabel terikat
variabel bebas (Sugiyono, 2013:38). Sesuai dengan judul pada penelitian ini,
maka variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.3.1.Variabel Bebas
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas, yaitu:
a. Minat Kerja (X1)
Minat kerja dalam penelitian ini adalah rasa ketertarikan
individu/siswa kelas XII SMK Nusa Bhakti Semarang terhadap suatu
pekerjaan yang disenangi yang dapat mengarahkan individu untuk
melakukan suatu pekerjaan. Indikator minat yang digunakan adalah
perhatian perihal pekerjaan, hasrat bertanya, dan perasaan senang untuk
memasuki kerja.
b. Prestasi Belajar ( X2)
Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil dari penilaian
pendidikan siswa XII SMK Nusa Bhakti Semarang yang telah ditempuh
dalam proses belajar mengajar di sekolah. Indikator dalam prestasi belajar
yang digunakan adalah rata-rata dari nilai rapor produktif siswa.
c. Lingkungan keluarga (X3)
Lingkungan keluarga dalam penelitian ini adalah lingkungan
pendidikan pertama yang diterima anak didik kelas XII SMK Nusa Bhakti
Semarang. Oleh karena itu keluarga juga ikut serta memberikan pengaruh
terhadap perkembangan belajar maupun berhasil tidaknya siswa dalam
bekerja. Indikator dalam lingkungan keluarga yang digunakan dalam