• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Tanaman dalam Greenhouse Berbasis Web

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Tanaman dalam Greenhouse Berbasis Web"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI

BUDIDAYA TANAMAN DALAM GREENHOUSE

BERBASIS WEB

Oleh :

VENI NURCAHYANI F 14102045

2006

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(2)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI

BUDIDAYA TANAMAN DALAM GREENHOUSE

BERBASIS WEB

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

VENI NURCAHYANI F14102045

2006

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BUDIDAYA TANAMAN DALAM GREENHOUSE

BERBASIS WEB

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

VENI NURCAHYANI F 1412045

Dilahirkan pada tanggal 10 Februari 1984 Di Probolinggo

Tanggal lulus :

Disetujui,

Bogor, Agustus 2006

Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, MSc. Dr. Ir Arief Sabdo Yuwono MSc. Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui

(4)

Veni Nurcahyani. F14102045. Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Tanaman dalam Greenhouse Berbasis Web. Di bawah bimbingan Kudang Boro Seminar dan Arief Sabdo Yuwono. 2006.

RINGKASAN

Laju pertumbuhan penduduk Indonesia masih cukup tinggi, meskipun program nasional Keluarga Berencana telah mengalami kesuksesan. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2000 sudah mencapai 205,84 juta jiwa kemudian pada tahun 2003 jumlah penduduk Indonesia bertambah menjadi 215,28 juta jiwa. Pertambahan jumlah penduduk ini menyebabkan peningkatan perluasan lahan untuk industri dan perumahan. Ini berarti lahan untuk pertanian menjadi berkurang sementara jumlah penduduk terus bertambah. Hal ini juga berakibat pada meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap komoditas sayuran baik kebutuhan dalam negeri maupun permintaan untuk ekspor. Pemenuhan kebutuhan pangan tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan produktivitas per unit lahan.

Untuk meningkatkan produktivitas tanaman diperlukan kondisi lingkungan yang sesuai dengan syarat optimum pertumbuhan tanaman. Salah satu cara pengendalian untuk pertumbuhan diantaranya dengan penggunaan greenhouse (rumah kaca) untuk budidaya tanaman. Untuk mendapatkan hasil tanaman yang diinginkan, informasi teknik budidaya tanaman harus dapat diketahui secara benar. Oleh karena itu, pembangunan sistem informasi budidaya tanaman di dalam greenhouse menjadi penting agar dapat diakses oleh pihak – pihak yang memerlukan pengetahuan tersebut seperti petani, pengusaha pertanian, pengusaha greenhouse, peneliti, mahasiswa dan sebagainya.

Tujuan penelitian ini adalah membangun suatu Sistem Informasi Budidaya Tanaman dalam Greenhouse yang mampu menyajikan informasi dengan cepat, mudah dalam pemakaiannya dan mampu diakses di manapun dan kapanpun melalui internet. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk membuat prototipe sistem informasi budidaya tanaman dalam greenhouse.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Juli 2006 di Laboratorium Teknik Sistem Informatika Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Insitut Pertanian Bogor. Metode yang digunakan dalam membangun sistem informasi ini adalah System Development Life Cycle (SDLC) yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem, dan perawatan sistem. Penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap implementasi dan pengujian dengan skala terbatas.

Sistem Informasi Budidaya Tanaman dalam Greenhouse Berbasis Web menyajikan informasi tentang data-data beberapa tanaman sayuran dan tanaman hias yang dibudidayakan dalam greenhouse meliputi data tentang tanaman, potensi tanaman, jenis tanaman, teknis budidaya, panen dan pascapanen, hama dan penyakit tanaman serta daftar alamat pengusaha tanaman hias dan pakar. Selain itu, sistem informasi ini juga menyajikan daftar pengusaha benih tanaman, eksportir, importir, dan pustaka.

(5)

http://green6.100webspace.net. Hasil pengujian performansi pada internet menggunakan beberapa browser engine, yaitu Internet Explorer 6.0, Mozilla Firefox 1.0.6, Opera 8.0, dan Netscape Browser 8.1. menunjukan bahwa sistem informasi dapat bekerja cukup baik dan desain web cukup sesuai dengan rancangan, seperti yang telah dilakukan pada server local intranet. Hasil terbaik diperoleh dengan menggunakan browser engine Internet Explorer 6.0 resolusi 1024 × 768 pixels, semua fungsi dalam sistem informasi ini berjalan dengan baik. Perawatan sistem ini dilakukan oleh pengelola sistem yang sudah terdaftar di administrator.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul ” Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Tanaman dalam Greenhouse Berbasis Web ” dengan baik.

Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berperan dalam penyelesaian tugas akhir ini, antara lain : 1. Bapak Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, MSc, dan bapak Dr. Ir. Arief Sabdo

Yuwono, MSc sebagai Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan perhatian serta kesabarannya dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

2. Bapak Dr. Ir. I Dewa Made Subrata, M.Agr sebagai dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk menghadiri sidang skripsi penulis.

3. Bapak dan Ibu, kakak dan adikku atas kasih sayang, doa, dukungan, biaya dan semua pengorbanan yang tak ternilai.

4. Riki dan Anjar yang telah banyak membantu, motivasi dan dukungannya, mbak Nazilah untuk dukungan dan perhatian kepada penulis untuk melakukan yang terbaik.

5. Terima kasih untuk teman-teman Diah, Ika, Vera, Yuni, Rudi, Endah, Ely, Rifa, Dias yang selalu memberikan dukungan kepada penulis. Untuk Kak Satria terima kasih bantuannya.

6. Terima kasih untuk warga wisma ayu untuk dukungan dan motivasi serta kebersamaan selama ini.

7. Terima kasih untuk teman-teman sedaerah untuk kebersamaan dan dukungan sampai saat ini.

8. Untuk semua pihak : dosen, staf , pegawai perpustakaan, dan teman-teman TEP 39 terutama TSIP, serta teman-teman sedaerah yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah meridhoi kita semua.

(7)

Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Bogor, 22 Agustus 2006

Penulis

(8)

DAFTAR ISI 8.1. Data, Informasi dan Sistem…... 10

8.2. Sistem Informasi... 10

8.3. Sistem Informasi Berbasis Komputer……….11

6. INTERNET……… 11 7. WORLD WIDE WEB……….... 12

8. DATABASE MANAGEMENT SYSTEM (DBMS)... 13

9. PERSONAL HOME PAGE (PHP) DAN MYSQL………. . 14

10. SERVER-SIDE………

(9)

11. PENELITIAN TERDAHULU………... 16

III. METODOLOGI PENELITIAN 1. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN... 18

2. ALAT DAN BAHAN PENELITIAN... 18

3. PENGEMBANGAN SISTEM... 19

3.1. Tahapan Investigasi Sistem ... 20

3.2. Tahapan Analisis Sistem... 21

2.3. Produk Sistem Informasi yang Ada... 28

3. DESAIN SISTEM ... 28

3.1. Deskripsi Sistem ... 28

3.2. Domain Sistem... 30

3.3. Desain Sistem... 30

4. IMPLEMENTASI SISTEM ... 41

4.1. Tampilan Sistem ... 41

4.2. Pengujian Sistem... 49

5. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM... 57

5.1. Kelebihan Sistem ... 57

5.2. Kekurangan Sistem... 58

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

1. KESIMPULAN... 59

2. SARAN... 59

DAFTAR PUSTAKA... 60

LAMPIRAN ... 64

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Arsitektur aplikasi web... 14

Gambar 2. Tahapan System Development Life Cycle (O’Brien, 1999)... 20

Gambar 3. Frame tampilan halaman index... 31

Gambar 4. Link submenu untuk tanaman tomat... 33 Gambar 12. Tabel relasi pada menu potensi tanaman... ...38 Gambar 13. Tampilan utama sistem informasi... ...42 Gambar 14. Tampilan submenu tanaman tomat... ...43 Gambar 15. Tampilan submenu potensi tomat... ...43 Gambar 16. Tampilan submenu jenis paprika... ...44

(11)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI

BUDIDAYA TANAMAN DALAM GREENHOUSE

BERBASIS WEB

Oleh :

VENI NURCAHYANI F 14102045

2006

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(12)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI

BUDIDAYA TANAMAN DALAM GREENHOUSE

BERBASIS WEB

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

VENI NURCAHYANI F14102045

2006

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(13)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BUDIDAYA TANAMAN DALAM GREENHOUSE

BERBASIS WEB

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

VENI NURCAHYANI F 1412045

Dilahirkan pada tanggal 10 Februari 1984 Di Probolinggo

Tanggal lulus :

Disetujui,

Bogor, Agustus 2006

Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, MSc. Dr. Ir Arief Sabdo Yuwono MSc. Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui

(14)

Veni Nurcahyani. F14102045. Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Tanaman dalam Greenhouse Berbasis Web. Di bawah bimbingan Kudang Boro Seminar dan Arief Sabdo Yuwono. 2006.

RINGKASAN

Laju pertumbuhan penduduk Indonesia masih cukup tinggi, meskipun program nasional Keluarga Berencana telah mengalami kesuksesan. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2000 sudah mencapai 205,84 juta jiwa kemudian pada tahun 2003 jumlah penduduk Indonesia bertambah menjadi 215,28 juta jiwa. Pertambahan jumlah penduduk ini menyebabkan peningkatan perluasan lahan untuk industri dan perumahan. Ini berarti lahan untuk pertanian menjadi berkurang sementara jumlah penduduk terus bertambah. Hal ini juga berakibat pada meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap komoditas sayuran baik kebutuhan dalam negeri maupun permintaan untuk ekspor. Pemenuhan kebutuhan pangan tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan produktivitas per unit lahan.

Untuk meningkatkan produktivitas tanaman diperlukan kondisi lingkungan yang sesuai dengan syarat optimum pertumbuhan tanaman. Salah satu cara pengendalian untuk pertumbuhan diantaranya dengan penggunaan greenhouse (rumah kaca) untuk budidaya tanaman. Untuk mendapatkan hasil tanaman yang diinginkan, informasi teknik budidaya tanaman harus dapat diketahui secara benar. Oleh karena itu, pembangunan sistem informasi budidaya tanaman di dalam greenhouse menjadi penting agar dapat diakses oleh pihak – pihak yang memerlukan pengetahuan tersebut seperti petani, pengusaha pertanian, pengusaha greenhouse, peneliti, mahasiswa dan sebagainya.

Tujuan penelitian ini adalah membangun suatu Sistem Informasi Budidaya Tanaman dalam Greenhouse yang mampu menyajikan informasi dengan cepat, mudah dalam pemakaiannya dan mampu diakses di manapun dan kapanpun melalui internet. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk membuat prototipe sistem informasi budidaya tanaman dalam greenhouse.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Juli 2006 di Laboratorium Teknik Sistem Informatika Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Insitut Pertanian Bogor. Metode yang digunakan dalam membangun sistem informasi ini adalah System Development Life Cycle (SDLC) yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem, dan perawatan sistem. Penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap implementasi dan pengujian dengan skala terbatas.

Sistem Informasi Budidaya Tanaman dalam Greenhouse Berbasis Web menyajikan informasi tentang data-data beberapa tanaman sayuran dan tanaman hias yang dibudidayakan dalam greenhouse meliputi data tentang tanaman, potensi tanaman, jenis tanaman, teknis budidaya, panen dan pascapanen, hama dan penyakit tanaman serta daftar alamat pengusaha tanaman hias dan pakar. Selain itu, sistem informasi ini juga menyajikan daftar pengusaha benih tanaman, eksportir, importir, dan pustaka.

(15)

http://green6.100webspace.net. Hasil pengujian performansi pada internet menggunakan beberapa browser engine, yaitu Internet Explorer 6.0, Mozilla Firefox 1.0.6, Opera 8.0, dan Netscape Browser 8.1. menunjukan bahwa sistem informasi dapat bekerja cukup baik dan desain web cukup sesuai dengan rancangan, seperti yang telah dilakukan pada server local intranet. Hasil terbaik diperoleh dengan menggunakan browser engine Internet Explorer 6.0 resolusi 1024 × 768 pixels, semua fungsi dalam sistem informasi ini berjalan dengan baik. Perawatan sistem ini dilakukan oleh pengelola sistem yang sudah terdaftar di administrator.

(16)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul ” Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Tanaman dalam Greenhouse Berbasis Web ” dengan baik.

Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berperan dalam penyelesaian tugas akhir ini, antara lain : 1. Bapak Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, MSc, dan bapak Dr. Ir. Arief Sabdo

Yuwono, MSc sebagai Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan perhatian serta kesabarannya dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

2. Bapak Dr. Ir. I Dewa Made Subrata, M.Agr sebagai dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk menghadiri sidang skripsi penulis.

3. Bapak dan Ibu, kakak dan adikku atas kasih sayang, doa, dukungan, biaya dan semua pengorbanan yang tak ternilai.

4. Riki dan Anjar yang telah banyak membantu, motivasi dan dukungannya, mbak Nazilah untuk dukungan dan perhatian kepada penulis untuk melakukan yang terbaik.

5. Terima kasih untuk teman-teman Diah, Ika, Vera, Yuni, Rudi, Endah, Ely, Rifa, Dias yang selalu memberikan dukungan kepada penulis. Untuk Kak Satria terima kasih bantuannya.

6. Terima kasih untuk warga wisma ayu untuk dukungan dan motivasi serta kebersamaan selama ini.

7. Terima kasih untuk teman-teman sedaerah untuk kebersamaan dan dukungan sampai saat ini.

8. Untuk semua pihak : dosen, staf , pegawai perpustakaan, dan teman-teman TEP 39 terutama TSIP, serta teman-teman sedaerah yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah meridhoi kita semua.

(17)

Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Bogor, 22 Agustus 2006

Penulis

(18)

DAFTAR ISI 8.1. Data, Informasi dan Sistem…... 10

8.2. Sistem Informasi... 10

8.3. Sistem Informasi Berbasis Komputer……….11

6. INTERNET……… 11 7. WORLD WIDE WEB……….... 12

8. DATABASE MANAGEMENT SYSTEM (DBMS)... 13

9. PERSONAL HOME PAGE (PHP) DAN MYSQL………. . 14

10. SERVER-SIDE………

(19)

11. PENELITIAN TERDAHULU………... 16

III. METODOLOGI PENELITIAN 1. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN... 18

2. ALAT DAN BAHAN PENELITIAN... 18

3. PENGEMBANGAN SISTEM... 19

3.1. Tahapan Investigasi Sistem ... 20

3.2. Tahapan Analisis Sistem... 21

2.3. Produk Sistem Informasi yang Ada... 28

3. DESAIN SISTEM ... 28

3.1. Deskripsi Sistem ... 28

3.2. Domain Sistem... 30

3.3. Desain Sistem... 30

4. IMPLEMENTASI SISTEM ... 41

4.1. Tampilan Sistem ... 41

4.2. Pengujian Sistem... 49

5. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM... 57

5.1. Kelebihan Sistem ... 57

5.2. Kekurangan Sistem... 58

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

1. KESIMPULAN... 59

2. SARAN... 59

DAFTAR PUSTAKA... 60

LAMPIRAN ... 64

(20)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Arsitektur aplikasi web... 14

Gambar 2. Tahapan System Development Life Cycle (O’Brien, 1999)... 20

Gambar 3. Frame tampilan halaman index... 31

Gambar 4. Link submenu untuk tanaman tomat... 33 Gambar 12. Tabel relasi pada menu potensi tanaman... ...38 Gambar 13. Tampilan utama sistem informasi... ...42 Gambar 14. Tampilan submenu tanaman tomat... ...43 Gambar 15. Tampilan submenu potensi tomat... ...43 Gambar 16. Tampilan submenu jenis paprika... ...44

(21)

Gambar 17. Tampilan submenu budidaya krisan... ...44 Gambar 18. Tampilan submenu panen selada... ...45 Gambar 19. Tampilan submenu hama dan penyakit tomat... ...45 Gambar 20. Tampilan submenu analisis usaha budidaya tomat... ...46 Gambar 21. Tampilan submenu informasi... ...46 Gambar 22 Form untuk admin... ...

47

Gambar 23 Tampilan halaman admin pada submenu potensi... 47

Gambar 24. Halaman penambahan data pada menu pengusaha benih... 48

Gambar 25. Tampilan hasil penambahan data... 48

Gambar 26. Desain input pengeditan data... 49

Gambar 29. Tampilan utama dengan menggunakan browser engine Opera 8.1…. 53

Gambar 30. Tampilan sistem di internet dengan browser engine Mozilla firefox 1.0.6………...

54

Gambar 31. Grafik Penilaian responden terhadap desain grafis dalam sistem informasi... ...55

(22)

Gambar 32. Grafik Penilaian responden terhadap kecepatan akses sistem

informasi... 55

Gambar 33. Grafik Penilaian responden terhadap kemudahan penggunaan sistem informasi ...

56

Gambar 34. Grafik Penilaian responden terhadap kelengkapan isi sistem informasi...

56

Gambar 35. Grafik penilaian responden terhadap hal baru yang didapat dalam sistem informasi... ...57

(23)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah dan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia (1971-2003)... 1

Tabel 1. Perkembangan ekspor dan impor produk sayuran Indonesia tahun 1997-2001 ...

2

Tabel 3. Perkembangan ekspor dan impor tanaman anggrek (seedling) Indonesia tahun 1997-2001... ...3 Tabel 4. Alat yang digunakan dalam penelitian serta kegunaannya...

19

(24)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Analisis biaya pembangunan dan perawatan sistem informasi budidaya tanaman dalam greenhouse berbasis web...

64

Lampiran 2. Basis data sistem informasi budidaya tanaman dalam greenhouse... ...

66... Lampiran 3. Tabel-tabel dalam basis data sistem informasi budidaya tanaman

dalam greenhouse... 67 Lampiran 4. Diagram alir sistem (desain proses)... 71 Lampiran 5. Diagram alir sistem untuk administrator... 75 Lampiran 6. Tampilan home sistem informasi budiaya tanaman dalam greenhouse

78

Lampiran 7. Form kuisioner... 79 Lampiran 8. Diagram pohon sistem………. 81

(25)

I. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Dalam rangka meningkatkan efisiensi manajemen pada proses produksi dan mendukung pengambilan keputusan pada setiap tahapan proses diperlukan informasi-informasi di bidang pertanian yang dapat dengan mudah dan cepat tersedia bagi masyarakat yang membutuhkan informasi tersebut. Selama ini ketersediaan informasi untuk bidang pertanian masih sangat terbatas dan masyarakat masih sulit untuk mengakses informasi tersebut. Untuk mendayagunakan informasi yang sudah tersedia dan mengembangkan alternatif sarana penyedia informasi tersebut, pembangunan sistem informasi pertanian berbasis web patut dilakukan.

Laju pertumbuhan penduduk Indonesia masih cukup tinggi, meskipun program nasional Keluarga Berencana telah mengalami kesuksesan. Jumlah dan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah dan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia (1971-2003) Tahun Jumlah penduduk (juta) Tingkat pertumbuhan per tahun (%)

1971 119,21 -

Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia tahun 2000 sudah mencapai 205,84 juta jiwa yang menempatkan Indonesia sebagai negara yang berpenduduk terbanyak keempat di dunia. Kemudian pada tahun 2003 jumlah penduduk Indonesia bertambah menjadi 215,28 juta jiwa dan diperkirakan jumlah penduduk bertambah setiap tahun.

(26)

ekspor. Pemenuhan kebutuhan pangan tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan produktivitas per unit lahan.

Tabel 2. Perkembangan ekspor dan impor produk sayuran Indonesia tahun 1997-2001

Tahun Ekspor Impor

Volume (kg) Nilai (US $) Volume (kg) Nilai (US $) 1997 45.480.093 7.289.201 7.526.175 14.252.906

1998 28.667.103 3.870.799 346.856 369.879

1999 30.839.759 4.733.961 399.248 352.81

2000 33.700.727 4.604.036 865.685 335.574

2001 27.992.626 3.571.364 226.518 219.861

Sumber : Badan Pusat Statistik, 1997-2001.

Pada tabel menunjukkan jumlah volume dan nilai ekspor dan impor produk sayuran Indonesia yang meliputi tomat, kubis dan selada kepala selama periode 1997-2001. Perkembangan ekspor dan impor produk sayuran ini cenderung mengalami peningkatan pada tahun 1998-2000. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan produk sayuran belum mampu dipenuhi baik dalam negeri maupun luar negeri. Volume ekspor dan impor produk sayuran yang bertambah memberikan peluang terbuka bagi pengusaha-pengusaha pertanian Indonesia untuk meningkatkan produktivitas.

Selain komoditas sayuran, tanaman hortikultura lain yang menjadi perhatian masyarakat adalah tanaman hias. Perhatian masyarakat ini berdampak positif pada produksi tanaman hias yang semakin meningkat.

Tabel 3. Perkembangan ekspor dan impor tanaman anggrek (seedling) Indonesia tahun 1997-2001

Tahun Ekspor Impor

Volume (kg) Nilai (US $) Volume (kg) Nilai (US $)

1997 29 2.874 20.498 93.102

1998 5.112 53.4 34.738 260.887

1999 214.044 173.107 15.803 49.288

2000 153.787 318.569 30.050 291.372

2001 313.187 253.904 23.699 227.875

Sumber : Badan Pusat Statistik, 1997-2001.

Perkembangan ekspor tanaman anggrek pada Tabel 3 menunjukkan volume ekspor yang bertambah dari tahun 2000 ke tahun 2001 sebesar

(27)

159.300 kg. Hal ini menjadikan peluang ekspor masih terbuka lebar bagi pengusaha-pengusaha tanaman hias di Indonesia.

Untuk meningkatkan produktivitas tanaman diperlukan kondisi lingkungan yang sesuai dengan syarat optimum pertumbuhan tanaman. Salah satu cara pengendalian untuk pertumbuhan diantaranya dengan penggunaan greenhouse (rumah kaca) untuk budidaya tanaman.

Di dalam greenhouse kondisi lingkungan optimum untuk pertumbuhan tanaman dapat dikendalikan, melindungi tanaman dari siraman hujan secara langsung dan intensitas cahaya yang berlebihan serta mengurangi serangan hama dan penyakit yang umumnya banyak menyerang pertanaman hortikultura di negara tropis, seperti Indonesia.

Untuk mendapatkan hasil tanaman yang diinginkan, informasi teknik budidaya tanaman harus dapat diketahui secara benar. Oleh karena itu, pembangunan sistem informasi budidaya tanaman di dalam greenhouse menjadi penting agar dapat diakses oleh pihak–pihak yang memerlukan pengetahuan tersebut seperti pengusaha pertanian, pengusaha greenhouse, peneliti, mahasiswa dan sebagainya.

2. TUJUAN

Tujuan pengkajian masalah khusus ini adalah :

2.1.Merancang bangun sistem informasi budidaya tanaman dalam greenhouse berbasis web.

2.2.Membuat prototipe sistem informasi budidaya tanaman dalam greenhouse.

(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA 1. TANAMAN

Berdasarkan kegunaannya, tanaman hortikultura dibagi menjadi dua yaitu

tanaman pangan yang terdiri dari sayuran dan buah-buahan dan tanaman hias.

Sayuran dibedakan lagi menjadi dua yaitu sayuran daun seperti sawi, selada,

kangkung dan bayam serta sayuran buah seperti tomat dan paprika (Harjadi 1989).

Sistem informasi ini menyajikan informasi tentang budidaya tanaman hortikultura

yaitu sayuran daun (selada dan sawi), sayuran buah (paprika dan tomat), dan

tanaman hias (bunga anggrek dan krisan).

Pemilihan jenis tanaman dalam sistem ini karena jenis tanaman ini bernilai

ekonomi tinggi, dan kebutuhan akan sayuran dan tanaman hias terus meningkat.

Di Indonesia jenis tanaman dalam sistem informasi ini banyak dibudidayakan

dalam greenhouse oleh pengusaha dan petani. Saung Mirwan sebuah perusahaan

yang bergerak di bidang agroindustri, memilih menanam cabai, tomat dan paprika

karena bernilai ekonomi tinggi (Trubus, 1995). Budidaya tanaman di kebun secara

tradisional telah lama dikenal oleh masyarakat, namun pada masa-masa tertentu

beberapa tanaman tidak dapat diproduksi karena kondisi iklim tidak mendukung

untuk produksi. Untuk meningkatkan produksi tanaman diperlukan kondisi

lingkungan yang sesuai dengan syarat pertumbuhan tanaman.

1.1. Tanaman Tomat

Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan genus

Lycopersicon yang berasal dari benua Amerika. Menurut Harjadi (1989),

tanaman tomat sangat peka terhadap faktor lingkungan tempat tumbuhnya.

Tomat dapat ditanam langsung bila persaingan gulma dapat dikendalikan,

namun lebih sering disemai dan dipindah-tanam (transplant) untuk tujuan

produksi dan mutu yang baik.

Tanaman tomat memerlukan sinar matahari minimal 8 jam per hari dan

(29)

Menurut Tugiyono (2002), suhu terbaik bagi pertumbuhan tomat adalah 23

0C pada siang hari dan 17 0C pada malam hari, selisihnya adalah 6 0C serta

kadar keasaman (pH) antara 5-6.

1.2. Tanaman Paprika

Tanaman paprika atau cabai manis yang mempunyai nama ilmiah

Capsicum grossum berasal dari Amerika Tropis (Prihmantoro dan Indriani,

2003). Tanaman ini termasuk satu keluarga dengan tanaman tomat dan

terung, yaitu famili Solanaceae karena mempunyai bentuk bunga seperti

terompet.

Berbeda dengan tanaman cabai lainnya, tanaman paprika tumbuh lebih

kompak dan rimbun. Daun umumnya berukuran lebih besar dan berwarna

hijau gelap. Bentuk buah paprika sangat unik karena mirip cabai besar atau

tomat tapi lebih bulat, pendek dan tampak berbentuk seperti genta dengan

permukaan bergelombang besar atau bersegi-segi yang jelas.

Ketinggian yang baik untuk pertumbuhan tanaman paprika berkisar

500-1.500 m dpl dengan tingkat keasaman tanah antara 5,5-6,5. Tanaman ini

tumbuh baik pada kisaran suhu antara 16-250 C. Namun demikian, paprika

masih dapat tumbuh baik pada suhu sampai 300 C (Prihmantoro dan

Indriani, 2003). Menurut Hendrawati (2001), paprika sangat baik jika

ditanam pada daerah dengan ketinggian di atas 800 m dpl dengan suhu

rata-rata 180-270 C.

1.3. Tanaman Sawi

Tanaman sawi termasuk sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang

mempunyai nilai ekonomi tinggi. Daerah asal tanaman sawi diduga dari

Tiongkok (Cina) dan Asia Timur, menyebar luas ke Filipina dan Taiwan

(Rukmana, 1994). Di Indonesia dikenal tiga jenis sawi yaitu sawi putih, sawi

hijau dan sawi huma.

Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5-1.200 m

dpl. Namun, biasanya tanaman ini dibudidayakan di daerah yang

(30)

berketinggian 100-500 m dpl. Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah

tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya

baik. Derajat keasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya

berkisar antara 6-7 (Haryanto, 2003). Kisaran suhu untuk pertumbuhan

tanaman sawi ialah antara 15-250 C.

1.4. Tanaman Selada

Tanaman selada termasuk sayuran daun dari keluarga Compositae atau

Asteraceae yang berasal dari daerah beriklim sedang. Tanaman selada

termasuk tanaman setahun atau semusim yang banyak mengandung air

(herbaceous). Batangnya pendek berbuku-buku, tempat kedudukan daun.

Daun-daun selada bentuknya bulat

Haryanto (1998) menjelaskan selada termasuk jenis sayuran yang banyak

digemari di Indonesia. Selada dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun

olahan dan mengandung beragam zat gizi yang penting bagi kesehatan tubuh.

Selada mengandung serat yang tinggi untuk memperbaiki dan memperlancar

pencernaan, mempunyai sifat mendinginkan badan yang berfungsi sebagai

obat penyakit panas dalam.

Tanaman selada tumbuh baik pada tanah yang subur dan banyak

mengandung humus. Derajat keasaman tanah (pH) yang ideal untuk

pertumbuhan selada adalah berkisar antara 6,5-7. Daerah-daerah yang dapat

ditanami selada terletak pada ketinggian antara 50-2.200 m dpl. Suhu udara

optimum umtuk pertumbuhan tanaman selada adalah antara 15-200 C

(Haryanto, 2003).

1.5. Tanaman Anggrek

Suatu tanaman diidentifikasikan berdasarkan bentuk daun, letak daun

pada batang, batang, akar, bunga dan buah. Tiap-tiap tanaman mempunyai

bagian-bagian tersebut. Pada tanaman tertentu bagian-bagian tersebut sudah

dimodifikasi sesuai dengan lingkungan hidupnya. Ciri pembeda yang utama

adalah bunga.

(31)

Seperti bunga lainnnya bunga anggrek terdiri dari lima bagian utama

yaitu sepal (kelopak bunga), petal (mahkota bunga), benang sari, putik dan

ovari (bakal buah). Pelindung bunga terluar waktu bunga masih kuncup

adalah sepal. Anggrek mempunyai tiga helai sepal yang berwarna indah,

berlainan dengan sepal bunga lain yang umumnya berwarna hijau. Letaknya

membentuk segitiga. Pada jenis anggrek tertentu seperti Slipper Orchid, sepal

yang bawah bertaut menjadi satu (Gunawan, 1998).

Faktor-faktor dalam persyaratan pertumbuhan yaitu cahaya matahari,

suhu, kelembaban dan aliran udara. Menurut Setiawan (2002), setiap jenis

anggrek membutuhkan cahaya matahari, suhu dan kelembaban yang berbeda.

Adapun persyaratan aliran udara untuk semua jenis anggrek sama, yaitu

membutuhkan udara yang bergerak terus dan dapat mengalir dengan baik.

1.6. Tanaman Krisan

Tanaman bunga krisan sering pula disebut dengan bunga seruni

diklasifikasikan ke dalam family Compositae. Menurut Rismunandar (1995),

bunga krisan yang banyak diusahakan di dunia saat ini adalah

Chrysanthemum indicum dan Chrysanthemum morifolium yang berasal dari

daratan Cina dan Jepang. Dari cara penanamannya, krisan dapat

dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu krisan yang ditanam di dalam

pot sebagai bunga hias dan krisan yang diusahakan di kebun. Bila dilihat dari

jenis bunganya, dikenal jenis krisan yang krisan yang berbunga banyak tetapi

kecil-kecil pada suatu tangkai.

Menurut Rismunandar (1995), krisan dapat tumbuh dengan baik pada

tanah yang memiliki pH 6-8 atau sediktnya berada pada pH sekitar 6.5.

Daerah yang sesuai untuk tanaman krisan adalah yang memiliki temperatur

pada malam hari sekitar 16 – 18 0C dan siang hari antara 25 – 35 0C

(Cahyono,1999).

Tanaman krisan digolongkan ke dalam tanaman hari pendek yang berarti

tanaman akan berinisiasi dan berbunga hanya bila malam (fase gelap) lebih

lama dan panjang hari yang lebih pendek. Untuk menunda fase generatif dan

(32)

memacu pertumbuhan vegetatif, tanaman krisan harus mendapatkan

penyinaran antara 14-16 jam (Cahyono, 1999).

Krisan termasuk tanaman yang mudah sekali penanamannya, dapat

dilakukan dengan stek batang atau anakan. Cara sederhana ini dapat

menghasilkan bunga dalam waktu sekitar tiga bulan. Jarak tanamnya sangat

bervariasi tergantung dari situasi lokasi penanaman; tetapi penanaman Krisan

tergolong sangat efisien (Soekartawi,1996).

2. GREENHOUSE

Istilah greenhouse menurut Widyastuti (1993) berasal dari kata ”green” yang

berarti hijau dan ”house” yang berarti rumah. Oleh karena itu greenhouse bisa

diterjemahkan sebagai rumah hijau, karena tanaman yang ditanam di dalamnya

selalu tampak hijau sepanjang tahun. Pada mulanya greenhouse menggunakan

kaca sebagai atap dan dindingnya sehingga di Indonesia greenhouse diistilahkan

sebagai rumah kaca. Tetapi dengan perkembangan material saat ini atap dan

dinding greenhouse banyak menggunakan bahan plastik, sehingga sering disebut

sebagai serra. Serra dapat terbuat dari plastik, net, maupun kasa (Sutiyoso, 2004).

Fungsi greenhouse di daerah tropis berbeda dengan greenhouse di daerah

subtropis. Iklim di negara–negara subtropis sangat fluktuatif, pada musim dingin

sulit sekali dilakukan kegiatan pertanian dengan hasil yang optimal sehingga

sebagai sarana pelindung tanaman terhadap iklim ekstrim, terutama mengurangi

(33)

lingkungan di dalam greenhouse yang berpengaruh terhadap pertumbuhan

tanaman meliputi cahaya, temperatur udara, kelembaban udara, kadar CO2 di

dalam udara, ketersediaan air dan unsur nutrisi di dalam media tumbuh, serta

kondisi keasaman tanah (Widyarti, 2001).

Konsekuensi dari diberinya perlindungan berupa greenhouse menimbulkan

efek rumah kaca, yaitu suatu kondisi lingkungan di dalam greenhouse menjadi

tidak optimal bagi pertumbuhan tanaman, terutama temperatur udara yang terlalu

tinggi. Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya pengendalian terhadap

lingkungan di dalam greenhouse (Widyarti, 2001).

Indonesia yang beriklim panas dan lembab mempunyai kebutuhan yang

berbeda untuk budidaya tanaman. Masalah utama yang terjadi adalah tingginya

suhu udara di dalam bangunan sehingga perbedaan suhu antara di dalam dan luar

bangunan menjadi besar sehingga terkadang melebihi interval yang diizinkan

untuk pertumbuhan tanaman. Untuk mengatasi hal tersebut greenhouse di

Indonesia harus mempunyai sistem ventilasi yang baik dan mempergunakan

penutup atap yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Di Indonesia dibutuhkan greenhouse untuk kondisi spesifik. Greenhouse

tinggi dengan keadaan terbuka, sesuai untuk area beriklim hangat, di daerah

berangin kuat greenhouse rendah lebih sesuai, di daerah berawan diperlukan

greenhouse yang sedikit mungkin menutupi sinar agar tanaman mendapat cahaya

yang optimal, dan untuk daerah beriklim dingin sebaiknya membangun

greenhouse tertutup (Serhalawan, 2004).

Ada beberapa model rumah plastik, diantaranya model terowongan, multispan,

tusuk gigi, dan piggy back system. Berdasarkan pengalaman pekebun hidroponik,

model yang sesuai di Indoensia adalah piggy back system. Udara panas bisa keluar

dari keempat sisi dan atap (Untung, 2004).

3. SISTEM INFORMASI

3.1. Data, Informasi dan Sistem

(34)

Untuk menuju pengertian sistem informasi secara utuh, diperlukan

pemahaman yang tepat tentang konsep data dan informasi. Data merupakan

bentuk dasar dari sebuah informasi, sedangkan informasi merupakan elemen

yang dihasilkan dari suatu bentuk pengolahan data (Wahyono, 2004).

Secara konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian,

aktivitas dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh

secara langsung kepada pemakai (Kadir, 2002). Menurut Davis (1999),

informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti

bagi penerimanya yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini

atau saat mendatang.

Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari

dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai

suatu tujuan. Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang

tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (components), batas system

(boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface),

masukan (input), keluaran (output), pengolah (process) dan sasaran atau

tujuan (objectives) (Jogiyanto, 1990).

3.2. Sistem Informasi

O’Brien (1999) mendefinisikan sistem informasi sebagai sistem yang

menerima data–data sebagai masukan (input) dan memprosesnya sehingga

menghasilkan produk informasi sebagai keluaran (output). Sistem informasi

dapat tergolong sebagai sistem kompleks atau sederhana tergantung pada

implementasinya. Sistem informasi digolongkan sebagai sistem probabilistik

karena kondisi masa depan sistem ini tidak dapat diramalkan dengan pasti

(Wilkinson, 1992).

Sistem informasi tergantung pada sumberdaya manusia (pengguna akhir

dan pelaksana sistem informasi), perangkat keras (hardware), perangkat

lunak (software), data (data dan pengetahuan dasar) dan jaringan (perangkat

komunikasi dan jaringan pendukung) yang melakukan proses pemasukan,

pemrosesan, pengeluaran, penyimpanan, dan aktifitas pengendalian yang

(35)

mengubah data–data mentah menjadi suatu hasil berupa informasi.

Komponen–komponen sistem informasi tersebut saling terkait dan

berhubungan (O’Brien, 1999).

3.3. Sistem Informasi Berbasis Komputer

Menurut Wahyono (2004), sistem informasi berbasis komputer

merupakan sebuah sistem yang terintegrasi, sistem manusia-mesin yang

memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur dan

basis data yang bertujuan untuk menyediakan informasi yang mendukung

operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu

organisasi. Terdapat hubungan yang erat antara sistem komputer dengan

sistem informasi. Kedua sistem terdiri dari tiga komponen dasar, yaitu :

input, pengolahan (processing) dan output. Namun sistem informasi lebih

luas daripada sistem komputer, sistem komputer merupakan bagian sistem

informasi.

4. INTERNET

Internet merupakan contoh jaringan terbesar yang menghubungkan jutaan

komputer tersebar di seluruh penjuru dunia dan tak terikat pada satu

organisasipun. Dengan menggunakan jaringan ini, sebuah organisasi dapat

melakukan pertukaran informasi secara internal ataupun melakukan pertukaran

informasi secara eksternal dengan organisasi-organisasi lain. Dalam hal ini,

jaringan tersusun atas berbagai jenis komputer dan sistem operasi (Kadir, 2002).

Menurut Febrian (2003) tak ada satu jaringan tunggal yang dikenal sebagai

internet, tetapi merupakan gabungan dari jaringan-jaringan regional seperti

SuraNet, PrepNet, NearNet, AARNET, dll, yang saling dikoneksikan bersama

sebagai satu kesatuan dengan menggunakan TCP/IP Protocol. Seluruh aktivitas

dilaksanakan secara real time. Jaringan-jaringan komputer tersebut saling

berkomunikasi melalui gateway atau terkadang disebut dengan router.

5. WORLD WIDE WEB (WWW)

(36)

World Wide Web (WWW) atau yang sering dikenal dengan nama web adalah

aplikasi pertama yang berbasis internet. WWW dikembangkan oleh Tim Berner

Lee. Web adalah aplikasi berbasis GUI (Graphic User Interface) (Divisi Penelitian

dan Pengembangan, 2003).

Pertama kali web diciptakan pada 1991 di CERN, Laboratorium Fisika

Partikel Eropa, Jenewa, Swiss. Tujuan awalnya adalah untuk menciptakan media

yang mudah untuk berbagi informasi diantara para fisikawan dan ilmuan. Internet

masuk ke Indonesia pada tahun 1994.

Web menggunakan protokol yang disebut HTTP (HyperText Transfer

Protocol) yang berjalan pada TCP/IP. Adapun dokumen web ditulis dalam format

HTML (HyperText Markup Language). Dokumen ini diletakkan dalam web

server (server yang melayani permintaan halaman web) dan diakses oleh klien

(pengakses informasi) melalui perangkat lunak yang disebut web browser atau

sering disebut browser saja. Web browser adalah software yang digunakan untuk

menampilkan informasi dari web server. Web browser yang populer adalah

Internet Explorer dan Netscape Navigator. Arsitektur aplikasi database dapat

dilihat pada Gambar 1.

12 Relational Database

MySQL, Oracle, MS SQL

Middleware

PHP, Cold Fusion, ASP, JSP

Web Server

Apache, IIS

Web Browser Internet Explorer,

(37)

Gambar 1. Arsitektur aplikasi web (Greenspan & Brad, 2001).

Penggunaan hypertext yang digunakan pada web juga telah dikembangkan

lebih jauh menuju ke hypermedia. Dengan menggunakan pendekatan

hypermedia, tak hanya teks yang dapat dikaitkan, melainkan gambar, suara dan

video.

Informasi yang terdapat pada web disebut halaman web (web page). Untuk

mengakses sebuah halaman web dari browser pemakai perlu menyebutkan URL

(Uniform Resource Locator). URL tersusun atas tiga bagian yaitu format

transfer, nama host dan path berkas dokumen.

Pada awalnya aplikasi web dibangun hanya dengan menggunakan bahasa

yang disebut HTML. Pada perkembangan berikutnya, sejumlah script dan objek

dikembangkan untuk memperluas kemampuan HTML.

6. DATABASE MANAGEMENT SYSTEM (DBMS)

Database adalah sekumpulan data yang terdiri dari satu atau lebih tabel yang

saling berhubungan. Database dapat didefinisikan sebagai kumpulan data yang

saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa

pengulangan (redundansi) yang tidak perlu, untuk memnuhi berbagai kebutuhan.

Database Management System atau sistem manajeman basis data didefinisikan

sebagai suatu perangkat lunak untuk membangun database, penyimpanan data,

mendukung bahasa kueri, pembuatan laporan dan membuat proses pemasukan

data (Post, 1999).

Menurut Fathansyah (1999), DBMS juga menerapkan mekanisme

pengamanan data, pemakaian data secara bersama, pemaksaan

keakuratan/konsistensi data, dan sebagainya. Perangkat lunak yang termasuk

DBMS seperti dBase III+, dBase IV, FoxBase, Rbase, MS-Access dan

Borland-Paradox (untuk kelas sederhana) atau Borland-Interbase, MS-SQL Server,

CA-Open Ingres, Oracle, Informix, dan Sybase (untuk kelas kompleks/berat).

Sebuah bahasa database biasanya dapat dipilah menjadi dua yaitu Data

Definition Language (DDL) dan Data Manipulation Language (DML). DDL

(38)

didefinisikan sebagai struktur/skema database yang menggambarkan desain

database secara keseluruhan. Sedangkan DML merupakan bentuk bahasa database

yang berguna untuk melakukan manipulasi dan pengambilan data pada suatu

database.

7. PERSONAL HOME PAGE (PHP) DAN MySQL

PHP (Personal Home Page Tools) adalah pemrograman internet berbasis

server-client untuk membuat halaman web yang dinamis. Script PHP dapat

berjalan pada aplikasi web server seperti Apache, PWS, IIS, Netscape dan iPlanet

servers, Oreilly Website Pro server, Caudium, Xitami, OmniHTTPd, dan lain-lain.

Database yang mendukung PHP diantaranya MySQL, PostgreSQL, dBase,

Oracle, mSQL dan semua database yang mempunyai provider ODBC. Pada

lingkungan windows script apache dapat berjalan pada PWS atau IIS dengan

menginstal aplikasi PHP Installer. Sedangkan pada Linux/Unix PHP berjalan pada

Apache web server.

Teknik pemrograman PHP mirip dengan pemrograman C dan JavaScript. PHP

disebut dengan pemrograman server-client karena script PHP ini dieksekusi di

server dan hasilnya dikembalikan ke client. Dengan menggunakan PHP maka

maintenance suatu situs web menjadi lebih mudah. Proses update data dapat

dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dimuat dengan menggunakan

script PHP (Fayruz, 2004).

SQL merupakan kependekan dari Structured Query Language (Bahasa Query

yang Terstruktur). SQL mula-mula dibuat pada tahun 1970 dan standarisasi yang

pertama dibuat pada tahun 1986 oleh ANSI (American National Standards

Institute) dan ISO (International Standards Organization), yang disebut sebagai

SQL-86.

MySQL adalah bagian database dari teknologi web yang mempunyai

fitur-fitur database pada umumnya dan mempunyai performa yang tinggi. MySQL

adalah implementasi client/server yang terdiri dari server daemon mysql dan

beberapa program client yang berbeda. MySQL terdapat dalam berbagai platform.

Fitur-fitur yang terdapat pada MySQL antara lain :

(39)

• Dukungan standar ANSI SQL 92 dan ODBC level 0-2 SQL Standar

• Dukungan berbagai bahasa untuk pesan error

• Bahasa pemrograman API untuk client dalam mengakses database

• Tabel berukuran besar, ukuran maksimum tabel dapat mencapai minimal 4 GB dan maksimal maksimum ukuran file dalam sistem operasi

• Cepat, kuat dan mudah digunakan serta gratis.

8. SERVER-SIDE

Di dalam internet pemrograman dibagi menjadi dua yaitu server side script dan

client side script.

8.1. Server side script merupakan bahasa pemrograman yang dieksekusi di server

dan hasilnya akan dikirim kepada pihak pengguna dalam bentuk file html.

Contohnya adalah PHP, CGI/Perl, ASP dan Java Server Pages. Server yang

digunakan harus memiliki kemampuan untuk menterjemahkan kode-kode

script. Keamanan lebih tinggi karena listing program atau kode script tidak

bisa terbaca.

8.2. Server client script merupakan bahasa pemrograman yang diolah oleh client

yaitu web browser. Bahasa yang dipakai pada client side script yaitu

Javascript, vbscript, jscript. Script yang berjenis client-side bisa diletakkan di

server manapun. Hal ini disebabkan karena server tidak bertanggung jawab

dalam mengolah kode-kode script. Keamanan kurang karena kode-kode

script client-side dapat dilihat dengan mudah oleh orang lain.

9. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian tentang pengembangan sistem informasi yang mirip atau terkait

dengan sistem informasi budidaya tanaman dalam greenhouse telah banyak

dilakukan, diantaranya oleh Mulyawan (1998), Purwanto (2001), dan Poernama

(2005).

Mulyawan (1998) merancang dan membangun sistem informasi budidaya

tanaman buah-buahan tropis menggunakan Microsoft Visual Basic Professional

(40)

4.0.Penelitian ini bertujuan untuk menyusun basis data budidaya buah-buahan dan

membuat program yang dapat menyajikan informasi tentang budidaya

buah-buahan tropis sebagai informasi penunjang untuk usaha budidaya buah-buah-buahan

tropis.

Purwanto (2001) merancang bangun perangkat lunak sistem informasi untuk

irigasi tetes (trickle) dalam rumah kaca (greenhouse) yang berbasis komputer

dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0. Pengguna

akan mendapatkan informasi tentang keragaan (performance) irigasi tetes untuk

suatu jenis tanaman dan waktu tanam yang dinilai berdasarkan data-data iklim

yang tercatat dan kebijakan manajemen irigasi yang diterapkan serta dapat

digunakan untuk real time dalam operasi sehari-hari. Disamping itu pengguna juga

akan memperoleh informasi tentang rancangan hidrolik jaringan perpipaan yang

ideal berdasarkan data-data yang diperlukan.

Poernama (2005) merancang sistem informasi budidaya jamur tiram (pleurotus

spp.) menyajikan informasi tentang sejarah, jenis, manfaat, kelemahan, dan

kebutuhan nutrisi jamur tiram. Pengembangan sistem informasi ini dibuat

menggunakan bahasa pemrograman PHP.

Dari sistem informasi yang telah dibuat, belum ada yang mengembangkan

sistem informasi budidaya tanaman dalam greenhouse sebagai informasi

penunjang untuk usaha budidaya tanaman dalam greenhouse.

(41)

III. METODE PENELITIAN 1. TEMPAT DAN WAKTU

Penalitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Sistem Informatika Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor. Dilaksanakan pada bulan Februari 2006 sampai bulan

Juli 2006.

2. BAHAN DAN ALAT

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data-data sekunder

dan informasi yang diperoleh dari studi pustaka (buku, hasil penelitian, data

statistik), browsing internet serta pengambilan gambar langsung. Alat yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Alat yang digunakan dalam penelitian serta kegunaannya

No Alat Kegunaan

2. Scanner Perangkat keras untuk scanning gambar 3. Sistem operasi

5. SWiSH v2.0 Perangkat lunak yang digunakan untuk membuat

animasi yang mendukung tampilan web. 6. Adobe PhotoShop

7.0

Perangkat lunak yang digunakan untuk membuat

dan mengedit gambar serta foto yang digunakan

mengeksekusi sistem dalam jaringan intranet. Web

(42)

sebagai bahasa program dan berfungsi sebagai

pengolah data pada server serta Database MySQL

5.0.18 untuk desain basis data dalam sistem

informasi. Web server yang digunakan adalah

Apache. 8. Browser Engine :

Internet Explorer

6.0 Mozilla Firefox

1.0.6 Opera 8.1

Perangkat lunak untuk implementasi dan

pengujian sistem.

9. FTP Perangkat lunak yang digunakan sebagai media

upload sistem ke internet.

3. PENGEMBANGAN SISTEM

Pembangunan sistem informasi budidaya tanaman dalam greenhouse ini

dilakukan dalam beberapa tahapan seperti dijelaskan oleh O’Brien (1999),

yaitu menggunakan System Development Life Cycle (SDLC) yang meliputi

tahapan penelitian masalah (investigasi sistem), analisis sistem, desain

sistem, implementasi sistem dan perawatan sistem. Tahapan SDLC disajikan

pada Gambar 2.

(43)

Gambar 2. Tahapan System Development Life Cycle (O’Brien, 1999).

3.1. Tahapan Investigasi Sistem

Investigasi sistem, dimaksudkan untuk melakukan kajian terhadap

permasalahan dan pengembangan yang akan dilakukan dalam sistem

yang dirancang.Hasil dari tahap investigasi adalah :

• Penetapan tujuan sistem, sasaran pengembangan dan konfigurasinya. • Penetapan kendala sistem.

• Penentuan kebutuhan informasi • Penentuan sumber-sumber informasi.

Setelah melakukan investigasi sistem, langkah selanjutnya adalah

melakukan studi kelayakan baik secara teknis, ekonomis dan operasional

untuk mengetahui sistem yang akan dikembangkan layak atau tidak

untuk diteruskan. Studi kelayakan dapat dilakukan oleh analis sistem

dengan melakukan penelitian pendahuluan yang tidak terlalu terinci

terhadap sistem yang lama dan yang diinginkan dari sistem baru.

Penilaian terhadap kelayakan teknis dengan mempertimbangkan

ketersediaan teknologi di masyarakat dan pengenalan masyarakat

(44)

terhadap media penyampaian informasi serta ketersediaan ahli yang

dapat mengoperasikannya.

Penilaian terhadap kelayakan ekonomi dengan mempertimbangkan

besarnya biaya yang diperlukan untuk mengembangkan sistem dan

manfaat yang diperoleh dari sistem dibandingkan dengan biaya

pengembangannya. Penilaian terhadap kelayakan operasional digunakan

untuk mengukur apakah sistem yang akan dikembangkan nantinya dapat

dioperasikan dengan baik, mudah digunakan dan diakses oleh pengguna.

3.2. Tahapan Analisis Sistem

Tahap ini bertujuan melakukan analisis terhadap informasi yang

dibutuhkan dengan pengkajian kebutuhan informasi secara detail dari

organisasi dan end user, kemampuan sistem yang akan dibangun untuk

mempertemukan kebutuhan pengguna dengan fungsi operasional sistem

yang akan dikembangkan dengan melakukan identifikasi kebutuhan dan

identifikasi fungsional. Pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan

sistem yang meliputi : • Output yang diinginkan

Output yang diinginkan dari sistem informasi budidaya tanaman

dalam greenhouse ditinjau dari pengguna sistem. Pengguna akan

memperoleh informasi tentang tanaman sayuran dan tanaman hias yang

dibudidayakan dalam greenhouse berdasarkan data-data yang diperoleh

dari sumber-sumber informasi. Selain itu pengguna juga akan

memperoleh informasi tentang alamat pengusaha tanaman, pakar,

pengusaha benih, eksportir, dan importir. • Data yang dibutuhkan

Data-data yang diperlukan dalam sistem informasi ini meliputi

data-data budidaya tanaman dan data-data lain yang mendukung.

(45)

dibutuhkan dalam sistem informasi ini yaitu data alamat pengusaha

tanaman, pakar, pengusaha benih, eksportir dan importir. • Keperluan perangkat keras

Perangkat lunak yang diperlukan untuk merancang dan

menjalankan sistem ini adalah Xampp-win32-1.5.12-installer dan

beberapa perangkat lunak lain. Perangkat keras yang digunakan adalah

komputer dengan minimal memory RAM 128 MB.

3.3. Tahapan Desain Sistem

Desain sistem merupakan proses perancangan program yang sesuai

dengan kebutuhan. Tujuan utama dari kegiatan desain sistem adalah

untuk memberikan gambaran tentang model sistem yang akan diterapkan

baik dari sisi input, proses maupun output sistem tersebut. Dengan

demikian dapat mempermudah proses implementasi.

Pada tahap ini dibuat rancangan program dan desain tampilan sistem

terlebih dahulu, kemudian dibuatkan programnya.. Rancangan ini

meliputi pembuatan database menggunakan MySQL dan rencana

tampilan (user interface). Tampilan sistem dibuat dalam bentuk deskripsi

(narrative), tabel dan grafik Sistem informasi yang dihasilkan diuji

apakah telah memenuhi kebutuhan atau tidak. Hasil pengujian ini

digunakan sebagai bahan untuk pengembangan sistem selanjutnya.

Pembuatan database dimaksudkan untuk perancangan desain input

yang digunakan untuk meng-update data sehingga data dapat diperbarui.

Data-data yang disimpan dalam database meliputi : data potensi, data

jenis tanaman, data hama dan penyakit tanaman, data informasi alamat

pengusaha benih sayuran, pengusaha greenhouse, pakar, dan data

pustaka. Data yang disimpan dalam database kemudian akan

dimanipulasi untuk ditampilkan pada halaman HTML di layar komputer

melalui internet.

3.4. Tahapan Implementasi Sistem

(46)

Tahapan selanjutnya adalah implementasi sistem yang dihasilkan kepada

pihak–pihak yang membutuhkan informasi tersebut. Implementasi sistem

yang dimaksud merupakan proses pembuatan program berdasarkan desain

sistem yang telah ditentukan. Beberapa aktifitas yang dilakukan dalam

implementasi sistem meliputi pengembangan program dan prosedur,

pengadaan perangkat keras, instalasi dan set up, dan pengujian sistem.

Selanjutnya sistem informasi ini diuji pada beberapa server internet agar

memungkinkan untuk pengguna dapat mengakses informasi tersebut melalui

internet. Penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap implementasi dan

pengujian dengan skala terbatas, sehingga tahap perawatan tidak dilakukan.

(47)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. INVESTIGASI SISTEM

Studi kelayakan akan menilai dari berbagai sisi, apakah sistem memang layak untuk diimplementasikan. Penilaian tersebut antara lain mencakup : 1.1.Kelayakan teknik

Ketersediaan informasi di bidang pertanian yang lengkap, akurat mudah diakses dan cepat tersedia menjadi penting bagi masyarakat yang membutuhkan informasi tersebut. Seiring dengan perkembangan teknologi, internet menjadi salah satu media penyampaian informasi yang cepat dan mudah diakses oleh masyarakat. Keberadaan teknologi internet ini sudah berkembang dan meluas di seluruh dunia. Masyarakat dengan mudah mendapatkan informasi, melakukan komunikasi dan melakukan interaksi melalui internet.

Sistem informasi budidaya tanaman dalam greenhouse, secara teknis layak untuk dikembangkan karena di bangun berbasis web dengan menggunakan teknologi komputer yang pada umumnya masyarakat telah mengetahui pengoperasian komputer dan pengenalan media internet. Saat ini sudah banyak orang-orang yang ahli dalam desain dan pengoperasian suatu sistem informasi.

1.2.Kelayakan Ekonomis

Pembangunan sistem informasi ini tidak memerlukan investasi peralatan yang mahal. Semua peralatan yang digunakan dapat diperoleh dengan mudah dan murah. Sistem ini dapat memberikan keuntungan riil secara ekonomis dimana biaya untuk mengakses internet tidak terlalu mahal dibandingkan dengan biaya penelusuran informasi secara langsung dan melalui pustaka.

(48)

Dengan biaya jasa internet yang murah dan terjangkau yaitu antara Rp 2.500–Rp 5.000, masyarakat akan dengan mudah memperoleh informasi yang dibutuhkan tanpa harus bersusah payah dan membutuhkan waktu yang lama mencari informasi ke suatu tempat menggunakan alat transportasi atau mendapatkan informasi dengan menelusuri pustaka, membeli buku, dan jurnal-jurnal pertanian yang tersebar di berbagai sumber informasi. Akses internet juga dapat dilakukan di rumah melalui komputer yang terhubung dengan telepon dan biaya Rp 165/menit. Selain itu, saat ini internet dapat diakses melalui telepon seluler yang terdapat fasilitas internet dengan biaya Rp 7-Rp 25 per kilobyte.

Sistem informasi ini bisa dikelola dan dikembangkan untuk tujuan pendidikan oleh instansi atau lembaga pertanian. Untuk itu diperlukan rincian biaya untuk membangun dan mengembangkan sistem informasi ini. Rincian biaya pembangunan sistem informasi budidaya tanaman dalam greenhouse dapat dilihat pada Lampiran 1.

1.3.Kelayakan Operasional

Studi kelayakan operasional mencakup beberapa permasalahan yang harus dipertimbangkan untuk menentukan layak atau tidaknya sistem dioperasikan. Secara operasional sistem informasi yang dibangun ini layak untuk diaplikasikan karena sistem informasi ini mempertimbangkan beberapa aspek-aspek antara lain :

• Kemudahan penggunaan jasa pelayanan internet oleh pengguna informasi dan operator yang dipilih.

• Sistem yang dikembangkan mudah diakses dan ditampilkan dalam bentuk halaman HTML di layar komputer yang terkoneksi ke internet.

• Sistem yang dikembangkan ini mudah untuk diperbaharui (update) dan mudah untuk dilakukan pemeliharaan (maintenance), bila komponen sistem informasi telah dipersiapkan dengan baik.

2. ANALISIS SISTEM

(49)

Kegiatan analisis sistem meliputi identifikasi kebutuhan dan fungsional, untuk mengetahui kebutuhan sistem yang mampu memberikan alternatif informasi yang berhubungan dengan budidaya tanaman dalam greenhouse. 2.1.Identifikasi Kebutuhan

Pakar, peneliti, mahasiswa, pengusaha greenhouse dan orang–orang yang ingin memulai melakukan usaha budidaya tanaman di dalam greenhouse membutuhkan sistem informasi alternatif pelengkap untuk

membantu memperoleh informasi budidaya tanaman di dalam greenhouse tanpa harus bersusah payah mendapatkan informasi tersebut.

Jenis informasi yang dibutuhkan untuk membangun sistem informasi ini terdiri dari :

2.1.1. Informasi Potensi

Informasi ini menyajikan data-data tentang potensi pasar, produksi, volume dan nilai ekspor dan impor.

2.1.2. Informasi Tanaman

Informasi ini menyajikan data-data tentang sejarah, jenis, kandungan senyawa, informasi pertumbuhan, hama dan penyakit tanaman.

2.1.3. Informasi Budidaya

Informasi ini menyajikan data-data tentang budidaya tanaman diantaranya sayuran daun : sawi, selada; sayuran buah : tomat, paprika; tanaman hias : anggrek dan krisan. Informasi budidaya meliputi persiapan sarana produksi, pengolahan media tanam, pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman, panen dan pasca panen.

2.1.4. Informasi Analisis biaya

Informasi ini menyajikan data-data tentang gambaran analisis biaya usaha budidaya tanaman di dalam greenhouse.

2.1.5. Informasi Greenhouse

(50)

Informasi ini menyajikan data-data tentang agroklimat dan desain greenhouse yang bisa dikembangkan di Indonesia.

2.1.6. Informasi Lainnya

Informasi ini menyajikan data-data tentang daftar alamat pengusaha greenhouse, pengusaha benih, eksportir, importir, pakar dan pustaka.

Pengguna informasi akan memperoleh data yang terbaru tentang data potensi, data jenis tanaman, data hama dan penyakit, dan data alamat perusahaan, pakar serta pustaka. Data-data pada informasi tersebut dapat di-update dengan menghapus, mengedit, dan menambah dengan data-data baru yang hanya dapat dilakukan oleh administrator.

2.2.Identifikasi Fungsional

Pengguna sistem informasi ini adalah pakar, peneliti, mahasiswa, pengusaha greenhouse dan orang–orang yang ingin memulai melakukan usaha budidaya tanaman di dalam greenhouse. Sistem yang ada dapat mempermudah proses pencarian informasi tanaman yang dibudidayakan di dalam greenhouse dan memperoleh informasi yang diinginkan.

Data-data yang dibutuhkan sebagai acuan pembangunan sistem informasi ini diperoleh dari referensi buku, hasil penelitian, data statistik, artikel, majalah, informasi dari pengusaha greenhouse, Balai penelitian, dan Pusat informasi pertanian.

Fungsi-fungsi yang dikembangkan dalam sistem informasi ini adalah fungsi log in, fungsi pemanggilan menu dan submenu, fungsi fungsi pengisian polling dan fungsi log out. Fungsi log in digunakan oleh administrator untuk menampilkan halaman admin dan melakukan update data. Fungsi pemanggilan menu dan submenu digunakan untuk menampilkan menu atau submenu yang dipilih. Fungsi pengisian polling digunakan dalam pengisian polling oleh pengguna. Fungsi log out digunakan oleh administrator untuk keluar dari halaman admin.

2.3. Produk Sistem Informasi yang Ada

(51)

Penyampaian informasi-informasi di bidang pertanian pada saat

Bentuk-bentuk media penyampaian informasi tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Produk-produk seperti buku, artikel, panduan pelatihan, jurnal penelitian, laporan survey pertanian, brosur dan sebagainya dapat dibawa dan digunakan di mana saja berada, dan tidak terganggu oleh kerusakan sistem. Media informasi dalam bentuk seminar dans pelatihan lebih efisien karena dilakukan dengan praktik langsung.

Kekurangan produk tersebut adalah informasi yang disajikan tidak dapat di-update, mudah hilang dan rusak karena faktor kekuatan, memerlukan biaya yang besar untuk mendapatkan informasi tersebut yang tersebar di beberapa tempat, dan tidak praktis jika harus dibawa dalam jumlah banyak.

3. DESAIN SISTEM

Tahapan selanjutnya adalah tahap mendesain sistem sehingga pengguna dapat dengan mudah mengakses informasi yang dibutuhkan. Dalam mendesain sistem diperlukan keahlian, kecermatan dan ketelitian dari seorang ahli desainer dan programmer agar menghasilkan desain sistem yang baik dan tujuan dari pembangunan sistem informasi ini tercapai yaitu memberikan suatu bentuk media penyampaian informasi yang akurat, cepat dan mudah diakses.

3.1. Deskripsi Sistem

Sistem informasi budidaya tanaman dalam greenhouse berbasis web ini adalah suatu bentuk media penyampaian informasi tentang budidaya tanaman dalam greenhouse. Pembangunan sistem ini bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai data-data beberapa tanaman yang

Gambar

Tabel 2. Perkembangan ekspor dan impor produk sayuran Indonesia tahun 1997-
Tabel 4. Alat yang digunakan dalam penelitian serta kegunaannya
Gambar 6. Tabel polling.
Gambar 8. Tabel guest.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem informasi berbasis web ini dibangun untuk dapat menampilkan informasi mengenai data produksi kelapa sawit, data luas areal tanaman perkebunan kelapa sawit dan

Berhasil diimplementasikan sebuah aplikasi sistem informasi berbasis web yang mampu menyajikan data spasial yang dapat memberikan data yang akurat yang di butuhkan oleh pihak-pihak

Pembuatan perancangan sistem informasi ini membahas tentang penerimaan karyawan berbasis web, perancangan sistem ini dibuat untuk mempermudah perusahaan dalam melakukan

1) Aplikasi sistem informasi klinik berbasis web sebagai solusi untuk mengelola data data klinik secara cepat dan mudah dibandingkan dengan manual sehingga lebih efisien

Adapun manfaat dari analisis perancangan sistem informasi budidaya ikan lele berbasis web dapat memudahkan pengguna dalam mengakses informasi yang berkaitan dengan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Sistem Informasi Rekam Medis Berbasis Web pada Klinik Sejahtera Ciracas, maka ditarik kesimpulan sebagai

Salah satu media informasi berbasis internet yang dapat dimanfaatkan adalah situs web yang manfaatnya dapat diakses oleh pengguna untuk mendapatkan dan memenuhi

Sistem informasi inventory berbasis web hanya dapat melakukan pencatatan dan pengolahan data barang, data stok, data barang masuk, data surat jalan, data pemasok, data pelanggan, data