• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA INDONESIA DILUAR NEGERI TERHADAP TINDAK PIDANA ATAS TUBUH DAN NYAWA MENURUT UNDANG UNDANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI DILUAR NEGERI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA INDONESIA DILUAR NEGERI TERHADAP TINDAK PIDANA ATAS TUBUH DAN NYAWA MENURUT UNDANG UNDANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI DILUAR NEGERI"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sumber Agung, kecamatan Seputih Mataram, kabupaten Lampung Tengah, Lampung pada tanggal 11 September 1988, anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Tarmizi dan Ibu Ni Nyoman Sriwigati.

Pendidikan formal yang telah penulis lewati adalah TK Xaverius Terbanggi Besar diselesaikan pada tahun 1995, SD Negeri 2 Gunung Pasir Jaya diselesaikan pada tahun 2001, SLTP Kristen 3 Pugung Raharjo diselesaikan pada tahun 2004 dan Sekolah Menengah Teknologi Industri Tanjung Karang diselesaikan pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Program Studi Ilmu Hukum Jurusan Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung.

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pekerjaan mempunyai makna sebagai sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi dirinya sendiri dan keluarganya serta sebagai sarana untuk mengaktualisasikan diri sehingga seseorang merasa hidupnya menjadi lebih berharga baik bagi dirinya, keluarganya maupun lingkungan nya. Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 Ayat (2) menyatakan bahwa setiap Warga Negara Republik Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Tetapi pada kenyataannya, banyak sekali warga negara Indonesia yang mencari pekerjaan ke luar negeri dan jumlahnya dari tahun ke tahun semakin meningkat yang dikarenakan terbatasnya akan lowongan pekerjaan di dalam negeri.

Pada saat ini Indonesia sedang menghadapi dua tantangan besar yang sangat menentukan yaitu pemulihan ekonomi nasional dan persaingan global. Dalam konteks pemulihan ekonomi nasional masalah yang paling mendasar adalah penciptaan lapangan pekerjaan sedangkan dalam konteks persaingan global masalah yang paling penting adalah perluasan pangsa pasar untuk produk dan jasa yang dihasilkan dunia usaha nasional di dalam pasar global.

Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (selanjutnya disingkat TKI) saat ini merupakan salah satu solusi terbaik bagi masalah pengangguran.

(3)

manfaat berupa peningkatan kesejahteraan keluarganya melalui gaji yang diterima. Sebagaimana diketahui, remitansinya dapat mencapai Triliunan Rupiah. Selain itu, juga meningkatkan keterampilan TKI karena mempunyai pengalaman kerja di Luar Negeri. Bagi negara, manfaat yang diterima adalah berupa peningkatan penerimaan devisa yang dikarenakan para TKI yang bekerja tentu memperoleh imbalan dalam bentuk valuta asing.

Keberadaan TKI di Luar Negeri juga mempunyai efek yang negatif dengan adanya kasus kekerasan fisik maupun psikis yang menimpa para TKI. Mencuatnya masalah TKI yang bekerja di Luar Negeri semakin menambah beban persoalan ketenagakerjaan di Indonesia.

Menurut data dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) tahun 2009, bahwa sedianya jumlah TKI formal ialah 103.918 dan TKI informal mencapai 528.254 orang. (www.bnp2tki.go.id, diakses pada tanggal 31 Desember 2010)

Data Kementerian Luar Negeri Indonesia menyebutkan bahwa persentasi pelanggaran hak TKI diantaranya ialah berupa penempatan yang tidak sesuai standar, gaji yang tidak di bayar, gaji yang rendah karena tidak sesuai kontrak kerja yang disepakati, pelecehan seksual, tenaga kerja yang ilegal (illegal worker) dan kasus kekerasan oleh pengguna tenaga kerja. Adapun kasus kekerasan terhadap TKI, sering dialami oleh TKI wanita. (www.bnp2tki.go.id, diakses pada tanggal 31 Desember 2010)

(4)

Seringkali pemerintah selalu merasa puas dengan hukuman yang dijatuhkan pada majikan yang melakukan tindak pidana kepada TKI. Sementara itu, pengurusan hak-hak korban yang belum terpenuhi diabaikan begitu saja dengan berbagai macam dalih atau alasan-alasan.

Persoalan-persoalan yang berhubungan dengan upaya-upaya perlindungan para TKI, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh pemerintah. Salah satunya adalah mengambil alih kewenangan pelatihan dan pendidikan Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) secara terpusat oleh pemerintah melalui revitalisasi Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN).

Ada beberapa penyebab terjadinya ketidakamanan yang diderita oleh para TKI, khususnya para Pembantu Rumah Tangga (selanjutnya disingkat PRT), yaitu tingkat pendidikan TKI di Luar Negeri yang rendah, perilaku pengguna tenaga kerja yang kurang menghargai dan menghormati hak-hak pekerjanya, dan regulasi atau peraturan pemerintah yang kurang berpihak pada TKI.

(www.HukumOnline.com, diakses pada tanggal 31 Desember 2010)

Perlindungan bagi TKI yang bekerja di luar negeri dimulai dan terintegrasi dalam setiap proses penempatan TKI, sejak proses rekrutmen, selama bekerja dan ketika pulang ke tanah air.

(5)

Sebagaimana dikemukakan di atas, salah satu tindak pidana yang paling sering menimpa TKI adalah tindak pidana atas tubuh dan nyawa. Tindak pidana atas tubuh dan nyawa yang sering dialami oleh TKI dapat berupa pemukulan dan penganiayaan ringan hingga yang menyebakan kematian. Berikut ini merupakan contoh kasus yang menimpa TKI :

Kasus pertama yaitu tindak pidana atas tubuh dan nyawa yang dialami oleh TKI yang disadur dari Okezone.com ialah dimana untuk kesekian kalinya cerita kelabu TKI terdengar. Kali ini menimpa Sumiati, TKI asal Dompu Nusa Tenggara Barat yang disiksa majikannya di Madinah, Arab Saudi. Sumiati yang baru bekerja tiga bulan hanya bisa terbaring dipesakitan akibat ulah majikan yang tidak bertanggungjawab.

Tidak ada lagi hasil jerih payahnya yang bisa dinikmati atau dibawa pulang ke kampung halaman. Itu semua karena ulah kejam sang majikan. Untuk kesekian kalinya, harga diri bangsa ini dinjak-injak karena rakyat kita sudah dizalimi.

(6)

Melalui Migrant Institute pula, Dompet Dhuafa melatih keterampilan dan pengetahuan para pahlawan devisa ini agar siap menghadapi dunia kerja di tempat asing. “Untuk itu kami mendorong pemerintah berbuat lebih baik bagi untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya dan bertindak cepat untuk membela anak bangsa,” tambahnya. Dia menambahkan, jika pemerintah dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif sehingga muncul lapangan pekerjaan yang luas, bukan tidak mungkin Indonesia bisa menghentikan pengiriman tenaga kerja ke Luar Negeri. “Jikapun kita belum bisa menghentikan pengiriman TKI ke luar negeri, pemerintah harus membuat desain yang komprehensifterkait TKI,” ujarnya. (www.Okezone.com, diakses tanggal 22 Februari 2011)

Kasus kedua yaitu kekerasaan terhadap TKI di negara Malaysia terus terjadi sebagaimana disadur dari indosiar.com. Salah satunya adalah Win Faidah, warga Lampung Timur, Lampung. Wanita berusia 26 tahun itu saat ini kondisinya sedang kritis di rumah sakit akibat disiksa majikannya dengan cara di setrika dibagian tubuhnya dan bahkan diduga diperkosa.

Win berangkat ke Malaysia melalui PJTKI PT. Nuraini Indah Perkasa yang berkantor di Semarang, Jawa Tengah pada pertengahan bulan juli 2009. Seperti dikabarkan, sebelumnya Win Faidah menjadi korban penyiksaan dan perkosaan oleh majikannya. Dalam kondisi kritis, korban juga dibuang oleh majikannya. (www.indosiar.com, diakses tanggal 19 september 2011)

(7)

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup 1. Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam skripsi ini adalah :

a. Bagaimanakah upaya pemerintah dalam memberikan perlindungan hukum terhadap tenaga kerja Indonesia di luar negeri yang mengalami tindak pidana atas tubuh dan nyawa menurut UU No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri?

b. Apakah faktor-faktor penghambat upaya pemerintah dalam memberikan perlindungan hukum terhadap tenaga kerja Indonesia di luar negeri yang mengalami tindak pidana atas tubuh dan nyawa menurut UU No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri?

2. Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diangkat, maka ruang lingkup skripsi ini meliputi materi apa yang menjadi upaya perlindungan hukum terhadap TKI yang mengalami tindak pidana atas tubuh dan nyawa dalam lingkup TKI yang mengalami tindak pidana di Luar Negeri dan hal-hal yang menjadi faktor penghambat upaya pemerintah dalam memberikan perlindungan hukum terhadap tenaga kerja Indonesia di luar negeri yang mengalami tindak pidana atas tubuh dan nyawa berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI Di Luar Negeri.

(8)

1. Tujuan

Sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam skripsi ini adalah :

a. Untuk mengetahui upaya perlindungan hukum TKI terhadap tindak pidana atas tubuh dan nyawa yang ada dalam ketentuan-ketentuan pidana Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI Diluar Negeri .

b. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat upaya pemerintah dalam memberikan perlindungan hukum terhadap TKI di Luar Negeri yang mengalami tindak pidana atas tubuh dan nyawa menurut UU No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri.

2. Kegunaan

a. Kegunaan Teoritis

Sebagai sarana untuk membuka dan memperluas cara berfikir dalam hukum pidana khususnya mengenai upaya perlindungan hukum TKI terhadap tindak pidana atas tubuh dan nyawa yang ada dalam ketentuan-ketentuan pidana Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI Diluar Negeri .

b. Kegunaan Praktis

(9)

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual 1. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang sebenarnya merupakan abstraksi dari hasil pemikiran atau kerangka yang pada dasarnya bertujuan untuk mengadakan identifikasi terhadap dimensi-dimensi sosial yang dianggap relevan oleh peneliti. (Soerjono Soekanto, 1986)

Secara teoritis dikenal ada 3 (tiga) jenis perlindungan hukum Tenaga Kerja, yaitu sebagai berikut.

a. Perlindungan Sosial

Perlindungan sosial yaitu suatu perlindungan yang berkaitan dengan usaha kemasyarakatan yang tujuannya untuk memungkinkan tenaga kerja mengenyam dan mengembangkan perikehidupannya sebagaimana manusia pada umumnya, dan khususnya sebagai anggota masyarakat dan anggota keluarga. Perlindungan sosial ini disebut juga dengan kesehatan kerja.

b. Perlindungan Teknis

Perlindungan teknis yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk menjaga agar tenaga kerja terhindar dari bahaya kecelakaan yang dapat ditimbulkan oleh alat-alat kerja atau bahan yang dikerjakan. Perlindungan teknis ini disebut juga dengan keselamatan kerja.

c. Perlindungan Ekonomis

Perlindungan ekonomis yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memberikan kepada tenaga kerja suatu penghasilan yang cukup guna memenuhi keperluan sehari-hari baginya dan keluarganya, termasuk dalam hal tenaga kerja tidak mampu bekerja dikarenakan sesuatu hal. Perlindungan ekonomis ini disebut juga dengan jaminan sosial. (Zaeni Asyhadie, 2008)

(10)

Bentuk asuransi yang dimaksud adalah :

1) Santunan bagi TKI yang meninggal dunia sejak keberangkatan dari daerah asal sampai kembali ke daerah asal.

2) Santunan bagi TKI yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) setelah melampaui waktu 3 (tiga) bulan setelah perjanjian ditandatangani.

3) Santunan bagi TKI yang tidak dibayar gajinya.

4) Santunan bagi TKI yang tidak memperoleh hak-haknya. 5) Bantuan hukum kepada TKI dalam hal yang bersangkutan.

Dalam Pasal 5 Ayat (1) Undang-undang nomor 39 tahun 2004 dinyatakan bahwa Pemerintah bertugas mengatur, membina, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan penempatan dan perlindungan TKI di Luar Negeri. Sedangkan dalam Pasal 6 Undang-undang nomor 39 tahun 2004, bahwa Pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan upaya perlindungan TKI di Luar Negeri.

(11)

Pasal 53 Undang-undang nomor 39 tahun 2004 menegaskan bahwa Perjanjian penempatan TKI tidak dapat ditarik kembali dan/atau diubah, kecuali atas persetujuan para pihak. Perjanjian penempatan TKI antara calon TKI dan pelaksana penempatan TKI swasta sekurang-kurangnya memuat:

a. Nama dan alamat pelaksana penempatan TKI swasta;

b. Nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, dan alamat calon TKI; c. Nama dan alamat calon pengguna;

d. Hak dan kewajiban para pihak dalam rangka penempatan TKI di Luar Negeri yang harus sesuai dengan kesepakatan dan syarat-syarat yang ditentukan oleh calon Pengguna tercantum dalam perjanjian kerjasama penempatan;

e. Jabatan dan jenis pekerjaan calon TKI sesuai permintaan Pengguna;

f. Jaminan pelaksana penempatan TKI swasta kepada calon TKI dalam hal pengguna tidak memenuhi kewajibannya kepada TKI sesuai perjanjian kerja;

g. Waktu keberangkatan calon TKI;

h. Biaya penempatan yang harus ditanggung oleh calon TKI dan cara pembayarannya; i. Tanggung jawab pengurusan penyelesaian masalah;

j. Akibat atas terjadinya pelanggaran perjanjian penempatan TKI oleh salah satu pihak; dan k. Tanda tangan para pihak dalam perjanjian penempatan TKI.

Dalam melakukan perlindungan terhadap Tenaga Kerja Indonesia, pasal 7 Undang-undang nomor 39 tahun 2004 menyatakan bahwa pemerintah berkewajiban :

a. Menjamin terpenuhinya hak-hak calon TKI/TKI, baik yang berangkat melalui pelaksana penempatan TKI, maupun yang berangkat secara mandiri;

(12)

c. Membentuk dan mengembangkan sistem informasi penempatan calon TKI di Luar Negeri; d. Melakukan upaya diplomatik untuk menjamin pemenuhan hak dan perlindungan TKI secara

optimal di negara tujuan; dan

e. Memberikan perlindungan kepada TKI selama masa sebelum pemberangkatan, masa penempatan, dan masa purna penempatan.

Sebagaimana ditegaskan dalam pasal 77 Undang-undang nomor 39 tahun 2004 bahwa setiap calon TKI/TKI mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Perlindungan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dilaksanakan mulai dari pra penempatan, masa penempatan, sampai dengan purna penempatan.

2. Konseptual

Konseptual adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep khusus yang merupakan kumpulan dari arti istilah yang diteliti. Sumber konsep adalah undang-undang, buku atau karya tulis, laporan penelitian, ensiklopedia, kamus dan fakta atau peristiwa. Berdasarkan definisi tersebut, kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Upaya perlindungan hukum merupakan suatu usaha untuk memberikan jaminan perlindungan pemerintah dan/atau masyarakat kepada warganegara dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban, dan peranannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(www.kamushukum.com, diakses tanggal 31 Desember 2010)

(13)

peraturan perundang-undangan, baik sebelum, selama, maupun sesudah bekerja. (Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri)

c. Tindak pidana adalah kelakuan manusia yang dirumuskan dalam undang-undang (melawan hukum) yang patut dipidana. (Andi Hamzah, 2001: 12)

d. Tubuh adalah badan/tubuh (jasad manusia keseluruhan) yang meliputi jasmani, raga, dan awak. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997)

e. Nyawa adalah pemberi hidup kepada badan wadah (organisme fisik), yang menyebabkan hidup (pada manusia, binatang, dan sebagainya) atau jiwa dan roh. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997)

f. Tenaga Kerja Indonesia adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. (Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri)

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini memuat secara keseluruhan yang akan disajikan dengan tujuan agar pembaca dapat dengan mudah memahami dan memperoleh gambaran menyeluruh tentang skripsi ini.

I. PENDAHULUAN

(14)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini merupakan pengantar terhadap pembahasan yang berisikan tentang pengertian pidana, pengertian tindak pidana, pengertian tindak pidana kekerasan, pengertian tenaga kerja, pengertian TKI, dan perlindungan hukum terhadap TKI di Luar Negeri.

III.METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu tentang langkah-langkah atau cara yang dipakai dalam penelitian yang memuat tentang pendekatan masalah, sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan dan pengolahan data serta analisis data.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan terhadap permasalahan yang dibahas mengenai upaya perlindungan hukum terhadap TKI di Luar Negeri yang mengalami tindak pidana kekerasan dan seefektif apakah Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 dalam memberikan perlindungan hukum terhadap TKI di Luar Negeri.

V. PENUTUP

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Asyhadie, Zaeni, S.H.,M.Hum. 2008.Hukum Kerja. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Hamzah, DR. Andi. 1994.Asas-Asas Hukum Pidana. Rineka Cipta. Jakarta. Tongat. 2008.Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia dalam Perspektif

Pembaharuan. UMM Pers.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1997. Balai Pustaka. Jakarta. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

(16)

TKI Di Luar Negeri.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentangKetenagakerjaan.

http://www.OkeZone.com.kasus-sumiati-bukti-ri-gagal-sejahterakan rakyat.htm. Saifullah, Muhammad.Kasus Sumiati Bukti RI Gagal Sejahterakan Rakyat. Diakses tanggal 22 Februari 2011.

http://www.HukumOnline.com.Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia. Diakses tanggal 31 Desember 2010.

http://www.kamushukum.com, diakses tanggal 31 Desember 2010.

(17)

II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pidana dan Tindak Pidana 1. Pengertian Pidana

Sarjana hukum Indonesia membedakan istilah hukuman dan pidana yang dalam bahasa Belanda hanya dikenal satu istilah untuk keduanya, yaitu straf. Pidana dipandang sebagai suatu nestapa yang dikenakan kepada pembuat karena melakukan suatu delik. Ini bukan merupakan tujuan akhir tetapi tujuan terdekat. (Andi Hamzah, 1994 : 27).

Hukum pidana adalah hukum yang mengatur tentang pelanggaran dan kejahatan kepentingan umum. Pelanggaran dan kejahatan tersebut diancam dengan hukuman yang merupakan penderitaan atau siksaan bagi yang bersangkutan.

Pidana adalah penderitaan yang sengaja dibebankan kepada orang yang melakukan perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu. (Muladi dan Barda Nawawi Arief, 1998 : 2).

Hukum pidana ialah hukum yang mengatur kepentingan dan hubungan perseorangan dengan negara. Dengan kata lain hukum pidana merupakan hukum yang mengatur hubungan antara warga negara dengan negara.

Tindak pidana terbagi menjadi dua yaitu kejahatan dan pelanggaran. Tindak pidana kejahatan dan pelanggaran tercantum di dalam WvS (KUHP) Belanda tahun 1886, yang kemudian turun ke WvS (KUHP) Indonesia tahun 1918. (Andi Hamzah, 1994: 97)

(18)

Tindak pidana ialah pengertian dasar dalam hukum pidana (yuridis normatif). Tindak kejahatan merupakan bentuk tingkah laku yang melanggar undang-undang pidana.

Tindak pidana adalah kelakuan manusia yang dirumuskan dalam undang-undang (melawan hukum) yang patut dipidana. (Andi Hamzah, 2001: 12)

Ada dua golongan pendapat, yang pertama merumuskan delik itu sebagai suatu kesatuan yang bulat, seperti Simons, yang merumuskan bahwa strafbaar feit ialah kelakuan yang diancam dengan pidana, yang bersifat melawan hukum yang berhubungan dengan kesalahan dan dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung jawab.

Jonkers dan Utrecht memandang rumusan Simons merupakan rumusan yang lengkap, yang meliputi:

a. Diancam dengan pidana oleh hukum, b. Bertentangan dengan hukum,

c. Dilakukan oleh orang yang bersalah,

d. Orang itu dipandang bertanggung jawab atas perbuatannya.(J.E. Jonkers, 1946: 83, Utrecht, 1956: 255)

3. Jenis-Jenis Tindak Pidana

(19)

Definisi kajahatan dan pelanggaran adalah sebagai berikut : a. Kejahatan

Kejahatan adalah perbuatan pidana yang berat. Ancaman hukumannya dapat berupa denda, hukuman penjara dan hukuman mati, dan kadangkala ditambah dengan hukuman penyitaan atas barang-barang tertentu, pencabutan hak tertentu serta pengumuman keputusan hakim. b. Pelanggaran

Pelanggaran adalah perbuatan yang ringan. Ancaman hukumannya berupa denda atau kurungan. Semua perbuatan pidana yang tergolong pelanggaran diatur dalam Buku III KUHP.

Ada dua pendapat :

1. Perbedaan secara kualitatif

a. Rechtsdelict(en), artinya perbuatan yang bertentangan dengan keadilan. Pertentangan ini terlepas perbuatan itu diancam pidana dalam suatu perundang-undangan atau tidak. Jadi, perbuatan itu benar-benar dirasakan masyarakat sebagai bertentangan dengan keadilan. b. Wetsdelict(en), artinya perbuatan yang disadari oleh masyarakat sebagai suatu tindak

pidana karena UU menyebutnya sebagai delik. Delik semacam ini disebut pelanggaran (mala quia prohibita).

2. Perbedaan secara kuantitatif

(20)

B. Pengertian Tindak Pidana Atas Tubuh Dan Nyawa

Tindak pidana terhadap tubuh dan tindak pidana terhadap nyawa sering disebut dengan penganiayaan dan pembunuhan. Kedua jenis tindak pidana ini sangat erat hubungannya satu sama lain karena pembunuhan hampir selalu didahului dengan penganiayaan. (Adami Chazawi, 2002)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tubuh adalah badan/tubuh (jasad manusia keseluruhan) yang meliputi jasmani, raga, dan awak. Sedangkan nyawa adalah pemberi hidup kepada badan wadah (organisme fisik), yang menyebabkan hidup (pada manusia, binatang, dan sebagainya) atau jiwa dan roh.

Tindak pidana atau kejahatan terhadap orang dalam KUHP mencakup kehormatan (penghinaan), membuka rahasia, kebebasan/kemerdekaan pribadi, nyawa, tubuh/badan, harta benda/kekayaan. Namun pada umumnya, pakar menggabung hal-hal tersebut menjadi tindak pidana terhadap jiwa dan tubuh yang dalam KUHP diatur dengan sistematis sebagai suatu tindak pidana atau kejahatan terhadap nyawa orang, penganiayaan, menyebabkan mati atau lukanya orang karena kesalahan atau kelalaian.

(21)

Tindakan penganiayaan atau bahkan menimbulkan kematian yang sering dialami oleh para TKI dapat terjadi sebelum atau setelah keberangkatan. Tindakan kekerasan ini bisa berupa penghinaan, pelecehan, penganiayaan, pemukulan, penyiksaan, dan perampasan hak hidup secara layak. Banyak sekali kasus TKI yang meninggal di tempat kerjanya di Luar Negeri akibat dari penyiksaan majikan mereka.

Salah satu faktor penyebab penganiayaan atau bahkan menyebabkan kematian adalah : 1) Tingkat pendidikan TKI di Luar Negeri yang rendah.

2) Perilaku pengguna tenaga kerja yang kurang menghargai dan menghormati hak-hak pekerjanya.

3) Regulasi atau peraturan pemerintah yang kurang berpihak pada TKI di Luar Negeri.

Oleh karena itu, banyak hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah untuk menanggulangi perluasan kekerasan dalam masyarakat. (http://asiaaudiovisualra 09gunawanwibisono’s

Blog.htm, diakses tanggal 22 Februari 2010).

C. Pengertian Tenaga Kerja

Menurut Iman Soepomo (1999: 226) tenaga kerja ialah semua orang yang menurut hukum (yuridis) mampu melakukan pekerjaan.

(22)

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. (Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan).

Menurut Payaman Simanjuntak mengemukakan pengertian tenaga kerja adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, atau yang melaksanakan kegiatan lain seperti mengurus rumah tangga.

Sedangkan Tenaga Kerja Indonesia adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di Luar Negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. (Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri)

D. Pengertian Subjek Hukum

Subjek hukum adalah setiap pemegang hak dan kewajiban yang menimbulkan kewenangan hukum (rechtsbevoegheid).

Subjek hukum dibagi menjadi 2 (dua) yaitu : 1. Manusia

(23)

Berdasarkan Pasal 2 KUHPerdata, pada dasarnya manusia sudah mempunyai hak sejak dalam kandungan. Namun, tidak semua manusia mempunyai kewenangan dan kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum. Orang yang dapat melakukan perbuatan hukum adalah orang yang sudah dewasa (berumur 21 tahun atau belum berumur 21 tahun tetapi sudah menikah). Sedangkan orang-orang yang tidak cakap melakukan perbuatan hukum adalah orang-orang yang belum dewasa, mereka yang ditaruh di bawah pengampuan, orang-orang perempuan, dalam hal-hal yang ditetapkan oleh undang, dan pada umumnya semua orang kepada siapa undang-undang telah melarang membuat perjanjian-perjanjian tertentu. (Pasal 1330 KUHPerdata)

2. Badan Hukum

Menurut sifatnya, badan hukum ini dibagi menjadi dua yaitu :

a. Badan hukum publik (badan hukum yang didirikan oleh pemerintah).

b. Badan hukum privat (badan hukum yang didirikan oleh privat/bukan pemerintah).

Dalam menjalankan perbuatan hukum, subjek hukum memiliki wewenang. Wewenang subjek hukum dibagi menjadi 2 (dua), yaitu wewenang untuk mempunyai hak (rechtbevoegheid) dan wewenang untuk melakukan (menjalankan) perbuatan hukum dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

E. Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri

(24)

hak-hak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, baik sebelum, selama, maupun sesudah bekerja.

Setiap calon TKI/TKI mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (Pasal 85 Ayat (1) UU No.39 tahun 2004).

Perlindungan hukum tenaga kerja ditinjau dari metode berfikir liberalisme, maka perlindungan hukum dapat diprediksi merupakan perlindungan terhadap rakyat yang berdaulat. (Soetandyo Wigyosoebroto, 1995: 26)

Ruang lingkup perlindungan hukum terhadap TKI ada 3 (tiga) tahapan yaitu : 1. Perlindungan pra penempatan

Perlindungan TKI pra penempatan meliputi :

a. Calon TKI betul-betul memahami informasi lowongan pekerjaan dan jabatan. Informasi ini diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja setempat bersama PJTKI. PJTKI menjelaskan kepada TKI mengenai :

1) Adanya lowongan pekerjaan dan jabatan yang tersedia di Luar Negeri; 2) Persyaratan administrasi calon TKI, termasuk pemilikan pasport;

3) Syarat-syarat kerja meliputi upah, jaminan sosial, waktu kerja, kondisi kerja, lokasi tempat kerja dan lain-lain;

4) Situasi dan kondisi negara tempat tujuan kerja; 5) Hak dan kewajiban TKI.

(25)

b. Kepada Calon TKI yang belum memiliki sertifikasi dan kompetensi kerja, pelaksana penempatan TKI swasta wajib melakukan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.

c. Calon TKI dijamin kepastian untuk bekerja di Luar Negeri ditinjau dari segi keterampilan dan kesiapan mental. Calon TKI yang akan dipekerjakan di Luar Negeri harus memiliki keterampilan yang sesuai dengan permintaan pengguna jasa dengan dibuktikan lulus tes atau uji keterampilan yang diselenggarakan oleh lembaga latihan kerja.

d. Calon TKI harus mengerti dan memahami isi perjanjian kerja yang telah ditandatangani pengguna jasa. Sebelum menandatangani perjanjian kerja, calon TKI harus membaca dan memahami seluruh isi perjanjian kerja.

e. Pelaksana penempatan TKI swasta wajib mengikutsertakan TKI yang diberangkatkan ke Luar Negeri dalam progran asuransi.

f. Pelaksana penempatan TKI swasta wajib mengikutsertakan TKI yang diberangkatkan ke Luar Negeri dalam pembekalan akhir penempatan.

g. Pelaksana penempatan TKI menampung calon TKI sebelum pemberangkatan.

h. Calon TKI menandatangani perjanjian kerja yang telah ditandatangani pengguna jasa. i. TKI wajib dipertanggungjawabkan oleh PJTKI ke dalam program Jamsostek.

j. TKI harus membuka rekening pada salah satu Bank sebelum berangkat untuk program pengiriman uang. (remittence).

(26)

2. Perlindungan masa penempatan

Selama TKI bekerja di Luar Negeri, mereka tetap mendapat perlindungan baik dari PJTKI yang mengirimnya maupun dari perwakilan luar negeri, mitra usaha, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) negara setempat.

Perlindungan TKI selama penempatan meliputi :

a. Penanganan masalah perselisihan antara TKI dengan pengguna jasa.

Bila terjadi permasalahan antara TKI dan pengguna jasa dapat diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat dengan mengacu kepada perjanjian kerja dan peraturan perundangan yang berlaku di negara setempat.

b. Penanganan masalah TKI akibat kecelakaan, sakit atau meninggal dunia.

Apabila TKI tertimpa musibah kecelakaan, sakit atau meninggal dunia, maka PJTKI bertanggung jawab sepenuhnya untuk mengurus perawatan atau pemakaman di dalam atau di Luar Negeri sesuai dengan ketentuan yang berlaku melalui perwakilan Republik Indonesia di negara setempat dan PJTKI di Indonesia.

c. Perpanjangan perjanjian kerja.

Perpanjangan perjanjian kerja harus dilakukan melalui perwakilan Republik Indonesia dengan dibantu oleh pengguna jasa atau perwakilan luar negeri atau mitra usaha dan wajib memperpanjang kepesertaan JAMSOSTEK.

(27)

e. Pelaksana penempatan TKI dilarang menempatkan TKI di tempat kerja yang tidak sesuai dengan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam perjanjian kerja yang disepakati dan ditandatangani oleh TKI yang bersangkutan.

f. Perwakilan Republik Indonesia memberikan perlindungan TKI di Luar Negeri dengan menetapkan jabatan Atas Ketenagakerjaan pada Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.

g. Dalam memberikan perlindungan selama penempatan di luar negeri, perwakilan Republik Indonesia melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perwakilan pelaksana penempatan TKI swasta dan Tenaga Kerja Indonesia yang ditempatkan di luar negeri.

h. Perlindungan TKI selama penempatan di luar negeri dilakukan dengan memberikan bantuan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di negara tujuan serta hukum dan kebiasaan internasional.

i. Pembelaan atas pemenuhan hak sesuai dengan perjanjian kerja dan/atau peraturan perundang-undangan di negara di mana TKI ditempatkan.

3. Perlindungan purna penempatan

Perlindungan purna penempatan meliputi hal-hal sebagai berikut.

a. Kepulangan TKI setelah melaksanakan perjanjian kerja.. Apabila TKI yang bekerja di Luar Negeri dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan perjanjian kerja, maka dengan berakhirnya masa kontrak, pengguna jasa harus membiayai kepulangan TKI tersebut ke Indonesia.

(28)

c. Kepulangan TKI karena alasan khusus di luar perjanjian kerja, maka harus mendapat persetujuan dari pengguna jasa dan sepengetahuan perwakilan Republik Indonesia. Sedangkan biaya kepulangan TKI diatur atas dasar kesepakatan antara TKI dan pengguna jasa. Pengurusannya dibantu oleh pengguna jasa, mitra usaha dan atau perwakilan luar negeri.(Budi Astuti, 2008)

d. Kepulangan TKI dapat terjadi karena berakhirnya perjanjian kerja, pemutusan hubungan kerja, terjadinya perang, wabah penyakit dinegara tujuan, mengalami kecelakaan kerja sehingga tidak bisa menjalankan pekerjaan lagi, meninggal dunia di negara tujuan, cuti atau dideportasi oleh pemerintah setempat.

e. Dalam hal TKI meninggal dunia di negara tujuan, pelaksana penempatan TKI berkewajiban : 1) Memberitahukan tentang kematian TKI kepada keluarganya paling lambat 3 x 24 jam

sejak diketahuinya kematian tersebut;

2) Mencari informasi tentang sebab-sebab kematian dan memberitahukannya kepada pejabat perwakilan Republik Indonesia dan anggota keluarga TKI yang bersangkutan;

3) Memulangkan jenazah ke tempat asal dengan cara yang layak serta menanggung semua biaya yang diperlukan, termasuk biaya penguburan sesuai dengan tata cara agama TKI yang bersangkutan.

4) Mengurus pemakaman di negara tujuan penempatan TKI atas persetujuan pihak keluarga TKI atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negara yang bersangkutan;

5) Memberikan perlindungan terhadap seluruh harta milik TKI untuk kepentingan keluarganya;

(29)

7) Dalam hal terjadi perang, bencana alam, wabah penyakit, dan deportasi, perwakilan Republik Indonesia, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI, pemerintah pusat dan daerah bekerja sama mengurus kepulangan TKI

f. Kepulangan TKI dari negara tujuan sampai tiba di daerah asal menjadi tanggung jawab pelaksana penempatan TKI.

g. Pengurusan kepulangan TKI meliputi :

1) kemudahan atau fasilitas kepulangan TKI;

2) pemberian fasilitas kesehatan bagi TKI yang sakit dalam kepulangan;

3) pemberian upaya perlindungan terhadap TKI dari kemungkinan adanya tindakan pihak lain yang tidak bertanggung jawab dan dapat merugikan TKI dalam kepulangan. (Zaeni Asyhadie, 2008: 234-235)

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Barda Nawawi dan Muladi. 1998.Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan. Prenada Media Group. Jakarta.

Asyhadie, Zaeni, S.H.,M.Hum. 2008.Hukum Kerja, Hukum Ketenagakerjaan, Bidang Hukum Kerja. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Chazawi, Adami. 2002.Kejahatan Terhadap Tubuh dan Nyawa. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Hamzah, DR. Andi. 1994.Asas-Asas Hukum Pidana. Rineka Cipta. Jakarta. Jonkers, J.E. 1946.Handboek van het Ned. Indische Strafrecht. Leiden: E.J. Brill. Soepomo, Iman, Prof. 1999.Pengantar Hukum Perburuhan. Penerbit Djambatan.

Jakarta.

Utrecht,E. 1956.Hukum Pidana I. Penerbitan Universitas. Djakarta.

(31)

Metode Penelitiannya. Universitas Indonesia. Jakarta.

Astuti, Budi. 2008.Tesis Sertifikasi Uji Kompetensi Sebagai Upaya Perlindungan TKI. Universitas Diponegoro.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentangPenempatan dan Perlindungan TKI Di Luar Negeri.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentangKetenagakerjaan. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)

http://www.asiaaudiovisualra09gunawanwibisono’sBlog.htm.Wibisono, Gunawan.Tindak Pidana Kekerasan. 22 Februari 2011.

(32)

III. METODE PENELITIAN

Untuk mencari dan menemukan jawaban dari rumusan permasalahan yang telah diajukan pada bab sebelumnya dalam penelitian ini, maka peneliti akan menggunakan prosedur dan teknik penelitian atau yang lebih dikenal dengan istilah metode penelitian.

Pemilihan dan penggunaan prosedur dan teknik penelitian, bertujuan untuk dapat melakukan analisis terhadap data dan fakta yang telah diperoleh dengan disesuaikan pada tipe dan sifat dari penelitian yang bersangkutan. Dengan demikian, metode penelitian merupakan suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langka-langkah sistematis. (Masyuri, 2008 : 151)

Menurut Soerjono Soekanto (1994 : 73), Penelitian Hukum dilakukan dengan cara penelitian bahan pustaka atau data sekunder belaka yang dinamakan Penelitian Hukum Normatif (yuridis) atau Penelitian Hukum Kepustakaan, sedangkan Penelitian Hukum Empiris atau penelitian Hukum Sosiologis terutama meneliti data primer.

Esensi dari metode penelitian dalam setiap penelitian hukum adalah mendeskripsikan mengenai tata cara atau teknik bagaimana suatu penelitian hukum tersebut dilakukan. Tata cara atau teknik tersebut biasanya mencakup

(33)

Proses wawancara tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menambah informasi dan data yang bermanfaat mengenai perihal Upaya Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia Diluar Negeri Terhadap Tindak Pidana Atas Tubuh Dan Nyawa Menurut Undang Undang Penempatan Dan Perlindungan TKI Diluar Negeri. Hasil wawancara tersebut akan digunakan sebagai data pelengkap dalam menganalisis untuk menjawab permasalahan.

Kegiatan penelitian ini terdiri dari beberapa langkah, yaitu :

A. Pendekatan Masalah

Penelitian ini menggunakan dua pendekatan masalah yaitu pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris.

a. Pendekatan Yuridis Normatif

Pendekatan yuris normatif yaitu upaya memahami persoalan dengan tetap fokus berada atau bersandarkan pada kajian ilmu hukum.

Pendekatan yuridis normatif menitikberatkan pada law in book bukan sebagai law in action, bagaiman hukum diaplikasikan dengan pengaruh sosial.

Menurut Ronny Hanitojo, penelitian yuridis normatif adalah penelitian yang menggunakan data sekunder.

b. Pendekatan Yuridis Empiris

(34)

B. Sumber dan Jenis Data

Sumber dan jenis data yang dipergunakan dalam skripsi ini adalah :

1. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber hukum yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti melalui studi kepustakaan dengan cara membaca, mengutip, mempelajari dan menelaah literatur-literatur yang ada. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi :

a. Bahan Hukum Primer

Untuk penulisan skripsi ini, bahan hukum primer yang digunakan adalah : 1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2004 tentang

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. 2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

4) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. 5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 6) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan.

(35)

Bahan hukum sekunder dapat bersumber dari bahan-bahan hukum yang melengkapi bahan hukum primer seperti buku-buku literatur, karya ilmiah dan peraturan perundang-undangan lain yang sesuai dengan masalah dalam penelitian ini.

c. Bahan Hukum Tertier

Bahan hukum tertier adalah bahan-bahan hukum yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder yang bersumber dari kamus Bahasa Indonesia, kamus hukum, surat kabar/media cetak, dan sumber dari internet.

2. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari hasil penelitian dengan cara melakukan wawancara dengan responden untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian.

C. Penentuan Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, gejala, nilai, peristiwa dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber dari penelitian. (Masyuri, 2008: 151)

Berdasarkan pengertian diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Seksi Bagian Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung dan Kepala Sub. Bidang Pengembangan pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Lampung

(36)

Sampel adalah bagian dari populasi yang masih memiliki ciri-ciri utama dari populasi dan ditetapkan untuk menjadi responden penelitian. (Soerjono Soekanto, 1983: 121). Dalam penentuan sampel, penulis menggunakan metode pengambilan sampel yang dalam penentuan dan pengambilan anggota sampel berdasarkan atas pertimbangan maksud dan tujuan penelitian (purpossive sampling). (Irawan Soehartono, 1990: 89). Maka dalam penelitian ini sampel atau responden yang diambil adalah :

1. Kepala Seksi Bagian Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Provinsi Lampung 1 orang

2. Kepala Sub. Bidang Pengembangan pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Provinsi Lampung 1 orang

+ Jumlah : 2 orang

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan prosedur sebagai berikut : a. Studi Kepustakaan

(37)

buku-buku literatur serta melakukan pengkajian terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan permasalahan yang dibahas.

b. Studi Lapangan

Studi lapangan adalah prosedur yang dilakukan dengan kegiatan wawancara (interview) secara langsung kepada responden penelitian sebagai usaha mengumpulkan berbagai data dan informasi yang dibutuhkan dengan alat bantu daftar pertanyaan yang bersifat terbuka.

2. Prosedur Pengolahan Data

Pengolahan data adalah kegiatan merapikan dan menganalisis data. Pengolahan data dilakukan untuk mempermudah analisis data yang telah diperoleh. Kegiatan pengolahan data dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

a. Seleksi data, ialah memeriksa atau meneliti data yang keliru, menambah serta melengkapi data yang kurang lengkap.

b. Klasifikasi data, ialah penempatan data menurut kelompok-kelompok yang telah ditetapkan dalam rangka memperoleh data yang benar-benar diperlukan dan akurat untuk dianalisis lebih lanjut.

c. Sistematika data, ialah penempatan atau penyusunan data yang saling berhubungan pada tiap pokok bahasan secara sistematis sehingga mempermudah interpretasi data.

E. Analisis Data

(38)

Analisis data merupakan penguraian data dalam bentuk kalimat yang tersusun secara sistematis, jelas dan terperinci yang kemudian diinterpretasikan untuk memperoleh suatu kesimpulan. (Soerjono Soekanto, 1983: 121)

Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, yakni memberikan pengertian terhadap data yang dimaksud menurut kenyataan yang diperoleh di lapangan dan disusun serta diuraikan dalam bentuk kalimat per kalimat. Kemudian penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induktif, yaitu menguraikan hal-hal yang bersifat khusus lalu menarik kesimpulan yang bersifat umum sesuai dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Masyuri. 2008.Metode Penelitian Hukum. Refika Aditama. Jakarta.

(39)

Aksara. Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 1994.Ulasan Terhadap ”Kembali ke Metode Penelitian Hukum”.

Soekanto, Soerjono. 1983 .Pengantar Penelitian Hukum. Universitas Indonesia Pers. Jakarta.

(40)

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan yang penulis kemukakan pada bab terdahulu, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Upaya perlindungan hukum tenaga kerja Indonesia di Luar Negeri terhadap tindak pidana atas tubuh dan nyawa menurut undang-undang penempatan dan perlindungan TKI di Luar Negeri diawali dan terintegrasi dalam setiap proses penempatan TKI, sejak proses rekrutmen, selama bekerja dan hingga pulang ke tanah air. Secara teoritis dikenal ada 3 (tiga) jenis perlindungan hukum Tenaga Kerja, yaitu : (a) Perlindungan Sosial atau kesehatan kerja, (b) Perlindungan Teknis atau keselamatan kerja, (c) Perlindungan Ekonomis atau jaminan sosial.

(41)

kedatangan TKI ini sangat penting sekali bagi perlindungan hak-hak TKI yang akan bekerja di Luar Negeri, karena dengan pelaporan tersebut, maka TKI tercatat atau terdaftar keberadaannya, sehingga memudahkan dalam memberikan perlindungan bagi TKI itu sendiri. Apabila TKI tidak terdaftar, maka beresiko menjadi korban tindak pidana dari sang majikan.

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan di atas, Pemerintah sudah seharusnya mengambil langkah fundamental dan strategis untuk memastikan agar tindak pidana atas tubuh dan nyawa terhadap para TKI dapat diakhiri, maka saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :

(42)

hukum atas tindakan yang tidak manusiawi dari para majikan yang melakukan penganiayaan, bahkan berujung pada kematian.

(43)
(44)

UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA INDONESIA DILUAR NEGERI TERHADAP TINDAK PIDANA ATAS TUBUH

DAN NYAWA MENURUT UNDANG UNDANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI DILUAR NEGERI

( Skripsi )

Femi Setia Ningrum 0742011148

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(45)

MOTTO

You can t always get what you want, but if you try, sometimes you just

might find you get what you need.

If you can t be the first, you can be the best.

(Femi Setia Ningrum)

Engkau yang beranilah yang akan berhasil, maka mulailah dari yang bisa

kau lakukan.

(46)

UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA INDONESIA DILUAR NEGERI TERHADAP TINDAK PIDANA ATAS TUBUH

DAN NYAWA MENURUT UNDANG UNDANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI DILUAR NEGERI

Oleh

Femi Setia Ningrum

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(47)

Judul Skripsi : UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA INDONESIA DILUAR NEGERI TERHADAP TINDAK PIDANA ATAS TUBUH DAN NYAWA MENURUT UNDANG UNDANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI DILUAR NEGERI Nama Mahasiswa : Femi Setia Ningrum

Nomor Pokok Mahasiswa : 0742011148

Bagian : Hukum

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Eko Rahardjo, S.H.,M.H. Tri Andrisman, S.H.,M.H.

NIP.19610406 198903 1 003 NIP.19611231 198903 1 023

2. Ketua Bagian Hukum Pidana

(48)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Eko Rahardjo, S.H.,M.H.

Sekretaris/Anggota : Tri Andrisman, S.H.,M.H.

Penguji Utama : Firganefi, S.H.,M.H.

2. Dekan Fakultas Hukum

Dr. Heryandi, S.H., M.S. NIP. 19621109 198703 1 003

(49)
(50)

PERSEMBAHAN

Teriring do’a dan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menjadikan segala

sesuatu yang sulit menjadi sesuatu yang mudah.

Kupersembahkan karya sederhanaku ini kepada :

Ayah dan Ibu tercinta yang telah bekerja keras tanpa mengenal lelah dalam memperjuangkan

kesuksesanku serta selalu berdo’a dan memberikan dukungan untuk keberhasilanku. Adikku

tersayang yang selalu memberikan do’a dan dukungan kepadaku.

Winardi, A.Ma.Pd, yang telah menjadi bagian dari hidupku.

Teman-teman seperjuangan di Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah memberikan

do’a, dukungan, dan bantuan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini, serta semua pihak yang

telah banyak membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini.

(51)

SANWACANA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Upaya Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri Terhadap Tindak Pidana Atas Tubuh Dan Nyawa Menurut Undang-Undang Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri“.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Heryandi, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung beserta para Pembantu Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah memberikan izin penelitian.

2. Ibu Diah Gustianti, S.H.,M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Pidana Universitas Lampung. 3. Bapak Eko Rahardjo, S.H.,M.H., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

arahan, dan motivasinya kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Tri Andrisman, S.H.,M.H., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasinya kepada penulis.

5. Ibu Firganefi, S.H.,M.H.., selaku pembahas I yang telah memberikan masukan dan saran bagi penulis dalam penulisan skripsi ini.

(52)

7. Bapak Sudirman Mechsan, S.H.,M.H., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

8. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Lampung.

9. Bapak Bagya Wahyanta, S.H., selaku Kasi Penempatan dan Perlindungan TKI di luar negeri pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung yang telah memberikan keterangan dan informasi dalam penyusunan skripsi ini.

10. Ibu Sri Yuliani, S.H.,M.H., selaku Kepala Sub. Bidang Pengembangan pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM yang telah memberikan keterangan dan informasi dalam penyusunan skripsi ini.

11. Kedua orang tuaku, my pop dan mami yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan serta

do’a untuk keberhasilan dan masa depanku.

12. Adikku yang tersayang Yuli Anti Ningrum, terimakasih atas perhatian dan dukungannya. 13. Teruntuk Winardi, A.Ma. Pd., seseorang yang istimewa dan terbaik di dalam hidupku, yang

selalu mendo’akan serta memberikan dukungan atas keberhasilanku, terimakasih atas

perhatian dan cintanya.

14. Rekan-rekan Fakultas Hukum Universitas Lampung ’07, Venelia Hati, S.H., Allayla, S.H,

Rangga Setiabudi, S.H., Ari Anggoro, S.H. , Siti Nurjanah Maisyaroh, S.H., Veno Adrian, S.H., Floria Sitanggang, S.H., Tri Yuni dan Bagus Adi Pamungkas atas kebersamaan dan kekompakannya.

15. Teruntuk rekan-rekan di toko Cantik Shop, mbak Resti, tante Rina, Dewi, Iluh, terimakasih

(53)

16. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Hukum Universitas Lampung angkatan 2007 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

17. Almamater tercinta Universitas Lampung.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, 21 Februari 2012 Penulis,

Referensi

Dokumen terkait

Pajak PBB-KB dipungut atas bahan bakar kendaraan bermotor yang disediakan atau dianggap berguna untuk kendaraan bermotor, termasuk bahan bakar yang digunakan untuk

Kesimpulan yang diperoleh para ulama, setelah mengadakan penelitian secara cermat terhadap kitabnya, menyatakan bahwa Imam Bukhari dalam kitab Sahih-nya selalu

- OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN.. URAIAN Hal 166 REALISASI BERTAMBAH / (KURANG) KODE REKENING % JUMLAH

Model 2 pada penelitian ini menjelaskan apakah variabel Kepercayaan Diri dan Ketersediaan Informasi memiliki pengaruh atau tidak terhadap Pengambilan Keputusan melalui

dengan mengawasi seluruh pencatatan oleh admin yaitu kegiatan keluar masuknya barang dan dalam jangka panjang pencatatan ini tidak lagi harus menggunakan teknik

Dari analisis uji t diketahui bahwa ada dua variabel yang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan yaitu upah minimum berpengaruh negatif

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga dokumen Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Bidang

Judul Skripsi : Persepsi Masyarakat Makassar Terhadap Media Online Harian Tribun Timur Sebagai Sumber Informasi. Persepsi Masyarakat mengenai portal Tribun Timur menjadi masalah