• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Rumah Makan Dapoer Iboe di Pandeglang Banten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Rumah Makan Dapoer Iboe di Pandeglang Banten"

Copied!
203
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN

RUMAH MAKAN DAPOER IBOE

DI PANDEGLANG BANTEN

SKRIPSI

Lika Oktaviani H34070093

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

RINGKASAN

LIKA OKTAVIANI. Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Rumah Makan Dapoer Iboe di Pandeglang Banten. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan YANTI NURAENI MUFLIKH)

Membaiknya perekonomian daerah akan berdampak pada lingkungan usaha yang kondusif. Pergerakan ekonomi Provinsi Banten dapat diukur dengan beberapa indikator ekonomi salah satunya adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dapat menunjukkan dampak nilai tambah ekonomi terhadap masyarakat. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Provinsi Banten mengalami peningkatan pada lima tahun terakhir. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku dapat digunakan sebagai proxy bagi pendapatan perkapita.

Salah satu dampak dari adanya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Banten adalah dengan adanya perubahan gaya hidup. Hal ini terlihat dari cara masyarakat di Provinisi Banten dalam memenuhi kebutuhannya, salah satunya dalam hal pemenuhan kebutuhan akan makan. Pertambahan tingkat pendapatan tersebut menyebabkan masyarakat di Provinsi Banten tidak sekedar melakukan pemenuhan kebutuhan makan sebagai kebutuhan dasar saja, namun mereka mulai mementingkan kualitas dan variasi dari makanan yang ingin dikonsumsinya.

Salah satu daerah di Provinsi Banten yang mengalami fenomena akan perubahan gaya hidup dalam hal pemenuhan kebutuhan makan yaitu Kabupaten Pandeglang. Kondisi perubahan gaya hidup masyarakat di Kabupaten Pandeglang dipengaruhi pula oleh peningkatan jumlah penduduk Pandeglang yang bekerja. Terlebih lagi trend wanita bekerja di luar rumah terjadi di Kabupaten Pandeglang. Banyaknnya wanita yang bekerja di luar rumah telah menyebabkan pemenuhan makan lebih banyak dilakukan di luar rumah. Sehingga banyak masyarakat Kabupaten Pandeglang lebih memilih untuk makan diluar rumah atau memilih menggunakan jasa delivery. Hal tersebut mengakibatkan permintaan masyarakat terhadap jasa penyedia makanan meningkat. Sehingga usaha jasa penyedia makanan tumbuh dan berkembang pesat di Kabupaten Pandeglang. Selain itu, bertambahnya jumlah penduduk dan banyaknya obyek pariwisata yang tersedia di Kabupaten Pandeglang menjadikan perkembangan jumlah restoran dan rumah makan di Kabupaten Pandeglang cenderung mengalami peningkatan. Adanya peningkatan tersebut menyebabkan tingginya persaingan bisnis diantara sesama penyedia makanan di Kabupaten Pandeglang.

(3)

Dapoer Iboe, dalam operasionalnya pihak Rumah Makan Dapoer Iboe juga menerima banyak keluhan terhadap kecepatan pelayanan dan keramahan pelayanannya. Jika hal tersebut diabaikan, maka dikhawatirkan akan berdampak lebih buruk terhadap penjualan maupun nama baik rumah makan. Sehingga Rumah Makan Dapoer Iboe harus berusaha dapat memberikan kepuasan kepada konsumen dan pelanggannya melalui peningkatan kualitas produk dan pelayanan rumah makan.

Penelitian dilakasanakan di Rumah Makan Dapoer Iboe Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Maret hingga April 2011. Responden penelitian adalah konsumen Rumah Makan Dapoer Iboe sebanyak 100 responden. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif (descriptive analysis), Customer Satisfaction Index (CSI), Importance Performance Anlysis (IPA), dan Piramida loyalitas.

Indeks kepuasan konsumen yang diukur melalui analisis Costumer Satisfaction Index (CSI) sebesar 75 persen berada pada rentang kriteria puas. Sedangkan prioritas perbaikan atribut dilakukan dengan pendekatan diagram kartesius Importance Performance Analysis, dimana pada kuadran I terdapat tujuh atribut yang menjadi prioritas utama untuk diperbaiki yaitu kecepatan penyajian, kesigapan pramusaji, kecepatan transaksi, kesopanan dan keramahan pramusaji, kesigapan pihak restoran dalam merespon keluhan pelanggan, ukuran/porsi nasi timbel, dan kesesuain harga berbagai menu dengan kualitas yang dijanjikan. Atribut yang perlu dipertahankan adalah atribut yang berada pada kuadran II yaitu, kekhasan cita rasa masakan dan minuman khas sunda, kekhasan cita rasa masakan sunda pada menu utama nasi timbel, keragaman pilihan bumbu menu ikan utama pada nasi timbel (cobek, rujak, acar, goreng, bakar, pepes, asem manis), kehigienisan nasi timbel dan perlengkapan makan yang digunakan, kemudahan dalam menjangkau lokasi, kenyamanan Rumah Makan Dapoer Iboe, kebersihan ruang makan, ketersediaan dan kebersihan musholla, ketersediaan dan kebersihan toilet, dan ketersediaan fasilitas keamanan. Atribut lainnya yang perlu dipertimbangkan untuk diperbaiki (prioritas rendah) adalah harga berbagai menu yang disajikan, harga menu utama nasi timbel, tersedianya fasilitas wi-fi, ketersediaan papan nama, promosi dalam bentuk words of mouth, dan keindahan tampilan nasi timbel. Sedangkan atribut yang apabila perlu untuk dikurangi adalah kesegaran lalapan pada nasi timbel, tersedianya beragam menu pilihan makanan dan minuman khas sunda, tersedianya beragam menu pilihan makanan dan minuman bukan khas sunda, dan alternatif tempat duduk yang berada di dalam ruangan ataupun di luar ruangan yang disediakan Rumah Makan Dapoer Iboe (lesehan, tempat duduk dan meja yang terbuat dari kayu, tempat duduk dan meja yang terbuat dari plastik, tempat duduk dan meja yang terbuat dari rotan).

(4)

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN

RUMAH MAKAN DAPOER IBOE

DI PANDEGLANG BANTEN

LIKA OKTAVIANI H34070093

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Rumah Makan Dapoer Iboe di Pandeglang Banten

Nama : Lika Oktaviani NIM : H34070093

Menyetujui, Pembimbing

Yanti Nuraeni Muflikh, SP. M.Agribuss

NIP. 19800626 200501 2 004

Mengetahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP. 19580908 198403 1 002

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Rumah Makan Dapoer Iboe di Pandeglang Banten” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juni 2011

Lika Oktaviani

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Pandeglang pada tanggal 5 Oktober 1988 yang merupakan anak kelima dari pasangan Drs. H. Djadjat Mudjahidin MM dan Hj. Neneng Mulyani.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Pandeglang IV di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2001, pendidikan menengah pertama di SMPN 1 Pandeglang pada tahun 2004, dan pendidikan menengah atas diselesaikan di SMAN 1 Serang pada tahun 2007. Penulis diterima di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2007.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Rumah Makan Dapoer Iboe di Pandeglang Banten”. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah dan pemimpin terbaik bagi umat manusia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik umum dan menganalisis proses keputusan konsumen dalam melakukan pembelian di Rumah Makan Dapoer Iboe, menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut Rumah Makan Dapoer Iboe, dan menganalisis tingkat loyalitas konsumen terhadap Rumah Makan Dapoer Iboe

Skripsi ini diharapkan dapat berguna dan memberikan manfaat kepada semua pihak, baik mahasiswa, pengajar akademik, pihak Rumah Makan Dapoer Iboe, seluruh konsumen pada umumnya dan konsumen Rumah Makan Dapoer Iboe pada khususnya, dan pemerintah selaku pembuat kebijakan.

Bogor, Juni 2011

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang atas rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup penulis, terutama dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi tidak terlepas dari bantuan, motivasi, doa, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Orang tua tercinta, yang telah memberikan dukungan moral dan mendidik penulis agar selalu menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat.

2. Yanti Nuraeni Muflikh, SP. M.Agribuss selaku dosen pembimbing skripsi atas segala bimbingan, masukan, koreksi, dan bantuan selama pra, pelaksanaan, hingga setelah pelaksanaan skripsi ini.

3. Dr. Amzul Rifin, SP. MA selaku dosen penguji utama pada sidang penulis yang telah bersedia meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi.

4. Arief Karyadi, SP selaku dosen penguji departemen pada sidang penulis yang bersedia meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi.

5. Seluruh dosen Departemen Agribisnis yang telah banyak membantu penulis selama ini.

6. Ibu Ida dan Mba Dian selaku staf tata usaha yang telah banyak membantu penulis selama ini.

7. Bapak Cecep atas kesediaan meluangkan waktu untuk berdiskusi mengenai Rumah Makan Dapoer Iboe.

8. Seluruh karyawan Rumah Makan Dapoer Iboe yang telah membantu penulis pada saat pengambilan data.

9. Kakak-kakak tercinta H. Asep Mulya Hidayat, SP. MMA, Hj. Melani Fitria Ayuni, SE, Hj. Fathma Fitrasya, LC dan Rachmat Akbar Mudjahidin, SE atas dukungan dan perhatian kepada penulis selama penulis menyelesaikan skripsi. 10.Adik tersayang Ayattulah Mudjahidin atas dukungan dan perhatian kepada

(10)

11.Gita Triatmojo, SE atas dukungan, perhatian, bantuan, dan kebersamaan selama penulis menyelesaikan masa studi dan skripsi.

12.Teman-teman seperjuangan dan sepermainan di AGB 44 Citra, Sely, Risa, Alfi, Aci, Fia, Ana, Oma, Haqi, Agi, Tasya, Ica, Hata, Mas Adi, Randy, Oky, Bahril, Junasa dan lain-lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. 13.Teman-teman seperjuangan Gladikarya Agribisnis 2010 Ardie, Jihan, Okty,

dan Ambrose.

14.Teman-teman Agribisnis 45 Hera, Ayuning, Arin, Layra, Nuniek, Risty, Emil, Rendy, Edwin dan lain-lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. 15.Semua pihak yang telah bersedia membantu penulis semasa penulis

menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, Terimakasih banyak.

Bogor, Juni 2011

(11)

DAFTAR ISI

1.2Perumusan Masalah ……….………... 1.3Tujuan Penelitian …...……….………... 1.4Manfaat Penelitian ...……….………... 1.5Ruang Lingkup Penelitian ………..

1 2.1.1 Jenis Rumah Makan atau Restoran ……….. 2.1.2 Pengertian Pelayanan ………... 2.1.3 Cara Pelayanan di Restoran ………. 2.2DefinisiJasa .………...

2.2.1 Karakterisitik Jasa ……… 2.2.2 Klasifikasi Jasa ……… 2.3Penelitian Terdahulu ………...

13

3.1Kerangka Pemikiran Teoritis ………...…... 3.1.1 Definisi Konsumen ………... 3.1.2 Perilaku Konsumen ………... 3.1.3 Karakteristik Konsumen ………... 3.1.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) dalam Jasa ……. 3.1.5 Konsep Kepuasan Konsumen …………... 3.1.6 Konsep Loyalitas Konsumen …...…………...………. 3.2Kerangka Pemikiran Operasional …...………...

34

4.1Lokasi dan Waktu Penelitian ……...………. 4.2Metode Penentuan Sampel……….. 4.3Desain Penelitian ……….. 4.4Data dan Instrumentasi ………. .……... 4.5Identifikasi Atribut ………....

(12)

4.7Metode Pengolahan Data………... 4.7.1 Skala dan Rentang Skala ………... 4.7.2 Analisis Deskriptif ………... 4.7.3 Importance Performance Analysis (IPA) ………….... 4.7.4 Consumer Satisfaction Index (CSI) ………... 4.7.5 Analisis Tingkat Loyalitas ………... 4.8Definisi Operasional ……….

67

5.1Sejarah dan Perkembangan Rumah Makan Dapoer Iboe ……... 5.2Visi dan Misi Rumah Makan Dapoer Iboe …... 5.3Pembagian Kerja Karyawan Rumah Makan Dapoer Iboe …… 5.4Waktu Operasi Rumah Makan Dapoer Iboe ...………. 5.5Lokasi Rumah Makan Dapoer Iboe ….……… 5.6Bauran Pemasaran Rumah Makan Dapoer Iboe ……….. 5.6.1 Produk ………... 5.7Karakteristik Umum Konsumen ……… 5.7.1 Jenis Kelamin ………... 5.7.2 Alamat atau Domisili ……….

5.7.3 Usia ………

5.7.4 Tingkat Pendidikan ……… 5.7.5 Status Pernikahan ……….. 5.7.6 Pekerjaan ………... 5.7.7 Pendapatan atau Uang Saku ………..

VI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN

KONSUMEN ………...

6.1Pengenalan Kebutuhan ..……….. 6.1.1 Intensitas Makan di luar Rumah ……..……….. 6.1.2 Alasan atau Motivasi ………. 6.1.3 Manfaat Makan di luar ………... 6.1.4 Jenis Penyedia Jasa ……… 6.2Pencarian Informasi ………... 6.2.1 Sumber Informasi ……..……… 6.2.2 Fokus Perhatian dari Sumber Informasi …...………. 6.2.3 Bentuk Promosi ………... 6.2.4 Pengaruh Promosi ……..……… 6.3Evaluasi Alternatif ……….

(13)

6.3.2 Pertimbangan Awal Ketika akan Mengunjungi

Rumah Makan Tradisional Khas Sunda …...………. 6.3.3 Cita Rasa Makanan yang Menjadi Pilihan …………. 6.3.4 Pertimbangan Awal dalam Menentukan Lokasi

Rumah Makan ……… 6.3.5 Pertimbangan Konsumen dalam Memilih Rumah

Makan Dapoer Iboe ………... 6.4Keputusan Pembelian ……… 6.4.1 Sifat Memutuskan untuk Melakukan Kunjungan ….. 6.4.2 Sumber yang Mempengaruhi ………. 6.4.3 Frekuensi Kunjungan dalam Satu Bulan …………... 6.4.4 Hari Melakukan Kunjungan ………...…… 6.4.5 Waktu Melakukan Kunjungan ………... 6.4.6 Jumlah Rata-Rata Pengeluaran ……….. 6.5Pasca Pembelian (Hasil) ………

6.5.1 Perasaan Sesudah Menikmati Menu ……..………… 6.5.2 Minat untuk Berkunjung Kembali ………. 6.5.3 Reaksi Jika Harga Menu Produk Meningkat ……….

VII ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN

7.1 Indeks Kepuasan Konsumen ………. 7.2 Prioritas Perbaikan Atribut ……… 7.3 Analisis Loyalitas Konsumen ……… 7.3.1 Switcher Buyer ………... 7.3.2 Habitual Buyer ………. 7.3.3 Satisfied Buyer ……….. 7.3.4 Liking the Brand ………... 7.3.5 Committed Buyer ………..

VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI

ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN ………

8.1 Hubungan Hasil Analisis Karakteristik Umum dengan Analisis Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Konsumen Rumah Makan Dapoer Iboe ………... 8.2 Hubungan Hasil Kepuasan dan Loyalitas Konsumen dengan Karakteristik Umum dan Proses Keputusan Pembelian Konsumen ………..

(14)

IX KESIMPULAN DAN SARAN ………... 9.1 Kesimpulan ……….. 9.2 Saran ………

DAFTAR PUSTAKA ………...

LAMPIRAN ……….

152 152 154

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per Kapita

Atas Dasar Harga Berlaku Provinisi Banten (2005-2009) 1 2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten

Pandeglang (2005-2009) ... 2 3. Jumlah Penduduk Kabupaten Pandeglang (2005-2009) … 3

4. Jumlah Restoran dan Rumah Makan di Kabupaten

Pandeglang (2005-2010) ……… 4 5. Penelitian Terdahulu …...………... 25 6. Atribut Rumah Makan Dapoer Iboe Sebelum Uji

Pendahuluan ……….. 63 7.

8.

Atribut Rumah Makan Dapoer Iboe Setelah Uji

Pendahuluan ……….. Skor Penilaian Tingkat Kinerja dan Kepentingan ……….

66

Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index (CSI) ………. Sebaran Konsumen Berdasarkan Intensitas untuk Makan di Luar Rumah ……….……… Sebaran Konsumen Berdasarkan Motivasi/Alasan untuk Makan di Luar Rumah ………. Sebaran Konsumen Berdasarkan Manfaat Makan di Luar Rumah ………. Sebaran Jenis Penyedia Jasa Makanan untuk Memenuhi Kebutuhan Makan di Luar Rumah ………... Sebaran Konsumen Berdasarkan Sumber Informasi Utama ………... Sebaran Konsumen Berdasarkan Fokus Perhatian dari Sumber Informasi ………. Sebaran Konsumen Berdasarkan Bentuk Promosi ……...

(16)

17.

Sebaran Konsumen Berdasarkan Pengaruh Promosi dalam Melakukan Kunjungan ke Tempat Makan ……….. Sebaran Jenis Rumah Makan yang Paling Diminati untuk Dikunjungi ……… Sebaran Konsumen Berdasarkan Petimbangan Awal Ketika akan Mengunjungi Rumah Makan Tradisional Khas Sunda ……….. Sebaran Cita Rasa Makanan yang Menjadi Pilihan ……. Sebaran Konsumen Berdasarkan Pertimbangan Awal dalam Menentukan Lokasi Rumah Makan ………. Sebaran Konsumen Berdasarkan Pertimbangan

Konsumen dalam Memilih Rumah Makan Daper Iboe … Sebaran Konsumen Berdasarkan Sifat Memutuskan untuk Berkunjung ………... Sebaran Konsumen Berdasarkan Sumber yang

Mempengaruhi dalam Melakukan Kunjungan …………. Sebaran Konsumen Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ke Rumah Makan Dapoer Iboe dalam Satu Bulan ………… Sebaran Konsumen Berdasarkan Hari Berkunjung ke Rumah Makan Dapoer Iboe ……….. Sebaran Konsumen Berdasarkan Waktu Berkunjung ke Rumah Makan Dapoer Iboe ………. Sebaran Konsumen Berdasarkan Rata-Rata Pengeluaran Makan di Rumah Makan Dapoer Iboe ………. Sebaran Konsumen Berdasarkan Perasaan Sesudah

(17)

33. Nilai Rata-Rata Atribut Rumah Makan Dapoer Iboe Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja

(18)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1.

2.

Jumlah Penerimaan Rumah Makah Dapoer Iboe Januari 2009-Januari 2010 ………... Jumlah Penerimaan Rumah Makah Dapoer Iboe Januari 2009-Januari 2010 ………...

8

8 3. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen ……... 37 4.

Diagram Konsep Kepuasan Pelanggan ……… Piramida Loyalitas Merek ……….... Kerangka Pemikiran Operasional ……….… Diagram Kartesius Importance and Performance Analysis (IPA) ……….………... Diagram Kartesius Importance and Performance Analysis (IPA) Rumah Makan Dapoer Iboe ………... Piramida Loyalitas Rumah Makan Dapoer Iboe …..………

48

Piramida Loyaitas Konsumen Pelajar/Mahasiswa Rumah Makan Dapoer Iboe ………. Piramida Loyaitas Konsumen Rumah Makan Dapoer Iboe yang Memiliki Pekerjaan ……….

142

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuesioner Penelitian ………...………. 160 2.

3.

4.

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ………. Data Jasa Penyedia Makanan yang Jaraknya Berdekatan dengan Rumah Makan Dapoer Iboe ………. Dokumentasi ………

175

180 181  

 

(20)

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Membaiknya perekonomian daerah akan berdampak pada lingkungan

usaha yang kondusif. Pergerakan ekonomi Provinsi Banten dapat diukur dengan

beberapa indikator ekonomi salah satunya adalah Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) yang dapat menunjukkan dampak nilai tambah ekonomi terhadap

masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi masyarakat Banten ditandai dengan peningkatan

nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku selama enam tahun terakhir

dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,15 persen. Adapun peningkatan nilai

PDRB per kapita atas dasar harga berlaku di Provinsi Banten pada tahun 2005

sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Provinsi Banten (2005-2009)

Tahun PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rp) Pertumbuhan (%)

2005 9,372,525.00 11,65

2006 10,610,241.00 13,2

2007 11,407,775.00 7,52

2008 12,756,194.00 11,8

2009 13,600,226.00 6,62

Sumber : BPS Provinsi Banten (2010)

PDRB per kapita atas dasar harga berlaku penilaiannya didasarkan kepada

harga pada tahun berjalan. Sedangkan PDRB per kapita atas harga konstan

penilaiannya didasarkan kepada harga satu tahun dasar tertentu. PDRB per kapita

atas dasar harga berlaku dapat digunakan sebagai proxy bagi pendapatan perkapita. Hal ini didasari dengan asumsi pendapatan faktor produksi dan transfer

yang mengalir keluar sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang

masuk ke Provinsi Banten. Sehingga, PDRB perkapita atas dasar harga berlaku

dapat digunakan untuk melihat tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu dampak dari adanya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan

masyarakat di Provinsi Banten adalah dengan adanya perubahan gaya hidup. Hal

(21)

kebutuhannya, salah satunya dalam hal pemenuhan kebutuhan akan makan.

Pertambahan tingkat pendapatan tersebut menyebabkan masyarakat di Provinsi

Banten tidak sekedar melakukan pemenuhan kebutuhan makan sebagai

kebutuhan dasar saja, namun mereka mulai mementingkan kualitas dan variasi

dari makanan yang ingin dikonsumsinya.

Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu daerah di Provinsi Banten

yang mengalami fenomena akan perubahan gaya hidup dalam hal pemenuhan

kebutuhan makan. Kondisi perubahan gaya hidup masyarakat di Kabupaten

Pandeglang dipengaruhi pula oleh peningkatan jumlah penduduk Pandeglang

yang bekerja. Hal tersebut menjadikan aktivitas masyarakat Pandeglang lebih

banyak dilakukan di luar rumah, sehingga pemenuhan kebutuhan akan makanan

pun akan lebih banyak dilakukan di luar rumah.

Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja

laki-laki di Kabupaten Pandeglang cenderung fluktuatif, sedangkan tingkat

partisipasi angkatan kerja wanita di Kabupaten Pandeglang cenderung mangalami

peningkatan ditiap tahunnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa trend wanita bekerja di luar rumah terjadi di Kabupaten Pandeglang. Banyaknnya wanita yang

bekerja di luar rumah menambah jumlah masyarakat Kabupaten Pandeglang yang

memenuhi kebutuhan makannya di luar rumah. Sehingga banyak masyarakat

Kabupaten Pandeglang lebih memilih untuk makan diluar rumah atau memilih

menggunakan jasa delivery. Hal tersebut dipilih oleh banyak masyarakat Kabupaten Pandeglang karena lebih bersifat praktis, cepat, nyaman, dan dianggap

dapat memudahkan aktivitas.

Tabel 2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Pandeglang (2005-2009)

Tahun Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (%)

Laki-laki Wanita

2005 76,24 37,83

2006 74,64 39,44

2007 76,83 39,56

2008 74,32 41,06

2009 79,12 46,96

(22)

Sejalan pula dengan perubahan gaya hidup yang terjadi pada masyarakat

Kabupaten Pandeglang, jumlah penduduk Kabupaten Pandeglang pun mengalami

peningkatan selama lima tahun terakhir dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,9

persen (Tabel 3).

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kabupaten Pandeglang (2005-2009)

Tahun Jumlah Penduduk Pertumbuhan (%)

2005 1.106.788 0,53

2006 1.124.497 1,6

2007 1.130.514 0,59

2008 1.146.067 1,38

2009 1.149.064 0,26

Sumber : BPS Provinsi Banten (2010)

Perubahan gaya hidup dalam memenuhi kebutuhan makan yang

didukung oleh peningkatan jumlah penduduk memberikan dampak eksternalitas

terhadap peningkatan permintaan masyarakat Kabupaten Pandeglang akan

kebutuhan di luar kebutuhan dasar. Dalam hal ini adalah kebutuhan untuk

memperoleh fasilitas tempat makan yang lebih memberikan kualitas dan variasi

makanan. Tingginya permintaan masyarakat Kabupaten Pandeglang terhadap jasa

penyedia makanan mengakibatkan usaha penyedia makanan di Kabupaten

Pandeglang tumbuh dan berkembang pesat. Hal tersebut menyebabkan

banyaknya berbagai pilihan tempat penyedia makanan yang dapat menyediakan

makanan yang diinginkan oleh masyarakat. Tempat-tempat tersebut dipilih

karena selain dapat menyediakan makanan yang dapat memenuhi selera, juga

dapat menyediakan makanan yang bervariatif dengan kualitas yang baik, serta

dapat memberikan kenyamanan ketika mereka berkunjung atau menikmati

hidangan yang disajikan. Salah satu jasa penyedia makanan yang dapat

memenuhi hal tersebut adalah restoran/rumah makan.

Selain bertambahnya jumlah penduduk dan pergeseran gaya hidup yang

dialami masyarakat Kabupaten Pandeglang, banyaknya obyek pariwisata yang

tersedia di Kabupaten Pandeglang yang meliputi obyek pariwisata alam,

pariwisata agama (penjiarahan), dan tempat rekreasi di Kabupaten Pandeglang

(23)

Pandeglang cenderung mengalami peningkatan. Adanya peningkatan tersebut

menyebabkan tingginya persaingan bisnis diantara sesama penyedia makanan di

Kabupaten Pandeglang. Setiap restoran dan rumah makan akan berusaha

memberikan kualitas produk dan pelayanan terbaiknya agar mampu bersaing

dengan restoran dan rumah makan lain serta mampu bersaing dengan jasa

penyedia makanan yang ada di Kabupaten Pandeglang.

Data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pandeglang

menunjukkan bahwa terjadi kecenderungan peningkatan jumlah restoran dan

rumah makan di Kabupaten Pandeglang selama enam tahun terakhir. Hal ini

memperlihatkan bahwa pergeseran gaya hidup, pertambahan jumlah penduduk,

dan tersedianya tempat wisata di Kabupaten Pandeglang dapat meningkatkan

jumlah jasa penyedia makanan di Kabupaten Pandeglang, khususnya pada jumlah

rumah makan dan restoran. Perkembangan jumlah restoran dan rumah makan di

Kabupaten Pandeglang pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat

pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Restoran dan Rumah Makan di Kabupaten Pandeglang (2005- 2010)

Tahun Jumlah Restoran dan Rumah Makan

2005 68 2006 70 2007 73 2008 81 2009 84 2010 91

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayan dan Badan Pusat Statistik

Kabupaten Pandeglang (2010), diolah

Salah satu rumah makan yang berada pada persaingan antar bisnis

penyedia makanan di Kabupaten Pandeglang adalah Rumah Makan Dapoer Iboe

yang lokasinya berada di pusat kota Pandeglang. Rumah Makan Dapoer Iboe

merupakan rumah makan tradisonal khas Sunda yang mampu menyediakan

berbagai macam menu makanan dan minuman khas Sunda. Menu andalan dari

(24)

juga menyediakan berbagai macam menu makanan dan minuman non Sunda sebagai makanan dan minuman pendukung. Sebagai usaha yang berada pada

persaingan antar penyedia makanan di Kabupaten Pandeglang, Dapoer Iboe harus

dapat melihat kondisi pasar sehingga pihak manajemen Dapoer Iboe dituntut

untuk dapat menerapkan strategi agar mampu memenuhi apa yang konsumen

atau pelanggan inginkan. Hal ini dikarenakan konsumen berperan besar dalam

menentukan keberhasilan atau kesuksesan sebuah rumah makan.

Rumah makan dalam operasionalnya tidak hanya menawarkan produk

tetapi juga menawarkan jasa. Oleh sebab itu, mempertahankan dan meningkatkan

kualitas produk dan jasa dalam hal ini pelayanan merupakan syarat utama bagi

manajemen rumah makan untuk memenangkan persaingan. Jika produk dan jasa

yang ditawarkan rumah makan sesuai dengan harapan konsumen, maka

konsumen akan memperoleh kepuasan dan pada akhirnya akan loyal yang

diindikasikan dengan melakukan pembelian ulang di rumah makan tersebut. Oleh

karena itu dibutuhkan kajian mengenai tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen,

sehingga pihak rumah makan dapat menjaga dan meningkatkan kualitas produk

dan pelayanannya secara kontinu.

1.2 Perumusan Masalah

Rumah Makan Dapoer Iboe berdiri pada tahun 2008. Rumah Makan

Dapoer Iboe merupakan rumah makan tradisional khas Sunda yang memiliki

konsep baru yang belum pernah ada sebelumnya di Kabupaten Pandeglang,

sehingga konsep yang dimiliki Rumah Makan Dapoer Iboe dapat memberikan

warna baru pada rumah makan dan usaha penyedia makanan lain di Kabupaten

Pandeglang. Adapun konsep dari Rumah Makan Dapoer Iboe adalah konsep

rumah makan khas Sunda yang dikemas secara modern yang di desain seperti

rumah sendiri dan memiliki dua pilihan tempat yaitu indoor dan outdoor yang menyediakan berbagai alternatif tempat duduk pada konsumen, yaitu lesehan,

tempat duduk dan meja yang terbuat dari kayu, tempat duduk dan meja yang

terbuat dari rotan, dan tempat duduk dan meja yang terbuat dari plastik.

Terdapatnya taman yang cantik dan pemandangan langsung dari luar seperti

Alun-Alun Pandeglang yang dapat langsung terlihat dari Dapoer Iboe membuat

(25)

Pandeglang. Lokasi rumah makan ini sangat strategis, karena terletak di pusat

kota Pandeglang. Adapun denah lokasi Rumah Makan Dapoer Iboe tersaji pada

Lampiran 3.

Pada denah lokasi Rumah Makan Dapoer Iboe yang tersaji pada Lampiran

3 dapat terlihat bahwa Rumah Makan Dapoer Iboe berada di lokasi usaha yang

sangat strategis, karena terletak di pusat kota Pandeglang yang dekat dengan

Alun-Alun dan kantor pemerintahan Kabupaten Pandeglang yang merupakan

pusat keramaian di Kabupaten Pandeglang. Rumah Makan ini juga dilalui oleh

seluruh kendaraan yang berasal dari berbagai jurusan di Kabupaten Pandeglang,

hal tersebut dapat dilihat pada denah lokasi Rumah Makan Dapoer Iboe

(Lampiran 3) yaitu garis panah pada jalan yang selalu menuju jalan yang

melewati Rumah Makan Dapoer Iboe. Lokasi yang dekat dengan pusat

keramaian dan dapat dilalui oleh seluruh kendaraan dari berbagai jurusan di

Kabupaten Pandeglang menjadikan Rumah Makan Dapoer Iboe mudah untuk

dijangkau oleh konsumennya, baik oleh konsumen lama maupun konsumen

barunya.

Rumah Makan Dapoer Iboe juga telah menyediakan berbagai pilihan

menu makanan yang terdiri dari makanan tradisional khas Sunda sampai menu

makanan yang bukan berasal dari khas Sunda. Selain itu, Dapoer Iboe juga

menyediakan makanan-makanan kecil seperti aneka kue kering, aneka roti, aneka

keripik, dan aneka cemilan khas Kabupaten Pandeglang seperti keceprek yang

terdiri dari tiga varian rasa, yaitu rasa manis, asin, dan pedas yang dikemas secara

unik dan rapih. Dapoer Iboe juga telah bekerja sama dengan jasa kuliner lainnya

agar dapat menambah aneka ragam makanan dan minuman dengan cara

menyediakan stand-stand yang ditempatkan dikiri dan kanan Rumah Makan Dapoer Ibu. Hal ini dilakukan agar dapat lebih menarik konsumen untuk

berkunjung ke Dapoer Iboe. Fasilitas televisi, free wi-fi dan live music pun dapat dinikmati pengunjung Rumah Makan Dapoer Iboe.

Segmentasi dari Rumah Makan Dapoer Iboe adalah konsumen menengah

keatas yang terdiri dari keluarga yang mapan, pegawai kantoran/pekerja, dan

wisatawan. Rumah Makan Dapoer Iboe merupakan rumah makan tradisional

(26)

minuman tradisional khas Sunda sampai menu masakan dan minuman non tradisional khas Sunda sebagai menu pendukung dengan selalu berusaha

memberikan pelayanan yang memuaskan terhadap konsumen. Menu utama atau

menu andalan dari Rumah Makan Dapoer Iboe adalah Nasi Timbel, yaitu Nasi

Timbel yang memiliki kelengkapan dan keberagaman pilihan ikan utama yang

memiliki keanekaragaman pada bumbunya. Nasi Timbel Dapoer Iboe dilengkapi

dengan ikan asin spesifik yang biasa dikenal dengan nama ”ongong” yang jarang

ditemukan di menu Nasi Timbel dirumah makan lain, perkedel jagung, tahu,

tempe, abon, sambel, serta aneka ragam lalaban. Konsumen juga bebas memilih

tambahan ikan utama pada Nasi Timbel. Adapun beragam pilihan ikan utama

Nasi Timbel yang tersedia di Rumah Makan Dapoer Iboe terdiri dari ayam,

gepuk, ikan mas, ikan nila, ikan gurame yang memiliki beraneka macam bumbu

pilihan yang terdiri dari bumbu cobek, acar, rujak, goreng, bakar, asam manis dan

bumbu pepes. Rumah Makan Dapoer Iboe juga menyediakan menu Macaroni

Scotell dan Zuppa Soup yang sampai saat ini di wilayah pusat kota Pandeglang

hanya bisa didapatkan di Rumah Makan Dapoer Iboe, karena rumah makan lain

belum menyediakan kedua menu tersebut.

Rumah Makan Dapoer Iboe dalam operasionalnya menghadapi cukup

banyak pesaing, khususnya rumah makan-rumah makan yang berada pada lokasi

yang sama di pusat kota Pandeglang dan memiliki segmentasi dan target

konsumen yang sama seperti Dapoer Iboe. Banyaknya rumah makan yang berada

di pusat kota Pandeglang dan memiliki segmentasi dan target konsumen yang

sama seperti Dapoer Iboe, menyebabkan konsumen memiliki berbagai alternatif

pilihan tempat makan. Adapun rumah makan yang lokasinya berdekatan dan

memiliki segmentasi dan target konsumen yang sama dengan Rumah Makan

Dapoer Iboe dapat dilihat pada Lampiran 4.

Pada perkembangannya, jumlah penerimaan yang diperoleh Rumah

Makan Dapoer Iboe cenderung fluktuatif dan mengalami penurunan. Tren

penerimaan Rumah Makan Dapoer Iboe dari Januari tahun 2009 sampai dengan

(27)

Gambar 1. Jumlah Penerimaan Rumah Makan Dapoer Iboe Januari 2009-Januari 2010

Pada Gambar 1, dapat dilihat bahwa jumlah penerimaan yang diperoleh

Rumah Makan Dapoer Iboe cenderung fluktuatif. Penerimaan terbesar diperoleh

Dapoer Iboe pada bulan Desember yaitu sebesar Rp 298.596.000, sedangkan

penerimaan terkecil diperoleh Dapoer Iboe pada bulan Juni yaitu sebesar Rp

205.750.000. Begitu juga dengan penerimaan Rumah Makan Dapoer Iboe pada

bulan Januari 2010 sampai dengan Januari 2011 cenderung fluktuatif dan

mengalami penurunan. Tren penerimaan Rumah Makan Dapoer Iboe dari Januari

tahun 2010 sampai dengan Januari tahun 2011 dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Jumlah Penerimaan Rumah Makan Dapoer Iboe Januari 2010-Januari 2011

Sama halnya dengan penerimaan Rumah Makan Dapoer Iboe pada bulan

Januari 2009 sampai dengan Januari 2010, Penerimaan Rumah Makan Dapoer

Iboe pada bulan Januari 2010 sampai dengan Januari 2011 pun cenderung

fluktuatif. Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa selain cenderung fluktuatif, jumlah

0 50,000,000 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000 300,000,000 350,000,000

Penerimaan Target

0 50,000,000 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000 300,000,000 350,000,000

(28)

2011 telah mengalami penurunan. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah

penjualan Rumah Makan Dapoer Ibu pada bulan Oktober 2010 sampai Januari

2011 telah mengalami penurunan yang mengindikasikan bahwa konsumen yang

berkunjung ke Rumah Makan Dapoer Iboe telah mengalami penurunan secara

berturut-turut dari bulan Oktober 2010 sampai Januari 2011.

Penerimaan Rumah Makan Dapoer Iboe yang cenderung fluktuatif dan

mengalami penurunan berdampak pada pendapatan yang diperoleh Rumah

Makan Dapoer Iboe. Penerimaan yang cendrung fluktuatif dan menurun tersebut

akan menyebabkan pendapatan yang diperoleh Rumah Makan Dapoer Iboe

mengalami naik turun. Naik turunnya pendapatan tersebut merupakan salah satu

indikator belum tercapainya kepuasan konsumen sepenuhnya. Karena

penerimaan yang fluktuatif dan menurun mengindikasikan jumlah konsumen

yang berkunjung ke Rumah Makan Dapoer Iboe juga fluktuatif dan mengalami

penurunan. Jumlah pengunjung yang cenderung fluktuatif dan mengalami

penurunan membuat target penjualan Rumah Makan Dapoer Iboe belum tercapai.

Adapun target penjualan dari Rumah Makan Dapoer Iboe terlihat pada Gambar 1

dan 2 yang ditunjukkan oleh garis biru. Atau apabila ditargetkan pada jumlah

pengunjung yang datang, Rumah Makan Dapoer Iboe telah menargetkan 200

pengunjung dalam satu hari nya. Target tersebut sudah didukung oleh jumlah

kursi, pekerja, dan fasilitas yang sudah disediakan oleh Rumah Makan Dapoer

Iboe. Namun sampai saat ini pengunjung yang datang cenderung fluktuatif dan

belum mencapai target yang diharapkan yaitu rata-rata dalam satu hari hanya

mencapai 100-150 pengunjung.

Menurut pihak manajemen Dapoer Iboe, dalam operasionalnya pihak

Rumah Makan Dapoer Iboe juga menerima banyak keluhan terhadap kecepatan

pelayanan dan keramahan pelayanannya. Jika hal tersebut diabaikan, maka

dikhawatirkan akan berdampak lebih buruk terhadap penjualan maupun nama

baik rumah makan. Sehingga Rumah Makan Dapoer Iboe harus berusaha dapat

memberikan kepuasan kepada konsumen dan pelanggannya melalui peningkatan

kualitas produk dan pelayanan rumah makan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, Rumah Makan Dapoer Iboe

(29)

Dapoer Iboe dapat memberikan kualitas produk dan pelayanan yang lebih baik

sehingga konsumen dapat merasa nyaman berada di Rumah Makan Dapoer Iboe

dan tidak beralih ke rumah makan atau jasa penyedia makanan lain yang

merupakan pesaing dari Rumah Makan Dapoer Iboe tersebut. Hal ini dilakukan

agar penjualan Rumah Makan Dapoer Iboe mengalami peningkatan sehingga

akan meningkatkan penerimaan dari Rumah Makan Dapoer Iboe dan target

penjualan dari Rumah Makan Dapoer Iboe dapat tercapai. Riset mengenai

perilaku konsumen penting untuk dilakukan mengingat sejauh ini riset mengenai

perilaku konsumen belum pernah dilakukan di Rumah Makan Dapoer Iboe,

sehingga belum diketahui sejauh mana penilaian konsumen terhadap Rumah

Makan Dapoer Iboe. Oleh karena itu, penilaian ini memfokuskan pada bagaimana

karakteristik umum dan proses keputusan pembelian konsumen di Rumah Makan

Dapoer Iboe, bagaimana tingkat kepuasan konsumen Rumah Makan Dapoer

Iboe, bagaimana tingkat loyalitas konsumen terhadap Rumah Makan Dapoer Iboe

saat ini. Semua hal tersebut bertujuan agar konsumen mencapai kepuasan

maksimal yang pada akhirnya berdampak positif untuk pihak Rumah Makan

Dapoer Iboe.

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah penelitian ini antara

lain :

1. Bagaimana karakteristik umum konsumen Rumah Makan Dapoer Iboe

dan proses keputusan konsumen dalam melakukan pembelian di Rumah

Makan Dapoer Iboe?

2. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut Rumah Makan

Dapoer Iboe?

3. Bagaimana tingkat loyalitas konsumen terhadap Rumah Makan Dapoer

Iboe?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Mengidentifikasi karakteristik umum konsumen dan menganalisis proses

keputusan konsumen dalam melakukan pembelian di Rumah Makan

(30)

2. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut Rumah Makan

Dapoer Iboe

3. Menganalisis tingkat loyalitas konsumen terhadap Rumah Makan Dapoer

Iboe

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi :

1. Pihak Rumah Makan Dapoer Iboe sebagai salah satu bahan pertimbangan

pengambilan keputusan rumah makan dalam upaya meningkatkan mutu

produk dan pelayanan agar dapat bersaing dengan rumah makan sejenis

lainnya.

2. Peneliti, merupakan pengalaman, informasi dan wawasan baru yang

berharga sekaligus sebagai wadah latihan dalam menerapkan ilmu yang

diperoleh selama kuliah

3. Kalangan akademisi, sebagai referensi atau sumber informasi dan

tambahan perbendaharaan pengetahuan untuk penelitian lebih lanjut

mengenai industri penyedia jasa makanan terutama rumah makan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

1. Penelitian ini dibatasi hanya pada analisis mengenai perilaku konsumen

yang meliputi karakteristik umum konsumen dan tahapan keputusan

konsumen dalam melakukan pembelian di Rumah Makan Dapoer Iboe,

tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut Rumah Makan Dapoer Iboe,

dan tingkat loyalitas konsumen terhadap Rumah Makan Dapoer Iboe.

2 Responden adalah pengunjung Rumah Makan Dapoer Iboe dengan

karakteristik yang beragam sehingga penilaian kepuasan dapat bervariasi

dan diharapkan dapat mendekati kondisi sebenarnya.

3 Konsumen yang dijadikan sebagai responden merupakan konsumen

dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang telah memenuhi

persyaratan yang telah ditentukan oleh peneliti.

4 Penetapan atribut Rumah Makan Dapoer Iboe dilakukan berdasarkan

(31)

5 Bauran pemasaran produk lebih menekankan kepada produk Nasi Timbel

yang merupakan menu utama/menu andalan dari Rumah Makan Dapoer

Iboe.

6 Penelitian ini tidak mengkaji hubungan langsung antara kepuasan dan

loyalitas konsumen secara mendalam. Keterbatasan alat analisis yang

dikuasi menyebabkan analisis loyalitas dilakukan secara deskriptif.

7 Hasil perhitungan tidak dapat memperlihatkan perbandingan antara

(32)

II TINJAUAN

PUSTAKA

2.1 Konsep Rumah Makan

Rumah makan adalah istilah umum untuk menyebut usaha gastronomi

yang menyajikan hidangan kepada masyarakat dan menyediakan tempat untuk

dinikmati hidangan itu serta menetapkan tarif tertentu untuk makanan dan

pelayanannya. Walaupun umumnya rumah makan menyajikan makanan di

tempat, tetapi ada juga rumah makan yang menyediakan layanan take-of dining

dan delivery service untuk melayani konsumennya. Keberadaan Rumah Makan

mulai dikenal sejak abad ke-9 di daerah Timur Tengah sebelum muncul di Cina.

Dalam dunia Islam di abad pertengahan, terdapat “rumah makan dimana seorang

dapat membeli seluruh jenis makanan yang disediakan”. Rumah makan seperti

ini disebutkan oleh Al-Muqaddasih seorang ahli geografi kelahiran tahun 945

masehi yang tinggal di timur tengah pada akhir abad ke 10.1

Rumah makan adalah tempat makan yang mana semua sajiannya sudah

dimasak terlebih dahulu meskipun konsumen belum melakukan pemesanan,

contohnya adalah rumah makan padang. Sedangkan restoran adalah tempat

makan dimana menu baru dimasak ketika konsumen melakukan pemesanan.

Akan tetapi rumah makan di Indonesia pada umumnya disebut juga sebagai

restoran. Restoran merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Perancis

yang diadaptasi oleh bahasa Inggris yaitu restaurant yang berasal dari kata “restaurer” yang berarti “memulihkan”. 2

Menurut SK menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No. KM

73/PW.105/MPPT-85 menjelaskan bahwa rumah makan adalah setiap tempat

usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan hidangan dan

minuman untuk umum. Setiap rumah makan harus memiliki seseorang yang

bertindak sebagai pemimpin rumah makan yang sehari-hari mengelola dan

bertanggung jawab atas pengusahaan rumah makan tersebut.

       1 

Definisi dan Sejarah Rumah Makan

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Rumah_makan [25 Mei 2011]

2 

Perbedaan Rumah Makan dan Restoran.

http://www.trijayafmplg.net/program/healthy-center/2010/01/restoran-dan-rumah-makan-berbeda

(33)

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang persyaratan higienis sanitasi restoran

menyatakan bahwa restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang

bertempat disebagian atau seluruh bangunan yang permanen dilengkapi dengan

peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian,

dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1990,

karateristik restoran adalah :

1. Usaha restoran dapat berbentuk Badan Usaha atau Badan Perorangan (Pasal 2

Ayat 1)

2. Usaha restoran terbuka bagi modal asing (Pasal 2 Ayat 2)

3. Pengusaha restoran meliputi penyediaan jasa pelayanan makan dan minum

kepada tamu restoran sebagai usaha pokok serta jasa hiburan di dalam

bangunan restoran sebagai penunjang yang tidak terpisah dari usaha

pokoknya (Pasal 2 Ayat 3)

Karakteristik produk yang dijual restoran adalah produk yang siap hidang,

bukan lagi bahan mentah. Dalam restoran juga terjadi proses produksi dari bahan

mentah untuk diolah menjadi makanan dan minuman siap saji. Sedangkan dilihat

dari tempatnya, usaha restoran bukan usaha yang berpindah-pindah (nomaden),

namun sudah menetap di suatu tempat sehingga bisa memberikan pelayanan

kepada pengunjung. Restoran juga bisa dilihat sebagai bentuk usaha yang sudah

menggunakan prinsip-prinsip manajemen dalam mengelola usaha yang

dijalankan.

Dari beberapa definisi rumah makan di atas, Rumah Makan Dapoer Iboe

merupakan usaha rumah makan milik perorangan dimana menu baru dimasak

ketika konsumen melakukan pemesanan terlebih dahulu. Rumah Makan Dapoer

Iboe juga memiliki fasilitas delivery service untuk melayani konsumennya.

2.1.1 Jenis Rumah Makan atau Restoran

Berikut ini macam-macam usaha rumah makan atau restoran, diantaranya

adalah:3

       3 

(34)

a. Rumah Makan Sunda

Rumah makan ini adalah rumah makan tradisional khas Jawa Barat yang

hanya menjual makanan atau masakan Sunda atau Jawa Barat saja.

b. Rumah Makan Padang

Rumah makan ini adalah rumah makan tradisional khas Padang yang hanya

menjual makanan atau masakan Padang saja.

c. Rumah Makan Tegal (Warteg)

Rumah makan ini adalah rumah makan tradisional yang menjual berbagai

jenis makanan. Walaupun rumah makan ini dinamakan rumah makan tegal,

namun yang dijual bukanlah makanan khas Tegal, tetapi berbagai masakan

dari daerah lain.

d. Rumah Makan Betawi

Rumah makan ini adalah rumah makan tradisional khas Betawi yang hanya

menjual makanan atau masakan Betawi saja.

e. Main Dining room

Jenis restoran yang serba mewah, mulai dari makanan yang disajikan, bentuk

bangunan restoran sampai kepada pelayannya juga berpenampilan eksklusif,

main dining room terdapat di hotel-hotel bintang lima, para tamu di haruskan

menggunakan pakaian formal dan acara makannya bisa berlangsung

berjam-jam. Menu yang disajikan terdiri dari makanan pembuka, soup, makanan utama kemudian ditutup dengan makanan penutup. Selang waktu antara

makanan pembuka dan soup ditentukan oleh berapa cepatnya tamu

mengunyah.

f. Cafetaria

Jenis restoran ini hampir mirip dengan coffe shop, yaitu pelayanan yang di berikan tidak terlalu formal dan makanananya juga tidak terlalu lengkap.

g. Rumah panggang

Restoran ini adalah restoran yang menjual makanan khusus dipanggang,

seperti ayam panggang, kambing panggang, sapi panggang, dan lain-lain.

(35)

Makanan yang di sajikan biasanya makanan tidak fresh, hanya dipanaskan sebentar langsung di sajikan, jenis makanan tidak terlalu banyak, hanya

terdiri dari kentang, ayam, burger, dan minumannya hanya soft drink. i. Kedai Kopi

Jenis restoran ini sesuai dengan namanya adalah restoran yang mejadikan

kopi sebagai menu utamanya. Kopi-kopi yang ditawarkan juga begitu

bervariasi membuat siapa pun para pecinta kopi akan kembali untuk

berkunjung ke kedai kopi ini.

Adapun sepuluh jenis restoran orisinil yang berkembang saat ini menurut

Tourisna (2000), yaitu :

1. Family Conventional

Restoran jenis ini merupakan restoran tradisi keluarga yang biasanya

menawarkan pelayanan dan dekorasi yang sederhana. Restoran ini

mementingkan masakan yang enak, suasana dan harga yang bersahabat.

2. Fast Food

Menu yang disajikan telah siap atau segera tersedia, terbatas dalam jenis,

ruangan dengan dekorasi warna-warni utama dan tenang. Harga yang

ditawarkan relatif tidak mahal serta mengutamakan banyak pelanggan.

Restoran jenis ini erat kaitannya dengan eat-in dan take-out.

3. Speciality Restaurant

Restoran ini biasanya terletak jauh dari keramaian, namun menyajikan

masakan khas yang menarik perhatian dan berkualitas. Umumnya

ditunjukkan kepada turis atau orang-orang yang ingin mentraktir teman atau

keluarga dalam suasana yang khas.

4. Cafetaria

Biasanya terletak di dalam perkantoran, pusat perbelanjaan, sekolah, atau

pabrik-pabrik. Cafetaria menyajikan menu terbatas seperti disajikan di rumah, berganti-ganti tiap hari, dan harga ekonomis.

5. Coffe Shop

Ditandai dengan pelayanan makanan secara tepat dan pergantian tempat

(36)

perkantoran atau pusat perbelanjaan dengan traffic pejalan yang tinggi. Hal ini berguna untuk menarik perhatian pengunjung untuk makan siang atau

coffe break.

6. Gourmet

Merupakan restoran berkelas, dengan suasana yang nyaman dengan dekorasi

yang bersifat artistik. Ditujukkan bagi mereka yang menuntut standar

penyajian yang tinggi dan bergengsi.

7. Etnic

Menyajikan makanan daerah tertentu yang spesifik. Dekorasi disesuaikan

dengan etnik yang bersangkutan, bahkan pakaian seragam pekerjaannya

kadang bernuansa etnik.

8. Snack Bar

Ruangan umumnya lebih kecil, cukup untuk melayani orang-orang yang

menginginkan makanan kecil atau jajan. Dapat memperoleh volume

penjualan yang baik, karena waktu yang ditawarkan ditambahkan dengan

pesanan take-out.

9. Buffet

Biasanya berupa swalayan, namun untuk produk minuman wine, liquor dan beer dapat dilayani dengan khusus. Ciri utama buffet adalah berlakunya satu harga untuk makan sepuasnya apa yang disajikan pada buffet. Peragaan dan

display makakan sangat memegang peranan disini, sebab langsung

mempengaruhi penjualan makan tersebut.

10. Drive In or Drive Thru or Parking

Para pembeli disisni yang menggunakan mobil tidak perlu keluar dari

kendaraannya. Pesanan diantar hingga ke mobil untuk eat-in (sementara parkir) atau take-away dan jenis makanan dikemas secara praktis.

2.1.2 Pengertian Pelayanan

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam

interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik,

dan menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. sedangkan

(37)

seseorang. Menurut Kasmir (2004) pelayanan diberikan sebagai tindakan atau

perbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada

pelanggan. Pelayanan tersebut dapat dilakukan secara langsung atau tidak

langsung. Pelayanan secara langsung yaitu karyawan langsung berhadapan

dengan pelanggan atau menempatkan sesuatu dimana pelanggan sudah tahu

tempatnya. Sedangkan pelayanan tidak langsung yaitu pelayanan yang tidak

langsung diberikan oleh karyawan, misalnya seperti pelayan yang diberikan oleh

mesin. Pelayanan adalah tindakan yang dilakukan guna memenuhi keinginan

pelanggan akan sesuatu produk atau jasa yang mereka butuhkan.

2.1.3 Cara Pelayanan di Restoran

Terkait sistematika pelayanan di sebuah restoran, sistematika pelayanan

tersebut dapat dibedakan dalam empat kategori penyajian (Arief 2005), yaitu:

1. Table Service

Table service adalah sebuah sistem penyajian makanan di atas meja. Dalam

hal ini makanan dan minuman disjikan waiter/waiteress. Table service dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu :

a. American service

Sistem pelayanan yang bersifat sederhana, tidak resmi serta cepat.

Umumnya dalam pemorsian makanan dilakukan di dapur, jenis

pelayanan ini disebut juga dengan ready plate service atau quick service. Penggunaannya diterapkan di coffeshop, cafeteria, dan sebagainya.

b. English Service

English service atau family style service adalah sistem pelayanan dimana

makanan datang dari dapur, diletakan di atas platter yang besar dan dioperasikan dari tamu yang satu ke tamu yang lainnya, atau platter itu di letakkan ditengah-tengah meja dan tamu mengambil sendiri makanan

tersebut.

c. Rusian Service

Cara pelayanan ini dinamakan dengan cara Russia dan disebut juga

dengan platter service atau servis ala Russia. Ciri-ciri pelayanan ini adalah dengan menggunakan platter (lodor) dan makanan yang dibawa

(38)

sepasang sendok dan garpu servise yang disebut dengan clamp. Pramusaji yang melaksanakannya harus mahir dan terampil dalam

menggunakan cara pelayanan ini. Cara pelayanan ini kita dapatkan pada

restoran utama, seperti Grill Room, Dining Room, Supper Restaurant dan jamuan-jamuan yang bersifat resmi.

d. French Service

Nama lain dari French Service ini adalah Guerdion Service atau Silver

Service yang bersifat resmi. Ciri-ciri pelayanan ini adalah dilakukan oleh

dua orang pramusaji yang bertugas sebagai Chef de Rang (captain) dan

Commis de Rang (waiter) serta menggunakan alat bantu, yakni guerdion

dan meja/kereta dorong.

2. Counter Service

Counter Service merupakan suatu pelayanan, dimana tamu yang datang

langsung duduk di counter. Apabila makanan dan minuman yang dipesannya sudah siap maka akan disajikan kepada tamu tersebut di atas counter.

Counter adalah meja panjang yang membatasai ruangan restoran dengan

ruang dapur.

3. Tray Service, yaitu pelayanan makanan dan minuman yang menggunakan

nampan atau baki. Pelayanan ini juga merupakan service informal dimana sering dijumpai pada airline. hospital, cafeteria, dan sebagainya.

4. Self Service

Self Service dapat disebut juga dengan Buffet Service, yaitu suatu sistem

pelayanan yang diberikan kepada tamu-tamunya yang dapat mengambil

langsung makanan yang diinginkannya yang telah tersedia di di meja buffet, sedangkan untuk minuman panas biasanya disajikan oleh pelayan atau

pramusaji.

Berdasarkan cara penyajian makanan, Rumah Makan Dapoer Iboe dapat

digolongkan kedalam pelayanan table service, dimana pemorsian makanan dilakukan didapur dan disajikan diatas meja oleh waiter atau waitress.

2.2 Definisi Jasa

Jasa menurut Kotler (1994), adalah setiap tindakan atau perbuatan yang

(39)

intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Jasa

merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual

(Tjiptono 1996). Jasa adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan dan

memberikan manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai

hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas

nama penerima jasa tersebut (Lovelock dan Lauren 2005).

Rangkuti (2006) mendefinisikan jasa sebagai pemberian suatu kinerja

atau tindakan tak kasat mata dari suatu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya

jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, dimana interaksi antara

pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut.

Berdasarkan beberapa definisi mengenai jasa tersebut, dapat disimpulkan

bahwa jasa merupakan aktivitas dan pelayanan yang bersifat tak teraba yang

ditawarkan untuk dijual, diantaranaya rumah makan yaitu jasa seperti pelayanan

kepada pelanggan dalam melayani pelanggan dengan ramah dan penuh sopan

santun. Pelayanan tersebut adalah tidak dapat diraba namun dapat dirasakan oleh

pelanggannya.

2.2.1 Karakteristik Jasa

Menurut Tjiptono (1996), ada empat karakteristik pokok pada jasa yang

membedakannya dengan barang. Keempat karakteristik tersebut meliputi :

a. Intangibility

Jasa berbeda dengan barang. Jika barang merupakan suatu objek, alat,

atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, kinerja (performance), atau usaha. Bila barang dapat dimiliki, maka jasa hanya dapat dikonsumsi tetapi

tidak dapat dimiliki. Meskipun sebagian besar jasa dapat berkaitan dan

didukung oleh produk fisik misalnya mobil dalam transportasi, esensi dari

apa yang dibeli pelanggan adalah performance yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain.

Jasa bersifat intangible, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium, atau didengar sebelum dibeli. Seseorang tidak dapat menilai hasil

jasa sebelum menikmatinya sendiri. Bila pelanggan membeli jasa, maka ia

(40)

tersebut tidak lantas memiliki jasa yang dibelinya. Oleh karena itu untuk

mengurangi ketidakpastian, para pelanggan memperhatikan tanda-tanda atau

bukti kualitas jasa dengan cara menyimpulkan kualitas jasa dari tempat

(place) orang (people), peralatan (equipment), bahan-bahan komunikasi

(communication materials), simbol, dan harga yang mereka amati.

Kesimpulan yang diambil para pelanggan akan banyak dipengaruhi oleh

atribut-atribut yang digunakan perusahaan jasa, baik atribut yang bersifat

objektif dan dapat dikuantitatifkan maupun atribut yang sangat subyektif dan

bersifat perseptual.

b. Inseparability

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi.

Sedangkan jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi

dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan

pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. Keduanya

mempengaruhi hasil (outcome) dari jasa tersebut. Dalam hubungan penyedia jasa dan pelanggan ini, efektifitas individu yang menyampaikan jasa

(contact-personnel) merupakan unsur penting. Dengan demikian, kunci

keberhasilan bisnis jasa ada pada proses rekruitmen, kompensasi, pelatihan,

dan pengembangan karyawannya. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya

adalah pemberian perhatian khusus pada tingkat partisipasi/keterlibatan

pelanggan dalam proses jasa (misalnya aktivitas dan peran serta

pelajar/mahasiswa dalam pendidikan disekolah/PT). Demikian pula halnya

dengan fasilitas pendukung jasa sangat perlu diperhatiakan, misalnya ruang

kuliah yang nyaman, tersedianya OHP, fasilitas komputer, book store, mesin foto copy, CD ROM, dan sebagainya. Pemilihan lokasi yang tepat, dalam

artian dekat dan mudah dicapai pelanggan juga perlu dipertimbangkan. Hal

ini berlaku untuk jasa, dimana pelanggan yang mendatangi penyedia jasa

(misalnya museum dan bioskop), maupun sebaliknya penyedia jasa yang

mendatangi pelanggan (jasa pengiriman mobil,ambulans pada rumah sakit).

c. Variability

(41)

kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Pada industri jasa yang bersifat

people-based, komponen manusia yang terlibat jauh lebih banyak daripada

jasa yang bersifat equipment-based. Implikasinya adalah bahwa hasil

(outcome) dari operasi jasa yang bersifat people-based cenderung kurang

terstandarisasi dan seragam dibandingkan hasil dari jasa yang bersifat

equipment-based maupun operasi manufaktur. Para pembeli jasa sangat

peduli terhadap variabilitas yang tinggi ini dan seringkali mereka meminta

pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk memilih penyedia jasa.

d. Perishability

Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.

Kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau jam tertentu

tanpa pasien di tempat praktik dokter gigi akan berlalu hilang begitu saja

karena tidak dapat disimpan. Dengan demikian bila suatu jasa tidak

digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja.

Beberapa karakteristik yang lebih rinci yang membedakan produk jasa

dengan barang (Lovelock dan Lauren 2005) :

1. Pelanggan tidak memiliki kepemilikan, dalam kenyataan pelanggan biasanya

mendapatkan nilai dari jasa tanpa memperoleh kepemilikan permanen atas

elemen-elemen yang dapat diraba.

2. Produk jasa sebagai kinerja yang tidak berwujud, walaupun sering melihat

elemen yang berwujud, seperti kursi di pesawat terbang, makanan, atau

barang yang diperbaiki, kinerja jasa sendiri tidak berwujud (intangible) 3. Keterlibatan pelanggan dalam proses produksi, penyediaan jasa melibatkan

penggabungan dan penyampaian output dari perpaduan fasilitas fisik dan

tenaga kerja fisik atau mental. Sering pelanggan terlibat aktif dalam

menciptakan produk jasa baik dengan melayani diri sendiri (seperti

menggunakan mesin cuci atau mengambil uang di ATM) atau melalui

kerjasama dengan petugas jasa seperti di salon, hotel, sekolah, rumah sakit,

dan lain-lain.

4. Orang sebagai bagian dari produk, dalam jasa kontak tinggi dimana

pelanggan tidak hanya berhubungan dengan petugas jasa tetapi juga

(42)

5. Variabilitas yang lebih besar dalam input dan output operasional, adanya

karyawan dan pelanggan lain dan sistem operasional menyebabkan sulitnya

menstandarisasi dan mengontrol variabilitas (keragaman) baik pada input

maupun output.

2.2.2 Klasifikasi Jasa

Menurut Lovelock dan Lauren (2005) jasa juga diklasifikasikan

berdasarkan hal-hal sebagai berikut ;

1. Tingkat keberwujudan dan ketidakberwujudan jasa. Jasa melakukan sesuatu

yang fisik atau yang berwujud (tangible), seperti jasa makanan, atau binatu, ataukah proses itu lebih banyak menggunakan yang tidak berwujud

(intangible), seperti mengajar atau menelepon. Proses jasa yang berbeda

tidak hanya membentuk bentuk sistem penyerahan jasa tetapi juga

mempengaruhi peran karyawan dan pengalaman pelanggan. Berwujud

artinya dapat diraba, dipegang, atau diawetkan dalam bentuk fisik dan dalam

waktu lama dan tidak berwujud artinya karakteristik jasa yang

mengakibatkan mustahil untuk diraba atau dipengang dengan cara yang sama

seperti barang-barang fisik.

2. Penerima langsung proses jasa, yaitu penerima produk jasa atau konsumen

terlibat langsung atau tidak dalam proses penyerahan jasa.

3. Tempat dan waktu penyerahan jasa, ketika mendesain sistem pengiriman,

pemasar jasa harus bertanya kepada diri sendiri apakah pelanggan perlu

mengunjungi penyedia jasa di tempat mereka atau apakah penyedia jasa

seharusnya datang kepada pelanggan. Atau mungkin interaksi dapat terjadi

melalui jalur fisik seperti surat atau elektronik.

4. Pelayanan jasa dapat diklasifikasikan menurut tingkat pelayanan khusus

(customization) atau standardisasi yang dilakukan dalam penyerahan jasa.

Keputusan pemasaran yang penting adalah apakah seluruh pelanggan

seharusnya menerima jasa yang sama ataukah bentuk jasa (dan proses

mendasar) harus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan individu. Layanan

(43)

sedangkan standardisasi adalah pengurangan variasai pengoperasian dan

penyerahan jasa.

5. Sifat dasar hubungan dengan pelanggan, menggunakan hubungan formal

atau tidak.

6. Sejauh mana permintaan dan penawaran seimbang, beberapa industri jasa

memiliki permintaan yang tetap atas jasa mereka sementara yang lainnya

sangat berfluktuatif, oleh karena itu diperlukan suatu strategi untuk

memprediksi, mengatur, dan memuluskan tingkat demand agar seimbang dengan supply.

7. Sejauh mana fasilitas, peralatan, dan orang-orang menjadi bagian dari

pengalaman jasa, pengalaman jasa pelanggan dibentuk oleh sejauh mana

mereka dihadapkan pada elemen berwujud dalam sistem penyerahan jasa.

2.3 Penelitian Terdahulu

Mengkaji penelitian terdahulu merupakan salah satu cara untuk

mendapatkan informasi tentang penelitian yang telah dilakukan. Penelitian

terdahulu dapat dijadikan acuan, referensi dan dasar perbandingan terhadap

penelitian ini, terutama yang berkaitan dengan topik penelitian yang sedang

dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini

(44)

Tabel 5. Penelitian Terdahulu

4 Anggi Dwi Putri Analisis Kepuasan dan Loyalitas

Penelitian Elbani (2009) dengan judul “Analisis Kepuasan dan Loyalitas

Konsumen Restoran Pujasega Garut Jawa Barat” bertujuan mengidentifikasi

karakteristik konsumen, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

kepuasan konsumen, dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

loyalitas konsumen terhadap Restoran Pujasega Garut, Jawa Barat. Penelitian

dilakukan dengan menggunakan Analisis Deskriptif dan Analisis Structural

Equation Modeling (SEM). Analisis Deskriptif digunakan untuk mengetahui

karakteristik konsumen dan tingkat loyalitas konsumen. Analisis Structural

Equation Modeling (SEM) digunakan untuk mengetahui kepuasan dan loyalitas

konsumen restoran Pujasega Garut, Jawa Barat.

Berdasarkan hasil analisis, karakteristik pelanggan Restoran Pujasega

(45)

atas 36 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Pelanggan Restoran Pujasega

didominasi oleh konsumen yang berstatus sudah menikah dengan tingkat

pendidikan terbanyak adalah sarjana dari kalangan menengah keatas. Faktor yang

mempengaruhi kepuasan pelanggan berdasarkan Analisis Structural Equation

Modeling (SEM) adalah dimensi tangibles, reliability, responsiveness, assurance,

dan emphaty. Kelima dimensi tersebut berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

pelanggan di Restoran Pujasega Garut. Dimensi reliability, responsiveness, dan

emphaty memiliki nilai koefisien konstruk terbesar yaitu 1.00 terhadap kepuasan

sehingga signifikan dan mempengaruhi kepuasan pelanggan. Dengan semakin

ditingkatkannya dimensi reliability, responsiveness, dan emphaty maka tingkat kepuasan akan menjadi semakin meningkat. Loyalitas pelanggan dipengaruhi

oleh indikator kesediaan pelanggan merekomendasikan kepada orang lain untuk

mengunjungi Restoran Pujasega Garut. Sedangkan variabel indikator sikap

konsumen jika terjadi kenaikan harga memiliki kontribusi terendah dalam

mempengaruhi loyalitas.

Penelitian Ginting (2009) dengan judul “Analisis Kepuasan dan Loyalitas

Konsumen pada Rumah Makan Dinar, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat”

bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen, menganalisis tahapan

proses pembelian dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen, menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut,

menganalisis tingkat loyalitas konsumen, dan merumuskan implikasi dari

kepuasan konsumen terhadap strategi bauran pemasaran pada Rumah Makan

Dinar, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan

menggunakan Analisis Deskriptif, Costumer Satisfaction Index (CSI), dan

Importance Performance Analysis (IPA). Analisis Deskriptif digunakan untuk

mengetahui karakteristik konsumen dan melihat proses tahap keputusan

pembelian konsumen serta tingkat loyalitas konsumen, Importance Costumer

Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan

keseluruhan, dan Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk menilai tingkat kepentingan dan tingkat kinerja Rumah Makan Dinar.

Berdasarkan hasil analisis, karakteristik responden Rumah Makan Dinar

(46)

bejenis kelamin perempuan, usia rata-rata 26-35 tahun, memiliki pendidikan

terakhir SMA, jenis pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, status pernikahan yaitu

menikah, suku bangsa China, pedapatan rata-rata per bulan yaitu < Rp 1.000.000

dan Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000. dengan hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa target sasaran Rumah Makan Dinar adalah golongan menengah kebawah.

Tahapan proses pembelian yang dilakukan konsumen Rumah Makan

Dinar adalah pada tahap pengenalan kebutuhan, motivasi kunjungan ke Rumah

Makan Dinar adalah rasa yang khas. Pada tahap pencarian informasi, konsumen

mendapatkan informasi dari teman dan hal penting yang ingin diketahui

konsumen dari informasi tersebut adalah rasa makanan dan minuman. Pada tahap

evaluasi alternatif, atribut yang menjadi pertimbangan awal konsumen adalah

citarasa makanan dan minuman. Pada tahap pembelian, konsumen melakukan

pembelian atas inisiatif sendiri, cara memutuskan pembelian tergantung situasi,

hari kunjungan tidak menentu, dan waktu kunjungan adalah malam hari. Hasil

yang diperoleh adalah konsumen melakukan kunjungan sebanyak dua kali dalam

sebulan.

Atribut yang perlu dipertahankan berdasarkan Importance Performance

Analysis (IPA) yaitu atribut pada kuadran II (Cita rasa, aroma, kehigienisan,

makanan dan perlengkapannya, kenyaman restoran, kebersihan ruang makan, dan

lokasi Rumah Makan Dinar). Atribut yang harus diperbaiki yaitu atribut pada

kuadran I (kesigapan pramusaji, keramahan dan kesopanan pramusaji, dan

kecepatan penyajian). Pengukuran mengenai kepuasan konsumen terhadap atribut

Rumah Makan Dinar sebesar 74,80 persen melalui analisis Costumer Satisfaction

Index (CSI), berarti konsumen puas terhadap pelayanan yang telah diberikan oleh

Rumah Makan Dinar.

Kondisi loyalitas konsumen Rumah Makan Dinar sudah cukup baik.

Jumlah switcher buyer yaitu 15,46 persen, jumlah habitual buyer yaitu 45,36 persen, jumlah satisfied buyer yaitu 79,38 persen, jumlah liking the brand yaitu 64,95 persen, dan jumlah commited buyer yaitu 73,20 persen. Kondisi ini cukup baik karena telah membentuk piramida segitiga terbalik, namun pada kondisi

satisfied buyer dinilai kurang baik karena lebih besar dari tingkatan sebelumnya.

Gambar

Tabel 5. Penelitian Terdahulu
Gambar 3. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen           Sumber : Engel et al
Gambar 4. Diagram Konsep Kepuasan Pelanggan                         Sumber : Rangkuti (2006)
Gambar                   5. Piramida       Sumber :a Loyalitas : Aaker (1997Merek )
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Pada sistem informasi, umpan balik dapat diperoleh dari

(4) Pola Dagang Umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra, yang didalamnya

Rapat Kerja Kesehatan Nasional Kementerian Kesehatan merupakan forum tertinggi sosialisasi, pembahasan dan perumusan Prioritas Kebijakan Program Pembangunan Kesehatan

1) Bundles, yaitu sebuah fitur dengan sistem pengemasan modular dan tersedia beragam di aplikasi. 2) Eloquent ORM, merupakan penerapan PHP lanjutan menyediakan metode internal

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan

Hasil penelitian kadar erirosin dalam susu kedelai yang dijual di toko tahu dan susu kedelai daerah Cibuntu dari sampel menunjukan bahwa susu kedelai yang dijual

Dalam penulisan ini akan dicoba akan dicoba menguraikan sekaligus menganalis menguraikan sekaligus menganalisis seputar is seputar penyelesaian masalah perguruan tinggi yang