• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Pembelian Risol Pada Risolasol Di Stie Harapan Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Pembelian Risol Pada Risolasol Di Stie Harapan Medan"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MELAKUKAN PEMBELIAN RISOL PADA RISOLASOL DI STIE HARAPAN

MEDAN

Dengan hormat,

Berkaitan dengan penelitian yang saya lakukan dalam rangka menyelesaikan program S1 Manajemen Universitas Sumatera Utara ( USU ), mengenai “ Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Pembelian Risol pada Risolasol di STIE Harapan Medan”. Maka saya mohon kesediaan Anda untuk dapat mengisi kuesioner penelitian ini.

Penelitian ini diharapkan memberikan hasil yang bermanfaat dan oleh kerena itu dimohon kesediannya untuk mengisi / menjawab kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya dan sebenar-benarnya. Jawaban yang Anda berikan dijamin kerahasiannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ilmiah.

Atas kerjasama yang baik dan kesungguhan Anda dalam mengisi kuesioner, saya ucapkan terima kasih.

1. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti

(2)

No Pernyataan SS S KS TS STS 1 Saya menyukai Risolasol karena produknya

berkualitas

2 Saya menyukai risolasol karena varians rasanya 3 Saya menyukai risolasol karena kemasannya

menarik dan higienis 2. Harga ( X2 )

No Pernyataan SS S KS TS STS

1 Saya menyukai risolasol karena adanya potongan harga pada event tertentu

2 Harga risolasol lebih murah dari produk risol lainnya

3 Harga risolasol sesuai dengan kualitas

3. Saluran Distribusi ( X3 )

No Pernyataan SS S KS TS STS

1 Produk risolasol selalu tersedia di outlet penjualan

2 Akses lokasi penjualan mudah ditemukan

4. Promosi ( X4)

No Pernyataan SS S KS TS STS

1 Saya mengetahui tentang Risolasol dari media online

2 Saya mengetahui tentang risolasol dari promosi pada baliho dan banner

3 Saya mengetahui tentang Risolasol dari penjualan langsung di STIE Harapan Medan

5. Keputusan Pembelian ( Y )

No Pernyataan SS S KS TS STS

1 Saya membeli Risolasol karena sesuai kebutuhan saya

(3)

3 Saya puas dengan rasa risolasol dan merekomendasikan pada orang lain

4 Saya memutuskan untuk membeli kembali produk risolasol karena kualitasnya baik

(4)

1. Uji Validitas Dan Reliabilitas

a. Listwise deletion based on all variables in the

(5)

Variables Entered/Removed

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 promosi,

harga,

produk,

salurandistribusia

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .483a .234 .180 3.20861

a. Predictors: (Constant), promosi, harga, produk, salurandistribusi

b. Dependent Variable: keputusanpembelian

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 178.915 4 44.729 4.345 .004a

Residual 586.827 57 10.295

Total 765.742 61

a. Predictors: (Constant), promosi, harga, produk, salurandistribusi

(6)

3. Asumsi Klasik

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 7.338 2.292 3.202 .002

produk .451 .133 .438 3.390 .001

harga .051 .197 .036 .259 .797

salurandistribusi -.209 .368 -.090 -.568 .572

promosi .117 .187 .088 .624 .535

(7)
(8)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 62

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.10163005

Most Extreme Differences Absolute .091

Positive .062

Negative -.091

Kolmogorov-Smirnov Z .720

Asymp. Sig. (2-tailed) .677

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

MASTER TABEL

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MELAKUKAN PEMBELIAN RISOL PADA RISOLASOL

DI STIE HARAPAN MEDAN

NO RESPONDEN

Produk Harga Saluran

Distibusi Promosi Keputusan Pembelian

(9)

11 Responden 11 5 4 4 5 3 4 3 3 5 4 5 5 5 4 3

12 Responden 12 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

13 Responden 13 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2

14 Responden 14 5 4 4 2 2 4 2 2 3 4 5 5 5 4 5

15 Responden 15 3 3 3 2 2 3 3 4 3 1 1 1 2 5 3

16 Responden 16 2 2 2 5 4 2 1 2 5 2 2 2 5 4 5

17 Responden 17 5 3 5 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 1 2

18 Responden 18 1 1 1 2 4 1 3 3 3 1 1 1 1 1 2

19 Responden 19 2 4 3 2 2 3 5 3 5 3 3 3 5 4 3

20 Responden 20 2 5 3 5 4 3 3 3 3 3 3 2 1 1 2

21 Responden 21 1 2 2 3 3 2 4 1 3 1 2 2 2 2 2

22 Responden 22 1 2 2 3 3 2 1 1 1 1 2 2 5 4 3

23 Responden 23 1 1 1 1 2 1 4 4 1 1 1 1 5 3 5

24 Responden 24 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4

25 Responden 25 1 1 1 4 4 1 3 3 1 2 2 1 3 3 2

26 Responden 26 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3

27 Responden 27 3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 2 2 2

28 Responden 28 2 2 2 5 4 4 3 4 3 4 4 2 5 4 3

29 Responden 29 5 4 3 3 3 3 4 3 3 4 5 5 1 1 1

30 Responden 30 2 2 2 3 3 4 3 1 3 4 4 2 2 4 3

31 Responden 31 5 5 5 2 2 3 3 1 1 4 4 4 5 5 5

32 Responden 32 5 4 5 2 3 5 3 5 1 3 3 3 5 4 5

33 Responden 33 4 4 4 2 3 3 4 1 4 3 3 3 4 4 4

34 Responden 34 3 3 3 5 4 4 1 3 1 3 3 3 3 3 3

35 Responden 35 4 4 4 1 1 1 5 3 3 5 5 5 4 4 4

36 Responden 36 3 2 3 5 5 1 4 3 3 3 3 3 3 2 3

(10)

38 Responden 38 3 2 3 4 4 1 3 1 5 3 3 3 3 2 3

39 Responden 39 5 5 5 3 5 4 4 3 1 3 3 3 5 5 5

40 Responden 40 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 5 3 3 3

41 Responden 41 4 4 4 3 5 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4

42 Responden 42 3 3 3 3 5 5 3 2 2 3 2 2 3 3 3

43 Responden 43 3 3 3 3 5 3 5 1 2 3 3 3 3 3 3

44 Responden 44 4 4 4 5 5 3 3 3 1 1 1 1 4 4 4

45 Responden 45 1 1 3 3 5 3 5 1 4 3 3 3 1 1 3

46 Responden 46 3 3 3 5 5 3 5 3 2 3 3 3 3 3 3

47 Responden 47 3 3 3 4 4 1 4 3 2 2 2 2 3 3 3

48 Responden 48 1 1 1 4 4 3 3 4 3 2 2 2 1 1 1

49 Responden 49 3 3 3 3 3 5 4 4 4 5 5 5 3 3 3

50 Responden 50 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3

51 Responden 51 2 2 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 2 2

52 Responden 52 2 2 2 3 3 3 3 5 2 5 3 3 2 2 2

53 Responden 53 1 1 1 3 3 4 5 3 4 4 4 4 1 1 1

54 Responden 54 4 5 3 5 5 3 3 4 3 5 3 3 4 5 3

55 Responden 55 1 1 1 3 3 3 4 1 4 5 3 3 1 1 1

56 Responden 56 2 2 3 4 4 3 3 2 1 5 3 3 2 2 3

57 Responden 57 3 3 3 3 3 5 3 4 1 5 5 5 3 3 3

58 Responden 58 2 2 4 3 3 3 4 3 4 5 3 3 2 2 4

59 Responden 59 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4

60 Responden 60 2 2 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 2 4

61 Responden 61 2 2 3 2 3 3 3 3 5 3 3 3 2 2 3

62 Responden 62 5 4 5 3 5 4 5 3 5 4 4 4 5 4 5

(11)
(12)

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Soyjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: LPFEUI Bilson Simamora, 2001, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Surabaya: Pustaka

Utama

Cannon, Perreault dan Mc Carthy. (2008) Pemasar Dasar (PendekatanManajerial Global ), Salemba Empat, Jakarta

Cravens, David W, 2006. Pemasaran Strategis, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kotler,Philip.(2002). Manajemen Pemasaran Edisi Millinium 2. PT.Prenhallindo Jakarta Kotler, Armstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Erlangga : Jakarta.

Kotler, Philip,dan Kevin Lane Keller, 2009. Manajemen Pemasaran Edisi KetigaBelas, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran (pendekatan praktis), Graha Ilmu,Jakarta. Machfoedz, Mahmud. 2005. Kewirausahaan : Metode, Manajemen,

danImplementasi.Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.

M.Suyanto.(2007). Marketing Strategy Top Brand Indonesia.: Yogyakarta.

Prasetijo,Ristiyanti dan John J.O.I Ihalauw. (2005). Perilaku Konsumen.ANDI,Yogyakarta Radiosunu.(2001). Manajemen Pemasaran;Suatu Pendekatan Analisis.Edisi Kedua,

Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Ranto, Basuki, 2007. Analisis Hubungan Antara Motivasi, pengetahuan kewirausahaan, dan kemandirian usaha terhadap kinerja pengusaha pada kawasan

industri kecil di daerah pulogadung,Jurnal Usahawan No.10 TH XXXVI Oktober 2007.

Situmorang, Syafrizal Luthfi, 2012. Analisis Data Penelitian, Penerbit USU Press, Medan Stanton, William J, 2008. Prinsip Pemasaran, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sugiyono, 2010. Statistika untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Suryana, (2006) Kewirausahaan Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju Sukses, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba, Jakarta.

Swastha, Basu, 2001. Manajemen Pemasaran Modern, Edisi dua, PenerbitLiberty, Yogyakarta

Tjiptono, Fandy. 2006. Pemasaran Jasa. Bayu Media, Malang.

(13)

Gitau Paul Mucai, Erick Kithinji Mbaeh, 2013. Extented marketing mix and customer’s satisfaction in classified non Star Hotel in Meru Municipality Kenya. International Journal of Academic Research in Business.

Mehrdad Alipour, Abbas Ghanbari, Seyed Mahdi Moniri, 2011. The impact marketing mix (4Ps) on marketing audit and performance in Irians SMEs. Vol 1, No 2, 15 February 2011.

Satit, Rezky Purna, Huam Hon Tat, Amran Rasli, Thoo Ai Chin, Inda Sukati, 2012. “The Relationship Between Marketing Mix And Customer Decision- Making Over Travel Agents : An Empirical Study”, International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences.

Sholihah, Siti Durry, 2010. “Analisis Pengaruh Variabel Bauran Pemasaran (Marketing

Mix Variable) Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Cengkir Gading (Studi

Kasus di Perusahaan Rokok Cengkir Gading Nganjuk Jawa Timur)”, Skripsi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Skripsi :

Lembang Rosvita Dua. 2010. “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi dan cuaca Terhadap Keputusan Pembelian Teh siap Minum dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro (studi kasus pada mahasiswa Fakultas Ekonomi S1 Reguler II Universitas Diponogoro)”.Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro Semarang Manalu, Erika Boang. 2010. “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Strategi

Pemasaran Terhadap Keberhasilan Usaha Pakaian ( studi kasus pada usaha pakaian dijalan ujung Sidikalang)”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.

Silalahi,Marthin Van Niel.2015.”Analisis Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian pada PT. Es Kristal Iting”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.

Zulfikar, Muhammad Wimman. 2011. “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian ( Pada Oase Batik Pekalongan )”. Skripsi Universitas Diponogoro Semarang.

Sumber lainnya:

tahun 2010 diakses pada 10 Mei 2016

http:waspada.co.id UMKM Kota Medan 2011diakses pada 10 Mei 2016

(14)

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan ilmiah sebagai berikut:“Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi pemasaran terhadap keputusan konsumen melakukan pembelian risol pada Risolasol di STIE Harapan Medan”.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapan dari penelitian antara lain : 1. Bagi Peneliti

a. Memperluas wawasan peneliti terhadap fenomena yang terjadi dalam bidang kewirausahaan.

b. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata-1 jurusan menajemen serta dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh berupa teori dan praktek langsung pada perusahaan.

2. Bagi perusahaan

a. Sebagai sumbangan informasi untuk menyusun strategi pemasaran perusahaan. b. Sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam mengantisipasi perkembangan

permasalahan perusahaan di bidang pemasaran. 3. Bagi pembaca dan pihak lain

a. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan bagi pihak-pihak yang tertarik dengan bidang ini.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi yang kelak bermanfaat bagi penelitian-penelitian selanjutnya

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis

(15)

Definisi pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler dan Keller (2009:5) adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2008:6) pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana pribadi atau organisasi memperoleh yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain.

Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs),

keinginan (wants), dan permintaan (demands). Disamping itu, perusahaan dituntut untuk dapat memahami keinginan dan kebutuhan konsumen, sehingga konsumen mau membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Salah satu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan dan mengoptimalkan volume penjualan adalah dengan menerapkan strategi bauran pemasaran (marketing mix). Dalam marketing mix terdapat kombinasi empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dalam sistem pemasaran perusahaan yaitu produk (product), harga (price), promosi (promotion)dan tempat (place).

Menurut Cannon et all (2008:8), pemasaran (marketing) adalah suatu aktivitas yang bertujuan untuk mencapai sasaran perusahaan, dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien serta mengarahkan aliran barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan atau klien dari produsen. Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Menurut Simamora (2001:7), pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk melakukan pertukaran untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan dan keinginan orang-orang.

(16)

jasa yang dapat memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.Kegiatan pemasaran bukan hanya pemenuhan permintaan dan penetapan harga atau penjualan, dan pendistribusian barang kepada konsumen. Tetapi meliputi kegiatan pelayanan kepada konsumen setelah menerima barang yang di produksinya.

Kegiatan pemasaran berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan , merangsang dan memenuhi permintaan yang didasarkan atas kebutuhan dan keinginan konsumen. Tindak lanjut dari proses ini adalah pertukaran atau transaksi yang dilakukan pada tingkat harga tertentu, sehingga kedua belah pihak ,produsen maupun konsumen memperoleh keuntungan. Bagi produsen keuntungan tersebut berupa laba yang optimal untuk kelangsungan perusahaan serta pencapaian tujuan perusahaan. Sedangkan bagi konsumen keuntungan tersebut berupa kepuasan atas terpenuhnya kebutuhan yang di inginkannya.

Semakin sengitnya persaingan perusahaan di zaman sekarang ini membuat perusahaan harus lebih baik dalam memasarkan produk yang telah dihasilkan agar perusahaan lebih agresif lagi.Mau tidak mau perusahaan harus memiliki kemampuan dan organisasi pemasaran yang lebih propesional dalam menangani proses pemasaran. Agar perusahaan tetap mampu bersaing dengan perusahaan lain yang menjual produk sejenis, maka manajemen perusahaan harus mampu mengelola perusahaannya dengan baik, supaya konsumen atau pelanggan tidak beralih kepada perusahaan lain dan melakukan pembelian ulang secara terus menerus. Untuk itu perusahaan dituntut untuk lebih memahami segala kebutuhan dan keinginan konsumen atau perusahaan harus mampu menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Selain itu juga diperlukan pemasaran yang baik agar konsumen yang ada menjadi loyal dan tidak beralih ke perusahaan lain. Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci meraih tujuan perusahaan adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen ( Suyanto 2007:14).

(17)

Manajemen perusahaan membuat strategi untuk membawa perusahaan semakin dekat dengan tujuan kinerjanya. Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Menurut Assauri (2008 : 168) strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapai lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.

Strategi pemasaran (Suryana 2006:137) adalah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran. Pada pengembangan strategi pemasaran dan produk, perusahaan harus mengetahui potensi pasar serta ramalan penjualan. Hal ini penting kerena potensi pasar merupakan tolak ukur bagi perusahaan dalam meningkatkan jumlah pembeli potensial. Ramalan penjualan ini berguna untuk menunjukkan tingkat pertumbuhan yang diharapkan, mengetahui produksi yang dilakukan, mengukur pasar yang akan dimanfaatkan, dan untuk mengetahui laju pertumbuhan pemasaran. Berdasarkan uraian diatas pemasaran dapat diartikan sebagai serangkaian sasaran, kebijakan aturan yang memberikan arah pada usaha-usaha pemasaran dari waktu kewaktu. Strategi pemasaran dapat juga diartikan sebagai pasar sasaran, penentuan potensi bersaing dan pengembangan marketing mix yang efektif untuk mencapai dan melayani klien. Terdapat 3 elemen pokok menurut Tjiptono (2006), dalam strategi pemasaran yaitu :

a) Konsumen

(18)

preferensi, karakteristik, kebutuhan, dan keinginan, gaya hidup, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pola konsumsi mereka.

b) Pesaing

Memenuhi kepuasan konsumen belumlah cukup. Apabila ada pesaing yang memuaskan pelanggan dengan lebih baik, maka pelanggan akan beralih kepesaing. Oleh sebab itu, setiap organisasi harus memperhatikan faktor persaingan pula. Faktor tersebut meliputi siapa saja pesaing perusahaan, strategi, kelemahan, kompetensi diri, serta relasi mereka.

c) Perusahaan

Tujuan perusahaan dicapai melalui upaya memuaskan pelanggan. Caranya tidak semata-mata dengan menekankan pada aspek transaksi, namun justru lebih fokus pada aspek relasi. Untuk itu dibutuhkan strategi, kinerja, kompetensi diri, sumberdaya (manusia, alam, finansial, teknologi, intelektual, informasi, dan waktu).

Setiap perusahaan mengarahkan kegiatan usahanya untuk dapat menghasilkan produk yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga dalam jangka waktu dan jumlah produk tertentu dapat diperoleh keuntungan seperti yang diharapkan. Melalui produk yang dihasilkannya, perusahaan menciptakan, membina dan mempertahankan kepercayaan langganan akan produk tersebut. Keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh ketepatan produsen dalam memberikan kepuasan kepada sasaran konsumen yang ditentukannya, dimana usaha-usaha pemasaran diarahkan kepada konsumen yang ditujukan sebagai sasaran pasarnya. Dalam hal tersebut pemasaran menunjang perusahaan didasarkan pada konsep pemasaran untuk dapat menentukan strategi pemasaran yang mengarahkan kepada sasaran pasar yang sebenarnya..

(19)

Pemasaran mempunyai fungsi yang amat penting dalam mencapai keberhasilan usaha. Dalam mencapai keberhasilan pemasaran, setiap perusahaan perlu menyusun strategi pemasaran yang efektif dengan mengkombinasikan elemen-elemen dalam bauran pemasaran. Menurut Swastha dan Irawan (2001:78) bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:62) bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Empat kelompok variabel bauran pemasaran yaitu Produk, Harga, Saluran Distribusi / Tempat,dan Promosi.

2.1.4 Produk

2.1.4.1 Pengertian Produk

Menurut Situmorang (2011:170) produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan ataupun kebutuhan. Produk yang berwujud biasa disebut sebagai barang sedangkan yang tidak berwujud disebut jasa.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:266) produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup lebih dari sekadar barang-barang yang berwujud (tangible). Dalam arti luas, produk meliputi objek-objek fisik, jasa, acara, orang, tempat, organisasi, maupun ide.

(20)

Produk dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok menurut daya tahan dan wujudnya, yaitu sebagai berikut :

1. Barang yang tidak tahan lama (non durable goods)

barang yang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan.

2. Barang tahan lama (durable goods)

barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali.

3. Jasa (services)

jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan lebih banyak pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian.

Seseorang membeli produk bukan hanya sekedar ingin membeli produk tersebut, melainkan karena manfaat yang diberikan oleh barang dan jasa tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan selera konsumen. Konsep produk tidak hanya terbatas pada benda fisik. Segala sesuatu yang memberi jasa, yakni memenuhi kebutuhan bisa disebut sebuah produk.

2.1.4.2 Tingkatan Produk

Produk harus disesuaikan dengan keinginan atau kebutuhan pembeli guna memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan sesuai dengan kualitas produk yang dihasilkannya. Menurut Laksana (2008:68) pada dasarnya produk yang dibeli konsumen dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu:

(21)

2. Wujud produk (tangible product/formal product), yaitu karakteristik yang dimiliki produk tersebut berupa mutunya, corak atau ciri khasnya, merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut.

3. Produk tambahan yang disempurnakan (augmented/extend product), menggambarkan kelengkapan atau penyempurnaan dari produk inti.

2.1.4.3 Pengembangan Produk

Menurut Kotler dan dan Armstrong (2008:272) ada empat hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan produk, sehingga dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian. Kelima hal tersebut antara lain:

1. Atribut produk

Pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang akan ditawarkan produk atau jasa tersebut. Manfaat ini dikomunikasikan dalam bentuk atribut produk seperti kualitas, fitur, serta gaya dan desain.

a. Kualitas produk

Kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama pemasar. Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa. Oleh karena itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. Dalam arti yang lebih sempit, kualitas dapat didefinisikan sebagai “bebas dari kerusakan”. Dalam mengembangkan sebuah produk, mula-mula pemasar harus memilih tingkat kualitas yang akan mendukung positioning produk.

b. Fitur Produk

(22)

Menjadi produsen pertama yang memperkenalkan fitur baru yang bernilai adalah salah satu cara paling efektif untuk bersaing.

c. Gaya dan Desain Produk

Cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk yang berbeda. Desain adalah konsep yang lebih besar dari pada gaya. Gaya hanya menggambarkan penampilan produk. Gaya bisa menarik atau membosankan. Tidak seperti gaya, desain lebih dari sekadar kulit luar. Desain adalah jantung produk. Desain yang baik tidak hanya mempunyai andil dalam penampilan produk tetapi juga dalam manfaatnya. Desain yang baik dimulai dengan pemahaman mendalam tentang kebutuhan pelanggan. Lebih dari sekadar menciptakan atribut produk atau jasa, desain melibatkan pembentukan pengalaman pemakaian produk bagi pelanggan. 2. Penetapan Merek

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan membedakannya dari produk pesaing. Konsumen memandang merek sebagai bagian penting dari produk, dan penetapan merek bisa

menambah nilai bagi suatu produk. Penetapan merek menjadi begitu kuat sehingga saat ini tidak ada produk yang tidak memiliki merek. Merek membantu konsumen mengenali produk dan menyatakan sesuatu tentang kualitas dan konsistensi produk. Nama merek menjadi dasar untuk membangun seluruh kisah mengenai kualitas khusus produk. Nama merek dan nama dagang penjual memberikan perlindungan hukum bagi fitur produk tertentu yang tidak bisa ditiru oleh pesaing lain. Penetapan merek juga membantu penjual dalam menetapkan segmen pasar.

(23)

Kemasan merupakan aktivitas merancang dan memproduksi wadah atau pembugkus suatu produk. Pada dasarnya fungsi utama kemasan adalah untuk menyimpan dan melindungi produk. Namun saaat ini banyak faktor yang membuat kemasan menjadi sarana pemasaran terpenting. Kompetisi yang semakin padat di rak-rak toko pengecer yang berarti bahwa kemasan sekarang harus melakukan banyak tugas penjualan mulai dari menarik perhatian pelanggan dan menggambarkan produk, sehingga membuat penjualan.

4. Pelabelan

Label memiliki beberapa fungsi, antara lain: a. Label mengidentifikasikan produk atau merek

b. Label mengambarkan beberapa hal mengenai produk yaitu perusahaan yang membuat, di mana dibuat, isinya dan bagaimana penggunaannya

c. Label mempromosikan produk melalui aneka gambar yang menarik. label turut pula menyertakan keterangan harga, masa kadaluarsa, dan kandungan gizi yang terkandung di dalam produk.

2.1.4.4 Jenis-Jenis Produk

Menurut Laksana (2008:69) barang juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan atau pemakaiannya, yaitu barang konsumsi (consumer’s goods) dan barang industri (industrial’s goods).

1. Barang konsumsi (consumer’s goods)

(24)

Convenience goods merupakan barang yang pada umumnya seringkali dibeli, segera dan memerlukan usaha yang sangat kecil untuk membelinya. Ciri-cirinya antara lain konsumen mempunyai pengetahuan luas tentang barang, konsumen menginginkan sebelum membeli barang tersebut, barang-barang diperoleh atau dibeli dengan mudah, harga dan mutu tidak terlalu dipersoalkan, umumnya harga murah, tidak banyak terpengaruh oleh mode, dibeli secara teratur, barang dengan mudah dibeli konsumen di setiap toko eceran. Contohnya antara lain garam, sabun, rokok, sabun, pasta gigi, baterai, permen, dan lain-lain.

Barang kebutuhan sehari-hari ini dibagi lagi menjadi:

1. Barang pokok, yaitu barang yang dibeli konsumen secara tetap. Contohnya kecap, pasta gigi, sabun mandi.

2. Barang impulsif, yaitu barang yang dibeli konsumen tanpa perencanaan atau usaha-usaha meneliti. Contohnya kembang gula, koran, majalah yang diletakkan di kasir pada supermarket.

3. Barang darurat, yaitu kebutuhan konsumen yang dirasakan sangat mendesak. Contohnya payung.

b. Barang belanja (shopping goods)

Shopping goods merupakan barang yang dalam proses memilih dan membelinya dan

dibeli oleh konsumen dengan cara membanding-bandingkan berdasar kesesuaian, mutu, harga dan modelnya. Contohnya adalah perabot rumah tangga, pakaian, elektronik dan lain-lain.

c. Barang khusus (specialty goods)

Specialty goods merupakan barang yang memiliki ciri unik dan atau merek khas di

(25)

hanya menghendaki satu merek tertentu. Contoh barang-barang khusus adalah arloji, kamera, mobil dan lain-lain.

2. Barang industri (industrial’s goods)

Barang industri (industrial’s goods) merupakan barang-barang yang diproduksi untuk membuat barang lain atau menjalankan usaha organisasi dan suatu usaha bisnis. Barang industri dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu:

a. Bahan dan suku cadang (material and spart), yaitu barang-barang yang seluruhnya masuk ke dalam produk jadi.

1. Bahan baku dibedakan atas dua, yaitu barang hasil pertanian dan barang hasil alam.

2. Bahan jadi dan suku cadang terbagi menjadi bahan komponen (benang, semen, kawat dan lain-lain) dan suku komponen (ban, motor kecil, dan lain-lain).

b. Barang modal (capital items), yaitu barang-barang yang sebagian masuk ke hasil barang jadi akhir. Barang modal terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Instalasi (installation) meliputi bangunan seperti pabrik, kantor dan peralatan seperti komputer, mesin bor, dan lain-lain.

2. Peralatan tambahan (accessory equipment) terdiri dari peralatan dan perkakas pabrik yang bersifat portable.

c. Perbekalan dan layanan (supplies and services), terdiri dari operating supplies

(perbekalan operasional) seperti convenience goods untuk industri dan usaha pelayanan (business services) seperti perawatan dan perbaikan.

2.1.5 Harga

(26)

Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya hanya unsur timbulnya biaya (pengeluaran) saja. Disamping itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat (Situmorang 2011:162).

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:345) harga merupakan sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa. Berdasarkan definisi harga diatas maka dapat disimpulkan harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

Setiap perusahaan hendaknya mendapatkan harga yang paling tepat dalam arti yang dapat memberikan keuntungan yang paling baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek, Apabila perusahaan dalam menetapkan harga itu salah, maka hal ini dapat menimbulkan kesulitan dalam perusahaan tersebut dan tidak jarang tindakan yang keliru dapat menyebabkan kegagalan bagi perusahaan.

2.1.5.2 Tujuan Penetapan Harga

Tujuan penetapan harga merupakan dasar bagi perusahaan dalam menjalankan kebijaksanaan harga. Semakin jelas tujuan penetapan harga, semakin mudah harga ditetapkan. Menurut Situmorang (2011:163-164) secara umum tujuan penetapan harga ada lima, yaitu:

1. Tujuan berorientasi laba

(27)

2. Tujuan berorientasi volume

Tujuan ini dilandaskan pada strategi mengalahkan persaingan. Pada tujuan ini perusahaan akan melihat harga yang dipatok oleh kompetitor kemudian menetapkan harga diatas atau dibawahnya. Harga yang ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan, nilai penjualan atau pangsa pasar.

3. Tujuan berorientasi pada citra (image)

Dalam tujuan ini, perusahaan berusaha menghindari persaingan dengan jalan melakukan differensiasi produk atau melayani segmen pasar khusus. Biasanya perusahaan memiliki value tinggi akan menerapkan premium pricing. Strategi ini banyak dilakukan perusahaan yang bergerak dibidang jasa seperti perhotelan.

4. Tujuan stabilisasi harga

Tujuan ini dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga satu perusahaan dan harga pemimpin industri. 5. Tujuan-tujuan lainnya

Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan atau menghindari campur tangan pemerintah.

2.1.5.3 Dimensi Harga

Menurut Kotler dan Keller (2009:63) menyatakan bahwa dimensi harga terdiri dari: 1. Daftar harga (list price) adalah informasi mengenai harga produk yang ditawarkan agar

konsumen mempertimbangkan untuk membeli.

(28)

3. Potongan harga khusus (allowance) adalah potongan harga khusus oleh potongan harga yang diberikan produsen / penjual kepada konsumen pada saat event tertentu.

4. Periode Pembayaran (Payment Period) adalah Kemudahan pembayaran yang diberikan penjual terhadap konsumennya berupa kelonggaran jangka waktu pembayaran yang dilakukan konsumen dalm transaksi pembelian

5. Syarat Kredit (Credit Term) adalah Sistem pembayaran secara kredit yang diberikan produsen/penjual terhadap konsumen dalam jangka waktu yang telah ditentukan dengan tambahan pembayaran berupa bunga yang harus dibayarkan.

2.1.5.4 Penetapan Harga

Kotler dan Armstrong (2008:264) menyatakan bahwa konsumen akan memutuskan untuk memilih produk yang memiliki harga yang sesuai atau adil. Ketika konsumen membeli produk, mereka menukarkan suatu nilai (harga) untuk mendapatkan sesuatu yang berharga (manfaat dari memiliki atau menggunakan produk).

Kegiatan penetapan harga memiliki peranan penting dalam proses bauran pemasaran, karena penetapan harga terkait langsung dengan penerimaan perusahaan. Keputusan penetapan harga juga tidak kalah pentingnya dalam menentukan seberapa jauh sebuah layanan jasa dinilai oeh konsumen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepekaan harga yaitu : 1. Efek Keunikan Barang (Unique Value Effect)

Keunikan yang dimiliki suatu barang sehingga konsumen sangat peka terhadap harga

2. Efek Kesadaran Adanya Pengganti (Substitute Awareness Effect)

Pembeli semakin kurang peka terhadap harga pabila mereka tidak menyadari akan kualitas barang pengganti

(29)

Semakin sulit pembeli membandingkan produk dengan produk pengganti, maka semakin peka terhadap harga

4. Efek Pengeluaran Total (Total Ekspeditur Effect)

Semakin rendah pengeluaran mereka terhadap produk tersebut, semakin berkurang pulalah kepekaan mereka terhadap harga

5. Efek Manfaat Akhir (End Benefit Effect)

Semakin rendah pengeluaran dibandingkan dengan biaya produk akhir, semakin berkurang kepekaan terhadap harga

6. Efek Biaya Bersama (Share Cost Effect)

Pembeli semakin peka terhadap harga, apabila sebagian biaya untuk pembelian suatu produk ditanggung oleh pihak lain

7. Efek Investasi Terbentuk (Sunk Investment Effect)

Pembeli semakin sensitif terhadap harga produk itu digunakan dalam hubungannya dengan aktiva yang telah ditanamkan sebelumnya

8. Efek Mutu Harga (Price Quality Effect)

Pembeli semakin sensitif terhadap harga apabila produk itu dianggap pembeli lebih bermutu, bergengsi, dan lebih eksklusif

9. Efek Penyediaan (Inventory Effect)

Pembeli semakin sensitif terhadap harga, mereka tidak dapat menyimpan produk itu. 2.1.6 Saluran Distribusi

2.1.6.1 Pengertian Saluran Distribusi

(30)

dikatakan sebagai saluran pemasaran. Kotler (2002:48) mengemukakan bahwa saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan barang dan jasa siap digunakan untuk dikonsumsi. Dalam merencanakan suatu pasar tertentu, yang pertama kali dipikirkan adalah siapa yang akan ditunjuk sebagai penyalur, atau berapa banyak yang bersedia untuk menjadi penyalur di daerah itu.

Laksana (2008:123) menyatakan bahwa saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen. Pengertian ini menjunjukkan bahwa perusahaan dapat menggunakan lembaga atau perantara untuk dapat menyalurkan produknya kepada konsumen akhir.

2.1.6.2 Peranan Saluran Distribusi

Saluran distribusi memiliki peran yang sangat penting dalam pemasaran. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Membantu produsen yang kekurangan sumber daya

Saluran distribusi membantu produsen yang kekurangan sumber daya untuk memasarkan langsung kepada konsumen akhir. Tanpa adanya perantara, produsen tidak akan mengetahui kebutuhan konsumen yang bermacam-macam. Untuk memasarkan dan mendistribusikan maka diperlukan sumber daya untuk melakukan komunikasi dan membina hubungan konsumen dengan sumber daya keuangan, sumber daya tenaga kerja, sumber daya alat transportasi, sumber daya gedung, sumber daya administrasi, dan lain-lain.

2. Penjualan secara langsung tidak memungkinkan

(31)

3. Mengatasi ketidakcocokan produk

Mengatasi ketidakcocokan produk atau sering disebut dengan product discrepancies

yaitu yang dapat dibedakan atas ketidakcocokan jumlah (discrepancy of quantity), paket/campuran (discrepancy of assortment), ketidakcocokan waktu (temporal discrepancy), ketidakcocokan tempat (spatial discrepancy).

4. Mengurangi banyak kontak

Dengan keberadaan perantara dapat mengurangi banyaknya kontak. Hal ini juga berhubungan dengan biaya transaksi karena semakin banyak jumlah kontak akan mengakibatkan semakin besarnya biaya transaksi. Biaya transaksi meliputi biaya komunikasi, biaya administrasi, biaya transportasi dan biaya operasional.

5. Fokus ke bidangnya masing-masing

Produsen berpikiran untuk fokus ke bisnis utama (produksi), mereka akan memperoleh return on investment yang lebih besar jika dibanding fokus juga ke bidang distribusi. Tetapi sekarang beberapa produksi mulai difokuskan lagi kepada pengembangan ekuitas merek (brand equity) dan citra merek (brand image). Di mana akan lebih fokus terhadap bisnis utamanya, yaitu mendistribusikan produk dengan efektif dan efisien.

2.1.6.3Fungsi Saluran Distribusi

Menurut Laksana (2008:124) fungsi saluran distribusi, yaitu:

1. Penelitian,yaitu pengumpulan informasi penting untuk perencanaan dan melancarkan pertukaran

2. Promosi, yaitu pengembangan dan penyebaran komunikasi yang persuasif mengenai perusahaan.

(32)

4. Penyelarasan, yaitu mempertemukan penawaran sesuai dengan permintaan pembeli, termasuk kegiatan seperti pengolahan, penilaian, perakitan dan pengemasan.

5. Negosiasi, yaitu usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan hal-hal lain sehubungan dengan penawaran, sehingga perpindahan hak pemilikan bisa dilaksanakan.

6. Distribusi Fisik, yaitu transportasi dan penyimpanan barang.

7. Pembiayaan, yaitu permintaan dan penyembaran dana untuk menutup biaya dari saluran pemasaran tersebut.

8. Pengambilan Resiko, yaitu perkiraan mengenai resiko sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan mendistribusikan.

2.1.6.4 Tingkatan Saluran Distribusi

Menurut Laksana (2008:124) tingkatan dalam saluran distribusi terdiri dari : 1. Saluran Nol Tingkat atau Saluran Distribusi Langsung (A Zero Level Channel).

Dalam saluran ini produsen menjual langsung kepada konsumen. 2. Saluran Satu Tingkat (A One-Level Channel).

Mempunyai satu perantara penjualan. Didalam pasar konsumen, perantara ini sekaligus merupakan pengecer (retailer), sedangkan dalam pasar industri merupakan sebuah penyalur tunggal dan penyalur industri

3. Saluran Dua Tingkat (A Two-Level Channel)

Mempunyai dua perantara penjualan. Didalam pasar konsumen mereka merupakan grosir atau pedagang besar dan sekaligus pengecer, sedangkan dalam pasar industri mereka mungkin merupakan sebuah penyalur tunggal dan penyalur industri.

4. Saluran Tiga Tingkat (A Three-Level Channel).

(33)

2.1.6.5Penentuan Saluran Distribusi

Penentuan saluran distribusi harus mempertimbangkan distribusi yang sesuai dengan kebijakan perusahaan, maka perusahaan akan menetapkan saluran yang akan digunakan sehingga produk dapat sampai kepada para konsumen dengan efektif. Beberapa saluran distribusi yang biasanya digunakan oleh perusahaan yaitu :

a. Distribusi intensif

Distribusi ini dapat dilakukan oleh produsen yang menjual barang convenience yang merupakan barang kebutuhan sehari-hari dengan harga relatif rendah dan banyak diminta untuk itu konsumen tidak perlu melakukan perjalanan jauh untuk memperolehnya.

b. Distribusi selektif

Perusahaan yang menggunakan distribusi ini menjual barang shopping yang merupakan barang yang dibeli dengan usaha membanding-bandingkan satu produk dengan produk lainnya atau shopping terlebih dahulu. Umumnya produk ini terdiri dari barang bermodel (fashion goods) dan jasa (service goods). Penyebarannya dilakukan melalui beberapa outlet tertentu saja yang secara terpusat pada pusat-pusat pembelanjaan.

c. Distribusi eksklusif

(34)

satu pedagang besar dan atau satu pengecer saja. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan lebih mudah melakukan pengawasan.

2.1.7 Promosi

2.1.7.1 Pengertian Promosi

Menurut Laksana (2008:133)promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut.

Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2008:63) promosi berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya. Terkadang promosi ditujukan untuk mendapatkan pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut.

Promosi juga merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.

2.1.7.2 Jenis-jenis Promosi

Menurut Kotler (2002:95) kegiatan promosi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Iklan

(35)

perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra yang berkaitan dengan produk dan merek. Dalam prakteknya, iklan telah dianggap sebagai manajemen citra (image management), di mana iklan mampu menciptakan dan memelihara citra dan makna dalam benak konsumen. Walaupun pertama-partama iklan akan mempengaruhi afeksi dan kognisi, tujuannya yang paling akhir adalah bagaimana mempengaruhi perilaku pembeli dan konsumen.

2. Promosi Penjualan

Promosi penjualan (sales promotion) adalah rangsangan langsung yang ditujukan kepada konsumen untuk melakukan pembelian. Jenis promosi penjualan terdiri atas beberapa jenis, termasuk didalamnya penurunan yang temporer melalui kupon, rabat, penjualan multi kardus, kontes dan undian, perangko dagang, pameran dagang dan eksebisi, tayangan titik jual, contoh gratis, serta hadiah.

3. Penjualan Personal

Penjualan personal (personal selling) melibatkan interaksi personal langsung antara seorang pembeli potensial dengan seorang salesman. Penjualan personal dapat menjadi metode promosi paling hebat untuk paling tidak untuk dua alasan berikut; Pertama, komunikasi personal dengan salesman dapat meningkatkan keterlibatan konsumen dengan produk dan atau proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, konsumen dapat lebih termotivasi untuk masuk dan memahami informasi yang disajikan salesman tentang suatu produk. Kedua, situasi komunikasi saling silang/interaktif memungkinkan salesman mengadaptasi apa yang disajikannya agar sesuai dengan kebutuhan informasi setiap pembeli potensial.

4. Publisitas

(36)

artikel di majalah PC World yang membandingkan berbagai macam merek perangkat lunak pengelola data merupakan informasi produk yang sangat berguna bagi konsumen namun tidak dibebankan biaya sama sekali pada para pemasar perangkat lunak tersebut. Demikian pula halnya dengan pejabatan produk atau merek baru, perbandingan merk di jurnal dagang, surat kabar atau majalah berita, atau diskusi di radio dan talkshow di televisi semuanya menyajikan berbagai informasi produk bagi para konsumen.

2.1.7.3Faktor-faktor yang Mempengaruhi Promosi

Menurut Kotler (2002:97) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi promosi adalah: 1. Dana yang Tersedia

Segala jenis usaha yang dilakukan oleh setiap perusahaan, untuk mencapai tujuan usahanya selalu membutuhkan dana. Jumlah dana yang tersedia merupakan faktor penting dalam pelaksanaan promosi. Perusahaan yang mempunyai dana yang cukup maka kegiatan promosinya akan lebih lancar dibanding dengan perusahaan yang hanya mempunyai dana yang terbatas. Jika dana untuk promosi sudah tersedia maka promosi dapat terus diperluas.

2. Sifat Pasar

Kegiatan promosi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan juga tergantung pada pasar yang dituju. Jika pasar yang dituju adalah pasar kecil maka cukup menggunakan personal selling, tetapi apabila wilayah pasarnya luas perlu diperhatikan bentuk apa yang paling sesuai.

3. Jenis Produk

(37)

konsumen maka dapat dilakukan periklanan, tetapi jika barang industri dapat dilakukan dengan personal selling.

4. Tahap-tahap dalam Siklus Kehidupan Barang

Siklus kehidupan barang terdiri dari empat tahapan yang berbeda-beda dan setiap tahap berada pada lingkungan pasar yang berbeda. Tahap-tahap tersebut adalah tahap perkenalan, pengembangan, tahap kedewasaan dan tahap kejenuhan/kemunduran.

2.1.8 Keputusan Pembelian

Konsumen membuat banyak keputusan pembelian setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan pembelian konsumen secara sangat rinci untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang dibeli konsumen, di mana mereka membeli, dan mengapa mereka membeli. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:181) keputusan pembelian

(purchase decision) konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor

bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, dan faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan seperti pendapatan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2004:547) menyatakan bahwa keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih altenatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut dilakukan. Keputusan pembelian barang atau jasa sering kali melibatkan dua pihak atau lebih. Umumnya ada lima peranan yang terlibat. Kelima peran tersebut meliputi:

1. Pemrakarsa (intiator)

(38)

2. Pembawa pengaruh (influencer)

Pembwa pengaruh (influencer) yaitu orang yang memiliki pandangan atau nasihat yang mempengaruh keputusan pembelian.

3. Pengambilan keputusan (decider)

Pengambilan keputusan (decider) yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian.

4. Pembeli (buyer)

Pembeli (buyer) yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata. 5. Pemakai (user)

Pemakai (user) yaitu orang yang mengkonsumsi dan menggunakan barang/jasa yang dibeli.

Menurut Kotler (2008:222) ada empat indikator keputusan pembelian: 1. Kemantapan pada sebuah produk

2. Kebiasaan membeli produk

3. Memberikan rekomendasi kepada orang lain 4. Melakukan pembelian ulang

Para pengusaha harus mendalami berbagai pengaruh mengenai pembelian konsumen dan mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana sebenarnya para konsumen membuat keputusan pembelian mereka. Konsumen tidak langsung memutuskan membeli suatu produk, akan tetapi konsumen memiliki banyak pertimbangan-pertimbangan yang pada akhirnya akan memutuskan membeli atau tidak produk tersebut.

(39)

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:177) perilaku pembelian sangat berbeda untuk berbagai produk. Terdapat empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan diantara merek, yaitu:

1. Perilaku Pembelian Kompleks

Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks (complex buying behaviour) ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antarmerek. Konsumen mungkin sangat terlibat ketika produk itu mahal, beresiko, jarang dibeli, dan sangat memperlihatkan ekspresi diri. Pembeli akan melewati proses pembelajaran, mula-mula ia mengembangkan keyakinan tentang produk, lalu sikap, dan kemudian membuat pilihan pembelian yang dipikirkan secara matang.

2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi

Perilaku pembelian pengurangan disonansi (dissonance reducing behaviour) terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau beresiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan antar merek.

3. Perilaku Pembelian Kebiasaan

Perilaku pembelian kebiasaaan (habitual buying behaviour) terjadi dalam keadaan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek. Contohnya, gula. Jika konsumen terus mengambil merek yang sama, hal ini lebih merupakan kebiasaan daripada loyalitas yang kuat terhadap sebuah merek.

4. Perilaku Pembelian Mencari Keragaman

Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari keragaman (variety-seeking buying

behaviour) dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah tetapi

anggapan perbedaan merek yang signifikan.

(40)

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:179) ada lima tahap dalam proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian. Keselurahan dapat dilihat pada gambar berikut :

Sumber: Kotler dan Amstrong (2008:179)

Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengenalan kebutuhan

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang yaitu rasa lapar, haus yang timbul pada tingkat yang cukup tinggi sehingga menjadi dorongan. Kebutuhan juga dapat dipicu oleh rangsangan eksternal, seperti iklan. Para pemasar perlu mengenal berbagai hal yang dapat menggerakkan kebutuhan atau minat tertentu konsumen.

2. Pencarian informasi

Konsumen yang tertarik pada suatu produk akan mencari lebih banyak informasi atau mungkin tidak. Jika dorongan konsumen itu kuat dan produk yang memuaskan ada di dekat konsumen itu, konsumen mungkin akan membelinya kemudian. Jika tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan itu dalam ingatannya atau melakukan pencarian informasi (information search) yang berhubungan dengan kebutuhan.

(41)

organisasi pemeringkat konsumen, pencarian internet), dan sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan, pemakaian produk).

Setiap sumber informasi melaksanakan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Sumber komersial biasanya melaksanakan fungsi informasi, sementara sumber peribadi melaksanakan fungsi legitimasi atau evaluasi. Ketika semakin banyak informasi yang diperoleh, kesadaran konsumen dan pengetahuan akan merek dan fitur yang tersedia meningkat. Sebuah perusahaan harus mendesain bauran pemasarannya untuk membuat konsumen menyadari dan mengetahui merek suatu produk. Perusahaan harus mengidentifikasi sumber informasi konsumen dan arti penting masing-masing sumber tersebut secara seksama.

3. Evaluasi Alternatif

Pemasar harus tahu tentang evaluasi alternatif (alternative evaluative) yaitu bagaimana konsumen memproses informasi untuk sampai pada pilihan merek. Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses evaluasi: pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekolompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan dalam memuaskan kebutuhan. Konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang menghantarkan manfaat yang memenuhi kebutuhan.

4. Keputusan Pembelian

(42)

keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Seberapa jauh sikap pihak lain akan mengurangi alternatif yang disukai seseorang tergantung pada intensitas sikap negatif pihak lain terhadap pilihan alternatif konsumen dan motivasi konsumen tunduk pada keinginan orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan mungkin muncul dan mengubah maksud pembelian. Keputusan seorang konsumen untuk mengubah, menangguhkan, atau membatalkan keputusan membeli banyak dipengaruhi oleh persepsi terhadap resiko.

5. Perilaku Pascapembelian

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan dan ketidakpuasan. Kepuasan dan ketidakpuasan pembeli terhadap suatu pembelian terletak pada hubungan antara ekspektasi konsumen dan kinerja anggapan produk. Jika produk tidak memenuhi ekspektasi, konsumen kecewa, jika produk memenuhi ekspektasi, konsumen puas, jika produk melebihi ekspektasi, konsumen sangat puas. Semakin besar kesenjangan antara ekspektasi dan kinerja, semakin besar pula ketidakpuasan konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa penjual hanya boleh menjanjikan apa yang dapat diberikan mereknya sehingga pembeli terpuaskan.

Judul Penelitian Variabel Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel produk mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, variabel harga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, variabel promosi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, variabel saluran distribusi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

(43)

Mucai

campuran proses pemasaran memiliki pengaruh signifikan dan

merekomendasikan studi lebih lanjut untuk menyelidiki mengapa bukti fisik dan orang-orang campuran tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan dalam klasifikasi hotel non bintang di industri perhotelan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel produk, harga, dan tempat berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan membeli kartu telepon prabayar telkomsel

Secara umum bauran pemasaran PT Doraniska adalah baik. Hal ini teruji dari hasil survey pada pelanggan mengenai strategi bauran pemasaran yang meliputti strategi produk, strategi harga, strategi promosi, dan strategi lokasi. Penilaian pelanggan atas minat beli perumahan Doraniska secara umum adalah positif. Strategi bauran pemasaran secara simultan

berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada perumahan Doraniska Pontianak

Analisis Hasil yang diambil dari analisis

statistik bahwa ada dampak audit pemasaran dan kinerja melalui evaluasi setiap elemen bauran pemasaran

Kinerja bauran pemasaran yang dilakukan pada CV. Cari Rasa Bandung dapat dikatan cukup baik. Hubungan bauran pemasaran dengan minat beli konsumen mempunyai hubungan yang kuat. Bauran pemasaran berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen RR Stanie

Desain Survey Hasil analisis menunjukan bahwa

(44)

2.3 Kerangka Konseptual

Keputusan pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti faktor produk, harga, saluran distribusi/tempat, promosi. Faktor-faktor inilah yang dapat mempengaruhi konsumen memutuskan membeli atau tidak terhadap suatu produk. Bauran pemasaran yang direspon baik oleh konsumen akan memiliki peluang besar bagi produk tersebut untuk dibeli. Menurut Kotler dan Amstrong ( 2008:101 ), keputusan pembelian

(purchasedecision) konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor

bisa berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Seberapa jauh sikap pihak lain akan mengurangi alternatif yang disukai seseorang tergantung pada intensitas sikap negatif pihak lain terhadap pilihan alternatif konsumen dan motivasi konsumen tunduk pada keinginan orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan mungkin muncul dan mengubah maksud pembelian. Keputusan seorang konsumen untuk mengubah, menangguhkan, atau membatalkan keputusan membeli banyak dipengaruhi oleh persepsi terhadap resiko.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:266) produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Hariadi (2013) menyatakan produk memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada produk

Projector Microvision. netbook “Acer

Analisis Marketing mix: product, price,

(45)

Harga merupakan sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa (Kotler dan Amstrong, 2008:345). Situmorang (2011:162) menyatakan harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya hanya unsur timbulnya biaya (pengeluaran) saja. Disamping itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. RR Stanie Kawuriyan (2009) menyatakan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (studi pada netbook “Acer Aspire One”).

Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen (Laksana, 2008:123). Pengertian ini menjunjukkan bahwa perusahaan dapat menggunakan lembaga atau perantara untuk dapat menyalurkan produknya kepada konsumen akhir. Kotler (2002:48) mengemukakan bahwa saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan barang dan jasa siap digunakan untuk dikonsumsi. Dalam merencanakan suatu pasar tertentu, yang pertama kali dipikirkan adalah siapa yang akan ditunjuk sebagai penyalur, atau berapa banyak yang bersedia untuk menjadi penyalur di daerah itu. Hariadi (2013) menyatakan saluran distribusi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada produk Projector Microvision.

(46)

Menurut Kotler (2011) Rangsangan pemasaran (marketing stimuli) yang terdiri atas produk, harga, saluran distribusi, dan promosi masuk ke dalam kesadaran pembeli dan akan mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian. Cravens (2006) menyatakan bauran pemasaran yang terdiri atas produk, harga, saluran distribusi, promosi, merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pasar sasaran. Strategi bauran pemasaran (marketing mix) merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang memberikan arah pada semua fungsi manajemen suatu organisasi.

Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sumber: Kotler dan Armstrong (2008), Laksana (2008).

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2008:93) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

(47)

bermunculan lah pengusaha-pengusaha risol baru yang menjadi pesaing dari usaha Risolasolnya.

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat. Dalam era perkembangan zaman yang semakin cepat dan batas yang semakin tipis membuat manusia menuntut untuk diperhatikan lebih

customized (Cespedes, 1995). Terlebih lagi dalam hal pemenuhan terhadap kebutuhan,

konsumen sekarang ini cenderung lebih individualis dan menuntut sesuatu hal yang lebih bersifat pribadi atau personal. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut perusahaan dituntut mampu memahami keinginan dan kebutuhan konsumen agar tetap survive. Diterima tidaknya produk yang dijual sangat tergantung pada persepsi konsumen atas produk tersebut. Jika konsumen merasa produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya pasti konsumen akan membeli produk tersebut.

(48)

konsumen dalam suatu pembelian juga bisa dipengaruhi oleh stimulus (rangsangan) yang termasuk dalam bauran pemasaran.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk, seperti produk, harga, promosi dan distribusi atau yang dikenal dengan bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah proses penggabungan dalam strategi pemasaran yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing perusahaan yang terstandarisasi dengan produk, harga yang rendah, promosi dan saluran distribusi (Kotler, 2007).

Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik usaha, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan pelayanan kepada konsumen, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya (Alma, 2004). Salah satu tugas utama dan tanggung jawab yang berkecimpung di bidang manajemen pemasaran adalah memikirkan desain produk. Produk yang dibuat adalah produk yang dibutuhkan konsumen, karena itu bagian pemasaran seolah-olah bertugas sebagai “mata” perusahaan, yang harus selalu jeli dalam mengamati kebutuhan konsumen. Mereka yang ada di bagian ini harus secara terus menerus memberikan saran, perbaikan atau kalau perlu, perubahan desain produk, disesuaikan dengan keinginan pembeli (Anoraga, 2000).

Faktor lainnya yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah harga. Harga menjadi salah satu isyarat paling dominan dalam pemasaran, hal tersebut karena harga ada pada semua situasi pembelian. Harga juga merupakan salah satu isyarat yang digunakan konsumen dalam proses persepsi, dimana harga akan mempengaruhi penilaian konsumen tentang suatu produk (Monroe, 2003). Harga didefinisikan sebagai sesuatu yang diberikan atau dikorbankan untuk mendapatkan jasa atau produk.

(49)

produk atau jasanya. Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya.

Distribusi adalah suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai (Angipora, 2002). Manajemen pemasaran mempunyai peranan dalam mengevaluasi penampilan para penyalur. Bila perusahaan merencanakan suatu pasar tertentu, yang pertama kali dipikirkan adalah siapa yang akan ditunjuk sebagai penyalur di sana, atau berapa banyak yang bersedia untuk menjadi penyalur di daerah itu.

Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menerapkan cara kerja yang lebih efesien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas, inovasi serta meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian besar pendorong perubahan, inovasi, dan kemajuan perokonomian berasal dari para wirausaha, orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mengambil resiko dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Wirausahawan perlu mempunyai strategi pemasaran dalam mengatasi

problem manajerial yang kreatif untuk bersaing dengan perusahaan lainnya. Seorang

wirausahawan adalah seorang pembaru yang mengorganisir, mengelola, dan mengasumsikan segala risiko pada saat dia memulai usahanya untuk mendapatkan keuntungan (Machfoedz, 2005: 9).

(50)

kebutuhan dan keinginan. Untuk memenuhi kebutuhan itu mereka jugalah yang mempunyai sarana pembelian (waktu dan uang), menentukan pilihan dan mengambil keputusan membeli. Menurut Cravens, perusahaan yang gagal memahami kebutuhan, keinginan, selera dan proses keputusan pembelian konsumen akan mengalami kegagalan dalam pemasaran dan penjualannya (Prasetijo & Ihalauw,2005:4).

Perusahaan yang mempunyai keunggulan kompetitif dapat mempengaruhi konsumen ataupun prospek (calon pelanggan) untuk dengan mantap menjatuhkan pilihan pada produknya Strategi kompetitif yang mengharuskan suatu perusahaan atau usaha menyelidiki perilaku konsumen secara keseluruhan telah membuat perusahaan itu tahu bagaimana memberikan kepuasan lebih daripada yang diberikan oleh kompetitornya.

Pengusaha harus melihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang mempengaruhi konsumen dan mengembangkan pemahaman bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian untuk meraih keberhasilan. Perilaku konsumen sangat dipengaruhi faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis dari konsumen. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar-benar diperhitungkan. Peran faktor-faktor tersebut berbeda untuk produk yang berbeda. Dengan kata lain, ada faktor yang dominan pada pembelian suatu produk sementara faktor lain kurang berpengaruh. Dengan memahami perilaku konsumen melalui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen, perusahaan dapat mengenal konsumennya dan memuaskan keinginan konsumennya yang tujuan utamanya ialah untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen serta mempertahankan konsumennya dan memenangkan persaingan dengan kompetitornya.

Berikut adalah ikhtisar volume penjualan produk Risolasol Medan pada bulan Juli sampai September2015 :

Table 1.1

(51)

Bulan Juli-September 2015

Bulan Penjualan

Juli 30.410.000,00

Agustus 16.181.000,00

September 13.511.000,00

Sumber: UMKM Risolasol (Data diolah) 2015

Berdasarkan Table 1.1 bahwa volume penjualan Risolasol tidak maksimum. Volume penjualan tertinggi diperoleh dibulan Juli 2015 sebesar 30.410.000,00. Volume penjualan selama 3 bulan terakhir terlihat semakin menurun dari bulan ke bulan. Menurunnya volume penjualan produk Risolasol maka perlunya diketahui sejauh mana pengaruh strategi pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk Risolasol.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas terlihat semakin tingginya persaingan pada pasar UMKM yang mengharuskan pelaku usaha menggunakan strategi pemasaran yang lebih dari kompetitornya untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan mempertahankan konsumennya. Maka dari itu peneliti bermaksud untuk mengkaji, meneliti serta membahas tentang bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan oleh UMKM Risolasol Medan dengan memilih judul skripsi ini : "Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Pembelian Risol Pada Risolasol di STIE Harapan Medan "

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:“Apakahstrategi pemasaran berpengaruh positifdan signifikan terhadap keputusan konsumen melakukan pembelian risol pada Risolasol di STIE Harapan Medan?”

(52)

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan ilmiah sebagai berikut:“Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi pemasaran terhadap keputusan konsumen melakukan pembelian risol pada Risolasol di STIE Harapan Medan”.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapan dari penelitian antara lain : 1. Bagi Peneliti

a. Memperluas wawasan peneliti terhadap fenomena yang terjadi dalam bidang kewirausahaan.

b. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata-1 jurusan menajemen serta dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh berupa teori dan praktek langsung pada perusahaan.

2. Bagi perusahaan

a. Sebagai sumbangan informasi untuk menyusun strategi pemasaran perusahaan. b. Sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam mengantisipasi perkembangan

permasalahan perusahaan di bidang pemasaran. 3. Bagi pembaca dan pihak lain

a. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan bagi pihak-pihak yang tertarik dengan bidang ini.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi yang kelak bermanfaat bagi penelitian-penelitian selanjutnya

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis

(53)

ABSTRAK

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MELAKUKAN PEMBELIAN RISOL PADA RISOLASOL

DI STIE HARAPAN MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi dan promosi terhadap keputusan konsumen melakukan pembelian risol pada risolasol di STIE Harapan Medan. Penelitian ini dilakukan terhadap konsumen Risolasol STIE Harapan Medan yang melakukan keputusan pembelian Risolasol. Jumlah sampel yang ditetapkan sebanyak 62 responden dengan menggunakan metode

Aksidental Sampling. Metode analisis dengan menggunakan deskriptif dan analisis regresi

linear berganda. Hasil penelitian secara serentak menunjukkan bahwa produk, harga, saluran distribusi dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen sedangkan harga, saluran distribusi dan promosi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

(54)

ABSTRACT

The Influence of Marketing Strategies to The Consumer Decision Making Purchases Risol on Risolasol

in STIE Harapan Medan

This research aims to find the effect marketing strategies consisting of product, price, promotion anddistribution to the consumer decision making purchases risol on Risolasol in STIE Harapan Medan. This research was conducted on consumers Risolasol STIE Harapan Medan that making purchasing decions Risolasol. The number of samples is set at 62 respondents using Aksidental sampling method. Methode analysis using descriptive and analysis multiple linear regression. The research result simultaneously show product, price, promotion and distribution, effect positive and significant impact on purchasing decisions. The research result partial showed product positive and significant effect on purchasing decisions. While price, promotion and distribution can’t positive dan significant effect on purchasing decisions.

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Pendidikan Dan kebudayaan Nomor 82 tahun 2015 tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Tindak KekerasanDi Lingkungan Satuan Pendidikan.. Peraturan

A fi eld survey was carried out in Selo to ask questions to biogas users (N=21) and non- users (N=5) on their energy and fertilizer consumption, as well as emissions reductions

Widirahardjo Sp.P(K), sebagai Kepala SMF Paru RSUP H Adam Malik Medan, yang telah banyak memberikan bimbingan, bantuan, dorongan dan nasehat yang sangat

Pada kuadran A yaitu atribut yang menjadi prioritas utama untuk diperbaiki karena atribut tersebut dianggap penting oleh konsumen tetapi pada kenyataannya belum

prilaku anak agar sikap perilaku tersebut berkernbang ke arah perilaku yang lebih baik. Sikap guru sebagai seorang pendidik berbeda-beda dalam menghadapi perilaku

Dasar humum Syarat diusahaklan mencarinya dari Al-Quran, Hadisn baru Qaul Fuqaha’, yang diterjemahkan juga menurut bahasa hokum. Mengutip Al -Quran harus menyebut

Orang Kristian sejati tidak teragak-agak untuk mengongsi kepercayaan mereka dengan orang lain. Kita harus meniru teladan Yesus dan mem- beritahu semua orang tentang janji-janji

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap agresivitas