• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan SMM ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Organisasi PT. CG Power System Indonesia, Cileungsi, Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penerapan SMM ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Organisasi PT. CG Power System Indonesia, Cileungsi, Bogor"

Copied!
192
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini semakin banyak perusahaan industri yang dituntut untuk lebih berkembang dengan menggunakan teknologi secara maksimal, serta mendorong perusahaan untuk meningkatkan mutu. Mutu dapat diartikan sebagai keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamarkan. Pentingnya mutu dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu sudut manajemen operasional dan pemasaran. Dilihat dari manajemen operasional, mutu produk merupakan salah satu kebijakan penting dalam meningkatkan daya saing produk. Produk dengan mutu bagus mampu bersaing di pasaran. Dilihat dari sudut manajemen pemasaran, mutu produk dapat menjadi salah satu unsur penting untuk meningkatkan volume penjualan dan memperluas pangsa pasar perusahaan (Nasution, 2005). Hal ini yang menyebabkan perusahaan harus mampu memenuhi kebutuhan konsumen dengan menghasilkan produk yang memiliki mutu lebih baik.

(2)

 

penaik tegangan (step-up transformer ) yang ada di Pusat Listrik. Saluran transmisi tegangan tinggi mempunyai tegangan 66 KV, 150 KV dan 500 KV. Khusus untuk tegangan 500 KV saat ini disebut sebagai tegangan paling tinggi (http://webcache.google usercontent.com/kelistrikan, 2009).

Tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi sampai ke Gardu Induk (GI) untuk diturunkan tegangannya melalui transformator penurun tegangan melalui (step-down transfomer ) Terdapat produk trafo seperti Gambar 1.

Gambar 1. Produk trafo

Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik tersebut, diperlukan sebuah sistem distribusi yang mampu menyalurkan listrik dari sumber pembangkit menuju ke sasaran dengan mudah, cepat dan efisien. Salah satu instrumen yang digunakan dalam sistem distribusi tersebut adalah transformator. Transformator atau yang biasanya disebut trafo sangat dibutuhkan dalam dunia kelistrikan, karena alat tersebut merupakan alat utama yang dipakai untuk mentransfer suatu tegangan listrik tertentu terhadap tegangan listrik yang dibutuhkan oleh konsumen.

(3)

 

memproduksi sampai tegangan tertinggi 500 KV di negara ASEAN (Tabloid media transyogi, 2009) yang beroperasi di bawah Crompton Greaves Limited bernaung di bawah Avantha Group Company.

Avantha Grup merupakan salah satu prospek bisnis terkemuka di India. Avantha Grup memiliki kepentingan bisnis di berbagai industri seperti bidang kertas, transmisi dan jaringan distribusi dan jasa, pengolahan makanan, kehutanan pertanian, bahan kimia, energi, infrastruktur, teknologi informasi (TI) dan IT-enabled jasa. Dengan jejak global mengesankan, Avantha Grup beroperasi di lebih dari 10 negara dengan 20.000 karyawan dari 20 kebangsaan. Perusahaan Avantha Grup termasuk Crompton Greaves Limited merupakan salah satu kekuatan terbesar India yang bergerak dalam bidang energi listrik berupa transformator daya. Sebagai bagian dari program ekspansi global, Avantha Grup telah memperoleh sejumlah perusahaan dari seluruh dunia. (Tabel 1).

Tabel 1. Daftar perusahaan yang tergabung dalam Avantha Group Company No. Avantha Group

Company

Asal Negara

Cabang Perusahaan Asal Negara 1. Ballarpur

Industries Limited (Bilt)

India Bilt Malaysia

2. Crompton Greaves Limited

India Pauwels, Ganz, Microsol, Sonomatra MSE Power Systems dan Power

Technology Solutions

Belgia, Hungaria, Irlandia, Perancis, USA dan Inggris

3. Global Green Company India Dunakiliti, Balmazujvaros, Aalst dan Floragarden Hungaria, Belgia dan Turki

4. Solaris ChemTech Industries Limited (SCIL)

India - -

5. Avantha Power & Infrastructure Limited

India - -

6. Biltech Building Elements Limited

India - -

(4)

 

PT. CG Power System Indonesia sebagai salah satu perusahaan penghasil trafo dengan standar produk trafo Eropa menjadikan perusahaan ini memiliki ISO 9001:2008 yang diakreditasi oleh NV KEMA dari Belanda dan diperbarui oleh SGS (Société Generálé de Survailance). Agar dapat terus berjalan dan berkembang dalam persaingan, perusahaan menerapkan sistem manajemen mutu (SMM) ISO 9001:2008 kedalam kinerja organisasi untuk menghasilkan produk dan lebih bervariatif, memiliki mutu produk yang semakin unggul dan mampu mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Penerapan SMM ISO 9001:2008 ditetapkan dalam 8 (delapan) prinsip guna menunjang peningkatan kinerja organisasi, seperti :

1. Fokus Pelanggan. Organisasi harus memahami kebutuhan/keinginan pelanggan pada saat ini maupun di masa mendatang, agar dapat memenuhi persyaratan pelanggan dan mampu melebihi harapan pelanggan, serta secara proaktif mampu menetapkan level kepuasan pelanggan.

2. Kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mampu mengendalikan karyawan untuk tetap terlibat dalam continual improvement SMM, sehingga karyawan tetap memiliki motivasi untuk menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, sehingga tujuan perusahaan akan penerapan SMM ISO 9001:2008 sesuai prosedur dapat tercapai.

3. Keterlibatan Personil. Peranserta keterlibatan personil (karyawan) harus mampu untuk berpartisipasi aktif dalam rangka perbaikan berkesinambungan yang ada di dalam perusahaan dan diharapkan selalu mengembangkan kreatifitas.

4. Pendekatan proses dan (5) Pendekatan sistem ke manajemen.

(5)

 

6. Perbaikan Berkelanjutan. Perbaikan berkelanjutan harus dijadikan sebagai sasaran dan tujuan tetap organisasi, sehingga sasaran tetap organisasi dapat diketahui dan ditetapkan.  

7. Pendekatan fakta sebagai dasar pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan yang efektif harus didasarkan pada analisa data dan fakta yang terjadi.

8. Hubungan dengan pemasok yang saling menguntungkan.

Hubungan yang terjadi dengan pemasok merupakan hubungan yang saling menguntungkan dalam rangka meningkatkan kemampuan keduanya dalam menciptakan nilai.

Penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia (SDM) yang ada dalam organisasi. Penilaian komitmen organisasi sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana komitmen organisasi sebenarnya dalam perusahaan (Wibisono, 2006).

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka dilakukan penelitian penerapan pengaruh SMM ISO 9001:2008 yang terkait dengan kinerja organisasi PT. CG Power System Indonesia.

1.2. Perumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik karyawan di PT. Power System Indonesia, Cileungsi ?

2. Apakah terdapat pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi di PT. CG Power System Indonesia, Cileungsi ?

(6)

 

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi karakteristik karyawan di PT. CG Power System Indonesia.

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi di PT. CG Power System Indonesia.

3. Mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja organisasi sebelum dan sesudah ISO 9001:2008 di PT. CG Power System Indonesia.

1.4. Ruang Lingkup

(7)

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mutu

Pencapaian mutu yang akan dicapai memerlukan kesepakatan dan partisipasi seluruh anggota perusahaan. Dalam hal ini mutu memiliki pengertian berbeda mulai dari yang konvensional sampai yang strategik. Definisi mutu konvensional biasanya menjelaskan salah satu pengertian mutu, seperti memakai suatu komoditas dengan lebih baik, memiliki konstruksi bangunan dengan mutu yang baik dan tahan lama. Sedangkan definisi mutu secara strategik merupakan salah satu strategi yang digunakan oleh para manajer dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat, dengan cara memenuhi kebutuhan pelanggan dan memberikan kepuasan kepada pelanggannya. Hal ini dapat diwujudkan dengan memberikan mutu terbaik pada produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

Menurut Garvin and Darvis dalam Nasution (2005), mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia atau tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen. Selera atau harapan konsumen pada suatu produk selalu berubah, sehingga mutu produk juga harus berubah atau disesuaikan. Dengan perubahan mutu produk tersebut, maka diperlukan perubahan atau peningkatan ketrampilan tenaga kerja, perubahan proses produksi dan tugas, serta perubahan lingkungan perusahaan agar produk dapat memenuhi atau melebihi harapan konsumen.

Meskipun tidak ada definisi mengenai mutu yang diterima secara universal, namun pada intinya terdapat beberapa persamaan dalam unsur-unsur berikut :

a. Mutu mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan b. Mutu mencakup produk, jasa manusia, proses dan lingkungannya

(8)

 

merupakan mutu saat ini mungkin dianggap kurang bermutu pada masa mendatang).

Menurut Crosby dalam Nasution (2005), mutu adalah conformance to requirement, yaitu sesuai yang di isyaratkan atau di standarkan. Suatu produk memiliki mutu, apabila sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan. Standar mutu meliputi bahan baku, proses produksi dan produk jadi. Menurut Crosby, kurang sedikit dari persyaratan-persyaratan yang ditentukan, maka suatu barang atau jasa dikatakan tidak bermutu. Persyaratan itu sendiri dapat berubah sesuai keinginan pelanggan, kebutuhan organisasi, pemasok sumber, pemerintah, teknologi dan pasar atau persaingan. Sedangkan menurut Deming dalam Nasution (2005), mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar, yaitu perusahaan harus benar-benar dapat memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang akan dihasilkannya.

2.1.1 Manajemen Mutu Terpadu

Proses pengembangan secara terus menerus dalam manajemen mutu terpadu (MMT) akan berhasil, jika terdapat proses yang komprehensif untuk melakukan pengujian, pencermatan, analisis, dan pelaporan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan proses dalam upaya untuk merelisasikan produk (http.uin-malang.ac.id, 2009). mengatakan bahwa ISO 9000 dapat diintegrasikan dengan MMT untuk pengembangan menyeluruh sistem mutu dimana pengembangan mutu dapat dicapai dengan mendasarkan pengujian proses organisasi berkaitan dengan definisi proses, pengembangan dan desain proses.

(9)

 

1. Kepuasan pelanggan.

Konsep mengenai mutu dan pelanggan diperluas dalam TQM. Mutu tidak hanya kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi mutu tersebut ditentukan oleh pelanggan.

2. Penghargaan terhadap setiap orang.

Perusahaan yang mutunya tergolong dalam kelas dunia pada setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas khas. Dalam hal ini, karyawan merupakan sumber daya organisasi paling bernilai. Oleh karena itu, setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambilan keputusan.

3. Manajemen berdasarkan fakta.

Perusahaan bertaraf kelas dunia berorientasi pada fakta, yaitu setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan. Konsep pokok yang berkaitan dengan hal ini adalah :

a. Prioritas (Prioritization), yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Maka dengan menggunakan data, manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital.

b. Variasi atau variabilitas kinerja manusia. Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian wajar dari setiap sistem organisasi. Dengan demikian, manajemen dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.

4.Perbaikan berkesinambungan.

(10)

10 

 

2.1.2 ISO 9000 Sebagai Standar SMM

ISO 9000 merupakan kumpulan standar SMM yang dikeluarkan oleh ISO/TC 176 (TC=Technical Committee) kemudian diselenggarakan oleh badan akreditasi dan sertifikasi. Selanjutnya suatu organisasi atau perusahaan yang telah mendapat sertifikasi ISO 9000 ini akan diperbolehkan menyatakan dirinya kepada publik sebagai “ISO 9001:2000 certified” atau “ISO 9001:2000”. Seri ISO 9000 memberikan beberapa petunjuk atau pedoman bagi organisasi tentang bagaimana mengelola mutu, serta dengan sertifikasi yang diperoleh organisasi dapat menjual produk atau jasa yang lebih baik kepada konsumen. Terdapat 3 (tiga) unsur fundamental dalam menerapkan ISO 9000, adalah (1) penerapan falsafah ISO 9000 sebagai standar perusahaan; (2) penilaian oleh pihak lain yang masih berhubungan dengan organisasi/perusahaan, misalnya pelanggan, pemasok dan sebagainya dimana hasil penilaian diakui sebagai standar bagi kedua belah pihak; (3) mendapatkan persetujuan pihak ketiga atau sertifikasi yang memungkinkan suatu perusahaan mendemonstrasikan status ISO 9000 kepada pembeli dan calon pembeli (Ariani, 2002).

Menurut http://bsn.go.id (2011), terdapat 4 (empat) unsur penting harus dipenuhi dalam rangka melaksanakan penerapan SMM ISO 9001: 2008, yaitu : sistem manajemen mutu, tanggungjawab manajemen, pengelolaan sumber daya, realisasi produk, serta pengukuran, analisis dan perbaikan. Dalam pelaksanaannya setiap perusahaan harus memiliki dokumen SMM, karena dokumen SMM merupakan instrumen/acuan untuk melaksanakan seluruh kegiatan agar terkendali, dapat dimonitor, dievaluasi dalam upaya untuk melakukan perbaikan/peningkatan mutu secara berkelanjutan. Selain itu juga didukung oleh adanya kebijakan mutu, sasaran mutu, audit internal, dan tinjauan manajemen.

(11)

11 

 

Tabel 2. Jenis-jenis ISO

No. Jenis Standar ISO Nama Standar

1. ISO 9001 Quality Management System 2. ISO 14000 Environmental Management

System

3. ISO 22000 Food Safety Management System 4. ISO 27001 Information Security Management

System

5. OHSAS 18001 Occupational Health & Safety Management System

6. SA8000 Social Accountability Management System

7. ISO/TS 16949 Quality Management System – particular to Automotive Industry Sumber : http:// websisni.bsn.go.id, 2011

Seri Standar ISO 9000 mempunyai 5 (lima) bagian menurut Gasperz dalam Nasution (2005), yaitu :

1. ISO 9000:2005 : SMM, konsep dan kosakata. Standar ISO 9000 berisi pedoman yang digunakan untuk bersamaan dengan keempat standar lainnya. 2. ISO 9001:2008 : Model ini digunakan bila kesesuaian dengan SMM dan

persyaratan tertentu dijamin oleh pemasok untuk seluruh alur proses produksi mulai dari desain, produksi, instalasi dan pelayan jasa. Model ini mencakup organisasi seperti, perusahaan rekayasa dan konstruksi dan perusahaan-perusahaan yang mendesain, mengembangkan, memproduksi, memasang/menginstalasi produk dan memberikan pelayanan jasanya. Dengan demikian, fokus ISO 9001:2000 terletak pada desain.

(12)

12 

 

distributor peralatan yang memeriksa dan menguji produk-produk yang dipasoknya. Dengan demikian, fokus ISO 9003 terletak pada service.

4. ISO 9004:2000 : Unsur-unsur manajemen mutu dan sistem mutu-pemandu/pedoman. Model ini memberikan pengertian atau wawasan mengenai berbagai unsur yang termasuk dalam SMM dan struktur yang diharapkan dalam sistem tersebut. ISO 9004 berisi pemandu dalam hal-hal yang berkaitan dengan faktor teknis, administratif dan SDM yang dapat mempengaruhi mutu produk dan jasa. Selain itu, berguna untuk pemandu dalam pengembangan dan implementasi suatu sitem mutu.

5. ISO 19011:2005 : Model ini digunakan untuk kesesuaian SMM dan sebagai panduan untuk audit SMM dan/atau Lingkungan.

2.2. SMM ISO 9001:2008

Dalam ISO 9001:2008 perusahaan harus memiliki beberapa tahapan proses

untuk mensukseskan proses implementasi ISO 9001:2008 ini, maka ditetapkan 8 (delapan) prinsip manajemen mutu menurut Djatmiko, (2011) Bertujuan sebagai pedoman dalam memimpin organisasi ke arah perbaikan komitmen organisasi dan untuk mengimprovisasi komitmen organisasi sistem agar proses yang berlangsung sesuai dengan fokus utama, yaitu effectivity continual improvement. Delapan (8) prinsip manajemen yang dimaksud adalah :

a. Fokus Pelanggan.

Suatu perusahaan/organisasi harus memahami kebutuhan pelanggan karena pelanggan adalah kunci dalam meraih kesuksesan dalam mencapai tujuan akhir perusahaan (meraih keuntungan). Oleh karena itu, organisasi harus memahami kebutuhan/keinginan pelanggan pada saat ini maupun di masa mendatang, agar dapat memenuhi persyaratan pelanggan dan mampu melebihi harapan pelanggan, serta secara proaktif mampu menetapkan level kepuasan pelanggan. Semua aktifitas perencanaan dan implementasi sistem digunakan untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Manfaat menerapkan fokus pelanggan, yaitu :

(13)

13 

 

2) Meningkatkan efektivitas

3) Meningkatkan loyalitas pelanggan melalui pengulangan transaksi b. Kepemimpinan.

Setiap Pimpinan harus menunjukkan kepemimpinannya atau ketauladanannya dengan komitmen yang konsisten bagi penerapan SMM dalam organisasi. Pimpinan harus dapat menciptakan suatu lingkungan yang kondusif dan serasi dengan melibatkan semua karyawan dalam mencapai sasaran mutu organisasi. Ketauladanan untuk konsisten menerapan SMM akan meningkatkan kinerja organisasi, sehingga semua karyawannya termotivasi untukselalu bekerja efektif dan efisien dengan SMM.

Manfaat menerapkan kepemimpinan, yaitu top management berfungsi sebagai leader dalam mengawal implementasi sistem bahwa semua gerak organisasi selalu terkontrol dalam satu komando dengan komitmen yang sama dan gerak dari sinergi pada setiap unsur.

Penerapan prinsip kepemimpinan dalam hal ini lebih mengarah pada : 1) Menetapkan kebijakan mutu, struktur organisasi, mengidentifikasi dan

menyediakan sumber daya.

2) Menciptakan lingkungan kerja dimana semua personel ambil bagian dalam pencapaian target atau sasaran organisasi.

3) Tetap berkomitmen “continual improvement” SMM.

4) Seluruh anggota akan memahami dan termotivasi menuju sasaran dan tujuan organisasi.

5) Aktivitas akan dievaluasi, disesuaikan dan diterapkan dalam satu kesatuan cara.

6) Meminimumkan kesalahan komunikasi diantara tingkat-tingkat dalam organisasi.

c. Keterlibatan Personil.

(14)

14 

 

agar penerapannya efektif. Karyawan akan merasa terlibat dan termotivasi melaksanakan SMM sebagai keputusan strategik dalam mencapai kinerja prima dan mampu memuaskan pelanggannya. Karyawan merupakan esensi dari organisasi dalam rangka kebutuhan bagi penerapan SMM yang harus ditingkatkan kesejahteraannya. Seluruh personil dalam semua level adalah inti organisasi secara penuh yang harus ikut serta dalam kelangsungan bisnis organisasi, sehingga diharapkan mampu :

1) Mengidentifikasi tanggungjawab dan wewenang.

2) Mengidentifikasi kompetensi, kebutuhan, penyediaan dan mengevaluasi pelatihan, serta memelihara catatan pelatihan.

3) Mengidentifikasi dan mengendalikan faktor manusia dan area kerja untuk mencapai kesesuaian produk.

4) Menumbuhkembangkan inovasi dan kreativitas dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.

5) Personil (karyawan) giat untuk berpartisipasi dalam perbaikan berkesinambungan.

d. Pendekatan Proses.

Penerapan SMM diawali dengan mengidentifikasi dan menetapkan proses kerja yang harus dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan. Rencana dan kendali proses harus ditetapkan secara efektif untuk mencegah penyimpangan dan ketidaksesuaian yang bakal terjadi. Proses merupakan urutan beberapa kegiatan atau suatu kegiatan yang memerlukan sumber daya untuk mengubah masukan menjadi bentuk keluaran yang sesuai dengan yang diinginkan atau direncanakan. Tujuan pendekatan proses adalah memudahkan pengukuran dan pengendalian mutu, serta penyediaan sumber daya cukup sesuai menurut spesifikasi yang ditetapkan secara efektif dan efisien.

(15)

15 

 

mengidentifikasi dan mengendalikan proses yang digunakan untuk memastikan kesesuaian produk. Aktifitas implementasi sistem selalu mengikuti alur proses yang terjadi dalam organisasi. Manfaat dari penerapan pendekatan proses, yaitu :

1) Efektifitas penggunaan sumber daya. 2) Waktu siklus produksi lebih pendek.

3) Hasil-hasil menjadi meningkat, konsisten dan dapat diperkirakan. 4) Kesempatan perbaikan menjadi prioritas dan terfokus.

e. Pendekatan sistem ke manajemen.

Setiap pimpinan harus merencanakan dan mengembangkan sistem yang sesuai untuk memenuhi persyaratan. Setiap aktivitas dalam organisasi harus dilandasi dengan sistem yang harus dikomunikasikan kepada semua karyawan pada organisasi. Pendekatan sistem pada manajemen didefinisikan sebagai identifikasi pemahaman dan pengelolaan sistem dari proses yang saling terkait untuk pencapaian dan peningkatan sasaran perusahaan/organisasi dengan efektif dan efisien.

Mengidentifikasikan, memahami dan mengendalikan sistem dan interaksi antar proses untuk memberikan kontribusi pada efektifitas dan efisiensi organisasi, sehingga suatu organisasi mampu menetapkan sasaran mutu tiap proses, menetapkan interaksi dan rangkaian proses, memantau dan mengukur efektifitas tiap proses.

f. Perbaikan Berkelanjutan.

(16)

16 

 

Manfaat penerapan perbaikan berkelanjutan, adalah (1) Meningkatkan keunggulan kinerja melalui perbaikan kemampuan organisasi, (2) Kesesuaian dari aktivitas-aktivitas perbaikan pada semua tingkat terhadap tujuan strategik organisasi, (3) Fleksibilitas bereaksi secara cepat terhadap kesempatan yang ada.

g. Pendekatan fakta sebagai dasar pengambilan keputusan.

Keputusan efektif harus didasarkan pada analisis data pengukuran dan informasi obyektif sesuai fakta yang valid, jelas dan tidak bias. Analisis data dari berbagai sumber yang jelas dan terdokumentasi untuk menentukan kinerja organisasi sesuai rencana, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, disamping menetapkan keputusan dan tindaklanjut yang diperlukan. Data dan informasi tersebut harus dapat diolah dengan metode statistik yang sesuai. Pengambilan keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan informasi. Oleh karena itu pengambilan keputusan harus didasarkan pada tahap logika, analisa data, informasi yang tepat dan dapat dipertanggung jawabkan. Manfaat dari penerapan pendekatan fakta sebagai dasar pengambilan keputusan, yaitu :

1) Keputusan-keputusan berdasarkan informasi akurat.

2) Meningkatkan kemampuan untuk menunjukkan efektivitas dari keputusan melalui referensi terhadap catatan-catatan faktual.

3) Meningkatkan kemampuan untuk meninjau ulang, mengubah opini dan keputusan.

h. Hubungan dengan pemasok yang saling menguntungkan.

(17)

17 

 

hasil produk/jasa secara tepat waktu, biaya yang murah dan memenuhi standar spesifikasi yang ditetapkan.

Organisasi dan pemasoknya saling ketergantungan dan sudah selayaknya merupakan hubungan yang saling menguntungkan dalam rangka meningkatkan kemampuan keduanya dalam menciptakan nilai. Hubungan yang saling menguntungkan itu didasarkan pada tahap menetapkan dan mendokumentasikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemasok, meningkatkan kemampuan kedua organisasi untuk lebih baik, seleksi, meninjau dan mengevaluasi kinerja pemasok untuk mengendalikan produk yang dipasok. Manfaat penerapan hubungan dengan pemasok yang saling menguntungkan adalah :

1) Meningkatkan kemampuan untuk menciptakan nilai bagi kedua pihak. 2) Meningkatkan fleksibilitas dan kecepatan bersama untuk menanggapi

perubahan pasar atau kebutuhan dan harapan pelanggan. 3) Mengoptimumkan biaya dan pengunaan sumber-sumber daya.

2.2.1 Manfaat Penerapan SMM ISO 9001:2008

SMM ISO 9001:2008 dipandang sangat penting dalam dunia bisnis, termasuk pelatihan, karena SMM ISO 9001:2008 memberikan pedoman bagi organisasi tentang bagaimana mengelola mutu, sehingga dengan sertifikat yang diperoleh kemudahan untuk memberikan hasil kinerja lebih baik kepada perusahaan.

Manfaat dari penerapan ISO 9001:2008 telah diperoleh banyak perusahaan menurut Djatmiko (2011) adalah :

a. Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan. b. Jaminan mutu Produk dan Proses .

c. Meningkatkan Produktivitas perusahaan dan market gain. d. Meningkatkan motivasi, moral dan kinerja karyawan . e. Sebagai alat analisa pesaing perusahaan.

(18)

18 

 

h. Meningkatkan komunikasi internal. i. Meningkatkan citra positif perusahaan. j. Sistem terdokumentasi.

k. Media untuk Pelatihan dan Pendidikan.

Adanya penerapan SMM ISO 9001:2008 tentunya memberikan manfaat besar bagi suatu organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya penerapan SMM ISO 9001:2008 dalam suatu organisasi, terutama dalam dunia bisnis. Implementasi dari pelaksanaan ISO 9001:2008 dapat menjadi salah satu cara untuk bertahan dan berkembang dalam situasi sulit, karena dengan menerapkan ISO 9001:2008 berarti SMM yang digunakan dalam suatu organisasi sama dengan pesaing di negara–negara maju.

2.2.2 Langkah-langkah Penerapan SMM ISO 9001:2008

Menurut Gasperz (2005), langkah-langkah penerapan SMM hanya sebagai panduan yang dapat diterapkan secara bersamaan atau tidak berurut, tergantung kultur dan kematangan mutu organisasi, yaitu :

a. Memperoleh komitmen dari manajemen puncak, karena tanpa komitmennya kegiatan registrasi adalah sangat tidak mungkin.

b. Membentuk komite pengarah arus koordinator ISO. Komite ini akan memantau proses agar sesuai dengan standar unsur-unsur dasar dalam SMM ISO 9001:2008.

c. Mempelajari persyaratan-persyaratan standar dari SMM ISO 9001:2008. d. Melakukan pelatihan (trainning) terhadap semua anggota organisasi. e. Memulai peninjauan ulang manajemen (management review).

f. Identifikasi mutu, prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang dibutuhkan yang dituangkan dalam dokumen-dokumen tertulis.

g. Implementasi SMM ISO 9001:2008. h. Memulai audit SMM perusahaan. i. Memilih registran

(19)

19 

 

2.2.3 Persyaratan Standar dari SMM ISO 9001:2008

SMM ISO 9001:2008 merupakan SMM yang berfokus pada proses dan pelanggan, maka pemahaman terhadap persyaratan-persyaratan standar ISO 9001:2008 akan membantu organisasi dalam menetapkan dan mengembangkan SMM secara sistematik untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan peningkatan terus menerus.

Klausul–klausul yang perlu diperhatikan oleh manajemen organisasi Gasperz (2005) adalah :

a. Klausul 1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup ISO 9001:2008 telah dikembangkan atau diperluas. Dalam hal ini, persyaratan standar ISO 9001:2008 bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan sistem efektif, termasuk proses perbaikan sistem secara berkesinambungan dan jaminan kesesuaian dengan persyaratan pelanggan, regulasi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Klausul 2. Acuan normatif

Klausul ini hanya memuat referensi-referensi dari ISO 9001:2008. Dokumen yang diacu tidak dapat diabaikan untuk pemakaian dokumen ini. Untuk acuan bertanggal, hanya edisi yang dikutip yang dipakai.

c. Klausul 3. Istilah dan definisi.

Klausul ini menyatakan bahwa istilah dan definisi yang diberikan dalam ISO 9001:2008 (Quality Management System-Fundamental and Vocabulary).

d. Klausul 4. Sistem Manajemen Mutu.

Klausul ini lebih menekankan pada kebutuhan untuk peningkatan berkelanjutan (continual improvement). Manajemen organisasi harus menetapkan langkah-langkah untuk implementasi SMM ISO 9001:2008. e. Klausul 5. Tanggungjawab Manajemen.

(20)

20 

 

melibatkan manajemen puncak dengan orientasi pada fokus pada pelanggan, menetapkan kebijakan mutu, menetapkan tujuan mutu, menetapkan perencanaan dalam SMM, menetapkan tanggungjawab dan wewenang organisasi, mengangkat secara formal seseorang yang dapat mewakili manajemen yang berasal dari organisasi, sudah memiliki pengalaman bekerja lama dan menjamin proses komunikasi internal yang tepat, serta harus melakukan peninjauan ulang terhadap penerapan SMM. f. Klausul 6. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Klausul ini menyatakan bahwa suatu organisasi harus menetapkan dan memberikan sumber daya yang diperlukan secara tepat, personil yang bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas harus didefinisikan dalam SMM ISO 9001:2008, serta memiliki kompetensi berkaitan dengan pendidikan yang relevan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman.

g. Klausul 7. Realisasi Produk

Klausul ini menyatakan bahwa organisasi harus merencanakan dan mengembangkan proses yang diperlukan untuk realisasi produk. Perencanaan realisasi produk harus konsisten dengan persyaratan proses-proses lain dari SMM.

h. Klausul 8. Pengukuran, Analisis dan Peningkatan.

Menurut klausul ini, organisasi harus merencanakan dan mengimplementasikan proses pemantauan, pengukuran, analisis dan perbaikan yang diperlukan untuk memperagakan kesesuaian terhadap persyaratan produk, memastikan kesesuaian SMM dan terus-menerus memperbaiki keefektifan SMM.

2.2.4 Audit Mutu dan Dokumentasi Mutu

Menurut Ariani (2002), audit mutu adalah evaluasi secara sistematik dan independen yang dilaksanakan untuk menentukan hal berikut :

(21)

21 

 

b. Apakah prosedur dalam dokumentasi sistem mutu diterapkan secara efektif dan tepat untuk mencapai sasaran yang diinginkan ?

Menurut Mangkunegara (2005), faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Penjabaran dari kedua faktor tersebut adalah :

a. Faktor kemampuan (ability)

Karyawan yang memiliki pengetahuan memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya sehari-hari, lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.

b. Faktor motivasi (motivation)

Motivasi terbentuk dari sikap karyawan dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi terarah untuk mencapai tujuan kerja, atau organisasi.

Dalam ISO 9001:2008 disebutkan tentang persyaratan dokumentasi. Secara umum dokumentasi sistem mutu harus mencakup beberapa hal, yakni :

a. Pernyataan terdokumentasi dari kebijakan mutu dan sasaran mutu. b. Quality management.

c. Prosedur terdokumentasi yang diminta oleh SMM.

d. Dokumen yang diperlukan oleh organisasi untuk menjamin efektivitas perencanaan pengoperasian dan pengendalian proses.

e. Catatan mutu yang diminta oleh Standar Internasional.

2.3 Kinerja Organisasi

(22)

22 

 

Menurut Ruky (2001), kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya.

2.3.1 Unsur-unsur yang Dinilai

Pada umumnya unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian dalam proses penilaian kinerja menurut Wibisono (2006) adalah :

a. Kinerja Manajerial.

Seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial. Kinerja manajerial bersifat abstrak dan kompleks. Manajer menghasilkan kinerja dengan mengerahkan bakat dan kemampuan, serta usaha beberapa orang lain yang berada didalam daerah wewenangnya. Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keefektifan organisasi.

b. Kerjasama Tim

Kerjasama adalah kemampuan tenaga kerja untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna sebesar-besarnya. Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi tergantung pada orang yang terlibat dalam organisasi tersebut. Untuk itu penting adanya kerjasama yang baik diantara semua pihak dalam organisasi, baik dengan teman sejawat, atasan maupun bawahannya dalam organisasi, sehingga semua kegiatan dapat berjalan dengan baik dan tujuan organisasi dapat dicapai. Kriteria adanya kerjasama dalam organisasi adalah :

1) Kesadaran karyawan untuk bekerja dengan teman sejawat, atasan maupun bawahan.

(23)

23 

 

3) Adanya kemauan untuk memberi dan menerima kritik dan saran. 4) Bagaimana tindakan seseorang apabila mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya.

c. Pendidikan dan pelatihan (diklat) karyawan

SDM atau karyawan yang menduduki suatu jabatan tertentu dalam organisasi, belum tentu mempunyai kemampuan yang sesuai dengan persyaratan yang diperlukan dalam jabatan tersebut. Hal ini terjadi karena sering seseorang menduduki jabatan tertentu bukan karena kemampuannya, melainkan karena ketersediaan formasi. Oleh sebab itu, karyawan atau staf baru ini perlu penambahan kemampuan yang diperlukan, seperti diklat pada program-program tertentu yang menunjang adanya peningkatan kinerja. d. Tanggungjawab.

Tanggungjawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya, serta tepat waktu untuk berani membuat risiko atas keputusan yang diambilnya. Dalam hal ini, tanggungjawab dapat merupakan keharusan pada seorang karyawan untuk melakukan secara layak apa yang telah diwajibkan padanya. Untuk mengukur adanya tanggungjawab dapat dilihat dari :

1) Kesanggupan dalam melaksanakan perintah dan kesanggupan kerja. 2) Kemampuan menyelesaikan tugas dengan tepat dan benar.

3) Melaksanakan tugas dan perintah yang diberikan sebaik-baiknya. e. Prestasi Kerja.

(24)

24 

 

adalah mutu pengawasan (supervision quality), dimana seorang bawahan dapat memperoleh kepuasan kerja, jika atasannya lebih kompeten dibandingkan dirinya.

Sementara faktor personal meliputi ciri sifat kepribadian (personality trait), senioritas, masa kerja, kemampuan ataupun keterampilan yang berkaitan dengan bidang pekerjaan dan kepuasan hidup. Untuk faktor personal, faktor yang juga penting dalam mempengaruhi prestasi kerja adalah faktor status dan masa kerja. Pada umumnya, orang yang telah memiliki status pekerjaan yang lebih tinggi biasanya telah menunjukkan prestasi kerja yang baik. Status pekerjaan tersebut dapat memberikannya kesempatan untuk memperoleh masa kerja yang lebih baik, sehingga kesempatannya untuk semakin menunjukkan prestasi kerja semakin besar.

2.3.2. Manfaat Penilaian Kinerja

Manfaat penialaian kinerja yang dikemukakan oleh Dessler (2007) adalah : a. Mengelola operasional organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemotivasian karyawan secara maksimal.

b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi, transfer dan pemberhentian.

c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan, serta menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan

menilai kinerjanya.

e. Menyediakan dasar bagi pendistribusian penghargaan.

2.4Penelitian Terdahulu yang Relevan

(25)

25 

 

perbaikan sistem informasi (prioritas 1), sosialisasi, pendidikan dan pelatihan (prioritas 2), perbaikan mesin dan bangunan (prioritas 3) dan team building (prioritas 4).

(26)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

PT. CG Power System Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang telah mendapatkan sertifikasi standar ISO 9001:2008, maka penelitian ini diawali dengan mengetahui bagaimana penerapan ISO 9001:2008 di PT. CG Power System Indonesia melalui wawancara langsung, pengamatan dan beberapa dokumen perusahaan. Tahap selanjutnya dilakukan identifikasi faktor-faktor untuk mengetahui hubungan SMM ISO 9001:2008 dengan kinerja organisasi. SMM ISO 9001:2008 dipengaruhi oleh komitmen manajemen, pelatihan karyawan, fasilitas kerja, standar operasi kerja, komunikasi dan koordinasi, partisipasi karyawan, tim pelaksana ISO 9001:2008, kebijakan mutu perusahaan dan sistem pengendalian konsumen. Sedangkan faktor-faktor kinerja organisasi terdiri dari pengaruh penerapan ISO 9001:2008 bagi perusahaan dan mutu produk. Seluruh faktor yang mempengaruhi SMM ISO 9001:2008 dan faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi perusahaan merupakan peubah indikator.

(27)

27 

 

Alur Penelitian Umpan Balik

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian PT. CG POWER SYSTEMINDONESIA

Visi, Misi dan Tujuan

Penerapan ISO 9001:2008

Penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap Kinerja Organisasi

Analisis Regresi linear Sederhana

Pengaruh Penerapan SMM ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Organisasi

PT. CG Power System Indonesia Penerapan 8 (delapan) prinsip

(28)

28 

 

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. CG Power System Indonesia, Cileungsi yang beralamat di Kawasan Industri Menara Permai Kav.10 jl. Narogong Km 23 Cileungsi, Bogor dan atas pertimbangan bahwa PT. CG Power System Indonesia telah memperoleh SMM ISO 9001:2008, serta kesediaan dari perusahaan sebagai tempat penelitian untuk memberikan data yang diperlukan dalam mendukung penelitian. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan April – Juli 2011.

3.3. Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengambilan contoh adalah metode purposive sampling, yaitu suatu metode teknik penarikan contoh yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan contoh atau penentuan contoh untuk tujuan tertentu (Riduwan, 2008). Alasan penggunaan metode purposive sampling adalah :

1. Jumlah responden relatif kecil (45 responden) 2. Mudah dalam memperoleh obyek penelitian

3. Tempat pengambilan obyek terdapat pada satu tempat, sehingga memudahkan peneliti dalam pengambilan contoh.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Pertanyaan dalam kuesioner pada penelitian ini menggunakan Skala Likert. Menurut Rangkuti (2002), skala likert digunakan dalam kuesioner dimana responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai pertanyaan yang diajukan. Bobot dalam skala likert dibuat ke dalam 5 (lima) penilaian, yaitu :

(29)

29 

 

e. Jawaban sangat tidak setuju diberi bobot 1

Setiap jawaban responden dikalikan dengan bobotnya. Jawaban tersebut kemudian dibuat rentang skala sehingga dapat diketahui dimana letak rataan penilaian responden terhadap setiap unsur. Rentang skala tersebut adalah :

1,00 – 1,80 = sangat tidak berpengaruh 1,80 – 2,60 = tidak berpengaruh 2,60 – 3,40 = cukup berpengaruh 3,40 – 4,20 = berpengaruh 4,20 – 5,00 = sangat berpengaruh

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada divisi QA di PT. CG Power System Indonesia, Cileungsi-Bogor sejumlah 45 responden. Adapun penggunaan jenis data yang diguankan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan atau diperoleh dari sumber pertama. Data primer dalam hal ini diperoleh berdasarkan :

1. Kuesioner yang ditanya kepada responden (pegawai Divisi QA) terdiri dari dua (2) bagian. Bagian pertama adalah pertanyaan terbuka tentang identitas responden dan bagian kedua pertanyaan tertutup yang mewakili faktor-faktor yang diamati.

2. Wawancara yang dilakukan terhadap pimpinan (Kepala Divisi QA) dan beberapa staff pelaksana.

Data sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh melalui sumber pertama dan telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen tertulis. Data sekunder diperoleh melalui :

1. Dokumen dan data instansi, seperti data pegawai, data gambaran umum instansi, struktur organisasi dan data lain yang relevan dengan analisis dalam penelitian ini.

(30)

30 

 

3. Hasil penelitian terdahulu dan peningkatan kinerja organisasi oleh peneliti sebelumnya yang masih relevan untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan.

3.4Pengolahan dan Analisis Data

3.4.1 Uji Validitas

Pengujian kuesioner dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pertanyaan dalam kuesioner dapat dimengerti oleh responden. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir di dalam suatu pertanyaan dalam mendefinisikan suatu peubah. Setelah kuesioner akhir terbentuk, langkah awal yang dilakukan adalah menguji validitas kuesioner. Pengujian validitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana suatu alat pengukur (instrumen) mengukur apa yang ingin diukur (Aunuddin, 2005)

Metode statistika yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik korelasi product moment Pearson dan analisa regresi linear sederhana. Hipotesis statistik ini sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja

organisasi PT. CG Power System Indonesia.

H1: Terdapat pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja

organisasi PT. CG Power System Indonesia.

Uji pendahuluan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian kuesioner. Uji validitas digunakan untuk menghitung nilai korelasi (r) antara data pada masing-masing pertanyaan dengan skor total. Kuesioner diuji validitasnya untuk mengetahui bagaimana alat ukur (instrument) mampu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus teknik korelasi Product Moment Pearsons berikut :

(31)

31 

 

Keterangan : r = Koefisien reliabilitas yang dicari N = Jumlah responden

X = Skor masing-masing pertanyaan Y = Skor total

Berdasarkan hasil perhitungan, jika hitung lebih besar daripada r-tabel, maka kuesioner dinyatakan valid.

3.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah uji keterandalan instrumen yang digunakan dalam penelitian. Uji reliabilitas ini dilakukan pada saat sebelum penelitian untuk mengetahui, apakah instrumen pengumpulan data tersebut sebuah reliabel (dapat diandalkan) atau belum. Apabila ternyata hasilnya tidak reliabel, maka hal yang perlu dilakukan adalah memperbaiki kuesioner. Jika hasilnya reliabel, maka penelitian akan dilanjutkan dengan menyebarkan kuesioner. Uji reliabilitas menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan rumus berikut : ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − −

=

2

2 δ δ 1 1 k k

r ………...…………... (3)

Jika : N N Xi) ( Xi δi 2 2 2

= ……....……….. (4)

Keterangan : r = koefisien reabilitas yang dicari k = jumlah butir pertanyaan

2

i

δ = ragam butir-butir pertanyaan i

δ = ragam skor tes

Xi = jumlah skor jawaban subyek untuk butir pertanyaan ke n
(32)

32 

 

Uji reliabilitas dilakukan pada 45 responden, dimana nilai korelasi yang dihitung dinyatakan sahih apabila nilai r lebih dari 0,361 dan semakin sahih jika semakin mendekati 1,00.Pengujian reliabilitas diolah dengan menggunakan software SPPS (Statistical Package for Social Sciences) versi 16.0 for Windows.

3.4.3 Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang dianggap berpengaruh pada suatu obyek yang akan diteliti. Analisis regresi dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu analisis regresi linear sederhana dan berganda. Menurut (Aunuddin, 2005), Regresi linear sederhana adalah metode statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara peubah terikat (dependen; respon; Y) dengan satu atau lebih peubah bebas (independen; respon; X) dan untuk menganalisis faktor-faktor yang dianggap berpengaruh pada suatu obyek yang akan diteliti.

Apabila banyaknya peubah bebas hanya ada satu, disebut sebagai regresi linear sederhana. Analisis regresi memiliki 3 (tiga) kegunaan, yaitu untuk tujuan deskripsi dari fenomena data atau kasus yang sedang diteliti, untuk tujuan control dan untuk tujuan prediksi. Regresi dapat digunakan untuk melakukan pengendalian (kontrol) terhadap suatu kasus atau hal-hal yang sedang diamati melalui penggunaan model regresi yang diperoleh. Selain itu, model regresi juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan prediksi untuk peubah terikat. sedangkan analisis regresi linear berganda merupakan pengembangan dari analisis linear sederhana, dimana terdapat lebih dari satu peubah bebas (xi).

(33)

33 

 

Y = a + b X+ e...(6)

Keterangan:

Y = subyek variabel terikat (variabel kinerja organisasi) a = konstanta peubah (harga Y bila X = 0)

b = konstanta koefisien regresi

X = subyek peubah bebas (SMM ISO 9001:2008)

3.4.4 Uji F

Uji Fisher (Uji-F) digunakan untuk menguji secara serentak apakah masing-masing peubah independen berpengaruh terhadap peubah independen. Rumus yang digunakan dalam analisis adalah (Sudarmanto, 2005) :

) 1 /( ) 1 ( / 2 2 − − − = k n R k R F ...(7) Keterangan:

R = koefisien korelasi

k = jumlah peubah independen n = jumlah anggota contoh

Taraf nyata yang digunakan 5 % (lima persen) Hipotesis, yang disusun adalah :

H0: Tidak terdapat pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja

organisasi PT. CG Power System Indonesia.

H1: Terdapat pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja

organisasi PT. CG Power System Indonesia. Keputusan diambil dengan ketentuan berikut : Tolak H0 : Jika F hitung > F tabel

Tolak H1 : Jika F hitung < F tabel

3.4.5 Uji-t

(34)

34 

 

jika thitung < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Secara parsial, regresi

diuji dengan uji t pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), dengan hipotesis berikut :

H0: Tidak terdapat pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap

kinerja organisasi PT. CG Power System Indonesia.

H1: Terdapat pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja

organisasi PT. CG Power System Indonesia. Tolak H0 : Jika t hitung > t tabel

Tolak H1 : Jika t hitung < t tabel

(35)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PT CG Power System Indonesia

4.1.1 Sejarah Singkat PT CG Power System Indonesia

Pada awal perjalanannya, PT. CG Power System Indonesia didirikan pada tahun 1990 sebagai perusahaan industri berbentuk joint venture antara Pauwels International NV dan PT. Arya Sada Perkasa yang beroperasi dibawah nama PT. PASTI (Pauwels Arya Sada Trafo Indonesia). Pengaturan kemitraan ini diubah pada tahun 1996 menjadi PT. Pauwels Trafo Asia yang kemudian pada tahun 2005 masuk kedalam jajaran Group Crompton Greaves (CG). Pada tahun 2010 terjadi perubahan nama perusahaan yang baru, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT. CG

Power System Indonesia sampai saat ini.

CG dikenal sebagai salah satu perusahaan terbesar didunia (Tabloid media transyogi, 2009) atau perusahaan transnasional dengan omset melebihi US$ 2 miliard dan berada pada 9 (sembilan) negara, yaitu India, Belgia, Amerika Serikat, Canada, Irlandia, Inggris, Hungaria, Indonesia dan Perancis. CG merupakan pemimpin pasar disebagian area bisnis dalam geografi masing-masing dan memiliki lebih dari 8.000 karyawan di seluruh dunia, melintasi bangsa dan budaya. CG masuk kedalam Avantha Group, sebuah group industri ternama yang bergerak di bidang rekayasa teknik, kertas, makanan, kimia, informasi teknologi, proses bisnis dengan pihak ketiga dan area bisnis lainnya. Group avantha adalah sebuah perusahaan internasional yang berada di 10 negara dengan memiliki kurang lebih 20.000 karyawan.

(36)

36

Trafo besar yang diproduksi perusahaan trafo ini adalah trafo sampai dengan kapasitas 550 MVA dan 500 KV (100 MVA dapat untuk menerangi 100.000 rumah).

Sebagai jaminan konsistensi mutu, PT. CG Power System

Indonesia menerapkan sertifikasi internasional ISO 9000 standar, dan telah mencapai sertifikasi ISO 9001:2008 untuk hasil produksinya. Untuk itu perusahaan ini dituntut untuk membangun komunikasi efektif antara pelanggan dan perusahaan Group. PT. CG Power System Indonesia memiliki strategi untuk menciptakan solusi bagi para pelanggan, yaitu menggabungkan teknologi desain dan manufaktur berdasarkan pesanan pelanggan dengan standar kontrak internasional dan layanan purna jual, sehingga memastikan bahwa setiap kebutuhan proyek terpenuhi.

Keberhasilan PT. CG Power System Indonesia didasarkan pada aplikasi energi dan konsistensi prosedur rangkaian lengkap jasa manajemen proyek profesional. Perusahaan ini bekerja dengan organisasi-organisasi layanan grup di Mechelen (Belgia), Perancis, Amerika Serikat, Arab Saudi, Indonesia dan Curacao, untuk membentuk jaringan di seluruh dunia.

a. Visi PT. CG Power System Indonesia

Visi PT. CG Power System Indonesia, menjadi perusahaan kelas dunia di bidangnya dengan core values and purpose dalam ideologi perusahaan diimbangi dengan envisioned future.

b. Misi Perusahaan

Menjadi solusi kelas dunia dalam pengadaan domain transmisi dan distribusi energi listrik kepada pelanggan secara global, serta menawarkan desain produk dan jasa yang dapat diandalkan.

c. Struktur Organisasi PT. CG Power System Indonesia

(37)

37

Struktur organisasi akan memudahkan perusahaan dalam pengelolaan SDM untuk menciptakan efisiensi dan efektivitas dari tiap karyawan, serta unit kerja melalui program kerja dan kegiatan operasional yang terperinci serta jelas agar dapat sukses dalam mencapai tujuan perusahaan atau organisasi. Struktur organisasi PT. CG Power System Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 2.

4.1.2 Indikator Kinerja Utama (IKU) di PT. CG Power System Indonesia

a. Definisi IKU

Setiap pemimpin organisasi seperti perusahaan pada setiap tahun atau semester atau bahkan tiap bulan, cenderung selalu ingin mengetahui tingkat kemajuan perusahaannya. Kemajuan itu dilihat dari berbagai segi yang disebut Indikator Kinerja Utama (IKU) atau Key Performance Indicators (KPI). Pengelolaan kinerja pegawai secara efektif merupakan salah satu faktor kunci untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan. Dalam hal ini, pengelolaan kinerja efektif mencakup proses pengukuran hasil kerja pegawai secara obyektif melalui serangkaian indikator kinerja yang tepat.

IKU atau KPI dapat diartikan sebagai ukuran atau indikator yang akan memberikan informasi sejauhmana telah berhasil mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan. Dalam menyusun KPI sebaiknya ditetapkan indikator kinerja yang jelas, spesifik dan terukur (measurable). KPI juga harus dinyatakan secara eksplisit dan rinci, sehingga menjadi jelas apa yang diukur. Pada sisi lain, biaya untuk mengidentifikasi dan memonitor KPI sebaiknya tidak melebihi nilai yang akan diketahui dari pengukuran tersebut. Untuk itu, hindari pengukuran berlebihan yang tidak banyak memberi nilai tambah (http :// strategimanajemen.net, 2011).

b. Penerapan IKU di PT. CG Power System Indonesia

Dalam manual mutu PT. CG Power System Indonesia, terdapat 3 (tiga) sasaran mutu, yaitu :

1) Jaminan mutu produk dan proses

i. Deviasi standar tetap produk secara teknis dilakukan pada divisi

(38)

38

waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan ulang yang membutuhkan anggaran lebih efisien.

ii. Pengurangan jumlah keluhan pelanggan dan memungkinkan untuk tindakan perbaikan cepat.

iii. Meningkatkan kehandalan dalam pengiriman produk. 2) Peningkatan EBIT (Earnings Before Interest and Tax)

Hal ini sebagai dasar untuk menjaga margin keuntungan di atas 10% EBIT di tahun mendatang.

3) Peningkatan modal kerja

Untuk menjaga modal kerja di bawah kontrol mencapai angka anggaran dari berbagai posisi modal kerja, seperti uang muka, persediaan, pelanggan dan pembayaran pemasok.

Seperti di lihat di atas terdapat 3 (tiga) sasaran mutu menurut indikator kinerja utama pada PT. CG Power System Indonesia, menunjukkan bagaimana manajer berusaha memajukan perusahaan dengan memonitor dan melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan setiap 3 bulan sekali dimulai dari bulan April.

4.1.3 Penerapan SMM ISO 9001:2008 dan Fokus Kinerja

PT. CG Power System Indonesia telah menerapkan ISO 9000:9004 mulai tahun 1995 yang berorientasi pada standar-standar pembuatan trafo bermutu yang disesuaikan dengan standar PLN di Indonesia. Sejak tahun 2003, ISO 9000:9004 berubah menjadi ISO 9001:2000 yang berorientasi pada pendekatan proses dalam divisi logistic, marketing, administration, production dan sebagainya. Kepemilikan ISO terbaru oleh PT. CG Power System Indonesia tidak berhenti pada ISO 9001:2000, pada tahun 2009 ISO 9001:2000 berubah menjadi ISO 9001:2008 yang lebih berkembang daripada ISO 9001:2000. Keunggulan pendekatan proses merupakan kendali yang diberikan secara terus-menerus dalam hubungan antar proses kinerja yang dilakukan oleh setiap individu dalam perusahaan guna menunjang peningkatan kemajuan perusahaan.

(39)

39

Controller. Kebijakan mutu yang dimiliki oleh PT. CG Power System

Indonesia meliputi :

1. Manajemen PT. CG Power System Indonesia memiliki kebijakan mutu yang berfokus pada mutu integral dan pengembangan budaya kearah perbaikan berkelanjutan.

2. Seluruh organisasi terlibat untuk melakukan perbaikan berkelanjutan pada produk dan jasa, sehingga mampu menghasilkan produk dan jasa bermutu sesuai dengan persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku bagi konsumen, baik didalam maupun luar negeri.

3. Manajemen membuat kebijakan mutu yang fokus pada prioritas strategi yang ditetapkan dalam rencana strategi di PT. CG Power System Indonesia

4. Memiliki kerangka kerja, di mana jaminan terhadap mutu produk sesuai dengan SMM ISO 9001:2008. Dengan ini diinstruksikan bahan setiap manajemen yang berkaitan dengan departement merumuskan tujuan hubungannya dengan kewajiban dan tugas pokok karyawan dalam perusahaan, sehingga mampu menerapkan SMM ISO 9001:2008 kedalam kinerja dan mampu untuk memverifikasi hasil yang diperoleh dengan tujuan melalui sistem pelaporan yang relevan. 5. Manajemen puncak menginstruksikan perwakilan mutu manajemen

yang ditunjuk dari anggota manajemen organisasi untuk memastikan bahwa persyaratan yang dijelaskan dalam standar SMM ISO 9001:2008 diimplementasikan dan terus ditingkat dengan cara audit dan pelaporan. Wakil manajemen mutu juga mengumpulkan yang diperlukan untuk terus meningkatkan relevansi dan efektivitas sistem.

(40)

40

Tabel 3. Fokus kinerja organisasi sebelum dan sesudah ISO 9001:2008

No. Sebelum SMM ISO 9001:2008 Sesudah SMM ISO 9001:2008

1. Penjualan :

-Sulit ekspor

-penjualan masih sedikit

Penjualan :

Ekspor lebih mudah dan semakin berkembang

2. Keuangan :

-Rugi

Keuangan :

-Semakin membaik

3. Pelanggan :

-PLN -Kontraktor lokal Pelanggan: -PLN -Kontraktor lokal -Kontraktor asing

4. Proses internal :

-Continuous improvement sudah dilakukan, tetapi belum terdokumentasi dengan baik dan terstruktur

Proses internal :

-Continuous improvement sudah terdokumentasi dengan baik dan terstruktur

5. Pembelajaran dan Pertumbuhan :

-Pelatihan karyawan 1 tahun sebanyak 3 kali

Pembelajaran dan Pertumbuhan :

-Pelatihan karyawan 1 tahun sebanyak 1-2 kali

-Berbagi pengetahuan (di bidang mutu agar dapat diterima didunia), seperti OWQ atau One World Quality, Unipower Design dan CGPSI atau Cromphton Greeaves Production System Indonesia. Sumber : PT. CG Power System Indonesia, 2011

4.2 Deskripsi dan Analisis Data

4.2.1 Uji Validitas

(41)

41

dengan Microsoft SPSS versi 16.0 for Windows. Hasil pengujian validitas dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana pengukuran itu akurat, stabil dan konsisten, apabila dilakukan pengukuran kembali dengan subyek yang sama. Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik αcronbach. Seperti halnya pada uji validitas, pengujian

reliabilitas juga dilakukan pada 45 responden dengan bantuan SPSS versi 16.0 for Windows untuk mengetahui nilai αcronbach. Cara pengambilan

keputusan, adalah :

a. Jika rα positif dan lebih besar dari batas minimal (0,700), maka

dikatakan reliabel.

b. Jika rα negatif dan lebih kecil dari batas minimal (0,700), maka

dikatakan tidak reliabel.

Pada akhir analisis rα bernilai 0,751 dan batas minimal 0,700, maka rα

> batas minimal (0,700), sehingga kuesioner tersebut bersifat reliabel. Oleh karena telah dinyatakan valid dan reliabel, maka kuesioner tersebut layak digunakan dalam penelitian.

4.3 Karakteristik Responden

Responden penelitian ini adalah divisi QA-Manager PT. CG

Power System Indonesia yang telah bekerja selama minimal 5 (lima) tahun, sebanyak 45 responden. Dalam penelitian ini digunakan responden dari divisi QA, karena kegiatan yang berkaitan dengan ISO 9001:2008 (pengumpulan dokumen, pengauditan, pengemasan syarat ISO 9001:2008 untuk diimplementasikan kepada seluruh karyawan PT. CG Power System

Indonesia, Bogor berpusat pada divisi QA).

(42)

42

[image:42.595.215.447.208.402.2]

Berdasarkan usia, responden dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu < 20 tahun, 20-30 tahun, 31-40 tahun. Hasil survei menunjukkan responden berdasarkan usia < 20 tahun menghasilkan persentase 18%, usia 20-30 tahun 58% dan persentase paling besar diperoleh responden dengan usia 31-40 tahun (24%). Rincian hasil persentase responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Proporsi responden berdasarkan usia

(43)
[image:43.595.202.456.81.299.2]

43

Gambar 4. Proporsi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Pengelompokkan responden terakhir adalah berdasarkan lama bekerja. Pada kelompok ini, responden dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu telah bekerja selama lebih dari 5 tahun, 5-15 tahun, 16-25 tahun. Hasil survei menunjukkan bahwa responden yang memiliki usia lama bekerja selama lebih dari 5 tahun memiliki persentase terbesar (53%), kemudian yang telah bekerja selama 5-15 tahun (42%), dan terkecil yang telah bekerja selama 16-25 tahun (5%). Rincian hasil persentase responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 6.

[image:43.595.206.453.490.699.2]
(44)

44

4.4 Analisis Regresi Linear Sederhana

4.4.1 Menganalisis pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sesudah ISO 9001:2008 di PT. CG Power System Indonesia

Pengukuran pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 di PT. CG Power System Indonesia dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana dapat dilihat pada (Lampiran 7). Dari hasil pengukuran analisis regresi sederhana terhadap penerapan SMM ISO 9001:2008 di PT. CG Power System Indonesia disusun hipotesis berikut :

H0: Tidak terdapat pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap

kinerja organisasi PT. CG Power System Indonesia.

H1: Terdapat pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja

organisasi PT. CG Power System Indonesia.

Pengujian pengaruh tingkat nyata SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi PT. CG Power System Indonesia dilakukan uji koefisiens regresi (Uji t). Hasil perhitungan diperoleh nilai t-hitung 6,350 (Tabel 4) dan nilai t-tabel 2,052. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan terdapat pengaruh nyata antara SMM ISO 9001:2008 dengan kinerja organisasi PT. CG Power System Indonesia karena nilai t-hitung > t-tabel (6,350 > 2,052), maka hipotesis H1 diterima.

Tabel 4. Hasil uji ANOVA SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sesudah ISO 9001:2008 PT. CG Power System Indonesia

thitung ttabel Fhitung Ftabel Pvalue α(alpha)

6,350 2,052 68,173 4,196 0,000 0,05

(45)

45

Besarnya kontribusi peubah bebas yang berpengaruh terhadap peubah terikat diketahui melalui nilai R dan R-square (koefisien determinasi) yang dapat dilihat pada Tabel 5. Uji nilai R ini berfungsi untuk mengetahui persentase SMM ISO 9001:2008 yang dipengaruhi oleh tanggapan responden atas pelaksanaan SMM ISO 9001:2008 yang telah diidentifikasi melalui R-square 61,3% dan sisanya (38,7%) dipengaruhi oleh hal-hal lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

Tabel 5. Hasil uji nilai R SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sesudah ISO 9001:2008 PT. CG Power System Indonesia

Nilai R R Square

0,783 0,613

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien regresi 1,824 dan konstanta regresi 0,572 (Tabel 6). Dari nilai tersebut, dapat digambarkan secara linear bentuk pengaruh SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sesudah ISO 9001:2008 adalah :

Ŷsesudah ISO = 1,824 + 0,572 X

Keterangan : Y sesudah ISO = Kinerja organisasi sesudah ISO 9001:2008

1,824 = Konstanta

0,572 = Koefisien Regresi

X = Penerapan SMM ISO 9001:2008

Tabel 6. Hasil uji koefisien regresi SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sesudah ISO 9001:2008 PT. CG Power System Indonesia

Dari rumusan tersebut dapat dijelaskan bahwa terjadi pengaruh positif dan nyata kinerja organisasi sesudah ISO 9001:2008 (Y1) terhadap SMM ISO 9001:2008 (X).

Koefisien Regresi Konstanta Regresi Pvalue α (alpha)

(46)

46

4.4.2 Menganalisis pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sebelum ISO 9001:2008 di PT. CG Power System Indonesia

Pengukuran terhadap pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sebelum ISO 9001:2008 dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana (Lampiran 5). Hipotesis yang digunakan untuk pengukuran pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sesudah ISO 9001:2008 dalam penelitian ini adalah :

H0: Tidak terdapat pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap

kinerja organisasi PT. CG Power System Indonesia.

H1: Terdapat pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja

organisasi PT. CG Power System Indonesia.

Hasil perhitungan pada nilai hitung 3,428 (Tabel 7) dan nilai t-tabel 2,052. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh kesimpulan terdapat pengaruh nyata antara SMM ISO 9001:2008 dengan kinerja organisasi PT. CG Power System Indonesia karena nilai t-hitung > t-tabel (3,428 > 2,052), maka hipotesis H1 diterima.

Tabel 7. Hasil uji ANOVA SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sebelum ISO 9001:2008 PT. CG Power System Indonesia

Hasil uji Anova pada Tabel 8, dilakukan untuk melihat nilai dari F hitung dan F tabel yang didapatkan. Hasilnya diperoleh nilai F hitung 29,321, sehingga F hitung (29,321) > F tabel (4,196), atau F hitung < 5%, maka model regresi ini nyata. Selain itu, peubah SMM ISO 9001:2008 memiliki p-value (sig.) 0,000 < 0,05 (α), yang artinya berpengaruh terhadap kinerja organisasi sebelum ISO 9001:2008.

Pengujian pengaruh SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sebelum ISO 9001:2008 memiliki besarnya kontribusi peubah bebas yang berpengaruh terhadap peubah terikat yang dapat dilihat pada Tabel 9. SMM ISO 9001:2008 yang dipengaruhi oleh tanggapan

thitung ttabel Fhitung Ftabel Pvalue α(alpha)

(47)

47

responden atas pelaksanaan SMM ISO 9001:2008 yang telah diidentifikasi melalui R Square 40,5% dan sisanya (50,5%) dipengaruhi oleh hal-hal lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

Tabel 8. Hasil uji nilai R SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sebelum ISO 9001:2008 PT. CG Power System Indonesia

Nilai R R Square

0,637 0,405

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien regresi 1,279 dan konstanta regresi 0,548 (Tabel 10). Dari nilai tersebut, dapat digambarkan secara linear bentuk pengaruh SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi adalah :

Ŷsebelum ISO = 1,279 + 0,548 X

Keterangan : Y sebelum ISO = Kinerja organisasi sebelum ISO 9001:2008

1,279 = Konstanta 0,548 = Koefisien

X = Penerapan SMM ISO 9001:2008

Tabel 9. Hasil uji koefisien regresi SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi sebelum ISO 9001:2008 PT. CG Power System Indonesia

Dari rumusan tersebut dapat dijelaskan bahwa terjadi pengaruh positif dan nyata kinerja organisasi sebelum ISO 9001:2008 (Ysebelum ISO)

terhadap SMM ISO 9001:2008 (X), yang artinya bila semakin positif dan nyata respon dari responden, maka kinerja organisasi sebelum ISO 9001:2008 yang ditimbulkan baik.

Koefisien Regresi Konstanta Regresi P value α(alpha)

(48)

48

4.4.3 Menganalisis perbedaan kinerja organisasi sebelum dan sesudah ISO 9001:2008 di PT. CG Power System Indonesia

Perbedaan kinerja organisasi sebelum dan sesudah ISO 9001:2008 di PT. CG Power System Indonesia mengalami perbedaan, karena kinerja organisasi sebelum penerapan ISO 9001:2008 telah menerapkan pola standarisasi kinerja yang sama dengan CG di India, sehingga dinilai sudah cukup baik. Tetapi sesudah diadakan penerapan ISO 9001:2008, kinerja organisasi di PT. CG Power System Indonesia menjadi semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 10 dan 11.

Tabel 10. Hasil uji nilai R kinerja organisasi sebelum dan sesudah ISO 9001:2008

Kinerja Organisasi Nilai R Nilai R2 Uji t

Sebelum ISO 9001:2008 0,637 0,405 3,047 Sesudah ISO 9001:2008 0,783 0,613 6,350

Dilihat dari kedua model di atas, terjadi peningkatan pengaruh X terhadap Y, jika dibandingkan pengaruh terhadap Y yang sebelumnya hanya 40,5% dan pengaruh X terhadap Y sesudahnya 61,3%. Dalam hal ini dapat dikatakan ada perubahan dari kinerja organisasi sebelum dan sesudah ISO 9001:2008. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kinerja organisasi sebelum ISO 9001:2008 dan sesudah ISO 9001:2008 sebesar 19,8%, sehingga kinerja organisasi di PT. CG Power System Indonesia sesudah diterapkan SMM ISO 9001:2008 menjadi semakin meningkat persentasenya dan kinerja organisasinya semakin baik.

4.5 Implikasi Manajerial

Dari penelitian ini, terdapat beberapa implikasi manajerial yang diharapkan dapat bermanfaat bagi PT. CG Power System Indonesia, yaitu : 1. PT. CG Power System Indonesia dapat mengembangkan penerapan

(49)

49

CG Power System Indonesia, sehingga diharapkan pangsa pasar penjualan semakin berkembang dan go internasional.

2. Dalam jangka panjang penerapan sertifikasi ISO merupakan suatu kebutuhan perusahaan, sehingga setiap karyawan sadar bahwa kebutuhan penerapan sertifikasi ISO terkait dengan kemajuan perusahaan.

3. Penerapan implementasi ISO 9001:2008 harus dibuat menjadi lebih menarik, terutama dengan diberlakukannya reward and punishment

(50)

PENGARUH PENERAPAN SMM ISO 9001:2008 TERHADAP

KINERJA ORGANISASI PT. CG

POWER SYSTEM

INDONESIA,

CILEUNGSI, BOGOR

Oleh

NIKEN WAHYU BUDHAYANI

H24097082

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(51)

   

RINGKASAN

NIKEN WAHYU BUDHAYANI. H24097082. Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Organisasi PT. CG Power System Indonesia, Cileungsi, Bogor. Di bawah bimbingan H. MUSA HUBEIS.

PT. CG Power System Indonesia adalah industri pembuat trafo besar yang 80% produksinya diekspor, atau 20% produksinya dibeli oleh perusahaan dalam negeri. Trafo besar yang diproduksi perusahaan trafo ini adalah trafo sampai dengan kapasitas 550 MVA dan 500 KV (100 MVA dapat untuk menerangi 100.000 rumah). Sebagai jaminan konsistensi mutunya, PT. CG Power System Indonesia menerapkan sertifikasi internasional ISO 9000 standar, dan telah mencapai sertifikasi ISO 9001:2008 untuk hasil produksinya. Perusahaan ini dituntut untuk membangun komunikasi efektif antara pelanggan dan perusahaan Group. PT. CG Power System Indonesia memiliki strategi yang didasarkan untuk menciptakan solusi bagi para pelanggan, dengan cara menggabungkan teknologi desain dan manufaktur berdasarkan pesanan pelanggan dengan standar kontrak internasional dan layanan purna jual, memastikan bahwa setiap kebutuhan proyek terpenuhi.

Tujuan penelitian ini (1) Mengidentifikasi karakteristik karyawan di PT. CG Power System Indonesia, (2) Mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja organisasi di PT. CG Power System Indonesia, (3) Mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja organisasi sebelum dan sesudah ISO 9001:2008 di PT. CG Power System Indonesia. Data penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner kepada 30 responden. Sedangkan data sekunder diperoleh dari data perusahaan dan data lain yang relevan.

Peubah yang digunakan (1) peubah terikat, yaitu kinerja organisasi terdiri dari kinerja manajerial, kerjasama tim, sistem operasi kerja, pendidikan dan pelatihan karyawan, prestasi kerja; (2) peubah bebas, yaitu SMM ISO 9001:2008 terdiri dari fokus pelanggan, kepemimpinan,  keterlibatan personil, pendekatan proses, pendekatan sistem ke manajemen, perbaikan berkelanjutan, pendekatan fakta sebagai dasar pengambilan keputusan, hubungan dengan pemasok yang saling menguntungkan. Untuk mengetahui pengaruh peubah bebas dan peubah terikat, digunakan metode regresi linear sederhana dengan bantuan Microsoft SPSS versi 16.0 for windows.

(52)

PENGARUH PENERAPAN SMM ISO 9001:2008 TERHADAP

KINERJA ORGANISASI PT. CG

POWER SYSTEM

INDONESIA,

CILEUNGSI, BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

NIKEN WAHYU BUDHAYANI

H24097082

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPA

Gambar

Gambar 1. Produk trafo
Tabel 2. Jenis-jenis ISO
Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian
Gambar 3. Proporsi responden berdasarkan usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh hubungan antara penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur serta