• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Sikap Konsumen dalam Penerapan Program Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Brand Loyalty Air Mineral Merek Aqua (Studi Kasus Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Sikap Konsumen dalam Penerapan Program Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Brand Loyalty Air Mineral Merek Aqua (Studi Kasus Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU)"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(CSR) TERHADAP BRAND LOYALTY AIR

MINERAL MEREK AQUA

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas ISIPOL USU)

DRAFT SKRIPSI

OLEH:

FIRDAUS 060502081 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Firdaus

Nim : 060502081

Departemen : Manajemen

Judul : Pengaruh Sikap Konsumen dalam Penerapan Program

Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Brand

Loyalty Air Mineral Merek Aqua (Studi Kasus Pada

Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU)

Tanggal : ...

Dosen Pembimbing

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

Nama : Firdaus

Nim : 060502081

Departemen : Manajemen

Judul : Pengaruh Sikap Konsumen dalam Penerapan Program

Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Brand

Loyalty Air Mineral Merek Aqua (Studi Kasus Pada

Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU)

Tanggal : ... Ketua Departemen Manajemen

Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si

Tanggal : ... Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi saya ini adalah hasil kerja saya sendiri

melalui penelitian yang saya lakukan. Segala sumber dan kutipan yang terdapat

dalam skripsi saya ini telah saya tampilkan sebagaimana mestinya.

Medan, 15 Februari 2010

Nama : Firdaus

(5)

ABSTRAK

Firdaus (2010). Pengaruh Sikap Konsumen dalam Penerapan Program

Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Brand Loyalty Air Mineral Merek Aqua (Studi Kasus Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU). Ibu Dra. Magdalena L. L. Sibarani, Msi, selaku Dosen Pembimbing. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Ibu DR. Friska Sipayung, M.Si dan Ibu Dra. Frida Ramadhini, MM, selaku Dosen Penguji dan Ibu Dra. Nisrul Irawaty SE, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh sikap konsumen dalam penerapan program Corporate Social Responbility (CSR) terhadap Brand Loyalty air mineral merek Aqua. Penulis menarik hipotesis bahwa terdapat

pengaruh antara sikap konsumen dalam penerapan program Corporate Social

Responsibility terhadap Brand Loyalty Air Mineral merek Aqua.

Populasi dalam Penelitian ini adalah mahasiswa/i Fakultas ISIPOL Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara angkatan 2006-2009 yang berjumlah 442 mahasiswa, dimana objek yang dijadikan sebagai popolasi adalah mahaiswa yang minimal membeli air mineral merek Aqua 3 kali dalam 1 bulan terakhir dan juga mahasiswa telah pernah mendengar, melihat dan mengetahui program Corporate Social Responsibility yang telah dilakukan oleh Aqua. Untuk menentukan ukuran sampel maka digunakan rumus dari Slovin, sehingga sampel yang diambil sebesar 82 orang, dengan metode penarikan sampelnya adalah purposive random sampling. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan

uji F dan uji t, dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Penganalisaan data

menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.00 for windows.

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis tabulasi sederhana, analisis regresi linier berganda, dan Koefisien determinan.. Data yang digunakan adalah data primer. Hasil uji F menunjukkan bahwa komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif secara serentak

mempengaruhi brand loyalty air mineral merek Aqua pada mahasiswa Ilmu

Komunikasi FISIP USU. Hasil uji t (secara individual) menunjukkan bahwa komponen kognitif dan komponen konatif berpengaruh positif dan signifikan

terhadap brand loyalty air mineral merek Aqua, dan komponen afektif

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap brand loyalty air mineral merek Aqua. Koefisien Determinasi sebesar 48,6%. Persamaan regresi penelitian adalah Y= 4,549 + 0, 893X1-0,699X2+ 1,309X3+ e

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Serta Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada orangtua Azdi dan Triwahni yang

merupakan sumber inspirasi dan senantiasa memberikan kasih sayang, bimbingan,

motivasi, nasehat, serta do’a yang tiada hentinya kepada penulis.

Penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat

membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Penulis berharap skripsi

ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Penulis telah banyak mendapatkan

bimbingan, nasehat, dan motivasi dari berbagai pihak selama perkuliahan hingga

penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawaty SE, MBA selaku Sekretaris Departemen

(7)

4. Ibu Dra. Ramona Hasibuan, Mp selaku Dosen Wali yang telah banyak

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa

perkuliahan.

5. Ibu Dra. Magdalena L. L. Sibarani, Msi selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi arahan

dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu DR. Friska Sipayung, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah

meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi

kesempurnaan skripsi ini.

7. Ibu DR. Frida Ramadhini, MM selaku Dosen Penguji II yang telah

meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi

kesempurnaan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen dan Civitas Akademik di Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan bekal pengetahuan sehingga

penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini dengan

baik.

9. Seluruh Staf dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara yang telah membantu penulis dalam hal penyelesaian administrasi

selama masa pendidikan dan penyelesaian skripsi ini.

10. Keluargaku tercinta; Bapakku Mustapa Kamal dan Ibuku Nurbaya, serta

kedua abangku Hamdani dan Syahrizal Afandi, adikku Ria Aisyah Astuti,.

(8)

moral maupun materi serta kasih sayang dan do’a sehinngga penulis

terpacu untuk menyelesaikan skripsi ini.

11.Sahabat-sahabatku Andri Akbari, Ahya Marfu’ah, SE, Ika P.S, SE,

Theresia N.B, SE, Vani Gusmelya T, SE, Yose Foejisanto, SE, Tira

Kartika, M. Ardiansyah, Ardhiansyah, Nur Anita, Yuli Yunus, Ratih

Widyastuti SE, Dwi Wahyuni M, SE, Cut Revina, Afiaranda Ritonga, Ade

Ikhwan, Imelda, Fitri P, dkk. Terima kasih buat motivasi, semangat, dan

dukungan kepada penulis.

12.Seluruh teman-teman dan sahabat lainnya di Manajemen 2006: anak-anak

grup A, grup B, grup C dan grup D. Terima kasih buat motivasi, semangat,

dan dukungan kepada penulis.

13.Semua pihak, rekan, sahabat, yang namanya tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu, terima kasih atas dukunganya selama ini.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

dan peneliti lainnya, khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen

Manajemen Universitas Sumatera Utara.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita

semua serta memberikan balasan kepada pihak-pihak yang telah bersedia

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Amin.

Medan, 15 Februari 2010

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 8

1. Kerangka Konseptual ... 8

5. Memprediksi Perilaku dengan Sikap ... 34

D. Tinjauan Mengenai Brand (merek) ... 36

1. Pengertian Brand ... 36

2. Brand Loyalty (Loyalitas Merek)... 36

3. Fungsi Brand Loyalty (Loyalitas Merek) ... 37

4. Tingkatan Brand Loyalty ... 38

E. Tinjauan Mengenai Corporate Social Responsibility ... 41

1. Pengertian Corporate Social Responbility... 41

2. Manfaat CSR ... 42

(10)

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 46

b. Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

c. Karekteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ... 58

d. Karekteristik Responden Berdasarkan Uang Saku per Bulan ... 59

C. Metode Analisis Statistik ... 60

a. Analisis Tabulasi Sederhana ... 60

b. Analisis Regresi Linier Berganda ... 64

1) Uji Normalitas ... 65

2) Uji Multikolinieritas ... 67

3) Uji Heteroskedastisitas ... 68

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Omset Penjualan Air Mineral Merek AQUA ... 6

Tabel 1.2 Operasional Variabel ... 13

Tabel 1.3 Instrumen Skala Likert ... 15

Tabel 1.4 Jumlah Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi USU Program S-1 Angkatan 2005-2009 ... 16

Tabel 4.1 Item -Total Statistics (a) ... 53

Tabel 4.2 Item -Total Statistics (b) ... 54

Tabel 4.4 Reliabilitas Instrumen ... 55

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ... 57

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku per Bulan... 59

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Komponen Kognitif ... 60

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Komponen Afektif ... 61

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Komponen Konatif ... 61

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Brand Loyalty ... 62

Tabel 4.12 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 67

Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinieritas... 68

Tabel 4.14 Hasil Uji Glejser ... 70

Tabel 4.15 Regresi Linear Berganda ... 71

Tabel 4.16 Hasil Uji F (Uji Serentak) ... 74

Tabel 4.17 Hasil Uji-t (Uji Parsial) ... 77

Tabel 4.18 Model Summary ... 79

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 9 Gambar 2.1 Tingkatan Brand Loyalty ... 41 Gambar 4.1 Hasil Uji Normal P-P Plot of Regression

Standardized Residual ... 67 Gambar 4.2 Hasil Scatterplot Uji Heteroskedastisitas ... 70

(13)

ABSTRAK

Firdaus (2010). Pengaruh Sikap Konsumen dalam Penerapan Program

Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Brand Loyalty Air Mineral Merek Aqua (Studi Kasus Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU). Ibu Dra. Magdalena L. L. Sibarani, Msi, selaku Dosen Pembimbing. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Ibu DR. Friska Sipayung, M.Si dan Ibu Dra. Frida Ramadhini, MM, selaku Dosen Penguji dan Ibu Dra. Nisrul Irawaty SE, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh sikap konsumen dalam penerapan program Corporate Social Responbility (CSR) terhadap Brand Loyalty air mineral merek Aqua. Penulis menarik hipotesis bahwa terdapat

pengaruh antara sikap konsumen dalam penerapan program Corporate Social

Responsibility terhadap Brand Loyalty Air Mineral merek Aqua.

Populasi dalam Penelitian ini adalah mahasiswa/i Fakultas ISIPOL Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara angkatan 2006-2009 yang berjumlah 442 mahasiswa, dimana objek yang dijadikan sebagai popolasi adalah mahaiswa yang minimal membeli air mineral merek Aqua 3 kali dalam 1 bulan terakhir dan juga mahasiswa telah pernah mendengar, melihat dan mengetahui program Corporate Social Responsibility yang telah dilakukan oleh Aqua. Untuk menentukan ukuran sampel maka digunakan rumus dari Slovin, sehingga sampel yang diambil sebesar 82 orang, dengan metode penarikan sampelnya adalah purposive random sampling. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan

uji F dan uji t, dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Penganalisaan data

menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.00 for windows.

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis tabulasi sederhana, analisis regresi linier berganda, dan Koefisien determinan.. Data yang digunakan adalah data primer. Hasil uji F menunjukkan bahwa komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif secara serentak

mempengaruhi brand loyalty air mineral merek Aqua pada mahasiswa Ilmu

Komunikasi FISIP USU. Hasil uji t (secara individual) menunjukkan bahwa komponen kognitif dan komponen konatif berpengaruh positif dan signifikan

terhadap brand loyalty air mineral merek Aqua, dan komponen afektif

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap brand loyalty air mineral merek Aqua. Koefisien Determinasi sebesar 48,6%. Persamaan regresi penelitian adalah Y= 4,549 + 0, 893X1-0,699X2+ 1,309X3+ e

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persaingan di dunia bisnis yang semakin berkembang, menuntut

perusahaan untuk terus mengikuti perkembangan zaman dan tuntutan lingkungan.

Perusahaan yang senantiasa meningkatkan daya saingnya, dalam pertumbuhannya

terus maju dan berorientasi ke masa depan merupakan perusahaan yang sukses,

bukan hanya dari segi intern yang mampu menghasilkan laba, dan

mensejahterakan karyawannya, tetapi juga sukses dari segi ekstern yaitu mampu

memberdayakan dan memberikan kontribusi untuk masyarakat umum.

Perusahaan yang melaksanakan tanggung jawabnya sebagai perusahaan

yang sukses berarti memiliki kepedulian yang besar kepada pihak-pihak yang

memberikan kontribusi terhadap keberlangsungan usaha perusahaan. Pihak intern

merupakan pihak-pihak yang berhubungan langsung dalam kegiatan operasional

dan pengambilan keputusan perusahaan. Karenanya suatu perusahaan haruslah

menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut. Tanggung jawab sosial perusahaan

tidak hanya sampai pada pihak intern saja, perusahaan juga bertanggung jawab

pada pihak ekstern terutama masyarkat umum.

Keberadaan perusahaan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi

masyarakat dan perekonomian suatu Negara dalam bentuk membuka lapangan

kerja, menghasilkan pendapatan untuk Negara melalui pajak dan memberikan

barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun kelangsungan

(15)

memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi perusahaan dalam bentuk

penyediaan faktor-faktor produksi guna menjalankan kegiatan operasional

perusahaan. Ketatnya persaingan bisnis antar perusahaan, dan dengan alasan

efisiensi, sering kali perusahaan mengabaikan hal-hal yang menyangkut kerusakan

lingkungan, kesejahteraan karyawan dan masyarakat sekitar, serta kepedulian

sosial lainnya.

Masyarakat umum memberikan kontribusi yang begitu besar terhadap

perusahaan, sehingga banyak perusahaan merasa perlu untuk memberikan

kontribusi diluar perkiraan ekonomis perusahaan. Seiring dengan semakin besar

pengaruh perusahaan terhadap kehidupan masyarakat, perusahaan sudah

sewajarnya bertanggung jawab terhadap keseluruhan lingkungan, baik intern

maupun ekstern perusahaan. Oleh karenanya perusahaan berkewajiban untuk

selalu mencari peluang-peluang baru bagi pertumbuhan, tentu saja dengan tetap

mempertimbangkan faktor keuntungan dan tingkat pengembalian finansial yang

optimal.

Banyak perusahaan yang menyadari arti penting dari tanggung jawab

sosial, dan memasukkan tanggung jawab sosial dalam isu strategis bisnis

perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan saat ini telah menjadi semacam

social license to operation (izin usaha). Bahkan tidak jarang perusahaan yang

memasukkan isu tanggung jawab sosial ke dalam visi dan misi perusahaan.

Tanggung jawab sosial perusahaan ini lazim disebut sebagai Corporate Social

Responsibility (CSR). Tanggung jawab sosial perusahaan ini, telah tercantum

(16)

mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan, dimana perusahaan terutama

yang berbasis sumber daya alam berkewajiban untuk melaksanakan CSR.

Corporate social responsibility merupakan suatu elemen penting dalam

kerangka keberlanjutan usaha suatu industri yang mencakup aspek ekonomi,

lingkungan dan aspek sosial budaya. Ditinjau dari aspek sosial, perusahaan

memiliki kewajiban untuk berpartisipasi dalam usaha-usaha untuk meningkatkan

kesejahteraan dan kompetensi masyarakat, perusahaan juga bertanggung jawab

untuk memelihara kualitas lingkungan dimana mereka beroperasi demi

peningkatan kualitas hidup masyarakat dalam jangka panjang, baik untuk generasi

saat ini maupun bagi generasi penerus. Namun perusahaan juga memperhatikan

aspek ekonomis dimana kegiatan sosial ini diharapkan akan membentuk citra

positif perusahaan dimata masyarakat yang nantinya akan mempengaruhi

peningkatan profit perusahaan.

Sebuah organisasi dunia World Bisnis Council for Sustainable

Development (WBCD) menyatakan bahwa CSR merupakan suatu komitmen

berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi

kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat

luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh

keluarga. Menurut Untung (2008:1) CSR merupakan komitmen perusahaan atau

dunia usaha untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang

berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan

menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis,

(17)

Hasil riset yang dilakukan oleh Roper Search Worldwide dalam Susanto

(2007:5) menunjukkan 75% responden memberi nilai lebih kepada produk dan

jasa yang dipasarkan oleh perusahaan yang memberi kontribusi nyata kepada

komunitas melalui program pengembangan. Sekitar 66% responden juga

menunjukkan mereka siap berganti merek kepada merek perusahaan yang

memiliki citra sosial yang positif yang didapatkan melalui CSR.

Berdasarkan riset tersebut dapat dilihat bahwa CSR dapat menciptakan

Brand loyalty. Dengan adanya CSR, akan memberikan kesan positif terhadap

produk. Hal ini akan membuat sebuah merek menjadi lebih dikenal dan diingat,

yang membentuk ikatan emosional dibenak konsumen, lama kelamaan ikatan

emosional tersebut akan berkembang menjadi brand loyalty.

Banyak kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan untuk membangun brand

loyalty, diantaranya adalah kegiatan yang berhubungan dengan penjualan seperti

promosi. Namun brand loyalty juga bisa dibangun dengan membentuk citra

positif perusahaan melalui kegiatan-kegiatan yang terangkum dalam corporate

sosial responsibility. Mowen dan Minor (2002:108) mendefinisikan brand loyalty

sebagai sejauh mana seseorang pelanggan menunjukkan sikap positif terhadap

suatu merek, mempunyai komitmen pada merek tertentu, dan berniat untuk terus

membelinya dimasa depan.

Salah satu perusahaan yang menerapkan program CSR adalah Danone

Aqua, merek air minum dalam kemasan terkemuka yang banyak melakukan

program-program CSR seperti Aqua Lestari yaitu program CSR Aqua yang

(18)

reboisasi bersama masyarakat untuk lahan-lahan hutan yang telah gundul. Selain

itu, Aqua juga mengumumkan peluncuran program komunitas jangka panjang "1L

Aqua untuk 10 L Air Bersih" atau lebih dikenal dengan nama program "Satu

untuk Sepuluh". Dimana program ini sudah dilaksanakan sejak bulan Juli tahun

2007. Program "Satu untuk Sepuluh" merupakan program yang bertujuan untuk

mempromosikan hidup sehat dengan menyediakan akses air bersih dan pendidikan

kesehatan bagi masyarakat. Untuk penjualan setiap satu liter produk Aqua

berlabel khusus, perusahaan ini berkomitmen untuk memberikan 10 liter air bersih

kepada masyarakat yang membutuhkan. Program “Satu untuk Sepuluh” ini lebih

dikenal oleh masyarakat umum, karena diinformasikan melalui media massa

seperti televisi, hal ini bertujuan untuk mengundang masyarakat umum turut

berpartisipasi dalam program “Satu untuk Sepuluh” dengan cara membeli produk

Aqua yang berlabel khusus.

Danone Group menerima penghargaan "European Corporate

Responsibility Award" dari Orga Consultants, bertempat di Praha, Republik Ceko

pada tanggal 5 Februari 2009. Penghargaan tersebut diberikan kepada perusahaan

terbaik di Eropa yang menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR).

Penghargaan ini diberikan atas keberhasilan Danone Group menerapkan kebijakan

pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang inovatif dan patut

dicontoh. Penghargaan yang diberikan kepada Danone Group itu tidak hanya

prakarsa manajemen perusahaan yang berpusat di Prancis itu, tetapi tidak terlepas

dari jaringan korporasi Danone Group di seluruh dunia yang ikut berperan dalam

(19)

Produk Aqua ini terus menguasai pasar untuk air mineral. Hal ini dapat

dapat dilihat dari omset penjualan air mineral merek Aqua yang terus meningkat.

Berikut adalah data omset penjualan Aqua:

Tabel 1.1

Jumlah Omset Penjualan Air Mineral Aqua

Tahun Omset Penjualan (dalam triliun Rupiah)

%

Pada Tabel 1.1 ini dapat dilihat bahwa setiap tahunnya terjadi peningkatan omset

penjualan Aqua, dimana pada tahun 2007 dan 2008 persentase peningkatan omset

penjualan Aqua lebih besar dibandingkan tahun 2006 sebelum Aqua menerapkan

program “Satu Untuk Sepuluh”. www.aqua.com

Peningkatan omset penjualan Aqua ini tidak terlepas dari program-program

corporate social responbility yang dilakukan oleh Aqua, yang telah

dipublikasikan melalui media cetak maupun media elektronik. Selain itu,

peningkatan omset penjualan Aqua ini juga dipengaruhi oleh inovasi-inovasi yang

terus dikembangkan oleh Aqua dengan mengeluarkan produk-produk yang lebih

variatif, peluncuran situs web Aqua untuk memperkuat edukasi pasar, dan

komitmen Aqua yang senantiasa menjaga kualitas produknya.

Program “Satu untuk Sepuluh” yang dilakukan oleh Aqua ini juga tidak

terlepas dari dukungan dari pemerintah setempat, dimana peran pemerintah daerah

sangat membantu Aqua dalam mengsukseskan program “Satu untuk Sepuluh”

tersebut. Dalam jangka panjang pemerintah daerah bersama masyarakat secara

(20)

konsisten akan memantau fasilitas-fasilitas air bersih yang telah disediakan oleh

Aqua agar terus dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat.

Mahasiswa adalah salah satu segmen pasar dari air mineral merek Aqua.

Para mahasiswa yang terkadang seharian dikampus sangat memerlukan air

mineral kemasan yang praktis. Berdasarkan pra survei yang dilakukan, mahasiswa

Ilmu Komunikasi FISIP USU merupakan salah satu segmen pasar dari air mineral

merek Aqua, hal ini dapat dilihat banyaknya tersedia air mineral merek Aqua di

warung-warung yang ada disekitar kampus FISIP USU yang menjadi langganan

mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU. Selain itu, mahasiswa Ilmu Komunikasi

mempunyai pengetahuan yang lebih tentang CSR, dimana banyaknya hal-hal yang

menyangkut CSR yang dibahas selama perkuliahan di jurusan Ilmu Komunikasi.

Telah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa program Corporate

Social Responsibility ini mendatangkan banyak keuntungan bagi perusahaan dan

membawa efek yang positif bagi masyarakat, tetapi apakah perilaku pembelian

konsumen akan terpengaruh oleh program-program Corporate Social

Responsibility seperti ini?. Atas dasar itulah penulis bermaksud untuk mengetahui

apakah kegiatan Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh PT. Aqua

Golden Missippi Indonesia ini membawa efek langsung terhadap perilaku

pembelian konsumen dengan melakukan penelitian yang berjudul PENGARUH

SIKAP KONSUMEN DALAM PENERAPAN PROGRAM CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP BRAND LOYALTY AIR

(21)

KOMUNIKASI FAKULTAS ISIPOL UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah”Apakah terdapat pengaruh antara sikap

konsumen dalam penerapan program corporate social responsibility

terhadap brand loyalty air mineral merek Aqua?”.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis

1. Kerangka Konseptual

CSR merupakan komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang

atau berlangganan dengan produk/jasa yang disukai secara konsisten di

masa mendatang, sehingga menimbulkan pembelian merek yang sama

secara berulang meskipun pengaruh situasional dan upaya pemasaran

berpotensi menyebabkan perilaku beralih merek (Oliver dalam Tjiptono,

2005:387).

Menurut Mowen dan Minor (2002:319) sikap adalah inti dari rasa suka

dan tidak suka bagi orang, kelompok, situasi, objek, dan ide-ide tidak

berwujud tertentu. Sikap pada penerapan program CSR terdiri dari:

a. Komponen kognitif, yaitu berupa kepercayaan konsumen terhadap

(22)

b. Komponen afektif, yaitu berupa perasaan (senang atau tidak senang)

konsumen pada penerapan pada program CSR oleh Aqua.

c. Komponen konatif, yaitu menggambarkan kecenderungan dari seorang

untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan penerapan

program CSR yang dilakukan oleh Aqua.

Mowen dan Minor (2002:108) mendefinisikan brand loyalty sebagai

sejauh mana seseorang pelanggan menunjukkan sikap positif terhadap

suatu merek, mempunyai komitmen pada merek tertentu, dan berniat untuk

terus membelinya dimasa depan.

Konsumen akan lebih loyal terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh

perusahaan yang konsisten menjalankan CSR sehingga memiliki reputasi

yang baik (Susanto, 2007:31).

Maka kerangka konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Sumber: Mowen dan Minor (2002:108), diolah oleh penulis (2009)

Sikap Konsumen Tentang Penerapan Program CSR

AQUA (X)

Brand Loyalty

(Y)

1. Komponen kognitif (X1)

2. Komponen afektif (X2)

(23)

2. Hipotesis

Hipotesis adalah hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua

atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat

diuji (Sekaran, 2006:135). Berdasarkan perumusan masalah yang ditetapkan,

maka hipotesis penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh antara sikap

konsumen dalam penerapan program Corporate Social Responsibility

terhadap Brand Loyalty Air Mineral merek Aqua”.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui pengaruh sikap konsumen dalam penerapan program

Corporate Social Responbility (CSR) terhadap Brand Loyalty air mineral

merek Aqua.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan dalam proses penerapan program Corporate

Social Responbility (CSR) untuk menciptakan Brand Loyalty.

2) Bagi Penulis

Sebagai implementasi untuk menerapkan teori yang telah diperoleh di

bangku kuliah dalam praktek yang sebenarnya.

(24)

Sebagai salah satu rujukan untuk melakukan penelitian yang

berhubungan dengan program Corporate Social Responbility (CSR).

E. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional Variabel

Sebaiknya sebuah penelitian dilakukan secara terfokus. Agar penelitian

dapat dilakukan secara terfokus, maka tidak semua masalah akan diteliti.

Untuk itu diperlukan batasan operasional variabel yakni, variabel apa saja

yang akan diteliti serta bagaimana hubungan variabel tersebut dengan

variabel yang lain. Batasan operasional pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Penelitian ini hanya dibatasi pada mahasiswa/i jurusan Ilmu

Komunikasi Fakultas ISIPOL Universitas Sumatera Utara Program S1

Reguler yang telah pernah mendengar, melihat dan mengetahui

program Corporate Social Responsibility yang telah dilakukan oleh

Aqua.

b. Penelitian ini hanya dibatasi mengenai sikap konsumen pada Corporate

Social Responsibility yang telah dilakukan oleh Aqua dan pengaruhnya

terhadap Brand Loyalty air mineral merek Aqua.

2. Definisi Operasional Variabel

Untuk menjelaskan variabel yang dimaksudkan dalam penelitian ini, maka

perlu definisi operasional variabel dari masing-masing variabel sebagai

upaya pemahaman dalam penelitian. Definisi operasional variabel adalah

(25)

suatu variabel. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti dibagi menjadi

dua kelompok besar, yaitu variabel bebas (independent variable) dan

variabel terikat (dependent variable). Definisi operasional variabel yang

diteliti adalah sebagai berikut :

a. Sikap pada penerapan program corporate social responsibility (X) yaitu

berhubungan dengan tanggapan, tindakan, dan juga perasaan konsumen

terhadap penerapan program Corporate Social Responsibility yang

dilakukan oleh Aqua yang terdiri dari:

a) Komponen kognitif (X1), yaitu berupa kepercayaan (beliefs)

konsumen yang didapatkan melalui pengalaman individu selama

menggunakan air mineral Merek Aqua terhadap motivasi dan

kesesuaian (fit) program Corporate Social Responsibility yang

dilakukan oleh Aqua.

b) Komponen afektif (X2), yaitu berupa perasaan (senang atau tidak

senang) konsumen pada penerapan program Corporate Social

Responsibility yang dilakukan oleh Aqua.

c) Komponen konatif (X3), yaitu menggambarkan kecendrungan dari

seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan

penerapan program Corporate Social Responsibility.

b. Brand Loyalty (Y) yaitu sejauh mana seseorang pelanggan

menunjukkan sikap positif terhadap suatu merek, mempunyai

komitmen pada merek tertentu, dan berniat untuk terus membelinya

(26)

Tabel 1.2 Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

(27)

Variabel Definisi Indikator Skala

Brand Loyalty (Y)

Brand loyalty yaitu sejauh mana seseorang

Sumber: Setiadi (2008:216), Durianto, dkk (2004:128), Diolah oleh penulis (2009)

3. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert sebagai alat untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008:132. Peneliti memberikan lima

alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai

dengan 5 untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian, yang dapat dilihat

(28)

Tabel 1.3

Instrumen Skala Likert

No

Alternatif Jawaban Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Netral (N) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2008:133)

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah Fakultas ISIPOL Universitas Sumatera Utara, Jl.

Prof. T.M. Hanafiah, S.H. Waktu penelitian dilakukan mulai November

2009 sampai dengan Januari 2010.

5. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah himpunan/unit (orang, objek, atau kejadian) yang

menjadi bahan perhatian penelitian (Ariestonandri, 2006:93). Pada

penelitian ini yang menjadi populasinya adalah mahasiswa/i Fakultas

ISIPOL Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara angkatan

2006-2009 yang berjumlah 442 mahasiswa. Data dari populasi dapat

(29)

Tabel 1.4

Jumlah Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi USU Program S-1 Angkatan 2005 - 2009

Angkatan Jumlah

Sumber: FISIP, Jurusan Ilmu Komunikasi USU, Januari 2010 (diolah penulis)

b. Sampel

Untuk menentukan ukuran sampel maka digunakan rumus dari Slovin dan

Sevila (Situmorang dan Ginting, 2008:132) sebagai berikut:

n = N

1 + Ne 2 Dimana:

n = Jumlah Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Batas Kesalahan 10%

Sehingga jumlah sampel yang diperoleh adalah:

n = 442

1 + 442(0,1)2

= 81,54 orang

Maka jumlah sampel yang diperoleh adalah 82 responden.

Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Purposive

random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

(30)

2008:122). Adapun karakter yang ditentukan adalah mereka yang telah

membeli air mineral merek Aqua sebanyak 3 kali dalam 1 bulan terakhir

dan mengetahui tentang hal penerapan program CSR yang dilakukan Aqua

yaitu program “Satu untuk Sepuluh”.

6. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan data

sekunder.

a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari responden yang terpilih pada lokasi

penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan

dan wawancara.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari

berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan juga internet untuk

mendukung penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terlibat langsung didalam

penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang

(31)

b. Daftar Pertanyaan (kuesioner)

Teknik menggunakan angket atau kuesioner dalam suatu cara

pengumpulan data adalah dengan memberikan dan menyebarkan daftar

pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka dapat memberi

respon atas daftar pertanyaan tersebut. Jawaban tersebut selanjutnya diberi

skor dengan skala Likert.

c. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca dan

mempelajari berbagai macam buku, jurnal, dan informasi dari internet

yang berhubungan dengan penelitian.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah

semestinya jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga.

Perencanaan yang matang mutlak diperlukan, lalu alat-alat yang digunakan

juga harus dalam kondisi yang baik pula. Oleh karena itulah seringkali

sebelum penelitian dilakukan, alat-alat yang digunakan diuji terlebih dahulu.

Hal ini bertujuan, supaya data yang diperoleh valid dan reliable.

a. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2000:219), validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan

valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur serta mampu

mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Penelitian ini

(32)

menguji data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang

valid atau tidak dengan menggunakan alat ukur kuesioner tersebut.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi

16,0dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r table, maka pertanyaan dinyatakan valid

b. Jika r hitung < r table, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas bisa diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau

konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam

beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama

diperoleh hasil yang relatif sama, artinya mempunyai konsistensi

pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel

apabila memiliki Cronbach Alpha>0,70 (Yamin dan Kurniawan,

2009:282).

Secara empirik, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka

yang disebut koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas berkisar antara

0-1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas (mendekati angka 1), maka

semakin reliable alat ukur tersebut.

Dalam pengujian realibilitas instrumen digunakan pengujian satu skor

pada taraf signifikan 5%. Pengujian validitas dilakukan dengan

(33)

9. Metode Analisis Data

a.Metode Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2008:206).

Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang

dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis

sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah

yang sedang diteliti.

b.Metode Analisis Statistik

1. Analisis Tabulasi Sederhana

Analisis ini bertujuan untuk melihat persentase responden dalam

memilih kategori tertentu. Dalam analisis tabulasi sederhana ini,

data yang diperoleh diolah ke dalam bentuk persentase

menggunakan rumus sebagai berikut:

P = × 100%

Dimana:

P : Persentase responden yang memilih kategori tertentu

fi : Jumlah responden yang memilih kategori tertentu

(34)

2. Analisis Regresi Berganda

Metode analisis regresi linier berfungsi untuk mengetahui

pengaruh/hubungan antara variabel independent (komponen kognitif,

komponen afektif dan komponen konatif) dan variabel dependent

(brand loyalty) akan digunakan analisis regresi linear berganda

(multiple regression analysis). untuk memperoleh hasil yang lebih

terarah, maka peneliti menggunakan bantuan program software SPSS

versi 16,0. Rumus perhitungan persamaan regresi berganda adalah

sebagai berikut:

Y= a + b1X1 +b2X2+b3X3+ e

Dimana:

Y : Brand Loyalty terhadap Air mineral merek Aqua

a : Konstanta

b1-b3 : Koefisien regresi

X1 : Komponen Kognitif

X2 : Komponen afektif

X3 : Komponen Konatif

e : Standard error

Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi linier berganda diatas

harus memenuhi syarat asumsi klasik sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti

(35)

terdapat nilai ekstrem data yang diambil. Pada uji normalitas ada dua

cara yang dapat digunakan yaitu:

a) Analisis Grafik

Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu

diagonal dari P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya.

Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi

normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Apabila data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola

distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

b) Analisis Statistik

Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non

parametrik Kolmogorof-Smirnov (K-S). Menurut Umar (2008:181)

bahwa, apabila pada hasil uji Kolmogorov Smirnov, nilai Asymp. Sig

(2-tailed) lebih besar dari 0,05 (α = 5%, tingkat signifikan) maka

data berdistribusi normal.

2) Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier

ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas.

(36)

dengan melihat nilai dari variance inflation factor (VIF) dari

masing-masing variabel independent terhadap variabel dependent.

Pengambilan Keputusannya:

VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas

VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinieritas

Tolerence < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas

Tolerence > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari suatu residual pengamatan ke

pengamatan lain. Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas, ada

dua cara yang dapat digunakan yaitu:

a) Analisis Grafik

Dengan menggunakan grafik Scatterplot. Apabila data yang

berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu pola atau menyebar,

maka model regresi tidak terkena heteroskedastisitas.

b) Analisis Statistik

Selain melalui scatterplot heteroskedastisitas dapat juga dideteksi

melalui uji Glejser.

3. Uji F (Uji Serentak)

Uji F (uji serentak) adalah untuk melihat apakah variabel independent

(37)

terhadap variabel dependent. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

H0 : b1 = b2 = b3 = 0

Artinya secara bersama-sama (serentak) tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel independent (komponen kognitif,

komponen afektif dan komponen konatif) terhadap variabel dependent

(brand loyalty).

H1 : b1≠ b2≠ b3≠ 0

Artinya secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel independent (komponen kognitif, komponen

afektif dan komponen konatif) terhadap variabel dependent (brand

loyalty).

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan

keputusan, yaitu:

H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5% dengan tingkat

keyakinan 95%.

H1 diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% dengan tingkat

keyakinan 95%.

4. Uji t (Uji Parsial)

Uji t dimaksudkan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang

signifikan dari variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y).

(38)

Ho : bi = 0 (variabel independent secara parsial tidak berpengaruh positif

dan signifikan terhadap variabel dependent).

HI : bi ≠ 0 (variabel independent secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel dependent).

Nilai Thitung akan dibandingkan dengan nilai Ttabel. Kriteria pengambilan

keputusan, yaitu:

Ho diterima bila thitung < ttabel pada α = 5%

HI ditolak bila thitung > ttabel pada α = 5%

5. Pengujian Koefisien Determinan (R2)

Untuk mengetahui signifikansi variabel, harus dicari koefisien determinasi

(R2). Koefisien deteminasi melihat seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Koefisien determinan (R2)

berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), (0 ≤ R 2 ≤ 1 ). Bila deteminasi (R2) semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan

bahwa pengaruh variabel independent terhadap pengaruh variabel

dependent semakin kecil. Hal ini berarti, model yang digunakan tidak kuat

untuk menerangkan pengaruh variabel independent terhadap variabel

dependent. Dan bila R2 mendekati 1, maka dapat dikatakan bahwa

pengaruh variabel independent adalah besar terhadap variabel dependent.

Hal ini berarti, model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan

(39)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

1) Penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Program Corporate Social

Responbility (CSR) Terhadap Brand Loyalty Sabun Mandi Lifebouy pada

Kecamatan Panjang dan Kedaton, Lampung” oleh Marlina (2007) . Hasil

dari penelitian ini adalah bahwa penerapan program Corporate Social

Responsibility (CSR) berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. Meskipun

hanya dapat menjelaskan sebesar 21,6% terhadap perubahan loyalitas

konsumen pada merek sabun mandi Lifebuoy, tetapi faktor ini sangat

menentukan peningkatan loyalitas konsumen pada merek sabun mandi

Lifebuoy secara keseluruhan. Dari bentuk model yang dihasilkan, apabila

variabel bebas tetap, maka konstanta bernilai -9,759, mempunyai arti

peningkatan loyalitas konsumen pada merek sabun mandi Lifebuoy adalah

0 (nol); nilai koefisien variabel bebas CSR (X) sebesar 0,883 dengan sig

0,004 memberikan arti apabila variabel CSR (X) mengalami peningkatan

1%, maka loyalitas konsumen pada merek sabun mandi Lifebuoy di

Kecamatan Panjang dan Kecamatan Kedaton akan mengalami peningkatan

dengan probabilitas sebesar 0,883.

2) Penelitian dengan judul “Pengaruh Sikap Konsumen Tentang Penerapan

Program Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Brand Loyalty

Sabun Mandi Lifebouy Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU” yang

(40)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel sikap konsumen tentang

penerapan program CSR (X) memiliki hubungan yang erat (substansial)

terhadap brand loyalty sabun mandi Lifebouy (Y) dengan nilai R sebesar

0,663 dan Koefisien Determinasi (KD) sebesar 44%. Persamaan regresi

penelitian adalah Y = 5,510 + 0,704X + e. Secara parsial, variabel sikap

konsumen tentang penerapan program CSR (X) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap brand loyalty sabun mandi Lifebouy (Y) pada

mahasiswa Fakultas Ekonomi USU.

B. Perilaku Konsumen

Menurut Mowen dan Minor (2002:6) studi tentang unit pembelian (buying

units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan

pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide. Menurut Setiadi

(2008:11) ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen,

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor Kebudayaan

a. Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari

keinginan dan perilaku seseorang. Bila mahluk-mahluk lainnya

bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya

(41)

b. Sub Budaya

Setiap kebudayaan terdiri dari sub budaya yang lebih kecil yang

memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para

anggotanya. Sub budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu:

kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, dan area

geografis.

c. Kelas Sosial

Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen

dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara

hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat, dan perilaku

yang serupa.

2. Faktor-faktor Sosial

a. Kelompok Referensi

Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang

mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap

atau perilaku seseorang.

b. Keluarga

Keluarga dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: keluarga orientasi

dan keluarga prokreasi. Keluarga Orientasi yang merupakan orang tua

seseorang. Dari orang tualah seseorang mendapatkan pandangan

tentang agama, politik, ekonomi, dan merasakan ambisi pribadi nilai

atau harga diri dan cinta. Sedangkan keluarga prokreasi, yaitu pasangan

(42)

dan konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah

diteliti secara intensif.

c. Peran dan Status

Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya

keluarga, kelompok dan organisasi. Posisi seseorang dalam setiap

kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status.

3. Faktor Pribadi

a. Umur dan Tahapan dalam Siklus Hidup

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.

Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi

tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.

b. Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja

yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.

c. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang dapat

dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan

hartanya (termasuk persentase yang mudah dijadikan uang), dan

kemampuan untuk meminjam.

d. Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan

(43)

menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi

dengan lingkungan.

4. Faktor-faktor Psikologis

a. Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu

keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, dan rasa tidak

nyaman. Sedangkan kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu:

kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu, seperti

kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.

b. Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih,

megorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan

suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

c. Proses Belajar

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang

timbul dari pengalaman.

d. Kepercayaan dan Sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang

(44)

C. Tinjauan Mengenai Sikap

1. Pengertian Sikap

Menurut Mowen dan Minor (2002:319) sikap adalah inti dari rasa suka

dan tidak suka bagi orang, kelompok, situasi, objek, dan ide-ide tidak

berwujud tertentu.

Sedangkan Schiffman dan Kanuk dalam Suryani (2008:162) menyatakan

sikap merupakan ekspresi perasaan yang berasal dari dalam diri individu

yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, setuju

atau tidak setuju terhadap suatu objek.

2. Fungsi-fungsi Sikap

Menurut Kazt dalam Setiadi (2008:215) mengklasifikasikan empat jenis

sikap yaitu:

a) Fungsi Utilitarian

Merupakan fungsi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar

imbalan dan hukuman. Disini konsumen mengembangkan beberapa

sikap terhadap produk atas dasar apakah suatu produk memberikan

kepuasan atau kekecewaan.

b) Fungsi Ekspresi Nilai

Konsumen mengembangkan sikap terhadap suatu merek produk bukan

didasarkan atas manfaat produk itu, tetapi lebih didasarkan atas

kemampuan merek produk itu mengekspresikan nilai-nilai yang ada

(45)

c) Fungsi Mempertahankan Ego

Sikap yang dikembangkan oleh konsumen cenderung untuk

melindunginya dari tantangan eksternal maupun perasaan internal,

sehingga membentuk fungsi mempertahankan ego.

d) Fungsi Pengetahuan

Sikap membantu konsumen mengorganisasikan informasi yang begitu

banyak yang setiap hari dipaparkan pada dirinya. Fungsi pengetahuan

dapat membantu konsumen mengurangi ketidakpastian dan

kebingungan dalam memilah-milah informasi yang relevan dan tidak

relevan dengan kebutuhannya.

3. Model Sikap

Secara garis besar, Sumarwan (2002:82) mengungkapkan bahwa terdapat

beberapa model sikap, antara lain:

a. The Tricomponent Attitude Model (Triandis). Dimana sikap konsumen

terhadap suatu produk terbentuk dari tiga komponen yaitu kepercayaan

(kognitif), emosi (afektif) dan keinginan berperilaku (konatif).

b. Multi Attribute Atitude Model (Fishbein). Model multiatribut

menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu model sikap

(produk atau merek) sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap

atribut-atribut yang dievaluasi. Model ini disebut multiatribut karena

evaluasi konsumen terhadap objek berdasarkan kepada evaluasinya

(46)

c. Ideal Point Model (Model Angka-Ideal). Model angka ideal ini

memberikan informasi mengenai sikap konsumen terhadap merek suatu

produk dan sekaligus bisa memberikan informasi mengenai merek yang

ideal yang dirasakan konsumen.

Dalam penelitian ini hanya akan digunakan tricomponent attitude

model yang terdiri dari komponen kognitif, komponen afektif dan

komponen konatif.

4. Komponen Sikap

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2002:147), sikap terdiri

dari tiga komponen yaitu kognitif, afektif dan konatif.

a. Komponen kognitif dari sikap menggambarkan pengetahuan dan

persepsi terhadap suatu objek sikap. Pengetahuan dan persepsi tersebut

diperoleh melalui pengalaman langsung dari objek sikap tersebut dan

informasi dari berbagai sumber lainnya. Pengetahuan dan persepsi

tersebut biasanya berbentuk kepercayaan artinya konsumen

mempercayai bahwa suatu objek sikap memiliki atribut dan perilaku

yang spesifik dan akan mengarahkan pada hasil yang spesifik.

Kepercayaan yang dikatakan mewakili asosiasi yang konsumen bentuk

antara objek, atribut, dan manfaat, didasarkan atas proses pembelajaran

kognitif. Seseorang membentuk tiga jenis kepercayaan atas

(47)

a) Kepercayaan atribut-objek

Kepercayan atribut-objek menghubungkan sebuah atribut dengan

objek, seperti seseorang, barang atau jasa.

b) Kepercayaan manfaat-atribut

Kepercayaan atribut-manfaat merupakan persepsi konsumen tentang

seberapa jauh sebuah atribut tertentu menghasilkan atau memberikan

manfaat tertentu.

c) Kepercayaan manfaat objek

Kepercayaan manfaat objek merupakan persepsi konsumen tentang

seberapa jauh produk, orang atau jasa tertentu akan memberikan

manfaat tertentu.

b. Komponen afektif. Afektif menggambarkan perasaan dan emosi

seseorang terhadap suatu produk atau merek. Perasaan dan emosi

tersebut merupakan evaluasi menyeluruh terhadap objek sikap (produk

atau merek). Afektif mengungkapkan penilaian konsumen terhadap

suatu produk apakah baik atau buruk, disukai atau tidak disukai.

c. Komponen konatif. Konatif adalah komponen ketiga dari sikap yang

menggambarkan kecenderungan dari seseorang untuk melakukan

tindakan tertentu yang berkaitan dengan objek sikap (produk atau

merek tertentu).

5. Memprediksi Perilaku dengan Sikap

Satu persoalan yang sering membingungkan para pemasar adalah ketika

(48)

banyak faktor yang mempengaruhi perilaku. Cialdini, petty, dan Cacciopo

dalam Setiadi (2008:224) mengemukakan berbagai faktor yang

mempengaruhi prediksi perilaku oleh sikap:

a. Keterlibatan Konsumen

Dalam keputusan pembelian, sikap memungkinkan untuk memprediksi

perilaku dalam tingkat keterlibatan yang tinggi.

b. Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap seharusnya dapat diandalkan dan sahih.

Pertanyaan-pertanyaan tentang sikap konsumen seharusnya lebih spesifik.

c. Pengaruh Orang Lain

Keinginan orang lain terhadap pembelian, dan juga motivasi konsumen

untuk menuruti keinginan-keinginan itu mempengaruhi kemampuan

sikap memprediksi perilaku.

d. Faktor Situasional

Faktor-faktor situasional seperti liburan, kekurangan waktu, sakit, dan

hal-hal lain yang mungkin menghalangi dan menyebabkan sikap tidak

dapat memprediksi perilaku dengan baik.

e. Pengaruh Merek Lain

Walaupun sikap terhadap suatu merek cukup tinggi, tapi jika sikap

terhadap merek lain lebih tinggi, maka merek yang lain itu lebih

(49)

D. Tinjauan Mengenai Brand (Merek)

1. Pengertian Brand (Merek)

Menurut Kotler (2007:332) merek adalah tanda, simbol, rancangan atau

kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi

barang/jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mengidentifikasi dari

barang atau jasa pesaing.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa merek

merupakan tanda pengenal bagi sebuah produk yang sangat penting dan

memudahkan konsumen dalam mengingat produk tersebut.

2. Brand Loyalty (Loyalitas Merek)

Menurut Aeker dalam Suryani (2008:146) brand loyalty sangat

bernilai, karena kesetiaan pelanggan terhadap merek merupakan salah satu

asset merek. Brand loyalty (loyalitas merek) merupakan salah satu dari 5

variabel brand equity yang dikembangkan oleh Aaker, disamping brand

awareness (kesadaran merek), perceived quality (persepsi perasaan yakin

atau percaya) pada calon pelanggan lain untuk mengkonsumsi merek

tertentu tersebut. Disamping itu, pelanggan yang puas umumnya akan

merekomendasikan merek yang pernah/sedang dikonsumsi kepada

teman/kerabat dekatnya, sehingga akan menarik pelanggan baru.

Mowen dan Minor (2002:108) mendefinisikan brand loyalty sebagai

sejauh mana seseorang pelanggan menunjukkan sikap positif terhadap

suatu merek, mempunyai komitmen pada merek tertentu, dan berniat untuk

(50)

3. Fungsi Brand Loyalty (Loyalitas Merek)

Pengelolaan dan pemanfaatan yang benar dari suatu strategi

pemasaran, maka akan membuat brandloyalty menjadi asset stategis bagi

perusahaan. Beberapa potensi yang dapat diberikan oleh brand loyalty

kepada perusahaan, yaitu “reduced marketing costs, trade leverage,

attracting new customers, dan provide time to respond to competitive

threats”(Durianto, 2004:127).

a. Reduced marketing costs (Mengurangi biayapemasaran)

Adanya keterkaitan antara brand loyalty dan biaya pemasaran. Dalam

kaitannya dengan biaya pemasaran, akan lebih murah mempertahankan

pelanggan dibandingkan dengan upaya untuk mendapatkan pelanggan

baru. Jadi, biaya pemasaran akan mengecil jika brand loyalty

meningkat.

b. Trade leverage (Meningkatkan Perdagangan)

Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek akan menghasilkan

peningkatan perdagangan dan memperkuat keyakinan perantara

pemasaran. Semakin biasa konsumen membeli suatu produk, maka

semakin tinggi frekuensi pembelian konsumen tersebut, yang pada

akhirnya dapatmeningkatkan penjualan.

c. Attracting new customers (Menarik pelangganbaru)

Banyaknya pelanggan yang merasa puas dan suka pada merek tertentu,

akan menimbulkan perasaan yakin atau percaya pada calon pelanggan

(51)

pelanggan yang puas umumnya akan merekomendasikan merek yang

pernah/sedang dikonsumsi kepada teman/kerabat dekatnya, sehingga

akan menarik pelanggan baru.

d. Provide time to respond competitive threats (Memberi waktu untuk

merespon ancaman persaing)

Brand loyalty akan memberikan waktu pada perusahaan untuk

merespon gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan

produk baru dan unggul, maka pelanggan yang loyal akan memberikan

waktu pada perusahaan untuk memperbaharui produk yang dihasilkan

dengan cara menyesuaikan atau mengadakan inovasi untuk dapat

mengungguli produk baru pesaing.

4. Tingkatan Brand Loyalty

Dalam kaitannya dengan brand loyalty suatu produk, didapati

adanya beberapa tingkatan brand loyalty. Masing-masing tingkatannya

menunjukkan tantangan pemasaran yang harus dihadapi sekaligus asset

yang dapat dimanfaatkan. Menurut Durianto (2004:128) beberapa

tingkatan brand loyalty adalah:

a. Switcher (Konsumen yang suka berpindah-pindah)

Pelanggan yang berada pada tingkat switcherloyalty adalah pelanggan

yang berada pada tingkatpaling dasar dari piramida brand loyalty pada

umumnya. Pelanggan dengan switcher loyalty memiliki perilaku sering

berpindah-pindah merek,sama sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada

(52)

pelanggan ini adalah membeli suatu produk karena harga yang murah

ataukarena faktor insentif lain.

b. Habitual buyer (Konsumen yang membeli karena kebiasaan) Habitual

buyer merupakan aktivitas rutinkonsumen dalam membeli suatu merek

produk, meliputi proses pengambilan keputusan pembelian dan

kesukaan terhadap merek produk tersebut. Pelanggan yang berada

dalam tingkatan habitualbuyer dapat dikategorikan sebagai pelanggan

yang puas dengan merek produk yang dikonsumsi atau setidaknya

pelanggan tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi

produk tersebut.

c. Satisfied buyer (Konsumen yang puas dengan pembelian yang

dilakukan)

Pada tingkatan satisfied buyer, pelanggan suatu merek masuk dalam

kategori puas bila pelanggan mengkonsumsi merek tersebut, meskipun

demikian mungkin saja pelanggan memindahkan pembelian ke merek

lain dengan menanggung switching cost (biaya peralihan) yang terkait

dengan waktu, uang, atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan

pelanggan merek.

d. Liking of the brand (menyukai merek)

Pelanggan yang masuk dalam kategori liking of the brand merupakan

pelanggan yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada

tingkatan ini, dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek.

(53)

simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya, baik

yang dialami pribadi maupun oleh kerabat atau pun disebabkan oleh

perceived quality yang tinggi. Meskipun demikian, seringkali rasa suka

ini merupakan suatu perasaan yang sulit diidentifikasi dan ditelusuri

dengan cermat untuk dikategorikan ke dalam sesuatu yang spesifik.

e. Committed buyer (Konsumen yang setia terhadap merek produk yang

dibeli)

Commitment yaitu kepercayaan bahwa produk yang dikonsumsi mampu

melahirkan komunikasi dan interaksi diantara pelanggan yang ada. Pada

tahapan loyalitas committed buyer, pelanggan merupakan pelanggan

setia (loyal). Pelanggan memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna

suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi

pelanggan dipandang dari segi fungsi maupun sebagai suatu ekspresi

mengenai siapa sebenarnya diri pelanggan. Pada tingkatan ini, salah

satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan

merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada pihak

lain.

Tiap tingkatan brand loyalty mewakili tantangan pemasaran yang

berbeda dan juga mewakili tipe asset yang berbeda dalam pengelolaan dan

eksploitasinya. Tampilan piramida brand loyalty yang umum adalah sebagai berikut:

(54)

Gambar 2.1 Tingkatan Brand Loyalty Sumber: Durianto (2004:130)

Pada piramida loyalitas tersebut terlihat bahwa bagi merek yang belum

memiliki brand equity yang kuat, porsi terbesar dari konsumennya berada

pada tingkatan switcher. Selanjutnya, porsi terbesar kedua ditempati oleh

konsumen yang berada pada taraf habitual buyer dan seterusnya hingga porsi

terkecil ditempati oleh commited buyer. Meskipun demikian, bagi merek yang

memiliki brand equity yang kuat, tingkatan dalam brand loyalty diharapkan

membentuk segitiga terbalik. Maksudnya makin ke atas makin melebar

sehingga diperoleh jumlah commited buyer yang lebih besar daripada

switcher.

E. Tinjauan Mengenai Corporate Social Responsibility

1. Pengertian Corporate Social Responbility

Corporate social responsibility merupakan suatu elemen penting dalam

kerangka keberlanjutan usaha suatu industri yang mencakup aspek

Commited Buyer

Liking of the Brand

Satisfied

Habitual Buyer

(55)

ekonomi, lingkungan dan sosial budaya. Definisi secara luas yang ditulis

sebuah organiasi dunia World Bisnis Council for Sustainable Development

(WBCD) menyatakan bahwa CSR merupakan suatu pernyataan

berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan

kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat atau

pun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup

pekerjanya beserta seluruh keluarga. Sedangkan menurut Untung (2008:1)

CSR merupakan komitmen perusahaan atau dunia usaha untuk

berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan

memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan

pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial dan

lingkungan.

2. Manfaat CSR

Fokus utama perusahaan dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya

pada tiga hal, yaitu: profit, lingkungan dan masyarakat. Dengan

diperolehnya laba, perusahaan dapat memberikan deviden bagi pemegang

saham, mengalokasikan sebagian laba yang diperoleh guna membiayai

pertumbuhan dan pengembangan usaha dimasa depan, serta membayar

pajak kepada pemerintah. Dengan lebih banyak memberikan perhatian

kepada lingkungan sekitar, perusahaan dapat ikut berpartisipasi dalam

usaha-usaha pelestarian lingkungan demi terpeliharanya kualitas

kehidupan umat manusia dalam jangka panjang. Konsumen akan lebih

(56)

konsisten menjalankan CSR sehingga memiliki reputasi yang baik

(Susanto, 2007:31). Dari sisi perusahaan terdapat berbagai manfaat yang

dapat diperoleh dari aktivitas CSR (Susanto, 2007:28) diantaranya:

a. Mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas

yang diterima perusahaan.

b. CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan

meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis.

c. Keterlibatan dan kebanggan karyawan. Karyawan akan merasa

bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi baik, yang

secara berkelanjutan melakukan upaya-upaya untuk membantu

menigkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan

lingkungan sekitarnya.

d. CSR yang dilaksanakan secara berkelanjutan akan mampu

memperbaiki dan mempererat hubungan antar perusahaan dengan

para stakeholdernya.

e. Meningkatkan penjualan. Konsumen akan lebih menyukai

produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan menjalankan tanggung

jawab sosialnya secara berkelanjutan sehingga memiliki reputasi

yang baik.

3. Perkembangan Implementasi CSR di Indonesia

Konsep mengenai CSR mulai hangat dibicarakan di Indonesia sejak tahun

2001, dimana banyak perusahaan maupun instansi-instansi sudah mulai

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Omset Penjualan Air Mineral Aqua
Tabel 1.2 Operasional Variabel
Tabel 1.4
Gambar 2.1 Tingkatan Brand Loyalty
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis membatasi masalah permasalahan yang akan dibahas, yaitu : perancangan sistem informasi guna mengelola data penjualan secara tunai

In this chapter we report on a comparison of the two mentioned software packages, in particular the bundle adjustment results, the point clouds and the orthophotos

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada tersebut, tidak semua diteliti karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang dimiliki oleh penulis, maka

[r]

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun Skripsi yang berjudul “Upaya M eningkatkan M otivasi Belajar Siswa Pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) adanya perbedaan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan Bunyi

Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) latar belakang pola batik di Magetan dipengaruhi oleh tokoh masyarakat dengan menjadikan bambu sebagai

The geminivirus associated with yellow leaf curl disease in peppa showed the highest ウ」セオ」ョ」・@ identity 93 and 98% with pepper yellow leaf Ctlrllndom'sia