SKRIPSI
PENGARUH KETIDAK PUASAN KONSUMEN DAN KEBUTUHAN MENCARI VARIASI TERHADAP KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK HANDPHONE
GSM DARI SONY ERICSSON KE BLACKBERRY PADA SISWA SMA SWASTA HARAPAM-I MEDAN
OLEH
MUHAMMAD AZMI DAULAY 060502203
PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi terhadap perpindahan merk handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blackberry pada siswa SMA Swasta HARAPAN I Medan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanasi, yaitu penelitian dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan kepada tujuan dan obyek-obyeknya. Populasi dalam penelitian ini adalah pada siswa SMA Swasta Harapan I Medan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dan studi pustaka. Data diproses dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Metode Analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi linier berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi terhadap perpindahan merk handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blackberry pada siswa SMA Swasta HARAPAN I Medan
Berdasarkan uji F variabel bebas yang terdiri dari ketidakpuasan konsumen (x1) dan kebutuhan mencari variasi (x2) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel perpindahan merk (y). Sedangkan melalui koefisian determinasi (r2) diperoleh nilai sebesar 0,505 yang artinya variabel ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi mampu menjelaskan terhadap variabel terikat yaitu perpindahan merk sebesar 50,5% sedangkan sisanya 49,5% dijelaskan oleh penelitian lain. Pada uji T variabel kebutuhan mencari variasi (x2) merupakan variabel paling dominan dalam perpindahan merk.
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of consumer dissatisfaction and the need to find a variation of the displacement brand GSM mobile phones from Sony Ericsson to the Blackberry in the students of HARAPAN I private High School Medan.
This research is a kind of explanatory research, the research may be assessed according to its level based on the aims and objects. The population in this study is on private high school students hope I Medan. Methods of data collection in this study were questionnaires and literature study. Data processed by using SPSS 16.0 for windows. Methods of data analysis using descriptive method and quantitative methods is by multiple linear regression analysis used to measure the effect of consumer dissatisfaction and the need to find variations on GSM mobile switching brands of Sony Ericsson to the Blackberry in the students of HARAPAN I private High School Medan .
Based on the F test of the independent variables consist of consumer dissatisfaction (x1) and the need to find variations (x2) together have a positive and significant effect on brand switching variable (y). Meanwhile, through koefisian determination (r2) obtained a value of 0.505 which means that the variable of consumer dissatisfaction and the need to find variations could explain the dependent variable is the displacement brands by 50.5% while the remaining 49.5% described by other studies. In the test variable T needs to find variations (x2) is the most dominant variable in the transfer of brands.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki
banyak keterbatasan, untuk itu penulis akan menerima saran dan kritik yang
membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan berbagai
pihak.
Untuk Ayahanda Alm. H. Zulkifly Muchtar Daulay dan Ibunda Machnizar
Nasution Hj., penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dan motivasinya
sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas
sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen dan Ibu
Marhayanie, SE, Msi Selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi selaku Ketua Program Studi S-1
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Prof. Rismayani SE, Msi selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
5. Ibu Dra. Marhaini, SE, Msi selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan
saran dan masukan untuk kesempurnaan Skripsi ini.
6. Bapak Syafrizal Helmy, SE, Msi selaku Dosen Penguji II yang telah
memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan Skripsi ini.
7. Kepada bapak dan ibu dosen Departemen Manejemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmunya
kepada penulis.
8. Kepada abangku tercinta Drg. Fadhly Fauzi, Muchtar Hanif, Dipo Cabalero
beserta seluruh keluarga besar H.M.Nuh Daulay dan Keluarga besar siantar
yang sesalu memotivasi penulis.
9. Untuk Pocut Meutia Azhari dan keluarga yang selalu memotivasi dan kepada
MIDIKAMO (Mira, Divine ane, Cete), Green KTL(Ansyah, Bandot, Eng,
Emo, Loyo, Pato, Qtinkz, Tom’z, Wong,Abdi, Ibra, Andrew, Endar, Fuad,
Mado, Zombie, Aceh, Alex) Erick,Bintua,Saor,Andi,Hendra,Dara,Papan dan
SMA Swasta HARAPAN-I Medan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan berlipat ganda atas semua
bantuan yang diberikan. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada siapa
saja yang membaca dan mempelajarinya khususnya bagi diri penulis.
Medan, Juni 2011
Penulis
DAFTAR ISI
ABSRAK... i
KATA PENGANTAR...iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan masalah ... 4
1.3. Tujuan Penelitian ... 4
1.4. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen ... 6
2.1.1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 6
2.1.2. Tipe-tipe Perilaku Pembelian ... 10
2.1.3. Tahapan Pembelian ... 11
2.1.4. Pengertian Produk ... 13
2.1.5. Karakterisktik Kualitas Produk ... 16
2.1.6. Harga………17
2.1.7. Merek ... 18
2.1.8. Loyalitas Merek ... 18
2.1.9. Konsumen Berpindah Merek ... 19
2.1.10. Perpindahan Merek ... 19
2.1.11. Kebutuhan Mencari Variasi... 21
2.2. Penelitian Terdahulu ... 22
2.3. Kerangka Konseptual... 23
2.4 Hipotesis ... 24
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian ... 25
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 25
3.3 Batasan Operasional ... 25
3.4 Defenisi Operasional ... 25
3.5 Skala Pengukuran Variabel... 28
3.6. Populasi dan Sampel ... 28
3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 31
3.8. Jenis dan Sumber Data ... 31
3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 32
3.10. Teknik Analisis Data ... 33
3.10.1. Analisis Deskriptif... 33
3.10.2. Uji Asumsi Klasik ... 33
3.10.3. Analisis Regresi Berganda ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 40
4.1.1 Sejarah BlackBerry ... 40
4.1.2 Sejarah RIM ... 40
4.1.3 Profil Blackberry ... 43
4.1.4 Sejarah Sony Ericsson ... 44
4.2 Hasil Penelitian ... 48
4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 48
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 54
4.2.3 Analisis Data ... 61
4.2.3.1 Analisis Deskriptif ... 61
4.2.3.2 Deskriptif Variable ... 61
4.2.3.3 Analisis Regresi Berganda ... 66
4.3 Pembahasan ... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71
5.2 Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 73
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Market Share Ponsel di Indonesia ... 3
Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 27
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likerts ... 28
Tabel 3.3 Daftar Populasi ... 29
Tabel 4.1 Uji Validitas ... 49
Tabel 4.2 Validitas Instrumen ... 50
Tabel 4.3 Validitas Instrumen II ... 51
Tabel 4.4 Uji Validitas II ... 52
Tabel 4.5 Reliability Statistics ... 53
Tabel 4.6 Reliability Instrument ... 53
Tabel 4.7 Uji Normalitas ... 56
Tabel 4.8 Uji Gletjer ... 59
Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas ... 60
Tabel 4.10 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61
Tabel 4.11 Karakteristik BredasarkanTingkatan Kelas ... 62
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Variabel Ketidakpuasan ... 63
Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Variabel Mencari Variasi ... 64
Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Variabel Perpindahan Merek ... 65
Tabel 4.15 Uji Regresi Berganda... 67
Tabel 4.16 Uji Determinan ... 67
Tabel 4.17 Uji F ... 68
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi terhadap perpindahan merk handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blackberry pada siswa SMA Swasta HARAPAN I Medan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanasi, yaitu penelitian dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan kepada tujuan dan obyek-obyeknya. Populasi dalam penelitian ini adalah pada siswa SMA Swasta Harapan I Medan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dan studi pustaka. Data diproses dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Metode Analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi linier berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi terhadap perpindahan merk handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blackberry pada siswa SMA Swasta HARAPAN I Medan
Berdasarkan uji F variabel bebas yang terdiri dari ketidakpuasan konsumen (x1) dan kebutuhan mencari variasi (x2) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel perpindahan merk (y). Sedangkan melalui koefisian determinasi (r2) diperoleh nilai sebesar 0,505 yang artinya variabel ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi mampu menjelaskan terhadap variabel terikat yaitu perpindahan merk sebesar 50,5% sedangkan sisanya 49,5% dijelaskan oleh penelitian lain. Pada uji T variabel kebutuhan mencari variasi (x2) merupakan variabel paling dominan dalam perpindahan merk.
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of consumer dissatisfaction and the need to find a variation of the displacement brand GSM mobile phones from Sony Ericsson to the Blackberry in the students of HARAPAN I private High School Medan.
This research is a kind of explanatory research, the research may be assessed according to its level based on the aims and objects. The population in this study is on private high school students hope I Medan. Methods of data collection in this study were questionnaires and literature study. Data processed by using SPSS 16.0 for windows. Methods of data analysis using descriptive method and quantitative methods is by multiple linear regression analysis used to measure the effect of consumer dissatisfaction and the need to find variations on GSM mobile switching brands of Sony Ericsson to the Blackberry in the students of HARAPAN I private High School Medan .
Based on the F test of the independent variables consist of consumer dissatisfaction (x1) and the need to find variations (x2) together have a positive and significant effect on brand switching variable (y). Meanwhile, through koefisian determination (r2) obtained a value of 0.505 which means that the variable of consumer dissatisfaction and the need to find variations could explain the dependent variable is the displacement brands by 50.5% while the remaining 49.5% described by other studies. In the test variable T needs to find variations (x2) is the most dominant variable in the transfer of brands.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
Suatu perusahaan penting mempertahankan pelanggan yang sudah ada,
karena biaya untuk menarik pelanggan baru lebih besar dibandingkan biaya untuk
mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Salah satu cara yang dapat dilakukan
perusahaan untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada adalah dengan
meningkatkan kepuasan konsumen. Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen
terhadap produk merupakan konsep penting yang perlu dipahami pemasar karena
dapat mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Kepuasan merupakan
perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan
antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja produk dan harapan-harapannya.
Ketidakpuasan konsumen merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya
perpindahan merek karena pelanggan yang tidak puas akan mencari informasi
pilihan produk lain, dan mungkin akan berhenti membeli produk atau
mempengaruhi orang lain untuk tidak membeli.
Konsumen akan sering mengekspersikan kepuasan dengan merek barang
seperti yang mereka gunakan sekarang, tetapi tetap terlibat dalam penggantian
merek. Hal ini dapat terjadi karena pencarian variasi adalah motif konsumen yang
cukup lazim. Konsumen yang mempunyai keterlibatan emosional yang rendah
terhadap suatu merek akan mudah berpindah pada merek pesaing. Kecenderungan
inilah yang sering menjadi perhatian para pemasar akan keberhasilan produk yang
ditawarkan. Pencarian variasi akan terjadi apabila tengkat keterlibatan konsumen
merek Kebutuhan mencari variasi adalah komitmen yang secara sadar untuk
membeli merek lain karena individu terdorong untuk terlibat, terdorong ingin
mencoba hal baru, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap hal baru yang
tujuannya adalah untuk mencari kesenangan atau melepaskan kejenuhan dari
merek yang biasa dipakainya.
Produk yang dijadikan sebagai subjek dari penelitian ini adalah produk
Handphone GSM. Pertimbangan pemilihan produk Handphone GSM ini adalah karena sisi pertumbuhan bisnis, industri Handphone GSM merupakan satu
industri yang mengalami tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi. Kondisi ini
memunculkan berbagai isu strategik tentang bagaimana perusahaan menarik
perhatian pelanggan pada merek produk yang dihasilkan, dan bagaimana
perusahaan dapat menciptakan pelanggan baru dan mempertahankan loyalitas
pelanggan sebagai akibatnya adalah dari tahun ke tahun produk Handphone GSM
semakin bervariasi dan konsumen dihadapkan pada banyak pilihan merek dan
kemungkinan konsumen berpindah merek jugasemakin besar, khususnya bagi
mereka yang berorientasi pada harga dan menyukai hal-hal baru.
Perusahaan-perusahaan Handphone GSM saat ini banyak menawarkan
produknya ke pasar, sehingga menimbulkan tingkat persaingan yang semakin
ketat di antara perusahaan-perusahaan tersebut. Misalnya Nokia, Sony Ericsson,
Samsung, LG, iPhone, Blackberry, Motorola, dan lain-lain. Penelitian ini
difokuskan pada perilaku perpindahan merek Handphone GSM dari Sony
Ericsson ke Blackberry.
Tabel 1.1
Top brand index smartphone 2011
Brand 2011
Blackberry 41, 5
Nokia 39, 8
iPhone 6,2
Samsung 5,3
Sony Ericcson 3,3
Sumber:
Tabel 1.1. menunjukkan bahwa Blackberry sebagai ponsel yang sangat
fenomenal, juga berhasil menguasai pangsa pasar ponsel smartphone dan menjadi
top brand 2011 mencapai 41,5% di Indonesia .Ponsel Blackberry menyediakan fitur yang canggih pada produk yaitu fitur internet dan BlackBerry juga
menyediakan software Messenger built-in yang tidak dimiliki oleh merk lain
sehingga memungkinkan penggunanya bisa menggunakannya sepuasnya, dengan
tarif flat, sehingga lebih irit daripada menelepon secara langsung dan fitur lainnya.
Satu faktor yang mengendalikan kesuksesan BlackBerry di Indonesia selain biaya
yang rendah juga kecanduan berkirim pesan dan posting Facebook.
Kalangan muda, khususnya siswa siswi sekolah menengah, seringkali
dikategorikan sebagai kelompok konsumen yang cenderung terbuka terhadap
produk bar yang dimunculkan di pasaran. Kelompok ini juga diyakini dapat
mengikuti gaya trend hidup terkini, terlepas dari apakah produk tersebut mereka
butuhkan dan mendapatkan manfaat dari produk yang dikonsumsinya. Siswa
sekolah menengah sebagai pribadi puber cenderung memiliki sikap narsis dan
juga suka perhatian. Untuk mendukung sikap tersebut Blackberry menawarkan
smartphone bertehnologi tinggi untuk memenuhi keinginan mereka.
1.2.Perumusan Masalah
Dari uraian yang telah dijelaskan dapat dirumuskan sejauhmana pengaruh
berpindah merek Handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blackberry pada siswa
SMA Swasta HARAPAN-I Medan?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi terhadap
keputusan perpindahan merek handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blackberry
pada siswa SMA Swasta HARAPAN-I Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
a. Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan
pertimbangan dalam mengelola dan mempertahankan konsumen agar tetap
menjadi pilihan pelanggan mengingat persaingan antar merek yang
semakin meningkat.
b. Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai tambahan
literatur terhadap Fakultas Ekonomi khusunya Departemen Manajemen
USU mengenai pemasaran dari mulut ke mulut dan persepsi kualitas.
c. Penulis
Penelitian ini merupakan suatu pengembangan ilmu bagi penulis untuk
menerapkan teori-teori dan literature yang penulis peroleh dalam
perkuliahan, kemudian memperluas wawasan pengetahuan tentang perilaku
d. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan referensi, bahan
pertimbangan, serta sebagi tambahan pengetahuan bagi para peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Tentang Perilaku Konsumen
2.1.1 Perilaku Konsumen
Menurut Setiadi (2003:4), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
Menurut Schifman dan Kanuk (2000:86), bahwa perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi prduk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya. Menurut Kotler dan Keller (2008 : 163), perilaku konsumen adalah bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan membuang barang-barang, jasa, ide, dan pengalaman.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu: a. Faktor Kebudayaan
Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen. Komponen-kompenen yang membentuk kebudayaan, yaitu:
1) Budaya: Serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan instansi penting lain. Setiap kelompok atau masyarakat memiliki budaya, dan pengaruh budaya pada perilaku pembelian sangat beranekaragam ditiap negara. Kegagalan menyesuaikan keanekaragaman ini dapat menghasilkan pemasaran yang tidak efektif atau kesalahan yang memalukan. Pemasar selalu mencoba menemukan pergeseran budaya agar dapat mengetahui produk baru yang mungkin diinginkan.
2) Sub-budaya: Kelompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang serupa. Sub-budaya termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras, dan wilayah geografi.
Banyak sub-budaya membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan.
3) Kelas Sosial: Pembagian kelompok masyarakat yang relatif permanen dan relatif teratur dimana anggota memiliki nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial menunjukkan pemilihan produk dan merek tertentu dalam bidang-bidang seperti pakaian, mobil, dan termasuk juga ponsel. b. Faktor Sosial
Disini kita melihat bahwa individu itu memeng makhluk sosial. Individu pada dasarnya sangat mendapatkan pengaruh dari orang-orang
1) Kelompok acuan: Dua atau lebih sekelompok orang yang berinteraksi untuk memenuhi tujuan individu atau tujuan bersama. Kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung dan seseorang yang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan. Sedangkan kelompok acuan merupakan acuan langsung atau tidak langsung dalam mebentuk sikap atau tingkah laku seseorang.
2) Keluarga: Dua atau lebih orang yang dipersatukan oleh hubungan darah, pernikahan ataupun adopsi, yang hidup bersama. Anggota keluarga dapat sangat mempengaruhi tingkah laku pembeli. Pemasar tertarik dalam peran dan pangaruh suami, isteri, dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa.
3) Peran dan Status. Peran terdiri dari sejumlah aktivitas yang diharapkan untuk dilakukan menurut orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa status yang mengambarkan penghargaan umum terhadap peran tersebut oleh masyarakat.
c. Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti:
1) Umur dan Tahap Siklus Hidup. Kebutuhan dan selera seseorang akan
berubah sesuai dengan usia. Individu mengalami beberapa tahapan dalam
siklus hidupnya. Berbagai tahapan dalam pribadi seseorang ini
membutuhkan produk dan jasa yang berbeda-beda. Pemsar seringkali
menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan
mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran setiap
tahap.
2) Pekerjaan. Perkerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa
yang dibelinya. Degan demikian pemasar berusaha mengidentifikasi
kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata
terhadap produk dan jasa tertentu.
3) Keadaan Ekonomi. Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan
pribadi, tabungan, dan tingkat bunga. Bila indikator ekonomi
merancang ulang, memposisikan kembali, dan mengubah harga
produknya.
4) Gaya Hidup. Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang yang
tergambarkan pada aktivitas, interest, dan opinion (AIO) orang tersebut.
Gaya hidup mencakup sesuatu lebih yang dari sekedar kelas sosial atau
kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan pola beraksi dan
berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.
5) Kepribadian dan Konsep Diri. Kepribadian merupakan karakteristik
psikologis yang unik yang menimbulkan respon relatif konstan terhadap
lingkungan sendiri. Konsep diri merupakan kepemilikan seseorang yang
dapat menyumbang dan mencerminkan ke identitas diri mereka.
d. Faktor Psikologi
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi empat faktor psikologi yang utama yaitu:
1) Motivasi: kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari
kepuasan atas kebutuhan tersebut. Kebutuhan berubah menjadi motif
kalau merangsang sampai tingkat intensitas yang mencukupi. Motif adalah
kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencapai
kepuasan.
2) Persepsi: proses menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan informasi
guna membentuk gambaran yang berarti tentang dunia. Bagaimana orang
bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai sesuatu. Dua orang
dengan motivasi yang sama dan dalam situasi yang sam mungkin
mengambil tindakan yang jaug berbeda karena mereka memandang situasi
3) Pembelajaran: perubahan perilaku seseorang karena pengalaman.
Kebanyakan perilaku manusia dipelajari. Teori pembelajaran percaya
bahwa pengetahuan dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, petunjuk,
respon, dan penguatan kembali.
4) Keyakinan dan Sikap. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang
dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Sikap merupakan evaluasi,
perasaan dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak
seseorang terhadap suatu obyek atau ide.
2.1.2 Tipe-tipe Perilaku Pembelian
Menurut Kotler (2001:221), ada empat jenis perilaku konsumen, yaitu: 1. Perilaku pembelian yang rumit
Perilaku pembelian yang rumit terdiri dari tiga proses. Pertama, pembeli mengembengkan keyakinan tentang produk tertentu. Kedua, pembeli membangun sikap tentang produk tersebut. Ketiga, pembeli membuat pilihan untuk pembelian yang cermat.
2. Perilaku pembelian pengurngan ketidaknyamanan
Kadang-kadang konsumen terlibat dalam pembelian namun melihat sedikit perbedaan antara merek yang ada. Keterlibatan yang tinggi disadari atas fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan dan beresiko. Jika konsumen menemukan perbedaan mutu antar merek, dia mungkin akan memilih harga yang lebih tinggi. Jika konsumen menemukan perbedaan kecil, dia mungkin akan membeli semata-mata berdasarkan harga dan kenyamanan.
3. Perilaku pembelian karena kebiasaan
Perilaku konsumen dalam kasus produk dengan keterlibatan rendah melalui urutan umum keyakinan, sikap dan perilaku. Konsumen tidak secara luas mencari informasi tentang merek, mengevaluasi karakteristik merek dan memutuskan merek apayang dibeli. Melainkan konsumen menjadi penerima informasi pasif melalui televise dan iklan.
4. Perilaku pembelian yang mencari variasi
Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan antar merek signifikan. Dalam situasi itu, konsumen sering melakukan peralihan merek. Peralihan merek terjadi karena mereka mencari variasi bukan karena ketidakpuasan.
Secara teoritis, setiap kali seseorang membeli suatu barang atau jasa, ia berharap barang atau jasa tersebut akan mampu memberikan kegunaan
maksimum. Dengan kata lain, “setiap konsumen adalah rational economic man yag memiliki alas an rasional dan membuat pilihan rasional dalam setiap pembelian produk dan jasa”, (Tjiptono, 2005:179). Ada lima tahapan dalam pemblian, yaitu:
1. Pengenalan Kebutuhan
Merupakan tahap awal dimana seseorang merasa memiliki kebutuhan dan keinginannya yang harus dipenuhi.
2. Mencari Informasi
Ketika seseorang memiliki perasaan membutuhkan, ia akan mencari informasi yang berkaitan dengan produk yang akan dibelinya. Ada yang didapat dari pengalaman sendiri, tetapi ada juga yang mencari dari jalur komersil, misalnya iklan Koran dan majalah.
3. Evaluasi Alternatif
Setelah memiliki informasi yang cukup lengkap, maka konsumen tersebut mengevaluasi alternatif yang ada. Dalam mengevaluasi, konsumen dapat menggunakan kalkulasi yang ketat dan berpikir tentang barang yang akan dibeli, namun kadang konsumen hanya mengandalkan intuisi saja.
4. Keputusan Pembelian
Saat memutuskan pun terkadang ada perilaku tertentu dari individu. Situasi yang terjadi bisa tegantung sikap orang lain.
5. Perilaku Setelah Pembelian
Konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka. Ketika konsumen merasa puas, kita harus mencoba menjalin dan memperhatikan hubungan kita dengan mereka. Ketika mereka merasa tidak puas, kita harus mencoba mencari tahu penyebab tersebut, dan berusaha menarik kembali pelanggan tersebut.
2.1.4 Pengertian Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk itu meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran dari semua bentuk-bentuk tadi (Kotler & Armstrong, 2001:346).
Produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan
diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasar yang bersangkutan.
1. Tingkatan Produk
Produk juga memiliki tingkatan yang membedakan antara produk satu dengan produk yang lainnya. Hal ini mesti diperlihatkan oleh para pemasar dalam memasarkan produknya. Menurut Kotler & Armstrong (2001:338-341) tingkatan produk ini dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:
a. Produk Inti (core product)
Merupakan tingkatan paling dasar dan berisikan manfaat pemecahan masalah yang konsumen cari ketika membeli produk atau jasa tertentu.
b. Produk Aktual (Actual Product)
Merupakan tingkatan kedua setelah produk inti. Pemasar harus membangun produk aktualnya diberbagai posisi yang dekat dengan produk inti. Produk actual minimal harus mempunyai lima sifat yaitu: tingkatan kualitas, fitur, desain, merek, dan kemasan.
c. Produk Tambahan (Augmented Product)
Merupakan tingkatan produk terakhir yang menawarkan layanan dan manfaat tambahan bagi konsumen.
2. Klasifikasi Produk
Menurut Kismono (2001:327-328), produk dapat diklasifikasikan berdasarkan:
1) Produk Konsumen (Consumer Product)
Produk konsumen adalah barang atau jasa yang dikonsumsikan oleh rumah tangga atau individual. Produk yang dibeli konsumen akan langsung dikonsumsi sendiri. Produk itu tidak akan digunakan sebagai bahan baku produksi barang lain atau dijual kembali. Menurut perilaku pembelian konsumen, produk konsumen digolongkan menjadi:
Convience Goods
Adalah barang dan jasa yang harganya relative tidak mahal, frekuensi pembeliannya tinggi dan konsumen mengeluarkan sedikit usaha maupun pertimbangan sebelum membuat keputusan pembalian.
Shopping Goods
Adalah produk yang dibeli konsumen berdasarkan perbandingan denga produk lain melalui informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Specialty Product
Adalah produk yang unik dimata konsumen tertentu, seringkali konsumen harus membelinya meski berapapun harga dan letak lokasi pembelian yang jauh.
Unsought Goods
2) Produk Industrial (Industrial Goods)
Produk industrial adalah barang atau jasa yang digunakan oleh perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional perusahaan tersebut. Kategori produk ini meliputi: Installation (Instalasi)
Adalah barang-barang modal yang dapat digunakan dalam jangka waktu lama yang mengalami penyusutan selama beberapa tahun.
Accessory Equipment (Peralatan Tambahan)
Adalah barang-barang modal yang berjangka waktu pendek yakni peralatan yang digunakan dalam produksi di kegiatan kantor.
Raw Material (Bahan Baku)
Adalah barang dari alam atau hasil pertanian yang digunakan untuk membuat produk akhir.
Parts and Material (Material dan Suku Cadang)
Adalah barang-barang yang belum selesai diproses sebagai produk akhir.
Supplies (Persediaan)
Adalah jenis-jenis pengeluaran yang tidak menjadi produk akhir. Persediaan terbagi atas tiga kategori yaitu pemeliharaan, perbaikan, dan pembekalan atau persediaan operasi.
Pelayanan atau Jasa
Adalah jenis pengeluaran yang mendukung operasi suatu perusahaan. Produk handphone GSM dikategorikan sebagai shopping goods, karena dari penjelasan klasifikasi produk diatas, handphone GSM memenuhi
karakteristik shopping goods, karena pada saat penelitian ini dibuat, handphone GSM tidak lagi digolonglan sebagai barang mewah karena mudah dimiliki oleh golongan menengah kebawah juga.
2.1.5 Karakteristik Kualitas Produk
Kualitas produk didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh pelanggan atas
kebaikan kinerja barang atau jasa. Irawan (2008:45) mengidentifikasi tujuh dimensi
kualitas produk, yaitu:
1) Kinerja (Performance)
Berkaitan dengan aspek fungsional (fungsi utama produk) dan merupakan
karakteristik utama yang dipertimbangkan konsumen ketika ingin membeli
suatu produk.
2) Keandalan (Reliability)
Merupakan suatu kemungkinan dari suatu produk melaksanakan fungsinya
Jadi, keandalan merupakan karakteristik yang merefleksikan kemungkinan
tingkat keberhasilan dalam penggunaan produk tersebut.
3) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features)
Merupakan aspek kedua dari performance yang menambah fungsi dasar yang
biasanya terdapat pada fungsi menu dari suatu produk. Semakin banyak
fitur-fitur yang terdapat pada suatu produk, maka semakin banyak manfaat yang
didapat oleh konsumen.
4) Daya tahan (Durability)
Merupakan ukuran masa penggunaan suatu produk. Dengan kata lain,
berkaitan dengan daya tahan (keawetan) dari produk tersebut.
5) Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance)
Berhubungan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan konsumen. Karakteristik ini mengukur banyaknya atau presentasi produk yang gagal memenuhi sekumpulan standar yang telah ditetapkan dan karena itu perlu dikerjakan ulang atau diperbaiki.
2.1.6 Harga
Harga merupakan salah satu faktor yang harus dikendalikan secara serasi dan selaras dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Segala keputusan yang bersangkutan dengan harga akan sangat mempengaruhi beberapa aspek kegiatan suatu usaha, baik yang berkaitan dengan kegiatan penjualan, ataupun aspek keuntungan yang ingin dicapai oleh suatu usaha. Ini berarti, harga menggambarkan nilai uang sebuah barang dan jasa.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001:439) harga adalah jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk/ jasa. Sedangkan menurut Stanton (2000), harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya.
Sementara Lupiyoadi (2001:134) menyatakan bahwa harga merupakan uang yang dibayarkan oleh konsumen untuk memperoleh jasa yang diinginkan dengan membandingkan antara biaya dan manfaat yang diperoleh (The
Consumer’s costs and benefits). Biaya/costs anatara lain : waktu dan tenaga, dan pinjaman, pendapatan atau tabungan pribadi dan keluarga, dan lain-lain sedangkan manfaat (benefits) meliputi : prestise, pengalaman, pemenuhan kebutuhan,
kualitas dan lain-lain. Konsumen biasanya cenderung untuk mencari harga yang dapat memberikan nilai dan kepuasan yang yang tinggi.
Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan system perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang
memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar. Salah satu untuk mencapai keadaan tersebut adalah merek.
Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler dan Keller (2008:332)
mendefenisikan merek sebagai “nama, istilah, tanda, symbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing.
2.1.8 Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
Menurut Mowen dan Minor (2002:108), Loyalitas merek didefinisikan sebagai sejauh mana seorang pelanggan menunjukkan sikap positif terhadap suatu merek, mempunyai komitmen pada merek tertentu, dan berniat untuk terus
membelinya di masa depan. Loyalitas merek, sudah lama menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, merupakan satu rujukan keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Ini mencerminkan bagaimana seorang pelanggan mungkin akan beralih ke merek lain terutama jika merek tersebut membuat suatu perubahan, baik dalam harga atau dalam unsure-unsur produk. Bila loyalitas merek meningkat, kerentanan kelompok pelanggan dari serangan kompetitif bisa dikurangi. Ini merupakan satu indikator dari ekuitas merek yang nyata-nyata terkait dengan laba masa depan, karena loyalitas merek secara langsung ditafsirkan sebagai penjualan masa depan (Aaker, 1997:57).
2.1.9 Konsumen Berpindah Merek (Brand Switcher)
Chinho, (2000:283) mentakan defenisi dari brand switchers adalah “A portion of the shoppers will switch products at least once when they make their current or subsequent choices.” Hal ini berarti bahwa sejumlah pembeli atau konsumen yang akan beralih merek ke merek lain paling tidak pada saat mereka menentukan pilihannya yang terkini.
2.1.10 Perpindahan Merek (Brand Switcing)
Perpindahan merek (Brand swithing) adalah pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu merek ke merek yang lain (Peter dan Olson, 2000 dalam Setiya ningrum, 2005:5). Perilaku berpindah merek dapat terjadi dikarenakan beragamnya produk yang ada dipasaran sehingga menyebabkan adanya perilaku memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan atau karena terjadi masalah dengan produk yang sudah dibeli maka konsumen kemudian beralih ke merek lain. Oleh sebab itu, brand switching juga dapat diartikan sebagai perpindahan merek yang digunakan pelanggan untuk setiap waktu pengguanaan (www.swa.co.id). Tingkat brand switching ini juga menunjukkan sejauh mana sebuah merek memiliki pelanggan yang loyal. Semakin tinggi tingkat brand switching, maka semakin tidak loyal seorang konsumen. Hal tersebut berarti semakin berisiko juga merek yang dikelola karena bisa dengan mudah dan cepat kehilangan konsumen.
negatif terhadap suatu merek dan kecil kemungkianannya konsumen akan membeli lagi merek yang sama.
Penilaian konsumen terhadap merek dapat timbul dari berbagai variabel, seperti pengalaman konsumen dengan produk sebelumnya dan pengetahuan konsumen tentang produk. Pengalaman konsumen dalam memakai produk dapat memunculkan komitmen terhadap merek produk tersebut. Ketidakpuasan
emosional konsumen dari pengalaman dengan produk dapat menyebabkan konsumen merasa tertarik untuk mencari merek lain diluar merek yang biasanya. Pencarian merek ini dapat dilakukan konsumen dengan mendapatkan informasi melalui media cetak, media elektronik ataupun melalui interpersonal, dimana tujuan akhirnya adalah perilaku untuk berpindah merek (Brand Switching).
Konsumen yang hanya mengaktifkan tahap kognitifnya dihipotesiskan sebagai konsumen yang paling rentan terhadap perpindahan merek karena adanya rangsangan pemasaran (Junaidi dan Dharmmesta, 2002:91). Penyebab lain
perpindahan merek adalah beragamnya penawaran produk lain dan adanya masalah dengan produk yang sudah dibeli.
2.1.11 Kebutuhan Mencari Variasi
Konsep kebutuhan mencari variasi berhubungan dengan studi marketing dan
exploratory purchase behavior seperti perpindahan merek dan perilaku inovasi. Dari
sudut pandang psikologi dihasilkan teori yang menyatakan bahwa sumber kebutuhan
mencari variasi adalah kebutuhan internal untuk stimulasi.
Schiffman dan Kanuk (2007:115) mengemukakan bahwa sifat yang
digerakkan oleh kepribadian yang persis sama dan berhubungan dengan Tingkat
Stimulasi Optimum (TSO) adalah pencari variasi atau kesenangan baru. Ketika
stimulasi (dalam bentuk kompleksitas, arousal, dan sebagainya) berada di bawah level
ideal, individu menjadi jenuh dan ia mencoba untuk lebih menghasilkan input
stimulasi melalui perilaku seperti exploration dan novelty seeking. Sebaliknya, ketika
stimulasi mengalami peningkatan melebihi level ideal, individu akan berusaha
menurunkan input stimulasi.
Kebutuhan mencari variasi adalah perilaku konsumen untuk melepaskan suatu kejenuhan karena keterlibatan rendah pada merek atau produk. Perilaku ini
dikarakteristikkan dengan sedikitnya pencarian informasi dan pertimbangan
mengaktifkan tahap kognitifnya dihipotesiskan sebagai konsumen yang paling rentan terhadap perpindahan merek karena adanya rangsangan pemasaran (Junaidi dan Dharmmesta, 2002:91). Penyebab lain perpindahan merek adalah beragamnya penawaran produk lain dan adanya masalah dengan produk yang sudah dibeli.
Peneliti dalam mengidentifikasi kebutuhan mencari variasi, metode untuk
mengetahui kebutuhan dalam keputusan mencari variasi tersebut dijabarkan lebih
konkrit ke dalam sejumlah konstruk yang disebut sebagai Exploratory Acquisition of
Product (EAP) yang dikutip dari Van Trijp (1996:291) yang telah disesuaikan
sebagai berikut:
1) Lebih suka merek yang belum pernah dicoba.
2) Merasa tertantang jika memesan merek yang belum familiar.
3) Meskipun menyukai merek tertentu, namun sering mencoba merek yang baru.
4) Tidak khawatir dalam mencoba merek baru atau berbeda.
5) Jika merek produk tersedia dalam sejumlah variasi, pasti akan mencobanya.
6) Menikmati peluang membeli merek yang tidak familiar demi mendapatkan
variasi dalam suatu pembelian.
2.2 Penelitian Terdahulu
Naibaho (2009) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Ketidak Puasan Konsumen dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap keputusan
Perpindahan Merek Handphone GSM dari Nokia Ke Sony Ericcson”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ketidak puasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi terhadap keputusan perpindahan merek handphone GSM dari Nokia ke Sony Ericsson pada mahasiswa Ekonomi S-1 reguler USU.
pengaruh lebih dominan dibandingkan dengan kebutuhan mencari variasi
terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen pengguna telepon seluler (GSM) di Universitas Kristen Petra Surabaya.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual bertujuan sebagai pedoman arah tujuan penelitian dan membantu pemilihan konsep-konsep yang diperlukan guna pembentukan hipotesisnya (Wiratha 2006:24). Menurut Howard dalam Mayasari (2005:21), kebutuhan mencari variasi adalah perilaku konsumen untuk melepaskan suatu kejenuhan karena keterlibatan rendah pada merek atau produk. Konsumen akan berusaha mencari keberagaman (variasi) merek (brand) diluar kebiasaanya atau konsumen hanya sekedar mencoba sesuatu yang baru atau mencari kebaruan dari suatu produk sesuai selera konsumen tersebut.
Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan. Ketidakpuasan konsumen terjadi apabila kinerja suatu produk tidak sesuai dengan persepsi dan harapan konsumen (Kotler dan Keller, 2008:177)
Faktor – faktor penting yang mempengaruhi perpindahan merek adalah faktor harga, kualitas, promosi (Setiadi, 2003:11). Harga yang murah, kualitas yang bagus dan promosi yang menarik dapat menyebabkan perpindahan merek. Perpindahan merek (Brand switching) adalah pola pembelian yang
dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu merek ke merek yang lain (Peter dan Olson, 2000 dalam Setiya ningrum, 2005:5). Dari teori yang ada diatas maka dapat dibuat skema sistematis kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah : Ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi berpengaruh terhadap keputusan perpindahan merek handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blacberry pada siswa SMA Swasta HARAPAN-I medan.
BAB III Ketidakpuasan Konsumen (X1)
Kebutuhan Mencari Variasi (X2)
METODE PENELITIAN 3.1.Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksplanatori yang bertujuan untuk menjelaskan
hubungan antara dua variabel atau lebih. Sifat penelitian ini adalah asosiatif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih.
3.2.Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di SMA Swata HARAPAN-I Medan, JL
Imam Bonjol No 35. Medan, sedangkan waktu penelitian dilakukan dari bulan
Mei 201i sampai dengan Juni 2011.
3.3.Batasan Operasional
Batasan operasional penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas yaitu: Ketidakpuasan Konsumen (X1), dan kebutuhan
mencari variasi (X2).
b. Variabel terikat,yaitu perpindahan merek (Y)
3.4.Definisi Operasional
Definisi operasional variabel penelitian adalah:
a. Ketidakpuasan Konsumen (X1)
Ketidakpuasan konsumen adalah suatu keadaan dimana pengharapan
konsumen tidak sama atau lebihtinggi daripada kinerja yang diterimanya
b. Kebutuhan Mencari Variasi (X2)
Kebutuhan mencari variasi perilaku konsumen untuk melepaskan suatu
kejenuhan karena terlibatan rendah pada merek atau produk. Kebutuhan
mencari variasi ditinjau dari ciri-ciri atau sifat perilaku pembelian pencari
variasi yang terdiri dari perilaku pembelian yang bersifat penyelidikan,
penyelidikan pemakaian orang lain, dan keinovatifan pemakaian.
c. Perpindahan merek (Y)
Pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian
dari satu merek ke merek lain. Perpindahan merek ditinjau dari dimensi
kualitas produk, harga, teknologi, tempat, dan promosi.
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Ericsson. baru atau timbulnya rasa bosan pada sesuatu yang telah lama dikonsumsi. e.Tergiur promosi
Blackberry.
Skala Likert
3.5.Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala
Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
ataupun sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:86). Untuk
keperluan analisis kuantitatif penelitian maka peneliti memberikan lima alternatif
jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 dilihat pada
Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2
No. Pertanyaan Skor
3.6. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yag terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kuatntitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:55).
Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Swasta HARAPAN-1 Medan, yang
berjumlah 810 orang siswa. Berikut ini daftar populasi penelitian:
Tabel 3.3 Daftar Populasi
Kelas jenis kelamin
Murid laki-laki (Orang) Murid perempuan (Orang)
X 169 154
Sumber : SMA Swasta HARAPAN-I, Oktober 2010 (data diolah)
Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Siswi SMA Swasta
HARAPAN-I yang menggunakan handphone GSM merek Blackberry dan Sony
Ericsson dengan menggunakan rumus: (Supramono, 2003: 52)
Keterangan:
n = Jumlah sampel
Zα = Nilai Standar normal yang besarnya tergantung kepadaα Bila α = 0.05 maka Z = 1,96
Bila α = 0,1 maka Z = 1,67 p = Estimasi proporsi populasi
d = penyimpangan yang ditolerir
Berhubung p belum diketahui maka peneliti mengadakan pra survey
terhadap sekitar 30 pelajar di SMA Harapan. Para pelajar yang memenuhi kriteria
pernah memakai Sony Ericsson kemudian beralih kepada Blackberry dan yang
memakai Blackberry dan sekaligus memakai Sony Erickson adalah sekitar 23
orang yang jika dipersentasikan 75%. Dengan demikian jumlah sampel yang
mewakili populasi adalah:
n = 52.29 dibulatkan menjadi 53 orang.
Tehnik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.
Menurut sugiono (2009:61), sampel purposif adalah tehnik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Bahan pertimbangan dalam pemilihan sampel
dalam penelitian ini adalah :
1. Responden dalam penelitian ini adalah pelajar SMA Swasta
HARAPAN-I dari kelas X sampai dengan XHARAPAN-IHARAPAN-I yang masi aktif di bangku sekolah.
2. responden dalam penelitian ini adalah konsumen handphone GSM yang
telah berpindah merek dari Sony Ericsson ke Blackberry , dan saat ini
menggunakan merek Blackberry.
3.7.Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara (Interview)
Pengumpulan data atau informasi dengan cara tanya jawab (Interview)
kepada distributor Blackberry berlandaskan pada tujuan penelitian.
b. Daftar pertanyaan (Questionare)
Pada penelitian ini dilakukan dengan alat bantu yaitu dengan menyebarkan
daftar pertanyaan kepada responden yaitu Siswa Siswi SMA Swasta
HARAPAN-I Medan.
c. Studi Dokumentasi
Dengan memperoleh data melalui buku-buku, internet, dan literatur yang
ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.pada lokasi penelitian.
Data primer diperoleh dengan
3.8.Jenis Dan Sumber Data
Jenis data penelitian ini adalah:
1). Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui tehnik pengumpulan data
yaitu wawancara kepada distributor dan penyebaran questionare secara
langsung terhadap pelajar SMA Swasta HARAPAN-I Medan.
2). Data Sekunder
Sumber-sumber tertulis dan data yang diperoleh melalui media perantara, yaitu
media cetak mengenai sejarah organisasi/perusahaan, buku, jurnal-jurnal
penelitian, dan literatur.
Menurut Sugiyono (2005), “Jika nilai validitas setiap pertanyaan lebih
besar dari nilai koefisien korelasi (r) 0,30 maka butir pertanyaan dianggap sudah
valid”.
Menurut Ghozali (2005), “Uji validitas dipergunakan untuk mengukur sah
atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut”.
Uji validitas dilakukan dengan metode sekali ukur (one shot methode),
dimana pengukuran dengan metode ini cukup dilakukan satu kali dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut:
Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut valid.
Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak
valid (Pratisto, 2004).
Menurut Ghozali (2005), “Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu; 1) Repeated Measure atau pengukuran ulang; 2) One Shot
atau pengukuran sekali saja”.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian
diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu, dalam hal ini teknik yang digunakan
adalah teknik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Ghozali, 2005).
3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1. Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data
yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, kemudian disajikan sehingga
diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil
perhitungan.
3.10.2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis
regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian: (1)
Normalitas, (2) Multikolinieritas, (3) Heteroskedasitisitas. Uji asumsi klasik
merupakan penggunaan dari metode original least square dalam menghitung
persamaan regresi.
3.10.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji
Kolmogrov-Smirnov (K-S), dimana jika angka signifikansi yang di
tunjukkan dalam tabel lebih kecil dari pada alpha 5%, maka dapat
dikatakan data tidak memenuhi asumsi normalitas, sedangkan sebaliknya
apabila angka signifikansi didalam tabel lebih besar dari alpha 5% maka
Cara untuk melihat normalitas residual adalah melalui grafik (Histogram
dan Normal P-Plot) dan analisis statistik yakni:
a. Analisis grafik, yaitu dengan melihat grafik histogram dan grafik
Normal P-Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1. Jika data menyebar disekitar garis normal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram nya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan garis miring atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
b. Analisis statistik, yakni dengan melihat uji statistik Non-Parametrik
Smirnov (K-S). Apabila hasil atau nilai
Kolmogrov-Smirnov (K-S) dan nilai Asymp.sig (2-tailed) atau probabilitasnya di
atas 0,05, maka data telah memenuhi asumsi normalitas.
3.10.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah data ditemukan
korelasi diantara variabel bebas (independet variabel). Jika terjadi
korelasi maka terdapat masalah multikolinieritas. Pada model regresi
yang baik tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya. Gejala ini
dapat di deteksi dengan nilai Tolerance dan nilai Variance Factor (VIF).
1/Tolerance). Nilai Cutoff atau batas yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 0,10 ,
atau sama dengan nilai VIF 0,10. Setiap peneliti harus dapat menentukan
tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai nilai Tolerance =
0,10 sama dengan tingkat kolinieritas 0,95 (Ghozali, 2005:49).
3.10.2.3 Uji Heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakan dalam sebuah
variabel model regresi terjadi ketidaksamaan dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual tetap,
maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas yang dapat dilakukan dengan melihat grafik plot, dan
uji park. Park mengemukakan metode bahwa varians (S2) merupakan
fungsi variabel-variabel bebas. Uji ini dilakukan dengan menguadratkan
nilai residual (U2i) dari model kemudian kuadrat residual dilogaritmakan
(LnU2i). Kemudian nilai logaritma dari kuadrat residual dimasukkan
sebagai variabel terikat dalam persamaan regresi yang baru. Jika angka
signifikansi t yang diperoleh dari persamaan regresi yang baru lebih
besar dari alpha 5%, maka dikatakan tidak terdapat heterokedastisitas
dalam data model. Sebaliknya, jik angka signifikansi yang diperoleh
lebih kecil dari alpha 5%, maka dapat dikatakan terdapat
heteroskedastisitas dalam data model (Ghozali, 2005:55).
Cara menguji terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan
1. Jika ada pola tertentu seperti titik yang ada membentuk pola teratur,
maka telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, titik meyebar di atas dan dibawah angkas
0 (nol) maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.10.3 Analisis Regresi Berganda
Metode analisis data penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.
regresi linier berganda (multiple linier regression method) dengan menggunakan
pengolahan data melalui SPSS (Statistical Package for Social Science). Dengan
demikian model analisis adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana:
Y = Perpindahan Merek a = Konstanta
b1,b2 = Kofisien Regresi
X1 = Ketidakpuasan Konsumen
X2 = Kebutuhan Mencari Variasi
e = Eror of term
Parameter persamaan regresi linier berganda tersebut dapat menunjukkan
koefisien regresi atas setiap variabel bebas (independent variable), positif atau
negatif. Koefisien regresi b akan bernilai positif jika menunjukkan hubungan
searah anatar variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat
(dependent variable). Artinya kenaikan variabel bebas akan mengakibatkan
kenaikan variabel terikat dan sebaliknya, penuruan variabel bebas akan
menurunkan variabel terikat. Koefisien regresi b akan bernilai negatif jika
menunjukkan hubungan yang berlawanan arah antara variabel bebas dengan
variabel terikat dan sebaliknya, penurunan variabel bebas akan menaikkan
variabel terikat.
3.10.4. Pengujian Hipotesis a. Uji Serempak (Uji- F)
Uji serempak atau Uji-F ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan
menyeluruh dari variabel bebas yakni b1, b2 untuk dapat menjelaskan
tingkah laku variabel Y. Uji-F juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah
semua variabel bebas memiliki koefisien regresi sama dengan nol. Hipotesis
yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H0 : b1, b2 = 0 (Ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi
secara serempak atau simultan tidak memiliki pengaruh terhadap
perpindahan merek handphone GSM Dari Sony Ericsson ke Blackberry
Pada Siswa SMA Swasta HARAPAN-1 Medan).
Ha : bi ≠0, i = 1,2(Ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi
secara serempak atau simultan memiliki pengaruh terhadap perpindahan
merek handphone GSM Dari Sony Ericsson ke Blackberry Pada Siswa
SMA Swasta HARAPAN-1 Medan).
Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel, dengan
ketentuan jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel atau signifikansi Fhitung lebih
kecil dari alpha 5% maka H0 ditolak dan Ha diterima. Disimpulkan bahwa
variabel bebas (independent variable) dalam model mempengaruhi variabel
terikat (dependent variable). Demikina pula sebaliknya apabila Fhitung lebih
bebas dalam model secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel
terikat.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel, dengan
ketentuan jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel atau signifikansi Fhitung lebih
kecil dari alpha 5% maka H0 ditolak dan Ha diterima. Disimpulkan bahwa
variabel bebas (independent variable) dalam model mempengaruhi variabel
terikat (dependent variable). Demikina pula sebaliknya apabila Fhitung lebih
kecil dari Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya bahwa variabel
bebas dalam model secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel
terikat.
b. Uji Parsial (Uji-t)
Uji parsial atau uji-t adalah untuk menguji apakah suatu variabel bebas
berpengaruh secara individu terhadap variabel terikatnya. Hipotesis yang
akan diuji penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 : bi ≠0, (Ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi secara
parsial tidak memiliki pengaruh terhadap perpindahan merek handphone
GSM Dari Sony Ericsson ke Blackberry Pada Siswa SMA Swasta
HARAPAN-1 Medan).
H0 : bi ≠0,(Ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi secara
parsial memiliki pengaruh terhadap perpindahan merek handphone GSM
Dari Sony Ericsson ke Blackberry Pada Siswa SMA Swasta HARAPAN-1
Medan)
Mengetahui apakah suatu variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata
atau signifikansi thitung lebih kecil dari alpha 5% maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (independent variable)
dalam model secara parsial mempengaruhi variabel terikat (dependent
variable). Demikian sebaliknya apabila thitung lebih kecil dari ttabel maka H0
diterima dan Ha ditolak artinya variabel bebas (independent variable) dalam
model secara parsial tidak mempengaruhi variabel terikat (dependent
variable)
BAB IV
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Blackberry
Blackberry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan
Kanada, Research In Motion (RIM). Didirikan oleh seorang imigran Yunani di
kota Waterloo, Kanada.
4.1.2. Sejarah RIM (Research In Motion)
Kisah sukses Research In Motion Ltd, berawal dari seorang pemuda
Yunani bernama Mike Lazardis, yang pada tahun 1967 berimigrasi dari Turki ke
Kanada untuk mewujudkan mimpi dan merubah nasibnya. Ia sempat kuliah di
Universitas Waterloo, mendalami Teknik Elektro, namun karena sesuatu hal ia
dikeluarkan.
Pada tahun 1984, dengan modal pinjaman dari teman dan keluarganya,
Lazarsis dan dua temannya mendirikan RIM di Waterloo, Ontario
Kanada.Kontrak kerja pertamanya datang dari General Motor Kanada untuk
mengerjakan otomatisasi industri. Pada tahun pertamanya, dari berbagai kontrak
kerja, RIM berhasil mendapatkan penghasilan $1 juta dengan karyawan sekitar 12
orang.
Pada tahun 1987, RIM menerima kontrak dari Roger Cantel Mobile
Comminications, operator pager dan telepon seluler.Dalam kontraknya, RIM
bertugas mencari tahu potensi dari sistim jaringan digital nirkabel baru yang di
kenalkan Ericsson. RIM berhasil membuat modem radio nirkabel berukuran mini
pada tahun 1990. Modem buatan RIM banyak dipakai oleh perusahaan untuk
Pada tahun 1991 RIM mengembangkan software untuk mendukung sistim
e-mail nirkabel. RIM bekerja sama dengan dua perusahaan besar seperti Ericsson,
dan Anterior Technologi. Ericsson berhasil mengenalkan modem radio portabel th
1992, Anterior Technologi bertugas menyediakan gateway untuk sistim e-mail
sementara RIM akan meyediakan aplikasi pemograman. Kerjasama tiga pihak ini
berhasil menciptakan sistim e-mail nirkabel dengan konektivitas tak terputus.
Pada tahun 1996, RIM dalam mengembangkan bisnis perangkat e-mail
nirkabel mengenalkan pager yg di beri nama Inter@ctive pager. Saat diluncurkan
ke publik tahun 1997, Inter@ctive pager yang dijual seharga $675 menjadi produk
yang sangat populer dan digemari.
Pada tahun 1998 RIM mendapat banyak kontrak untuk membuat
Inter@ctive pager bagi banyak perusahaan besar seperti IBM, Panasonic Corp,
Mobile Integrated Technologies, dan Telxon Corp. Akhhir 1998 RIM
mengenalkan versi upgrade dari Inter@ctive pager yang lebih hebat, kecil, murah
dan punya daya tahan lebih lama.
Setelah dua produk Inter@ctive pager sukses di pasaran, akhirnya pada
tahun 1999, RIM memutuskan untuk fokus di perangkat e-mail koorporat dengan
mengenalkan produk barunya, yaitu BlackBerry.Sejak saat itu BlackBerry terus
berkembang baik dari sisi perangkatnya yang makin canggih, solusi layanan, serta
perusahaan hardware dan software yang mendukungnya
4.1.3. Profil Blackberry
BlackBerry ingin dinamakan pocket link sebuah nama yang fungsional tapi
dengan buah strawberry, tapi terkesan terlalu jinak, Sehingga dinamakan
Blackberry, nama yang akrab tapi cerdas.
Blackberry pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan
Desember 2004 oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub.Perusahaan Starhub
merupakan pengejewantahan dari RIM yang merupakan rekan utama Blackberry.
Di Indonesia, Starhub menjadi bagian dari layanan dalam segala hal teknis
mengenai instalasi Blackberry melalui operator Indosat. Indosat menyediakan
layanan Blackberry Internet Service dan Blackberry Enterprise Server.
Pasar Blackberry kemudian diramaikan oleh dua operator besar lainnya di
tanah air yakni Excelkom dan Telkomsel.Excelkom menyediakan dua pilihan
layanan yaitu Blackberry Internet Service dan Blackberry Enterprise Server+
(BES+).
BES adalah layanan gabungan dari BES dan BIS, ditujukan bagi
pelanggan korporasi sehingga pelanggan dapat menerima dan mengirim email
kantor yang berbasis Microsoft Exchange, Novel Wise, Lotus Domino dan 10
akun e-mail berbasis POP3/IMAP melalui telepon genggam. Sementara, operator
Telkomsel hanya menyediakan Blackberry sebagai bagian dari layanan korporasi
dengan Blackberry Enterprise Server.
Layanan Blackberry hanya bisa diakses melalui smartphone Blackberry
saja. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, ketiga operator ini telah
menyediakan fasilitas Blackberry Connect yang memungkinkan Blackberry
Internet Solution diakses melalui smartphone jenis lain seperti Nokia (9500, N-9300, N-9300i, E61), Sony Ericsson P910i, M600i, Palm Treo, Dopod, dan
4.1.4. Sejarah Singkat Sony Ericsson
Sony (saat itu nama perusahaannya menggunakan bahasa Jepang “Tokyo
Tsushin Kogyo”) merupakan perusahaan terbesar di Jepang dan juga di dunia yang
diperdagangkan dalam bursa saham Tokyo (6758) dan bursa saham New York
(SNE melalui ADR). Kata Sony diserap dari bahasa latin“Sonus” yang berarti
akar dari sonik dan bunyi, dan serapan dari bahasa Inggris “Sonny” yang diartikan
sebagai anak kecil yang memiliki arti adanya sekelompok anak muda yang
berusaha keras menciptakan inovasi yang tidak terbatas. Sony didirikan pada Mei
1946 sebagai perusahaan elektronik yang saat itu baru memiliki 20 karyawan
dengan hasil produksi pertama ialah alat penanak nasi (1940). Sekitar tahun 1958
Tokyo Tsushin Kogyo resmi mengganti nama perusahaan menjadi Sony
Corporation.
Perkembangan perusahaan Sony Music Entertainment pada tahun 2004
berhasil melakukan merger dengan BMG menjadi Sony BMG Music yang
disetujui oleh Uni Eropa dan juga bersama RIAA Universal menguasai 60% pasar
musik dunia. Kemudian pada tahun yang sama, Sony membeli perusahaan Metro
Goldwyn-Mayer seharga US$5 milyar dan masih menyisihkan hutang sebesar US$2 milyar.
Dalam produksi film, Sony Pictures Entertainment bekerja sama dengan
Colombia Pictures, TriStar pictures, Mandalay Entertainment, Phoenix Pictures,
Sony Pictures Classics, Sony Pictures Entertainment, Colombia-TriStar Home
Video, Truimph Films, Metro-Goldwyn Mayer, United Artist, Screen Gems. 1
Records, Epic Records, Legacy Recordings, Sony Classical, Sony Nashville, dan
Sony Wonder. Dalam bisnis Handphone bersama dengan Ericsson menciptakan
hasil karya baru Sony Erricsson.Dalam bidang Video menghasilkan produk
PlayStation dan juga Tape Recorder dan juga Hardware komputer.
Sedangkan dengan perusahaan Ericsson yang didirikan oleh Larn Magnus
Ericsson (1876) merupakan perusahaan besar di Swedia yang berpusat di
Kista.Awalnya Larn membangun sebuah toko perbaikkan telegram dan
memperbaiki telepon asing oleh Carl Johan Anderson yang berpusat di Stockholm
(1876).Pada tahun 1878 Ericsson mulai menjual sendiri peralatan telepon dan
switchboards untuk perusahaan telekomunikasi pertma di Swedia, Stockholm
Allmanna Tellefonaktiebolag.
Ericsson memutuskan untuk membuat chip di philips facility. Namun,
sejak kebakaran yang menimpa pabrik tersebut, Ericsson menderita kerugian
akibat pemasaran produk yang tertunda.Selang kejadian tersebut Ericsson
mengalami kerugian yang sangat besar. Oleh karena itu, Ericsson memutuskan
untuk melakukan penggabungan atau merger dengan perusahan asia yang dapat
menghasilkan biaya yang lebih rendah untuk pemasaran handset. Lalu
bergabunglah perusahan Sony dan Ericsson pada Agustus 2001 dengan
menandatangani syarat-syarat penggabungan kedua perusahaan dan segera
diumumkan pada bulan april 2001. Akhirnya terbentuklah sebuah perusahaan
besar yang namanya sudah tidak asing hingga saat ini yaitu Sony Ericsson
(oktober 2001) dengan nama lengkap Sony Ericsson Mobile Communication AB.
Sony Ericsson menjadi perusahaan terbesar ke enam setelah Nokia, Samsung, LG,