• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MINAT KERJA, PRESTASI BELAJAR, DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA SMK NUSA BHAKTI SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MINAT KERJA, PRESTASI BELAJAR, DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA SMK NUSA BHAKTI SEMARANG"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

i

DUNIA KERJA SISWA SMK NUSA BHAKTI SEMARANG

(Studi Pada Kelas XII Tahun Ajaran 2015/2016)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Alhusnaly Rismawati Sugiyanto

NIM 7101411389

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)
(3)
(4)
(5)

v  “Karena sesungguhnya sesudah

kesulitan itu ada kemudahan.”

(QS: Al-Insyirah: 5)

 “Orang- orang optimis melihat

bunga mawar, bukan durinya.

Orang –orang pesimis terpaku

pada duri dan melupakan mawarnya.”

(Kahlil Gibran)

Persembahan

1. Bapak dan Ibuku tercinta yang

telah memberikan nasehat,

dukungan, serta doa dalam setiap

langkahku.

(6)

vi

hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan kemudahan dalam menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “pengaruh minat kerja, prestasi belajar dan lingkungan

keluarga terhadap motivasi memasuki dunia kerja siswa kelas XII SMK Nusa

Bhakti Semarang tahun ajaran 2015/2016”

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang

atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan

studi pada jurusan Pendidikan Ekonomi di Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Wahyono, M.M. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan kebijakannya sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi dengan baik.

3. Dr. Ade Rustiana, M.Si. Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam

perijinan pelaksanaan penelitian.

4. Dra. Harnanik, M.Si. Dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, arahan dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi.

5. Drs. Syamsu Hadi, M.Si. Dosen penguji yang telah memberikan

(7)

vii

yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

8. Drs. Sumadi. Guru Pemasaran dan Akuntansi yang telah membantu proses

observasi dan penelitian.

9. Siswa-siswi kelas XII SMK Nusa Bhakti Semarang yang telah bersedia

menjadi responden dalam penelitian ini.

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semarang, Oktober 2015

(8)

viii

2015/2016). Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Dra. Harnanik, M.Si.

Kata Kunci : Minat Kerja, Prestasi Belajar, Lingkungan Keluarga, Motivasi Memasuki Dunia Kerja

Motivasi memasuki dunia kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi minat dan prestasi belajar, sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan keluarga. Apabila dilihat dari minat kerja, prestasi belajar dan keadaan lingkungan keluarga siswa SMK Nusa Bhakti tergolong baik. Permasalahan yang terjadi adalah karena masih rendahnya motivasi siswa untuk bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh minat kerja, prestasi belajar, dan lingkungan keluarga terhadap motivasi memasuki dunia kerja siswa SMK Nusa Bhakti Semarang tahun ajaran 2015/2016 baik secara simultan maupun parsial.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 66 siswa yang terdiri dari siswa kelas XII SMK Nusa Bhakti Semarang. Karena penelitian ini merupakan penelitian populasi sehingga semua populasi dijadikan sampel penelitian. Metode pengumpulan data yaitu dokumentasi dan kuesioner. Variabel yang diteliti yaitu minat kerja, prestasi belajar dan lingkungan keluarga sebagai variabel bebas dan motivasi memasuki dunia kerja sebagai variabel terikat. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif persentase dan regresi linier berganda.

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa variabel minat kerja berada di kriteria tinggi (78%), prestasi belajar dalam kategori tuntas (100%) dan lingkungan keluarga berada di kriteria baik (70%). Sedangkan motivasi memasuki dunia kerja siswa masuk dalam kategori sedang (62%). Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa ada pengaruh minat kerja, prestasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap motivasi memasuki dunia kerja sebesar 61,7%, ada pengaruh minat kerja terhadap motivasi memasuki dunia kerja sebesar 22%, ada pengaruh prestasi belajar terhadap motivasi memasuki dunia kerja sebesar 8,82%, dan ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi memasuki dunia kerja sebesar 10,17%.

(9)

ix

Learning Achievement, and Family Environment among Motivation of Entering the Working World in Nusa Bhakti Vocational High School, Semarang, (Study of Grade XII Students academic year 2015/2016). Thesis. Economics Major, Economic Faculty, Semarang State University. Advisor: Dra. Harnanik, M.Si.

Keywords: Working Interest, Learning Achievement, Working Environment, Motivation of Entering the Working World

Motivation of entering the working world is influenced by some factors, those are internal factors and external factors. Internal factors include learning achievement and interest, while external factors include family environment. If seen from the working interest, learning achievement and family environment, students in Nusa Bhakti Vocational High School are good. The problem happened because students are lack of working motivation. The purpose of this research is to determine whether there is influence of working interest, learning achievement, and family environment among motivation of entering the working world of students in Nusa Bhakti Vocational High School Semarang in academic year 2015/2016 or not, either simultaneously or partially.

The population in this research is 66 students that consist of grade XII students in Nusa Bhakti Vocational High School Semarang. Entire population become the sample of the research because this research is population research. The variable is working interest, learning achievement, and family environment as free variable and motivation of entering the working world is as bound variable. Data analysis that is used is percentage descriptive and multiple regression linear.

The result of the analysis shows that variable of working interest is high (78%), learning achievement is in complete category (100%) and family environment is in good category (70%). While the motivation of entering the working world is in average category (62%). The result of the regression analysis shows that there is influence of working interest, learning achievement, and family environment among the motivation of entering the working world for 61,7%, there is influence of working interest among the motivation of entering the working world for 8,82%, and there is influence of family environment among the motivation of entering the working world for 10,17 %.

(10)

x

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Tinjauan Motivasi Memasuki Dunia Kerja ... 9

2.1.1 Pengertian Motivasi... 9

(11)

xi

Kerja ... 14

2.1.6 Ciri-Ciri Motivasi ... 17

2.1.7 Indikator Motivasi ... 17

2.2 Minat Kerja ... 18

2.2.1 Pengertian Minat ... 18

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat ... 18

2.2.3 Indikator Minat ... 19

2.3 Prestasi Belajar ... 20

2.3.1 Pengertian Prestasi Belajar ... 20

2.3.2 Indikator Prestasi Belajar ... 21

2.4 Lingkungan Keluarga ... 21

2.4.1 Pengertian Lingkungan Keluarga ... 21

2.4.2 Ciri-Ciri Keluarga ... 23

2.4.3 Fungsi Keluarga ... 25

2.4.4 Indikator-Indikator Lingkungan Keluarga ... 27

2.5 Pengaruh Minat Kerja Terhadap Motivasi Memasuki Dunia Kerja 28 2.6 Pengaruh Prestasi Belajar Terhadap Motivasi Memasuki Dunia kerja ... 29

2.7 Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Motivasi Memasuki

(12)

xii

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Pendekatan Penelitian ... 36

3.2 Populasi dan Sampel ... 36

3.3 Variabel Penelitian ... 37

3.3.1 Variabel Bebas ... 38

3.3.2 Variabel Terikat... 39

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 39

3.4.1 Kuesioner atau Angket ... 39

3.4.2 Metode Dokumentasi ... 40

3.5 Uji Instrumen ... 40

3.5.1 Validitas ... 40

3.5.2 Reliabilitas ... 44

3.6 Metode Analisis Data ... 46

3.6.1 Metode Analisis Deskriptif Presentase ... 46

3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 49

3.6.2.1 Uji Normalitas ... 49

3.6.2.2 Uji Multikolinearitas ... 49

3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 50

3.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 50

(13)

xiii

4.1.1 Analisis Deskriptif... 54

4.1.1.1 Deskriptif Variabel Minat Kerja ... 54

4.1.1.2 Deskriptif Variabel Prestasi Belajar ... 57

4.1.1.3 Deskriptif Variabel Lingkungan Keluarga ... 57

4.1.1.4 Deskriptif Variabel Motivasi Memasuki Dunia Kerja . 60 4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 63

4.1.2.1 Uji Normalitas ... 63

4.1.2.2 Uji Multikolinearitas ... 65

4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 66

4.1.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 68

4.1.4 Uji Hipotesis ... 70

4.1.5 Koefisien Determinasi ... 72

4.2. Pembahasan ... 73

4.2.1 Hasil Analisis Deskriptif ... 73

4.2.2 Pengaruh Minat Kerja, Prestasi Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Motivasi Memasuki Dunia Kerja Siswa Kelas XII SMK Nusa Bhakti Semarang ... 74

4.2.3 Pengaruh Minat Kerja terhadap Motivasi Memasuki Dunia Kerja Siswa Kelas XII SMK Nusa Bhakti Semarang... 76

(14)

xiv

BAB V PENUTUP ... 80

5.1 Kesimpulan ... 80

5.2 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(15)

xv

Tabel 1.2 Data Lulusan Siswa SMK Nusa Bhakti Semarang Tahun 2013/2014 . 5

Tabel 3.1 Nilai Signifikansi Uji Validitas Variabel Minat Kerja ... 42

Tabel 3.2 Nilai Signifikansi Uji Validitas Variabel Lingkungan Keluarga ... 43

Tabel 3.3 Nilai Signifikansi Uji Validitas Variabel Motivasi Memasuki Dunia Kerja ... 44

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Minat Kerja ... 45

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Lingkungan Keluarga ... 45

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Memasuki Dunia Kerja ... 46

Tabel 3.7 Kategori Variabel Minat Kerja (X1) ... 48

Tabel 3.8 Kategori Variabel Prestasi Belajar (X2) ... 48

Tabel 3.9 Kategori Variabel Lingkungan Keluarga (X3) ... 48

Tabel 3.10 Kategori Variabel Motivasi Memasuki Dunia Kerja (Y) ... 48

Tabel 4.1 Deskripsi Minat Kerja (X1) ... 54

Tabel 4.2 Deskripsi Perhatian ... 55

Tabel 4.3 Deskripsi Hasrat Bertanya ... 56

Tabel 4.4 Deskripsi Perasaan Senang ... 56

Tabel 4.5 Deskripsi Prestasi Belajar ... 57

Tabel 4.6 Deskripsi Lingkungan Keluarga ... 57

Tabel 4.7 Tempat Tinggal Orang Tua ... 58

(16)

xvi

Tabel 4.12 Hasrat dan Keinginan ... 61

Tabel 4.13 Dorongan dan Desakan Lingkungan ... 62

Tabel 4.14 Harapan dan Cita-cita ... 62

Tabel 4.15 Kebutuhan Fisiologis dan Penghormatan Diri ... 63

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 64

Tabel 4.17 Hasil Uji Multikolinearitas ... 66

Tabel 4.18 Uji Glejser ... 68

Tabel 4.19 Analisis Regresi Linier Berganda ... 68

Tabel 4.20 Hasil Uji F ... 70

Tabel 4.21 Hasil Uji t ... 71

Tabel 4.22 Hasil Koefisien Determinasi Simultan ... 72

(17)

xvii

Gambar 4.2 Diagram Batang Deskripsi Lingkungan Keluarga ... 58

Gambar 4.3 Diagram Batang Deskripsi Motivasi Memasuki Dunia Kerja ... 61

Gambar 4.4 Grafik Normal P-Plot ... 65

(18)

xviii

Lampiran 2 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen ... 88

Lampiran 3 Angket Uji Coba Instrumen ... 89

Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 93

Lampiran 5 Angket Instrumen Penelitian ... 94

Lampiran 6 Data Rerata Nilai Produktif Akuntansi Siswa Kelas XII SMK Nusa Bhakti Semarang Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015 ... 98

Lampiran 7 Data Rerata Nilai Produktif Pemasaran Siswa Kelas XII SMK Nusa Bhakti Semarang Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015.. 100

Lampiran 8 Data Uji Coba Instrumen Penelitian Variabel Minat Kerja ... 102

Lampiran 9 Data Uji Coba Instrumen Penelitian Variabel Lingkungan Kel ... 103

Lampiran 10 Data Uji Coba Instrumen Penelitian Variabel Motivasi Memasuki Dunia Kerja ... 104

Lampiran 11 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Minat Kerja ... 105

Lampiran 12 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lingkungan Keluarga ... 107

Lampiran 13 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Motivasi Memasuki Dunia Kerja ... 111

Lampiran 14 Tabulasi Data Penelitian ... 114

Lampiran 15 Hasil Analisis Deskriptif Persentase ... 117

Lampiran 16 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Minat Kerja ... 120

(19)

xix

Lampiran 20 Output SPSS ... 130

Lampiran 21 Surat Ijin Observasi ... 133

Lampiran 22 Surat Ijin Penelitian ... 134

Lampiran 23 Surat Keterangan Observasi ... 135

Lampiran 24 Surat Keterangan Penelitian ... 136

Lampiran 25 r Tabel Product Moment ... 137

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Setiap orang pada umumnya membutuhkan lapangan pekerjaan. Terlebih

di era modern seperti ini yang menuntut seseorang untuk bekerja lebih keras lagi

dalam kaitannya untuk memenuhi kebutuhan. Apalagi di masa sekarang

kebutuhan semakin beragam dan kompleks. Oleh karena itu dibutuhkan sumber

daya yang memiliki kualitas unggul supaya dapat bersaing di pasar tenaga kerja.

Penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas dimulai dari

pendidikan formal sejak belajar di sekolah. Dengan pendidikan, peserta didik

akan memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang sangat dibutuhkan

dalam mempersiapkan pekerjaan. Salah satu lembaga pendidikan formal yang

diselenggarakan oleh pemerintah yaitu Sekolah Menengah Kejuruan yang

mempunyai peran menyiapkan tenaga kerja ahli siap pakai sesuai dengan tujuan

utama SMK menurut Depdiknas, (2004:6) yaitu:

1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesionalisme

2. Menyiapkan agar siswa mampu memilih karier, berkompetensi dan mampu mengembangkan diri

3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industry baik pada saat ini maupun pada saat masa yang akan datang

4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara produktif, adaptif, dan kreatif.

Pendidikan kejuruan bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja yang

produktif, mampu bekerja mandiri dan terampil sehingga siap pakai dalam dunia

(21)

dunia kerja dikarenakan jumlah angkatan kerja yang semakin banyak

tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Seperti yang tertera

dalam data Badan Pusat Statistik (BPS). Jumlah pengangguran terbuka lulusan

SMK pada Agustus 2012 sebesar 1.067.009. Pada Agustus tahun berikutnya

2013 sebesar 1.258.201. Sedangkan pada Agustus 2014 sebanyak 1.332.521.

Dengan demikian siswa SMK dituntut untuk dapat siap kerja setelah mereka

menyelesaikan masa studinya. Tetapi permasalahan yang sering dihadapi yaitu

masih rendahnya motivasi siswa dalam memasuki dunia kerja.

Seseorang tidak akan termotivasi untuk memasuki dunia kerja apabila

tidak ada dorongan baik dari dalam diri individu itu sendiri maupun dorongan

dari luar individu. Faktor dari dalam individu (intern) diantaranya adalah

kemampuan (intelijensi), bakat, minat, sikap, kepribadian, nilai, hobi atau

kegemaran, ketrampilan, penggunaan waktu senggang, aspirasi dan pengetahuan

sekolah atau pendidikan sambungan, pengalaman kerja, pengetahuan tentang

dunia kerja, kemampuan dan keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah, masalah

dan keterbatasan pribadi. Sedangkan faktor dari luar (ekstern) meliputi kelompok

primer yang berasal dari lingkungan keluarga dan kelompok sekunder yang

berasal dari teman sebaya Sukardi, (1989:44).

Faktor dari dalam diri (intern) adalah faktor yang paling berpengaruh

dalam menentukan seseorang untuk bekerja. Minat merupakan salah satu faktor

yang sangat mempengaruhi. Karena suatu hal tidak akan bisa berjalan tanpa

adanya ketertarikan terlebih dahulu pada suatu hal. Menurut Dewa Ketut Sukardi

(22)

perpaduan dan campuran dari perasaan , harapan, prasangka cemas, takut dan

kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada

suatu pilihan tertentu.

Ketika minat kerja itu tumbuh pastinya akan ada dorongan atau semangat

dalam menggapai tujuan tersebut, dalam hal ini yaitu minat bekerja Di dalam

lingkungan sekolah minatkerja tersebut dapat dilihat dari rasa ingin tahu siswa

dengan bertanya kepada guru mengenai dunia kerja. Dengan sikap seperti itu

merupakan salah satu ciri seseorang termotivasi melakukan sesuatu dalam

kaitanya motivasi memasuki dunia kerja.

Prestasi belajar menurut Tulus Tu’u (2004:75) merupakan hasil penilaian

pendidikan tentang kemajuan siswa setelah melakukan aktivitas belajar. Dengan

prestasi belajar yang baik tentunya siswa akan lebih percaya diri sehingga

termotivasi untuk mencari kerja dibandingkan dengan siswa yang minim

prestasi.

Selain faktor yang bersumber dari dalam diri, ada faktor yang bersumber

dari luar individu yaitu lingkungan keluarga. Kondisi lingkungan keluarga sangat

mempengaruhi seseorang dalam memasuki dunia kerja, siswa setelah lulus tidak

memiliki pekerjaan maka akan sangat membebani orang tuanya terlebih apabila

kondisi orang tua yang memiliki keterbatasan ekonomi. Melihat kondisi

lingkungan keluarga yang pas-pasan tentunya dapat memberikkan motivasi

secara tidak langsung terhadap siswa untuk segera bekerja setelah lulus nantinya.

Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, SMK

(23)

Semarang merupakan sekolah di bawah naungan Yayasan Pendidikan dan

Pembangunan Indonesia (YPPI) yang didirikan oleh Drs. Djoko Sumarmo

(Alm.) pada tahun 1987. SMK Nusa Bhakti memiliki input yang cukup baik

karena sudah terakreditasi. Hampir sebagian siswanya berasal dari SMP/MTs

terbaik di kota Semarang.

Berdasarkan informasi dari guru BK, minat bekerja siswa cukup baik

dilihat dari ciri-ciri yang ditunjukkan saat belajar di sekolah dengan bertanya

mengenai info pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya sebagai bekal ketika

setelah lulus nanti.

Selain itu, prestasi belajar siswa SMK Nusa Bhakti cenderung bagus,

dilihat dari rata-rata nilai produktif sebagai berikut:

Tabel 1.1.

Rata-Rata Nilai Produktif Siswa SMK Nusa Bhakti Semarang Kelas XII Tahun 2013/2014

Kelas Jurusan Jumlah Siswa Rata-Rata Nilai Rapor

XII Akuntansi 30 78,6

XII Pemasaran 23 78,8

XII TKJ 23 79,3

Sumber: SMK Nusa Bhakti Semarang, 2015

Motivasi seseorang untuk bekerja juga dipengaruhi oleh faktor yang

berasal dari lingkungan terdekat yaitu lingkungan keluarga. Wawancara melalui

guru BK SMK Nusa Bhakti Semarang, kondisi orang tua siswa cenderung

ekonomi menengah kebawah. Lulusan orang tua siswa sebagian besar di jenjang

SMA. Dan rata-rata pekerjaanya sebagai buruh dan karyawan swasta.

Kondisi lingkungan keluarga siswa akan berpengaruh terhadap motivasi

siswa dalam arah pemilihan pekerjaan atau karir bagi anaknya. Orang tua yang

(24)

juga setelah anak lulus sekolah, orang tua ikut serta mengarahkan anaknya dalam

pemilihan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keahliannya. Sebaliknya,

anak yang hidup di lingkungan keluarga kurang perhatian, dia akan berlaku

seenaknya bahkan enggan untuk bekerja.

SMK Nusa Bhakti Semarang menjalin hubungan dengan perusahaan lain

yang gunanya sebagai informasi kerja dalam kaitannya dengan penyerapan

tenaga kerja sehingga siswa mudah mendapat pekerjaan. Hal ini memunculkan

pendapat bahwa siswa yang melanjutkan pendidikannya di SMK cenderung akan

bekerja setelah lulus sekolah. Namun pada kenyataannya melalui guru BK

menceritakan bahwa masih terdapat beberapa peserta didik terutama kelas XII

yang bingung setelah lulus dari SMK. Hal ini mencerminkan bahwa motivasi

memasuki dunia kerja yang dimiliki oleh peserta didik belum sesuai dengan

harapan atau tergolong rendah. Berikut adalah data yang diperoleh dari SMK

Nusa Bhakti Semarang:

Tabel 1.2.

Data Lulusan Siswa SMK Nusa Bhakti Semarang Tahun 2013-2015 Tahun Lulusan Melanjutkan Bekerja Belum

Bekerja

Belum diketahui

Jumlah

2013 5 18 23 27 73

2014 8 29 24 15 76

2015 7 15 31 15 68

Jumlah 20 62 78 57 217

Sumber: SMK Nusa Bhakti Semarang, 2015

Dari data di atas dapat diketahui bahwa lulusan SMK Nusa Bhakti

Semarang dari tahun 2013-2015 terlihat motivasi memasuki dunia kerja siswa

setelah lulus masih rendah dari tahun ke tahun. Untuk lebih jelasnya rinciannya

(25)

belum bekerja sebanyak 78 siswa (35,95%), untuk siswa yang melanjutkan

sebanyak 20 siswa (9,21%) dan sisanya belum diketahui sebanyak 57 siswa

(26,27%).

Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti

tentang “PENGARUH MINAT KERJA, PRESTASI BELAJAR DAN

LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI MEMASUKI DUNIA

KERJA SISWA SMK NUSA BHAKTI SEMARANG (Studi Pada Kelas XII

Tahun Ajaran 2015/2016)”

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah

yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

1. Adakah pengaruh Minat Kerja, Prestasi Belajar dan Lingkungan Keluarga

terhadap Motivasi Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK Nusa Bhakti

Semarang (Studi Pada Kelas XII Tahun Ajaran 2015/2016)?

2. Adakah pengaruh Minat Kerja terhadap Motivasi Memasuki Dunia Kerja

Siswa SMK Nusa Bhakti Semarang (Studi Pada Kelas XII Tahun Ajaran

2015/2016)?

3. Adakah pengaruh Prestasi Belajar terhadap Motivasi Memasuki Dunia

Kerja Siswa SMK Nusa Bhakti Semarang (Studi Pada Kelas XII Tahun

Ajaran 2015/2016)?

4. Adakah pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Motivasi Memasuki

Dunia Kerja Siswa SMK Nusa Bhakti Semarang (Studi Pada Kelas XII

(26)

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis besarnya pengaruh Minat

Kerja, Prestasi Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Motivasi

Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK Nusa Bhakti Semarang (Studi Pada

Kelas XII Tahun Ajaran 2015/2016)

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis besarnya pengaruh Minat Kerja

terhadap Motivasi Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK Nusa Bhakti

Semarang (Studi Pada Kelas XII Tahun Ajaran 2015/2016)

3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis besarnya pengaruh Prestasi

Belajar terhadap Motivasi Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK Nusa

Bhakti Semarang (Studi Pada Kelas XII Tahun Ajaran 2015/2016)

4. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis besarnya pengaruh Lingkungan

Keluarga terhadap Motivasi Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK Nusa

Bhakti Semarang (Studi Pada Kelas XII Tahun Ajaran 2015/2016)

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat di peroleh pada penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memeperkaya

wawasan pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan

dunia pendidikan, khususnya mengenai minat siswa, prestasi dan

(27)

siswa SMK. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai literatur

dalam pelaksanaan penelitian yang relevan di masa yang akan datang.

2. Kegunaan Praktis

1) Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak sekolah untuk

memantau sejauh mana motivasi siswa dalam menghadapi dunia kerja

khususnya kelas XII.

2) Bagi siswa

Sebagai bahan evaluasi dan intropeksi diri bahwa perlu menumbuhkan

minat dari dasar untuk mengikuti pelajaran dengan baik supaya

prestasi belajarnya cenderung meningkat serta dapat memiliki

motivasi untuk memasuki ke dunia kerja.

3) Bagi Orang Tua

Dapat dijadikan masukan tentang pentingnya motivasi dari lingkungan

keluarga terutama dari orang tua agar siswa mampu memiliki

(28)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.Tinjauan Motivasi Memasuki Dunia Kerja

2.1.1.Pengertian Motivasi

Dari segi taksonomi, motivasi berasal dari kata “movere” dalam bahasa

Latin yang artinya bergerak. Dengan demikian motivasi adalah suatu usaha yang

disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku

seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga

mencapai hasil atau tujuan tertentu (Purwanto, 2007: 73). Menurut Sudarwan

Danim (2004:15) motivasi diartikan sebagai setiap kekuatan yang muncul dari

dalam diri individu untuk mencapai tujuan atau keuntungan tertentu di

lingkungan dunia kerja atau di pelataran kehidupan pada umumnya. Pendapat

lain dikemukakan oleh Sahlan Asnawi (2002:21) bahwa motivasi adalah suatu

konsep yang kita gunakan ketika dalam diri kita muncul keinginan (initiate) dan

menggerakkan atau mengarahkan tingkah laku. Sedangkan menurut Sondang P.

Siagian (2004:138) motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan

seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan,

dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk

menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan

menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai

sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Rivai

(29)

mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan

tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan sesuatu yang tidak tampak

namun memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam

mencapai tujuan. Apabila seseorang individu termotivasi, maka individu akan

membuat suatu pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu untuk memuaskan

keinginan.

Pentingnya motivasi memberikan dorongan siswa dalam pemahaman

untuk meraih suatu tujuan (Sardiman, 2010:77). Menurut Mc. Donald dalam

Sardiman (2010:73) motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang

yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang diungkapkan oleh Mc. Donald

dalam Sardiman (2010:73) ini mengandung tiga pengertian penting yaitu:

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energy di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organism manusia. Karena menyangkut perubahan energy manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi seseorang, dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yaitu tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/ terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan yang menyangkut soal kebutuhan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah

dorongan yang mengarahkan atau menggerakkan individu untuk melakukan

sesuatu yang berasal dari dalam individu maupun dari luar individu untuk

(30)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 554) kerja diartikan

sebagai kegiatan untuk melakukan sesuatu yang dilakukan atau diperbuat dan

sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, mata pencaharian.

Menurut Sudarwan Danim (2004:23) motivasi kerja dorongan yang

muncul pada diri individu untuk secara sadar melakukan pekerjaan yang

dihadapi. Kesadaran yang dimaksudkan adalah bersumber dari faktor-faktor

internal dan dapat pula muncul secara eksternal.

Dilihat dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi

memasuki dunia kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau

dorongan peserta didik yang berasal dari dalam atau luar individu untuk

memasuki dunia kerja.

2.1.2.Macam-macam Motivasi

Macam-macam motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.

Motivasi menurut Sardiman (2010:86-91) yaitu:

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

a. Motif-motif bawaan

Motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu

ada tanpa dipelajari. Motif ini sering disebut motif-motif yang

diisyaratkan secara biologis. Relevan dengan ini, maka Arden N.

Frandsen memberi istilah motif jenis Physiological Drives.

b. Motif-motif yang dipelajari

Maksudnya adalah motif-motif timbul karena dipelajari. Motif ini

(31)

manusia hidup dalam lingkungan social dengan sesame manusia yang

lain, sehingga motivasi ini terbentuk.

2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis

a. Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk

minum, makan, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk

beristirahat. Ini sesuai dengan jenis Physiological Drivesdari

Frandsen.

b. Motif-motif darurat, meliputi: dorongan untuk menyelamatkan diri,

dorongan untuk membalas, untuk berusaha dan untuk memburu.

Jelasnya motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar.

c. Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk

melakukan eksplorasi, manipulasi, dan menaruh minat. Motif-motif ini

muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara

efektif.

3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

a. Contoh motivasi jasmaniah seperti misalnya reflex, insting otomatis,

dan nafsu.

b. Contoh motivasi rohaniah adalah kemauan. Soal kemauan itu pada

setiap diri manusia terbentuk melalui empat momen yaitu, (1) momen

timbulnya alasan; (2) momen pilih; (3) momen putusan; (4) momen

terbentuknya kemauan.

4. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

(32)

Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap

individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Siswa yang

memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang

terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu.

Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan

tujuan secara esensial bukan sekedar simbol dan seremonial.

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena adanya rangsangan dari luar diri individu.

2.1.3.Prinsip-prinsip Motivasi

Menurut Djamarah (2011:53), prinsip-prinsip motivasi adalah sebagai

berikut:

1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas untuk

bekerja

2. Motivasi instrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam

bekerja

3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman

4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam bekerja

5. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam bekerja

(33)

2.1.4. Fungsi Motivasi

Motivasi dianggap penting karena motivasi mendorong timbulnya

tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku individu. Menurut

Oemar Hamalik (2009:108) fungsi motivasi adalah:

1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak

akan timbul suatu perbuatan misalnya motivasi untuk bekerja.

2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan

untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah

laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau

lambatnya suatu pekerjaan.

2.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Memasuki Dunia Kerja

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2009:61) motivasi memasuki dunia

kerja terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan luar diri

individu. Tenaga-tenaga tersebut berupa; desakan (drive), motif (motive),

kebutuhan (need) dan keinginan (wish).

1. Desakan

Peserta didik akan termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena

desakan dan dorongan dari lingkungan sekitarnya, baik dari lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, misalnya karena

keadaan ekonomi orang tua yang tidak mampu akan memotivasi peserta didik

untuk memasuki dunia kerja daripada melanjutkan ke perguruan tinggi.

(34)

Peserta didik akan termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena ia

memiliki motif berupa harapan akan masa depan yang lebih baik dan berusaha

menggapai cita-citanya sesuai dengan yang ia mimpikan.

3. Kebutuhan

Peserta didik akan termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena

terdorong untuk memenuhi kebutuhannya sendiri secara mandiri tanpa harus

menggantungkan orang tua lagi dan ia akan lebih merasa bangga jika bekerja

daripada menganggur setelah lulus dari SMK.

4. Keinginan

Peserta didik akan termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena

adanya keinginan dan minat untuk bekerja sesuai dengan kemauan dan

kemampuan yang ia miliki.

Menurut Dewa Ketut Sukardi (1989:44) faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap motivasi memasuki kerja ada faktor yang bersumber dari diri individu

(intrinsik)dan faktor-faktor dari luar individu (ekstrinsik). Faktor-faktor yang

bersumber dari diri individu (intrinsik) yaitu:

1. Kemampuan Intelijensi

Kemampuan intelijensi yang dimiliki oleh individu memegang peranan yang penting, sebab kemampuan intelijensi yang dimiliki sesorang dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam memasuki suatu pekerjaan, jabatan atau karier dan juga sebagai pelengkap dalam mempertimbangkan memasuki suatu jenjang pendidikan tertentu.

2. Bakat

Bakat merupakan suatu kondisi, suatu kualitas yang dimiliki individu yang memungkinkan individu itu untuk berkembang pada masa mendatang. 3. Minat

(35)

4. Sikap

Sikap ialah suatu kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.

5. Kepribadian

Kepribadian diartikan sebagai suatu organisasi yang dinamis di dalam individu dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian-penyesuaian yang unik terhadap lingkungannya.

6. Nilai

Nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.

7. Hobi atau Kegemaran

Hobi adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan individu karena kegiatan tersebut merupakan kegemarannya atau kesenangannya.

8. Prestasi

Penguasaan terhadap materi pelajaran dalam pendidikan yang sedang ditekuninya oleh individu berpengaruh terhadap arah pilih jabatan di kemudian hari.

9. Ketrampilan

Ketrampilan ialah penguasaan individu terhadap suatu perbuatan dalam mengerjakan sesuatu.

10. Penggunaan Waktu Senggang

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa diluar jam pelajaran sekolah digunakan untuk menunjang hobinya atau untuk rekreasi.

11. Aspirasi dan Pengetahuan Sekolah atau Pendidikan Sambungan

Aspirasi dengan pendidikan sambungan yang diinginkan yang berkaitan dengan perwujudan dari cita-citanya.

12. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja yang pernah dialami siswa pada waktu duduk di sekolah atau di luar sekolah.

13. Pengetahuan tentang Dunia Kerja

Pengetahuan yang sementara ini dimiliki anak, termasuk dunia kerja, persyaratan, kualifikasi, jabatan struktural, promosi jabatan, gaji yang diterima, hak dan kewajiban, tempat pekerjaan itu berada, dan lain-lain. 14. Kemampuan dan Keterbatasan Fisik dan Penampilan Lahiriah

Kemampuan fisik misalnya termasuk badan kekar, tinggi dan tampan, badan yang kurus, pendek, dan cebol, tahan dengan panas, takut dengan ramai, penampilan yang semrawut, berbicara yang meledak-ledak, angker, dan kasar.

15. Masalah dan Keterbatasan Pribadi

Masalah atau problema dari aspek diri sendiri ialah selalu ada kecenderungan yang bertentangan apabila menghadapi masalah tertentu.

Selain faktor dari dalam diri individu (intrinsik) juga ada faktor-faktor

(36)

1. Kelompok Primer

Keluarga merupakan bentuk kelompok primer yang memiliki kemantapan dan kompak. Fungsi keluarga ada dua dasar yaitu,

(1) Fungsi dari keluarga itu tidaklah hanya merupakan kesatuan biologis, tetapi juga merupakan bagian dari hidup bermasyarakat. Di sini keluarga bukan hanya bertugas memelihara anak, tetapi berfungsi pula untuk membeli idea, sikap, social dari anak-anaknya.

(2) Bahwa keluarga itu mempunyai kewajiban untuk meletakkan dasar-dasar pendidikan, rasa keagamaan, kemauan, rasa kesukaan dan keindahan, kecakapan berekonomi dan pengetahuan perniagaan pada si anak.

2. Kelompok Sekunder

Keberadaan dan aktivitas kelompok sekunder ini tidak tergantung pada hubungan pribadi secara akrab meskipun hubungan antar anggota tetap ada. Kelompok sekunder disini yang dimaksud ialah teman sebaya.

2.1.6.Ciri-ciri Motivasi

Ciri-ciri seseorang termotivasi menurut Sardiman (2010:83) adalah

sebagai berikut:

1. Tekun menghadapi tugas

2. Ulet menghadapi kesulitan

3. Menunjukan minat terhadap macam-macam masalah

4. Lebih senang bekerja mandiri

5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin

6. Dapat mempertahankan pendapatnya

7. Tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakini

8. Senang mencari dan memecahkan masalah

2.1.7.Indikator Motivasi

Motivasi adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang

untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang memiliki indikator sebagai

(37)

dorongan dan kebutuhan; (3) adanya harapan dan cita-cita; (4) penghargaan dan

penghormatan atas diri. (Uno, 2013: 10).

2.2.Minat Kerja

2.2.1.Pengertian Minat

Minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan

sesuatu perbuatan (Mulyasa, 2003:39). Menurut Dewa Ketut Sukardi (1989:46)

minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan

campuran dari perasaan, harapan, prasangka cemas, takut dan

kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan

tertentu. Menurut Yusuf A.M. (2002:71) minat (interest) merupakan suatu

predisposisi atau kecenderungan atau suatu reaksi perasaan yang berlangsung

terus-menerus yang memolakan perhatian seseorang, sehingga dirinya jadi

selektif terhadap objek minatnya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat kerja

adalah rasa ketertarikan individu terhadap suatu pekerjaan yang disenangi yang

dapat mengarahkan individu untuk melakukan suatu pekerjaan.

2.2.2.Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Minat

Menurut Khairani (2013:139) ada tiga faktor yang mendasari timbulnya

minat seseorang yaitu :

1. The Factor Inner Urge. Yang dimaksud disini adalah rangsangan yang

(38)

2. The Factor of Social Motive. Timbulnya minat dari seseorang dapat

didorong dari motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan

penghargaan dan lingkungan dimana mereka berada.

3. Emotional Factor. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang

dalam menaruh perhatian terhadap sesuatu kegiatan atau obyek tertentu.

2.2.3.Indikator Minat

Menurut Sobri M. Sutikno (2009:16) menyebutkan bahwa minat ditandai

dengan adanya beberapa indikasi sebagai berikut:

1. Perhatian

Seseorang yang mempunyai minat pasti akan perhatian terhadap apa yang

akan dijadikan objek pada minat itu sendiri. Ia akan lebih sering

memperhatikan iklan lowongan pekerjan di mading/ papan pengumuman

di sekolah.

2. Hasrat bertanya

Sesorang yang mempunyai minat terhadap sesuatu hal, maka akan

muncul hasrat bertanya dalam dirinya. Ada rasa penasaran untuk

mengetahui lebih dalam mengenai dunia kerja yang akan digunakan

sebagai bekal mencari pekerjaan. Bisa bertanya di BKK atau guru yang

bersangkutan.

3. Adanya rasa ingin tahu

Sikap tersebut biasanya diawali dengan melihat atau memperhatikan hal

yang berhubungan dengan pekerjaan, lalu muncul rasa ingin tahu

(39)

4. Perasaan senang

Perasaan senang biasanya dibarengi dengan timbulnya minat, karena

dengan kita menyukai pekerjaan tersebut pastinya akan menimbulkan

minat untuk terjun ke dunia kerja.

5. Kepuasan

Kepuasan akan muncul apabila seseorang telah berhasil mencapai apa

yang menjadi minatnya dalam bekerja.

2.3.Prestasi Belajar

2.3.1.Pengertian Prestasi Belajar

Kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan dengan prestasi belajar, kegiatan

belajar merupakan proses dan prestasi belajar merupakan hasil belajar. Prestasi

belajar merupakan hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa setelah

melakukan aktivitas belajar (Tulus Tu’u, 2004:75). Sedangkan menurut

Khoerunnisa Fitriani (2014:58) prestasi belajar merupakan realisasi kemampuan

dan potensi yang biasanya berupa nilai yang dimiliki oleh individu setelah

melakukan usaha yang didapat dari proses belajar yang dilakukan dalam periode

tertentu. Oemar Hamalik (2004:47) mengemukakan bahwa prestasi belajar

adalah adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak

tahu menjadi tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti. Sukadji (dalam

Koentjoro, 1986) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai

seseorang dalam usaha belajarnya yang ditunjukkan dengan rapor.

Pengklasifikasian prestasi belajar dapat dirumuskan melalui tiga ranah yaitu (a)

(40)

a. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai ketika mengikuti, mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

b. Prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.

c. Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atau angka dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru.

Dilihat dari beberapa pengertian diatas prestasi belajar ialah hasil yang

dicapai peserta didik berupa nilai dalam suatu periode tertentu.

2.3.2.Indikator-Indikator

Indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini berupa rerata

nilai rapor (Sukadji dalam Koentjoro, 1986).

2.4.Lingkungan Keluarga

2.4.1.Pengertian Lingkungan Keluarga

Lingkungan selalu mengitari manusia dari manusia itu dilahirkan hingga

saatnya manusia itu meninggal, sehingga dalam kehidupan sehari-hari terjadi

hubungan timbal balik antara lingkungan dengan manusia dan manusia dengan

lingkungannya. Lingkungan keluarga juga memberikan sumbangan dan besar

pengaruhnya terhadap perkembangan anak dalam arah pemilihan pekerjaan.

Karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan primer yang kuat

pengaruhnya dibandingkan dengan lingkungan sekunder yang ikatannya agak

longgar. Selain itu, keluarga juga merupakan lingkungan pendidikan pertama

kali yang diperoleh anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

Seperti halnya yang diungkapkan oleh Fuad Ihsan (2005:57) bahwa

keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat,

(41)

Khairuddin (2002:4) juga mengemukakan pendapat mengenai keluarga bahwa

keluarga merupakan kelompok primer terpenting dalam masyarakat.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa anak mendapatkan

pendidikan pertama kali dalam lingkungan keluarga yang kemudian dilanjutkan

dalam lingkungan sekolah dan masyarakat.

Menurut Semiawan (2008:43) lingkungan adalah segala sesuatu yang

bersifat eksternal terhadap diri individu, karena lingkungan itu merupakan

sumber informasi yang diperoleh melalui panca indera. Menurut Sertain dalam

bukunya Dalyono (2005:132) lingkungan meliputi semua kondisi-kondisi dalam

dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita,

pertumbuhan, perkembangan kita kecuali gen-gen, dan gen-gen dapat pula

dipandang menyiapkan lingkungan bagi gen yang lain.

Sedangkan F.J. Brown dalam bukunya Syamsu Yusuf (2009:36)

berpendapat bahwa ditinjau dari sudut pandang sosiologis, keluarga dapat

diartikan dua macam, yaitu a) dalam arti luas, keluarga meliputi semua pihak

yang ada hubungan darah atau keturunan yang dapat dibandingkan dengan

clan” atau marga; b) dalam arti sempit keluarga meliputi orang tua dan anak.

Djamarah (2004:29) mengungkapkan bahwa orang tua bertanggung

jawab dalam pendidikan anak, maka orang tua adalah pendidik pertama dan

utama dalam keluarga.

Lingkungan keluarga adalah segala kondisi dan pengaruh dari luar

terhadap kehidupan dan perkembangan anggota keluarga (Yuniarto, 2011:23).

(42)

kehidupan dalam keluarga yang berkaitan dengan cara orang tua mendidik

seperti dukungan orang tua, relasi antar anggota keluarga, suasana atau keadaan

rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang

keluarga. Menurut Kartini Kartono (1985:27) bahwa keadaan keluarga dapat

mempengaruhi berhasil tidaknya seseorang yang sedang bekerja. Ketegangan

dalam kehidupan keluarga dapat menurunkan gairah kerja. Sedangkan Dewa

Ketut Sukardi (1989:51) berpendapat latar belakang sosial ekonomi orang

memiliki pengaruh tertentu terhadap arah pilih jabatan anak. Seperti apa yang

dikemukakan oleh Eli Ginzberg, dalam bukunya yang berjudul: Occupational

Choice; An Approach to a General Theory, 1951, bahwa anak-anak yang berasal

dari keluarga berada memiliki kecenderungan untuk memilih memasuki

perguruan tinggi dan kemudian memilih lapangan kerja professional, sedangkan

anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu memiliki kecenderungan

arah pilih pekerjaan yang bersifat ketrampilan yang lebih tinggi dibandingan

dengan orang tuanya.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan lingkungan keluarga

merupakan seluruh pihak yang ada hubungan darah perkawinan dan tinggal

bersama yang dapat mempengaruhi perkembangan individu yang berada di

lingkup tersebut.

2.4.2.Ciri–ciri Keluarga

a. Ciri-ciri Umum Keluarga

Menurut Mac Iver dan Page dalam Khairuddin (2002:6) ciri-ciri

(43)

1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan

2. Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan

dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dab dipelihara

3. Suatu sistem tata nama, termasuk perhitungan garis keturunan

4. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota

kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan

5. Kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk

mempunyai keturunan dan membesarkan anak

6. Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang

walau bagaimanapun tidak mungkin terpisah terhadap kelompok

keluarga

b. Ciri- ciri Khusus Keluarga

Menurut Khairuddin (2002:7) ciri- ciri khusus keluarga adalah sebagai

berikut:

1. Kebersamaan

2. Dasar-dasar emosional

3. Pengaruh perkembangan

4. Ukuran yang terbatas

5. Posisi inti dalam struktur social

6. Tanggung jawab para anggota

(44)

2.4.3.Fungsi Keluarga

Menurut Khairuddin (2002:10) fungsi keluarga secara garis besar dibagi

menjadi dua, yaitu:

a. Fungsi-fungsi pokok, yakni fungsi yang tidak dapat diubah atau

digantikan oleh orang lain. Fungsi ini meliputi:

1. Fungsi Biologis

Keluarga terjadi karena adanya ikatan darah atau atas dasar

perkawinan. Keluarga yang dibangun atas dasar perkawinan

menjadikan suami istri sebagai dasar untuk melanjutkan keturunan

yang berarti melahirkan angggota-anggota baru

2. Fungsi Afeksi

Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan

antar anggotanya. Hal ini dapat terlihat dari cara orang tua dalam

memelihara dan mendidik anak-anaknya dengan rasa penuh kasih

saying. Hal ini menjadikan anak selalu menggantungkan diri dan

mencurahkan isi hati sepenuhnya kepada orang tua.

3. Fungsi Sosialisasi

Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan

manusia, oleh sebab itu disamping tugasnya mengantarkan

perkembangan individu tersebut menjadi anggota masyarakat yang

baik. Anggota masyarakat yang baik yaitu apabila individu tersebut

(45)

lingkungannya. Hal tersebut akan banyak dipengaruhi oleh kualitas

pengalaman dan pendidikan yang diterimanya.

b. Fungsi-fungsi lain, yakni fungsi yang relatif lebih mudah diubah atau

mengalami perubahan. Fungsi ini meliputi:

1. Fungsi Ekonomi

Keluarga juga berfungsi sebagai unit ekonomi, terutama dalam hal

pemenuhan kebutuhan pangan, sandang dan kebutuhan material

lainnya. Keadaan ekonomi keluarga yang baik juga turut mendukung

dan berperan dalam perkembangan anak, sebab dengan kondisi

tersebut anak akan berada dalam keadaan material yang lebih luas

sehingga banyak mendapat kesempatan untuk mengembangkan

berbagai kecakapan yang dimilikinya. Dengan demikian kondisi

ekonomi keluarga yang baik akan membantu anak dalam mencapai

prestasi yang maksimal.

2. Fungsi Perlindungan

Keluarga selain sebagai unit masyarakat kecil yang berfungsi

melanjutkan keturunan, secara universal juga sebagai penanggung

jawab dalam perlindungan, pemeliharaan dan pengasuhan terhadap

anak-anaknya.

3. Fungsi Pendidikan

Orang tua secara kodrati atau alami mempunyai peranan sebagai

pendidik bagi anak-anaknya sejak anak tersebut dalam kandungan.

(46)

kecakapan-kecakapan terhadap anak-anaknya sebagai bekal untuk mengikuti

pendidikan berikutnya.

4. Fungsi Rekreasi

Keluarga selain sebagai lembaga pendidikan informal juga merupakan

tempat rekreasi. Keluarga sebagai tempat rekreasi perlu ditata agar

dapat menciptakan suasana yang menyenangkan. Misalnya situasi

rumah dibuat bersih, rapi, tenang dan sejuk yang menimbulkan rasa

segar sehingga dapat menghilangkan rasa capek dan kepenatan dari

kesibukan sehari-hari. Situasi rumah yang demikian itu juga dapat

digunakan untuk belajar, menyusun dan menata kembali program

kegiatan selanjutnya sehingga dapat berjalan lancer dan juga

konsentrasi belajar anak juga turut terbantu sehingga memudahkan

mereka dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal.

5. Fungsi Agama

Keluarga yang menyadari arti penting dan manfaat agama bagi

perkembangan jiwa anak dan kehidupan manusia pada umumnya akan

berperan dalam meletakkan dasar-dasar pengenalan agama. Hal ini

sangat penting untuk pembinaan perkembangan mental anak

selanjutnya dalam memasuki kehidupan bermasyarakat. Pengenalan

ini dapat dimulai orang tua dari mengajak anak pergi ke tempat

ibadah.

2.4.4.Indikator-indikator Lingkungan Keluarga

(47)

1. Jenis pekerjaan dan penghasilan orang tua

2. Pendidikan tertinggi orang tua

3. Tempat tinggal orang tua

4. Status sosial ekonomi orang tua

5. Suku bangsa, agama, dan kepercayaan yang dianut orang tua

6. Keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal orang tua

7. Harapan orang tua terhadap pendidikan anak

8. Sikap dan tanggapan orang tua terhadap teman-teman atau teman-teman

sebaya anaknya

9. Sikap dan tanggapan orang tua terhadap prestasi yang dicapai anaknya

10. Pekerjaan yang didambakan dan dicita-citakan orang tua terhadap

anaknya

11. Kedudukan dan peranan anak dalam keluarga

12. Hubungan orang tua dan anak

13. Nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki dan dianut orang tua.

2.5.Pengaruh Minat Kerja terhadap Motivasi Memasuki Dunia Kerja

“Minat merupakan alat motivasi yang pokok” (Djamarah, 2011: 166).

Minat adalah hal yang sangat mendasar untuk melakukan suatu kegiatan, tanpa

adanya minat seseorang tidak akan dapat melakukan kegiatannya dengan baik

karena minat juga menentukan keberhasilan seseorang dalam melakukan

kegiatannya. Menurut Uno, (2013:10) peserta didik akan termotivasi untuk

memasuki dunia kerja karena adanya minat kerja yang sesuai dengan

(48)

Minat kerja adalah adalah rasa ketertarikan individu terhadap suatu

pekerjaan yang disenangi dan dapat mengarahkan individu untuk memasuki

kerja. Seorang peserta didik yang hendak lulus dihadapkan pada suatu masalah

seperti penentukan jati diri, akan kemana setelah lulus, apakah bekerja atau

melanjutkan ke perguruan tinggi.

Minat kerja merupakan salah satu faktor intern yang mempengaruhi

motivasi memasuki dunia kerja. Seseorang bisa dikatakan memiliki minat kerja

apabila adanya perhatian, hasrat bertanya hingga perasaan senang terhadap

sesuatu yang diminatinya.

Seorang peserta didik tentu memiliki cita-cita akan sebuah pekerjaan

setelah lulus dari SMK. Seorang peserta didik akan sadar bahwa ia harus mandiri

dan memenuhi kebutuhannya tanpa harus bergantung kepada orang tua lagi

setelah ia lulus dari SMK, terlebih jika orang tuanya memiliki keterbatasan

ekonomi. Peserta didik juga akan merasa bangga memiliki sebuah pekerjaan

setelah lulus daripada menganggur. Semakin tinggi minat kerja siswa akan

menyebabkan motivasi memasuki dunia kerja siswa menjadi tinggi dan

sebaliknya, semakin rendah minat kerja menyebabkan motivasi memasuki dunia

kerja peserta didik menjadi rendah.

2.6.Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Motivasi Memasuki Dunia Kerja

Prestasi belajar merupakan hasil pencapaian peserta didik yang berupa

nilai dalam suatu periode tertentu. Nilai tersebut bisa berasal dari nilai ulangan

harian, ulangan tengah semester bahkan yang paling penting ialah nilai rapor

(49)

Peserta didik yang memiliki prestasi belajar yang baik bahkan cenderung

mengalami peningkatan biasanya yang memiliki semangat atau motivasi yang

tinggi. Tentunya dengan prestasi yang baik akan memotivasi peserta didik untuk

segera masuk ke dunia kerja. Dengan nilai yang tinggi, peserta didik akan

merasa percaya diri apabila melamar pekerjaan. Begitu juga sebaliknya, peserta

didik yang nilainya rendah pastinya akan sulit untuk menumbuhkan motivasi

memasuki kerja. Seperti yang diungkapkan Darsono dkk, (2000: 65) siswa yang

memiliki kemampuan belajar tinggi, sehingga memiliki prestasi belajar yang

baik, biasanya lebih memiliki motivasi dalam hal ini yaitu motivasi memasuki

dunia kerja. Menurut Dewa Ketut (1989:45) bahwa penguasaan terhadap materi

pelajaran dalam pendidikan berpengaruh terhadap motivasi siswa dalam memilih

pekerjaan.

2.7.Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Motivasi Memasuki Dunia

Kerja

Selain faktor dari dalam individu (intern), ada faktor yang berasal dari

luar individu (ekstern) yang mempengaruhi seseorang termotivasi yaitu

lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan

yang pertama dan utama karena dari keluarga lah seorang anak mendapat didikan

dan bimbingan. Hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak dapat

mempengaruhi motivasi anak memasuki dunia kerja. Orang tua bisa

mengarahkan anaknya untuk memilih bekerja. Dengan seperti itu anak secara

langsung mendapatkan motivasi untuk terjun ke dunia kerja. Khairuddin

(50)

turut mendukung dan berperan dalam perkembangan anak dalam hal ini yaitu

motivasi memasuki dunia kerja. Sedangkan menurut Agus Sukirno, (2013)

lingkungan keluarga adalah kondisi kehidupan dalam keluarga yang berkaitan

dengan cara orang tua mendidik seperti dukungan orang tua, dalam hal ini

dukungan orang tua yaitu berupa motivasi untuk dapat memasuki kerja.

Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi tentunya

menginginkan anaknya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi

setelah lulus sekolah, dengan maksud agar mendapatkan pekerjaan yang lebih

baik daripada setelah lulus langsung bekerja. Begitu juga sebaliknya orang tua

yang dengan keterbatasan ekonomi menginginkan anaknya untuk dapat segera

bekerja setelah lulus sekolah supaya dapat membantu ekonomi keluarga dan

dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa membebani orang tuanya, artinya

bahwa dengan beberapa kondisi tersebut tentunya siswa lebih termotivasi untuk

dapat memasuki dunia kerja.

2.8.Kerangka Berpikir

Jumlah pengangguran dari tahun ke tahun cenderung mengalami

peningkatan. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan banyaknya para pencari kerja

tetapi tidak di imbangi dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Situasi tersebut

mengakibatkan banyak orang tidak mendapatkan kesempatan bekerja.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan mempersiapkan peserta

didik untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan kompetensi keahlian yang

(51)

sekolah diharapkan dapat bekerja sesuai dengan bidangnya dan mampu

mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.

Namun, memasuki dunia kerja tidak akan mudah apabila tidak didasari

minat yang berasal dari dalam diri seseorang. Karena melakukan sesuatu harus

diawali oleh rasa ketertarikan terlebih dahulu. Seperti yang dikatakan Suryabrata

Sumadi (2006:68) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada

suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Siswa yang memiliki minat

dapat dilihat dari perhatiannya terhadap sesuatu yang disenangi, dalam hal ini

perhatian terhadap informasi mengenai pekerjaan. Selain itu, siswa yang tertarik

terhadap pekerjaan pasti memiliki rasa ingin tahu sehingga timbul hasrat

bertanya tentang apa yang dibutuhkan dalam bekerja, apa saja yang memenuhi

syarat untuk diterima di perusahaan dan lain-lain.

Seperti halnya minat, prestasi belajar juga mempengaruhi motivasi siswa

memasuki dunia kerja. Dengan melihat hasil rapor dan nilai praktek yang cukup

bagus dapat memotivasi siswa mau masuk ke dunia kerja. Bisa juga sebaliknya,

hasil yang kurang memuaskan mengakibatkan siswa tidak termotivasi untuk

bekerja karena tidak percaya diri dengan nilai yang didapatnya.

Selain faktor yang berasal dari dalam individu, ada faktor yang berasal

dari luar individu yang juga memiliki pengaruh terhadap motivasi siswa untuk

memasuki dunia kerja yaitu lingkungan keluarga. Karena lingkungan keluarga

merupakan lingkungan primer yang mana merupakan lingkungan pendidikan

pertama kali yang diperoleh anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya

(52)

dapat memberi andil dalam menggerakkan anaknya untuk dapat bekerja setelah

lulus nantinya. Terlebih jika penghasilan yang didapat orang tua pas-pasan,

sehingga dengan bekerja anak dapat membantu memperbaiki ekonomi keluarga.

Selain itu, orang tua pasti menginginkan anaknya dapat pekerjaan yang lebih

baik dari orang tuanya. Kerangka pikir ini digunakan untuk mempermudah jalan

pemikiran terhadap masalah yang akan dibahas. Adapun kerangka konseptual

(53)
(54)

2.9.Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam kalimat pertanyaan.

Dikatakan jawaban sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan

sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban

yang empiris. (Sugiyono, 2013).

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian

sebagai berikut:

H1 : Terdapat pengaruh antara minat kerja, prestasi belajar dan

lingkungan keluarga terhadap motivasi memasuki dunia kerja siswa

SMK Nusa Bhakti Semarang (Studi Pada Kelas XII Tahun Ajaran

2015/2016)

H2 : Terdapat pengaruh minat kerja terhadap motivasi memasuki dunia

kerja siswa SMK Nusa Bhakti Semarang (Studi Pada Kelas XII

Tahun Ajaran 2015/2016)

H3 : Terdapat pengaruh prestasi belajar terhadap memasuki dunia kerja

siswa SMK Nusa Bhakti Semarang (Studi Pada Kelas XII Tahun

Ajaran 2015/2016)

H4 : Terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap memasuki dunia

kerja siswa SMK Nusa Bhakti Semarang (Studi Pada Kelas XII

(55)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Pendekatan Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan jenis pendekatan kuantitatif.

Pendekatan kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik

pengumpulan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan

data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan (Sugiyono,

2013:14).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif, dengan tujuan untuk membuat deskriptif secara sistematis, factual,

dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian

deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik

deskriptif diantaranya adalah penelitian yang menuturkan, menganalisa dan

mengklarifikasikan penyelidikan dengan survey, teknik tes, studi kasus, studi

komparatif, dan operasional.

3.2.Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1.Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

(56)

yang akan diteliti adalah seluruh siswa kelas XII SMK Nusa Bhakti

Semarang sebanyak 66 siswa.

3.2.2.Sampel

Menurut Sugiyono (2013:62) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang diambil dari populasi

harus benar-benar representative (mewakili) karena data yang diperoleh dari

sampel, kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi. Menentukan jumlah

sampel yang diteliti, apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil

semua sehingga penelitian itu merupakan penelitian populasi. Menurut Riduwan

(2012:64), sampling jenuh ialah teknik pengambilan sampel apabila semua

populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus. Hal

ini sering dilakukan apabila jumlah populasi relative kecil. Dalam penelitian ini

sampel yang akan di ambil adalah seluruh anggota populasi yang berjumlah 66

siswa kelas XII SMK Nusa Bhakti Semarang (Penelitian Populasi).

3.3.Variabel Penelitian

Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel dalam bukunya Suharsimi

Arikunto (2010:159) sebagai gejala yang bervariasi. Gejala adalah objek

penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan

variabel terikat.

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau

berubahnya variabel dependent (variable terikat), sedangkan variabel terikat

(57)

variabel bebas (Sugiyono, 2013:38). Sesuai dengan judul pada penelitian ini,

maka variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.3.1.Variabel Bebas

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas, yaitu:

a. Minat Kerja (X1)

Minat kerja dalam penelitian ini adalah rasa ketertarikan

individu/siswa kelas XII SMK Nusa Bhakti Semarang terhadap suatu

pekerjaan yang disenangi yang dapat mengarahkan individu untuk

melakukan suatu pekerjaan. Indikator minat yang digunakan adalah

perhatian perihal pekerjaan, hasrat bertanya, dan perasaan senang untuk

memasuki kerja.

b. Prestasi Belajar ( X2)

Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil dari penilaian

pendidikan siswa XII SMK Nusa Bhakti Semarang yang telah ditempuh

dalam proses belajar mengajar di sekolah. Indikator dalam prestasi belajar

yang digunakan adalah rata-rata dari nilai rapor produktif siswa.

c. Lingkungan keluarga (X3)

Lingkungan keluarga dalam penelitian ini adalah lingkungan

pendidikan pertama yang diterima anak didik kelas XII SMK Nusa Bhakti

Semarang. Oleh karena itu keluarga juga ikut serta memberikan pengaruh

terhadap perkembangan belajar maupun berhasil tidaknya siswa dalam

bekerja. Indikator dalam lingkungan keluarga yang digunakan dalam

Gambar

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir Penelitian
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 3.3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Daerah yang belum mampu mencapai tingkat efisiensi sempurna dalam mengalokasikan pengeluaran pendidikan maupun kesehatannya agar menjadi efisien (100%),

Based on result simulation MCell using three compart- ments in reversible diffusion process compared to four compartments in irreversible diffusion process provided good result

Demikian Berita Acara Addendum Dokumen Pelelangan ini dibuat untuk dipahami sebagaimana mestinya, atas perhatian yang diberikan kami ucapkan terimakasih.. Tarutung,

Maka dengan ini kami mengundang perusahaan saudara beserta Personil/Tenaga Ahli yang saudara sampaikan untuk hadir dalam Klarifikasi Teknis pada :.. Hari : Senin

• Suatu program komputer yang dapat menyebar pada komputer atau jaringan dengan cara membuat copy dari dirinya sendiri tanpa sepengetahuan dari.. pengguna

di Kabupaten Aceh Selatan dalam penelitian ini dituturkan oleh dua informan.. yakni seorang pengawas sekolah dan seorang petani. Latar sosial yang. digambarkan oleh

Kelompok Kerja Bagian Layanan Pengadaan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara mengundang peserta lelang yang telah memenuhi persyaratan kualifikasi paket pekerjaan Publikasi

Taman Balekambang sebagai salah satu tempat wisata budaya dan lingkungan di Kota Solo yang juga sekaligus sebagai paru - paru kota memang terus melakukan pembenahan