• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Risiko Overweight pada Anak Sekolah di Pinggiran Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor Risiko Overweight pada Anak Sekolah di Pinggiran Kota Medan"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

LAMPIRAN 2

Lembar Penjelasan

Assalamu’alaikum Wr Wb

Saya Dwiki Ahmad Syaufi, mahasiswa semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian berjudul Faktor

Resiko Overweight pada Anak Sekolah Pinggiran kota Medan.

Kelebihan Berat Badan (Overweight) adalah kelebihan berat badan atau bertumpuknya lemak dalam jumlah yang lebih sedikit daripada keadaan obesitas. Kelebihan berat badan adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling serius saat ini, menjadi masalah pada individu, masyarakat dan pemerintah di seluruh dunia dan telah menjadi epidemi. Kelebihan Berat Badan semakin nyata dan terlihat juga pada masyarakat berpendapatan rendah dan menengah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja faktor resiko yang dapat menimbulkan overweight (kelebihan berat badan). Adapun manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi tambahan di bidang kesehatan tentang faktor resiko menyebabkan overweight (kelebihan berat badan), serta dapat memberikan data untuk penelitian selanjutnya yang lebih mendalam.

(8)

Identitas Murid (anak Bapak/Ibu) akan dirahasiakan dan informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Untuk penelitian ini, Bapak/Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Bapak/Ibu dan murid (anak Bapak/Ibu) bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah saya siapkan. Prosedur pelaksanaan penelitian : murid (anak bapak/Ibu) dilakukan pengukuran dengan cara di timbang berat badannya, mengukur tinggi badan dengan menggunakan mikrotoise. Setelah sudah di timbang dan di ukur langsung di plot menggunakan grafik IMT CDC 2000, jika sesuai dengan kriteria diberikan lembar kuesioner pada anak dan orang tua penderita. Lembar pertanyaan kuesioner pada anak ditanyakan berapa lama tidurnya, pernah menonton iklan makanan, Lembar Pertanyaan pada orang tua tentang penyuluhan Overweight. Tidak ada efek samping dan terjadinya komplikasi.

Terima kasih saya ucapkan kepada responden yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan responden dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan. Demikian informasi ini saya sampaikan, atas bantuan dan kesediaan responden menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya sampaikan terima kasih.

Medan, 2016

Peneliti

(9)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Responden : ………

Tanggal Lahir : ………

Usia ; ………

Alamat : ………

Merupakan orang tua dari : ……….

No Telepon : ………

Kelas : ………

Nama Sekolah : ………

Setelah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian tentang “Faktor Resiko Kelebihan Berat Badan (Overweight) Pada Anak Sekolah di Pinggiran Kota Medan”.Dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA* untuk ikut serta berpartisipasi dengan menjadi subyek penelitian.

Demikian pernyataan persetujuan ini saya perbuat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Medan, ………2016

Yang Membuat Pernyataan

(10)

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO OVERWEIGHT PADA ANAK SEKOLAH PINGGIRAN KOTA MEDAN

Nomor Responden :

Tanggal Pengambilan Data : Petunjuk pengisian Kuesioner.

1. Sebelum menjawab pertanyaan, bacalah terlebih dahulu pertanyaan yang diteliti.

2. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang dianggap benar, diberi tanda (X).

3. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kuesioner mohon dilakukan dengan memberikan jawaban yang sejujurnya.

4. Mohon diteliti ulang, agar tidak ada pernyataan yang terlewatkan untuk dijawab.

5. Mohon jawaban diisi sendiri sesuai dengan apa yang diketahui tanpa ada unsur paksaan maupun rekayasa, demi tercapainya hasil yang diharapkan. 6. Data yang dikumpulkan semata-mata untuk keperluan ilmiah yang saya

Merupakan orang tua dari : ………..

No Telepon : ………

Nama Sekolah : ………

Status antropometri (diisi oleh peneliti)

(11)

LEMBAR PERTANYAAN TENTANG MENONTON IKLAN MAKANAN DI TELEVISI DAN LAMA TIDUR

1. Apakah anda pernah menonton iklan makanan di Televisi? a. Pernah

b. Tidak pernah

2. Jika pernah berapa kali anda menonton iklan makanan di Televisi dalam sehari?

a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali

d. lebih dari 3 kali

3. Berapa lama anda tidur malam dalam sehari? a. Kurang dari 8 jam

b. 8 jam c. 9 jam

(12)

LAMPIRAN 4

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Orang Tua

Ayah Ibu

Nama : ……….. ………

Umur : ……….. ………

Agama : ………... ………

Pendidikan Terakhir : ……… ………...

Nomor telepon / HP : ………... ………...

Alamat : ………...

Setelah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian tentang “Faktor Resiko Kelebihan Berat Badan (Overweight) Pada Anak Sekolah di Pinggiran Kota Medan”.Dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA* untuk ikut serta berpartisipasi dengan menjadi subyek penelitian.

Demikian pernyataan persetujuan ini saya perbuat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Medan, ………2016

Ayah Ibu

(……….) (………)

(13)

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO OVERWEIGHT PADA ANAK SEKOLAH PINGGIRAN KOTA MEDAN

Nomor Responden :

Tanggal Pengambilan Data : Petunjuk pengisian Kuesioner.

1. Sebelum menjawab pertanyaan, bacalah terlebih dahulu pertanyaan yang diteliti.

2. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang dianggap benar, diberi tanda (X).

3. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kuesioner mohon dilakukan dengan memberikan jawaban yang sejujurnya.

4. Mohon diteliti ulang, agar tidak ada pernyataan yang terlewatkan untuk dijawab.

5. Mohon jawaban diisi sendiri sesuai dengan apa yang diketahui tanpa ada unsur paksaan maupun rekayasa, demi tercapainya hasil yang diharapkan. 6. Data yang dikumpulkan semata-mata untuk keperluan ilmiah yang saya

Jumlah orang yang menetap di dalam rumah (termasuk responden sendiri) :……orang

(14)

Lembar Pertanyaan Tentang Penyuluhan Overweight

1. Pernahkah mengikuti program-program penyuluhan tentang pencegahan kelebihan berat badan (overweight)?

a. Pernah b. Tidak Pernah

2. Tempat/Sarana mengikuti Program Penyuluhan Tentang Kelebihan Berat Badan (overweight)?

a. Majalah b. Internet c. Seminar

d. Diskusi Dalam Grup

(15)

Lampiran 5

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dwiki Ahmad Syaufi

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 11 desember 1994

Agama : Islam

Alamat : Jl. HM Joni No 62 (Depan RS Ibnu

Saleh) Medan

Riwayat Pendidikan : 1. TK Mandiri Medan

1998-2000

2. SD Swasta Harapan 2 Medan 2001-2006 3. SDN Baru 01 Pagi Jakarta 2002-2003 4. SMP Swasta Harapan 2 Medan 2007-2009

5. SMA Swasta Harapan 1 Medan 2010-2012 6. Univesitas Sumatera Utara 2013-Sekarang

Riwayat Organisasi : 1. Kegiatan Musik Ansambel SMA Swasta Harapan (Drummer) 2010-2012

2. Peserta Pramuka SMA Swasta Harapan 1 2011-2012

Kegiatan Olahraga : 1. Karate Kala Hitam Sekolah Swasta Harapan

(Sabuk Hitam Dan 2) 2004-2012

(16)

Lampiran 6

DATA INDUK

Kode Umur Sekolah Kelas

(17)
(18)
(19)

kali

30 14 SMP Swasta

Pencawan Medan 8

58/ 154 overw eight 94,8 pernah lebih dari 3 kali

kurang dari 8 jam

31 15 SMP Swasta

Pencawan Medan 9/A

59/ 152 overw eight 93,8 pernah lebih dari 3 kali

kurang dari 8 jam

32 15 SMP Swasta

Pencawan Medan 9/A

64/ 154 overw eight 94,6 pernah lebih dari 3

kali 8 jam

33 15 SMP Swasta

Pencawan Medan 8

63/ 155 overw eight 95 pernah lebih dari 3

(20)

Lampiran 7

Overweight

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid pernah 33 100.0 100.0 100.0

Frekuensi nonton iklan

Frequency Percent Valid Percent

(21)

lama tidur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid pendidikan tinggi 3 9.1 9.1 9.1

non pendidikan tinggi 30 90.9 90.9 100.0

Total 33 100.0 100.0

Pendapatan orang tua per bulan

Frequency Percent Valid Percent

(22)

penyuluhan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid pernah 6 18.2 18.2 18.2

tidak pernah 27 81.8 81.8 100.0

Total 33 100.0 100.0

Tempat mengikuti penyuluhan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 27 81.8 81.8 81.8

internet 2 6.1 6.1 87.9

seminar 2 6.1 6.1 93.9

disksi dalam grup 1 3.0 3.0 97.0

dan lain lain 1 3.0 3.0 100.0

Total 33 100.0 100.0

Jumlah anggota keluarga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang dari 4 orang 10 30.3 30.3 30.3

4 orang 4 12.1 12.1 42.4

lebih dari 4 orang 19 57.6 57.6 100.0

(23)

Obesitas

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid pernah 22 100.0 100.0 100.0

Frekuensi nonton iklan

Frequency Percent Valid Percent

(24)

Lama tidur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid pendidikan tinggi 4 18.2 18.2 18.2

non pendidikan tinggi 18 81.8 81.8 100.0

Total 22 100.0 100.0

Pendapatan orang tua per bulan

Frequency Percent Valid Percent

(25)

penyuluhan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 22 100.0 100.0 100.0

Tempat mengikuti penyuluhan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 22 100.0 100.0 100.0

Jumlah anggota keluarga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang dari 4 orang 9 40.9 40.9 40.9

4 orang 4 18.2 18.2 59.1

lebih dari 4 orang 9 40.9 40.9 100.0

(26)

LAMPIRAN 8

Status berat badan * frekuensi nonton iklan

Crosstab

a. 6 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum

(27)

status berat badan * pendidikan terakhir ayah

Continuity Correctionb .021 1 .886

Likelihood Ratio .325 1 .569

Fisher's Exact Test .696 .454

N of Valid Cases 55

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.67.

(28)

status berat badan * pendidikan terakhir ibu

Continuity Correctionb .475 1 .491

Likelihood Ratio 1.185 1 .276

Fisher's Exact Test .408 .242

N of Valid Cases 55

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.67.

(29)

status berat badan * pendapatan orang tua perbulan

Pendapatan orang tua per bulan

Total

Continuity Correctionb .011 1 .916

Likelihood Ratio .147 1 .701

Fisher's Exact Test .785 .458

N of Valid Cases 55

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.31.

(30)

status berat badan * penyuluhan overweight

Continuity Correctionb 2.542 1 .111

Likelihood Ratio 6.219 1 .013

Fisher's Exact Test .072 .046

N of Valid Cases 55

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.29.

(31)

status berat badan * tempat mengikuti penyuluhan

a. 8 cells (80.0%) have expected count less than 5. The minimum

(32)

status berat badan * jumlah anggota keluarga

a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum

(33)

LAMPIRAN 9

(34)
(35)
(36)
(37)

DAFTAR PUSTAKA

1. Craig. E, Reilly J.J, R. Bland. Risk Factor for overweight and overfatness in rural South African children and adolescents. J Public Health. 2015 ;vol.38, ; 24–33.

2. Erfita Anasha W. Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Aktivitas Fisik dan pengeluaran uang jajan anak sekolah dasar Overweight dan Non Overweight di wilayah puskesmas Banjarejo, Kecamatan Taman Kota Madiun. [Naskah publikasi skripsi] program studi S1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2014.

3. Adinigrum RD. Karakteristik Kegemukan pada Anak Sekolah dan Remaja di Medan dan Jakarta Selatan. Program Studi Gizi Masyarakat Dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, 2008.

4. Flegal KM, Ogden CL. Children Obesity: Are we all speaking the same langguage?.Am Society for Nutr. 2011 ; adv.nutr, 2 : 1595-1665.

5. Manjilala. Pengukuran status gizi pada remaja. 2012. [internet]. [dikutip 3 Juni 2016]dikutip dari : http://manjilala.info/pengukuran-status-gizi-pada-remaja/.

6. Sjarif DR, Nasar SS, Devaera Y, Tanjung CF. Asuhan Nutrisi Pediatrik. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2011 ; 1-13.

7. Laksema FKUB. Apa Itu Antropometri.2012 [internet]. [dikutip 6 Juni 2016] dikutip dari : http://lakesma.ub.ac.id/2012/06/apa-itu-antropometri/.

8. Masrizal MA. Obesity And Cardiovascular Disease In Children. Universitas Indonesia.2004. vol 8 : 39-42.

9. Remedy Health Media, Risk Factors and Causes of Obesity.[internet].2015. [dikutip 3 Juni 2016] Diakses dari :

http://www.healthcommunities.com/obesity/causes.shtml

10. Keihner AJ, Mitchell PR, Kitzmann C, Sugerman S, Foerster SB. Psychososocial, Socioeconomic, Behavioral, and Environmental Risk Factors for BMI and Overweight among 9-to 11 year old Children. Calif J Health Promotion. 2009; 7 ; 99-118.

11. Centers for Disease Control and Prevention.Childhood Obesity Causes & Consequences. [internet].2015. [dikutip 3 Juni2016] Diakses dari :

(38)

12. Harvard T.H. CHAN. Television Watching And “Sit Time”. [internet].[dikutip 6 Juni 2016] Diakses dari :

https://www.hsph.harvard.edu/obesity-prevention-source/obesity-causes/television-and-sedentary-behavior-and-obesity/.

13. American Psychological Association. The Impact of Food Advertising on Childhood Obesity [dikutip 6 Juni 2016] Diakses dari :

http://www.apa.org/topics/kids-media/food.aspx.

14. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar, Riskesdas 2013 .h.219-20.

15. Madiyono B, Moeslichan S, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto SH. Perkiraan besar sampel. Dalam: Sastroasmoro S, Ismael S,penyunting. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis.Edisi ke 3.Jakarta:Sagung Seto;2008.h302-14.

16. Situs Keluarga Pedia. UMR 2016 Seluruh Provinsi (UMP Terbaru) [Dikutip 23 juni 2016] Diakses dari :http://www.si-pedia.com/2016/01/umr-umk-seluruh-provinsi-2016.html.

17. Medscape Medical News. New AASM Guideline on Optimal Sleep for Children [Dikutip 23 juni 2016] Diakses dari :

http://www.medscape.com/viewarticle/864846.

18. BPPKBD NGANJUK. Keluarga dan Anak Berkualitas [Dikutip 23 juni 2016] Diakses dari :http://bppkb.nganjukkab.go.id/?page_id=611

19. Sari DA, Overweight pada siswa di SMP Al Islam 1 Surakarta. [Naskah publikasi skripsi] program studi S1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2014.

20. CalorieKing, How many calories in Lay's Classic Potato Chips [Dikutip 13 desember 2016] Diakses dari : http://www.calorieking.com/foods/calories-in-potato-chips-classic-potato-chips_f-ZmlkPTc5MDUz.html.

21. Health Promotion Board, How Dangerous are My Potato Chips? [Dikutip 13 desember 2016] Diakses dari : http://www.hpb.gov.sg/HOPPortal/breathe-article/HPB-047571.

(39)

23. Myfitnesspal, Calories in Streets Paddle Pop Chocolate [Dikutip 13 desember 2016] Diakses dari : http://www.myfitnesspal.com/food/calories/154748774.

24. Myfitnesspal, Calories in Streets Paddle Pop Rainbow [Dikutip 13 desember 2016] Diakses dari : http://www.myfitnesspal.com/food/calories/streets-paddle-pop-rainbow-212644192.

25. Fatsecret, Sosro Teh Botol [Dikutip 13 desember 2016] Diakses dari : http://www.fatsecret.co.id/kalori-gizi/sosro/teh-botol/1-porsi.

26. Pubmed, Effect of fat free potato chips with and without nutrition labels on fat and energy intakes [Dikutip 13 desember 2016] Diakses dari :

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9701184.

27. The American Journal of Clinical Nutrion, Chronic intake of potato chips in humans increases the production of reactive oxygen radicals by leukocytes and increases plasma C-reactive protein [Dikutip 13 desember 2016] Diakses dari :

http://m.ajcn.nutrition.org/content/89/3/773.full.

28. MedicineNet.com, Definition of Trans fat [Dikutip 13 desember 2016] Diakses dari : http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=11091 29. Hellosehat, Anak Gemuk? Mungkin karena terlalu lama menonton TV [Dikutip

13 desember 2016] Diakses dari : https://hellosehat.com/anak-gemuk-menonton-tv-terlalu-lama/amp/

30. Zulzaidi, Pengaruh Iklan dan Pemasaran Terhadap Diet Dan Pemakanan [Dikutip 13 desember 2016] Diakses dari :

https://zulzaidi.wordpress.com/2008/07/31/pengaruh-iklan-dan-pemasaran-terhadap-diet-dan-pemakanan/

31. Iryandi B, Analisis Karakteristik Nelayan dan Pengaruhnya terhadap Pendapatan Nelayan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan [Naskah publikasi Tesis] program studi Magister Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. 2013.

32. Suhardjo, Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta : Penerbit Aksara; 2007.

(40)

34. Manalu HL, Efektifitas Penyuluhan Dengan Metode Ceramah Dan Media Leaflet Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Yang Memiliki Balita Tentang Gizi Balita Di Dusun Vii Desa Bangun Rejo Kec.Tanjung Morawa Provinsi Sumatera Utara [Naskah publikasi Karya Tulis Ilmiah] program studi D-IV Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara. 2013.

(41)

BAB 3

Kerangka Teori, Kerangka Konsep, Hipotesis

3.1

Kerangka Teori

Gambar 3.1 Kerangka Teori Overweight Pada Anak.

Makanan/Minuman

Media massa Jajanan

Aktivitas fisik dan Kebiasaan

Tidur Olahraga Berkendaraan

Karakteristik Orang tua

Pendidikan Pekerjaan

Overweight

Berlebihnya asupan makanan kurangnya

aktivitas

IMT

(42)

3.2

Kerangka Konsep

Pada penelitian ini kerangka konsep tentang faktor resiko overweight pada anak sekolah dipinggiran kota Medan yang akan diuraikan berdasarkan variabel dependen dan Independen.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.2 Kerangka Konsep Faktor Risiko Overweight Pada Anak. Penyuluhan

Overweight

Jumlah Anggota Keluarga Pendidikan

Pendapatan Orang tua

Menonton Iklan

Overweight pada Anak

(43)

3.3 Hipotesis

(44)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah analitik dengan metode cross sectional yang bertujuan untuk mencari faktor resiko overweight pada anak sekolah di pinggiran kota Medan.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMP pinggiran kota Medan. Waktu penelitian direncanakan pada bulan Maret-September 2016.

4.3 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah anak sekolah di pinggiran kota Medan. Populasi terjangkau adalah anak usia 13-15 tahun yang bersekolah di pinggiran kota Medan.14 Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Perkiraan besar sampel pada penelitian ini digunakan rumus sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi yaitu :15

N=Zα2

N = besar sampel

Zα = Tingkat Kemaknaan

P = proporsi keadaan yang akan dicari (dalam hal ini adalah prevalensi overweight pada usia 13-15 tahun) 14

(45)

P = 0.083.14 menggunakan teknik consecutive sampling, yaitu semua subyek yang diukur dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.

Kriteria pemilihan subyek penelitian adalah : Kriteria Inklusi

1. Anak sekolah umur 13-15 tahun.

2. Memenuhi definisioverweight berdasarkan IMT menurut umur dan jenis kelamin.

3. Bersedia menandatangani informed concent Kriteria Ekslusi

1. Responden yang mengisi kuesioner tidak lengkap. 2. Responden yang tidak mengumpulkan kuesioner.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Responden pada penelitian ini adalah anak sekolah di pinggiran kota Medan yang overweight dan berumur 13-15 tahun. Responden tersebut akan diwawancarai oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner yang sudah dipersiapkan untuk mengumpulkan data mengenai faktor resiko yang diduga berperan dalam terjadinya overweight. Kuesioner ini mencakup menonton iklan, lama tidur, penyuluhan

(46)

4.5 Pengolahan dan Analisa Data

Data indeks massa tubuh diolah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Faktor resiko overweight pada anak sekolah pinggiran kota Medan dianalisa dengan menggunakan chi square test. Semua data yang telah dikumpulkan akan diolah melalui beberapa tahap yaitu editing, coding, entry, cleaning, dan saving kemudian dilakukan pengolahan data dengan komputerisasi menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20.

4.6 Variabel dan Definisi Operasional

4.6.1 Antropometri berasal dari kata anthropos yang berarti manusia dan metros yang berarti ukuran. Antropometri dapat didefinisikan sebagai

suatu studi tentang pengukuran tubuh manusia dalam hal dimensi tulang, otot dan jaringan lemak. Dengan pengukuran antropometri ini akan diketahui tinggi badan, berat badan, dan ukuran badan aktual seseorang. Cara ukur : Perhitungan rumus Indeks Massa Tubuh (IMT)

Alat Ukur :

Timbangan Berdiri (untuk mengukur berat badan)

Microtoise (untuk mengukur tinggi badan)

Grafik IMT dari Center for Disease Control and Prevention (CDC 2000) Skala Ukur : Ordinal.

Hasil ukur : Obesitas Overweight

4.6.2 Pendidikan Orangtua adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang

diperoleh orang tua , yaitu non pendidikan tinggi (SMA kebawah) dan Pendidikan tinggi (D1-S3)

(47)

Skala ukur : Nominal.

Hasil ukur : Pendidikan tinggi Non pendidikan tinggi

4.6.3 Pendapatan Orangtua adalah penghasilan dari pekerjaan yang dilakukan

oleh orang tua. Pendapatan orang tua dinilai berdasarkan Upah Minimal Provinsi/Regional (UMP) untuk Sumatera Utara tahun 2016 yaitu Rp. 1.811.875,-16

Cara ukur : Wawancara. Alat ukur : Kuesioner. Skala ukur : Nominal.

Hasil ukur : Tinggi apabila pendapatan orangtua di atas UMP Sumatera Utara

Rendah apabila pendapatan orangtua Di bawah UMP Sumatera Utara

4.6.4 Menonton Iklan adalah kegiatan melihat presentasi non-personal, yaitu

presentasi makanan yang dilakukan sponsor yang dapat diidentifikasi dan yang memberikan imbalan untuk tujuan tersebut.

Cara ukur : Wawancara. Alat ukur : Kuesioner. Skala ukur : Ordinal Hasil ukur : 1 kali

2 kali 3 kali

(48)

4.6.5 Lama Tidur adalah jumlah jam tidur malam hari per hari.Menjelang

4.6.6 Penyuluhan Overweight adalah proses pembelajaran mengenai overweight yang diterima oleh responden

4.6.7 Jumlah Anggota Keluarga adalah jumlah seluruh anggota keluarga

dalam satu rumah tangga yang tinggal dan makan dari satu dapur (satu sumber penghasilan). Sebagaimana yang telah digaungkan oleh pemerintah untuk menekan angka pertambahan penduduk, melalui lembaga

(49)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan dengan menggunakan peralatan timbangan berat badan, microtoise untuk mengukur tinggi badan dan kuesioner yang telah diisi oleh responden di masing-masing sekolah, yang dipandu oleh peneliti. Hasil kuesioner yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis, sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan dibawah ini.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus 2016 sampai September 2016 di sekolah Swasta Pencawan Jl. Bunga Ncole Raya No.50, Kemenangan Tani, Medan Tuntungan dan sekolah Negeri 41 Medan Jl. Bunga Ncole No.129, Belawan I, Medan Kota Belawan. Sekolah Swasta Pencawan didirikan pada tahun 1979. Sekolah ini terdiri dari SMP, SMA dan SMK. SMP Swasta Pencawan dikelola oleh kepala sekolah sekaligus pemilik sekolah bernama Sofian P. Pencawan,SH dan wakil kepala sekolah Viktor Siagian,S.Pd. Setiap kelas memiliki 5 lokal yang terdiri dari kelas 7 ada 2 lokal yaitu kelas 7A dengan jumlah siswa 35 orang dan 7B dengan jumlah siswa 34 orang; kelas 8 jumlah siswa 43 orang dan kelas 9 ada 2 lokal yaitu 9A dengan jumlah siswa 25 orang dan 9B dengan jumlah siswa 24 orang. Jumlah semua siswa SMP Swasta Pencawan ada 137 orang.

Sekolah SMP Negeri 41 Medan dikelola oleh kepala sekolah Drs. Sintua Marolop Hutagol Mpd dan Wakil Kepala Sekolah Drs. Jhon Glora Pelawi S.pd. Sekolah Menengah Pertama Negeri 41 Medan memiliki 24 lokal kelas yang terdiri dari kelas 7 ada 8 lokal, kelas 8 ada 8 Lokal, kelas 9 ada 8 lokal. Setiap lokal kelas masing-masing dari kelas 7 sampai 9 memiliki 35 siswa. Jumlah semua siswa SMP Negeri 41 Medan ada 769 orang.

(50)

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Pada penelitian ini, diambil responden anak usia SMP dengan metode consecutive sampling yang telah ditentukan dan memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi. Dari keseluruhan responden, gambaran karakteristik responden yang diamati meliputi: umur murid, status berat badan murid, pendidikan terakhir orang tua, pendapatan per bulan orang tua, sumber informasi, dan tingkat pengetahuan.

Tabel 5.1 Karakteristik Responden

Karakteristik Sampel N = 55

Frekuensi Menonton Iklan, n (%)

1 kali 2 (6.1) 2 (9.1)

Pendidikan Terakhir Ayah, n (%)

Non pendidikan Tinggi 28 (84.8) 20 (90.9)

Pendidikan Tinggi 5 (15.2) 2 (9.1)

Pendidikan Terakhir Ibu, n (%)

(51)

Pendapatan orang tua per bulan, n (%)

Jumlah Anggota Keluarga, n (%)

Kurang dari 4 orang 10 (30.3) 9 (40.9)

4 orang 4 (12.1) 4 (18.2)

Lebih dari 4 orang 19 (57.6) 9 (40.9)

Berdasarkan umur, kelompok Overweight terbanyak terdapat pada kelompok umur 13 tahun sebanyak 14 responden yaitu sebesar 42.4 %, diikuti oleh kelompok umur 14 tahun sebanyak 7 responden yaitu sebesar 21.2 %, sedikit terdapat pada umur 11 dan 16 tahun sebanyak 1 responden yaitu sebesar 3 %. Sedangkan kelompok Obesitas terbanyak pada umur 12 sebanyak 11 responden yaitu sebesar 50 %, diikuti oleh umur 13 sebanyak 6 yaitu sebesar 27.3 %, sedikit terdapat pada umur 11,15,16 sebanyak masing-masing 1 responden yaitu sebesar 4.5 %

(52)

Berdasarkan Frekuensi menonton iklan, Kelompok Overweight terbanyak menonton iklan lebih dari 3 kali sebanyak 26 responden yaitu sebesar 78.8 %, kelompok sedikit menonton iklan 1 kali sebanyak 2 responden yaitu sebesar 6.1 %. Sedangkan Kelompok Obesitas yang paling banyak menonton iklan terdapat pada lebih dari 3 kali sebanyak 14 responden yaitu sebesar 63.6 %, paling sedikit menonton iklan terdapat pada 1 kali sebanyak 2 yaitu sebesar 9.1 %.

Berdasarkan status lama tidur, kelompok Overweight terbanyak adalah 8 jam sebanyak 15 responden yaitu sebesar 45.5 %, yang paling sedikit lama tidurnya terdapat pada lebih dari 9 jam dan 9 jam masing-masing sebanyak 4 responden yaitu sebesar 12.1 %. Kelompok Obesitas terbanyak adalah 8 jam sebanyak 8 yaitu sebesar 36.4 %, disusul kurang dari 8 jam sebanyak 7 responden yaitu sebanyak 31.8 %, paling sedikit lebih dari 9 jam sebanyak 2 yaitu sebanyak 9.1 %.

Berdasarkan Pendidikan Terakhir ayah, kelompok Overweight terbanyak adalah pada Non pendidikan tinggi sebanyak 30 responden yaitu sebesar 90.9 %, paling sedikit terdapat pada pendidikan tinggi sebanyak 3 responden yaitu sebesar 9.1 %. Kelompok Obesitas terbanyak adalah pada non pendidikan tinggi sebanyak 20 responden yaitu sebesar 9.1%, paling sedikit terdapat pada pendidikan tinggi sebanyak 2 responden yaitu sebesar 9.1 %.

Berdasarkan Pendidikan Terakhir ibu, kelompok Overweight terbanyak adalah pada Non Pendidikan Tinggi sebanyak 30 responden yaitu sebesar 90.9%, paling sedikit pada pendidikan tinggi hanya sebanyak 3 responden yaitu sebesar 9.1 %. Kelompok Obesitas terbanyak adalah pada Non Pendidikan Tinggi sebanyak 18 yaitu sebesar 18.2 %, paling sedikit pada pendidikan tinggi sebanyak 4 responden yaitu sebesar 18.2 %

(53)

tua perbulan Tinggi dan rendah UMP Sumatera Utara seimbang masing-masing sebanyak 11 responden yaitu sebesar 50 %.

Berdasarkan penyuluhan pada orang tua, kelompok Overweight terbanyak adalah pada kelompok Tidak Pernah mengikuti penyuluhan sebanyak 27 responden yaitu sebesar 81.8 %, Kelompok paling sedikit terdapat pada Pernah mengikuti penyuluhan sebanyak 6 responden yaitu sebesar 18.2 %. Kelompok Obesitas tidak pernah mengikuti penyuluhan sebanyak 22 responden yaitu sebesar 100 %.

Berdasarkan tempat penyuluhan pada orang tua, kelompok Overweight mengikuti sebanyak 6 responden yaitu sebesar 18.2 %. Sumber penyuluhan terbanyak yaitu Internet dan Seminar masing masing sebanyak 2 responden sebesar 6.1%. paling sedikit terdapat pada Diskusi Dalam Grup dan lain-lain sebanyak 1 responden yaitu sebesar 3 %. Kelompok Obesitas tidak pernah mengikuti penyuluhan sebanyak 22 responden yaitu sebesar 100 %.

Berdasarkan jumlah anggota keluarga, kelompok Overweight terbanyak adalah pada Lebih Dari 4 orang sebanyak 19 responden yaitu sebesar 57.6 %, paling sedikit terdapat pada 4 orang sebanyak 4 responden yaitu sebesar 12.1 %. Kelompok Obesitas terbanyak adalah pada lebih dari 4 orang sebanyak 9 responden yaitu sebesar 40.9 %, paling sedikit 4 orang sebanyak 4 responden yaitu sebesar 18.2 %.

Tabel 5.2 Status Berat Badan dengan Frekuensi Menonton Iklan.

Status Berat Badan Frekuensi nonton iklan

(54)

Dari tabel 5.2 memperlihatkan hubungan antara status berat badan dengan frekuensi menonton iklan. Pada kelompok yang overweight sebagian besar responden menonton iklan lebih dari tiga kali yaitu 79.4%, sedangkan pada anak yang termasuk obesitas frekuensi yang menonton iklan lebih dari tiga kali juga besar yaitu 61.9%.

Tabel 5.3 Status Gizi dengan Frekuensi Pendidikan Terakhir Ayah.

Status Gizi Pendidikan

Baik pada kelompok overweight maupun obesitas frekuensi pendidikan terakhir ayah yang terbanyak adalah non pendidikan tinggi.

Tabel 5.4 Status Gizi dengan Frekuensi Pendidikan Terakhir Ibu.

Status Gizi Pendidikan

(55)

Tabel 5.5 Status Gizi dengan Frekuensi Pendapatan Orang Tua per Bulan

Status Gizi

Pendapatan Orang Tua per Bulan

P = 0.701

Pendapatan orang tua perbulan pada kelompok sampel yang overweight sebagian besar adalah Tinggi dari UMP Sumatera Utara, sementara pada kelompok sampel yang obesitas terbanyak berpenghasilan Rendah dari UMP.

Tabel 5.6 Status Gizi dengan Penyuluhan Overweight

(56)

Tabel 5.7 Status Gizi dengan Tempat Mengikuti Penyuluhan

Status Gizi

Tempat Mengikuti Penyuluhan

Tidak Pernah Internet Seminar

Diskusi

Orang tua sampel yang overweight mengikuti penyuluhan dari internet dan seminar ada 5.9%; sementara orang tua sampel yang obesitas tidak ada yang pernah mengikuti penyuluhan .

Tabel 5.8 Status Gizi dengan Jumlah Anggota Keluarga

Status Gizi Kurang dari 4

orang 4 orang

Sebagian besar sampel overweight jumlah anggota keluarganya lebih dari 4 orang, demikian pula sampel yang obesitas.

5.2. Pembahasan

Dari tabel Karakteristik Responden dapat dilihat bahwa dari 55 responden

(57)

kelompok Obesitas terbanyak pada umur 12 sebanyak 11 responden yaitu sebesar 50 %, sebagian kecil umur 11,15,16 sebanyak masing-masing 1 responden yaitu sebesar 4.5 %.

Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa, prevalensi gizi lebih secara nasional pada remaja umur 13-15 tahun di Indonesia sebesar 10.8%. Pada umur 16-18 tahun mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2007 sebesar 1.4% menjadi 7.3%.19 Dari uraian ini, maka dapat kita simpulkan bahwa umur 13 tahun adalah rentang mulainya terjadi overweight dan obesitas .

Dari 55 responden yang diteliti sebagian besar pernah menonton iklan (100 %). Merek makanan yang sering dibeli anak anak yang menonton iklan tersebut yaitu Lays Potato Chips, Chitato, es krim Paddle Pop dan minuman Teh Botol Sosro. Dari

penelusuran yang peneliti dapatkan ternyata satu kemasan 1 oz Lays Pottato Chips mengandung 160 kcal dan 90 kcal nya adalah dari lemak.20 Jumlah kalori yang disumbangkan oleh Lays ini ternyata cukup besar sementara kegiatan yang dapat membakar 160 kcal adalah dengan berjalan kaki selama 42 menit atau dengan jogging selama 18 menit atau 13 menit berenang ataupun 22 menit bersepeda.21 Chitato Pottato Chips dalam satu kemasannya mengandung 100 kcal, es krim Paddle Pop 79-107 kcal ( 79 kcal Paddle Pop chocolate; 107 pada Paddle Pop Rainbow) dan minuman Teh Botol Sosro 125 ml mengandung 85 kcal.22. 23. 24. 25

(58)

Lipoprotein) yaitu ‘lemak jahat” yang mengangkut kolesterol dari hati ke seluruh

jaringan tubuh.27

Diet yang mengandung trans-fat yang tinggi memicu terjadinya obesitas, penyakit jantung, kanker , penyakit Alzheimer's dan diabetes – jika kita beranggapan bahwa

masalah-masalah tersebut terjadinya nanti pada usia yang lebih lanjut, ternyata tidak

benar. Sudah terlihat bahwa orang-orang yang mengkonsumsi tran-fat dalam jumlah

banyak sudah mengalami masalah berat-badan, gangguan hati, infertilitas pada wanita

dan resiko tinggi menderita depresi pada usia yang relatif muda.28

Dari 55 responden yang diteliti Frekuensi menonton iklan, Kelompok Overweight terbanyak menonton iklan lebih dari 3 kali sebanyak 26 responden yaitu sebesar 78.8 %, kelompok sedikit menonton iklan 1 kali sebanyak 2 responden yaitu sebesar 6.1 %. Sedangkan Kelompok Obesitas yang paling banyak menonton iklan terdapat pada lebih dari 3 kali sebanyak 14 responden yaitu sebesar 63.6 %, paling sedikit menonton iklan terdapat pada 1 kali sebanyak 2 yaitu sebesar 9.1 %. Menurut hasil penelitian yang dilakukan di New Zealand dengan melibatkan sebanyak 1000 anak, didapatkan bahwa kebiasaan menonton TV yang terlalu sering menyebabkan mereka menjadi lebih gemuk dibandingkan dengan anak-anak seusianya yang tidak menonton TV.29 Kajian Persatuan Pulau Pinang (CAP) mendapatkan 62% anak-anak telah meminta ibu bapa mereka membeli makanan ringan dan makanan cepat saji yang

dipaparkan di layar televisi.30 Jika dibandingkan antara yang obesitas dengan yang

overweight ternyata baik yang overweight maupun yang obesitas keduanya lebih

banyak menonton iklan lebih dari tiga kali; tidak ada perbedaan antara yang obesitas

dengan yang overweight (P 0.130)

(59)

sebanyak 8 yaitu sebesar 36.4 %, disusul kurang dari 8 jam sebanyak 7 responden yaitu sebanyak 31.8 %, paling sedikit lebih dari 9 jam sebanyak 2 yaitu sebanyak 9.1 %.

Walaupun dari penelitian ini responden yang tidurnya kurang dari 8 jam tidak merupakan jumlah terbanyak, namun angkanya cukup tinggi, yaitu lebih dari tigapuluh persen. Hasil dari sebuah studi besar menunjukkan bahwa jumlah jam tidur yang sedikit dapat mempengaruhi fungsi sel-sel lemak dan meningkatkan risiko penambahan berat badan.9

Berdasarkan tabel karakteristik dapat dilihat bahwa dari 55 responden sebagian besar Pendidikan Terakhir ayah, kelompok Overweight terbanyak adalah pada Non pendidikan tinggi sebanyak 30 responden yaitu sebesar 90.9 %. Kelompok Obesitas terbanyak adalah pada non pendidikan tinggi sebanyak 20 responden yaitu sebesar 9.1%. Pendidikan Terakhir ibu, kelompok Overweight terbanyak adalah pada Non Pendidikan Tinggi sebanyak 30 responden yaitu sebesar 90.9%. Kelompok Obesitas terbanyak adalah pada Non Pendidikan Tinggi sebanyak 18 yaitu sebesar 18.2 %. Studi lain yang khusus meneliti hubungan antara keadaan keluarga dan status berat badan, menunjukkan anak-anak dengan orang tua yang kurang berpendidikan cenderung memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) yang lebih tinggi dan lebih mungkin untuk terjadi kegemukan.10

(60)

yang merupakan kantong kemiskinan terbesar (37.19%) dari keseluruhan penduduk miskin di Medan.31

Dari tabel karekteristik dapat dilihat bahwa dari 55 orang tua responden kelompok Overweight Pernah mengikuti penyuluhan sebanyak 6 responden yaitu sebesar 18.2

%. Kelompok Obesitas tidak pernah mengikuti penyuluhan sebanyak 22 responden yaitu sebesar 100 %.

Penyuluhan gizi menurut Suharjo (2003) adalah pendekatan edukatif yang menghasilkan perilaku individu atau masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan atau mempertahankan gizi baik.31 Beberapa penelitian yang sudah dilakukan di beberapa tempat memperlihatkan bahwa penyuluhan adalah cara yang cukup baik dalam memperbaiki status gizi masyarakat; seperti misalnya penelitian yang dilakukan oleh Paramastri.I, dkk (2007) mengatakan bahwa intervensi penyuluhan dapat dilakukan sebagai upaya untuk merangsang masyarakat terutama keluarga (yaitu ibu rumah tangga) agar mampu menjadi motivator dilingkungan rumah tangganya.33 Penelitian yang dilakukan oleh Manalu HL tentang: Efektifitas Penyuluhan Dengan Metode Ceramah Dan Media Leaflet Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Yang Memiliki Balita Tentang Gizi Balita di Dusun VII Desa Bangun Rejo Kec.Tanjung Morawa Provinsi Sumatera Utara mendapatkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi balita pada pretest dan posttest berbeda secara signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu sebelum

(61)

Hasil penelitian ini bisa kita jadikan sebagai suatu analisa kebutuhan akan pentingnya penyuluhan dan pendidikan gizi pada anak sekolah dan orang tuanya, karena sebagian besar murid bergizi lebih di kedua sekolah ini tidak pernah mengikuti penyuluhan dan tidak paham akan gizi lebih dan dampaknya. Kita lihat bahwa pemberian pendidikan gizi sangat diperlukan untuk anak Sekolah Menengah dan keluarganya agar terciptanya sikap positif terhadap gizi, terbentuknya pengetahuan dan kecakapan memilih dan menggunakan sumber-sumber pangan, timbulnya kebiasaan makan yang baik dan adanya motivasi mengetahui lebih lanjut tentang hal-hal yangg berhubungan dengan gizi. Pendidikan gizi yang bisa kita pakai mungkin adalah penyuluhan dalam kelompok di sekolah dan karena penyuluhan merupakan suatu proses merupakan suatu rangkaian kegiatan maka perlu direncanakan satu kegiatan yang kemudian disusul oleh kegiatan lain. Yang berarti juga agar tercapai tujuan pendidikan gizi perlu direncanakan suatu serial kegiatan lebih dari satu kegiatan dengan menggunakan kombinasi pengalaman belajar yang berarti bukan hanya satu metode saja, agar dia menjadi menarik, kemudian dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari anak.

Berdasarkan tabel karekteristik dapat dilihat bahwa dari 55 responden jumlah anggota keluarga, kelompok Overweight terbanyak adalah pada Lebih Dari 4 orang sebanyak 19 responden yaitu sebesar 57.6 %, paling sedikit terdapat pada 4 orang sebanyak 4 responden yaitu sebesar 12.1 %. Kelompok Obesitas terbanyak adalah pada lebih dari 4 orang sebanyak 9 responden yaitu sebesar 40.9 %, paling sedikit 4 orang sebanyak 4 responden yaitu sebesar 18.2 %.

Pada penelitian Mazarina Devi (2010), jumlah anggota keluarga turut serta mempengaruhi status gizi. Mazarina menyatakan bahwa dalam suatu keluarga yang berjumlah kurang dari 4 orang, mempunyai status gizi yang lebih baik daripada keluarga yang mempunyai jumlah anggota keluarga lebih dari 4 orang.35 Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa dalam keluarga responden yang menjadi sampel penelitian ini masih ada yang memiliki anak lebih dari dua orang, dan ada yang hidup dalam keluarga besar yaitu bersama kakek dan nenek responden.

(62)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai FAKTOR RISIKO OVERWEIGHT PADA ANAK SEKOLAH DI PINGGIRAN KOTA MEDAN, diperoleh kesimpulan :

1. Dari dua sekolah yang menjadi tempat penelitian didapatkan 55 responden yang mengalami gizi lebih, Overweight lebih banyak (61.8%) dari obesitas dan diantara sampel overweight tersebut yang terbanyak berusia 13 tahun yaitu 20 responden (36.4 %).

2. Semua sampel pernah menonton iklan (100%) , tidak ada yang tidak pernah menonton iklan dan sebagian besar menonton iklan lebih dari 3 kali sehari (72.7 %).

3. Responden, sebagian besar tidurnya 8 jam yaitu 23 responden (41.8%).

4. Berdasarkan status pendidikan tinggi ayah dan ibu, sebagian besar responden, non pendidikan tinggi yaitu sebanyak ayah 40 responden (72.7%).dan ibu 46 responden (83.6 %)

5. Berdasarkan pendapatan per bulan orang tua, sebagian besar responden pendapatan orang tua perbulannya Tinggi UMP Sumatera Utara yaitu sebanyak 28 responden (50.9 %).

6. Sebagian besar orang tua responden tidak pernah mengikuti penyuluhan overweight (50.9 %); yang pernah mengikuti penyuluhan mendapat penyuluhan

dari internet dan seminar masing masing sebanyak 2 responden (3.6 %) .

7. Responden sebagian besar adalah anggota keluarganya lebih dari 4 orang yaitu sebanyak 28 responden (50.9 %) .

(63)

6.2. Saran

Saran yang dapat peneliti sampaikan pada karya tulis ilmiah ini adalah : 1. Bagi Tenaga Kesehatan

Agar meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam memberikan konseling atau penyuluhan tentang Overweight kepada masyarakat agar minat kepedulian dan kesadaran masyarakat makin tinggi tentang pentingnya deteksi dini dan mencegah dampak buruk overweight.

2. Bagi Responden

Meningkatkan pengetahuan tentang Overweight dengan membaca artikel, buku, menelusuri internet dan sebagainya, serta mencegah Overweight dengan mengamalkan gaya hidup yang sehat dengan mengkonsumsi makanan atau minuman yang bergizi dan porsi secukupnya, mengurangi aktifitas menonton iklan, tidur yang cukup, mengetahui berat ideal sesuai dengan BMI dan berolah raga teratur. Bagi orang tua anak yaitu mengikuti penyuluhan, memperhatikan makanan dan minuman anak, memperhatikan status berat badan anak.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil dari penelitian ini agar dapat digunakan sebagai bahan masukan keperpustakaan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dan dapat dijadikan sebagai bahan penelitian selanjutnya.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

(64)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Overweight

Overweight (kelebihan berat badan atau kegemukan) didefinisikan sebagai

berat badan di atas standar. Pengertian lainnya overweight adalah kelebihan berat badan atau bertumpuknya lemak dalam jumlah yang lebih sedikit daripada keadaan obesitas. Jika berdasarkan angka Body Mass Index (BMI) maka definisi overweight adalah jika Body Mass Index (BMI) pada usia tertentu berada pada persentil 85 sampai 95.4

2.2 Pengukuran dan Penilaian

Status gizi pada remaja dihitung dengan menggunakan rumus indeks massa tubuh atau yang biasa disingkat dengan istilah Indeks Masa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). Akan tetapi Indeks Masa Tubuh bukan tanpa kelemahan, karena

Indeks Masa Tubuh hanya menggambarkan proporsi ideal tubuh seseorang antara berat badan saat ini terhadap tinggi badan yang dimilikinya.Indeks Masa Tubuh tidak mampu mengambarkan tentang proporsi lemak yang terkandung di dalam tubuh seseorang.4

Meskipun demikian, jika nilai Indeks Masa Tubuh sudah menunjukkan ke arah kelebihan berat badan atau overweight, biasanya seseorang diminta untuk melakukan pemeriksaan lanjutan, apakah kelebihan berat badan tersebut merupakan hasil dari timbunan lemak atau otot, biasanya dengan menggunakan beberapa pengukuran antropometri seperti pengukuran lemak bawah kulit.5

(65)

Grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan ialah grafik World Health Organization (WHO) 2006 untuk anak kurang dari 5 tahun dan grafik Center for

Disease Control and Prevention (CDC) 2000 untuk anak lebih dari 5 tahun. Untuk

usia di atas 5 tahun hingga 18 tahun digunakan grafik CDC2000 dengan pertimbangan grafik WHO 2006 tidak memiliki grafik Berat Badan/Tinggi Badan dan data dari WHO 2006 merupakan acuan dari National Center For Health Statistic (NCHS) 1981. Ambang batas yang digunakan untuk overweight ialah persentil 85 - 95.5

Dalam keadaan tertentu dimana berat badan dan panjang/tinggi badan tidak dapat dinilai secara akurat, misalnya terdapat organomegali, edema anasarka, spondilitis atau kelainan tulang, dan sindrom tertentu maka status gizi ditentukan dengan menggunakan parameter lain misalnya lingkar lengan atas, knee height, arm span dan lain lain.6 penggunaan grafik pertumbuhan dapat dilihat pada gambar 2.2.1.

(66)

Antropometri berasal dari kata anthropos yang berarti manusia dan metros yang berarti ukuran. Antropometri dapat didefinisikan sebagai suatu studi tentang pengukuran tubuh manusia dalam hal dimensi tulang, otot dan jaringan lemak. Dengan pengukuran antropometri ini akan diketahui tinggi badan, berat badan, dan ukuran badan aktual seseorang. Selanjutnya tinggi badan, berat badan dan ukuran tubuh (termasuk skinfolds dan circumferences) aktual seseorang ini dapat digunakan untuk tujuan menilai pertumbuhan dan distribusi lemak tubuh seseorang, serta dapat berguna sebagai data referensi.7

1. Timbangan

Timbangan merupakan salah satu alat ukur antropometri yang sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar orang. Dengan alat ini seseorang dapat mengetahui berat badan aktual mereka yang kemudian dapat digunakan untuk menilai apakah berat badan seseorang dikatakan normal atau tidak.7

2. Mikrotoise

Mikrotoise adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan

seseorang.Dalam menggunakan mikrotoise seseorang perlu berhati-hati dan teliti saat memasang alat sebelum digunakan. Selain itu perlu diperhatikan pula prosedur pelaksanaan pengukuran tinggi badan yang tepat untuk mendapatkan hasil yang benar. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan mikrotoise, antara lain:

1. Pilihlah tempat dengan dinding vertikal (sedapat mungkin 90 derajat) dan permukaan lantai yang horizontal (180 derajat).

(67)

4. Periksa kembali alat penunjuk angka pada microtoise di lantai apakah masih menunjukan angka “0”. Jika tidak, pasang ulang posisi microtoise yang benar. 5. Subjek yang akan diukur tidak boleh menggunakan alas kaki dan topi.

6. Microtoise digeser ke atas sehingga lebih tinggi dari subjek yang akan diukur. 7. Pastikan bahwa subjek tersebut tidak menggunakan alas kaki dan tutup kepala

(topi).

8. Subjek yang akan diukur berdiri tegak lurus dan rapat ke dinding tepat dibawa microtoise (kepala bagian belakang, bahu bagian belakang, pantat dan tumit

harus rapat ke dinding serta pandangan rata ke depan)

9. Geser microtoise sampai menyentuh tepat pada bagian atas kepala dan pastikan sisi microtoise tetap menempel rapat ke dinding.

10. Lalu baca penunjukan dengan pembacaan dilakukan dari arah depan tegak lurus dengan microtoise (posisi pembacaan sangat mempengaruhi hasil tinggi badan).

11. Pencatatan tinggi badan dilakukan dengan ketelitian satu angka dibelakang koma. (0,1).7

(68)

Gambar 2.2.3 Cara menggunakan mikrotoise.7

2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Overweight

Overweight dapat diakibatkan oleh genetik, lingkungan, dan interaksi yang

kompleks antara faktor genetik dan lingkungan.1

(69)

kata lain, seseorang yang mengalami overweight lebih dini atau pada masa remaja awal lebih sering menurunkan keadaan overweight tersebut kepada keturunannya kelak dibandingkan dengan pada seseorang yang baru mengalami overweight pada saat dewasa.1

Disamping faktor genetik, keseimbangan energi yang positif dikatakan sebagai penyebab overweight, yaitu sewaktu tubuh mendapatkan kalori yanglebih dari yang dibutuhkannya. Dengan kata lain overweight adalah hasil dari “ketidak seimbangan kalori” yaitu terlalu banyak jumlah kalori yang masuk atau yang dikonsumsi dibandingkan jumlah kalori yang dipakai; dan dipengaruhi oleh variasi genetik, perilaku dan faktor lingkungan. Komposisi makanan sehari-hari, total asupan makanan, penggunaan energi saat istirahat dan aktivitas fisik adalah faktor-faktor yang berkontribusi untuk terjadinya overweight.8 Beberapa faktor yang menyebabkan overweight yaitu :

Kebiasaan dan gaya hidup, contohnya sering mengkonsumsi makanan

berkalori tinggi (makanan tinggi lemak), lebih memilih mengendarai kendaraan bermotor daripada berjalan atau bersepeda, tidak berkegiatan di luar ruangan (main bola, berkejaran) yang signifikan.9

Faktor-faktor sosial ; kemiskinan, misalnya, dapat menyebabkan masyarakat

membeli makanan berkalori tinggikarena kekurangan biaya untuk membeli makanan yang sehat (contohnya sayuran, buah-buahan, makanan rendah kalori). Hidup di lingkungan sempit sehingga ruang terbatas untuk berolahraga, jika tidak ada tempat berolahraga dilingkungan, jika daerah tersebut dianggap tidak aman atau tidak kondusif untuk kegiatan seperti berjalan atau jogging.9

(70)

cenderung memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) yang lebih tinggi dan lebih mungkin untuk menjadi kegemukan.10

Ketersediaan yang lebih besar dari makanan tinggi kalori, makanan mengandung gula, minuman manis di rumah dan di kantin-kantin sekolah, turut menjadi faktor resiko overweight. Sebuah studi pada anak-anak menunjukkan bahwa diet tinggi kalori dikaitkan dengan resiko lebih tinggi untuk mengalami kelebihan lemak tubuh selama masa kanak-kanak.11

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak akan makan lebih banyak tanpa menyadarinya jika mereka disajikan porsi yang lebih besar. Hal ini dapat berarti mereka mengkonsumsi banyak kalori ekstra, terutama ketika makan makanan berkalori tinggi.11

Makanan tinggi kalori, tinggi gula, tinggi garam, dan tinggi lemak, (seperti burger, fried chicken , pizza) sangat banyak diiklankan dan dipasarkan melalui media

yang ditargetkan untuk ditonton oleh anak-anak dan remaja, sedangkan iklan untuk makanan sehat (seperti nasi pecal, gado-gado) hampir tidak ada.11

Anak-anak dan remaja melihat kira-kira satu merek makanan per hari, dan tiga dari empat penampilan merek ini adalah untuk minuman ringan bergula.Suatu penelitian kesehatan yang diikuti lebih dari 50.000 wanita selama enam tahun didapatkan bahwa setiap wanita menghabiskan waktunya selama paling sedikit dua jam menonton televisi (TV) setiap hari.12

(71)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Overweight pada masa anak adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat

yang paling serius saat ini, menjadi masalah pada individu, masyarakat dan pemerintah di seluruh dunia dan telah menjadi epidemi. Keadaan ini sering dianggap sebagai masalah terutama pada masyarakat berpenghasilan tinggi dan di negara-negara maju, padahal sesungguhnya overweight dan obesitas saat ini merupakan masalah global dan dampaknya semakin nyata dan terlihat juga pada masyarakat berpendapatan rendah dan menengah, di negara yang sedang berkembang, juga di daerah pinggiran.1

Secara global di seluruh dunia, telah terjadi peningkatan asupan makanan padat energi yang tinggi lemak dan peningkatan jumlah masyarakat berpola hidup dengan aktivitas fisik menetap (sedentary lifestyle) akibat berbagai bentuk pekerjaan yang dilakukan dalam posisi duduk, di dalam ruangan sejuk, perubahan jenis transportasi, dan peningkatan urbanisasi. Perubahan pola makan dan aktivitas fisik sering merupakan hasil dari perubahan lingkungan dan sosial yang terkait dengan pengembangan dan kurangnya kebijakan yang mendukung sektor kesehatan, pertanian, transportasi, perencanaan kota/desa, lingkungan, pengolahan makanan, distribusi, pemasaran dan pendidikan.1

(72)

Prevalensi overweight dan obesitas pada dewasa sekarang sangat tinggi, terutama pada wanita. Faktor resiko untuk terjadinya overweight pada dewasa juga sudah banyak diteliti, berbeda dengan pada anak dan remaja , faktor resiko overweight pada anak-anak dan remaja belum dipahami secara jelas. Penelitian

tentang faktor resiko overweight pada anak dan remaja selama ini terfokus langsung pada bagaimana pemasukan dan penggunaan kalori perhari pada masing-masing individu, jadi berkisar pada diet, aktifitas fisik dan perilaku sedentary.1

Mengingat bahwa overweight sebenarnya adalah suatu hal yang kompleks dan merupakan suatu kondisi yang multifaktorial yang ditentukan oleh faktor individu, keadaan keluarga dan komunitas dalam berbagai tingkatan, maka oleh karena itu diperlukan dilakukan suatu penelitian yang tidak hanya membahas mengenai faktor diet, aktifitas fisik dan perilaku individual saja, tetapi mencari faktor resiko lainnya yang terdapat pada keluarga.1

Selain itu sebagian besar penelitian mengenai overweight pada masa anak dilakukan pada keluarga-keluarga berpenghasilan tinggi, hanya sedikit data yang ada mengenai faktor resiko overweight pada anak yang berasal dari daerah pinggiran, keluarga dengan penghasilan menengah dan rendah,1

Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui faktor resiko overweight pada anak sekolah daerah pinggiran kota Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui faktor risiko overweight pada anak sekolah daerah pinggiran kota Medan.

(73)

anak yang bersekolah di pinggiran kota Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik subjek peneliti.

b. Untuk mengetahui pada usia berapa prevalensi overweight pada anak sekolah paling banyak terjadi.

c. Apa saja faktor resiko tersering yang mempengaruhi overweight.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai :

a. Peneliti dapat mengetahui faktor resiko terjadinya kenaikan berat badan pada anak di daerah pinggiran kota Medan sehingga mengalami overweight.

b. Sebagai sumber informasi bagi dokter agar dapat melakukan edukasi dalam tatalaksana terhadap pasien anak yang sudah mengalami overweight dan terhadap anak yang beresiko namun belum mengalami

overweight, sebagai tindakan pencegahan.

c. Bagi pemerintah dan petugas kesehatan sebagai informasi mengetahui prevalensi yang mengalami overweight untuk meningkatkan program-program edukasi kepada masyarakat tentang overweight.

(74)

ABSTRAK

Latar Belakang : Overweight adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius saat ini, menjadi masalah pada individu, masyarakat dan pemerintah di seluruh dunia dan telah menjadi epidemi. Kelebihan Berat Badan semakin nyata dan terlihat juga pada masyarakat yang tinggal di pinggiran kota.

Mengingat bahwa overweight sebenarnya adalah suatu hal yang kompleks dan merupakan suatu kondisi yang multifaktorial yang ditentukan oleh faktor individu, keadaan keluarga dan komunitas dalam berbagai tingkatan, maka oleh karena itu diperlukan dilakukan suatu penelitian yang tidak hanya membahas mengenai faktor diet, aktifitas fisik dan perilaku individual saja, tetapi mencari faktor resiko lainnya yang terdapat pada keluarga.

Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei yang bersifat analitik,

dengan pendekatan cross sectional, yang bertujuan untuk mencari faktor resiko overweight pada anak sekolah di pinggiran kota Medan. Penelitian dilakukan pada

(75)

Hasil : berumur 13 tahun (36,4 %), Overweight (61,8%), pernah menonton iklan (100

%), lebih dari 3 kali menonton iklan (72,7 %), lama tidur 8 jam (41,8%), non pendidikan tinggi yaitu ayah (72,7 %).dan ibu (83,6 %), jumlah anggota keluarga, lebih dari 4 orang (50,9 %) .

Kesimpulan : Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar anak overweight di

dua sekolah yang diteliti berusia 13 tahun, sering menonton iklan, tidurnya cukup, sering mengkonsumsi makanan kecil berupa keripik kentang (Lay’s dan Chitatto Pottato Chips) , dengan tingkat pendidikan orang tua yang tidak berpendidikan tinggi, jumlah anggota keluarganya lebih dari empat orang, dan orang tuanya tidak pernah mendapat penyuluhan tentang overweight.

(76)

ABSTRACT

Background : Overweight is one of the public health problem that is serious enough

at the moment, an issue on individuals, communities and governments around the world and has become an epidemic. Overweight is more real and visible also on the

people living in the suburbs.

Given that overweight is actually a complex thing and it is a condition that multifactorial determined by individual factors, family circumstances and the community on many levels, it is therefore necessary to do a study that not only discuss about dietary factors, physical activity and behavior of individual , but look for other risk factors contained in the family.

Method : This research used analytic survey research, with cross sectional approach,

(77)

higher education is the father (72.7%), and the mother (83.6%), the number of family members, more than 4 people (50.9%).

Conclusion: The results showed that most overweight children in the two schools

studied 13 years old, often watching the ad, sleep enough, often eating snacks such as potato chips (Lay's and Chitatto Pottato Chips), the education level of parents who are not educated , the number of family members of more than four people, and his

parents never received counseling about overweight.

(78)

FAKTOR RISIKO OVERWEIGHT PADA ANAK SEKOLAH

DI PINGGIRAN KOTA MEDAN

DWIKI AHMAD SYAUFI

130100265

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(79)

DI PINGGIRAN KOTA MEDAN

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

DWIKI AHMAD SYAUFI

130100265

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(80)
(81)

ABSTRAK

Latar Belakang : Overweight adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius saat ini, menjadi masalah pada individu, masyarakat dan pemerintah di seluruh dunia dan telah menjadi epidemi. Kelebihan Berat Badan semakin nyata dan terlihat juga pada masyarakat yang tinggal di pinggiran kota.

Mengingat bahwa overweight sebenarnya adalah suatu hal yang kompleks dan merupakan suatu kondisi yang multifaktorial yang ditentukan oleh faktor individu, keadaan keluarga dan komunitas dalam berbagai tingkatan, maka oleh karena itu diperlukan dilakukan suatu penelitian yang tidak hanya membahas mengenai faktor diet, aktifitas fisik dan perilaku individual saja, tetapi mencari faktor resiko lainnya yang terdapat pada keluarga.

Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei yang bersifat analitik,

dengan pendekatan cross sectional, yang bertujuan untuk mencari faktor resiko overweight pada anak sekolah di pinggiran kota Medan. Penelitian dilakukan pada

bulan Agustus hingga akhir bulan September 2016 di Sekolah Swasta Pencawan dan SMP Negeri 41, Medan. Populasi penelitian adalah anak sekolah di pinggiran kota Medan. Sampel ini diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling, yaitu semua subyek yang diukur dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi. Perkiraan besar sampel pada penelitian ini digunakan rumus sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi, sehingga didapatkan jumlah responden sebanyak 55 orang. Berbagai variabel yang diduga merupakan faktor resiko Overweight ditanyakan melalui mengukur berat badan, mengukur tinggi badan dan wawancara terstruktur dengan responden menggunakan kuesioner . Kuesioner ini mencakup umur responden, pendidikan dan pendapatan orang tua, menonton iklan, lama tidur, dan penyuluhan overweight. Analisis data dilakukan dengan SPSS (Data Induk, Chi Square Test, dan

(82)

Hasil : berumur 13 tahun (36,4 %), Overweight (61,8%), pernah menonton iklan (100

%), lebih dari 3 kali menonton iklan (72,7 %), lama tidur 8 jam (41,8%), non pendidikan tinggi yaitu ayah (72,7 %).dan ibu (83,6 %), jumlah anggota keluarga, lebih dari 4 orang (50,9 %) .

Kesimpulan : Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar anak overweight di

dua sekolah yang diteliti berusia 13 tahun, sering menonton iklan, tidurnya cukup, sering mengkonsumsi makanan kecil berupa keripik kentang (Lay’s dan Chitatto Pottato Chips) , dengan tingkat pendidikan orang tua yang tidak berpendidikan tinggi, jumlah anggota keluarganya lebih dari empat orang, dan orang tuanya tidak pernah mendapat penyuluhan tentang overweight.

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Teori Overweight Pada Anak.
Gambar 3.2 Kerangka Konsep Faktor Risiko Overweight Pada Anak.
Tabel 5.1 Karakteristik Responden
Tabel 5.2 Status Berat  Badan dengan Frekuensi Menonton Iklan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namun kebiasaan remaja saat ini antara lain tidak mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, terbiasa untuk tidak sarapan pagi sebelum berangkat sekolah, sering

Anak obes memiliki durasi menonton TV lebih panjang daripada anak yang tidak obes dengan selisih rata-rata durasi menonton adalah 30 menit per hari dengan odds ratio

Variabel bebas adalah yaitu usia, jenis kelamin, perilaku menyikat gigi, kebiasaan mengkonsumsi makanan yang menyebabkan karies (makanan kariogenik), periksa rutin

Faktor-faktor yang terbukti merupakan faktor risiko hipertensi adalah umur semakin tua, riwayat keluarga dengan hipertensi, kebiasaan mengkonsumsi asin, sering

Obesitas dapat dicegah dengan cara sering melakukan aktifitas fisik dengan berolahraga secara teratur, mengkonsumsi makanan yang rendah lemak dan sehat, menjaga

Faktor lainnya yang sering dikaitkan dengan kejadian gizi berlebih adalah kebiasaan anak yang dalam kesehariannya gemar mengkonsumsi makanan dengan kalori yang tinggi serta

Responden sering mengkonsumsi tahu, walaupun dengan frekuensi yang jarang.Sayur yang dikonsumsi cukup bervariasi, walaupun yang sering dikonsumsi adalah sayur bayam,

Status gizi ayah dalam penelitian ini bukan merupakan faktor risiko kejadian overweight pada anak stunting. Hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya di Inggris