• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Hukum Perjanjian Kerjasama Pengangkutan Limbah B3 (Fly Ash) pada Perusahaan Pengangkutan (Studi Perjanjian Kerja Sama PT. Trans Multi Cargo dan PT. Ivo Mas)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aspek Hukum Perjanjian Kerjasama Pengangkutan Limbah B3 (Fly Ash) pada Perusahaan Pengangkutan (Studi Perjanjian Kerja Sama PT. Trans Multi Cargo dan PT. Ivo Mas)"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)
[image:1.612.110.482.148.430.2]

Gamber 1.1 Pengangkutan dalam Tongkang

(2)
[image:2.612.133.513.163.338.2]
(3)
[image:3.612.116.536.157.333.2]
(4)

DAFTAR PUSTAKA

Harahap M.Yahya,1986, Segi-segiHukum Perjanjian,Bandung: PT.Alumni Muhammad Abdul Kadir, 1986, HukumPerjanjian,Bandung :PT.Alumni,

---,1991,Hukum Pengangkutan Niaga,Bandung: PT.Citra Aditya Bakti

Muljadi Kartini,Gunawan Widjaja,2004,Perikatan Pada Umumnya, Jakarta: PT.Raja Grafindo Pusaka

ProdjodikoroWirjono, 2000, Azas-AzasHukumPerjanjian, Bandung : MandarMaju

Purwosutjipto HMN,1987, PengertianPokokHukumDagangBuku III

HukumPengangkutan, Jakarta:Djambatan

Raharjo Handri, 2009, Hukum Perjanjian di Indonesia,Yogyakarta : Pustaka Yustisia Subekti R ,R.Tjitorosudibio, 1979,Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Jakarta :

Pradnya Paramita

---,1991,Kitab Undang-undang Hukum Dagang dan Undang-udang Kepailitan, Jakarta : Pradnya Paramita

Subekti R, 2002, Hukum Perjanjian,Jakarta: PT.Intermasa

---,1995,Aneka Perjanjian,Bandung:PT.CitraAditya Bakti Soekanto Soejono, 2006, Pengantar Peneltian Hukum, Jakarta: UI Press

Soemitro Ronny Hanitjo, 1999, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri,Jakarta :Ghalia Indonesia,

TjakranegaraSoegijatna,1995,Hukum Pengangkutan Barang dan Penumpang,Jakarta:PT.Rineka Cipta

Uli Sinta,2006,Pengangkutan Suatu Tinjauan Hukum Multimoda Transport Angkatan Laut dan Angkatan Udara,Medan:Usu Press

(5)

Peraturan Perundang-undangan :

Undang-undang No 4 Tahun 1982 Tentang Pengelolaan Lingkungan.

PeraturanPemerintahRepublik Indonesia Nomor 101 tahun 2014 TentangPengelolaanLimbahBahanBerbahayaDan Beracun

Undang-undang No 17 Tahun 2008 Pelayaran.

Peraturan Pemerintah No.17 tahun 1988 Tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut.

Website :

(6)

A. Pengertian Limbah B3 (Fly Ash)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 tahun 2014

tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun.Limbah merupakan sisa

suatu usaha dan/atau kegiatan.Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang

selanjutnya disebut Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang

mengandung B3.

Limbah B3 yang dimaksud didalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 101 tahun 2014adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat,

konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat

mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan

lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup

lain. 42

42

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun, pasal 1.

Limbah b3 memiliki klasifikasi dimana limbah tersebut digolongkan

dalam 3 golongan sesuai dengan karakteristik dari limbah b3 tersebut,

klasifikasi atu penggolongan limbah tersebut sebagai berikut :

a. Limbah B3 kategori 1;

(7)

c. Limbah nonB3.

Karakteristik limbah B3 sebagaimana diatur didalam PP NO 101 Tahun 2014

merupakan limbah dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Mudah menyala;

2. Mudah meledak;

3. Reaktif;

4. Infeksius;

5. Korosif dan/atau;

6. Beracun.43

Limbah B3 (fly ash) merupakan limbah yang dihasilkan dari sisa pembakaran

batu bara, dimana sisa dari pembakaran batu bara tersebut berupa abu. Sebelum

membahas limbah b3 (fly ash) penulis akan memberikan penjelasan terlebih dahulu

mengenai proses pembakaran batu bara tersebut hingga akhirnya menghasilkan

limbah berupa abu.

Batu bara sebagai sumber penghasil fly ash dikelompokkan menjadi empat,

yaitu :

a. Batu bara Lignitic

b. Batubara Sub-bitumminous

c. Batubara Bitumminous

d. Batubara Antrachite44

43

(8)

Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai jenis-jenis batu bara tersebut,

penulis akan membahasnya satu-persatu :

Ad.a Batu baraLignitic

Lignite adalah kategori terendah dari batu bara, mempunyai kemampuan

menghasilkan panas terendah dan kadar air tertinggi, sering disebut "brown coal"

karena bersifat agak lunak dan berwarna coklat atau hitam, dan pada umumnya

digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik.

Mempunyai kemampuan menghasilkan panas kurang dari 8300 British Thermal

Units per pound batu bara, mempunyai kadar karbon antara 60% - 70% dalam abu

kering. British Thermal Units atau disingkat dengan BTU merupaka

digunakan di

dibutuhkan untuk meningkatka

Ad.b Batubara Sub-bitumminous

Sub-bituminous coal adalah kategori menegah (intermediate) di antara lignite

dan bituminous coal, mempunyai kemampuan membangkitkan panas, pembakaran

dan kadar kelembaban sedang, digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik.

44

(9)

Mempunyai kadar karbon 71% - 77% dalam abu kering dan kemampuan

membangkitkan panas antara 8.300 - 13.000 British Thermal Units per pound batu

bara.

Ad.c Batubara Bitumminous

Bituminous coal adalah jenis batu bara yang paling umum, disebut juga batu

bara hitam (black coal), pada umumnya batu bara jenis ini mempunyai kemampuan

menghasilkan panas yang tinggi dan kelembaban yang rendah, dapat digunakan untuk

menghasilkan tenaga listrik atau melebur biji besi.

Mempunyai kadar karbon antara 77% - 87% dalam abu kering, kemampuan

membangkitkan panas di atas 13.000 British thermal Unit per pound batu bara.

Ad.d Batubara Antrachite

Anthracite coal adalah jenis batu bara yang mempunyai kadar karbon tertinggi

dan kadar air dan abu terendah dan bersifat lambat terbakar. Kadar karbon di atas

87% dalam abu kering dan kemampuan membangkitan panas tertinggi.

Dengan berbagai jenis batu bara, tentu limbah yang dihasilkan tidaklah sama

seperti misalnya, limbah fly ash kelas F disebut juga low-calcium fly ash, yang

bersifat pozolanic(bahan yang mengandung senyawa silica) , fly ash ini mengandung

(10)

fly ash kelas C,Fly ash kelas C disebut juga high-calcium fly ash

Karena kandungan CaO yang cukup tinggi, Fly ash yang mengandung CaO di atas

10% yang dihasilkan daripembakaran lignite atau sub-bitumen batubara (batubara

muda / sub-bitumminous).45

Fly ash yang diperoleh dari produksi pembakaran batubara, dengan corong gas

dan menyebar ke atmosfer.Hal ini yang menimbulkan masalah lingkungan dan

kesehatan, karena fly ash hasil dari tempat pembakaran batubara dibuang sebagai

timbunan.Fly ash ini terdapat dalam jumlah yang cukup besar, sehingga Dengan mengetahui berbagai jenis batu bara dan limbah yang telah dihasilkan

berupa fly ash, dan untuk itu penulis akan membahas lebih jelas mengenai apa itu fly

ash, guna menambah pengetahuan tentang batu bara dan limbah yang dihasilkan dari

pembakaran batu bara tersebut.

Dari hasil sisa pembakaran batu bara,akan menghasilkan Fly ash yang

umumnya terdiri dari partikel solid yang berbentuk bulat, dan sebagian adalah

partikel bulat berongga serta partikel bulat yang berisi partikel-partikel bulat lain

yang lebih kecil.

45

(11)

memerlukanpengelolaan agar tidak menimbulkan masalah lingkungan, seperti

pencemaran udara, atau perairan, dan penurunan kualitas ekosistem.46

B. Pengelolaan Limbah B3 (Fly Ash)

Dengan proses pembakaran serta limbah yang dihasilkan dari proses

pembakaran itu sendiri, memunculkan berbagai ide untuk bagaimana memanfaatkan

kembali limbah ini agar mengurangi dampaknya terhadap lingkungan.

Semakin berkembangnya zaman dan bertambahnya pengetahuan manusia untuk

mengembangkan ide pemanfaatan limbah b3 (fly ash) ini.Manusia melakukan

penelitian terhadap bahan apa yang terkandung didalam fly ash ini, sehingga dapat

mengetahui apakah limbah fly ash ini dapat digunakan kembali untuk hal yang lain.

berikut adalah sifat dari limbah b3 fly ash (abu terbang).

Fly Ash(abu terbang) mempunyai sifat-sifat yang sangat menguntungkan di

dalam menunjang pemanfaatannya yaitu :

1.Sifat Fisik

Abu terbang merupakan material yang di hasilkan dari proses pembakaran

batubara pada alat pembangkit listrik. Dalamproses pembakaran batubara ini titik

leleh abu batu bara lebih tinggi dari temperatur pembakarannya. Dan kondisi ini

46

Juju Bandung, “limbah batu bara”, diakses dari

(12)

menghasilkan abu yang memiliki tekstur butiran yang sangat halus. Abu terbang

batubara terdiri dari butiran halus yang umumnya berbentuk bola padat atau

berongga. Ukuran partikel abu terbang hasil pembakaran batubara bituminous lebih

kecil dari 0,075mm. Adapun sifat-sifat fisiknya antara lain :

a) Warna : abu-abu keputihan

b) Ukuran butir : sangat halus yaitu sekitar 88 %

2. Sifat Kimia

Komponen utama dari abu terbang batubara yag berasal dari pembangkit listrik

adalah silikat (SiO2), alumina(Al2O3), dan besi oksida(Fe2O3), sisanya adalah karbon,

kalsium, magnesium, dan belerang.Sifat kimia dari abu terbang batubara dipengaruhi

oleh jenis batubara yang dibakar seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.47

Di Amerika Serikat, fly ash umumnya disimpan pada pembangkit listrik batu

bara atau ditempatkan di tempat pembuangan sampah. Sekitar 43% didaur ulang, Dengan mengetahui zat-zat yang terkandung didalam fly ash serta sifat dari

limbah tersebut. Muncullah ide untuk menggunakan fly ash ini sebagai mineral

pencampur dalam beton.Tentu fly ash diklasifikasikan berdasarkan komposisi

kimianya.Dengan munculnya gagasan tersebut maka ini merupakan suatu langkah

awal untuk mengubah limbah mejadi sesuatu hal yang bernilai.

47

(13)

sering digunakan untuk melengkapi semen Portland dalam produksi beton. Tidak

hanya di Amerika serikat, tetapi juga telah digunakan oleh Negara-negara lainnya

seperti Jerman, India, China, bahkan Indonesia sendiri.48

C. Sejarah Pengangkutan Laut

Dengan mempelajari limbah b3 fly ash tersebut. Manusia telah berhasil

melakukan penanggulangan terhadap limbah b3 fly ash tersebut bahkan menghasilkan

bahan yang sangat bermanfaat berupa semen, bahan campur beton, bahan pembuat

cor tahan panas, sehingga manjadikan fly ash sebagai bahan yang cukup potensial

untuk berbagai keperluan sehingga dapat menghemat biaya dan dapat mengurangi

pencemeran lingkungan akibat fly ash itu sendiri. Bagi industri yang menggunakan

bahan bakar batu bara, seperti PLTU dapat memanfaatkan fly ash sebagai sumber

ekonomi sampingan. Karena keberadaan fly ash yang semakin populer dan

dibutuhkan oleh berbagai kalangan.

Perkembangan pesat yang dicapai ilmu pengetahuan dalam abad modern ini

mampu mempersingkat jarak jauh dan mempercepat waktu bagi penyelesaian

kegiatan perdagangan yang berlangsung dalam kehidupan manusia.Hal ini

dimungkinkan berkat hasil pemikiran manusia menciptakan alat transportasi kapal

dalam bidang pelayaran.

48

(14)

Wilayah Indonesia terdiri atas pulau besar dan kecil yang dihubungkan oleh

selat dan laut, hal ini menyebabkan sarana pelayaran merupakan lalu lintas utama

penghubung antarpulau. Pelayaran ini dilakukan dalam rangka mendorong aktifitas

perdagangan.Pelayaran perdagangan yang dilakukan oleh kerajaan-kerajaan di

Indonesia bukan hanya dalam wilayah Indonesia saja, tetapi telah jauh keluar wilayah

Indonesia.

Pelayaran dan perdagangan di Asia semakin ramai setelah ditemukan jalan

melalui laut antara Romawi dan Cina. Rute jalur laut yang dilalui dalam jalur dagang

Cina dan Romawi telah mendorong munculnya hubungan dagang pada daerah-daerah

yang dilalui, termasuk wilayah Indonesia oleh karena posisi Indonesia yang strategis

di tengah-tengah jalur hubungan dagang Cina dengan Romawi, maka terjadilah

hubungan dagang antara kerajaan-kerajaan di Indonesia dan Cina beserta India.49

Banyak feri melayani selat-selat antara pulau yang berdekatan, terutama antara

pulau Sumatra dan Jawa, dan juga antara pulau-pulau lain di Indonesia. Ada juga Oleh sebab Indonesia adalah sebuah negara kepulauan, pengangkutan laut

merupakan pengangkutan penting yang menghubungkan banyak tempat di negara

ini.Kapal yang banyak digunakan termasuk kapal kontener besar, berbagai jenis feri,

kapal penumpang, kapal layar, dan kapal bermotor kecil.

49

(15)

beberapa feri antar bangsa yang melayani Selat Melaka antara Sumatra dan Malaysia,

dan juga Singapura dan pulau-pulau kecil Indonesia seperti Batam.Beberapa jaringan

juga melayani hubungan laut yang lebih panjang ke daerah pulau-pulau terpencil,

terutama yang terletak di timur Indonesia.

Dengan semakin berkembangnya pemikiran manusia tersebut, kini tidak adalagi

hambatan untuk mencapai suatu tujuan melalui jalur perairan. Semakin dengan

berkembangnya zaman dan juga teknologi tentu kedepannya akan semakin banyak

inovasi-inovasi yang diciptakan manusia untuk mendukung kelangsungan hidup kita

dan generasi yang akan datang nantinya.

Keuntungan yang disebabkan adanya pengangkutan.Keuntungan yang

disebabkan tersedianya jasa angkutan bagi masyarakat yang selalu menggunakan jasa

angkutan baik melalui darat, laut, maupun udara. Keuntungan yang dapat diterima

adalah sebagai berikut :

a. Dapat dipertahankan stabilitas ekonomi terutama terhadap harga barang

dipasaran.

b. Naiknya nilai tanah di sekitarnya, dimana fasilitas angkutan tersedia

dengan baik.

c. Adanya jasa produksi angkutan, persediaan barang akan lebih merata.

d. Dengan adanya pengangkutan memungkinkan tersebarnya tenaga kerja

(16)

e. Produksi dengan istilah lerge scale production dapat dicapai karena

adanya trasnportasi, dapat ditekan pada tingkat yang paling ekonomis.

f. Kedudukan monopoli akan hapus dengan adanya transportasi,dan

dengan tarif yang wajar, dapat dicapai kemungkinan memperluas

kebutuhan nasional dipasaran dunia yang membutuhkan produk nasional

serta mendorong meningkatnya pendapatan nasional.50

Di Indonesia penyelenggaraan pengangkutan mempunyai peranan sangat

penting dalam pembangunan bidang ekonomi, politik,sosial budaya dan pertahanan

keamanan Negara serta menunjang pelaksanaan tugas-tugas pemerintah. Dalam hal

ini, penyelenggaraan jasa pengangkutan yang terkhusus dalam pengangkutan limbah

B3 diserahkan kepada badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas.Salah satunya

Multi Cargo.

D. Pengertian Pengangkutan

Pengangkutan adalah perpindahan tempat, baik mengenai benda-benda maupun

orang, karena perpindahan itu mutlak diperlukan untuk mencapai dan meninggikan

manfaat serta efisien.51

50

Soegijatna Tjakranegara,hukum pengangkutan barang dan penumpang,PT.Rineka Cipta,Jakarta,1995,hlm 3.

51

(17)

Kegiatan dari transportasi memindahkan barang dan penumpang dari suatu

tempat ke tempat lain, maka dengan demikian pengangkut menghasilkan jasa

angkutan atau dengan perkataan lain produksi jasa bagi masyarakat yang

membutuhkan sangat bermanfaat untuk pemindahan/pengiriman barang-barangnya.52

52

Soegijatna Tjakranegara,Op.Cit.,hlm.1.

Khusus mengenai pengangkutan laut tidak di jumpai definisinya dalam

KUHD.Namun dalam PP No. 17 tahun 1988 di jumpai mengenai pengangkutan laut.

“Setiap kegiatan pelayaran yang menggunakan kapal laut untuk mengangkut

penumpang, barang dan atau hewan untuk satu perjalanan atau lebih dari satu

pelabuhan ke pelabuhan lain antara beberapa pelabuhan”. (Pasal 1 angka 1 PP

No. 17 tahun 1988)

Berkaitan dengan pengaturan pengangkutan laut, pada awalnya hanya diatur

dalam KUHD buku II, Bab V karena KUHD ini merupakan warisan dari Hindia

Belanda, namun kemudian diganti dan disempurkandengan UU No. 21 tahun

1992tentang pelayaran, kemudian dilakukannya perubahan atas UU No. 21 tahun

1992 dengan UU No.17 tahun 2004 tentang pelayaran.

Sebagaimana dimaksud dalam UU No.17 tahun 2008 Angkutan di Perairan

adalah kegiatan mengangkut dan/atau memindahkan penumpang dan/atau barang

(18)

Dalam kegiatan bisnis, pengangkutan laut, darat dan udara di butuhkan dan

sangat berperanannya sangat penting sekali, karena selain sebagai alat fisik yang

membawa barang-barang dari produsen ke konsumen, juga sebagai alat penentu harga

barang-barang tersebut. Disamping itu, jika di tinjau dari beberapa segi,

pengangkutan banyak mempunyai manfaat, antara lain sebagai berikut ;

a. Dari kepentingan pengirim barang, pengirim memperoleh manfaat untuk

konsumsi pribadi maupun keuntungan komersial.

b. Dari segi pengangkut barang, pengangkut mendapat keuntungan material

sejumlah uang atau keuntuangan immaterial, berupa peningkatan kepercayaan

masyarkat atau jasa angkutan yang di usahakan oleh pengangkut

c. Dari kepentingan penerima barang, penerima barang mendapat manfaat untuk

kepentiangan konsumsi pribadi maupun keuntungan komersial.

d. Dari beberapa uraian diatas peranan penting alat transpiortasi laut, darat dan

udara.Adalah demi kelancaran kegiatan ekonomi maupun kegiatan sosial

masyarkat, baik itu dalam negeri maupun luar negeri (kegiatan internasional)

Disamping hal-hal yang diuraikan diatas.Manfaat pengangkutan melalui laut ini

mempunyai keunikan tersendiri bagi perusahaan pengangkutan.Bukan mengangkut

penumpang atau barang-barang logistik.Namun mengangkut limbah melalui laut.

Untuk lebih mengetahui tentang pengangkutan khususnya pengangkutan barang

melalui laut, harus diketahui terlebih dahulu memahami konsep pengangkutan secara

komprehensif, perlu dikaji terlebih dahulu, aspek-aspek yang tersirat dalam konsep

(19)

1. Pengangkutan sebagai usaha;

2. Pengangkutan sebagai perjanjian;

3. Pengangkutan sebagai proses penerapan.

Ketiga aspek pengangkutan tersebut menyatakan kegiatan yang berakhir dengan

pencapaian tujuan pengangkutan. Tujuan kegiatan usaha pengangkutan adalah

memperoleh keuntungan dan laba, tujuan kegiatan perjanjian pengangkutan adalah

memperoleh hasil realisasi yang diinginkan oleh pihak-pihak, tujuan kegiatan

pelaksanaan pengangkutan adalah memperoleh keuntungan dan tiba dengan selamat

di tempat tujuan.

Kata yang paling tepat untuk menyatakan ketiga aspek kegiatan dan hasilnya itu

adalah “pengangkutan” karena sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, bukan

“angkutan”. Istilah angkutan artinya hasil dari perbuatan mengangkut atau

menyatakan apa yang diangkut (muatan). Apabila dipakai dengan istilah hukum, yang

tepat adalah “hukum pengangkutan”, bukan “hukum angkutan”53

Dalam perjanjian pengangkutan itu pihak pengangkut dapat dikatakan sudah

mengakui menerima barang-barang dan meyanggupi untuk membawanya ketempat Sebagaimana halnya dengan perjanjian-perjanjian lainnya, kedua belah pihak

diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk mengatur sendiri segala hal mengenai

pengangkutan yang akan diselenggarakan itu. Apabila terjadi kelalaian pada salah

satu pihak, maka akibat-akibatnya ditetapkan sebagaimana berlaku untuk

perjanjian-perjanjian pada umumnya dalam Buku III KUHPerdata.

53

(20)

yang telah ditunjuk dan menyerahkan kepada orang yang dialamatkan. Kewajiban ini

dapat dipersamakan dengan kewajiban seorang harus menyerahkan suatu barang

berdasarkan suatu perikatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1235 B.W., dalam

perikatan mana termaktub kewajiban untuk menyimpan dan memelihara barang

tersebut sebagai : “seorang bapak rumah yang baik.”54

Perihal pengangkutan orang dan barang melalui laut, diatur dalam Kitab

Undang-undang Hukum Dagang dalam Buku II bab V A dan bab V B , dimana

memuat peraturan-peraturan yang melarang seorang pengangkut untuk

memperjanjikan bahwa ia tidak akan menanggung atau hanya akan menanggung

sebagian saja kerusakan-kerusakan pada barang-barang yang diangkutnya, yang akan

ditimbulkan oleh kurang baiknya alat pengangkut atau kurang cakapnya Apabila si pengangkut lalai

menjalankan kewajibannya, maka pada umumnya akan berlaku peraturan-peraturan

yang untuk itu telah ditetapkan dalam Buku III dari Kitab Undang-undang Hukum

Perdata.

Meskipun perjanjian pengangkutan pada hakekatnya sudah harus tunduk pada

pasal-pasal dari bagian umum dari hukum perjanjian yang diatur didalam KUH

Perdata, akan tetapi oleh undang-undang telah ditetapkan berbagai peraturan khusus

yang bertujuan untuk kepentingan umum membatasi kebebasan dalam hal membuat

perjanjian pengangkutan.

54

(21)

pekerja yang dipakainya.Perjanjian yang dibuat dengan melanggar aturan tersebut,

diancam dengan kebatalan juga.55

E.Peraturan Pengangkutan Limbah B3

Dalam pengangkutan barang yang dilakukan melalui laut, atau melalui udara.

Dibuat sepucuk surat yang dinamakan konosemen ialah sepucuk surat yang

ditanda-tangani oleh atas nama pengangkut, yaitu atas nama maskapai tersebut. Yang

menyatakan bahwa si pengangkut telah menerima barang-barang tertentu untuk

diangkut ketempat yang ditunjuk dan diserahkan kepada orang yang dialamatkan.

Penyelenggaraan jasa pengangkutan khususnya dalam jasa pengangkutan

limbah b3 merupakan badan usaha yang dituntut untuk melayani masyarakat dengan

turut serta dalam pelestarian alam dengan cara melakukan pengangkutan serta

pengelolaan terhadap limba b3 yang mencemari lingkungan.

Untuk memperluas dan meingkatkan pelayanannya terhadap masyrakat

Indonesia PT.Trans Multi Cargo mengadakan perjanjian dengan PT.Ivo Mas Lubuk

Gaung Dumai.Dalam rangka meningkatkan pelayanan dibidang pengangkutan limbah

b3, serta turut memberikan kontribusi terhadap pelestarian lingkungan.

Dalam mempelajari mengenai kegiatan yang terjadi dalam pengangkutan

limbah B3 dalam suatu perusahaan yang menghasilkan limbah B3 (Bahan berbahaya

Beracun) dan badan usaha yang melakukan kegiatan pengangkutan limbah, dalam hal

ini PT.Trans Multi Cargo merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa

55

(22)

pengangkutan limbah B3 yang sudah memiliki Izin dari Kementrian Lingkungan

Hidup dengan No : B–2474/Dep.IV/ LH/PDAL/03/2015.

Dalam aktivitas penangangan limbah, transporter limbah juga melibatkan

beberapa pihak untuk menangani limbah dari perusahaan penghasil sampai ke tempat

pengelola/penghancur limbah B3, maka pemahaman dalam pengangkutan limbah

harus diketahui secara teknis maupun non teknis, baik dari segi tata cara

pengangkutan atau disebut waktu muat (loading) hingga waktu bongkar (unloading)

Limbah B3, Legalitas (izin pengangkutan) dan begitu juga pihak yang terkait juga

harus memperlengkapi Izin dari Kementrian Lingkungan Hidup.

Pengangkutan Limbah B3 harus ditangani dengan perlakukan khusus

mengingat bahaya dan resiko yang mungkin ditimbulkan apabila limbah ini menyebar

ke lingkungan. Hal tersebut termasuk proses pengemasan, penyimpanan, dan

pengangkutannya.

Pengangkutan limbah B3 dilakukan sesuai dengan karakteristik limbah yang

bersangkutan. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa mengangkut limbah B3

harus memiliki sertifikasi izin terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas

pengangkutan.

Mengenai pengangkutan limbah B3, Pemerintah Indonesia telah menetapkan

dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 tentang

(23)

pengangkut limbah b3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pengangkutan

limbah b3.56

a. Melakukan pengangkutan limbah b3 sesuai dengan rekomendasi

pengangkutan limbah b3 dan izin pengelolaan limbah b3 untuk kegiatan

pengangkutan limbah b3;

Pengangkut limbah b3 yang telah memiliki izin pengelolaan limbah b3 untuk

kegiatan pengangkutan limbah b3 memiliki kewajiban sebagai berikut :

b. Menyampaikan manifes limbah b3 kepada menteri; dan

c. Melaporkan pelaksanaan pengangkutan limbah b3.57

Sebagaimana dalam peraturan pemerintah tentang Pengelolaan limbah b3 untuk

kegiatan Pengangkutan limbah b3 wajib memiliki ;

a. Rekomendasi pengangkutan limbah b3;

b. Izin pengelolaan limbah b3 untuk kegiatan pengangkutan limbah b3.

Rekomendasi pengangkutan limbah b3 sebagai dasar diterbitkannya izin

pengelolaan limbah b3 untuk kegitan pengangkutan limbah b3, untuk memperoleh

rekomendasi dalam pengangkutan limbah b3 harus mengajukan permohonan secara

tertulis kepada menteri dan dilengkapi dengan persyaratan sebagai berikut :

a. Identitas pemohon;

b. Akta pendirian badan usaha;

56

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun, pasal 1.

57

(24)

c. Bukti kepemilikan atas dana Penanggulangan Pencemaran Lingkungan

Hidup dan/Kerusakan Lingkungan Hidup dan dana penjamin pemulihan

fungsi lingkungan hidup;

d. Bukti kepemilikan alat angkut;

e. Dokumen pengangkutan limbah b3; dan

f. Kontrak kerjasama antara Pengahasil limbah b3 dengan Pengumpul limbah

b3, dan/atau penimbun limbah b3 yang telah memiliki izin.

Karena limbah b3 merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan pencemaran

dan serta ekosistem lainnya. Untuk itu dalam pengelolaan limbah b3 itu sendiri

haruslah dengan sangat hati-hati agar tidak terjadi dampak lain yang ditimbulkan,

seperti halnya kecelakaan kapal laut yang mengangkut limbah oli bekas, dimana

kapal pengangkut tersebut terbakar sehingga limbah oli bekas tersebut mencemari

laut.

Dengan demikian harus dipenuhinya syarat-syarat agar perusahaan pengangkut

limbah memiliki izin operasi, dalam menjalankan usaha jasa dibidang pengangkutan

(25)

BAB IV

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PT.IVO MAS LUBUK GAUNG

DUMAI DENGAN KONSORSIUM PT.TRANS MULTI CARGO &

PT.TENANG JAYA SEJAHTERAH

A.Tanggung Jawab Perusahaan Pengangkut Limbah

Tanggung jawab pada hakekatnya terdiri dari 2(dua) aspek, yaitu tanggung

jawab yang bersifat kewajiban yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya

(responsibility) dan tanggung jawab ganti rugi (liability), yaitu kewajiban untuk

memberi ganti rugi kepada pihak yang dirugikan.58

58

M.Husseyin Umar,Aspek Hukum Tanggung Jawab Dalam Pengangkutan Laut, Makalah pada Seminar Nasional Hukum Pelayaran Tanggal 17-18 Januari 1994 di Jakarta,hlm.1.

Didalam UU No.17 Tahun 2008 mengenai tanggung jawab pengangkut diatur

dalam Pasal 40 sampai dengan Pasal 43. Dalam Pasal 40 Ayat 1 menyatakan bahwa

perusahaan angkutan diperairan bertanggung jawab terhadap keselamatan dan

keamanan penumpang dan atau barang yang diangkutnya, Pasal 40 Ayat 2

menyatakan bahwa perusahaan angkutan diperairan bertanggung jawab terhadap

muatan kapal sesuai dengan jenis dan jumlah yang dinyatakan dalam dokumen

muatan dan/atau perjanjian atau kontrak pengangkutan yang telah disepakati.

Perusahan ekspedisi muatan dikenal dalam perjanjian pengangkutan

barang.Perusahaan ekspedisi muatan digolongkan sebagai subjek hukum pengangkut

karena mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pengirim atau pengangkut atau

(26)

Mengenai pengertian tanggung jawab pengangkut menurut Pasal 468 KUHD

menyatakan :

“Persetujuan pengangkutan mewajibkan si pengangkut untuk menjaga akan

keselamatan barang yang harus diangkutnya, mulai saat diterimanya hingga

saat diserahkannya barang tersebut.”

Menurut ketentuan tersebut dapat dilihat periode tanggung jawab pengangkut

dimulai sejak barang diterima untuk diangkut sampai penyerahannya kepada si

penerima. Di samping itu pengangkut juga mempunyai kewajiban untuk menjaga

keselamatan barang selama periode tersebut.

Selanjutnya dalam Pasal 468 Ayat 2 KUHD menyebutkan bahwa si pengangkut

diwajibkan mengganti segala kerugian, yang disebabkan karena barang tersebut

seluruhnya atau sebagian tidak dapat diserahkannya, atau karena terjadi kerusakan

pada barang.

Menurut KUHD Indonesia, perusahaan ekspedisi muatan adalah perusahaan

yang kegiatan usahanya mencarikan pengangkut barang di darat atau diperairan untuk

kepentingan pengirim. Perusahaan ekspedisi muatan wajib mencatat dalam buku

catatan hariannya sifat, jumlah, dan harga barang yang harus diangkut(Pasal 86

KUHD).Perusahaan ekspedisi muatan harus menjamin pengirim barang dan barang

yang diterimanya tiba dengan baik dengan mengindahkan segala upaya yang dapat

digunakan untuk menyerahkan barang dengan baik(Pasal 87 KUHD).

Dengan adanya perjanjian maka akan timbul hak dan kewajiban bagi pihak

(27)

masing-masing pihak yaitu pengangkut dan pengguna jasa angkutan mempunyai kewajiban

untuk melakukan prestasi.

Seperti yang telah dikatakan didalam bab sebelumnya,kewajibanharus dipenuhi

pihak yang berkewajiban.Kewajiban untuk memberikan sesuatu, melakukan sesuatu,

atau untuk tidak melakukan sesuatu tersebut disebut dengan “prestasi”. Seperti telah

dituliskan dalam Pasal 1234 Kitab Undang-undang Hukum Perdata menyatakan

bahwa:

“Tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu,

atau untuk tidak berbuat sesuatu.”

Dari rumusan tersebut dapat kita ketahui bahwa Kitab Undang-undang Hukum

Perdata membagi jenis prestasi kedalam tiga macam “prestasi” yaitu:

1. Prestasi untuk melakukan sesuatu;

2. Prestasi untuk melakukan atau berbuat sesuatu;

3. Prestasi untuk tidak melakukan sesuatu.59

Selanjutnya dalam uraian sebelumnya juga telah dikatakan bahwa dalam suatu

perikatan terlibat atau terikat dua pihak, yaitu “debitur” dan “kreditur” dimana debitur

adalah pihak yang berkewajiban untuk melaksanakan kewajiban yang telah

ditetapkan pada waktu yang ditentukan pula.Sedangakan kreditur adalah pihak yang

berhak untuk memperoleh yang telah menjadi “prestasi”

59

(28)

Kewajiban untuk melaksanakan prestasi tersebut memiliki dua unsur

penting.Pertama berhubungan dengan persoalan tanggung jawab hukum atas

pelaksanaan prestasi tersebut oleh pihak yang berkewajiban, dalam hal ini pihak yang

berkewajiban untuk melaksanakan prestasi di perjanjian yang telah disepakati adalah

perusahaan pengangkut dimana perusahaan pengangkut limbah itu adalah PT.Trans

Multi Cargo.

Hal kedua berkaitan dengan pertanggungjawaban pemenuhan kewajiban dari

harta kekayaan pihak yang berkewajiban tersebut tanpa memperhatikan siapa pihak

yang berkewajiban untuk memenuhi kewajiban tersebut.60

Didalam perjanjian yang telah disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam

perjanjian tersebut.Dimana PT.Trans Multi Cargo sebagai perusahaan pengangkut

limbah yang diberikan kewajiban untuk melaksanakan kewajiban yang telah

diberikan.Dimana dalam perjanjian tersebut tepatnya pada pasal 3 yaitu “Hak dan Pada umumnya dalam setiap perikatan, pemenuhan prestasi yang berhubungan

dengan kedua hal tersebut terletak di pundak “debitur” dalam hal ini yang menjadi

debitur adalah PT.TransMulti Cargo.Jadi setiap pihak yang berkewajiban untuk

memenuhi perikatan, juga dapat dimintakan pertanggungjawaban untuk memenuhi

kewajiban yang dibebankan padanya berdasarkan pada perjanjian yang disepakati

diantara para pihak. Misalanya dalam perjanjian pengangkutan limbah ini, perusahaan

pengangkut limbah dapat dimintakan pertanggungjawabannya oleh pihak lainnya

yaitu kreditur untuk memenuhi kewajibannya.

60

(29)

Kewajiban Para Pihak”.Dimana PT.Trans Multi Cargo sebagai pihak kedua dalam

perjanjian ini berkewajiban untuk.

“melakukan segala perbuatan, langkah, tindakan dan/atau prakarsa apapun yang

diperlukan untuk memastikan bahwa jasa-jasa yang dilakukan mulai dari

pengangkutan hingga pemanfaatan limbah telah memenuhi persyaratan dan

segala perundang-undangan yang berlaku”.

Perusahaan pengangkutan diperairan juga bertanggung jawab terhadap

keselamatan dan keamanan penumpang dan/atau barang bawaan yang diangkutnya

sejak naik kekapal sampai saat turun dari kapal.Perusahaan pengangkutan di perairan

juga bertanggung jawab terhadap muatan kapal yang sesuai dengan jenis dan jumlah

yang dinyatakan dalam dokumen muatan dan/atau kontrak pengangkutan yang telah

disepakati (Pasal 40).

Tanggung jawab sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 40 dapat timbul

sebagai akibat pengoperasian kapal berupa:

a. Kematian atau lukanya penumpang yang diangkut;

b. Musnah, hilang,atau rusaknya barang yang diangkut;

c. Keterlambatan pengangkutan penumpang dan/atau barang yang diangkut;

atau

d. Kerugian pihak ketiga.

Jika dapat membuktikan bahwa kerugian sebagaimana dimaksud pada butir a-d

bukan disebabkan oleh kesalahannya, perusahaan pengangkutan di perairan dapat

(30)

perairan wajib mengasuransikan tanggung jawabnya dan melaksanakan asuransi

perlindungan dasar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan(Pasal 41)

Seperti halnya dalam perjanjian antara PT.Trans Multi Cargo dan PT.Ivo Mas

Lubuk Gaung Dumai dimana dalam pasal 5 dalam perjanjian ini sebutkan mengenai

aturan mengenai asuransi, dimana bunyi pasal tersebut sebagai berikut :

“PIHAK KEDUA wajib menyediakan asuransi pertanggung jawaban terhadap

pihak ketiga untuk perjanjian kerjasama ini sekurang-kurangnya dalam jumlah yang

disyaratkan oleh undang-undang yang berlaku.”

Dalam pengangkutan barang dimungkinkan terjadinya peristiwa yang dapat

menimbulkan kerugian bagi pemilik atau pengirim barang, kerugian tersebut dapat

berupa berkurangnya jumlah barang, atau hal lain yang menimbulkan kerugian,

kerusakan untuk itu dapat diajukan tuntutan ganti kerugian kepada pengangkut.

Terhadap tuntutan tersebut ada batas-batas tanggung jawab dari

pengangkut.Masa tanggung jawab pengangkut menurut KUHD dimulai sejak

barang-barang diterima hingga saat penyerahan (Pasal 468 KUHD) .

Dokumen pengangkutan merupakan perjanjian antara pengirim atau perusahaan

ekspedisi muatan dengan pengangkut, yang memuat isi yang diperjanjikan antara

pihak-pihak tentang berakhirnya pengangkutan, penggantian kerugian karena telah

(31)

Perusahaan ekspedisi muatan adalah pihak dalam perjanjian pemberian kuasa

(keagenan) yang mengikatkan diri untuk mencari pengangkut bagi kepentingan

pengirim, sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar provisi (imbalan

jasa) kepada perusahaan ekspedisi muatan atas jasanya. Ketentuan tersebut diatas

menggambarkan betapa rumit dan beratnya tanggung jawab perusahaan ekspedisi

muatan sebagi perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa ekspedisi antara pengirim

dan perusahaan ekspedisi muatan.61

Terdapat 2(dua) faktor tanggung jawab, yaitu tanggung jawab secara relatif

mupun secara mutlak.62

1. Tanggung jawab secara relatif

Yaitu kerugian yang tidak dapat dicegah atau dihindarkan secara layak

akibat dari badai/topan yang luar biasa sehingga kapal terkena karang,

kandas dilaut, diluar kekuasaan pengangkut meskipun ia berusaha secara

layak, air laut tetap masuk keruang palka kapal. Karena topan itu menjadi

rusak atau hilang hingga alat mekanisme tidak dapat bekerja lagi. Selain

dari itu, akibat tidak sempurnanya atau tidak memenuhi syarat baik

pengemasannya, pemberian merek dan label sehingga orang yang dengan

cepat, mencukupi kebutuhan waktu mendesak tidak dapat memperlakukan

61

Abdulkadir Muhammad,Hukum Perjanjian di Indonesia,PT.Alumni,Bandung,1986,72.

62

(32)

secara baik terhadap barang itu akibat kurang jelas, kurang tanda/labeling

permintaan barang itu sendiri.

Dalam pasal 10 perjanjian ini disebutkan juga mengenai keadaan kahar seperti

yang disebutkan diatas,keadaan kahar merupakan :

“Setiap sebab yang berada diluar batas kekuasaan para pihak, yang mereka

tidak dapat ramalkan dan menjaga terhadapnya, tidak terbatas pada perang

(dinyatakan atau tidak dinyatakan), permusuhan pembatasan dari penguasa atau

pemberontakan, gangguan sipil, pemogokan, wabah penyakit, kecelakaan,

kebakaran,banjir,angin ribut, penghentian yang dilakukan oleh pegawai,

kemacetan atau tertundanya komunikasi atau disebabkan suatu kodrat Tuhan ,

atau disebabkan tindakan pemerintah, yang diluar kekuasaaan para pihak yang

bersangkutan.”

Dalam hal ini pihak yang mengalami keadaan kahar, diwajibkan

memberitahukan hal tersebut secara tertulis selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja

terhitung sejak terjadinya keadaan kahar tersebut kepada pihak lain.

Perjanjian ini tidak berakhir secara otomatis.Parapihak sepakat untuk

mengadakan suatu pembicaraan untuk menetapkan tindakan-tindakan yang

diperlukan guna mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul sebagai akibat

dari keadaan kahar tersebut, dengan ketentuan bahwa apabila para pihak tidak dapat

(33)

2. Tanggung jawab secara mutlak

Ialah akibat kelalaian pengangkutan yang mempunyai kewajiban mutlak

terhadap tanggung jawab:

a. Perbuatan mereka yang dikerjakan awak kapal dalam pengangkutan

lalai tidak memenuhi kewajiban secara layak, baik disengaja ataupun

tidak, melihara barang muatan sehingga tidak terdapat kerusakan,

kehilangan dan kerugian lainnya.

b. Pengangkut tidak dibenarkan lalai memelihara alat-alat pengangkutan

termasuk segala keperluan selama dalam perjalanan, baik itu disengaja

maupun tidak disengaja bahwa ia patut mengetahui syarat layaklaut

yang disinggung-singgung tersebut diatas yang diperlukan kapal selama

dalam perjalanan.

Dalam perjanjian yang menjadi pembahasan dalam penulisan skripsi ini ada

diatur mengenai batas tanggungjawab dimana dalam pasal 7 perjanjian ini

menuliskan bahwa :

“Dalam hal pencemaran lingkungan yang timbul selama perjanjian ini

berlangsung baik setelah perjanjian ini berakhir sepenuhnya merupakan

tanggung jawab dari PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA dengan ini

melepaskan PIHAK PERTAMA dari segala gugatan dan/atau tuntutan yang

(34)

ditimbulkan dari pencemaran lingkungan yang terjadi atas pengolahan Limbah

B3”

Dengan adanya pasal yang mengatur sendiri tentang batas-batas tanggung

jawab antar pihak, semakin memberikan kejelasan kepada para pihak mengenai

hal-hal yang menjadi beban tanggung jawab masing-masing pihak.

B.Latar Belakang Lahirnya Perjanjian Kerjasama

PT.Trans Multi Cargo telah berdiri sejak tahun 1998 sebagai perusahaan jasa

transportasi, forwarding dan menyediakan jasa pengiriman antar domestik dan luar

negeri.Bermula dari ide bagaimana menjadi bagian dari solusi atas masalah

penanganan limbah B3, dan sejak izin publikasi Kementerian Lingkungan Hidup

Indonesia pada tahun 2005. Perusahaan ini menjadi salah satu perusahaan sebagai

perusahaan yang bergerak dalam bidang mengumpulkan dan mengangkut semua jenis

limbah dari perusahaan di Pulau Batam, Sumatera, Lombok (NTT) dan akan terus

meningkatkan kemampuannya untuk dapat memberikan layanan kepada seluruh

daerah di Indonesia. Untuk memudahkan pelayanannya perusahaan ini memiliki

beberapa cabang di beberapa kota seperti, PekanBaru, Medan, Jakarta dan NTT

(Lombok) dan kantor pusat di Batam, Kepulauan Riau.

Memberikan pelayanan yang terbaik, standarisasi sesuai prosedur dan

peraturan kerja, dan dokumentasi yang sesuai sehingga regulasi limbah industri dapat

ditangani dengan baik, menjaga kepercayaan dan komitmen dengan setiap klien dan

(35)

Untuk melakukan kegiatan pengangkutan di perairan, orang perseorangan

warga negara Indonesia atau badan usaha wajib memiliki izin usaha. Izin usaha

pengangkutan laut diberikan oleh:

a. Bupati/wali kota yang bersangkutan bagi badan usaha yang berdomisili

dalam wilayah kabupaten/kota dan beroperasi pada lintas pelabuhan dalam

wilayah kabupaten/kota;

b. Gubernur provinsi yang bersangkutan bagi badan usaha berdomisili dalam

wilayah provinsi dan beroperasi pada lintas pelabuhan antar

kabupaten/kota dalam wilayah provinsi; atau

c. Menteri bagi badan usaha yang melakukan kegiatan pada lintas labuhan

antar provinsi dan internasional.63

Berikut adalah Dokumen Legal yang dimiliki oleh PT. Trans Multi Cargo :

1. Surat Keterangan Domisili Usaha

No : 120/DOM/517BK/VII/2009

2. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

No : HK.501/B.28/KW.IV

3. Surat Tanda Daftar Perusahaan

No : 041015205835

63

(36)

4. Surat Izin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi (SIUJPT)

Nomor : 552/DPHB-KBD.2/5187 dari Dinas Perhubungan Prov.Riau.

5. Surat Keterangan Terdaftar (SKT Migas )

No.Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun Dari Dir.Jenderal Minyak dan

Gas Bumi,Jakarta ; No. 0713/SKT-02/DMT/2015

6. Surat Rekomendasi dari Kementrian Lingkungan Hidup RI

No : B–2474/Dep.IV/ LH/PDAL/03/2015

7. Surat Keputusan Dir.Jen.Perhubungan Darat

No SK: 544 / AJ.309 / DJPD / 2015 / 210050120BB

Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan bahwa pengangkutan pada

pengangkutan perairan adalah perusahaan pengangkutan perairan dengan

menggunakan kapal yang mendapat izin operasi dari pemerintah, dengan memungut

bayaran.

PT.Trans Multi Cargo memiliki visi dan misi sebagai badan usaha yang

bergerak dalam bidang pengangkutan serta pengelolaan limbah, perusahaan ini ikut

berpartisipasi dalam melestarikan lingkungan hidup Indonesia menjaga sehat dan

nyaman dengan menyediakan jasa transportasi dan pengelolaan semua jenis limbah

dari kawasan industri, fabrikasi-fabrikasi sampai limbah dapat dimanfaatkan kembali

(37)

Memberikan pelayanan yang terbaik, standarisasi sesuai prosedur dan

peraturan kerja, dan dokumentasi yang sesuai sehingga regulasi limbah industri dapat

ditangani dengan baik, menjaga kepercayaan dan komitmen dengan setiap klien dan

mitra untuk perusahaan mitra.

Dalam setiap perusahaan atau badan usaha yang sudah berbadan hukum harus

memiliki struktur organisasi, apakah struktur organisasi ini besar atau kecil. Struktur

organisasi dapat mengelompokkan dan mengatur orang-orang untuk dapat digerakkan

sebagai satu kesatuan, sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan demi menuju

tercapainya tujuan.

Struktur Organisasi yang baik dapat membantu para pekerja melakukan

pekerjaannya dengan baik. Sehingga ada pembagian tugas dan wewenang secara jelas

dan terstruktur, sehingga mereka yang telah mendapatkan tanggung jawab di posisi

yang telah ditetapkan memiliki beban tanggung jawab untuk dapat melaksanakan

tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik dan maksimal.

Berikut merupakan bagan struktur organisasi dari PT.Trans Multi Cargo

sebagai perusahaan yang sudah berdiri sejak lama, dan harus terus menjaga

eksistensinya, tentu perusahaan ini memilih orang-orang terbaik yang pantas untuk

(38)

Struktur Organisasi PT. TRANS MULTI CARGO - BATAM

Melihat kepada latar belakang perusahaan ini dapat menjadi suatu alasan atau

menjadi suatu dasar yang melatarbelakangi lahirnya perjanjian ini.Karena kerjasama

perjanjian ini lahir berdasarkan kesepakatan untuk melakukan kerjasama.Disamping

memang kedua perusahaan ini saling membutuhkan.Dimana PT.Ivo Mas Lubuk

Gaung Dumai membutuhkan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengangkutan

serta pengelolaan limbah yang dihasilkan dari PT.Ivo Mas Lubuk Gaung

Dumai.Disisi lain PT.Trans Multi Cargo membutuhkan partner kerja yang cocok

(39)

C. Kedudukan Para Pihak Dalam Perjanjian

Sebagaimana lazimnya dalam suatu hubungan hukum khususnya dalam hal

perjanjian, maka sudah tentu pihak/subjek hukum yang melaksanakan perjanjian

dimaksud adalah suatu hal yang keberadaanya tidak dapat dikesampingkan begitu

saja. Para pihak dalam hal ini biasa disebut dengan subjek perjanjian.Subjek hukum

lazimnya dibagi atas manusia dan badan hukum. Manusia dan badan hukum inilah

yang menjadi pendukung hak dan kewajiban dalam kaitannya dengan perjanjian

yang dilaksanakan.

Pada penjelasan diatas telah dikatakan bahwa setiap kewajiban atau prestasi

untuk melaksanakan sesuatu adalah juga utang yang harus dipenuhi oleh pihak yang

memiliki kewajiban, atau prestasi tersebut.Kewajiban, prestasi atau utang tersebut

dijamin pemenuhannya oleh harta kekayaan pihak yang berkewajiban tersebut.

Karena itu maka pihak yang berkewajiban sering kali disebut dengan nama pihak

yang berutang, atau disebut debitur.

Dalam setiap hubungan yang melibatkan dua orang atau lebih, keberadaan

pihak yang berkewajiban untuk melakukan prestasi atau debitur pada satu sisi, pada

pihak lain yang berhak atas prestasi yang wajib dipenuhi debitur.

Subjek hukum adalah pendukung kewajiban dan hak. Dalam hubungan hukum

pengangkutan, yaitu pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam proses

perjanjian sebagai pihak dalam perjanjian pengangkutan. Mereka terdiri atas :

a. Pihak pengangkut;

(40)

c. Pihak pengirim;

d. Pihak penerima kiriman.

Selain itu, ada pula pihak-pihak yang berkepentingan dengan pengangkutan

sebagi perusahaan penunjang pengangkutan. Mereka itu adalah :

a. Perusahaan ekspedisi muatan;

b. Perusahaan agen perjalanan;

c. Perusahaan agen pelayaran;

d. Perusahaan bongkar muat.

Subjek hukum pengangkutan dapat berstatus badan hukum, persekutuan bukan

badan hukum, atau perseorangan.Pihak penumpang selalu berstatus perseorangan,

sedangkan pihak penerima kiriman dapat berstatus perseorangan atau

perusahaan.Pihak-pihak lainnya yang berkepentingan dengan pengangkutan selalu

berstatus perusahaan badan hukum atau persekutuan bukan badan hukum.64

a. Pengangkut

Pihak-pihak dalam perjanjian pengangkutan adalah mereka yang secara

langsung terikat memenuhi kewajiban dan memperoleh hak dalam perjanjian

pengangkutan. Mereka adalah pihak :

Berkewajiban utama menyelanggarakan pengangkutan dan berhak atas

biaya pengangkutan.

64

(41)

b. Pengirim

Berkewajiban utama membayar biaya pengangkutan dan berhak atas

pelayanan pengangkutan.

Istilah pengirim tidak dijumpai dalam UU No 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran.Perusahaan pengangkutan diperairan wajib mengangkut penumpang

dan/atau barang terutama pengangkutan pos yang disepakati dalam perjanjian

pengangkutan perairan.

Karcis penumpang dan dokumen muatan merupakan tanda bukti sudah terjadi

perjanjian pengangkutan perairan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan,

pengirim barang dalam Undang-Undang Pelayaran Indonesia adalah:

a. Pihak dalam perjanjian yang berstatus sebagai pemilik barang, atau orang

yang bertindak atas nama pemilik barang, atau sebagai penjual;

b. Membayar biaya pengangkutan;

c. Pemegang dokumen pengangkutan barang.65

Ada juga yang mereka secara tidak langsung terikat pada perjanjian

pengangkutan, tetapi bukan pihak dalam perjanjian pengangkutan, melainkan

bertindak atas nama atau untuk kepentingan pihak lain, seperti:

a. Perusahaan ekspedisi muatan;

b. Perusahaan agen perjalanan;

65

(42)

c. Perusahaan agen bongkar muat;

d. Perusahaan pergudangan atau karena memperoleh hak dalam perjanjian

pengangkutan; dan

e. Penerima kiriman.

Mereka menjalankan perusahaan dibidang jasa pelayanan yang menunjang

kegiatan perusahaan pengangkutan. Pihak yang bertindak atas nama pengirim, seperti

perusahaan ekspedisi muatan; penerima kiriman; dan pihak yang bertindak atas nama

pengangkut, seperti perusahaan keagenan dan perusahaan pergudangan.

Dilihat dari pihak dalam perjanjian pengangkutan, pengangkut adalah pihak

yang mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan orang(penumpang),

singkatnya pengangkut adalah penyelenggara pengangkutan. Dilihat dari sisi

statusnya sebagai pengangkut dapat dikelompokkna menjadi 4 jenis, yaitu:

a. Perusahaan pengangkutan kereta api;

b. Perusahaan pengangkutan jalan:

c. Perusahaan pengangkutan perairan;

d. Perusahaan pengangkutan udara.

Dilihat dari sisi kepemilikan badan usaha, pengangkut dapat dikelompokkan

dalam tiga jenis, yaitu:

a. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Ada yang berbentuk perusahaan perseroan (Persero), contohnya PT.Kereta

(43)

PT Pelayaran Nusantara Indonesia (Persero). Ada juga yang berbentuk

Perusahaan Umum (Perum) contohnya Perum DAMRI.

b. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)

Umumnya berbentuk badan hukum perseroan terbatas, contohnya

PT.Sriwijaya Airlines, PT Lion Airlines, sedangkan yang berbentuk badan

hukum koperasi, contohnya Taksi Kopti Jaya.Akan tetapi, ada juga yang

berbentuk persekutan bukan badan hukum CV, contohnya CV Titipan Kilat.

c. Badan Usaha Milik Perseorangan

Contohnya PO Putra Remaja.66

1. PT. Trans Multi Cargo

Sebagaimana halnya dalam suatu hubungan hukum, khusunya suatu perjanjian

maka sudah tentu pihak/subjek hukum yang melaksanakan perjanjian dimaksud

adalah suatu hal yang keberadaaanya tidak dapat dikesempingkan begitu saja.Para

pihak dalam hal ini bisa disebut sebagai subjek perjanjian sebagaimana subjek hukum

dibagi atas manusia dan badan hukum.Manusia dan badan hukum inilah yang

menjadi pendukung hak dan kewajiban dalam kaitannya dengan perjanjian yang

dilaksanakan.

Dalam kaitannya dengan skripsi ini , maka para pihak yang terkait adalah

sebagai berikut :

Sebuah Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan Hukum Republik

Indonesia, berkedudukan di Batam beralamat dijalan Komp.Ruko Duta Mas

66

(44)

BlokH No.11 B Batam Center, Batam.Dalam hal ini diwakili oleh bapak

Ronald R Siregar dalam jabatannya sebagai Direktur. Mengenai profil dan

sejarah berdirinya perusahaan ini telah dibahas di bab sebelumnya.

2. PT. Tenang Jaya Sejahterah

Sebuah Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Republik

Indonesia, berkedudukan dijalan Raya Madani Ds.Maga Karya Teluk

Jambe Barat, Karawang.Dalam hal ini diwakili oleh Tulus Widodo dalam

jabatannya selaku Direktur.PT.Tenang Jaya Sejahtera didirikan pada tahun

2008 oleh putra putri terbaik bangsa Indonesia. Perusahaan ini bergerak

dalam bidang industri Jasa Pengangkutan dan Pengumpulan serta

Pengelolaan (Pengolahan dan Pemanfaatan) Limbah Bahan Berbahaya Dan

Beracun (Limbah B3) yang telah mempunyai ijin dari Kementerian Negara

Lingkungan Hidup (KLH) maupun Ijin dari Instansi lainnya.

Didalam melakukan kegiatan usahanya, dimulai dari pembersihan,

pengangkutan, pengumpulan serta pengelolaan dilakukan sesuai dengan

kaidah yang telah diatur. Selain itu perusahaan ini bergerak dalam hal

pembuatan batako,dan kertas low grade sebagai komoditi dari hasil

pengolahan material limbah B3 tersebut yang telah melalui proses

pengolahan (treatment).67

3. PT. Ivo Mas Lubuk Gaung Dumai

67

(45)

Sebuah Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Republik

Indonesia, berkedudukan di Jakarta Pusat dalam hal ini diwakili oleh Dr.Ing

Gianto Wijaja dan Ertin Tanuwandi, dalam jabatan mereka masing-masing

selaku Direktur PT.Ivo Mas Tunggal.PT Ivo Mas Tunggal merupakan

anggota dari Grup Sinarmas perusahaan dan Golden Agri Resources

Ltd,adalah sebuah perusahaan kelapa sawit milik swasta . Perusahaan dan

anak itu memiliki total lahan yang ditanami sekitar 87.000 Ha. Meliputi inti

dan plasma perkebunan , dan terletak di Provinsi Riau saat ini, perusahaan

dan anak perusahaan mengoperasikan 8 CPO (Crude Palm Oil) perusahaan

berkomitmen untuk menerapkan praktek-praktek berkelanjutan di daerah

operasinya terutama di perkebunan dan pabrik.Sejak RSPO dirilis prinsip

dan kriteria untuk produksi kelapa sawit berkelanjutan pada bulan

November 2005 , perusahaan telah berusaha untuk melakukan self

assessment disebut sebagai RSPO Analisis Gap dan membuat banyak

perbaikan sesuai dengan kriteria berkelanjutan.68

68

Round Table On Sustainable Palm Oil, diakses dari

Dalam perjanjian ini PT.Ivo Mas Lubuk Gaung Dumai disebutkan sebagai

Pihak Pertama , selanjutnya PT.Trans Multi Cargo Konsorsium PT.Tenang Jaya

Sejahterah disebut sebagai Pihak Kedua dalam perjanjian ini.

(46)

Untuk mengetahui bagaimana proses pengangkutan limbah B3 .bagan dibawah

ini merupakan gambaran umum tentang proses pengangkutan limbah B3 di PT.Trans

Multi Cargo ;

Bagan Proses Pengangkutan LimbahB3

INPUT :IZIN MUAT LIMBAH, MANIFEST, FOTO KEMASAN

SURVEY SYAHBANDAR

PREPARATION : ALAT ANGKUT DARAT & LAUT, JADWAL, KONDISI LAPANGAN, KONDISI CARGO, KEMASAN

INPUT :MANIFEST LIMBAH, INVOICE, BAP SERAH TERIMA LIMBAH DARI PENGHASIL

OUTPUT : IZIN MUAT LIMBAH

OUTPUT : IZIN ANGKUT LIMBAH B3, DAN SIB PENANDATANGAN MOU& SPK KELUAR

MULAI: PENGHASIL LIMBAH B3

(47)

INPUT : BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG, IZIN ANGKUT B3 SYAHBANDAR

PROSES PENGANGKUTAN KE BATAM

OUTPUT : BAP BONGKAR , TRANSHIPMEN DARI

BAPEDAL BATAM INPUT : BAP BAPEDAL, DOKUMEN KAPAL, IZIN

ANGKUT B3 SYAHBANDAR

IZIN BONGKAR B3 DARI SYAHBANDAR BATAM

MANIFEST, INVOICE , BAP KE BEA

CUKAI OUTPUT :

SPP DAN BUKTI PAJAK

PROSES PEGANGKUTAN BY CONTAINER MENUJU PERUSAHAAN PEMANFAAT /

PEMUSNAH JALUR DARAT INPUT : MANIFEST, INVOICE, P.LIST

PROSES PEMANFAATAN / PEMUSNAHAN LIMBAH B3 DI

PERUSAHAAN TUJUAN

OUTPUT : SERTIFIKAT PEMANFAAT / PEMUSNAHAN LIMBAH B3, DAN PENANADATANGANAN SERTIFIKAT

PROSES LAPORAN DENGAN PENYERAHAN SERTIFIKAT DAN MANIFEST LEMBAR KE-7 KEPADA

PERUSAHAAN PENGHASIL

(48)

Secara teoritis dapat disebutkan bahwa perjanjian lahir pada saat tercapainya

kesepakatan, lahir pada saat diterimanya suatu penawaran.Setelah mengetahui tentang

latar belakang lahirnya perjanjian ini, yang mana perjanjian ini lahir karena

kebutuhan masing-masing pihak, dimana PT.Ivo Mas Lubuk Gaung Dumai sebagai

perusahaan yang menghasilkan limbah membutuhkan peran dari PT.Trans Multi

Cargo yang bergerak dalam bidang pengangkutan limbah.

Perjanjian yang lahir dari suatu hubungan saling membutuhkan baik adanya.

Karena dengan begitu masing pihak sadar betul mengenai hubungan

masing-masing pihak yang saling membutuhkan satu sama lainnya, dengan begitu para pihak

akan melakukan segala upaya yang terbaik untuk melaksanakan perjanjian tersebut,

guna menjaga hubungan yang berkelanjutan.

Kedudukan para pihak dalam kaitannya dengan perjanjian yang mereka

sepakati pada hakekatnya adalah setara, dimana masing-masing pihak memiliki

kedudukan yang tidak lebih tinggi dari pada pihak lainnya, yang membedakan

keduanya selain pada kedudukan sebagai kreditur dan debitur juga pada tanggung

jawab yang lebih dibebankan kepada pihak pengangkut dimana pihak pengangkut

yaitu PT.Trans Multi Cargo sebagai debitur memiliki tanggung jawab lebih untuk

dapat melaksanakan prestasi yang telah disepakati. Meskipun PT.Ivo Mas Lubuk

Gaung Dumai juga memiliki tanggung jawab dalam perjanjian ini, namun melihat

kepada isi dari perjanjian ini tanggung jawab PT.Ivo Mas Lubuk Gaung Dumai tidak

(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari judul “AspekHukumPerjanjianKerjasamaPengangkutanLimbah B3

(FlyAsh) Pada Perusahaan Pengangkutan (StudiPerjanjianKerjasama PT. Trans Multi

Cargo Dan PT.Ivo Mas) akan disimpulkan beberapa kesimpulan setelah melakukan

pembahasan terhadap permasalahan yang diangkat pada skripsi ini sebagai berikut :

1. Dalam hal perjanjian ini yang menjadi debitur adalah PT.TransMulti

Cargo. Jadi setiap pihak yang berkewajiban untuk memenuhi perikatan,

juga dapat dimintakan pertanggungjawaban untuk memenuhi kewajiban

yang dibebankan padanya berdasarkan pada perjanjian yang disepakati

diantara para pihak. Misalanya dalam perjanjian pengangkutan limbah

ini, perusahaan pengangkut limbah dapat dimintakan

pertanggungjawabannya oleh pihak lainnya yaitu kreditur untuk

memenuhi kewajibannya.

Didalam perjanjian yang telah disepakati oleh pihak-pihak yang terkait

dalam perjanjian tersebut.Dimana PT.Trans Multi Cargo sebagai

perusahaan pengangkut limbah yang diberikan kewajiban untuk

melaksanakan kewajiban yang telah diberikan. Dalam perjanjian

tersebut tepatnya pada pasal 3 yaitu “Hak dan Kewajiban Para

Pihak”.Dimana PT.Trans Multi Cargo sebagai pihak kedua dalam

(50)

“Melakukan segala perbuatan, langkah, tindakan dan/atau prakarsa

apapun yang diperlukan untuk memastikan bahwa jasa-jasa yang

dilakukan mulai dari pengangkutan hingga pemanfaatan limbah

telah memenuhi persyaratan dan segala perundang-undangan yang

berlaku”.

Dengan begitu jelas bahwa PT.Trans Multi Cargo sebagai perusahaan

pengangkut limbah b3 memiliki tanggung jawab untuk melakukan

segala perbuatan , tindakan yang diperlukan telah memenuhi syarat dan

sesuai dengan perundang-undangan.

2. Latar belakang lahirnya perjanjian kerjasama ini berdasarkan

kesepakatan untuk melakukan kerjasama. Disamping memang kedua

perusahaan ini saling membutuhkan. Dimana PT.Ivo Mas Lubuk Gaung

Dumai membutuhkan perusahaan yang bergerak dalam bidang

pengangkutan serta pengelolaan limbah yang dihasilkan dari PT.Ivo

Mas Lubuk Gaung Dumai. Disisi lain PT.Trans Multi Cargo

membutuhkan partner kerja yang cocok dalam bidang usaha yang

dijalankan. Sehingga menjadi satu alasan yang menjadi latar belakang

lahirnya perjanjian ini adalah karena simbiosis mutualisme dimana

PT.Ivo Mas Lubuk Gaung Dumai diuntungkan dengan hadirnya

PT.Trans Multi Cargo sebagai perusahaan pengangkut limbah b3.Dan

disisi lain PT.Trans Multi Cargo mendapatkanpartner kerja yang cocok

(51)

3. Kedudukan para pihak dalam kaitannya dengan perjanjian yang mereka

sepakati pada hakekatnya adalah setara, dimana masing-masing pihak

memiliki kedudukan yang tidak lebih tinggi dari pada pihak lainnya,

yang membedakan keduanya selain pada kedudukan sebagai kerditur

dan debitur juga pada tanggung jawab yang lebih dibebankan kepada

pihak pengangkut dimana pihak pengangkut yaitu PT.Trans Multi Cargo

sebagai debitur memiliki tanggung jawab lebih untuk dapat

melaksanakan prestasi yang telah disepakati. Meskipun PT.Ivo Mas

Lubuk Gaung Dumai juga memiliki tanggung jawab dalam perjanjian

ini, namun melihat kepada isi dari perjanjian ini tanggung jawab PT.Ivo

Mas Lubuk Gaung Dumai tidak lebih besar dari tanggung jawab

PT.Trans Multi Cargo.

B. Saran

Dalam kaitannya dengan perjanjian kerjasama antara PT.Ivo Mas Lubuk Gaung

Dumai dengan PT.Trans Multi Cargo konsorsium PT.Tenang Jaya Sejahterah, penulis

dapat memberikan saran sebagai berikut :

a. Agar disusun kembali peraturan perundang-undangan yang mengatur

secara tegas dan terperinci mengenai pengangkutan limbah khusunya

limbah b3. Yang mana kiranya peraturan perundang-undangan yang akan

disusun tersebut harus disesuaikan dengan keadaan sekarang ini.

b. Bahwa kiranya dalam penyusunan perjanjian hendaknya dibuat secara

(52)

c. Bahwa agar terciptanya kepastian hukum maka perjanjian tersebut harus

dibuat di atas dan dibubuhi materai dan dibuat dengan akte notaris.

Dengan kata lain bahwa penggunaan bentuk, wujud dan format

tertentu(yang dikehendaki para pihak atau disyaratkan oleh hukum positif)

agar kontrak perjanjian memiliki kekuatan mengikat secara hukum harus

diperhatikan demi terwujudnya kepastian hukum dalam arti luas.

d. Bahwa harus diperhatikan lebih jelas lagi mengenai bagaimana penulisan

dari satu kontrak perjanjian agar tidak terjadi kesalahpahaman dikemudian

(53)

Dalam buku III kitab undang-undang hukum perdata yang berisi tentang

pengaturan mengenai perikatan.Pada pasal 1233 kitab undang-undang hukum perdata

bahwa tiap-tiap perikatan dilahirkan baik karena persetujuan,baik karena

undang-undang.BW (K.U.H. Perdata) sebagai undang-undang mulai berlaku atau diumumkan

secara resmi pada tanggal 30 April 1847 (St. No.23/1847).Dari tahun

pengundangannya jelas dapat kita ketahui,BW yang dalam Buku III mengatur Hukum

Perjanjian adalah undang-undang produk kolonial Belanda8

A.Pengertian Perjanjian

Untuk mengetahui arti sebenarnya dari suatu perjanjian tidaklah mudah karena

banyak pendapat para ahli-ahli hukum didalam memberikan rumusan perjanjian

tersebut.Dengan adanya berbagai pendapat tentang rumusan dari perjanjian

tersebut.Penulis merasa perlu memberikan beberapa pengertian perjanjian menurut

para sarjana.

Buku III KUH Perdata bebicara tentang perikatan (Van Verbibtenissen) yang

memiliki sifat terbuka artinya isinya dapat ditentukan oleh para pihak dengan

8

(54)

beberapa syarat yaitu tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan

undang-undang.9

Menurut Prof.Dr.Wrijono Prodjodikoro Perjanjian adalah : “Sebagai suatu

perhubungan hukum mengenai harta benda antara dua pihak, dalam mana suatu pihak

berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan suatu hal, sedang pihak lain berhak

menuntut janji itu.”10

Menurut Abdul Kadir Muhammad, SH. Bahwa : “Perjanjian adalah suatu

perjanjian dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk saling

melaksanakan sesuatu hal dalam lapangan harta kekayaan.”11

Menurut M. Yahya Harahap,SH ,perjanjian atau Verbintenis mengandung

pengertian: “Suatu hubungan Hukum kekayaan/harta benda antara dua orang atau

lebih, yang memberi kekuatan hak pada satu pihak untuk memperoleh prestasi dan

sekaligus mewajibkan pada pihak lain untuk menunaikan prestasi. 12

9

Handri Raharjo,Hukum Perjanjian di Indonesia,Pustaka Yustisia,Yogyakarta,2009,hlm 39.

10

Wirjono Prodjodikoro, Azas-azas hukum perjanjian, Mandar Maju, Bandung, 2000, hlm 7

11

Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perjanjian,PT.Alumni, Bandung, 1986, hlm 78

12

M.Yahya Harahap, Op.Cit.,hlm.6.

Secara harafiah kata “verbintenis”yang merupakan pengambilalihan dari kata

“obligation” dalam Code Civil Perancis dengan demikian berarti perikatan adalah

(55)

Dengan demikian berarti perikatan adalah kewajiban pada salah satu pihak

dalam hubungan hukum perikatan tersebut.Kitab Undang-undang Hukum Perdata

tidak memberikan rumusan, definisi, maupun arti istilah “perikatan”.Diawali dengan

ketentuan pasal 1233, yang menyatakan bahwa.“Tiap-tiap perikatan dilahirkan baik

karena undang-undang”, ditegaskan bahwa setiap kewajiban perdata dapat terjadi

karena dikehendaki oleh pihak-pihak yang terkait dalam perikatan yang secara

sengaja dibuat oleh mereka, ataupun karena ditentukan oleh peraturan

perundang-undangan yang berlaku.13

Oleh karena itu prestasi dapat dirumuskan secara luas sebagai “sesuatu yang

diberikan, dijanjikan, atau dilakukan secara timbal balik.Perbuatan, sikap tidak Dari beberapa pengertian perjanjian yang telah dikemukakan diatas dapat

disimpulkan bahwa wujud pengertian perjanjian itu sendiri yaitu, hubungan hukum

antara dua orang atau lebih yang memberi hak pada satu pihak dan kewajiban dipihak

lain untuk memenuhi suatu hal (prestasi) yang telah disepakati.

Perjanjian harus menjadi perbuatan kedua belah pihak, tiap-tiap pihak yang

berjanji untuk mematuhi prestasi kepada pihak lainnya, begitupula pihak lainnya

harus memperoleh pemenuhan prestasi yang telah dijanjikan oleh pihak lainnya itu.

13

(56)

berbuat, atau janji dari masing-masing pihak adalah harga bagi janji yang telah dibeli

oleh pihak lainnya itu.”14

Adapun bunyi dari pasal 1313 KUH Perdata tersebut adalah sebagai berikut :

“Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih

mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.

Prestasi ini adalah “objek” tanpa prestasi hubungan hukum yang dilakukan

tidak mempunyai arti apa-apa bagi hukum perjanjian.Prestasi harus berwujud dan

mempunyai nilai; jika tidak demikian, maka tidak ada perjanjian.

Dari pengertian yang telah dikemukakan para sarjana di atas, maka dalam buku

III kitab undang-undang hukum perdata terdapat rumusan tentang perjanjian itu, yang

diatur dalam pasal 1313 KUH Perdata

15

1. Didalam KUH Perdata disebutkan “Merupakan perbuatan” menurut handri

raharjo makna ini terlalu luas, seharusnya dipersempit dengan “Merupakan

perbuatan hukum”

Namun menurut Handri Raharjo ada beberapa kelemahan dalam definisi

perjanjian menurut KUH Perdata tersebut diantara nya:

14

Ibid.,hlm.99.

15

(57)

2. Dari pengertian diatas juga ditemukan “Yang mengikatkan dirinya hanya 1

pihak , hal tersebut kurang lengkap sehingga bisa disebut perjanjian

sepihak, seharusnya “saling mengikatkan diri”.

3. Apa yang menjadi tujuan tidak jelas, seharusnya diperjelas.

Penyempurnaan terhadap definisi perjanjian menurut Handri Raharjo adalah :

“Suatau hubungan hukum dibidang harta kekayaan yang didasari kata sepakat

antara subjek hukum yang satu dengan yang lain, dan diantara mereka(para

pihak/subjek hukum) saling mengikatkan dirinya sehingga subjek hukum yang

satu berhak atas prestasi dan begitu juga subjek hukum lainnya berkewajiban

untuk melaksanakan prestasinya sesuai dengan kesepakatan yang telah

disepakati para pihak tersebut serta menimbulkan akibat hukum.” 16

Dari rumusan itu dapat kita ketahui ada dua pihak dalam suatu perikatan, yaitu

pihak yang berhak dan pihak yang berkewajiban.Pihak yang berhak dinamakan pihak

berpiutang atau “kreditur”, sedangkan pihak yang wajib memenuhi tuntutan

dinamakan pihak berhutang atau “debitur”.Dalam hal ini kedua belah pihak memiliki

hubungan hukum dengan arti jika pihak debitur tidak melakukan kewajibannya untuk

memenuhi hak kreditur, maka pihak kreditur dapat melakukan tuntutan kepada pihak

debitur. Dengan kata lain bahwa perikatan adalah suatu hubungan hukum untuk

16

(58)

memenuhi suatu prestasi, prestasi adalah suatu hal tertentu yang patut dipenuhi

menurut undang-undang.

Menurut pasal 1338 KUH Perdata: semua persetujuan yang dibuat secara sah

berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.

Dengan begitu segala sesuatu yang telah dibuat didalam suatu persetujuan

berlaku sebagai suatu undang-undang atau aturan bagi para pihak yang turut sepakat

dalam penyusunan perjanjian tersebut.Dengan berlakunya segala sesuatu tersebut

sebagai suatu undang-undang maka apabila ada pihak yang melakukan suatu hal

sebagaimana dilarang didalam suatu perjanjian, pihak lainnya dapat melakukan

penuntutan untuk mendapatkan pertanggungjawaban atas hal tersebut.

Persetujuan yang telah disepakati tersebut tidak dapat ditarik kembali selain

dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh

undang-undang dinyatakan cukup untuk itu.Dan tentunya persetujuan yang telah disepakati

tersebut harus dilaksanakan dengan itikad baik, sebagaimana diatur dalam pasal 1338

kitab undang-undang hukum perdata.

Suatu perjanjian adalah semata-mata suatu persetujuan yang diakui oleh

hukum.Persetujuan ini merupakan kepentingan yang pokok dalam dunia usaha, dan

menjadi dasar dari kebanyakan transaksi dagang, seperti jual beli barang, tanah,

(59)

Oleh karena itu hubungan hukum dalam perjanjian, bukan suatu hubungan yang

bisa timbul dengan sendirinya.Hubungan tersebut timbul karena adanya “tindakan

hukum”.Tindakan hukum yang dilakukan oleh pihak-pihak yang menimbulkan

hubungan hukum perjanjian, sehingga terhadap satu pihak diberi hak oleh pihak yang

lain untuk memperoleh prestasi. Sedangkan pihak yang lain berkewajiban untuk

melaksanakan prestasi.

Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa prestasi adalah sebuah “objek”

dan kreditur berhak atas prestasi yang diperjanjikan dan debitur wajib melaksanakan

prestasi tersebut. Jika demikian inti dari suatu perjanjian tiada lain adal

Gambar

Gambar 1.2 Pekerjaan Pengangkutan Limbah kedalam karung
Gambar 1.3 Pekerjaan Pengangkutan Limbah kedalam truk pengangkut
Gambar 1.4Limbah Dalam Peti Kemas (Container)

Referensi

Dokumen terkait

Pendidik sebagai profesi memiliki aturan, sistem kerja, tujuan, dan kualifikasi- kualifikasi yang sudah ditentukan oleh sistem pendidikan” (UU RI NOMOR 20, 2003: 3).

Akan tetapi, Application Programming Interface (API) Siamik hanya mendukung secara penuh pada platform Android saja. Android dipilih sebagai platform pertama karena

didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas pendidikan dari sudut pandang proses kerjasama antar manusia dalam mengembangkan potensi peserta didik melalui

Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Daerah Kabupaten Asahan 2011. Universitas

The analyst(s) named in this report certifies that all of the views expressed by the analyst(s) in this report reflect the personal views of the analyst(s) with regard to any and

Ada tiga fokus terbagi dalam beberapa sub fokusyang perlu dijawab dalam penelitian ini yakni; (1) tipologi kepemimpinan, yang terdiri dari: (a) perspektif

Hasil penelitian ini menunjukkan sistem penataan arsip sudah berjalan dengan baik ,bidang Catatan Sipil Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Tebing Tinggi menggunakan

The analyst(s) named in this report certifies that all of the views expressed by the analyst(s) in this report reflect the personal views of the analyst(s) with regard to any and