• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL DENGAN KETAHANAN NASIONAL SISWA KELAS X DI SMK N 4 BANDAR LAMPUNGTAHUN AJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL DENGAN KETAHANAN NASIONAL SISWA KELAS X DI SMK N 4 BANDAR LAMPUNGTAHUN AJARAN 2011/2012"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG SEJARAH

PERGERAKAN NASIONAL DENGAN KETAHANAN NASIONAL SISWA KELAS X DI SMK N 4

BANDAR LAMPUNGTAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh Aan Budianto

Pendidikan menjadi elemen penting bagi ketahanan nasional bangsa untuk menanggulangi segala bentuk hambatan, ancaman dan gangguan yang datang baik dari luar maupun dari dalam. Ancaman saat ini yang terasa begitu nyata dikalangan pelajar adalah sikap dan rasa nasionalisme yang semakin menipis. Sejarah pergerakan nasional merupakan suatu pelajaran ilmu pengetahuan sosial yang memaparkan tentang bagaimana pemuda pada awal abad XX mampu berjuang dengan jalur dan strategi yang berbeda dari masa sebelumnya. Dengan mempelajari materi sejarah pergerakan nasional diharapkan dapat meningkatkan nasionalisme pada siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan pemahaman siswa tentang Sejarah pergerakan nasional dengan ketahanan nasional siswa kelas X di SMK Negeri 4 Bandar lampung tahun ajaran 2011/2012.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan ex post factodansurvey. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 4 bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 404 orang siswa, dan besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 81 orang siswa.

Penelitian yang dilakukan ini adalah merupakan penelitian sampel. Untuk mengetahui apakah sampel terdistribusi secara normal atau tidak, dilakukan uji coba normalitas sampel dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat. Hasil pengujian normalitas sampel dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat bahwa data tidak terdistribusi secara normal, oleh karena itu digunakan uji nonparametrik untuk analisisnya.

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Balerejo Kec, Kalirejo Lampung Tengah Provinsi Lampung, 14 Juli 1989. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Musiman dan Ibu Siti Royanah

Pendidikan formal yang ditempuh penulis dimulai dari Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Balerejo, lulus pada tahun 2001. Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Kalirejo, lulus tahun 2004. Sekolah Menengah Pertama di SMAN 1 Kalirejo dan lulus pada tahun 2007.

Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

(4)
(5)

Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada

kemudahan.

(QS Al Insyiroh : 6)

Jangan menunggu hidupmu bahagia lalu kau tersenyum.

Tapi...

Tersenyumlah agar hidupmu bahagia.

Dan ketika kau tak mampu membuatnya tersenyum,

maka jangan pernah membuatnya bersedih.

(6)

Halaman

DAFTAR ISI Daftar Tabel Daftar Lampiran

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Analisis Masalah ... 5

1. Identifikasi Masalah ... 5

2. Pembatasan Masalah ... 6

3. Rumusan Masalah ... 6

4. Tujuan Penelitian ... 6

5. Kegunaan Penelitian... 6

6. Ruang Lingkup Penelitian... 7

II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. A.1 Tinjauan Pustaka ... 8

1. Konsep pemahaman siswa tentang sejarah pergerakan nasional Indonesia ... 8

2. Konsep ketahan nasional siswa di sekolah... 15

B. Kerangka Pikir... 18

C. Teknik Sampling ... 23

D. Variabel Penelitian ... 25

E. Definisi Operasional Variabel ... 25

F. Teknik Pengumpulan Data... 28

G. Uji Persyaratan Instrumen... 29

H. Syarat Pengujian Statistik Parametrik ... 31

(7)

2. Visi SMK Negeri 4 Bandar Lampung... 37

3. Misi SMK Negeri 4 Bandar Lampung ... 38

4. Tujuan Sekolah... 38

B. Gambaran Umum Responden ... 38

C. Uji Persyaratan Instrumen dan Analisis Data... 38

1. Uji Validitas ... 38

2. Uji Reliabilitas... 41

D. Deskripsi Data... 43

1. Data Pemahaman Siswa tentang Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia ... 44

2. Data Nasionalisme Siswa Di Sekolah ... 47

E. Pengujian Persyaratan Analisis Data... 49

1. Uji Normalitas ... 49

F. Hipotesis ... 50

G. Pembahasan... 53

1. Hubungan Pemahaman Siswa tentang Sejarah pergerakan Nasional Indonesia dengan Rasa dan Sikap Nasionalisme Siswa Kelas X di SMK N 4 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012... 53

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 55

(8)

Tabel

1. Jumlah Siswa Kelas X SMK N 4 Bandar Lampung

Tahun Ajaran 2011/2012... 22

2. Perhitungan Jumlah Sampel untuk Masing-masing Kelas... 24

3. Defini Operasional ... 26

4. Hasil Uji Validitas X... 39

5. Hasil Uji Validitas Y... 40

6. Uji Reliabilits X ... 42

7. Uji Reliabilitas Y ... 43

8. Distribusi Variabel Pemahaman Siswa tentang Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia ... 45

9. Kategori Pemahaman ... 46

10.Distribusi Variabel Nasionalisme ... 47

11.Data Nasionalisme ... 48

12 Hasil Uji Normalitas ... 50

13. Hasil Uji Correlation Spearman ... 48

(9)

2. Soal Tes dan Angket ... 60

3. Uji Validitas dan Reliabilitas X dan Y... 66

4. Data Pemahaman Siswa tentang Sejarah Pergeranakan Nasional Indonesia ... 70

5. Data Nasionalisme ... 72

6. Rekapitulasi Data Penelitian ... 74

7. Uji Normalitas X dan Y ... 76

(10)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan pokok suatu negara yang tidak dapat ditinggalkan untuk mendukung kemajuan dan keberlangsungan negara tersebut. Dengan pendidikan yang baik suatu negara dapat mengatur dan menentukan strategi-strategi untuk membangun bangsa dan menghadapi berbagai permasalahan yang sangat kompleks. Pendidikan yang baik juga akan membentuk dan mempersiapkan generasi-generasi yang akan memimpin bangsa ini di masa yang akan datang, generasi yang bersih yang tidak akan menggadaikan bangsanya untuk kepentingan pribadi. Tentu saja suatu bangsa akan dapat menjadi negara maju apabila dipimpin oleh pemimpin yang jujur yang dihasilkan dari proses pendidikan yang baik.

(11)

jenis, yaitu: a) Untuk mendapat pengetahuan, b) Penanaman konsep keterampilan

Knowledge is power, but character is more merupakan suatu peringatan bahwa kadar kualitas seseorang tidak hanya diukur dari gelar akademik yang dimiliki saja, tetapi lebih dari itu adalah perilaku dan sikap mental serta watak dan wawasan kebangsaan yang luas sehingga menjadi manusia yang berguna (Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenegpora-RI, 2010: 13)

Pendidikan juga menjadi elemen penting bagi ketahanan nasional bangsa untuk menanggulangi segala bentuk hambatan, ancaman dan gangguan yang datang baik dari luar maupun dari dalam. Sekarang ini bentuk-bentuk ancaman dari dalam bukan seperti pemberontakan atau subversi yang berasal atau terbentuk dari masyarakat Indonesia. Begitu pula ancaman yang dari luar bukan seperti infiltrasi atau intervensi kekuatan kolonialisme dan imperialisme. Namun, ancaman-Justru yang menjadi ancaman kita saat ini adalah sikap, dan rasa nasionalisme yang semakin menipis. Di sinilah pentingnya kita mengembangkan konsep strategi ketahanan berlapis dalam bentuk lingkaran-linkaran penangkalan terhadap Tantangan, Ancaman, Hambatan dan Gangguan (TAHG).

(12)

Lingkaran penangkalan I berupa ketahanan Pribadi (TANPRI) merupakan lingkaran penangkalan terdalam bagi ketahanan nasional (TANNAS), terutama dalam menghadapi erosi moral erosi kebangsaan dan berbagai bentuk penyelewengan. Pada lapis penagkalan I, berupa keuletan pribadi pada dasarnya berakar pada keimanan dan ketakwaan serta penghayatan pada rasa, faham, dan semangat kebangsaan atau nasionalisme. Disini keberhasilan secara nasional dalam membentuk karakter kepribadian merupakan kunci dari unsur penangkalan pertama ini dalam mengembangkan Paham Nasionalisme. Hal inilah yang membuat pendidikan menjadi suatu elemen penting dalam kehidupan bangsa.

(13)

Sejarah Pergerakan Nasional merupakan suatu pelajaran ilmu pengetahuan sosial yang memaparkan tentang bagaimana pemuda pada awal abad XX mampu berjuang dengan jalur dan strategi yang berbeda dari masa sebelumnya. Heroisme pergerakan nasional tumbuh dari pemuda-pemuda yang berlatar belakang dari pendidikan. Pendidikan telah membuka mata dan fikiran mereka pada masa itu bahwa perjuangan yang selama ini ada ternyata tidak pernah berhasil dikarenakan masih bersifat kedaerahan. Bentuk perjuangan pada masa sebelum pergerakan nasional juga masih bersifat tradisonal yaitu dengan mengangkat senjata. Perlu adanya sebuah revolusi perjuangan yang baru demi melepaskan diri dari penjajahan kolonialisme. Sehingga muncul Budi Oetomo sebagai organisasi perjuangan pertama pada masa pergerakan nasional. Selain itu adanya Sumpah Pemuda menjadi gambaran tersendiri bagaimana semangat nasionalisme pemuda pada masa itu.

Catatan terpenting dari sejarah pergerakan itu sendiri adalah muncul dari para pemuda yang berlatar belakang dari pendidikan yang menjadi indikasi tersendiri bahwasanya pendidikan merupakan elemen penting dalam pembangunan bangsa, mengingat perjuangan belum bisa dikatakan selesai setelah kita merdeka, melainkan terus berlanjut dalam pembangunan untuk mencapai tujuan luhur bangsa kita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Cerdas bukan hanya dilihat dari gelar akademik maupun prestasi, melainkan juga pada sikap dan mental setiap warga negara.

(14)

2007:43), sehingga sejarah pergerakan nasional Indonesia yang menjadi bagian dari pelajaran Ilmu Pengetahuan sosial di Sekolah Menengah Kejuruan mempunyai arti penting dalam ketahanan nasional siswa disekolahan.

Siswa kelas X di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 Bandar Lampung pada tahun ajaran 2011/2012 telah mendapat pelajaran tentang sejarah pergerakan nasional. Bahkan mungkin dari sejak sekolah dasar dan sekolah menengah para siswa telah belajar tentang sejarah pergerakan nasional Indonesia. Namun apakah sejarah pergerakan nasional bisa menjadi inspirasi bagi siswa-siswa di SMK tentu saja ini menjadi permasalahan tersendiri. Hal inilah yang menjadi permasalahan peneliti, sehingga peneliti ingin mengetahui bagaimana hubungan pemahaman siswa tentang sejarah pergerakan nasional Indonesia terhadap rasa dan sikap nasionalisme yang merupakan salah satu bentuk ketahanan nasional siswa di sekolah. Berdasarkan pertimbangan pemikiran di atas maka peneliti mengambil Hubungan Pemahaman Siswa tentang Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia dengan Ketahanan Nasional Siswa kelas X di SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012

B. Analisis Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

(15)

b) Kurangnya Minat belajar siswa terhadap sejarah pergerakan nasional di SMK N 4 Bandar Lampung

c) Proses pembelajaran sejarah pergerakan nasional Indonesia di kelas X SMK N 4 Bandar Lampung

d) Rasa dan sikap nasionalisme siswa kelas X setelah mendapat materi pelajaran Sejarah Pergerakan Nasional

e) Hubungan pemahaman siswa tentang Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia dengan nasionalisme siswa kelas X SMK N 4 Bandar Lampung tahun ajaran 2011/2012

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan pada:

Hubungan Pemahaman siswa tentang Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia dengan nasionalisme siswa kelas X SMK N 4 Bandar Lampung tahun ajaran 2011/2012.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu:

Bagaimanakah hubungan Pemahaman siswa tentang Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia dengan nasionalisme siswa kelas X SMK N 4 Bandar Lampung tahun ajaran 2011/2012?

(16)

Penelitian ini bertujuan untuk:

Mengetahui Hubungan Pemahaman siswa tentang Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia dengan nasionalisme siswa kelas X SMK N 4 bandar Lampung tahun ajaran 2011/2012

5. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka kegunaan dari penelitian ini adalah :

a. Sebagai sumber informasi dan masukan kepada Sekolah sebagai lembaga, Guru, dan Siswa di SMK Negeri 4 Bandar Lampung khususnya untuk meningkatkan prestasi dan hasil belajar sebagai bentuk ketahanan sekolah. b. Untuk meningkatkan motivasi belajar bagi Siswa di SMK Negeri 4 Bandar

Lampung akan arti pentingnya sebuah pergerakan nasional sebagai media belajar dan aplikasi dalam ketahanan Nasional siswa disekolah

c. Siswa mampu mengambil pelajaran berharga dari sejarah pergerakan nasional sehingga meningkatkan rasa dan kesadaran ketahanan nasional.

6. Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini mencapai sasaran yang diinginkan sebagaimana yang telah dirumuskan dalam tujuan dan agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dalam memahami tulisan ini sekaligus menghindari kesimpangsiuran permasalahan yang akan dibahas, maka perlu adanya pembatasan ruang lingkup penelitian. Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

(17)

Objek penelitian ini adalah pembelajaran sejarah pergerakan nasional Indonesia (X) dan Ketahanan Nasional siswa

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas X

3. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK N 4 Bandar Lampung

4. Waktu penelitian

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Pemahaman siswa tentang Sejarah Pergerakan nasional a. Pemahaman

Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar, sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami (Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia Senja, 2008 : 607-608)

Menurut Poesprodjo (1987: 52-53)bahwa:

bukan kegiatan berpikir semata, melainkan pemindahan letak dari dalam berdiri disituasi atau dunia orang lain. Mengalami kembali situasi yang dijumpai pribadi laindidalamerlebnis(sumber pengetahuan tentang hidup, kegiatan melakukan pengalaman pikiran), pengalaman yang terhayati. Pemahaman merupakan suatu kegiatan berpikir secara diam-diam, menemukan dirinya dalam orang lain.

Pemahaman (comprehension), kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Menurut Bloom Benyamin(1975: 89)bahwa:

(19)

apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkan dengan hal-hal yang lain.

Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari (W.S. Winkel, 1996: 245).W.S Winkel mengambil dari taksonomi Bloom, yaitu suatu taksonomi yang dikembangkan untuk mengklasifikasikan tujuan instruksional. Bloom membagi kedalam tiga kategori, yaitu termasuk salah satu bagian dari aspek kognitif karena dalam ranah kognitif tersebut terdapat aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam aspek di bidang kognitif ini merupakan hirarki kesukaran tingkat berpikir dari yang rendah sampai yang tertinggi.

Hasil belajar pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi dibandingkan tipe belajar pengetahuan (Nana Sudjana, 1992: 24) menyatakan bahwa pemahaman dapat dibedakan kedalam 3 kategori, yaitu:

1) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip,

2) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok dan

3) Tingkat ketiga merupakan tingkat pemaknaan ektrapolasi.

(20)

Sejalan dengan pendapat diatas, (Suke Silversius, 1991: 43-44) menyatakan bahwa pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu:

1) Menerjemahkan (translation), pengertian menerjemahkan disini bukan saja pengalihan (translation),arti dari bahasa yang satu kedalam bahasa yang lain, dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya. Pengalihan konsep yang dirumuskan dengan kata kata kedalam gambar grafik dapat dimasukkan dalam kategori menerjemahkan,

2) Menginterprestasi(interpretation), kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan yaitu kemampuan untuk mengenal dan memahami ide utama suatu komunikasi,

3) Mengektrapolasi(Extrapolation), agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya. Ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi.

Menurut Suharsimi Arikunto (1995: 115) pemahaman (comprehension) siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman merupakan sebuah proses mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari sehingga terdapat hubungan yang sederhana sehingga seseorang mampu membuat estimasi dan kesimpulan yang dihubungkan dengan implikasi dan konsekuensi.

b. Konsep Sejarah Pergerakan Nasional

(21)

Indonesia.Pemahaman sejarah nasionalisme Indonesia berarti pengetahuan atau penguasaan atau peristiwa-peristiwa penting yang berlangsung dari tahun 1908-1945, yaitu dari berdirinya Budi Utomo sampai terbentuknya Bangsa Indonesia.Peristiwa-peristiwa yang dimaksud adalah rangkaian upaya melepaskan diri dari belenggu penjajah untuk menjadi negara yang berdaulat, adil dan makmur.

Sejarah pergerakan nasional Indonesia sebagai fenomena historis adalah hasil dari perkembangan faktor ekonomi, sosial, politik, kulutural dan religius yang saling interaksi.Oleh karena itu, sejarah pergerakan nasional Indonesia dapat dianggap gerakan ekonomi, sosial, politik, dan kultural yang memperjelas motivasi dan orientasi aktivitas organisasi pergerakan (Suhartono, 1994:3, dalam Trisnowaty, 2007:25).

Dadot Eko (2010) dalam studi terbarunya menyatakan bahwa pergerakan nasional Indonesia mempunyai pengertian sebagai berikut:

a. Pergerakan

kemerdekaan. Dengan organisasi ini menunjuk bahwa aksi tersebut disusun secara teratur, dalam arti ada pemimpinnya, anggota, dasar dan tujuan yang ingin dicapai. Penggunaan organisasi modern ini menunjukkan adanya perbedaan dengan yang terjadi sebelumnya, yakni perjuangan dalam melawan penjajah sebelum tahun 1908.

b. Nasional Isti

(22)

c. Indonesia

pergerakan nasional dan dengan makin majunya pergerakan nasional, maka Sejarah Pergerakan Nasional yang dimulai dari berdirinya Budi Utomo (BU) sampai dengan mencapai kemerdekaan 1945, dapat dibagi menjadi beberapa masa, yakni :

1. Masa Awal Perkembangan, yang ditandai dengan berdirinya organisasi seperti : Budi Utomo (BU), Sarekat Islam ( SI), dan Indische Partij ( IP). 2. Masa Radikal, ditandai dengan berdirinya Partai Komunis Indonesia (

PKI), Partai Nasional Indonesia ( PNI) dan Perhimpunan Indonesia ( IP). 3. Masa Bertahan, ditandai dengan berdirinya Fraksi Nasional, Petisi

Sutardjo, dan Gabungan Politik Indonesia ( GAPI).

Makna sejarah nasional berbeda dengan perjuangan sebelumya. Selain karena tidak lagi bersifat kedaerahan, proses pergerakan nasional tujuannya adalah mencapai Indonesia merdeka, di jiwai oleh semangat persatuan dan kesatuan sehingga melahirkan momentum sejarah yang penting yaitu pertama kebangkitan nasional yang diawali oleh lahirnya Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908 telah membuka jalan kearah kesadaran rakyat Indonesia sebagai bangsa yang mempunyai kehendak dan hak-hak sebagai manusia merdeka. Kedua yaitu sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 merupakan formalitas konkrit dari kenyataan kesadaran nasional terwujud nyata melalui konggres pemuda yang mengeluarkan statemen satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Ini sebagai bukti nyata peran pemuda yang sangat besar. Ketiga adalah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 sebagai klimaks total nilai pergerakan yang bersifat nasional.

(23)

yang pertama sampai dengan terbentuknya bangsa Indonesia 1945 yang ditandai oleh Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa Sejarah Pergerakan Nasional sebagai fenomena historis adalah hasil dari perkembangan faktor ekonomi, sosial, politik, kultural dan religius dan di antara faktor-faktor itu saling terjadi interelasi (saling terkait).

Nilai terpenting yang dapat di ambil dari sejarah pergerakan nasional adalah nilai cinta tanah air, persatuan, kesatuan, maupun rasa kebangsaan dalam upaya menumbuhkan rasa bela negara. (Trisnowaty, 2007:25)

Sedangkan momentum penting yang bisa menjadi tanda pergerakan nasional Indonesia yang penting untuk dipahami oleh siswa yaitu:

1. Kebangkitan nasional yang diawali oleh lahirnya Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908 telah membuka jalan kearah kesadaran rakyat Indonesia sebagai bangsa yang mempunyai kehendak dan hak-hak sebagai manusia merdeka. Hal ini di ikuti dengan tumbuh kembangnya organisasi-organisasi lain sebagai wadah dan bentuk perjuangan.

2. Sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 merupakan formalitas konkrit dari kenyataan kesadaran nasional terwujud nyata melalui konggres pemuda yang mengeluarkan statemen satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Ini sebagai bukti nyata peran pemuda yang sangat besar.

3. Proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 sebagai klimaks total nilai pergerakan yang bersifat nasional.

(24)

semangat nasionalisme dan terimplementasi dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk pemahaman dan konsep berfikir.

2. Konsep Ketahanan Nasional siswa di Sekolah

2.1 Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan. Baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara. Serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita perjuangan nasional.

Sekarang ini bentuk-bentuk ancaman dari dalam bukan seperti pemberontakan atau subversi yang berasal atau terbentuk dari masyarakat Indonesia.Begitu pula ancaman yang dari luar bukan seperti infiltrasi atau intervensi kekuatan kolonilaisme dan imperialisme.Namun,

ancaman-nasionalisme yang semakin menipis. (Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenegpora-RI, 2010: 13).

Kehidupan global sekarang telah memaksa kita untuk menggelar strategi penangkalan berlapis, dengan ciri dan peran yang khas bagi setiap lapisnya. Tiap lapis ditunjang dan menunjang lapis lainnya secara timbal balik sehingga membentuk satu arsitektur penangkalan yang sinergis dalam menghadapi dinamika lingkungan yang semakin cepat dan rumit dampaknya (Ikhlasul Amal, 1996).

(25)

dalam menghadapi erosi moral erosi kebangsaan dan berbagai bentuk penyelewengan. Pada lapis penangkalan I, berupa keuletan pribadi pada dasarnya berakar pada keimanan dan ketakwaan serta penghayatan pada rasa, faham, dan semangat kebangsaan atau nasionalisme. Disini keberhasilan secara nasional dalam membentuk karakter kepribadian merupakan kunci dari unsur penangkalan pertama ini dalam mengembangkan Paham Nasionalisme.

Lingkaran penangkalan II berupa ketahan daerah/wilayah (TANRAH/WIL). Disini konfigurasi geografis serta cirri masyarakat kita yang heterogen, tingkat pendidikan, dan kondisi social ekonomi mengisyaratkan pentingnya TANRAH/WIL.

Lingkaran penangkalan III berupa TANNAS, yaitu sebagai hasil sinergi dari TANRAH/WIL yang ada di seluruh Indonesia, yang berarti pula ia merupakan sinergi dari setiap ketahanan di dalam setiap aspek kehidupan. Pada lapisan penangkalan III ini, keuletan diwujudkan dalam bentuk persatuan dan kesatuan, atau terwujudnya secara amanat wawasan nusantara.

2.2 Nasionalisme

(26)

kekhawatiran akan terjadinya ancaman terhadap keutuhan bangsa akan dapat dihindarkan.

ngsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air; memiliki rasa

dan semangat berkorban untuk melawan bangsa kemudian menurut L. Stoddard

dimiliki oleh sebagian terbesar individu dimana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam s

adalah suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus

Nasionalisme memiliki beberapa bentuk-bentuk menurut Retno Listyarti (2007:28) antara lain :

1. Nasionalisme kewarganegaraan (nasionalisme sipil) adalah nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari partisipasi aktif rakyatnya. Keanggotaan suatu bangsa bersifat sukarela. Bentuk nasionalisme ini mula-mula di bangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan tulisannya.

2. Nasionalisme etnis atau etnonasionalisme, adalah dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Keanggotaan suatu bangsa bersifat turun-temurun.

3. Nasionalisme romantik (disebut pula nasionalisme organik, nasionalisme identitas), adalah bentuk nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik sebagai suatu yang alamiah (organik) dan merupakan ekspresi dari bangsa atau ras. Nasionalisme romantik menitikberatkan pada budaya etnis yang sesuai dengan idealisme romantik.

(27)

5. Nasionalisme kenegaraan, adalah merupakan variasi nasionalisme kewarganegaraan yang sering dikombinasikan dengan nasionalisme etnis. Dalam nasionalisme kenegaraan, bangsa adalah suatu komunitas yang memberikan kontribusi terhadap pemeliharaan dan kekuatan negara.

6. Nasionalisme agama, adalah nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama.

Penanaman sikap nasionalisme adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

(anak didik) dengan melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan latihan tentang rasa

kebangsaan dan cinta tanah air atau sering dikenal dengan istilah sikap nasionalisme

(Madyo Eko Susilo, 1993:7).

Nasionalisme adalah rasa cinta setiap elemen bangsa kepada tanah air yang diwujudkan dalam bentuk tindakan untuk memelihara dan melestarikan identitas serta terus berjuang untuk memajukan bangsa dan Negara. Semakin nasionalis seseorang akan semakin mengutamakan kepentingan bangsa dibandingkan kepentingan kelompok atau pribadi. Hal ini selaras dengan karakteristik dari sikap nasionalisme sendiri seperti yang dikemukakan oleh Suparto (1987:54) yaitu:

1. Bangga menjadi bangsa dan bagian masyarakat Indonesia,

2. Mengakui dan mempertahankan dan memajukan negara serta nama baik bangsa,

3. Senantiasa membangun rasa persaudaraan, solidaritas dan kedamaian antar kelompok masyarakat dengan semangat persaudaraan Indonesia,

4. Menyadari sepenuhnya sebagian dari bangsa lain untuk menciptakan hubungan kerja sama yang saling menguntungkan,

5. Memiliki rasa cinta kepada tanah air Indonesia,

6. Menempatkan kepentingan bersama diatas kepentingan sendiri dan golongan atau kelompoknya.

2.3 Siswa

(28)

masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu (UUSPN, 2003 : 3).

2.4 Nasionalisme siswa di sekolah

Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa nasionalisme siswa di sekolah merupakan sebuah aplikasi dari pemahaman siswa mengenai dasar-dasar pemahaman akan nasionalisme yang tercermin dan teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu nasionalisme siswa di sekolah dapat dilihat dengan indikator:

1. Cinta terhadap tanah air 2. Rasa persatuan dan Kesatuan

3. Rela berkorban(Trisnowaty, 2007:25)

B. Kerangka Pikir

Ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan. Baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita perjuangan nasional.

(29)

ancaman yang dari luar bukan seperti infiltrasi atau intervensi kekuatan kolonialisme dan imperialisme. Namun,

ancaman-Justru yang menjadi ancaman kita saat ini adalah sikap, dan rasa nasionalisme yang semakin.

Untuk menghadapi segala bentuk ancaman Tantangan, Ancaman, Hambatan dan Gangguan (TAHG) perlu adanya strategi penangkalan. Lingkaran penangkalan I berupa ketahanan Pribadi (TANPRI) merupakan lingkaran penangkalan terdalam bagi ketahanan nasional (TANNAS), terutama dalam menghadapi erosi moral erosi kebangsaan dan berbagai bentuk penyelewengan. Pada lapis penangkalan I, berupa keuletan pribadi pada dasarnya berakar pada keimanan dan ketakwaan serta penghayatan pada rasa, faham, dan semangat kebangsaan atau nasionalisme. Disini keberhasilan secara nasional dalam membentuk karakter kepribadian merupakan kunci dari unsur penangkalan pertama ini dalam mengembangkan Paham Nasionalisme.

Siswa sekolah merupakan aset bangsa masa depan yang akan mewarisi segala kehidupan bangsa ini. Oleh karena sejak dini mereka harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi itu untuk bisa menghadapai ancaman dan gangguan yang menggangu stabilitas bangsa nantinya. Salah satunya yang teraplikasi disekolah adalah bagaimana nasionalisme mereka dalam kehidupan sosial siswa di sekolah.

(30)

dengan jalur dan strategi yang berbeda dari masa sebelumnya. Heroisme pergerakan nasional tumbuh dari pemuda-pemuda yang berlatar belakang dari pendidikan.Pendidikan telah membuka mata dan fikiran mereka pada masa itu bahwa perjuangan yang selama ini ada ternyata tidak pernah berhasil dikarenakan masih bersifat kedaerahan.Sehingga muncul Budi Oetomo sebagai organisasi perjuangan pertama pada masa pergerakan nasional.Selain itu adanya Sumpah Pemuda menjadi gambaran tersendiri bagaimana semangat nasionalisme pemuda pada masa itu.

Berdasarkan rujukan di atas dapat dirumuskan bahwa pemahaman siswa tentang sejarah pergerakan nasional mempunyai hubungan terhadap nasionalisme siswa di sekolah sebagai bentuk dari usaha untuk menghadapi Tantangan, Ancaman, Hambatan dan Gangguan (TAHG) dalam ketahanan nasional siswa disekolah. Dari keterangan tersebut, maka peneliti terdorong untuk meneliti hubungan pemahaman siswa tentang sejarah pergerakan nasional Indonesia (X) terhadap ketahanan nasional siswa di sekolah (Y).

C. Paradigma

Keterangan

: garis hubungan

D. Hipotesis

Pemahaman siswa tentang Sejarah Pergerakan

Nasional Indonesia

Ketahanan nasional siswa disekolah Dilihat nasionalisme siswa yaitu:

1. Cinta terhadap tanah air 2. Rasa persatuan dan kesatuan 3. Rela berkorban

(31)

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti dan kebenaranya harus diuji melalui penelitian,dimana dugaan tersebut belum tentu benar.

Yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:

(32)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelatif dengan pendekatan ex post facto yang mengambil sampel dari satu populasi. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atau subjek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Hadari Nawawi, 2003:63). Tujuan penelitian ini merupakan verifikatif yaitu untuk menentukan tingkat pengaruh variabel variabel dalam suatu kondisi.

Penelitian ex post facto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Penelitian ini disebut juga penelitian yang dikerjakan setelah kenyataan atau sesudah kejadian (Sukardi, 2003: 165).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

(33)

Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas X SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011

No Jurusan Kelas Laki-laki perempuan Jumlah siswa

Sumber: SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012

Dari data di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa kelas X yang ada di SMK N 4 Bandar Lampung sebanyak 404 orang yang terbagi kedalam enam jurusan.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian yang menjadi objek sesungguhnya dari suatu penelitian. Oleh karena itu, agar diperoleh sampel yang dapat menggambarkan atau mewakili populasi maka sampel yang diambil harus representatif. (Budi Kustoro dan Basrowi, 2006: 248). Menurut Sugiyono (2009: 81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Menurut Arikunto (2006: 134), jika jumlah subjeknya terlalu besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana

(34)

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik.

Maka pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 20% x 404 = 80,8 (dibulatkan menjadi 81)

Jadi besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 81 orang siswa.

C. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel adalah probability sampel dengan menggunakan proportional random sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi yang dipilih untuk menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2009: 82).

Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional (Nazir, 200:82). Hal ini dilakukan dengan cara:

Tabel 2. Perhitungan Jumlah Sampel untuk Masing-masing Kelas.

(35)

2 X AP 2

Penentuan siswa yang dijadikan sampel tiap kelas dilakukan dengan cara undian. Cara undian merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam menarik sampel dengan menggunakan proportional random sampling, yaitu Pengambilan sample dengan memperhatikan proporsi jumlah sub-sub populasi. Setelah dilakukan perhitungan jumlah sampel setiap kelas, maka untuk menentukan sampel yang terpilih yaitu didapatkan dengan mengundi nomer absen responden secara acak. Sampel yang terpilih secara acak tersebut berhak menjadi responden dalam penelitian ini.

(36)

Variabel adalah obyek penelitian/atribut, atau apa yang menjadi variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2005: 32). Dalam penelitian ini digunakan dua variabel yaitu:

1. Variabel Independen atau Variabel Bebas(X)

Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Pemahaman siswa tentang sejarah pergerakan nasional

2. Variabel Dependen atau Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah ketahanan nasional siswa di sekolah dengan indikator Rasa dan Sikap Nasionalisme siswa

E. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dan konstrak dengan cara melihat pada dimensi tingkah laku atau properti yang ditunjukkan oleh konsep dan mengkatagorikan hal tersebut menjadi elemen yang dapat diamati dan diukur.

(Basrowi dan Ahmad Kasinu, 2007: 179)

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3. Definisi Operasional Variabel No Variabel Definisi

Variabel

(37)
(38)
(39)

b. Mengutamaka n kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes

Tes adalah suatu alat atau metode pengumpulan data yang sudah distandardisasikan

untuk mengukur/mengevaluasi salah satu aspek ability/kemampuan atau kecakapan

dengan jalan mengukur sampel dari salah satu aspek tersebut. Dengan demikian tes

merupakan alat pengumpul data untuk mengetahui kemampuan individu atau

kelompok individu dalam menyelesaikan sesuatu atau memperlihatkan ketrampilan

tertentu, dalam memperlihatkan hasil belajar, atau dalam menggunakan kemampuan

psikologis untuk menyelesaikan masalah. Tes dalam penelitian ini untuk mengetahui

pemahaman siswa kelas X di SMK N 4 Bandar Lampung tentang sejarah pergerakan

nasional Indonesia.

2. Angket (Kuesioner)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2009: 142). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang nasionalisme siswa kelas X di SMK N 4 Bandar Lampung tahun ajaran 2011/2012

3. Interview (Wawancara)

(40)

dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. (Sugiyono, 2009: 137). Teknik wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data jumlah siswa, dan data-data lain yang berhubungan dengan penelitian.

4. Dokumentasi

Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. (Budi Koestoro dan Basrowi, 2006: 142). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen. Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.

G. Uji Persyaratan Instrumen 1. Uji Validitas Angket

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Untuk mengkaji tingkat validitas tes dan angket digunakan rumusKorelasi Product Moment, yaitu:

rxy =

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y

(41)

X = Jumlah skor item

Y = Jumlah skor total (item)

Kriteria pengujian, apabila rhitung> rtabelmaka alat pengukuran atau angket tersebut

adalah valid dan sebaliknya jika rhitung< rtabel maka alat pengukuran atau angket

tersebut tidak valid. (Sugiyono, 2009: 183).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 1996:168). Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu, artinya dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Instrumen harus reliabel mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya (Arikunto, 1996:169)

Dalam penelitian ini, Uji reliabilitas yang digunakan adalah menggunakan program komputer dengan melihat pada nilai lpa berarti item soal tersebut reliabel. Pada program ini digunakan metode yang diukur berdasarkan skala 0 sampai 1. Menurut Nunnanly,1967 dalam (Gohozali, 2005), suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai > 0,60. Selanjutnya dapat dilihat kriteria tingkat reliabilitas sebagai berikut:

(42)

Antara 0,000 sampai dengan 0,199 = sangat rendah (tidak reliabel) (Riduwan, 2006:110).

H. Syarat Pengujian Statistik Parametrik

Menurut Gunawan Sudarmanto (2005: 104), persyaratan untuk menggunakan statistik parametrik adalah skala penelitian harus berupa skala interval, selain itu harus memenuhi uji normalitas. Sedangkan jika tidak menenuhi asumsi normalitas, maka selanjutnya akan digunakan analisis non parametrik.

Dari beberapa macam pengujian nonparametrik, uji korelasi Spearman digunakan untuk melihat adanya korelasi antara dua variabel, bila datanya berbentuk ordinal atau ranking. Kelebihan metode ini dapat digunakan untuk menganalisis sampel berukuran lebih dari 10 dan dapat dikembangkan untuk mencari koefisien korelasi parsial (Khotimah,2007).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah populasi berdistribusi normal atau sebaliknya. Untuk uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Syarat Pengujian statistik

Parametrik

Data harus normal Skala data interval atau rasio

Non Parametrik Data tidak

didasarkan asumsi normal

Skala data ordinal

Persyaratan analisis Uji Normalitas Uji t

(43)

dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat. Uji Chi-Kuadrat menurut Sudjana (2005: 273) sebagai berikut :

1) Hipotesis Uji:

H0: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

2) Taraf

E = frekuensi yang diharapkan

4) Keputusan uji :

Tolak H0 jika 1 3 2

k

x

x dengan taraf = taraf nyata untuk pengujian.

Dalam hal lainnya H0diterima.

I. Teknik Analisis Data

A. Analisis Data Statistik Parametrik

Pengujian Hipotesis antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

(44)

b = 2

= Subyek dalam variabel yang diprediksikan a = Nilaiintercept(konstanta) harga Y jika X=0

b = Koefisien arah regresi penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan atau penurunan variabel Y X = Subyek pada variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu Rumus untuk menguji hipotesis statistik menggunakan statistik t, yaitu:

Sb b to

Keterangan :

to = Nilai teoritis observasi

b = Koefisien arah regresi Sb = Standar Eror

Kriteria pengujian hipotesis yaitu:

Jika to> ttabel maka Ho ditolak dan jika to tabel maka Ho diterima. ttabel diperoleh

dari daftar distribusi t dengan peluang (1 - ) dan dk = n-2 (Sudjana, 2005:325)

B. Analisis Data Statistik Non Parametrik

Bila data yang didapatkan terdistribusi secara tidak normal, maka uji yang digunakan adalah uji nonparametrik Spearman dengan rumus:

(45)

1-r : Korelasi rho

n : Jumlah kasus atau sampel

d : Selisih ranking antara variabel X dan Y untuk tiap subyek 1 & 6 : Angka konstant

Pemilihan penggunaan rumus spearman ini adalah karena data-data yang diperoleh adalah data berskala ordinal sehingga obyek-obyek atau individu-individu yang dipelajari dapat di-ranking dalam dua rangkaian berurut (Sidney Siegel, 1988:250). Selain itu Alasan penggunaan analisis non parametrik dengan uji Spearman karena ketatnya asumsi statistika parametrik, secara metodologis sulit dipenuhi oleh penelitian bidang ilmu sosial sebab dalam kajian sosial sulit untuk memenuhi asumsi distribusi normal.

Kriteria pengujian hipotesis yaitu:

Ho = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara pemahaman siswa tentang

sejarah pergerakan nasional Indonesia dengan rasa dan sikap nasionalisme siswa kelas X SMK N 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012

H1 = Ada hubungan positif dan signifikan antara pemahaman siswa tentang

sejarah pergerakan nasional Indonesia dengan rasa dan sikap nasionalisme siswa kelas X SMK N 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012

Dengan syarat pengujian sebagai berikut:

Jikarhitung> 0,5, maka H0diterima

Jikarhitung< 0,5, maka Ho ditolak

Keeratan hubungan dikategorikan berdasarkan kategori yang diungkapkan Guilford (1956) seperti dikutip oleh Rakhmat (2007), sebagai berikut:

(46)

0,20 0,39 : Hubungan rendah tetapi berarti. 0,40 0,69 : Hubungan yang cukup berarti 0,70 0,90 : Hubungan yang tinggi, kuat

(47)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara pemahaman siswa tentang sejarah pergerakan nasional Indonesia dengan nasionalisme siswa kelas X SMK Negeri 4 Bandar Lampung tahun ajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rhitung > 0,5 atau 0,703 > 0,5 dengan koefisien determinasi 0,4949 atau 49,49%, nasionalisme ditentukan oleh pemahaman siswa tentang sejarah pergerakan nasional Indonesia dan sisanya sebesar 51,51% ditentukan oleh variabel lain diantaranya adalah latar belakang siswa, lingkungan belajar yang kondusif, pergaulan, kegiatan keorganisasian sekolah, materi pelajaran lain.

Hubungan terbesar antara pemahaman tentang sejarah pergerakan nasional dengan nasionalisme siswa yang merupakan bentuk ketahananan nasional siswa di sekolah adalah dalam meningkatkan:

a. Cinta terhadap tanah air

(48)

air kepada para siswa agar mereka mampu dan menyadari peran sebagai generasi penerus bangsa.

b. Persatuan dan kesatuan

Rasa persatuan dan kesatuan menjadi pondasi pokok dalam kehidupan di masa sekarang. Terlebih dalam menghadapi era globalisasi yang tidak bisa dibendung. Sejarah pergerakan nasional bangsa kita telah membuktikan bahwa dengan adanya rasa persatuan dan kesatuan akan menjadi modal besar untuk bela Negara. Hal ini sangat penting di tumbuhkan pada karakter siswa agar memilik sikap nasionalisme yang tangguh.

c. Rela berkorban

Dengan memiliki rasa cinta tanah air dan rasa persatuan dan kesatuan, maka akan tumbuh keberanian untuk rela berkorban sebagai modal dan bentuk untuk membela Negara. Hal ini karena nasionalisme yang mendalam dalam karakter kepribadian siswa. Oleh karena itu korelasi antara sejarah pergerakan nasionalisme Indonesia dengan nasionalisme siswa sangat erat hubunganya.

B. Saran

Berdasarkan simpulan, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

(49)

sejarah pergerakan nasionalisme Indonesia rasa nasionalisme dapat dimunculkan kembali.

2. Selain pemahaman siswa tentang sejarah pergerakan nasional, banyak faktor-faktor yang menentukan nasionalisme. Hendaknya kepala sekolah dan para guru berusaha meningkatkan rasa dan sikap nasionalisme dengan tidak mengabaikan faktor-faktor tersebut agar rasa dan sikap nasionalisme siswa sebagai salah satu bentuk ketahanan sekolah bisa terwujud.

(50)

AJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh

AAN BUDIANTO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(51)

AJARAN 2011/2012

Oleh

AAN BUDIANTO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(52)

Halaman

DAFTAR ISI Daftar Tabel Daftar Lampiran

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Analisis Masalah ... 5

1. Identifikasi Masalah ... 5

2. Pembatasan Masalah ... 6

3. Rumusan Masalah ... 6

4. Tujuan Penelitian ... 6

5. Kegunaan Penelitian... 6

6. Ruang Lingkup Penelitian... 7

II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. A.1 Tinjauan Pustaka ... 8

1. Konsep pemahaman siswa tentang sejarah pergerakan nasional Indonesia ... 8

2. Konsep ketahan nasional siswa di sekolah... 15

B. Kerangka Pikir... 18

C. Teknik Sampling ... 23

D. Variabel Penelitian ... 25

E. Definisi Operasional Variabel ... 25

F. Teknik Pengumpulan Data... 28

G. Uji Persyaratan Instrumen... 29

H. Syarat Pengujian Statistik Parametrik ... 31

(53)

2. Visi SMK Negeri 4 Bandar Lampung... 37

3. Misi SMK Negeri 4 Bandar Lampung ... 38

4. Tujuan Sekolah... 38

B. Gambaran Umum Responden ... 38

C. Uji Persyaratan Instrumen dan Analisis Data... 38

1. Uji Validitas ... 38

2. Uji Reliabilitas... 41

D. Deskripsi Data ... 43

1. Data Pemahaman Siswa tentang Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia ... 44

2. Data Nasionalisme Siswa Di Sekolah ... 47

E. Pengujian Persyaratan Analisis Data... 49

1. Uji Normalitas ... 49

F. Hipotesis ... 50

G. Pembahasan... 53

1. Hubungan Pemahaman Siswa tentang Sejarah pergerakan Nasional Indonesia dengan Rasa dan Sikap Nasionalisme Siswa Kelas X di SMK N 4 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012... 53

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 55

(54)

Basrowi dan Ahmad Kasinu. 2007.Metode Penelitian Sosial. Jenggala Pustaka Utama: Kediri

Ichlasul, Amal dan Armaidy Asmawi. 1995.Sumbangan Ilmu Sosial terhadap Ketahanan Nasional. University Gajah Mada.Jogjakarta.

Koestoro, BudidanBasrowi. 2006.Strategi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yayasan Kampusina. Surabaya

Sudarmanto, R. Gunawan. 2005.Analisis Linear Ganda dengan SPSS. Graha Ilmu. Yogyakarta

Sudjana. 2005.Metode Statistika. Transito. Bandung

Sukardi. 2003.Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. PT Bumi Aksara. Jakarta

Sumarsono, dkk. 2005.Pendidikan Kewarganegaraan. PT Bumi Aksara. Jakarta Sugiyono.2009.Metode Penelitian Pendidikan. Alfa Beta. Bandung

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.BalaiPustaka; Jakarta.

Winarno. 2008.Paradigma Baru: Pendidikan Kewarganegaraan. PT Bumi Aksara. Jakarta

(55)
(56)

Tabel

1. Jumlah Siswa Kelas X SMK N 4 Bandar Lampung

Tahun Ajaran 2011/2012... 22

2. Perhitungan Jumlah Sampel untuk Masing-masing Kelas... 24

3. Defini Operasional ... 26

4. Hasil Uji Validitas X... 39

5. Hasil Uji Validitas Y... 40

6. Uji Reliabilits X ... 42

7. Uji Reliabilitas Y ... 43

8. Distribusi Variabel Pemahaman Siswa tentang Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia ... 45

9. Kategori Pemahaman ... 46

10.Distribusi Variabel Nasionalisme ... 47

11.Data Nasionalisme ... 48

12 Hasil Uji Normalitas ... 50

13. Hasil Uji Correlation Spearman ... 48

(57)

Alhamdulillahirobbil Alamin

Terucap syukur yang mendalam kepada Allah SWT,

ku persembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta, kasih sayang, dan baktiku

kepada :

Ayah dan Ibu tercinta, Musiman dan Siti Royanah, yang telah membesarkanku

dengan penuh kesabaran. Terimakasih atas tangan yang tak pernah berhenti

menadah untuk mendo akanku, atas harapan dan kepercayaan yang tak pernah

hilang untukku, atas senyuman yang menjadi penyemangatku dan atas jiwa

untuk cinta, kasih sayang, dan pengorbananmu untukku. Allahumaghfirlii

waliwa lidayya warhamhuma kama robbayani shaghiraan.

Adik-adik ku, Subhan Firmansyah dan Khoirotun Nikmah, terima kasih atas

do a, motivasi dan dukungannya, hanya Allah yang mampu membalasnya.

Para Guru, dosen dan pembimbing.

Para Shohabat dan shohabiyah yang menemaniku di jalan perjuangan ini

Para Murabbi

Teman-teman seperjuangan sejarah 2007

Almamater tercinta

(58)

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B. S. Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan selaku Penguji yang telah memberikan bimbingan, saran, dan masukan dalam upaya penyelesaian tulisan ini.

(59)

bimbingan, arahan, ilmu, saran-saran, kritik, dan motivasi dalam proses pengerjaan tulisan ini.

7. Bapak Drs. Buchori Asyik, M. Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

8. Bapak Drs. Maskun, M.H. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

9. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah.

10. Ibu Dra. Septiana selaku Kepala SMK N 4 Bandar Lampung.

11. Ibu Dra. Sri Retno Dewi, selaku guru pamong yang telah membimbing dalam pelaksanaan PPL.

12. Ayah dan Ibu ng tak

pernah berhenti mengalir.

13. Adikku Subhan Firmansyah dan Khoirutun Nikmah, serta Murabbi, mutarabbi dan teman-teman halaqohku, terima kasih atas berkah dan nuansa tarbiyah yang telah kita torehkan bersama.

14.

(60)

15. Teman-teman PPL ku di SMK N 4 Bandar Lampung, Witono, Burhan, Tri, Evan, Sella, Eka, Akvin, Desi dan rita, terima kasih untuk pengalaman yang telah kalian berikan. Serta tak lupa pula pada Kak Nashar, Kak Afif, Kak Rio, Hani, Yesi, Fadila dan tim MIC net, terimakasih atas semangatnya.

16. Semua Pihak yang telah membantu hingga terselesainya tulisan ini.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.

Bandar Lampung, Oktober 2012 Penulis,

(61)

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah : nama : Aan Budianto

NPM : 0713033013 program studi : Pendidikan Sejarah

jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

alamat : Jl. Bumimanti I No. 22B Kampung Baru Bandar Lampung Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Oktober 2012

Gambar

Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas X SMK Negeri 4 Bandar Lampung TahunPelajaran 2010/2011
Tabel

Referensi

Dokumen terkait

Temuan penelitian ini dapat dikemukakan bahwa manajemen pendidikan di MIN Model Martapura dan MIN Model Tambak Sirang dalam hal manajemen pendidikan yang meliputi

Novel adalah prosa rekaan yang panjang, menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar belakang secara terstruktur (Sudjiman, 1990: 55). Di

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sifat fisis dan mekanis yang dihasilkan dari papan partikel yang terbuat dari partikel batang kelapa sawit dan serutan

Setiap sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar dan terdiri dari berbagai sistem yang lebih kecil, yang disebut subsistem.. Suatu sistem pada dasarnya

Strategi Pengelolaan Kelas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di SMP Negeri 2 Krembung Sidoarjo. Malang: Universitas

Terkait hal ini, maka peningkatan terhadap efektivitas kerja menjadi salah satu poin penting, terutama dalam kaitan dengan memadukan peran penting kepemimpinan, budaya organisasi dan

Penggunaan dana eksternal untuk membiayai aktiva tetap seperti tanah, bangunan dan mesin-mesin merupakan keputusan investasi yang dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan laba

Pada bab ini akan dibahas analisis dari besaran nilai QoS dengan membandingkan jaringan yang digunakan dalam melewatkan layanan VoIP (Voice over IP) dan Video