• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Promosi Esia Pada PT Bakrie Telecom Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Promosi Esia Pada PT Bakrie Telecom Tbk"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

RIQOH ZAKIYAH

H24104072

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

RIQOH ZAKIYAH H24104072

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS STRATEGI PROMOSI ESIA

PADA PT BAKRIE TELECOM TBK

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

RIQOH ZAKIYAH H24104072

Menyetujui, September 2008

Prof. Dr. Ir. W. H. Limbong, MS. Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen

(4)

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Analisis Strategi Promosi CDMA Esia pada PT Bakrie Telecom Tbk” merupakan syarat mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi.

Perkembangan persaingan dalam industri telekomunikasi CDMA (Code Division Multiple Access) sekarang ini semakin pesat, seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan konsumen dalam memperoleh kemudahan berkomunikasi. Hal ini menuntut perusahaan-perusahaan telekomunikasi untuk melakukan strategi promosi yang efektif dan tepat sasaran.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, motivasi serta doa untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Pihak-pihak tersebut antara lain adalah: 1. Orangtuaku tercinta, Bapak dan Ibu atas limpahan, perhatian, dukungan,

didikan, segala pengorbanannya, nasehat-nasehatnya, dan seluruh kasih sayang yang tak pernah putus kepada penulis ”luv u mom and dad”.

2. Prof. Dr. Ir. W. H. Limbong, MS. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membantu memberikan arahan, motivasi dan wawasan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

3. Muchamad Najib, S.TP, MM dan Dra. Siti Rahmawati, M.Pd selaku dosen penguji.

4. Wita Juwita Ermawati, S.TP, MM. selaku Dosen Pembimbing Akademik. 5. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. selaku Ketua Departemen Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

6. Bapak Krishna, Ibu Hanna dan Ibu Arvida atas kesediaannya untuk di wawancara dan memberikan waktu, pikiran dan informasi yang berarti bagi penulis.

(5)

9. Teman-teman satu bimbingan Betty, Ade, Sonti, Dita, Yenni, Fitri, Ama, Perdana, dan Didik terima kasih atas motivasi, saran dan kritik.

10.Staf Tata Usaha dan seluruh dosen Departemen Manajemen yang selalu membantu seluruh kegiatan perkuliahan.

11.Teman seperjuangan Bilqis thanks buku-buku pinjemannya dan teman belanja, Windi si nyai tempat belajar jadi orang dewasa dan bijak, Gtachan si imut yang lucu dan baik hati, Ayu yang hobby nonton dan tempat ngumpul bareng, Annisa yang selalu bantu dalam tugas komputer, Fifi dan Fakhri pasangan serasi abis dan tidak pernah kehabisan candaan.

12.Teman-teman semasa asrama di A1 Bar2, Nunung, Erika, Dedah dan Heliana yang sampai sekarang selalu memberikan saran dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

13.Teman-teman Manajemen ‟41 tercinta Cimenk, Maya, Momot, Dina, Nit2, Eka, Ricca dan lainya yang selalu ceria, terima kasih atas semua kenangan indah dan kebersamaan yang telah kita jalani.

14.Kakak kelas dari mulai angkatan 37, 38, 39 dan 40 departemen Manajemen. 15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun sangat

membantu selama proses penyusunan skripsi ini.

Semoga hasil laporan penelitian ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca.

Bogor, Agustus 2008

(6)

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 13 Maret 1986. penulis adalah putri keempat dari empat bersaudara, anak dari pasangan bapak Rouf Sulaeman dan ibu Titi Rohayati.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 1998 di MI Sirojussibyan Bogor. Selanjutnya menyelesaikan pendidikan menengah pertama pada tahun 2001 di SLTP Negeri 1 Cibungbulang Bogor. Pendidikan menengah umum penulis selesaikan pada tahun 2004 di SMU KORNITA. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) dan terdaftar sebagai mahasiswa di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(7)

Riqoh Zakiyah H24104072. Analisis Strategi Promosi Esia pada PT Bakrie Telecom Tbk. Di bawah bimbingan W. H. Limbong.

Teknologi komunikasi Indonesia saat ini mulai mengalami perubahan yang sangat besar. Beraneka ragam jenis layanan telekomunikasi tersedia untuk dikonsumsi, sehingga masyarakat dapat dengan mudah menentukan pilihan dalam menggunakan fasilitas telekomunikasi baik itu dari segi jenis layanan maupun dari segi jenis provider khususnya jenis komunikasi dengan telepon. Pilihan konsumen untuk mendapatkan alternatif layanan telekomunikasi semakin beragam. Pelanggan CDMA di Indonesia diperkirakan akan semakin tumbuh mengikuti trend jumlah pelanggan CDMA global. Esia merupakan salah satu produk CDMA yang dikeluarkan oleh PT Bakrie telecom Tbk (BTEL).

Strategi promosi Esia dilakukan secara above the line dan below the line. PT BTEL terus mengembangkan strategi promosi untuk produk Esia dalam mempertahankan dan meningkatkan posisinya pada persaingan dalam Industri Telekomunikasi. Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui bentuk-bentuk promosi ESIA yang telah dilakukan oleh PT. Bakrie Telecom Tbk, (2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi ESIA, dan (3) Mendapatkan alternatif strategi promosi ESIA yang paling efektif dan tepat untuk dilaksanakan oleh perusahaan.

Data yang digunakan untuk penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Jumlah responden terdiri dari tiga orang yaitu Vice President Brand Management, General Manager Brand Esia, dan Sales and Marketing Manager. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan tingkat prioritas pada suatu hirarki. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Criterium Decision Plus (CDP) untuk menguji kekonsistenan pembobotan dan Microsoft Excel 2003 digunakan untuk menghitung AHP.

(8)

vi

2.1.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Bauran Promosi ... 13

2.1.7. Metode AHP (Analitycal Hierarchy Process) ... 15

2.2. Penelitian Terdahulu ... 22

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Industri Telekomunikasi CDMA ... 29

(9)

vii

4.2.2. Keuntungan Esia ... 34

4.3. Bentuk Strategi Promosi Esia ... 34

4.3.1. Periklanan ... 34

4.3.2. Promosi Penjualan ... 35

4.3.3. Publisitas dan Humas ... 36

4.3.4. Penjualan Perorangan ... 36

4.3.5. Pemasaran Langsung ... 36

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Pemilihan Strategi Promosi ... 37

5.1.1. Analisis Faktor-faktor Penyusun Strategi Promosi Esia ... 37

5.1.2. Aktor yang Berpengaruh dalam Pemilihan Strategi Promosi Esia ... 39

5.1.3. Tujuan Strategi Promosi Esia ... 40

5.1.4. Alternatif Strategi Promosi Esia ... 41

5.2. Analisis Pemilihan Alternatif Strategi Promosi dengan AHP... 42

5.2.1. Hasil Pengolahan Data Secara Horizontal dengan AHP ... 43

5.2.2. Hasil Pengolahan Data Secara Vertikal dengan AHP ... 49

5.3. Implikasi Manajerial ... 54

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 56

6.2. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(10)

viii

No Halaman

1. Nilai Skala Banding Berpasangan ... 18

2. Matriks Pendapat Individu ... 19

3. Matriks Pendapat Gabungan ... 19

4. Indeks Acak ... 21

5. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 3 (elemen aktor penyusun strategi promosi) ... 45

6. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 4 (elemen tujuan promosi) ... 47

7. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 5 (elemen alternatif strategi promosi) ... 48

8. Bobot dan Prioritas Faktor-faktor Penyusunan Strategi Promosi Esia ... 50

9. Bobot dan Prioritas Aktor yang Berperan dalam Pengambilan Keputusan Strategi Promosi Esia ... 51

10. Bobot dan Prioritas Tujuan Strategi Promosi Esia ... 52

(11)

Oleh

RIQOH ZAKIYAH

H24104072

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

RIQOH ZAKIYAH H24104072

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(13)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS STRATEGI PROMOSI ESIA

PADA PT BAKRIE TELECOM TBK

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

RIQOH ZAKIYAH H24104072

Menyetujui, September 2008

Prof. Dr. Ir. W. H. Limbong, MS. Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen

(14)

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Analisis Strategi Promosi CDMA Esia pada PT Bakrie Telecom Tbk” merupakan syarat mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi.

Perkembangan persaingan dalam industri telekomunikasi CDMA (Code Division Multiple Access) sekarang ini semakin pesat, seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan konsumen dalam memperoleh kemudahan berkomunikasi. Hal ini menuntut perusahaan-perusahaan telekomunikasi untuk melakukan strategi promosi yang efektif dan tepat sasaran.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, motivasi serta doa untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Pihak-pihak tersebut antara lain adalah: 1. Orangtuaku tercinta, Bapak dan Ibu atas limpahan, perhatian, dukungan,

didikan, segala pengorbanannya, nasehat-nasehatnya, dan seluruh kasih sayang yang tak pernah putus kepada penulis ”luv u mom and dad”.

2. Prof. Dr. Ir. W. H. Limbong, MS. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membantu memberikan arahan, motivasi dan wawasan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

3. Muchamad Najib, S.TP, MM dan Dra. Siti Rahmawati, M.Pd selaku dosen penguji.

4. Wita Juwita Ermawati, S.TP, MM. selaku Dosen Pembimbing Akademik. 5. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. selaku Ketua Departemen Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

6. Bapak Krishna, Ibu Hanna dan Ibu Arvida atas kesediaannya untuk di wawancara dan memberikan waktu, pikiran dan informasi yang berarti bagi penulis.

(15)

9. Teman-teman satu bimbingan Betty, Ade, Sonti, Dita, Yenni, Fitri, Ama, Perdana, dan Didik terima kasih atas motivasi, saran dan kritik.

10.Staf Tata Usaha dan seluruh dosen Departemen Manajemen yang selalu membantu seluruh kegiatan perkuliahan.

11.Teman seperjuangan Bilqis thanks buku-buku pinjemannya dan teman belanja, Windi si nyai tempat belajar jadi orang dewasa dan bijak, Gtachan si imut yang lucu dan baik hati, Ayu yang hobby nonton dan tempat ngumpul bareng, Annisa yang selalu bantu dalam tugas komputer, Fifi dan Fakhri pasangan serasi abis dan tidak pernah kehabisan candaan.

12.Teman-teman semasa asrama di A1 Bar2, Nunung, Erika, Dedah dan Heliana yang sampai sekarang selalu memberikan saran dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

13.Teman-teman Manajemen ‟41 tercinta Cimenk, Maya, Momot, Dina, Nit2, Eka, Ricca dan lainya yang selalu ceria, terima kasih atas semua kenangan indah dan kebersamaan yang telah kita jalani.

14.Kakak kelas dari mulai angkatan 37, 38, 39 dan 40 departemen Manajemen. 15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun sangat

membantu selama proses penyusunan skripsi ini.

Semoga hasil laporan penelitian ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca.

Bogor, Agustus 2008

(16)

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 13 Maret 1986. penulis adalah putri keempat dari empat bersaudara, anak dari pasangan bapak Rouf Sulaeman dan ibu Titi Rohayati.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 1998 di MI Sirojussibyan Bogor. Selanjutnya menyelesaikan pendidikan menengah pertama pada tahun 2001 di SLTP Negeri 1 Cibungbulang Bogor. Pendidikan menengah umum penulis selesaikan pada tahun 2004 di SMU KORNITA. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) dan terdaftar sebagai mahasiswa di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(17)

Riqoh Zakiyah H24104072. Analisis Strategi Promosi Esia pada PT Bakrie Telecom Tbk. Di bawah bimbingan W. H. Limbong.

Teknologi komunikasi Indonesia saat ini mulai mengalami perubahan yang sangat besar. Beraneka ragam jenis layanan telekomunikasi tersedia untuk dikonsumsi, sehingga masyarakat dapat dengan mudah menentukan pilihan dalam menggunakan fasilitas telekomunikasi baik itu dari segi jenis layanan maupun dari segi jenis provider khususnya jenis komunikasi dengan telepon. Pilihan konsumen untuk mendapatkan alternatif layanan telekomunikasi semakin beragam. Pelanggan CDMA di Indonesia diperkirakan akan semakin tumbuh mengikuti trend jumlah pelanggan CDMA global. Esia merupakan salah satu produk CDMA yang dikeluarkan oleh PT Bakrie telecom Tbk (BTEL).

Strategi promosi Esia dilakukan secara above the line dan below the line. PT BTEL terus mengembangkan strategi promosi untuk produk Esia dalam mempertahankan dan meningkatkan posisinya pada persaingan dalam Industri Telekomunikasi. Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui bentuk-bentuk promosi ESIA yang telah dilakukan oleh PT. Bakrie Telecom Tbk, (2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi ESIA, dan (3) Mendapatkan alternatif strategi promosi ESIA yang paling efektif dan tepat untuk dilaksanakan oleh perusahaan.

Data yang digunakan untuk penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Jumlah responden terdiri dari tiga orang yaitu Vice President Brand Management, General Manager Brand Esia, dan Sales and Marketing Manager. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan tingkat prioritas pada suatu hirarki. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Criterium Decision Plus (CDP) untuk menguji kekonsistenan pembobotan dan Microsoft Excel 2003 digunakan untuk menghitung AHP.

(18)

vi

2.1.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Bauran Promosi ... 13

2.1.7. Metode AHP (Analitycal Hierarchy Process) ... 15

2.2. Penelitian Terdahulu ... 22

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Industri Telekomunikasi CDMA ... 29

(19)

vii

4.2.2. Keuntungan Esia ... 34

4.3. Bentuk Strategi Promosi Esia ... 34

4.3.1. Periklanan ... 34

4.3.2. Promosi Penjualan ... 35

4.3.3. Publisitas dan Humas ... 36

4.3.4. Penjualan Perorangan ... 36

4.3.5. Pemasaran Langsung ... 36

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Pemilihan Strategi Promosi ... 37

5.1.1. Analisis Faktor-faktor Penyusun Strategi Promosi Esia ... 37

5.1.2. Aktor yang Berpengaruh dalam Pemilihan Strategi Promosi Esia ... 39

5.1.3. Tujuan Strategi Promosi Esia ... 40

5.1.4. Alternatif Strategi Promosi Esia ... 41

5.2. Analisis Pemilihan Alternatif Strategi Promosi dengan AHP... 42

5.2.1. Hasil Pengolahan Data Secara Horizontal dengan AHP ... 43

5.2.2. Hasil Pengolahan Data Secara Vertikal dengan AHP ... 49

5.3. Implikasi Manajerial ... 54

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 56

6.2. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(20)

viii

No Halaman

1. Nilai Skala Banding Berpasangan ... 18

2. Matriks Pendapat Individu ... 19

3. Matriks Pendapat Gabungan ... 19

4. Indeks Acak ... 21

5. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 3 (elemen aktor penyusun strategi promosi) ... 45

6. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 4 (elemen tujuan promosi) ... 47

7. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 5 (elemen alternatif strategi promosi) ... 48

8. Bobot dan Prioritas Faktor-faktor Penyusunan Strategi Promosi Esia ... 50

9. Bobot dan Prioritas Aktor yang Berperan dalam Pengambilan Keputusan Strategi Promosi Esia ... 51

10. Bobot dan Prioritas Tujuan Strategi Promosi Esia ... 52

(21)

ix

No Halaman

1. Pertumbuhan Pelanggan Esia ... 2 2. Kerangka Pemikiran Konseptual ... 26 3. Struktur Hirarki Pemilihan Strategi Promosi ... 42 4. Hasil Pengolahan Vertikal Struktur Hirarki Pemilihan Alternatif

(22)

x

No Halaman

(23)

Latar Belakang

Pada zaman sekarang ini kebutuhan komunikasi sangat penting dan mudah dilakukan karena adanya perkembangan teknologi yang pesat, sehingga setiap orang bisa berkomunikasi dengan siapapun tanpa batas jarak yang menghambat komunikasi tersebut. Salah satu teknologi dalam berkomunikasi adalah melalui telepon seluler (ponsel).

Teknologi komunikasi Indonesia saat ini mulai mengalami perubahan yang sangat besar. Beraneka ragam jenis layanan telekomunikasi tersedia untuk dikonsumsi, sehingga masyarakat dapat dengan mudah menentukan pilihan dalam menggunakan fasilitas telekomunikasi, baik itu dari segi jenis layanan maupun dari segi jenis provider khususnya jenis komunikasi dengan telepon.

Menurut Anton1)dunia telekomunikasi di Indonesia bertambah marak dengan hadirnya beberapa operator berbasis CDMA (Code Division Multiple Access). Pilihan konsumen untuk mendapatkan alternatif layanan telekomunikasi semakin beragam, tidak hanya selular GSM atau PSTN yang lebih dulu dikenal. Meski belum sebanyak GSM, pelanggan CDMA di Indonesia diperkirakan akan semakin tumbuh mengikuti trend jumlah pelanggan CDMA global.

CDMA merupakan teknologi komunikasi wireless, di mana pengiriman data (voice) yang masuk ke dalam kanal akan dipecah menjadi potongan yang kecil-kecil dan masuk ke dalam saluran frekuensi yang terpisah-pisah. Kemudian paket data yang kecil-kecil tersebut, akan disebarkan dengan kode yang unik dan hanya dapat diterima pada penerima yang mempunyai kesesuaian data yang akan diambil.

___________

1)

(24)

Perbedaan mendasar dari teknologi CDMA dan GSM adalah pada sistem modulasi (pengiriman sinyal) dan perangkat sistem jaringan (network) atau disebut sistem Base Transciever Station (BTS). Menurut Montoliang2) CDMA memiliki beberapa keunggulan yaitu sebagai teknologi yang sangat tahan terhadap gangguan cuaca dan interferensi, daya pancarnya yang sangat rendah, CDMA tidak dapat digandakan dan dapat mengirim data dengan kecepatan hingga 144 Kbps.

Esia merupakan salah satu produk CDMA yang dikeluarkan oleh PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) sebagai anak perusahaan PT Bakrie & Brothers Tbk, yang bergerak dalam bidang telekomunikasi. Esia mulai diperkenalkan September 2003 pada wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Kinerja3) PT BTEL mencatat pertumbuhan yang sangat mengesankan pada kuartal ketiga tahun 2007. Keberhasilan BTEL meraih kenaikan pelanggan ini dipicu oleh berbagai program inovasi yang diluncurkan pada masyarakat. Pertumbuhan pelanggan Esia dari tahun 2004 sampai tahun 2007 dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Pertumbuhan Pelanggan Esia Sumber : PT. Bakrie Telecom Tbk, 2008 ___________

2)

Montoliang, Jerry ”CDMA : Code Division Multiple Access” dalam http://www.jerry m.wordpress.com [2 November 2007]

3)

(25)

Menurut Kotler (2005) bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. McCarthy mengklasifikasikan alat-alat itu menjadi empat kelompok yang luas yang disebut empat P pemasaran yaitu product (produk), price (harga), place (tempat),dan promotion (promosi).

Pemasaran modern memerlukan lebih dari sekedar mengembangkan produk yang baik, menawarkannya dengan harga yang menarik, dan membuatnya mudah dijangkau oleh konsumen. Selain harga dan produk, perusahaan juga harus berkomunikasi dengan konsumen mereka. Untuk dapat berkomunikasi dengan konsumennya secara efektif, perusahaan harus menyewa atau membayar biro iklan untuk mendapatkan iklan yang efektif. Ahli promosi penjualan untuk merancang program-program penjualan yang menarik, dan membayar biro-humas untuk merancang citra perusahaan yang lebih baik.

Promosi penjualan yang akan digunakan perusahaan harus ditetapkan tujuannya, memilih alatnya, mengembangkan program, menguji program itu terlebih dahulu, menerapkan dan mengendalikannya, serta mengevaluasinya. Dengan adanya promosi, perusahaan dapat menciptakan kesan atau citra yang baik terhadap konsumen dan masyarakat pada umumnya terhadap produk yang dihasilkannya.

Promosi sangat bermanfaat bagi keberhasilan dan strategi pemasaran yang diterapkan suatu perusahaan. Terutama pada saat ini, ketika era informasi berkembang pesat dan persaingan semakin ketat, maka promosi merupakan salah satu senjata ampuh bagi perusahaan dalam mengembangkan dan mempertahankan usahanya.

(26)

Perumusan Masalah

Perkembangan persaingan dalam industri telekomunikasi CDMA (Code Division Multiple Access) sekarang ini semakin pesat, seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan konsumen dalam memperoleh kemudahan berkomunikasi. Hal ini menuntut perusahaan-perusahaan telekomunikasi untuk terus bersaing melakukan inovasi-inovasi produk, peningkatan kualitas produk, dan peningkatan teknologi.

PT Bakrie Telecom, Tbk (PT BTEL) merupakan salah satu perusahaan operator telekomunikasi berbasis CDMA (Code Division Multiple Access) di Indonesia. Salah satu produk dari perusahaan tersebut adalah Esia. Produk ini diluncurkan untuk salah satu solusi berkomunikasi secara hemat karena tarif esia relatif lebih murah dibandingkan operator lainnya. Konsistensi Bakrie Telecom (BTEL) untuk memperkenalkan produk yang inovatif dan memperluas pasar sasaran terus dilakukan.

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya (Tjiptono, 1997).

Strategi promosi Esia dilakukan secara above the line dan below the line. Strategi above the line dilakukan dengan beriklan diberbagai media, baik media cetak maupun elektronik. Promosi secara below the line dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti event road show, flyering diberbagai tempat keramaian, sarana SMS, penempatan POS (point of sales) material ditempat-tempat penjualan ketika peluncuran program atau produk baru dan membuat program-program inovatif untuk menunjukkan keunggulan Esia.

(27)

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah bentuk promosi yang telah dilakukan oleh PT Bakrie Telecom Tbk dalam mempromosikan ESIA?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi ESIA?

3. Alternatif strategi promosi apakah yang paling efektif dan tepat untuk dilaksanakan oleh PT Bakrie Telecom Tbk untuk produk ESIA?

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui bentuk-bentuk promosi ESIA yang telah dilakukan oleh PT Bakrie Telecom Tbk.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penyusunan strategi promosi ESIA.

3. Mendapatkan alternatif strategi promosi ESIA yang paling efektif dan tepat untuk dilaksanakan oleh perusahaan.

Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan perusahaan dalam melakukan promosi dan dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan dalam menentukan strategi promosi.

2. Sebagai bahan acuan dan tambahan informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya.

Batasan Penelitian

(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2005). Sedangkan menurut Rangkuti (2005) pemasaran yaitu suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial.

Menurut Shimp (2000) pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai antara mereka dengan pelanggannya. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ada dua tujuan yang berbeda dari dua pihak (penjual dan pembeli) yang harus dicapai oleh pemasaran. Oleh karena pemasaran itu dilakukan untuk menilai kebutuhan dari pembeli potensial dan memuaskan kebutuhan tersebut.

2.1.2. Bauran Pemasaran

(29)

1. Elemen produk (product) adalah semua komponen kinerja jasa yang menciptakan nilai bagi pelanggan.

2. Tempat dan waktu (place and time) adalah keputusan manajemen tentang kapan, di mana dan bagaimana menyampaikan jasa kepada pelanggan. 3. Proses (process) adalah metode pengoperasian atau serangkaian tindakan

tertentu, yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan.

4. Produktivitas dan kualitas (productivity and quality).

Produktivitas dan kualitas yang sering juga dipisahkan satu sama lain, harus dilihat sebagai dua sisi mata uang yang sama. Tidak ada perusahaan jasa yang sanggup menangani kedua elemen ini secara sendiri-sendiri. Produktivitas adalah seberapa efisien pengubah input jasa menjadi output yang menambah nilai bagi pelanggan, sedangkan kualitas adalah sejauh mana suatu jasa memuaskan pelanggan dengan memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan mereka.

5. Orang (person) meliputi karyawan (pelanggan lain selain karyawan) yang terlibat dalam proses produksi.

6. Promosi dan edukasi (promotion and education) adalah semua aktivitas dan alat yang menggugah komunikasi yang dirancang untuk membangun preferensi pelanggan terhadap jasa dan penyedia jasa tertentu. Komponen ini memainkan tiga peranan penting yaitu : (a) menyediakan informasi dan saran yang dibutuhkan, (b) membujuk pelanggan sasaran tentang kelebihan suatu produk, dan (c) mendorong pelanggan untuk mengambil tindakan pada suatu waktu.

7. Bukti fisik (physical evidence) adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa.

(30)

2.1.3. Segmentation, Targeting dan Positioning 1. Segmentation

Menurut Kotler (2005), segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama. Segmen pasar dapat dibentuk dengan banyak cara. Salah satunya adalah dengan mengidentifikasi segmen preferensi. Segmentasi memungkinkan organisasi jasa mampu menyesuaikan teknis penawaran, operasi atau penggunaan jasa (pelayanan) yang lebih baik, serta pelatihan yang ditawarkan oleh supplier dan harga yang dapat dipercaya. Variabel-variabel segmentasi utama untuk pasar konsumen yaitu segmentasi geografis, demografis, psikografis, dan perilaku. 2. Targeting

Targeting merupakan kegiatan yang berisi dan menilai serta memilih satu dari segmen pasar yang akan dimasuki oleh suatu perusahaan. Dalam memilih segmen mana yang dijadikan sasaran, perusahaan dapat memilih untuk memusatkan perhatian pada satu segmen, beberapa segmen, produk yang spesifik, pasar yang spesifik atau seluruh pasar (Kotler, 2005).

3. Positioning

Penetapan posisi (positioning) adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati posisi yang khas (di antara para pesaing) di dalam benak pelanggan sasarannya (Kotler, 2005). Positioning yang efektif mensyaratkan bahwa suatu perusahaan sepenuhnya menyadari dan mengeksploitasi kelemahan-kelemahan persaingan. Suatu merek diposisikan dalam benak konsumen untuk dapat menyaingi pesaingnya.

2.1.4. Promosi

(31)

Promosi dibagi menjadi dua bagian yaitu promosi penjualan (trade promotion) dan promosi konsumen (consumer promotion). Promosi penjualan dilakukan untuk meningkatkan penjualan suatu produk, sedangkan promosi konsumen dilakukan untuk memberikan insentif kepada konsumen, agar tetap setia terhadap suatu produk.

Menurut Jefkins (1993), promosi dibagi menjadi dua bagian yaitu (1) above the line dan (2) below the line.

1. Above The Line

Above the line adalah strategi promosi yang dilakukan secara terbuka melalui media massa. Promosi ini biasanya berbentuk komisi bagi agen penjualan, menggunakan media massa seperti televisi, radio, Koran, majalah serta film. Promosi seperti ini secara jelas menyampaikan pesan kepada konsumen, agar mereka dapat tertarik pada isi pesan dan mengkonsumsi setiap produk yang ditawarkan dalam iklan tersebut. Dari segi biaya, kegiatan above the line membutuhkan biaya relatif tinggi khususnya biaya pemasangan iklan di televisi.

2. Below The Line

Below the line adalah strategi promosi yang dilakukan dengan melakukan penjualan langsung kepada konsumen. Promosi ini dapat berbentuk pemberian tambahan pada jasa yang dilakukan oleh tenaga penjual, pemberian sponsorship pada suatu kegiatan, melaksanakan kegiatan sosial, point of sales material seperti poster, spanduk, umbul-umbul dan sebagainya. Promosi below the line lebih menekankan pada karakter dan sifat dari produk yang dipromosikan, sehingga pembangunan citra positif suatu produk dapat tercipta dengan baik. Untuk efisiensi biaya, banyak pengiklan hanya melakukan kegiatan below the line.

2.1.5. Bauran Promosi

(32)

promosi penjualan, dan alat-alat promosi lain yang bertujuan untuk mencapai program pemasaran. Bauran promosi merupakan alat untuk mengimplementasikan konsep komunikasi pemasaran.

Komunikasi pemasaran dapat dilihat sebagai suatu rentang dari informasi internal (perusahaan) sampai dengan sisi pengambilan keputusan konsumen, yang meliputi pesan dan citra tentang produk yang dipresentasikan oleh perusahaan kepada konsumen potensial maupun stakeholders lainnya. Bauran promosi terdiri atas 5 komponen utama, yaitu (1) periklanan (advertising), (2) promosi penjualan (sales promotion), (3) publisitas dan humas (publicity and public relation), (4) penjualan personal (personal selling) dan (5) pemasaran langsung (Kotler, 2000).

1. Periklanan (Advertising)

Periklanan merupakan semua bentuk penyajian dan promosi nonpersonal atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu (Kotler, 2000). Periklanan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang bagi suatu produk dan disisi lain juga dapat mempercepat penjualan. Periklanan dapat secara efisien menjangkau berbagai pembeli yang tersebar secara geografis dengan biaya yang rendah untuk setiap tampilannya. Tujuan periklanan digolongkan menurut sasarannya yaitu untuk menginformasikan, membujuk atau mengingatkan.

a. Periklanan informatif, dilakukan besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk, tujuannya untuk membentuk permintaan pertama.

b. Periklanan persuasif, penting dilakukan pada tahap kompetitif , tujuannya adalah membentuk permintaan selektif untuk suatu merek tertentu.

c. Iklan pengingat, sangat penting bagi produk yang sudah mapan. Bentuk iklan yang sangat berhubungan dengan ini adalah iklan penguat yang bertujuan meyakinkan pembeli bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar.

2. Publisitas dan Humas (Publicity and Public Relation)

(33)

oleh para konsumen atau calon konsumen dengan maksud khusus untuk mencapai tujuan penjualan. Publisitas biasanya dilakukan dalam bentuk berita atau komentar editorial mengenai produk atau jasa dari perusahaan. Publisitas dan humas berfungsi sebagai mediator antara perusahaan dan masyarakat luas. Hubungan masyarakat bertujuan untuk membangun hubungan yang baik dengan menghasilkan publisitas yang menyenangkan, meningkatkan suatu citra perusahaan yang baik, menangani atau melenyapkan desas-desus, cerita dan peristiwa yang tidak menyenangkan. Daya tarik hubungan masyarakat dan publisitas didasarkan pada tiga sifat khusus, yaitu (1) kredibilitas yang tinggi, (2) kemampuan menangkap pembeli yang tidak dibidik sebelumnya, dan (3) kemampuan untuk mendramatisasi suatu perusahaan atau produk.

Pemasar cenderung kurang menggunakan hubungan masyarakat, tetapi program hubungan masyarakat yang direncanakan dengan baik dan dikoordinasikan dengan elemen bauran promosi yang lain dapat menjadi sangat efektif.

3. Penjualan Perorangan (Personal Selling)

Menurut Shimp (2000) penjualan perorangan adalah bentuk komunikasi antar individu di mana tenaga penjual atau wiraniaga menginformasikan, mendidik, dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa perusahaan. Penjualan secara personal merupakan perangkat paling efektif dalam tahap lanjutan dari proses pembelian, khususnya membangun preferensi, keyakinan dan tindakan dari setiap pembelian (Kotler, 2000). Penjualan secara personal dilakukan sebagai pelengkap pengiklanan, karena hal itu dilakukan secara individual dan oleh staf pemasaran secara langsung, bukan melalui media massa.

Rismiati dan Suratno (2001) mengemukakan sifat dasar dari penjualan perorangan yaitu :

a. Perorangan, merupakan alat promosi yang terlibat langsung dan langsung berinteraksi secara pribadi.

(34)

c. Memperat hubungan perusahaan dengan konsumen.

d. Biaya tinggi, karena berkomunikasi secara langsung membutuhkan kesempatan yang lebih banyak.

4. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek yang ditawarkan kepada pelanggan dan perantara untuk merangsang pembelian produk (Lovelock & Wright, 2005). Promosi penjualan terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu yang singkat. Promosi penjualan diarahkan baik untuk perdagangan (kepada pedagang besar dan pengecer) maupun kepada konsumen. Promosi penjualan yang berorientasi perdagangan memberikan berbagai jenis bonus untuk meningkatkan respon dari pedagang besar dan pengecer. Promosi penjualan yang berorientasi konsumen menggunakan kupon, premium, contoh gratis, kontes atau undian, potongan harga setelah pembelian, dan lain-lain (Shimp, 2000).

Kotler (2000), menyebutkan tiga manfaat promosi penjualan sebagai berikut :

a. Alat komunikasi

Promosi penjualan menarik perhatian dan memberikan informasi yang dapat mengarahkan konsumen kepada produk bersangkutan.

b. Memberikan insentif

Promosi penjualan menggabungkan sejumlah kebebasan, dorongan, atau kontribusi yang memberi nilai bagi konsumen.

c. Mengajak

Promosi penjualan merupakan ajakan untuk melakukan transaksi pembelian.

5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

(35)

tersebut ditanggapai konsumen bersangkutan. Beberapa bentuk pemasaran langsung, diantaranya adalah surat langsung, pemasaran lewat telepon, dan pemasaran elektronik.

2.1.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Bauran Promosi Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi strategi bauran promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan yaitu :

1. Anggaran

Perusahaan yang memiliki dana promosi yang besar, maka peluangnya untuk menggunakan iklan yang bersifat nasional juga besar. Sebaliknya bila dana yang tersedia terbatas, maka perusahaan dapat memilih personal selling, promosi penjualan, atau iklan bersama di dalam wilayah lokal atau regional.

2. Karakteristik produk

Strategi promosi yang dilakukan akan berbeda untuk barang yang berbeda. Promosi atau barang konsumsi akan lebih banyak menggunakan dana promosinya untuk periklanan, kemudian promosi penjualan, penjualan pribadi dan kemudian publisitas. Barang industri akan lebih banyak menggunakan dananya untuk penjualan pribadi kemudian promosi penjualan, periklanan dan publisitas.

3. Karakteristik pasar

Karakteristik pasar dapat dilihat dalam tiga hal yaitu (1) luas geografis pasaran, periklanan menjadi pilihan dalam pasar yang luas; (2) konsentrasi pasar, semakin sedikit calon pembeli maka penjualan pribadi lebih efektif dibandingkan dengan periklanan; (3) jumlah jenis pembeli potensial, strategi promosi akan dilakukan berbeda untuk pasar yang berbeda, untuk pasar dengan sedikit jenis pembeli dengan pasar yang memiliki banyak jenis pembeli.

4. Pelanggan

Ada dua strategi yang dapat digunakan untuk menentukan strategi promosi dalam kaitannya dengan pelanggan yaitu :

(36)

agar para perantara itu memesan, kemudian menjual, serta mempromosikan produk yang dihasilkan produsen.

b. Pull strategy (strategi tarik) yaitu aktivitas promosi produsen kepada konsumen akhir (biasanya dengan iklan dan consumer promotion), dengan tujuan agar mereka mencarinya pada para perantara, yang pada gilirannya kemudian perantara memesan produk yang dicari konsumen kepada produsen.

5. Tahap kesiapan pembeli

Alat-alat promosi berbeda-beda dalam keefektifan biaya sesuai dengan tahap kesiapan pembeli yang berbeda. Iklan dan pemberitaan memegang peranan terpenting dalam tahap pembangunan kesadaran. Pengertian pelanggan terutama dipengaruhi iklan dan penjualan pribadi. Keyakinan pelanggan sangat dipengaruhi penjualan pribadi. Penutupan penjualan kebanyakan dipengaruhi penjualan pribadi dan promosi penjualan. Pemesanan ulang juga kebanyakan dipengaruhi penjualan pribadi dan promosi penjualan dan sedikit oleh iklan yang mengingatkan (Kotler, 2005).

6. Pesaing

Perusahaan dapat mempertimbangkan strategi promosi yang akan dijalankan berdasarakan aktivitas promosi yang dijalankan pesaing, atau dapat pula menyesuaikan dengan tingkat persaingan yang ada dalam industri.

7. Tahap dalam daur hidup produk

Tahap dalam daur hidup produk terdiri dari empat yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan, dan tahap kemunduran. Pada tahap perkenalan, periklanan dan publisitas digunakan untuk mendidik, mengarahkan konsumen pada produk baru, apa istimewanya produk tersebut, kenapa produk penting dibeli dan sebagainya sehingga akan menimbulkan kesadaran yang tinggi dari konsumen akan produk tersebut. Disini penting personal selling, juga pameran dan show.

(37)

Pada tahap kedewasaan, promosi penjualan kembali menjadi penting dan periklanan diperlukan sebagai reminder. Periklanan ditekankan pada keunggulan produk, agar konsumen tidak mengarah pada decline. Tahap kedewasaan yang ditandai dengan persaingan yang sangat tajam maka mengharuskan perusahaan menyediakan dana yang lebih besar untuk membiayai kegiatan promosi. Pada tahap kemunduran situasi pasar sudah lesu, penjualan dan laba mengalami kemunduran bahkan menderita kerugian. 8. Bauran pemasaran lainnya

Produk dengan harga tinggi biasanya diidentikkan dengan mutu baik, dengan demikian periklanan merupakan kegiatan promosi yang tepat. Perusahaan yang memiliki saluran distribusi langsung, lebih efektif apabila menggunakan penjualan pribadi. Sedangkan bila secara tidak langsung, maka dibutuhkan iklan karena terbatasnya jumlah armada penjual yang dipakai. 2.1.7. Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)

Analytical Hierarchy process (AHP) adalah suatu metode pengambilan keputusan yang sederhana dan fleksibel, yang menampung kreativitas dalam rancangannya terhadap suatu masalah. Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, ahli matematika dari University of Pitsburgh, Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an. Analisis AHP ditujukan untuk membuat model permasalahan yang tidak terstruktur dan biasanya diterapkan untuk memecahkan masalah terukur maupun masalah-masalah yang memerlukan pendapat (judgement).

(38)

Di dalam penerapan AHP sedapat mungkin dihindarkan adanya penyederhanaan seperti membuat asumsi-asumsi agar diperoleh model yang kompleks seperti semula. Agar model menjadi realistik, kita harus memasukkan dan mengukur semua hal penting, baik yang nyata maupun tak nyata, yang dapat diukur secara kuantitatif maupun faktor-faktor kualitatif.

Saaty (1993) menjelaskan terdapat beberapa langkah dalam penggunaan metode AHP sebagai suatu alat untuk memecahkan persoalan. Langkah-langkah tersebut adalah :

1. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan yang diinginkan.

Hal pertama yang harus dilakukan yaitu mengidentifikasi persoalan dengan melakukan analisa atau pemahaman yang mendalam terhadap persoalan yang dihadapi dan ingin dipecahkan. Setelah itu dapat dilakukan pengidentifikasian dan pemilihan elemen-elemen yang akan masuk komponen sistem, seperti focus, forces, actors, objectives, dan scenario dalam struktur AHP nantinya. Dalam AHP sendiri tidak terdapat prosedur yang pasti untuk mengidentifikasi komponen-komponen sistem. Komponen-komponen sistem dapat diidentifikasikan berdasarkan kemampuan pada analisa untuk menemukan unsur-unsur yang dapat dilibatkan dalam suatu sistem.

2. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajerial secara menyeluruh.

(39)

jumlah tingkatan komponen sistem yang terdapat dalam hirarki tergantung pada pilihan peneliti.

3. Menyusun matriks banding berpasangan.

Matriks perbandingan berpasangan ini berfungsi untuk mengetahui kontribusi dan pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh yang berada setingkat di atasnya. Pada matriks ini, pasangan-pasangan elemen dibandingkan berkenaan suatu kriteria di tingkat yang lebih tinggi. Dalam membandingkan dua elemen, biasanya memberi suatu pertimbangan yang menunjukkan dominasi sebagai bilangan bulat. Matriks ini memiliki satu tempat untuk memasukkan bilangan itu dan satu tempat lain untuk memasukkan nilai resiprokalnya. 4. Mendapatkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk

mengembangkan perangkat matriks dilangkah 3.

Setelah matriks pembanding berpasangan antar elemen dibuat, dilakukan pembandingan berpasangan antar setiap elemen pada kolom ke-i dengan setiap elemen pada baris ke-j. Pembandingan berpasangan antar elemen

tersebut dilakukan dengan pertanyaan ”seberapa kuat elemen baris ke-i didominasi atau dipengaruhi, dipenuhi, diuntungkan oleh fokus di puncak hirarki, dibandingkan dengan kolom ke-j ?”. Apabila elemen-elemen yang dipertimbangkan merupakan sebuah peluang atau waktu, maka

pertanyaannya adalah ”seberapa lebih mungkin suatu elemen baris ke-i dibandingkan dengan elemen di puncak hirarki ?”. Untuk mengisi matriks banding berpasangan, digunakan skala banding yang tertera pada Tabel 1. Angka-angka yang tertera menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya sehubungan dengan sifat kriteria tertentu. Pengisian matriks hanya dilakukan untuk bagian di atas garis diagonal dari kiri ke kanan bawah.

5. Memasukkan nilai-nilai kebalikkannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama. Angka 1 sampai 9 digunakan bila Fi lebih mendominasi

(40)

dibandingkan Fj, maka digunakan angka kebalikkannnya. Matriks di

bawah garis diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikkannya. Tabel 1. Nilai skala banding berpasangan

Intensitas Pentingnya

Definisi Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya

Dua elemen menyumbang sama besar pada sifat itu

3 Elemen yang satu

sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya

Pengalaman dan

pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya

5 Elemen yang satu sangat penting daripada elemen yang lainnya

Pengalaman dan

pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya

7 Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen yang lainnya

Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan yang tertinggi yang mungkin menguatkan 9 Satu elemen mutlak

lebih penting daripada elemen yang lainnya

Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan yang tertinggi yang mungkin menguatkan 2,4,6,8 Nilai-nilai di antara dua

pertimbangan yang berdekatan

Kompromi diperhatikan di antara dua pertimbangan

Kebalikan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i.

Sumber: Saaty, 1993

(41)

a. Matriks Pendapat Individu (MPI)

MPI adalah matriks hasil pembandingan yang dilakukan individu. MPI memiliki elemen yang disimbolkan dengan aij, yaitu elemen matriks

pada baris kolom ke-i dan kolom ke-j. MPI dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Matriks Pendapat Individu

X A1 A2 A3 ... An

b. Matriks Pendapat Gabungan (MPG)

MPG adalah susunan matriks baru yang elemen (gij) berasal dari

rata-rata geometrik pendapat-pendapat individu yang rasio inkonsistensinya lebih kecil atau sama dengan 10% dan setiap elemen pada baris dan kolom yang sama dari MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik. MPG dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Matriks Pendapat Gabungan

X G1 G2 G3 ... Gn

Rumus rataan geometrik adalah sebagai berikut :

(42)

7. Menggunakan komposisi secara hirarki untuk membobotkan vektor-vektor prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Adapun vektor prioritas dapat dihitung dengan rumus : 8. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki.

Pengukuran konsistensi ini diperlukan untuk mengetahui konsistensi jawaban yang berpengaruh terhadap kesahihan hasil. Langkah yang digunakan yaitu dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas kriteria bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masingmasing matriks. Dengan cara yang sama setiap indeks konsistensi acak juga dibobot berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Rasio konsistensi hirarki harus 10% atau kurang. Jika tidak, mutu informasi harus diperbaiki, antar lain dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan ketika melakukan pengisian ulang kuesioner atau lebih baik dalam mengarahkan responden yang mengisi kuesioner. Namun batasan diterima atau tidaknya konsistensi suatu matriks sebenarnya tidak ada yang baku, seperti Fewidarto (1996) menjelaskan bahwa jika tingkat inkonsistensi sebesar 10 persen ke bawah tidak dicapai maka digunakan batas yang lebih besar atau bahkan rataan CR penilaian pakar.

(43)

CI (Indeks konsistensi) tidak, maka perlu diketahui rasio konsistensinya dengan rumus yaitu : CR (Rasio Konsistensi)

Keuntungan menggunakan metode AHP menurut Saaty (1993) : 1. Memberi suatu model yang luwes terhadap segala permasalahan.

2. Mensintesis suatu hasil yang refresentatif dari berbagai penilaian yang berbeda.

(44)

4. Menuntun ke arah suatu taksiran menyeluruh terhadap kebaikan setiap alternatif.

5. Melacak konsistensi logis dari berbagai pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas.

6. Dapat menangani saling ketergantungan antar faktor dalam suatu sistem. 7. Memadukan ancangan deduktif dan ancangan sistem berdasarkan sistem

dalam masalah yang kompleks.

Sedangkan kelemahan menggunakan metode ini adalah :

a. Jika RI (Random Index) lebih besar dari 0,1 maka mutu informasi harus diperbaiki dengan revisi penggunaan pertanyaan maupun pengisian ulang kuesioner.

b. Responden adalah orang-orang yang mengetahui, menguasai, dan mempengaruhi pengambilan kebijakan atau mengetahui informasi yang dibutuhkan.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian Yanti (2004) dengan judul analisis strategi promosi ANTV dan kaitannya dengan ”brand image” perusahaan menjelaskan bahwa ANTV melakukan kegiatan bauran promosi yang meliputi periklanan, hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung, promosi penjualan, dan penjualan langsung. Selain kegiatan bauran promosi sebagai stasiun televisi, ANTV melakukan kegiatan promo on-air dan promo off air. Sehubungan Hasil penelitiannya adalah alternatif strategi yang dapat diprioritaskan bagi ANTV untuk mencapai tujuannya adalah berpromosi dengan meningkatkan frekuensi atau intensitasnya. Namun demikian, penerapan strategi ini membutuhkan dana yang tidak sedikit. Implikasi atas penerapan strategi promosi yang dilakukan ANTV harus diimbangi dengan peningkatan kualitas program dari segi isi maupun kemasan serta nilai-nilai yang memaknai program.

(45)

Kegiatan promosi langgsung dapat berupa kegiatan pemberian insentif potongan harga atau hadiah kepada pelanggan yang telah melakukan pembelian berulang, hal ini dapat menstimulasi loyalitas pelanggan untuk menggunakan produk ini. Potongan harga akan membawa dampak negatif yang sifatnya sementara terhadap laba penjualan. Jika dilihat pada masa pertumbuhan, maka produk dapat dirasakan manfaatnya dari peningkatan jumlah pelanggan yang loyal.

Syafrizal (2006), melakukan penelitian mengenai analisis strategi promosi Bedak Marks Venus pada PT. Kimia Farma Tbk. Berdasarkan penelitian tersebut, alternatif strategi yang tepat bagi PT. Kimia Farma Tbk adalah menitik beratkan pada hubungan masyarakat dan publisitas. Selain itu faktor yang berpengaruh pada kegiatan promosi dan harus diprioritaskan yaitu mutu produk, karena tanpa mutu yang baik kegiatan promosi tidak akan berpengaruh positif terhadap tingkat penjualan produk bedak Marks Venus.

(46)

2.3. Kerangka Pemikiran

PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) merupakan operator telekomunikasi yang mengusung teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) di Indonesia. Walaupun tergolong pendatang baru dalam industri ini, PT BTEL sangat agresif untuk menguasai pangsa pasar yang ada dan patut diperhitungkan dalam industri telekomunikasi nasional. Ini dapat terlihat dari jumlah pelanggannya yang semakin meningkat pada awal kemunculannya tahun 2004 hingga sekarang dan terus mengembangkan jaringannya ke berbagai kota di tanah air.

Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari pandangan dan panduan yang dianut perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Begitu juga dengan PT BTEL yang memiliki visi “Menjadi suatu bagian yang tak terpisahkan bagi kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia sehari-hari” berharap suatu saat sebagian besar masyarakat Indonesia dapat menikmati jasa PT BTEL sehingga dengan visi tersebut PT BTEL dapat mencapai keberhasilannya. Untuk mencapai keberhasilan dengan visi tersebut, PT BTEL merumuskan langkah-langkah yang tertuang dalam misi perusahaan yaitu : 1. Menjalankan strategi disruptive innovation atau inovasi merusak pasar.

Maksudnya adalah inovasi-inovasi yang dilakukan oleh PT BTEL merupakan suatu hal yang baru dan unik bagi industri telekomunikasi di Indonesia.

2. Memberikan produk dengan tarif yang terjangkau.

3. Melebarkan coverage area (wilayah jangkauan) PT BTEL.

Salah satu wujud nyata dari usaha pencapaian visi dan misi tersebut, maka PT BTEL mengeluarkan produk CDMA Esia. Produk CDMA Esia merupakan brand pertama dari Bakrie Telecom yang memberikan layanan suara & SMS melalui SIM card & nomor inject. Esia diluncurkan untuk salah satu solusi berkomunikasi secara hemat karena tarif Esia relatif lebih murah dibandingkan dengan operator lain. Konsep yang digunakan untuk mengukur nilai jasa yang digunakan sebagai pengganti istilah pulsa adalah talk time atau

(47)

ketika memilih produk operator telepon bukan pada besarnya nilai pulsa tetapi pada berapa lamanya waktu bicara yang ditawarkan oleh operator tersebut.

Untuk memperkenalkan produk Esia ke tengah masyarakat luas dan untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam industri telekomunikasi, PT BTEL perlu melaksanakan promosi sebagai media komunikasi pemasaran dengan menggunakan strategi bauran promosi yang terdiri dari periklanan, publisitas dan humas, promosi penjualan, penjualan perorangan, dan pemasaran langsung. Dengan melakukan promosi, maka kita dapat menyampaikan dan mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar sasaran yang diinginkan.

(48)

Gambar 2. Kerangka pemikiran konseptual Promosi

Penjualan

Periklanan Penjualan

Perorangan

Publisitas dan Humas

Pemasaran Langsung

Identifikasi bentuk promosi yang dilakukan PT. Bakrie Telecom, Tbk saat ini

Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penyusunan strategi promosi

Pemilihan strategi promosi Esia berdasarkan alternatif yang ada AHP

Rekomendasi strategi promosi bagi perusahaan

PT Bakrie Telecom Tbk

Visi dan Misi

Produk CDMA Esia

(49)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT Bakrie Telecom Tbk, yang berlokasi di jalan H.R. Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Juni 2008.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui penelitian langsung di lapangan, wawancara dengan pihak-pihak perusahaan yang berkaitan dengan masalah promosi dan penyebaran kuesioner yang diisi oleh orang-orang yang terlibat atau terkait secara langsung dan benar-benar mengetahui permasalahan yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan promosi produk ESIA pada PT Bakrie Telecom Tbk Jakarta. Data sekunder diperoleh dari data internal atau informasi-informasi yang dimiliki perusahaan, studi literatur diperpustakaan, internet, skripsi terdahulu dan beberapa literatur lain yang terkait dengan penelitian.

3.3. Metode Pengambilan Sampel

Pemilihan responden pada penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling (secara sengaja) dengan mempertimbangkan faktor pemahaman responden mengenai strategi promosi dan juga besarnya peranan para responden yang dipilih dalam perumusan dan pelaksanaan strategi promosi perusahaan.

(50)

kompeten dalam mewakili keseluruhan populasi. Namun, responden tidak berarti mewakili suatu elemen atau unsur tertentu pada hirarki, karena kedua hal ini merupakan variabel bebas.

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan metode AHP. Berdasarkan kerangka kerja AHP, penelitian ini diawali dengan pembuatan hirarki yang disusun berdasarkan studi literatur, data dokumenter perusahaan, observasi, hasil wawancara dan dengan konfirmasi dari pihak perusahaan. Struktur hirarki seperti faktor-faktor strategi promosi, aktor dan tujuan serta penentuan alternatif strategi promosi yang telah disusun akan menjadi dasar dalam pembuatan kuesioner yang akan disebarkan kepada responden. Kuesioner diberikan untuk mengetahui pembobotan setiap elemen pada seluruh tingkat pada struktur hirarki. Validitas kuesioner untuk pemilihan strategi promosi dilihat melalui konsistensi setiap matriks baik itu matriks individu maupun gabungan dan juga konfirmasi yang dilakukan dengan pakar.

(51)

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Industri Telekomunikasi CDMA

Code Division Multiple Access (CDMA) adalah teknologi seluler yang menggunakan sistem digital. CDMA pertama kali digunakan oleh pasukan militer Amerika Serikat (AS) pada saat Perang Dunia II melawan tentara Jerman, sebagai pengacak kode pesan yang dikirim agar tidak terlacak dan disadap musuh. Kemudian CDMA digunakan lagi oleh AS pada saat perang teluk melawan Irak sebagai alat komunikasi radio militer. Karena lahir dari dunia militer, tidak heran jika CDMA memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan komunikasi yang dilakukan sangat sulit untuk disadap.

Mulai tahun 1990 patennya diberikan kepada Qualcomm, Inc. dan dijadikan sebagai standar seluler digital di AS sejak tahun 1993. Seiring perkembangan zaman, pada tahun 1995 melalui perusahaan telekomunikasi Qualcomm, CDMA mulai digunakan secara komersil, dengan nama cdmaOne (IS-95) yang menawarkan kecepatan 14,4 Kbps-115 Kbps. Di Indonesia sendiri telah mengenal teknologi CDMA sejak tahun 2001. Namun pelaksanaanya bukan di Jakarta, melainkan di kota lain seperti Bali dan Surabaya.

Bulan Mei 2003 merupakan awal kemunculan operator berbasis teknologi CDMA 2000 1x di Indonesia. Beberapa operator tersebut adalah PT Telkom dengan produknya Telkom Flexi, menjadi operator CDMA pertama di Indonesia. Menyusul PT Bakrie Telecom Tbk dengan produknya Esia. Tak lama kemudian, muncul Mobile-8 dengan produknya Fren. Tahun 2004, Indosat juga melengkapi teknologi layanannya dengan teknologi berbasis CDMA StarOne. Selanjutnya adalah PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia dengan produknya Ceria dan PT Smart Telecom dengan CDMA Smart.

4.1.1. Sejarah Perusahaan

(52)

pada bulan Agustus 1995 dengan nama PT. RATELINDO sebagai anak perusahaan PT Bakrie & Brothers, Tbk yang bergerak dalam bidang telekomunikasi. Pada awal berdirinya, PT. RATELINDO memperkenalkan telepon tetap tanpa kabel dengan menggunakan teknologi ETDMA (Extended Time Division Multiple Access). Sejak September 2003, PT. RATELINDO berubah nama menjadi PT. Bakrie Telecom, Tbk dan kemudian beralih dari teknologi ETDMA ke CDMA 2000 1x dan mulai memperkenalkan layanan limited mobility wireless atau layanan mobilitas jaringan tanpa kabel yang dibatasi dalam satu kode area dengan merek “Esia”.

Pada September 2004, PT BTEL telah merevitalisasi kembali dengan tim manajemen yang lebih kuat, pengalaman marketing internasional yang lebih luas di industri telekomunikasi dan pada produk-produk konsumen. Tim manajemen ini membuat perbaikan diberbagai aspek bisnis antara lain jangkauan jaringan dan , distribusi penjualan, manajemen hubungan konsumen (CRM) dan pemasaran.

Pada Februari 2006, PT BTEL secara efektif menjadi perusahaan publik. PT BTEL terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan terpilih sebagai satu dari 45 saham yang menonjol dan likuid di antara para investor. Performa PT BTEL yang luar biasa meningkatkan nilai perusahaan dalam persepsi Stakeholder dan mengembangkan antusiasme untuk melaksanakan peningkatan pelayanan dan jangkauan jaringan.

Pada awal tahun 2007, PT BTEL mulai memperluas jaringan layanannya secara nasional ke seluruh wilayah di Indonesia. Sampai dengan bulan Juni 2008, PT BTEL telah melayani 39 kota di Indonesia meliputi pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan 4.1.2.1. Visi

(53)

berharap suatu saat sebagian besar masyarakat indonesia dapat menikmati jasanya.

4.1.2.2. Misi

1. Menjalankan strategi disruptive innovation atau inovasi merusak pasar. Maksudnya adalah inovasi-inovasi yang dilakukan oleh PT BTEL merupakan suatu hal yang baru dan unik bagi industri telekomunikasi di Indonesia.

2. Memberikan produk dengan tarif yang terjangkau. 3. Memperluas wilayah jaringan PT Bakrie Telecom Tbk. 4.1.3. Budaya Perusahaan

Pelaksanaan budaya pekerjaan yang ada di lingkungan PT Bakrie Telecom Tbk yaitu :

1. Menggunakan segala potensi yang dimiliki untuk turut serta mempercepat perwujudan perusahaan yang Bersih Transparan Profesional (BTP) dengan cara:

a. Tidak meminta, menawarkan atau menjanjikan untuk menerima atau memberi imbalan apapun, yang diduga memiliki hubungan usaha dengan PT Bakrie Telecom Tbk dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain. Sehingga secara langsung atau tidak langsung merugikan perusahaan dan dengan kesadaran bahwa tindakan tersebut dapat menyebabkan penyimpangan pelaksanaan tugas dari yang seharusnya dijalankan dengan benar.

b. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang atau melakukan kegiatan bersama dan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan perusahaan.

(54)

d. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai tanggung jawab untuk mencapai sasaran kelancaran dan ketepatan demi tercapainya tujuan perusahaan, sehingga proses serta hasil-hasil pekerjaan dapat diketahui oleh pihak yang berwenang.

e. Bekerja secara profesional, mandiri atas dasar kejujuran, serta menjaga kerahasiaan dokumen perusahaan yang seharusnya dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan, sehingga hasil pekerjaan dapat dipertanggung jawabkan.

f. Sopan, santun dan saling menghargai dalam bekerja dan bertindak, baik dengan rekan sejawat, bawahan maupun atasan serta pihak-pihak lain yang terkait dengan perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Melaksanakan dengan sungguh-sungguh Pakta Integritas dari PT Bakrie Telecom Tbk dengan menerapkan Good Corporate Governance (GCG) dan Prinsip Usaha Sehat (PUS).

4.1.4. Strategi Usaha

Saat ini hampir semua operator telekomunikasi menawarkan tarif murah. Esia secara konsisten tetap menawarkan tarif murah berkomunikasi atau menelepon secara sederhana, transparan dan berlaku secara regular (bukan promo) yaitu Rp. 50/menit dan Rp. 1.000/jam. Selanjutnya Esia juga selalu melakukan inovasi produk dan service yang discruptive “nyeleneh“ sehingga selalu menarik perhatian masyarakat untuk mencobanya. Salah satu inovasi terakhir adalah SMS Rp. 1/karakter – bayar sesuai dengan yang digunakan.

(55)

4.1.5 Struktur Organisasi

Setiap perusahaan maupun organisasi pasti mempunyai struktur organisasi agar perusahaan dapat beroperasi secara efektif, efisien dari tiap karyawan serta unit kerja melalui program kerja dan kegiatan operasional yang terperinci dan dapat sukses dalam mencapai tujuan perusahaan untuk mengantisipasi perkembangan bisnis atau menghadapi peluang bisnis di masa depan.

1. Deputy President Director (Commerce):

Bertanggung jawab terhadap semua divisi yang ada dibawahnya, memantau masing-masing divisi agar mencapai target perusahaan, membuat laporan terhadap pertumbuhan pelanggan dan kondisi perusahaan kepada Presiden Direktur. Selanjutnya memantau pertumbuhan pelanggan.

2. Vice President Brand Management

Mengontrol aktifitas dan kegiatan marketing communication masing-masing brand produk dalam bentuk Iklan TV, Radio, dan Print Campaign. Memastikan bahwa komunikasi produk yang dibuat dapat diterima oleh pelanggan dan masyarakat umum. Kemudian meningkatkan brand awareness di masyarakat.

3. General Manager Brand Esia

Bertanggung jawab dalam mengontrol dan mengembangkan semua material above the line, memastikan bahwa komunikasi produk yang dibuat dapat diterima oleh pelanggan dan masyarakat umum. Bagan struktur organisasi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.

4.2. Esia

Esia merupakan brand pertama dari PT Bakrie Telecom Tbk yang memberikan layanan suara & SMS melalui SIM card & nomor inject. Esia mulai diperkenalkan pada September 2003. Esia merupakan layanan telekomunikasi yang menggunakan sistem telepon selular digital CDMA 2000 1x dengan frekuensi 800 Mhz.

(56)

sehingga mirip dengan telepon rumah yang dikenal dengan PSTN (Public Service Telephone Network). Lisensi FWA menjadikan tarif esia lebih murah, namun juga membatasi jangkauan pengguna FWA hanya pada area tertentu (home area).

4.2.1. Slogan Esia

Untung pakai Esia” adalah slogan Esia yang telah lama digunakan, karena Esia ingin memperkenalkan kepada Masyarakat bahwa memang benar adanya menggunakan Esia tersebut bisa memberikan keuntungan bagi pelanggannya seperti diberlakukannya tarif telepon murah Rp. 50,-/menit ke sesama pengguna Esia, dan atau Rp. 1.000,-/ jam.

4.2.2. Keuntungan Esia

Menawarkan layanan jasa telekomunikasi yang affordable (terjangkau) dari segi tarif, pertama dengan merubah paradigma tarif telepon itu mahal dengan adanya istilah TalkTime” dengan Esia menelpon tidak mahal Rp. 50,-/menit atau Rp. 1.000,-/ jam ke sesama pengguna Esia, kedua menjadi pioneer dengan adanya paket bundling handphone termurah dengan harga yang sangat terjangkau sehingga mampu mendobrak pasar handphone dan diikuti oleh para pesaingnya. Memberikan produk dan layanan yang lebih baik dengan harga yang lebih terjangkau.

4.3. Bentuk Strategi Promosi Esia

Persaingan bisnis telekomunikasi yang semakin kompetitif dewasa ini menuntut PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) untuk melancarkan berbagai macam aktivitas promosi guna dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkannya. Aktivitas-aktivitas promosi yang telah dilaksanakan oleh PT BTEL dapat dikelompokkan ke dalam lima bauran promosi yaitu (1) periklanan, (2) promosi penjualan, (3) publisitas dan hubungan masyarakat, (4) penjualan perorangan, dan (5) pemasaran dan penjualan langsung.

4.3.1. Periklanan (Advertising)

Gambar

Gambar 1. Pertumbuhan Pelanggan Esia Sumber : PT. Bakrie Telecom Tbk, 2008
Tabel 1. Nilai skala banding berpasangan
Tabel 3. Matriks Pendapat Gabungan
Tabel 4 : Nilai Random Index (Indeks Acak)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Energi air yang bisa berupa kecepatan air dan tinggi jatuh (head) digunakan untuk memutar turbin yang dihubungkan dengan generator sehingga terbangkitkan listrik..

Tujuannya penulis melalukan observasi adalah untuk mengamati logo serta aplikasi yang telah diterapkan oleh Beto Durian agar menjadi referensi dalam perancangan

Pembayaran jasa lingkungan wisata alam di TNGHS dapat sebagai alternatif solusi benturan kepentingan antara konservasi dan pemenuhan ekonomi masyarakat, sepanjang

Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif tidak berlangsung lama, sebab kadar zat-zat anti yang meningkat dalam tubuh anak bukan sebagai hasil produksi tubuh sendiri,

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diketahui bahwa Ombudsman Republik Indonesia merupakan lembaga Negara yang memiliki kewenangan untuk melakukan

17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tidak bertentangan dengan

Dengan adanya penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan pengalaman tentang penatalaksanaan pencegahan inkontinensia urin pada pasien Benigna Prostat

Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Implementasi manajemen kelas pada pembelajaran PAI di SMA Yasmida Ambarawa adalah: (a) Pengaturan peserta didik (b)