• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasien Sectio Caesarea Di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2009 - 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pasien Sectio Caesarea Di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2009 - 2011"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PASIEN

SECTIO CAESAREA

DI RSUP. H. ADAM

MALIK MEDAN TAHUN 2009 - 2011

Oleh :

FARHAN ALDUNA

090100269

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

Penelitian dengan Judul :

PASIEN

SECTIO CAESAREA

DI RSUP. H. ADAM

MALIK MEDAN TAHUN 2009 - 2011

Yang dipersiapkan oleh:

FARHAN ALDUNA

090100269

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui untuk

dilanjutkan ke sidang hasil penelitian.

Medan, Desember 2012

Disetujui,

Dosen Pembimbing

(3)

KATA PENGANTAR

Pertama sekali saya ucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas selesainya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran. Dalam penulisan proposal ini saya telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan, saran dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. dr. Muhammad Rusda, Sp. OG(K) selaku dosen pembimbing saya yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

2. dr. Mustafa M. Amin, Sp. KJ dan dr. Suryadharma Hamidah, Sp. KK selaku dosen penguji I, dan dr. Siti Harilza Sp. M selaku dosen penguji II yang telah memberikan masukan berarti demi kesempurnaan penelitian ini.

3. dr. Oke Rina Ramayani, Sp. A, sebagai dosen pembimbing akademik dan seluruh staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara yang telah mendidik dan membimbing saya.

4. Rasa cinta dan terima kasih yang tidak terhingga saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, ayahanda H. Muslim Dimin, ST dan ibunda Hj. Laily Wardani atas doa, perhatian, dan dukungan yang tak putus – putusnya sebagai bentuk kasih sayang kepada saya. Dan juga saya ucapkan terima kasih kepada kedua adinda saya, Reyhana Gathari dan Aufa Dumara yang telah banyak membantu dan mendukung dalam pembuatan karya ilmiah ini.

5. Bapak/ibu dosen Ilmu Kedokteran Komunitas (IKK) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara yang telah memberikan panduan, tanggapan, dan saran kepada saya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

(4)

6. Kepada teman – teman kelompok penulisan karya tulis ilmiah saya, yaitu Dhani Arief Prandana dan Felanda Ashanu Nadia yang telah banyak memberikan saran dan bantuan kepada saya selama penulisan dan penelitian dilakukan.

7. Kepada teman-teman saya selama menuntut ilmu di bangku perkuliahan, Heru, Syakur, Nadya, Disti, Galdy, Frida, Effi, Rina, Doni dan kepada teman-teman angkatan 2009 lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki kesalahan dan juga menambah ilmu pengetahuan agar karya yang dihasilkan menjadi sesuatu yang berkualitas. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-NYA kepada kita semua dan semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Medan, Desember 2012 Penulis

(5)

ABSTRAK

Persalinan adalah kejadian normal yang dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup di dalam uterus melalui vagina ke dunia luar, tetapi keadaan fisiologi bisa menjadi patologis sehingga dipelukan

pengeluaran melalui dinding perut yang disebut sectio caesarea. World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 menyatakan bahwa persalinan dengan

sectio caesarea adalah sekitar 10-15 % dari semua proses persalinan di negara – negara berkembang. Di Indonesia sendiri, presentasi sectio caesarea sekitar 5% dan terus meningkat tiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pasien sectio caesarea berdasarkan karakteristik ibu bersalin di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009 – 2011. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan pada bulan November 2012. Populasi penelitian ini adalah seluruh data rekam medik pasien sectio caesarea dari bulan Januari 2009 hingga Desember 2011 yaitu sebanyak 297 lembar. Data yang diperoleh akan diolah dengan program SPSS 17.0 dan disajikan dalam bentuk tabel distributif. Hasil penelitian menunjukkan indikasi terbanyak dilakukannya tindakan sectio caesarea

pada pasien disebabkan oleh panggul sempit absolut yaitu sebanyak 59 orang (19,9%). Golongan usia terbanyak pada pasien sectio caesarea adalah 25-30 tahun, yaitu sebanyak 76 orang (25,6%). Paritas terbanyak pada pasien sectio caesarea adalah yang telah melahirkan lebih dari sekali, yaitu sebanyak 206 orang (69,4%). Mayoritas pasien sectio caesarea adalah tamatan SLTA, yaitu sebanyak 172 orang (57,9%). Saran perlunya meningkatkan informasi tentang sectio caesarea pada ibu hamil dan bersalin sehingga ibu hamil dan bersalin lebih mengerti tentang persalinan dengan sectio caesarea.

(6)

ABSTRACT

Parturition is a normal condition that is experienced by a mother. Parturition is the unloading product of conception that lives in the uterus through vagina to the outside world. This physiological condition can envolve to pathological condition that needs the unloading from the abdominal wall that is called caesarean

section. World Health Organization on 2010 announced that 10-15% of all delivery process in developing countries is caesarean section delivery. In

Indonesia, the percentage of caesarean section delivery is 5% and have increased every year. This study has the aim to determine the picture of the caesarean section patients by the maternal characteristics at RSUP H Adam Malik Medan 2009-2011. This is a descriptive study with cross sectional design. The study is done at RSUP H Adam Malik Medan on November 2012. The population of the study is all of the medical record of the caesarean section patients from January 2009 to December 2011 of 297 observations. Data will be processed by SPSS 17.0 and displayed by distribution table. The study shows the main indication for caesarean section of the patients is the absolute disproportionate hips of 50 patients (19.9%). The main age group of the caesarean section patients is the 25-30 year-old group of 76 patients (25.6%). The main number of parities of the caesarean section patients is the multipara of 206 patients (69.4%). Majority of patients is high school gradute of 172 patients (57.9$). Information about

caesarean section to the pregnant women and delivering women is needed so the delivering and pregnant women will have more comprehension about the

caesarean section delivery.

(7)
(8)

2.7. Penjahitan Abdomen ... 16

2.8. Penyulit Pascaoperasi ... 17

2.9. Komplikasi ... 17

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL…….... 18

3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 18

3.2. Definisi Operasional... 18

BAB 4 METODE PENELITIAN……….... 21

4.1. Rancangan Penelitian ... 21

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 22

4.5. Metode Analisis Data ... 22

BAB 5 HASIL & PEMBAHASAN……….. 23

BAB 6 KESIMPULAN & SARAN ……….. 32

DAFTAR PUSTAKA... 34

(9)

Daftar Gambar

(10)

Daftar Tabel

5.1. Distribusi Frekuensi Pasien Sectio Caesarea

Berdasarkan Umur ... 24 5.2. Distribusi Frekuensi Pasien Sectio Caesarea

Berdasarkan Paritas ... 25 5.3. Distribusi Frekuensi Pasien Sectio Caesarea

Berdasarkan Pendidikan ... 25 5.4. Distribusi Frekuensi Pasien Sectio Caesarea

(11)

Daftar Lampiran

Form Data Rekam Medik ... 37

Surat Izin Penelitian ... 38

Surat Persetujuan Komite Etik ... 39

Data Induk ... 40

Tabel Distribusi SPSS ... 51

(12)

ABSTRAK

Persalinan adalah kejadian normal yang dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup di dalam uterus melalui vagina ke dunia luar, tetapi keadaan fisiologi bisa menjadi patologis sehingga dipelukan

pengeluaran melalui dinding perut yang disebut sectio caesarea. World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 menyatakan bahwa persalinan dengan

sectio caesarea adalah sekitar 10-15 % dari semua proses persalinan di negara – negara berkembang. Di Indonesia sendiri, presentasi sectio caesarea sekitar 5% dan terus meningkat tiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pasien sectio caesarea berdasarkan karakteristik ibu bersalin di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009 – 2011. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan pada bulan November 2012. Populasi penelitian ini adalah seluruh data rekam medik pasien sectio caesarea dari bulan Januari 2009 hingga Desember 2011 yaitu sebanyak 297 lembar. Data yang diperoleh akan diolah dengan program SPSS 17.0 dan disajikan dalam bentuk tabel distributif. Hasil penelitian menunjukkan indikasi terbanyak dilakukannya tindakan sectio caesarea

pada pasien disebabkan oleh panggul sempit absolut yaitu sebanyak 59 orang (19,9%). Golongan usia terbanyak pada pasien sectio caesarea adalah 25-30 tahun, yaitu sebanyak 76 orang (25,6%). Paritas terbanyak pada pasien sectio caesarea adalah yang telah melahirkan lebih dari sekali, yaitu sebanyak 206 orang (69,4%). Mayoritas pasien sectio caesarea adalah tamatan SLTA, yaitu sebanyak 172 orang (57,9%). Saran perlunya meningkatkan informasi tentang sectio caesarea pada ibu hamil dan bersalin sehingga ibu hamil dan bersalin lebih mengerti tentang persalinan dengan sectio caesarea.

(13)

ABSTRACT

Parturition is a normal condition that is experienced by a mother. Parturition is the unloading product of conception that lives in the uterus through vagina to the outside world. This physiological condition can envolve to pathological condition that needs the unloading from the abdominal wall that is called caesarean

section. World Health Organization on 2010 announced that 10-15% of all delivery process in developing countries is caesarean section delivery. In

Indonesia, the percentage of caesarean section delivery is 5% and have increased every year. This study has the aim to determine the picture of the caesarean section patients by the maternal characteristics at RSUP H Adam Malik Medan 2009-2011. This is a descriptive study with cross sectional design. The study is done at RSUP H Adam Malik Medan on November 2012. The population of the study is all of the medical record of the caesarean section patients from January 2009 to December 2011 of 297 observations. Data will be processed by SPSS 17.0 and displayed by distribution table. The study shows the main indication for caesarean section of the patients is the absolute disproportionate hips of 50 patients (19.9%). The main age group of the caesarean section patients is the 25-30 year-old group of 76 patients (25.6%). The main number of parities of the caesarean section patients is the multipara of 206 patients (69.4%). Majority of patients is high school gradute of 172 patients (57.9$). Information about

caesarean section to the pregnant women and delivering women is needed so the delivering and pregnant women will have more comprehension about the

caesarean section delivery.

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup di dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi yang sempurna. Proses persalinan yang sedang dihadapi seorang ibu kadang-kadang mengalami hambatan dan harus dilakukan dengan operasi, baik karena pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan janinnya ataupun keinginan pribadi pasien (Kasdu, 2003).

Cara persalinan terbagi menjadi dua, yaitu persalinan lewat vagina, lebih dikenal dengan persalinan normal atau alami dan persalinan dengan Sectio Caesarea, yaitu bayi dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003). Pertolongan persalinan Sectio Caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding rahim, namun pada kenyataannya masih sering terjadi komplikasi pada ibu post partum seperti: infeksi, perdarahan, luka pada kandung kencing, embolisme paru-paru, ruptur uteri dan juga dapat terjadi kematian perinatal (Mansjoer, et al., 1999).

Kata caesaerean berasal dari kata kerja latin sekitar abad pertengahan,

(15)

Di sumber lain, dinyatakan bahwa tindakan bedah ini berasal dari Roman Law

(Lex Regia) dan Emperor’s Law (Lex Caesarea) yaitu undang – undang yang menghendaki supaya janin dalam kandungan ibu – ibu yang meninggal harus dikeluarkan dari dalam rahim. Jacob Nufer tercatat sebagai orang yang pertama kali melakukan sectio caesarea pada istrinya.

Saat ini sectio caesarea jauh lebih aman berkat kemajuan dalam antibiotika, transfusi darah, anestesi dan teknik operasi yang lebih sempurna. Karena itu saat ini ada kecenderungan untuk melakukan operasi ini tanpa dasar indikasi yang cukup kuat. (Mochtar, 1998).

Indikasi dilakukannya sectio caesarea ini cukup banyak, namun indikasi paling sering dilakukannya sectio caesarea yaitu sekitar 85%, antara lain karena adanya riwayat sectio caesarea sebelumnya, adanya distosia persalinan, terjadinya gawat janin, serta letak sungsang. Indikasi – indikasi ini serta indikasi lainnya akan dijelaskan pada bab selanjutnya. (Cunningham, 2005).

Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 menyatakan bahwa persalinan dengan sectio caesarea adalah sekitar 10-15 % dari semua proses persalinan di negara-negara berkembang. Di Indonesia sendiri, presentasi sectio caesarea sekitar 5 %.

Dalam laporannya, WHO (2010) menemukan sebagian besar ibu hamil memilih sectio caesarea karena takut merasakan sakit dan khawatir kondisi vagina mereka akan menjadi kendur setelah persalinan secara normal. Selain itu,

sectio caesarea dipilih karena calon ibu bisa menentukan sendiri hari kelahiran yang diinginkan.

(16)

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam karya tulis ini sebagai berikut:

1. Bagaimana perbandingan indikasi tindakan sectio caesarea di RSUP H. Adam Malik berdasarkan hasil rekam medis tahun 2009 - 2011?

2. Bagaimana perbedaan karakteristik pasien sectio caesarea di RSUP H.Adam Malik berdasarkan hasil rekam medis tahun 2009 - 2011?

1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah sectio caesarea di RSUP H.Adam Malik pada tahun 2009 - 2011 melalui hasil rekam medis.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui perbedaan karakteristik pasien sectio caesarea di RSUP H. Adam Malik tahun 2009 – 2011.

2. Mengetahui indikasi dilakukannya sectio caesarea di RSUP H. Adam Malik tahun 2009 – 2011.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi petugas kesehatan

(17)

1.4.2 Bagi pasien

Memberikan pengetahuan tentang sectio caesarea.

1.4.3 Bagi ilmu kedokteran

Memberikan gambaran tentang indikasi tindakan sectio caesarea dan perbedaan karakteristik pasien sectio caesarea.

1.4.4 Bagi peneliti

Sebagai persyaratan untuk lulus Sarjana Kedokteran (S1) sekaligus untuk mengembangkan ilmu yang telah diterima selama pembelajaran di bangku kuliah.

1.4.5 Bagi peneliti selanjutnya

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan insisi pada abdomen dan uterus. (Joy, 2009).

2.2 Etiologi

Peningkatan angka sectio caesarea terus terjadi di Indonesia. Meskipun dictum “Once a Caesarean always a Caesarean” di Indonesia tidak dianut, tetapi sejak dua dekade terakhir ini telah terjadi perubahan tren sectio caesarea di Indonesia. Dalam 20 tahun terakhir ini terjadi kenaikan proporsi sectio caesarea dari 5% menjadi 20%. Menurut Depkes RI (2010) secara umum jumlah persalinan sectio caesarea di rumah sakit pemerintah adalah sekitar 20 – 25% dari total persalinan, sedangkan di rumah sakit swasta jumlahnya sangat tinggi, yaitu sekitar 30 – 80% dari total persalinan.

(19)

2.3 Indikasi

Berdasarkan waktu dan pentingnya dilakukan sectio caesarea, maka dikelompokkan 4 kategori (Edmonds,2007) :

• Kategori 1 atau emergency

Dilakukan sesegera mungkin untuk menyelamatkan ibu atau janin. Contohnya abrupsio plasenta, atau penyakit parah janin lainnya.

• Kategori 2 atau urgent

Dilakukan segera karena adanya penyulit namun tidak terlalu mengancam jiwa ibu ataupun janinnya. Contohnya distosia.

• Kategori 3 atau scheduled

Tidak terdapat penyulit.

• Kategori 4 atau elective

Dilakukan sesuai keinginan dan kesiapan tim operasi.

Dari literatur lainnya, yaitu Impey dan Child (2008), hanya mengelompokkan 2 kategori, yaitu emergency dan elective Caesarean section. Disebut emergency apabila adanya abnormalitas pada power atau tidak adekuatnya kontraksi uterus. ‘Passenger’ bila malaposisi ataupun malapresentasi. Serta ‘ Passage’ bila ukuran panggul sempit atau adanya kelainan anatomi.

2.3.1 Indikasi Ibu

a. Panggul Sempit Absolut

Pada panggul ukuran normal, apapun jenisnya, yaitu panggul ginekoid, anthropoid, android, dan platipelloid. Kelahiran pervaginam janin dengan berat badan normal tidak akan mengalami gangguan. Panggul sempit absolut adalah ukuran konjungata vera kurang dari 10 cm dan diameter transversa kurang dari 12 cm.

(20)

b. Tumor yang dapat mengakibatkan Obstruksi

Tumor dapat merupakan rintangan bagi lahirnya janin pervaginam. Tumor yang dapat dijumpai berupa mioma uteri, tumor ovarium, dan kanker rahim. Adanya tumor bisa juga menyebabkan resiko persalinan pervaginam menjadi lebih besar. Tergantung dari jenis dan besarnya tumor, perlu dipertimbangkan apakah persalinan dapat berlangsung melalui vagina atau harus dilakukan tindakan sectio caesarea.

Pada kasus mioma uteri, dapat bertambah besar karena pengaruh hormon estrogen yang meningkat dalam kehamilan. Dapat pula terjadi gangguan sirkulasi dan menyebabkan perdarahan. Mioma subserosum yang bertangkai dapat terjadi torsi atau terpelintir sehingga menyebabkan rasa nyeri hebat pada ibu hamil (abdomen akut). Selain itu, distosia tumor juga dapat menghalangi jalan lahir.

Tumor ovarium mempunyai arti obstetrik yang lebih penting. Ovarium merupakan tempat yang paling banyak ditumbuhi tumor. Tumor yang besar dapat menghambat pertumbuhan janin sehingga menyebabkan abortus dan bayi prematur, selain itu juga dapat terjadi torsi. Tumor seperti ini harus diangkat pada usia kehamilan 16-20 minggu.

Adapun kanker rahim, terbagi menjadi dua; kanker leher rahim dan kanker korpus rahim. Pengaruh kanker rahim pada persalinan antara lain dapat menyebabkan abortus, menghambat pertumbuhan janin, serta perdarahan dan infeksi. (Mochtar,1998).

c. Plasenta Previa

(21)

Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terdapat di bagian atas uterus. Sejalan dengan bertambah besarnya rahim dan meluasnya segmen bawah rahim ke arah proksimal memungkinkan plasenta mengikuti perluasan segmen bawah rahim.

Klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir. Disebut plasenta previa komplit apabila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta. Plasenta previa parsialis apabila sebagian permukaan tertutup oleh jaringan. Dan disebut plasenta previa marginalis apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan (Decherney, 2007).

d. Ruptura Uteri

Ruptura uteri baik yang terjadi dalam masa hamil atau dalam proses persalinan merupakan suatu malapetaka besar bagi wanita dan janin yang dikandungnya. Dalam kejadian ini boleh dikatakan sejumlah besar janin atau bahkan hampir tidak ada janin yang dapat diselamatkan, dan sebagian besar dari wanita tersebut meninggal akibat perdarahan, infeksi, atau menderita kecacatan dan tidak mungkin bisa menjadi hamil kembali karena terpaksa harus menjalani histerektomi. (Prawirohardjo, 2009).

Ruptura uteri adalah keadaan robekan pada rahim dimana telah terjadi hubungan langsung antara rongga amnion dengan rongga peritoneum (Mansjoer, 1999).

Kausa tersering ruptur uteri adalah terpisahnya jaringan parut bekas

sectio caesarea sebelumnya. (Lydon,2001).Selain itu, ruptur uteri juga dapat disebabkan trauma atau operasi traumatik, serta stimulus berlebihan. Namun kejadiannya relatif lebih kecil (Cunningham, 2005).

(22)

e. Disfungsi Uterus

Mencakup kerja uterus yang tidak adekuat. Hal ini menyebabkan tidak adanya kekuatan untuk mendorong bayi keluar dari rahim. Dan ini membuat kemajuan persalinan terhenti sehingga perlu penanganan dengan

sectio caesarea (Prawirohardjo, 2009)

f. Solutio Plasenta

Disebut juga abrupsio plasenta, adalah terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta sebelum janin lahir. Ketika plasenta terpisah, akan diikuti pendarahan maternal yang parah. Bahkan dapat menyebabkan kematian janin. Plasenta yang terlepas seluruhnya disebut solutio plasenta totalis, bila hanya sebagian disebut solutio plasenta parsialis, dan jika hanya sebagian kecil pinggiran plasenta yang terpisah disebut ruptura sinus marginalis (Impey, 2008).

Frekuensi terjadinya solutio plasenta di Amerika Serikat sekitar 1% dan solutio plasenta yang berat mengarah pada kematian janin dengan angka kejadian sekitar 0,12% kehamilan atau 1:830 (Deering,2008).

(23)

2.3.2 Indikasi Janin a. Kelainan Letak

1. Letak Lintang

Pada letak lintang, biasanya bahu berada di atas pintu atas panggul sedangkan kepala berada di salah satu fossa iliaka dan bokong pada sisi yang lain. Pada pemeriksaan inspeksi dan palpasi didapati abdomen biasanya melebar dan fundus uteri membentang hingga sedikit di atas umbilikus. Tidak ditemukan bagian bayi di fundus, dan balotemen kepala teraba pada salah satu fossa iliaka.

Penyebab utama presentasi ini adalah relaksasi berlebihan dinding abdomen akibat multiparitas yang tinggi. Selain itu bisa juga disebabkan janin prematur, plasenta previa, uterus abnormal, cairan amnion berlebih, dan panggul sempit. (Cunningham, 2005).

2. Presentasi Bokong

Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3 – 4% dari seluruh persalinan aterm. Presentasi bokong adalah malpresentasi yang paling sering ditemui. Sebelum usia kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 25 – 30%. (Decherney,2007).

Faktor resiko terjadinya presentasi bokong ini antara lain prematuritas, abnormalitas uterus, polihidamnion, plasenta previa, multiparitas, dan riwayat presentasi bokong sebelumnya. (Fischer,2006).

3. Presentasi Ganda atau Majemuk

(24)

b. Gawat Janin

Keadaan janin biasanya dinilai dengan menghitung denyut jantung janin (DJJ) dan memeriksa kemungkinan adanya mekonium di dalam cairan amnion. Untuk keperluan klinik perlu ditetapkan kriteria yang termasuk keadaan gawat janin.

Disebut gawat janin, bila ditemukan denyut jantung janin di atas 160/menit atau di bawah 100/menit, denyut jantung tak teratur, atau keluarnya mekonium yang kental pada awal persalinan. (Prawirohardjo, 2009).

Keadaan gawat janin pada tahap persalinan memungkinkan dokter memutuskan untuk melakukan operasi. Terlebih apabila ditunjang kondisi ibu yang kurang mendukung. Sebagai contoh, bila ibu menderita hipertensi atau kejang pada rahim yang dapat mengakibatkan gangguan pada plasenta dan tali pusar. Sehingga aliran darah dan oksigen kepada janin menjadi terganggu.

Kondisi ini dapat mengakibatkan janin mengalami gangguan seperti kerusakan otak. Bila tidak segera ditanggulangi, maka dapat menyebabkan kematian janin. (Oxorn, 2003)

c. Ukuran Janin

Berat bayi lahir sekitar 4000 gram atau lebih (giant baby), menyebabkan bayi sulit keluar dari jalan lahir. Umumnya pertumbuhan janin yang berlebihan disebabkan sang ibu menderita kencing manis

(diabetes mellitus). Bayi yang lahir dengan ukuran yang besar dapat mengalami kemungkinan komplikasi persalinan 4 kali lebih besar daripada bayi dengan ukuran normal. (Oxorn, 2003).

Menentukan apakah bayi besar atau tidak terkadang sulit. Hal ini dapat diperkirakan dengan cara :

(25)

ii. Kenaikan berat badan yang berlebihan tidak oleh sebab lainnya (edema, dll).

iii. Pemeriksaan disproporsi sefalo atau feto-pelvik.

2.3.3 Indikasi Ibu dan Janin a. Gemelli atau Bayi Kembar

Kehamilan kembar atau multipel adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda (2 janin), triplet (3 janin), kuadruplet (4 janin), quintuplet (5 janin) dan seterusnya sesuai dengan hukum Hellin.

Morbiditas dan mortalitas mengalami peningkatan yang nyata pada kehamilan dengan janin ganda. Oleh karena itu, mempertimbangkan kehamilan ganda sebagai kehamilan dengan komplikasi bukanlah hal yang berlebihan. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain anemia pada ibu, durasi kehamilan yang memendek, abortus atau kematian janin baik salah satu atau keduanya, gawat janin, dan komplikasi lainnya. Demi mencegah komplikasi – komplikasi tersebut, perlu penanganan persalinan dengan

sectio caesarea untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi – bayinya. (Prawirohardjo, 2009).

b. Riwayat Sectio Caesarea

Sectio caesarea ulangan adalah persalinan dengan sectio caesarea yang dilakukan pada seorang pasien yang pernah mengalami sectio caesarea pada persalinan sebelumnya, elektif maupun emergency. Hal ini perlu dilakukan jika ditemui hal – hal seperti :

• Indikasi yang menetap pada persalinan sebelumnya seperti kasus panggul sempit.

(26)

c. Preeklampsia dan Eklampsia

Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Bila tekanan darah mencapai 160/110 atau lebih, disebut preeklampsia berat.Sedangkan eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan karena kelainan neurologi) dan atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala preeklampsia.

Janin yang dikandung ibu dapat mengalami kekurangan nutrisi dan oksigen sehingga dapat terjadi gawat janin. Terkadang kasus preeklampsia dan eklampsia dapat menimbulkan kematian bagi ibu, janin, bahkan keduanya. (Decherney,2007).

2.3.4 Indikasi Sosial

(27)

2.4 Jenis – Jenis Operasi Sectio Caesarea 2.4.1 Abdomen (sectio caesarea abdominalis)

a. Sectio caesarea transperitonealis :

Sectio caesarea klasik atau korporal dengan insisi memanjang pada korpus uteri. Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira – kira sepanjang 10 cm.

Kelebihan :

 Mengeluarkan janin lebih cepat

 Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih

 Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal Kekurangan :

 Infeksi mudah menyebar

 Sering mengakibatkan ruptur uteri pada persalinan berikutnya.

Sectio caesarea ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi pada segmen bawah rahim. Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim kira – kira 10 cm.

Kelebihan :

 Penjahitan dan penutupan luka lebih mudah

 Mencegah isi uterus ke rongga peritoneum

 Kemungkinan ruptura uteri lebih kecil. Kekurangan :

 Luka dapat melebar

 Keluhan kandung kemih postoperatif tinggi. b. Sectio caesarea ekstraperitonealis

(28)

2.4.2 Vagina (Sectio Caesarea Vaginalis)

Menurut arah sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Sayatan memanjang (vertikal) menurut Kronig b. Sayatan melintang (transversal) menurut Kerr c. Insisi Klasik

d. Sayatan huruf T terbalik (T-incision).

Gambar 2.2 Skema Insisi Abdomen dan Rahim (Sumber: Obgyn.net)

2.5 Melahirkan Janin & Plasenta

(29)

Setelah kepala lahir, tarik bahu secara ringan dan hati-hati. Begitu juga dengan bagian tubuh lainnya. Bila presentasi bukan kepala, atau bila janin lebih dari satu, atau keadaan-keadaan lainnya, insisi vertikal segmen bawah rahim terkadang lebih menguntungkan. Perhatikan juga apakah terdapat perdarahan.

Bila janin telah lahir, segera keluarkan plasenta. Masase fundus, yang dimulai segera setelah janin lahir dapat mengurangi perdarahan dan mempercepat lahirnya plasenta.

2.6 Penjahitan Uterus

Setelah plasenta lahir, uterus dapat diangkat melewati insisi dan diletakkan di atas dinding abdomen, atau biasa disebut eksteriorisasi uterus. Keuntungan eksteriorisasi uterus ini antara lain dapat segera mengetahui uterus yang atonik dan melemas sehingga cepat melakukan masase. Selain itu, lokasi perdarahan juga dapat ditentukan dengan jelas.

Insisi uterus ditutup dengan satu atau dua lapisan jahitan kontinu menggunakan benang yang dapat diserap ukuran 0 atau 1. Penutupan dengan jahitan jelujur mengunci satu lapis memerlukan waktu lebih singkat.

2.7 Penjahitan Abdomen

Setelah rahim telah tertutup dan memastikan tidak ada instrumen yang tertinggal, maka dilakukan penutupan abdomen. Sewaktu melakukan penutupan lapis demi lapis, titik-titik perdarahan diidentifikasi, diklem dan diligasi. Otot rektus dikembalikan ke letaknya semula, dan ruang subfasia secara cermat diperiksa.

(30)

2.8 Penyulit Pascaoperasi

Morbiditas setelah sectio caesarea dipengaruhi oleh keadaan-keadaan ketika prosedur tersebut dilakukan. Penyulit yang dapat terjadi mencakup histerektomi, cedera operatif pada struktur panggul, serta infeksi dan perlunya transfusi.

Rajasekar dan Hall (1997) secara spesifik meneliti laserasi kandung kemih dan cedera uretra. Insidensi laserasi kandung kemih pada saat operasi sesarea adalah 1,4 per 1000 prosedur, dan untuk cedera uretra adalah 0,3 per 1000. Cedera kandung kemih cepat terdiagnosis. Sebaliknya diagnosis cedera uretra sering terlambat terdiagnosis. (Cunningham, 2005).

2.9 Komplikasi

a. Infeksi Puerperal (nifas)

• Ringan, kenaikan suhu beberapa hari saja

• Sedang, kenaikan suhu disertai dehidrasi dan perut kembung

• Berat, dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik.

b. Perdarahan, karena :

• Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka

• Atonia Uteri

• Perdarahan pada plasenta

c. Luka kandung kemih, emboli paru dan komplikasi lainnya yang jarang terjadi.

(31)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini kerangka konsep mengenai karakteristik pasien sectio caesarea akan dilakukan berdasarkan variable kategorik dan variable numerik. Variable kategorik merupakan suku, pekerjaan, paritas, dan indikasi. Variabel numerik mencakup usia.

3.2 Definisi Operasional

1. Rekam Medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium diagnosis, segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan, ataupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.

2. Pasien Sectio Caesarea adalah seluruh pasien yang menjalani proses

operasi sectio caesarea sesuai dengan indikasi medis ataupun penyebab lainnya.

3. Karakteristik adalah kualitas atau atribut yang menunjukkan sifat suatu objek atau organisme.

4. Indikasi adalah penyebab – penyebab dilakukannya suatu tindakan medis. Dalam hal ini tindakan sectio caesarea.

(32)

6. Sosiodemografi adalah berasal dari dua kata yaitu sosial dan demografi. Sosial adalah salah satu komponen variabel nondemografi. Seperti pendidikan, pekerjaan, dan lain – lain. Sedangkan demografi adalah suatu ilmu yang mempelajari penduduk di suatu wilayah terutama mengenai jumlah, struktur (usia, jenis kelamin, agama, dll), dan proses perubahannya ( kelahiran, kematian, perkawinan, dll ) (Desa, 2008). Dalam penelitian ini sosiodemografi terdiri dari :

a. Usia : adalah lamanya hidup seorang pasien yang menjalani sectio caesarea dihitung tahun sejak pasien dilahirkan, sesuai yang tercatat pada rekam medis.

b. Suku : adalah etnik dari pasien sectio caesarea yang sesuai dengan rekam medis.

7. Cara ukur

Semua variabel penelitian diukur dengan survei rekam medis.

8. Alat ukur

Semua penelitian diukur dengan menggunakan rekam medis.

9. Hasil pengukuran

Untuk variabel numerik berupa rerata, dan untuk variabel kategorik berupa presentase.

10. Skala Pengukuran

(33)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang akan menggambarkan karakteristik pasien sectio caesarea di RSUP H. Adam Malik Medan.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan, dengan pertimbangan tersedianya data rekam medis pasien yg menjalani sectio caesarea

dari tahun 2009 hingga 2011.

4.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari pengumpulan data hingga pelaporan hasil adalah dari bulan Oktober 2012 hingga Desember 2012.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah semua data rekam medis pasien yang menjalani sectio caesarea pada tahun 2009 hingga 2011.

4.3.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah semua data pasien yang menjalani sectio caesarea dari tahun 2009 hingga 2011 dengan besar sampel adalah sama dengan populasi (total sampling).

(34)

4.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan berupa data - data rekam medis pasien yang menjalani sectio caesarea dimana hal yang diperlukan dalam menggambarkan karakteristik pasien sectio caesarea dicatat dan diuraikan berdasarkan kebutuhan peneliti.

4.5 Metode Analisis Data

(35)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Proses pengambilan data dilaksanakan di RSUP H Adam Malik Medan. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan, yaitu November 2012.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan sebagai rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 355/Menkes/SK/VII/1990. Dengan predikat rumah sakit kelas A, RSUP Haji Adam Malik Medan telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik Medan juga merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Sumatera Utara, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau sehingga dapat dijumpai pasien dengan latar belakang yang sangat bervariasi. Rumah Sakit ini berada di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Sampel dalam penelitian ini berupa seluruh jumlah populasi pasien sectio caesarea yang ditinjau dari lembar rekam medik selama tiga tahun (tahun 2009 – 2011) di RSUP H. Adam Malik Medan, yaitu 297 orang. Dari keseluruhan sampel tersebut diamati umur, pendidikan, paritas, serta indikasi dilakukannya tindakan

sectio caesarea.

(36)

Tabel 5.1.

Distribusi Frekuensi Pasien Sectio Caesarea Berdasarkan Umur

Golongan Umur Frekuensi %

<20 12 4.0

21 – 35 194 65.4

>35 91 30.6

Total 297 100

Dari tabel 5.1, dari 297 pasien sectio caesarea, dijumpai mayoritas pasien dalam golongan umur 21 – 35 sebanyak 194 orang (65,4%), diikuti oleh pasien

sectio caesarea dalam golongan umur >35 sebanyak 91 orang (30,6%). Pasien

sectio caesarea dalam golongan umur <20 sebanyak 12 orang (4,0%).

Tabel 5.2.

Distribusi Frekuensi Pasien Sectio Caesarea Berdasarkan Paritas

Paritas Frekuensi %

1 Anak 91 30.6

2 Anak 84 28.3

>2 Anak 122 41.1

(37)

Berdasarkan tabel 5.2, dari 297 pasien sectio caesarea, dijumpai mayoritas penderita adalah yang telah melahirkan lebih dari 2 anak, yaitu 122 orang (41,1%), lalu yang baru melahirkan 1 anak sebanyak 91 orang (30,6%), dan yang telah melahirkan 2 anak sebanyak 84 orang (28,3%).

Tabel 5.3.

Distribusi Frekuensi Pasien Sectio Caesarea Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Frekuensi %

Tamat SD 38 12.8

Tamat SLTP 60 20.2

Tamat SLTA 172 57.9

Sarjana 27 9.1

Total 297 100

(38)

Tabel 5.4.

Distribusi Frekuensi Pasien Sectio Caesarea Berdasarkan Indikasi

Indikasi Frekuensi %

Panggul Sempit Absolut 59 19.9

Obstruksi karena Tumor 12 4.0

Plasenta Previa 17 5.7

Preeklampsia dan Eklampsia 29 9.8

Riwayat Sectio Caesar 46 15.5

Infeksi 12 4.0

Indikasi Sosial 18 6.1

Indikasi Lainnya 2 0.7

Total 297 100

Berdasarkan tabel 5.4, dari 297 pasien sectio caesarea, dijumpai mayoritas dengan indikasi panggul sempit absolut sebanyak 59 orang (19,9%), diikuti oleh pasien dengan riwayat sectio caesarea sebelumnya sebanyak 46 orang (15,5%). Lalu disusul oleh pasien dengan indikasi preeklampsia dan eklampsia yaitu sebanyak 29 orang (9,8%). Kemudian pasien dengan indikasi fetal distress

(39)

sebanyak 12 orang (4,0%). Pasien dengan indikasi solutio plasenta sebanyak 11 orang (3,7%) dan kelahiran kembar atau gemelli sebanyak 11 orang (3,7%).

Selanjutnya pasien dengan indikasi letak lintang sebanyak 10 orang (3,4%). Pasien dengan indikasi disfungsi uterus sebanyak 10 orang (3,4%). Lalu pasien dengan indikasi bayi besar sebanyak 9 orang (3,0%), pasien dengan indikasi presentasi muka sebanyak 8 orang (2,7%). Dan pasien dengan indikasi ruptura uteri sebanyak 4 orang (1,3%) serta indikasi lainnya sebanyak 2 orang (0,7%).

5.2. Pembahasan

5.2.1. Gambaran Distribusi Karakteristik Pasien Sectio Caesarea Berdasarkan Kelompok Umur

Dari tabel 5.1, dari 297 pasien sectio caesarea, dijumpai mayoritas pasien dalam golongan umur 21 – 35 sebanyak 194 orang (65,4%), diikuti oleh pasien

sectio caesarea dalam golongan umur >35 sebanyak 91 orang (30,6%). Pasien

sectio caesarea dalam golongan umur <20 sebanyak 12 orang (4,0%).

(40)

sempurna secara keseluruhan dan status kejiwaan yang belum bersedia sebagai ibu (Jumiarni, 2003).

Namun pada penelitian ini didapatkan jumlah ibu yang melahirkan melalui proses sectio caesarea terbanyak justru pada golongan umur 21 – 35 tahun. Hal ini juga terjadi pada penelitian oleh Maria (2012) yang mendapatkan pasien mayoritas yang melakukan sectio caesarea adalah golongan umur 20 – 35 tahun (59,79%).

Penelitian sebelumnya oleh Irmayani di Rumah Sakit Dr. Pringadi Medan (2010) menunjukkan bahwa ibu dengan usia 20 – 35 tahun memiliki proporsi yang lebih banyak (53,3%). Perbedaan hasil penelitian dengan teori tersebut mungkin dapat disebabkan lokasi penelitian, jumlah sampel, dan oleh karena banyaknya indikasi panggul sempit dan riwayat sectio caesarea sebelumnya, serta komplikasi saat persalinan yang tidak tergantung dengan umur pasien.

5.2.2. Gambaran Distribusi Karakteristik Pasien Sectio Caesarea Berdasarkan Paritas

Berdasarkan tabel 5.2, dari 297 pasien sectio caesarea, dijumpai mayoritas penderita adalah yang telah melahirkan lebih dari 2 anak, yaitu 122 orang (41,1%), lalu yang baru melahirkan 1 anak sebanyak 91 orang (30,6%), dan yang telah melahirkan 2 anak sebanyak 84 orang (28,3%).

(41)

Hal ini kembali berhubungan dengan ketahanan uterus ataupun adanya riwayat sectio caesarea pada persalinan sebelumnya. Keadaan kesehatan yang sering ditemukan pada ibu multipara adalah 1) Kesehatan terganggu karena anemia dan kurang gizi, 2) Kekendoran pada dinding perut, 3) Tampak ibu dengan perut menggantung, 4) Kekendoran dinding rahim (Rochjati 2003).

5.2.3. Gambaran Distribusi Karakteristik Pasien Sectio Caesarea Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tabel 5.3, dari 297 pasien sectio caesarea, dijumpai mayoritas pasien adalah tamatan SLTA sebanyak 172 orang (57,9%), diikuti oleh pasien tamatan SLTP sebanyak 60 orang (20,2%) lalu pasien tamatan SD sebanyak 38 orang (12,8%), dan pasien tamatan sarjana sebanyak 27 orang (9,1%).

Tingkat pendidikan merupakan jenjang dalam penyelesaian proses pembelajaran secara formal. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang diharapkan pengetahuan dan perilakunya juga semakin baik. Karena dengan pendidikan yang makin tinggi , maka informasi dan pengetahuan yang diperoleh juga makin banyak, sehingga perubahan perilaku kearah yang baik diharapkan dapat terjadi. (Suryani, 2007).

(42)

Pada penelitian ini didapatkan jumlah pasien sectio caesarea tamatan SLTA lebih tinggi daripada tamatan sarjana. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kurangnya dana, sarana prasarana, serta hal – hal lain yang dapat mengakibatkan pasien hanya menamatkan jenjang pendidikannya hanya sampai tingkat SLTA. Selain itu juga dapat disebabkan karena ada ibu – ibu hamil yang tidak memilih RSUP H. Adam Malik Medan sebagai tempat persalinan.

5.2.4. Gambaran Distribusi Karakteristik Pasien Sectio Caesarea Berdasarkan Indikasinya

Berdasarkan tabel 5.4, dari 297 pasien sectio caesarea, dijumpai mayoritas dengan indikasi panggul sempit absolut sebanyak 59 orang (19,9%), diikuti oleh pasien dengan riwayat sectio caesarea sebelumnya sebanyak 46 orang (15,5%).

Lalu disusul oleh pasien dengan indikasi preeklampsia dan eklampsia yaitu sebanyak 29 orang (9,8%). Kemudian pasien dengan indikasi fetal distress

sebanyak 21 orang (7,1%). Selanjutnya pasien dengan indikasi presentasi bokong sebanyak 18 orang (6,1%) dan indikasi sosial sebanyak 18 orang (6,1%). Pasien dengan indikasi plasenta previa sebanyak 17 orang (5,7%).

(43)

Menurut Cunningham et al (2005) Indikasi dilakukannya sectio caesarea

cukup banyak, namun indikasi paling sering dilakukannya sectio caesarea yaitu sekitar 85%, antara lain karena adanya riwayat sectio caesarea sebelumnya, adanya distosia persalinan, terjadinya gawat janin, serta presentasi bokong.

(44)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tindakan Sectio Caesarea semakin meningkat tiap tahunnya dimulai dari tahun 2009 sebanyak 64 kasus (21,5%), kemudian 2010 sebanyak 96 kasus (32,3%), dan tahun 2011 sebanyak 137 kasus (46,1%).

2. Indikasi terbanyak dilakukannya tindakan sectio caesarea pada pasien disebabkan oleh panggul sempit absolut yaitu sebanyak 59 orang (19,9%). 3. Golongan usia terbanyak pada pasien sectio caesarea adalah golongan 21

– 35 tahun, yaitu sebanyak 194 orang (65,4%)

4. Jumlah paritas terbanyak pada pasien sectio caesarea adalah yang telah melahirkan lebih dari 2 kali, yaitu sebanyak 122 orang (41,1%).

5. Mayoritas pasien sectio caesarea adalah tamatan SLTA, yaitu sebanyak 172 orang (57,9%).

6. Masih banyak data rekam medis di RSUP H. Adam Malik Medan yang kurang lengkap ataupun hilang sehingga ada data – data yang tidak dapat dijadikan sampel penelitian.

(45)

6.2. Saran

1. Dengan banyaknya indikasi panggul sempit pada tindakan sectio caesarea

dalam penelitian ini, diharapkan ibu hamil untuk dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan selama masa kehamilannya, agar dapat mengetahui dan berkonsultasi tentang hal – hal yang berkaitan dengan proses persalinan normal dan abnormal.

2. Dengan tingginya angka sectio caesarea pada ibu – ibu yang telah melahirkan lebih dari 2 anak, diharapkan pada pihak – pihak yang berkepentingan agar dapat memberikan penyuluhan tentang pengaturan jumlah dan jarak persalinan. Salah satunya dengan menggalakkan program Keluarga Berencana (KB).

3. Bagi instansi terkait untuk dapat melakukan penyuluhan tentang persalinan yang baik dan benar serta tentang baik dan buruknya persalinan dengan tindakan sectio caesarea.

4. Bagi Bagian Rekam Medis RSUP. H. Adam Malik Medan dapat menyimpan data dan informasi pasien seperti rekam medis dengan lebih baik dan juga kepada dokter yang menulis informasi pada rekam medis diharap dapat mencatat dengan lengkap segala informasi yang penting sehingga dapat digunakan khususnya untuk penelitian yang akan datang. 5. Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian lebih dalam

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham FG, et all. 2005. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta, EGC.

Decherney, AH, Goodwin TM, Nathan L, Laufer N. 2007. Lange Current Diagnosis and Treatment Obstetric and Gynecology, 7th edition. Mc Graw Hill.

Deering, SH., 2008. Abruptio Placentae. University of Washington. Available from:

[Accesed on 15 May 2012]

Dewi, Fauzi. 2007. Operasi Caesar, Pengantar dari A sampai Z. Jakarta: Edsa Mahkota.

Edmonds DK. 2007. Dewhurst’s textbook of Obstetrics and Gynaecology, 7th edition. Blackwell Publishing,

Fischer, R., 2006. Breech Presentation. Cooper University Hospital Available from:

[Accesed on 15 May 2012]

Ilyas, Jumiarni. 2003. Asuhan Keperawatan Perinatal. EGC: Jakarta. Imepey L, Child T. 2008. Obstetrics and Gynaecology, 3rd edition. Wiley-

Blackwell.

Irmayani, Hubungan Karakteristik Ibu Bersalin Terhadap Tindakan Sectio

Caesarea di RSUD dr. Pirngadi Medan Periode Januari – Mei 2010. Medan.

Joy, S., 2009. Caesarean Delivery. Wake Forest University School of Medicine. Available from:

[Accesed on 10 May 2012]

(47)

Lydon-Rochelle M et al. Risk of Uterine Rupture During Labor Among Women with a Prior Cesarean Delivery.

Available from:

[Accesed on 21 May 2012]

http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJM200107053450101

Mansjoer dkk, 1999. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3 FK UI. Jakarta.

Miller DA, Diaz FG, Paul RH. Vaginal Birth After Cesarean: A10 Year Experience. Obstetry Gynecology. University of Southern California. Available from:

[Accesed on 21 May 2012]

Mochtar, Rustam. 1999 Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Mukherjee, S.N., 2006. Rising Cesarean Section Rate. Maulana Aazad Medical College and Hospitals, New Delhi.

Available from:

[Accesed on10 May 2012]

Nurak, Maria. 2012. Indikasi Persalinan Sectio Caesarea Berdasarkan Umur dan Paritas di RS DKT Gubeng Pojok Surabaya Tahun 2011. Surabaya.

Oxorn, Harry. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan, Yayasan Essential Medika. 2003.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka. Rochjati. 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya: Airlangga

University Press.

Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.

Jakarta: Sagung Seto.

(48)

LAMPIRAN Tumor yang Menyebabkan Obstruksi Plasenta Previa

Pada ibu & Janin

Preeklampsia dan Ekalmpsia

Riwayat Sectio Caesarea Sebelumnya

Infeksi

Indikasi Lain

Indikasi Sosial

Lainnya

(49)

RIWAYAT HIDUP PENELITI

Nama : Farhan Alduna

Tempat/tanggal Lahir : Lhokseumawe/ 26 April 1991 Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Alamat : Komp. Golden Setia Budi blok C-11, Medan Nomor Telepon : 085277692348

Orang Tua : - Ayah : Muslim Dimin - Ibu : Laily Wardani

Riwayat Pendidikan : 1. TK Tamansiswa 2 Lhokseumawe (1995 – 1997) 2. SD 2 Yapena Lhokseumawe (1997 – 2003) 3. SMP Yapena Lhokseumawe (2003 – 2006) 4.SMA Yapena Lhokseumawe (2006 – 2009) 5. Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara (2009 – sekarang) Riwayat Organisasi :

Gambar

Tabel 5.1.
Tabel 5.3.
Tabel 5.4.

Referensi

Dokumen terkait

Ditemukan ibu yang mengalami komplikasi persalinan paling banyak berada pada kelompok ibu yang melakukan antenatal care yang efektif (65,5%), dengan status multigravida

Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir.

(infeksi transmisi vertikal, paparan infeksi yang terjadi saat kehamilan, proses persalinan dimasukkan ke dalam kelompok infeksi paparan dini (early onset of

Anemia pada ibu hamil akan menambahkan risiko ibu untuk melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di samping risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan

Keseluruhan penderita kelainan refraksi didominasi perempuan, suku terbanyak Karo dan Toba, tingkat pendidikan SMU dan Perguruan Tinggi, Miopia terbanyak pada pekerjaan

reproduksi yang berhubungan dengan resiko terjadinya kanker payudara adalah.. multipara, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua

Prawirohardjo , (2005), Ilmu Kandungan Yayasan Bina Pustaka Sarwono..

Ditemukan ibu yang mengalami komplikasi persalinan paling banyak berada pada kelompok ibu yang melakukan antenatal care yang efektif (65,5%), dengan status multigravida