• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang bangun sistem informasi inventori pada PT. Indosat Tbk.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang bangun sistem informasi inventori pada PT. Indosat Tbk."

Copied!
272
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Sistem Informasi

HALAMAN JUDUL

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

NUR ANGGRAINI PRATIWI SUWARNO NIM. 108093000008

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

ii SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Sistem Informasi pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Oleh :

NUR ANGGRAINI PRATIWI SUWARNO NIM. 108093000008

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Elvi Fetrina, MIT NIP: 19790923 200912 2 006 NIP. 19740625 200901 2 005

Mengetahui,

Ketua Prodi Sistem Informasi

(3)

iii

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 25 November 2014. Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.

Menyetujui,

Penguji I Penguji II

M. Qomarul Huda, M.Kom NIP: 19670412 200312 1 001

Yuni Sugiarti, M.Kom NIDN: 0406067304

Pembimbing I Pembimbing II

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP: 19790923 200912 2 006

Elvi Fetrina, MIT NIP: 19740625 200901 2 005

Mengetahui, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ketua Program Studi Sistem Informasi

Dr. Agus Salim, M. Si NIP: 19720816 199903 1 003

(4)

iv

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Desember 2014

(5)

v

Informasi Inventori Pada PT. Indosat Tbk. Dibawah bimbingan DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis dan Elvi Fetrina, MIT.

Kesalahan dalam pengambilan keputusan sering terjadi pada setiap perusahaan, begitu pula pada Inventory Management PT. Indosat Tbk. Duplikasi data pengeluaran perangkat, transaksi manual dalam pencatatan pemasukan, pengeluaran, dan pengembalian perangkat, serta kurangnya informasi dalam proses bisnis merupakan penyebab kesalahan dalam pengambilan keputusan. Tujuan dari penelitian ini menghasilkan sebuah sistem informasi inventori yang dapat mengelola data inventori sehingga tidak terjadi duplikasi data dan mengurangi keterlambatan dalam pemenuhan stok untuk pelanggan. Metodologi pengembangan yang digunakan berorientasi objek dengan menggunakan metode

Rapid Application Development (RAD) hingga tahap pengujian menggunakan

black-box testing. Tools yang digunakan yaitu UML (Unified Modelling

Language), menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySql . Hasil

akhir dari penelitian ini adalah menghasilkan sistem database yang dapat mengelola data perusahaan serta menghindari terjadinya duplikasi data, dan menghasilkan aplikasi inventori yang memiliki fitur booking, pick up, pengiriman, return, dan laporan perangkat dengan tampilan user friendly dan terkomputerisasi yang memiliki informasi perangkat yang disertai dengan keterangan, lokasi penyimpanan, tutorial instalasi, dan gambar yang dapat mencegah dan mengurangi terjadinya kesalahan dalam proses booking.

Kata kunci: Inventori, Rapid ApplicationDevelopment (RAD), UML (Unified

Modelling Languange), Matriks CRUD, PHP, MySql, dan Black-box

Testing.

(6)

vi

hidayah-Nya, Sang Maha Kehendak sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada suri tauladan kita, Rasulullah Muhammad SAW yang telah memberikan tuntunan dan petunjuk kepada umat manusia.

Peneliti sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun demikian peneliti berharap skripsi ini dapat memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarajan (S-1) dalam bidang Sistem Infromasi dari Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Inventori

Pada PT. Indosat Tbk.”, akhirnya dapat diselesaikan sesuai dengan harapan peneliti. Selama penyusunan skripsi ini tentunya ada banyak kesulitan dan hambatan yang peneliti hadapi, baik dalam pengumpulan bahan dan lain sebagainya. Namun berkat kesungguhan hati dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga kesulitan tersebut dapat diatasi.

Pada kesempatan ini peneliti juga hendak mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu memberikan dukungan, bimbingan, bantuan kepada saya selama melakukan riset skripsi dan proses penyelesaian skripsi ini. Secara khusus saya ucapkan terima kasih kepada:

(7)

vii

Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dosen Pembimbing I yang secara bijaksana dan kooperatif telah memberikan ilmu dan bimbingan dengan sabar serta membantu, dan mendukung secara moral maupun teknis selama penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Elvi Fetrina, MIT selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu, memberikan ilmu, bimbingan dan dukungan secara moral maupun teknis selama penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Sukma Wibowo dan juga Bapak Rachman Radiyana bertindak sebagai pembimbing lapangan yang telah membantu dan memberikan saran-saran.

7. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan ilmu selama Peneliti duduk di bangku perkuliahan.

8. Orang tua tersayang, Ayahanda Suwarno dan Ibunda Endang Wiwin. Terima kasih atas segala doa dan dukungan yang tiada henti dicurahkan kepada penulis.

(8)

viii

11.Sahabat-sahabat yang menemani peneliti dari awal masuk kuliah hingga sekarang: Alviani Wahyuni, Mutiara Rulita, Rita Ayanti, Andrea Pramita, dan Shofwatul Maula,. Beserta keluarga SIA 2008 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terima kasih untuk kebersamaan selama ini. 12.Rekan kerja Erniasteria Putriastrini, Intan Wahyuni, Rosma Labaikha,

Adya Pramesthi, dan keluarga besar PT. Indosat Tbk. GCO yang telah

mensupport dalam penyelesaian skripsi ini.

13.Kakak-kakak senior Sistem Informasi FST yang selalu bersedia memberikan arahan, informasi, dan ilmu dalam penulisan skripsi ini.

Terima kasih atas segala bantuan dari semua pihak, Peneliti mendo‟akan

semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan mengembangkan karya selanjutnya.

Jakarta, Desember 2014

(9)

ix

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN UJIAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

1.6 Metodologi Penelitian ... 7

1.7 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II ... 11

LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Sistem ... 11

2.1.1 Pengertian Sistem ... 11

2.1.2 Karakteristik/ Elemen Sistem ... 12

2.2 Informasi ... 15

2.2.1 Pengertian Data ... 15

2.2.2 Pengertian Informasi ... 15

(10)

x

2.4.1 Metodologi Pengumpulan Data ... 18

2.4.2 Metodologi Pengembangan Sistem ... 25

2.5 Teori Analisis ... 34

2.5.1 Analisis PIECES ... 34

2.6 Tools Pengembangan Sistem ... 42

2.6.1 Pengertian Unified Modelling Language (UML) ... 42

2.6.2 Diagram Unified Modelling Language ... 43

2.7 Supply Chain Management (SCM) ... 51

2.7.1 Pengertian Supply Chain Management (SCM) ... 51

2.7.2 Komponen Supply Chain Management (SCM) ... 52

2.7.3 Fungsi Supply Chain Management (SCM) ... 53

2.7.4 Proses Bisnis Supply chain management (SCM) ... 55

2.8 Konsep Dasar Inventori ... 58

2.8.1 Pengertian Inventori ... 58

2.8.2 Bentuk dan Jenis Inventori ... 59

2.8.3 Fungsi Inventori ... 61

2.8.4 Sistem Informasi Inventori ... 63

2.8.5 Pengendalian Persediaan (inventory control)... 69

2.9 Basis Data ... 72

2.9.1 Pengertian Basis Data ... 72

2.9.2 Pengertian Sistem Basis Data ... 75

2.9.3 Komponen Dasar Sistem Basis Data ... 75

2.9.4 Database Management System (DBMS) ... 76

2.9.5 Optimalisasi Basis Data ... 79

2.10 Interaksi Manusia dan Komputer ... 81

2.10.1 Pengenalan Interaksi Manusia dan Komputer... 82

2.10.2 Delapan Aturan Emas Perancangan Antarmuka ... 82

(11)

xi

2.11.3 Cascading Style Sheets (CSS) ... 89

2.11.4 MySQL ... 90

2.11.5 Apache HTTP Server ... 94

2.11.6 Macromedia Dreamweaver ... 95

2.11.7 Adobe Photoshop ... 96

2.12 Pengujian ... 97

2.12.1 White-box Testing... 97

2.12.2 Black-box Testing ... 98

2.12.3 Perbandingan White-box dan Black-box Testing... 100

BAB III ... 102

METODE PENELITIAN ... 102

3.1 Metode Pengumpulan Data ... 102

3.1.1 Observasi ... 102

3.1.2 Wawancara ... 103

3.1.3 Studi Pustaka ... 104

3.1.4 Studi Literatur Penelitian Sejenis ... 105

3.2 Metode Pengembangan Sistem ... 108

3.2.1 Rapid Application Development (RAD) ... 108

3.3 Kerangka Berpikir Penelitian ... 110

BAB IV ... 112

SISTEM INFORMASI INVENTORI ... 112

4.1 Perencanaan Syarat (Requirements planning) ... 112

4.1.1 Gambaran Umum PT. Indosat Tbk. ... 112

4.1.2 Visi dan Misi ... 113

4.1.3 Struktur Organisasi ... 114

4.1.4 Analisis Sistem Berjalan (As-Is) ... 116

4.1.5 Identifikasi Masalah ... 119

(12)

xii

4.2.3 Perancangan Antarmuka ... 190

4.3 Implementasi ... 206

4.3.1 Pemrograman ... 206

4.3.2 Pengujian Sistem ... 206

BAB V ... 218

PENUTUP ... 218

5.1 Kesimpulan ... 218

5.2 Saran ... 218

DAFTAR PUSTAKA ... 220

(13)

xiii

Tabel 2.2 Notasi Activity Diagram ... 45

Tabel 2.3 Notasi Sequence Diagram ... 47

Tabel 2.4 Notasi Class Diagram ... 50

Tabel 2.5 Daftar Pernyataan MySQL ... 94

Tabel 2.6 Perbandingan White-box dan Black-box Testing ... 100

Tabel 3.1 Fitur/Fasilitas dan Kekurangan Penelitian Sejenis ... 106

Tabel 3.2 Fitur/Fasilitas Penelitian yang Diusulkan ... 107

Tabel 4.1 Identifikasi Actor ... 128

Tabel 4.2 Identifikasi Use Case ... 130

Tabel 4.3 Narasi Use Case Login ... 131

Tabel 4.4 Narasi Use Case Manajemen User ... 132

Tabel 4.5 Narasi Use Case Manajemen Perangkat Masuk ... 134

Tabel 4.6 Narasi Use Case Manajemen Booking ... 135

Tabel 4.7 Narasi Use Case Manajemen Pick up ... 137

Tabel 4.8 Narasi Use Case Manajemen Pengiriman ... 138

Tabel 4.9 Narasi Use Case Manajemen Perangkat Return ... 139

Tabel 4.10 Narasi Use Case Manajemen Laporan ... 140

Tabel 4.11 Narasi Use Case Logout ... 141

Tabel 4.12 Daftar Potensial Objek ... 161

(14)

xiv

Tabel 4.17 Tabel Jabatan ... 183

Tabel 4.18 Tabel User ... 183

Tabel 4.19 Tabel Level ... 183

Tabel 4.20 Tabel Perangkat ... 184

Tabel 4.21 Tabel Stok ... 184

Tabel 4.22 Tabel Serial number ... 185

Tabel 4.23 Tabel Master Vendor ... 185

Tabel 4.24 Tabel Kategori ... 185

Tabel 4.25 Tabel Harga ... 186

Tabel 4.26 Tabel Penerimaan ... 186

Tabel 4.27 Tabel Booking ... 187

Tabel 4.28 Tabel Pelanggan ... 187

Tabel 4.29 Tabel Pick up ... 188

Tabel 4.30 Tabel Pengiriman ... 188

Tabel 4.31 Tabel Kota ... 189

Tabel 4.32 Tabel Return ... 189

Tabel 4.33 Pengujian Proses Registrasi User ... 207

Tabel 4.34 Pengujian Proses Login ... 208

Tabel 4.35 Pengujian Proses Tambah Kategori ... 208

(15)

xv

Tabel 4.40 Pengujian Proses Pengiriman ... 213

Tabel 4.41 Pengujian Proses Return ... 214

Tabel 4.42 Pengujian Proses Laporan ... 215

(16)

xvi

Gambar 2.1 Fase RAD ... 32

Gambar 2.2 Perbandingan RAD dan SDLC ... 33

Gambar 2.3 Contoh Use Case Diagram padaSistem Informasi Inventori ... 44

Gambar 2.4 Contoh Activity diagram padaSistem Informasi Inventori ... 46

Gambar 2.5 Contoh Sequence diagram padaSistem Informasi Inventori ... 48

Gambar 2.6 Contoh Class diagram padaSistem Informasi Inventori ... 51

Gambar 2.7 Inventori Di Luar Sistem Manufaktur ... 61

Gambar 2.8 Contoh Siklus Inventori pada PT. Indosat Tbk ... 64

Gambar 2.9 Contoh Sistem Inventori Tunggal ... 65

Gambar 2.10 Siklus Inventori ... 68

Gambar 2.11 Contoh Relational Database Management System Pick up ... 81

Gambar 2.12 Struktur Pembacaan Web Server ... 86

Gambar 2.13 Tampilan Area Kerja Dreamweaver MX 2004 ... 95

Gambar 2.14 Contoh Kasus Black-box Testing ... 99

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ... 111

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 114

Gambar 4.2 Rich Picture Sistem Berjalan ... 118

Gambar 4.3 Flowchart Ruang Lingkup Sistem Berjalan ... 119

Gambar 4.4 Rich Picture Sistem Usulan ... 123

Gambar 4.5 Diagram Alir Manajemen Perangkat Masuk ... 124

(17)

xvii

Gambar 4.10 Diagram Alir View Laporan ... 127

Gambar 4.11 Use Case Diagram ... 129

Gambar 4.12 Activity diagram Login ... 142

Gambar 4.13 Activity diagram Manajemen User ... 143

Gambar 4.14 Activity diagram Manajemen Perangkat Masuk... 145

Gambar 4.15 Activity diagram Manajemen Booking ... 146

Gambar 4.16 Activity diagram Manajemen Pick up ... 147

Gambar 4.17 Activity diagram Manajemen Pengiriman ... 148

Gambar 4.18 Activity diagram Manajemen Perangkat Return... 149

Gambar 4.19 Activity diagram Manajemen Laporan ... 150

Gambar 4.20 Activity diagram Logout ... 151

Gambar 4.21 Sequence diagram Login ... 152

Gambar 4.22 Sequence diagram Manajemen User ... 153

Gambar 4.23 Sequence diagram Manajemen Perangkat Masuk ... 154

Gambar 4.24 Sequence diagram Manajemen Booking ... 155

Gambar 4.25 Sequence diagram Manajemen Pick up ... 156

Gambar 4.26 Sequence diagram Manajemen Pengiriman ... 157

Gambar 4.27 Sequence diagram Manajemen Perangkat Return ... 158

Gambar 4.28 Sequence diagram Manajemen Laporan ... 159

(18)

xviii

Gambar 4.33 Skema Database ... 181

Gambar 4.34 Struktur Menu Sistem Informasi Informasi ... 190

Gambar 4.35 Tampilan Menu Home User ... 195

Gambar 4.36 Tampilan Menu Home Admin ... 195

Gambar 4.37 Tampilan Menu Profil ... 196

Gambar 4.38 Tampilan Menu Registrasi User ... 196

Gambar 4.39 Tampilan Menu Login ... 197

Gambar 4.40 Tampilan Menu Logout ... 197

Gambar 4.41 Tampilan Menu Admin Online ... 198

Gambar 4.42 Tampilan Menu Perangkat ... 198

Gambar 4.43 Tampilan Menu Manajemen Admin ... 199

Gambar 4.44 Tampilan Menu Manajemen User... 199

Gambar 4.45 Tampilan Menu Booking ... 200

Gambar 4.46 Tampilan Menu History Order ... 200

Gambar 4.47 Tampilan Menu ApprovalBooking ... 201

Gambar 4.48 Tampilan Menu Pick up ... 201

Gambar 4.49 Tampilan Menu Pengiriman ... 202

Gambar 4.50 Tampilan Menu Return ... 202

Gambar 4.51 Tampilan Menu Laporan Perangkat Masuk ... 203

(19)

xix

Gambar 4.56 Tampilan Menu Laporan Grafik Stok Perangkat ... 205

Gambar 4.57 Pengujian Proses Registrasi User ... 207

Gambar 4.58 Pengujian Proses Login ... 208

Gambar 4.59 Pengujian Proses Tambah Kategori ... 209

Gambar 4.60 Pengujian Proses Tambah Perangkat ... 210

Gambar 4.61 Pengujian Proses Tambah Admin ... 211

Gambar 4.62 Pengujian Proses Booking ... 212

Gambar 4.63 Pengujian Proses Pick up ... 213

Gambar 4.64 Pengujian Proses Pengiriman ... 214

Gambar 4.65 Pengujian Proses Return... 215

Gambar 4.66 Pengujian ProsesLaporan ... 216

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi, mengakibatkan banyak perusahaan mencoba mengadopsi teknologi informasi berbasiskan komputer untuk membantu kelancaran bisnisnya. Teknologi tidak lagi dipandang hanya sebagai pelengkap, tetapi sudah menjadi salah satu penentu atas terlaksananya sasaran atau strategi bisnis perusahaan. Hal ini menimbulkan tantangan baru bagi perusahaan untuk menyediakan suatu sistem yang mampu mengintegrasikan kebutuhan informasi-informasi yang ada sehingga dapat memudahkan pihak perusahaan untuk mengambil keputusan.

Pengambilan keputusan dilakukan diberbagai proses bisnis dalam perusahaan terutama inventori yang memegang peranan penting dalam perusahaan (Nugroho, 2011). Penelitian-penelitian seputar inventori sudah banyak dilakukan dalam mendapatkan solusi diberbagai proses bisnis diantaranya oleh Dwiyantoro (2007) meneliti mengenai aplikasi inventori pada PT. Trans Coffee yang memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan dari aplikasi tersebut yaitu sudah berbasis

(21)

hal ini disebabkan oleh query yang terlalu panjang, proses inventori yang masih kurang benar, belum memiliki modul help, meskipun modul ini sangat dibutuhkan

user ketika mengalami kesulitan, dan proses input yang membingungkan (tampilan tidak user friendly). Munawaroh (2006) meneliti mengenai persediaan barang di Universitas Stikubank mengenai pentingnya laporan terkomputerisasi dari sistem dan banyaknya masalah yang terjadi jika laporan masih manual.

Penelitian selanjutnya yaitu Narasimhan et al. (2005) mengenai informasi dan inventori dalam jalur distribusi yang memiliki perhitungan tersendiri agar proses penyimpanan dan pengeluaran barang lebih efisien. Benjaafar (2011) meneliti mengenai permintaan informasi antar muka ke pemasok dengan mengumumkan pesanan barang menjelang tanggal jatuh tempo. Penelitian tentang sistem inventori yang tidak akurat telah dilakukan oleh Kang dan Gershwin (2004) banyak perusahaan telah melakukan otomatisasi proses manajemen persediaan mereka dan mengandalkan sistem informasi dalam pengambilan keputusan penting. Namun, jika informasi tersebut tidak akurat, kemampuan sistem untuk menyediakan ketersediaan barang akan tidak maksimal dan dapat menyebabkan kerugian. Cadavid dan Zuluaga (2011) meneliti mengenai pemanfaatan ERP yang membantu perusahaan untuk standarisasi operasi dalam mengintegrasikan informasi bisnis, dan management persediaan, biaya, dan tingkat pelayanan kontrol.

(22)

dan memasuki sektor telekomunikasi dalam negeri dengan mendapatkan lisensi menyediakan layanan lokal jaringan tetap di berbagai wilayah di Indonesia. Dalam menjalankan perusahaan, PT. Indosat Tbk. memiliki banyak group salah satunya yaitu Group Customer Operation. Dalam menjalankan proses bisnisnya, Group Customer Operation (GCO) memiliki aplikasi DJ-Online yang menghubungkan antara divisi Service Delivery, Service Assurance, dan divisi Resouce Management dalam proses bisnis aktivasi jaringan telekomunikasi di perusahaan yang bekerjasama dengan PT. Indosat Tbk.. Pada aplikasi DJ-Online terdapat berbagai proses yaitu input data perangkat, vendor, pelanggan, dan proses

booking yang dapat membantu kegiatan operasional perusahaan. Namun aplikasi

tersebut memiliki banyak kekurangan yang menimbulkan permasalahan dalam proses bisnis PT. Indosat Tbk.

Permasalahan yang ada pada sistem berjalan yaitu adanya duplikasi data pengeluaran perangkat pada aplikasi DJ-Online. Hal ini berpengaruh terhadap validitas laporan pemakaian perangkat dengan stok perangkat yang ada di gudang, yang menyebabkan laporan menjadi tidak valid dan reliabilitas. Pencatatan transaksi bisnis berupa transaksi penerimaan, pengiriman, pick up, dan return

(23)

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, sistem informasi inventori merupakan peranan penting dalam menjalankan proses bisnis bagi Inventory Management pada Group Customer Operation yang terdapat di PT. Indosat Tbk. Keadaan yang telah disebutkan sebelumnya mendorong peneliti untuk merancang dan membangun dalam membantu perusahaan untuk melancarkan proses bisnisnya. Sehingga penelitian ini diberikan judul “Rancang

Bangun Sistem Informasi Inventori Pada PT. Indosat Tbk.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka identifikasi masalah yang dihadapi perusahaan adalah:

1. Adanya duplikasi data pengeluaran perangkat yang berpengaruh terhadap validitas laporan pemakaian perangkat dengan stok perangkat yang ada di gudang.

2. Pencatatan transaksi bisnis berupa transaksi penerimaan, pick up,

pengiriman, return, serta laporan perangkat pada sistem berjalan masih manual yang menyebabkan pegawai sulit menelusuri data jika terjadi perbedaan antara stok perangkat di gudang dengan stok yang ada pada laporan.

(24)

Maka dapat dirumuskan untuk permasalahan yang terjadi yaitu

“Bagaimana rancang bangun sistem informasi inventori yang terkomputerisasi

dan memiliki infomasi yang valid.”

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan inventori, maka penulis akan membuat batasan terhadap masalah tersebut agar penulisan penelitian ini terfokus pada masalah dan mencapai hasil yang optimal. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan pada Departemen Inventory Management pada Divisi Resouce Management, Divisi Service Assurance, Divisi Service Delivery yang berada di Group Customer Operation, tidak pada divisi dan Group lain. 2. Proses bisnis hanya pada proses penerimaan, booking, pick up, pengiriman ,

dan proses return perangkat, tidak termasuk proses procurement, sales, dan

finance.

3. Metodologi pengembangan sistem yang digunakan yaitu metodologi berorientasi objek dengan metode Rapid Application Development (RAD) yang meliputi Fase Perencanaan Syarat, Fase Workshop design, dan Fase Implementasi. Pada fase implementasi hanya pada tahap pemrograman dan

testing menggunakan blackbox testing.

4. Tools yang digunakan untuk menggambarkan model pengembangan sistem

(25)

dan Class diagram menggunakan IBM Rational Rose Enterprise Edition dan Astah Community. Selain itu, tools yang digunakan untuk pengkodean menggunakan XAMPP versi 1.8.2 dan database menggunakan MySql.

5. Sistem ini tidak membahas tentang keamanan data (sertifikat digital atau tanda tangan digital) yang terkait dengan sistem ini.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah sistem informasi inventori pada PT. Indosat Tbk. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah menghasilkan:

1. Analisis dan perancangan sistem informasi inventori yang terkomputerisasi. 2. Sistem database yang dapat mengelola data inventori sehingga tidak terjadi

duplikasi data.

3. Aplikasi yang memiliki fitur penerimaan, booking, pick up, pengiriman, dan

return dengan tampilan user friendly.

4. Laporan transaksi perangkat masuk, perangkat keluar, dan return perangkat.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoritis maupun praktis:

(26)

Group Customer Operation dan mampu meningkatkan kecepatan, keakuratan, ketersediaan data, serta menghindari redudansi data.

2. Dapat mengendalikan permasalahan stok berlebih maupun kekurangan stok serta permasalahan pembuatan laporan penerimaan perangkat, booking, pick up, pengiriman, dan return.

3. Bagi mahasiswa penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan informasi khususnya dibidang perancangan sistem informasi inventori.

4. Sebagai dasar untuk peneliti selanjutnya dalam mengembangkan yang berkaitan dengan sistem informasi inventori.

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi ini terdiri dari 2 macam, yaitu metodologi pengumpulan data dan metodologi pengembangan sistem. Dalam metodologi pengumpulan data terdapat empat macam, yaitu:

1. Observasi

Metode ini dilakukan dengan melakukan pengamatan atau survei pada sistem yang sedang berjalan pada instansi terkait. Mengamati dan mencatat secara langsung objek yang akan diteliti (Jogiyanto, 2008).

2. Wawancara

(27)

3. Studi Pustaka

Metode ini dilakukan dengan mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian (Nazir, 2005).

4. Studi Literatur Penelitian Sejenis

Studi Literatur dengan mempelajari penelitian sejenis seperti Jurnal, Skripsi, dan tulisan-tulisan ilmiah mengenai sistem informasi inventori (Nazir, 2005).

Sedangkan untuk metodologi pengembangan sistem yang digunakan adalah metodologi berorientasi objek (object oriented modeling) dengan metode

Rapid Application Development (RAD), menggunakan bahasa pemodelan UML

(Unified Modelling Language).

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini sistematika penulisan terdiri atas 5 (lima) bab, adapun uraian masing-masing bab tersebut adalah:

BAB I PENDAHULUAN

(28)

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan teori-teori dasar yang berhubungan dengan sistem informasi, metodelogi pengumpulan data, metodologi pengembangan sistem, UML, SCM, konsep dasar inventori, basis data, dan pemrograman web yang digunakan sebagai landasan atau dasar dari merancang sebuah sistem informasi pada PT. Indosat Tbk. Group Customer Operation.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan serta menjelaskan tentang objek penelitian, metode yang digunakan khususnya metode pengumpulan data, waktu dan tempat penelitian, materi penelitian, alat-alat penelitian serta kerangka berfikir dalam penyusunan skripsi ini.

BAB IV SISTEM INFORMASI INVENTORI

Bab ini berisi penjelasan tahapan-tahapan perancangan sistem informasi inventori dengan metodologi berorientasi objek Rapid

Application Development (RAD), yaitu :

1. Perencanaan Syarat (Requirements planning), pada fase ini

user dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem.

2. Workshop Design, pada fase ini penganalisis merancang dan

(29)

3. Implementasi, pada fase ini, sistem yang diusulkan dibangun dan disaring, kemudian sistem baru atau bagian dari sistem di uji coba menggunakan black-boxtesting.

BAB V PENUTUP

(30)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem

2.1.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan

input dalam proses transformasi teratur. Apabila suatu komponen tidak

memberikan kontribusi terhadap sistem untuk mencapai tujuan, tentu saja komponen tersebut bukan bagian dari sebuah sistem (Mulyanto, 2009).

Sistem didefinisikan sebagai seperangkat komponen yang saling terkait, dengan batas yang jelas, bekerja sama untuk mencapai seperangkat tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang

terorganisir (O‟Brien dan Marakas, 2010, hal. 26). Menurut O‟Brien dan Marakas.

Sistem memiliki tiga fungsi dasar, yaitu:

1. Input, mencakup menangkap dan perakitan elemen-elemen yang masuk ke

sistem untuk diproses. Contohnya yaitu bahan baku, energi, data, dan usaha manusia harus dijamin dan diatur untuk diproses.

(31)

3. Output, mencakup mentransfer elemen yang telah dihasilkan oleh transformasi proses ke tujuan akhir mereka. Contohnya yaitu produk jadi, jasa manusia, dan manajemen informasi harus dikirimkan kepada pengguna.

Menurut Hakim (http://www.zainalhakim.web.id/definisi-sistem-menurut-para-ahli.html) Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah sekumpulan unsur/elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Definisi sistem lainnya, menurut John Mc Manama (dalam Hakim, 2013) sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.

Dari definisi sistem yang telah dijelaskan diatas, sistem merupakan seperangkat bagian yang saling berhubungan untuk melaksanakan suatu tujuan. Contoh sistem yaitu sistem pencernaan makanan pada manusia. Makanan masuk melalui mulut, akan diproses melalui lambung dan usus, kemudian sisa makanan yang telah diproses dan tidak digunakan untuk tubuh manusia akan dikeluarkan melalui anus.

2.1.2 Karakteristik/ Elemen Sistem

(32)

1. Sistem memiliki komponen

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak peduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem, misalnya suatu toko dapat disebut dengan suatu sistem dan pabrik industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan supra sistem. Apabila pabrik industri dianggap sebagai suatu sistem, maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila perusahaan diasumsikan sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah subsistemnya.

2. Sistem memiliki batas sistem (boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Sistem memiliki lingkungan luar sistem (environment)

(33)

Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.

5. Sistem memiliki masukan sistem (input)

Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).

Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut

dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah

maintanance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan

data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. 6. Sistem memiliki keluaran sistem (output)

Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem. Output dapat berupa masukan untuk subsistem yang lain.

7. Sistem memiliki pengolah sistem (process)

Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.

8. Sistem memiliki sasaran sistem

(34)

2.2 Informasi

2.2.1 Pengertian Data

Data adalah representasi dari suatu fakta, yang dimodelkan dalam bentuk gambar, fakta, dan/atau angka. Manfaat data adalah sebagai satuan representasi yang dapat diingat, direkam, dan dapat diolah menjadi informasi. Karakteristiknya, data bukanlah fakta, namun representasi dari fakta. Kata sederhananya, data adalah catatan tentang fakta, atau data merupakan rekaman catatan tentang fakta. Data adalah fakta yang dapat disimpan dalam suatu

database dan dapat digunakan untuk melakukan transaksi (Kendall dan Kendall,

2011).

Data kata adalah bentuk jamak dari datum, meskipun data biasanya mewakili kedua bentuk tunggal dan jamak. Data adalah fakta mentah atau pengamatan, biasanya tentang fenomena fisik atau transaksi bisnis. Misalnya, peluncuran pesawat ruang angkasa atau penjualan dari mobil akan menghasilkan banyak data yang menggambarkan peristiwa-peristiwa. Lebih khusus lagi, data pengukuran objektif dari atribut (karakteristik) dari entitas (misalnya, orang,

tempat, benda, peristiwa) (O‟Brien dan Marakas, 2010, hal. 34).

2.2.2 Pengertian Informasi

[image:34.595.91.516.171.547.2]
(35)

dasar pengambilan keputusan pada dasarnya dapat kita kelompokkan sebagai informasi (Nugroho, 2008).

Menurut O‟Brien dan Marakas (2010, hal. 34) kita dapat mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi pengguna akhir tertentu. Dengan demikian, data yang umumnya mengalami proses nilai tambah (pengolahan data atau informasi pengolahan) di mana (1) bentuknya dikumpulkan, dimanipulasi, dan terorganisir, (2) kontennya dianalisis dan dievaluasi, dan (3) mereka ditempatkan dalam konteks yang tepat untuk pengguna.

Karakteristik dari informasi adalah penerima informasi mengalami perubahan dari kondisi (state) belum mengetahui. Informasi yang benar dan baru dapat mengkoreksi dan mengkonfirmasi informasi sebelumnya. Informasi juga dapat dikatakan sebagai data yang telah diproses, yang mempunyai nilai tentang tindakan atau keputusan. Pengolah informasi adalah salah satu elemen kunci dalam sistem konseptual dan pengolah informasi ini dapat meliputi elemen-elemen komputer, elemen-elemen-elemen-elemen non-komputer atau kombinasinya.

2.2.3 Kualitas Informasi

Kualitas Informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal (Witarto, 2004), yaitu:

1. Informasi harus tepat dan akurat

(36)

kebutuhan informasi terpenuhi dan tepat tersampaikan pada user akhir (end user).

2. Informasi harus tepat waktu

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka akan berakibat fatal untuk organisasi.

3. Informasi harus relevan

Informasi mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi tiap-tiap informasi bagi orang yang satu dengan orang yang lainnya itu berbeda. Informasi yang berkualitas akan mampu menunjukan relevansi kejadian masa lalu, hari ini, dan masa depan sebagai sebuah bentuk aktivitas yang kongkrit dan mampu dilaksanakan dan dibuktikan oleh siapa saja.

2.3 Sistem Informasi

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

(37)

menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai.

Dengan kata lain, sistem informasi adalah suatu sistem yang dapat mengolah data menjadi informasi menggunakan berbagai sumber daya dan sistem tersebut bermanfaat bagi penggunanya.

2.4 Metodologi Penelitian

2.4.1 Metodologi Pengumpulan Data

2.4.1.1 Observasi

Merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek datanya. Pendekatan observasi diklasifikasikan ke dalam observasi sederhana dan observasi terstruktur (Jogiyanto, 2008):

1. Observasi Sederhana

Merupakan observasi yang tidak mempunyai pertanyaan-pertanyaan riset. Observasi sederhana ini digunakan di penelitian eksploratori yang belum diketahui dengan jelas variabel-variabel yang akan digunakan.

2. Observasi Terstruktur

Merupakan observasi yang mempunyai prosedur standar yang terstruktur. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

(38)

d. Mencatat atau merekam hasil yang diobservasi.

Berdasarkan klasifikasi tersebut, observasi yang baik adalah observasi terstruktur dikarenakan observasi terstruktur ampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan, selain itu pencatatan hasil observasi dapat diolah pada penelitian lebih lanjut.

2.4.1.2 Wawancara

Merupakan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden. Wawancara dapat berupa wawancara personal (personal interview), wawancara intersep (intersept interview) dan wawancara telepon (telephone interview) (Jogiyanto, 2008), penjelasan dari jenis wawancara sebagai berikut:

1. Wawancara Personal

Wawancara dengan melakukan tatap muka langsung dengan responden. 2. Wawancara Intersep

Sama dengan wawancara personal tetapi responden-responden dipilih di lokasi-lokasi umum, misalnya dilakukan di mall.

3. Wawancara Telepon

Wawancara yang dilakukan lewat telepon.

(39)

2.4.1.3 Studi Pustaka

Metode ini dilakukan dengan mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian (Nazir, 2005).

2.4.1.4 Studi Literatur Penelitian Sejenis

Studi Literatur dengan mempelajari penelitian sejenis seperti Jurnal, Skripsi, dan tulisan-tulisan ilmiah mengenai sistem informasi inventori (Nazir, 2005). Terdapat 4 (empat) skripsi yang dijadikan bahan pembelajaran bagi peneliti dalam menunjukkan kelebihan dan kelemahan. Penenelitian tersebut sebagai berikut:

1. “Pengembangan Sistem Informasi Inventory pada PT. Dwiwarna Inti

Sejahtera”

Skripsi ini disusun oleh Arisma Susanto (Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah, 2010). Tujuan penelitian ini adalah merancang desain aplikasi yang menarik dan user friendly untuk memudahkan karyawan. Operasi yang berjalan pada sistem ini yaitu: input data barang keluar, input

data barang masuk, input data pembeli, input data supplier, input data sortir,

work order, laporan barang masuk, laporan barang keluar, laporan pembeli,

laporan supplier, laporan sortir, laporan readystock, laporan work order dan cek barang.

Kelebihan dari penelitian tersebut, aplikasi yang dibuat sudah berbasis web

(40)

sehingga aplikasi yang dibuat bagus dalam mendefinisikan tipe data abstrak di mana detil implementasinya tersembunyi.

Kelemahan dari penelitian tersebut, laporan yang dibuat tidak bisa menjadi landasan bagi stakeholder dalam pengambilan keputusan. Selain itu, aplikasi yang dibuat tidak komunikatif dan dalam pembatasan masalahnya tidak dideskripsikan lebih jelas.

2. “Pengembangan Sistem Informasi Inventori Berbasis Jaringan Local Area

Network (LAN) Pada PT. Mitra Mega Semesta (DoctoRabbit)”

Skripsi ini disusun oleh Ryan Fahreza Pohan (Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah, 2008). Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Inventori yang masih berbasis

stand alone ini menjadi aplikasi multiuser yang berbasiskan jaringan LAN, sehingga memudahkan user dalam mengakses aplikasi ini.

Kelebihan dari penelitian tersebut, bahasa pemrograman VB sangat cocok

digunakan untuk mengembangkan aplikasi yang bersifat “Rapid Application

Development” karena setiap fungsi aplikasi dapat dimodulkan dalam waktu

tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien. Selain itu aplikasi sistem informasi inventori yang sudah berbasis jaringan LAN ini, tentunya akan memudahkan user dalam mengakses aplikasi ini di banyak komputer

(multi-user).

(41)

penelitian tersebut tidak menginformasikan tampilan aplikasi kepada pembaca.

3. “Sistem Informasi Inventaris Pengadaan Barang Berbasis Intranet (Studi

Kasus di Fakultas Dirasat Islamiyah)

Skripsi ini disusun oleh Arip Saripudin (Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah, 2010). Tujuan penelitian ini adalah menganalisa, merancang dan mengembangkan sistem informasi inventaris pengadaan barang yang dapat membantu mempermudah dan mempercepat proses inventarisasi dan pengadaan barang pada Sub Bagian Umum FDI. Teknologi pengkodean komputer menggunakan web server Apache versi 2.5 dan control

panel XAMPP, pemrograman basis data: MySQL versi 5.1. Metode

pengembangan sistem informasi inventaris pengadaan barang ini menggunakan metode pengembangan sistem waterfall atau sering juga disebut dengan SDLC.

Kelebihan dari penelitian tersebut, aplikasi yang dibuat sudah berbasis web

yang membuat tampilan lebih menarik dan user friendly. Diagram yang dibuat sangat lengkap dan mudah dipahami pembaca.

Kelemahan dari penelitian tersebut, kurang nya perhitungan return of

investment (ROI) karena aplikasi yang dibuat bagus dan memiliki nilai jual.

4. “Pengembangan Sistem Informasi Inventaris Berbasis web (Studi Kasus:

Pokja Information and Communication Technology pada Balai Besar

(42)

Skripsi ini disusun oleh Herman (Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah, 2011). Tujuan penelitian ini adalah merancang dan membangun sistem informasi data inventaris agar dapat membantu dalam mengolah data-data barang inventaris dengan baik sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi waktu serta kinerja staf pada Pokja ICT dan merancang dan membangun sistem pengamanan web (web security) agar dapat mengamankan data-data barang inventaris yang sering terjadinya kehilangan data. Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan model Rapid Application Development (RAD) dan

Unified Modelling Languange (UML) sebagai alat pemodelannya.

Kelebihan dari penelitian tersebut, aplikasi yang dibuat sudah berbasis web

yang membuat tampilan lebih menarik dan userfriendly.

Kelemahan dari penelitian tersebut, diagram yang digunakan dalam analisis pengembangan sistem tanpa statechart diagram. Selain itu aplikasi yang dibuat tidak terdapat menu request order sehingga membutuhkan waktu yang lama jika ingin melakukan pengadaan barang.

Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya adalah sebagai berikut:

(43)

mudah dipelajari, dan dapat digunakan untuk aplikasi besar dengan tampilan

user friendly.

2. Database yang digunakan adalah MySQL. Kelebihan MySQL yaitu

merupakan sebuah program pembuat database yang bersifat open source, artinya siapa saja boleh menggunakannya dan tidak dicekal, terstruktur dan memiliki performansi yang tinggi.

3. Input data perangkat disertai dengan data gambar, spesikikasi dan/atau

tutorial instalasi perangkat. Pada penelitian sebelumnya, hanya terdapat

proses input data tanpa disertai dengan data gambar, spesikikasi dan/atau

tutorial instalasi perangkat.

4. Pemesanan atau booking perangkat disertai histori pemesanan. User dapat mengecek dan memonitor perangkat apa saja yang telah dibooking dan status

booking tersebut.

5. Pengambilan perangkat atau pick up disertai dengan dokumen digital yang dapat didownload dan dicetak. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang tidak disertai dengan download dokumen digital.

6. Pengiriman perangkat disertai dengan upload nomer air way bill (AWB). Hal ini memudahkan pegawai inventori dalam penyimpanan dokumen dan membuat pekerjaan pegawai menjadi efisien.

(44)

yang dapat dilakukan terhadap perangkat yang dikembalikan ke dalam gudang.

8. Tidak terdapat menu upload dan download dokumen (dokumen digital). Selain itu, pada penelitian ini, sistem yang dirancang dapat memberikan notifikasi kepada user mengenai stok perangkat yang kosong/habis, sedangkan pada penlitian lain tidak terdapat notifikasi kepada user.

9. Terdapat notifikasi perangkat yang habis/kosong atau jika stok perangkat ada pada batas minimum.

2.4.2 Metodologi Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem informasi adalah sebagai suatu aktivitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis komputer untuk menyelesaikan persoalan atau problem organisasi atau untuk memanfaatkan kesempatan yang terjadi.

Adapun beberapa prinsip dasar pengembangan sistem antara lain (Indrajani, 2009):

1. Pemilik dan pengguna sistem harus terlibat. 2. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah. 3. Menentukan tahapan pengembangan.

4. Menetapkan standar untuk pengembangan dan dokumentasi yang konsisten. 5. Jangan takut untuk membatalkan atau mengubah lingkungan pekerjaan. 6. Memecahkan masalah menjadi bagian–bagian kecil.

(45)

Proses pengembangan sistem terdiri dari proses standar atau langkah yang dapat digunakan pada semua proyek pengembangan sistem. Meskipun proses bisnis pada masing-masing organisasi berbeda, mereka memiliki karakteristik umum yang sama, yaitu kebanyakan proses pengembangan sistem pada organisasi mengikuti pendekatan problem-solving. Berikut ini adalah langkah

problem-solving secara umum (Whitten et al., 2007):

1. Mengidentifikasi masalah.

2. Memahami dan menganalisa masalah. 3. Mengidentifikasi solusi yang diharapkan.

4. Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi yang terbaik. 5. Merancang solusi yang telah dipilih.

6. Mengimplementasikan solusi yang telah dipilih. 7. Mengevaluasi hasil

Metodologi pengembangan sistem yang digunakan yaitu metodologi berorientasi objek dengan metode Rapid Application Development (RAD).

2.4.2.1 Metodologi Berorientasi Objek

(46)

Pada akhir tahun 80-an dan awal 90-an, digunakan beberapa metode berorientasi objek yang berbeda-beda. Yang paling terkenal adalah metode Booch dari Grady Booch Object Modeling Technique (OMT) dari James Rumbaugh (OMT), dan

Object Oriented Software Engineering (OOSE) dari Ivar Jacobson. Banyaknya

teknik yang digunakan membatasi kemampuan untuk memakai model-model pada proyek lain (mengurangi penggunaan ulang) dan tim pengembang. Konsekuensinya, teknik ini menghambat komunikasi antara anggota tim dan pengguna, yang mengakibatkan banyak terjadi error di dalam proyek. Masalah ini dan lainnya mendorong dilakukannya usaha untuk mendesain bahasa pemodelan standar (Whitten et al., 2007).

Pada tahun 1994, Grady Booch dan James Rumbaugh sepakat bergabung untuk menggunakan metode pengembangan berorientasi objek dengan tujuan membuat proses standar tunggal untuk mengembangkan sistem berorientasi objek. Ivar Jacobson bergabung pada tahun 1995, dan mereka bertiga fokus membuat sebuah bahasa pemodelan objek standar sebagai ganti dari pendekatan atau metode berorientasi objek standar. Berdasarkan keja mereka dan hasil kerja lainnya pada industri, Unified Modeling Language (UML) versi 1.0 dirilis pada tahun 1997 (Whitten et al., 2007).

Berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai Object Oriented

(Whitten et al., 2007), yaitu:

1. Object Oriented Analysis (OOA) adalah sebuah teknik yang

mengintegrasikan data dan proses kedalam konstruksi yang disebut object.

(47)

mengetahui apakah mereka dapat digunakan kembali atau diadaptasi untuk pemakaian baru dan untuk menentukan satu objek baru atau yang dimodifikasi yang akan digabung dengan objek yang sudah ada ke dalam suatu aplikasi komputasi bisnis yang sangat berharga.

2. Model-model Object Oriented Analysis (OOA) adalah gambar-gambar yang mengilustrasikan objek-objek sistem dari berbagai macam perspektif, seperti struktur, kelakuan dan interaksi objek-objek.

3. Object Oriented Design (OOD) merupakan proses spesifikasi yang terperinci

dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi yang menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk. Perancangan berorientasi objek ini digunakan untuk memperbaiki definisi persyaratan objek yang telah diidentifikasi lebih awal selama analisis dan untuk mengenali objek dengan desain spesifik.

Analisis sistem berorientasi objek didasarkan beberapa konsep. Sebagian konsep ini membutuhkan cara pemikiran baru untuk sistem dan proses pengembangannya (Whitten et al., 2007). Berikut istilah yang terdapat dalam metodologi berorientasi objek:

1. Object adalah sesuatu yang ada atau dapat dilihat, disentuh, atau dirasakan

dan user menyimpan data serta mencatat perilaku mengenai sesuatu itu.

2. Attribute adalah data yang mewakili karakteristik interes tentang sebuah

objek.

3. Object instance adalah setiap orang khusus, tempat, sesuatu, atau kejadian,

(48)

4. Behavior adalah kumpulan dari sesuatu yang dapat dilakukan oleh objek dan terkait dengan fungsi-fungsi yang bertindak pada data objek (atau atribut). Pada siklus berorientasi objek, perilaku objek merujuk kepada metode, operasi, atau fungsi (istilah ini digunakan berganti-ganti di sepanjang buku ini).

5. Encapsulation adalah pengemasan beberapa item ke dalam satu unit.

Konsep penting lain mengenai pemodelan objek adalah konsep pengkategorian objek menjadi class/ kelas yaitu sebagai berikut (Whitten et al., 2007):

1. Class adalah satu set objek yang memiliki atribut dan behavior yang sama.

Kadang-kadang disebut object class.

2. Generalization/ specialization adalah sebuah teknik dimana atribut dan

behavior yang umum pada beberapa tipe kelas objek, dikelompokkan (atau

diabstraksi) ke dalam kelasnya sendiri disebut supertype. Atribut dan metode kelas objek supertype kemudian diwariskan oleh kelas objek tersebut (subtype).

Object/class relationship adalah asosiasi bisnis yang ada di antara satu atau lebih objek dan kelas. Multiplicity adalah jumlah kejadian minimum dan maksimum dari satu objek/ kelas untuk satu kejadian tunggal dari objek/ kelas yang terkait. Aggregation adalah sebuah hubungan di mana satu kelas “whole” yang lebih besar berisi satu atau lebih kelas “part” yang lebih kecil. Atau, kelas

“part” yang lebih kecil adalah bagian dari kelas “whole” yang lebih besar.

(49)

pembuatan dan perusakan “bagian-bagian”. Jika “whole” rusak, maka “part”

juga akan rusak (Whitten et al., 2007).

2.4.2.2 Rapid Application Development (RAD)

Metode Rapid Application Development (RAD) adalah suatu pendekatan berorientasi terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu metode pengembangan serta perangkat-perangkat lunak (Kendall dan Kendall, 2011).

Ada tiga fase dalam RAD yang melibatkan penganalisis dan pengguna dalam tahap penilaian, perancangan, dan penerapan. RAD melibatkan pengguna dalam setiap bagian upaya pengembangan dengan partisipasi mendalam dalam bagaian perancangan bisnis. Berikut ini merupakan tiga tahap dari fase RAD (Kendall dan Kendall, 2011):

1. Perencanaan Syarat (Requirements planning)

Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk mengidentifikasi syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut. Fase ini memerlukan peran aktif mendalam dari kedua kelompok tersebut, tidak hanya menunjukkan proposal atau dokumen. Selain itu, juga melibatkan pengguna dari beberapa level yang berbeda dalam organisasi. Orientasi dalam fase ini ialah menyelesaikan problem-problem perusahaan. Pembahasan dalam perencanaan syarat meliputi:

(50)

b. Visi dan misi, menjelaskan mengenai tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai.

c. Struktur organisasi, menjelaskan mengenai susunan dan hubungan antar posisi yang ada pada perusahaan dan menjelaskan pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain.

d. Analisis sistem berjalan (As-Is), menjelaskan mengenai proses bisnis pada sistem yang saat ini berlangsung/sistem berjalan.

e. Identifikasi masalah, menjelaskan permasalahan yang ada dalam proses bisnis perusahaan.

f. Analisis sitem yang diusulkan (TO-BE), menjelaskan mengenai sistem yang akan diusulkan oleh penulis terhadap perusahaan.

2. Workshop Design

Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang bias digambarkan sebagai workshop. Selama workshop design RAD, pengguna merespons working prototype yang ada dan penganalisis memperbaiki modul-modul yang dirancang berdasarkan respons pengguna. Pada fase ini menggunakan beberapa tahap perancangan, yaitu:

a. Perancangan Proses

Tahap ini menggambarkan usulan proses dengan menggunakan tools Use

Case Diagram, Activity diagram, dan Sequence diagram.

b. Perancangan Basis Data

(51)

c. Perancangan Antarmuka

Tahap ini akan dirancang sketsa tampilan untuk user. 3. Implementasi

Penganalisis bekerja dengan para pengguna secara intens selama workshop

[image:51.595.88.512.93.580.2]

untuk merancang aspek-aspek bisnis dan nonteknis dari perusahaan. Segera sesudah aspek-aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring, sistem-sistem baru atau bagian dari sistem di ujicoba dan kemudian diperkenalkan kepada organisasi. Pada tahap ini akan membahas mengenai pemrograman dan pengujian menggunakan black-box testing.

Gambar 2.1 Fase RAD (Sumber: Kendall dan Kendall, 2011)

2.4.2.3 Perbandingan RAD dengan SDLC

Systems Development Life Cycle (SDLC) adalah fase bertahap dalam

(52)
[image:52.595.90.519.157.703.2]

(Kendall dan Kendall, 2011). Perbandingan terhadap RAD dan SDLC dapat dilihat pada Gambar 2.2. Perhatikan bahwa tujuan akhir dari RAD adalah untuk mempersingkat SDLC dan dengan cara ini merespon lebih cepat terhadap kebutuhan informasi dinamis organisasi. SDLC lebih metodis, pendekatan sistematis yang memastikan kelengkapan dan akurasi menciptaan sistem yang terintegrasi dengan baik ke dalam prosedur standar bisnis.

(53)

2.5 Teori Analisis 2.5.1 Analisis PIECES

Menurut Hanif Al Fatta (2007), untuk mengidentifikasi masalah, maka harus dilakukan analisis terhadap kinerja, ekonomi, pengendalian, efisiensi, dan pelayanan atau juga sering disebut dengan analisis pieces. Adapun pengertian dari analisis pieces sebagai berikut:

1. Analisis Kinerja Sistem (Performance)

Kinerja adalah suatu kemampuan sistem dalam menyelesaikan tugas dengan cepat sehingga sasaran dapat segera tercapai. Kinerja diukur dengan jumlah produksi dan waktu yang digunakan untuk menyesuaikan perpindahan pekerjaan (response time). Menurut Wetherbe et al. (2004) kehandalan suatu sistem merupakan variabel pertama dari PIECES framework dimana mempunyai peran penting untuk melihat sejauh mana dan seberapa handalkah suatu sistem informasi dalam berproses untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan. Variabel ini dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam mengevaluasi sistem dengan memperhatikan 2 komponen berikut:

a. Suatu sistem dilihat apakah mampu mengerjakan sejumlah perintah atau penugasan dalam periode waktu yang telah ditentukan, dengan baik dan tanpa hambatan (errors).

(54)

Hal ini dapat disesuaikan juga dengan capability komputer yang digunakan dalam pemrosesan. Bila komponen dalam komputer untuk memenuhi suatu

requirement sistem tinggi, maka seharusnya response time yang diperlukan

cepat.

2. Analisis Informasi (Information)

Informasi merupakan hal penting karena dengan informasi tersebut pihak manajemen (marketing) dan user dapat melakukan langkah selanjutnya. Menurut Wetherbe et al. (2004) informasi dan data yang disajikan ataupun dibutuhkan oleh perusahaan, merupakan salah satu faktor penting untuk kemajuan suatu perusahaan tersebut. Informasi yang disajikan harus mempunyai nilai yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh perusahaan. Dalam variabel ini, dapat digunakan sebagai pedoman ketika mengevaluasi atau menganalisis sistem dengan memperhatikan hal - hal berikut :

a. Keluaran (Outputs)

Suatu sistem dalam memproduksi keluaran, terutama dalam menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan, suatu outputs seharusnya:

1. Tidak kekurangan informasi – informasi yang diperoleh dari data

inputan.

(55)

3. Tidak kekurangan informasi – informasi yang relevan, walaupun informasi yang lampau masih tetap dibutuhkan.

4. Informasi yang disajikan jangan sampai overload, dikarenakan dapat menimbulkan kebingungan bagi perusahaan dalam memilih informasi yang dibutuhkan, sehingga membuat kinerja menjadi terhambat.

5. Informasi yang dihasikan haruslah sesuai dengan format awal yang digunakan ketika perusahaan melakukan input program untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan ke dalam sistem tersebut.

6. Informasi yang disajikan oleh sistem tersebut jangan sampai tidak akurat, karena hal ini dapat menjatuhkan perusahaan dalam melakukan suatu tindakan bisnis (bussiness act).

7. Informasi yang dihasilkan oleh sistem, haruslah mudah untuk dicerna, sehingga mudah pula untuk diolah kembali. Jangan sampai informasi yang dihasilkan malah menimbulkan kerancuan dan kebingungan dalam mempersepsikan satu sama lain.

(56)

b. Masukan (Inputs)

Dalam memasukkan suatu data sehingga kemudian diolah untuk menjadi informasi yang berguna bagi perusahaan, hal – hal berkut ini dapat menjadi acuan dalam menganalisis sistem:

1. Data yang diperlukan tidak bisa diperoleh. Hal ini dapat terjadi karena data yang ada tersebut tidak diklasifikasikan terlebih dahulu sebelum diinput, sehingga dari sekian banyak data yang masuk ke dalam suatu sistem, sewaktu – waktu ketika perusahaan membutuhkan data tersebut susah diperoleh bahkan memungkinkan juga data tersebut menjadi hilang (missing file) dan untuk mendapatkannya kembali memerlukan pemrosesan yang relatif lama sehingga pada akhirnya juga akan turut mempengaruhi output yang dihasilkan.

2. Data yang ada dalam sistem tersebut tidak dapat diperoleh dalam waktu ketika dibutuhkan. Hal ini sebenarnya hampir sama dengan opsi pertama, hanya saja data ini ketika dibutuhkan sistem tidak dapat menemukan. Dan data ini baru dapat ditemukan oleh sistem ketika perusahaan sudah tidak membutuhkan.

3. Data yang didapat tidak akurat serta mengandung kesalahan

(errors), sehingga hal ini dapat menghambat dan menjerumuskan

perusahaan bila tidak dilakukan cek ulang.

(57)

menggunakan sistem informasi itu dapat lebih cepat, tetapi malah memperlambat perusahaan dalam beroperasi.

5. Data yang diperoleh dari sistem tersebut berlebihan, dalam artib data yang sama didapatkan lebih dari satu kali. Hal ini jelaslah dapat membingunkan perusahaan dalam pengolahan data, dan juga hal ini memakan saving space dalam sistem yang seharusnya dapat digunakan untuk keperluan yang lain.

6. Terlalu banyak data yang diperoleh. Data - data yang dibutuhkan tidak boleh melebihi dari jumlah yang seharusnya diperlukan karena dapat menyebabkan kinerja perusahaan menjadi dua kali lipat dikarenakan harus memilih kembali data - data mana saja yang diperlukan.

7. Data yang didapat jangan data yang ilegal. Karena data yang tidak sah itu sama saja dengan perusahaan menyebarkan data yang rahasia ke seluruh bagian perusahaan sehingga memungkinkan terjadinya kebocoran perusahaan.

c. Data yang disimpan (stored data)

Dalam menyimpan data sehingga kemudian diolah untuk menjadi informasi yang berguna bagi perusahaan, hal- hal berkut ini dapat menjadi pedoman dalam menganalisis sistem:

(58)

kapasistas sistem yang seharusnya dapat dipergunakan untuk keperluan lain, juga dapat menimbulkan kerugian terhadap sistem itu dan user dalam mengklasifikasikan dan mengolah data – data tersebut.

2. Data yang disimpan ke dalam sistem ternyata tidak akurat. Ini berarti data-data yang seharusnya berguna bagi perusahaan menjadi tidak berguna, sehingga tidak perlu disimpan ke dalam

files atau database dan dapat digantikan oleh data-data yang

akurat dan relevan.

3. Data yang disimpan tersebut tidak cukup aman dari kecelakaan ataupun kejahatan. Data yang disimpan ke dalam suatu sistem, hendaknya dilengkapi dengan suatu tindakan pengamanan terhadap data itu sendiri sehingga, apabila terjadi kecelakaan ataupun tundak kejahatan, data tersebut masihlah dapat terselamatkan dan perusahaan dapat tetap berjalan seperti biasanya.

(59)

5. Data yang telah tersimpan tidak fleksibel untuk kemudian diolah menjadi informasi yang dibutuhkan. Seringkali data - data yang ada dalam suatu sistem berupa catatan - catatan yang sulit untuk dimengerti sehingga perusahaan mengalami kesulitan dalam pengolahannya. Seharusnya perusahaan secara selektif memilih data - data yang diperkirakan mudah untuk dipahami sehingga dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan.

6. Data yang ada dalam sistem tidak dapat diakses. Hal ini dapat disebabkan terjadi errors dalam sistem karena tidak terorganisirnya data, kapasitas sistem yang berlebihan, sehingga sistem menjadi kesulitan dalam mengakses data - data yang diperlukan.

3. Analisis Ekonomi (Economy)

Pemanfaatan biaya yang digunakan dari pemanfaatan informasi. Peningkatan terhadap kebutuhan ekonomis mempengaruhi pengendalian biaya dan peningkatan manfaat. Variabel ekonomi menjadi suatu parameter apakah dengan pengorbanan perusahaan untuk mengaplikasikan sistem administrasi akademik seperti sekarang ini sepadan dengan hasil yang diperoleh perusahaan. Untuk itu perlu adanya suatu acuan dalam menganalisis sistem: a. Biaya (Costs)

(60)

dengan keuntungan yang diperoleh, apakah layak untuk diteruskan penggunaan sistem seperti ini, dan masih banyak lagi langkah – langkah strategik yang dapat diambil.

b. Keuntungan (Profit)

Dengan pengeluaran dan pengorbanan yang besar oleh perusahaan semestinya perusahaan mengharapkan tingkat profitabilitas yang cukup besar pula sehingga perusahaan dapat menuju ke arah yang lebih baik. 4. Analisis Pengendalian (Control)

Analisis ini digunakan untuk membandingkan sistem yang dianalisa berdasarkan pada segi ketepatan waktu, kemudahan akses, dan ketelitian data yang diproses. Suatu sistem sebaik apapun apabila tidak disertai dengan pengendalian dan pengamanan yang baik, akan menjadi suatu sistem yang lemah sehingga memudahkan pihak - pihak luar terutama pihak yang tidak dinginkan untuk dapat mengacaukan sistem tersebut, baik dari dalam lingkungan perusahaan sendiri maupun luar perusahaan.

5. Analisis Efisiensi (Efficiency)

Efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber tersebut dapat digunakan secara optimal. Operasi pada suatu perusahaan dikatakan efisien atau tidak biasanya didasarkan pada tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan. Sistem komputerisasi yang digunakan oleh perusahaan seharusnya mempunyai keunggulan mutlak terhadap sistem manual. Keunggulan tersebut terletak pada tingkat keefisienan sistem tersebut beroperasi.

(61)

Peningkatan pelayanan memperlihatkan kategori yang beragam. Proyek yang dipilih merupakan peningkatan pelayanan yang lebih baik bagi manajemen

(marketing), user dan bagian lain yang merupakan simbol kualitas dari suatu

sistem informasi. Pelayanan terhadap pelanggan sagatlah penting, karena posisi pelanggan pada saat ini adalah sebagai end user. Jadi suatu sistem bermuara kepada end user ini. Kemajuan perusahaan juga ditentukan dari variabel ini, apakah mereka tertarik dan merasa puas dengan pelayanan atau jasa yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, sehingga memungkinkan mereka untuk tidak beralih ke pesaing bisnis yang lain.

2.6 Tools Pengembangan Sistem

2.6.1 Pengertian Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) adalah bahasa standar untuk

membuat cetak biru dari sebuah software. UML dapat digunakan untuk memvisualisasikan, menspesifikasi, membangun, dan mendokumentasikan artifak-artifak dari sebuah sistem software.

Unified Modeling Language (UML) adalah satu kumpulan konvensi

(62)

2.6.2 Diagram Unified Modelling Language

Diagram Unified Modelling Language (UML), untuk lebih lanjut disebut UML, memiliki beberapa diagram yaitu:

1. Use Case Diagram

Use Case Diagram adalah deskripsi dari sekumpulan aksi, termasuk variant,

[image:62.595.94.517.164.684.2]

yang dilakukan sistem untuk menghasilkan suatu nilai untuk actor. Secara grafik, Use Case Diagram digambarkan dengan bentuk elips. Use Case

Diagram adalah diagram yang memperlihatkan sekumpulan Use Case dan

actor (pengguna) beserta relationship (hubungan). Use Case Diagram

digunakan untuk memodelkan gambaran Use Case dari sistem. Sebagian besar penggunaannya meliputi pemodelan hubungan pada sistem, subsistem,

class, atau memodelkan kebutuhan tingkah laku dari elemen-element

tersebut. Use Case Diagram penting untuk menggambarkan, menspesifikasikan, dan mendokumentasikan tingkah laku dari elemen (Munawar, 2005).

Berikut adalah notasi yang ada pada Use Case Diagram: Tabel 2.1 Notasi Use Case Diagram

Simbol Deskripsi

(63)

orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri.

Asosiasi komunikasi antar actor.

<<extend>> use case yang ditambahkan dan dapat berdiri sendiri.

<<include>> use case yang ditambahkan dan memerlukan use case ini untuk menjalankan fungsinya.

[image:63.595.89.509.104.731.2]

(Sumber: Sugiarti, 2013)

Gambar 2.3 Contoh Use Case Diagram padaSistem Informasi Inventori nama actor

Logout

Manajemen User

Manajemen Perangkat Masuk

Manajemen Laporan

Manajer Inventori

Mover Service Delivery

Admin Inventori Login

incl

Gambar

gambar, fakta, dan/atau angka. Manfaat data adalah sebagai satuan representasi
Gambar 2.1 Fase RAD
Gambar 2.2 Perbandingan RAD dan SDLC
grafik, Use Case Diagram digambarkan dengan bentuk elips. Use Case
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kehidupan manusia dalam era Globalisasi telah terbawa pada suatu arus yang mengahruskan kita mengubah cara pandang terhadap diri kita sendiri maupun cara pandang terhadap

1) Jaringan komputer adalah kumpulan beberapa komputer dan perangkat lainnya yang saling terhubung melalui media transmisi sehingga dapat saling berkomunikasi satu sama lain.

Apabila terdapat bermacam-macam gaya bekerja pada suatu benda, maka gaya-gaya tersebut dapat digantikan oleh satu gaya yang memberi pengaruh sama seperti yang dihasilkan

Pada perencanaan balok-balok induk dan portal-portal dari sistem struktur pemikul beban dari suatu gedung maka untuk memperhitungkan peluang terjadinya nilai-nilai

Although treatment I 40 can result in a somewhat higher protein content and oil yield of soybean, compared to the rainfed treatment, seed yields might decrease significantly..

Perhitungan arus gangguan hubung singkat dapat dihitung dengan menggunakan rumus dasar, impedansi ekivalen mana yang dimasukkan ke dalam rumus dasar tersebut adalah jenis

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tingkat kesehatan likuiditas yang diproksikan dengan rasio likuiditas (Current Ratio (CR) dan Quick Ratio (QR)),

Dosis madu yang diberikan pada mencit Balb/c dengan berat badan 20 g setara dengan dosis yang diberikan pada manusia dengan berat badan 70 kg, yaitu 15 mL. Dosis madu yang