UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STRATA 1 MEDAN
ANALISIS KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN FAKTOR
PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN PADA
KARAOKE
KELUARGA K2 MEDAN
DRAFT SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
FEBERT DENIEL SEPTY 050502115
MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
ABSTRAK
Febert Deniel Septy (2009). Analisis Karakteristik Individu dan Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Jl. Multatuli Blok AA No. 60 Medan. Ibu Dra. Marhayanie, MSi selaku Dosen Pembimbing, Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi selaku Ketua Departemen Manajemen, Ibu Dra Pinta Ginting selaku Dosen Penguji 1 dan Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Dosen Penguji 2
Konsumen dalam melakukan keputusan pembelian dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari diri konsumen maupun dari faktor luar konsumen. Pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang mempengaruhi konsumen dan mengembangkan pemahaman bagaimana konsumen melakukan melakukan keputusan pembelian untuk meraih keberhasilan. Perilaku konsumen sangat dipengaruhi faktor budaya, faktor sosial, karakteristik individu (faktor pribadi) dan faktor psikologis dari konsumen. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar-benar diperhitungkan. Penelitian ini merupakan penelitian terhadap faktor yang mendorong keputusan konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Medan, faktor tersebut merupakan karakteristik individu dan faktor psikologis.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang mendasari keputusan konsumen dan menjelaskan pengaruh variabel karakteristik individu dan psikologis secara bersama-sama maupun parsial terhadap keputusan konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Medan. Memenuhi tujuan tersebut penulis menggunakan model Regresi Berganda. Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis statistik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik yaitu uji F dan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik individu dan faktor psikologis secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Medan. Hasil ini dapat dilihat pada analisis Regresi Berganda dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,498 yang berarti bahwa pengaruh karakteristik individu dan faktor psikologis terhadap keputusan konsumen sebesar 49,8% sedangkan sisanya 51,2% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Karakteristik
Individu dan Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Konsumen pada Karaoke
Keluarga K2 Medan..Penulis mempersembahkan rasa hormat dan terima kasih
sebesar-besarnya kepada orang tua penulis yaitu mama Dra. Berthalina
Damanik tersayang dan papa Ir. Feddy Budiman Sastra Purba tercinta yang
telah merawat,mendidik, dan memberikan kasih saying yng tulus kepada penulis.
Skripsi ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan
perkuliahan program Strata-1 pada Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen.
Penulis berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian tulisan ini. Penulis berterimakasih kepada:
1. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas
Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.
3. Dra. Marhayanie, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan
memberikan bimbingan, arahan dan perhatian yang besar dalam penyelesaian
skripsi ini.
4. Dra. Pinta Ginting selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan
masukan yang berharga bagi penulis.
5. Dra. Nisrul Irawati,MBA, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan
6. Opung laki-laki ku Kiben Damanik dan opung perempuanku Tiurlan Br
Purba.Terima kasih pung buat semua pedoman,didikan dan ajaran-ajaran yang
sangat berarti.
7. Adik-adikku Dita dan Febi.Terima kasih buat doa dan dukungan kalian selama
ini
8. Adik-adik sepupuku(jojo,Helen,nadya,keryn,patricia,theo,celine,theresia dan
Raphael)
9. Semua Tulang ku(tulang godang,tulang tongah,tulang boss,dan tulang gian)
10.Tante Christa,Bou Aning,Bou Godang,Makela pakam,Makela Siantar
11.NO Name community (Hari Rapilo, Leonardo Guntur,Aron L.S, Odelio
Denny,dan Teguh Mikha), Thanks bro(nak qu) kalian sahabat terbaik yang
pernah ada baik susah dan duka dan telah menghabiskan waktu bersama-sama
12.Teman-teman SMA 5 Pekanbaru buat Edi como, Tri Darmon, Oki cabiak, Ari
JJ, Haryo, Riski Sarbai, Doni Mances, Nopri,Inur,Yudita,Heriyadi.Thanks
buat persahabatan sampai saat ini, mudah-mudahan kita semua sukses dan
anak-anak kelas 2-8 dan 3 IPS 4 SMA 5 dimanapun yang tidak bisa
disebutkan satu persatu
13.BFL gank (cory grace,putri,nila,asrani.elma,clara,dll)
14.Campoet community (Bonardo, Pranata, Denson, Novri, Pai Simalungunnese,
Zulchairi, Zulfikar, Wahyu,dll)
15.Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis berharap Semoga Skripsi ini memberi mamfaat bagi pembaca
sekalian.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 7
C. Kerangka Konseptual ... 7
D. Hipotesis ... 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
1. Tujuan Penelitian ... 8
2. Manfaat Penelitian ... 8
F. Metodologi Penelitian ... 9
1. Batasan Operasional ... 9
2. Definisi Operasional Variabel ... 9
3. Pengukuran Variabel ... 11
4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 11
5. Populasi dan Sampel ... 11
a. Populasi ... 11
b. Sampel ... 12
6. Jenis Data ... 13
7. Teknik Pengumpulan Data ... 13
8. Teknik Analisis Data ... 14
BAB II URAIAN TEORITIS ... 19
A. Penelitian Terdahulu ... 19
B. Perilaku Konsumen ... 19
C. Jasa ... 22
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 24
E. Proses Keputusan Konsumen ... 33
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 37
A. Sejarah Perusahaan ... 37
D. Keunggulan dan Kelemahan ... 38
E. Jenis-Jenis Kamar dan Tarif ... 39
A. Syarat dan Ketentuan di K2 ... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 41
A. Validitas dan Reliabilitas ... 41
1. Validitas ... 41
2. Reliabilitas ... 43
B. Uji Asumsi Klasik... 44
a. Uji Normalitas ... 44
b. Uji Heteroskedastisitas ... 46
C. Analisis Deskriptif ... 48
a. Karakteristik Responden ... 48
b. Kebiasaan Perilaku Pembelian Responden ... 50
c. Distribusi Jawaban Responden ... 51
d. Analisis Regresi Linier Berganda ... 54
D. Pengujian Hipotesis ... 56
a. Uji Fhitung (Uji secara Serentak) ... 56
b. Uji Thitung (Uji secara Parsial) ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
A. Kesimpulan ... 63
B. Saran ... 64
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
1. Tabel 1.1 Definisi Operasional Variabel ... 10
2. Tabel 4.1 Harga Untuk Guest Rate ... 40
3. Tabel 4.2 Harga Untuk Classic Member ... 40
4. Tabel 4.3 Validitas Instrumen ... 46
5. Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan usia ... 47
6. Tabel 4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan ... 47
7. Tabel 4.6 Gamestation yang Pertama Sekali Diingat dan Dikunjungi Responden ... 48
8. Tabel 4.7 Jumlah Frekuensi Berkaraoke di Karaoke Keluarga K2 dalam sebulan ... 48
9. Tabel 4.8 Alasan Responden Bermain Videogame di Gamestation ... 49
10.Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden tentang Variabel Faktor Pribadi ... 49
11.Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden tentang Variabel Faktor Psikologis ... 50
12.Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden tentang Variabel Proses Keputusan Konsumen ... 50
13.Tabel 4.12 Item-Total Statistics ... 52
14.Tabel 4.13 Validitas Instrumen ... 53
16.Tabel 4.15 Descriptive Statistic ... 55
17.Tabel 4.16 Variables Entered/Removed ... 55
18.Tabel 4.17 Metode Analisis Regresi Berdasarkan Metode Enter Coefficients(a) ... 56
19.Tabel 4.18 Anova (b)... 59
20.Tabel 4.19 Coefficients (a) ... 61
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat religius yang sebagian gemar
bernyanyi, berhak untuk mendapatkan sarana hiburan bernyanyi yang bebas dari
simbol-simbol hiburan malam. Pasar inilah yang kemudian ditangkap dengan jeli
oleh pengusaha hiburan karaoke yang selama ini dikenal sebagai hiburan malam
yang berkesan negatif di Indonesia.
Memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan bukan masalah
sederhana. Para pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka
namun bertindak sebaliknya.Para pelanggan tersebut mungkin tidak memahami
motivasi mereka yang lebih dalam.Mereka mungkin menanggapi pengaruh yang
merubah pikiran mereka pada menit-menit akhir (Kotler,2005:201).
Menurut Setiadi (2003:134) Keputusan konsumen dipengaruhi oleh
karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia, pekerjaan, keadaan
ekonomi, gaya hidup serta kepribadiaan dan konsep diri pembeli. Faktor
Psikologis dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi,
persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian. Pebisnis harus dapat
menghargai berbagai kekuatan yang mempengaruhi perilaku konsumen.
Keputusan membeli seseorang merupakan hasil suatu hubungan yang saling
mempengaruhi yang rumit antara faktor-faktor budaya, sosial, pribadi dan
sangat berguna untuk mengidentifikasi pembeli-pembeli yang mungkin memiliki
minat terbesar terhadap suatu produk.
Titik tolak memahami perilaku pembeli adalah model
rangsangan-tanggapan (stimulus-respond model). Rangsangan pemasaran dan lingkungan
masuk ke kesadaran pembeli. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan
keputusannya akan menimbulkan keputusan pembelian tertentu Tugas pemasar
adalah memahami apa yang terjadi pada kesadaran pembeli sejak masuknya
rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan pembelian. Perilaku pembelian
konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi (individu) dan
psikologis (Kotler, 2005:202)
Perkembangan ekonomi menyebabkan perubahan besar. Hal ini
disebabkan karena semakin banyak dan akibatnya terjadi persaingan untuk
merebut para konsumen. Konsumen menjadi fokus perhatian produsen..
“Pemasaran adalah keseluruhan bisnis yang dilihat dari sudut pandang, hasil
akhirnya, yaitu dari sudut pandang konsumen” (Peter Drucker dalam Mowen &
Minor 2001:8).
Kiat berkreasi dan berinovasi untuk memenangkan persaingan dalam
merebut konsumen memerlukan perancangan strategi pemasaran yang tepat.
Untuk itu, perlu pemahaman mengenai konsumen dan proses konsumsi yang akan
menghasilkan sejumlah mamfaat, yang diantaranya adalah kemampuan untuk
membantu para manajer untuk mengambil keputusan dan memberikan para
Kebutuhan hiburan kini sama pentingnya dengan kebutuhan sandang dan
pangan. Oleh karena itu bisnis hiburan, termasuk karaoke, tak pernah sepi
pelanggan. Kebutuhan akan hiburan sebagai pelepas stres, dalam hal ini
menyanyi, di kalangan masyarakat menengah ke atas memiliki posisi sejajar
dengan sandang, pangan, dan papan.
Konsumen memiliki kedudukan sebagai salah satu kekuatan kompetitif
melalui daya tawarnya. Daya tawar konsumen menjadi sangat penting karena
merekalah yang mempunyai kebutuhan dan keinginan. Untuk memenuhi
kebutuhan itu mereka jugalah yang mempunyai sarana pembelian (waktu dan
uang), menentukan pilihan dan mengambil keputusan membeli. Menurut Cravens,
perusahaan yang gagal memahami kebutuhan, keinginan, selera dan proses
keputusan pembelian konsumen akan mengalami kegagalan dalam pemasaran dan
penjualannya (Prasetijo & Ihalauw, 2005:4). Perusahaan yang melakukan
sebaliknya, yaitu memahami kebutuhan, keinginan, selera dan proses keputusan
pembelian konsumennya, disebut customer driven organisation. Artinya
organisasi yang digerakkan oleh pemahaman terhadap pelanggannya.
Karaoke keluarga adalah salah satu bentuk sarana rekreasi menyanyi
indoor yang bisa dinikmati oleh seluruh anggota keluarga dari berbagai usia dari
mulai anak, remaja , dewasa bahkan orang tua. Dan tentu saja dari berbagai ragam
kalangan dan profesi. Karaoke keluarga sebetulnya adalah perluasan fasilitas dari
café atau restaurant keluarga dengan fasilitas hotel berbintang yang dilengkapi
dengan sarana karaoke modern dan lengkap yang tidak terdapat di restaurant
makan bersama keluarga dapat dinikmati sebelum atau sesudah berkaraoke atau
sekaligus di ruang karaoke sambil menyanyi bersama.
K2 Medan merupakan karaoke keluarga eksklusif, yang terletak di Jl.
Multatuli Blok AA No. 60, karaoke ini memiliki lokasi yang strategis karena
merupakan Karaoke keluarga pertama di Medan yang beroperasi dan menjadi
pelopor bagi karaoke keluarga lainnya. Karaoke keluarga K2 Medan ini non
franchise atau (tidak waralaba) seperti karaoke keluarga lainnya, karaoke
keluarga K2 menerapkan prinsip No Drugs, No Hostess No hard liquor. Pada
zaman sekarang ini banyak pengusaha/pebisnis berlomba-lomba untuk
mendirikan bisnis karaoke keluarga karena diminati oleh masyarakat. K2
ditujukan bagi masyarakat yang ingin menikmati hiburan karaoke bersih, tanpa
narkoba, minuman keras, liqour, dan dengan harga terjangkau. Hal ini terlihat
jelas di ruangan karaoke, interior K2 yang tersedia didesain dalam tema-tema
tertentu dengan konsep minimalis dan terdapat pula KTV bebas rokok.
Hiburan Karaoke untuk semua anggota keluarga Karaoke Keluarga
memiliki koleksi puluhan ribu lagu, mulai dari lagu lagu lama untuk bernostalgia
sampai lagu lagu terbaru yang selalu up date. Segala aliran musik dari vokalis atau
grup band local dan luar negeri tersedia lengkap untuk memuaskan keinginan
menyanyi pelanggan dari segala lapisan umur dan kalangan. Dilengkapi oleh
peralatan karaoke canggih tapi tetap mudah digunakan sehingga pelanggan bebas
memilih lagu dan mulai menyanyi tanpa harus selalu dijaga oleh operator yang
mungkin bisa membuat pelanggan malu bernyanyi. Tentu saja tersedia pilihan
Teknologi yang digunakan yaitu wireless keyboard yang menjadikan
pelanggan tidak perlu berpindah tempat, jika ingin mengganti lagu yang akan
dinyanyikan. Selain itu, sistem operasional permilihan lagu juga lebih user
friendly. K2 memiliki koleksi lagu lebih dari 50.000 item. Di sini juga tersedia
food and beverage yang langsung diolah dari dapur sendiri. Tarif berkaraoke,
selain dihitung per jam, juga ditentukan oleh besar kecilnya ruangan dan waktu
diberlakukannya pada waktu berkaroke apakah hari biasa atau weekend.
Tabel 1.1
Jumlah Pengunjung Pada Tahun 2008
Sumber : Manajemen K2
K2 dikunjungi 200–300 orang per hari dan pada akhir pekan mencapai 500
orang per hari. Pada awal tahun 2008 jumlah pengunjung karaoke sebanyak 3210
orang, jumlah pengunjung terus meningkat sampai bulan Agustus mencapai 8315
pengunjung , tetapi pada bulan Oktober dan November terjadi penurunan jumlah
pengunjung disebabkan adanya bulan puasa dimana karaoke K2 mengalami sepi
pengunjung. Sejak dibuka akhir desember 2007 begitu banyak tamu yang
berkunjung, sehingga terjadi peningkatan persentase jumlah pengunjung dari
Bulan Jumlah Pengunjung
Januari 3.210
Februeri 4.553
Maret 5.217
September 6.783
Oktober 7.619
November 8572
bulan Januari sampai bulan Desember sebesar 67%. Pengunjung yang sudah
terdaftar menjadi member sampai saat ini sebanyak 3000 orang.
Kehadiran K2 di Medan tentu saja melegakan berbagai kalangan, terutama
wanita dan keluarga, karena sesungguhnya selama ini banyak wanita merasa
seram untuk masuk karaoke, dan kesan negatif melekat disana. Sehingga
membuat orangtua berpikir duakali untuk mengajak anak-anak dan keluarganya
rekreasi karaoke. Atmosfir ruang yang nyaman dengan memiliki fasilitas 27
Karaoke Room terdiri 3 standard Room (kapasitas 4-6 seats), 8 superior Room
(6-8 seats), (6-8 Deluxe Room ((6-8-10 seats), 4 VIP Room (12-15 seats) dan 4 suite Room
(16-20 seats). Pemilihan Lagu Serba Computerized sehingga pengunjung K2 akan
sangat dimudahkan dan dengan cepat memilih sendiri lagu yang dikehendaki.
Pengoperasian Karaoke sistem yang serba computerized terasa sangat mudah
digunakan. K2 memiliki koleksi 50.000 lagu up-to-date yang dan tersedia dalam 7
bahasa, menjadikan pengunjung leluasa melakukan pilihan. Cari, pilih, dan
mainkan, Sekejap kemudian lagu terpilih segera mengalun jernih dan mantap
dalam balutan system tata suara high-endstereoclass. Perangkat Audio-video
berasa kejernihan sistem tata suara dan ketajaman gambar televisi dalam ukuran
besar dan lebar. Terasa bedanya dentuman bass yang mengalir kadang
menghentak keluaran sub-woofer Sound. Semua itu dipersembahkan guna
memberikan kenyamanan dan kepuasan pengunjung.
Berdasarkan alasan-alasan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Karakteristik Individu dan FaktorPsikologis
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah karakteristik individu
dan psikologis berpengaruh positif dan signifikan terhadap proses keputusan konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Medan.”
C. Kerangka Konseptual
Kotler (2005:203) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen dapat diukur melalui empat determinan yaitu : faktor budaya,
sosial, pribadi dan psikologis. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen akan mendasari variasi hasil proses keputusan konsumen. Namun
untuk tiap produk atau jasa memiliki faktor-faktor yang berbeda pula tergantung
dari perilaku konsumennya. Pada penelitian ini penulis memilih karakteristik
individu dan faktor psikologis sebagai faktor yang mempengaruhi pelanggan
karaoke Keluarga K2 Medan.
sSumber : Kotler, 2005:203 (diolah) Gambar 1.1 Kerangka Konseptual.
Karakteristik Individu
Faktor Psikologis
Keputusan Konsumen dalam memilih Karaoke
D. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
diberikan, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Karakteristik individu dan faktor psikologis mempunyai pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen pada Karaoke
Keluarga K2 Medan.
2. Karakteristik individu merupakan faktor yang paling dominan dalam
mendorong proses keputusan konsumen Karaoke Keluarga K2 Medan.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen yang mendasari proses keputusan
konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Medan.
b. Menjelaskan pengaruh variabel pribadi dan psikologis secara
bersama-sama maupun parsial terhadap proses keputusan konsumen
pada Karaoke Keluarga K2 Medan.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis
merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan
teori-teori dan literatur yang penulis peroleh dari bangku kuliah, kemudian
memperluas wawasan penulis tentang perilaku konsumen khususnya
sebagai sumbangan pemikiran kepada Karaoke Keluarga K2 Medan
dalam mengetahui hal-hal apa saja yang mempengaruhi konsumen
dalam mengambil keputusan memilih serta dapat dijadikan landasan
dalam menentukan kebijakan selanjutnya.
c. Bagi pihak lain
sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan
perbandingan dalam mengadakan penelitian pada masa yang akan
datang.
F. Metodologi Penelitian 1. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel Independen (X) terdiri dari variabel karakteristik individu
(X1), variabel faktor psikologis (X2).
b. Varibel Dependen (Y) adalah keputusan konsumen pada Karaoke
Keluarga K2 Medan.
2. Definisi Operasional Variabel
Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel
lain, terdiri dari:
1. Karakteristik Individu
Keputusan konsumen dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik
2. Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis
utama -motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Pada
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah proses keputusan konsumen
pada Karaoke Keluarga K2 Medan.
Tabel 1.1
Definisi Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala Ukur
Karakteristik Individu
(X1)
a. Usia
b.Pekerjaan
c. Gaya hidup
d.Kepribadian
Skala Likert
Faktor Psikologis (X2) a. Motivasi
b. Persepsi
c. Pembelajaran
d. Keyakinan dan sikap
Skala Likert
Keputusan Konsumen
(Y)
a. Pencarian Informasi
b. Evaluasi Alternatif
c. Keputusan Konsumen
d. Perilaku Pembelian
Skala Likert
3. Pengukuran Variabel
Pengukuran yang digunakan penulis dalam proses pengolahan data adalah
dengan menggunakan Skala Likert, di mana responden menyatakan tingkat setuju
atau tidak setuju mengenai berbagai pernyataan mengenai perilaku, obyek, orang
atau kejadian.
Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang
tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Skor responden
kemudian dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah
yang ditafsirkan sebagai posisi responden dalam Skala Likert.
Kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut:
Sangat setuju : diberi skor 5
Setuju : diberi skor 4
Kurang setuju : diberi skor 3
Tidak setuju : diberi skor 2
Sangat tidak setuju : diberi skor 1
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Karaoke Keluarga K2 Jl.Multatuli Blok AA No. 60
Medan. Waktu Penelitian dari bulan Oktober 2008 -Maret 2009.
5 Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa
mempelajarinya atau menjadi kan objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Populasi
dalam penelitian ini adalah pelanggan yang berkunjung Karaoke Keluarga K2
Medan selama bulan Oktober 2008 s/d Desember 2008 sebanyak 3000 orang.
b. Sampel
Penarikan sampel yang digunakan adalah metode purposive random
sampling yaitu teknik pengambilan sample dengan pertimbangan karakter dan
cirri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sample
(Sugiono,2004:78).
Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak K2, member K2 adalah
sebanyak 3000 orang. Oleh sebab itu sampel yang digunakan adalah yang menjadi
member K2 yang berkunjung selama bulan Oktober s/d Desember 2008. Hal ini
didasarkan pada teknik penarikan sample digunakan berdasarkan rumus Slovin
sebagai patokan untuk menentukan ukuran sample yang harus diambil (Suliyanto,
2006 : 100) yaitu
e = persentase kelonggaran ketelitian yang ditentukan
sehingga :
Berdasarkan rumus Slovin tersebut, Peneliti menetapkan sampel sebanyak
97 orang dengan taraf kesalahan 10%.
Adapun kriteria yang ditentukan peneliti adalah
1. Frekuensi berkunjung minimal 2 kali dalam sebulan
2. Responden minimal berusia 17 tahun dengan alasan sudah dianggap rasional
dalam pengambilan keputusan
6. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu:
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi
penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner dan melakukan
wawancara.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari
berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah dan internet untuk mendukung
penelitian ini.
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara
Yaitu melakukan tanya-jawab secara langsung dengan pelanggan Karaoke
b. Kuesioner
Yaitu memberikan daftar pertanyaan kepada pelanggan Karaoke Keluarga K2
Medan yang telah ditetapkan menjadi sampel atau responden penelitian.
c. Studi Pustaka
Yaitu pengumpulan data dengan menggunakan data dari buku-buku dan
literatur yang berhubungan dengan penelitian.
8. Teknis Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah,
menyajikan dan menginterpretasikan data sehingga diperoleh gambaran yang jelas
mengenai masalah yang dihadapi dan hasil perhitungan.
b. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi
sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni
distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak
menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan
dengan menggunakan pendekatan kolmogorv sminorv. Dengan
menggunakan tingkat signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp.Sig.
(2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual
2. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan uji ini pada prinsipnya adalah ingin menguji apakah sebuah
grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut.
Artinya jika varians variabel independent adalah konstan (sama) untuk
setiap nilai tertentu variabel independen disebut homoskedastisitas.
Sedangkan heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji glejser
dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan
secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi
terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikan di atas tingkat
kepercayaan 5% (0,05) dapat disimpulkan model regresi tidak
mengarah adanya heteroskedastisitas, (Situmorang, dkk, 2008 : 63).
3. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau
pasti di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari
model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas
dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance
Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut:
a. VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas
b. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikoliniearitas
b.Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa
terhadap variabel terikat (keputusan konsumen). Data diolah secara statistik
dengan menggunakan SPSS versi 15 untuk memperoleh hasil yang terarah
Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah:
Dimana:
Y = keputusan konsumen
a = konstanta
b1-b2 = koefisien regresi
X1 = karakteristik individu
X2 = faktor psikologis
e = standar error
Penelitian ini memakai beberapa pengujian, antara lain:
1) Uji validitas dan reabilitas kuesioner
Untuk peneliti mendapatkan hasil penelitian yang valid dan realiabel maka
kuesioner yang digunakan harus diuji kelayakan untuk digunakan sebagai
instrumen penelitian. Validitas menunjukkan sejauh mana kuesioner dapat
mengukur apa yang ingin diukur. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran yang berbeda (Ariestonandri 2006: 88). Uji validitas dan reliabilitas
dalam penelitian ini menggunakan SPSS 14 for windows.
2) Uji Signifikansi Simultan
Uji signifikasi simultan (Uji-F) digunakan untuk menunjukkan apakah
secara serentak variabel bebas bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel terikat (Y).
H0 : b1 = b2 = 0
Variabel bebas (X1, X2) berupa karakteristik individu dan faktor psikologis
secara bersama tidak berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan konsumen
sebagai variabel terikat (Y).
H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0
Variabel bebas (X1, X2,) berupa karakteristik individu dan faktor
psikologis secara bersama berpengaruh positif signifikan terhadap proses
keputusan konsumen sebagai variabel terikat (Y).
Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung
dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada = 5 %
H0 diterima jika Fhitung > Ftabel pada = 5 %
3) Uji signifikansi Parsial (Uji-t)
Uji signifikansi parsial (Uji-t) menunjukkan seberapa besar pengaruh
variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
Secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel
bebas terhadap variabel terikat (Y). Variabel bebas (X1, X2) berupa karakteristik
pribadi dan psikologis terhadap keputusan konsumen sebagai variabel terikat (Y).
H0 : b1 ≠ 0
Secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikansi variabel bebas.
Variabel bebas (X1, X2) berupa karaktristik pribadi dan psikologis terhadap
keputusan konsumen sebagai variabel terikat (Y).
Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung
dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada = 5 %
H0 diterima jika Fhitung > Ftabel pada = 5 %
4) Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) dipakai untuk mengukur kemampuan model
dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar nilainya (mendekati
satu) menunjukkan adanya pengaruh yang kuat antara variabel bebas (X1, X2)
dengan variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat
untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel
terikat. Apabila R2 semakin kecil nilainya (mendekati nol) menunjukkan adanya
pengaruh yang lemah antara variabel bebas (X1, X2) dengan variabel terikat (Y).
Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang perilaku konsumen telah dilakukan oleh Berdian
Damanik (2008) dengan judul “Analisis Faktor Pribadi dan Faktor Psikologi
Terhadap Proses Keputusan Konsumen Pada Game Station Jalan Jamin Ginting
Padang Bulan Medan”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang
mendasari proses keputusan konsumen pada game station dan menjelaskan
pengaruh variabel pribadi dan variabel psikologi secara bersama-sama maupun
parsial trhadap proses keputusan konsumen
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah faktor pribadi dan faktor
psikologi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap proses keputusan
konsumen. Secara parsial faktor psikologi lebih berpengaruh daripada faktor
pribadi terhadap pemilihan Game Station
B. Perilaku Konsumen
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:7), Perilaku Konsumen adalah
proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang
diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya.Perilaku Konsumen adalah tindakan
yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan
tindakan ini. Jadi, dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan studi
tentang bagaimana pembuat keputusan (decisions units), baik individu, kelompok,
ataupun organisasi, membuat keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi
pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya.
Dari definisi perilaku kosumen diatas dapat diungkapkan bahwa perilaku
konsumen adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap:
a. Tahap perolehan (acquisition): mencari (searching) dan membeli
(purchasing).
b. Tahap konsumsi (consumption): menggunakan (using) dan mengevaluasi
(evaluting).
c. Tahap tindakan pasca beli (disposition): apa yang dilakukan oleh konsumen
setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi.
Sumber : Prasetijo dan Ihalauw (2005:10)
Gambar 2.1 Proses Perilaku Konsumen
Pemahaman tentang konsumen dan proses konsumsi akan menghasilkan
sejumlah mamfaat di antaranya adalah kemampuan untuk membantu para manajer
mengambil keputusan, memberikan para peneliti pemasaran pengetahuan dasar
peraturan menciptakan hukum dan peraturan yang berhubungan dengan
pembelian dan penjualan barang atau jasa, dan membantu konsumen dalam
pengambilan keputusan yang lebih baik. Singkatnya Perilaku Konsumen
dipelajari agar lebih memahami tentang apa yang dibeli oleh konsumen, mengapa,
di mana, kapan dan seberapa sering dia membeli. Pengetahuan ini kemudian
dipakai untuk menciptakan cara untuk memuaskan/memenuhi kebutuhan mereka
dan menciptakan pendekatan yang baik untuk berkomunikasi dan mempengaruhi
mereka. Jadi, itu semua adalah kajian-kajian yang sangat mendasar dalam seluruh
kegiatan pemasaran.
Menurut Setiadi (2003:136) Pemahaman tentang konsumen dapat
ditemukan pada definisi pemasaran (marketing), yaitu “kegiatan manusia
ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melaui proses pertukaran.
Dari definisi ini muncul dua kegiatan pemasaran yang utama. Pertama, para
pemasar berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran
mereka. Kedua, pemasaran meliputi studi tentang proses pertukaran di mana
terdapat dua pihak yang mentransfer sumber daya di antara keduanya. Dalam
proses pertukaran, perusahaan menerima sumber moneter dan sumber daya
lainnya dari para konsumen, yang sebaliknya, menerima produk, jasa dan
sumber-sumber nilai lainnya. Bagi para pemasar untuk menciptakan pertukaran yang
berhasil, mereka harus memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan
dan keinginan konsumen. Untuk memahami dan mengembangkan strategi
pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang konsumen pikirkan
(perilaku) dan apa serta dimana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta
dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa dan dilakukan konsumen.
C. Jasa
Kotler mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang
dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat
intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu
dalam Tjiptono (2005:16)
Pengertian jasa menurut pendapat para ahli antara lain:
a. Menurut Zethaml dan Bitner dalam Lupiyoadi (2001:5)
“Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan
produk dalam bentuk fisik atau kontruksi yang biasanya dikonsumsi pada saat
yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti
kenyamanan, hiburan, kesenangan atau kesehatan) atau pemecahan atas masalah
yang dihadapi konsumen.
b. Menurut Lovelock dan Wrigth (2005:5)
“Jasa adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberikan
manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari
tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkandalam diri –atau atas nama–
penerima jasa tersebut.”
c. Menurut Lamb et.al (2001:482)
“Jasa adalah hasil dari usaha penggunaan manusia dan mesin terhadap
sejumlah orang atau objek. Jasa meliputi suatu perbuatan, suatu kinerja atau suatu
Dari definisi di atas tampak bahwa di dalam jasa selalu ada aspek interaksi
antara pihak konsumen dengan pemberi jasa, meskipun pihak-pihak terlibat tidak
menyadari. Jasa juga bukan merupakan barang, jasa adalah suatu proses atau
aktifitas dan aktifitas-aktifitas tersebut tidak berwujud.
Jasa memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari barang dan
berdampak pada cara memasarkannya. Secara garis besar karakteristik itu terdiri
dari:
1. Intangibility (tidak berwujud)
Jasa merupakan suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, kinerja atau usaha
oleh sebab itu sifat jasa tidak dapat dilihat, diraba, dicium atau didengar
sebelum dibeli dan dikonsumsi.
2. Inseparability (tidak terpisahkan)
Barang fisik diproduksi, dijual dan kemudian dikonsumsi. Sebaliknya jasa
dijual dulu, kemudian diproduksi dan dikonsumsi. Ini berarti bahwa jasa
tidak dapat dipisahkan dari penyedianya.
3. Variability
Jasa bersifat sangat beranekaragam karena non-standardized output,
artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung pada siapa,
kapan dan di mana jasa tersebut dihasilkan.
4. Perishability (tidak tahan lama)
Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat
disimpan. Dengan demikian bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa
5. Lack of Ownership
Lack of Ownership merupakan perbedaan dasar antara barang dengan jasa.
Pada pembelian barang pembeli mempunyai hak penuh atas penggunaan
produk yang dibelinya. Pada pembelian jasa, pelanggan hanya mempunyai
akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Keputusan konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial,
pribadi dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak
dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi benar-benar harus diperhitungkan.
1. Faktor Kebudayaan
Menurut Kotler, faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan
paling dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang
dimainkan oleh kultur, subkultur dan kelas sosial pembeli (Simamora, 2002:183).
Kultur. Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan
perilaku seseorang. Mahluk yang lebih rendah umumnya dituntun oleh naluri.
Sedangkan pada manusia, perilaku biasanya dipelajari dari lingkungan sekitarnya.
Sehingga nilai, persepsi, preferensi dan perilaku antara seorang yang tinggal pada
daerah tertentu dapat berbeda dengan orang lain yang berada di lingkungan yang
lain pula. Sehingga sangat penting bagi pemasar untuk melihat pergeseran kultur
tersebut untuk dapat menyediakan produk-produk baru yang diinginkan
Subkultur. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – subbudaya yang
lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk
para anggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras dan
daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting dan
pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan
dengan kebutuhan mereka.
Kelas Sosial. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif
homogen dan permanen, yang tersusun secara heirarkis dan yang anggotanya
menganut nilai-nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas Sosial tidak hanya
mencerminkan penghasilan tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan
dan tempat tinggal. Kelas Sosial berbeda dalam hal busana, cara berbicara,
preferensi rekreasi dan memiliki banyak ciri-ciri lain.
2. Faktor Sosial
Kelompok Referensi. Kelompok referensi menurut Kotler (2005:213)
adalah semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung
terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh
langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa
kelompok keanggotaan adalah kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga
dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang secara terus menerus dan
informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder, seperti kelompok
keagamaan, profesional dan asosiasi perdagangan yang cenderung lebih formal
Pemasar berusaha mengindentifikasi kelompok referensi pelanggan mereka.
Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan
sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku. Anggota
kelompok referensi sering menjadi penyebar pengaruh dalam hal selera. Oleh
karena itu konsumen selalu mengawasi kelompok tersebut baik perilaku fisik
maupun mentalnya. Yang termasuk kelompok referensi ini antara lain; serikat
buruh, team olahraga, perkumpulan agama, kesenian dan lain sebagainya.
Keluarga. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang
paling penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas.
Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.
Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga
merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat dan ia telah menjadi objek peneliti yang luas. Anggota keluarga
merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Kita dapat
membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga orientasi
terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang
mendapatkan orientasi atas agama, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi,
harga diri dan cinta. Bahkan jika pembeli tidak lagi berinteraksi secara mendalam
dengan keluarganya, pengaruh keluarga terhadap perilaku pembeli dapat tetap
signifikan. Di negara-negara di mana orang tua tinggal dengan anak-anak mereka
yang sudah dewasa, pengaruh mereka dapat menjadi sangat besar. Pengaruh yang
lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi
Sebagian besar penelitian perilaku konsumen mengambil individu sebagai unit
analisis. Tujuan pada umumnya adalah untuk menjelaskan dan memahami
bagaimana individu membuat keputusan pembelian sehingga strategi pemasaran
dapat dikembangkan untuk dapat mempengaruhi proses tersebut dengan lebih
efektif.
Peran dan Status. Posisi seseorang dalam suatu kelompok dapat
ditentukan dari segi peran dan status. Tiap peran membawa status yang
mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat.
3. Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik individu
seperti umur dan tahap daur-hidup pembeli, jabatan, keadaan ekonomi, gaya
hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan.
Usia dan Tahap Daur Hidup. Orang akan mengubah barang dan jasa
yang dibelinya sepanjang hidup mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan
berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga.
Sehingga pemasar perlu memperhati kan perusahaan minat pembelian yang terjadi
yang berhubungan dengan daur hidup manusia.
Pekerjaan. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa yang
dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat mengindentifikasi kelompok yang
berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata-rata terhadap
Keadaan Ekonomi. Keadaan ekonomi akan sangat mempengaruhi pilihan
produk. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan
seksama memperhatikan kecendrungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan
tingkat bunga. Jadi jika indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukkan
adanya reses, pemasar dapat mencari jalan menetapkan posisi produk.
Gaya Hidup. Menurut Kotler (2005: 215) Gaya hidup adalah pola hidup
seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya
hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan
lingkungannya. Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana
mereka membelanjakan uangnya dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu
mereka. Oleh karenanya, hal ini berhubungan dengan tindakan dan perilaku sejak
lahir.
Kepribadian. Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang
berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten
dan bertahan lama terhadap lingkungannya (Kotler, 2005:216) Masing-masing
orang memiliki kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi perilaku
pembeliannya. Kepribadiannya biasanya dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri
seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan
bersosialisasi pertahanan diri dan kemampuan beradaptasi.
4. Faktor Psikologis
Motivasi. Menurut J. Moskowits, motivasi didefenisikan sebagai inisiasi
dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan
pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka
mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk
mencapai kepuasan.
Suatu kebutuhan dapat diartikan sebagai suatu keadaan internal yang
menyebabkan hasil-hasil tertentu tampak menarik. Suatu kebutuhan yang tak
terpuaskan menciptakan tegangan yang merangsang dorongan-dorongan yang ada
dalam diri individu yang bersangkutan. Dorongan ini menimbulkan suatu perilaku
pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu yang apabila dicapai akan
memenuhi kebutuhan itu dan mendorong ke arah pengurangan tegangan. Perilaku
yang termotivasi diprakarsai oleh pengaktifan kebutuhan atau pengenalan
kebutuhan. Kebutuhan atau motif diaktifkan ketika ada ketidakcocokan yang
memadai antara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan. Konsumen
selalu dihadapkan pada persoalan biaya atau pengorbanan yang akan dikeluarkan
dan seberapa penting produk yang dibutuhkan dan diinginkan. Oleh karena itu
konsumen akan dihadapkan pada persoalan motivasi atau pendorong.
Persepsi. Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana
seseorang yang termotivasi bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap
situasi tertentu. Menurut Kotler (2005:216) Persepsi adalah proses yang
digunakan oleh seseorang individu untuk memilih, mengorganisasi dan
menginterprestasikan masukan-masukan informasi informasi guna menciptakan
gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi setiap orang terhadap suatu objek
akan berbeda-beda. Oleh karena itu persepsi memiliki sifat subjektif. Persepsi
sekitarnya. Selain itu satu hal yang perlu diperhatikan dari persepsi adalah bahwa
persepsi secara substansil bisa sangat berbeda dengan realitas. Orang dapat
memiliki memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama karena tiga proses
persepsi: perhatian selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif. (Kotler
2005:217)
1. Perhatian Selektif. Orang terlibat kontak dengan rangsangan yang sangat
banyak setiap hari. Tantangan yang sesungguhnya adalah menjelaskan
rangsangan mana yang akan diperhatikan oleh orang-orang. Ada beberapa
temuan antara lain: orang lebih cenderung memperhatikan rangsangan yang
berhubungan dengan kebutuhan saat ini, orang lebih cenderung
memperhatikan rangsangan yang mereka antisipasi, orang lebih cenderung
memperhatikan rangsangan dengan deviasi yang besar dibandingkan dengan
ukuran rangsangan normal.
2. Distorsi Selektif. Bahkan rangsangan yang telah mendapatkan perhatian tidak
selalu muncul di pikiran orang persis seperti yang diinginkan oleh
penciptaannya. Distorsi selektif adalah kecenderungan orang untuk mengubah
informasi menjadi bermakna pribadi dan menginterprestasikan informasi itu
dengan cara yang akan mendukung pra-konsepsi mereka.
3. Ingatan/Retensi Selektif. Orang akan melupakan banyak hal yang mereka
pelajari namun cenderung akan mengingat informasi yang menyokong
pandangan dan keyakinan mereka. Karena adanya ingatan selektif, kita
cenderung akan mengingat hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang
Pembelajaran.Pembelajaran adalah perubahan yang relatif bersifat tetap,
yang terjadi sebagai akibat dari pengalaman (Prasetijo, 2005:87). Dari definisi ini
didapat pengertian bahwa pembelajaran konsumen adalah suatu proses, jadi
pembelajaran ini secara terus menerus berlangsung dan berubah sebagai akibat
dari pengetahuan yang diperoleh (dengan membaca, diskusi, observasi atau
berpikir) atau dari pengalaman yang sebenarnya.
Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil dari belajar. Dalam
mengkonsumsi produk konsumen akan mempertimbangkan mamfaat yang bisa
diperolehnya. Oleh karena itu, kualitas produk sangat menentukan apakah
konsumen akan memberikan respon positif atau negatif. Respon positif akan
terjadi ketika konsumen merasa puas, akibatnya probabilitas konsumen
melakukan pembelian ulang semakin tinggi. Sementara itu konsumen akan
memberikan respon negatif jika respon atas tindakannya itu tidak memuaskan.
Sikap. Menurut Kotler (2005:218) Sikap adalah evaluasi, perasaan
emosional dan kecendrungan tindakan yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau
gagasan. (Mowen 2001: 319) Sikap adalah afeksi atau perasaan untuk atau
terhadap suatu rangsangan.
Orang memiliki sikap terhadap hampir semua hal. Sikap menempatkan
semua itu ke dalam sebuah kerangka pemikiran yang menyukai atau tidak
menyukai suatu obyek, bergerak mendekati atau menjauhi obyek tersebut. Sikap
menyebabkan orang-orang berperilaku secara cukup konsisten terhadap obyek
panjang mereka. Pada keadaan seperti ini, orang-orang menggunakan sikap untuk
membantunya berinteraksi secara lebih efektif dengan lingkungannya.
E. Proses Keputusan Konsumen
Menurut Setiadi (2003:16) proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan
kejadian berikut: Pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian dan perilaku sesudah pembelian. Keselurahan
dapat dilihat dilihat di gambar berikut:
Gambar 3.1 Proses Keputusan Pembelian Sumber : Setiadi. (2003)
Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengenalan masalah
Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah
kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi yang Pencarian
Informasi
Evaluasi alternatif
Keputusan pembelian
Perilaku pascapembelian
sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat
disebabkan oleh rangsangan internal atau eksternal. Dalam kasus pertama, salah
satu kebutuhan umum seseorang mencapai titik tertentu dan menjadi sebuah
dorongan. Dalam kasus kedua, kebutuhan ditimbulkan oleh rangsangan eksternal.
2. Pencarian Informasi
Seseorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk
mencari informasi lebih banyak lagi. Dapat dibedakan dua tingkat yaitu keadaan
tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian yang
meningkat. Pencarian informasi secara aktif dimana ia mencari bahan-bahan
bacaan, menelpon teman-temannya dan melakukan kegiatan-kegiatan mencari
untuk mempelajari yang lain. Umumnya jumlah aktivitas pencarian konsumen
akan meningkat bersamaan dengan konsumen berpindah dari situasi pemecahan
masalah yang terbatas ke pemcahan masalah yang ekstensif.
Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi
utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari
masing-masing sumebr terhadap keputusan membeli. Sumber-sumber informasi
konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu:
1. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.
2. Sumber komersil: iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan
pameran.
3. Sumber umum : media massa, organisasi konsumen.
3. Evaluasi Alternatif
Bagaimana konsumen dalam memproses informasi tentang pilihan produk
atau jasa dan membuat penilaian untuk membuat keputusan akhir? Tidak ada
evaluasi yang sederhana dan tunggal yang digunakan oleh konsumen atau bahkan
oleh satu konsumen pada seluruh situasi membeli. Ada beberapa proses evaluasi
keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat
kognitif, yaitu perusahaan memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian
terhadap produk terutama pada pertimbangan yang sadar dan rasional.
4. Keputusan Membeli
Konsumen pada tahap evaluasi membentuk preferensi terhadap
merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga
membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Walaupun
demikian, dua faktor berikut dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan
membeli. Faktor yang utama adalah sikap orang lain, sejau mana sikap orang lain
akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan bergantung pada intensitas
sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi
konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin tinggi intensitas sikap
orang lain tersebut akan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan
konsumen, maka semakin besar kemungkinan konsumen akan menyesuaikan
tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian dipengaruhi juga oleh faktor-faktor
keadaan yang tidak terduga. Konsumen membentuk juga oleh faktor-faktor seperti
produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor
keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli.
5. Perilaku Pascapembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau
ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli,
melainkan berlanjut hingga periode pascapembelian. Pemasar harus memantau
kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian dan pemakaian produk
pascapembelian.
a. Kepuasan sesudah pembelian
Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli
atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut.
Jika kinerja produk lebih rendah dari harapan, pelanggan akan kecewa, jika
ternyata sesuai harapan, pelanggan pelanggan akan puas, jika melebihi harapan
pelanggan akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan membedakan apakah
pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang
lain.
b. Tindakan pascapembelian
Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan
mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukkan
kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut, dan
kemungkinan pelanggan yang puas akan menceritakan hal-hal yang baik tentang
Para pelanggan yang tidak puas bereaksi sebaliknya. Mereka mungkin
membuang atau mengembalikan produk tersebut. Mereka juga dapat memutuskan
untuk berhenti membeli produk tersebut atau memperingatkan teman-teman untuk
tidak menggunakan atau membeli produk tersebut. Dalam kejadian itu, penjual
telah gagal memuaskan pelanggan.
c. Pemakaian Pascapembelian
Pemasar juga harus memantau bagaimana pembeli memakai dan
membuang produk. Jika konsumen menyimpan produk itu ke dalam lemari,
produk tersebut mungkin tidak begitu memuaskan dan kabar dari mulut ke mulut
tidak akan gencar. Jika konsumen menjual atau mempertukarkan produk tersebut,
penjualan produk baru akan menurun. Konsumen mungkin juga menemukan
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Karaoke Keluarga K2 merupakan karaoke keluarga pertama di Medan
yang bersifat non-franchise dan merupakan pelopor bagi karaoke keluarga lainnya
seperti Nav karaoke, Happy Puppy family karaoke dan yang terakhir Inul vista
karaoke. Karaoke Keluarga K2 ini dirikan oleh Agus Banjarnahor, dan diresmikan
pada 8 Desember 2007 dengan menghadirkan bintang tamu yaitu Tantowi Yahya
presenter sekaligus pengusaha yang sudah tidak asing lagi di dunia entertainment.
Lokasi K2 sangat strategis yaitu berada di pusat kota yang beralamat di Jl.
Multatuli Blok AA No.60 Medan.Modal K2 awalnya 3 Milyard yang digunakan
untuk membeli alat-alat kebutuhan karaoke dan menyewa bangunan, setelah
berjalan beberapa bulan akhirnya pendapatan K2 per bulan mencapai Rp
100.000.000
B. Visi dan Misi
a. Visi
K2 tetap menjadi karaoke keluarga yang terbaik di kota Medan dengan
tetap menjunjung tinggi prinsip kekeluargaan no hostess,no hard liquor
and no drugs
b. Misi
K2 adalah tempat dimana pelayanan dan kenyamanan tamu adalah
agenda K2. K2 berusaha akan memberikan pelayanan yang maksimal
kepada para tamu, dimana bila tamu merasa senang, K2 juga merasa
C. 4 Pilar K2
1) Quality
K2 harus mampu untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang memuaskan
bagi pelanggan agar pelangan merasa senang dan puas dengan pelayanan yang
diberikan.
2) Service
K2 harus memberikan service yang memuaskan bagi pelanggan agar pelangan
merasa senang dan puas dengan servis yang diberikan.
3) Cleanliness
Lingkungan dan kondisi di sekitar K2 harus bersih baik itu desain interior
ruangan yang kondusif dan bersih,makanan yang bersih dan higienis sehingga
pelanggan merasa aman dan nyaman.
4) Value
K2 harus memberikan dan memiliki nilai tambah bagi pelanggan agar
pelanggan tersebut nantinya akan loyal dan puas dan juga agar dapat bersaing
secara sehat dengan karaoke keluarga lainnya
D. Keunggulan dan Kelemahan
1) Keunggulan
a. Service K2 memuaskan pelanggan
Service K2 sangat memuaskan pelanggan dan juga memiliki service dari
b. Lokasi strategis
Lokasi K2 berada di pusat kota dan di pusat bisnis perkantoran yang
berada di Jl. Multatul Blok AA No. 60 Medan
c. Makanannya bersih dan higienis
Makanan nya di sajikan oleh chef dan koki handal dan berpengalaman di
bidang nya sehingga mutu, rasa, dan kesehatan nya terjamin
d. Kualitas sound system bagus
K2 memiliki system tata suara high-end sreteo class yaitu perangkat
Audio-Video yang memiliki kejernihan system tata suara dan ketajaman
gambar.
e. Karyawan nya ramah dan baik
Karyawan K2 mau membantu pelanggan dengan ikhlas dan tanpa
mengharapkan imbalan apappun apabila pelanggan membutuhkan
bantuan/keluhan
2) Kekurangan K2
a. Tidak bisa menampung pelanggan yang berlebih (over capacity)
Pada saat weekend atau hari libur banyak pelanggan yang tidak dapat
berkaraoke karena sudah penuh.
b. Tingkat turn over karyawan relatif tinggi
c. Lagu-lagu nya kurang update
Lagu-lagu di K2 kurang begitu update, banyak lagu-lagu baru dari
E. Jenis-Jenis Kamar dan Tarif
a. Untuk Guest Rate
Tabel 4.1.
Harga untuk Guest Rate
GUEST RATE Per hour
MONDAY-THURSDAY WEEKEND/ HOLIDAY EVE
11.30-18.00
23.01-00.30 18.01-23.00
11.30-18.00
23.01-01.30 18.01-23.00
Standard
Rp56.000 Rp 104.000 Rp 104.000 Rp120.000
Suite 16 to 20 pax
Rp69.000 Rp 127.000 Rp 127.000 Rp147.000
b. Untuk Classic Member
Tabel 4.2.
Harga untuk Classic Member
CLASSIC MEMBER Per hour 20 %
OFF
MONDAY-THURSDAY WEEKEND/ HOLIDAY EVE
11.30-18.00 23.01-00.30
F. Syarat dan Ketentuan di K2
1. Membawa makanan & minuman dari luar dikenakan Surcharge Rp
200.000/item
2. Dilarang keras membawa Narkoba / Minuman keras / Senjata tajam
3. Dilarang berjudi, mabuk-mabukan dan melakukan asusila di areal K2
4. Hanya di-izinkan merokok pada ‘’Smoking’’ Area
5. Kartu Member / Voucher harus ditunjukkan saat Check-In
6. Diskon Member tidak dapat digabungkan dengan promosi lainnya
7. K2 tidak menerima reservasi untuk hari Sabtu, kecuali pemegang kartu
Gold / Platinum
8. Toleransi keterlambatan 15 menit untuk ruangan yang telah dirservasi
9. Room-charge diperhitungkan per-jam, kelebihan > 10 menit dihitung jam
berikutnya
10.Sengaja atau tidak, customer yang merusak fasilitas K2 harus mengganti
kerugian
11.Manajemen berhak untuk tidak menerima tamu yang tidak mematuhi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Validitas Dan Reliabilitas
Salah satu masalah dalam penelitian adalah cara memperoleh data yang
akurat dan objektif. Hal ini menjadi sangat penting sebab kesimpulan yang
diambil hanya dapat dipercaya bila didasarkan pada data yang akurat. Untuk itu
dalam penelitian ini perlu diketahui seberapa tinggi reliabilitas dan validitas alat
ukur (instrumen) yang digunakan.
Hasil penelitian agar memiliki tingkat kesahihan atau validitas yang tinggi,
maka setiap variabel yang digunakan harus diuji kecermatannya. Metode yang
digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau rhitung dari
variabel penelitian dengan rtabel didasarkan pada derajat keyakinan tertentu dengan
n = jumlah responden.
Apabila nilai rhitung > rtabel berarti data empiris dari variabel penelitian valid
atau sahih. Sedangkan uji kehandalan untuk mengetahui tingkat konsistensi dari
variabel atau instrumen penelitian pada obyek penelitian yang sama secara
terulang, apabila hasilnya sama atau sangat mendekati, maka dinyatakan data
empiris yang diuji handal realibel.
1. Validitas
Langkah-langkah yang ditempuh untuk menguji validitas sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi secara operasional untuk konsep yang akan diukur.
2. Melakukan uji coba pengukuran pada sejumlah responden.
Nilai korelasi antara data pada masing-masing persyaratan dengan skor total
hitung dengan memakai SPSS (Statistical Production and Service Solution) versi
15.0
Tabel 4.3 Validitas Instrumen
Item-Total Statistics
41.3333 35.747 .622 .885
41.9333 33.651 .799 .875
42.2667 36.478 .419 .896
42.2000 34.303 .464 .899
41.3333 35.747 .622 .885
41.9333 33.651 .799 .875
41.9667 35.551 .566 .888
42.0667 36.409 .574 .887
41.3333 35.747 .622 .885
41.9333 33.651 .799 .875
41.9667 35.551 .566 .888
42.0667 36.409 .574 .887
VAR00001
Interpretasi Tabel 4.1 Validitas Instrumen, yaitu:
1. Corrected item total correlation merupakan korelasi antar skor antar skor item
dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas
instrumen. Nilai pada kolom corrected item total correlation merupakan rhitung
yang akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap
butir pertanyaan. rtabel pada 0.05 dengan derajat bebas: df = jumlah kasus -2.
Jumlah kasus adalah 12, jadi df adalah 10, maka r(0.05;10) = 0.
Ketentuan untuk pengambilan keputusan:
2. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka butir pertanyaan tersebut tidak
valid.
3. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected item total correlation.
Tabel 4.4
Correlation rtabel
VALIDITAS
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan valid,. Yang dapat dilihat dari
4. rhitung Pada Corrected item total correlation yang, pada keseluruhan butir
lebih besar dari rtabel
Interpretasi dari Tabel 4.1 adalah sebagai berikut:
a. Setelah semua butir pernyataan dinyatakan valid maka uji selanjutnya adalah
menguji reabilitas kuesioner tersebut dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika ralpha positif dan lebih besar dari rtabel maka realibel.
Jika ralpha negatif atau rtabel lebih kecil maka tidak realibel.
b. ralpha dapat dilihat pada akhir analisis yaitu bernilai .894 sedangkan rtabel bernilai 0.361.
c. ralpha positif dan lebih besar dari rtabel maka kuesioner tersebut reliabel sehingga
dapat diteliti.
B. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik
dilihat dari titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal yakni
distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak
menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kolmogorv sminorv. Dengan menggunakan
tingkat signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) di atas
Observed Cum Prob Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Gambar 4.1 : Pengujian Normalitas P-P Plot Sumber : Data primer diolah (Februari, 2009)
Gambar 4.1 memperlihatkan titik-titik yang mengikuti data di sepanjang garis
diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Namun untuk lebih memastikan
bahwa data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji
kolmogorv sminorv. As ymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Res idual
Test distribution is Normal. a.
Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed)
adalah 0.116 dan di atas nilai signifikan (0,05), hal ini menunjukkan
bahwa variabel residual berdistribusi normal.
2. Uji Heteroskedastisitas
Untuk Peneliti menguji heteroskedastisitas dilakukan dengan
analisis grafik dan analisis statistik berupa uji glejser. Melalui analisis
grafik suatu model regresi dianggap tidak terjadi heteroskedastisitas jika
titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu
yang jelas serta tersebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu
Y.
Regression Standardized Predicted Value
2
Gambar 4.2 memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak dan tidak
membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas
maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi keputusan konsumen berdasarkan masukan
variabel independennya.
Tabel 4.7 Uji Glesjer
Sumber : Data primer diolah (Februari, 2009)
Tabel 4.14 memperlihatkan bahwa tidak satupun variabel independen
yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut
(Absut). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikannya di atas tingkat
kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah
adanya heteroskedastisitas.
1. Uji Multikolinieritas
Gejala Multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan
VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap
variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen
yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai
Coefficientsa
3,109 ,640 4,854 ,000
-,024 ,036 -,069 -,655 ,514 ,846 1,182 -,108 ,038 -,303 -2,871 ,504 ,846 1,182 (Constant)
t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics