• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ketidak Puasan Konsumen Dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Keputusan Perpindahan Merek Handphone GSM Dari Sony Ericsson Ke Blackberry Pada Siswa SMA Swasta Harapan-I Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Ketidak Puasan Konsumen Dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Keputusan Perpindahan Merek Handphone GSM Dari Sony Ericsson Ke Blackberry Pada Siswa SMA Swasta Harapan-I Medan"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KETIDAK PUASAN KONSUMEN DAN KEBUTUHAN MENCARI VARIASI TERHADAP KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK HANDPHONE

GSM DARI SONY ERICSSON KE BLACKBERRY PADA SISWA SMA SWASTA HARAPAM-I MEDAN

OLEH

MUHAMMAD AZMI DAULAY 060502203

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2011

(2)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi terhadap perpindahan merk handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blackberry pada siswa SMA Swasta HARAPAN I Medan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanasi, yaitu penelitian dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan kepada tujuan dan obyek-obyeknya. Populasi dalam penelitian ini adalah pada siswa SMA Swasta Harapan I Medan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dan studi pustaka. Data diproses dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Metode Analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi linier berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi terhadap perpindahan merk handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blackberry pada siswa SMA Swasta HARAPAN I Medan

Berdasarkan uji F variabel bebas yang terdiri dari ketidakpuasan konsumen (x1) dan kebutuhan mencari variasi (x2) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel perpindahan merk (y). Sedangkan melalui koefisian determinasi (r2) diperoleh nilai sebesar 0,505 yang artinya variabel ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi mampu menjelaskan terhadap variabel terikat yaitu perpindahan merk sebesar 50,5% sedangkan sisanya 49,5% dijelaskan oleh penelitian lain. Pada uji T variabel kebutuhan mencari variasi (x2) merupakan variabel paling dominan dalam perpindahan merk.

(3)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of consumer dissatisfaction and the need to find a variation of the displacement brand GSM mobile phones from Sony Ericsson to the Blackberry in the students of HARAPAN I private High School Medan.

This research is a kind of explanatory research, the research may be assessed according to its level based on the aims and objects. The population in this study is on private high school students hope I Medan. Methods of data collection in this study were questionnaires and literature study. Data processed by using SPSS 16.0 for windows. Methods of data analysis using descriptive method and quantitative methods is by multiple linear regression analysis used to measure the effect of consumer dissatisfaction and the need to find variations on GSM mobile switching brands of Sony Ericsson to the Blackberry in the students of HARAPAN I private High School Medan .

Based on the F test of the independent variables consist of consumer dissatisfaction (x1) and the need to find variations (x2) together have a positive and significant effect on brand switching variable (y). Meanwhile, through koefisian determination (r2) obtained a value of 0.505 which means that the variable of consumer dissatisfaction and the need to find variations could explain the dependent variable is the displacement brands by 50.5% while the remaining 49.5% described by other studies. In the test variable T needs to find variations (x2) is the most dominant variable in the transfer of brands.

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi,

Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki

banyak keterbatasan, untuk itu penulis akan menerima saran dan kritik yang

membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan berbagai

pihak.

Untuk Ayahanda Alm. H. Zulkifly Muchtar Daulay dan Ibunda Machnizar

Nasution Hj., penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dan motivasinya

sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas

sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen dan Ibu

Marhayanie, SE, Msi Selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi selaku Ketua Program Studi S-1

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Prof. Rismayani SE, Msi selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

(5)

5. Ibu Dra. Marhaini, SE, Msi selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan

saran dan masukan untuk kesempurnaan Skripsi ini.

6. Bapak Syafrizal Helmy, SE, Msi selaku Dosen Penguji II yang telah

memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan Skripsi ini.

7. Kepada bapak dan ibu dosen Departemen Manejemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmunya

kepada penulis.

8. Kepada abangku tercinta Drg. Fadhly Fauzi, Muchtar Hanif, Dipo Cabalero

beserta seluruh keluarga besar H.M.Nuh Daulay dan Keluarga besar siantar

yang sesalu memotivasi penulis.

9. Untuk Pocut Meutia Azhari dan keluarga yang selalu memotivasi dan kepada

MIDIKAMO (Mira, Divine ane, Cete), Green KTL(Ansyah, Bandot, Eng,

Emo, Loyo, Pato, Qtinkz, Tom’z, Wong,Abdi, Ibra, Andrew, Endar, Fuad,

Mado, Zombie, Aceh, Alex) Erick,Bintua,Saor,Andi,Hendra,Dara,Papan dan

SMA Swasta HARAPAN-I Medan.

Semoga Allah SWT memberikan balasan berlipat ganda atas semua

bantuan yang diberikan. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada siapa

saja yang membaca dan mempelajarinya khususnya bagi diri penulis.

Medan, Juni 2011

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

ABSRAK... i

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen ... 6

2.1.1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 6

2.1.2. Tipe-tipe Perilaku Pembelian ... 10

2.1.3. Tahapan Pembelian ... 11

2.1.4. Pengertian Produk ... 13

2.1.5. Karakterisktik Kualitas Produk ... 16

2.1.6. Harga………17

2.1.7. Merek ... 18

2.1.8. Loyalitas Merek ... 18

2.1.9. Konsumen Berpindah Merek ... 19

2.1.10. Perpindahan Merek ... 19

2.1.11. Kebutuhan Mencari Variasi... 21

2.2. Penelitian Terdahulu ... 22

2.3. Kerangka Konseptual... 23

2.4 Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian ... 25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

3.3 Batasan Operasional ... 25

3.4 Defenisi Operasional ... 25

3.5 Skala Pengukuran Variabel... 28

3.6. Populasi dan Sampel ... 28

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.8. Jenis dan Sumber Data ... 31

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 32

3.10. Teknik Analisis Data ... 33

3.10.1. Analisis Deskriptif... 33

3.10.2. Uji Asumsi Klasik ... 33

3.10.3. Analisis Regresi Berganda ... 34

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 40

4.1.1 Sejarah BlackBerry ... 40

4.1.2 Sejarah RIM ... 40

4.1.3 Profil Blackberry ... 43

4.1.4 Sejarah Sony Ericsson ... 44

4.2 Hasil Penelitian ... 48

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 48

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 54

4.2.3 Analisis Data ... 61

4.2.3.1 Analisis Deskriptif ... 61

4.2.3.2 Deskriptif Variable ... 61

4.2.3.3 Analisis Regresi Berganda ... 66

4.3 Pembahasan ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73

(8)

DAFTAR GAMBAR

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Market Share Ponsel di Indonesia ... 3

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 27

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likerts ... 28

Tabel 3.3 Daftar Populasi ... 29

Tabel 4.1 Uji Validitas ... 49

Tabel 4.2 Validitas Instrumen ... 50

Tabel 4.3 Validitas Instrumen II ... 51

Tabel 4.4 Uji Validitas II ... 52

Tabel 4.5 Reliability Statistics ... 53

Tabel 4.6 Reliability Instrument ... 53

Tabel 4.7 Uji Normalitas ... 56

Tabel 4.8 Uji Gletjer ... 59

Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas ... 60

Tabel 4.10 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61

Tabel 4.11 Karakteristik BredasarkanTingkatan Kelas ... 62

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Variabel Ketidakpuasan ... 63

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Variabel Mencari Variasi ... 64

Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Variabel Perpindahan Merek ... 65

Tabel 4.15 Uji Regresi Berganda... 67

Tabel 4.16 Uji Determinan ... 67

Tabel 4.17 Uji F ... 68

(10)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi terhadap perpindahan merk handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blackberry pada siswa SMA Swasta HARAPAN I Medan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanasi, yaitu penelitian dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan kepada tujuan dan obyek-obyeknya. Populasi dalam penelitian ini adalah pada siswa SMA Swasta Harapan I Medan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dan studi pustaka. Data diproses dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Metode Analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi linier berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi terhadap perpindahan merk handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blackberry pada siswa SMA Swasta HARAPAN I Medan

Berdasarkan uji F variabel bebas yang terdiri dari ketidakpuasan konsumen (x1) dan kebutuhan mencari variasi (x2) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel perpindahan merk (y). Sedangkan melalui koefisian determinasi (r2) diperoleh nilai sebesar 0,505 yang artinya variabel ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi mampu menjelaskan terhadap variabel terikat yaitu perpindahan merk sebesar 50,5% sedangkan sisanya 49,5% dijelaskan oleh penelitian lain. Pada uji T variabel kebutuhan mencari variasi (x2) merupakan variabel paling dominan dalam perpindahan merk.

(11)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of consumer dissatisfaction and the need to find a variation of the displacement brand GSM mobile phones from Sony Ericsson to the Blackberry in the students of HARAPAN I private High School Medan.

This research is a kind of explanatory research, the research may be assessed according to its level based on the aims and objects. The population in this study is on private high school students hope I Medan. Methods of data collection in this study were questionnaires and literature study. Data processed by using SPSS 16.0 for windows. Methods of data analysis using descriptive method and quantitative methods is by multiple linear regression analysis used to measure the effect of consumer dissatisfaction and the need to find variations on GSM mobile switching brands of Sony Ericsson to the Blackberry in the students of HARAPAN I private High School Medan .

Based on the F test of the independent variables consist of consumer dissatisfaction (x1) and the need to find variations (x2) together have a positive and significant effect on brand switching variable (y). Meanwhile, through koefisian determination (r2) obtained a value of 0.505 which means that the variable of consumer dissatisfaction and the need to find variations could explain the dependent variable is the displacement brands by 50.5% while the remaining 49.5% described by other studies. In the test variable T needs to find variations (x2) is the most dominant variable in the transfer of brands.

(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Suatu perusahaan penting mempertahankan pelanggan yang sudah ada,

karena biaya untuk menarik pelanggan baru lebih besar dibandingkan biaya untuk

mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Salah satu cara yang dapat dilakukan

perusahaan untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada adalah dengan

meningkatkan kepuasan konsumen. Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen

terhadap produk merupakan konsep penting yang perlu dipahami pemasar karena

dapat mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Kepuasan merupakan

perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan

antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja produk dan harapan-harapannya.

Ketidakpuasan konsumen merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya

perpindahan merek karena pelanggan yang tidak puas akan mencari informasi

pilihan produk lain, dan mungkin akan berhenti membeli produk atau

mempengaruhi orang lain untuk tidak membeli.

Konsumen akan sering mengekspersikan kepuasan dengan merek barang

seperti yang mereka gunakan sekarang, tetapi tetap terlibat dalam penggantian

merek. Hal ini dapat terjadi karena pencarian variasi adalah motif konsumen yang

cukup lazim. Konsumen yang mempunyai keterlibatan emosional yang rendah

terhadap suatu merek akan mudah berpindah pada merek pesaing. Kecenderungan

inilah yang sering menjadi perhatian para pemasar akan keberhasilan produk yang

ditawarkan. Pencarian variasi akan terjadi apabila tengkat keterlibatan konsumen

(13)

merek Kebutuhan mencari variasi adalah komitmen yang secara sadar untuk

membeli merek lain karena individu terdorong untuk terlibat, terdorong ingin

mencoba hal baru, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap hal baru yang

tujuannya adalah untuk mencari kesenangan atau melepaskan kejenuhan dari

merek yang biasa dipakainya.

Produk yang dijadikan sebagai subjek dari penelitian ini adalah produk

Handphone GSM. Pertimbangan pemilihan produk Handphone GSM ini adalah karena sisi pertumbuhan bisnis, industri Handphone GSM merupakan satu

industri yang mengalami tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi. Kondisi ini

memunculkan berbagai isu strategik tentang bagaimana perusahaan menarik

perhatian pelanggan pada merek produk yang dihasilkan, dan bagaimana

perusahaan dapat menciptakan pelanggan baru dan mempertahankan loyalitas

pelanggan sebagai akibatnya adalah dari tahun ke tahun produk Handphone GSM

semakin bervariasi dan konsumen dihadapkan pada banyak pilihan merek dan

kemungkinan konsumen berpindah merek jugasemakin besar, khususnya bagi

mereka yang berorientasi pada harga dan menyukai hal-hal baru.

Perusahaan-perusahaan Handphone GSM saat ini banyak menawarkan

produknya ke pasar, sehingga menimbulkan tingkat persaingan yang semakin

ketat di antara perusahaan-perusahaan tersebut. Misalnya Nokia, Sony Ericsson,

Samsung, LG, iPhone, Blackberry, Motorola, dan lain-lain. Penelitian ini

difokuskan pada perilaku perpindahan merek Handphone GSM dari Sony

Ericsson ke Blackberry.

Tabel 1.1

Top brand index smartphone 2011

Brand 2011

(14)

Blackberry 41, 5

Nokia 39, 8

iPhone 6,2

Samsung 5,3

Sony Ericcson 3,3

Sumber:

Tabel 1.1. menunjukkan bahwa Blackberry sebagai ponsel yang sangat

fenomenal, juga berhasil menguasai pangsa pasar ponsel smartphone dan menjadi

top brand 2011 mencapai 41,5% di Indonesia .Ponsel Blackberry menyediakan fitur yang canggih pada produk yaitu fitur internet dan BlackBerry juga

menyediakan software Messenger built-in yang tidak dimiliki oleh merk lain

sehingga memungkinkan penggunanya bisa menggunakannya sepuasnya, dengan

tarif flat, sehingga lebih irit daripada menelepon secara langsung dan fitur lainnya.

Satu faktor yang mengendalikan kesuksesan BlackBerry di Indonesia selain biaya

yang rendah juga kecanduan berkirim pesan dan posting Facebook.

Kalangan muda, khususnya siswa siswi sekolah menengah, seringkali

dikategorikan sebagai kelompok konsumen yang cenderung terbuka terhadap

produk bar yang dimunculkan di pasaran. Kelompok ini juga diyakini dapat

mengikuti gaya trend hidup terkini, terlepas dari apakah produk tersebut mereka

butuhkan dan mendapatkan manfaat dari produk yang dikonsumsinya. Siswa

sekolah menengah sebagai pribadi puber cenderung memiliki sikap narsis dan

juga suka perhatian. Untuk mendukung sikap tersebut Blackberry menawarkan

smartphone bertehnologi tinggi untuk memenuhi keinginan mereka.

1.2.Perumusan Masalah

Dari uraian yang telah dijelaskan dapat dirumuskan sejauhmana pengaruh

(15)

berpindah merek Handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blackberry pada siswa

SMA Swasta HARAPAN-I Medan?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi terhadap

keputusan perpindahan merek handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blackberry

pada siswa SMA Swasta HARAPAN-I Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

a. Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan

pertimbangan dalam mengelola dan mempertahankan konsumen agar tetap

menjadi pilihan pelanggan mengingat persaingan antar merek yang

semakin meningkat.

b. Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai tambahan

literatur terhadap Fakultas Ekonomi khusunya Departemen Manajemen

USU mengenai pemasaran dari mulut ke mulut dan persepsi kualitas.

c. Penulis

Penelitian ini merupakan suatu pengembangan ilmu bagi penulis untuk

menerapkan teori-teori dan literature yang penulis peroleh dalam

perkuliahan, kemudian memperluas wawasan pengetahuan tentang perilaku

(16)

d. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan referensi, bahan

pertimbangan, serta sebagi tambahan pengetahuan bagi para peneliti

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Tentang Perilaku Konsumen

2.1.1 Perilaku Konsumen

Menurut Setiadi (2003:4), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.

Menurut Schifman dan Kanuk (2000:86), bahwa perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli,

menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi prduk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya. Menurut Kotler dan Keller (2008 : 163), perilaku konsumen adalah bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan membuang barang-barang, jasa, ide, dan pengalaman.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu: a. Faktor Kebudayaan

Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen. Komponen-kompenen yang membentuk kebudayaan, yaitu:

1) Budaya: Serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan instansi penting lain. Setiap kelompok atau masyarakat memiliki budaya, dan pengaruh budaya pada perilaku pembelian sangat beranekaragam ditiap negara. Kegagalan menyesuaikan keanekaragaman ini dapat menghasilkan pemasaran yang tidak efektif atau kesalahan yang memalukan. Pemasar selalu mencoba menemukan pergeseran budaya agar dapat mengetahui produk baru yang mungkin diinginkan.

2) Sub-budaya: Kelompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang serupa. Sub-budaya termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras, dan wilayah geografi.

Banyak sub-budaya membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan.

3) Kelas Sosial: Pembagian kelompok masyarakat yang relatif permanen dan relatif teratur dimana anggota memiliki nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial menunjukkan pemilihan produk dan merek tertentu dalam bidang-bidang seperti pakaian, mobil, dan termasuk juga ponsel. b. Faktor Sosial

Disini kita melihat bahwa individu itu memeng makhluk sosial. Individu pada dasarnya sangat mendapatkan pengaruh dari orang-orang

(18)

1) Kelompok acuan: Dua atau lebih sekelompok orang yang berinteraksi untuk memenuhi tujuan individu atau tujuan bersama. Kelompok yang

mempunyai pengaruh langsung dan seseorang yang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan. Sedangkan kelompok acuan merupakan acuan langsung atau tidak langsung dalam mebentuk sikap atau tingkah laku seseorang.

2) Keluarga: Dua atau lebih orang yang dipersatukan oleh hubungan darah, pernikahan ataupun adopsi, yang hidup bersama. Anggota keluarga dapat sangat mempengaruhi tingkah laku pembeli. Pemasar tertarik dalam peran dan pangaruh suami, isteri, dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa.

3) Peran dan Status. Peran terdiri dari sejumlah aktivitas yang diharapkan untuk dilakukan menurut orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa status yang mengambarkan penghargaan umum terhadap peran tersebut oleh masyarakat.

c. Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti:

1) Umur dan Tahap Siklus Hidup. Kebutuhan dan selera seseorang akan

berubah sesuai dengan usia. Individu mengalami beberapa tahapan dalam

siklus hidupnya. Berbagai tahapan dalam pribadi seseorang ini

membutuhkan produk dan jasa yang berbeda-beda. Pemsar seringkali

menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan

mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran setiap

tahap.

2) Pekerjaan. Perkerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa

yang dibelinya. Degan demikian pemasar berusaha mengidentifikasi

kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata

terhadap produk dan jasa tertentu.

3) Keadaan Ekonomi. Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan

pribadi, tabungan, dan tingkat bunga. Bila indikator ekonomi

(19)

merancang ulang, memposisikan kembali, dan mengubah harga

produknya.

4) Gaya Hidup. Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang yang

tergambarkan pada aktivitas, interest, dan opinion (AIO) orang tersebut.

Gaya hidup mencakup sesuatu lebih yang dari sekedar kelas sosial atau

kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan pola beraksi dan

berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.

5) Kepribadian dan Konsep Diri. Kepribadian merupakan karakteristik

psikologis yang unik yang menimbulkan respon relatif konstan terhadap

lingkungan sendiri. Konsep diri merupakan kepemilikan seseorang yang

dapat menyumbang dan mencerminkan ke identitas diri mereka.

d. Faktor Psikologi

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi empat faktor psikologi yang utama yaitu:

1) Motivasi: kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari

kepuasan atas kebutuhan tersebut. Kebutuhan berubah menjadi motif

kalau merangsang sampai tingkat intensitas yang mencukupi. Motif adalah

kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencapai

kepuasan.

2) Persepsi: proses menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan informasi

guna membentuk gambaran yang berarti tentang dunia. Bagaimana orang

bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai sesuatu. Dua orang

dengan motivasi yang sama dan dalam situasi yang sam mungkin

mengambil tindakan yang jaug berbeda karena mereka memandang situasi

(20)

3) Pembelajaran: perubahan perilaku seseorang karena pengalaman.

Kebanyakan perilaku manusia dipelajari. Teori pembelajaran percaya

bahwa pengetahuan dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, petunjuk,

respon, dan penguatan kembali.

4) Keyakinan dan Sikap. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang

dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Sikap merupakan evaluasi,

perasaan dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak

seseorang terhadap suatu obyek atau ide.

2.1.2 Tipe-tipe Perilaku Pembelian

Menurut Kotler (2001:221), ada empat jenis perilaku konsumen, yaitu: 1. Perilaku pembelian yang rumit

Perilaku pembelian yang rumit terdiri dari tiga proses. Pertama, pembeli mengembengkan keyakinan tentang produk tertentu. Kedua, pembeli membangun sikap tentang produk tersebut. Ketiga, pembeli membuat pilihan untuk pembelian yang cermat.

2. Perilaku pembelian pengurngan ketidaknyamanan

Kadang-kadang konsumen terlibat dalam pembelian namun melihat sedikit perbedaan antara merek yang ada. Keterlibatan yang tinggi disadari atas fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan dan beresiko. Jika konsumen menemukan perbedaan mutu antar merek, dia mungkin akan memilih harga yang lebih tinggi. Jika konsumen menemukan perbedaan kecil, dia mungkin akan membeli semata-mata berdasarkan harga dan kenyamanan.

3. Perilaku pembelian karena kebiasaan

Perilaku konsumen dalam kasus produk dengan keterlibatan rendah melalui urutan umum keyakinan, sikap dan perilaku. Konsumen tidak secara luas mencari informasi tentang merek, mengevaluasi karakteristik merek dan memutuskan merek apayang dibeli. Melainkan konsumen menjadi penerima informasi pasif melalui televise dan iklan.

4. Perilaku pembelian yang mencari variasi

Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan antar merek signifikan. Dalam situasi itu, konsumen sering melakukan peralihan merek. Peralihan merek terjadi karena mereka mencari variasi bukan karena ketidakpuasan.

(21)

Secara teoritis, setiap kali seseorang membeli suatu barang atau jasa, ia berharap barang atau jasa tersebut akan mampu memberikan kegunaan

maksimum. Dengan kata lain, “setiap konsumen adalah rational economic man yag memiliki alas an rasional dan membuat pilihan rasional dalam setiap pembelian produk dan jasa”, (Tjiptono, 2005:179). Ada lima tahapan dalam pemblian, yaitu:

1. Pengenalan Kebutuhan

Merupakan tahap awal dimana seseorang merasa memiliki kebutuhan dan keinginannya yang harus dipenuhi.

2. Mencari Informasi

Ketika seseorang memiliki perasaan membutuhkan, ia akan mencari informasi yang berkaitan dengan produk yang akan dibelinya. Ada yang didapat dari pengalaman sendiri, tetapi ada juga yang mencari dari jalur komersil, misalnya iklan Koran dan majalah.

3. Evaluasi Alternatif

Setelah memiliki informasi yang cukup lengkap, maka konsumen tersebut mengevaluasi alternatif yang ada. Dalam mengevaluasi, konsumen dapat menggunakan kalkulasi yang ketat dan berpikir tentang barang yang akan dibeli, namun kadang konsumen hanya mengandalkan intuisi saja.

4. Keputusan Pembelian

Saat memutuskan pun terkadang ada perilaku tertentu dari individu. Situasi yang terjadi bisa tegantung sikap orang lain.

5. Perilaku Setelah Pembelian

Konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka. Ketika konsumen merasa puas, kita harus mencoba menjalin dan memperhatikan hubungan kita dengan mereka. Ketika mereka merasa tidak puas, kita harus mencoba mencari tahu penyebab tersebut, dan berusaha menarik kembali pelanggan tersebut.

2.1.4 Pengertian Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk itu meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran dari semua bentuk-bentuk tadi (Kotler & Armstrong, 2001:346).

Produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan

(22)

diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasar yang bersangkutan.

1. Tingkatan Produk

Produk juga memiliki tingkatan yang membedakan antara produk satu dengan produk yang lainnya. Hal ini mesti diperlihatkan oleh para pemasar dalam memasarkan produknya. Menurut Kotler & Armstrong (2001:338-341) tingkatan produk ini dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:

a. Produk Inti (core product)

Merupakan tingkatan paling dasar dan berisikan manfaat pemecahan masalah yang konsumen cari ketika membeli produk atau jasa tertentu.

b. Produk Aktual (Actual Product)

Merupakan tingkatan kedua setelah produk inti. Pemasar harus membangun produk aktualnya diberbagai posisi yang dekat dengan produk inti. Produk actual minimal harus mempunyai lima sifat yaitu: tingkatan kualitas, fitur, desain, merek, dan kemasan.

c. Produk Tambahan (Augmented Product)

Merupakan tingkatan produk terakhir yang menawarkan layanan dan manfaat tambahan bagi konsumen.

2. Klasifikasi Produk

Menurut Kismono (2001:327-328), produk dapat diklasifikasikan berdasarkan:

1) Produk Konsumen (Consumer Product)

Produk konsumen adalah barang atau jasa yang dikonsumsikan oleh rumah tangga atau individual. Produk yang dibeli konsumen akan langsung dikonsumsi sendiri. Produk itu tidak akan digunakan sebagai bahan baku produksi barang lain atau dijual kembali. Menurut perilaku pembelian konsumen, produk konsumen digolongkan menjadi:

Convience Goods

Adalah barang dan jasa yang harganya relative tidak mahal, frekuensi pembeliannya tinggi dan konsumen mengeluarkan sedikit usaha maupun pertimbangan sebelum membuat keputusan pembalian.

Shopping Goods

Adalah produk yang dibeli konsumen berdasarkan perbandingan denga produk lain melalui informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Specialty Product

Adalah produk yang unik dimata konsumen tertentu, seringkali konsumen harus membelinya meski berapapun harga dan letak lokasi pembelian yang jauh.

Unsought Goods

(23)

2) Produk Industrial (Industrial Goods)

Produk industrial adalah barang atau jasa yang digunakan oleh perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional perusahaan tersebut. Kategori produk ini meliputi: Installation (Instalasi)

Adalah barang-barang modal yang dapat digunakan dalam jangka waktu lama yang mengalami penyusutan selama beberapa tahun.

Accessory Equipment (Peralatan Tambahan)

Adalah barang-barang modal yang berjangka waktu pendek yakni peralatan yang digunakan dalam produksi di kegiatan kantor.

Raw Material (Bahan Baku)

Adalah barang dari alam atau hasil pertanian yang digunakan untuk membuat produk akhir.

Parts and Material (Material dan Suku Cadang)

Adalah barang-barang yang belum selesai diproses sebagai produk akhir.

Supplies (Persediaan)

Adalah jenis-jenis pengeluaran yang tidak menjadi produk akhir. Persediaan terbagi atas tiga kategori yaitu pemeliharaan, perbaikan, dan pembekalan atau persediaan operasi.

Pelayanan atau Jasa

Adalah jenis pengeluaran yang mendukung operasi suatu perusahaan. Produk handphone GSM dikategorikan sebagai shopping goods, karena dari penjelasan klasifikasi produk diatas, handphone GSM memenuhi

karakteristik shopping goods, karena pada saat penelitian ini dibuat, handphone GSM tidak lagi digolonglan sebagai barang mewah karena mudah dimiliki oleh golongan menengah kebawah juga.

2.1.5 Karakteristik Kualitas Produk

Kualitas produk didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh pelanggan atas

kebaikan kinerja barang atau jasa. Irawan (2008:45) mengidentifikasi tujuh dimensi

kualitas produk, yaitu:

1) Kinerja (Performance)

Berkaitan dengan aspek fungsional (fungsi utama produk) dan merupakan

karakteristik utama yang dipertimbangkan konsumen ketika ingin membeli

suatu produk.

2) Keandalan (Reliability)

Merupakan suatu kemungkinan dari suatu produk melaksanakan fungsinya

(24)

Jadi, keandalan merupakan karakteristik yang merefleksikan kemungkinan

tingkat keberhasilan dalam penggunaan produk tersebut.

3) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features)

Merupakan aspek kedua dari performance yang menambah fungsi dasar yang

biasanya terdapat pada fungsi menu dari suatu produk. Semakin banyak

fitur-fitur yang terdapat pada suatu produk, maka semakin banyak manfaat yang

didapat oleh konsumen.

4) Daya tahan (Durability)

Merupakan ukuran masa penggunaan suatu produk. Dengan kata lain,

berkaitan dengan daya tahan (keawetan) dari produk tersebut.

5) Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance)

Berhubungan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan konsumen. Karakteristik ini mengukur banyaknya atau presentasi produk yang gagal memenuhi sekumpulan standar yang telah ditetapkan dan karena itu perlu dikerjakan ulang atau diperbaiki.

2.1.6 Harga

Harga merupakan salah satu faktor yang harus dikendalikan secara serasi dan selaras dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Segala keputusan yang bersangkutan dengan harga akan sangat mempengaruhi beberapa aspek kegiatan suatu usaha, baik yang berkaitan dengan kegiatan penjualan, ataupun aspek keuntungan yang ingin dicapai oleh suatu usaha. Ini berarti, harga menggambarkan nilai uang sebuah barang dan jasa.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:439) harga adalah jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk/ jasa. Sedangkan menurut Stanton (2000), harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya.

Sementara Lupiyoadi (2001:134) menyatakan bahwa harga merupakan uang yang dibayarkan oleh konsumen untuk memperoleh jasa yang diinginkan dengan membandingkan antara biaya dan manfaat yang diperoleh (The

Consumer’s costs and benefits). Biaya/costs anatara lain : waktu dan tenaga, dan pinjaman, pendapatan atau tabungan pribadi dan keluarga, dan lain-lain sedangkan manfaat (benefits) meliputi : prestise, pengalaman, pemenuhan kebutuhan,

kualitas dan lain-lain. Konsumen biasanya cenderung untuk mencari harga yang dapat memberikan nilai dan kepuasan yang yang tinggi.

(25)

Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan system perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang

memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar. Salah satu untuk mencapai keadaan tersebut adalah merek.

Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler dan Keller (2008:332)

mendefenisikan merek sebagai “nama, istilah, tanda, symbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing.

2.1.8 Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

Menurut Mowen dan Minor (2002:108), Loyalitas merek didefinisikan sebagai sejauh mana seorang pelanggan menunjukkan sikap positif terhadap suatu merek, mempunyai komitmen pada merek tertentu, dan berniat untuk terus

membelinya di masa depan. Loyalitas merek, sudah lama menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, merupakan satu rujukan keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Ini mencerminkan bagaimana seorang pelanggan mungkin akan beralih ke merek lain terutama jika merek tersebut membuat suatu perubahan, baik dalam harga atau dalam unsure-unsur produk. Bila loyalitas merek meningkat, kerentanan kelompok pelanggan dari serangan kompetitif bisa dikurangi. Ini merupakan satu indikator dari ekuitas merek yang nyata-nyata terkait dengan laba masa depan, karena loyalitas merek secara langsung ditafsirkan sebagai penjualan masa depan (Aaker, 1997:57).

2.1.9 Konsumen Berpindah Merek (Brand Switcher)

Chinho, (2000:283) mentakan defenisi dari brand switchers adalah “A portion of the shoppers will switch products at least once when they make their current or subsequent choices.” Hal ini berarti bahwa sejumlah pembeli atau konsumen yang akan beralih merek ke merek lain paling tidak pada saat mereka menentukan pilihannya yang terkini.

2.1.10 Perpindahan Merek (Brand Switcing)

Perpindahan merek (Brand swithing) adalah pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu merek ke merek yang lain (Peter dan Olson, 2000 dalam Setiya ningrum, 2005:5). Perilaku berpindah merek dapat terjadi dikarenakan beragamnya produk yang ada dipasaran sehingga menyebabkan adanya perilaku memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan atau karena terjadi masalah dengan produk yang sudah dibeli maka konsumen kemudian beralih ke merek lain. Oleh sebab itu, brand switching juga dapat diartikan sebagai perpindahan merek yang digunakan pelanggan untuk setiap waktu pengguanaan (www.swa.co.id). Tingkat brand switching ini juga menunjukkan sejauh mana sebuah merek memiliki pelanggan yang loyal. Semakin tinggi tingkat brand switching, maka semakin tidak loyal seorang konsumen. Hal tersebut berarti semakin berisiko juga merek yang dikelola karena bisa dengan mudah dan cepat kehilangan konsumen.

(26)

negatif terhadap suatu merek dan kecil kemungkianannya konsumen akan membeli lagi merek yang sama.

Penilaian konsumen terhadap merek dapat timbul dari berbagai variabel, seperti pengalaman konsumen dengan produk sebelumnya dan pengetahuan konsumen tentang produk. Pengalaman konsumen dalam memakai produk dapat memunculkan komitmen terhadap merek produk tersebut. Ketidakpuasan

emosional konsumen dari pengalaman dengan produk dapat menyebabkan konsumen merasa tertarik untuk mencari merek lain diluar merek yang biasanya. Pencarian merek ini dapat dilakukan konsumen dengan mendapatkan informasi melalui media cetak, media elektronik ataupun melalui interpersonal, dimana tujuan akhirnya adalah perilaku untuk berpindah merek (Brand Switching).

Konsumen yang hanya mengaktifkan tahap kognitifnya dihipotesiskan sebagai konsumen yang paling rentan terhadap perpindahan merek karena adanya rangsangan pemasaran (Junaidi dan Dharmmesta, 2002:91). Penyebab lain

perpindahan merek adalah beragamnya penawaran produk lain dan adanya masalah dengan produk yang sudah dibeli.

2.1.11 Kebutuhan Mencari Variasi

Konsep kebutuhan mencari variasi berhubungan dengan studi marketing dan

exploratory purchase behavior seperti perpindahan merek dan perilaku inovasi. Dari

sudut pandang psikologi dihasilkan teori yang menyatakan bahwa sumber kebutuhan

mencari variasi adalah kebutuhan internal untuk stimulasi.

Schiffman dan Kanuk (2007:115) mengemukakan bahwa sifat yang

digerakkan oleh kepribadian yang persis sama dan berhubungan dengan Tingkat

Stimulasi Optimum (TSO) adalah pencari variasi atau kesenangan baru. Ketika

stimulasi (dalam bentuk kompleksitas, arousal, dan sebagainya) berada di bawah level

ideal, individu menjadi jenuh dan ia mencoba untuk lebih menghasilkan input

stimulasi melalui perilaku seperti exploration dan novelty seeking. Sebaliknya, ketika

stimulasi mengalami peningkatan melebihi level ideal, individu akan berusaha

menurunkan input stimulasi.

Kebutuhan mencari variasi adalah perilaku konsumen untuk melepaskan suatu kejenuhan karena keterlibatan rendah pada merek atau produk. Perilaku ini

dikarakteristikkan dengan sedikitnya pencarian informasi dan pertimbangan

(27)

mengaktifkan tahap kognitifnya dihipotesiskan sebagai konsumen yang paling rentan terhadap perpindahan merek karena adanya rangsangan pemasaran (Junaidi dan Dharmmesta, 2002:91). Penyebab lain perpindahan merek adalah beragamnya penawaran produk lain dan adanya masalah dengan produk yang sudah dibeli.

Peneliti dalam mengidentifikasi kebutuhan mencari variasi, metode untuk

mengetahui kebutuhan dalam keputusan mencari variasi tersebut dijabarkan lebih

konkrit ke dalam sejumlah konstruk yang disebut sebagai Exploratory Acquisition of

Product (EAP) yang dikutip dari Van Trijp (1996:291) yang telah disesuaikan

sebagai berikut:

1) Lebih suka merek yang belum pernah dicoba.

2) Merasa tertantang jika memesan merek yang belum familiar.

3) Meskipun menyukai merek tertentu, namun sering mencoba merek yang baru.

4) Tidak khawatir dalam mencoba merek baru atau berbeda.

5) Jika merek produk tersedia dalam sejumlah variasi, pasti akan mencobanya.

6) Menikmati peluang membeli merek yang tidak familiar demi mendapatkan

variasi dalam suatu pembelian.

2.2 Penelitian Terdahulu

Naibaho (2009) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Ketidak Puasan Konsumen dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap keputusan

Perpindahan Merek Handphone GSM dari Nokia Ke Sony Ericcson”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ketidak puasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi terhadap keputusan perpindahan merek handphone GSM dari Nokia ke Sony Ericsson pada mahasiswa Ekonomi S-1 reguler USU.

(28)

pengaruh lebih dominan dibandingkan dengan kebutuhan mencari variasi

terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen pengguna telepon seluler (GSM) di Universitas Kristen Petra Surabaya.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual bertujuan sebagai pedoman arah tujuan penelitian dan membantu pemilihan konsep-konsep yang diperlukan guna pembentukan hipotesisnya (Wiratha 2006:24). Menurut Howard dalam Mayasari (2005:21), kebutuhan mencari variasi adalah perilaku konsumen untuk melepaskan suatu kejenuhan karena keterlibatan rendah pada merek atau produk. Konsumen akan berusaha mencari keberagaman (variasi) merek (brand) diluar kebiasaanya atau konsumen hanya sekedar mencoba sesuatu yang baru atau mencari kebaruan dari suatu produk sesuai selera konsumen tersebut.

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan. Ketidakpuasan konsumen terjadi apabila kinerja suatu produk tidak sesuai dengan persepsi dan harapan konsumen (Kotler dan Keller, 2008:177)

Faktor – faktor penting yang mempengaruhi perpindahan merek adalah faktor harga, kualitas, promosi (Setiadi, 2003:11). Harga yang murah, kualitas yang bagus dan promosi yang menarik dapat menyebabkan perpindahan merek. Perpindahan merek (Brand switching) adalah pola pembelian yang

dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu merek ke merek yang lain (Peter dan Olson, 2000 dalam Setiya ningrum, 2005:5). Dari teori yang ada diatas maka dapat dibuat skema sistematis kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah : Ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi berpengaruh terhadap keputusan perpindahan merek handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blacberry pada siswa SMA Swasta HARAPAN-I medan.

BAB III Ketidakpuasan Konsumen (X1)

Kebutuhan Mencari Variasi (X2)

(29)

METODE PENELITIAN 3.1.Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksplanatori yang bertujuan untuk menjelaskan

hubungan antara dua variabel atau lebih. Sifat penelitian ini adalah asosiatif

merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua

variabel atau lebih.

3.2.Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SMA Swata HARAPAN-I Medan, JL

Imam Bonjol No 35. Medan, sedangkan waktu penelitian dilakukan dari bulan

Mei 201i sampai dengan Juni 2011.

3.3.Batasan Operasional

Batasan operasional penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas yaitu: Ketidakpuasan Konsumen (X1), dan kebutuhan

mencari variasi (X2).

b. Variabel terikat,yaitu perpindahan merek (Y)

3.4.Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian adalah:

a. Ketidakpuasan Konsumen (X1)

Ketidakpuasan konsumen adalah suatu keadaan dimana pengharapan

konsumen tidak sama atau lebihtinggi daripada kinerja yang diterimanya

(30)

b. Kebutuhan Mencari Variasi (X2)

Kebutuhan mencari variasi perilaku konsumen untuk melepaskan suatu

kejenuhan karena terlibatan rendah pada merek atau produk. Kebutuhan

mencari variasi ditinjau dari ciri-ciri atau sifat perilaku pembelian pencari

variasi yang terdiri dari perilaku pembelian yang bersifat penyelidikan,

penyelidikan pemakaian orang lain, dan keinovatifan pemakaian.

c. Perpindahan merek (Y)

Pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian

dari satu merek ke merek lain. Perpindahan merek ditinjau dari dimensi

kualitas produk, harga, teknologi, tempat, dan promosi.

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

(31)

Ericsson. baru atau timbulnya rasa bosan pada sesuatu yang telah lama dikonsumsi. e.Tergiur promosi

Blackberry.

Skala Likert

3.5.Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala

Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

ataupun sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:86). Untuk

keperluan analisis kuantitatif penelitian maka peneliti memberikan lima alternatif

jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 dilihat pada

Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

(32)

No. Pertanyaan Skor

3.6. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yag terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kuatntitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:55).

Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Swasta HARAPAN-1 Medan, yang

berjumlah 810 orang siswa. Berikut ini daftar populasi penelitian:

Tabel 3.3 Daftar Populasi

Kelas jenis kelamin

Murid laki-laki (Orang) Murid perempuan (Orang)

X 169 154

Sumber : SMA Swasta HARAPAN-I, Oktober 2010 (data diolah)

Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Siswi SMA Swasta

HARAPAN-I yang menggunakan handphone GSM merek Blackberry dan Sony

Ericsson dengan menggunakan rumus: (Supramono, 2003: 52)

Keterangan:

n = Jumlah sampel

Zα = Nilai Standar normal yang besarnya tergantung kepadaα Bila α = 0.05 maka Z = 1,96

Bila α = 0,1 maka Z = 1,67 p = Estimasi proporsi populasi

(33)

d = penyimpangan yang ditolerir

Berhubung p belum diketahui maka peneliti mengadakan pra survey

terhadap sekitar 30 pelajar di SMA Harapan. Para pelajar yang memenuhi kriteria

pernah memakai Sony Ericsson kemudian beralih kepada Blackberry dan yang

memakai Blackberry dan sekaligus memakai Sony Erickson adalah sekitar 23

orang yang jika dipersentasikan 75%. Dengan demikian jumlah sampel yang

mewakili populasi adalah:

n = 52.29 dibulatkan menjadi 53 orang.

Tehnik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.

Menurut sugiono (2009:61), sampel purposif adalah tehnik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu. Bahan pertimbangan dalam pemilihan sampel

dalam penelitian ini adalah :

1. Responden dalam penelitian ini adalah pelajar SMA Swasta

HARAPAN-I dari kelas X sampai dengan XHARAPAN-IHARAPAN-I yang masi aktif di bangku sekolah.

2. responden dalam penelitian ini adalah konsumen handphone GSM yang

telah berpindah merek dari Sony Ericsson ke Blackberry , dan saat ini

menggunakan merek Blackberry.

3.7.Teknik Pengumpulan Data

(34)

a. Wawancara (Interview)

Pengumpulan data atau informasi dengan cara tanya jawab (Interview)

kepada distributor Blackberry berlandaskan pada tujuan penelitian.

b. Daftar pertanyaan (Questionare)

Pada penelitian ini dilakukan dengan alat bantu yaitu dengan menyebarkan

daftar pertanyaan kepada responden yaitu Siswa Siswi SMA Swasta

HARAPAN-I Medan.

c. Studi Dokumentasi

Dengan memperoleh data melalui buku-buku, internet, dan literatur yang

ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.pada lokasi penelitian.

Data primer diperoleh dengan

3.8.Jenis Dan Sumber Data

Jenis data penelitian ini adalah:

1). Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui tehnik pengumpulan data

yaitu wawancara kepada distributor dan penyebaran questionare secara

langsung terhadap pelajar SMA Swasta HARAPAN-I Medan.

2). Data Sekunder

Sumber-sumber tertulis dan data yang diperoleh melalui media perantara, yaitu

media cetak mengenai sejarah organisasi/perusahaan, buku, jurnal-jurnal

penelitian, dan literatur.

(35)

Menurut Sugiyono (2005), “Jika nilai validitas setiap pertanyaan lebih

besar dari nilai koefisien korelasi (r) 0,30 maka butir pertanyaan dianggap sudah

valid”.

Menurut Ghozali (2005), “Uji validitas dipergunakan untuk mengukur sah

atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut”.

Uji validitas dilakukan dengan metode sekali ukur (one shot methode),

dimana pengukuran dengan metode ini cukup dilakukan satu kali dengan kriteria

pengambilan keputusan sebagai berikut:

Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut valid.

Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak

valid (Pratisto, 2004).

Menurut Ghozali (2005), “Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu; 1) Repeated Measure atau pengukuran ulang; 2) One Shot

atau pengukuran sekali saja”.

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian

(36)

diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu, dalam hal ini teknik yang digunakan

adalah teknik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Ghozali, 2005).

3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data

yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, kemudian disajikan sehingga

diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil

perhitungan.

3.10.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis

regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian: (1)

Normalitas, (2) Multikolinieritas, (3) Heteroskedasitisitas. Uji asumsi klasik

merupakan penggunaan dari metode original least square dalam menghitung

persamaan regresi.

3.10.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji

Kolmogrov-Smirnov (K-S), dimana jika angka signifikansi yang di

tunjukkan dalam tabel lebih kecil dari pada alpha 5%, maka dapat

dikatakan data tidak memenuhi asumsi normalitas, sedangkan sebaliknya

apabila angka signifikansi didalam tabel lebih besar dari alpha 5% maka

(37)

Cara untuk melihat normalitas residual adalah melalui grafik (Histogram

dan Normal P-Plot) dan analisis statistik yakni:

a. Analisis grafik, yaitu dengan melihat grafik histogram dan grafik

Normal P-Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari

distribusi normal. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1. Jika data menyebar disekitar garis normal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogram nya menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan garis miring atau tidak

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak

menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

b. Analisis statistik, yakni dengan melihat uji statistik Non-Parametrik

Smirnov (K-S). Apabila hasil atau nilai

Kolmogrov-Smirnov (K-S) dan nilai Asymp.sig (2-tailed) atau probabilitasnya di

atas 0,05, maka data telah memenuhi asumsi normalitas.

3.10.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah data ditemukan

korelasi diantara variabel bebas (independet variabel). Jika terjadi

korelasi maka terdapat masalah multikolinieritas. Pada model regresi

yang baik tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya. Gejala ini

dapat di deteksi dengan nilai Tolerance dan nilai Variance Factor (VIF).

(38)

1/Tolerance). Nilai Cutoff atau batas yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 0,10 ,

atau sama dengan nilai VIF 0,10. Setiap peneliti harus dapat menentukan

tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai nilai Tolerance =

0,10 sama dengan tingkat kolinieritas 0,95 (Ghozali, 2005:49).

3.10.2.3 Uji Heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakan dalam sebuah

variabel model regresi terjadi ketidaksamaan dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual tetap,

maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heteroskedastisitas yang dapat dilakukan dengan melihat grafik plot, dan

uji park. Park mengemukakan metode bahwa varians (S2) merupakan

fungsi variabel-variabel bebas. Uji ini dilakukan dengan menguadratkan

nilai residual (U2i) dari model kemudian kuadrat residual dilogaritmakan

(LnU2i). Kemudian nilai logaritma dari kuadrat residual dimasukkan

sebagai variabel terikat dalam persamaan regresi yang baru. Jika angka

signifikansi t yang diperoleh dari persamaan regresi yang baru lebih

besar dari alpha 5%, maka dikatakan tidak terdapat heterokedastisitas

dalam data model. Sebaliknya, jik angka signifikansi yang diperoleh

lebih kecil dari alpha 5%, maka dapat dikatakan terdapat

heteroskedastisitas dalam data model (Ghozali, 2005:55).

Cara menguji terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan

(39)

1. Jika ada pola tertentu seperti titik yang ada membentuk pola teratur,

maka telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, titik meyebar di atas dan dibawah angkas

0 (nol) maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.10.3 Analisis Regresi Berganda

Metode analisis data penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.

regresi linier berganda (multiple linier regression method) dengan menggunakan

pengolahan data melalui SPSS (Statistical Package for Social Science). Dengan

demikian model analisis adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana:

Y = Perpindahan Merek a = Konstanta

b1,b2 = Kofisien Regresi

X1 = Ketidakpuasan Konsumen

X2 = Kebutuhan Mencari Variasi

e = Eror of term

Parameter persamaan regresi linier berganda tersebut dapat menunjukkan

koefisien regresi atas setiap variabel bebas (independent variable), positif atau

negatif. Koefisien regresi b akan bernilai positif jika menunjukkan hubungan

searah anatar variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat

(dependent variable). Artinya kenaikan variabel bebas akan mengakibatkan

kenaikan variabel terikat dan sebaliknya, penuruan variabel bebas akan

menurunkan variabel terikat. Koefisien regresi b akan bernilai negatif jika

menunjukkan hubungan yang berlawanan arah antara variabel bebas dengan

(40)

variabel terikat dan sebaliknya, penurunan variabel bebas akan menaikkan

variabel terikat.

3.10.4. Pengujian Hipotesis a. Uji Serempak (Uji- F)

Uji serempak atau Uji-F ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan

menyeluruh dari variabel bebas yakni b1, b2 untuk dapat menjelaskan

tingkah laku variabel Y. Uji-F juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah

semua variabel bebas memiliki koefisien regresi sama dengan nol. Hipotesis

yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0 : b1, b2 = 0 (Ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi

secara serempak atau simultan tidak memiliki pengaruh terhadap

perpindahan merek handphone GSM Dari Sony Ericsson ke Blackberry

Pada Siswa SMA Swasta HARAPAN-1 Medan).

Ha : bi ≠0, i = 1,2(Ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi

secara serempak atau simultan memiliki pengaruh terhadap perpindahan

merek handphone GSM Dari Sony Ericsson ke Blackberry Pada Siswa

SMA Swasta HARAPAN-1 Medan).

Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel, dengan

ketentuan jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel atau signifikansi Fhitung lebih

kecil dari alpha 5% maka H0 ditolak dan Ha diterima. Disimpulkan bahwa

variabel bebas (independent variable) dalam model mempengaruhi variabel

terikat (dependent variable). Demikina pula sebaliknya apabila Fhitung lebih

(41)

bebas dalam model secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel

terikat.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel, dengan

ketentuan jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel atau signifikansi Fhitung lebih

kecil dari alpha 5% maka H0 ditolak dan Ha diterima. Disimpulkan bahwa

variabel bebas (independent variable) dalam model mempengaruhi variabel

terikat (dependent variable). Demikina pula sebaliknya apabila Fhitung lebih

kecil dari Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya bahwa variabel

bebas dalam model secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel

terikat.

b. Uji Parsial (Uji-t)

Uji parsial atau uji-t adalah untuk menguji apakah suatu variabel bebas

berpengaruh secara individu terhadap variabel terikatnya. Hipotesis yang

akan diuji penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : bi ≠0, (Ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi secara

parsial tidak memiliki pengaruh terhadap perpindahan merek handphone

GSM Dari Sony Ericsson ke Blackberry Pada Siswa SMA Swasta

HARAPAN-1 Medan).

H0 : bi ≠0,(Ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi secara

parsial memiliki pengaruh terhadap perpindahan merek handphone GSM

Dari Sony Ericsson ke Blackberry Pada Siswa SMA Swasta HARAPAN-1

Medan)

Mengetahui apakah suatu variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata

(42)

atau signifikansi thitung lebih kecil dari alpha 5% maka H0 ditolak dan Ha

diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (independent variable)

dalam model secara parsial mempengaruhi variabel terikat (dependent

variable). Demikian sebaliknya apabila thitung lebih kecil dari ttabel maka H0

diterima dan Ha ditolak artinya variabel bebas (independent variable) dalam

model secara parsial tidak mempengaruhi variabel terikat (dependent

variable)

BAB IV

(43)

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Blackberry

Blackberry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan

Kanada, Research In Motion (RIM). Didirikan oleh seorang imigran Yunani di

kota Waterloo, Kanada.

4.1.2. Sejarah RIM (Research In Motion)

Kisah sukses Research In Motion Ltd, berawal dari seorang pemuda

Yunani bernama Mike Lazardis, yang pada tahun 1967 berimigrasi dari Turki ke

Kanada untuk mewujudkan mimpi dan merubah nasibnya. Ia sempat kuliah di

Universitas Waterloo, mendalami Teknik Elektro, namun karena sesuatu hal ia

dikeluarkan.

Pada tahun 1984, dengan modal pinjaman dari teman dan keluarganya,

Lazarsis dan dua temannya mendirikan RIM di Waterloo, Ontario

Kanada.Kontrak kerja pertamanya datang dari General Motor Kanada untuk

mengerjakan otomatisasi industri. Pada tahun pertamanya, dari berbagai kontrak

kerja, RIM berhasil mendapatkan penghasilan $1 juta dengan karyawan sekitar 12

orang.

Pada tahun 1987, RIM menerima kontrak dari Roger Cantel Mobile

Comminications, operator pager dan telepon seluler.Dalam kontraknya, RIM

bertugas mencari tahu potensi dari sistim jaringan digital nirkabel baru yang di

kenalkan Ericsson. RIM berhasil membuat modem radio nirkabel berukuran mini

pada tahun 1990. Modem buatan RIM banyak dipakai oleh perusahaan untuk

(44)

Pada tahun 1991 RIM mengembangkan software untuk mendukung sistim

e-mail nirkabel. RIM bekerja sama dengan dua perusahaan besar seperti Ericsson,

dan Anterior Technologi. Ericsson berhasil mengenalkan modem radio portabel th

1992, Anterior Technologi bertugas menyediakan gateway untuk sistim e-mail

sementara RIM akan meyediakan aplikasi pemograman. Kerjasama tiga pihak ini

berhasil menciptakan sistim e-mail nirkabel dengan konektivitas tak terputus.

Pada tahun 1996, RIM dalam mengembangkan bisnis perangkat e-mail

nirkabel mengenalkan pager yg di beri nama Inter@ctive pager. Saat diluncurkan

ke publik tahun 1997, Inter@ctive pager yang dijual seharga $675 menjadi produk

yang sangat populer dan digemari.

Pada tahun 1998 RIM mendapat banyak kontrak untuk membuat

Inter@ctive pager bagi banyak perusahaan besar seperti IBM, Panasonic Corp,

Mobile Integrated Technologies, dan Telxon Corp. Akhhir 1998 RIM

mengenalkan versi upgrade dari Inter@ctive pager yang lebih hebat, kecil, murah

dan punya daya tahan lebih lama.

Setelah dua produk Inter@ctive pager sukses di pasaran, akhirnya pada

tahun 1999, RIM memutuskan untuk fokus di perangkat e-mail koorporat dengan

mengenalkan produk barunya, yaitu BlackBerry.Sejak saat itu BlackBerry terus

berkembang baik dari sisi perangkatnya yang makin canggih, solusi layanan, serta

perusahaan hardware dan software yang mendukungnya

4.1.3. Profil Blackberry

BlackBerry ingin dinamakan pocket link sebuah nama yang fungsional tapi

(45)

dengan buah strawberry, tapi terkesan terlalu jinak, Sehingga dinamakan

Blackberry, nama yang akrab tapi cerdas.

Blackberry pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan

Desember 2004 oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub.Perusahaan Starhub

merupakan pengejewantahan dari RIM yang merupakan rekan utama Blackberry.

Di Indonesia, Starhub menjadi bagian dari layanan dalam segala hal teknis

mengenai instalasi Blackberry melalui operator Indosat. Indosat menyediakan

layanan Blackberry Internet Service dan Blackberry Enterprise Server.

Pasar Blackberry kemudian diramaikan oleh dua operator besar lainnya di

tanah air yakni Excelkom dan Telkomsel.Excelkom menyediakan dua pilihan

layanan yaitu Blackberry Internet Service dan Blackberry Enterprise Server+

(BES+).

BES adalah layanan gabungan dari BES dan BIS, ditujukan bagi

pelanggan korporasi sehingga pelanggan dapat menerima dan mengirim email

kantor yang berbasis Microsoft Exchange, Novel Wise, Lotus Domino dan 10

akun e-mail berbasis POP3/IMAP melalui telepon genggam. Sementara, operator

Telkomsel hanya menyediakan Blackberry sebagai bagian dari layanan korporasi

dengan Blackberry Enterprise Server.

Layanan Blackberry hanya bisa diakses melalui smartphone Blackberry

saja. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, ketiga operator ini telah

menyediakan fasilitas Blackberry Connect yang memungkinkan Blackberry

Internet Solution diakses melalui smartphone jenis lain seperti Nokia (9500, N-9300, N-9300i, E61), Sony Ericsson P910i, M600i, Palm Treo, Dopod, dan

(46)

4.1.4. Sejarah Singkat Sony Ericsson

Sony (saat itu nama perusahaannya menggunakan bahasa Jepang “Tokyo

Tsushin Kogyo”) merupakan perusahaan terbesar di Jepang dan juga di dunia yang

diperdagangkan dalam bursa saham Tokyo (6758) dan bursa saham New York

(SNE melalui ADR). Kata Sony diserap dari bahasa latin“Sonus” yang berarti

akar dari sonik dan bunyi, dan serapan dari bahasa Inggris “Sonny” yang diartikan

sebagai anak kecil yang memiliki arti adanya sekelompok anak muda yang

berusaha keras menciptakan inovasi yang tidak terbatas. Sony didirikan pada Mei

1946 sebagai perusahaan elektronik yang saat itu baru memiliki 20 karyawan

dengan hasil produksi pertama ialah alat penanak nasi (1940). Sekitar tahun 1958

Tokyo Tsushin Kogyo resmi mengganti nama perusahaan menjadi Sony

Corporation.

Perkembangan perusahaan Sony Music Entertainment pada tahun 2004

berhasil melakukan merger dengan BMG menjadi Sony BMG Music yang

disetujui oleh Uni Eropa dan juga bersama RIAA Universal menguasai 60% pasar

musik dunia. Kemudian pada tahun yang sama, Sony membeli perusahaan Metro

Goldwyn-Mayer seharga US$5 milyar dan masih menyisihkan hutang sebesar US$2 milyar.

Dalam produksi film, Sony Pictures Entertainment bekerja sama dengan

Colombia Pictures, TriStar pictures, Mandalay Entertainment, Phoenix Pictures,

Sony Pictures Classics, Sony Pictures Entertainment, Colombia-TriStar Home

Video, Truimph Films, Metro-Goldwyn Mayer, United Artist, Screen Gems. 1

(47)

Records, Epic Records, Legacy Recordings, Sony Classical, Sony Nashville, dan

Sony Wonder. Dalam bisnis Handphone bersama dengan Ericsson menciptakan

hasil karya baru Sony Erricsson.Dalam bidang Video menghasilkan produk

PlayStation dan juga Tape Recorder dan juga Hardware komputer.

Sedangkan dengan perusahaan Ericsson yang didirikan oleh Larn Magnus

Ericsson (1876) merupakan perusahaan besar di Swedia yang berpusat di

Kista.Awalnya Larn membangun sebuah toko perbaikkan telegram dan

memperbaiki telepon asing oleh Carl Johan Anderson yang berpusat di Stockholm

(1876).Pada tahun 1878 Ericsson mulai menjual sendiri peralatan telepon dan

switchboards untuk perusahaan telekomunikasi pertma di Swedia, Stockholm

Allmanna Tellefonaktiebolag.

Ericsson memutuskan untuk membuat chip di philips facility. Namun,

sejak kebakaran yang menimpa pabrik tersebut, Ericsson menderita kerugian

akibat pemasaran produk yang tertunda.Selang kejadian tersebut Ericsson

mengalami kerugian yang sangat besar. Oleh karena itu, Ericsson memutuskan

untuk melakukan penggabungan atau merger dengan perusahan asia yang dapat

menghasilkan biaya yang lebih rendah untuk pemasaran handset. Lalu

bergabunglah perusahan Sony dan Ericsson pada Agustus 2001 dengan

menandatangani syarat-syarat penggabungan kedua perusahaan dan segera

diumumkan pada bulan april 2001. Akhirnya terbentuklah sebuah perusahaan

besar yang namanya sudah tidak asing hingga saat ini yaitu Sony Ericsson

(oktober 2001) dengan nama lengkap Sony Ericsson Mobile Communication AB.

Sony Ericsson menjadi perusahaan terbesar ke enam setelah Nokia, Samsung, LG,

Gambar

Gambar 2.1 kerangka Konseptual....................................................... 24
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.2 berikut ini:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pack cyanidng merupakan proses difusi thermo kimia yang melibatkan penambahan unsur karbon dan nitrogen secara simultan untuk memproduksi layer campuran monofose besi nitrida Fe

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi yang mencakup Dukungan Atasan, Kejelasan Tujuan, dan Pelatihan terhadap Kegunaan

langsung dari tempat penelitian. 25 Penggunaan metode ini adalah untuk memperoleh data tentang kegiatan yang berkaitan dengan. keadaan dan operasional dari

Gunawan, 2014 Hasil penelitian ini ditemukan bahwa penggunaan e-banking berpengaruh langsung dan signifikan terhadap minat untuk menggunakan Internet banking. Indah, 2016

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan Pengaruh Kualitas Sistem Informasi dan Kualitas Informasi terhadap Kepuasan Pengguna Software Powerpro.. Penelitian ini

suis dalam babi menggariskan objektif Negara Malaysia untuk mencapai status bebas dengan vaksinasi dari penyakit Brusela dalam semua jenis ternakan yang boleh dijangkiti

[r]

Because “Pix4UAV” implements GCPs within the orientation process and automatically measured image points can be applied higher accuracies in contrast to