MULTI LEVEL MARKETING
( Studi Deskriptif tentang Strategi Pemasaran Produk dan Perekrutan Anggota pada PT. Global Media Nusantara Stocist Parbina, Pematang
Siantar) SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
HELENA T. DAMANIK
060905039
DEPARTEMEN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Rasa sukacita penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus. Karena
berkat kasih karunia dan penyertaanNya penulis mampu menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul “ MULTI LEVEL MARKETING “. Setiap perkara yang
terjadi dalam hidup penulis, tidak luput dari campur tangan Allah Bapa sang
pemberi kehidupan. Terima kasih Tuhan untuk setiap hari yang Kau berikan untuk
anak mu ini, hingga penulis bisa selalu mengucap syukur atas setiap rancanganMu
yang dahsyat dan luar biasa.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada sang super hero dalam hidup
penulis. Papa Drs. Jasarman Damanik dan mama Nursinta Purba. Terima kasih
untuk setiap dukungan doa, materi, semangat, yang penulis terima selama ini.
Penulis bangga memiliki kalian yang telah membesarkan penulis dengan penuh
cinta, kasih sayang, didikan tentang disiplin. Kedua adik penulis Ichi Sabrina
Damanik dan Jefta Mayesti Damanik. Kalian menjadi sumber semangat untuk
penulis agar dapat memberikan yang terbaik untuk semuanya.
Di kesempatan ini penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Baddaruddin Rangkuti sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Zulkifli Lubis, MA sebagai ketua Departemen Antropologi
Sosial FISIP USU.
3. Ibu Dra. Sabariah Bangun M. Soc.Sc sebagai dosen penasehat akademik
selama masa perkuliahan dan juga selama dalam masa pengerjaan skripsi
ini.
4. Bapak Drs. Irfan Simatupang Msi, sebagai ketua penguji pada saat penulis
melaksanakan ujian komprehensif. Terima kasih untuk semua saran yang
diberikan dalam penyempurnaan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Mariana Makmur, MA selaku dosen penguji pada saat penulis
melaksanakan ujian komprehensif. Terima kasih untuk semua saran yang
diberikan dalam penyempurnaan skripsi ini.
6. Seluruh dosen di Departemen Antropologi yang telah memberikan ilmu
yang mereka miliki selama penulis mengikuti perkuliahan.
7. Pimpinan PT. Global Media Nusantara stocict Parbina dan para member
yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian skripsi ini.
8. Teman satu rumahku Ruli Hariati Tumanggor, terima kasih untuk
dukungan semangat yang diberikan.
9. Teman-teman seperjuangan antro'06 yaitu Rebecca Hanattri Suastika,
Mardiana Harahap, Pika, Desy (Bejo),Firman Tambunan, M.Ziad Ananta,
Rikk y, Looksun Wellman Pakpahan, Alfian Azis (kibo), Sidriani
Handayani Desky, Melda Simanjuntak, Hendra Gunadi, Evi Triana,
Hendra Silaban, Elamanuala Pasaribu (Ucil), Eny Sitanggang, Denny Nitra
Silaen, Wilfrid Silitonga, Badai Adra, Feber Sihotang, Arnold Sibarani,
Erika Nadeak, Inggrid. Teman-teman antro'06 yang telah terlebih dahulu
Benny Pardosi S.Sos, Lasmi Yanti S.Sos, Lisnawati Tinendung S.Sos, Sari
Ariesta Ginting S.Sos.
10.Adik-adik penulis yang selama ini selalu memberikan dukungan yaitu
Helen Luchen Silalahi (Lencung), Maria Silalahi, Harni Siboro, Ervina
Pinem. Genk ibu persit yaitu Duma Rosdiana, Beathrin Saragih, Putri
Ananda, Santa Panjaitan.
11.Komunitas rumah pohon tempat penulis sering menghabiskan waktu yaitu
Bang Alles Turnip,Bang Arnovandala Tampubolon, Bang Hizkia Alfred
Sagala, Carles Diken Sulaiman Gultom(Lehman), Noprianto (aa'toto),
Heksanta Novitasari Bangun (Santut), Hemalea Ginting, Imanuel Kevin
Ginting (Cak ipin).
12.IMPERATIF, sebagai wadah tempat penulis melayani. Untuk teman-teman
KTB penulis yaitu Asni Pasaribu, Sonia Lumbanraja, Sulastri Siburian.
Nyak KTB penulis Nyak Manda, Nyak Olin, Nyak Dian. Terima kasih
untuk dukungan doa yang diberikan. Mami Angelina Siagian yang selama
ini selalu mendukung penulis, tempat penulis berkeluh kesah. Generasi 06
yaitu Anna, Cristian, Daniel, Yuni. Ayo sama-sama meraih visi kita.
13.Keluarga Bapatua Horasman Damanik dan Inangtua K. Saragih. abang
Andro Damanik, abang Reonaldo Damanik, Rudolvo Damanik, Sri Maya
Sari Damanik. Terima kasih untuk dukungan doa, semangat yang selalu
diberikan pada penulis.
kecil yang lucu Putri Patricia Manalu. Terima kasih untuk dukungan yang
diberikan.
15.Sidriani Handayani Desky, Coriza Irhamna, Zumria, Bangkit Libra
Sanjaya, Asfi Ariyadi, Jaya Kembeng, Bayu Kumbara, Putri Au Manuhutu,
Syarullah Sanusi, Ahmad Buhaji. Terima kasih untuk persahabatan dan
petualangan yang kita lakukan selama ini. Ayo semangat untuk
melanjutkan petualangan selanjutnya di tempat yang lebih fantastik lagi.
16.Komunitas eks 2-7 SMAN 3 P. Siantar (Novet, Meyan miu-miu, Astrok,
Crimbat, Om Fred, Fitrok, Dwie, Dikky Rabiest, si kecil Syaril, kuteng)
GMKI koms FISIP USU, INSAN, JKAI terima kasih.
17.Abang Gokli Sautma Jaya Manalu (si Gokil, Golijay Lemot) , terima kasih
untuk dukungan doa dan motivasi yang di berikan untuk penulis selama
ini. Terima kasih juga penulis ucapkan untuk setiap waktu yang kita lewati
bersama.
Akhir kata, skripsi ini jauh dari sempurna. Segala daya dan upaya telah
penulis lakukan, dan inilah yang terbaik yang dapat penulis perbuat.
Medan, 2010 Penulis
DAFTAR ISI
1.2 Perumusan Masalah …...9
1.3 Lokasi Penelitian …... 9
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian …...10
1.5 Tinjauan Pustaka …...10
1.6 Metode Penelitian …...17
1.7 Analisa Data …...19
BAB II GAMBARAN UMUM MULTI LEVEL MARKETING DAN LOKASI PENELITIAN ...20
2.1 Sejarah Singkat Lahirnya Multi Level Marketing ...20
2.2 Sejarah Muti Level Marketing di Indonesia …...25
2.3 Flexter Sebagai Salah Satu Multi Level Marketing di Indonesia ……….………...26
2.3.1Sejarah Berdirinya Flexter ...26
2.3.2Keorganisasian Flexter………... 27
2.3.3Suber Pendapatan Flexter……….………..31
2.3.4Kode Etik Keanggotaan Flexter ……… 36
2.4 Letak Geografis Lokasi Penelitian …...39
2.5 Pola Pemukiman …...39
2.6 Kependudukan dan Sistem Kemasyarakatan ……… 40
2.6.1 Komposisi Penduduk Menurut Umur ... 41
2.6.2 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 42
2.6.3 Komposisi Penduduk Menurut Agama ... 42
2.7 Sarana Fisik ……...45
2.7.1 Sarana Pendidikan ... 45
2.7.2 Sarana Peribadah ... 46
2.7.3 Sarana Tranportasi dan Komunikasi ... 47
BAB III Stategi Pemasaran Produk dan Perekrutan Anggota PT Global Media Nusantara ...49
3.1 Hal-hal pendukung dalam penjualan produk dan perekrutan member...50
3.2 Sistem yang Berlaku pada Flexter …...56
3.3 Pemasaran pulsa Flexter ……...57
3.3.1 Sistem Pembelian Deposit di Flexter ………... 57
3.3.2 Pembentukan Agen Non Member Oleh Member ……… 67
BAB IV Motivasi dan Hubungan Sosial yang Terjalin Antara Para Member …...71
4.1 Motivasi Menjadi Member Flexter …...71
4.2 Karekteristik dari Member Flexter …...75
4.3 Hubungan Sosial Diantara Para Member ... 76
4.4 Member sebagai wirausahawan …... 78
BAB V KESIMPULAN ……... 81
ABSTRAK
Helena T. Damanik, 2010. Judul Skripsi: Multi Level Marketing (Studi Deskriptif tentang pemasaran produk dan perekrutan anggota pada PT. Global Media Nusantara stocist Parbina P. Siantar). Sikripsi ini terdiri dari 5 Bab, 83 halaman, 10 daftar tabel, 3 daftar pustaka, lampiran dan surat penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam tentang multi level marketing khususnya dalam bidang pulsa elektrik oleh sebuah PT. Global Media Nusantara atau biasa dikenal dengan nama Flexter. Lokasi penelitian ini dilakukan di daerah P. Siantar. Adapun yang menjadi fokus permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana pemasaran produk yang dilakukan oleh anggota MLM tersebut, strategi perekrutan anggota yang dilakukan, hubungan yang terjalin antara atasan (upline) dan bawahan (downline). Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan teknik wawancara dan observasi.
PT. Global Media Nusantara atau yang disebut juga dengan Flexter mempunyai produk yang dinamakan Flexter pulsa. Sistem pemasaran yang dilakukan oleh member di Flexter ini kebanyakan memgunakan jasa seorang agen pulsa lagi. Pembagian keuntungannya sesuai dengan kesepakatan dengan member tersebut. Selain itu banyak juga member yang menggunakan pulsa tersebut untuk konsumsi pribadi, karena lebih untung dan lebih ekonomis. Sebelum seorang member melakukan perekrutan anggota mereka dibekali dengan stategi-strategi seperti membuat rencana kerja, mencatat prospek dan mempersiapkan diri. Hubungan yang antara upline dan downline terjalin sangat baik. Mereka sering melakukan pertemuan yang membahas tentang jaringan, dan juga saling memotivasi. Hubungan yang terjalin juga bukan hanya sebatas rekan kerja saja, tetapi berlanjut menjadi hubungan persahabatan.
ABSTRAK
Helena T. Damanik, 2010. Judul Skripsi: Multi Level Marketing (Studi Deskriptif tentang pemasaran produk dan perekrutan anggota pada PT. Global Media Nusantara stocist Parbina P. Siantar). Sikripsi ini terdiri dari 5 Bab, 83 halaman, 10 daftar tabel, 3 daftar pustaka, lampiran dan surat penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam tentang multi level marketing khususnya dalam bidang pulsa elektrik oleh sebuah PT. Global Media Nusantara atau biasa dikenal dengan nama Flexter. Lokasi penelitian ini dilakukan di daerah P. Siantar. Adapun yang menjadi fokus permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana pemasaran produk yang dilakukan oleh anggota MLM tersebut, strategi perekrutan anggota yang dilakukan, hubungan yang terjalin antara atasan (upline) dan bawahan (downline). Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan teknik wawancara dan observasi.
PT. Global Media Nusantara atau yang disebut juga dengan Flexter mempunyai produk yang dinamakan Flexter pulsa. Sistem pemasaran yang dilakukan oleh member di Flexter ini kebanyakan memgunakan jasa seorang agen pulsa lagi. Pembagian keuntungannya sesuai dengan kesepakatan dengan member tersebut. Selain itu banyak juga member yang menggunakan pulsa tersebut untuk konsumsi pribadi, karena lebih untung dan lebih ekonomis. Sebelum seorang member melakukan perekrutan anggota mereka dibekali dengan stategi-strategi seperti membuat rencana kerja, mencatat prospek dan mempersiapkan diri. Hubungan yang antara upline dan downline terjalin sangat baik. Mereka sering melakukan pertemuan yang membahas tentang jaringan, dan juga saling memotivasi. Hubungan yang terjalin juga bukan hanya sebatas rekan kerja saja, tetapi berlanjut menjadi hubungan persahabatan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pemasaran bertingkat atau yang biasa kita kenal dengan nama Multi Level
Marketing adalah sistem penjualan yang memanfaatkan
penyalur secara langsung. Clothier (1996:33) merumuskan bahwa MLM adalah
suatu cara atau metode menjual barang secara langsung kepada pelanggannya
melalui jaringan yang dikembangkan oleh para distributor lepas yang
memperkenalkan pada distributor berikutnya1
1
Istilah distributor lepas dan distributor berikutnya dalam bisnis MLM dikenal dengan sebutan
upline dan downline. Upline ialah orang yang mengajak dan mendaftarkan seseorang menjadi
anggota atau distributor sebuah perusahaan MLM. Orang yang direkrut untuk bergabung dan memasarkan produk inilah yang dikenal dengan sebutan downline, untuk seterusnya downline akan bergerak naik menjadi upline setelah dia memiliki anggota jaringan.
. Harga barang yang ditawarkan di
tingkat konsumen adalah harga produksi ditambah komisi atau bonus dari hasil
penjualan. Laba yang dihasilkan terdiri dari laba eceran dan laba grosir ditambah
dengan laba yang diterima dari hasil penjualan anggota yang dibentuk oleh
distributor. Untuk memperkenalkan produk MLM biasanya diperkenalkan tanpa
harus beriklan di media cetak maupun elektronik dan juga tanpa harus
mengeluarkan anggaran yang cukup besar. Melainkan menggunakan keahlian
Dalam dunia penjualan langsung, baik di Indonesia maupun di tingkat
Internasional, terdapat 3 sistem yang telah berjalan sangat lama, yaitu sistem
konvensional atau Single Level Marketing (termasuk party plan), sistem Limited
Level dan sistem Multi Level atau Multi Level Marketing.
• Semuanya sama-sama membuka peluang berpenghasilan bagi siapa saja
yang mau berusaha berdasarkan kerjasama kemitraan.
• Landasan bisnisnya sama-sama terdiri dari 3 hal, yaitu merekrut,
mendidik, dan memotivasi para mitra usaha yang lazim disebut distributor
atau dealer. Semuanya sama-sama mengenakan biaya pendaftaran
keanggotaan kepada para distributor/dealernya dengan nilai yang pantas
sesuai dengan starter kit yang diperoleh.
• Semuanya sama-sama memiliki sejumlah produk (barang atau jasa)
dengan harga yang masuk akal untuk dijual melalui para distributor/dealer
sampai ke tangan konsumen. Berdasarkan volume penjualan yang dicapai,
para distributor/dealer memperoleh imbalan berupa komisi beserta
insentif dan berbagai hadiah yang menarik yang jumlah dan besarnya tidak
terbatas.
• Semuanya sama-sama memberlakukan sistem dimana seorang anggota
hanya mendapatkan satu keanggotaan dan tidak boleh lebih.
• Bagi distributor/dealer yang aktif bekerja peluang berpenghasilan sudah
pasti ada.
Dalam MLM ada unsur jasa, artinya seoran
yang bukan miliknya dan ia mendapatkan upah dari prosentasi harga barang dan
jika dapat menjual sesuai target dia mendapat bonus yang ditetapkan
MLM banyak sekali macamnya dan setiap perusahaan memiliki spesifikasi
tersendiri. Sampai sekarang sudah ada sekitar 200 perusahaan yang mengatas
namakan dirinya menggunakan sistem MLM
Di era globalisasi ini bisnis MLM ini telah menjelma menjadi sebuah industri
besar yang menguntungkan. Dimana produk-produk di dunia, mulai dari produk
kebutuhan rumah tangga sampai produk elektronik semua dipasarkan
menggunakan jalur pemasaran bertingkat. Hal ini dikarenakan tuntutan dan
kebutuhan akan pelayanan ekstra yang bersifat pribadi. Tidak salah jika dikatakan
bahwa bisnis ini adalah bisnis yang memiliki prospek yang cerah. Hal ini bisa
dilihat dengan kenyataan yang terjadi saat ini dimana MLM merupakan salah satu
alternatif yang diminati oleh produsen untuk memasarkan produknya dengan
meminimalkan campur tangan pihak perusahaan.
Bisnis MLM ini pertama kali ditemukan pada tahun 1940-an, oleh dua
orang profesor pemasaran dari Universitas Chicago pada tahun 1940-an. Produk
pertama yang dijual adalah vitamin dan makanan tambahan Nutrilite. Saat itu,
Nutrilite Products Inc. merupakan salah satu perusahaan di Amerika yang dikenal
telah menggunakan metode penjualan secara bertingkat. Dengan modal awal yang
relatif tidak besar, seorang tenaga penjual biasa mendapatkan penghasilan melalui
yang berhasil dijual ke konsumen. Kedua, dalam bentuk potongan harga dari
jumlah produk yang berhasil dijual oleh distributor yang direkrut dan dilatih oleh
seorang tenaga penjual dari perusahaan. Seperti halnya semua bentuk penjualan
langsung, metode ini membawa manfaat yang luar biasa bagi pasar dengan
memberikan kesempatan kepada ribuan orang yang mungkin terabaikan atau tidak
terserap di pasar tenaga kerja. MLM merupakan cara yang cukup sederhana dan
tidak mahal bagi siapa saja yang ingin belajar tentang dasar bisnis dan manajemen
penjualan.
Di Indonesia, MLM berkembang pada tahun 1986. Perusahaan yang
pertama memasarkan produknya dengan cara MLM adalah PT. Nusantara Sun
Chlorella atau yang biasa di kenal dengan CNI. Setelah itu di ikuti dengan
masuknya perusahaan Amway, Sophie Martin, Herbalife dan lain-lainnya.
MLM memang memberikan kesempatan kepada setiap orang, yang semula
tidak diperhitungkan di dunia perdagangan. Bisnis ini menawarkan kemudahan
bagi setiap orang, dengan cara yang sederhana, untuk menambah penghasilan
mereka. MLM memperbolehkan orang berbisnis dengan produk atau jasa yang
unik dan inovatif, membawa mereka ke pasar tanpa mengeluarkan biaya iklan di
media massa yang sangat besar, dan tanpa harus bersaing di toko-toko pengecer.
Suatu metode distribusi eceran dengan sentuhan pribadi yang sudah menyebar ke
seluruh pelosok dunia. Industri ini akan terus berkembang seiring dengan
tanpa harus terikat oleh waktu, yang tidak dijumpai di pasar kerja dalam industri
tradisional.
Saat ini bisnis ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Kehadiran MLM ini di Indonesia memungkinkan bisnis ini menjadi jembatan
untuk memperbaiki perekonomian masyarakat di tengah-tengah himpitan ekonomi
yang banyak menimbulkan pengangguran. Di Indonesia sudah bukan berita baru
lagi bahwa salah satu masalah yang masih belum bisa diselesaikan adalah
tingginya tingkat pengangguran.
Dampak ekonomis dari sebuah MLM bagi masyarakat luas adalah
tersedianya lapangan kerja yang berarti dapat mengurangi jumlah pengangguran,
memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat, serta peluang belajar untuk
berbisnis. Pada masa krisis, MLM dapat menjadi substitusi pekerjaan bagi para
karyawan yang terimbas korban pemutusan hubungan kerja atau PHK di
perusahaan tempatnya bekerja.
Banyak orang yang tidak memperhatikan fakta, bahwa di Amerika Serikat
industri MLM yang dikenal sejak lahir tahun 1940-an ini terus berkembang pesat
setiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk atau angka kelahiran bayi di Indonesia
masih jauh lebih tinggi dibanding jumlah orang yang mendaftar sebagai
distributor MLM setiap hari. Ditambah dengan pengangguran yang meningkat
tajam karena berbagai krisis dan teknologisasi alat-alat produks i, oleh sebab itu
perkembangan industri pemasaran jaringan/MLM di Indonesia masih menjanjikan
Akan tetapi pada fakta yang berkembang di lapangan, bisnis MLM ini ada
yang disalahgunakan untuk kepentingan pihak-pihak tertentu yang bertujuan
untuk memperoleh keuntungan yang sangat besar dalam waktu yang sangat
singkat. Salah satu contoh yang ber kedok MLM di Indonesia yang telah menipu
atau yang biasa di sebut dengan money game2
Bisnis MLM yang booming dan mulai menjadi bagian dalam masyarakat
tentu akan dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk menjual
produk yang berkualitas buruk dengan harga tinggi namun memberikan insentif
yang tinggi pada anggota sistem MLMnya. Sebaiknya para pecinta MLM
mempelajari produk yang ditawarkan sebelum bergabung pada suatu bisnis MLM.
Terjebak dalam money game akan sangat merugikan anda karena perkembangan
ke depannya, produk yang kurang baik akan ditinggalkan konsumen. Di negara masyarakat adalah PT.Banyumas
Mulia Abadi (BMA) Medan yang mengatas namakan MLM pada tahun 1998, hal
ini lah kadang yang membuat masyarakat menjadi enggan atau takut untuk
melakukan bisnis ini. Kejadian ini tentu telah membuat citra MLM di mata
masyarakat Indonesia menjadi jelek. Terjebak dalam money game akan sangat
merugikan bagi anggota karena perkembangan ke depannya, produk yang kurang
baik akan ditinggalkan konsumen. Pada kasus money game yang terjadi di Medan
membuat triliunan uang masyarakat hilang, dan juga menyebabkan hilangnya
kepercayaan masyarakat.
2
lain pun seperti Malaysia, Singapura dan Amerika Serikat, money game dilarang
oleh pemerintah.
Terlepas dari peyimpangan tersebut, prospek bisnis MLM di tanah air
diyakini masih menjanjikan. Salah satu ciri yang membedakan MLM murni
dengan MLM money game menurut Royan (2002:29) adalah : biaya mendaftar
sebagai distributor murah, ada produk yang di jual, komisi dapat diambil dengan
mudah, perhitungan komisi dan poin penjualan dilakukan secara adil, terbukti ada
yang sukses, tergabung dalam APLI (Assosiasi Penjualan Langsung Indonesia).
MLM murni akan selalu mengadakan seminar atau training. Saat ini banyak MLM
yang terus berkembang, diantaranya Centra Nusa Insan Cemerlang (CNI),
Tupperware Indonesia, Sophie Martin, Avon, Oriflame. Dan ini adalah beberapa
MLM yang juga bergerak di bidang pulsa elektrik diantaranya:
Sekarang banyak MLM yang bergerak di bidang pulsa. Bisnis pulsa
elektrik berkembang pesat. Bisnis ini dapat berkembang dengan baik seiring
dengan pertumbuhan jumlah pengguna telepon seluler di dunia dan di Indonesia.
Sampai dengan tahun 2010 ini sudah tercatat hampir setengah dari penduduk
Indonesia sudah mennggunakan telepon seluler atau Handphone sebagai alat
marketing dimana setiap pebisnis dimungkinkan membangun jejaring untuk
memperluas bisnisnya. Beragam bentuk sistem penjualan bertingkat diterapkan
untuk bisnis pulsa elektrik ini. Melihat saat ini hampir semua masyarakat dari
berbagai kalangan sudah menggunakan telepon seluler atau Handphone sebagai
alat komunikasi.
Situasi di atas membuat peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam
tentang peran MLM yang bergerak di bidang pulsa terhadap masyarakat. Sehingga
mau tidak mau masyarakat pasti akan membutuhkan pulsa. Saat ini untuk
beberapa kalangan masyarakat Indonesia pulsa sudah menjadi suatu kebutuhan
pokok yang harus di penuhi. Hampir setengah dari penduduk Indonesia sudah
menggunakan handphone. Hal ini terkait dengan semakin berkembangnya
teknologi yang bisa di akses melalui handphone, dan tentu saja membutuhkan
pulsa. Dan salah satu MLM yang bergerak di bidang dealer pulsa ini adalah PT.
Global Media Nusantara atau yang biasa disebut dengan Flexter, dan memiliki
produk pulsa yang disebut Flexter pulsa. PT. Global Media Nusantara, yaitu
sebuah perusahaan yang bergerak di bidang dealer pulsa dan internet teknologi
berbasis ecommerce yang didukung dengan Managemen dan IT yang Profesional.
Hilmawan menyimpulkan bahwa mempopulerkan merek lokal lewat jalur
MLM memang cocok untuk kondisi pasar Indonsia saat ini. Pasalnya, tingkat
kekerabatannya relatif tinggi, sehingga promosi dari mulut ke mulut masih cukup
menjadi salah satu faktor mengapa bisnis ini cepat diterima oleh masyarakat di
Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah
Mengacu dari keadaan yang telah di jelaskan pada latar belakang di atas,
maka masalah yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana strategi pemasaran produk yang di lakukan oleh anggota
MLM tersebut, sebagai ujung tombak pemasaran produk?
2. Bagaimana cara perekrutan anggota baru sehingga bisnis ini bisa cepat
berkembang?
3. Bagaimana hubungan antara setiap upline (atasan) dengan downline
(bawahan)?
1.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di daerah kota Pematang Siantar. Yaitu
terletak di Jl. Ahmad Yani No.86 yang berada di Kelurahan Merdeka,
Kecamatan Siantar Timur. Stocist3
3
Stocist adalah kantor cabang flexter yang di bentuk sendiri oleh membernya untuk memudahkan downline di bawahnya bila melakukan pertemuan, membeli pulsa dan lain-lain.
ini di pilih peneliti menjadi tempat
penelitiannya karena merupakan salah satu stokist yang paling banyak
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan
gambaran tentang strategi pemasaran yang dilakukan oleh para anggota MLM dan
usaha yang dilakukan dalam merekrut anggota baru sebagai ujung tombak
berkembangnya bisnis ini.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah literatur,
khususnya dalam bidang Antropologi dan tentang dunia bisnis MLM. Di samping
itu juga diharapkan dapat memberi masukan atau sumbangan pemikiran kepada
pihak yang berkepentingan tentang dunia bisnis MLM, khususnya tentang strategi
pemasaran produk dan perekrutan anggota MLM tersebut.
1.5 Tinjauan Pustaka
Maraknya bisnis multi level marketing di Indonesia saat ini tidak lepas
dari bias kapitalis dari Negara kapitalis seperti Amerika Serikat, karena masuknya
Amway ke Indonesia merupakan awal berkembangnya bisnis MLM ini di
Indonesia. Kehadiran bisnis ini tentu dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat
karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai harapan dan cita-cita untuk
dapat hidup layak, sehingga secara normal dapat menjalani hidup, dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa ada gangguan ekonomi.
Prilaku ekonomi suatu masyarakat tidak terlepas dari bagaimana sikap
dasar suatu masyarakat, struktur suatu masyarakat, cara berpikir,cara pandang,
tindakan tersebut didasarkan atas tata nilai sebagai hasil dari proses kebudayaan.
Dengan kata lain, nilai budaya suatu masyarakat akan berperan terhadap
hubungan ekonomis.
Spreadly (1997:5) mendefenisikan kebudayaan sebagai pengetahuan yang
diperoleh yang digunakan orang untuk menginterpretasikan pengalaman dan
melahirkan tingkah laku sosial. Seseorang yang memutuskan untuk bergabung
dalam bisnis MLM mempunyai tujuan yang ingin diraihnya. Rich de Vos (Harefa,
1999:1-2) mengatakan :
“kita percaya bahwa sukses hanya datang dari orang-orang yang menetapkan tujuan dan kemudian bekerja dengan giat untuk mencapainya”
cita-cita, impian, obsesi adalah merupakan salah satu penggerak motivasi
manusia. Motivasi adalah mekanisme kejiwaan untuk melakukan suatu tindakan
ataupun tingkah laku atas dasar keinginan dan harapan. Harapan dan keinginan
yang menyebabkan tingkah laku individu menjadi dinamis dan kreatif. Oleh
karena itu, dalam melakukan suatu tindakan setiap individu mempunyai motivasi
tertentu untuk melakukannya. Motivasi adalah kekuatan batin yang mendorong
seseorang untuk mencapai sasaran mereka. Motivasi adalah soal pribadi, karena
faktor pendorong setiap orang berbeda-beda. Oleh karena itu, motivasi juga bisa
berubah setiap waktu. Hasil penelitian yang di lakukan oleh Clifford Geertz yaitu
penjaja dan raja tahun 1976. Geertz melihat bahwa motivasi kewiraswastaan
dikalangan santri di Mojokuto tidak di dasari oleh kepentingan bisnis, melainkan
di masyarakat. Demikian pula motivasi golongan bangsawan di Tabanan Bali
yang memilih hidup sebagai wiraswastawan. Para bangsawan Bali ini memilih
pekerjaan tersebut sebagai alternatif untuk mempertahankan statusnya sebagai
orang yang terpandang dikalangan masyarakat (Sairin dkk,2002:117).
Drucker (1999:9) meyakinkan bahwa hampir setiap orang bisa menjadi
wirausahawan, asalkan organisasinya disusun untuk mendorong kewirausahaan.
Sebaliknya, setiap wirausahawan bisa berubah menjadi birokrat, andaikan
organisasinya disusun untuk mendorong perilaku birokratis. “Orang yang paling
berjiwa wirausaha dan inovatif akan berprilaku seperti birokrat yang
menggunakan waktu paling buruk atau politisi yang haus kekuasaan enam bulan
setelah mengambil alih manajemen suatu lembaga pelayanan masyarakat”.
Clothier (1996:12) mengatakan bahwa bisnis MLM tidak hanya
keuntungan materi saja yang diperoleh, melainkan juga masih banyak manfaat
non materi yang dapat diperoleh. Misalnya persahabatan yang terjalin,
pengembangan pribadi dan peluang untuk membantu orang lain. Dengan kata lain
penjualan yang dilakukan door to door atau face to face mempunyai peluang
untuk mengembangkan hubungan persahabatan dengan pelanggannya.
Dalam MLM, hubungan antara downline dan upline yang menyatu dalam
satu jaringan pada dasarnya sama dengan hubungan antara pelanggan dengan
penjual. Hubungan langganan adalah hubungan yang pada intinya ekonomi
namun didasari juga oleh hubungan sosial dan juga hubungan pribadi.
Keberhasilan sebuah Multi Level Marketing, tidak lepas dari peranan para
Membangun jaringan penjualan merupakan cara untuk memperoleh penghasilan
besar dalam bisnis multi level marketing. Artinya, pendapatan distributor
tergantung pada besar kecilnya jaringan dan produktivitas setiap anggota jaringan
dalam memasarkan dan merekrut anggota. Seperti yang diungkapkan oleh Harefa
(1999:114) bahwa untuk mendapatkan penghasilan, seseorang harus membangun
jaringan atau network. Maka dengan demikian kesempatan untuk mendapatkan
uang akan bertambah serta akan terjadi peningkatan penjualan kelompok jaringan
yang di bangunnya. Firth dalam Sairin (2002:94) melihat bahwa aktivitas
ekonomi sangat tergantung dari peran individu dalam suatu jaringan ekonomi.
Mengenai beberapa bisnis yang memakai sistem multi level marketing
atau hanya berkedok multi level marketing yang masih meragukan ataupun yang
sudah jelas ketahuan tidak sehatnya bisnis tersebut baik dari segi kehalalan
produknya, sistem marketing fee, legalitas formal, pertanggung jawaban, tidak
terbebasnya dari unsur-unsur permainan bunga ataupun penggandaan uang,
merugikan nasabah dengan money game, perjudian, seperti kasus New Era 21,
BMA, Solusi Centre.
Menurut Clothier (1996:234), bahwa cara yang paling efektif untuk
membina suatu bisnis MLM adalah pertama sekali menjaring keluarga,
sahabat-sahabat, saudara-saudara bahkan semua orang yang pernah menolak kita.
Sehingga dapat dikatakan bahwa bisnis multi level marketing ini merupakan
bisnis keluarga yang mempersatukan keluarga, bukan memisahkannya.
Untuk dapat mewujudkan maksud dan tujuannya maka setiap orang akan
(1980:15) didefenisikan sebagai suatu kerangka yang membimbing serta
mengendalikan pilihan yang menetapkan sifat dan arah suatu organisasi.
Pilihan-pilihan tersebut berkaitan dengan ruang lingkup produk/jasa, pasar-pasar,
kemampuan inti, pertumbuhan, laba/untung, dan pembagian-pembagian sumber
suatu organisasi.
Dalam penelitian ini strategi yang di maksudkan yaitu cara atau upaya
yang dilakukan seseorang atau anggota untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hal
ini tujuannya yaitu berhasil memasarkan produk multi level marketing dan
berhasil merekrut anggota baru atau yang biasa disebut dengan downline. Strategi
yang di maksudkan misalnya saja hubungan pertemanan yang tentu bisa membuat
anggota dengan mudah bisa mempersentasikan tentang multi level marketing ini.
Di samping hubungan pertemanan, Hubungan kekerabatan serta penggunaan
bahasa daerah adalah alternatif lain yang dinilai juga cukup efektif. Biasanya
anggota suatu MLM akan melakukan pendekatan untuk merekrut anggota di
mulai dari keluarganya terlebih dahulu. Sehingga anggota tersebut akan dengan
mudah memberi tahu segala hal yang menyangkut multi level marketing tersebut.
Pada hahekatnya, hubungan kekerabatan merupakan aksioma
kesetiakawanan yang mengacu pada kebiasaan saling memberi bantuan antara
kerabat yang satu dengan yang lain. Saling hubungan antar individu bisa
merupakan dasar yang memungkinkan masyarakat mencapai tujuan mereka atau
mendapatkan keuntungan dalam situasi-situasi tertentu.
Robert T Kiyosaki mengatakan fokus utama bisnis multi level marketing
puncak keunggulan besar bisnis multi level marketing atau pemasaran jaringan
adalah seorang member tetap bisa bekerja dan sekaligus membangun bisnis
sendiri secara paruh waktu dan bisa bekerja dari rumah meluangkan banyak waktu
bersama keluarga. Modal investasi kecil dan resikonya juga jauh lebih kecil serta
tersedia pendidikan dan dukungan yang membimbing member meraih kesuksesan.
Selain itu, sistem pemasaran jaringan adalah piramida terbalik sehingga puncak
sistemnya terbuka bagi siapa saja. Tidak seperti sistem korporat tradisional yang
berbentuk piramida, yang hanya mengijinkan satu orang mencapai puncak
perusahaan.
Perkembangan akhir ini, dagang (jual beli) menjadi fenomena yang sering
ditemui karena bisa merubah seseorang menjadi kaya, tapi bila orang itu tidak
menjalankan dengan konsisten maka yang ditemui adalah kebangkrutan. Robert T.
Kiyosaki (2006: 31) membagi wilayah kinerja manusia menjadi empat yaitu
kuadran kiri ada E (employe) dan S (self employe). Dan kuadran kanan ada I
(investor) dan B (bussines owner). Di wilayah E (employ) yaitu wilayah yang
mencakup orang-orang yang bekerja dengan orang lain atau dengan instansi lain,
seperti pekerja, guru, dokter di rumah sakit, dan lain-lain. Sedangkan di wilayah S
(self employe) yaitu wilayah yang mencakup orang-orang yang sudah memiliki
usahanya sendiri atau tidak bekerja dengan orang lain maupun instansi yang lain,
seperti wiraswasta, pemilik toko, dokter yang sudah buka praktek sendiri, dan
lain-lain. Sedangkan di wilayah I (investor) yaitu wilayah orang-orang yang
memiliki modal yang cukup besar sehingga mampu membeli saham perusahaan
(bussines owner) yaitu wilayah orang-orang yang berinvestasi sehingga lebih
banyak dikenal dengan nama "menanam asse” seperti network marketing, multi
level marketing, dan lain-lain.
Robert T. Kiyosakhi (2006: 66) mengatakan bahwa “bila ingin kaya maka ambilah kuadran kanan sebagai jalur usahamu karena di wilayah tersebut uang yang bekerja untuk kita sedangkan di kuadran kiri, kita yang bekerja untuk uang.”
Struktur MLM penjualan pulsa secara garis besar serupa dengan struktur
MLM lain yang terdiri dari root, upline, dan downline. Root adalah anggota utama
yang berinisiatif dalam membangun sistem. Anggota level 1 adalah downline dari
root dan sekaligus upline dari anggota level 2. Setiap anggota dapat memiliki
downline dengan jumlah tak terbatas.
Beberapa MLM di Indonesia banyak juga yang mengalami jatuh bangun
dalam mendirikan perusahaannya. Misalnya saja PT. Avon Indonesia yang sangat
terkenal sejak tahun 1988 mengalami kebangkrutan sejak awal februari 2006 lalu.
Padahal MLM ini sudah termasuk salah satu MLM yang cukup mapan di bidang
ini. Hal ini disebabkan oleh semakin kuatnya persaingan penjualan produk di
pasaran. Adanya MLM baru di pasaran yang menjual produk-produk yang serupa
membuat Avon semakin kalah bersaing. Dan tidak menutup kemungkinan
member di Avon ini juga menjadi member di perusahaan yang serupa tersebut.
terkadang memang member banyak yang memiliki MLM lebih dari satu karena
mereka melihat potensi atau peluang di mana kira-kira bisa mendapatkan bonus
1.6 Metode Penelitian
Tipe penelitian ini bertipekan deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif untuk mengungkapkan suatu keadaan atau masalah atau pun peristiwa
sebagaimana adanya, sehingga bersifat untuk mengungkapkan fakta.
Dalam penelitian ini data dikategorikan atas 2 (dua) jenis, yaitu :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh melalui observasi dan
wawancara. Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi non
partisipasi4
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam
(depth interview)
dimana peneliti hanya melakukan pengamatan sehingga peneliti dapat
menjawab permasalahan penelitian. Observasi yang dilakukan peneliti adalah
seluruh aktivitas anggota, situasi dalam memasarkan produk dan perekrutan calon
anggota, proses pendaftaran menjadi anggota, mengamati kegiatan seminar atau
launching produk, dan mengamati hubungan yang terjalin pada saat para anggota
berkumpul atau bertemu.
5
4
Observasi non partisipasi adalah si peneliti hanya melakukan pemeriksaan tanpa melibatkan diri dengan yang diamati. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai orang luar yang melihat gejala yang diamati tersebut dengan menggunakan kacamata atau refrensi dengan standart tertentu. Seorang peneliti misalnya menggunakan konsep-konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian (Lubis 2007:10).
5
Wawancara mendalam (depth Interview) yaitu wawancara yang biasa digunakn dalam penelitian kualitatif.karena informasi yang didapat akan lebih akurat dibandingkan wawancara terstruktur atau biasanya menggunakan kuesioner dalam proses pengumpulan datanya di lapangan. Wawancara mendalam ini biasanya menggunakan pedoman wawwancara (interview guide) sebagai panduan yaitu, berisi sekumpulan pertanyaan sesuai dengan aspek yang ingin di dapatkan informasinya.
. Dan dilakukan dengan bantuan pedoman wawancara
penelitian ini ada 3 (tiga) yaitu informan pangkal, informan biasa dan informan
kunci. Informan pangkal penelitian ini adalah pimpinan PT. Global Media
Nusantara Cabang P.Siantar. Informan biasa dalam penelitian ini adalah anggota
yang tergabung di dalam PT. Global Media Nusantara. Kemudian yang menjadi
informan kunci yang akan menjawab masalah dalam penelitian ini adalah anggota
dari PT. Global Media Nusantara ini yang sudah mencapai tahap Bintang I,
Bintang II, dan Bintang III.
Wawancara ini juga dilengkapi dengan alat perekam yaitu tape recorder
sebagai alat bantu peneliti untuk merekam segala informasi saat melakukan
wawancara pada informan. Peneliti sadar bahwa peneliti juga mempunyai
keterbatasan, namun dengan adanya tape recorder akan lebih memudahkan
peneliti untuk merekam percakapan di lapangan dengan informan.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang dapat menyempurnakan hasil
observasi dan wawancara yang diperoleh antara lain : jumlah anggota, cara
menghitung bonus yang diperoleh anggota, peringkat keanggotaan, syarat-syarat
yang harus dipenuhi untuk dapat mencapai posisi yang tinggi. Oleh karena itu,
data sekunder di peroleh melalui studi kepustakaan, arsip-arsip perusahaan, buku
panduan keanggotaan Flexster, artikel, jurnal, majalah, dan internet.
1.7 Analisa Data
Dalam penelitian ini teknik analisa data yang digunakan adalah analisis
data yang diperoleh dari lapangan, analisis data juga meliputi pengumpulan hasil
pemberitaan yang berasal dari media massa, buku-buku yang berkaitan dengan
multi level marketing.
Selain itu analisis data juga akan berkelanjutan kepada pengelompokan
data yang diperoleh di lapangan nantinya. Sehingga dapat memudahkan peneliti
untuk menyajikan data berupa informasi yang terpaparkan secara terperinci dan
mendalam. Dengan melakukan cara di atas, peneliti berharap dapat menyajikan
BAB II
GAMBARAN UMUM MULTI LEVEL MARKETING DAN
LOKASI PENELITIAN
2.1. Sejarah Singkat Lahirnya Multi Level Marketing
Multi level marketing adalah industri khusus yang agak berbeda dengan cara
penjualan konvensional. Dalam dunia penjualan langsung, baik di Indonesia
maupun di tingkat internasional, terdapat 3 sistem yang telah berjalan sangat lama,
yaitu sistem konvensional atau Single Level Marketing (termasuk party plan),
sistem Limited Level dan sistem Multi Level atau Multi Level Marketing yang
mempunyai cirri-ciri aebagai berikut :
• Semuanya sama-sama membuka peluang berpenghasilan bagi siapa
saja yang mau berusaha berdasarkan kerjasama kemitraan.
• Landasan bisnisnya sama-sama terdiri dari 3 hal, yaitu merekrut,
mendidik, dan memotivasi para mitra usaha yang lazim disebut
Distributor atau Dealer. Semuanya sama-sama mengenakan biaya
pendaftaran keanggotaan kepada para Distributor/Dealernya dengan
nilai yang pantas sesuai dengan starter kit yang diperoleh.
• Semuanya sama-sama memiliki sejumlah produk (barang atau jasa)
dengan harga yang masuk akal untuk dijual melalui para.
Distributor/Dealer sampai ke tangan konsumen. Berdasarkan volume
berupa komisi beserta insentif dan berbagai hadiah yang menarik yang
jumlah dan besarnya tidak terbatas.
• Semuanya sama-sama memberlakukan sistem dimana seorang anggota
hanya mendapatkan satu keanggotaan dan tidak boleh lebih.
• Bagi Distributor/Dealer yang aktif bekerja peluang berpenghasilan
sudah pasti ada.
• Program pemasaran (Marketing Plan) sederhana dan transparan.
Perbedaannya yaitu bisnis ini memperbolehkan pengusaha memuaskan
pelanggan dengan keuntungan lewat jalur yang tidak ada habis-habisnya,
sedangkan dalam bisnis konvensional pelanggan hanya mendapat keuntungan dari
barang yang mereka jual, sedikit komisi, padahal barang yang mereka jual hanya
memberikan selisih keuntungan yang tidak begitu besar. Sistem multi level
marketing tidak banyak berpengaruh kepada biaya produksi dan harga jual produk
yang dipasarkan, sebab yang dikelola sesungguhnya hanyalah biaya pemasaran
dan biaya produksi. Hal ini disebabkan multi level marketing yang benar dan sah
tidak memasang harga jual yang tinggi atas produk-produknya. Karena
bagaimanapun mereka tetap bersaing dengan perusahaan yang bukan multi level
marketing dalam memasarkan produk.
Keunikan lain dari sistem multi level marketing ini yaitu pada cara
pendistribusian produknya. Karena produk yang dijual oleh multi level marketing
ini tidak dapat di beli ditempat umum seperti di toko, swalayan dan tempat
lainnya. Produk-produk tersebut hanya bisa diperoleh dari distributornya
tanpa harus mengeluarkan biaya iklan yang sangat besar di media massa. Dengan
demikian biaya distribusi menjadi rendah. Jadi bisa dikatakan kalau pelaku iklan
dan yang mempromosikan bisnis multi level marketing ini adalah para
distributornya dan konsumen yang kemudian direkrut menjadi anggota. Dengan
demikian biaya promosi bisa dialihkan dalam bentuk bonus untuk setiap
anggotanya.
Bagan 1
Perbedaan sistem penjualan MLM dengan pasar konvensional Penjualan dengan Sistem MLM Penjualan Konvensional
Sistem multi level marketing berawal dari adanya cara direct selling atau
yang dikenal dengan penjualan langsung. Direct selling ini dimulai setelah adanya
revolusi Inggris pada tahun 1789 yang ditandai dengan lahirnya pabrik-pabrik
yang memproduksi barang-barang dalam jumlah yang besar dan dijual melalui
saluran distribusi yang rumit, melintasi batas wilayah dan Negara di mana pabrik
itu berada. Masalahnya dengan menggunakan berbagai saluran distribusi tersebut,
produsen menggunakan jasa sales person sebagai karyawan di bidang penjualan.
Sebagai karyawan yang menerima gaji, apabila ia tidak berhasil menjual produk
tersebut pun, sales tersebut tetap mendapatkan penghasilan.
Cara tersebut, kemudian disempurnakan melalui multi level marketing
yang ditemukan oleh dua orang professor pemasaran dari universitas chicago pada
tahun 1940-an. Produk pertama yang mereka jual adalah vitamin dan makanan
tambahan Nutrilite. Saat itu, Nutrilite Product Inc merupakan salah satu
perusahaan yang menggunakan cara penjualan bertingkat di Amerika. Dengan
modal yang tidak besar, seorang penjual bisa mendapatkan penghasilan melalui
dua cara. Pertama, keuntungan diperoleh dari setiap produk makanan tambahan
yang berhasil dijual kepada konsumen. Kedua, dalam bentuk potongan harga dari
jual produk yang berhasil dijual oleh distributor yang berhasil direkrut dan dilatih
oleh seorang tenaga penjual dari perusahaan. Pola ini pun terus menerus
disempurnakan, salah satunya dengan memberikan komisi tambahan kepada
distributor baru yang menjual Nutrilite.
Rancangan yang dibangun oleh perusahaan ini kemudian menarik minat
Rich de Vos dan Jay Van Andel yaitu dua orang pemuda yang berasal dari
Michigan untuk bergabung sebagai tenaga penjual. Dalam waktu kurang lebih
sembilan tahun mereka sudah mendapatkan keuntungan yang banyak dari
penjualan produk nutrilite ini. Selanjutnya konsep penjualan yang mereka
dapatkan tersebut dipakai untuk membentuk sebuah perusahaan baru yang dikenal
para distributor menjadi lebih antusias menjual dan sekaligus merekrut anggota
baru yang pada umumnya adalah anggota keluarga, kenalan dekat mereka sendiri.
Setelah nutrilite bangkrut, dua sekawan ini mengambil alihnya sehingga
perusahaan tersebut menjadi besar. Mereka mendirikan Amway berdasarkan suatu
keyakinan, bahwa kesuksesan memasarkan produk adalah dengan menjualnya
secara langsung kepada pelanggan. Produk pertama yang mereka pasarkan adalah
cairan pembersih yang aman untuk lingkungan. Selanjutnya perusahaan ini
menjadi perusahaan besar dan sudah berskala internasional yang tersebar di 80
negara. Kemudian pada tahun 1972 Amway membeli Nutrilite Inc yang
memproduksi vitamin dan makanan tambahan bermutu. Selanjutnya tahun 1969
muncullah perusahaan serupa yang bernama Kleeneze yang disebut sebagai
penyempurna pembagian komisi dan bonus yang menjadi cikal bakal perusahaan
multi level marketing pertama di Eropa. Empat tahun kemudian, Amway masuk
ke Inggris yang kemudian di ikuti oleh Kleeneze dua tahun berikutnya.
2.2. Sejarah Multi Level Marketing Di Indonesia
Di Indonesia pada tahun 1986, didirikan perusahaan pertama yang
memasarkan produknya dengan cara multi level marketing adalah PT. Nusantara
Sun Chlorella yang kemudian dikenal dengan nama CNI. Setelah itu di ikuti
dengan masuknya Amway ke Indonesia dan selanjutnya perusahaan multi level
marketing lain seperti Shopie Martin, Herbalife dan lain-lain. Dalam
perjalanannya di Indonesia bisnis multi level marketing ini banyak mengalami
yang singkat. Misalnya banyak perusahaan yang didirikan memakai sistem yang
sama dengan perusahaan multi level marketing murni. Untuk mangatasi masalah
tersebut, pada tahun 1992 didirikanlah suatu asosiasi yang melindungi bisnis multi
level marketing ini yaitu Asosiasi penjualan langsung Indonesia (APLI). Seluruh
multi level marketing murni di Indonesia harus mendaftarkan dirinya kepada
APLI, hingga tahun 2004 sudah ada 62 multi level marketing yang tergabung di
dalamnya. Pemerintah juga mengeluarkan peraturan tertulis yang berlaku di dalam
bisnis multi level marketing ini yaitu dalam SK menprindag No.
73.MPP/Kep/3/2000 pada tanggal 20 maret 2000. peraturan inilah yang mengatur
tentang seluruh hal yang menyangkut penjualan berjenjang.
Multi level marketing terus berkembang di Indonesia hingga masuk ke
kota medan sekitar tahun 1990-an. Perusahaan yang pertama yaitu PT. Avon
Indonesia atau Avon, yang kemudian disusul oleh multi level marketing lainnya.
Peningkatan yang begitu terasa terlihat pada saat krisis moneter. Dimana banyak
orang yang terkena PHK dan merasa sangat sulit untuk mendapatkan penghasilan.
Pada saat inilah orang merasa bahwa bisnis multi level marketing ini dapat
dijadikan solusi untuk mendapatkan penghasilan.
2.3. Flexter Sebagai Salah Satu Multi level marketing di Indonesia
2.3.1. Sejarah Berdirinya Flexter
Saat ini sudah banyak multi level marketing yang berkembang di
penawaran produk yang berbeda-beda. Hal ini menyebabkan masyarakat bisa
dengan bebas memilih ke multi level marketing mana yang mereka sukai. Dengan
semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi perkembangan multi
level marketing juga semakin pesat. Sekarang produk yang ditawarkan oleh multi
level marketing bukan hanya barang-barang yang berwujud saja. Misalnya baju,
tas, cosmetic, dan lain-lainnya. Melainkan sudah ada juga multi level marketing
yang bergerak dibidang dealer pulsa. Karena masyarakat saat ini sudah hampir
dari semua kalangan menggunakan handphone. Dan tentu saja akan membutuhkan
pulsa.
Salah satu perusahaan multi level marketing yang bergerak di bidang pulsa
saat ini adalah PT. Global Media Nusantara, yang mempunyai produk dengan
nama flexter kita. Pendiri flexter ini adalah H. Wira Pradana ST. Beliau
merupakan alumnus dari Universitas Teknologi Bandung. Saat ini beliau
merupakan Direktur Utama PT. Global Media Nusantara. Perusahaan ini pertama
sekali didirikan di Bandung yaitu pada tahun 2005. pertama sekali perusahaan ini
membuka usaha dealer pulsa semua operator. Sampai tahun 2006, perusahaan ini
sudah memiliki ± 200 counter pulsa. Selanjutnya H. Wira Pradana melihat bahwa
peluang pasar sangat memungkinkan sehingga beliau terfikir untuk membuat
produk-produk terbaru dari perusahaan beliau. Produk yang ditawarkan oleh
perusahaan ini juga bukan hanya flexter pulsa saja, melainkan masih ada beberapa
produk lain seperti: Hut-hut, Web for instant, Flexter pay, Utones, The hijau
2.3.2. KEORGANISASIAN FLEXTER Identitas
Nama PT.Global Media Nusantara
Alamat Jl. Antapani No.10 Sukapura Bandung
Badan Hukum SIUP : 510/2-0602-DISINDAG/2005
TDP : 101115211277
Pengesahan Hakim:C01590HT.01.01.TH
2006
TDP : 101115211277
Pengesahan Hakim:C01590HT.01.01.TH
2006
Sertifikat halal MUI :
No.525/SK/MUI-JBR/X/2009
Struktur kepengurusan PT. Global Media Nusantara yaitu :
Direktur utama : H. Wira Pradana,ST
Divisi operasional : S. Yusantio R.
Divisi support system : H. Firdaus
Divisi marketing : ---
Divisi product&development : Hendrayana
Manager HRD&GA : M. Ridwantoro
Manager administrasi : Ela rohayati
Manager IT : Andy nurhadi
Visi dan Misi Visi
Menjadikan peluang usaha terbaik di dunia dengan memanfaatkan teknologi
Misi
• Membentuk SDM yang profesional, mandiri dan sejahtera.
• Menciptakan lapangan kerja baru.
• Memberikan sumber penghasilan baru bagi masyarakat luas.
• Memberikan pengetahuan tentang teknologi internet.
• Mensejahterakan semua member flexter.
Strategi Bisnis
Menciptakan produk yang inovatif, menarik, dan bermanfaat bagi komunitas
pengguna telepon seluler di dunia dengan memanfaatkan jaringan teknologi
informasi.
Kini, PT. Global Media Nusantara berkembang terus dengan
produk-produknya yang semakin inovatif. Pemasaran produk mereka lakukan melalui
distributor-distributor yang berada disetiap daerah. Selain itu juga dilakukan juga
pengiklanan produk melalui internet. Bagi PT. Global Media Nusantara yang
merupakan sebuah perusahaan yang sangat bergantung pada hubungan antar
manusia, maka kepercayaan dan kepuasan konsumen adalah tujuan bersama
dalam mewujudkan sebuah kelompok masyarakat yang terlatih dan tanggap dalam
Di Indonesia sendiri produk flexter ini sudah sampai ke wilayah bagian
timur Indonesia. Cabang-cabang dari multi level marketing ini juga sudah ada di
kota-kota besar seperti : Bandung, Jakarta, Bali, Medan, Makassar, Surabaya dan
kota-kota lainnya. Bahkan saat ini Flexter tidak hanya dikenal di Indonesia, tapi
sudah sampai ke Negara Malaysia, Singapura, Hongkong bahkan Arab Saudi.
Untuk cabang yang di buka di kota-kota kecil seperti di Pematang Siantar di sebut
stokist. Tapi memang tidak semua kota-kota yang ada di Indonesia ini memiliki
stokist. Stokist yang ada di Pematang Siantar ini ada 3 yaitu stocist Megaland
yang berada di Jl. Sangnawaluh No. 61.
Sebenarnya sebelum perusahaan ini membuka stocist di Pematang Siantar,
sudah banyak warga di daerah ini yang menjadi anggota. Mereka di rekrut oleh
saudara atau kerabatnya yang ada di kota lain. Tapi hanya sebatas itu saja
sehingga tidak ada perkembangannya. Kemudian setelah J.L.Nainggolan
bergabung di multi level marketing pada tahun 2009, beliau berinisiatif untuk
membuat suatu kantor dimana para anggota dari flexter ini bisa berkumpul.
Dengan menyisihkan sebagian dari keuntungan yang di dapatnya dari Flexter ini
beliau membuka suatu kantor, dan mengaji beberapa orang pegawai untuk di
pekerjakan di kantor tersebut. Setelah itu, tepatnya tanggal 05 Mei 2009 dibukalah
kantor cabang flexter di Pematang Siantar yang beralamat di Jl. Ahmad Yani
No.86. sampai saat ini anggota yang tercatat sudah mencapai ± 16.000 orang. Stokist IAS Club yang berada di
Perumahan Beringin Indah Permai Blok D no.10 (Sinaksak) P. Siantar. Kemudian
stokist yang berada di Jl. Ahmad yani bernama Parbina stokist yang merupakan
Karena bisnis ini adalah bisnis online, jadi anggota dari flexter ini tidak hanya
masyarakat yang berdomisili di kota Pematang Siantar saja, tetapi juga ada yang
dari Jayapura. Tapi mereka tetap tercatat sebagai anggota di flexter cabang
Pematang Siantar karena upline yang merekrut mereka tercatat dicabang ini. Dan
bila mitra hendak melihat sudah berapa banyak jaringannya mereka bisa melihat
di website Flexter, karena disana data-data tentang mitra jaringan yang baru
sangat lengkap.
Level yang ada pada bisnis Flexter ini di sebut dengan bintang. Kriterianya
yaitu apabila seorang mitra sudah bisa memperoleh penghasilan ± Rp. 5.000.000
s/d Rp. 14.000.000 maka levelnya ada di bintang 1. seorang mitra yang
berpenghasilan Rp.15.000.000 s/d Rp. 29.000.000 berada di bintang 2. dan
bintang 3 adalah mitra yang berpenghasilan Rp. 30.000.000 ke atas. Di stokist
Parbina sendiri, mitra yang berada pada bintang 1 ada sekitar 12 orang, bintang 2
ada 3 orang dan bintang 3 ada 1 orang.
2.3.3. Sumber Pendapatan di Flexter
Tujuan utama seorang anggota untuk bergabung dalam sebuah MLM
adalah untuk memperoleh bonus yang besar. Setiap MLM pasti berbeda dalam hal
pemberian bonus dari hasil penjualan produknya. Flexter dalam hal ini
memperhitungkan bonus atau pandapatan yang diterima anggota dari keuntungan
penjualan pulsa dan dari persenan perekrutan anggota baru. Pembayaran bonus
dibagi dua, yaitu 80% masuk ke rekening Bank anggota yang tertera di formulir
pulsa deposit. Bonus tersebuut bisa di jual kembali dan juga bisa dipakai untuk
kebutuhan sendiri.
Ada 2 hal yang menjadi sumber pendapatan para anggota di flexter yakni :
Bonus perekrutan anggota baru
• Bonus Refrensi/sponsor
Flexter memberikan bonus refrensi sebesar Rp. 50.000/ hak usaha. Jumlah
yang di sponsori juga tidak terbatas sehingga setiap anggota bisa merekrut
anggota baru dengan bebas.
• Bonus Pasangan
Flexter memberikan bonus pasangan sebesar Rp. 27.500 setiap terjadi
pertumbuhan pasangan baru di kiri dan di kanan.
• Bonus Duplikasi
Anggota akan Mendapatkan Rp.1000 dari setiap pasangan Generasi I – VI
yang direkrutnya.
• Gen – I adalah orang yang di sponsori langsung oleh anggota.
• Gen – II adalah orang yang disponsori oleh Gen – I
• Gen – III adalah orang yang disponsori oleh Gen – II
• Gen – IV adalah orang yang disponsori oleh Gen III, dan demikian
seterusnya.
Jadi misalkan seorang anggota flexter menjalankan duplikasi empat dan kemudian
masing-masing dari generasinya hanya memiliki satu pasangan saja maka bonus
Tabel 1 Bonus Duplikasi
Posisi anggota Jumlah anggota Bonus / pasangan Total bonus
Generasi I 4 Rp. 1000 4.000
Total bonus duplikasi Rp.5.450.000
Sumber : Kantor Stokist Flexter, 2010
Semua bonus rekrutmen ini di amankan dengan tiga metode agar suatu perusahaan
itu tidak rugi yaitu :
Sharing Loss : pembatasan pembayaran bonus berdasarkan tingkat omzet
perusahaan. Jika bonus lebih besar dari keuntungan yang akan
di bagikan kepada member.
Bonus member Total bonus member
X Over Paid
Contoh : Total Bonus Member : 100 Juta. Uang Yang Masuk : 90 Juta. Sehingga
OverPaid : 10 Juta. Bonus anda seharusnya : 1 Juta.
Rp.1 Juta Rp. 100 Juta
X Rp. 10 Juta = Rp 100 ribu (sharing loss)
Jadi total bonus dari member tersebut adalah : 1 Juta – 100 ribu = 900 ribu
Flush Out : maksimum pembayaran bonus pasangan dalam satu hari tutup
Auto Maintance : Belanja pulsa otomatis 20%.
Sistem sharing loss yang di jalankan oleh Flexter ini sudah mendapat hak paten
dari dirjen HAKI untuk seluruh perhitungan MLM sistem Binary di dunia.
Bonus Repeat Order
• Bonus Royalty
Member mendapatkan Rp. 5 sampai Rp. 25 dari setiap transaksi pulsa yang
dilakukan oleh member sendiri atau para member di bawahnya.
• Bonus cash back
Bonus yang di dapatkan sebesar 0,025% - 0,05% dari total belanja pulsa atau
deposit yang dilakukan oleh seluruh member dalam garis jaringan. Dihitung
berdasarkan besarnya omzet pada generasi
Cash back 0,025 % Omzet 0 – 100 jt
Cash back 0,0375 % Omzet 100 – 500 jt
Cash back 0,05 % Omzet > 500 jt
• Bonus SMS murah
Member mendapatkan Komisi dari setiap Transaksi Pembelian pulsa
Fs-20/hut-hut yang dilakukan oleh Member Pribadi beserta seluruh member
dibawahnya.
Transaksi Pribadi : Rp. 500,- / trx
• Bonus Tahunan
Bonus Tahunan diperoleh dari perpanjangan kartu Diskon CCI, yang setiap
tahunnya di perpanjang dengan biaya sebesar Rp 90.000,- setiap kartunya
yang akan di debet dari statement bonus sebesar Rp 300,- selama 300 hari
(auto maintenance). Sehingga pada tahun depan, member akan mendapat kartu
diskon tanpa perlu harus membayar lagi, dan member akan mendapatkan
Rp.6.000,- dari setiap perpanjangan kartu diskon tersebut.
• Bonus pensiun
Seorang anggota flexter dikatakan pensiun jika telah mencapai Blue Ribbon
yaitu1000 pasang di kiri dan kanan. Silver Ribbon yaitu jika anggota tersebut
telah mencapai 5000 pasang di kiri dan kanannya. Dan Gold Ribbon mencapai
15.000 pasang di kiri dan kanan.
2.3.4. Kode Etik Keanggotaan Flexter
Guna melindungi maksud dan tujuan Rencana Pemasaran dan Penjualan
Flexter, PT. Global Media Nusantara memiliki hak tunggal mengambil,
mengubah, memperbaharui, menambah atau menghapuskan sebagian atau semua
Peraturan yang telah ditetapkan, bilamana diperlukan untuk pelaksanaan
kasus-kasus yang berhubungan dengan penerapan Kode Etik dan Peraturan-peraturan
1. Flexter dalam hal ini merujuk kepada PT.Global Media Nusantara, selanjutnya
disebut "Flexter”.
2. Member Flexter adalah seorang yang diperkenalkan kepada produk Flexter dan
menjadi seorang member Flexter. Member telah menyetujui secara sadar dan
tanpa paksaan dari siapapun untuk membeli fasilitas sebagai member flexter
sesuai harga yang ditetapkan oleh Flexter. Jual beli ini bersifat jual beli putus
dan tidak ada jaminan Refund dikarenakan member telah resmi memiliki semua
fasilitas member yang diberikan oleh Flexter. Garansi diskon bisa diajukan jika
member tidak mendapatkan fasilitas diskon dari merchants yang secara resmi
telah di umumkan di web Flexter maupun web CCI dengan syarat :
• Memiliki kartu member Flexter Card yang masih berlaku saat transaksi
• Memiliki bukti transaksi
• Menunjukkan nama kasir yang melayani transaksi
• Klaim diajukan (baik secara lisan maupun tertulis) selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari terhitung mulai tanggal transaksi.
• Penggantian klaim diskon besarnya sama dengan besar diskon yang
seharusnya diperoleh dari merchant dan dibayar dalam bentuk uang tunai
oleh Flexter dimana sebagai penyalur atau perantara penggantian dari
pihak Card Connection International.
3. Para member Flexter yang mau ikut memasarkan produk Flexter akan
menerima komisi yang telah ditetapkan oleh program pemasaran produk
ini secara bebas dan tidak memiliki hubungan kekaryawanan, keagenan atau
hubungan hubungan serupa dengan Flexter.
4. Garis Sponsorisasi (Line of Sponsorship) adalah garis dengan urutan naik,
meliputi Sponsor dari seorang member Flexter (Up line
8. Bonus member yang belum mencapai limit transfer (Rp. 65.000 untuk bonus
cash jika termasuk pemotongan biaya transfer dan pajak dan Rp. 30.000 untuk
bonus deposit pulsa jika termasuk pemotongan biaya kirim deposit dan pajak)
pada hakekatnya masih menjadi milik PT.Global Media Nusantara sebagai ), Sponsornya sponsor,
dan seterusnya sampai berakhir pada Flexter.
5. "Komisi Member adalah pembayaran uang setiap hari oleh Flexter kepada
Member Flexter yang besarnya ditentukan oleh nilai penjualan produk yang
dilakukan oleh member Flexter bersangkutan sesuai dengan skala persentase
bonus yang dijelaskan dalam Rencana Pemasaran dan Penjualan Flexter. Tidak
ada bonus yang didapatkan tanpa adanya penjualan produk. Sistem bonus
member bisa berubah-ubah menyesuaikan kondisi pasar dan persaingan bisnis
dan merupakan hak dari Flexter untuk merubahnya dengan pemberitahuan
sebelumnya.
6. Limit pentransferan bonus member adalah Rp. 50.000,- (untuk cash) dan Rp.
25.000,- (untuk bonus deposit pulsa), jumlah limit ini adalah jumlah yang
masuk kepada rekening / no HP member setelah dipotong biaya transfer.
jaminan perpanjangan kartu (automaintenance kartu), jika pada suatu saat
bonus tersebut sudah melebihi limit transfer, maka komisi tersebut sepenuhnya
sudah menjadi hak member, dan akan segera dikirim kepada member.
9. Diberitahukan kepada semua member, dari awal Flexter menetapkan bonus
harian dengan skema "posting hari ini, direkap besok, lusa ditransfer, paling
telat masuk hari berikutnya" contoh : posting tgl 15, direkap tgl 16, ditransfer
tgl 17,paling telat masuktgl18" rekening yang dimasukkan harus rekening
yang online, jika tidak perusahaan akan mengenakan biaya RP. 17.500,-dan
tidak menjamin lama sampainya bonus.
Tujuan dari kode etik keanggotaan Flexter ini adalah untuk menegaskan
hubungan yang mengikat berdasarkan perjanjian antara perusahaan dengan
member. Serta menegaskan hubungan antara member Flexter demi kerukunan
hubungan. Selain itu, kode etik dan peraturan member Flexter ini juga untuk
menjaga dan melindungi semua kepentingan dan keuntungan yang tersedia bagi
member Flexter berdasarkan Rencana Pemasaran dan Penjualan Flexter.
2.4. Letak Geografis Lokasi Penelitian
Kota Madya Pematang Siantar merupakan salah satu kota madya yang ada
di Propinsi Sumatera Utara. Kota Madya ini memiliki luas yaitu 2
97 ,
79 km ,
terletak 400 meter diatas permukaan laut. Secara geografis kota madya ini terletak
pada garis3°01'99"−2°54'40" Lintang Utara dan 99°6'23"−99°1'10" Bujur Timur.
Kota Madya Pematang Siantar memiliki 6 kecamatan. Salah satunya
kelurahan, yaitu: Kelurahan Pahlawan, Kelurahan Siompat Suhu, Kelurahan
Pantoan, Dan Kelurahan Merdeka. Kelurahan Merdeka merupakan kelurahan
tempat pusat penelitian peneliti. Kelurahan Merdeka mempunyai luas 23 ha/m².
adapun yang menjadi batas-batas wilayah kelurahan ini adalah:
• Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Siompat Suhu
• Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Pahlawan
• Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Asuhan
• Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Pantoan.
2.5. Pola Pemukiman
Penduduk di kelurahan Merdeka mempunyai keaneka ragaman etnis yang
beragam. Dimana etnis-etnis yang berdomisili di kelurahan ini terdiri dari etnis
pribumi yaitu : etnis Batak, Jawa, Simalungun. Sedangkan non pribumi adalah
etnis Cina. Tetapi etnis yang paling mendominasi adalah etnis Simalungun.
Dari uraian di atas, mengenai keanekaragaman etnis yang bermukim di
kelurahan ini dapat dikatakan bahwa masyarakatnya hidup mengelompokkan diri.
Dimana masyarakat pribumi yaitu antara etnis Batak, Jawa Dan Simalungun hidup
mengelompok. Sedangkan etnis Cina lebih memilih bertempat tinggal di rumah
toko yang berada di pinggir jalan raya.
Jika dilihat dari bentuk rumahnya, pola pemukiman masyarakat dapat di
kategorikan menjadi 3 tipe rumah. Ketiga tipe rumah itu adalah tipe sederhana,
setengah permanen dan permanen. Rumah tipe sederhana ini terbuat dari tiang
kayu, atapnya dari bahan seng dan lantai rumah tersebut terbuat dari semen.
dari bahan bata atau semen dan dua pertiga badan rumah terbuat dari papan yang
baik, sedangkan atapnya sudah memakai seng. Tipe rumah permanen ditandai
dengan seluruh dinding rumah terbuat dari bahan batu bata dan semen dan beratap
seng, serta lantainya dapat terbuat dari semen atau keramik. Jarak antara rumah
sekitar 0, 1-5 meter. Seluruh rumah yang ada di kelurahan merdeka ini sudah
memakai listrik.
2.6. kependudukan dan sistem kemasyarakatan
Berdasarkan data yang di dapat peneliti dari kantor kelurahan, diketahui
bahwa jumlah penduduk pada kelurahan merdeka berjumlah 4.870 jiwa dan terdiri
dari 625 KK.
2.6.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur
Distribusi penduduk berdasarkan umur, banyak digunakan sebagai dasar
beberapa jenis kebijakan pemerintah. Misalnya kebijakan dalam penyediaan
lapangan kerja, pengembangan pendidikan.
Tabel 2
Distribusi penduduk berdasarkan umur
No Umur Jumlah Persen (%)
1 0-03 Tahun 185 3,79
2 04-06 Tahun 717 14,7
3 07-12 Tahun 632 12,9
4 13-15 Tahun 318 6,52
5 16-18 Tahun 426 8,74
Jumlah 4.870 100
Sumber : Kantor Kelurahan Merdeka, 2010.
Pengelompokkan berdasarkan umur ini di buat supaya disuatu wilayah itu
bisa dengan mudah diketahui berapa orang penduduk yang usia balita, penduduk
usia sekolah dan penduduk usia kerja. Dan dari pengelompokan berdasarkan umur
ini, diketahui bahwa di kelurahan ini penduduk usiaa produktif cukup banyak.
2.6.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk di kelurahan Merdeka bila dilihat berdasarkan jenis
kelamin. Maka, bisa dilihat bahwa jumlah penduduk dengan jenis kelamin
perempuan lebih besar dari pada laki-laki. Adapun lebih jelasnya bisa dilihat pada
table 2 dibawah ini.
Tabel 3
Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin
No Jenis kelamin Jumlah Persen (%)
1 Laki-laki 2.356 48,36
2 Perempuan 2.514 51,64
Total 4.870 100
Sumber : Kantor Kelurahan Merdeka, 2010.
2.6.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama
Mayoritas penduduk di kelurahan merdeka beragama Kristen protestan
dengan jumlah 3.173 orang, khatolik 1.076 orang, islam 343 orang, dan budha
279 orang. Ini menandakan bahwa semua penduduk kelurahan merdeka sudah
Tabel 4
Distribusi penduduk berdasarkan agama
No Agama Jumlah Persen (%)
1 Islam 343 7,04
2 Kristen Protestan 3.173 65,15
3 Khatolik 1.076 22,09
4 Hindu __ __
5 Budha 279 5,72
Jumlah 4870 100
Sumber : Kantor Kelurahan Merdeka, 2010.
Umat beragama yang tinggal di kelurahan ini hidup saling menghargai dan
rukun. Hal ini bisa dilihat bila ada upacara pernikahan atau kematian pada umat
Kristen, maka mereka biasanya juga menyediakan makanan dan minuman bagi
umat islam yang di undang. Kegiatan keagamaan lainnya yang terlihat adalah
kebaktian minggu yang dilakukan setiap hari minggu oleh umat Kristen,
partonggoan atau kebaktian rumah, dan wirit atau pengajian.
2.6.4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian
Mata pencaharian merupakan hal yang penting bagi manusia. Karena
tanpa bekerja manusia akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Penduduk kelurahan merdeka memiliki mata pencaharian/pekerjaan
masing-masing untuk bertahan hidup. Jenis pekerjaan penduduk di kelurahan ini juga