• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Makan dan Pengaruh Jenis Pakan Terhadap Pertumbuhan Filicaulis bleekeri Keferstein (Mollusca: Gastropoda)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Makan dan Pengaruh Jenis Pakan Terhadap Pertumbuhan Filicaulis bleekeri Keferstein (Mollusca: Gastropoda)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU MAKAN DAN PENGARUH JENIS PAKAN

TERHADAP PERTUMBUHAN

Filicaulis bleekeri

Keferstein

(Mollusca: Gastropoda)

THEOVANY

BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK

CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perilaku Makan dan Pengaruh Jenis Pakan Terhadap Pertumbuhan Filicaulis bleekeri Keferstein (Mollusca: Gastropoda) adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

THEOVANY. Perilaku Makan dan Pengaruh Jenis Pakan Terhadap Pertumbuhan Filicaulis bleekeri Keferstein (Mollusca: Gastropoda). Dibimbing oleh TRI HERU WIDARTO dan NOVA MUJIONO.

Filicaulis bleekeri adalah gastropoda tanpa cangkang yang hidup sebagai hama. Di sisi lain, F. bleekeri berpotensi sebagai pengelola sampah dan sumber protein hewani pakan ternak. Penelitian ini bertujuan mengamati pengaruh pakan sawi putih, wortel, dan sawi hijau terhadap perilaku makan dan pertumbuhan F. bleekeri. Parameter yang diamati meliputi preferensi, durasi, frekuensi makan, dan bobot tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa F. bleekeri menyukai semua tanaman yaitu bagian tengah dan pinggir umbi dari wortel, bagian daun serta pangkal daun dari sawi putih dan sawi hijau. Durasi makan F. bleekeri tertinggi pada wortel (92 menit) dan terendah pada sawi putih (48 menit). Frekuensi makan F. bleekeri tertinggi juga pada wortel (rata-rata 1.6 kali pengamatan) dan terendah juga pada sawi putih (rata-rata 1.1 kali per pengamatan). Rata-rata pertambahan bobot tubuh F. bleekeri berukuran besar untuk pakan sawi putih, wortel, dan sawi hijau berturut-turut yaitu 1.44 g, 1.49 g, dan 1.80 g. Pertambahan bobot tubuh F. bleekeri berukuran kecil berturut-turut yaitu 0.82 g, 0.78 g, dan 1.14 g. F. bleekeri berukuran kecil menunjukkan laju pertumbuhan bobot tertinggi.

Kata kunci: Filicaulis bleekeri, perilaku makan, pertumbuhan

ABSTRACT

THEOVANY. Feeding Behavior and the Effect of Food Type on Growth of Filicaulis bleekeri Keferstein (Mollusca: Gastropoda). Supervised by TRI HERU WIDARTO and NOVA MUJIONO.

Filicaulis bleekeri is a gastropod without shells which lives as a pest. Meanwhile, F. bleekeri has a potency in waste processing as well as protein source for animal protein livestock. The aim of this study is to investigate the effect of food types such as chinese cabbage, carrots, and green mustard on feeding behavior and growth of F. bleekeri. Observed parameters are preferences, duration, and frequency of feeding, and body weight. The results showed that F. bleekeri favor all parts of the plant that is the center and the edge of the carrot roots, the leaves and base of the leaf of chinese cabbage and green mustard. The highest feeding duration of F. bleekeri was in carrots (92 minutes) and the lowest was in chinese cabbage (48 minutes). The highest feeding frequency of F. bleekeri was also in carrots (average 1.6 times per observation) and the lowest also was in chinese cabbage (average 1.1 time per observation). The average of body weight of big sized F. bleekeri feed to chinese cabbage, carrots, and green mustard are 1.44 g, 1.49 g, and 1.80 g respectively. Body weight gain F. bleekeri small row is 0.82 g, 0.78 g, and 1.14 g respectively. The small sized F. bleekeri showed the highest growth rate.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Biologi

PERILAKU MAKAN DAN PENGARUH JENIS PAKAN

TERHADAP PERTUMBUHAN

Filicaulis bleekeri

Keferstein

(Mollusca: Gastropoda)

BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

(6)
(7)

Judul Skripsi : Perilaku Makan dan Pengaruh Jenis Pakan Terhadap Pertumbuhan Filicaulis bleekeri Keferstein (Mollusca: Gastropoda)

Nama : Theovany NIM : G34090048

Disetujui oleh

Ir Tri Heru Widarto, MSc Pembimbing I

Nova Mujiono, SSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Iman Rusmana, MSi Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan berkat-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2013 adalah “Perilaku Makan dan Pengaruh Jenis Pakan Terhadap Pertumbuhan Filicaulis bleekeri Keferstein (Mollusca: Gastropoda)”.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir Tri Heru Widarto, MSc dan Nova Mujiono, SSi selaku pembimbing atas arahan, saran, bimbingan, dan perhatiannya selama proses penelitian hingga penulisan skripsi. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak, Mama, Putri, Agung serta seluruh keluarga Silaban dan Simamora, atas segala doa, dukungan, dan kasih sayangnya. Terima kasih juga untuk sahabat-sahabat atas kesetiaan, perhatian, dukungan, dan doanya selama ini. Terima kasih untuk semua pihak yang memberikan dukungan, doa, dan kasih selama penulis berada di IPB, penulis bersyukur pernah bertemu dan bekerja sama dengan saudara semua.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

PENDAHULUAN 1

BAHAN DAN METODE 2

HASIL DAN PEMBAHASAN 3

Preferensi makan Filicaulis bleekeri 3

Durasi dan frekuensi makan Filicaulis bleekeri 4

Pengaruh jenis pakan terhadap bobot tubuh Filicaulis bleekeri 6 Perbandingan pertambahan bobot total Filicaulis bleekeri berukuran besar dan

kecil 9

SIMPULAN 10

DAFTAR PUSTAKA 10

(10)

DAFTAR TABEL

1 Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) oleh DEPKES tahun 2007 9

DAFTAR GAMBAR

1 Filicaulis bleekeri sedang makan 3

2 Pakan sebelum dan sesudah dimakan Filicaulis bleekeri 4 3 Durasi makan Filicaulis bleekeri pada pakan yang berbeda 4 4 Frekuensi makan Filicaulis bleekeri pada pakan yang berbeda 5 5 Pertumbuhan bobot tubuh Filicaulis bleekeri berukuran besar pada

pakan yang berbeda 6

6 Pertambahan bobot tubuh Filicaulis bleekeri berukuran besar pada

pakan yang berbeda 7

7 Pertumbuhan bobot tubuh Filicaulis bleekeri berukuran kecil pada

pakan yang berbeda 8

8 Pertambahan bobot tubuh Filicaulis bleekeri berukuran kecil pada

(11)

PENDAHULUAN

Filicaulis bleekeri (Veronicellidae) merupakan salah satu jenis siput gastropoda yang tidak bercangkang. Siput ini memiliki mantel yang menyatu dengan tubuhnya yang berwarna kuning kecokelatan, cokelat, dan keabuan. Pada punggung memiliki bercak-bercak cokelat tua yang tidak teratur dan terdapat garis lateral yang berwarna lebih muda (kuning atau kecokelatan). Garis ini memanjang sepanjang bagian dorsal tubuhnya (Isnaningsih 2008). Panjang tubuh dapat mencapai ± 7 cm. Habitat hewan ini adalah serasah daun, sisa-sisa pangkal daun tumbang, dan menempel pada daun. Sepanjang siang hari, siput telanjang bersembunyi dan hanya aktif di malam hari atau jika kondisi lingkungan sekitarnya basah dan sangat lembap (Apriyanto et al. 2006).

Filicaulis bleekeri sering dijumpai pada tanaman pertanian suku Crucifer (kubis, sawi putih, sawi hijau, dan kol bunga) dan Solanaceae (cabai dan tomat). F. bleekeri memakan tanaman menggunakan gigi radulanya. Oleh karena itu, F. bleekeri terkenal sebagai hama pertanian (Mujiono 2012). Schley dan Bees (2003) menerangkan bahwa petani selalu membasmi hewan ini menggunakan metode fisik (mekanik), kimia seperti moluskisida, dan secara biologis dengan mengumpulkan lalu membunuh hama pada malam hari.

Di sisi lain, Filicaulis bleekeri berpotensi untuk dimanfaatkan dalam mengolah sampah organik, seperti sayur dan buah yang melimpah setiap harinya. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup RI 2012, tercatat rata-rata setiap penduduk Indonesia pada tahun 2012 menghasilkan sekitar 2 kg sampah/orang setiap harinya. Sekitar 60 % dari total sampah merupakan sampah rumah tangga seperti sayur dan buah yang masih segar. Apabila sampah ini tidak diolah dengan baik maka akan merugikan karena dapat membusuk dan menghasilkan gas yang mudah terbakar yaitu metana (CH4) dan karbondioksida (CO2). Oleh karena itu, sampah organik yang semakin meningkat dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan bagi F. bleekeri,sehingga dapat mengurangi jumlah sampah organik.

Selain itu, keseluruhan tubuh Filicaulis bleekeri yang terdiri atas otot berpotensi sebagai sumber protein hewani bagi pakan ternak. Harga pakan ternak di pasar sangat mahal dan banyak menyita biaya produksi yaitu 60% sampai 70%. Mahalnya pakan ternak karena selama ini Indonesia masih mengimpor bahan baku pakan ternak (Murtidjo 1987). Budiono (2006) menyatakan petani mengumpulkan siput dewasa untuk menjadi makanan ternak unggas karena memiliki nilai gizi yang tinggi. Peternak itik sudah sejak lama menggunakan siput yang ditumbuk segar sebagai sumber protein untuk itik yang mereka pelihara (Pitijo 1996). Oleh karena itu, F. bleekeri sangat potensial sebagai sumber protein hewani pakan ternak.

(12)

2

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2013 di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Sampel Filicaulis bleekeri dikoleksi dari sekitar halaman Student Center, Institut Petanian Bogor. Pengambilan dilakukan pada malam hari yaitu pukul 20.00 sampai 22.00 (Schley dan Bees 2003). Setiap sampel yang ditemui, diambil dengan tangan dan ditaruh dalam suatu wadah. Sebelumnya, F. bleekeri yang telah diambil dikelompokkan berdasarkan bobot tubuh. Bobot tubuh diukur menggunakan neraca analitik (AND HL-100, 0-100 g). F. bleekeri terbagi dua yaitu berukuran kecil (1-2 g) dan berukuran besar (>2 g). Jumlah F. bleekeri berukuran kecil yaitu 1 ekor pada masing-masing wadah. Jumlah F. bleekeri berukuran besar yaitu 4 ekor pada masing-masing wadah. F. bleekeri yang berukuran besar diamati perilaku makan dan pertumbuhan, sedangkan F. bleekeri berukuran kecil diamati hanya pertumbuhannya. F. bleekeri diberi perlakuan tiga pakan dengan masing-masing 5 ulangan, sehingga total wadah yang digunakan untuk pengamatan F. bleekeri berukuran kecil dan besar yaitu 30 buah.

Wadah yang digunakan yaitu toples plastik dengan ukuran diameter atas 20 cm, diameter bawah 16.5 cm, dan tinggi 22 cm. Wadah diisi dengan tanah dan serasah setinggi ± 3 cm. Tutup wadah diberi lubang secukupnya dengan alat solder untuk pertukaran udara Filicaulis bleekeri (Faberi et al. 2006). Kemudian, wadah yang telah siap disusun dalam sebuah lemari bertingkat untuk memudahkan pengamatan. Pada siang hari, wadah ditutup dengan kain basah untuk menjaga suhu dan kelembapan udara (Douglas dan Tooker 2012). Termohigrometer (TFA Dostmann Wertheim) digunakan untuk mengukur suhu dan kelembapan udara. Kisaran suhu udara yang digunakan yaitu 28oC hingga 29oC dan kisaran kelembapan udara yaitu 68% hingga 70%.

Pemberian pakan yang digunakan yaitu sawi putih (Brassica rapa Convar), wortel (Daucus carota), dan sawi hijau (Brassica rapa Capitata). Sebelum diberikan pakan dipotong menggunakan pisau dengan bagian yang sama rata dan dibersihkan dari tanah yang melekat menggunakan kuas. Setelah itu, pakan ditimbang dengan timbangan (Nagata, 0-100 g). Bobot pakan untuk Filicaulis bleekeri berukuran besar yaitu 30 g dan untuk F. bleekeri berukuran kecil yaitu 10 g. Pakan diberikan setiap dua hari sekali pada malam hari untuk menjaga kondisi kesegaran pakan (Kumaladewi 2009).

(13)

3 Parameter pertumbuhan Filicaulis bleekeri yaitu pertumbuhan bobot tubuh, pertambahan bobot tubuh, dan pertambahan bobot tubuh total. Pertumbuhan merupakan rata-rata bobot tubuh yang diperoleh setiap minggunya, sedangkan pertambahan merupakan rata-rata bobot tubuh yang diperoleh setiap minggunya dikurangi bobot tubuh minggu awal. Pertambahan bobot total adalah berat tubuh F. bleekeri selama pengamatan 9 minggu. Persentase pertambahan total didapatkan dari nilai pertambahan total minggu terakhir dikurangi pertambahan minggu awal lalu dikalikan 100%. Parameter perilaku makan yang diamati yaitu preferensi, durasi, dan frekuensi makan. Data yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan statistik one way anova (Gomez dan Gomez 2010) menggunakan alat analisis SPSS 20for windows (Suliyono 2010).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Preferensi makan Filicaulis bleekeri

Patra (1994) menerangkan preferensi makan sebagai derajat kesukaan atau ketidaksukaan terhadap makanan. Penelitian ini melihat preferensi makan Filicaulis bleekeri terhadap bagian-bagian pakan yang diberikan. Pakan yang digunakan yaitu sawi putih, wortel, dan sawi hijau. F. bleekeri mengkonsumsi ketiga sayuran ini sebagai makanan (Apriyanto et al. 2006).

a b c

Gambar 1 Filicaulis bleekeri sedang makan a. Sawi putih; b. Wortel; c. Sawi hijau

(14)

4

a b c

Gambar 2 Pakan sebelum dan sesudah dimakan Filicaulis bleekeri a. Sawi putih; b. Wortel; c. Sawi hijau

Filicaulis bleekeri berukuran besar mendapatkan pakan sebesar 30 g, sedangkan F. bleekeri berukuran kecil mendapatkan pakan sebesar 10 g. Jumlah pakan didapatkan dari 10% bobot tubuh F. bleekeri (Kumaladewi 2009). Jumlah pakan ini merupakan pakan maksimal yang dapat dikonsumsi oleh F. bleekeri (Gambar 2). Hal ini untuk memenuhi kebutuhan makannya setiap hari.

Durasi dan frekuensi makan Filicaulis bleekeri

Gambar 3 Durasi makan Filicaulis bleekeri pada pakan yang berbeda Data pengamatan menunjukkan rata-rata durasi makan Filicaulis bleekeri 48 menit pada sawi putih, 92 menit pada wortel, dan 66 menit pada sawi hijau (Gambar 3). Hal ini menjelaskan bahwa F. bleekeri membutuhkan waktu paling lama untuk memakan wortel dan paling cepat untuk memakan sawi putih. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa jenis pakan berpengaruh nyata terhadap durasi

0 50 100 150 200

Sawi putih Wortel Sawi hijau

Dur

asi

Mak

an (me

nit

)

(15)

5 makan F. bleekeri (p=0.00 dan R2=0.24). Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa nilai rata-rata durasi makan F. bleekeri tertinggi yaitu pada pakan wortel. Nilai rata-rata durasi makan F. bleekeri terendahyaitu pada pakan sawi putih. Hal ini dapat terjadi karena tingkat kekerasan wortel yang jauh lebih tinggi dibandingkan tanaman sawi putih dan sawi hijau, sehingga F. bleekeri membutuhkan waktu yang paling lama untuk memakan wortel. Wortel memiliki tekstur keras dengan bagian yang dapat dimakan adalah bagian umbi akar sebagai tempat menyimpan cadangan makanan (Malasari 2005). Umumnya siput ini hanya sedikit memakan tanaman yang bertekstur keras seperti umbi dan pangkal daun (Spesier dan Rowel 1991). Sawi putih dan sawi hijau merupakan sayuran yang berdaun lunak sehingga mudah untuk dimakan oleh F. bleekeri dengan menggunakan gigi radulanya. Gigi radula disebut juga lidah parut yang terdapat dalam mulut siput, sebagai alat bantu makan siput yang berfungsi memotong bagian tanaman. Bentuk gigi radula berkaitan dengan tipe substrat di habitat tertentu (Rintelen et al. 2004).

Gambar 4 Frekuensi makan Filicaulis bleekeri pada pakan yang berbeda Frekuensi makan rata-rata Filicaulis bleekeri 1.1 kali per pengamatan pada sawi putih, 1.6 kali per pengamatan pada wortel, dan 1.45 kali per pengamatan pada sawi hijau (Gambar 4). Hal ini menjelaskan bahwa, frekuensi makan tertinggi F. bleekeri pada wortel dan terendah pada sawi putih. Hasil uji statistik menunjukkan jenis pakan berpengaruh nyata terhadap frekuensi makan F. bleekeri (p=0.00 dan R2=0.56). Rata-rata frekuensi makan tertinggi F. bleekeri pada pakan wortel, sedangkan rata-rata frekuensi makan terendah F. bleekeri pada pakan sawi putih. Cook et al. (2000) menerangkan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi makan siput seperti rasa pakan, aroma pakan, kandungan nutrisi dalam pakan, atau kondisi lingkungan.

Nilai frekuensi dan durasi makan Filicaulis bleekeri menunjukkan hal yang sama, yaitu frekuensi dan durasi makan F. bleekeri tertinggi pada pakan wortel dan terendah pada pakan sawi putih. Frekeunsi dan durasi makan pada F. bleekeri menunjukkan tingkat konsumsi yang berbeda tergantung pakan yang

(16)

6

diberikan. Tingkat konsumsi pakan sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal seperti selera, palatabilitas, status fisiologi, konsentrasi nutrisi, dan bobot tubuh. Selera bersifat internal karena tergantung dengan kondisi lapar siput. Siput akan merangsang pusat saraf yang menstimulus keadaan lapar. Siput mengatasi ini dengan mongkonsumsi pakan. Palatabilitas adalah sifat fisik dan kimiawi dari bahan pakan yang terlihat melalui organoleptik seperti kenampakan, bau, rasa, dan teksturnya. Hal ini mempengaruhi daya tarik pada siput dalam mengkonsumsi pakan. Status fisiologi seperti umur dan kondisi tubuh siput. Konsentrasi nutrisi yang sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan adalah konsentrasi energi yang terkandung di dalam pakan. Bobot tubuh berbanding lurus dengan tingkat konsumsi pakan. Makin tinggi bobot tubuhnya makin tinggi juga tingkat konsumsi terhadap pakan (Yasman 1998).

Pengaruh jenis pakan terhadap bobot tubuh Filicaulis bleekeri

Gambar 5 Pertumbuhan bobot tubuh Filicaulis bleekeri berukuranbesar pada pakan yang berbeda

(17)

7

Gambar 6 Pertambahan bobot tubuh Filicaulis bleekeri berukuran besar pada pakan yang berbeda

Pemberian sawi putih memperlihatkan kisaran pertambahan bobot tubuh Filicaulis bleekeri berukuran besar yaitu 1.16 g sampai 1.48 g. Pemberian wortel menyebabkan bobot tubuh F. bleekeri berukuran besar bertambah sebesar 1.17 g sampai 1.59 g. Pemberian sawi hijau menyebabkan bobot tubuh F. bleekeri berukuran besar bertambah sebesar 0.93 g sampai 2.06 g. Nilai rata-rata pertambahan bobot tubuh tertinggi pada F. bleekeri berukuran besar yaitu pakan sawi hijau sebesar 1.80 g dan terendah pada pakan sawi putih sebesar 1.44 g. Berdasarkan uji statistik, pemberian pakan berpengaruh nyata terhadap rata-rata pertambahan bobot tubuh F. bleekeri berukuran besar (p=0.009).

Uji Tukey mengindikasikan bahwa bobot tubuh Filicaulis bleekeri berukuran besar sangat dipengaruhi oleh pakan sawi hijau. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata tertinggi untuk bobot tubuh F. bleekeri berukuran besar pada pakan sawi hijau. Hasil uji lanjut ini juga mengindikasikan bahwa perbedaan rata-rata antara pakan sawi putih dan wortel secara statistik tidak berbeda nyata daripada rata-rata pakan sawi hijau yang nyata secara statistik.

Hasil pengamatan terhadap durasi dan frekuensi makan Filicaulis bleekeri tertinggi pada pakan wortel. Berbeda dengan hasil pengamatan pertumbuhan F. bleekeri berukuran besar dengan bobot tertinggi pada pakan sawi hijau. Hal ini menunjukkan tingkat konsumsi yang tidak berbanding lurus dengan bobot tubuh F. bleekeri. Menurut Kumaladewi (2009) yang meneliti siput Pomacea sp. menyimpulkan adanya hubungan antara ukuran tubuh siput Pomacea sp. dengan tingkat konsumsi pakan. Pernyataan ini tidak sesuai dengan hasil pengamatan terhadap bobot tubuh dan tingkat konsumsi F. bleekeri. Hal ini mungkin terjadi karena faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi ukuran tubuh F. bleekeri terkait pakan yang diberikan seperti pernyataan Cook et al. (2000). Berdasarkan segi rasa, sawi hijau memiliki rasa pahit karena mengandung alkaloid carpaine. Berbeda dengan sawi putih yang memiliki rasa netral dan wortel yang lebih manis (Sudarmadji 1989). Hal ini mungkin mempengaruhi konsumsi makan F. bleekeri.

(18)

8

Gambar 7 Pertumbuhan bobot tubuh Filicaulis bleekeri berukuran kecil pada pakan yang berbeda

Pada Filicaulis bleekeri berukuran kecil, pemberian sawi putih setelah minggu ke-1 dan minggu ke-5 menunjukkan peningkatan bobot tubuh yang tidak jauh berbeda. Kisaran pertumbuhan bobot tubuh F. bleekeri berukuran kecil pada sawi putih yaitu 1.45 g sampai 2.01 g. Pada pemberian wortel, terjadi peningkatan bobot tubuh F. bleekeri berukuran kecil dari minggu ke-1 hingga minggu ke-6. Setelah minggu ke-6 terjadi penurunan bobot tubuh F. bleekeri berukuran kecil dan naik kembali pada minggu ke-9. Kisaran pertumbuhan bobot tubuh F. bleekeri berukuran kecil pada wortel yaitu 1.34 g sampai 2.00 g. Pemberian sawi hijau memperlihatkan peningkatan bobot tubuh F. bleekeri berukuran kecil setiap minggunya. Namun, setelah minggu ke-5 terjadi peningkatan bobot tubuh yang tidak terlalu berbeda jauh. Kisaran pertumbuhan bobot tubuh F. bleekeri berukuran kecil pada sawi hijau yaitu 1.10 g sampai 2.74 g.

Gambar 8 Pertambahan bobot tubuh Filicaulis bleekeri berukuran kecil pada pakan yang berbeda

(19)

9 Nilai rata-rata pertambahan bobot tubuh tertinggi pada F. bleekeri berukuran kecil yaitu pakan sawi hijau sebesar 1.14 g dan terendah pada pakan wortel sebesar 0.78 g. Berdasarkan uji statistik, pemberian pakan berpengaruh nyata terhadap rata-rata pertambahan bobot tubuh F. bleekeri berukuran kecil (p=0.32).

Pada Filicaulis bleekeri berukuran kecil, uji Tukey mengindikasikan bahwa bobot tubuh F. bleekeri berukuran kecil sangat dipengaruhi oleh pakan sawi hijau. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata tertinggi untuk bobot tubuh F. bleekeri berukuran kecil pada pakan sawi hijau. Hasil uji lanjut ini juga mengindikasikan bahwa perbedaan rata-rata antara pakan sawi putih dan wortel secara statistik tidak berbeda nyata dari pada rata-rata pakan sawi hijau yang nyata secara statistik. Hasil analisis pengaruh jenis pakan terhadap bobot tubuh F. bleekeri berukuran besar serupa dengan F. bleekeri berukuran kecil yaitu pakan sawi hijau yang paling tinggi pengaruhnya dan terendah pada pakan sawi putih.

Perbandingan pertambahan bobot total Filicaulis bleekeri berukuran besar dan kecil

Pemberian pakan yang berbeda menunjukkan pertambahan bobot total yang berbeda. Pada Filicaulis bleekeri berukuran besar, pemberian sawi putih menunjukkan pertambahan bobot total sebesar 128%, wortel sebesar 136%, sedangkan sawi hijau sebesar 222%. Pada F. bleekeri berukuran kecil, pemberian sawi putih menunjukkan pertambahan bobot total sebesar 224%, wortel sebesar 259%, sedangkan sawi hijau sebesar 395%. Hal ini menunjukkan bahwa, sawi hijau memberikan pertambahan bobot total paling tinggi pada F. bleekeri berukuran besar dan kecil. Laju pertumbuhan bobot tubuh tercepat pada F. bleekeri berukuran kecil. Hal ini terlihat dari pertambahan bobot total masing-masing pemberian pakan yang lebih besar pada F. bleekeri berukuran kecil. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bobot tubuh salah satunya adalah kandungan nutrisi dalam pakan (Cook et al. 2000).

Tabel 1 Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) oleh DEPKES tahun 2007

Pakan Energi (Kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)

Sawi putih 22 2.3 0.3 4.0

Wortel 42 1.2 0.3 4.3

Sawi hijau 22 2.3 0.3 4.0

(20)

10

tekstur pakan, rasa pakan, aroma pakan, kandungan nutrisi dalam pakan, atau kondisi lingkungan.

SIMPULAN

Filicaulis bleekeri menyukai hampir semua bagian tanaman yaitu umbi, daun dan pangkal daun. Data pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata durasi makan F. bleekeri 48 menit pada sawi putih, 92 menit pada wortel, dan 66 menit pada sawi hijau. Rata-rata frekuensi makan F. bleekeri 1.1 kali per pengamatan pada sawi putih, 1.6 kali per pengamatan pada wortel, dan 1.45 kali per pengamatan pada sawi hijau. Hasil uji statistik menunjukkan pakan sawi hijau menyebabkan pertambahan bobot yang berbeda nyata pada F. bleekeri berukuran besar dan kecil. Hasil analisis uji lanjut menunjukkan pertambahan bobot tubuh tertinggi F. bleekeri berukuran besar dan kecil ada pada sawi hijau dan terendah pada sawi putih. Laju pertumbuhan bobot tubuh F. bleekeri berukuran kecil lebih cepat dibanding yang berukuran besar.

DAFTAR PUSTAKA

Apriyanto D, Toha B, Nordat I. 2006. Tanggap makan dua jenis respo Filicaulis bleekeri Keferst dan Parmarion pupillaris (Humb.) terhadap ekstrak kasar buah pinang, akar tuba, atau daun sembung. J Pembangunan Pedesaan. 6(3):143-150.

Budiono S. 2006. Teknik mengendalikan keong mas pada tanaman padi. J ilmu-ilmu pertanian. 2(2):128-123.

Cook RT, Bailey SER, McRohant CR, Nash B, Woodhouse RM. 2000. The influence of nutritional status on the feeding behaviour of the field slug, Deroceras reticulatum (Müller). Animal Behav. 59:167-176.

[DEPKES] Departemen Kesehatan. 2007. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta (ID): DEPKES.

Douglas MR, Tooker JF. 2012. Slug (Mollusca: Agriolimacidae, Arionidae) ecology and in no till field crops, with an emphasis on the mid-Atlantic region. J IntegratedPestManag. 3(1):23-30.

Faberi AJ, López AN, Manetti PL, Clemente CL, Castillo A . 2006. Growth and reproduction of the slug Deroceras laeve (Müller) (Pulmonata: Stylommatophora) under controlled conditions. Span J of Agricultur Rsrch. 4(4):345-350.

Gomez KA, Gomez AA. 2010. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. Jakarta (ID): UI Pr.

Grewal SP. 2003. Application of molluscicidal nematodes to slug shelters: a novel approach to economic biological control of slugs. Biol Cont. 22:72–80. Isnaningsih NR. 2008. Siput telanjang (slug) sebagai hama tanaman budidaya.

Fauna Ind. 8(2):21-24

(21)

11 Malasari. 2005. Sifat fisik dan organoleptik nugget ayam dengan penambahan wortel (Daucus carota L.) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Marwoto RM, Heryanto, Isnaningsih NR, Mujiono N. 2010. Invasive spesies: sudi

morfologi, anatomi dan kemampuan adaptasi keong hama Pomacea insularum dan slug di Kalimantan. Bogor (ID): Laporan Kegiatan Program Insentif Bagi Peneliti dan Perekayasa Puslit Biologi-LIPI.

Mujiono N. 2012. Siput dan slug (Gastropoda: Pulmonata) yang berpotensi sebagai hama pada pertanian di Jawa. Berkala Ilmiah Biol. 9:17-25.

Murtidjo BA. 1987. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Yogyakarta (ID): Kanisius. Patra NS. 1994. Serangga di Sekitar Kita. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Pitijo S. 1996. Petunjuk Pengendalian dan Pemanfaatan Keong Mas. Jakarta (ID): Trubus Agriwidya.

Rintelen, Thomas V, Wilson AB, Meyer A, Glaubrecht M. 2004. Escalation and trophic specialization drive adaptive radiation on freshwater gastropods in ancient lakes on Sulawesi, Indonesia. Pro Royal Soc London. 14(4):701-712.

Schley D, Bees MA. 2003. Delay dynamics of the slug Deroceras reticulatum, an agricultural pest. Ecol Modelling. 162:177–198.

Spesier B, Rowell M. 1991. Effects of food availability, nutritional value, and alkaloids on food choice in the generalist herbivore Arianta arbustorum (Gastropoda: Helicidae). Oikos. 63: 306-318.

Sudarmadji S, Suhardi, Haryono B. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta (ID): Gajah Mada Univ Pr.

Suliyono J. 2010. 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta (ID): Cakrawala.

(22)

12

RIWAYAT HIDUP

Theovany lahir di Jakarta, 22 Oktober 1990 dari Bapak Lambok Silaban dan Ibu Ganti Simamora, anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis memulai pendidikan di SD Negeri Jati Asih 7 Bekasi (1996-2002), kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 9 Bekasi (2003-2006). Penulis menamatkan SMA pada tahun 2009 dari SMA Negeri 6 Bekasi, dan pada tahun yang sama diterima di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam UKM Tenis Meja IPB dan UKM PMK IPB. Penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan diantaranya Bakti Sosial Hero Regeneration Training BEM TPB IPB 2009, Donor Darah Hero Regeneration Training BEM TPB IPB 2009, Garda Pejuang 46 IPB 2009, Keakraban PMK IPB 2010, Natal CIVA IPB 2010, Grand Biodiversity 2010, Lomba Cepat Tepat Nasional IPB 2010, Turnamen Tenis Meja Nasional “Bogor

City Serie 4 IPB” 2010, Turnamen Tenis Meja Nasional “Bogor City Serie 5 IPB”

2011, Retreat KOPELKHU PMK IPB 2011, “MORFOLOGI” MPD Biologi IPB

2011, Kebaktian Awal Tahun Angkatan (KATA) PMK IPB 2011, Retreat KOPELKHU PMK IPB 2012, dan CAMP KOPRAL PMK IPB 2013. Selain itu, penulis juga memiliki beberapa prestasi yaitu juara II PIMNAS internal IPB Pekan Kreatifitas Mahasiswa Bidang Penelitian (PKMP) 2011, juara II PIMNAS XXIV Makassar bidang PKM-P 2011, salah satu penulisan karya ilmiah terbaik dalam 104 Inovasi Indonesia, dan juara II Pekan Kreatifitas Mahasiswa Bidang Artikel Ilmiah (PKM-AI) 2012. Selama perkuliahan, penulis mengikuti berbagai seminar dan pelatihan seperti pelatihan Karya Tulis UKM FORCES IPB 2009, Departemen Biologi FMIPA IPB tahun 2013. Penulis mengikuti Studi Lapangan Departemen Biologi di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Sukabumi,

dengan judul laporan “Status Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca

fascicularis) di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Sukabumi”. Penulis juga mengikuti Praktek Lapang Departemen Biologi, di Balai Besar Penelitian dan Veteriner Bogor (BBALITVET), dengan judul laporan “Isolasi Parasit dari Feses Domba Peternakan Barata dan Pemerikasaan Darah Pada Kuda dan Mencit”.

Penulis juga telah menyelesaikan skripsi dengan judul “Perilaku Makan dan

(23)

Gambar

Gambar 1  Filicaulis bleekeri sedang makan a. Sawi putih; b. Wortel;
Gambar 2  Pakan sebelum dan sesudah dimakan Filicaulis bleekeri a. Sawi putih;
Gambar 4  Frekuensi makan  Filicaulis bleekeri pada pakan yang berbeda
Gambar 6  Pertambahan bobot tubuh Filicaulis bleekeri berukuran besar
+2

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Penambahan Probiotik Tiger-Bac pada pakan terhadap Pertumbuhan Spesifik (SGR), Konversi Pakan (FCR) dan Sintasan (SR)

Bagaimanakah keanekaragaman Mollusca Bercangkang (Gastropoda dan Pelecypoda) di Pantai Tirta Samudra Kabupaten Jepara pada tingkat jenis. berdasarkan cangkangnya dengan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Kecernaan Pakan dan Perilaku Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Pada Kondisi Aklimasi Temperatur dan

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Penambahan Probiotik Tiger-Bac pada pakan terhadap Pertumbuhan Spesifik (SGR), Konversi Pakan (FCR) dan Sintasan (SR)

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Pakan Ngengat Terhadap Telur Penggerek Batang Tebu Berkilat

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Jenis Pakan Berupa Jagung, Bekatul, Dan Konsentrat Terhadap Pertambahan Berat Badan Ayam

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Pakan dengan Feeding Rate dan Kadar Protein yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang perilaku makan dan jenis pakan orangutan di Yayasan International Animal Rescue Indonesia Kabupaten Ketapang