• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Karakteristik Individu Dan Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Konsumen Pada Karaoke Keluarga K2 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Karakteristik Individu Dan Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Konsumen Pada Karaoke Keluarga K2 Medan"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA 1 MEDAN

ANALISIS KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN FAKTOR

PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN PADA

KARAOKE

KELUARGA K2 MEDAN

DRAFT SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

FEBERT DENIEL SEPTY 050502115

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

ABSTRAK

Febert Deniel Septy (2009). Analisis Karakteristik Individu dan Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Jl. Multatuli Blok AA No. 60 Medan. Ibu Dra. Marhayanie, MSi selaku Dosen Pembimbing, Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi selaku Ketua Departemen Manajemen, Ibu Dra Pinta Ginting selaku Dosen Penguji 1 dan Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Dosen Penguji 2

Konsumen dalam melakukan keputusan pembelian dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari diri konsumen maupun dari faktor luar konsumen. Pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang mempengaruhi konsumen dan mengembangkan pemahaman bagaimana konsumen melakukan melakukan keputusan pembelian untuk meraih keberhasilan. Perilaku konsumen sangat dipengaruhi faktor budaya, faktor sosial, karakteristik individu (faktor pribadi) dan faktor psikologis dari konsumen. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar-benar diperhitungkan. Penelitian ini merupakan penelitian terhadap faktor yang mendorong keputusan konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Medan, faktor tersebut merupakan karakteristik individu dan faktor psikologis.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang mendasari keputusan konsumen dan menjelaskan pengaruh variabel karakteristik individu dan psikologis secara bersama-sama maupun parsial terhadap keputusan konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Medan. Memenuhi tujuan tersebut penulis menggunakan model Regresi Berganda. Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis statistik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik yaitu uji F dan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik individu dan faktor psikologis secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Medan. Hasil ini dapat dilihat pada analisis Regresi Berganda dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,498 yang berarti bahwa pengaruh karakteristik individu dan faktor psikologis terhadap keputusan konsumen sebesar 49,8% sedangkan sisanya 51,2% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karuniaNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Karakteristik

Individu dan Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Konsumen pada Karaoke

Keluarga K2 Medan..Penulis mempersembahkan rasa hormat dan terima kasih

sebesar-besarnya kepada orang tua penulis yaitu mama Dra. Berthalina

Damanik tersayang dan papa Ir. Feddy Budiman Sastra Purba tercinta yang

telah merawat,mendidik, dan memberikan kasih saying yng tulus kepada penulis.

Skripsi ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan

perkuliahan program Strata-1 pada Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen.

Penulis berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian tulisan ini. Penulis berterimakasih kepada:

1. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas

Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

3. Dra. Marhayanie, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan

memberikan bimbingan, arahan dan perhatian yang besar dalam penyelesaian

skripsi ini.

4. Dra. Pinta Ginting selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan

masukan yang berharga bagi penulis.

5. Dra. Nisrul Irawati,MBA, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan

(4)

6. Opung laki-laki ku Kiben Damanik dan opung perempuanku Tiurlan Br

Purba.Terima kasih pung buat semua pedoman,didikan dan ajaran-ajaran yang

sangat berarti.

7. Adik-adikku Dita dan Febi.Terima kasih buat doa dan dukungan kalian selama

ini

8. Adik-adik sepupuku(jojo,Helen,nadya,keryn,patricia,theo,celine,theresia dan

Raphael)

9. Semua Tulang ku(tulang godang,tulang tongah,tulang boss,dan tulang gian)

10.Tante Christa,Bou Aning,Bou Godang,Makela pakam,Makela Siantar

11.NO Name community (Hari Rapilo, Leonardo Guntur,Aron L.S, Odelio

Denny,dan Teguh Mikha), Thanks bro(nak qu) kalian sahabat terbaik yang

pernah ada baik susah dan duka dan telah menghabiskan waktu bersama-sama

12.Teman-teman SMA 5 Pekanbaru buat Edi como, Tri Darmon, Oki cabiak, Ari

JJ, Haryo, Riski Sarbai, Doni Mances, Nopri,Inur,Yudita,Heriyadi.Thanks

buat persahabatan sampai saat ini, mudah-mudahan kita semua sukses dan

anak-anak kelas 2-8 dan 3 IPS 4 SMA 5 dimanapun yang tidak bisa

disebutkan satu persatu

13.BFL gank (cory grace,putri,nila,asrani.elma,clara,dll)

14.Campoet community (Bonardo, Pranata, Denson, Novri, Pai Simalungunnese,

Zulchairi, Zulfikar, Wahyu,dll)

15.Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis berharap Semoga Skripsi ini memberi mamfaat bagi pembaca

sekalian.

(5)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Kerangka Konseptual ... 7

D. Hipotesis ... 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Manfaat Penelitian ... 8

F. Metodologi Penelitian ... 9

1. Batasan Operasional ... 9

2. Definisi Operasional Variabel ... 9

3. Pengukuran Variabel ... 11

4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 11

5. Populasi dan Sampel ... 11

a. Populasi ... 11

b. Sampel ... 12

6. Jenis Data ... 13

7. Teknik Pengumpulan Data ... 13

8. Teknik Analisis Data ... 14

BAB II URAIAN TEORITIS ... 19

A. Penelitian Terdahulu ... 19

B. Perilaku Konsumen ... 19

C. Jasa ... 22

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 24

E. Proses Keputusan Konsumen ... 33

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 37

A. Sejarah Perusahaan ... 37

(6)

D. Keunggulan dan Kelemahan ... 38

E. Jenis-Jenis Kamar dan Tarif ... 39

A. Syarat dan Ketentuan di K2 ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 41

A. Validitas dan Reliabilitas ... 41

1. Validitas ... 41

2. Reliabilitas ... 43

B. Uji Asumsi Klasik... 44

a. Uji Normalitas ... 44

b. Uji Heteroskedastisitas ... 46

C. Analisis Deskriptif ... 48

a. Karakteristik Responden ... 48

b. Kebiasaan Perilaku Pembelian Responden ... 50

c. Distribusi Jawaban Responden ... 51

d. Analisis Regresi Linier Berganda ... 54

D. Pengujian Hipotesis ... 56

a. Uji Fhitung (Uji secara Serentak) ... 56

b. Uji Thitung (Uji secara Parsial) ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

(7)

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

1. Tabel 1.1 Definisi Operasional Variabel ... 10

2. Tabel 4.1 Harga Untuk Guest Rate ... 40

3. Tabel 4.2 Harga Untuk Classic Member ... 40

4. Tabel 4.3 Validitas Instrumen ... 46

5. Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan usia ... 47

6. Tabel 4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan ... 47

7. Tabel 4.6 Gamestation yang Pertama Sekali Diingat dan Dikunjungi Responden ... 48

8. Tabel 4.7 Jumlah Frekuensi Berkaraoke di Karaoke Keluarga K2 dalam sebulan ... 48

9. Tabel 4.8 Alasan Responden Bermain Videogame di Gamestation ... 49

10.Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden tentang Variabel Faktor Pribadi ... 49

11.Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden tentang Variabel Faktor Psikologis ... 50

12.Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden tentang Variabel Proses Keputusan Konsumen ... 50

13.Tabel 4.12 Item-Total Statistics ... 52

14.Tabel 4.13 Validitas Instrumen ... 53

(8)

16.Tabel 4.15 Descriptive Statistic ... 55

17.Tabel 4.16 Variables Entered/Removed ... 55

18.Tabel 4.17 Metode Analisis Regresi Berdasarkan Metode Enter Coefficients(a) ... 56

19.Tabel 4.18 Anova (b)... 59

20.Tabel 4.19 Coefficients (a) ... 61

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat religius yang sebagian gemar

bernyanyi, berhak untuk mendapatkan sarana hiburan bernyanyi yang bebas dari

simbol-simbol hiburan malam. Pasar inilah yang kemudian ditangkap dengan jeli

oleh pengusaha hiburan karaoke yang selama ini dikenal sebagai hiburan malam

yang berkesan negatif di Indonesia.

Memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan bukan masalah

sederhana. Para pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka

namun bertindak sebaliknya.Para pelanggan tersebut mungkin tidak memahami

motivasi mereka yang lebih dalam.Mereka mungkin menanggapi pengaruh yang

merubah pikiran mereka pada menit-menit akhir (Kotler,2005:201).

Menurut Setiadi (2003:134) Keputusan konsumen dipengaruhi oleh

karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia, pekerjaan, keadaan

ekonomi, gaya hidup serta kepribadiaan dan konsep diri pembeli. Faktor

Psikologis dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi,

persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian. Pebisnis harus dapat

menghargai berbagai kekuatan yang mempengaruhi perilaku konsumen.

Keputusan membeli seseorang merupakan hasil suatu hubungan yang saling

mempengaruhi yang rumit antara faktor-faktor budaya, sosial, pribadi dan

(10)

sangat berguna untuk mengidentifikasi pembeli-pembeli yang mungkin memiliki

minat terbesar terhadap suatu produk.

Titik tolak memahami perilaku pembeli adalah model

rangsangan-tanggapan (stimulus-respond model). Rangsangan pemasaran dan lingkungan

masuk ke kesadaran pembeli. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan

keputusannya akan menimbulkan keputusan pembelian tertentu Tugas pemasar

adalah memahami apa yang terjadi pada kesadaran pembeli sejak masuknya

rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan pembelian. Perilaku pembelian

konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi (individu) dan

psikologis (Kotler, 2005:202)

Perkembangan ekonomi menyebabkan perubahan besar. Hal ini

disebabkan karena semakin banyak dan akibatnya terjadi persaingan untuk

merebut para konsumen. Konsumen menjadi fokus perhatian produsen..

“Pemasaran adalah keseluruhan bisnis yang dilihat dari sudut pandang, hasil

akhirnya, yaitu dari sudut pandang konsumen” (Peter Drucker dalam Mowen &

Minor 2001:8).

Kiat berkreasi dan berinovasi untuk memenangkan persaingan dalam

merebut konsumen memerlukan perancangan strategi pemasaran yang tepat.

Untuk itu, perlu pemahaman mengenai konsumen dan proses konsumsi yang akan

menghasilkan sejumlah mamfaat, yang diantaranya adalah kemampuan untuk

membantu para manajer untuk mengambil keputusan dan memberikan para

(11)

Kebutuhan hiburan kini sama pentingnya dengan kebutuhan sandang dan

pangan. Oleh karena itu bisnis hiburan, termasuk karaoke, tak pernah sepi

pelanggan. Kebutuhan akan hiburan sebagai pelepas stres, dalam hal ini

menyanyi, di kalangan masyarakat menengah ke atas memiliki posisi sejajar

dengan sandang, pangan, dan papan.

Konsumen memiliki kedudukan sebagai salah satu kekuatan kompetitif

melalui daya tawarnya. Daya tawar konsumen menjadi sangat penting karena

merekalah yang mempunyai kebutuhan dan keinginan. Untuk memenuhi

kebutuhan itu mereka jugalah yang mempunyai sarana pembelian (waktu dan

uang), menentukan pilihan dan mengambil keputusan membeli. Menurut Cravens,

perusahaan yang gagal memahami kebutuhan, keinginan, selera dan proses

keputusan pembelian konsumen akan mengalami kegagalan dalam pemasaran dan

penjualannya (Prasetijo & Ihalauw, 2005:4). Perusahaan yang melakukan

sebaliknya, yaitu memahami kebutuhan, keinginan, selera dan proses keputusan

pembelian konsumennya, disebut customer driven organisation. Artinya

organisasi yang digerakkan oleh pemahaman terhadap pelanggannya.

Karaoke keluarga adalah salah satu bentuk sarana rekreasi menyanyi

indoor yang bisa dinikmati oleh seluruh anggota keluarga dari berbagai usia dari

mulai anak, remaja , dewasa bahkan orang tua. Dan tentu saja dari berbagai ragam

kalangan dan profesi. Karaoke keluarga sebetulnya adalah perluasan fasilitas dari

café atau restaurant keluarga dengan fasilitas hotel berbintang yang dilengkapi

dengan sarana karaoke modern dan lengkap yang tidak terdapat di restaurant

(12)

makan bersama keluarga dapat dinikmati sebelum atau sesudah berkaraoke atau

sekaligus di ruang karaoke sambil menyanyi bersama.

K2 Medan merupakan karaoke keluarga eksklusif, yang terletak di Jl.

Multatuli Blok AA No. 60, karaoke ini memiliki lokasi yang strategis karena

merupakan Karaoke keluarga pertama di Medan yang beroperasi dan menjadi

pelopor bagi karaoke keluarga lainnya. Karaoke keluarga K2 Medan ini non

franchise atau (tidak waralaba) seperti karaoke keluarga lainnya, karaoke

keluarga K2 menerapkan prinsip No Drugs, No Hostess No hard liquor. Pada

zaman sekarang ini banyak pengusaha/pebisnis berlomba-lomba untuk

mendirikan bisnis karaoke keluarga karena diminati oleh masyarakat. K2

ditujukan bagi masyarakat yang ingin menikmati hiburan karaoke bersih, tanpa

narkoba, minuman keras, liqour, dan dengan harga terjangkau. Hal ini terlihat

jelas di ruangan karaoke, interior K2 yang tersedia didesain dalam tema-tema

tertentu dengan konsep minimalis dan terdapat pula KTV bebas rokok.

Hiburan Karaoke untuk semua anggota keluarga Karaoke Keluarga

memiliki koleksi puluhan ribu lagu, mulai dari lagu lagu lama untuk bernostalgia

sampai lagu lagu terbaru yang selalu up date. Segala aliran musik dari vokalis atau

grup band local dan luar negeri tersedia lengkap untuk memuaskan keinginan

menyanyi pelanggan dari segala lapisan umur dan kalangan. Dilengkapi oleh

peralatan karaoke canggih tapi tetap mudah digunakan sehingga pelanggan bebas

memilih lagu dan mulai menyanyi tanpa harus selalu dijaga oleh operator yang

mungkin bisa membuat pelanggan malu bernyanyi. Tentu saja tersedia pilihan

(13)

Teknologi yang digunakan yaitu wireless keyboard yang menjadikan

pelanggan tidak perlu berpindah tempat, jika ingin mengganti lagu yang akan

dinyanyikan. Selain itu, sistem operasional permilihan lagu juga lebih user

friendly. K2 memiliki koleksi lagu lebih dari 50.000 item. Di sini juga tersedia

food and beverage yang langsung diolah dari dapur sendiri. Tarif berkaraoke,

selain dihitung per jam, juga ditentukan oleh besar kecilnya ruangan dan waktu

diberlakukannya pada waktu berkaroke apakah hari biasa atau weekend.

Tabel 1.1

Jumlah Pengunjung Pada Tahun 2008

Sumber : Manajemen K2

K2 dikunjungi 200–300 orang per hari dan pada akhir pekan mencapai 500

orang per hari. Pada awal tahun 2008 jumlah pengunjung karaoke sebanyak 3210

orang, jumlah pengunjung terus meningkat sampai bulan Agustus mencapai 8315

pengunjung , tetapi pada bulan Oktober dan November terjadi penurunan jumlah

pengunjung disebabkan adanya bulan puasa dimana karaoke K2 mengalami sepi

pengunjung. Sejak dibuka akhir desember 2007 begitu banyak tamu yang

berkunjung, sehingga terjadi peningkatan persentase jumlah pengunjung dari

Bulan Jumlah Pengunjung

Januari 3.210

Februeri 4.553

Maret 5.217

September 6.783

Oktober 7.619

November 8572

(14)

bulan Januari sampai bulan Desember sebesar 67%. Pengunjung yang sudah

terdaftar menjadi member sampai saat ini sebanyak 3000 orang.

Kehadiran K2 di Medan tentu saja melegakan berbagai kalangan, terutama

wanita dan keluarga, karena sesungguhnya selama ini banyak wanita merasa

seram untuk masuk karaoke, dan kesan negatif melekat disana. Sehingga

membuat orangtua berpikir duakali untuk mengajak anak-anak dan keluarganya

rekreasi karaoke. Atmosfir ruang yang nyaman dengan memiliki fasilitas 27

Karaoke Room terdiri 3 standard Room (kapasitas 4-6 seats), 8 superior Room

(6-8 seats), (6-8 Deluxe Room ((6-8-10 seats), 4 VIP Room (12-15 seats) dan 4 suite Room

(16-20 seats). Pemilihan Lagu Serba Computerized sehingga pengunjung K2 akan

sangat dimudahkan dan dengan cepat memilih sendiri lagu yang dikehendaki.

Pengoperasian Karaoke sistem yang serba computerized terasa sangat mudah

digunakan. K2 memiliki koleksi 50.000 lagu up-to-date yang dan tersedia dalam 7

bahasa, menjadikan pengunjung leluasa melakukan pilihan. Cari, pilih, dan

mainkan, Sekejap kemudian lagu terpilih segera mengalun jernih dan mantap

dalam balutan system tata suara high-endstereoclass. Perangkat Audio-video

berasa kejernihan sistem tata suara dan ketajaman gambar televisi dalam ukuran

besar dan lebar. Terasa bedanya dentuman bass yang mengalir kadang

menghentak keluaran sub-woofer Sound. Semua itu dipersembahkan guna

memberikan kenyamanan dan kepuasan pengunjung.

Berdasarkan alasan-alasan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Karakteristik Individu dan FaktorPsikologis

(15)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah karakteristik individu

dan psikologis berpengaruh positif dan signifikan terhadap proses keputusan konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Medan.”

C. Kerangka Konseptual

Kotler (2005:203) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumen dapat diukur melalui empat determinan yaitu : faktor budaya,

sosial, pribadi dan psikologis. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen akan mendasari variasi hasil proses keputusan konsumen. Namun

untuk tiap produk atau jasa memiliki faktor-faktor yang berbeda pula tergantung

dari perilaku konsumennya. Pada penelitian ini penulis memilih karakteristik

individu dan faktor psikologis sebagai faktor yang mempengaruhi pelanggan

karaoke Keluarga K2 Medan.

sSumber : Kotler, 2005:203 (diolah) Gambar 1.1 Kerangka Konseptual.

Karakteristik Individu

Faktor Psikologis

Keputusan Konsumen dalam memilih Karaoke

(16)

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah

diberikan, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Karakteristik individu dan faktor psikologis mempunyai pengaruh yang

positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen pada Karaoke

Keluarga K2 Medan.

2. Karakteristik individu merupakan faktor yang paling dominan dalam

mendorong proses keputusan konsumen Karaoke Keluarga K2 Medan.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen yang mendasari proses keputusan

konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Medan.

b. Menjelaskan pengaruh variabel pribadi dan psikologis secara

bersama-sama maupun parsial terhadap proses keputusan konsumen

pada Karaoke Keluarga K2 Medan.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis

merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan

teori-teori dan literatur yang penulis peroleh dari bangku kuliah, kemudian

memperluas wawasan penulis tentang perilaku konsumen khususnya

(17)

sebagai sumbangan pemikiran kepada Karaoke Keluarga K2 Medan

dalam mengetahui hal-hal apa saja yang mempengaruhi konsumen

dalam mengambil keputusan memilih serta dapat dijadikan landasan

dalam menentukan kebijakan selanjutnya.

c. Bagi pihak lain

sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan

perbandingan dalam mengadakan penelitian pada masa yang akan

datang.

F. Metodologi Penelitian 1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Independen (X) terdiri dari variabel karakteristik individu

(X1), variabel faktor psikologis (X2).

b. Varibel Dependen (Y) adalah keputusan konsumen pada Karaoke

Keluarga K2 Medan.

2. Definisi Operasional Variabel

Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel

lain, terdiri dari:

1. Karakteristik Individu

Keputusan konsumen dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik

(18)

2. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis

utama -motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Pada

penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah proses keputusan konsumen

pada Karaoke Keluarga K2 Medan.

Tabel 1.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala Ukur

Karakteristik Individu

(X1)

a. Usia

b.Pekerjaan

c. Gaya hidup

d.Kepribadian

Skala Likert

Faktor Psikologis (X2) a. Motivasi

b. Persepsi

c. Pembelajaran

d. Keyakinan dan sikap

Skala Likert

Keputusan Konsumen

(Y)

a. Pencarian Informasi

b. Evaluasi Alternatif

c. Keputusan Konsumen

d. Perilaku Pembelian

Skala Likert

(19)

3. Pengukuran Variabel

Pengukuran yang digunakan penulis dalam proses pengolahan data adalah

dengan menggunakan Skala Likert, di mana responden menyatakan tingkat setuju

atau tidak setuju mengenai berbagai pernyataan mengenai perilaku, obyek, orang

atau kejadian.

Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang

tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Skor responden

kemudian dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah

yang ditafsirkan sebagai posisi responden dalam Skala Likert.

Kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut:

Sangat setuju : diberi skor 5

Setuju : diberi skor 4

Kurang setuju : diberi skor 3

Tidak setuju : diberi skor 2

Sangat tidak setuju : diberi skor 1

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Karaoke Keluarga K2 Jl.Multatuli Blok AA No. 60

Medan. Waktu Penelitian dari bulan Oktober 2008 -Maret 2009.

5 Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa

(20)

mempelajarinya atau menjadi kan objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Populasi

dalam penelitian ini adalah pelanggan yang berkunjung Karaoke Keluarga K2

Medan selama bulan Oktober 2008 s/d Desember 2008 sebanyak 3000 orang.

b. Sampel

Penarikan sampel yang digunakan adalah metode purposive random

sampling yaitu teknik pengambilan sample dengan pertimbangan karakter dan

cirri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sample

(Sugiono,2004:78).

Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak K2, member K2 adalah

sebanyak 3000 orang. Oleh sebab itu sampel yang digunakan adalah yang menjadi

member K2 yang berkunjung selama bulan Oktober s/d Desember 2008. Hal ini

didasarkan pada teknik penarikan sample digunakan berdasarkan rumus Slovin

sebagai patokan untuk menentukan ukuran sample yang harus diambil (Suliyanto,

2006 : 100) yaitu

e = persentase kelonggaran ketelitian yang ditentukan

sehingga :

(21)

Berdasarkan rumus Slovin tersebut, Peneliti menetapkan sampel sebanyak

97 orang dengan taraf kesalahan 10%.

Adapun kriteria yang ditentukan peneliti adalah

1. Frekuensi berkunjung minimal 2 kali dalam sebulan

2. Responden minimal berusia 17 tahun dengan alasan sudah dianggap rasional

dalam pengambilan keputusan

6. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu:

a. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi

penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner dan melakukan

wawancara.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari

berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah dan internet untuk mendukung

penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara

Yaitu melakukan tanya-jawab secara langsung dengan pelanggan Karaoke

(22)

b. Kuesioner

Yaitu memberikan daftar pertanyaan kepada pelanggan Karaoke Keluarga K2

Medan yang telah ditetapkan menjadi sampel atau responden penelitian.

c. Studi Pustaka

Yaitu pengumpulan data dengan menggunakan data dari buku-buku dan

literatur yang berhubungan dengan penelitian.

8. Teknis Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah,

menyajikan dan menginterpretasikan data sehingga diperoleh gambaran yang jelas

mengenai masalah yang dihadapi dan hasil perhitungan.

b. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi

sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni

distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak

menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan

dengan menggunakan pendekatan kolmogorv sminorv. Dengan

menggunakan tingkat signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp.Sig.

(2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual

(23)

2. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji ini pada prinsipnya adalah ingin menguji apakah sebuah

grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut.

Artinya jika varians variabel independent adalah konstan (sama) untuk

setiap nilai tertentu variabel independen disebut homoskedastisitas.

Sedangkan heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji glejser

dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan

secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi

terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikan di atas tingkat

kepercayaan 5% (0,05) dapat disimpulkan model regresi tidak

mengarah adanya heteroskedastisitas, (Situmorang, dkk, 2008 : 63).

3. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau

pasti di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari

model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas

dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance

Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut:

a. VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas

b. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikoliniearitas

b.Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa

(24)

terhadap variabel terikat (keputusan konsumen). Data diolah secara statistik

dengan menggunakan SPSS versi 15 untuk memperoleh hasil yang terarah

Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah:

Dimana:

Y = keputusan konsumen

a = konstanta

b1-b2 = koefisien regresi

X1 = karakteristik individu

X2 = faktor psikologis

e = standar error

Penelitian ini memakai beberapa pengujian, antara lain:

1) Uji validitas dan reabilitas kuesioner

Untuk peneliti mendapatkan hasil penelitian yang valid dan realiabel maka

kuesioner yang digunakan harus diuji kelayakan untuk digunakan sebagai

instrumen penelitian. Validitas menunjukkan sejauh mana kuesioner dapat

mengukur apa yang ingin diukur. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil

(25)

pengukuran yang berbeda (Ariestonandri 2006: 88). Uji validitas dan reliabilitas

dalam penelitian ini menggunakan SPSS 14 for windows.

2) Uji Signifikansi Simultan

Uji signifikasi simultan (Uji-F) digunakan untuk menunjukkan apakah

secara serentak variabel bebas bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel terikat (Y).

H0 : b1 = b2 = 0

Variabel bebas (X1, X2) berupa karakteristik individu dan faktor psikologis

secara bersama tidak berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan konsumen

sebagai variabel terikat (Y).

H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0

Variabel bebas (X1, X2,) berupa karakteristik individu dan faktor

psikologis secara bersama berpengaruh positif signifikan terhadap proses

keputusan konsumen sebagai variabel terikat (Y).

Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung

dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada = 5 %

H0 diterima jika Fhitung > Ftabel pada = 5 %

3) Uji signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji signifikansi parsial (Uji-t) menunjukkan seberapa besar pengaruh

variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

(26)

Secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel

bebas terhadap variabel terikat (Y). Variabel bebas (X1, X2) berupa karakteristik

pribadi dan psikologis terhadap keputusan konsumen sebagai variabel terikat (Y).

H0 : b1 ≠ 0

Secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikansi variabel bebas.

Variabel bebas (X1, X2) berupa karaktristik pribadi dan psikologis terhadap

keputusan konsumen sebagai variabel terikat (Y).

Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung

dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada = 5 %

H0 diterima jika Fhitung > Ftabel pada = 5 %

4) Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) dipakai untuk mengukur kemampuan model

dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar nilainya (mendekati

satu) menunjukkan adanya pengaruh yang kuat antara variabel bebas (X1, X2)

dengan variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat

untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel

terikat. Apabila R2 semakin kecil nilainya (mendekati nol) menunjukkan adanya

pengaruh yang lemah antara variabel bebas (X1, X2) dengan variabel terikat (Y).

Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh

(27)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang perilaku konsumen telah dilakukan oleh Berdian

Damanik (2008) dengan judul “Analisis Faktor Pribadi dan Faktor Psikologi

Terhadap Proses Keputusan Konsumen Pada Game Station Jalan Jamin Ginting

Padang Bulan Medan”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang

mendasari proses keputusan konsumen pada game station dan menjelaskan

pengaruh variabel pribadi dan variabel psikologi secara bersama-sama maupun

parsial trhadap proses keputusan konsumen

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah faktor pribadi dan faktor

psikologi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap proses keputusan

konsumen. Secara parsial faktor psikologi lebih berpengaruh daripada faktor

pribadi terhadap pemilihan Game Station

B. Perilaku Konsumen

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:7), Perilaku Konsumen adalah

proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan,

mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang

diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya.Perilaku Konsumen adalah tindakan

yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan

(28)

tindakan ini. Jadi, dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan studi

tentang bagaimana pembuat keputusan (decisions units), baik individu, kelompok,

ataupun organisasi, membuat keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi

pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya.

Dari definisi perilaku kosumen diatas dapat diungkapkan bahwa perilaku

konsumen adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap:

a. Tahap perolehan (acquisition): mencari (searching) dan membeli

(purchasing).

b. Tahap konsumsi (consumption): menggunakan (using) dan mengevaluasi

(evaluting).

c. Tahap tindakan pasca beli (disposition): apa yang dilakukan oleh konsumen

setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi.

Sumber : Prasetijo dan Ihalauw (2005:10)

Gambar 2.1 Proses Perilaku Konsumen

Pemahaman tentang konsumen dan proses konsumsi akan menghasilkan

sejumlah mamfaat di antaranya adalah kemampuan untuk membantu para manajer

mengambil keputusan, memberikan para peneliti pemasaran pengetahuan dasar

(29)

peraturan menciptakan hukum dan peraturan yang berhubungan dengan

pembelian dan penjualan barang atau jasa, dan membantu konsumen dalam

pengambilan keputusan yang lebih baik. Singkatnya Perilaku Konsumen

dipelajari agar lebih memahami tentang apa yang dibeli oleh konsumen, mengapa,

di mana, kapan dan seberapa sering dia membeli. Pengetahuan ini kemudian

dipakai untuk menciptakan cara untuk memuaskan/memenuhi kebutuhan mereka

dan menciptakan pendekatan yang baik untuk berkomunikasi dan mempengaruhi

mereka. Jadi, itu semua adalah kajian-kajian yang sangat mendasar dalam seluruh

kegiatan pemasaran.

Menurut Setiadi (2003:136) Pemahaman tentang konsumen dapat

ditemukan pada definisi pemasaran (marketing), yaitu “kegiatan manusia

ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melaui proses pertukaran.

Dari definisi ini muncul dua kegiatan pemasaran yang utama. Pertama, para

pemasar berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran

mereka. Kedua, pemasaran meliputi studi tentang proses pertukaran di mana

terdapat dua pihak yang mentransfer sumber daya di antara keduanya. Dalam

proses pertukaran, perusahaan menerima sumber moneter dan sumber daya

lainnya dari para konsumen, yang sebaliknya, menerima produk, jasa dan

sumber-sumber nilai lainnya. Bagi para pemasar untuk menciptakan pertukaran yang

berhasil, mereka harus memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan

dan keinginan konsumen. Untuk memahami dan mengembangkan strategi

pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang konsumen pikirkan

(30)

(perilaku) dan apa serta dimana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta

dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa dan dilakukan konsumen.

C. Jasa

Kotler mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang

dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat

intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu

dalam Tjiptono (2005:16)

Pengertian jasa menurut pendapat para ahli antara lain:

a. Menurut Zethaml dan Bitner dalam Lupiyoadi (2001:5)

“Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan

produk dalam bentuk fisik atau kontruksi yang biasanya dikonsumsi pada saat

yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti

kenyamanan, hiburan, kesenangan atau kesehatan) atau pemecahan atas masalah

yang dihadapi konsumen.

b. Menurut Lovelock dan Wrigth (2005:5)

“Jasa adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberikan

manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari

tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkandalam diri –atau atas nama–

penerima jasa tersebut.”

c. Menurut Lamb et.al (2001:482)

“Jasa adalah hasil dari usaha penggunaan manusia dan mesin terhadap

sejumlah orang atau objek. Jasa meliputi suatu perbuatan, suatu kinerja atau suatu

(31)

Dari definisi di atas tampak bahwa di dalam jasa selalu ada aspek interaksi

antara pihak konsumen dengan pemberi jasa, meskipun pihak-pihak terlibat tidak

menyadari. Jasa juga bukan merupakan barang, jasa adalah suatu proses atau

aktifitas dan aktifitas-aktifitas tersebut tidak berwujud.

Jasa memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari barang dan

berdampak pada cara memasarkannya. Secara garis besar karakteristik itu terdiri

dari:

1. Intangibility (tidak berwujud)

Jasa merupakan suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, kinerja atau usaha

oleh sebab itu sifat jasa tidak dapat dilihat, diraba, dicium atau didengar

sebelum dibeli dan dikonsumsi.

2. Inseparability (tidak terpisahkan)

Barang fisik diproduksi, dijual dan kemudian dikonsumsi. Sebaliknya jasa

dijual dulu, kemudian diproduksi dan dikonsumsi. Ini berarti bahwa jasa

tidak dapat dipisahkan dari penyedianya.

3. Variability

Jasa bersifat sangat beranekaragam karena non-standardized output,

artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung pada siapa,

kapan dan di mana jasa tersebut dihasilkan.

4. Perishability (tidak tahan lama)

Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat

disimpan. Dengan demikian bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa

(32)

5. Lack of Ownership

Lack of Ownership merupakan perbedaan dasar antara barang dengan jasa.

Pada pembelian barang pembeli mempunyai hak penuh atas penggunaan

produk yang dibelinya. Pada pembelian jasa, pelanggan hanya mempunyai

akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Keputusan konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial,

pribadi dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak

dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi benar-benar harus diperhitungkan.

1. Faktor Kebudayaan

Menurut Kotler, faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan

paling dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang

dimainkan oleh kultur, subkultur dan kelas sosial pembeli (Simamora, 2002:183).

Kultur. Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan

perilaku seseorang. Mahluk yang lebih rendah umumnya dituntun oleh naluri.

Sedangkan pada manusia, perilaku biasanya dipelajari dari lingkungan sekitarnya.

Sehingga nilai, persepsi, preferensi dan perilaku antara seorang yang tinggal pada

daerah tertentu dapat berbeda dengan orang lain yang berada di lingkungan yang

lain pula. Sehingga sangat penting bagi pemasar untuk melihat pergeseran kultur

tersebut untuk dapat menyediakan produk-produk baru yang diinginkan

(33)

Subkultur. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – subbudaya yang

lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk

para anggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras dan

daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting dan

pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan

dengan kebutuhan mereka.

Kelas Sosial. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif

homogen dan permanen, yang tersusun secara heirarkis dan yang anggotanya

menganut nilai-nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas Sosial tidak hanya

mencerminkan penghasilan tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan

dan tempat tinggal. Kelas Sosial berbeda dalam hal busana, cara berbicara,

preferensi rekreasi dan memiliki banyak ciri-ciri lain.

2. Faktor Sosial

Kelompok Referensi. Kelompok referensi menurut Kotler (2005:213)

adalah semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung

terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh

langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa

kelompok keanggotaan adalah kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga

dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang secara terus menerus dan

informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder, seperti kelompok

keagamaan, profesional dan asosiasi perdagangan yang cenderung lebih formal

(34)

Pemasar berusaha mengindentifikasi kelompok referensi pelanggan mereka.

Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan

sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku. Anggota

kelompok referensi sering menjadi penyebar pengaruh dalam hal selera. Oleh

karena itu konsumen selalu mengawasi kelompok tersebut baik perilaku fisik

maupun mentalnya. Yang termasuk kelompok referensi ini antara lain; serikat

buruh, team olahraga, perkumpulan agama, kesenian dan lain sebagainya.

Keluarga. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang

paling penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas.

Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.

Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga

merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam

masyarakat dan ia telah menjadi objek peneliti yang luas. Anggota keluarga

merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Kita dapat

membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga orientasi

terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang

mendapatkan orientasi atas agama, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi,

harga diri dan cinta. Bahkan jika pembeli tidak lagi berinteraksi secara mendalam

dengan keluarganya, pengaruh keluarga terhadap perilaku pembeli dapat tetap

signifikan. Di negara-negara di mana orang tua tinggal dengan anak-anak mereka

yang sudah dewasa, pengaruh mereka dapat menjadi sangat besar. Pengaruh yang

lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi

(35)

Sebagian besar penelitian perilaku konsumen mengambil individu sebagai unit

analisis. Tujuan pada umumnya adalah untuk menjelaskan dan memahami

bagaimana individu membuat keputusan pembelian sehingga strategi pemasaran

dapat dikembangkan untuk dapat mempengaruhi proses tersebut dengan lebih

efektif.

Peran dan Status. Posisi seseorang dalam suatu kelompok dapat

ditentukan dari segi peran dan status. Tiap peran membawa status yang

mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat.

3. Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik individu

seperti umur dan tahap daur-hidup pembeli, jabatan, keadaan ekonomi, gaya

hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan.

Usia dan Tahap Daur Hidup. Orang akan mengubah barang dan jasa

yang dibelinya sepanjang hidup mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan

berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga.

Sehingga pemasar perlu memperhati kan perusahaan minat pembelian yang terjadi

yang berhubungan dengan daur hidup manusia.

Pekerjaan. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa yang

dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat mengindentifikasi kelompok yang

berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata-rata terhadap

(36)

Keadaan Ekonomi. Keadaan ekonomi akan sangat mempengaruhi pilihan

produk. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan

seksama memperhatikan kecendrungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan

tingkat bunga. Jadi jika indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukkan

adanya reses, pemasar dapat mencari jalan menetapkan posisi produk.

Gaya Hidup. Menurut Kotler (2005: 215) Gaya hidup adalah pola hidup

seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya

hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan

lingkungannya. Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana

mereka membelanjakan uangnya dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu

mereka. Oleh karenanya, hal ini berhubungan dengan tindakan dan perilaku sejak

lahir.

Kepribadian. Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang

berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten

dan bertahan lama terhadap lingkungannya (Kotler, 2005:216) Masing-masing

orang memiliki kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi perilaku

pembeliannya. Kepribadiannya biasanya dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri

seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan

bersosialisasi pertahanan diri dan kemampuan beradaptasi.

4. Faktor Psikologis

Motivasi. Menurut J. Moskowits, motivasi didefenisikan sebagai inisiasi

dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan

(37)

pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka

mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk

mencapai kepuasan.

Suatu kebutuhan dapat diartikan sebagai suatu keadaan internal yang

menyebabkan hasil-hasil tertentu tampak menarik. Suatu kebutuhan yang tak

terpuaskan menciptakan tegangan yang merangsang dorongan-dorongan yang ada

dalam diri individu yang bersangkutan. Dorongan ini menimbulkan suatu perilaku

pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu yang apabila dicapai akan

memenuhi kebutuhan itu dan mendorong ke arah pengurangan tegangan. Perilaku

yang termotivasi diprakarsai oleh pengaktifan kebutuhan atau pengenalan

kebutuhan. Kebutuhan atau motif diaktifkan ketika ada ketidakcocokan yang

memadai antara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan. Konsumen

selalu dihadapkan pada persoalan biaya atau pengorbanan yang akan dikeluarkan

dan seberapa penting produk yang dibutuhkan dan diinginkan. Oleh karena itu

konsumen akan dihadapkan pada persoalan motivasi atau pendorong.

Persepsi. Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana

seseorang yang termotivasi bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap

situasi tertentu. Menurut Kotler (2005:216) Persepsi adalah proses yang

digunakan oleh seseorang individu untuk memilih, mengorganisasi dan

menginterprestasikan masukan-masukan informasi informasi guna menciptakan

gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi setiap orang terhadap suatu objek

akan berbeda-beda. Oleh karena itu persepsi memiliki sifat subjektif. Persepsi

(38)

sekitarnya. Selain itu satu hal yang perlu diperhatikan dari persepsi adalah bahwa

persepsi secara substansil bisa sangat berbeda dengan realitas. Orang dapat

memiliki memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama karena tiga proses

persepsi: perhatian selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif. (Kotler

2005:217)

1. Perhatian Selektif. Orang terlibat kontak dengan rangsangan yang sangat

banyak setiap hari. Tantangan yang sesungguhnya adalah menjelaskan

rangsangan mana yang akan diperhatikan oleh orang-orang. Ada beberapa

temuan antara lain: orang lebih cenderung memperhatikan rangsangan yang

berhubungan dengan kebutuhan saat ini, orang lebih cenderung

memperhatikan rangsangan yang mereka antisipasi, orang lebih cenderung

memperhatikan rangsangan dengan deviasi yang besar dibandingkan dengan

ukuran rangsangan normal.

2. Distorsi Selektif. Bahkan rangsangan yang telah mendapatkan perhatian tidak

selalu muncul di pikiran orang persis seperti yang diinginkan oleh

penciptaannya. Distorsi selektif adalah kecenderungan orang untuk mengubah

informasi menjadi bermakna pribadi dan menginterprestasikan informasi itu

dengan cara yang akan mendukung pra-konsepsi mereka.

3. Ingatan/Retensi Selektif. Orang akan melupakan banyak hal yang mereka

pelajari namun cenderung akan mengingat informasi yang menyokong

pandangan dan keyakinan mereka. Karena adanya ingatan selektif, kita

cenderung akan mengingat hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang

(39)

Pembelajaran.Pembelajaran adalah perubahan yang relatif bersifat tetap,

yang terjadi sebagai akibat dari pengalaman (Prasetijo, 2005:87). Dari definisi ini

didapat pengertian bahwa pembelajaran konsumen adalah suatu proses, jadi

pembelajaran ini secara terus menerus berlangsung dan berubah sebagai akibat

dari pengetahuan yang diperoleh (dengan membaca, diskusi, observasi atau

berpikir) atau dari pengalaman yang sebenarnya.

Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil dari belajar. Dalam

mengkonsumsi produk konsumen akan mempertimbangkan mamfaat yang bisa

diperolehnya. Oleh karena itu, kualitas produk sangat menentukan apakah

konsumen akan memberikan respon positif atau negatif. Respon positif akan

terjadi ketika konsumen merasa puas, akibatnya probabilitas konsumen

melakukan pembelian ulang semakin tinggi. Sementara itu konsumen akan

memberikan respon negatif jika respon atas tindakannya itu tidak memuaskan.

Sikap. Menurut Kotler (2005:218) Sikap adalah evaluasi, perasaan

emosional dan kecendrungan tindakan yang menguntungkan atau tidak

menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau

gagasan. (Mowen 2001: 319) Sikap adalah afeksi atau perasaan untuk atau

terhadap suatu rangsangan.

Orang memiliki sikap terhadap hampir semua hal. Sikap menempatkan

semua itu ke dalam sebuah kerangka pemikiran yang menyukai atau tidak

menyukai suatu obyek, bergerak mendekati atau menjauhi obyek tersebut. Sikap

menyebabkan orang-orang berperilaku secara cukup konsisten terhadap obyek

(40)

panjang mereka. Pada keadaan seperti ini, orang-orang menggunakan sikap untuk

membantunya berinteraksi secara lebih efektif dengan lingkungannya.

E. Proses Keputusan Konsumen

Menurut Setiadi (2003:16) proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan

kejadian berikut: Pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi

alternatif, keputusan pembelian dan perilaku sesudah pembelian. Keselurahan

dapat dilihat dilihat di gambar berikut:

Gambar 3.1 Proses Keputusan Pembelian Sumber : Setiadi. (2003)

Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengenalan masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah

kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi yang Pencarian

Informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku pascapembelian

(41)

sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat

disebabkan oleh rangsangan internal atau eksternal. Dalam kasus pertama, salah

satu kebutuhan umum seseorang mencapai titik tertentu dan menjadi sebuah

dorongan. Dalam kasus kedua, kebutuhan ditimbulkan oleh rangsangan eksternal.

2. Pencarian Informasi

Seseorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk

mencari informasi lebih banyak lagi. Dapat dibedakan dua tingkat yaitu keadaan

tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian yang

meningkat. Pencarian informasi secara aktif dimana ia mencari bahan-bahan

bacaan, menelpon teman-temannya dan melakukan kegiatan-kegiatan mencari

untuk mempelajari yang lain. Umumnya jumlah aktivitas pencarian konsumen

akan meningkat bersamaan dengan konsumen berpindah dari situasi pemecahan

masalah yang terbatas ke pemcahan masalah yang ekstensif.

Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi

utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari

masing-masing sumebr terhadap keputusan membeli. Sumber-sumber informasi

konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu:

1. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.

2. Sumber komersil: iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan

pameran.

3. Sumber umum : media massa, organisasi konsumen.

(42)

3. Evaluasi Alternatif

Bagaimana konsumen dalam memproses informasi tentang pilihan produk

atau jasa dan membuat penilaian untuk membuat keputusan akhir? Tidak ada

evaluasi yang sederhana dan tunggal yang digunakan oleh konsumen atau bahkan

oleh satu konsumen pada seluruh situasi membeli. Ada beberapa proses evaluasi

keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat

kognitif, yaitu perusahaan memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian

terhadap produk terutama pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

4. Keputusan Membeli

Konsumen pada tahap evaluasi membentuk preferensi terhadap

merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga

membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Walaupun

demikian, dua faktor berikut dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan

membeli. Faktor yang utama adalah sikap orang lain, sejau mana sikap orang lain

akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan bergantung pada intensitas

sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi

konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin tinggi intensitas sikap

orang lain tersebut akan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan

konsumen, maka semakin besar kemungkinan konsumen akan menyesuaikan

tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian dipengaruhi juga oleh faktor-faktor

keadaan yang tidak terduga. Konsumen membentuk juga oleh faktor-faktor seperti

(43)

produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor

keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli.

5. Perilaku Pascapembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau

ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli,

melainkan berlanjut hingga periode pascapembelian. Pemasar harus memantau

kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian dan pemakaian produk

pascapembelian.

a. Kepuasan sesudah pembelian

Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli

atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut.

Jika kinerja produk lebih rendah dari harapan, pelanggan akan kecewa, jika

ternyata sesuai harapan, pelanggan pelanggan akan puas, jika melebihi harapan

pelanggan akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan membedakan apakah

pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang

menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang

lain.

b. Tindakan pascapembelian

Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan

mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukkan

kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut, dan

kemungkinan pelanggan yang puas akan menceritakan hal-hal yang baik tentang

(44)

Para pelanggan yang tidak puas bereaksi sebaliknya. Mereka mungkin

membuang atau mengembalikan produk tersebut. Mereka juga dapat memutuskan

untuk berhenti membeli produk tersebut atau memperingatkan teman-teman untuk

tidak menggunakan atau membeli produk tersebut. Dalam kejadian itu, penjual

telah gagal memuaskan pelanggan.

c. Pemakaian Pascapembelian

Pemasar juga harus memantau bagaimana pembeli memakai dan

membuang produk. Jika konsumen menyimpan produk itu ke dalam lemari,

produk tersebut mungkin tidak begitu memuaskan dan kabar dari mulut ke mulut

tidak akan gencar. Jika konsumen menjual atau mempertukarkan produk tersebut,

penjualan produk baru akan menurun. Konsumen mungkin juga menemukan

(45)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Karaoke Keluarga K2 merupakan karaoke keluarga pertama di Medan

yang bersifat non-franchise dan merupakan pelopor bagi karaoke keluarga lainnya

seperti Nav karaoke, Happy Puppy family karaoke dan yang terakhir Inul vista

karaoke. Karaoke Keluarga K2 ini dirikan oleh Agus Banjarnahor, dan diresmikan

pada 8 Desember 2007 dengan menghadirkan bintang tamu yaitu Tantowi Yahya

presenter sekaligus pengusaha yang sudah tidak asing lagi di dunia entertainment.

Lokasi K2 sangat strategis yaitu berada di pusat kota yang beralamat di Jl.

Multatuli Blok AA No.60 Medan.Modal K2 awalnya 3 Milyard yang digunakan

untuk membeli alat-alat kebutuhan karaoke dan menyewa bangunan, setelah

berjalan beberapa bulan akhirnya pendapatan K2 per bulan mencapai Rp

100.000.000

B. Visi dan Misi

a. Visi

K2 tetap menjadi karaoke keluarga yang terbaik di kota Medan dengan

tetap menjunjung tinggi prinsip kekeluargaan no hostess,no hard liquor

and no drugs

b. Misi

K2 adalah tempat dimana pelayanan dan kenyamanan tamu adalah

agenda K2. K2 berusaha akan memberikan pelayanan yang maksimal

kepada para tamu, dimana bila tamu merasa senang, K2 juga merasa

(46)

C. 4 Pilar K2

1) Quality

K2 harus mampu untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang memuaskan

bagi pelanggan agar pelangan merasa senang dan puas dengan pelayanan yang

diberikan.

2) Service

K2 harus memberikan service yang memuaskan bagi pelanggan agar pelangan

merasa senang dan puas dengan servis yang diberikan.

3) Cleanliness

Lingkungan dan kondisi di sekitar K2 harus bersih baik itu desain interior

ruangan yang kondusif dan bersih,makanan yang bersih dan higienis sehingga

pelanggan merasa aman dan nyaman.

4) Value

K2 harus memberikan dan memiliki nilai tambah bagi pelanggan agar

pelanggan tersebut nantinya akan loyal dan puas dan juga agar dapat bersaing

secara sehat dengan karaoke keluarga lainnya

D. Keunggulan dan Kelemahan

1) Keunggulan

a. Service K2 memuaskan pelanggan

Service K2 sangat memuaskan pelanggan dan juga memiliki service dari

(47)

b. Lokasi strategis

Lokasi K2 berada di pusat kota dan di pusat bisnis perkantoran yang

berada di Jl. Multatul Blok AA No. 60 Medan

c. Makanannya bersih dan higienis

Makanan nya di sajikan oleh chef dan koki handal dan berpengalaman di

bidang nya sehingga mutu, rasa, dan kesehatan nya terjamin

d. Kualitas sound system bagus

K2 memiliki system tata suara high-end sreteo class yaitu perangkat

Audio-Video yang memiliki kejernihan system tata suara dan ketajaman

gambar.

e. Karyawan nya ramah dan baik

Karyawan K2 mau membantu pelanggan dengan ikhlas dan tanpa

mengharapkan imbalan apappun apabila pelanggan membutuhkan

bantuan/keluhan

2) Kekurangan K2

a. Tidak bisa menampung pelanggan yang berlebih (over capacity)

Pada saat weekend atau hari libur banyak pelanggan yang tidak dapat

berkaraoke karena sudah penuh.

b. Tingkat turn over karyawan relatif tinggi

c. Lagu-lagu nya kurang update

Lagu-lagu di K2 kurang begitu update, banyak lagu-lagu baru dari

(48)

E. Jenis-Jenis Kamar dan Tarif

a. Untuk Guest Rate

Tabel 4.1.

Harga untuk Guest Rate

GUEST RATE Per hour

MONDAY-THURSDAY WEEKEND/ HOLIDAY EVE

11.30-18.00

23.01-00.30 18.01-23.00

11.30-18.00

23.01-01.30 18.01-23.00

Standard

Rp56.000 Rp 104.000 Rp 104.000 Rp120.000

Suite 16 to 20 pax

Rp69.000 Rp 127.000 Rp 127.000 Rp147.000

b. Untuk Classic Member

Tabel 4.2.

Harga untuk Classic Member

CLASSIC MEMBER Per hour 20 %

OFF

MONDAY-THURSDAY WEEKEND/ HOLIDAY EVE

11.30-18.00 23.01-00.30

(49)
(50)

F. Syarat dan Ketentuan di K2

1. Membawa makanan & minuman dari luar dikenakan Surcharge Rp

200.000/item

2. Dilarang keras membawa Narkoba / Minuman keras / Senjata tajam

3. Dilarang berjudi, mabuk-mabukan dan melakukan asusila di areal K2

4. Hanya di-izinkan merokok pada ‘’Smoking’’ Area

5. Kartu Member / Voucher harus ditunjukkan saat Check-In

6. Diskon Member tidak dapat digabungkan dengan promosi lainnya

7. K2 tidak menerima reservasi untuk hari Sabtu, kecuali pemegang kartu

Gold / Platinum

8. Toleransi keterlambatan 15 menit untuk ruangan yang telah dirservasi

9. Room-charge diperhitungkan per-jam, kelebihan > 10 menit dihitung jam

berikutnya

10.Sengaja atau tidak, customer yang merusak fasilitas K2 harus mengganti

kerugian

11.Manajemen berhak untuk tidak menerima tamu yang tidak mematuhi

(51)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Validitas Dan Reliabilitas

Salah satu masalah dalam penelitian adalah cara memperoleh data yang

akurat dan objektif. Hal ini menjadi sangat penting sebab kesimpulan yang

diambil hanya dapat dipercaya bila didasarkan pada data yang akurat. Untuk itu

dalam penelitian ini perlu diketahui seberapa tinggi reliabilitas dan validitas alat

ukur (instrumen) yang digunakan.

Hasil penelitian agar memiliki tingkat kesahihan atau validitas yang tinggi,

maka setiap variabel yang digunakan harus diuji kecermatannya. Metode yang

digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau rhitung dari

variabel penelitian dengan rtabel didasarkan pada derajat keyakinan tertentu dengan

n = jumlah responden.

Apabila nilai rhitung > rtabel berarti data empiris dari variabel penelitian valid

atau sahih. Sedangkan uji kehandalan untuk mengetahui tingkat konsistensi dari

variabel atau instrumen penelitian pada obyek penelitian yang sama secara

terulang, apabila hasilnya sama atau sangat mendekati, maka dinyatakan data

empiris yang diuji handal realibel.

1. Validitas

Langkah-langkah yang ditempuh untuk menguji validitas sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi secara operasional untuk konsep yang akan diukur.

2. Melakukan uji coba pengukuran pada sejumlah responden.

(52)

Nilai korelasi antara data pada masing-masing persyaratan dengan skor total

hitung dengan memakai SPSS (Statistical Production and Service Solution) versi

15.0

Tabel 4.3 Validitas Instrumen

Item-Total Statistics

41.3333 35.747 .622 .885

41.9333 33.651 .799 .875

42.2667 36.478 .419 .896

42.2000 34.303 .464 .899

41.3333 35.747 .622 .885

41.9333 33.651 .799 .875

41.9667 35.551 .566 .888

42.0667 36.409 .574 .887

41.3333 35.747 .622 .885

41.9333 33.651 .799 .875

41.9667 35.551 .566 .888

42.0667 36.409 .574 .887

VAR00001

Interpretasi Tabel 4.1 Validitas Instrumen, yaitu:

1. Corrected item total correlation merupakan korelasi antar skor antar skor item

dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas

instrumen. Nilai pada kolom corrected item total correlation merupakan rhitung

yang akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap

butir pertanyaan. rtabel pada 0.05 dengan derajat bebas: df = jumlah kasus -2.

Jumlah kasus adalah 12, jadi df adalah 10, maka r(0.05;10) = 0.

Ketentuan untuk pengambilan keputusan:

(53)

2. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka butir pertanyaan tersebut tidak

valid.

3. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected item total correlation.

Tabel 4.4

Correlation rtabel

VALIDITAS

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan valid,. Yang dapat dilihat dari

4. rhitung Pada Corrected item total correlation yang, pada keseluruhan butir

lebih besar dari rtabel

(54)

Interpretasi dari Tabel 4.1 adalah sebagai berikut:

a. Setelah semua butir pernyataan dinyatakan valid maka uji selanjutnya adalah

menguji reabilitas kuesioner tersebut dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika ralpha positif dan lebih besar dari rtabel maka realibel.

Jika ralpha negatif atau rtabel lebih kecil maka tidak realibel.

b. ralpha dapat dilihat pada akhir analisis yaitu bernilai .894 sedangkan rtabel bernilai 0.361.

c. ralpha positif dan lebih besar dari rtabel maka kuesioner tersebut reliabel sehingga

dapat diteliti.

B. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik

dilihat dari titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal yakni

distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak

menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan pendekatan kolmogorv sminorv. Dengan menggunakan

tingkat signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) di atas

(55)

Observed Cum Prob Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4.1 : Pengujian Normalitas P-P Plot Sumber : Data primer diolah (Februari, 2009)

Gambar 4.1 memperlihatkan titik-titik yang mengikuti data di sepanjang garis

diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Namun untuk lebih memastikan

bahwa data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji

kolmogorv sminorv. As ymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Res idual

Test distribution is Normal. a.

(56)

Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed)

adalah 0.116 dan di atas nilai signifikan (0,05), hal ini menunjukkan

bahwa variabel residual berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Untuk Peneliti menguji heteroskedastisitas dilakukan dengan

analisis grafik dan analisis statistik berupa uji glejser. Melalui analisis

grafik suatu model regresi dianggap tidak terjadi heteroskedastisitas jika

titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu

yang jelas serta tersebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu

Y.

Regression Standardized Predicted Value

2

(57)

Gambar 4.2 memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak dan tidak

membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas

maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak

dipakai untuk memprediksi keputusan konsumen berdasarkan masukan

variabel independennya.

Tabel 4.7 Uji Glesjer

Sumber : Data primer diolah (Februari, 2009)

Tabel 4.14 memperlihatkan bahwa tidak satupun variabel independen

yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut

(Absut). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikannya di atas tingkat

kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah

adanya heteroskedastisitas.

1. Uji Multikolinieritas

Gejala Multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan

VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap

variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen

lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen

yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai

Coefficientsa

3,109 ,640 4,854 ,000

-,024 ,036 -,069 -,655 ,514 ,846 1,182 -,108 ,038 -,303 -2,871 ,504 ,846 1,182 (Constant)

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Gambar

Tabel 1.1                            Jumlah Pengunjung Pada Tahun 2008
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual. sSumber : Kotler, 2005:203 (diolah)
Tabel 1.1 Definisi Operasional Variabel
Gambar 2.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Teori Leonhardt yang menyatakan bahwa rasa suka pada sesuatu merupakan kunci kesuksesan dalam bidang apapun termasuk menulis melatarbelakangi penelitian ini. Penelitian ini

Pengaruh blok refugia pada Arthropoda herbivor pengunjung padi merah dapat diketahui dengan melihat indeks diversitas Arthropoda herbivor pada tiap jarak pengamatan,

(2) Bahwa penetapan kembali Rincian Alokasi Dana Desa Perubahan Kabupaten Murung Raya Tahun Anggaran 2017 bersumber dari APBD/APBDP disesuaikan dengan Undang-Undang

Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nornor g rahun 2003 tentang wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan pemberhentian pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik

Puji syukut saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “EKSPERIMEN

Selain itu, penelitian ini juga berusaha untuk melengkapi pembahasan tentang pelanggaran prinsip-prinsip kerja sama pada penelitian sebelumnya, yaitu dengan menambahkan

Kesimpulan yang dapat diambil adalah ternyata setiap media massa memiliki perbedaan dalam menyikapi untuk kemudian menulis sebuah peristiwa menjadi sebuah berita.Khususnya

Interaksi yang terjadi ketika guru atau teman sejawat mengkoreksi kesalahan ( error correction ) adalah salah satu bentuk interaksi sosial yang diyakini dapat membantu