BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam ilmu hubungan internasional, kajian tentang konflik etnis
sangat penting untuk diperhatikan. Hal tersebut dikarenakan konflik etnis
menyangkut hak asasi manusia, keamanan, dan perekonomian negara yang sedang
berkonflik. Dari beberapa kasus yang dialami oleh negara-negara di dunia, masalah
etnislah yang biasanya lebih banyak memicu konflik dibandingkan masalah agama
dan budaya. Misalnya saja di Indonesia, terjadi konflik antara Madura dan Dayak
pada tahun tahun 2001 dan pada tahun 2010 terjadi konflik antara Bugis dan Tidung
di Kalimantan Timur. Sedangkan di Afrika, terjadi konflik di Somalia dan konflik
berkepanjangan antara Hausa Fulani dan Igbo.
Situasi tersebut tampak pada kawasan Afrika yang merupakan salah satu
kawasan yang terdiri dari banyak negara dan dihuni oleh masyarakat yang memiliki
perbedaan yang sangat besar, seperti keanekaragaman suku, bahasa, agama dan
kebudayaan. Selama beberapa dekade terakhir benua Afrika terus menerus
mengalami kemiskinan, bencana kelaparan, perang, penyakit menular, bencana alam
dan berbagai persoalan lainnya. Hal ini juga terjadi pada salah satu kawasan yang
terdapat di benua Afrika, yakni pada kawasan Afrika Barat. Terdapat perbedaan yang
domestik yang terjadi di dalam negara, sehingga keamanan di kawasan ini terus
menerus berada dalam kondisi yang tidak stabil.
Salah satu konflik internal di Afrika Barat yang mendapat banyak perhatian
dunia internasional adalah konflik etnis yang terjadi di Nigeria. Nigeria merupakan
negara republik yang memiliki 36 negara bagian1. Ibukota pertama Nigeria adalah
Lagos, tetapi kemudian pada tanggal 12 Desember 1991 Ibukota dipindah ke Abuja.
Sejak tahun 1861 Lagos menjadi wilayah koloni Inggris dan di tahun 1880 seluruh
wilayah Nigeria resmi menjadi koloni Inggris.2
Nigeria sendiri merupakan salah satu negara terpopuler di Afrika dengan
banyaknya etnis dan kaya akan budaya. Namun disisi lain ini merupakan tantangan
terbesar untuk membangun suatu bangsa, karena dengan banyaknya etnis dan suku
bangsa akan rentan dengan perang sipil yang menyebabkan suatu negara dapat
terpecah belah. Sistem pemerintahan yang dijalankan masih bersifat militer, karena
sistem pemerintahan yang dijalankan masih merupakan warisan zaman
kolonialisme. Dalam perekonomian, Nigeria merupakan negara yang kaya akan
minyak. Tapi ternyata menghasilkan minyak yang banyak tidak menjamin suatu
1 36 negara bagian di Nigeria antara lain Abia, Abamawa, Akwa Ibom, Anambra, Bauchi, Bayelsa,
Benue, Borno, Cross River, Delta, Ebonyi, Edo, Ekiti, Enugu, Gombe, Imo, Jigawa, Kaduna, Kano, Katsina, Kebbi, Kogi, Kwara, Lagos, Nasawara, Niger, Ogun, Ondo,Osun, Oyo, Plateau, Rivers, Sokoto, Taraba, Yobe, dan Zamfara.
2 ‘Geografi : Membuka Cakrawala Dunia’ dalam
http://books.google.co.id/books?id=YK0EE-
negara dapat hidup dengan makmur. Hal ini terlihat dari kenyataan bahwa Nigeria
merupakan negara termiskin ke 20 di dunia.
Nigeria merdeka pada tahun 1960 dan dari sinilah pemerintahan militer
dimulai. Konstitusi Nigeria membagi wilayah itu dalam 3 bagian yang
masing-masing dikuasai satu suku bangsa. Sebelah barat daya hampir seluruhnya daerah
Suku Yoruba, sebelah tenggara Suku Ibo, dan Suku Hausa di utara.3 Suku Igbo dan
Yoruba menganggap Hausa Fulani feodal dan terbelakang. Lebih dari seribu tahun
Suku Yoruba mendiami daerah luas sebelah barat Sungai Niger. Di sana mereka
menyusun masyarakat yang hirarkinya ketat dan berjalinan erat dengan agama.
Sedangkan Igbo, suku paling dominan, sangat demokratis tatanannya. Maka, ketika
Nigeria melibatkan diri dalam industri modern, suku Igbo-lah yang paling mudah
menyesuaikan diri.
Konflik yang terjadi di Nigeria yaitu konflik antara Hausa Fulani dan Igbo.
Konflik kedua etnis ini terjadi karena adanya stratifikasi etnis di Nigeria. Stratifikasi
etnis tersebut terjadi pada masa kolonial Inggris, Inggris menciptakan negara Nigeria
buatan yang termasuk didalamnya terdapat dua ratus kelompok etnis yang berbicara
dalam bahasa yang berbeda-beda. Sehingga menimbulkan etnosentrisme yang
merupakan salah satu faktor terjadinya stratifikasi etnis yang menimbulkan konflik di
Nigeria. Berbagai konflik berdarah antar suku-suku di Nigeria kerap terjadi. Bahkan
3 'Nigeria saudara kita' dalam
selepas masa kolonial pun konflik yang biasanya dipicu oleh perebutan lahan
kekuasaaan ini terjadi, antara lain yang terjadi antara etnis Hausa Fulani dan Berom.
Perpecahan etnis pertama kali tejadi ketika pertama kali pula kudeta terjadi di
Nigeria. Kudeta terjadi karena orang igbo memandang rendah Hausa Fulani yang
miskin dan tidak berpendidikan. persaingan yang merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan terjadinya stratifikasi etnis di Nigeria akhirnya menimbulkan konflik di
negara tersebut. Kedua kelompok merasa khawatir bahwa kedudukan dalam politik
dan pemerintahan akan memungkinkan saingan mereka menguasai pemerintahan
persekutuan. Terjadinya kudeta di Nigeria karena suku Igbo dan Hausa Fulani
sama-sama ingin memegang jabatan tinggi. Konflik politik Nigeria memang lebih banyak
disebabkan sengketa kesukuan. Akibat paling langsung ialah Perang Biafra.
Kebencian Suku Hausa Fulani terhadap Suku Igbo-lah yang semula meledakkan
Perang Biafra.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pengertian dan penjelasan serta latar belakang masalah yang ada,
maka pokok permasalahan yang akan penulis analisis adalah : Bagaimana stratifikasi
etnis dapat menimbulkan konflik di Nigeria?
1.3 Tujuan Penelitian
Melihat pada pokok permasalahan diatas maka dapat diuraikan tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui terjadinya konflik yang disebabkan oleh
1.4 Studi terdahulu
Literature pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Diharja Angga.
Penelitian tersebut berjudul ‘Penyebab Konflik Antara KOmunitas Ogoni
Terhadap Pemerintah dan MNC di Delta Niger Nigeria’. Penelitian tersebut
meneliti tentang penyebab munculnya tuntutan yang berimbas pada terjadinya
konflik antara komunitas Ogoni, pemerintah dan Shell atas keberadaan minyak di
Delta Niger, Nigeria. Peneliti merumuskan argument utamanya yaitu Adanya
tuntutan dari komunitas Ogoni di Delta Niger terhadap pemerintah dan MNC
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor politik, berupa pemerintahan yang
lemah, faktor sosial ekonomi berupa tingkat kemiskinan yang begitu tinggi dan
ketergantungan Negara yang begitu besar terhadap keberadaan MNC (variable
independent). Sebagai intervening variabel adalah adanya degradasi lingkungan
yang mendorong munculnya pemberontakan dari komunitas lokal Ogoni.
Komunitas lokal Ogoni menjadi pihak yang paling dirugikan karena mereka tidak
ikut menikmati hasil dari penjualan minyak. Disatu sisi mereka berhadapan
dengan degradasi lingkungan dan di sisi yang lain mereka harus berhadapan
dengan pemerintahan yang sama sekali tidak memperdulikan nasib mereka.
Keterbatasan dalam mencari sumber penghidupan membuat mereka frustasi dan
pada akhirnya terwujud dalam gerakan-gerakan protes kepada pemerintah dam
pemerintah pada akhirnya berubah menjadi konflik yang semakin berlarut-karut
(variable dependent).4
Literatur kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Rusmin Tumanggor.
Rusmin Tumanggor meneliti tentang dinamika konflik etnis dan agama di lima
wilayah konflik Indonesia. Menurut Rusmin Tumanggor, kerusuhan diberbagai
kawasan di Indonesia berhubungan dengan kesenjangan sosial ekonomi, sosial
keagamaan, perilaku antar etnis, tidak maksimalnya memerankan lembaga sosial
pelayanan pemerintah, campur tangan aparat pemerintah dengan pihak kemanan
yang memihak, dalam penyelesaian masalah-masalah kehidupan dalam
masyarakat dan disisi lain keikutsertaanya dalam memicu kerusuhan itu sendiri.
Karena agama dan etnis merupakan faktor-faktor substantif dalam
kehidupan,maka kedua komponen tersebut dikemas sebagai pemicu konflik
hingga menimbulkan kerusuhan.5 Selain itu, penelitian tersebut juga menyatakan
bahwa terdapat faktor lain dalam memicu konflik. Yaitu provokasi dari pihak luar
kepada individu, sehingga masyarakat labil tersebut cepat terpovokasi dengan
harapan menang secara duniawi atau mati memperthankan kebenaran. Dalam hal
ini masyarakat kurang terbimbing untuk bersatu mencari solusi bersama dan
lemah dalam menganalisis provokasi dari luar.
4 'Diharja Angga, Penyebab Konflik Antara Komunitas Ogoni Terhadap Pemerintah dan MNC di
Delta Niger, Nigeria' dalam
http://diharjaangga.blogspot.com/2009/11/penyebab-konflik-antara-komunitas-ogoni.html. Diakses tanggsl 20 Januari 2011.
5 'Rusmin Tumanggor, Dinamika Konflik Etnis dan Agama di Lima Wilayah Konflik
Dari kedua literature tersebut pada dasarnya memiliki kesamaan yaitu
menjelaskan tentang penyebab konflik pada masing-masinng objek yang diteliti.
Keduanya menjelaskan penyebab konflik adalah ketidakpuasan masyarakat
terhadap pemerintah. Perbedaan kedua literature dengan penelitian ini adalah
dalam penelitian ini lebih menjelaskan tentang stratifikasi etnis yang
menyebabkan terjadinya konflik .
1.5 Kerangka Konseptual
1.5.1 Konflik antaretnik
Ada beberapa pengertian tentang konflik antaretnik dari berbagai sumber.
Pertama, konflik antaretnik adalah suatu bentuk pertentangan alamiah yang
dihasilkan oleh individu atau kelompok yang berbeda etnik (suku bangsa, ras,
agama, golongan, dan lain-lain) karena mereka memiliki perbedaan sikap,
kepercayaan, nilai-nilai dan kebutuhan. Kedua, konflik etnik adalah hubungan
pertentangan antara dua etnik atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki,
sasaran-sasaran tertentu namun diliputi pemikiran, perasaan, atau perbuatan yang
tak sejalan. Ketiga, konflik adalah pertentangan alamiah yang dihasilkan oleh
individu atau kelompok etnik, baik intraetnik maupun antaretnik yang memliki
perbedaan sikap, kepercayaan, nilai-nilai atau kebutuhan. Keempat, konflik
antaretnik adalah pertentangan atau pertikaian antaretnik karena perbedaan
kebutuhan, nilai, motivasi pelaku, atau yang terlibat didalamnya.6
6 Prof. DR Alo Liliweri M.S. 2005. Prasangka & Konflik : Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat
Berdasarkan definisi konflik antaretnik yang berasal dari berbagai sumber
tersebut maka dapat ditarik beberapa unsur sebagai berikut, yaitu7:
1. Ada dua etnik atau lebih yang terlibat. Jadi, ada interaksi antarpersonal
maupun antarkelompok diantara mereka yang terlibat.
2. Ada tujuan yang dijadikan sasaran konflik antaretnik. Tujuan itulah yang
menjadi sumber konflik antaretnik.
3. Ada perbedaan pikiran, perasaan, tindakan antaretnik dalam kerangka konflik
untuk mendapatkan atau mencapai tujuan atau sasaran.
4. Ada situasi konflik antara dua etnik atau lebih yang bertentangan meliputi
situasi antarpribadi, antarkelompok, dan antarorganisasi.
Dari penjelasan tentang konflik etnik diatas dapat disimpulkan bahwa suku
Igbo dan Hausa Fulani yang terlibat dalam konflik antaretnik terdorong
melakukan konflik karena mereka mempunyai satu (bahkan satu-satunya) minat
atau keinginan bersama yang diperebutkan. Selain itu, konflik antaretnik biasanya
terjadi pada etnik mayoritas dan minoritas,seperti yang terjadi pada etnis Hausa
Fulani dan Berom.Kelompok minoritas cenderung yakin bahwa identitas mereka
tidak diakui karena kepentingan mereka tidak diperhatikan. Sedangkan kelompok
mayoritas merasa bahwa kehadiran kelompok minoritas mengancam, apalagi jika
ada pemimpin minoritas yang bekerja sama dengan kelompok musuh.
1.5.1.1 Tahap-tahap konflik antaretnik
Setiap konflik, termasuk konflik antaretnik melewati beberapa tahap atau
proses sebagaimana ditunjukkan pada tahap seperti dibawah ini8:
1. Tahap 1
Pada tahap ini, konflik didorong oleh variabel-variabel anteseden atau
variable lain yang mendahului konflik. Yaitu komunikasi, misalnya
memburuknya komunikasi antara dua pihak yang terlibat dalam konflik (tidak
ada pertukaran informasi, salah paham, prasangka, dan lain-lain), variable
struktur misalnya berkaitan dengan pola-pola interaksi dalam system atau di
luar system, dan variable personal yang berkaitan dengan beragam factor
individu dari pihak-pihak yang terlibat konflik.
2. Tahap 2
Pada tahap ini, dua pihak berhadapan langsung dengan kognisi dan
personalisasi. Artinya dua pihak sudah memiliki pengetahuan tentang keadaan
personal masing-masing yang terllibat konflik. Akibatnya, dua pihak akan
menerima konflik sebagai konflik yang berterima dan konflik yang dirasakan.
Konflik berterima adalah konflik nyata, riil, sedangkan konflik yang dirasakan
hanya berkaitan dengan suasana batin dua pihak akibat tidak adanya
komunikasi.
3. Tahap 3
Pada tahap ini mulai tampak ‘pemilahan’ sikap antara dua pihak (sikap
mengutamakan diri sendiri atau mengutamakan orang lain), yang dirasakan
atau dinyatakan dalam bentuk saling menolak untuk menyelesaikan konflik,
membiarkan keadaan untuk bersaing, melakukan kolaborasi atau akomodasi,
atau berkompromi.
4. Tahap 4
Pada tahap ini sebenarnya dua pihak mulai memasuki tahap-tahap perilaku
dan intensitas konflik yang diawali dengan keterlibatan emosi, hubungan
antarpersonal karena perbedaan pendapat atau kesalahpahaman yang
dimanefestasikan dalam pertentangan kecil. Namun lama kelamaan perbedaan
kecil itu mendorong seseorang untuk menyatakan tantangan secara terbuka
terhadap pihak lain.
5. Tahap 5
Setelah melalui teknik resolusi konflik, dan memperhatikan faktor-faktor yang
menjadi stimulasi konflik maka keseluruhan konflik akan menghasilkan
konflik yang fungsional dan disfungsional.
1.5.2 Stratifikasi etnik
Sistem stratifikasi sosial menurut Noel bertolak dari tiga komponen
yang krusial dalam stratifikasi etnis, yaitu ethnocentrism,competence,differential
power, ini terbuka secara bersama sama. Etnosentrisme tidak cukup untuk
kuat. Meskipun kelompok yang satu menganggap yang kuat sebuah populasi
untuk menguasai atau mengeksploitasi sumber daya yang ada pada populasi lain
(asas kompetisi). Dalam hal ini stratifikasi etnik akan menguat seiring munculnya
perbedaan dalam tingkat penguasaan sumberdaya yang ada.9
Sratifikasi etnik dalam kajian horowitz, bersumber pada arus difusi
doktrin “kemandirian bangsa” (national self-determination). Doktrin ini
berkembang bersamaan dengan munculnya nasionalisme pada abad ke-19. Usai
perang dunia II, nasionalisme tumbuh dan merupakan reaksi berantai terhadap
proses demokrasi di Asia dan Afrika yang bertujuan melepaskan diri dari
kekuasaan kolonial. Gerakan kemerdekaan merupakan representasi dari
keseluruhan kelompok etnis di wilayah mereka. Beberapa etnis mungkin tidak
terwakili, karena usai kemerdekaan kelompok etnis ini berupaya mencari konsesi
khusus. Beberapa wilayah bahkan berusaha memisahkan diri, menuntut
kemerdekaan, sehingga kemerdekaan merupakan salah satu sebab kekacauan
etnis. Penyebaran nilai nilai kesetaraan (equity) membuat subordinasi etnik
menjadi tidak lagi sah dan memicu kelompok etnik di banyak tempat untuk
bergabung dalam perjuangan kesetaraan.10
Pandangan serupa datang dari Jeffries, merujuk Weber yang menyatakan
bahwa studi sratifikasi sosial dinyatakan dalam konsep kuasa (power), wibawa
(previlege), dan gengsi (prestige). Kuasa (power) menciptakan dan
9 DR. Agus Salim, MS. Stratifikasi Etnik Kajian Mikro Sosiologi Interaksi Etnis Jawa dan
mempertahankan stratifikasi sosial, pandangan ini sejajar dengan pendapat Lenski
yang membantah ada hubungan mutual antara power, previlege dan prestige, arah
utamanya adalah dari power ke previlege ke prestige. Power mengandung
kekuatan yang berpengaruh signifikan dalam menentukan previlege dan prestige.
Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat Shibutani & Kwan yang menyatakan
bahwa identitas etnik memiliki bentuk stratifikasi.11
Stratifikasi etnik dalam heterogenitas masyarakat, merupakan bahan kajian
yang menarik. Pergolakan dan konflik antar etnis yang terjadi selama ini
merupakan fenomena penguatan stratifikasi yang terjadi. Vincent Jeffries
memberikan justifikasi terhadap ketimpangan dalam bentuk distribusi power,
privilege, dan prestige yang dimiliki masing-masing etnis. Dalam konteks
kebudayaan, sistem stratifikasi berasal dari seperangkat ide yang mendukung dan
meningkatkan distribusi distribusi power, privilege, dan prestige dipakai untuk
merujuk pada ide-ide yang melakukan fungsi itu. Dengan cara, ideologi
pendukung ini membantu mempertahankan sistem stratifikasi sosial.12
Keberagaman suku di Nigeria menyebabkan terjadinya etnosentrisme,
sehingga satu kelompok memandang rendah kelompok lainnya. Hal ini memicu
terjadinya konflik di Nigeria. Selain itu persaingan dan perebutan kekuasaan
menimbulkan masing-masing suku ingin memegang jabatan yang penting si
11 ibid
pemerintahan agar posisinya tidak tersingkirkan. Hal ini kemudian menimbulkan
konflik di Nigeria.
1. 6 Metode Penelitian
1.6.1 Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriptif.
Yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan
antara variabel satu dengan variabel yang lain. Pendapat lain mengatakan bahwa,
penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa
adanya pada saat penelitian dilakukan.
Jadi tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penjelasan secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau
daerah tertentu.
1.6.2 Tingkat Analisa
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tingkat analisa menurut Mochtar
Mas’oed, yaitu tingkat analisa kelompok individu. Dimana kelompok individu ini
meempengaruhi terjadinya konflik etnis di Nigeria.
1.6.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan metode dokumentasi
yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
lembaga atau instansi yang berkaitan dengan topik yang peneliti teliti. Data mengenai
penelitian ini bersumber dari perpustakan pusat Universitas Muhammadiyah Malang
(UMM), perpustakaan AR. Fachrudin (UMM), Lab HI UMM, perpustakaan Daerah
Kota Malang dan website yang terkait dengan topik dalam penulisan skripsi ini.
1.6.4 Teknik Analisa Data
Penulis dalam penelitian ini menggunakan data kualitatif, baik dari buku,
jurnal, artikel dan website resmi. Penjelasan akan berdasarkan fakta-fakta dan data
yang diperoleh. Adapun data-data angka statistik hanya digunakan sebagai penunjang
fakta yang ditemukan.
1.6.5 jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Sekunder.
Yaitu data yang didapat dari orang atau instansi lain. Data Sekunder cenderung siap
pakai, artinya siap diolah dan dianalisis oleh peneliti. Contoh penyedia data yang
digunakan dalam skripsi ini adalah, buku-buku dan jurnal diperpustakaan, kliping
berbagai Koran maupun majalah, data-data yang dapat dipertanggung jawabkan dari
internet.
1.7 Batasan kajian
1.7.1 Batasan Materi
Dalam kajian ini, pengkaji hanya akan membatasi materi kajiannya pada konflik
1.7.2 Batasan Waktu
Pada penelitian ini penulis menggunakan batasan waktu pada tahun 1861 yaitu pada saat
Nigeria menjadi Negara koloni Inggris hingga tahun 2011 dimana konflik di Nigeria masih
terjadi pada saat itu.
1.8 Sistematika Penulisan
BAB I 1.1Latar Belakang Masalah
1.2Rumusan Masalah
1.3Tujuan Penelitian
1.4Studi Terdahulu
1.5Kerangka Konseptual
1.5.1 Konflik Antaretnik
1.5.2 Stratifikasi Etnik
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Jenis Penelitian
1.6.2 Tingkat Analisa
1.6.3 Teknik Pengumpulan Data
1.6.4 Teknik Analisa Data
1.6.5 Jenis Data
1.7 Batasan Kajian
BAB II 2.1 Nigeria Sebelum Kemerdekaan
2.2 Nigeria Pasca Kemerdekaan
2.3 Dinamika Politik di Nigeria
2.3.1 Posisi Kelompok Etnis di Nigeria Dalam
Politik dan Pemerintahan
2.3.2 Posisi Kepala Pemerintahan di Nigeria
2.4 Keragaman Aktor Pada Konflik di Nigeria
2.4.1 Direct Actors
2.4.2 In Direct Actors
2.5 Dampak Konflik di Nigeria
2.5.1 Pelanggaran HAM dan Korban Jiwa
2.5.2 Perekonomian Nigeria
BAB III 3.1 Stratifikasi Etnis di Nigeria
3.1.1Korelasi Stratifikasi Etnis dan Konflik di
Nigeria
BAB IV 4.1 Saran
SKRIPSI
KONFLIK DAN PROBLEM STRATIFIKASI ETNIS DI NIGERIA PADA
M ASA KOLONIALISM E HINGGA TAHUN 2011.
Disusun dan diajukan unt uk memenuhi salah sat u syarat
memperoleh gelar sarjana ilmu polit ik (S.IP) st rat a-1
Jurusan Ilmu Hubungan Int ernasional
Oleh:
Ria Yuli Ast ri Pohan Nim : 06260074
FAKULTAS ILM U SOSIAL DAN ILM U POLITIK
UNIVERSITAS M UHAM M ADIYAH M ALAN G
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama ` : Ria Yuli Astri Pohan Tempat, tanggal lahir : Medan, 29 Juli 1989
NIM : 06260074
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Hubungan Internasional Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul:
KONFLIK DAN PROBLEM STRATIFIKASI ETNIS DI NIGERIA PADA
MASA KOLONIALISME HINGGA TAHUN 2011.
Adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang,25 Januari 2012
Yang menyatakan,
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil aalamin. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH S.W.T yang selalu memberikan rahmat, dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam kepada jujungan kami Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w.
Dengan berlalunya waktu tanpa henti serta petunjuk dari-Nya sehingga penulis akhirnya dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan judul Konflik dan Problem Stratifikasi Etnis di Nigeria Pada Masa Kolonialisme Hingga 2011 dengan lancar.
Dalam kesempatan ini tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan, bimbingan serta petunjuk-petunjuk yang penulis terima selama menyusun skripsi sampai selesai.
Ucapan terima kasih tersebut penulis tujukan kepada :
Bapak Dr. Wahyudi, M.Si, selaku Dekan FISIP-UMM yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pembuatan skripsi ini.
Bapak M. Syaprin Zahidi, S.IP dan bapak Victory Pradhitama, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah sanggup meluangkan waktunya serta memberikan banyak pengarahan dan bimbingan dalam usaha pembuatan skripsi ini.
Para dosen FISIP-UMM khususnya Jurusan Hubungan Internasional yang telah banyak memberikan bekal semasa kami kuliah di FISIP-UMM.
Seluruh staff dan karyawan FISIP-UMM yang telah banyak memberi bantuan-bantuannya sehingga memperlancar dalam penyusunan skripsi ini.
Kedua orang tua, kakak dan saudara penulis yang telah banyak membantu baik moril maupun materiil selama penulis kuliah hingga selesainya skripsi ini.
Semua teman-teman yang telah banyak membantu di dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga ALLAH S.W.T membalas semua kebaikan dari pihak-pihak yang telah memberikan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
Akhirnya penulis berharap supaya skripsi ini dapat bermanfaat dan sebagai bahan rujukan bagi semua pihak yang membacanya. Amin.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb
Malang, 25 Januari 2012 Penulis,
DAFTAR ISI
Lembar Judul ... i
Lembar Persetujuan Skripsi... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Surat Pernyataan Orisinalitas ... iv
Berita Acara Bimbingan Skripsi ... v
Abstraksi ……… vi
Abstract ... vii
Persembahan ...viii
Kata Pengantar ...ix
Daftar Isi ... x
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1.LATAR BELAKANG ...1
1.2.RUMUSAN MASALAH ...4
1.3.TUJUAN PENELITIAN ...4
1.4.STUDI TERDAHULU ...5
1.5.KERANGKA KONSEPTUAL ...7
1.5.1.KONFLIK ANTARETNIK ...7
1.5.1.1.TAHAP-TAHAP KONFLIK ANTARETNIK ...9
1.5.2.STRATIFIKASI ETNIK ...10
1.6.METODE PENELITIAN ...13
1.6.1.JENIS PENELITIAN ...13
1.6.2.TINGKAT ANALISA ...13
1.6.3.TEKNIK PENGUMPULAN DATA ...13
1.6.4.TEKNIK ANALISA DATA ...14
1.6.5.JENIS DATA ...14
1.7.BATASAN KAJIAN ...14
1.7.1.BATASAN MATERI ...14
1.7.2.BATASAN WAKTU ...15
BAB II PEMBAHASAN ...17
2.1.NIGERIA SEBELUM KEMERDEKAAN ...17
2.2.NIGERIA PASCA KEMERDEKAAN ...22
2.3.DINAMIKA POLITIK DI NIGERIA ...29
2.3.1.POSISI KELOMPOK ETNIS DI NIGERIA DALAM POLITIK DAN PEMERINTAHAN ...29
2.3.2.POSISI KEPALA PEMERINTAHAN DI NIGERIA...36
2.4.KERAGAMAN AKTOR PADA KONFLIK DI NIGERIA ...42
2.4.1.DIRECT ACTOR ...42
2.4.1.1.ETNIS HAUSA FULANI ...42
2.4.1.2.ETNIS IGBO ...43
2.4.1.3 ETNIS BEROM ...44
2.4.2.INDIRECT ACTOR...44
2.4.2.1.PEMERINTAH NIGERIA ...44
2.4.2.2.ETNIS YORUBA ...44
2.5.DAMPAK KONFLIK DI NIGERIA ...45
2.5.1.PELANGGARAN HAM DAN KORBAN JIWA ...45
2.5.2.PEREKONOMIAN NIGERIA ...47
BAB III STRATIFIKASI ETNIS DI NIGERIA ...52
3.1.KORELASI STRATIFIKASI ETNIS DAN KONFLIK DI NIGERIA ...52
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...58
DAFTAR PUSTAKA
Literatur Buku
Silalahi, Uber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Rafika Aditama.
Yustika, Ahmad Erani. 2009. Ekonomi Politik : Kajian Teoritis dan Analisis Empiris. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Liliweri, Alo. 2005. Prasangka & Konflik : Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur. LkiS. Yogyakarta.
Salim, Agus. 2006. Stratifikasi Etnis Kajian Mikro Sosiologi: Interaksi Etnis Jawa dan Cina. Tiara Wacana, Yogyakarta.
Amal, Taufik Adnan dan Samsu Rizal Panggabean. 2004. Politik Syariat Islam Dari Indonesia Hingga Nigeria. Pusat Alvabet. Jakarta. Soyomukni, Nurani. 2010. Pengantar Sosiologi. Ar-Ruzz Media.
Yogyakarta.
Susan, Novri. 2010. Pengantar Sosiologi Konflik dan Isu- Isu Konflik Kontemporer. Kencana. Jakarta.
Literatur Website
‘Nigeria saudara kita’ dalam
Maria Lamria, Analisia penyebab terjadinya konflik horizontal di Kalimantan Barat. Dalam www.baltbangham.go.id. Diakses tanggal 01 November 2010.
Rusmin Tumanggor, Dinamika konflik etnis dan agama di lima wilayah Indonesia, dalam http://www.depsos.go.id. Diakses tanggal 09 Oktober 2010.
‘Kolonial Inggris di Afrika’ dalam
http://www.scribd.com/doc/55372293/Pantai-Gading-Korban-Imperial-is-Me. Diakses tanggal 2 Juni 2011.
‘Nigeria’ dalam
http://www.annajah.net/index.php?view=article&catid=67%3Ajelajah& id=127%3Aniger&tmpl=component&print=1&page=&option=com_co ntent&Itemid=89. Di akses tanggal 12 mei 2011.
‘Sejarah Daftar Perang Yang Pernah Terjadi’ dalam http://www.indonesiaindonesia.com/f/87897-sejarah-daftar-perang-pernah terjadi-dunia/index6.html. Diakses tanggal 20 Februari 2011. ‘Nigeria Larang Palang Merah Bantu Biafra’ dalam
http://www.vhrmedia.com/print.php?.g=corner&.s=agenda&.bk=930.Diakses
tanggal 13 Mei 2011.
‘Konflik Etnis Kembali Telan Ratusan Korban Jiwa’ dalam http://www.dw-world.de/dw/article/0,,5333785,00.html. Diakses tanggal 12 Juni 2011.
‘Karena Sengketa Hasil Pilkada di Nigeria, Ratusan Orang Tewas’ dalam http://www.lautanindonesia.com/forum/index.php?topic=16287.0;wap.Diakss
tanggal 11 Juni 2011.
‘Kerusuhan Nigeria setelah Pemilu’ dalam
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/04/110418_nigeria_riot.sht ml. Di akses tanggal 12 Juni 2011.
‘Goodluck Jonathan Menangi Pilpres Nigeria’ dalam http://www.suarapembaruan.com/home/goodluck-jonathan-menangi-pilpres nigeria/5831. Di akses tanggal 12 Juni 2011.
‘Nigeria Hijau Kembali’ dalam
http://202.158.52.214/id/arsip/1984/01/07/LN/mbm.19840107.LN4257 3.id.html. Diakses tanggal 20 Juni 2011.
‘Tergelincir di licin
Minyak’http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1984/01/14/L N/mbm.19840114.LN42056.id.html. Diakses tanggal 20 Juni.
‘Umaru Yar’Adua : Presiden Baru Nigeria’ dalam http://www.fnsindonesia.org/v2/article.php?id=3421&start1=75&start2 =0. Di akses pada tanggal 12 Juli 2011.
Come To Nigeria dalam http:/www.cometonigeria.com/Nigeria/peopleandculture/igbos.ht ml. diakses tanggal 10 Mei 2011.
Come To Nigeria dalam
http:/www.cometonigeria.com/Nigeria/peopleandculture/Hausas. html. diakses tanggal 10 Mei 2011.
‘Konflik Sektarian Belenggu Nigeria’ dalam
http://www.alpensteel.com/article/55-114-artikel-non-energi/4109--visi-misi-pengetahuan-dan-teknologi.html. Diakses tanggal 2 Juni 2011. ‘500 Orang Tewas di Nigeria,Konflik Kristen-Islam?’ dalam
http://www.eramuslim.com/berita/dunia/500-orang-tewas-di-nigeria-konflik-politik-atau-agama.htm. Diakses tanggal 2 Juni 2011.
‘Nigeria Kembali Dilanda Konflik Etnis 500 Tewas’ dalam http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/03/09/101603/N igeria-Kembali-Dilanda-Konflik-Etnis-500-Tewas. Diakses 2 Juni 2011.